PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD UJUNGBERUNG PADA PERIODE 2010-2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung ARIL CIKAL YASA AR 10100108054 UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN 2012 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD UJUNGBERUNG PADA PERIODE 2010- 2011 ARIL CIKAL YASA AR 1010010854 Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah dibuat oleh nama yang disebutkan di atas telah diperiksa dan direvisi, secara lengkap dan memuaskan Bandung, 17 September 2012 Pembimbing I Prof. Hidayat W, dr., SpOG(K) NIP. D0904970811213758 Pembimbing II Novi Anantari, dr. NIK. D080473 Skripsi ini telah dipertahankan oleh penulis dalam seminar yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Pada 10 September 2012 Yang dihadiri oleh Ketua : Dr. Nugraha Sutadipura, dr,.MS Sekretaris : Tini R, dr.,Sp.Par-K.,M.kes Pembimbing I : Prof. Hidayat W, dr., Sp.OG(K) Penguji I : Dr. Nugraha Sutadipura, dr,.MS Penguji II : Tini R, dr.,Sp.Par-K.,M.kes Penguji III : H. Suparman Supriadi, dr.,M.kes Motto : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” Q.S. Al-Mujadilah (58): ayat 11 Karya Tulis ini kupersembahkan untuk… Ibunda dan ayahanda, adik-adikku tercinta, kakek dan nenek Dan semua yang tak henti mencurahkan cinta dan doa selama ini ABSTRAK Hiperemesis gravidarum(HG) adalah mual dan muntah yang berlebihan saat kehamilan. Data yang didapat dari RSUD Ujungberung menyebutkan bahwa angka kejadian hiperemesis gravidarum pada tahun 2010-2011 cukup tinggi yaitu 200 kejadian. Bahaya hiperemesis gravidarum(HG) adalah dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan energi bagi ibu yang dapat berpengaruh pada tumbuh kembang janin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian hiperemesis gravidarum (HG) di RSUD Ujungberung pada tahun 2010-2011. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi dengan desain penelitian cross sectional. Subjek penelitian adalah ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUD Ujungberung pada tahun 2010-2011, yang berjumlah 200 orang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah usia ibu, usia gestasi dan jumlah gravida sebagai variabel bebas, kejadian hiperemesis gravidarum (HG) sebagai variabel terikat. Data diambil dari rekam medis di poliklinik rawat inap RSUD Ujungberung. Data dianalisis menggunakan chi square. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian responden dalam penelitian ini berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 92,3%, responden usia gestasi 6-15 minggu sebanyak 92,3%, dan responden yang multigravida sebanyak 55,4%. Kesimpulan berdasarkan analisis chi square, terdapat hubungan yang signifikan antara usia gestasi ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum (HG), sedangkan pada usia ibu dan jumlah gravida tidak terdapat hubungan yang signifikan. Kata kunci : Hiperemesis gravidarum, karakteristik ibu hamil, hubungan. i ABSTRACT Hyperemesis gravidarum is excessive nausea and vomiting during pregnancy. Data were obtained from Ujungberung hospital mention that the incidence of hyperemesis gravidarum in 2010-2011 is high at 200 events. The cautions of hyperemesis gravidarum is that it can lead to lack of nutrition and energy for the mother can affect the growth and development of the fetus. This study aimed to analyze the relationship between the characteristics of pregnant women with the incidence of hyperemesis gravidarum in Ujungberung hospital in 2010-2011. This research is an analytical study of correlation with cross-sectional study design. Subjects were 200 pregnant women with hyperemesis gravidarum in Ujungberung hospital in 2010-2011.The study was conducted in May 2012. The variables included in this study were maternal age, gestational age and number of gravida as independent variables, the incidence of hyperemesis gravidarum as the dependent variable. Data retrieved from the medical records at the clinic inpatient Ujungberung Hospital. Data were analyzed using chi square test. The results illustrate that the majority of respondents in the study were 20-35 years is as much as 92.3% of respondents aged 6-15 weeks gestation as much as 92.3%, and respondents who multigravida much as 55.4%. Conclusions based on chi-square analysis, there was a significant correlation between maternal gestational age with the incidence of hyperemesis gravidarum, while in the mother's age and number of gravida has no significant relationship. Keywords : hiperemesis gravidarum, characteristic of pregnant women, relationship. ii KATA PENGANTAR Pertama penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat allah SWT yang dengan rahmat, berkah dan anugrah-Nya, penuli diberikan petunjuk dan kemudahan dalam penulisan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD UJUNGBERUNG PADA PERIODE 2010-2011”. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Prof Dr Thaufiq Busoirie,dr. Sp.THT selaku rektor UNISBA, kepada Prof. Dr. Ieva B Akbar sebagai dekan fakultas kedokteran UNISBA, kepada Prof. Hidayat Widjayanegara, dr,.Sp.OG (K) selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. Kepada ibu Novi Anantari, dr. Selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, perbaikan, serta dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Maya Tejasari, dr. yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Kepada Mia Kusmiati, dr. sebagai dosen wali yang telah membimbing selama kuliah di fakultas kedokteran UNISBA. Kepada ayah dan ibu dan adik-adik tercinta yang yang telah menyumbangkan fikiran, tenaga, materi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas doa dan kasih sayang yang tercurah begitu banyak untuk ananda serta pelajaran statistika iii yang sangat berharga. Kepada Dipa Albaniah, yang telah mewarnai hari-hari sejak hari pertama kuliah di fakultas kedokteran UNISBA, menjadi teman berbagi dan bertukar fikiran, yang telah menjadi motivator, dan memberikan semangat yang luar biasa dalam penulisan skripsi ini. Kepada Irani, Lian, deka, amal, fadrin, rian, priyo. Orang-orang terdekat yang memotivasi saat jenuh dalam pengerjaan skripsi ini, dan memberikan ilmu tentang hidup yang tak akan penulis dapatkan di kuliah manapun, penulis beruntung bisa mengenal kalian. Teh cika, rani, ike sahabat terbaik selama kuliah di fakultas kedokteran UNISBA dan devi, nunie, teman-teman seperwalian dan rekan rekan asyifa 2008 yang selalu memotivasi, menasehati dan memberi inspirasi bagi penulis selama masa kuliah dan mengerjakan skripsi. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas semua bantuan baik moril maupun materil yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat sebagai tambahan ilmu dan dapat digunakan sebagai acuan bagi penulisan karya ilmiah lanjutan. Akhir kata, penulis sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf dan penulis bersedia menerima kritik dan saran agar dapat membawa perbaikan di hari yang akan datang. Bandung, Juni 2012 Penulis iv DAFTAR ISI ABSTRAK .......................................................................................................... i ABSTRACT.......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii DAFTAR ISI....................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii DAFTAR TABEL............................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1 1.1. Latar Belakang ........................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................4 1.3.Tujuan Penelitian .....................................................................................4 1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................4 1.4.1 Manfaat Akademis ...........................................................................4 1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ..................5 2.1. Tinjauan Pustaka .....................................................................................5 2.1.1 Mual dan Muntah .............................................................................5 2.1.1.1 Definisi .....................................................................................5 2.1.1.2 Mekanisme Muntah ..................................................................5 2.1.2 Mual dan Muntah Dalam Kehamilan ...............................................6 2.1.2.1 Definisi .....................................................................................6 2.1.3 Hiperemesis Gravidarum..................................................................7 2.1.3.1 Definisi .....................................................................................7 2.1.3.2 Prevalensi dan Epidemiologi ....................................................8 2.1.3.3 Manifestasi Klinis.....................................................................9 2.1.3.4 Etiologi .....................................................................................11 2.1.3.5 Patofisiologi..............................................................................11 2.1.3.6 Diagnosis ..................................................................................13 2.1.3.7 Pentalaksanaan..........................................................................14 2.1.3.8 Komplikasi ...............................................................................15 2.2. Kerangka Pemikiran................................................................................16 BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN ..............................................18 3.1. Subjek Penelitian ....................................................................................18 3.1.1 Populasi Penelitian ...........................................................................18 3.1.2 Pemilihan Sampel.............................................................................18 3.1.3 jumlah sampel .................................................................................19 3.1.4 Kriteria Subjek Penelitian ................................................................20 3.1.4.1 Kriteria Inklusi..........................................................................20 3.1.4.1.1 Kriteria Inklusi Sampel..........................................................20 3.1.4.1.2 Kriteria Inklusi kontrol ..........................................................20 v 3.1.4.2 Kriteria Eksklusi .......................................................................20 3.1.5 Bahan Penelitian...............................................................................21 3.2. Metode Penelitian ...................................................................................21 3.2.1 Rancangan Penelitian .......................................................................21 3.2.2 Definisi Konsep dan VOperasional Variabel ...................................21 3.2.2.1 Definisi Konsep Variabel .........................................................21 3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ..................................................22 3.2.3 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data......................................23 3.2.3.1 Pengumpulan Data....................................................................23 3.2.3.2 Pengolahan Data .......................................................................23 3.2.3.3 Alat Pengolahan Data ...............................................................23 3.2.4 Analisis Data ...................................................................................23 3.2.5 Tempat Penelitian.............................................................................24 3.2.6 Alur Penelitian .................................................................................25 3.3. Aspek Etik Penelitian..............................................................................26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................27 4.1. Hasil Penelitian.......................................................................................27 4.1.1 Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum ...........................................27 4.1.1.1 Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum.........................................................27 4.1.1.2 Hubungan Antara Usia Ibu Gestasi Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum.........................................................29 4.1.1.3 Hubungan Karakteristik Jumlah Gravida Ibu dengan Hiperemesis Gravidarum..........................................................31 4.2. Pembahasan............................................................................................32 4.2.1Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum ...................................................................................32 4.2.2Hubungan Antara Usia Gestasi Ibu Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum..............................................................34 4.2.3Hubungan Antara Jumlah Gravida Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum..............................................................34 4.3. Keterbatasan Penelitian..........................................................................36 BAB V SIMPULAN .............................................................................................37 5.1.Simpulan .................................................................................................37 5.2 Saran .......................................................................................................37 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................39 vi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Mekanisme Muntah...........................................................................6 Gambar 2.2 Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum .............................................13 Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran..........................................................................17 Gambar 4.1 Diagram Persentase Karakteristik Usia Ibu yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum .................................................................28 Gambar 4.2 Diagram Persentase Karakteristik Usia gestasi Ibu yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum .................................................................30 Gambar 4.3 Diagram Persentase Karakteristik Jumlah Gravida Ibu yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum ..............................................31 vii DAFTAR TABEL Table 3.1 Definisi Operasional ..........................................................................22 Tabel 4.1 Hubungan antar Usia Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum ....................................................................29 Tabel 4.2 Hubungan antara Karakteristik Usia Gestasi Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum .....................................................31 Tabel 4.3 Hubungan antara Karakteristik Jumlah Gravida Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum .....................................................32 viii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil SPSS ......................................................................................................41 2. Surat Ijin Penelitian ........................................................................................50 3. Sampel Penelitian ...........................................................................................52 ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mual dan muntah merupakan hal yang normal dalam kehamilan. Mual dan muntah sering terjadi pada kehamilan berusia muda, yaitu dimulai dari minggu ke 6 setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.1 Mual dan muntah terjadi pada 50-70% dari seluruh wanita yang hamil.2 Namun kadang terjadi suatu keadaan dimana mual dan muntah pada ibu hamil terjadi sangat parah sehingga menyebabkan segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga berat badan berkurang, turgor kulit dan volume buang air kecil berkurang dan timbul asetonuri, yang disebut sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum muncul pada 1-10% wanita yang hamil.3 Hiperemesis gravidarum merupakan penyakit yang cukup berbahaya bagi kesehatan ibu, yang apabila berlangsung dengan durasi yang cukup lama, dan menimbulkan gejala mual, muntah yang menyebabkan penurunan berat badan dan juga gangguan metabolisme tubuh yang dapat menyebabkan komplikasi seperti kekurangan gizi, lemah dan dehidrasi pada ibu. Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah defisiensi vitamin, terutama vitamin B1(thiamin) dan vitamin K. Pada defisiensi vitamin B1 (thiamin) dapat menyebabkan Wernicke encephalopathy yang ditandai dengan pusing, gangguan penglihatan, ataxia dan nistagmus. Selain dapat juga menyebabkan defisiensi vitamin K yang dapat menyebabkan koagulopati yang disertai dengan epistaksis4 Hiperemesis ini bila tidak di kelola 1 2 dengan baik dapat mengakibatkan dehidrasi berat, ikterik takikardia, suhu meningkat, alkalosis, dan kelaparan 5 Hiperemesis gravidarum merupakan kasus yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Hiperemesis gravidarum ini penyebabnya masih belum diketahui, namun beberapa penelitian menyebutkan beberapa teori tentang hal yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum seperti kadar hormon korionik gonadotropin, hormon estrogen, infeksi H.pylori dan juga faktor psikologis.6 Usia ibu merupakan faktor risiko dari hiperemesis gravidarum. Hal tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis ibu hamil. Literatur menyebutkan bahwa ibu dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum. Usia gestasi juga merupakan faktor risiko hiperemesis gravidarum, hal tersebut berhubungan dengan kadar hormon korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron di dalam darah ibu. Kadar hormon korionik gonadotropin merupakan salah satu etiologi yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum. Kadar hormon gonadotropin dalam darah mencapai puncaknya pada trimester pertama, oleh karena itu, mual dan muntah lebih sering terjadi pada trimester pertama. Faktor risiko lain adalah jumlah gravida. Hal tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis ibu hamil dimana ibu hamil yang baru pertama kali hamil akan mengalami stres yang lebih besar dari ibu yang sudah pernah melahirkan dan dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum, ibu primigravida juga belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan korionik gonadotropin, hal tersebut menyebabkan ibu yang baru pertama kali hamil lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum. Pekerjaan 3 juga merupakan faktor resiko penyakit hiperemesis gravidarum. Pekerjaan berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi yang juga mempengaruhi pola makan, aktifitas dan stres pada ibu, pada ibu hamil.7 Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian yang beragam mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan di indonesia, 0,3% dari seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki.8,9,10,11 di Amerika Serikat, prevalensi hiperemesis gravidarum adalah 0,5-2%.1 Literatur juga menyebutkan bahwa perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum secara umum adalah 4:1000 kehamilan.5 Dari hasil pre survei yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Ujungberung pada periode 1 Januari 2010-31 Desember 2011 ditemukan sebanyak 200 kasus hiperemesis gravidarum. Dari hasil pre survei juga menemukan kejadian hiperemesis gravidarum pada trimester 2, biasanya hiperemesis gravidarum menghilang pada minggu ke 12. Hiperemesis gravidarum menjadi penyebab kematian maternal yang signifikan pada masa sebelum 1940, sekarang hiperemesis tidak lagi menjadi penyebab utama mortalitas ibu, tetapi hiperemesis masih menjadi penyebab morbiditas ibu yang signifikan. Berdasarkan pemaparan mengenai bahaya hiperemesis gravidarum dan tinginya kejadian yang terjadi di RSUD Ujungberung tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Ujungberung pada periode 1 Januari 2010-31 Desember 2011 4 1.2. Rumusan Masalah 1) Apakah terdapat hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan angka kejadian hiperemesis gravidarum? 1.3. Tujuan Penelitian 1) Menganalisis hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan angka kejadian hiperemesis gravidarum. 1.4. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, antara lain: 1.4.1. Manfaat Akademis Dapat memberikan masukan bagi institusi, sebagai informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya dan bermanfaat sebagai bahan bacaan yang berguna bagi mahasiswa dan masyarakat umum. 1.4.2. Manfaat Praktis Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk dapat lebih meningkatkan perhatian dan penanganan pada kejadian hiperemesis gravidarum sehingga pasien dengan hiperemesis gravidarum prognosisnya akan lebih baik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Mual dan Muntah 2.1.1.1 Definisi Mual adalah perasaan subjektif untuk dari keinginan untuk muntah.12 Mual merupakan perasaan sadar akibat adanya rangsangan di daerah medulla otak yang berhubungan erat dengan bagian pusat muntah. Mual disebabkan oleh adanya impuls yang iritatif dari saluran saluran gastrointestinal, impuls yang datang dari bagian bawah otak yang berhubungan dengn motion sickness dan dari impuls yang dihasilkan dari korteks serebral yang menginisiasi muntah.13 Sedangkan muntah adalah ekspulsi dari mulut yang mengeluarkan isi saluran pencernaan yang dihasilkan dari kontraksi lambung dan otot dinding perut.14 2.1.1.2 Mekanisme Muntah Sinyal sensori yang menginisiasi muntah berasal dari faring, esofagus, lambung dan bagian atas dari usus halus, lalu sinyal-sinyal tersebut ditransmisikan oleh nervus vagus dan serabut saraf simpatetik bagian afferent ke nuclei di batang otak yang desebut dengan pusat muntah (vomiting center). Pusat muntah kemudian akan mentransmisikan impuls lewat saraf kranial V,VII,IX,X dan XII ke saluran pencernaan bagian atas, lewat nervus vagus dan simpatetik ke saluran pencernaan bagian bawah dan lewat saraf spinalis ke diafragma dan otot 5 6 abdominal. Efek yang dihasilkan adalah penarikan nafas yang dalam, menaikkan tulang hyoid dan laring untuk menaikkan sfingter esofagus bagian atas agar terbuka, menutup glottis agar mencegah aliran muntah tidak masuk ke paru-paru, menaikkan palatum lunak untuk menutup posterior nares, dan kontraksi yang kuat dari diafragma disertai kontraksi simultan dari seluruh otot dinding abdominal. Tekanan otot-otot tersebut meningkatkan tekanan didalam lambung yang mengakibatkan sfingter esofagus bagian bawah dan membuka jalan untuk ekspulsi isi lambung melewati esofagus.15 Gambar 2.1 Mekanisme muntah 2.1.2 Mual dan Muntah Dalam Kehamilan 2.1.2.1 Definisi Ada beberapa gejala yang sering muncul di trimester pertama kehamilan, salah satunya dalah mual dan muntah yang disebut emesis gravidarum. Emesis 7 gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada saat kehamilan. Emesis gravidarum sering juga disebut morning sickness. Mual dan muntah ini terjadi pada 50-70% wanita hamil.2 Mual dan muntah dalam kehamilan biasanya terjadi dalam trimester pertama, yaitu muncul pada minggu ke 6 setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.1 mencapai puncaknya pada minggu ke 11 sampai 13, dan biasanya mulai membaik pada minggu 12 sampai ke 16, walau pada 20% wanita mual dan muntah ini dapat menetap sepanjang kehamilan.16 2.1.3 Hiperemesis Gravidarum 2.1.3.1 Definisi Mual dan muntah sering terjadi pada pada minggu-pertama kehamilan, dan hal tersebut merupakan hal yang normal yang biasa disebut dengan emesis gravidarum. Mual dan muntah yang biasa dapat berlanjut menjadi suatu keadaan yang jarang terjadi, yaitu menolak semua makanan dan minuman yang masuk, hal tersebut dapat menyebabkan dehidrasi, kelaparan dengan ketosis bahkan sampai kematian.17 Hiperemesis gravidarum adalah suatu penyakit dimana wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuria.2 Sedangkan dari literatur lain menyebutkan bahwa hiperemesis gravidarum adalah muntah yang cukup parah sehingga menyebabkan kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari kelaparan, alkalosis dari kehilangan asam hidroklorid saat muntah dan hipokalemia.4 8 Hiperemesis gravidarum dikarakteristikkan mual dan muntah yang menetap dan menyebabkan ketosis dan penurunan berat badan lebih dari 5% berat sebelum hamil.18 2.1.3.2 Prevalensi dan Epidemiologi Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian yang beragam mulai dari 1-3% di Indonesia, 0,3% di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki.9,10,11 Literatur juga menyebutkan bahwa perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum secara umum adalah 4:1000 kehamilan.5 Dari data yang ada tersebut menegaskan bahwa hiperemesis gravidarum merupakan suatu penyakit yang jarang terjadi. Mual dan muntah pada kehamilan adalah peristiwa normal yang dapat berubah menjadi suatu penyakit yang lebih serius yaitu hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum ini banyak terjadi pada orang Asia dibanding orang Amerika atau Eropa.10 Beberapa faktor resiko penyakit hiperemesis gravdarum antara lain adalah usia ibu, usia gestasi, jumlah gravida, tingkat sosial ekonomi, kehamilan ganda, kehamilan mola, kodisi psikologis ibu dan adanya infeksi H.pilory. Usia ibu merupakan faktor resiko dari hiperemesis gravidarum yang berhubungan dengan kondisi psikologis ibu hamil. Literatur menyebutkan bahwa ibu dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum. Usia gestasi atau usia kehamilan juga merupakan faktor resiko hiperemesis gravidarum, hal tersebut berhubungan dengan kadar hormon korionik 9 gonadotropin, estrogen dan progesteron di dalam darah ibu. Kadar hormon korionik gonadotropin merupakan salah satu etiologi yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum. Kadar hormon gonadotropin dalam darah mencapai puncaknya pada trimester pertama, tepatnya sekitar mingu ke 14-16. Oleh karena itu, mual dan muntah lebih sering terjadi pada trimester pertama. Faktor resiko lain adalah jumlah gravida. Hal tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis ibu hamil dimana ibu hamil yang baru pertama kali hamil akan mengalami stres yang lebih besar dari ibu yang sudah pernah melahirkan dan dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum, ibu primigravida juga belum mampu beradaptasi terhadap perubahan korionik gonadotropin, hal tersebut menyebabkan ibu yang baru pertama kali hamil lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum. Pekerjaan juga merupakan faktor resiko penyakit hiperemesis gravidarum. Pekerjaan berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi yang juga mempengaruhi pola makan, aktifitas dan stres pada ibu hamil.19 2.1.3.3 Manifestasi Klinis Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan hiperemesis gravidarum masih belum jelas, akan tetapi muntah yag menyebabkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil tersebut memerlukan perawatan yang intensif.19 Pada hiperemesis gravidarum, gejala-gejala yang dapat terjadi adalah: a) Muntah yang hebat b) Haus, mulut kering c) Dehidrasi 10 d) Foetor ex ore(mulut berbau) e) Berat badan turun f) Kenaikan suhu g) Ikterus h) Gangguan serebral (kesadaran menurun) i) Laboratorium : hipokalemia dan asidosis. Dalam urin ditemukan protein, aseton, urobilinogen, porfirin bertambah, dan silinder positif.5 Hiperemesis gravidarum dibagi berdasarka berat ringannya gejala menjadi 3 tingkat, yaitu: a) Ringan Ditandai dengan muntah terus menerus yang membuat keadaan umum ibu berubah, ibu merasa sangat lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan menurun, dan nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan fisik ditemukan denyut nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung. b) Sedang Pasien terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit berkurang, lidah mengering dan tampak kotor, denyut nadi lemah dan cepat, suhu akan naik dan mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata cekung, tensi turun, hemokonsetrasi, oliguria(volume buang air kecil sedikit) dan konstipasi(sulit buang air besar). Bau aseton dapat tercium dari nafas dan dapat pula ditemukan dalam urin. c) Berat 11 Keadaan umum tampak lebih parah, muntah berhenti, penurunan kesadaran, bisa somnolen sampai koma. Nadi lemah dan cepat, tekanan darah menurun dan suhu meningkat. Komplikasi pada susunan saraf yang fatal dapat terjadi, dikenal dengan ensefalopati wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan tersebut diakibatkan oleh kekurangan zat makanan, terutama vitamin B1 dan B2.20 2.1.3.4 Etiologi Penyebab utama hiperemesis gravidarum belum diketahui secara jelas, namun telah banyak yang meneliti tentang teori-teori yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum seperti peningkatan kadar hormon chorionic gonadotropin dan estrogen, kadar hormon tiroksin, infeksi Helicobacter pylori, faktor sosial, psikologis, gangguan fungsi hati, kantung empedu, pancreatitis dan ulkus peptikum.4,5,6,7 2.1.3.5 Patofisiologi Ada teori yang menyebutkan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron karena keluhan ini mucul pada 6 minggu pertama kehamilan yang dimulai dari hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama 10 minggu. Pengaruh fisiologis hormon ini korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron ini masih belum jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya sistem pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan ibu hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.18 Selain teori 12 hormon korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron ini masih ada beberapa teori lain yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum seperti infeksi H. Pylori. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa infeksi H.pylori dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum.19 Selain itu masih ada teori penyebab hiperemesis gravidarum akibat psikologis. Secara umum berdasarkan berbagai teori, pada hiperemesis gravidarum terjadi mual, muntah dan penolakan semua makanan dan minuman yang masuk, sehingga apabila terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi, tidak imbangnya kadar elektrolit dalam darah, dengan alkalosis hipokloremik. Selain itu hiperemesis gravidarum mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi karena energi yang didapat dari makanan tidak cukup, lalu karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah sehingga menimbulkan asidosis. Selanjutnya, dehidrasi yang telah terjadi menyebabkan aliran darah ke jaringan berkurang, hal tersebut menyebabkan pasokan zat makanan dan oksigen berkurang dan juga mengakibatkan penimbunan zat metabolik yang bersifat toksik didalam darah. Kemudian, hiperemesis gravidarum juga dapat menyebabkan kekurangan kalium akibat dari muntah dan ekskresi lewat ginjal, yang menambah frekuensi muntah yang lebih banyak, dan membuat lingkaran setan yang sulit untuk dipatahkan.5,7,18 Patofisiologi hiperemesis gravidarum ditunjukkan dalam skema dibawah. 13 Gambar 2.2 Patofisiologi hiperemesis gravidarum 2.1.3.6 Diagnosis Pada diagnosis harus ditentukan adanya kehamilan dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Pemeriksaan fisik pada pasien hiperemesis gravidarum biasanya tidak memberikan tanda-tanda yang khusus. Lakukan pemeriksaan tanda vital, keadaan membran mukosa, turgor kulit, nutrisi dan berat badan. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai dehidrasi, turgor kulit yang menurun, perubahan tekanan darah dan nadi. Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan antara lain, pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kadar elektrolit, keton urin, tes fungsi hati, dan urinalisa untuk menyingkirkan penyebab lain. Bila hyperthyroidism dicurigai, dilakukan pemeriksaan T3 dan T4. Lakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk menyingkirkan kehamilan mola.19 14 2.1.3.7 Penatalaksanaan Penatalaksaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum dapat dilakukan dimulai dengan : a) informasi Informasi yang diberikan pada ibu hamil adalah informasi bahwa mual dan muntah dapat menjadi gejala kehamilan yang fisiologis dan dapat hilang sendiri setelah kehamilan berlangsung beberapa bulan. Namun tidak ketinggalan diberikan informasi, bahwa apabila mual dan muntah yang terjadi sudah mengganggu dan menyebabkan dehidrasi, maka ibu tersebut harus segera melaporkannya ke fasilitas kesehatan terdekat.13 b) Obat-obatan Yang dapat diberikan kepada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum akibat stress psikologis adalah obat sedatif seperti phenobarbital. Dapat juga diberikan vitamin seperti vitamin B1 dan B2 yang berfungsi mempertahankan kesehatan syaraf jantung dan otot serta meningkatkan perbaikan dan pertumbuhan sel. Lalu diberikan pula antihistamin atau antimimetik seperti disiklomin hidrokloride pada keadaan yang lebih berat untuk kondisi mualnya.13 Lalu untuk mual dan muntahnya dapat diberikan vitamin B6.4 c) Isolasi Isolasi dilakukan di ruangan yang tenang, cerah dan ventilasi udara yang baik. Lalu dicatat pula cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan 15 makan dan minum selama 24 jam, karena kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.20 d) Terapi psikologik Pada terapi psikologik, perlu diyakinkan pada pasien bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh kehamilan, dan mengurangi masalah yang dipikirkan7,20 e) Diet Ciri khas diet hiperemesis adalah lebih diutamakan karbohidrat kompleks terutama pada pagi hari, menghindari makanan yang berlemak dan berminyak untuk menekan rasa mual dan muntah, lalu sebaiknya diberi jarak untuk pemberian makan dan minum. Syarat pemberian makanan pada pasien hiperemesis gravidarum adalah karbohidrat tinggi 75-80% dari kebutuhan energi total,lemak rendah, yaitu kurang dari 10% dari kebutuhan energi total, dan protein sedang, yaitu 1015% dari kebutuhan energi total. Makanan diberikan dalam bentuk yag halus, diberikan dalam jumlah yang sedikit tapi dalam frekuensi yang sering. Lalu diberikan juga cairan sesuai dengan keadaan pasien, yaitu sekitar 7-10 gelas per hari.20 2.1.3.8 Komplikasi Pada mual dan muntah yang parah, lama dan serig dapat menyebabkan tubuh mengalami defisensi 2 vitamin penting yaitu thiamin dan vitamin K. Pada defisiensi thiamin, dapat terjadi Wernicke encephalopathy, yaitu suatu keadaan 16 gangguan sistem saraf pusat yang ditandai dengan pusing, gangguan penglihatan, ataxia dan nistagmus. Penyakit ini dapat berkembang semakin parah dan menyebabkan kebutaan, kejang dan koma.4 Pada defisiensi vitamin K, terjadi gangguan koagulasi darah dan juga disertai dengan epistaksis 2.2 Kerangka Pemikiran Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai penyakit dengan gejala mual dan muntah yang parah dan persisten yang menyebabkan kelaparan, dehidrasi, penurunan berat badan, asidosis dan asetonuri. Dalam penelitian ini ada beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan hiperemesis gravidarum yang akan diteliti, yaitu usia ibu, usia gestasi, dan jumlah gravida, faktor resiko yang lain tidak diteliti karena data yang diperlukan tidak lengkap. Berdasarkan literature yag terdapat di pemaparan sebelumnya, Angka kejadian hiperemesis gravidarum meningkat pada ibu muda yang berusia kurang dari 20 tahun, pada ibu pada usia kehamilan muda, yaitu pada trimester 1 dan pada ibu primigravida, tapi berdasarkan penelitian yang dilakukan Imam Muhammad(2008) di RSUD Mataher Jambi, ibu dengan hiperemesis gravidarum banyak terjadi di usia 20-35, sedangkan faktor risiko jumlah gravida pernah diteliti oleh Desi Setiawati(2011) di RS PKU Muhammadiyah Gombong yang hasilnya adalah ibu dengan hiperemesis gravidarum banyak terjadi pada ibu yang multigravida. Faktor resiko usia, berhubungan dengan kondisi psikologis ibu sehingga menyebabkan stress pada ibu dan dapat memicu pusat muntah yang ada di batang otak, sehingga menimbulkan hiperemesis gravidarum.19 Teori lain juga menyebutkan bahwa ibu muda belum dapat bertoleransi dengan peningkatan 17 kadar hormon korionik gonadotropin yang dapat memicu muntah.7 Usia gestasi juga merupakan salah satu faktor yang meningkatkan resiko terjadinya hiperemesis gravidarum. Usia gestasi berhubungan dengan perubahan kadar hormon korionik gonadotropin yang meningkat pada trimester pertama. Peningkatan hormon tersebut memicu pusat muntah yang dapat meyebabkan hiperemesis gravidarum.7 Jumlah gravida berhubungan dengan kondisi psikologis ibu dimana ibu yang pertama kali hamil (primigravida) akan lebih tinggi frekuesinya disbanding yang multigravida karena ibu yang sudah pernah hamil sebelumnya sudah bisa bertoleransi dengan peningkatan hormon korionik gonadotropin.7 Kerangka pemikiran penelitian ini secara lengkap adalah sebagai berikut. a. kehamilan ganda b. status ekonomi c. infeksi H. Pylory d. kondisi psikologis ibu keterangan = variabel diteliti = variabel tidak diteliti a. usia ibu hamil b. usia gestasi c. jumlah gravida Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran Hyperemesis Gravidarum BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum dan dirawat di bangsal rawat inap RSUD Ujungberung pada periode 1 Januari 2010-31 Desember 2011 yang memiliki data rekam medis lengkap. 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi target dalam penelitian ini adalah adalah seluruh ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUD Ujungberung. Populasi terjangkau adalah semua ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum yang dirawat di RSUD Ujungberung selama periode 2010-2011 dan memiliki catatan lengkap mengenai karakteristik ibu dengan usia gestasi maksimal 24 minggu. 3.1.2 Pemilihan Sampel Dalam penelitian ini, subjek penelitian menggunakan seluruh populasi terjangkau yang ada di data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Pemilihan sampel kemudian dilakukan dengan random sampling, dimana sampel dipilih secara acak sampai jumlah yang ditentukan. 18 19 3.1.3 Jumlah Sampel Subjek dalam penelitian ini diambil dari data yang ada di RSUD Ujungberung dimana didapatkan data ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum pada tahun 2010-2011 berjumlah 200 orang. Perkiraan besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus yang dikembangkan oleh Snedecor dan Cochran seperti di bawah ini. n = Zα2PQ d2 Keterangan : n : besarnya sampel p : proporsi variabel yang dikehendaki ((bila tidak diketahui, maka diberi nilai 0,5) q : 1-p Zα : simpangan rata-rata distribusi normal standar pada derajat kemaknaan α d : kesalahan sampling yang masih dapat ditoleransi Pada penelitian ini : Zα pada α = 0,05 (interval kepercayaan 95%) dua arah adalah 1,96 d = 10% Rumus diatas berlaku untuk popuplasi tak terhingga, sedangkan untuk populasi terbatas, harus dikoreksi sebagai berikut.27 Rumus koreksi nk = n 1+n/N Keterangan : nk : besarnya sampel setelah dikoreksi n : besarnya sampel sebelum dikoreksi N : besarnya populasi Perhitungan untuk sampel pada penelitian ini adalah: n = 1,962 (0,5) (0,5) (0,1)2 = 96,04 = 96 20 nk = 96 1 + 96 / 200 = 64,86 = 65 Jumlah sampel adalah 65 ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum. 3.1.4 Kriteria Subjek Penelitian 3.1.4.1 Kriteria Inklusi 3.1.4.1.1 Kriteria Inklusi sampel Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum yang dirawat di Bangsal Rawat Inap RSUD Ujungberung. 2) Memiliki data rekam medis lengkap mengenai usia ibu, usia gestasi dan jumlah paritas 3) Usia gestasi 6-24 minggu 3.1.4.1.2 Kriteria Inklusi kontrol 1) Ibu hamil yang tidak mengalami hiperemesis gravidarum yang dirawat di Poli Rawat Inap RSUD Ujungberung 2) Memiliki catatan medis yang lengkap 3) Usia gestasi 6-24 minggu 3.1.4.2 Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusinya adalah : 1) Pasien yang memiliki riwayat gastritis kronis 2) Kehamilan ganda 21 3) Kehamilan mola 3.1.5 Bahan Penelitian Dalam penelitian ini, yang diperlukan adalah rekam medis ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum di Bangsal Rawat Inap RSUD Ujungberung pada periode 1 Januari 2010-31 Desember 2011 3.2. Metode Penelitian 3.2.1 Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan rancangan korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan dengan mendeskripsikan kasus pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum yang ada di rekam medis, lalu mencari hubungan antara variabel yang diteliti dengan menggunakan perhitungan statistik. 3.2.2 Definisi Konsep dan Operasional Variabel Penelitian 3.2.2.1 Definisi Konsep Variabel a) Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hiperemesis gravidarum yaitu usia ibu, usia gestasi, dan jumlah gravida. b) Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah angka kejadian hiperemesis gravidarum. 22 3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel Tabel 3.1 definisi operasional No Variabel Definisi Operasional Kelompok variabel 1 Usia Lama waktu hidup a) 15-19 tahun seseorang dari ulang b) 20-24 tahun tahun terakhir. c) 25-29 tahun Skala ukur Ordinal d) 30-34 tahun e) 35-39 tahun f) 40-44 tahun 2 Usia gestasi Umur kehamilan a) Minggu 6-12 dihitung brdasarkan b) Minggu 13-24 Ordinal HPHT(Hari Pertama Haid Terakhir) 3 Jumlah Jumlah kehamilan yang gravida pernah dialami. a) Primigravida (1 kali) Ordinal b) Multigravida ( >1 kali) 5 Hiperemesis ibu hamil yang gravidarum mengalami mual dan muntah dan disertai ketonuria Sumber : catatan rekam medis RSUD Ujungberung nominal 23 3.2.3 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data 3.2.3.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medis yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Ujungberung mengenai pasien dengan hiperemesis gravidarum. 3.2.3.2 Pengolahan Data Data diolah dengan menunjukkan data mengenai persentase karakteristik usia ibu, usia gestasi dan jumlah gravida. Dilanjutkan dengan menganalisis hubungan antara variable yang diteliti. 3.2.3.3 Alat Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan SPSS versi 18 3.2.4 Analisis Data Analisis statistik penelitian ini dilakukan dengan analisis univarian untuk melihat gambaran tiap variabel dari hasil penelitian. Dalam analisis ini, tiap variabel menghasilkan distribusi dan tiap kelas diubah dalam bentuk persentase (%). Perubahan menjadi persen dilakukan dengan menggunakan rumus : X = F x 100% N Keterangan : X = Hasil yang dicari F = Frekuensi N = Jumlah responden 24 Lalu dilakukan analisis bivariat untuk menganalisa hubungan antara karakteristik ibu hamil (usia ibu, usia gestasi, dan jumlah gravida) dengan angka kejadian hiperemesis gravidarum. Pengujian pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang diajukan dilakukan analisis statistik uji Chi Square yang dapat menunjukan hubugan variabel yang bernilai rasio. Untuk menerima atau menolak hipotesis ditetapkan nilai p sebesar 5% (0,05). Nilai p ≤ 0,05 menunjukkan hubungan yang signifikan atau hubungan yang bermakna antara 2 variabel. Sedangkan nilai p ≤ 0,01 menunjukkan hubungan yang sangat signifikan atau sangat bermaksa secara statistik. 3.2.5 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Ujungberung di bagian poli rawat inap untuk pengambilan data. 25 3.2.6 Alur Penelitian Penelitian ini direncanakan dengan mengikuti alur seperti bagan dibawah ini : Kejadian Hiperemesis Gravidarum sejak tanggal 1 Januari 2010-31 Desember 2011 Di Poli Rawat Inap RSUD UJUNGBERUNG Ibu dengan Hiperemesis Gravidarum dan tidak mengalami hiperemesis Kriteria inklusi Kriteria eksklusi Random sampling Analisis faktor maternal yang ditemukan Chi Square Test Signifikan ? Tidak signifikan ? Kesimpulan Saran 26 3.3. Aspek Etik Penelitian Aspek etik yang diperhatikan dalam penelitian ini: 1) Melampirkan surat untuk perizinan penelitian di Rumah Sakit penelitian 2) Tidak menampilkan identitas pasien yang dipergunakan dalam penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari penelitian yang dilakukan secara retrospektif, didapatkan hasil bahwa selama periode 1 Januari 2010-31 Desember 2011 terdapat 200 pasien yang dirawat inap di bangsal RSUD Ujungberung dengan hiperemesis gravidarum dan usia kehamilan maksimal 24 minggu. Dari jumlah tersebut diambil total sampel berjumlah 152 orang yang sudah memenuhi jumlah subjek yang dibutuhkan sebanyak 65 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel dan 87 pasien yang tidak mengalami hiperemesis gravidarum. Untuk hasilnya akan dibahas lebih lanjut. 4.1.1 Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum 4.1.1.1 Hubungan Antara Usia Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dari hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa persentase karakteristik kelompok usia 15-19 tahun adalah 3,1 %, 20-24 tahun sebesar 24,5%, 25-29 tahun sebesar 33,9%, 30-34 tahun sebesar 30,8%, 35-39 tahun sebesar 7,7% dan pada 40-44 tahun sebesar 0%. Dengan demikian terlihat bahwa kelompok usia yang paling banyak mengalami hiperemesis gravidarum adalah pada 25-29 tahun. 27 28 persentase (%) 0 7.7 3.1 24.5 15-19 20-24 30.8 25-29 30-34 35-39 40-44 33.9 Gambar 4.1 Diagram Persentase Karakteristik Usia Ibu yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Hasil perhitungan statistik menunjukan besar p yang menunjukkan hubungan antara karakteristik usia ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum adalah sebesar 0.178 atau >0,05, hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara dua variabel tersebut tidak bermakna. 29 Tabel 4.1 Hubungan antar Usia Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Usia ibu Hiperemesis Non Hiperemesis (tahun) Gravidarum gravidarum Total N % N % N % 15-19 2 22,2 7 77,8 9 100 20-24 16 40 24 60 40 100 25-29 22 53,7 19 46,3 41 100 30-34 20 45,4 24 54,6 44 100 35-39 5 38,5 8 61,5 13 100 40-44 0 0 5 100 5 100 Nilai p 0.178 Chi Square Test 4.1.1.2 Hubungan Antara Usia Gestasi Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dari hasil penelitian ini, didapatkan hasil bahwa kelompok usia gestasi ibu yang beresiko mengalami hiperemesis gravidarum pada minggu ke 6-12 adalah 92,3% dan pada minggu 13-24 adalah 7,7 % dari total sampel kasus penelitian yang ada. Jelas terlihat bahwa hiperemesis banyak terjadi pada trimester pertama. 30 persentase (%) 7.7 6-12 minggu 13-24 minggu 92.3 Gambar 4.2 Diagram Persentase Karakteristik Mengalami Hiperemesis Gravidarum Usia Gestasi Ibu yang Pada Hasil perhitungan statistik, didapatkan besar p yang menunjukkan hubungan antara usia gestasi ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum adalah sebesar 0.00 atau <0.01, hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara dua variabel tersebut berhubungan sangat signifikan. Nilai PRR-nya adalah 11,688 yang menunjukkan bahwa ibu dengan usia gestasi 6-12 minggu memiliki risiko 11,688x lebih besar untuk mengalami hiperemesis gravidarum dibandingkan dengan ibu dengan usia gestasi 13-24 minggu. 31 Tabel 4.2 Hubungan antara Karakteristik Usia Gestasi Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Usia Gestasi Hiperemesis Non Hiperemesis ibu Gravidarum gravidarum Total N % N % N % 6-12 minggu 60 77,9 17 22,1 77 100 16-24 minggu 5 6,7 70 93,3 75 100 Hubungan Antara Nilai p 0.00 Chi Square Test 4.1.1.3 Jumlah Gravida Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada penelitian ini didapatkan persentase krakteristik jumlah gravida pada kelompok primigravida adalah sebesar 44,6% dan yang multigravida adalah sebesar 55,4%. persentase (%) 44.6 55.4 Gambar 4.3 primigravida multigravida Diagram Persentase Karakteristik Jumlah Gravida Ibu yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum 32 Dari hasil perhitungan statistik, didapatkan besar p yang menunjukkan hubungan antara jumlah gravida ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum adalah sebesar 0.797 atau >0.05, hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tidak bermakna. Tabel 4.3 Hubungan antara Karakteristik Jumlah Gravida Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Jumlah Gravida Hiperemesis Non Total Ibu Gravidarum hiperemesis Nilai p gravidarum N % N % N % Primigravida 29 51,8 27 48,2 56 100 Multigravida 36 41,7 50 58,3 86 100 0.797 Chi Square Test 4.2. Pembahasan 4.2.1 Hubungan Antara Usia Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Berasarkan teori yang adadi bab 2, hiperemesis gravidarum seharusnya banyak terjadi pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Hal tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis ibu, dimana pada ibu muda mengalami stres karena psikologisnya yang masih merasa belum siap menjadi ibu. Stres yang timbul tersebut dapat menyebabkan stimulasi pada pusat muntah di otak yang menyebabkan mual dan muntah yang hebat. Selain dari kondisi psikologis, menurut para ahli, ibu muda masih belum dapat bertoleransi terhadap 33 peningkatan hormon korionik gonadotropin, yang mengakibatkan ibu muda mengalami mual dan muntah. Sedangkan ibu yang berusia diatas 35 tahun biasanya mengalami hiperemesis gravidarum dikarenakan oleh kondisi psikologis, akibat takut memiliki anak di usia tua, sehingga perubahan emosi ini memicu muntah yang berlebihan. Pada penelitian ini, diambil 152 sampel yang terdiri dari 65 ibu yang didiagnosa mengalami hiperemesis gravidarum dan 87 lain ibu yang normal. Perhitungan statistik menunjukkan nilai p adalah 0.178 atau > 0.05, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor resiko usia ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Faktor usia merupakan salah satu faktor biologis, yang tidak dapat diubah. Faktor usia berhubungan dalam proses pematangan psikologis, yang mana faktor psikologis ini berpengaruh pada tingkat kerentanan ibu terhadap stres yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang ada, seharusnya dengan adanya faktor psikologis yang terjadi pada ibu yang berusia muda, angka kejadian hiperemesis gravidarum seharusnya lebih banyak terjadi pada kelompok usia yang menjadi kelompok resiko, yaitu pada kelompok usia yang kurang dari 20 tahun. Dengan adanya perbedaan hasil yang didapat dari penelitian ini dengan teori yang ada di literatur, membat hal ini menarik untuk dipelajari lebih lanjut, sebagaimana diketahui bahwa terdapat banyak faktor resiko yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum seperti kadar hormon gonadotropik. Dengan adanya hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang 34 signifikan antara faktor resiko usia ibu dengn kejadian hiperemesis gravidarum, tidak langsung menunjukkan bahwa teori yang ada di literatur salah, tapi menunjukkan bahwa pada pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUD Ujungberung, faktor usia ibu bukan faktor dominan yang menyebabkan penyakit tersebut. 4.2.2 Hubungan Antara Usia Gestasi Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada penelitian ini, diambil 152 sampel yang terdiri dari 65 ibu yang didiagnosa mengalami hiperemesis gravidarum dan 87 lain ibu yang normal. Perhitungan statistik menunjukkan nilai p adalah 0.00 atau <0.05, hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor resiko usia gestasi ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa hiperemesis gravidarum muncul kebanyakan pada trimester pertama. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh tingginya kadar hormon korionik gonadotropin saat mingguminggu awal gestasi. 4.2.3 Hubungan Antara Jumlah Gravida dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dari 152 orang sampel yang diteliti didapatkan hasil bahwa ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum 29 masuk dalam kelompok primigravida dan 36 orang masuk ke dalam kelompok multigravida. 35 Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa hiperemesis gravidarum lebih sering terjadi pada primigravida. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara hiperemesis gravidarum yang dialami pasien di RSUD Ujungberung dengan faktor resiko jumlah gravida. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gombong pada tahun 2010 yang hasilnya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah gravida dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh miripnya kondisi sosial, psikologis dan tingkat pengetahuan antara subjek yang ada dalam penelitian ini dan penelitian di RS PKU Muhammadiyah Gombong Berdasarkan hasil ini, faktor risiko jumlah gravida bukanlah menjadi faktor utama yang dapat menyebabkan ibu mengalami hiperemesis gravidarum. Faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini dapat menjadi faktor perancu yang menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan yang ada dalam teori yang menyatakan ibu primigravida lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum. Faktor lain tersebut dapat berupa tingkat pengetahuan ibu tentang hiperemesis gravidarum, adanya infeksi H. pylori atau kondisi psikologis ibu saat hamil. mungkin apabila tingkat pengetahuan ibu mengenai hiperemesis gravidarum ini tinggi, maka ibu dapat mencegah penyakit ini dengan mengurangi konsumsi makanan berminyak dan berlemak. Mungkin pada populasi ibu dengan multigravida di penelitian ini mengalami infeksi oleh H. pylori sehingga memicu mual dan muntah yang berlebih saat kehamilan, atau mungkin adanya support dari keluarga sehingga ibu primigravida sehingga mengurangi stress yang yang terjadi 36 sehingga tidak menyebabkan ibu hamil mengalami mual dan muntah yang berlebih 4.3. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah : 1. Kurangnya lengkapnya data tentang faktor risiko lain pada pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUD Ujungberung. BAB V SIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari penelitian yang dilakukan berdasarkan hubungan karakteristik usia, usia gestasi dan jumlah gravida dengan kejadian hiperemesis gravidarum adalah : a. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia ibu dan jumlah gravida dengan kejadian hiperemesis gravidarum. b. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia gestasi ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum. 5.2. Saran a. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang karakteristik ibu dengan hiperemesis gravidarum akan lebih baik apabila meneliti jumlah karakteristik lebih banyak. b. Penulis menyarankan bagi peneliti selanjutnya agar mencari literatur lebih banyak lagi sehingga memudahkan proses pembahasan. 37 38 c. Untuk peneliti agar dapat selalu memperbaiki diri dan meningkatkan kemampuan dalam menulis dan merancang penelitian. d. Untuk para tenaga kesehatan agar dapat memberi penyluhan kepada ibu hamil agar dapat mengetahui DAFTAR PUSTAKA 1. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: 2009. p. 275 2. Mose JC. Gestosis. Dalam: Sastrawinata S, Maartadisoebrata D, Wirakusumah FF, editors. Obtetri Patologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2005. p. 64 3. Macgibbon, K. (n.d.). What Is Hyperemesis Gravidarum ? An Educational Guide for Patients. 4. Cunningham FG, Leveno KJ, Gant NF, et al. Williams Obstetrics 23rd Edition. United States of America : McGraw-Hill Companies, Inc: 2010. Chapter 34 : p1113 – 1114 5. Sastrawinata S, Martadisoebrata D, Wirakusumah FF. Obtetri Patologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2005. p. 65 6. Rukiyah AY, Yulianti L. Asuhan Kebidanan IV. Jakarta. Trans Info Media; 2010.p.118 7. Manuaba IBG,Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta.EGC;2007 8. Hanretty KP. Obstetrics Illustrated. Philadelphia : Churchill Livingstone, Inc : 2008. Chapter 7 : p.103 9. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: 2002 10. Mullin, P M, Bray, A, Schoenberg F, Macgibbon K W, & Romero, R. (2011). Prenatal exposure to hyperemesis gravidarum linked to increased risk of psychological and behavioral disorders in adulthood. Obstetrics & Gynecology. 11. Zhang Y, Cantor, R. M., MacGibbon, K., Romero, R., Goodwin, T. M., Mullin, P. M., & Fejzo, M. S. (2011). Familial aggregation of hyperemesis gravidarum. American journal of obstetrics and gynecology, 204(3), 230.e1-7. 12. Manuscript, A. (n.d.). NIH Public Access. Midwifery, 1-8. 13. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Lamson L, et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th. McGraw-Hill; 2008 14. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: 2009. p. 275 15. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Lamson L, et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th. McGraw-Hill; 2008 16. Guyton AC, Hall JE. Texbook of Medical Physiology.11th. Elsevier Saunders; 2006.p.826 17. Niebyl, J. R.. Nausea and Vomiting in Pregnancy.(2010). Therapy, 15441550. 18. Hanretty KP. Obstetrics Illustrated. Philadelphia : Churchill Livingstone, Inc : 2008. Chapter 7 : p.102 39 40 19. Rukiyah AY, Yulianti L. Asuhan Kebidanan IV. Jakarta. Trans Info Media; 2010.p.120-122 20. Mose JC. Gestosis. Dalam: Sastrawinata S, Maartadisoebrata D, Wirakusumah FF, editors. Obtetri Patologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2005. p. 66 41 Lampiran 1 STATISTIK TOTAL SEMUA DATA FAKTOR LIST N Valid Missing HIPEREMESIS GRAVIDARUM NON HIPEREMIS GRAVIDARUM 152 65 87 0 0 0 Usia ibu Valid 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 Total Frequency Percent 9 5.9 40 26.3 41 27.0 44 28.9 13 8.6 5 3.3 152 100.0 Valid Cumulative Percent Percent 5.9 5.9 26.3 32.2 27.0 59.2 28.9 88.2 8.6 96.7 3.3 100.0 100.0 Usia gestasi Valid 6-12 13-24 Total Frequency Percent 77 50.7 75 49.3 152 100.0 Valid Cumulative Percent Percent 50.7 50.7 49.3 100.0 100.0 Gravida ibu Valid 1 >1 Total Frequency Percent 66 43.4 86 56.6 152 100.0 Valid Percent 43.4 56.6 100.0 Cumulative Percent 43.4 100.0 42 43 44 45 Hubungan usia ibu dengan HG usia_ibu * HG Crosstabulation Count HG usia_ibu 15-19 % within usia ibu 20-24 % within usia ibu 25-29 % within usia ibu 30-34 % within usia ibu 35-39 % within usia ibu 40-44 % within usia ibu Total mengalami non hiperemesis hiperemeses 2 7 Total 9 16 24 40 22 19 41 20 5 24 8 44 13 0 5 5 65 87 152 Chi-Square Tests Value 7.629a 9.571 .046 Asymp. Sig. Df (2-sided) 5 .178 5 .088 1 .831 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 152 a. 3 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.14. Merah X2 Kuning atas = p value = 0,178 dimana lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak artinya tidak ada hubungan antara HG dan usia ibu 46 Hubungan usia gestasi dengan HG u_gestasi * HG Crosstabulation Count HG u_gestasi 6-12 % within usia gestasi ibu 13-24 % within usia gestasi ibu Total mengalami non hiperemesis hiperemeses 60 17 Total 77 5 70 75 65 87 152 Chi-Square Tests Asymp. Sig. Exact Sig. (2Value df (2-sided) sided) a 78.813 1 .000 75.929 1 .000 89.486 1 .000 .000 78.295 1 .000 Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test .000 Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 152 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 32.07. b. Computed only for a 2x2 table Merah X2 Kuning atas = p value = 0,00 dimana lebih kecil dari 0,05 maka Ho diterima artinya terdapat hubungan antara HG dan usia ibu 47 Risk Estimate Odds Ratio for u_gestasi (6-12 / 1324) For cohort HG = mengalami hiperemesis For cohort HG = non hiperemeses N of Valid Cases Value 49.412 95% Confidence Interval Lower Upper 17.204 141.919 11.688 4.970 27.487 .237 .155 .361 152 48 Hubungan jumlah gravida dengan HG gravida_ibu * HG Crosstabulation Count HG Jumlah gravida Total 1 % within jumlah gravid >1 % within jumlah gravida mengalami non hiperemesis hiperemeses 29 37 Total 66 36 50 86 65 87 152 Chi-Square Tests Asymp. Sig. Exact Sig. (2Value df (2-sided) sided) a .066 1 .797 .008 1 .927 .066 1 .797 .869 .066 1 .798 Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test .463 Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 152 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28.22. b. Computed only for a 2x2 table Merah X2 Kuning atas = p value = 0,797 dimana lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak artinya tidak ada hubungan antara HG dan jumlah gravida 49 Risk Estimate Odds Ratio for gravida_ibu (1 / >1) For cohort HG = mengalami hiperemesis For cohort HG = non hiperemeses N of Valid Cases Value 1.089 95% Confidence Interval Lower Upper .569 2.081 1.050 .726 1.518 .964 .730 1.274 152 RIWAYAT HIDUP I. II. III. IV. IDENTITAS PENULIS Nama lengkap : Aril Cikal Yasa AR Tempat/Tanggal Lahir : Singkawang, 21 Juni 1991 Alamat : Jl. Desa Cipadung Komplek Almisbah No 49 Anak ke: Pertama dari tiga bersaudara KETERANGAN ORANG TUA Nama Ayah : Drs.H. Arnadi Arkan M.Pd Tempat/ Tanggal Lahir : Paloh, 22 Juli 1966 Nama Ibu : Yuyun Yuliatin Tempat/ Tanggal Lahir : Tarogong, 22 Juli 1968 Alamat : Jl. Alianyang Gang Sawi II No 39 PENDIDIKAN TK FAJAR HARAPAN : tahun 1994-1996 MI Ushuluddin Singkawang : tahun 1996-2002 MTS Ushuluddin Singkawang : tahun 2002-2005 SMAN 3 Singkawang : tahun 2005-208 PENGALAMAN ORGANISASI Pengurus Korps Sukarela Unisba : periode 2010-2012 Anggota BEM FK UNISBA : periode 2010-2011 Anggota dan Pengurus Kampus Peduli : periode 2011-2012