1 PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan jaman, pendidikan yang lebih tinggi semakin dirasa perlu untuk mengikuti perkembangan jaman.Saat ini, untuk mencari pekerjaan, perusahaan-perusahaan banyak yang mensyaratkan lulusan jenjang pendidikan S1 dari berbagai jurusan.Hal ini menyebabkan semakin banyak anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di berbagai perguruan tinggi ternama untuk memudahkan dalam pencarian kerja. Pada umumnya Perguruan Tinggi yang memiliki reputasi yang bagus sebagian besar terdapat di Pulau Jawa. Oleh sebab itu, banyak anak lulusan SMA baik dari Pulau Jawa itu sendiri atau dari luar Pulau Jawa, misalnya Pulau Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan berbondong-bondong melanjutkan pendidikan Perguruan Tinggi di Pulau Jawa. Dalam hal ini, peneliti ingin memfokuskan pada Perguruan Tinggi yang ada di Salatiga, Jawa Tengah yaitu di Universitas Kristen Satya Wacana. Pada kenyataannya, mahasiswa yang kuliah di UKSW tidak semua berasal dari Salatiga dan sekitarnya seperti Solo, Semarang, dan lain-lain.Tapi banyak juga yang berasal dari Pulau Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, bahkan sampai ke Pulau Papua/Irian. Jarak yang jauh mungkin saja dapat menyebabkan stres pada mahasiswa tersebut karena jika mereka tidak pulang maka mereka tidak bisa berkumpul bersama keluarga, teman-teman, dan tidak dapat merasakan suasana rumah.Selain itu, masalah yang sering timbul pada mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa ini adalah masalah adaptasi terhadap bahasa, budaya, cara berpikir, berperilaku dan bertindak yang berbeda dengan mahasiswa dan masyarakat lokal. Jika mahasiswa-mahasiswa tersebut tidak dapat segera 2 beradaptasi dengan mahasiswa lain, masyarakat dan lingkungan sekitar maka hal tersebut dapat menyebabkan para mahasiswa tersebut mengalami stres. Jauhnya mereka dari orang tua dan keluarga mereka juga bisa menimbulkan stres dalam mereka belajar (Khoerniawan, 2009). Stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh seseorang ketika terdapat tekanan-tekanan. Tekanan-tekanan tersebut berhubungan dengan belajar dan kegiatan kuliah, contohnya banyaknya tugas dari dosen, saat menjelang ujian, dan hal-hal yang lain (Alvin, 2007). Stres yang terjadi di lingkungan kuliah dalam aktifitas belajar juga bisa disebut dengan stres dalam belajar.Jadi stres dalam belajar/perkuliahan adalah suatu respon atau perasaan yang tidak mengenakkan yang dialami oleh seseorang yang dipengaruhi oleh individu dan situasi eksternal sehingga menimbulkan akibat-akibat khusus secara psikologis maupun fisiologis terhadap seseorang. Erat kaitannya dengan stres dalam belajar yang juga memiliki dampak yang sama pada mahasiswa (Mulyani, 2012). Dalam hal ini peneliti ingin mencari perbedaan stres dalam perkuliahan pada mahasiswa baru yang berasal dari Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Sebagaimana diketahui mahasiswa baru yang baru saja lepas dari jenjang pendidikan SMA harus beradaptasi dengan lingkungan baru, apalagi bagi yang berasal dari luar Pulau Jawa, yang sebelumnya terbiasa tinggal dekat dengan orang tua dan keluarganya. Apakah mereka akan mengalami stres dalam perkuliahan karena harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan jauh dari keluarga. Adakah perbedaan stres dalam perkuliahan pada 3 mahasiswa Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, karena mahasiswa yang dari Pulau Jawa cenderung lebih dekat dengan keluarganya. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: “Apakah ada perbedaan stres dalam perkuliahan antara Mahasiswa Pulau Jawa dan mahasiswa Luar Pulau Jawa pada Mahasiswa Tahun Pertama di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ?” LANDASAN TEORI Stres dalam Perkuliahan Stres merupakan suatu gejala umum yang bisa dialami oleh siapa saja, terlebih pada mereka yang mengalami situasi dan lingkungan yang penuh tekanan. Menurut Kamus Psikologi karangan Chaplin (2011), stres adalah satu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut Selye (dalam James, 1996) stres adalah suatu tanggapan penyesuaian, diperantarai oleh perbedaan-perbedaan individual dan proses-proses psikologis atau salah satunya, akibat dari setiap tindakan lingkungan, situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan fisik berlebihan kepada seseorang. Menurut Hardjana (2000) stres merupakan suatu keadaan atau kondisi yang tercipta pada orang yang mengalami tekanan dan hal yang dianggap mendatangkan tekanan membuat orang yang bersangkutan melihat ketidak-sepadanan entah nyata atau tidak nyata antara keadaan atau kondisi dan sistem sumber daya biologis dan sosial yang apa adanya. 4 Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan pengertian stres adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang timbul dari dalam diri maupun dari interaksi dengan lingkungan yang mendatangkan tekanan yang mengancam atau membahayakan. Kuliah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti "pelajaran yang diberikan" atau "ceramah". Namun pada umumnya kata "kuliah" dikaitkan dengan perguruan tinggi atau pendidikan tinggi yang sering diartikan sebagai proses belajar atau proses pembelajaran (Yuliani, 2011). Perkuliahan merupakan kegiatan tatap muka/pertemuan antara dosen dan mahasiswa yang bertujuan untuk menyampaikan materi mata kuliah. Kegiatan dalam perkuliahan dapat berupa ceramah, tanya jawab, presentasi, tugas-tugas, ujian tengah semester, ujian akhir semester atau kegiatan lain sesuai dengan karakteristik mata kuliah dengan harapan materi mata kuliah dapat dipahami oleh mahasiswa (Pedoman Akademik Universitas Narotama, 2012). Tugas dosen dalam mengajar di kelas antara lain : menjelaskan tujuan instruksional, menjelaskan materi perkuliahan, memberi contoh-contoh, memberi latihan dan tugas, memberi tes evaluasi, menyediakan waktu bimbingan dan memberi umpan balik tugas serta memberikan perkuliahan sesuai jadwal (Pedoman Akademik Universitas Narotama, 2012). Dalam rangka penyelenggaraan kuliah, asistensi, dan praktikum dosen/asisten wajib memberikan rencana pokok bahasan, pustaka acuan utama yang digunakan, dan ketentuan-ketentuan tertulis tentang bobot relatif masing-masing tugas dan/atau tes, sistem penilaian, serta hal-hal lain yang dirasa perlu (Peraturan 5 Penyelenggaraan Kegiatan Akademik Dalam Sistem Kredit Semester Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 2012). Berdasarkan dari kesimpulan pengertian stres dan perkuliahan, maka dapat diuraikan bahwa stres dalam perkuliahan merupakan respon fisik atau psikis karena seseorang/mahasiswa sedang menghadapi tekanan yang berhubungan dengan belajar atau kuliahnya. Aspek-aspek Stres Menurut Hardjana (2000) ada 4 aspek stres yang dialami oleh seseorang diantaranya adalah : a. Aspek emosional : aspek ini lebih berhubungan pada perubahan emosi pada seseorang yang menderita stres yang terkadang berupa gelisah, cemas, suasana hati berubah, agresif terhadap orang lain, dan mudah untuk bermusuhan. b. Aspek fisikal : aspek ini berhubungan dengan fungsi fisik seseorang yang terganggu, yang beberapa gejalanya sulit tidur, sakit kepala, gangguan pencernaan, keringat berlebihan, tekanan darah meningkat, selera makan berubah dan kehilangan daya energi. c. Aspek intelektual : aspek intelektual ini berhubungan dengan ketidakmampuan seseorang untuk mengelola fungsi intelektualnya, contohnya sulit berkonsentrasi, mudah lupa, kehilangan rasa humor yang sehat, sulit untuk memutuskan sesuatu, suka melamun berlebihan. d. Aspek interpersonal : aspek ini sangat erat kaitannya dengan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan hubungan dengan orang lain di sekitarnya. Beberapa gejala yang muncul 6 adalah acuh, mendiamkan orang lain, menyalahkan orang lain dan menutup diri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek stres antara lain : aspek fisik seperti sakit kepala, tekanan darah tinggi, keringat berlebihan, sakit pada bagian tubuh tertentu, sulit tidur. Aspek emosi seperti gelisah atau cemas, mudah tersinggung, depresi, putus asa, merasa diabaikan. Aspek interpersonal seperti kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, mendiamkan orang lain, selera humor hilang. Aspek intelektual seperti sulit berkonsentrasi, berfikir negatif, mudah lupa, suka melamun. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Stres Faktor-faktor yang memengaruhi stres menurut Smet (1994) yaitu bersumber : a. Sumber-sumber stres di dalam diri seseorang Stres akan muncul dalam seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama. Tiga jenis pokok dari konflik : b. 1. Konflik perdekatan / perdekatan 2. Konflik penghindaran / penghindaran 3. Konflik perdekatan / penghindaran Sumber-sumber stres di dalam keluarga Stres di sini dapat bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda. c. Sumber-sumber stres di dalam komunitas dan lingkungan 7 Interaksi subjek di luar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stres. Beberapa pengalaman stres bersumber dari pekerjaannya, dan lingkungan yang stressful sifatnya. Khususnya “occupational stress” telah diteliti secara luas. Tempat Tinggal/Daerah Asal Mahasiswa Daerah asal adalah daerah yang ditetapkan darimana calon transmigran dipindahkan atau berpindah (Pasal 1 Huruf d UU Nomor 3 Tahun 1972 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Transmigrasi). Daerah asal adalah tempat darimana seseorang berasal. Dalam hal ini peneliti membagi daerah asal menjadi dua bagian, yaitu Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Dalam arti dikhususkan pada mahasiswa yang berasal dari Pulau Jawa dan mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa. Definisi mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan Siswa, atau pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi manusia terpelajar yang paripurna. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Dalam hal menuntut ilmu ada banyak orang yang pergi ke luar dari pulaunya ke pulau lain demi mendapatkan pendidikan yang lebih bagus yang diinginkan. Yang dimaksud dengan tempat tinggal atau daerah asal mahasiswa disini yaitu tempat darimana seorang mahasiswa berasal. Dalam hal ini dikhususkan pada mahasiswa/pelajar tertinggi yang berkuliah di UKSW yang berasal dari Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.Bagi mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa, hal ini mengharuskan mereka pergi dari tempat 8 asal mereka untuk sementara waktu, dan tinggal di lingkungan baru yang berbeda bagi mereka. Dalam penelitian ini peneliti membagi mahasiswa dalam 2 bagian : 1) Mahasiswa Pulau Jawa 2) Mahasiswa Luar Pulau Jawa Hubungan Antara Stres dalam Perkuliahan Mahasiswa Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa pada Mahasiswa Tahun Pertama di Fakultas Psikologi UKSW Salatiga Stres dalam perkuliahan adalah perasaan yang dihadapi oleh seseorang ketika terdapat tekanan-tekanan. Tekanan-tekanan tersebut berhubungan dengan belajar dan kegiatan kuliah, contohnya banyaknya tugas dari dosen, saat menjelang ujian, dan hal-hal yang lain (Alvin, 2007). Stres yang terjadi di lingkungan kuliah dalam aktifitas belajar juga bisa disebut dengan stres dalam belajar. Jadi stres dalam perkuliahan adalah suatu respon atau perasaan yang tidak mengenakkan yang dialami oleh seseorang yang dipengaruhi oleh individu dan situasi eksternal sehingga menimbulkan akibatakibat khusus secara psikologis maupun fisiologis terhadap seseorang. Yang dimaksud mahasiswa Pulau Jawa adalah mahasiswa yang berasal dari Pulau Jawa, baik dari kota Salatiga sendiri, atau dari luar Salatiga contohnya seperti kota Semarang, Ungaran, Solo, Sragen, Wonosobo, dan lain-lain. Sementara mahasiswa dari luar Pulau Jawa yaitu yang berasal dari daerah selain Pulau Jawa contohnya seperti Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Dan tentunya yang bersama-sama kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga khususnya yang mengambil jurusan Psikologi 9 angkatan tahun pertama yaitu tahun 2013. Stres belajar mahasiswa adalah respon fisik atau psikis yang dialami mahasiswa itu sendiri. Dalam penelitian Gunawan (2009) disebutkan bahwa rasa rindu pada orang tua juga terkadang menjadi tantangan tersendiri bagi para mahasiswa tahun pertama yang tinggal di tempat kost. Selain muncul karena individu dihadapkan dengan masalah mengurus segala keperluannya sendiri, rasa rindu tersebut juga terkadang membuatnya menjadi malas dan takut untuk melakukan berbagai hal. Keinginan terbesar individu adalah pulang ke rumah. Hal ini akan menyebabkan stres pada individu dan bisa mengganggu belajarnya. Perasaan rindu yang terus menerus dapat mengakibatkan kurangnya konsentrasi dan kemampuan untuk tampil, terus berpikiran kosong dan kegagalan kognitif yang berpengaruh pada kesuksesan individu dalam beradaptasi dengan kehidupan baru mereka sebagai mahasiswa (Burt, 1993). Berdasarkan uraian-uraian masalah diatas, maka dapat ditarik kemungkinan mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa yang lebih mengalami stres belajar. Dikarenakan mereka tinggal jauh dari keluarga mereka dan tinggal di lingkungan baru dan berbeda dengan tempatasal mereka sebelumnya. Serta kurangnya dukungan langsung dari keluarga yang dapat memotivasi mereka dalam belajar. HIPOTESIS PENELITIAN A. Hipotesis Empirik Berdasarkan uraian penjelasan tersebut di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : Ada perbedaan stres dalam perkuliahan antara mahasiswa pulau Jawa dan mahasiswa luar pulau Jawa pada mahasiswa tahun pertama 10 di Fakultas Psikologi UKSW. Mahasiswa luar pulau Jawa lebih mengalami stres dalam perkuliahan dibandingkan dengan mahasiswa pulau Jawa. B. Hipotesis Statistik Ho : µ1 = µ2, perkuliahan Tidak ada perbedaan stres dalam antara mahasiswa Pulau Jawa dan mahasiswa luar Pulau Jawa pada mahasiswa tahun pertama di Fakultas Psikologi UKSW. H1 : µ1 ≠ µ2, Ada perbedaan stres dalam perkuliahan yang signifikan antara mahasiswa Pulau Jawa dan mahasiswa luar Pulau Jawa pada mahasiswa tahun pertama di Fakultas Psikologi UKSW. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi yang berkuliah di Universitas Kristen Satya Wacana, yang berasal dari Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, khususnya mahasiswa angkatan tahun pertama yang berjumlah sekitar 173 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah subjek yang diambil untuk mewakili atau sebagian dari populasi sebagai sasaran penelitian, Bungin (2008).Teknik sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik insidental sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012). 11 Metode Pengambilan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survey dengan menggunakan kuisioner (angket) yaitu metode pengumpulan data yang menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau diisi oleh sejumlah subjek dan berdasarkan atas jawaban atau isian tersebut. Peneliti mengambil kesimpulan mengenai subjek yang diteliti (Suryabrata, 1993 dalam kurniawan, 2008). Kuesioner adalah satu set pertanyaan / pernyataan yang membahas satu topik tunggal atau satu set topik yang saling berkaitan yang harus dijawab oleh responden. Metode kuesioner ini digunakan untuk variabel stres dalam perkuliahan. Sistem penilaian angket dalam penelitian ini mengacu pada skala Likert yang dimodifikasi oleh Hadi, 1991 (dalam Eko Wibowo, 2005). Alternatif jawaban yang diberikan adalah Jarang (J), Tidak Pernah (TP), Sering (S), dan Selalu (SL), dengan skor berkisar antara 1 – 4. Penyusunan skala ini dikelompokkan dalam 40 item favourable. HASIL PENELITIAN Daya Diskriminasi Item dan Reliabilitas Alat Ukur Angket stres dalam perkuliahan ini terdiri dari 40 item soal favourable. Langkah-langkah pengujian validitas menggunakan korelasi pearson product moment. Setelah koefisien korelasi diperoleh, selanjutnya adalah menguji apakah korelasi yang didapat benar-benar signifikan atau tidak.Item dikatakan dapat dipakai apabila koefisien korelasi item total ≥0,30 (Azwar, 2012). Pengujian alat ukur stres dalam perkuliahan menggunakan bantuan perangkatlunak (software) paket SPSS for windows versi 16. 12 Berdasarkan pengujian yang dilakukan sebanyak 2 kali dengan koefisien korelasi item total ≥0,30 didapatkan hasil 4 item gugur. Sehingga dari hasil dari output uji validitas dengan menggunakan SPSS 16.0 harus dipilih item-item yang memenuhi syarat ≥0,30 dan diperoleh ada 4 item yang kurang dari 0,30 sehingga ke-4 item tersebut gugur. Dari pengujian korelasi tersebut didapatkan hasil ada 36 item yang valid dan ada 4 item yang tidak valid atau gugur. Reliabilitas skala stres dalam perkuliahan diukur dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS 16.0 Setelah 4 item yang tidak valid dibuang diperoleh koefisien =0,914. Menurut Azwar (2012) jika koefisien Alpha lebih dari 0,9 maka menunjukkan bahwa reliabilitas alat ukur termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skala stres dalam perkuliahan yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini juga termasuk dalam kategori sangat baik baik atau reliabel. Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov yang dihitung dengan program SPSS 16.0. Data dikatakan berdistribusi normal jika angka signifikansi (SIG) lebih dari 0,05. Dilakukan dengan cara menghitung jumlah total 140 item (81 mahasiswa Jawa & 59 mahasiswa luar Jawa) dan didapatkan hasil : 13 Tabel 1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test mhs_jawa mhs_luarjawa N 81 59 74.284 74.78 14.48554 14.40315 Absolute .110 .068 Positive .110 .068 Negative -.047 -.062 Kolmogorov-Smirnov Z .989 .522 Asymp. Sig. (2-tailed) .282 .948 Normal Parameters Mean a Std. Deviation Most Extreme Differences a. Test distribution is Normal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada tabel 4.7 di atas, kedua variabel memiliki signifikansi p>0,05. Variabel mahasiswa Jawa memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,989 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,282 (p>0.05). Oleh karena nilai signifikansi p>0,05, maka data mahasiswa Jawaberdistribusi normal. Hal ini juga terjadi pada variabel mahasiswa luar Jawa yang memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,522 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,948. Dengan demikian data mahasiswa luar Jawa juga berdistribusi normal. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis independent sample t test. 14 Tabel 2 Tabel Uji Homogenitas Stres dalam Perkuliahan Test of Homogeneity of Variances Stres dalam perkuliahan Levene Statistic df1 .003 df2 1 138 Sig. 0.954 Hasil dari tes homogenitas, didapat hasil Nilai Sig sebesar 0.954 (lebih besar dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data mempunyai varian sama atau homogen. Uji Independent Sample t Test Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. 15 Tabel 3 Independent Samples Test skor_stres Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F .003 Sig. .954 t-test for Equality of Means t -.200 -.201 df 138 125.541 Sig. (2-tailed) .841 .841 Mean Difference -.49571 -.49571 Std. Error Difference 2.47339 2.47116 Lower -5.38635 -5.38623 Upper 4.39493 4.39481 95% Confidence Interval of the Difference Karena data homogen, maka yang dibahas selanjutnya hanya pada kolom equal variances assumed. Dari data diatas terlihat jika nilai t hitung = -0,200 (sig p>0,05) yang artinya tidak ada perbedaan stres antara mahasiswa Jawa dan luar Jawa. Tabel 4 Descriptive Statistics Minimu m Maximum Mean N Std. Deviation Mahasiswa Jawa 81 50 114 74,284 14,486 Mahasiswa Luar Jawa 59 46 106 74,78 14,403 PEMBAHASAN PENELITIAN 16 Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji beda t hitung, diperoleh nilai thitung sebesar -0,200 dengan nilai signifikansi sebesar 0,954 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan stres dalam perkuliahan yang signifikan antara mahasiswa Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesisnol (H0) diterima dan menolak hipotesis alternatif (Ha) yang berarti tidak ada perbedaan stres dalam perkuliahan yang signifikan antara mahasiswa Pulau Jawa dan mahasiswa luar Pulau Jawa pada mahasiswa tahun pertama di Fakultas Psikologi UKSW. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Khoerniawan (2009) yang menyebutkan bahwa terdapat dinamika stres pada mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa. Faktor penyebab stres yang dialami yaitu stressor eksternal yang berasal dari keluarga dan lingkungan di sekitar subjek.Yang berupa perbedaan bahasa, pola pikir, dan tingkah laku antara daerah tempat asal subjek dengan lingkungan tempat kuliah subjek.Selain itu juga ada faktor perbedaan peraturan antara keluarga asal dengan keluarga dimana subjek tinggal sekarang.Gejala stres yang dialami adalah gejala fisik, psikis, interpersonal atau perilaku, maupun intelektual. Sementara hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa stres mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa tergolong rendah. Menurut peneliti, tidak adanya perbedaan stres dalam perkuliahan antara mahasiswa Jawa dan luar Jawa pada mahasiswa angkatan tahun pertama Fakultas Psikologi UKSW disebabkan karena mereka sama-sama berkuliah di Fakultas Psikologi, mereka banyak mempelajari tentang teori-teori Psikologi misalnya yang berhubungan dengan cara bersosialisasi dan cara beradaptasi, 17 sehingga mereka mudah bergaul dan mendapat banyak teman dan mereka tidak mudah mengalami stres. Mereka juga mempelajari tentang coping stres atau cara mengatasi stres, sehingga mereka tahu bagaimana cara mengatasi stres dan tidak memengaruhi kegiatan kuliah mereka. Hal lain yang mungkin membuat tidak adanya perbedaan stres dalam perkuliahan antara Mahasiswa Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa adalah bahwa di Salatiga terdapat komunitas mahasiswa luar Jawa atau perkumpulan anak-anak luar Jawa dan mereka tinggal bersama dalam satu rumah. Hal ini berpengaruh dengan stres mereka, karena faktor dukungan sosial dari teman sangat berpengaruh dengan stres. Seperti yang dikemukakan oleh Wade dan Tavris (dalam Psikologi, edisi ke-9, 2007), bahwa dukungan sosial dari teman, keluarga, dan orang lain sangat berperan dalam mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan emosional. Orang yang memiliki teman-teman baik, kontak sosial yang luas, dan jejaring dengan anggota masyarakat lain memiliki kesehatan yang lebih baik dan berumur lebih panjang dibandingkan dengan mereka yang tidak memilikinya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Didapatkan hasil nilai thitung sebesar -0,200 dengan nilai signifikansi sebesar 0,954 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan stres dalam perkuliahan yang signifikan antara mahasiswa jawa dan luar pulau jawa. Dengan demikian dinyatakan dalam penelitian ini H0 diterima. 18 2. Beberapa saran yang dapat diajukan penulis berdasarkan hasil penelitian ini yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan kebijakan lebih lanjut adalah : a. Bagi Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Bagi mahasiswa secara individu, diharapkan mahasiswa mampu memahami diri berkaitan dengan bagaimana cara mahasiswa menghadapi stres dalam perkuliahan dan memahami lingkungan di sekitar mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan lingkungan untuk mengatasi stres dalam perkuliahan yang dialami. b. Bagi Orang Tua Diharapkan para orang tua selalu memberikan dukungan dan motivasi pada anaknya dalam belajar, sehingga tidak menimbulkan stres dalam perkuliahan. c. Bagi penelitian selanjutnya Bagi peneliti lain disarankan untuk lebih menspesifikasikan tentang variabel-variabel lain yang belum disertakan dalam penelitian ini serta memperluas ruang lingkup penelitian ini sekaligus membandingkan stres belajar yang dialami oleh mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW secara random. d. Bagi masyarakat Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, baik sebagai teman ataupun orang tua, untuk bisa saling mendukung, supaya tidak ada mahasiswa yang mengalami stres dalam perkuliahan. 19 DAFTAR PUSTAKA Abidin, H.S. (2012). Definisi Daerah Asal. Diakses tanggal 30Juli 2013 dari http://penelitihukum.org/tag/definisi-daerah-asal/ Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Darminto, E. (2007). Teori-Teori Konseling: Teori dan Praktek Konseling Dari Berbagai Orientasi Teoritik dan Pendekatan. Diakses tanggal 9 Juli 2013 dari share.pdfonline.com/bbeef0d90a33432fa7fe30d64c34bb8e/skr ipsi%20penuh.html Dhaniarti, I. (2012). Buku Pedoman Kegiatan Akademik Universitas Narotama 2012.(tidak diterbitkan). Surabaya : Universitas Narotama Surabaya. Gunawan, E.R. (2009). Hubungan Antara Tingkat Kemandirian dengan Kemampuan Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Tahun Pertama yang Tinggal di Tempat Kost. Skripsi : (tidak diterbitkan). Salatiga : Fakultas Psikologi : Universitas Kristen Satya Wacana. Hardjana, A.M. (1994). Stres Tanpa Distres/Seni Mengolah Stres. Yogyakarta : Kanisius. Hernawati, N. (2006). Tingkat Stres dan Strategi Koping Menghadapi Stres Pada Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Tahun Akademik 2005/2006.Diakses tanggal 11 Juni 2013 dari http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46402/ JIPI_Aug06%20vol.11%282%29%20hlm.43-49.pdf Hestiningtyas, A.H. (2007). Perbedaan Tingkat Stres Pada Pengangguran Berpendidikan Tinggi Ditinjau Dari Dukungan Sosial Keluarga Tinggi, Sedang, Rendah. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga : Fakultas Psikologi : Universitas Kristen Satya Wacana. 20 Irena, A. (2011). Hubungan Antara Stress dengan Kejenuhan Belajar Siswa Kelas Akselerasi di SMP Domenico Savio Semarang. Diakses tanggal 29 Juli 2013 dari http://eprints.unika.ac.id/4135/ Khoerniawan, K. (2009). Dinamika Stress Pada Mahasiswa Yang Berasal dari Luar Pulau Jawa. Diakses tanggal 11 Juni 2013dari http://eprints.unika.ac.id/2562/1/04.40.0067_Karina_Khoernia wan.pdf Lidyawati, M. (2005). Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kemampuan Mengelola Emosi Pada Tahanan Pria di Rumah Tahanan Negara Salatiga. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga : Fakultas Psikologi : Universitas Kristen Satya Wacana. Mega, D. (2013). Definisi dan Fungsi Rumah Tinggal. Diakses tanggal 30 Juli 2013 dari http://dellyani.blogspot.com/2013/05/definisi-dan-fungsirumah-tinggal.html Mulyani, N.S.R.D. (2012). Pengembangan Media Belajar Berbasis Komputer Tentang Strategi Mengatasi Stres Dalam Belajar Untuk Siswa Kelas XI Di MAN 3 Yogyakarta. Diakses tanggal 28 Juli 2013 dari http://eprints.uny.ac.id/9570/ Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene B. (2005). Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Nurbono, S. (2013). Pengertian Stres. Diakses tanggal 9 Juli 2013 dari http://motamatika.blogspot.com/2013/03/pengertianstres.html Pamungkas, M.R. (2012). Pengaruh Tingkat Stres Seseorang Dalam Belajar. Diakses tanggal 9 Juli 2013 dari http://mariabans.blogspot.com/2012/01/pengaruh-tingkatstress-seseorang-dalam.html Sadwika G.D.(2005). Hubungan Antara Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Stres Bidang Kognitif Pada Siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Skripsi : (tidak diterbitkan). 21 Salatiga : Fakultas Psikologi : Universitas Kristen Satya Wacana. Syah Putra, R. (2009). Stres Akulturatif Pada Mahasiswa Luar Jawa Di Semarang Ditinjau Dari Dukungan Sosial Dan Social Self Efficacy.Diakses tanggal 29 Juli 2013 dari http://eprints.unika.ac.id/4135/ Syarifudin, B. (2010). Panduan TA Keperawatan dan Kebidanan Dengan SPSS. Yogyakarta : Grafindo Litera Media. Universitas Kristen Satya Wacana. (2012). Peraturan Penyelenggaraan Kegiatan Akademik Dalam Sistem Kredit Semester Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana. Wade, C., & Tavris, C. (2007). Psikologi, Edisi Ke-9/Psychology, 9th Edition. Jakarta : Erlangga. Yuliani. (2011). Mahasiswa. Diakses tanggal 26 Januari 2014 dari http://www.slideshare.net/salim88/mahasiswa-8376904.