i PENINGKATKAN PEMAHAMAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK

advertisement
PENINGKATKAN PEMAHAMAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK
MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK KREASI MAKANAN
DI KELOMPOK B TK DARUL ULUM NGEMBALREJO
KECAMATAN BAE KABUPATEN KUDUS
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Disusun oleh :
Nama : DAHLIA RAHMAWATI
Nim : 1601911004
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing dan akan diajukan ke
sidang Panitia Ujian Skripsi. Jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas
Negeri Semarang.
Semarang, 21 November 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Amirul Mukminin, S.Pd., M.kes
NIP.197803302005011001
Wulan Adiarti, M.Pd
NIP. 198106132005012001
Ketua Jurusan PG PAUD
Edi Waluyo, S.Pd. M.Pd
NIP.197904252005011001
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Skripsi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada :
Hari
: Rabu
Tanggal
: 4 Desember 2013
Panitia Ujian
Ketua
Sekretaris
Drs. Budiyono, M.S
Amirul Mukminin, S.Pd, M.Kes
NIP.196312091987031002
NIP. 197803302005011001
Penguji I
Henny Puji Astuti, M.Si
NIP.197711052010122002
Penguji II
Penguji III
Amirul Mukminin, S.Pd, M.Kes
Wulan Adiarti, M.Pd
NIP. 197803302005011001
NIP. 198106132005012001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang ditulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri bukan jiplakan/plagiat dari hasil karya orang lain baik sebagian
maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi
ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang , 4 Desember 2013
Yang membuat pernyataan
Dahlia Rahmawati
NIM. 1601911004
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-baqarah:
153).
Do’a adalah kekuatan dalam hidup.
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala
karunia-Nya, skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Kedua Orangtua Ayahanda Sulifan dan Ibunda
Chozanah
serta
adik-adikku
dan
keluargaku,
saudara-saudaraku, terima kasih atas kasih sayang,
do’a dan dukungannya.
2. Guru-guruku dari TK sampai dengan Perguruan
Tinggi yang telah membimbing dengan penuh
kesabaran.
3. Rekan-rekan guru di TK Darul Ulum
4. Teman-teman dan sahabat-sahabat terbaikku di PJJPAUD angkatan 2011
5. Semua pihak yang telah mendukungku untuk
menyelesaikan skripsi ini.
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan,
petunjuk, dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Meningkatkan
Pemahaman Gizi Seimbang Pada Anak Melalui Kegiatan Membentuk Kreasi
Makanan Di Kelompok B TK Darul Ulum Ngembalrejo Kecamatan Bae
Kabupaten Kudus (Penelitian Tindakan Kelas di TK Darul Ulum Kelompok B
Tahun Pelajaran 2012/2013) ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana.
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu, baik dalam penelitian maupun dalam
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Drs. Hardjono, M.Pd, selaku Dekan FIP Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.
2. Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Semarang.
3. Amirul Mukminin, S.Pd. M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak membantu, mengarahkan, mengkritik dan membimbing penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Wulan Adiarti, M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak
membantu, mengarahkan, mengkritik dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
vi
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Anak Usia Dini yang telah memberikan
bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.
6. Ibu Sutimah, S.Pd kepala sekolah di TK Darul Ulum Ngembalrejo Bae
Kudus yang telah memberikan bimbingan, informasi serta arahannya.
7. Rekan-rekan guru di TK Darul Ulum yang telah memberikan dukungan
dan informasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan anak
usia dini di Indonesia.
Semarang, Desember 2013
Penulis
vii
ABSTRAK
Rahmawati, Dahlia. 2013. Meningkatkan Pemahaman Gizi Seimbang pada
Anak Melalui Kegiatan Membentuk Kreasi Makanan di Kelompok B TK Darul
Ulum Ngembalrejo Bae Kudus. Skripsi. Jurusan Pendidikan GuruPendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I: Amirul Mukminin, S.Pd. M.Kes, Pembimbing II:
Wulan Adiarti, M.Pd.
Kata Kunci: Kegiatan Membentuk Kreasi Makanan dan Pemahaman Gizi
Seimbang Anak.
Kegiatan membentuk kreasi makanan adalah seni yang digunakan untuk
memudahkan menyajikan makanan yang menyehatkan anak, bentuk makanan
yang disajikan unik dan kreatif, sehingga anak tertarik untuk mengkonsumsi
makanan yang mengandung gizi seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui cara meningkatkan kesadaran anak terhadap makanan yang
mengandung gizi seimbang melalui kegiatan membentuk kreasi makanan dan
mengetahui apakah kegiatan kreasi membentuk kreasi makanan dapat
meningkatkan pemahaman gizi seimbang anak.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu teknik observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data diperoleh secara
kuantitatif kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan membentuk kreasi makanan
sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman gizi seimbang anak. Bekal atau
hidangan yang dikreasikan dengan menu yang menyehatkan yang terdiri dari
makanan yang mengandung gizi seimbang dapat memberikan pemahaman anak
untuk lebih mengkonsumsi makanan yang menyehatkan dan menghindari
makanan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Pembelajaran dilaksanakan
dalam 3 siklus. Pada siklus 1 persentase sebesar 52%, kemudian mengalami
peningkatan sebesar 70% pada siklus 2, dan pada siklus ke 3 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan sebesar 82%. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran berhasil karena sudah melampaui batas minimal sesuai indikator
keberhasilan yaitu sebesar 75%. Bahwa saat ini anak-anak membawa bekal
makanan yang bergizi ke sekolah dan tidak lagi membeli jajanan di sembarang
tempat.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN ................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR FOTO ................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 11
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 11
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 12
1.5 Sistematika Skripsi ............................................................................ 13
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemahaman Gizi Seimbang ............................................15
2.2 Membentuk Kreasi Makanan ............................................................33
2.3 Pemahaman Gizi Seimbang dan Membentuk Kreasi Makanan........41
2.4 Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun .................44
ix
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian..............................................................................50
3.2 Rancangan Penelitian ........................................................................52
3.3 Tempat dan Waktu ............................................................................56
3.4 Subyek dan Obyek Penelitian ...........................................................57
3.5 Variabel Penelitian ............................................................................57
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................58
3.7 Teknik Analisis Data .........................................................................62
3.8 Indikator Keberhasilan ......................................................................63
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................64
4.2 Pembahasan .......................................................................................130
4.3 Keterbatasan Penelitian.....................................................................140
BAB 5 PENUTUP DAN SARAN
5.1 Simpulan ...........................................................................................141
5.2 Saran..................................................................................................142
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................143
LAMPIRAN ........................................................................................................146
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Data Tenaga Pengajar TK Darul Ulum............................... 64
Tabel 2
Data Siswa TK Darul Ulum Kelompok B........................... 65
Tabel 3
Persentase Nilai Anak Sebelum Siklus................................ 71
Tabel 4
Persentase Nilai yang Diperoleh Anak pada Siklus 1.......... 87
Tabel 5
Hasil Observasi Performance Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus 1......................................................... 89
Tabel 6
Persentase Nilai yang Diperoleh Anak pada Siklus 2......... 105
Tabel 7
Hasil Observasi Performance Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus 2......................................................... 107
Tabel 8
Persentase Nilai yang Diperoleh Anak pada Siklus 3......... 123
Tabel 9
Hasil Observasi Performance Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus 3......................................................... 124
xi
DAFTAR FOTO
Halaman
Foto 1
Bangunan Fisik TK Darul Ulum............................................ 144
Foto 2
Kegiatan Belajar Mengajar dikelas........................................ 144
Foto 3
Kegiatan Belajar Mengajar dikelas........................................ 145
Foto 4
Kegiatan Belajar Mengajar dikelas........................................ 145
Foto 5
Kegiatan Belajar Mengajar dikelas........................................ 146
Foto 6
Kegiatan Belajar Mengajar dikelas........................................ 146.
Foto 7
Kegiatan Makan Bergizi Bersama Teman-teman dikelas...... 147
Foto 8
Kegiatan Makan Bergizi Bersama Teman-teman dikelas......147
Foto 9
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Bendera dari Buah
Semangka”..............................................................................148
Foto 10
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Pohon Beringin dari
Sayuran”..................................................................................148
Foto 11
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Orang dari Nasi dan
Sayuran”.................................................................................149
Foto 12
Membentuk Kreasi Makanan “Membuat Sate dari
Buah-buahan”.........................................................................149
Foto 13
Membentuk Kreasi makanan “Membuat Bintang dari Buah
Pepaya”....................................................................................150
xii
Foto 14
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Alat Angkutan Yang Dibuat
dari Roti dan
Sayuran”.......................................................................................150
Foto 15
Membentuk Kreasi Makanan “Membuat Jam Dari Roti Dan
Sayuran”.....................................................................................151
Foto 16
Membentuk Kreasi Makanan “Mie dan Sayuran”.....................151
Foto 17
Membentuk Kreasi Makanan “Mie dan Sayuran”.....................152
Foto 18
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Matahari dari Roti”......152
Foto 19
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Matahari dari Roti”......153
Foto 20
Membentuk Kreasi Makanan “Membuat Sate Dari Tahu Dan
Sayuran”....................................................................................153
Foto 21
Membentuk Kreasi Makanan...................................................154
Foto 22
Membentuk Kreasi Makanan..................................................154
Foto 23
Membentuk Kreasi Makanan..................................................155
Foto 24
Membentuk Kreasi Makanan..................................................155
Foto 25
Membentuk Kreasi Makanan..................................................156
Foto 26
Membentuk Kreasi Makanan.................................................157
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak adalah anugerah yang luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT
kepada para orangtua. Karunia terbesar yang dianugerahkan kepada dua insan
yang telah dipersatukan. Buah hati yang selalu didambakan dan dinantinantikan oleh para orangtua. Tidak seorangpun orang tua yang menginginkan
anak-anak yang dilahirkan mengalami penderitaan dan mengalami kesulitan.
Orang tua akan memberikan semua yang terbaik untuk anak-anak.
Memberikan stimulasi yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. Anak adalah generasi penerus bangsa yang kelak akan menjadi
penerus dalam melanjutkan pembangunan di masa yang akan datang.
Masa usia dini (0-8 tahun) merupakan masa keemasan dalam
kehidupan anak, di mana anak mampu menyerap berbagai informasi yang
masuk dengan sangat mudah. Dalam tahap ini (disebut juga dengan masa
golden age), proporsi otak anak masih sangat optimal dalam menerima
berbagai hal. Oleh sebab itu, daya pikir anak di usia dini perlu untuk
dikembangkan dengan berbagai macam mengoptimalkan berbagai jenis
perkembangan, baik dari perkembangan fisik sampai dengan perkembangan
emosional.
1
2
Pengoptimalan daya pikir dan otak anak tak lepas dari gizi yang
diperoleh anak sejak dini (Noorlaila, 2010:19). Perkembangan anak pada
hakekatnya telah dimulai sejak anak dilahirkan kedunia, bahkan sebagian
besar pakar pendidikan meyakini bahwa perkembangan seorang anak
dimulai sejak terjadinya konsepsi yang merupakan pertemuan antara sel
telur dengan sel sperma dari kedua orang tua (Sujiono dan Sujiono,
2004:2). Karena itu perlunya memperhatikan gizi anak dari ibu yang
sedang hamil sampai anak lahir hingga dewasa. Anak-anak yang kurang
mendapatkan pemenuhan gizi yang baik tentunya akan mengalami
keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Anak-anak dengan
gizi yang buruk akan berdampak bagi pertumbuhan fisik maupun bagi
pertumbuhan mentalnya.
Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan
kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat
konsumsi energi, protein serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam
waktu yang cukup lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus
(menurut berat badan terhadap tinggi badan) dan hasil pemeriksaan klinis
menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik-kwashiorkor.
Bila jumlah asupan zat gizinya sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan
oleh tubuh disebut seimbang (gizi baik), tetapi bila asupan zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh rebih rendah maka disebut gizi kurang, sedangkan
bila asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sangat kurang disebut gizi
buruk.Keadaan kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan rendahnya
3
konsumsi energi dan protein dalam waktu cukup lama yang ditandai
dengan berat badan menurut umur yang berbeda (Athyesanti, diakses
tanggal 24 januari 2013, tersedia www.blogspot.com/.../tugas-makalahgizi buruk-mata-kuliah.ht...).
Gejala gizi buruk ada tiga yaitu marasmus, kwashiorkhor dan
marasmik kwashiorkor. Marasmus memiliki ciri-ciri seperti anak sangat
kurus, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, rambut tipis, jarang,
kusam, kulit keriput. Tulang iga tampak jelas, pantat kendur dan keriput,
perut cekung. Kwashiorkor memiliki ciri-ciri seperti wajah bulat dan
sembab, cengeng dan rewel, apatis rambut tipis, warna rambut jagung,
mudah dicabut tanpa rasa sakit kedua punggung kaki bengkak, bercak
merah kehitaman di tungkai atau di pantat. Marasmik kwashiorkhor ciricirinya adalah sangat kurus, rambut jagung dan mudah rontok, perut
buncit, punggung kaki bengkak, cengeng(Uripi, 2004:34).
Fakta yang ada bahwa status gizi anak-anak Indonesia sangat
memprihatinkan masih banyak anak yang kurang gizi, mengalami efisiensi
vitamin D bertubuh pendek dan kurus, serta menderita anemia. Kurang
energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan
kesehatan masyarakat di Indonesia. Keadaan ini berpengaruh kepada
masih tingginya angka kematian bayi. Menurut WHO lebih dari 50%
kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh
karena itu masalah gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat(Depkes,
4
diakses pada tanggal 24 januari 2013, tersedia www. Depkes. go. Id /wp.../
05/ buku-pedoman- pelayanan-anak dfr.pdf).
Gizi berhubungan dengan makanan, makanan sehari-hari yang
dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan
untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya apabila makanan tidak dipilih
dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat gizi esensial tertentu.
Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan.
Jajanan yang dikonsumsi oleh anak sehari-hari akan berdampak dalam
pertumbuhan dan perkembangan pada fase kehidupan anak selanjutnya
dan berdampak pada gizi anak(Almatisier, 2009 : 8).
Konsumsi makanan sangat mempengaruhi terhadap status gizi
seseorang terutama anak. Status gizi yang baik dan optimal terjadi apabila
tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang diperlukan secara efisien
sehingga
memungkinkan
pertumbuhan
fisik,
perkembangan
otak,
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi
mungkin. Perkembangan otak anak sangat mempengaruhi dan menentukan
bagi perkembangan aspek-aspek lainnya. Status gizi yang kurang terjadi
apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih dari zat-zat gizi yang
esensial. Makanan yang baik tentunya makanan yang harus mempunyai
kandungan berbagai zat gizi yang sangat penting dan diperlukan di dalam
tubuh, termasuk makanan yang di konsumsi oleh anak-anak seharusnya
juga mengandung nilai-nilai gizi yang sangat penting untuk kesehatan,
kecerdasan dan memberikan stimulasi dalam tumbuh kembang anak.
5
Sejalan dengan hal tersebut diatas maka perlu adanya pemahaman tentang
pentingnya gizi yang seimbang terhadap anak(Yusuf, 2001 : 104).
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam
makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh.
Sumber tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian. Kedua, sumber zat
pengatur yaitu sayuran dan buah-buah. Ketiga, sumber zat pembangun,
yaitu kacang-kacangan, makananhewani dan hasil olahan. Gizi seimbang
merupakan gizi yang mengandungi karbohidrat, protein, vitamin, garam
mineral, air untuk memenuhi keperluan badan. Karbohidrat dapat
diperoleh
dengan
cara
mengkonsumsi
tumbuh-tumbuhan
yang
mengandung karbohidrat, seperti padi, kentang, singkong, ubi, jagung,
talas, dan gandum. Sumber protein dapat diperoleh dari daging, telur, ikan,
susu, polong-polongan, kentang. Vitamin diperoleh dari sayur-sayuran dan
buah-buahan(M.Fakih, 2012 : 27).
Masalah gizi buruk yang terjadi disebabkan oleh banyak hal.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gizi buruk adalah kemiskinan,
kurangnya pendidikan dari orang tua, kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Selain itu hal-hal yang
menyebabkan gizi yang buruk yaitu dari penyebab langsung dan penyebab
tidak langsung. Penyebab langsung terjadinya masalah gizi buruk adalah
adanya asupan makanan yang kurang memenuhi gizi yang seimbang dan
adanya penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung terdiri dari persediaan
6
makanan di rumah, perawatan anak dan ibu hamil, serta pelayanan
kesehatan. Sedangkan hal yang mendasar terjadinya gizi buruk adalah
kurangnya pendidikan dan ketrampilan dari masyarakat, kurangnya
pengetahuan dari masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang
untuk tumbuh kembang anak serta kemiskinan juga menjadi faktor
terjadinya gizi buruk(Supariasa dkk, 2002 : 13).
Penanganan masalah gizi buruk perlu mendapatkan perhatian dari
berbagai kalangan. Instansi yang terkait perlu mengadakan penyuluhanpenyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menu gizi yang
seimbang untuk anak. Kebutuhan gizi pada anak-anak yang baik dan
seimbang perlu diketahui oleh orangtua, supaya menu makan yang
disajikan dirumah mengandung gizi yang seimbang yang baik untuk
pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan anak usia dini. Selain itu
membiasakan anak untuk sarapan juga akan dapat menunjang kebutuhan
fisik dan daya pikir serta daya ingat anak. Sarapan sangat berguna untuk
menjaga kadar gula darah agar tetap normal(Ratnawati, 2001 : 81).
Kenyataan yang peneliti temui pada lembaga pendidikan di TK
Darul Ulum sangat berbanding terbalik dengan harapan yang ingin dicapai
yaitu gizi yang seimbang. Anak-anak di TK Darul Ulum ini lebih
menyukai makanan, jajan yang sama sekali jauh dari gizi yang seimbang
bahkan cenderung makanan yang dikonsumsi tersebut mengandung bahanbahan yang sangat berbahaya bagi tubuh anak. Makanan yang dipilih oleh
anak cenderung makanan siap saji dan makanan-makanan yang tidak
7
menyehatkan yang dijual bebas dijalan-jalan yang tidak terjaga kebersihan
dan kehigienisannya, anak-anak juga cenderung mengkonsumsi snack
makanan ringan yang banyak mengandung bahan-bahan pengawet dan
MSG yang sangat tidak bagus untuk kesehatan anak.
Sebagian besar anak di TK Darul Ulum kurang tertarik untuk
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Orang tua sudah melakukan
berbagai cara untuk membujuk anak untuk mengkonsumsi sayur dan buah
tetapi karena penyajian yang kurang menarik maka anak tidak melihat
sama sekali makanan yang disajikan apalagi untuk mengkonsumsi
makanan yang sudah disajikan tersebut. Anak-anak kurang mengetahui
tentang makanan apa saja yang baik untuk kesehatan dan makanan apa
saja yang akan membawa pengaruh yang buruk terhadap kesehatan.
Sehingga anak-anak di TK Darul Ulum cenderung membeli makanan dan
jajanan sembarangan yang kurang terjaga kesehatan, kebersihan dari
makanan yang dibeli dan dikonsumsi oleh anak-anak tersebut, dikarenakan
mereka lebih tertarik pada kemasan luar yang bagus, dengan rasa yang
sangat enak dan sangat manis, dengan warna-warna makanan yang sangat
mencolok. Padahal bahan makanan yang dikonsumsi mengandung bahanbahan yang berbahaya bagi tubuh anak.
Makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak di TK Darul ulum yang
tidak sehat dan tidak mengandung gizi seimbang sangat membahayakan
perkembangan anak nantinya. Anak-anak menyukai mengkonsumsi
jajanan ringan yang mengandung pengawet dan MSG seperti chiki yang
8
tidak baik untuk kesehatan anak. Makanan siap saji juga sangat digemari
oleh anak-anak seperti mie instan, nugget, corn flakes dan lain-lain. Selain
itu juga anak-anak di TK Darul Ulum sangat menyukai mengkonsumsi
minuman yang bersoda dan makanan yang mengandung gula yang
berpengawet. Permen dan makanan dengan saos yang kurang sehat juga
senang
dikonsumsi
anak.
Selain
itu
anak-anak
juga
menyukai
mengkonsumsi makanan yang dijual dipinggir-pinggir jalan yang tidak
menggunakan penutup makanan sehingga banyak terdapat lalat dan
mengandung kuman penyakit.
Kemajuan ilmu pengetahuan dengan pesat diberbagai bidang,
termasuk bidang pangan membawa dampak positif dan negatif.Dampak
positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas
pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan
ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi ternyata cukup besar bagi
kesehatan terutama kesehatan anak-anak usia dini. Karena banyaknya
penggunaan zat-zat aditif yang berbahaya bagi tubuh anak-anak.
Menurut WHO (World Health Organization dan Food Agricultural
Organization (FAO) dalam Emirfan (2011 : 24) menyatakan bahwa
ancaman potensial dari makanan terhadap kesehatan manusia adalah aspek
toksikologis, bahan makanan yang mengandung racun terhadap organorgan tubuh. Aspek mikrobiologis,mikroba dalam bahan makanan dapat
mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Aspek
imunopatologis, dapat menurunkan kekebalan tubuh. Dampak negatif dari
9
zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung
dapat mengganggu kesehatan tubuh.
Akibat dari mengkonsumsi makanan-makanan yang berbahaya dan
makanan yang mengandung zat-zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan,
banyak dari anak-anak yang terserang penyakit diare, dan muntaber.
Kesehatan
anak
menjadi
terganggu
karena
anak
terlalu
sering
mengkonsumsi makanan yang berbahaya bagi kesehatan dan tubuh anak.
Pola makan yang buruk dan kurangnya pemahaman tentang gizi seimbang
mengakibatkan anak-anak terserang penyakit. Anak-anak yang mudah
terserang penyakit akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
anak pada tahap selanjutnya.
Kurikulum yang digunakan di TK Darul Ulum menggunakan KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi). KBK 2004 mengalami penyempurnaan
dan tambahan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang
disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing yang mengacu pada
Permendiknas nomor 58. Kegiatan yang digunakan dalam pembelajaran
menggunakan area yang diambil dari matrik dan dituangkan dalam
Promes, SKM, dan SKH. Kegiatan pemberian menu gizi pada anak di TK
Darul Ulum juga mengacu pada matrik yang menjadi panduan guru untuk
pembuatan SKM dan SKH. Salah satu dari indikatornya terdapat makan
bersama makanan yang bergizi, pada kesehatan fisik indikator nomor 71.
10
Program menu bergizi setiap 1 bulan sekali di TK Darul Ulum
sudah ada tetapi makanan bergizi yang disajikan tetap saja tidak menarik
bagi anak. Ketika menu gizi tersebut diberikan, anak cenderung membawa
pulang makanan tersebut. Anak lebih tertarik membeli makanan dan
jajanan diluar sekolah dikarenakan kemasan dan penyajian yang menarik.
Penyajian sayur dan nasi seperti makanan yang dikonsumsi oleh orang
dewasa, sehingga anak tidak menyukai makanan tersebut. Selain itu
kemasan yang disajikan hanya menggunakan mika atau kertas bungkus,
sehingga anak kurang menyukai bahkan tidak tertarik terhadap makanan
yang disajikan. Setiap hari sabtu dan minggu anak-anak TK Darul Ulum
diharuskan membawa bekal nasi untuk melatih kemandirian dan
memberikanpemahaman kepada anak tentang makanan yang menyehatkan
dengan gizi yang seimbang, tetapi masih banyak anak yang tidak
membawa bekal nasi dan menu gizi dari rumah.
Sesuai dengan permasalahan di atas maka sangat penting kegiatan
kreasi makanan untuk meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang
pada anak. Melalui kegiatan membentuk kreasi makanan anak akan lebih
tertarik untuk melihat makanan yang disajikan, untuk pertama mungkin
anak hanya melihat makanan yang disajikan tetapi kemudian ketika anakanak dilibatkan dalam kegiatan membentuk kreasi makanan, tentunya anak
akan tertarik untuk mencoba makanan yang sudah susah payah anak buat
dengan kreasinya sendiri. Ketika anak mulai menyukai makanan dengan
kreasi tersebut guru dapat memberikan pengertian tentang bagaimana
11
makanan yang baik yang berguna untuk kesehatan dan gizi seimbang
untuk anak. Melalui kegiatan membentuk kreasi makanan anak-anak akan
tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang
dan berguna untuk tumbuh kembang anak.
Kreasi makanan itu dapat berupa sayuran dan nasi yang dapat
dikreasikan dan dibentuk seperti bunga, hewan dan lain-lain sesuai dengan
imajinasi dan keinginan dari anak. Kegiatan kreasi melibatkan anak secara
langsung untuk berkreasi membentuk makanan sesuai dengan imajinasi
anak. Berdasarkan permasalahan diatas, sangat penting sekali kegiatan
untuk membentuk kreasi makanan yang dapat meningkatkan pemahaman
anak tentang gizi yang seimbang, sehingga penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang. ”Peningkatkan Pemahaman Gizi
Seimbang Pada Anak Melalui Kegiatan Membentuk Kreasi Makanan
Di kelompok B TK Darul Ulum Ngembalrejo Kecamatan Bae
Kabupaten Kudus.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana cara meningkatkan pemahaman gizi seimbang pada anak
melalui kegiatan membentuk kreasi makanan?
12
1.3 TujuanPenelitian
Sesuai dengan Rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1.3.1 Mengetahui cara meningkatkan kesadaran anak terhadap makanan yang
mengandung gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi bentuk
makanan.
1.4 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penulisan, maka manfaat yang diharapkan dari hasil
penelitian ini adalah :
1.4.1. Manfaat Teoritis
Berdasarkan kajian keilmuan hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan dan menambah khazanah pengetahuan kepada lembagalembaga yang menangani pendidikan anak usia dini.
1.4.2. Manfaat Praktis
1.4.2.1. Manfaat bagi siswa TK darul ulum adalah untuk meningkatkan
pemahaman dan kesadaran terhadap gizi seimbang melalui kegiatan
kreasi membentuk makanan.
1.4.2.2. Manfaat bagi guru TK darul Ulum adalah untuk mengetahui tentang
metode dan strategi yang tepat untuk meningkatkan kesadaran dan
pemahaman anak-anak didik tentang pentingnya gizi yang seimbang
melalui kegiatan kreasi membentuk makanan.
13
1.4.2.3. Manfaat bagi TK Darul Ulum, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan yang positif untuk meningkatkan mutu
pendidikannya.
1.4.2.4. Manfaat bagi perguruan tinggi, untuk menambah perbendaharaan isi
perpustakaan yang nantinya dapat dimanfaatkan bagi pembaca pada
umumnya
1.5 Sistematika Skripsi
Untuk memudahkan memahami jalan pikiran secara keseluruhan,
penelitian skripsi ini terbagi dalam tiga bagian yaitu : bagian awal berisi
halaman judul, halaman pengesahpan, halaman motto dan persembahan, kata
pengantar, daftar isi, daftar lampiran. Bagian isi terbagi atas lima bab yaitu :
Bab Satu Pendahuluan, dalam pendahuluan berisikan latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika skripsi.
Bab Dua Kajian pustaka, dalam kajian pustaka berisikan pengertian
pemahaman gizi seimbang yang terdiri: dari pengertian pemahaman,
pengertian gizi, macam-macam gizi, pengertian gizi seimbang, manfaat gizi
seimbang, konsep dan pemahaman gizi seimbang pada anak usia dini, konsep
tentang pola makan anak. Membentuk kreasi makanan yang terdiri dari:
pengertian membentuk kreasi makanan, strategi dalam membentuk kreasi
makanan, manfaat membentuk kreasi makanan. Pemahaman gizi seimbang
dan membentuk kreasi makanan. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia
14
5-6 tahun yang terdiri dari: pengertian pertumbuhan dan perkembangan,
konsep pertumbuhan dan kesehatan anak.
Bab Tiga Metode penelitian, dalam metode penelitian berisi uraian
tentang rancangan penelitian, perencanaan tahap penelitian yang terdiri dari
siklus 1, siklus 2, siklus 3, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek
penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisi data,
indikator keberhasilan.
Bab Empat hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini
menguraikan tentang hasil penelitian, pembahasan masalah yang berisi
tentang gambaran umum lokasi penelitian serta membahas tentang
pelaksanaan kegiatan membentuk kreasi makanan untuk meningkatkan
pemahaman tentang gizi seimbang pada anak dari siklus 1, siklus 2, dan siklus
3 di TK Darul Ulum Ngembalrejo, Bae, Kudus, pada kelompok B dan
keterbatasan penelitian.
Bab Lima Simpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan-kesimpulan
yang diambil dari hasil penelitian serta berbagai saran mengenai hasil dari
penelitian tersebut.
Daftar Pustaka.
Bagian akhir skripsi ini berisi tentang lampiran-lampiran.
BAB 2
KAJIANTEORI
2.1 Pengertian Pemahaman Gizi Seimbang
2.1.1
Pengertian Pemahaman
Kata“pemahaman” itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008:998) juga memiliki arti, yaitu proses, cara, perbuatan,
memahami atau memahamkan. Seseorang dikatakan paham terhadap
sesuatu hal, apabila orang tersebut mengerti benar dan dapat menjelaskan
tentang sesuatu hal tersebut. Pemahaman berasal dari kata “paham”
terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:998), paham berarti
pengertian, pengetahuan, pendapat, pikiran atau pandangan. Dikatakan
demikian, karena untuk menuju kearah pemahaman perlu diikuti dengan
belajar dan berpikir. Sedangkan dalam Kamus Psikologi (Chaplin, 1981:
523), definisi pemahaman (understanding: pengertian) adalah proses
memahami arti.
Sejalan dengan pendapat Reber (Kamus Psikologi, 2010:1013),
pemahaman atau pengertian (understanding) adalah prosesmengenali
sesuatu, mengapresiasi makna sebuah kata, kalimat, peristiwa, kejadian,
proposisi sebuah apresiasi yang simpatik mengenai orang lain, khususnya
sudut pandang tentang beberapa hal atau keyakinan mengenai sejumlah
isu. Pemahaman juga didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh
makna dari materi pembelajaran (Rifai, 2007:41).
15
16
Sama halnya seperti yang dikatakan oleh Winkel (1996:274), pemahaman
adalah mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari
bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan
menguraikan isi pokok dari suatu bacaan.
Menurut Purwanto (2009:43-44), pemahaman adalah tingkat
kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau
konsep, situasi serta fakta yang diketahui.Pemahaman dalam hal ini tidak
hanya hafal secara verbalitas tetapi juga memahami konsep dari masalah
atau fakta yang ditanyakan. Operasional dari pemahaman, yaitu dapat
membedakan,
mengubah,
mempersiapkan,
menyajikan,
mengatur,
menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh,
memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan.
Sudijono
(2009:50)
mendefinisikan
pemahaman
sebagai
kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah
mengetahui tentang sesuatu dan dapat dilihat dari berbagai segi.
pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih
tinggi dari sekedar ingatan dan hafalan. Membangun pemahaman pada
seorang anak memerlukan waktu dan proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, maka dapat
disimpulkan secara umum definisi pemahaman, yaitu suatu kemampuan
untuk menangkap dan memahami makna dari suatu pengetahuan tertentu
17
yang dipelajari tidak hanya hafal secara verbal, namun juga mampu
memahami konsep dari suatu pengetahuan sehingga dapat menyajikan,
menjelaskan,
menginterpretasikan,
sampai
menganalisis
suatu
pengetahuan tersebut. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
berpikir yang setingkat lebih tinggi dari sekedar hafalan dan ingatan.
2.1.2
Pengertian Gizi
Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat erat kaitannya
dengan makanan yang dikonsumsi oleh anak sehari-hari. Menurut
Soemanto (2006:57) bahwa pertumbuhan yang berhubungan dengan tinggi
dan berat badan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal, misalnya gizi
yang diperoleh dari makanan, perangai dan lain-lain. Gizi yang baik dan
seimbang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
serta aspek-aspek perkembangan anak. Gizi yang buruk akan mengganggu
pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, kecerdasan dan daya tahan tubuh
anak.
Menurut Isna Hikmawati (2012 : 109)Gizi (Nutrition) adalah suatu
proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi. Gizi berkaitan dengan perkembangan otak,
kemampuan belajar, produktivitas kerja.
18
Kata gizi sendiri berasal dari bahasa arab yaitu “ ghidza” yang
berarti makanan. Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang
dikonsumsi secara normal oleh suatu organism melalui proses digesti,
absobsi, serta penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Zat-zat ini
sangat berguna untuk kesehatan dan proses yang terjadi sampai
dikonsumsi,
dicerna,
dan
diserap
sampai
dimanfaatkan
oleh
tubuh(Proverawati&Kusumawati, 2011:1).
Penulis dapat menyimpulkan dari berbagai pendapat tersebut diatas
bahwa pengertian gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh melalui
makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Gizi tersebut berfungsi untuk
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan. Makanan
yang dikonsumsi seharusnya mengandung zat-zat gizi yang diperlukan
oleh tubuh. Gizi menjadi bagian yang saangat penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan. Gizi didalamnya memiliki keterkaitan yang erat
hubungannya dengan kesehatan dan kecerdasan. Karena itu gizi sangatlah
diperlukan oleh anak untuk mengembangkan segala aspek dan
memberikan stimulasi untuk perkembangan otak anak. Sehingga akan
tercipta anak-anak yang sehat dan anak-anak dengan gizi yang baik dan
seimbang akan menjadi anak yang mempunyai daya tahan tubuh yang
baik. Anak-anak dengan gizi yang baik menjadi lebih cerdas dan tidak
mudah terserang penyakit.
19
2.1.3
Macam-macan Gizi
Gizi yang seimbang bukan saja untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak itu sendiri tetapi juga sangat berguna untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, daya ingat dan meningkatkan kecerdasan
anak. Makin baik gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh anak, maka
akan semakin baik pula perkembangan fisik, sejalan dengan semakin baik
perkembangan perkembangan fisik anak, akan meningkatkan daya tahan
tubuh anak serta meningkatkan kecerdasan. Ketika daya tahan tubuh anak
semakin meningkat, anak tidak akan mudah terserang penyakit dan
perkembangan anak akan semakin optimal(Widjaja, 2003:48).
Makanan yang dikonsumsi oleh anak harus mengandung zat-zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
itu yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Kebiasaan
dan kesukaan anak terhadap makanan mulai dibentuk sejak kecil. Anak
diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan mulai sejak usia dini. Anakanak dibiasakan mengkonsumsi makanan yang sehat dan mengandung
gizi yang seimbang dan variatif. Aneka bahan makanan yang diberikan
secara bertahap dapat merangsang alat pencernaan untuk memproduksi
enzim-enzim yang diperlukan(Uripi, 2003 :7).
Menurut Faqih M(2012:27) zat-zat gizi seimbang yang dibutuhkan
oleh tubuh melalui makanan yang dikonsumsi oleh anak sehari-hari harus
mengandung zat-zat seperti karbohidrat yang berguna untuk sumber
tenaga anak. Selain itu juga makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak
20
harus mengandung protein yang sangat berperan dalam pertumbuhan dan
perbaikan jaringan. Makanan yang dikonsumsi oleh anak juga harus
mengandung vitamin yang berguna untuk katalisator. Lemak juga
berperan penting dalam kesehatan anak. Sedangkan mineral dibutuhkan
oleh tubuh sebagai zat pembangun dan zat pengatur. Berguna untuk
pembentukan tulang dan gigi dan untuk proses pembekuan darah.
Zat-zat gizi yang berperan dalam tubuh diperoleh dari makanan
yang dikonsumsi oleh anak, zat gizi tersebut antara lain adalah
karbohidrat, lemak, protein mineral, asam folat dan lain-lain. Selain dari
zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh anak juga memerlukan olahraga,
membiasakan anak untuk makan sayuran, buah-buahan, ikan. Selain itu
lebih baik menghindari makanan dengan mutu yang buruk, tinggi gula,
makanan yang mengandung pengawet juga tidak bagus untuk anak. Selain
itu anak-anak perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
dan anak-anak dibiasakan untuk cukup minum air putih dan menghindari
minuman ringan berkarbonasi(Graimes, 2005 : 7).
Berbagai pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa macammacam zat gizi yang diperlukan tubuh diperoleh dari makanan. Zat-zat
gizi yang diperoleh dari makanan antara lain adalah karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, zat besi, fosfor dan lain-lain. Membiasakan anak
untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan juga sangat berperan
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Zat gizi juga diperoleh dari
21
kualitas makanan yang baik, makanan yang mengandung pengawet dan
makanan siap saji juga kurang bagus untuk kesehatan anak.
2.1.4
Pengertian Gizi Seimbang
Menurut
Uripi (2004:7) Hidangan dengan gizi yang seimbang
adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur. Zat tenaga atau kalori diperlukan untuk melakukanaktivitas
sehari-hari yang sebagian besar dibutuhkan dari bahan makanan
sumberkarbohidrat dan lemak serta sedikit protein. Zat pembangun atau
protein ini penting untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel rusak yang
didapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati).
Sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan yang
mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk proses
metabolisme atau bekerjanya fungsi organ tubuh. Selain itu, air juga
diperlukan untuk proses metabolisme. Sedangkan serat juga dibutuhkan
oleh tubuh terutama untuk memberikan isi perut (bulky) dan membantu
memperlancar proses buang air besar. Selain itu serat juga mempengaruhi
penyerapan zat gizi dalam usus.
Sejalan dengan pendapat diatas bahwa gizi yang baik adalah yang
mendasar bagi fungsi otak, protein (telur, ikan, tahu, ayam, yogurt) juga
penting. Jumlah protein yang diperlukan oleh tubuh bergantung pada usia,
berat, dan tingkat aktivitas anak. Selain itu gizi yang baik adalah
22
kecukupan akan karbohidrat, kebutuhan tubuh akan buah-buahan dan
sayuran juga tercukupi. Pembiasaan anak untuk mengurangi makanan siap
saji dan sarapan juga penting. Selain itu kecukupan akan air penting untuk
perkembangan anak (Schiller, 1999:79).
Gizi yang baik selain diperoleh dari makanan yang tercukupi
dengan zat-zat gizi juga perlu memperhatikan dalam tehnik pengolahan
dan cara memasak makanan tersebut. Pengolahan makanan bertujuan
untuk mengubah makanan menjadi lebih mudah dicerna, lebih higienis,
lebih bergizi, terbebas dari racun. Pengupasan, pencucian kemudian
pemasakan makanan haruslah tepat. Prinsip yang baik dalam pengolahan
makanan agar zat gizi tidak menyusut bahkan hilang adalah dengan tidak
terlalu lama dan tidak terlalu panas atau matang dalam memasak (Nakita,
2009:3).
Seiring dengan berbagai pendapat tentang gizi seimbang dapat
penulis simpulkan bahwa gizi seimbang adalah menu gizi yang diperoleh
dari makanan. Makanan tersebut harus mengandung nilai-nilai gizi yang
tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh. Nilai gizi tersebut mengandung zat
tenaga yang didapatkan dari karbohidrat, lemak dan protein, zat
pembangun yang didapatkan dari makanan yang dikonsumsi seperti ikan,
ayam, telur, daging dan lain-lain. Zat pengatur yang didapatkan dari
sayuran dan buah-buahan. Selain itu juga perlu memperhatikan dalam hal
pengolahan dan cara memasak makanan untuk anak-anak.
23
2.1.5
Manfaat Gizi Seimbang
Menurut proverawati dan kusumawati (2011:66) gizi yang
seimbang perlu diterapkan sejak dini dalam sebuah keluarga. Karena gizi
yang seimbang sangat berguna bagi anak untuk mendapatkan stimulasi
kearah pertumbuhan dan perkembangan yang lebih optimal. Zat-zat gizi
yang dikonsumsi oleh anak sehari-hari dapat diperoleh dari makanan. Agar
stimulasi yang diberikan pada anak tepat makanan yang diberikan tidak
sekedar untuk mengenyangkan perut saja tetapi makanan tersebut
seharusnya beragam jenis, jumlah porsi cukup, higienis dan aman, makan
dilakukan secara teratur, makanan mengandung zat gizi yang seimbang.
Zat-zat gizi yang seimbang tersebut bermanfaat untuk :
Menghasilkan tenaga yang digunakan oleh anak untuk melakukan
berbagai macam kegiatan seperti belajar, berolahraga, bermain,dan
aktivitas lain (disebut zat tenaga). Zat makanan yang sumber tenaga utama
adalah karbohidrat dan lemak. Makanan yang banyak mengandung
karbohidrat adalah beras, jagung, singkong, ubi jalar, kentang, talas,
gandum dan sagu. Makanan yang banyak mengandung lemak adalah
lemak hewan (gajih), mentega, minyak goreng, kelapa, keju.
Membangun jaringan tubuh dan mengganti jaringan tubuh yang
telah rusak (disebut zat pembangun). Zat makanan yang merupakan zat
pembangun adalah protein. Makanan yang banyak mengandung protein
yaitu tahu, tempe, oncom, kacang-kacangan, telur, daging, ikan, udang dan
kerang.Mengatur kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam tubuh (disebut
24
zat pengatur). Zat makanan yang merupakan zat pengatur adalah vitamin,
mineral dan air. Makanan yang banyak mengandung vitamin, mineral dan
air adalah sayur-sayuran dan buah-buahan.
Kepandaian seorang anak ditentukan oleh perkembangan sistem
saraf dan otak. Sistem saraf terdiri atas bermilyar-milyar sel yang
mendeteksi informasi dari dalam dan dari luar tubuh seorang anak. Sistem
saraf dan otak baru berangsur-angsur sempurna sejalan dengan usia dan
tergantung pada kualitas dan kuantitas gizi yang diberikan kepada anak.
Manfaat yang dapat diperoleh dari gizi yang seimbang pada anak adalah :
(Widjaja, 2003:41)Dapat menentukan perkembangan otak dan kecerdasan
pada anak. Untuk sistem imunitas atau kekebalan pada anak sehingga anak
tidak mudah terserang penyakit, tidak mudah terserang infeksi terutama
diare atau cacingan. Sebagai sumber tenaga bagi anak. Untuk memberi
bahan untuk membangun atau memelihara jaringan-jaringan tubuh dann
pengatur pekerjaan jaringan tubuh yang terdiri dari vitamin, mineral dan
air.
Manfaat yang dapat diperoleh dari makanan yang mengandung gizi
yang
seimbang
adalah
untuk
mengoptimalkan
kesehatan
dan
perkembangan anak. Pemenuhan gizi yang sempurna akan membuat
sistem imun pada anak menjadi kuat dan cenderung lebih tahan terhadap
penyakit, anak juga akan cenderung lebih cepat beradaptasi dan mudah
menagkap respon dalam proses belajar dilingkungan sekitarnya. Untuk
menjaga sistem kekebalan tubuh dari penyakit, gizi akan membantu
25
membentuk sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga anak tidak mudah
terserang penyakit. Untuk mempercepat proses pertumbuhan, gizi yang
seimbang sangat berpengaruh dalam membantu proses pertumbuhan anak
kearah yang lebih optimal. Untuk menunjang kecerdasan berfikir dan
pertumbuhan otak, jika gizi yang diperlukan otak tidak terpenuhi, maka
perkembangan otak akan terlambat, dan hal tersebut secara otomatis akan
berakibat pada lemahnya tingkat kecerdasan pada anak. Untuk
memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari. Mengatur
metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan
tubuh yang lain.
2.1.6
Pemahaman Gizi Seimbang Pada Anak Usia Dini
Kondisi otak dan fisik anak dikemudian hari sangat bergantung
pada jumlah makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak sehari-hari.
Makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak hendaknya mengandung zat-zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Potensi anak sangat penting untuk
dikembangkan sejak dini. Perlunya menanamkan konsep dan pemahaman
tentang gizi yang baik pada anak-anak usia dini, sehingga anak-anak tidak
akan mengkonsumsi makanan yang berbahaya dan tidak mengandung nilai
gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh.
Perilaku makan anak sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis,
kesehatan dan sosial anak. Keadaan lingkungan dan sikap keluarga
26
merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan dan menanamkan
konsep dan pemahaman tentang gizi yang baik pada anak usia dini.
Perlunya memberikan pemahaman tentang bagaimana zat-zat gizi yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. konsep
gizi untuk anak usia dini antara lain makanan yang akan dikonsumsi
mengandung karbohidrat yang diperoleh dari nasi, singkong, protein yang
diperoleh dari tahu, tempe, lemak yang diperoleh dari lemak hewan, gajih,
vitamin yang diperoleh dari sayuran dan buah-buahan, air serta susu.
Selain itu makanan yang dikonsumsi oleh anak beragam jenisnya. Jumlah
dan porsi makan anak cukup, tidak lebih dan tidak kurang. Makanan yang
dikonsumsi harus higienis dan aman. Anak usia dini ditanamkan untuk
makan secara teratur dan dilakukan dengan cara yang baik(Proverawati
dan Kusumawati, 2011:65).
Menurut Rushdie (2009:125) konsep pemahaman tentang makanan
yang mengandung gizi seimbang pada anak diterapkan melalui konsumsi
sayuran dan buah-buahan. Kandungan sayur-mayur dan buah-buahan
sangat berguna bagi tubuh manusia terutama untuk anak. Fitokimia
karetonoid terdapat pada sayuran yang berwarna kuning jingga seperti
wortel, labu kuning dan kentang manis. Sayuran berwarna hijau seperti
brokoli. Buah-buahan berwarna merah dan kuning jingga seperti mangga,
tomat, nanas, semangka. Sayuran dan buah-buahan ini mengandung
khasiat mencegah penyakit kanker dan meningkatkan sistem imun tubuh.
Selain itu unsur saponin yang biasanya terdapat pada kacang-kacangan
27
dapat berkhasiat untuk anti kanker, anti mikroba, meningkatkan sistem
imun, menurunkan kadar kolesterol. Sedangkan fitokimia polifenol yang
terdapat pada buah dan sayuran berwarna hijau, selada, gandum utuh
bermanfaat untuk mengatur kadar gula darah, mengatur tekanan darah, anti
kanker.
Mengkonsumsi
sayuran
dan
buah-buahan
sangat
penting
manfaatnya untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan. Contoh sayuran yang dapat dikonsumsi yang bermanfaat
untuk anak adalah kacang, buncis, kubis, tomat, wortel, bayam, brokoli,
taoge, sawi, kangkung, seledri, dan lain-lain. Sedangkan buah-buahan
yang bermanfaat antara lain alpokat, apel, jeruk, semangka, anggur,
kelengkeng, buah naga, jambu biji, dan lain-lain. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran adalah
mencuci bersih buah-buahan dan sayuran, mewaspadai bahan-bahan
pestisida, tidak membiarkan buah yang dikonsumsi terlalu matang, tidak
merendam sayuran mentah dalam air atau mencuci buah terlalu lama.
Selain itu mewaspadai adanya parasit atau binatang yang ada dalam
sayuran yang dapat membahayakan kesehatan. Tidak semua buah harus
dikupas kulitnya, kulit buah juga mengandung fitokimiaseperti pada buah
anggur dan apel(Nugroho, 2011:142).
Menurut Smart (2010:106) kandungan beberapa vitamin dan
mineral yang terdapat pada buah dapat mencegah dan mengobati beberapa
penyakit. Kandungan vitamin yang terdapat pada buah mempunyai kadar
28
yang berbeda-beda. Contohnya jeruk mengandung kandungan vitamin C
yang tinggi, selain itu juga mengandung betakaroten (pro vitamin A) dan
tiamin (vitamin B1), mangga mengandung vitamin A, B, C, kalium dan
besi, pisang mengandung kalium, B6, asam folat, pepaya mengandung
vitamin E, beta karoten, dan serat, dan lain-lain. Sayuran juga memberikan
manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti contoh brokoli, bayam, tomat,
wortel, dan lain-lain. Brokoli kaya kalium, beta karoten, zat besi, vitamin
C. Bayam kaya karotenoid, kalium, vitamin E. Tomat kaya karoten,
kalium, vitamin C, vitamin E, likopen. Wortel kaya akan beta karoten,
sedikit vitamin C dan E.
Memasak sayuran bisa merusak banyak enzim yang penting, enzim
tersebut bermanfaat dalam menjaga metabolisme yang sehat, pencernaan
dan penyerapan makanan, serta mengubahnya menjadi jaringan tubuh
serta memproduksi energi. Memasak dengan cara menumis, merebus,
menggoreng dapat membantu mengurangi beberapa pestisida tetapi tidak
boleh terlalu lembek dan terlalu lama. Sedangkan untuk sayuran berdaun,
perlu dibuang daun dari sayuran yang terluar misalnya kubis, kemudian
bilas dengan air yang bersih dan mengalir. Buah dan sayuran yang
mengandung serat yang tinggi dapat ditambahkan sebagai salad untuk
kesehatan anak(Cross, 2008:11).
Menurut Almatsier (2009:295) mengenalkan konsep tentang gizi
pada anak sejak dini sangat perlu diterapkan. Konsep yang diterapkan dan
dikenalkan sejak dini yaitu tentang makanan yang mengandung empat
29
sehat lima sempurna. Konsep gizi yang terkandung dalam makanan empat
sehat dan lima sempurna perlu disajikan setiap hari dirumah. Makanan
empat sehat lima sempurna yang terdiri dari makanan yang mengandung
karbohidrat seperti nasi, sayur-sayuran, buah-buahan dan lauk pauk yang
mengandung protein seperti ikan, dan susu. Membatasi anak untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar lemak yang tinggi,
membiasakan anak untuk sarapan, menghindari makanan yang berbahaya
juga perlu ditanamkan kepada anak untuk memberikan pemahaman gizi
untuk anak usia dini.
Menanamkan sejak dini mengkonsumsi makanan yang sehat dan
makanan yang aman perlu ditanamkan untuk konsep gizi pada anak.
Setiap anak tumbuh dengan kecepatan yang berbeda. Bagi anak yang
pertumbuhannya pelan makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit. Ada
juga anak yang tumbuh dengan cepat, tetapi kemudian menjadi lambat
karena makanan yang dikonsumsi
sedikit. Sehingga perlu diberikan
pemahaman kepada anak tentang konsep gizi sehingga anak-anak akan
mengkonsumsi makanan yang seimbang, tidak terlalu banyak dan tidak
terlalu sedikit porsinya. Selain itu makanan yang dikonsumsi harus
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhan oleh tubuh sehingga tidak hanya
mengenyangkan saja(Widjaja, 2003:43).
Berdasarkan kurikulum yang ada pada TK Darul ulum bahwa
program menu gizi diambil dari salah satu indikator dalam matrik yang
berbunyi makan makanan yang bergizi. Untuk meningkatkan pemahaman
30
tentang gizi seimbang pada anak dapat dilakukan dengan kegiatan dalam
pembelajaran dimana anak dapat menunjukkan warna dari sayuran dan
buah beserta kandungan manfaatnya yang diambil dari indikator dalam
kognitif yang berbunyi menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan
tanaman, buah yang mempunyai warna, bentuk, ukuran, ciri-ciri tertentu.
Kegiatan kreasi makanan diambil dari matrik dalam indikator fisik
motorik halus yang berbunyi membuat berbagai bentuk dari kertas, daun,
makanan dan lain-lain. Kurikulum yang digunakan di TK Darul Ulum
menggunakan KBK 2004 yang diadaptasi dari Permendiknas no 58 tahun
2009.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa konsep gizi sangat perlu
ditanamkan sejak usia dini. Pemahaman tentang gizi yaitu bahan-bahan
yang dikonsumsi oleh anak-anak harus mengandung zat-zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh. Anak-anak dibiasakan untuk mengkonsumsi
makanan yang mengandung empat sehat lima sempurna yang sangat bagus
untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. selain itu porsi makan anak
harus seimbang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit sehingga
tidak mengakibatkan obesitas dan gizi buruk. Sayuran dan buah-buahan
sangat penting dikonsumsi oleh anak, sayuran dan buah-buahan
mengandung zat-zat gizi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan anak.
Porsi makan yang seimbang serta makanan yang dikonsumsi mengandung
gizi yang seimbang adalah konsep dan pemahaman gizi yang diterapkan
sejak dini. Program menu gizi yang diterapkan di TK Darul Ulum
31
diadaptasi dari KBK 2004 diambil dari matrik indikator kesehatan fisik
nomor 71.
2.1.7
Konsep Pola Makan Anak
Anak-anak sangat membutuhkan nutrisi yang baik. Nutrisi yang
bagus akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anak. Makanan
sehari-hari yang dikonsumsi oleh anak sangat berpengaruh terhadap
kondisi, daya tahan dan kecerdasan serta kesehatan anak. Pola makan anak
yang kurang baik dapat mengganggu kondisi fisik fisik anak.
Pola makan anak sekarang ini jauh dari pola makan yang sehat.
Anak-anak lebih menyukai mengkonsumsi makanan-makanan yang
kurang sehat. Makanan yang dikonsumsi anak sehari biasanya nugget
ayam, beef burger yang dijajakan dijalan yang banyak mengandung
lemak, garam pewarna, dan zat aditif lainnya. Selain itu anak juga
menyukai permen dan makanan ringan seperti chiki yang mengandung zat
warna dan pengawet yang berbahaya apabila dikonsumsi secara terus
menerus (Graimes, 2005 :34).
Obesitas juga melanda pada anak akhir-akhir ini. Obesitas adalah
untuk menggambarkan perbandingan berat badan dan tinggi lebih besar
120 persen dari standar. Obesitas yang terjadi pada anak-anak akibat dari
ketidakseimbangan antara energi yang dikonsumsi dengan anergi yang
dikeluarkan. Anak mengkonsumsi sembarang makanan berlemak dan
32
kurang aktivitas. Seringkali makanan cemilan menyebabkan obesitas.
Makanan cemilan pada umumnya mengandung kaya energi tetapi rendah
akan gizi. Pada umumnya makanan cemilan yang dikonsumsi oleh anak
adalah bakso, nugget, bihun goreng, kroket, snack ringan, jajanan yang
dijajakan dipinggir jalan dengan minyak untuk menggoreng yang sudah
sangat hitam. Makanan tersebut sangat disukai oleh anak-anak (Ratnawati,
2001: 79).
Anak-anak sering ketakutan ketika orang tua memberikan makanan
yang terdapat sayuran di dalam makanan tersebut. Sayuran dan buah
adalah makanan yang tidak disukai oleh anak-anak. Padahal sayuran dan
buah-buahan mengandung zat-zat gizi yang sangat baik untuk tubuh anak.
Selain itu anak-anak juga sangat menyukai makanan yang manis dengan
warna yang mencolok seperti permen. Melarang anak mengkonsumsi
makanan seperti permen terkadang akan menimbulkan sifat untuk
memberontak jika tidak diimbangi dengan pemahaman yang diberikan
kepada anak (Utami, 2010 : 14).
Penulis dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan dan pemahaman
anak tentang gizi yang seimbang sangat kurang sekali. Anak-anak lebih
menyukai mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung bahanbahan yang berbahaya bagi tubuh anak. Konsep makan anak dipengaruhi
oleh pemahaman anak yang sangat kurang terhadap gizi yang seimbang.
Anak-anak lebih menyukai makanan-makanan dengan kemasan bagus,
warna yang mencolok dan rasa yang enak. Makanan yang dijajakan
33
dijalanan dengan kemasan dan warna-warna yang mencolok sangat disukai
oleh anak. Sayuran dan buah-buahan adalah makanan yang tidak disukai
oleh anak, padahal sayur dan buah mengandung gizi yang tinggi yang
sangat bagus untuk tubuh anak.
2.2 Membentuk Kreasi Makanan
2.2.1
Pengertian Membentuk Kreasi Makanan
Bento atau o-bentō adalah istilah bahasa Jepang untuk makanan
bekal berupa nasi berikut lauk-pauk dalam kemasan praktis yang bisa
dibawa-bawa dan dimakan di tempat lain. Seperti halnya nasi bungkus,
bentō bisa dimakan sebagai
makan siang, makan malam, atau bekal
piknik. Bentō biasanya dikemas untuk porsi satu orang, walaupun dalam
arti luas bisa berarti makanan bekal untuk kelompok atau keluarga. Ciri
khas bentō adalah pengaturan jenis lauk dan warna agar sedap dipandang
serta mengundang selera. Bento dapat pula dihias dan disusun rapi dalam
gaya yang disebut kyaraben. Kemasan bento selalu memiliki tutup, dan
wadah bentō bisa berupa kotak atau nampan segi empat dari plastik, kotak
roti atau kotak kayu. Ibu rumah tangga di Jepang dianggap perlu terampil
menyiapkan bentō, walaupun bentō bisa dibeli di mana-mana. (Maslachah,
diakses
pada
tanggal
26
januari
2013,
tersedia
dalam
www.emak2blogger.web.id/2012/09/29/ nge_bento_yuukk 29 september
2012)
34
Membentuk kreasi makanan atau dikenal dengan istilah bento
adalah konsep one dish meal atau hidangan sepinggan yang mengandung
gizi yang lengkap. Hidangan untuk bekal anak-anak ini mengandung nilainilai gizi yang seimbang. Bentuk makanan yang disajikan unik dan sangat
kreatif sehingga anak-anak akan menyukai mengkonsumsi makanan
tersebut. Dalam hidangan yang disajikan sesuai dengan bekal anak sekolah
karena sesuai dengan kebutuhan yang dianjurkan untuk usia anak yang
merupakan usia pertumbuhan. Bekal bento ini akan memancing selera
anak-anak karena dikreasikan dengan bentuk-bentuk yang lucu dengan
warna yang variatif. Bento merupakan bekal yang praktis, menarik dan
kaya akan gizi yang berguna untuk pertumbuhan, perkembangan serta
meningkatkan kecerdasan anak usia dini (Muaris, 2010:1).
Seni membentuk kreasi makanan atau dikenal dengan bento adalah
seni menampilkan masakan yang diadopsi dari Jepang. Bentuk kreasi ini
digunakan sebagai salah satu cara untuk menarik minat anak-anak
terhadap makanan yang mengandung gizi yang baik dan mengandung gizi
yang seimbang untuk anak-anak yang akan berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak yang semakin optimal. Anak-anak lebih
menyukai akan hal-hal yang unik dan menarik. Makanan yang dikemas
dengan penyajian yang menarik dan unik akan dapat mengundang selera
makan dari anak. Penyajian makanan yang kreatif dan sesuai dengan minat
anak akan memudahkan bagi orang tua untuk menyajikan makanan yang
mengandung gizi yang seimbang untuk anak. Diharapkan dengan bento
35
anak akan lebih memahami tentang makanan yang mengandung gizi yang
seimbang dan lebih menyukai makanan yang menyehatkan (Virdastryn,
diakses
tanggal
26
januari
2013,
tersedia
www.Lifestyle.kompasiana.com/.../bento-seni-membuat-makanan-yangdis... 17 juli 2012).
Membentuk kreasi makanan sesungguhnya suatu seni yang
digunakan untuk memudahkan orang tua dalam menyajikan makanan yang
menyehatkan untuk anak-anak. Sebagian besar orang tua mengeluh karena
anak-anaknya susah makan, jadi butuh tips agar makanannya lebih
bervariasi. Ketika orang tua sudah menyediakan makanan yang bervariasi
terkadang anak-anak tidak menyentuh sama sekali makanan yang
dilakukan. Orang tua dapat melakukan pendekatan yaitu mengolah
makanan berupa bento bermacam-macam warnah yang cerah dan beraneka
bentuk kartun yang disukai anak untuk menarik perhatian anak agar mau
mengkonsumsi makanan tersebut. Dengan bento atau membentuk kreasi
makanan anak-anak akan lebih tertarik untuk mengkonsumsi makanan
yang disajikan. Orang tua dapat melibatkan anak dalam kegiatan
membentuk kreasi makanan tersebut.
2.2.2
Strategi Dalam Membentuk Kreasi Makanan
Orangtua yang memiliki anak usia balita hingga usia taman kanakkanak biasanya masih dihantui kekhawatiran anak-anak yang sulit makan.
36
Menyiapkan bekal merupakan aktifitas rutin ibu bagi buah hati tercinta.
Namun menyiapkan bekal yang higienis dengan bahan sayuran dan bergizi
lainnya bukanlah hal yang mudah. Hal ini dikarenakan anak-anak tidak
suka sayur dan lebih tertarik dengan makanan yang dijual di sekolah.
Padahal kebersihan dan kualitas bahan makanan yang dijual tersebut
mungkin kurang baik bagi kesehatan anak-anak.
Salah satu cara yang dilakukan untuk membuat anak-anak
menyukai makanan yang sehat, higienis dan mengandung gizi yang
seimbang yaitu dengan menyediakan makanan yang sudah dikreasikan dan
dibentuk yang dikenal dengan istilah bento. Orang tua dapat menyajikan
menu menarik yang berkarakter tokoh kartun. Penyajian nasi karakter,
sayur karakter, burger dan varian makanan lain yang bisa disulap menjadi
bentuk kartun. Konsep makanan didekatkan dengan dunia anak. Misalnya
angry bird, barbie, hello kitty, micky mouse dan kreasi lainnya. Isi bento
biasanya terdiri nasi yang dibentuk karakter tokoh, sayuran, daging serta
buah-buahan atau light meal. Kotak yang diberikan juga aman di tangan
anak, karena tidak menggunakan barang pecah belah, jadi anak lebih
mandiri dan orang tua tidak perlu menyuapi anak. Satu kotak bento
disesuaikan dengan porsi anak. Semua item, mulai dari menu utama dan
penutup, dibuat dari lauk pauk yang nutrisinya memenuhi gizi anak. Selain
rasa penyajian juga merupakan unsur penting anak tertarik dan mau
mengkonsumsi makanan. Siasat ini sangat ampuh untuk meningkatkan
selera makan anak (Nurmatari, diakses pada tanggal 26 januari 2013,
37
tersedia
www.bandung.detik.
com/.../angry-bird-hingga-bento-kartun-
untuk-bekal-...16 januari 2013).
Menurut Muaris (2010:5) bekal makanan yang dikreasikan oleh
orang tua dimaksudkan untuk menarik minat anak. Bento untuk membuat
anak-anak menyukai sayur dan buah-buahan. Dengan melibatkan anak
untuk berkreasi akan menambah minat dalam mengkonsumsi makanan
yang bergizi. Konsep dalam bentuk kreasi makanan dilakukan melalui
tahap-tahap yaitu :
2.2.2.1 Belajar tentang gizi yang diperlukan pada anak. Unsur apa saja yang
sebaiknya dipenuhi agar sesuai dengan gizi seimbang anak.
2.2.2.2 Mempelajari bahan pangan apa saja yang dapat memenuhi gizi tersebut
kemudian mengkreasikannya dengan bahan-bahan lain agar menjadi menu
bekal yang seimbang
2.2.2.3 Memilih wadah plastik yang aman
2.2.2.4 Berkreasi sedemikian rupa sehingga dalam satu susunan menu hanya
terdapat porsi yang anak sanggup habiskan
2.2.2.5 Membuat makanan dalam bentuk yang lucu, unik dan menarik, misalnya
karakter kartun dan lain-lain
2.2.2.6 Memilih sumber karbohidrat yang bervariasi bukan hanya nasi misalnya
roti, pasta, roti
2.2.2.7 Membuat sendiri dan mengatur jenis lauk yang beraneka ragam dengan
warna mencolok, mengundang selera makan anak. Waktu persiapan tidak
lama, praktis dan higienis.
38
Menyiapkan bekal sarapan memang mudah, cukup dengan menu
berbahan dasar roti gandum yang isinya bisa divariasikan dengan selai
coklat, stroberry, nanas dan lain-lain. Sehingga ibu tidak perlu memasak
hidangan hangat. Bekal yang dibuat dapat berupa roti isi keju yang dihias
dengan cetakan keju bentuk bunga atau sesuai selera dan diberi sedikit
anggur hijau penambah serat dan kalori beserta susu untuk memulai hari.
Membuat bentuk kreasi makanan itu perlu kesabaran dan
tergantung daya
kreasi dan juga
keterampilan. Semakin sering
membuatnya akan terasa lebih mudah dan cepat. Selanjutnya bisa
membuat tergoda untuk membuat bento-bento yang lebih rumit seperti
charabenatau kyaraben adalah kependekan dari character bento. Bento
yang di hias menyerupai karakter tertentu seperti manusia, binatang, tokoh
kartun seperti mickey mouse, hello kity (Virdastryn, diakses pada tanggal
26 januari 2013, tersedia www.bentocantik.wordpress.com/2012/05/30
mei 2012).
Strategi yang diterapkan dalam kreasi membentuk makanan adalah
kreasi yang digunakan oleh orang tua agar anak-anak menyukai makanan
yang mengandung nilai gizi yang seimbang. Konsep makanan yang
disajikan dekat dengan dunia anak sehingga anak-anak akan lebih
menyukai makanan tersebut. Ketika membentuk kreasi makanan
hendaknya perlu memperhatikan gizi yang diperlukan oleh anak, sehingga
selain kreasi bagus makanan yang disajikan kepada anak-anak adalah
makanan yang higienis dan mengandung nilai gizi yang tinggi. Anak-anak
39
yang dilibatkan dalam kreasi tersebut akan menambah antusias dan
pemahaman tentang makanan yang mengandung gizi yang baik dan
seimbang. Pembuatan kreasi dengan memilih sumber karbohidrat yang
bervariasi tidak hanya nasi saja. Bentuk kreasi unik, lucu dan menarik.
Lebih memperbanyak hiasan dengan menggunakan sayur-sayuran untuk
mengajarkan anak-anak tentang pentingnya sayur-sayuran untuk gizi yang
seimbang.
2.2.3
Manfaat Membentuk Kreasi makanan
Kurangnya nafsu makan anak menjadi masalah bagi orang tua.
Makanan yang disajikan oleh orang tua yang kurang menarik juga
menambah anak tidak mau mengkonsumsi makanan yang sudah
dihidangkan.
Salah
satu
cara
untuk
mengatasi
agar
anak-anak
mengkonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi adalah
dengan mengkreasikan makanan tersebut menjadi bentuk-bentuk yang
menarik bagi anak. Manfaat yang dapat diperoleh dengan membentuk
kreasi makanan yang diperoleh adalah (Novitasari, 2009 : 2):
2.2.3.1 Dapat mengatur konten gizi makanan anak-anak, lebih sehat, higienis,
lebih murah
2.2.3.2 Merangsang nafsu makan anak Anda, karena terlihat lebih lucu dan indah
2.2.3.3 Anak akan mengenal jenis makanan yang dikonsumsi dan memahami
pentingnya makanan untuk kesehatan
2.2.3.4 Menjalin komunikasi antara orang tua dengan anak-anak, karena dapat
membuatnya secara bersama-sama dengan anak, sehingga terjalin
40
komunikasi dan menambah kedekatan emosional antara orang tua dengan
anak-anak
2.2.3.5 Mengontrol nutrisi yang dikonsumsi anak, dengan membawa bekal atau
menyediakan hidangan dengan kreasi yang unik-unik anak-anak tidak
akan membeli jajanan dan makanan yang berbahaya dan tidak terjaga
kebersihan dan kesehatannya.
2.2.3.6 Meningkatkan tingkat kreatifitas, dengan membentuk kreasi makanan akan
membuat kreatifitas meningkat karena akan menciptakan bentuk-bentuk
yang unik dan lucu dari makanan yang dibuat.
2.2.3.7 Mengasah otak
2.2.3.8 Meningkatkan nafsu makan anak untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung nilai gizi yang baik
2.2.3.9 Memberikan pemahaman tentang gizi yang baik dan seimbang pada anak
melalui membentuk kreasi makanan karena penyajiannya terdiri dari
sayur-sayuran dan bahan-bahan lain yang mengandung nilai gizi yang
tinggi. Anak-anak akan terbiasa untuk mengkonsumsi makanan yang
sehat. Orang tua dan guru dapat memberikan pemahaman tentang
makanan yang disajikan atau yang dibawa adalah makanan yang
mengandung nilai gizi yang bagus untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa manfaat dari membentuk
kreasi makanan adalah untuk meningkatkan nafsu makan anak. Melalui
kegiatan bentuk kreasi makanan anak-anak akan menyukai makanan yang
41
mengandung gizi seimbang yang disajikan oleh orang tua dirumah. Anakanak akan memahami tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung gizi yang seimbang, sehingga anak akan mengurangi
mengkonsumsi makanan yang berbahaya untuk kesehatan. Selain itu
manfaat yang diperoleh adalah orang tua dapat mengontrol nutrisi yang
dikonsumsi oleh anak-anak. Ketika anak-anak mencoba untuk membuat
kreasi sendiri dari makanan yang akan dibawa ke sekolah sehingga akan
meningkatkan daya kreatifitas anak.
2.3 Pemahaman Gizi Seimbang dan Membentuk Kreasi Makanan
Memberikan pemahaman gizi seimbang kepada anak dapat
dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan mengenalkan berbagai
contoh sayuran dan buah-buahan kepada anak. Selain itu dapat juga
mengenalkan dan membuat kudapan yang menyehatkan untuk anak
seperti: membuat kue mangkuk ubi merah. Kandungan yang ada pada ubi
jalar diantaranya adalah vitamin C, vitamin E, betakaroten, vitamin B,
serat, karbohidrat lengkap. Selain itu orangtua dapat membuat bekal
sekolah kepada anak berupa sandwich tahu, karena bahan-bahan yang
digunakan tidak mengandung banyak lemak, apalagi lemak yang
berbahaya. Apalagi jika ditambah dengan daun selada karena mengandung
antioksidan, yang kaya akan vitamin dan mineral (Aim, 2010:19-20).
Sebagian besar anak kurang menyukai mengkonsumsi buahbuahan dan sayuran. Apalagi mengunyah atau makan buah-buahan karena
anak ingin segera bermain atau mengerjakan sesuatu. Pada umumnya anak
42
mengunyah makanan secara kasar sehingga dengan keadaan tersebut akan
sangat memberatkan kerja lambung untuk mencerna makanan, sehingga
penyerapan nutrisi menjadi tidak optimal. Pemberian buah dengan cara
dihaluskan atau dibuat jus akan mempermudah kerja lambung dalam
penyerapan nutrisi dan gizi seimbang pada anak. Buah dan sayur yang
dibuat jus akan memudahkan orangtua maupun anak dalam mengkonsumsi
sumber vitamin dan mineral. Orangtua dapat memberikan pemahaman
tentang gizi yang seimbang dengan mengajak anak membuat jus bersamasama sehingga anak akan memahami pentingnya gizi seimbang bagi
tumbuh kembang anak (Sarasvati, 2007:4-5).
Memberikan pemahaman gizi seimbang dapat dilakukan melalui
memasak bersama makanan yang menyehatkan untuk anak. Memasak
bersama kemudian setelah itu masakan yang telah selesai dibuat
dikreasikan sesuai dengan imajinasi anak. Membentuk kreasi makanan
digunakan sebagai salah satu cara untuk menarik minat anak-anak
terhadap makanan yang mengandung gizi yang seimbang yang akan
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang semakin
optimal. Anak-anak lebih menyukai akan hal-hal yang unik dan menarik.
Makanan yang dikemas dengan penyajian yang menarik dan unik akan
dapat mengundang selera makan dari anak. Penyajian makanan yang
kreatif dan sesuai dengan minat anak akan memudahkan bagi orang tua
untuk menyajikan makanan yang mengandung gizi yang seimbang untuk
anak (Ratnawati, 2001:87-88).
43
Tahap pembuatan bento atau kreasi makanan adalah: buat hiasan
bentonya terlebih dahulu, misalnya menggunakan wortel saja yang dicetak
menggunakan cetakan kue berbentuk bunga. Buat serutan wortel dengan
menggunakan serutan sayuran. Kemudian gulung hasil serutan tersebut
hingga menyerupai bunga mawar. Letakkan daun selada di atas bento (bisa
lebih dari satu buah, biasanya untuk sekeliling bekal atau menjadi
pembatas antara nasi dengan lauk lainnya. Pembatas atau pemisah
makanan bentuknya bisa bermacam-macam, bahkan sudah ada yang
sintetik (terbuat dari plastik atau silikon). Kemudian letakkan onigiri yang
sudah dicetak, diatur sedemikian rupa. Atur tata letak hiasan yang sudah
dibuat tadi di atas bekal. Jika akan dibawa ketempat jauh, sebaiknya bento
disusun lebih rapat dan padat, jika tidak, susunannya bisa berantakan.
Prinsip utama bento memang harus terlihat padat, sehingga ketika dibawa
dan terombang ambing diperjalanan, makanan yang di dalam kotak tidak
akan berubah atau bergeser dan ketika di buka masih akan tetap terlihat
cantik (Novitasari, 2009:2-3).
Penulis dapat menyimpulkan bahwa gizi yang seimbang sangat
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Memberikan
pemahaman gizi seimbang pada anak dapat dilakukan melalui berbagai
cara yaitu: memberikan contoh makanan yang mengandung gizi yang
seimbang melalui penyajian kudapan yang mengandung gizi yang
seimbang. Membuat jus yang menyehatkan untuk anak, buah-buahan yang
menyehatkan dan mengandung gizi yang tinggi dihaluskan akan sangat
44
disukai oleh anak. Selain itu kreasi makanan juga dapat digunakan untuk
memberikan pemahaman gizi seimbang pada anak. Kreasi makanan sangat
efektif diterapkan untuk memberikan pemahaman gizi seimbang karena
makanan yang disajikan lebih kreatif, inovatif dan mengandung nilai gizi
yang seimbang.
2.4 Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun
2.4.1
Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada
materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan.
Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari
tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi
banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya. Materiil dapat terdiri
dari kromosom, rambut, tulang lemak. Pertumbuhan berkaitan erat dengan
materiil genetis. Sedangkan pengertian perkembangan adalah suatu
perubahan tetapi perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan bersifat
kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi materiil melainkan
pada segi fungsional. Perkembangan sebagai akibat dari perubahan
kualitatif dari fungsi-fungsi tubuh (Soemanto, 2006 : 43).
Menurut Supariasa, Bachyar dan Ibnu Fajar (2002 : 27) bahwa
pertumbuhan berbeda dengan perkembangan. Makna pengertian dari
pertumbuhan dan perkembangan mencakup dua peristiwa yang statusnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pengertian
45
pertumbuhan (growth) adalah berkaitan erat dengan perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu yang
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,
meter). Pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ
dan jaringan dari masa konsepsi sampai dengan remaja. Sedangkan
perkembangan (Development) adalah bertambahnya kemampuan (Skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.
Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang.
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya jumlah atau ukuran sel
dan tidak dapat kembali ke bentuk semula (irrevesibel) dapat diukur dan
dapat dinyatakandengan angka, grafik, dan sebagainya. Sedangkan
perkembangan adalah proses menuju ketingkat kedewasaan atau
pematangan,
tidak
dapat
diukur
tetapi
hanya
dapat
dinikmati.Perkembangan berkaitan erat dengan faktor genetik, keturunan.
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan yang positif sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal.
Perkembangan menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin,
ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa
keunikan psikologis seperti temperamen (Aryulina, 2004 : 3).
Penulis dapat menyimpulkan dari berbagai pendapat diatas bahwa
pertumbuhan adalah perubahan secara kuantitatif yang berhubungan
46
dengan pertambahan jumlah ukuran seperti : rambut, tulang, sel yang
tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan mempunyai sifat
kesatuan dan sebagai akibat dari pengaruh dari lingkungan. Proses
bertambahnya ukuran dari yang kecil menjadi besar, yang pendek menjadi
panjang dan lain-lain. proses kenaikan volume karena adanya penambahan
substansi atau bahan dasar yang bersifat irreversibel atau tidak dapat
kembali. kenaikan volume ini bisa disebabkan oleh pertambahan jumlah
sel serta pembesaran dari tiap sel tersebut. Sedangkan perkembangan
adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Suatu individu bila sudah
dewasa ditandai dengan telah berfungsinya alat-alat reproduksi yang
dimilikinya. Tidak seperti pertumbuhan, perkembangan tidak dapat
dinyatakan dengan ukuran. Perkembangan berkaitan erat dengan
penampilan kemampuan (Skill) yang diakibatkan oleh kematangan saraf
pusat, khususnya di otak.
2.4.2
Konsep Pertumbuhan dan Kesehatan Anak
Menurut
Soetjiningsih
(2012:107)
anak-anak
mengalami
pertumbuhan secara bertahap. Konsep pertumbuhan anak mengikuti dua
pola yaitu : pola cephalocaudal yang dalam bahasa latin berarti kepala ke
ekor. Pola cephalocaudal yaitu pertumbuhan tercepat selalu terjadi diatas
yaitu kepala. Pertumbuhan fisik dalam ukuran berat badan dan perbedaan
ciri fisik secara bertahap bekerja dari atas kebawah, contoh dari kepala ke
kaki, leher kebahu kebatang tubuh bagian tengah dan seterusnya.
Sedangkan pola proximodistal dalam basa latin jauh ke dekat. Pola
47
proximodistal yaitu rangkaian pertumbuhan yang dimulai dari pusat tubuh
dan bergerak kearah tangan dan kaki. Contohnya adalah alat-alat tubuh
yang terdapat di pusat tubuh seperti jantung, hati, alat-alat pencernaan
berfungsi terlebih dahulu daripada anggota-anggota tubuh yang terletak
ditepi.
Pertumbuhan anak usia dini dipengaruhi oleh beberapa sebab.
Secara langsung meliputi kecukupan pangan dan keadaan kesehatan.
Penyebab tidak langsung meliputi pola asuh anak, pemanfaatan pelayanan
kesehatan, sanitasi lingkungan. Penyebab yang lain adalah adalah faktor
genetik, sistem syaraf, hormon, gizi berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan anak. Zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan diperoleh dari makanan yang mengandung gizi yang
seimbang seperti protein yang mendukung untuk pertumbuhan anak, zink
juga berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Zat besi juga
dibutuhkan untuk menghasilkan hemoglobin dan juga berguna dalam
pembentukan tulang (Proverawati dan Kusumawati, 2011:69).
Konsep kesehatan anak sangat erat kaitannya dengan makanan
yang dikonsumsi. Makanan sangat berpengaruh terhadap kesehatan
manusia. Apabila anak mengkonsumsi makanan yang berlebihan akan
menyebabkan ancaman bagi kesehatan anak. Kegemukan salah satu akibat
dari mengkonsumsi makanan yang berlebihan, sedangkan dibalik
kegemukan banyak tersimpan berbagai penyakit. Anak yang terbiasa
mengkonsumsi makanan yang kurang terjaga kebersihannya akan
48
menyebabkan anak-anak mudah terserang penyakit dan berakibat dengan
kondisi daya tahan tubuh anak. Mudah terserang diare dan penyakit
lainnya.
Sedangkan
dalam
jangka
panjang
anak-anak
sering
mengkonsumsi makanan yang mengandung pengawet dan zat-zat aditif
akan mengakibatkan kerusakan dalam jaringan tubuh sehingga kesehatan
akan terganggu (Emirfan, 2011:5).
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa konsep
pertumbuhan anak berdasarkan atas dua pola yaitu cephalocaudal dan
proximodistal. Pertumbuhan anak sangat erat kaitannya dengan kecukupan
pangan dan kesehatan. Kesehatan yang baik akan memberikan stimulasi
yang bagus dalam pertumbuhan anak yang maksimal. Sedangkan konsep
tentang kesehatan anak sangat erat kaitannya dengan makanan yang
dikonsumsi oleh anak sehari-hari. Anak-anak yang mengkonsumsi
makanan yang mengandung nilai gizi yang seimbang akan berpengaruh
terdapat kondisi kesehatan yang baik, anak tidak mudah sakit sehingga
pertumbuhan anak akan berkembang lebih baik. Konsumsi makanan yang
buruk dan tidak bergizi akan berdampak bagi kesehatan anak. Makanan
yang kurang terjaga kebersihannya serta mengandung bahan-bahan yang
berbahaya
akan berpengaruh terhadap kesehatan anak, sehingga
pertumbuhan anak nantinya menjadi terganggu.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu
suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakantindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman
terhadap kondisi dimana praktek pembelajaran dilakukan. Dalam
pelaksanaan PTK anak didik tidak hanya mengerjakan lembar kerja saja,
tetapi anak harus aktif bekerja untuk melakukan sesuatu yang diarahkan
oleh guru. PTK membutuhkan keaktifan dari anak didik karena dalam
pembelajaran anak didik yang diutamakan (Arikunto, 2010:137).
Penelitian tindakan kelas dirancang, dilaksanakan dan dianalisis
oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dikelas. PTK
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dilaksanakan
secara sistematis, terencana, dan mawas diri yang bersifat situasional dan
kontekstual.
meningkatkan
Penelitian
kualitas
ini
dilakukan
pembelajaran
untuk
serta
memperbaiki
untuk
dan
memecahkan
permasalahan pembelajaran yang terjadi dikelas. PTK bersifat reflektif
yaitu melakukan tindakan-tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan
pembelajaran yang ada dikelas (Muslich, 2011:8).
49
50
Terdapat beberapa bentuk atau model penelitian tindakan yang
dikemukakan oleh para ahli yang menekuni penelitian tindakan, antara lain
model yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, Kemmis, Henry, Mc Taggart,
John Elliot, dan Hopkins. Ahli yang pertama kali menciptakan model
penelitian tindakan kelas adalah Kurt Lewin, tetapi sampai sekarang yang
banyak dikenal adalah Kemmis dan Mc Taggart. Kurt Lewin dalam
Arikunto (2006:92) mengemukakan model yang dilaksanakan berupa
proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap yaitu:
perencanaan(planning),tindakan((acting),pengamatan(observing),danrefle
ksi(reflecting).
Siklus 1
Refleksi
Melakukan tindakan
pengamatan
Siklus 2
Refleksi
Melakukan tindakan
pengamatan
Siklus 3
Perencanaan
ulang
Refleksi
Evaluasi
Melakukan tindakan
pengamatan
51
3.2 Rancangan Penelitian
3.2.1 Siklus 1
3.2.1.1 Perencanaan
3.2.1.1.1
Membuat rencana pembelajaran
3.2.1.1.2
Tema Kegiatan : tanah airku
3.2.1.1.3
Jenis kegiatan membentuk kreasi makanan yang dihubungkan
dengan tema.
3.2.1.1.4
Menyiapkan sumber, media, dan alat peraga
3.2.1.1.5
Tempat pelaksanaan diruang kelas B TK Darul Ulum
3.2.1.1.6
Evaluasi dilaksanakan dengan cara observasi
3.2.1.1.7
Membuat lembar pengamatan atau observasi.
3.2.1.2 Pelaksanaan
3.2.1.2.1
Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam kegiatan belajar
mengajar.
3.2.1.2.2
Mengkondisikan siswa untuk memperhatikan guru.
3.2.1.2.3
Guru mengawali dengan kegiatan yang menyenangkan seperti
bernyanyi, tepuk terlebih dahulu.
3.2.1.2.4
Guru memberikan pujian dan penghargaan kepada anak yang telah
memperhatikan dan membuat kreasi meskipun tidak sempurna.
3.2.1.2.5
Guru memberikan stimulasi dan motivasi kepada siswa yang tidak
mau mendengarkan daan memperhatikan ibu guru.
3.2.1.2.6
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi sesuai
dengan imajinasi masing-masing siswa.
52
3.2.1.3 Observasi
Pengamatan pada siklus I dilakukan terhadap anak. Observasi
terhadap anak tentang keaktifan dan kreatifitas anak dalam mengikuti
kegiatan membentuk kreasi makanan.
3.2.1.4 Refleksi
Refleksi ini dilakukan segera setelah tindakan dan observasi pada
siklus I selesai dilakukan. Peneliti dan guru mendiskusikan hasil
observasi. Peneliti dan guru mencari kelebihan dan kekurangan yang
terjadi pada siklus I sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan siklus II.
Peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus I.
3.2.2
Siklus 2
3.2.2.1 Perencanaan
3.2.2.1.1
Membuat rencana pembelajaran
3.2.2.1.2
Tema Kegiatan : tanah airku
3.2.2.1.3
Jenis kegiatan membentuk kreasi makanan yang dihubungkan
dengan tema.
3.2.2.1.4
Menyiapkan sumber, media, dan alat peraga
3.2.2.1.5
Tempat pelaksanaan diruang kelas B TK Darul Ulum
3.2.2.1.6
Evaluasi dilaksanakan dengan cara observasi
3.2.2.1.7
Membuat lembar pengamatan atau observasi
3.2.2.2 Pelaksanaan
3.2.2.2.1
Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam kegiatan belajar
mengajar
53
3.2.2.2.2
Mengkondisikan siswa untuk memperhatikan guru.
3.2.2.2.3
Guru mengawali dengan kegiatan yang menyenangkan seperti
bernyanyi, tepuk terlebih dahulu.
3.2.2.2.4
Guru memberikan pujian dan penghargaan kepada anak yang
telah memperhatikan dan membuat kreasi meskipun tidak
sempurna.
3.2.2.2.5
Guru memberikan stimulasi dan motivasi kepada siswa yang
tidak mau mendengarkan daan memperhatikan ibu guru.
3.2.2.2.6
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi
sesuai dengan imajinasi masing-masing siswa
3.2.2.3 Observasi
Pengamatan pada siklus I dilakukan terhadap anak. Observasi
terhadap anak tentang keaktifan dan kreatifitas anak dalam
mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan.
3.2.2.4
Refleksi
Refleksi ini dilakukan segera setelah tindakan dan observasi
pada siklus I selesai dilakukan. Peneliti dan guru mendiskusikan
hasil observasi. Peneliti dan guru mencari kelebihan dan
kekurangan yang terjadi pada siklus I sebagai dasar perencanaan
dan pelaksanaan siklus II. Peneliti menganalisis hasil observasi
pada siklus I.
54
3.2.3
Siklus 3
3.2.3.1 Perencanaan
3.2.3.1.1
Membuat rencana pembelajaran
3.2.3.1.2
Tema Kegiatan : tanah airku
3.2.3.1.3
Jenis kegiatan membentuk kreasi makanan yang dihubungkan
dengan tema.
3.2.3.1.4
Menyiapkan sumber, media, dan alat peraga
3.2.3.1.5
Tempat pelaksanaan diruang kelas B TK Darul Ulum
3.2.3.1.6
Evaluasi dilaksanakan dengan cara observasi
3.2.3.1.7
Membuat lembar pengamatan atau observasi.
3.2.3.2 Pelaksanaan
3.2.3.2.1.1 Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam kegiatan belajar
mengajar.
3.2.3.2.1.2 Mengkondisikan siswa untuk memperhatikan guru.
3.2.3.2.1.3 Guru mengawali dengan kegiatan yang menyenangkan seperti
bernyanyi, tepuk terlebih dahulu.
3.2.3.2.1.4 Guru memberikan pujian dan penghargaan kepada anak yang
telah memperhatikan dan membuat kreasi meskipun tidak
sempurna.
3.2.3.2.1.5 Guru memberikan stimulasi dan motivasi kepada siswa yang
tidak mau mendengarkan daan memperhatikan ibu guru.
3.2.3.2.1.6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi
sesuai dengan imajinasi masing-masing siswa.
55
3.2.3.3 Observasi
Observasi ditujukan terhadap tindakan, pengaruh dan hasil yang
ingin dicapai. Seberapa jauh pengaruh akibat dari tindakan yang telah
diperlakukan. Adakah peningkatan pemahaman anak terhadap makanan
yang mengandung gizi seimbang, anak lebih menyukai makanan yang
lebih bergizi daripada jajan yang tidak menyehatkan melalui kegiatan
kreasi bentuk makanan.
3.2.3.4 Refleksi
Peneliti dan guru berdiskusi tentang tindakan yang telah
dilakukan kepada anak didik. Peneliti menganalisis dari semua hasil
penelitian tindakan. Diharapkan dengan kreasi bentuk makanan ini akan
meningkatkan pemahaman anak terhadap gizi yang seimbang di TK
Darul Ulum, sehingga anak akan terhindar untuk membeli jajan
disembarang tempat yang tidak sehat.
3.3 Tempat dan Waktu
3.3.1
Tempat
Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah pada kelompok B TK
Darul Ulum Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.
3.3.2
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II (dua) dari bulan April sampai
dengan bulan Mei pada tahun ajaran 2012/2103.
56
3.4 Subyek dan Obyek Penelitian
3.4.1
Subyek penelitian
Subjek penelitian menurut Amirin (1986:1) merupakan individu,
benda, atau organismeyang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan
dalam pengumpulan data penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah
siswa kelompok B yang berjumlah 17 anak di TK Darul Ulum Kecamatan
Bae Kabupaten Kudus.
3.4.2
Obyek penelitian
Objek penelitianadalah sifat keadaan dari suatu benda, orang,
atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian.
Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan kualitasnya
yang bisa berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian,
sikap pro-kontra atau simpati-antipati,keadaan batin, dan bisa pula
berupa proses (Azwar, 1998:4). Obyek pada penelitian ini adalah
tentang pemahaman gizi seimbang pada anak.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat yaitu :
3.5.1
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kreasi bentuk makanan
3.5.2
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman gizi seimbang.
57
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar pengamat atau observasi dan dokumentasi.
3.6.1
Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan
tim kolaboratif untuk mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran kreasi
bentuk makanan. Observasi atau pengamatan merupakan suatu tehnik atau
cara untuk mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009:220). Dalam
melakukan observasi terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung,
peneliti sebagai observer dibantu oleh guru mitra dengan menggunakan lembar
observasi.
Observasi sebagai tehnik pemgumpulan data mempunyai cirri yang
spesifik apabila dibandingkan dengan tehnik yang lain. Observasi bersifat
kompleks yang berarti secara keseluruhan diamati dari awal sampai akhir
kegiatan. Proses tersusun secara sistematis melalui proses pengamatan dan
ingatan yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam
melakukan observasi peneliti menggunakan instrumen yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya (Sugiono, 2010:203).
3.6.1.1 Aktivitas yang diamati dalam observasi (Diambil dari Permendiknas
No:58 tahun 2009, Smart, 2010:106-108 dan Almatsier, 2009:298299)
58
No
Indikator
1.
Mengenal warna sayuran
2.
Mengenal buah-buahan
yang menyehatkan bagi
tubuh
3.
Mampu
membedakan
makanan yang sehat dan
tidak sehat
Penilaian
a. anak dapat menunjukkan contoh
sayuran yang dikonsumsi
b. anak
mampu
membedakan
sayuran yang segar dan sayuran
yang busuk
c. anak lebih menyukai sayuran
yang berwarna hijau sebagai
makanan
d. anak dapat menjawab pertanyaan
tentang
bagaimana
cara
mengkonsumsi sayuran yang baik
untuk kesehatan
e. anak
menjawab
pertanyaan
tentang
manfaat
dari
mengkonsumsi sayuran
a. anak dapat menyebutkan beberapa
contoh
buah-buahan
yang
dikonsumsi
b. anak mampu membedakan buah
yang segar dan yang tidak segar
c. anak mengenal buah-buahan
untuk kesehatan
d. anak dapat menyebutkan cara
mengkonsumsi buah-buahan
e. anak
dapat
menunjukkan
kandungan zat gizi dalam buahbuahan
f. anak dapat menjawab pertanyaan
tentang manfaat dari buah-buahan
untuk tubuh
a. anak dapat menyebutkan contoh
makanan empat sehat lima
sempurna
b. anak
dapat
menunjukkan
makanan yang tidak sehat
c. anak dapat menjawab pertanyaan
tentang akibat mengkonsumsi
makanan yang tidak sehat
d. anak dapat menyebutkan contoh
zat gizi
e. anak membawa bekal dari rumah
makanan yang mengandung gizi
seimbang
59
4.
Berkreasi makanan
a. anak mampu mengkreasikan
bentuk makanan
b. melalui kegiatan kreasi makanan
anak
mampu
menjawab
pertanyaan tentang makanan yang
bermanfaat untuk tubuh
c. dapat meningkatkan minat anak
untuk
lebih
mengkonsumsi
makanan dengan zat gizi yang
seimbang melalui kegiatan kreasi
makanan
3.6.1.2 Lembar Obsevasi (Diambil dari Permendiknas no 58 tahun 2009,
Smart, 2010:106-108 dan Almatsier, 2009:298-299)
Indikator
Penilaian
Hasil
Pengama
tan
1 2 3 4
Mengenal
warna
sayuran
Mengenal
buah-buahan
yang
menyehatkan
a. anak dapat menunjukkan
contoh
sayuran
yang
dikonsumsi
b. anak mampu membedakan
sayuran yang segar dan
sayuran yang busuk
c. anak
lebih
menyukai
sayuran yang berwarna
hijau sebagai makanan
d. anak dapat menjawab
pertanyaan
tentang
bagaimana
cara
mengkonsumsi
sayuran
yang baik untuk kesehatan
e. anak
menjawab
pertanyaan
tentang
manfaat
dari
mengkonsumsi sayuran
a. anak dapat menyebutkan
beberapa contoh buahbuahan yang dikonsumsi
b. anak mampu membedakan
buah-buahan yang segar
Jumlah
yang
tuntas
%
60
bagi tubuh
Mampu
membedakan
makanan
yang
sehat
dan
tidak
sehat
Berkreasi
makanan
dan yang tidak segar
c. anak mengenal buahbuahan untuk kesehatan
d. anak dapat menyebutkan
cara mengkonsumsi buahbuahan
e. anak dapat menunjukkan
kandungan zat gizi dalam
buah-buahan
f. anak dapat menjawab
pertanyaan
tentang
manfaat dari buah-buahan
untuk tubuh
a. anak dapat menyebutkan
contoh makanan empat
sehat lima sempurna
b. anak dapat menunjukkan
makanan yang tidak sehat
c. anak dapat menjawab
pertanyaan tentang akibat
mengkonsumsi makanan
yang tidak sehat
d. anak dapat menyebutkan
contoh zat gizi
e. anak membawa bekal dari
rumah makanan yang
mengandung gizi yang
seimbang
a. anak
mampu
mengkreasikan
bentuk
makan
b. melalui kegiatan kreasi
makanan anak mampu
menjawab
pertanyaan
tentang makanan yang
bermanfaat untuk tubuh
c. dapat meningkatkan minat
anak
untuk
lebih
mengkonsumsi makanan
dengan zat gizi yang
seimbang melalui kegiatan
kreasi makanan
61
3.6.2
Dokumentasi
Arikunto (2006:230) berpendapat bahwa metode dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan
sebagainya. Dalam penelitin ini, dokumen yang digunakan dalam penelitian
adalah berupa daftar kelompok siswa dan foto. Penggunaan dokumentasi
foto dimaksudkan untuk memperoleh aktivitas siswa pada saat kegiatan
berlangsung.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu cara menganalisis data yang diperoleh
selama peneliti mengadakan penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Data yang telah diperoleh secara kuantitatif
kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif prosentase. Data kualitatif
menerangkan aktivitas siswa yang dapat diperoleh dari lembar observasi.
Rumus yang digunakan adalah (Arikunto, 2006:285)
N x 100%
A
Keterangan :
N : Nilai yang diperoleh
A: Jumlah Anak
%: Tingkat Keberhasilan yang dicapai
62
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila minimal 75% dari
jumlah anak didik mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan oleh
peneliti. Anak yang memperoleh nilai 1 berarti telah memenuhi kriteria
tuntas sempurna dan anak yang mampu mencapai kriteria 2 berarti anak
telah memenuhi kriteria tuntas, sedangkan bagi anak yang memperoleh
nilai 3 berarti anak telah memenuhi kriteria cukup tuntas, kemudian anak
yang memperoleh nilai 4 berarti anak tersebut belum mencapai kriteria
tuntas dan aspek indikator yang diharapkan belum dicapai oleh anak.
Angka keberhasilan sebesar 75% itu didapatkan dari anak yang
memperoleh nilai 1 dan nilai 2.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
4.1.1
Hasil Penelitian
Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1.1 Sejarah berdirinya TK Darul UlumNgembalrejo Kecamatan Bae
Kabupaten Kudus
TK Darul Ulum Ngembalrejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus
berdiri atas keprihatinan pengurus yayasan terhadap pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah Darul Ulum yang selama menerima anak didik baru belum
dapat membaca dan menulis. Padahal apabila bersekolah di MI Darul
Ulum minimal sudah mengenal huruf-huruf baik latin maupun arab dan
selanjutnya ada pelajaran yang perlu dihafalkan. TK Darul Ulum berdiri
pada tahun 1963-1964 membuka kelompok A dan kelompok B,
mendapatkan
rekomendasi
Persetujuan
TK
swasta
No:
136/105:3917/DS/99 dan kemudian mendapatkan nomor SK ijin
Operasional nomor : 92/103.39.SK/DS/1999.
Status sekolah TK Darul Ulum adalah TK swasta YPIDU
(Yayasan Pendidikan Islam Darul Ulum) dan menginduk ke UPT
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus. TK Darul Ulum
telah terakreditasi pada tahun 2003-2004 dengan nilai B (baik). Kemudian
pada tahun 2007-2008 terakreditasi dengan nilai A (Amat Baik).
63
64
TK Darul Ulum juga membuka layanan untuk anak usia 3-4 tahun pada
tahun ajaran 2010/2011. TK Darul Ulum berada di desa Ngembalrejo
RT.07/RW.IV .
4.1.1.2 Letak geografis TK Darul Ulum Ngembalrejo
TK Darul Ulum Ngembalrejo Bae Kudus adalah lembaga
pendidikan formal yang berada dibawah Yayasan Pendidikan Islam
Darul Ulum yang terletak di jalan raya kudus-pati KM 5 Ngembalrejo
Kecamatan Bae Kabupaten Kudus memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut :
Adapun batas-batasnya adalah :
Batas sebelah Utara
: dusun kauman ngembalrejo RT 7 RW 4
Batas sebelah Barat
: MI Darul Ulum II
Batas sebelah Selatan : dusun kauman ngembalrejo RT 8 RW4
Batas sebelah Timur : dusun kauman ngembalrejo RT 5 RW 4
4.1.1.3 Visi dan misi TK darul Ulum Ngembalrejo Kecamatan Bae
Kabupaten Kudus
TK Darul Ulum mempunyai Visi yaitu : mempersiapkan dan
membentuk generasi yang beriman, berprestasi, berakhlak mulia dan
berkarakter. Diharapkan anak-anak nantinya akan menjadi pribadi
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha esa, yang
mempunyai presatasi yang dapat mengharumkan nama orang tua,
65
sekolah, berakhlak mulia dan berkarakter. Sehingga lulusan dari TK
darul Ulum nantinya dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang
lebih tinggi dengan presatasi yang bagus.
Misi dari TK Darul Ulum adalah :Membentuk anak didik yang
memiliki landasan aqidah dan syariah islam.Membentuk anak didik
yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan luas untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan selanjutnya. Membentuk anak didik mampu
beradaptasi dengan lingkungan yang baik. Membentuk anak didik
berkepribadian islami akhlakul karimah. Untuk mewujudkan visi dan
misi tersebut lembaga didukung oleh tenaga pengajar yang memliki
pengalaman dan kualifikasi yang sudah cukup memadai.
4.1.1.4 Sarana dan prasarana
TK Darul Ulum mempunyai luas bangunan dan pekarangan
yaitu:612m². Bangunan yang ada terdiri dari:Gedung administrasiyang
terdiri dari: ruang guru, dapur, gudang, kamar mandi atau WC kepala,
kamar mandi dan WC guru serta karyawan, aula atau spilud, 4 ruang
kelas, 2 WC siswa.Perkakas sekolah yang terdiri dari : meja dan kursi
guru, meja dan kursi murid, almari besar dan kecil, rak buku anak,
papan tulis besar dan kecil, ruang belajar, listrik.Area kegiatan yang
terdiri dari: area agama, area musik, area balok, area matematika, area
seni, area bahasa, area baca tulis, area drama, area IPA.Alat permainan
luar yang terdiri dari: ayunan, jungkitan, luncuran, titian, panjat, bola
66
dunia, ban mobil bekas, dermolen, mandi bola, dan berbagai
permainan yang ada di dalam kelas.
4.1.1.5 Keadaan SDM (Sumber Daya Manusia)
Berdasarkan data tahun ajaran 2011-2013 TK Darul Ulum
Ngembalrejo dipimpin oleh ibu sutimah, S.Pd dengan kualifikasi
jenjang pendidikan Sarjana Pendidikan beliau sebagai kepala sekolah
TK Darul Ulum dan mempunyai 8 guru.
Tabel 4.1
Data Tenaga PengajarTK Darul Ulum
No
Nama
JK
Tempat
Lahir
Tanggal
Lahir
Pendidikan
1.
Sutimah S.Pd
P
Sleman
06-06-1960
S1
2.
Mustofa
L
Kudus
04-03-1962
KPG
3.
Mufarokhah S.Pd. AUD
P
Kudus
07-04-1972
S1
4.
Yuni Dwi KN.SE
P
Kudus
29-06-1979
S1
5.
Dahlia Rahmawati A.Ma
L
Kudus
01-05-1980
D2
6.
Anita Febriani, S.Pd
P
Kudus
17-02-1978
S1
7.
Lia Fitri R S.Pd.I
P
Kudus
21-05-1987
S1
8.
Ahmad HS
L
Tegal
09-11-1955
MTs
9.
Jamari
L
Demak
15-04-1974
MI
67
Jenjang pendidikan dari guru-guru yang ada pada TK Darul
Ulum
bervariasi,
rata-rata
guru-guru
mempunyai
kualifikasi
pendidikan yang cukup memadai, beberapa diantaranya sedang
menempuh pendidikan S1 untuk jurusan PAUD. Adapun untuk
rekruitmen tenaga kependidikan TK Darul Ulum ini melalui
serangkaian tes dan wawancara yang diselenggarakan oleh Yayasan
Pendidikan Islam Darul Ulum, dikarenakan TK Darul Ulum adalah
salah satu unit di bawah naungan YPIDU (Yayasan Pendidikan Islam
Darul Ulum). Unit-unit yang ada dari TK hingga MA (Madrasah
Aliyah) setingkat dengan SMU.
4.1.1.6 Karakteristik anak didik di TK Darul Ulum Ngembalrejo Kecamatan
Bae Kabupaten Kudus
Anak didik di TK darul Ulum Ngembalrejo pada tahun
pelajaran 2012/2013 secara keseluruhan berjumlah 73 anak, dan dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. Karakter dan
kemampuan anak di TK Darul Ulum Ngembalrejo sangat beraneka
ragam. Hal ini juga disebabkan oleh latar belakang tempat tinggal dan
keluarga yang beraneka ragam pula. Adapun anak didik yang menjadi
obyek penelitian berjumlah 17 anak, dengan jumlah 9 anak laki-laki
dan 8 anak perempuan.
68
Tabel 4.2
Data SiswaTK Darul Ulum Kelompok B
No
Nama
JK
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
1.
Amanda
P
Bekasi
12/08/2007
2.
Khoirida Awalia.R.
P
Kudus
6/06/2007
3.
M. Alaika Salam
L
Kudus
13/12/2007
4.
M. Farhan Fuad
L
Kudus
27/04/2008
5.
M. Lutfi Akmal
L
Kudus
28/05/2007
6.
M. Sirril Wafa
L
Kudus
23/08/2007
7.
Rafi Ahmad Zaki
L
Kudus
2/04/2007
8.
Putri Viona Della.F.
P
Kudus
3/01/2008
9.
Sania Amrina Rosyada
P
Kudus
30/01/2008
10.
Litto Gundala
L
Kudus
4/11/2006
11.
Diva Ananda
P
Kudus
4/10/2007
12.
Dila Adinda
P
Kudus
4/10/2007
13.
Imriin Nawa Najwa
P
Kudus
27/09/2007
14.
Naufal Fajariyanto
L
Kudus
27/10/2007
15.
Efan Khikmal Akbar
L
Kudus
04/01/2007
16.
M. Ardan Arsz
L
Kudus
21/07/2007
17.
Febriana Putri.S.
P
Kudus
11/02/2008
69
4.1.2
Hasil Penelitian Sebelum Diberi Tindakan
Hasil penelitian dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian
tindakan kelas melalui kegiatan kreasi makanan untuk meningkatkan
pemahaman gizi anak di TK Darul Ulum Ngembalrejo Bae Kudus pada
Kelompok B. Dapat dideskripsikan sebagai berikut: Hasil pengamatan awal
dapat disimpulkan bahwa Anak-anak di TK Darul Ulum ini lebih menyukai
dan mengkonsumsi makanan, jajan yang sama sekali jauh dari gizi yang
seimbang
bahkan
cenderung
makanan
yang
dikonsumsi
tersebut
mengandung bahan-bahan yang sangat berbahaya bagi tubuh anak.
Makanan yang dipilih oleh anak cenderungmakanan siap saji (fast food) dan
makanan-makanan yang tidak menyehatkan yang dijual bebas dijalan-jalan
yang tidak terjaga kebersihan dan kehigienisannya, makanan yang dijual
bebas di jalanan yang tidak ada tutupnya dan banyak kuman serta lalat yang
sangat berpengaruh untuk kesehatan anak. selain itu anak juga cenderung
mengkonsumsi snack atau makanan ringan yang banyak mengandung
bahan-bahan pengawet dan MSG yang sangat tidak bagus untuk kesehatan
anak.
Sebagian besar anak di TK Darul Ulum kurang tertarik untuk
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Anak TK Darul Ulum juga
kurang memahami dan mengetahui tentang berbagai macam sayuran dan
buah-buahan yang penting untuk kesehatan. Anak juga belum mampu untuk
menyebutkan berbagai warna sayuran dan buah-buahan, apalagi kandungan
zat gizi yang terkandung di dalam sayuran dan buah-buahan.
70
Hasil pengamatan peneliti terhadap peningkatan pemahaman gizi
seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk kreasi makanan sebelum
diberikan tindakan adalah sebagai berikut:
DATA HASIL PENGAMATAN
PENINGKATAN PEMAHAMAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK
MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK KREASI MAKANAN
SEBELUM DIBERIKAN TINDAKAN
DI TK DARUL ULUM NGEMBALREJO BAE KUDUS
Indikator
Mengenal warna
sayuran
Hasil
Pengamatan
1
2
3
4
Jumlah
yang
tuntas
a. anak
dapat 4
menunjukkan
contoh sayuran
yang
dikonsumsi
b. anak
mampu
membedakan
sayuran
yang
segar
dan
sayuran
yang 3
busuk
c. anak
lebih
menyukai
sayuran
yang
berwarna hijau
sebagai
makanan
d. anak
dapat
menjawab
pertanyaan
tentang
bagaimana cara 3
mengkonsumsi
sayuran
yang
5
3
5
9
52%
5
4
5
8
47%
3
6
5
6
35%
Penilaian
%
71
baik
untuk
kesehatan
e. anak menjawab
pertanyaan
tentang manfaat
dari
mengkonsumsi
sayuran
Mengenal buahbuahan
yang
menyehatkan
bagi tubuh
4
5
3
5
9
52%
6
2
5
4
8
47%
a. anak
dapat 7
menyebutkan
beberapa contoh
buah-buahan
yang
dikonsumsi
b. anak
mampu
membedakan
buah-buahan
yang segar dan
yang tidak segar
4
4
3
3
11
64%
3
5
5
7
40%
c. anak mengenal
buah-buahan
untuk kesehatan
72
d. anak
dapat
menyebutkan
cara
mengkonsumsi
buah-buahan
e. anak
dapat
4
menunjukkan
kandungan zat
gizi
dalam
buah-buahan
f. anak
dapat
menjawab
6
pertanyaan
tentang manfaat
dari
buahbuahan untuk
tubuh
Mampu
membedakan
makanan
yang
sehat dan tidak
sehat
4
5
4
8
47%
5
3
4
11
64%
2
3
5
7
5
30%
5
3
4
5
8
47%
a. anak
dapat 6
menyebutkan
contoh makanan
empat
sehat
lima sempurna
b. anak
dapat
menunjukkan
6
2
3
12
70%
73
makanan yang
tidak sehat
c. anak
dapat 3
menjawab
pertanyaan
tentang akibat
mengkonsumsi
makanan yang
tidak sehat
d. anak
dapat 3
menyebutkan
contoh zat gizi
e. anak membawa
bekal
dari
rumah makanan
yang
mengandung
gizi
yang
seimbang
Berkreasi
makanan
4
4
6
7
40%
5
5
4
8
47%
2
4
4
7
6
35%
6
5
3
3
11
64%
a. anak
mampu 3
mengkreasikan
bentuk makan
melalui
kegiatan kreasi
makanan
b. anak
mampu
menjawab
pertanyaan
tentang
makanan yang
bermanfaat
2
3
5
6
6
35%
3
4
8
5
30%
74
untuk tubuh
c. dapat
meningkatkan
minat
anak
untuk
lebih
mengkonsumsi
makanan
dengan zat gizi
yang seimbang
melalui
kegiatan kreasi
makanan
3
4
5
5
7
40%
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
kriteria tuntas sempurna
kriteria tuntas
kriteria cukup tuntas
kriteria belum tuntas
Berdasarkan data di atas pada proses pembelajaran sebelum
diberikan tindakan menunjukkan bahwa indikator dapat menunjukkan
sayuran yang dikonsumsi 52%, mampu membedakan sayuran yang segar
dan sayuran yang busuk 47%, lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau
sebagai makanan 35%, dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara
mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan 52%, dapat menjawab
pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran 47%, dapat
menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi 64%, mampu
membedakan buah-buahan yang segar dan yang tidak segar 41%, mengenal
buah-buahan untuk kesehatan 47%, dapat menyebutkan cara mengkonsumsi
buah-buahan 64%, dapat menunjukkan kandungan zat gizi dalam buahbuahan 30%, dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari buah-buahan
75
untuk tubuh 47%, dapat menyebutkan contoh makanan empat sehat lima
sempurna 70%, dapat menunjukkan makanan yang tidak sehat 41%, dapat
menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi makanan yang tidak
sehat 47%, dapat menyebutkan contoh zat gizi 35%, membawa bekal dari
rumah makanan yang mengandung gizi yang seimbang 64%, mampu
mengkreasikan makanan 35%, melalui kegiatan kreasi makanan anak
mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang bermanfaat untuk
tubuh 30%, dapat meningkatkan minat anak untuk lebih mengkonsumsi
makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi makanan
41%.
Tabel 4.3 persentase (%) Nilai yang diperoleh anak sebelum siklus
NO
1.
Aspek Penilaian
Anak mampu mengkreasikan
Jumlah
Prosentase
Anak
(%)
Baik Sekali
6
35%
Baik
5
30%
Kurang
6
35%
Baik Sekali
5
30%
Baik
4
24%
Kurang
8
46%
Baik Sekali
7
40%
Baik
5
30%
Kurang
5
30%
Nilai
bentuk makanan
2.
Mampu menjawab pertanyaan
tentang manfaat makanan
Meningkatkan pengetahuan
tentang gizi seimbang pada
3.
anak melalui kegiatan kreasi
makanan
76
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberikan
tindakan aspek penilaian yang dinilai adalah sebagai berikut : anak mampu
mengkreasikan bentuk makanan dengan kriteria baik sekali 35%, baik 30%,
kurang 35%, anak mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan
dengan kriteria baik sekali 30%, baik 24%, kurang 46%, meningkatkan
pengetahuan tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan kreasi
makanan dengan kriteria baik sekali 40%, baik 30%, kurang 30%.
Dikarenakan masih kurangnya pengetahuan anak tentang gizi seimbang
perlu diadakan untuk kegiatan pembelajaran untuk siklus yang 1. Pada
kegiatan sebelum diberikan tindakan dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
50
45
40
35
Baik Sekali
30
25
Baik
20
kurang
15
10
5
0
kreasi makanan
manfaat
pengetahuan gizi
Grafik 4.1 Persentase ketercapaian sebelum siklus
Kondisi ini menunjukkan bahwa anak-anak kurang memahami
tentang makanan yang mengandung gizi yang seimbang untuk anak.
77
Makanan yang mempunyai kemasan luar yang menarik dengan warnawarna yang mencolok sangat disukai oleh anak meskipun makanan tersebut
sangat berbahaya untuk kesehatan, tumbuh kembang anak pada jenjang usia
selanjutnya. Anak-anak kurang menyukai mengkonsumsi sayuran dan buahbuahan yang sangat bagus untuk dan berguna untuk tubuh anak. Selain itu
anak-anak merasa jenuh dengan makanan yang disajikan dengan menu yang
monoton dan tampilan yang sama sekali tidak menarik untuk anak. Kegiatan
membentuk kreasi makanan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
tentang gizi yang seimbang pada anak. Pelaksanaan penelitian ini sebanyak
III siklus yang dapat diuraikan sebagai berikut:
4.1.3
Hasil Penelitian Siklus I
4.1.3.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Siklus I yang dilaksanakan pada hari senin 1 april 2013 pada tema
Tanah airku dengan membahas tentang sayuran dan buah-buahan yang
tumbuh dinegara indonesia. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar
melalui kegiatan membentuk kreasi makanan untuk meningkatkan
pemahaman gizi seimbang pada anak sebagai sumber belajar pada siklus I,
yaitu:
4.1.3.1.1
Perencanaan
Langkah-langkah
kegitan
belajar
mengajar
dengan
kegiatan
membentuk kreasi makanan pada tahap siklus I adalah sebagai berikut:
78
4.1.3.1.1.1 Kegiatan pengenalan tentang macam-macam sayuran dan buah-buahan
yang diketahui oleh anak
4.1.3.1.1.2 Peneliti dan rekan kerja melakukan penyusunan langkah-langkah
kegiatan membentuk kreasi makanan
4.1.3.1.1.3 Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk dipergunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus I.
4.1.3.1.1.4 Tema yang dilaksanakan yaitu tema tanah airku
4.1.3.1.1.5 Langkah selanjutnya adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang
dibutuhkan
pada
proses
belajar
mengajar
melalui
kegiataan
membentuk kreasi makanan
4.1.3.1.1.6 Guru menyiapkan media yang diperlukan sebagai penunjang
pembelajaran
4.1.3.1.1.7 Peneliti dan kolaborator bertindak sebagai pengamat kegiatan belajar
mengajar. Pembelajaran diobservasi dengan melibatkan rekan kerja
sebagai pengamat dengan menggunakan lembar observasi aktivitas
siswa.
4.1.3.1.2
Pelaksanaan Tindakan
Tahap selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan tindakan yang
mengacu pada Rencana Kegiaatan Harian (RKH). Kegiatan ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
4.1.3.1.2.1 Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berbaris
kemudian masuk ke dalam kelas
79
4.1.3.1.2.2 Kemudian dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin oleh salah satu
siswa.
4.1.3.1.2.3 Setelah memberikan salam guru menanyakan kabar kepada siswa
dengan bernyanyi “selamat pagi”, kemudian menghafalkan Pancasila,
Rukun Islam, Rukun Iman, nama bulan dan hari, kemudian
menghafalkan do’a-do’a harian.
4.1.3.1.2.4 Kemudian guru mengajak anak- anak tanya jawab tentang negara
indonesia, siswa bernama alaika bertanya tentang warna bendera
negara, dan teman-teman 1 kelas menjawabnya dengan kompak.
4.1.3.1.2.5 Kemudian guru menunjukkan sebuah benda yang bulat, besar,
warnanya hijau, kemudian evan menjawab itu buah semangka bu, dan
mama suka membelikan untukku, begitu kata evan. Kemudian guru
bertanya selain buah semangka buah apalagi yang diketahui oleh anakanak, tiba-tiba rafi menjawab pisang, mangga, jeruk dan lain-lain.
Alaika juga menjawab apel, nanas. Tetapi aril tiba-tiba menjawab
wortel. Kemudian guru menjelaskan bahwa wortel itu contoh dari
sayuran dan bukan buah.
4.1.3.1.2.6 Kemudian guru membuka menjelaskan tentang area yang akan dibuka
pada hari itu yaitu area masak, area matematika, area balok.
4.1.3.1.2.7 Ketika anak-anak sudah memahami kemudian guru memberi
kesempatan anak-anak untuk memilih area dengan kalung yang sudah
ada pada area tersebut.
80
4.1.3.1.2.8 Ketika anak-anak mengkreasikan buah semangka untuk dikreasikan
menjadi bendera negara, ada seorang anak yang sama sekali tidak mau
untuk melakukan kegiatan tersebut karena anak tersebut tidak
menyukai buah semangka.
4.1.3.1.2.9 Pada kegiatan akhir guru memperlihatkan beberapa benda dan anakanak harus dapat menebaknya. Guru menunjukkan buah semangka,
pisang, jeruk, apel, strawberry, nanas. Tetapi pada saat guru
memperlihatkan buah jeruk ada anak yang menjawab tomat. Kemudian
guru menjelaskan kepada anak tersebut. Setelah itu guru meminta
kepada aril dan viona untuk menyebutkan buah yang berwana coklat
tetapi aril dan viona tidak bisa menyabutkan contoh dari buah tersebut.
Kemudian guru bertanya kepada anak-anak tentang buah kesukaan
anak. rata anak menjawab jeruk dan anggur. Tetapi ketika lutfi ditanya
warna dari buah jeruk lutfi menjawab “kuning” dan anggur warnanya
juga “kuning”.
Hasil pengamatan terhadap peningkatan perilaku moral anak dalam
proses belajar mengajar dinyatakan dengan persentase. Data hasil
pengamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
81
TABEL HASIL PENGAMATAN
PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG GIZI SEIMBANG
PADA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK KREASI
MAKANAN SIKLUS I
KELOMPOK B TK DARUL ULUM NGEMBALREJO BAE KUDUS
Hasil
Pengamatan
1
2
3
4
Jumlah
yang
tuntas
a. anak
dapat 5
Mengenal
menunjukkan
warna sayuran
contoh sayuran yang
dikonsumsi
b. anak
mampu
membedakan
sayuran yang segar
dan sayuran yang
busuk
c. anak lebih menyukai 3
sayuran
yang
berwarna
hijau
sebagai makanan
d. anak
dapat
menjawab
pertanyaan tentang
bagaimana
cara
mengkonsumsi
sayuran yang baik
untuk kesehatan
e. anak
menjawab
pertanyaan tentang 4
manfaat
dari
mengkonsumsi
sayuran
5
3
5
10
58%
5
4
5
8
47%
3
5
5
7
41%
Indikator
Penilaian
%
82
Mengenal
buah-buahan
yang
menyehatkan
bagi tubuh
a. anak
dapat
menyebutkan
beberapa
contoh
buah-buahan yang
dikonsumsi
b. anak
mampu
membedakan buahbuahan yang segar
dan yang tidak segar
c. anak
mengenal
buah-buahan untuk
kesehatan
d. anak
dapat
menyebutkan cara
mengkonsumsi
buah-buahan
e. anak
dapat
menunjukkan
kandungan zat gizi
dalam buah-buahan
f. anak
dapat
menjawab
pertanyaan tentang
manfaat dari buahbuahan untuk tubuh
6
5
3
5
11
64%
6
4
5
4
10
58%
8
5
3
1
13
76%
4
4
4
5
8
47%
7
5
5
4
12
70%
6
6
3
3
12
70%
2
3
5
7
5
30%
83
5
3
4
5
8
47%
a. anak
dapat 6
Mampu
menyebutkan
contoh
membedakan
makanan
empat
makanan yang
sehat lima sempurna
sehat
dan
b. anak
dapat
tidak sehat
menunjukkan
makanan yang tidak
sehat
c. anak
dapat
menjawab
3
pertanyaan tentang
akibat
mengkonsumsi
makanan yang tidak
sehat
d. anak
dapat
menyebutkan contoh
6
zat gizi
e. anak
membawa
bekal dari rumah
makanan
yang
mengandung
gizi
yang seimbang
6
2
3
12
70%
4
4
6
7
41%
4
4
3
10
58%
2
4
4
7
6
35%
84
Berkreasi
makanan
7
6
3
3
13
76%
a. anak
mampu 3
mengkreasikan
bentuk
makan
melalui
kegiatan
kreasi makanan
b. anak
mampu
menjawab
pertanyaan tentang
makanan
yang
bermanfaat
untuk
tubuh
c. dapat meningkatkan 3
minat anak untuk
lebih mengkonsumsi
makanan dengan zat
gizi yang seimbang
melalui
kegiatan
kreasi makanan
3
5
6
6
35%
4
5
5
7
41%
5
4
5
3
9
52%
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
kriteria tuntas sempurna
kriteria tuntas
kriteria cukup tuntas
kriteria belum tuntas
85
Berdasarkan data di atas, ada 19 indikator yang diamati dengan
rata-rata hasil sebagai berikut: indikator dapat menunjukkan sayuran yang
dikonsumsi 58%, mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran
yang busuk 47%, lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau sebagai
makanan 41%, dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara
mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan 64%, dapat menjawab
pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran 58%, dapat
menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi 76%,
mampu membedakan buah-buahan yang segar dan yang tidak segar 47%,
mengenal buah-buahan untuk kesehatan 70%, dapat menyebutkan cara
mengkonsumsi buah-buahan 70%, dapat menunjukkan kandungan zat gizi
dalam buah-buahan 30%, dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari
buah-buahan untuk tubuh 70%, dapat menyebutkan contoh makanan
empat sehat lima sempurna 41%, dapat menunjukkan makanan yang tidak
sehat 58%, dapat menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi
makanan yang tidak sehat 47%, dapat menyebutkan contoh zat gizi 35%,
membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang
seimbang 76%, mampu mengkreasikan makanan 35%, melalui kegiatan
kreasi makanan anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang
bermanfaat untuk tubuh 41%, dapat meningkatkan minat anak untuk lebih
mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan
kreasi makanan 52%.
86
Bila ditinjau dari sebelum tindakan dan setelah adanya tindakan
untuk siklus I terdapat peningkatan untuk anak. Pada indikator anak mampu
membedakan sayuran yang segar dan sayuran yang busuk, anak dapat
menyebutkan contoh makanan empat sehat lima sempurna, anak dapat
menunjukkan makanan tidak sehat, mampu mengkreasikan bentuk makanan
dan menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan untuk tubuh belum
mengalami perkembangan. Indikator anak dapat menunjukkan contoh
sayuran yang dikonsumsi mengalami peningkatan dalam ketuntasan
sebanyak 6%, anak lebih menyukai sayuran yang berwana hijau sebagai
makanan juga mengalami peningkatan sebesar 6%, sedangkan untuk
indikator
anak
mampu
menjawab
pertanyaan
tentang
manfaat
mengkonsumsi sayuran mengalami peningkatan sebesar 17%. Sedangkan
untuk indikator anak dapat menyebutkan beberapa contoh buah-buahan
yang dikonsumsi mengalami angka keberhasilan sebesar 75%.
Pada proses pembelajaran siklus I, ketika tahap pendahuluan
pembelajaran melalui kegiatan membentuk kreasi makanan anak-anak sudah
menunjukkan ketertarikannya. Apalagi ketika anak-anak mencoba sendiri
berkreasi dengan mengunakan makanan, buah-buahan dan bekal yang
dibawa sendiri dari rumah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa termotivasi
untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang gizi yang seimbang dengan
mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan yang akan dilaksanakan
selama pembelajaran.
87
4.1.3.1.3
Observasi
Selama pelaksanaan tindakan kelas, peneliti dan rekan kerja (guru)
mengamati jalannya proses kegitan belajar mengajar dengan menggunakan
lembar observasi peningkatan pemahaman gizi seimbang pada anak
dengan menggunakan kegiatan membentuk kreasi makanan. Pada tahapan
observasi siklus I yang dilaksanakan pada saat kegiatan proses belajar
mengajar sedang berlangsung dapat diketahui bahwa anak-anak sangat
senang dan tertarik ketika guru memberikan contoh kreasi makanan yang
sudah jadi, apalagi diselingi dengan cerita dari guru. Contoh dari sayuran
dan buah yang ditunjukkan oleh guru menambah suasana semakin
menyenangkan. Anak-anak juga memberikan tanggapan atas pertanyaan
dari guru walaupun terkadang ada 1 atau 2 anak yang salah dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru seperti bingung antara
contoh sayuran dan buah yaitu wortel disebutkan oleh anak sebagai contoh
buah, dan lain-lain.
Pertemuan pertama siswa sangat antusias dalam mengikuti
kegiatan membentuk kreasi makanan ini. Guru juga memberikan contoh
dengan tentang macam-macam buah dan sayur, sehingga anak-anak
mudah memahami karena ada contoh benda nyata dihadapan anak. Siswa
sangat menikmati kegiatan ini karena mereka sangat tertarik dengan
contoh buah dan sayur yang dibawa oleh guru, ada salah satu anak yang
maju ke depan untuk melihat contoh sayuran yang diperlihatkan oleh guru
dengan bertanya sayur apa ini bu guru? “Bu guru menjawab” itu namanya
88
sayur buncis, coba naufal perhatikan dulu ya? Ibu guru akan menyebutkan
satu persatu nama-nama sayur yang ibu bawa hari ini. Setelah selesai
menyebutkan satu persatu buah yang dibawa, guru memberi pertanyaan
kepada anak satu persatu, ada yang sudah bisa tetapi ada juga yang belum.
Selain itu guru juga memberikan kesempatan kepada anak untuk
menyebutkan sayuran kesukaannya dirumah. Alaika tiba-tiba tunjuk jari
“Bu guru kalau di rumah aku sukanya makan sayur bening dengan tempe
goreng”. Wah mas alaika hebat sekali suka makan sayur, nanti tubuhnya
jadi kuat dan tambah pintar “ jawab ibu guru.”
Pada pertemuan kedua, sebelum kegiatan bercerita dimulai guru
mengajak anak berdoa dan tanya jawab mengenai lambang negara dan
dasar negara indonesia. Guru menjelaskan tentang negara indonesia yang
sangat subur dan kaya raya, banyak sayuran dan buah-buahan yang kaya
akan gizi dan bermanfaat untuk tubuh dapat tumbuh dengan subur
sehingga dapat dikonsumsi. Dalam kegiatan ini banyak anak-anak yang
bertanya tentang macam-macam buah, Litto bertanya buah itu apa aja ya
ibu guru? Kemudian ibu guru menjawab “buah-buahan itu banyak
macamnya , jenis, bentuk dan warna, ada buah yang kecil, besar. Buah
yang kecil seperti duku, kelengkeng, anggur. Buah yang besar seperti
semangka, pepaya, melon. Ada juga buah yang kulitnya kasar seperti
rambutan, durian. Setelah kegiatan tanya jawab selesai, guru memulai
kegiatan membentuk kreasi makanan, membuat kreasi salah satu lambang
sila pancasila yaitu pohon beringin. Kemudian viona bertanya “bu guru
89
aku maunya pohon mangga karena ada di depan rumah ku, kemudian ibu
guru menjawab “nanti setelah selesai pohon mangga ganti pohon beringin
ya viona cantik?viona senang sekali. Setelah selesai berkreasi dan waktu
makan, anak-anak bersama mengkonsumsi makanan yang sudah
dikreasikan tadi. Pada kegiatan akhir guru bercerita tentang akibat jajan
sembarangan kemudian anak menceritakan kembali cerita dari ibu guru.
Dalam pertemuan ketiga dalam siklus I ini, sebelum kegiatan
dimulai guru memberikan contoh bentuk sayuran yang nyata yaitu kubis,
sawi, wortel, bayam, kangkung. Anak-anak dengan antusias melihat dan
mengamati sayuran yang diperlihatkan oleh ibu guru. Kemudian ibu guru
menjelaskan tentang manfaat dari mengkonsmsi sayuran untuk kesehatan
anak. kemudian nanda tiba-tiba berkata : “ kata mama ku makan sayuran
supaya tubuh besar dan kuat, aku suka bu guru makan sayur sop”. Wah
pintar sekali nanda, sayuran itu penting untuk tubuh supaya anak-anak
menjadi sehat dan pintar serta menjadi anak yang hebat dan tidak sering
sakit maka harus sering makan sayuran dan buah. Setelah selesai
kemudian anak-anak berkreasi membentuk makanan dengan bentuk orang.
Dalam pertemuan keempat, sebelum kegiatan dimulai guru
menjelaskan tentang ibu kota negara indonesia yaitu dijakarta, bu guru
menjelaskan bahwa jakarta itu kota yang besar dan ramai serta banyak
kendaraan, di jakarta tidak ada yang menanam sayuran dan buah-buahan.
Kebanyakan yang menghasilkan sayuran dan buah-buahan dari desa.
Tatapi penduduk di jakarta juga suka mengkonsumsi sayuran dan buah-
90
buahan, karena itu anak-anaknya menjadi pintar dan sehat. Kemudian ibu
guru menunjukkan buah pepaya kepada anak-anak. alaika tiba-tiba
bertanya : “ itu buah apa bu guru?”, wah alaika penasaran ya ini namanya
pepaya, buah ini sangat baik untuk kesehatan dan mengandung vitamin A,
sangat baik untuk kesehatan mata. Selain itu ada juga Vitamin B, C, D, E,
K., yang kesemuanya didapatkan dari mengkonsumsi buah-buahan.
Setelah anak-anak puas kemudian anak-anak menuju ke area dan pada area
seni anak-anak berkreasi membuat bintang dari pepaya. Anak-anak senang
sekali.
Dalam catatan yang kelima, sebelum melakukan kegiatan
membentuk kreasi makanan guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi
lagu indonesia raya, kemudian setelah itu guru menjelaskan tentang
bermacam zat yang terkandung dalam buah-buahan, seperti contoh jeruk
mengandung vitamin C, kemudian anak-anak menyebutkan buah-buahan
kesukaannya. Tetapi ada salah satu anak yang sama sekali tidak mau
menjawab ketika guru menanyakan tentang buah kesukaannya, anak
tersebut hanya diam saja. Kemudian setelah guru membujuk dan
menunjukkan salah satu contoh buah kepada anak tersebut buah apel dan
strawberry, anak tersebut menjawab “ aku suka buah ungu.” Guru bertanya
lagi “buah ungu yang kecil atau besar bentuknya?” anak tersebut
menjawab “kecil dan banyak”, ternyata anak tersebut hanya menyukai
buah anggur. Setelah selesai tanya jawab, kemudian anak-anak memilih
91
area, pada area memasak anak-anak akan membuat sate dari buah-buahan,
sesuai kreasi dari anak-anak.
Dalam pertemuan terakhir di siklus ke enam ini, guru mereview
kembali semua kegiatan selama 2 minggu kemarin. Guru bertanya tentang
macam-macam contoh dari sayuran dan sebagian anak sudah bisa
menyebutkan tentang contoh dari sayuran yang diketahui oleh anak, tetapi
anak-anak masing bingung ketika menyebutkan wortel sebagai contoh dari
sayuran atau buah, anak-anak pasti akan menyebut bahwa wortel dan
adalah contoh dari buah, anak-anak juga masih bingung dalam hal
menyebutkan berbagai warna-warna dari buah-buahan. Tetapi anak-anak
sudah mulai mau untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan dan
mulai memahami tentang berbagai manfaat yang besar yang diperoleh
ketika anak-anak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
Dalam siklus I, anak-anak menjadi tertarik untuk belajar tentang
berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak
manfaat untuk tubuh dan kesehatan. Anak-anak sangat antusias dengan
kegiatan membentuk kreasi makanan. Bekal anak-anak yang dibawa
kesekolah menjadi sedikit mengalami perubahan, anak-anak mulai
membawa bekal nasi dengan sayuran meskipun hanya sedikit. Namun
masih ada beberapa anak yang masih belum mau mengkonsumsi sayuran
dan buah dan lebih menyukai jajanan yang mengandung pengawet dan
ketika ditanya tentang manfaat dari sayuran dan buah, anak-anak masih
ada yang belum mengerti, apalagi kandungan gizi yang terkandung
92
didalam sayuran dan buah-buahan sehingga masih perlu dimotivasi lagi
untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang melalui
kegiatan membentuk kreasi makanan.
4.1.3.1.4
Refleksi
Deskripsi data hasil implementasi tentang peningkatan pemahaman
tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk krasi
makanan pada siklus I. Semua anak tertib dan antusias memperhatikan
guru saat pengenalan tentang sayuran dan buah-buahan pada siklus I. Saat
kegiatan tanya jawab, guru memberikan pertanyaan sederhana pada anak
tentang berbagai contoh dari sayuran dan buah-buahan yang diketahui
oleh anak-anak, manfaat yang didapatkan dari mengkonsumsi sayuran dan
buah-buahan, bagaimana warna dari sayuran dan buah-buahan yang
diperlihatkan oleh guru, kandungan gizi yang ada pada sayuran dan buahbuahan yang diketahui oleh anak-anak, kemudian anak-anak berkreasi
makanan. Anak-anak sangat senang dan mulai sedikit memahami tentang
pentingnya gizi seimbang untuk tubuh anak yaitu dengan mengkonsumsi
sayuran dan buah-buahan untuk kesehatan serta menghindari makanan
yang berbahaya untuk kesehatan anak-anak.
Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah
baik karena siswa antusias untuk mendengarkan berbagai penjelasan dan
berbagai contoh-contoh dari sayuran, buah-buahan serta makanan yang
sehat dan mengandung gizi yang seimbang. Namun demikian, kegiatan
93
membentuk kreasi makanan pada siklus I perlu di ulang karena
peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang belum tercapai, masih ada
anak yang belum bisa menyebutkan contoh-contoh dari sayuran dan buah
dan warnanya, manfaat dari sayuran dan buah-buahan untuk kesehatan
anak, kandungan gizi yang ada pada sayuran dan buah-buahan. Ada
beberapa anak yang masih asyik bermain sendiri, mereka belum bisa
antusias untuk mendengarkan penjelasan dari guru dan belum mampu
mendengarkan nasihat dari guru. Pada penelitian siklus I tingkat
pencapaian peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang melalui
kegiatan membentuk kreasi makanan masih kurang yaitu hanya 52%,
namun pencapaian peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang pada
anak melalui kegiatan membentuk kreasi makanan bercerita ini minimal
75%. Maka peneliti dan rekan kerja melakukan perencanaan ulang
pembelajaran di siklus II. Grafik pada siklus 1 sebagai berikut :
Tabel 4.4 Persentase (%) nilai yang diperoleh anak pada siklus 1
NO
1.
Aspek Penilaian
Anak mampu mengkreasikan
Jumlah
Prosentase
Anak
(%)
Baik Sekali
6
35%
Baik
5
30%
Kurang
6
35%
Baik Sekali
5
30%
Baik
4
24%
Kurang
8
46%
Nilai
bentuk makanan
2.
Mampu menjawab pertanyaan
tentang manfaat makanan
94
Meningkatkan pengetahuan tentang
Baik Sekali
9
52%
Baik
5
30%
Kurang
3
18%
gizi seimbang pada anak melalui
3.
kegiatan kreasi makanan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus 1 ini
ada 3 aspek penilaian yang dinilai yaitu : anak mampu mengkreasikan
bentuk makanan dengan kriteria baik sekali 35%, baik 30%, kurang 35%,
mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan dengan kriteria
baik sekali 30%, baik 24%, kurang 46%, meningkatkan pengetahuan
tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan kreasi bentuk makanan
dengan kriteria baik sekali 52%, baik 30%, kurang 18%. Hasil yang
diperoleh masih rendah, kemampuan kegiatan pembelajaran belum
memenuhi target karena anak belum meningkat pengetahuan tentang gizi
seimbang dan anak belum mampu berkreasi dengan makanan.
60
50
40
Baik Sekali
30
Baik
kurang
20
10
0
kreasi makanan
manfaat
pengetahuan gizi
95
Grafik 4.2 Persentase ketercapaian pada siklus 1
4.1.3.1.5
Kinerja Guru
Data
performance/kinerja
guru
dalam
pembelajaran
kegiatan
membentuk kreasi makanan pada siklus I, seperti yang terlihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.5Hasil Observasi Performance Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran siklus 1
No
Performa Guru
Hasil siklus 1
1.
Pengelolaan Ruang Kelas
3,5 %
2.
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
3,2%
3.
Mengelola Interaksi kelas
3,3%
4.
Sikap Terbuka dan Keluwesan
3,2%
5.
Mendemonstrasikan Kegiatan Pembelajaran
3,5%
6.
Melaksanakan Evaluasi
3,5%
7.
Kinerja
3,5%
Dari pelaksanaan pembelajaran di nilai dari mengelola ruang dan fasilitas
pembelajaran adalah 3,5%, melaksanakan kegiatan pembelajaran 3,2%, mengelola
interaksi kelas 3,3%, bersikap terbuka dan luwes 3,2%, mendemonstrasikan
pembelajaran 3,5%, melaksanakan evaluasi 3.5%, kinerja Guru 3,5%. Dari hasil
penilaian tersebut dibagi 7 aspek penilaian hasilnya adalah 3,39%. Pada siklus I
dapat dilihat grafik berikut ini :
96
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Grafik 4.3 Performa guru dalam siklus 1
4.1.3.1.6
Observasi
Observasi dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada siklus I dapat diketahui aktivitas
siswa pada saat kegiatan membentuk kreasi makanan siswa kelihatan
sangat senang sehingga suasana ruang kelas sangat gembira.
Saat peneliti menjelaskan tentang contoh sayuran, buah-buahan,
manfaat dari sayur dan buah serta kegiatan dalam membentuk kreasi
makanan, semua siswa dengan baik menghadap ke depan dan
memperhatikan.
Siswa
mengikuti
kegiatan ini
dengan baik dan
memberikan tanggapan serta pertanyaan.Kegiatan berlangsung dengan
baik. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini belum pernah diterapkan
97
sebelumnya sehingga mampu menarik perhatian dan minat siswa untuk
mengikuti kegiatanbelajar mengajar.
Dari hasil pengamatan kegiatan membentuk kreasi makanan pada
kelompok B TK Darul Ulum ternyata belum sesuai dengan harapan
peneliti. Hal ini ditunjukkan bahwa anak-anak banyak yang kurang
memahami tentang pentingnya gizi seimbang untuk tubuh anak, anak-anak
juga masih belum memahami tentang manfaat dari sayuran dan buahbuahan untuk tubuh.
4.1.3.1.7
Refleksi Siklus I
Dari kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 perlu diulang karena
belum sesuai dengan yang diharapkan.
Kekurangan kekurangan yang ditemukan pada siklus I antara lain:
4.1.3.1.7.1 Sebagian besar siswa belum mengetahui tentang manfaat dari sayuran
dan buah-buahan untuk tubuh.
4.1.3.1.7.2 Anak-anak kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran
4.1.3.1.7.3 Anak-anak masih belum meningkat pemahamannya tentang gizi yang
seimbang
4.1.3.1.7.4 Kegiatan membentuk kreasi makanan belum dapat meningkatkan
pemahaman anak tentang gizi yang seimbang
98
4.1.3.1.7.5 Bekal anak-anak masih tetap sama yaitu makanan-makanan yang
kurang memenuhi gizi yang seimbang
4.1.3.1.7.6 Hasil pembelajaran siswa belum mencapai target.
Untuk
memperbaiki
kelemahan-kelemahan
atau
kekurangan-
kekurangan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapaipada siklus 1,
maka pada pelaksanaan siklus 2 direncanakan :
4.1.3.1.7.1 Peneliti harus mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan
kegiatan pembelajaran.
4.1.3.1.7.2 Peneliti lebih memotivasi siswa lebihkonsentrasi dalam melakukan
kegiatan.
4.1.3.1.7.3 Peneliti lebih memvariasikan kegiatan kreasi membentuk makanan
yang lebih mengguggah selera dan kreatifitas anak
4.1.3.1.7.4 Contoh-contoh sayuran dan buah-buahan yang ditunjukkan lebih
variatif lagi
4.1.3.1.7.5 Mengajak anak-anak makan bersama bekal bergizi yang dibawa dari
rumah
4.1.3.1.7.6 Alat evaluasi dibuat lebih operasional sehingga dapat dimengerti dan
dipahami oleh siswa.
4.1.4
Hasil Penelitian Siklus 2
4.1.4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
Siklus 2 yang dilaksanakan pada hari senin 22 april 2013 pada tema
Tanah airku dengan membahas tentang manfaat dan kandungan gizi dari
99
sayuran dan buah-buahan yang tumbuh dinegara indonesia. Langkahlangkah kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan membentuk kreasi
makanan untuk meningkatkan pemahaman gizi seimbang pada anak sebagai
sumber belajar pada siklus 2, yaitu:
4.1.4.1.1
Perencanaan
Langkah-langkah
kegitan
belajar
mengajar
dengan
kegiatan
membentuk kreasi makanan pada tahap siklus 2 adalah sebagai berikut:
4.1.4.1.1.1 Penjelasan
tentang
beberapa
manfaat
yang
diperoleh
dari
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
4.1.4.1.1.2 Penjelasan tentang kandungan gizi yang ada dalam sayuran dan buahbuahan
4.1.4.1.1.3 Peneliti dan rekan kerja melakukan penyusunan langkah-langkah
kegiatan membentuk kreasi makanan
4.1.4.1.1.4 Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk dipergunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus 2.
4.1.4.1.1.5 Tema yang dilaksanakan yaitu tema tanah airku
4.1.4.1.1.6 Langkah selanjutnya adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang
dibutuhkan
pada
proses
belajar
mengajar
melalui
kegiataan
membentuk kreasi makanan
4.1.4.1.1.7 Guru menyiapkan media yang diperlukan sebagai penunjang
pembelajaran
4.1.4.1.1.8 Peneliti dan kolaborator bertindak sebagai pengamat kegiatan belajar
mengajar. Pembelajaran diobservasi dengan melibatkan rekan kerja
100
sebagai pengamat dengan menggunakan lembar observasi aktivitas
siswa.
4.1.4.1.2
Pelaksanaan Tindakan
Tahap selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan tindakan yang
mengacu pada Rencana Kegiaatan Harian (RKH). Kegiatan ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
4.1.4.1.2.1 Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berbaris
kemudian masuk ke dalam kelas
4.1.4.1.2.2 Kemudian dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin oleh salah satu
siswa.
4.1.4.1.2.3 Setelah memberikan salam guru menanyakan kabar kepada siswa
dengan bernyanyi “selamat pagi”, kemudian menghafalkan Pancasila,
Rukun Islam, Rukun Iman, nama bulan dan hari, kemudian
menghafalkan do’a-do’a harian.
4.1.4.1.2.4 Kemudian guru mengajak anak- anak tanya jawab tentang lagu wajib
yang ada di Indonesia
4.1.4.1.2.5 Kemudian guru menunjukkan beberapa contoh buah-buahan dan
sayuran kemudian guru bertanya tentang manfaat dari sayuran dan
buah-buahan kepada anak. Rida menjawab bahwa manfaat dari buah
dan sayur adalah supaya bisa belajar dan bisa gemuk. Ibu guru
memberikan motivasi kepada rida supaya senang mengkonsumsi
sayuran supaya tubuh sehat dan pintar serta dapat gemuk.
101
4.1.4.1.2.6 Kemudian guru membuka menjelaskan tentang area yang akan dibuka
pada hari itu yaitu area seni, area bahasa, area IPA
4.1.4.1.2.7 Ketika anak-anak sudah memahami kemudian guru memberi
kesempatan anak-anak untuk memilih area dengan kalung yang sudah
ada pada area tersebut.
Hasil pengamatan terhadap peningkatan gizi seimbang anak dalam
proses belajar mengajar dinyatakan dengan persentase. Data hasil
pengamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL HASIL PENGAMATAN
PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG GIZI SEIMBANG
PADA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK KREASI
MAKANAN SIKLUS 2
KELOMPOK B TK DARUL ULUM NGEMBALREJO BAE KUDUS
Indikator
Mengenal
warna sayuran
Hasil
Pengamatan
1
2
3
4
Jumlah
yang
tuntas
a. anak
dapat 6
menunjukkan
contoh sayuran
yang
dikonsumsi
b. anak
mampu
membedakan
sayuran
yang
segar
dan
sayuran
yang 5
busuk
c. anak
lebih
menyukai
sayuran
yang
berwarna hijau
7
3
1
13
76%
5
4
3
10
58%
Penilaian
%
102
sebagai
makanan
d. anak
dapat
menjawab
pertanyaan
tentang
bagaimana cara 6
mengkonsumsi
sayuran
yang
baik
untuk
kesehatan
e. anak menjawab
pertanyaan
tentang manfaat
dari
mengkonsumsi
sayuran
7
Mengenal
buah-buahan
yang
menyehatkan
bagi tubuh
5
4
2
11
64%
5
3
2
12
70%
7
6
3
1
13
76%
a. anak
dapat 8
menyebutkan
beberapa contoh
buah-buahan
yang
dikonsumsi
b. anak
mampu
5
3
1
13
76%
103
c.
d.
e.
f.
membedakan
buah-buahan
yang segar dan
yang tidak segar
anak mengenal 5
buah-buahan
untuk kesehatan
anak
dapat
menyebutkan
cara
mengkonsumsi
buah-buahan
anak
dapat
menunjukkan
kandungan zat
gizi
dalam 7
buah-buahan
anak
dapat
menjawab
6
pertanyaan
tentang manfaat
dari
buahbuahan untuk
tubuh
6
3
3
11
64%
5
4
1
12
70%
6
4
2
12
70%
6
4
3
4
10
64%
7
5
3
2
12
70%
104
Mampu
membedakan
makanan yang
sehat
dan
tidak sehat
Berkreasi
makanan
a. anak
dapat 7
menyebutkan
contoh makanan
empat
sehat
lima sempurna
b. anak
dapat
menunjukkan
makanan yang
tidak sehat
c. anak
dapat 6
menjawab
pertanyaan
tentang akibat
mengkonsumsi
makanan yang
tidak sehat
d. anak
dapat
7
menyebutkan
contoh zat gizi
e. anak membawa
bekal
dari
rumah makanan
yang
mengandung
gizi
yang
seimbang
6
3
1
13
76%
6
4
1
12
70%
6
2
2
13
76%
5
6
3
3
11
64%
7
6
3
1
13
76%
a. anak
mampu 5
mengkreasikan
bentuk makan
melalui
kegiatan kreasi
5
5
2
10
58%
105
makanan
b. anak
mampu
menjawab
pertanyaan
tentang
makanan yang
4
bermanfaat
untuk tubuh
c. dapat
meningkatkan
minat
anak
untuk
lebih
mengkonsumsi
makanan
dengan zat gizi
yang seimbang
melalui
kegiatan kreasi
makanan
7
7
5
3
11
64%
5
4
1
12
70%
Keterangan:
1 : kriteria tuntas sempurna
2 : kriteria tuntas
3 : kriteria cukup tuntas
4 : kriteria belum tuntas
Berdasarkan data di atas, ada 19 indikator yang diamati dengan
rata-rata hasil sebagai berikut: indikator dapat menunjukkan sayuran yang
dikonsumsi 76%, mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran
106
yang busuk 58%, lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau sebagai
makanan 64%, dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara
mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan 70%, dapat menjawab
pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran 76%, dapat
menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi 76%,
mampu membedakan buah-buahan yang segar dan yang tidak segar 64%,
mengenal buah-buahan untuk kesehatan 70%, dapat menyebutkan cara
mengkonsumsi buah-buahan 70%, dapat menunjukkan kandungan zat gizi
dalam buah-buahan 64%, dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari
buah-buahan untuk tubuh 70%, dapat menyebutkan contoh makanan
empat sehat lima sempurna 76%, dapat menunjukkan makanan yang tidak
sehat 70%, dapat menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi
makanan yang tidak sehat 76%, dapat menyebutkan contoh zat gizi 64%,
membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang
seimbang 76%, mampu mengkreasikan makanan 58%, melalui kegiatan
kreasi makanan anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang
bermanfaat untuk tubuh 64%, dapat meningkatkan minat anak untuk lebih
mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan
kreasi makanan 64%.
Bila ditinjau dari siklus 1 ke siklus 2 terdapat peningkatan untuk
anak.
Indikator-indikator mengalami peningkatan yang cukup bagus.
anak dapat menunjukkan contoh sayuran yang dikonsumsi mengalami
peningkatan dalam ketuntasan sebanyak 18%, anak mampu membedakan
107
sayuran yang segar dan yang busuk mengalami peningkatan 11 %, anak
lebih menyukai sayuran yang berwana hijau sebagai makanan juga
mengalami peningkatan sebesar 23%, sedangkan untuk indikator anak
mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat mengkonsumsi sayuran
mengalami peningkatan sebesar 6%.
Pada proses pembelajaran siklus 2, ketika tahap pendahuluan
pembelajaran melalui kegiatan membentuk kreasi makanan anak-anak sudah
menunjukkan ketertarikannya. Apalagi ketika anak-anak mencoba sendiri
berkreasi dengan mengunakan makanan, buah-buahan dan bekal yang
dibawa sendiri dari rumah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa termotivasi
untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang gizi yang seimbang dengan
mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan yang akan dilaksanakan
selama pembelajaran.
4.1.4.1.3
Observasi
Selama pelaksanaan tindakan kelas, peneliti dan rekan kerja (guru)
mengamati jalannya proses kegitan belajar mengajar dengan menggunakan
lembar observasi peningkatan pemahaman gizi seimbang pada anak
dengan menggunakan kegiatan membentuk kreasi makanan. Pada tahapan
observasi siklus 2 yang dilaksanakan pada saat kegiatan proses belajar
mengajar sedang berlangsung dapat diketahui bahwa anak-anak sangat
senang dan tertarik ketika guru memberikan contoh kreasi makanan yang
sudah jadi, apalagi diselingi dengan cerita dari guru. Contoh dari sayuran
dan buah yang ditunjukkan oleh guru menambah suasana semakin
108
menyenangkan. Anak-anak juga memberikan tanggapan atas pertanyaan
dari guru.
Pertemuan pertama siswa sangat antusias dalam mengikuti
kegiatan membentuk kreasi makanan ini. Guru menanyakan kepada anak
tentang apa manfaat yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi sayuran dan
buah-buahan.“Manda dan rida menjawab makan sayur itu membuat tubuh
kita jadi sehat dan kuat bu.” Kemudian nanda menjawab juga bahwa
makan sayur dan buah itu dapat membuah tubuh menjadi gemuk seperti
tubuhku bu guru.” Setelah semua selesai berpendapat ibu guru merangkum
bahwa manfaat dari mengkonsumsi buah-buahan dan sayur itu selain
membuat tubuh menjadi sehat dan kuat juga dapat mencegah dari
penyakit.
Pada pertemuan kedua, sebelum kegiatan bercerita dimulai guru
menjelaskan tentang negara Indonesia yang sangat subur dan kaya raya,
banyak sayuran dan buah-buahan yang kaya akan gizi dan bermanfaat
untuk tubuh dapat tumbuh dengan subur sehingga dapat dikonsumsi.
Kandungan
gizi
yang ada
dalam buah-buahan
misalnya: jeruk
mengandung vitamin C, apabila anak-anak rajin mengkonsumsi buah yang
mengandung vitamin C terhindar dari penyakit sariawan. Contoh sayuran
hijau mengandung zat besi, wortel mengandung vitamin A dan lain-lain.
Dalam kegiatan ini banyak anak-anak yang bertanya tentang macammacam kandungan zat gizi yang terdapat dalam buah-buahan dan sayuran.
Evan bertanya kalau tomat itu mengandung apa bu guru? Kemudian ibu
109
guru menjawab “tomat itu mengandung vitamin C mas evan”. Setelah
kegiatan tanya jawab selesai, guru memulai kegiatan membentuk kreasi
makanan, membuat kreasi dengan roti dan sayuran bentuk alat angkutan
yang ada di Indonesia. Pada kegiatan akhir guru bercerita tentang “Dina
Anak Yang Sombong.”
Dalam pertemuan ketiga dalam siklus 2 ini, guru menjelaskan
tentang suku-suku bangsa yang ada di Indonesia, yang ada dari sabang
sampai merauke. Indonesia negara yang kaya raya dan subur serta
mempunyai beraneka ragam suku yang tersebar dipulau-pulau diseluruh
nusantara. Kemudian guru mengulang kembali tentang kandungan zat-zat
gizi yang ada dalam sayuran dan buah-buahan. Anak-anak antusias dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh ibu guru, meskipun ada anakanak yang belum mengetahui tentang kandungan gizi yang ada dalam buah
dan sayuran tetapi anak-anak berusaha untuk menjawab semampu mereka.
Setelah itu anak-anak berkreasi membuat jam dinding dari bekal makanan
yang di bawa oleh anak.
Dalam pertemuan keempat, sebelum kegiatan dimulai guru
menjelaskan tentang pahlawan-pahlawan yang ada di Indonesia. Negara
Indonesia itu dulunya dijajah oleh bangsa lain karena itu bangsa Indonesia
rakyatnya bodoh tidak sekolah. Tidak ada makanan yang enak-enak pada
zaman dahulu. Tiba-tiba rafi bertanya “permen ada tidak bu guru?”
kemudian ibu guru menjelaskan zaman dahulu tidak ada permen makanya
kakek-kakek zaman dulu giginya kuat dan sehat karena tidak suka makan
110
permen, anak-anak juga bisa mempunyai gigi yang sehat dan kuat apabila
rajin sikat gigi, mengurangi makan permen dan lebih banyak makan buah
dan sayur. Alaika mengacungkan jarinya “ aku tidak suka makan permen
bu guru “. Wah putra-putri ibu guru memang hebat. Sebagai hadiahnya ibu
guru membagikan anak-anak sepotong buah pepaya dan dimakan bersama.
Setelah itu anak-anak berkreasi dengan bekal yang dibawa oleh anak.
Dalam catatan yang kelima, sebelum melakukan kegiatan
membentuk kreasi makanan guru mengajak anak-anak untuk mengetahui
tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang menyehatkan bagi
tubuh. Makanan yang menyehatkan akan sangat berguna bagi tubuh
manusia karena dengan mengkonsumsi makanan yang sehat maka tubuhb
akan terhindar dari penyakit, tubuh menjadi sehat dan kuat. Anak-anak
akan menjadi pintar dan tidak mudah sakit. Kemudian guru mengulang
kembali tentang kandungan zat gizi yang terdapat dalam sayuran dan
buah-buahan. Anak-anak sangat antusias dalam mengikuti kegiatan
tersebut. Setelah itu anak-anak menuju ke area yang sudah dipersiapkan
oleh ibu guru. Pada akhir kegiatan anak-anak bercerita tentang makanan
sehat kesukaan yang sering dikonsumsi oleh anak.
Dalam pertemuan terakhir di siklus ke enam ini, guru mereview
kembali semua kegiatan selama 2 minggu kemarin. Guru bertanya tentang
macam-macam kandungan gizi yang diperoleh dari mengkonsumsi
sayuran dan buah-buahan. sebagian besar anak sudah bisa menyebutkan
tentang manfaat yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi sayuran dan
111
buah-buahan. Tetapi untuk menyebutkan kandungan gizi dari sayuran dan
buah-buahan anak-anak masih bingung. Anak-anak diajak untuk bercakapcakap tentang bekal yang dibawa dan bagaimana berbagi ketika teman ada
yang tidak membawa bekal ke sekolah. Anak-anak diajak untuk mengupas
kacang kemudian menaruhnya dalam stoples kecil untuk teman ketika
menonton televisi. Pada saat istirahat anak-anak diajak untuk makan
makanan yang bergizi. Anak-anak sangat senang sekali.
Dalam siklus 2, anak-anak menjadi tertarik untuk belajar tentang
berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak
manfaat untuk tubuh dan kesehatan. Anak-anak sangat antusias dengan
kegiatan membentuk kreasi makanan. Bekal anak-anak yang dibawa
kesekolah menjadi sedikit mengalami perubahan, anak-anak mulai
membawa bekal nasi dengan sayuran meskipun hanya sedikit. Namun
masih ada beberapa anak yang masih belum mau mengkonsumsi sayuran
dan buah dan lebih menyukai jajanan yang mengandung pengawet dan
anak-ana sudah mengerti ketika ditanya tentang manfaat dari sayuran dan
buah, tetapi ketika di tanya tentang kandungan gizi yang terkandung
didalam sayuran dan buah-buahan masih ada anak yang belum mengerti
dan memahaminya, sehingga masih perlu dimotivasi lagi untuk dapat
meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang melalui kegiatan
membentuk kreasi makanan.
4.1.4.1.4
Refleksi
112
Deskripsi data hasil implementasi tentang peningkatan pemahaman
tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk kreasi
makanan pada siklus 2. Anak tertib dan antusias memperhatikan guru saat
penjelasan tentang manfaat dan kandungan gizi yang ada pada sayuran dan
buah-buahan. Pada saat kegiatan tanya jawab, guru memberikan
pertanyaan sederhana pada anak tentang
manfaat yang diperoleh dari
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, bagaimana kandungan gizi yang
ada pada sayuran dan buah-buahan yang diketahui oleh anak-anak,
kemudian anak-anak berkreasi makanan. Anak-anak sangat senang dan
mulai sedikit memahami tentang pentingnya gizi seimbang untuk tubuh
anak yaitu dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk
kesehatan serta menghindari makanan yang berbahaya untuk kesehatan
anak.
Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 sudah
baik karena siswa antusias untuk mendengarkan berbagai penjelasan dan
berbagai manfaat dari sayuran, buah-buahan serta makanan yang sehat dan
mengandung gizi yang seimbang. Namun demikian, kegiatan membentuk
kreasi makanan pada siklus 2 perlu di ulang karena peningkatan
pemahaman tentang gizi seimbang belum tercapai, masih ada anak yang
belum bisa menyebutkan kandungan gizi dari sayuran dan buah. Ada anak
yang masih asyik bermain sendiri, anak belum bisa antusias mendengarkan
penjelasan dari guru. Pada siklus 2 tingkat pencapaian peningkatan
pemahaman tentang gizi seimbang melalui kegiatan kreasi membentuk
113
kreasi makanan masih kurang yaitu 70%, namun pencapaian peningkatan
pemahaman tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk
kreasi makanan bercerita ini minimal 75%. Maka peneliti melakukan
perencanaan ulang pembelajaran disiklus 3.
Tabel 4.6 Persentase (%) nilai yang diperoleh anak pada siklus 2
NO
Aspek Penilaian
Nilai
Jumlah
Prosentase
Anak
(%)
Baik Sekali
10
58%
Baik
5
30%
Kurang
2
12%
Baik Sekali
11
64%
Baik
5
30%
Kurang
3
6%
Baik Sekali
12
70%
Baik
4
24%
Kurang
3
6%
.
1.
Anak mampu mengkreasikan
bentuk makanan
2.
Mampu menjawab pertanyaan
tentang manfaat makanan
3.
Meningkatkan pengetahuan tentang
gizi seimbang pada anak melalui
kegiatan kreasi makanan
114
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus 2 ini
ada 3 aspek penilaian yang dinilai yaitu : anak mampu mengkreasikan
bentuk makanan dengan kriteria baik sekali 58%, baik 30%, kurang 12%,
mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan dengan kriteria
baik sekali 64%, baik 30%, kurang 6%, meningkatkan pengetahuan
tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan kreasi bentuk makanan
dengan kriteria baik sekali 70%, baik 24%, kurang 6%. Hasil yang
diperoleh masih rendah, kemampuan kegiatan pembelajaran belum
memenuhi target karena anak belum meningkat pengetahuan tentang gizi
seimbang dan anak belum mampu berkreasi dengan makanan. Grafik
untuk siklus 2 dapat diperoleh sebagai berikut :
70
60
50
Baik Sekali
40
Baik
30
kurang
20
10
0
kreasi makanan
manfaat
pengetahuan gizi
Grafik 4.4Persentase ketercapaian pada siklus
115
4.1.4.1.5
Kinerja Guru
Data performance/kinerja guru dalam pembelajaran kerasi
membentuk makanan pada siklus 2, seperti yang terlihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.7Hasil Observasi Performance Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran siklus 2
No
Performa Guru
Hasil siklus 1
1.
Pengelolaan Ruang Kelas
3,5 %
2.
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
3,5%
3.
Mengelola Interaksi kelas
3,5%
4.
Sikap Terbuka dan Keluwesan
3,6%
5.
Mendemonstrasikan Kegiatan Pembelajaran
3,7%
6.
Melaksanakan Evaluasi
3,5%
7.
Kinerja
3,7%
Dari pelaksanaan pembelajaran dinilai dari mengelola ruang dan
fasilitas pembelajaran adalah 3,5% melaksanakan kegiatan pembelajaran,
3,5% mengelola interaksi kelas 3,5% bersikap terbuka dan luwes 3,6%
mendemonstrasikan pembelajaran 3,7% melaksanakan evaluasi 3.5%,
kinerja 3,7%. Dari hasil penilaian tersebut dibagi 7 aspek penilaian
hasilnya adalah 3,57%. Pada siklus 2 dapat dilihat grafik berikut ini :
116
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Grafik 4.5 Performa Guru dalam siklus 2
4.1.4.1.6
Observasi
Observasi dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada siklus 2 dapat diketahui aktivitas
siswa pada saat kegiatan membentuk kreasi makanan siswa kelihatan
sangat senang sehingga suasana ruang kelas sangat gembira.
Saat peneliti menjelaskan tentang manfaat sayuran, buah-buahan,
kandungan gizi dari sayur dan buah, macam makanan yang sehat dan yang
tidak sehat serta kegiatan dalam membentuk kreasi makanan, semua siswa
dengan baik menghadap ke depan dan memperhatikan. Siswa mengikuti
kegiatan
ini
dengan
baik
dan
memberikan
tanggapan
serta
pertanyaan.Kegiatan berlangsung dengan baik. Hal ini disebabkan karena
kegiatan ini belum pernah diterapkan sebelumnya sehingga mampu
117
menarik perhatian dan minat siswa untuk mengikuti kegiatanbelajar
mengajar.
Dari hasil pengamatan kegiatan membentuk kreasi makanan pada
kelompok B TK Darul Ulum ternyata belum sesuai dengan harapan
peneliti. Hal ini ditunjukkan bahwa banyak anak yang kurang memahami
tentang pentingnya gizi seimbang untuk tubuh, anak-anak juga masih
belum memahami tentang makanan yang menyehatkan dan makanan yang
dapat mengganggu kesehatan.
4.1.4.1.7
Refleksi Siklus 2
Dari kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 perlu diulang karena
belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar 75% dan untuk lebih
meningkatkan lagi pemahaman anak tentang gizi yang seimbang.
Kekurangan yang ditemukan pada siklus 2 antara lain:
4.1.4.1.7.1
masih minimnya sarana dan prasarana
4.1.4.1.7.2
terbatasnya waktu dan padatnya kegiatan yang ada di TK Darul
Ulum
Untuk
memperbaiki
kelemahan-kelemahan
atau
kekurangan-
kekurangan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapaipada siklus 2,
maka pada pelaksanaan siklus 3 direncanakan :
4.1.4.1.7.1 Peneliti memvariasikan kegiatan kreasi membentuk makanan yang
lebih mengguggah selera dan kreatifitas anak
118
4.1.4.1.7.2 Mengadakan kerjasama dengan orang tua untuk membawa bekal
makanan yang mengandung gizi yang seimbang
4.1.5
Hasil Penelitian Siklus 3
4.1.5.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 3
Siklus 3 yang dilaksanakan pada hari sabtu 11Mei 2013 pada tema
Alam Semesta dengan apa saja yang ada di alam semesta, kegunaanya
termasuk dari sayuran dan buah yang ada di alam semesta, bagaimana cara
mengkonsumsi sayuran dengan baik, serta kegunaan dari benda-benda yang
ada di alam semesta. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar melalui
kegiatan membentuk kreasi makanan untuk meningkatkan pemahaman gizi
seimbang pada anak sebagai sumber belajar pada siklus 3, yaitu:
4.1.5.1.1
Perencanaan
Langkah-langkahbelajar mengajar dengan kegiatan membentuk
kreasi makanan pada tahap siklus 2 adalah sebagai berikut:
4.1.5.1.1.1 Penjelasan
tentang
beberapa
manfaat
yang
diperoleh
dari
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
4.1.5.1.1.2 Penjelasan tentang kandungan gizi yang ada dalam sayuran dan buahbuahan dan cara mengkonsumsi sayuran serta makanan yang sehat dan
yang tidak sehat
4.1.5.1.1.3 Peneliti dan rekan kerja melakukan penyusunan langkah-langkah
kegiatan membentuk kreasi makanan
4.1.5.1.1.4 Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk dipergunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus 3
119
4.1.5.1.1.5 Tema yang dilaksanakan yaitu tema alam semesta
4.1.5.1.1.6 Langkah selanjutnya adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang
dibutuhkan
pada
proses
belajar
mengajar
melalui
kegiataan
membentuk kreasi makanan.
4.1.5.1.1.7 Guru menyiapkan media yang diperlukan sebagai penunjang
pembelajaran.
4.1.5.1.1.8 Peneliti dan kolaborator bertindak sebagai pengamat kegiatan belajar
mengajar. Pembelajaran diobservasi dengan melibatkan rekan kerja
sebagai pengamat dengan menggunakan lembar observasi aktivitas
siswa.
4.1.5.1.2
Pelaksanaan Tindakan
Tahap selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan tindakan yang
mengacu pada Rencana Kegiaatan Harian (RKH). Kegiatan ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
4.1.5.1.2.1 Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berbaris
kemudian masuk ke dalam kelas.
4.1.5.1.2.2 Kemudian dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin oleh salah satu
siswa.
4.1.5.1.2.3 Setelah memberikan salam guru menanyakan kabar kepada siswa
dengan bernyanyi “selamat pagi”, kemudian menghafalkan Pancasila,
Rukun Islam, Rukun Iman, nama bulan dan hari, kemudian
menghafalkan do’a-do’a harian.
120
4.1.5.1.2.4 Kemudian guru mengajak anak- anak tanya jawab tentang apa saja
yang ada di alam semesta ini
4.1.5.1.2.5 Kemudian guru menunjukkan beberapa contoh makanan yang
menyehatkan dan yang tidak menyehatkan
4.1.5.1.2.6 Kemudian guru membuka menjelaskan tentang area yang akan dibuka
pada hari itu yaitu area IPA, area masak, area seni
4.1.5.1.2.7 Ketika anak-anak sudah memahami kemudian guru memberi
kesempatan anak-anak untuk memilih area dengan kalung yang sudah
ada pada area tersebut.
Hasil pengamatan terhadap peningkatan gizi seimbang anak dalam
proses belajar mengajar dinyatakan dengan persentase. Data hasil
pengamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL HASIL PENGAMATAN
PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG GIZI SEIMBANG
PADA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK KREASI
MAKANAN SIKLUS 3
KELOMPOK B TK DARUL ULUM NGEMBALREJO BAE KUDUS
Indikator
Mengenal
warna sayuran
Hasil
Pengamatan
1
2
3
4
Jumlah
yang
tuntas
a. anak
dapat 6
menunjukkan
contoh sayuran
yang
dikonsumsi
7
4
0
13
Penilaian
%
76%
121
b. anak
mampu
membedakan
sayuran
yang
segar
dan
sayuran
yang 5
busuk
c. anak
lebih
menyukai
sayuran
yang
berwarna hijau
sebagai
makanan
d. anak
dapat
menjawab
pertanyaan
tentang
7
bagaimana cara
mengkonsumsi
sayuran
yang
baik
untuk
kesehatan
e. anak menjawab
pertanyaan
tentang manfaat
dari
mengkonsumsi
sayuran
7
7
8
3
1
13
76%
6
4
0
13
76%
7
2
1
14
82%
6
4
0
13
76%
122
Mengenal
buah-buahan
yang
menyehatkan
bagi tubuh
a. anak
dapat
menyebutkan
beberapa contoh
buah-buahan
yang
dikonsumsi
b. anak
mampu
membedakan
buah-buahan
yang segar dan
yang tidak segar
c. anak mengenal
buah-buahan
untuk kesehatan
d. anak
dapat
menyebutkan
cara
mengkonsumsi
buah-buahan
e. anak
dapat
menunjukkan
kandungan zat
gizi
dalam
buah-buahan
f. anak
dapat
menjawab
pertanyaan
tentang manfaat
dari
buahbuahan untuk
tubuh
9
7
1
0
16
94%
7
6
3
1
13
76%
7
7
2
1
14
82%
6
7
2
2
13
76%
7
6
3
1
13
76%
123
Mampu
membedakan
makanan yang
sehat
dan
tidak sehat
8
7
1
1
15
88%
a. anak
dapat 7
menyebutkan
contoh makanan
empat
sehat
lima sempurna
b. anak
dapat
menunjukkan
makanan yang
tidak sehat
c. anak
dapat 7
menjawab
pertanyaan
tentang akibat
mengkonsumsi
makanan yang
tidak sehat
d. anak
dapat
7
menyebutkan
contoh zat gizi
e. anak membawa
bekal
dari
rumah makanan
yang
mengandung
gizi
yang
seimbang
6
4
0
13
76%
7
2
1
14
82%
6
2
2
13
76%
6
7
3
1
13
76%
7
7
2
1
14
82%
124
Berkreasi
makanan
a. anak
mampu 7
mengkreasikan
bentuk makan
melalui
kegiatan kreasi
makanan
b. anak
mampu
menjawab
pertanyaan
tentang
makanan yang
bermanfaat
7
untuk tubuh
c. dapat
meningkatkan
minat
anak
untuk
lebih
mengkonsumsi
makanan
dengan zat gizi
yang seimbang
melalui
kegiatan kreasi
makanan
7
2
1
14
82%
8
1
1
15
88%
7
7
2
1
14
82%
125
Keterangan:
1 : kriteria tuntas sempurna
2 : kriteria tuntas
3 : kriteria cukup tuntas
4 : kriteria belum tuntas
Berdasarkan data di atas, ada 19 indikator yang diamati dengan
rata-rata hasil sebagai berikut: indikator dapat menunjukkan sayuran yang
dikonsumsi 76%, mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran
yang busuk 76%, lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau sebagai
makanan 76%, dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara
mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan 82%, dapat menjawab
pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran 76%, dapat
menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi 94%,
mampu membedakan buah-buahan yang segar dan yang tidak segar 76%,
mengenal buah-buahan untuk kesehatan 82%, dapat menyebutkan cara
mengkonsumsi buah-buahan 76%, dapat menunjukkan kandungan zat gizi
dalam buah-buahan 76%, dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari
buah-buahan untuk tubuh 88%, dapat menyebutkan contoh makanan
empat sehat lima sempurna 76%, dapat menunjukkan makanan yang tidak
sehat 82%, dapat menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi
makanan yang tidak sehat 76%, dapat menyebutkan contoh zat gizi 76%,
membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang
seimbang 82%, mampu mengkreasikan makanan 82%, melalui kegiatan
kreasi makanan anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang
bermanfaat untuk tubuh 88%, dapat meningkatkan minat anak untuk lebih
126
mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan
kreasi makanan 82%.
Bila ditinjau dari siklus 2 ke siklus 3 terdapat peningkatan untuk
anak.
Indikator-indikator mengalami peningkatan yang cukup bagus.
anak dapat menjawab pertanyaan tentang cara mengkonsumsi makanan
mengalami peningkatan sebesar 12 %, anak dapat menyebutkan contoh
buah-buahan yang dikonsumsi mengalami peningkatan sebesar 18%,
sedangkan untuk indikator anak mampu mengkreasikan bentuk makanan
mengalami peningkatan sebesar 24%, anak mampu menjawab pertanyaan
tentang manfaat mengkonsumsi sayuran mengalami peningkatan sebesar
24%,
untuk
indikator
dapat
meningkatkan
minat
anak
untuk
mengkonsumsi makanan dengan zat gizi seimbang melalui kegiatan
membentuk kreasi makanan mengalami peningkatan sebesar 12%.
Pada proses pembelajaran siklus 3, ketika tahap pendahuluan
pembelajaran melalui kegiatan membentuk kreasi makanan anak-anak sudah
menunjukkan ketertarikannya. Apalagi ketika anak-anak mencoba sendiri
berkreasi dengan mengunakan makanan, buah-buahan dan bekal yang
dibawa sendiri dari rumah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa termotivasi
untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang gizi yang seimbang dengan
mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan yang akan dilaksanakan
selama pembelajaran.
127
4.1.5.1.3
Observasi
Selama pelaksanaan tindakan kelas, peneliti dan rekan kerja (guru)
mengamati jalannya proses kegitan belajar mengajar dengan menggunakan
lembar observasi peningkatan pemahaman gizi seimbang pada anak
dengan menggunakan kegiatan membentuk kreasi makanan. Pada tahapan
observasi siklus 3 yang dilaksanakan pada saat kegiatan proses belajar
mengajar sedang berlangsung dapat diketahui bahwa anak-anak sangat
senang dan tertarik ketika guru memberikan contoh kreasi makanan yang
sudah jadi, apalagi diselingi dengan cerita dari guru. Anak-anak juga
memberikan tanggapan atas pertanyaan dari guru.
Pertemuan pertama siswa sangat antusias dalam mengikuti
kegiatan membentuk kreasi makanan ini. Guru menanyakan kepada anak
tentang apa saja yang ada di alam semesta. Anak-anak secara bergantian
menjawab pertanyaan dari ibu guru.Setelah itu guru menjelaskan tentang
macam-macam sayuran dan buah-buahan yang ada di alam semesta ini.
Tiba-tiba manda menjawab kangkung, bayam, sawi. Kemudian evan dan
alaika menjawab juga buah mangga, pisang, melon, semangka, pokoknya
banyak sekali bu guru. Kemudian ibu guru mengulang lagi pertanyaan
tentang manfaat yang diperoleh dari mengkonsumsi sayuran dan buahbuahan. Anak-anak semua dapat menjawab pertanyaan dai ibu guru. Pada
kegiatan akhir guru memperlihatkan satu-persatu sayuran dan buahbuahan kepada anak-anak, dari berbagai sayuran dan buah-buahan yang
128
diperlihatkan anak-anak dapat menjawab dan mengetahui nama dari
sayuran dan buah-buahan tersebut.
Pada pertemuan kedua, sebelum kegiatan dimulai ibu guru
memberikan cerita tentang buah apel, anak-anak sangat antusias
mendengarkannya. Banyak manfaat dan kandungan gizi yang ada di dalam
buah-buahan yang kaya akan gizi. Kandungan gizi yang ada dalam buahbuahan misalnya: jeruk mengandung vitamin C, apabila anak-anak rajin
mengkonsumsi buah yang mengandung vitamin C terhindar dari penyakit
sariawan. Contoh sayuran hijau mengandung zat besi, wortel mengandung
vitamin A dan lain-lain. Kemudian ibu guru membuka 3 area yaitu : area
drama, area seni, area bahasa. Anak-anak memilih area yang sudah dibuka
ibu guru dan berkreasi makanan membuat bentuk matahari. Pada kegiatan
akhir anak-anak menyanyikan lagu”bintang kejora”.
Dalam pertemuan ketiga dalam siklus 3 ini, guru menjelaskan
tentang manfaat dan kandungan gizi dari sayuran yang ada di alam
semesta, banyak sayuran dan buah-buahan yang tumbuh subur di alam
semesta ciptaan Allah SWT. Semua yang diciptakan oleh Allah pasti
punya manfaat dan kegunaan masing-masing salah satunya yaitu sayuran
dan buah-buahan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan dan tubuh
manusia. Kandungan gizi dalam sayuran ada bermacam-macam yaitu
diantaranya sayuran yang berwarna hijau tua sangat baik karena banyak
mengandung zat besi. Sayur yang dimasak dengan minyak (tumis) sangat
dianjurkan karena mempermudah penyerapan vitamin A, D, E, K.
129
Kemudian anak-anak mengiris tahu kemudian dikreasikan dengan sayuran
dan dibuat seperti sate. Pada kegiatan akhir anak-anak bercerita saat
melihat bulan dan bintang.
Dalam pertemuan keempat, sebelum kegiatan dimulai guru
menjelaskan tentang makanan yang bergizi untuk tubuh manusia dan apa
saja akibat dari mengkonsumsi makanan yang berbahaya bagi tubuh
manusia. Tiba-tiba Naufal berkata “ kemarin aku beli sosis yang ada
saosnya bu, kemudian perutku sakit sekali dan diare.” Kemudian ibu guru
memberikan anak-anak kesempatan untuk menyebutkan makanan apa saja
yang termasuk makanan yang menyehatkan dan makanan apa saja yang
berbahaya bagi tubuh manusia. Anak-anak ternyata mampu menyebutkan
contoh makanan apa saja yang menyehatkan untuk tubuh seperti buahbuahan, sayuran, susu, ikan dan lain-lain, sedangkan makanan yang
berbahaya bagi tubuh seperti makanan ringan yang mengandung MSG
seperti chiki, makanan yang bersaos, makanan yang tidak ditutupi dan
dihinggapi lalat, permen dan lain-lain. Kemudian guru membuka 3 area
pada hari itu yaitu area bahasa, area masak, area balok.
Dalam catatan yang kelima, sebelum melakukan kegiatan
membentuk kreasi makanan guru mengajak anak-anak untuk mengetahui
tentang benda-benda yang diciptakan oleh Allah dan benda-benda buatan
dari manusia. Sayuran dan buah-buahan yang kaya akan gizi dan
bermanfaat bagi tubuh manusia adalah salah satu dari contoh ciptaan
Allah. Sedangkan makanan-makanan yang bergizi maupun yang
130
berbahaya merupakan hasil olahan dari tangan-tangan manusia seperti
contoh permen, tahu, tempe tetapi bahan-bahan pembuatnya berasal dari
ciptaan Allah. pentingnya mengkonsumsi makanan yang menyehatkan
bagi tubuh. Nanda dan Dinda bercerita bahwa dia sangat menyukai tahu
dan tempe yang dibuat oleh ibu. Setelah selesai menerangkan kemudian
anak-anak berkreasi makanan dengan bekal yang dibawa oleh anak. Saat
kegiatan akhir anak-anak menyebutkan contoh makanan apa saja yang
menyehatkan dan makanan apa saja yang berbahaya untuk tubuh manusia.
Dalam pertemuan terakhir di siklus ke enam ini, guru mereview
kembali semua kegiatan selama 2 minggu kemarin. Guru bertanya tentang
macam-macam kandungan gizi yang diperoleh dari mengkonsumsi
sayuran dan buah-buahan. sebagian besar anak sudah bisa menyebutkan
tentang manfaat yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi sayuran dan
buah-buahan. Anak-anak juga sudah bisa menyebutkan tentang bagaimana
mengkonsumsi sayuran yang baik untuk tubuh., menyebutkan apa saja ma
Dalam siklus 3, anak-anak menjadi tertarik untuk belajar tentang
berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak
manfaat untuk tubuh dan kesehatan. Anak-anak mulai memahami tentang
pentingnya makanan yang mengandung gizi yang seimbang untuk tubuh.
Menyebutkan tentang berbagai cara mengkonsumsi sayuran dan buah juga
sudah mengerti, makanan yang mengandung gizi yang seimbang juga
sudah mengerti. Bekal yang dibawa anak-anak sudah mulai berubah,
bahkan ada anak yang bercerita tentang akibat jajan yang sembarangan
131
kepada orang tua dan anak tersebut tidak mau lagi dibawakan bekal
makanan ringan tetapi maunya dibawakan bekal nasi yang ada sayuran
tetapi harus dihias sendiri dari rumah karena anak tersebut ingin
memamerkan pada teman-temannya.
4.1.5.1.4
Refleksi
Deskripsi data hasil implementasi tentang peningkatan pemahaman
tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk kreasi
makanan pada siklus 3. Semua anak tertib dan semuanya antusias
memperhatikan guru saat penjelasan tentang manfaat dan kandungan gizi
yang ada pada sayuran dan buah-buahan. Pada saat kegiatan tanya jawab,
guru memberikan pertanyaan sederhana pada anak tentang manfaat yang
diperoleh dari mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, bagaimana
kandungan gizi yang ada pada sayuran dan buah-buahan yang diketahui
oleh anak-anak, bagaimanan contoh dari makanan yang menyehatkan dan
makanan yang berbahaya bagi tubuh anak. setelah anak-anak memahami
kemudian anak-anak berkreasi makanan. Anak-anak sangat senang dan
mulai memahami tentang pentingnya gizi seimbang untuk tubuh anak
yaitu dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk kesehatan
serta menghindari makanan yang berbahaya untuk kesehatan anak-anak.
Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus 3 sudah
baik karena siswa antusias untuk mendengarkan berbagai penjelasan dan
berbagai manfaat dari sayuran, buah-buahan serta makanan yang sehat dan
mengandung gizi yang seimbang. Pada penelitian siklus 3 tingkat
132
pencapaian peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang melalui
kegiatan kreasi membentuk makanan sudah mengalami peningkatan yaitu
sebesar 82 %. Artinya anak-anak mulai memahami tentang pentingnya
mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, sehingga
melalui kegiatan kreasi membentuk makanan dapat meningkatkan
pemahaman anak tentang gizi yang seimbang.
Tabel 4.8 Persentase (%) nilai yang diperoleh anak pada siklus 3
NO
Aspek Penilaian
Nilai
Jumlah
Prosentase
Anak
(%)
Baik Sekali
14
82%
Baik
2
12%
Kurang
1
6%
Baik Sekali
15
88%
Baik
1
6%
Kurang
1
6%
Baik Sekali
14
82%
Baik
2
12%
Kurang
1
6%
.
1.
Anak mampu mengkreasikan
bentuk makanan
2.
Mampu menjawab pertanyaan
tentang manfaat makanan
3.
Meningkatkan pengetahuan tentang
gizi seimbang pada anak melalui
kegiatan kreasi makanan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus 3 ini ada
tiga aspek penilaian yang dinilai yaitu : anak mampu mengkreasikan bentuk
makanan dengan kriteria baik sekali 82%, baik 12%, kurang 6%. Anak mampu
133
menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan dengan kriteria baik sekali
88%, baik 6%, kurang 6%. Meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang
pada anak melalui kegiatan kreasi makanan dengan kriteria baik sekali 82%,
baik 12%, dan kurang 6%. Hasil yang diperoleh dalam siklus 3 ini mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, dari hasil siklus 3 menunjukkan bahwa
melalui kegiatan kreasi makanan dapat meningkatkan pengetahuan tentang gizi
seimbang pada anak.
90
80
70
60
Baik Sekali
50
Baik
40
kurang
30
20
10
0
kreasi makanan
manfaat
pengetahuan gizi
Grafik 4.6 Persentase Ketercapaian pada Siklus 3
4.1.5.1.5
Kinerja Guru
Data
performa/kinerja
guru
dalam
pembelajaran
kerasi
membentuk makanan pada siklus 2, seperti yang terlihat pada tabel
dibawah ini.
134
Tabel 4.9 Hasil Observasi Performance Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran siklus 3
No
Performa Guru
Hasil siklus 1
1.
Pengelolaan Ruang Kelas
4%
2.
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
3,8%
3.
Mengelola Interaksi kelas
3,8%
4.
Sikap Terbuka dan Keluwesan
3,8%
5.
Mendemonstrasikan Kegiatan Pembelajaran
4%
6.
Melaksanakan Evaluasi
3,5%
7.
Kinerja
3,8%
Dari pelaksanaan pembelajaran di nilai dari mengelola ruang dan
fasilitas pembelajaran adalah 4% melaksanakan kegiatan pembelajaran,
3,8% mengelola interaksi kelas 3,8% bersikap terbuka dan luwes
3,8%mendemonstrasikan pembelajaran 4 melaksanakan evaluasi 3.5,
kesan umum kinerja 3,8. Dari hasil penilaian tersebut dibagi 7 aspek
penilaian hasilnya adalah 3,81. Pada siklus 3 dapat dilihat grafik berikut
ini :
135
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Grafik 4.7 Performance Guru Siklus 3
4.1.5.1.6
Observasi
Observasi dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, seperti yang dilakukan pada siklus
2, situasi yang terjadi pada siklus 3 ini, hampir sama dengan situasi 2 pada
saat guru menjelaskan dan memperagakan kegiatan membentuk kreasi
makanan, siswa kelihatan senang dan sangat antusias sehingga suasana
kelas sangat meriah. Pada siklus 3hasil observasi meningkat berarti
pelaksanaan tindakan siklus 3 sudah dapat meningkatkan pengetahuan
tentang gizi seimbang pada anak. Hal ini disebabkan :
4.1.5.1.6.1 Peneliti didalam memberikan tugas kepada anak sudah cukup inovatif
sehingga siswa senang dan dapat merespon secara positif.
136
4.1.5.1.6.2 Peneliti didalam mendemonstrasikan materi pembelajaran cukup
efektif untuk merangsang siswa menjadi aktif dalam kegiatan
pembelajaran
4.1.5.1.6.3 Bimbingan peneliti yang dilakukan secara terus menerus secara
berkesinambungan.
4.1.5.1.6.4 Ada kerjasama juga dengan orang tua dalam memberikan bekal pada
anak makanan yang mengandung gizi yang seimbang
4.1.5.1.6.5 Anak-anak sangat antusias dalam kegiatan kreasi membentuk makanan
dan anak-anak sangat menyukai dengan hasil karya anak sendiri
4.1.5.1.7
Refleksi Siklus 3
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 3
kegiatan membentuk kreasi makanan dapat meningkatkan pengetahuan
tentang gizi seimbang pada anak. Hasil
pengamatan pada siklus 3
diperoleh kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
4.1.5.1.7.1
Aktivitas siswa sudah baik dibuktikan dengan beberapa siswa yang
menunjukkan peningkatan cukup signifikan.
4.1.5.1.7.2
Anak-anak sudah mulai meningkat pemahaman tentang gizi
seimbang melalui kegiatan membentuk kreasi makanan, terbukti
anak-anak sudah mengerti tentang makanan yang berbahaya dan
yang menyehatkan bagi tubuh, tentang manfaat dari sayuran dan
137
buah-buahan, dalam membawa bekal ke sekolah juga sudah
mengalami perubahan yang cukup signifikan.
4.1.5.1.7.3
Hasil yang dicapai lebih maksimal bisa katakan bahwa siklus 3
berhasil atau terlaksana dengan baik.
Dari Hasil Penelitian Penilaian di atas menghasilkan gambar grafik Siklus
1,2,3
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Grafik 4.8 Rata-rata penilaian siklus 1,2,3
138
4.2
4.2.1
Pembahasan
Cara Meningkatkan Pemahaman Gizi Seimbang Pada Anak Melalui
Kegiatan Membentuk Kreasi Makanan
Anak-anak sangat menyukai hal-hal yang menarik, menyenangkan
dan hal-hal yang baru. Dalam hal mengkonsumsi makanan anak-anak juga
sangat tertarik dengan kemasan yang bagus, warna-warna yang mencolok
dan sajian yang sangat indah. Makanan yang ada disekeliling anak di
kemas dengan sajian yang sangat menggoda, pewarna yang sangat
mencolok dan penyajian yang beraneka bentuk sesuai dengan selera anak.
Tetapi tidak semua makanan yang ada di sekeliling anak adalah makanan
mengandung gizi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Makanan yang ada disekeliling anak terkadang mengandung bahan-bahan
yang berbahaya untuk tubuh.
Pemahaman tentang gizi yaitu bahan-bahan yang dikonsumsi oleh
anak-anak harus mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.
Anak-anak dibiasakan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung
empat sehat lima sempurna yang sangat bagus untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak. selain itu porsi makan anak harus seimbang tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit sehingga tidak mengakibatkan
obesitas dan gizi buruk. Sayuran dan buah-buahan sangat penting
dikonsumsi oleh anak, sayuran dan buah-buahan mengandung zat-zat gizi
yang sangat bermanfaat untuk kesehatan anak. Porsi makan yang
139
seimbang serta makanan yang dikonsumsi mengandung gizi yang
seimbang adalah konsep dan pemahaman gizi yang diterapkan sejak dini.
Cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman
tentang gizi seimbang dapat diterapkan melalui: membawakan bekal anak
makanan yang mempunyai nilai gizi yang seimbang. Bekal yang di bawa
dari rumah adalah bekal makanan yang disukai oleh anak tetapi bekal
tersebut juga mengandung nilai gizi yang seimbang. Bentuk bekal yang di
bawa oleh anak sudah lengkap zat gizi yang mencakup karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral. Selain itu untuk meningkatkan pemahaman
tentang gizi yang seimbang dapat dilakukan dengan cara membentuk
kreasi makanan (Novitasari, 2009:3).
Makanan yang dikemas dengan penyajian yang menarik dan unik
akan dapat mengundang selera makan dari anak. Penyajian makanan yang
kreatif dan sesuai dengan minat anak akan memudahkan bagi orang tua
untuk menyajikan makanan yang mengandung gizi yang seimbang untuk
anak. Diharapkan dengan bento anak akan lebih memahami tentang
makanan yang mengandung gizi yang seimbang dan lebih menyukai
makanan yang menyehatkan (Virdastryn, diakses tanggal 26 januari 2013,
tersediawww.Lifestyle.kompasiana.com/.../bento-seni-membuat-makananyang-dis... 17 juli 2012).
Konsep tentang pemahaman gizi yang seimbang yang sangat
berguna bagi tubuh anak dapat diterapkan dengan berkreasi dalam
membuat makanan. Membentuk kreasi makanan atau dikenal dengan
140
istilah bento adalah konsep one dish meal atau hidangan sepinggan yang
mengandung gizi yang lengkap. Hidangan untuk bekal anak-anak ini
mengandung nilai-nilai gizi yang seimbang. Bentuk makanan yang
disajikan unik dan sangat kreatif sehingga anak-anak akan menyukai
mengkonsumsi makanan tersebut. Dalam hidangan yang disajikan sesuai
dengan bekal anak sekolah karena sesuai dengan kebutuhan yang
dianjurkan untuk usia anak yang merupakan usia pertumbuhan. Bento
merupakan bekal yang praktis, menarik dan kaya akan gizi yang berguna
untuk pertumbuhan, perkembangan serta meningkatkan kecerdasan anak
usia dini (Muaris, 2010 : 1).
Sebagian besar anak-anak yang ada di TK Darul Ulum kurang
mengetahui dan menyadari tentang pentingnya gizi yang seimbang.
Terbukti dengan masih banyak anak yang mengkonsumsi makanan yang
kurang menyehatkan. Peneliti menggunakan kegiatan membentuk kreasi
makanan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman tentang
gizi yang seimbang pada anak. Melalui kegiatan membentuk kreasi
makanan anak-anak menjadi lebih tertarik untuk mengkonsumsi makanan
yang mengandung gizi yang seimbang.
Makanan yang bergizi sangat diperlukan oleh anak dalam proses
pertumbuhan, tetapi terkadang anak tidak menyukai mengkonsumsi
makanan yang menyehatkan dikarenakan tampilan yang kurang menarik.
Kegiatan membentuk kreasi makanan sangat menyenangkan untuk anak.
Melalui kegiatan kreasi membentuk makanan juga dapat mengenalkan
141
tentang berbagai makanan yang menyehatkan untuk kesehatan dan untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu juga dapat mengenalkan
tentang manfaat yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi buah-buahan
dan sayuran, kandungan gizi yang ada dalam buah-buahan dan sayuran
dan tentang gizi yang seimbang untuk anak.
Kreasi membentuk makanan dikombinasikan dengan komposisi
yang dapat dikreasikan terdiri dari karbohidrat, sayur, protein dan buah
agar asupan nutrisi seimbang. Kegiatan dapat dilakukan dengan cara yaitu
: nasi yang dibentuk dengan kreatif, kemudian dapat ditambahkan dengan
lauk-pauk yang dihias bersama dengan sayuran yang berwarna-warni
seperti brokoli, selada, wortel, dan lain-lain. Untuk pencuci mulut dapat
digunakan buah-buahan segar seperti jeruk, strawberry dan lain-lain.
Semuanya dapat dikreasikan untuk menu bekal anak ke sekolah atau untuk
sehari-hari. Menarik sekali, ternyata anak bisa diajak makan sayur dan
buah dengan porsi lebih banyak melalui kegiatan membentuk kreasi
makanan (Ayuazizari, diakses pada tanggal 21 agustus 2013, tersedia
dalam www. ayuazizari.blogspot.com/2012/01/bento.html...22 januari
2012).
Dalam penelitian ini, guru memberikan kegiatan membentuk
makanan yang dikreasikan oleh anak-anak sendiri. Pertama anak-anak
dikenalkan tentang makanan yang mengandung gizi yang seimbang yaitu
makanan yang mengandung empat
sehat
lima
sempurna,
guru
mengenalkan sayuran dan buah-buahan yang sangat bagus untuk
142
pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan anak. Makanan yang di
konsumsi oleh anak sangat menentukan aktivitas yang akan dilakukan oleh
anak-anak. selain itu makanan juga berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan anak pada masa yang akan datang.
Selama pembelajaran guru juga memberikan contoh-contoh
tentang benda-benda nyata yang sedang di bahas, seperti guru
menerangkan tentang sayuran dan buah-buahan contoh yang dibawakan
juga sayuran yang benar-benar nyata kepada anak, memberikan stimulasi
kepada anak dan saling bertukar pengalaman melalui cerita individu satu
dengan yang lainnya. Ketika ada anak yang tidak mau mengkonsumsi
sama sekali bekal yang dibawa karena tidak menyukai sayuran, guru
memberikan motivasi, dorongan, kemudian bersama-sama anak yang lain
membantu anak tersebut. Guru juga mengajak anak secara bersama-sama
untuk membuat kreasi makanan dengan bekal yang di bawa, setelah anakanak puas berkreasi, bekal tersebut dapat dikonsumsi secara bersamasama.
Tahapan kemampuan kognitif anak menurut tahap yang teratur.
Pada satu tahap perkembangan tertentu akan muncul skema atau struktur
tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap amat bergantung pada
tahap sebelumnya. Adapun tahapan menurut Jean Piaget adalah: Tahap
Sensori Motor(dari lahir sampai kurang lebih umur 2 tahun). Dalam dua
tahun pertama kehidupan bayi ini, dia dapat sedikit memahami
lingkungannya dengan jalan melihat, meraba atau memegang, mengecap,
143
mencium dan menggerakan. Tahap Pra-operasional (kurang lebih umur 2
tahun hingga 7 tahun). Dalam tahap ini sangat menonjol sekali
kecenderungan anak-anak itu untuk selalu mengandalkan dirinya pada
persepsinya mengenai realitas.Tahap Operasi Konkrit (kurang lebih 7
sampai 11 tahun) dalam tahap ini anak-anak sudah mengembangkan
pikiran logis. Tahap Operasi Formal (kurang lebih umur 11 tahun sampai
15 tahun) selama tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak yaitu
berpikir mengenai gagasan (Winkel, 1996: 34).
Anak membangun pemahaman tentang sesuatu hal melalui proses
belajar. Memahami dan mengerti tentang sesuatu hal melalui interaksi dari
lingkungan dan proses belajar di sekolah. Belajar merupakan suatu proses
internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan
aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi
antara
lain
mencakup
pengaturan
stimulus
yang
diterima
dan
menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan
terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan
pengalaman-pengalaman sebelumnya
yang disertai dengan respon
(Soemanto,2006:123).
Pemahaman dan pengetahuan yang didapat oleh anak melaui
interaksi dan belajar dari lingkungannya. Kegiatan membentuk kreasi
makanan dapat digunakan oleh anak untuk memahami tentang konsep
makanan yang mengandung gizi yang seimbang. Kegiatan yang dilakukan
144
dalam proses pembelajaran di sekolah dengan cara yang aktif, kreatif dan
menyenangkan. Kegiatan membentuk kreasi makanan dilakukan dalam 3
siklus dan setiap siklus ada enam kali pertemuan.
Siklus 1 dilaksanakan selama 6 kali pertemuan, pada pertemuan
pertama anak-anak dikenalkan tentang berbagai macam contoh dari
sayuran dan buah-buahan. Anak juga diajak untuk tanya jawab mengenai
contoh sayuran dan buah-buahan yang diperlihatkan oleh guru. Siklus 1
pada hari ke dua dengan tema : Tanah Airku, anak-anak berkreasi
makanan dengan membuat bentuk alat angkutan yang ada di Indonesia
dengan menggunakan roti dan sayuran, anak-anak berkreasi sendiri
dengan roti yang ada. Pada hari ke tiga pada siklus 1 anak-anak membuat
kreasi makanan dengan kreasi membuat jam dinding, anak-anak sangat
antusias sekali mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir. Hari ke
empat dan ke lima masih pada siklus 1 anak- anak berkreasi membentuk
makanan sesuai dengan imajinasi masing-masing. Pada hari yang terakhir
siklus 1 guru mengajak anak-anak untuk mengupas kacang. Anak-anak
sangat menyukai kegiatan membentuk kreasi makanan dan semakin
mengenal makanan yang menyehatkan untuk tubuh.
Siklus 2 dilaksanakan juga dalam enam kali pertemuan, dengan
tema: Tanah Airku. Pertemuan pertama anak-anak diajak untuk berkreasi
makanan dengan membuat tugu monas, selain untuk mengenalkan tentang
hal-hal yang bersejarah dan identitas kota jakarta. Pertemuan ke dua anak
diajak untuk mengolesi roti dengan selai kemudian anak berkreasi
145
membentuknya menjadi bentuk kendaraan bersama dengan sayuran,
supaya anak-anak juga menyukai untuk mengkonsumsi sayuran.
Pertemuan ke tiga anak berkreasi membentuk makanan sesuai dengan
imajinasi anak. Pertemuan ke empat anak-anak diajak untuk membuat
sirup bersama dengan teman-teman. Pertemuan ke lima anak-anak
berkreasi membentuk makanan sesuai dengan kreasi dan imajinasi anak.
Pertemuan ke enam anak membentuk kreasi makanan membuat kreasi
dengan bentuk rumah. Selama siklus ke dua anak-anak sangat menyukai
dan mulai memahami tentang arti penting dari makanan untuk tubuh dan
makanan yang menyehatkan bagi tubuh.
Siklus 3 dilaksanakan dalam enam kali pertemuan, dengan tema :
Alam Semesta. Pertemuan pertama anak-anak diajak untuk memotong
pepaya dan membentuknya menjadi bulan sabit selain mengenalkan
tentang manfaat buah bagi tubuh juga mengenalkan kepada anaka-anak
contoh dari benda-benda yang ada dilangit. Pertemuan ke dua anak-anak
mengenal tentang kandungan yang ada dalam buah-buahan yang sangat
berguna bagi tubuh dan perkembangan anak, kemudian anak diajak untuk
berkreasi makanan membentuk matahari. Pertemuan ke tiga anak diajak
untuk mengenal tentang kandungan gizi yang ada pada sayuran yang akan
berguna bagi tubuh anak, kemudian pada area masak anak diajak untuk
mengiris tahu goreng dan dibuat menjadi sate dan dihias bersama dengan
sayuran, anak-anak sangat menyukainya.
146
Pertemuan ke empat dalam siklus 3 anak-anak dikenalkan tentang
pentingnya makanan yang bergizi
untuk tubuh, makanan yang
mengandung gizi yang seimbang sangat berguna untuk tumbuh kembang
anak, pada area masak anak-anak diajak untuk memotong apel dan
semangka, pada kegiatan akhir anak-anak diajak untuk lebih mengenal
tentang buah-buahan. Pertemuan ke lima anak-anak berkreasi makanan
sesuai dengan imajinasi kemudian anak diajak untuk menyebutkan contoh
makanan yang sehat dan yang tidak sehat. Pertemuan ke enam anak
mengenal cara untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, pada area
masak anak-anak berkreasi makanan sesuai dengan imajinasi, pada area
drama anak-anak mengkonsumsi bekal makanan yang bergizi yang dibawa
dari rumah.
Belajar
yang
dilakukan
oleh
anak
dilakukan
secara
berkesinambungan dan berlangsung terus-menerus. Proses belajar
anakmelalui berbagai hal yaitu : belajar berdasarkan keseluruhan. Belajar
adalah suatu proses perkembangan, anak baru dapat mempelajari dan
merencanakan sesuatu apabila anak telah matang untuk menerima sesuatu
hal.cara anak memahami tentang sesuatu konsep juga di dapat dari
pengalaman anak. Pengalaman adalah hasil dari suatu interaksi antara anak
didik dengan lingkungannya. Misalnya anak kena api,
kejadian ini
menjadi pengalaman bagi anak. Anak merasa panas kena api. Kulitnya
mengelupas akibat terbakar. Anak belajar dari pengalamannya bahwa kena
147
api itu panas dan api itu bisa membakar kulit manusia. Konsep tersebut
akan terus tertanam pada diri anak (Djamarah, 2007:21).
Kegiatan membentuk kreasi makanan dilaksanakan dalam 3 siklus,
pada siklus pertama, siklus ke dua dan siklus ke tiga ada 3 aspek penilaian
yaitu: anak mampu mengkreasikan
bentuk makanan, anak mampu
menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan, serta meningkatkan
pengetahuan tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan
membentuk kreasi makanan. Pada siklus 1 anak mampu mengkreasikan
bentuk makanan sebesar 35%. Pada siklus 2 anak mengalami peningkatan
sebesar 58%. Pada siklus 3 mengalami peningkatan sebesar 82%.
Dalam penelitian ini anak-anak diajak untuk terlibat dalam
kegiatan kreasi membentuk makanan. Anak-anak menuangkan ide-idenya
kemudian guru memberikan pemahaman tentang makanan yang baik
untuk dikonsumsi dan mengandung gizi yang seimbang pada anak.
Kegiatan membentuk makanan sangat disukai oleh anak, disamping anak
dapat berkreasi sesuai dengan imajinasi, pemahaman tentang gizi
seimbang juga mengalami peningkatan. Anak-anak mulai mengetahui dan
memahami arti penting dari mengkonsumsi makanan yang mengandung
gizi yang seimbang dan mengetahui tentang makanan yang menyehatkan
untuk tubuh. Anak mulai membawa bekal dari rumah makanan yang
mengandung gizi yang seimbang.
148
4.3Keterbatasan Penelitian
Sebuah penelitian dan penulisan tidaklah luput dari keterbatasan
dan kelemahan. Begitu juga dengan skripsi yang penulis susun juga tidak
luput dari keterbatasan dan kelemahan. Penulis menyadari adanya
kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini dikarenakan karena
kurangnya sarana dan prasarana yang ada, selain itu juga waktu dan
kesempatan untuk memberikan kegiatan membentuk kreasi makanan
dikarenakan padatnya kegiatan yang ada di TK Darul Ulum.
BAB 5
PENUTUP
5.1
Simpulan
5.1.1
Cara Meningkatkan Pemahaman Gizi Seimbang Pada Anak
Melalui Kegiatan Membentuk Kreasi Makanan
Untuk meningkatkan pemahaman gizi seimbang pada anak dapat
dilakukan melalui kegiatan membentuk kreasi makanan. Cara yang dapat
dilakukan melalui kreasi membentuk makanan yaitu:
5.1.1.1
Pemahaman gizi melalui bahan-bahan yang dikonsumsi oleh anak
dengan dikreasikan sedemikian rupa sehingga anak akan tertarik
untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi yang
seimbang
5.1.1.2
Membiasakan anak untuk lebih mengkonsumsi sayuran dan buahbuahan dari pada makanan siap saji dengan mengajak anak untuk
berkreasi makanan dengan sayuran dan buah-buahan.
5.1.1.3
Mengatur konten gizi makanan anak-anak, lebih sehat, higienis,
anak juga akan mengenal jenis makanan yang dikonsumsi dan
memahami pentingnya makanan yang menyehatkan untuk tubuh,
meningkatkan tingkat kreatifitas anak.
149
150
Faktor pendukung diantaranya adalah ketrampilan guru dalam
membuat RKH (rencana kegiatan harian), contoh-contoh sayuran dan
buah-buahan yang diperagakan sangat variatif dan menggunakan bendabenda yang nyata, ketertarikan anak untuk mengikuti kegiatan membentuk
kreasi makanan. Selain faktor pendukung juga ada faktor penghambat
dalam pelaksanaan kegiatan membentuk kreasi makanan yaitu:kurangnya
waktu dan kesempatan karena padatnya kegiatan di TK Darul Ulum,
sarana dan prasarana dari sekolah belum memadai untuk lebih mendukung
kegiatan membentuk kreasi makanan.
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, saran yang diberikan untuk
meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang pada anak melalui
kegiatan membentuk kreasi makanan adalah :
5.2.1
Bagi guru, agar lebih menyesuaikan antara RKH dan kondisi dari anak
didik dan juga lebih kreatif lagi dalam memberikan kegiatan dalam
pembelajaran.
5.2.2
Bagi sekolah, hendaknya meningkatkan dan menyediakan sarana dan
prasarana yang lebih memadai lagi untuk anak.
5.2.3
Bagi anak, lebih semangat lagi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
di dalam kelas dan menyadari tentang pentingnya makanan dengan gizi
yang seimbang.
5.2.4
Bagi orang tua, hendaknya lebih menjalin lagi komunikasi dengan guru
dan pihak sekolah.
151
5.2.5
Bagi peneliti selanjutnya, apabila menginginkan meneliti dengan tema
yang sama disarankan untuk menambahkan lagi dengan kegiatan yang
lain seperti kegiatan memasak bersama, pembuatan jus dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aim, 2010. Ragam Menu Sehat Untuk Vegetarian. Yogyakarta: Buku
Biru.
Aryulina, Diah, dkk. 2004. Biologi SMA. Jakarta : Esis.
Arikunto, suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Ayuazizari, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013, tersedia www.
Ayuazizari blogspot. Com/2012/01/bento.html.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Athyesanti, 2012, Tugas Makalah Gizi Buruk. Artikel. (Online).
http://atheyesanti.blogspot.com/.../tugas-makalah-gizi-burukmata-kuliah.ht... Diakses 24 januari 2013.
Chaplin, J. P. 1981. Kamus Lengkap Psikologi (Penerjemah Kartini
Kartono). Jakarta : PT Raja Grafindo.
Cross, Amanda. 2008. 50 Resep Jus&Smoothie Rendah Karbohidrat Kaya
Nutrisi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Djamarah, B, Syaiful. 2007. Psikologi Belajar, Jakarta: Rinerka cipta.
Depkes,
pedoman
pelayanananak
gizi
buruk.
Artikel.
(Online).
http://gizi.depkes.go.id/wp.../05/buku-pedoman-pelayanananak.dfr.pdf. Diakses 24 januari 2013.
Graimes, Nicola. 2004. Brain Foods For Kids. Jakarta : PT Erlangga.
152
153
Hikmawati, Isna. 2012. Ilmu Dasar Keperawatan (IDK). Yogyakarta :
Nuha Medika.
M, Fakih, 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dan Epidemiologi. Kudus :
SMK Al Islam.
Muaris, Hindah. 2010. 30 Menu Bekal Anak Sekolah Ala Bento. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama.
Maslachah, 2012, Bento. Artikel. (Online). http: // www. emak2blogger.
web. id/2012/09/29/nge-bento-yuukk.29
september 2012.
Diakses 26 januari 2013.
Muslich, Masnur. 2011. Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas Itu
Mudah.Jakarta : PT Bumi Aksara.
Noorlaila, Iva. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta :
Pinus Book Publisher.
Nakita , Tim. 2009. Memompa Kecerdasan Sejak Dini. Jakarta : PT
Penerbitan Sarana Bobo.
Nugroho, R. Insan. 2011. Jurus Dahsyat Sehat Sepanjang Hayat.
Surakarta: Ziyad Visi Media.
Nurmatari, 2013, Artikel. (Online). http://www.Bandung.detik. com/.../
angry- bird- hingga- bento- kartun- untuk- bekal...16januari
2013. Diakses 26 januari 2013.
Novitasari, Ria. 2009. Membuat Bekal Sekolah. Bandung: Mitra Sarana.
Proverawati, Atikah, Kusumawati, Erna. 2011. Ilmu Gizi Keperawatan
Dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Purwanto,
Ngalim.
2009.
Prinsip-Prinsip
dan
Teknik
Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Evaluasi
154
RC, Achmad, Rifa’i. 2007. Evaluasi Pembelajaran. Semarang: UNNES
Press.
Ratnawati, Sintha. 2001. Sehat Pangkal Cerdas. Jakarta : PT Kompas
Media Nusantara.
Rushdie, 2009. Cara Murah Hidup Sehat Tanpa Zat-Zat Kimia.
Yogyakarta: Gara Ilmu.
Saifuddin, Azwar, 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka pelajar.
Sukmadinata, N, Syaodih, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT
Grafindo Persada.
Soetjiningsih, H. Christiana, 2012. Konsep Pertumbuhan & Kesehatan
Anak. Jakarta: Prenada Media Group.
Sujiono, Y.N, Sujiono, Bambang, 2004. Menu Pembelajaran Anak Usia
dini. Jakarta : PT Cipta Pendidikan.
Supariasa, Nyoman. Bakri, bachyar. Dkk. 2002. Penilaian Status Gizi.
Jakarta : EGC.
Soemanto, Wasty, 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Schller, Pam, 1999. Start Smart memompa Kecerdasan Sejak Dini.
Jakarta: PT Erlangga For Kids.
Smart, Aqila, 2010. Sehat & Awet Muda dengan Metode Tradisonal.
Yogyakarta : Kata Hati.
Sarasvati, Tim. 2007. 100 Super Jus Untuk Anak. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
155
Tirtaraharja, Umar. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
TM, Emirfan. 2011. Healthy Habits You Must Know. Jakarta : PT Buku
Kita.
Uripi, Vera, 2004. Menu Sehat Untuk Balita. Jakarta : PT Puspa Sawara.
Utami, Prapti. 2010. Jus Untuk Kecerdasan, Kesehatan, Daya Tahan
Tubuh Anak. Jakarta: PT Agro Media Pustaka.
Virdastryn,
2012,
Seni
Membuat
Makanan.
Artikel.
(Online).
http://www.Lifestyle.kompasiana.com/.../bento-seni-membuatmakanan-yang-dis...17 juli 2012. Diakses 26 januari 2013.
Widjaya, MC, 2003. Gizi Tepat Untuk Perkembangan Otak Dan
Kesehatan Balita. Jakarta : PT Kawan Pustaka.
Winkel, W.S, 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo.
Yusuf, Syamsu, 2001. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
156
BIODATA
Nama
: Dahlia Rahmawati A.Ma
Nim
: 1601911004
Tempat/tanggal lahir
: Kudus, 01 Mei 1980
Jenis Kelamin
: Perempuan
Fakultas
: FIP ( Fakultas Ilmu Pendidikan)
Jurusan
: Pendidikan Anak Usia Dini
Alamat
: Ngembalreajo Rt.08 Rw.IV Bae-Kudus
Agama
: Islam
Pendidikan
:-
MI Darul Ulum 2 Ngembalrejo Kudus
-
SMP 1 Jekulo Kudus
-
SMU 2 Bae Kudus
-
Universitas Negeri Semarang
156
157
Foto 1
Bangunan Fisik TK Darul Ulum Ngembalrejo Bae Kudus
Foto 2
Kegiatan Belajar Mengajar
(Anak Menyebutkan contoh dari Buah-buahan)
158
Foto 3
Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Foto 4
Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
159
Foto 5
Kegiatan Belajar Mengajar
Foto 6
Kegiatan Belajar Mengajar
160
Foto 7
Makan Bergizi bersama Teman-teman
Foto 8
Makan bergizi bersama teman-teman
161
Foto 9
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Bendera dari Buah Semangka”
Foto 10
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Pohon Beringin Dari Sayuran”
162
Foto 11
Kreasi Makanan “Bentuk Orang dari Nasi dan Sayuran”
Foto 12
Membentuk Kreasi Makanan “Membuat Sate dari Buah-buahan”
163
Foto 13
Membentuk Kreasi makanan “Membuat Bintang dari Buah Pepaya”
Foto 14
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Alat Angkutan Yang Dibuat dari Roti dan
Sayuran”
164
Foto 15
Membentuk Kreasi Makanan “Membuat Jam Dari Roti Dan Sayuran”
165
Foto 16
Membentuk Kreasi Makanan “Mie dan
Sayuran”
166
Foto 17
Membentuk Kreasi Makanan “Mie dan Sayuran”
Foto 18
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Matahari dari Roti”
167
Foto 19
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Matahari”
Foto 20
Membentuk Kreasi Makanan “Membuat Sate Dari Tahu Dan Sayuran”
168
Foto 21
Membentuk Kreasi Makanan
Foto 22
Membentuk Kreasi Makanan
169
Foto 23
Membentuk Kreasi Makanan
Foto 24
Membentuk Kreasi Makanan
170
Foto 25
Membentuk Kreasi Makanan
Foto 26
Membentuk Kreasi Makanan
Download