peringatan - Perpustakaan UNISBA

advertisement
PERINGATAN !!!
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan
referensi
2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila
Anda mengutip dari Dokumen ini
3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan
pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan
karya ilmiah
4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah
Selamat membaca !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL
DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI RSUD UJUNGBERUNG PADA PERIODE 2010-2011
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung
ARIL CIKAL YASA AR
10100108054
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2012
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN
KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI RSUD UJUNGBERUNG PADA PERIODE 2010- 2011
ARIL CIKAL YASA AR
1010010854
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah dibuat oleh nama yang
disebutkan di atas telah diperiksa dan direvisi, secara lengkap dan
memuaskan
Bandung, 17 September 2012
Pembimbing I
Prof. Hidayat W, dr., SpOG(K)
NIP. D0904970811213758
Pembimbing II
Novi Anantari, dr.
NIK. D080473
Skripsi ini telah dipertahankan oleh penulis dalam seminar yang diadakan
oleh Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
Pada 10 September 2012
Yang dihadiri oleh
Ketua
: Dr. Nugraha Sutadipura, dr,.MS
Sekretaris
: Tini R, dr.,Sp.Par-K.,M.kes
Pembimbing I
: Prof. Hidayat W, dr., Sp.OG(K)
Penguji I
: Dr. Nugraha Sutadipura, dr,.MS
Penguji II
: Tini R, dr.,Sp.Par-K.,M.kes
Penguji III
: H. Suparman Supriadi, dr.,M.kes
Motto :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Q.S. Al-Mujadilah (58): ayat 11
Karya Tulis ini kupersembahkan untuk…
Ibunda dan ayahanda, adik-adikku tercinta, kakek dan nenek
Dan semua yang tak henti mencurahkan cinta dan doa selama ini
ABSTRAK
Hiperemesis gravidarum(HG) adalah mual dan muntah yang berlebihan saat
kehamilan. Data yang didapat dari RSUD Ujungberung menyebutkan bahwa angka
kejadian hiperemesis gravidarum pada tahun 2010-2011 cukup tinggi yaitu 200
kejadian. Bahaya hiperemesis gravidarum(HG) adalah dapat menyebabkan
kekurangan nutrisi dan energi bagi ibu yang dapat berpengaruh pada tumbuh
kembang janin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik
ibu hamil dengan kejadian hiperemesis gravidarum (HG) di RSUD Ujungberung pada
tahun 2010-2011. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi dengan desain
penelitian cross sectional.
Subjek penelitian adalah ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
di RSUD Ujungberung pada tahun 2010-2011, yang berjumlah 200 orang. Waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Variabel yang terdapat dalam
penelitian ini adalah usia ibu, usia gestasi dan jumlah gravida sebagai variabel bebas,
kejadian hiperemesis gravidarum (HG) sebagai variabel terikat. Data diambil dari
rekam medis di poliklinik rawat inap RSUD Ujungberung. Data dianalisis
menggunakan chi square.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian responden dalam penelitian
ini berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 92,3%, responden usia gestasi 6-15 minggu
sebanyak 92,3%, dan responden yang multigravida sebanyak 55,4%.
Kesimpulan berdasarkan analisis chi square, terdapat hubungan yang
signifikan antara usia gestasi ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum (HG),
sedangkan pada usia ibu dan jumlah gravida tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Kata kunci : Hiperemesis gravidarum, karakteristik ibu hamil, hubungan.
i
ABSTRACT
Hyperemesis gravidarum is excessive nausea and vomiting during pregnancy.
Data were obtained from Ujungberung hospital mention that the incidence of
hyperemesis gravidarum in 2010-2011 is high at 200 events. The cautions of
hyperemesis gravidarum is that it can lead to lack of nutrition and energy for the
mother can affect the growth and development of the fetus. This study aimed to
analyze the relationship between the characteristics of pregnant women with the
incidence of hyperemesis gravidarum in Ujungberung hospital in 2010-2011. This
research is an analytical study of correlation with cross-sectional study design.
Subjects were 200 pregnant women with hyperemesis gravidarum in
Ujungberung hospital in 2010-2011.The study was conducted in May 2012. The
variables included in this study were maternal age, gestational age and number of
gravida as independent variables, the incidence of hyperemesis gravidarum as the
dependent variable. Data retrieved from the medical records at the clinic inpatient
Ujungberung Hospital. Data were analyzed using chi square test.
The results illustrate that the majority of respondents in the study were 20-35
years is as much as 92.3% of respondents aged 6-15 weeks gestation as much as
92.3%, and respondents who multigravida much as 55.4%.
Conclusions based on chi-square analysis, there was a significant correlation
between maternal gestational age with the incidence of hyperemesis gravidarum,
while in the mother's age and number of gravida has no significant relationship.
Keywords : hiperemesis gravidarum, characteristic of pregnant women,
relationship.
ii
KATA PENGANTAR
Pertama penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat allah SWT yang
dengan rahmat, berkah dan anugrah-Nya, penuli diberikan petunjuk dan
kemudahan dalam penulisan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA
KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DI RSUD UJUNGBERUNG PADA PERIODE 2010-2011”.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan
dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada Prof Dr Thaufiq Busoirie,dr. Sp.THT selaku rektor
UNISBA, kepada Prof. Dr. Ieva B Akbar sebagai dekan fakultas kedokteran
UNISBA, kepada Prof. Hidayat Widjayanegara, dr,.Sp.OG (K) selaku dosen
pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. Kepada ibu Novi Anantari, dr. Selaku
pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, perbaikan, serta dorongan
dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Maya Tejasari, dr. yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini. Kepada Mia Kusmiati, dr. sebagai dosen wali yang
telah membimbing selama kuliah di fakultas kedokteran UNISBA. Kepada ayah
dan ibu dan adik-adik tercinta yang yang telah menyumbangkan fikiran, tenaga,
materi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas doa dan
kasih sayang yang tercurah begitu banyak untuk ananda serta pelajaran statistika
iii
yang sangat berharga. Kepada Dipa Albaniah, yang telah mewarnai hari-hari sejak
hari pertama kuliah di fakultas kedokteran UNISBA, menjadi teman berbagi dan
bertukar fikiran, yang telah menjadi motivator, dan memberikan semangat yang
luar biasa dalam penulisan skripsi ini. Kepada Irani, Lian, deka, amal, fadrin,
rian, priyo. Orang-orang terdekat yang memotivasi saat jenuh dalam pengerjaan
skripsi ini, dan memberikan ilmu tentang hidup yang tak akan penulis dapatkan di
kuliah manapun, penulis beruntung bisa mengenal kalian. Teh cika, rani, ike
sahabat terbaik selama kuliah di fakultas kedokteran UNISBA dan devi, nunie,
teman-teman seperwalian dan rekan rekan asyifa 2008 yang selalu memotivasi,
menasehati dan memberi inspirasi bagi penulis selama masa kuliah dan
mengerjakan skripsi. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu. Terima kasih atas semua bantuan baik moril maupun materil yang telah
diberikan selama penyusunan skripsi ini.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat sebagai tambahan ilmu dan dapat
digunakan sebagai acuan bagi penulisan karya ilmiah lanjutan. Akhir kata, penulis
sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf dan penulis bersedia
menerima kritik dan saran agar dapat membawa perbaikan di hari yang akan
datang.
Bandung, Juni 2012
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT.......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................4
1.3.Tujuan Penelitian .....................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................4
1.4.1 Manfaat Akademis ...........................................................................4
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ..................5
2.1. Tinjauan Pustaka .....................................................................................5
2.1.1 Mual dan Muntah .............................................................................5
2.1.1.1 Definisi .....................................................................................5
2.1.1.2 Mekanisme Muntah ..................................................................5
2.1.2 Mual dan Muntah Dalam Kehamilan ...............................................6
2.1.2.1 Definisi .....................................................................................6
2.1.3 Hiperemesis Gravidarum..................................................................7
2.1.3.1 Definisi .....................................................................................7
2.1.3.2 Prevalensi dan Epidemiologi ....................................................8
2.1.3.3 Manifestasi Klinis.....................................................................9
2.1.3.4 Etiologi .....................................................................................11
2.1.3.5 Patofisiologi..............................................................................11
2.1.3.6 Diagnosis ..................................................................................13
2.1.3.7 Pentalaksanaan..........................................................................14
2.1.3.8 Komplikasi ...............................................................................15
2.2. Kerangka Pemikiran................................................................................16
BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN ..............................................18
3.1. Subjek Penelitian ....................................................................................18
3.1.1 Populasi Penelitian ...........................................................................18
3.1.2 Pemilihan Sampel.............................................................................18
3.1.3 jumlah sampel .................................................................................19
3.1.4 Kriteria Subjek Penelitian ................................................................20
3.1.4.1 Kriteria Inklusi..........................................................................20
3.1.4.1.1 Kriteria Inklusi Sampel..........................................................20
3.1.4.1.2 Kriteria Inklusi kontrol ..........................................................20
v
3.1.4.2 Kriteria Eksklusi .......................................................................20
3.1.5 Bahan Penelitian...............................................................................21
3.2. Metode Penelitian ...................................................................................21
3.2.1 Rancangan Penelitian .......................................................................21
3.2.2 Definisi Konsep dan VOperasional Variabel ...................................21
3.2.2.1 Definisi Konsep Variabel .........................................................21
3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ..................................................22
3.2.3 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data......................................23
3.2.3.1 Pengumpulan Data....................................................................23
3.2.3.2 Pengolahan Data .......................................................................23
3.2.3.3 Alat Pengolahan Data ...............................................................23
3.2.4 Analisis Data ...................................................................................23
3.2.5 Tempat Penelitian.............................................................................24
3.2.6 Alur Penelitian .................................................................................25
3.3. Aspek Etik Penelitian..............................................................................26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................27
4.1. Hasil Penelitian.......................................................................................27
4.1.1 Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum ...........................................27
4.1.1.1 Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum.........................................................27
4.1.1.2 Hubungan Antara Usia Ibu Gestasi Dengan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum.........................................................29
4.1.1.3 Hubungan Karakteristik Jumlah Gravida Ibu dengan
Hiperemesis Gravidarum..........................................................31
4.2. Pembahasan............................................................................................32
4.2.1Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum ...................................................................................32
4.2.2Hubungan Antara Usia Gestasi Ibu Dengan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum..............................................................34
4.2.3Hubungan Antara Jumlah Gravida Dengan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum..............................................................34
4.3. Keterbatasan Penelitian..........................................................................36
BAB V SIMPULAN .............................................................................................37
5.1.Simpulan .................................................................................................37
5.2 Saran .......................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................39
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mekanisme Muntah...........................................................................6
Gambar 2.2 Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum .............................................13
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran..........................................................................17
Gambar 4.1 Diagram Persentase Karakteristik Usia Ibu yang Mengalami
Hiperemesis Gravidarum .................................................................28
Gambar 4.2 Diagram Persentase Karakteristik Usia gestasi Ibu yang Mengalami
Hiperemesis Gravidarum .................................................................30
Gambar 4.3 Diagram Persentase Karakteristik Jumlah Gravida Ibu yang
Mengalami Hiperemesis Gravidarum ..............................................31
vii
DAFTAR TABEL
Table 3.1 Definisi Operasional ..........................................................................22
Tabel 4.1 Hubungan antar Usia Ibu dengan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum ....................................................................29
Tabel 4.2 Hubungan antara Karakteristik Usia Gestasi Ibu dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum .....................................................31
Tabel 4.3 Hubungan antara Karakteristik Jumlah Gravida Ibu dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum .....................................................32
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Hasil SPSS ......................................................................................................41
2. Surat Ijin Penelitian ........................................................................................50
3. Sampel Penelitian ...........................................................................................52
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mual dan muntah merupakan hal yang normal dalam kehamilan. Mual dan
muntah sering terjadi pada kehamilan berusia muda, yaitu dimulai dari minggu
ke 6 setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu.1 Mual dan muntah terjadi pada 50-70% dari seluruh wanita yang hamil.2
Namun kadang terjadi suatu keadaan dimana mual dan muntah pada ibu hamil
terjadi sangat parah sehingga menyebabkan segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga berat badan berkurang, turgor kulit dan volume buang air
kecil berkurang dan timbul asetonuri, yang disebut sebagai hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum muncul pada 1-10% wanita yang hamil.3
Hiperemesis gravidarum merupakan penyakit yang cukup berbahaya bagi
kesehatan ibu, yang apabila berlangsung dengan durasi yang cukup lama, dan
menimbulkan gejala mual, muntah yang menyebabkan penurunan berat badan dan
juga gangguan metabolisme tubuh yang dapat menyebabkan komplikasi seperti
kekurangan gizi, lemah dan dehidrasi pada ibu. Komplikasi lain yang dapat terjadi
adalah defisiensi vitamin, terutama vitamin B1(thiamin) dan vitamin K. Pada
defisiensi vitamin B1 (thiamin) dapat menyebabkan Wernicke encephalopathy
yang ditandai dengan pusing, gangguan penglihatan, ataxia dan nistagmus. Selain
dapat juga menyebabkan defisiensi vitamin K yang dapat menyebabkan
koagulopati yang disertai dengan epistaksis4 Hiperemesis ini bila tidak di kelola
1
2
dengan baik dapat mengakibatkan dehidrasi berat, ikterik takikardia, suhu
meningkat, alkalosis, dan kelaparan 5
Hiperemesis gravidarum merupakan kasus yang memerlukan perawatan
di rumah sakit. Hiperemesis gravidarum ini penyebabnya masih belum diketahui,
namun beberapa penelitian menyebutkan beberapa teori tentang hal yang dapat
menyebabkan
hiperemesis gravidarum seperti kadar hormon korionik
gonadotropin, hormon estrogen, infeksi H.pylori dan juga faktor psikologis.6
Usia ibu merupakan faktor risiko dari hiperemesis gravidarum. Hal
tersebut
berhubungan dengan kondisi psikologis ibu hamil. Literatur
menyebutkan bahwa ibu dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum. Usia gestasi juga merupakan
faktor risiko hiperemesis gravidarum, hal tersebut berhubungan dengan kadar
hormon korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron di dalam darah ibu.
Kadar hormon korionik gonadotropin merupakan salah satu etiologi yang dapat
menyebabkan hiperemesis gravidarum. Kadar hormon gonadotropin dalam darah
mencapai puncaknya pada trimester pertama, oleh karena itu, mual dan muntah
lebih sering terjadi pada trimester pertama.
Faktor risiko lain adalah jumlah
gravida. Hal tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis ibu hamil dimana
ibu hamil yang baru pertama kali hamil akan mengalami stres yang lebih besar
dari ibu yang sudah pernah melahirkan dan dapat menyebabkan hiperemesis
gravidarum, ibu primigravida juga belum mampu beradaptasi terhadap hormon
estrogen dan korionik gonadotropin, hal tersebut menyebabkan ibu yang baru
pertama kali hamil lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum. Pekerjaan
3
juga merupakan faktor resiko
penyakit hiperemesis gravidarum. Pekerjaan
berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi yang juga mempengaruhi pola
makan, aktifitas dan stres pada ibu, pada ibu hamil.7
Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian
yang beragam mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan di indonesia, 0,3% dari
seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di
China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki.8,9,10,11 di Amerika
Serikat, prevalensi hiperemesis gravidarum adalah 0,5-2%.1 Literatur juga
menyebutkan bahwa perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum secara
umum adalah 4:1000 kehamilan.5 Dari hasil pre survei yang peneliti lakukan di
Rumah Sakit Umum Daerah Ujungberung pada periode 1 Januari 2010-31
Desember 2011 ditemukan sebanyak 200 kasus hiperemesis gravidarum. Dari
hasil pre survei juga menemukan kejadian hiperemesis gravidarum pada trimester
2, biasanya hiperemesis gravidarum menghilang pada minggu ke 12. Hiperemesis
gravidarum menjadi penyebab kematian maternal yang signifikan pada masa
sebelum 1940, sekarang hiperemesis tidak lagi menjadi penyebab utama
mortalitas ibu, tetapi hiperemesis masih menjadi penyebab morbiditas ibu yang
signifikan. Berdasarkan pemaparan mengenai bahaya hiperemesis gravidarum dan
tinginya kejadian yang terjadi di RSUD Ujungberung tersebut, peneliti tertarik
untuk meneliti tentang “Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Angka
Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Ujungberung pada periode 1
Januari 2010-31 Desember 2011
4
1.2.
Rumusan Masalah
1) Apakah terdapat hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan angka
kejadian hiperemesis gravidarum?
1.3.
Tujuan Penelitian
1) Menganalisis hubungan antara karakteristik
ibu hamil dengan angka
kejadian hiperemesis gravidarum.
1.4.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang terkait, antara lain:
1.4.1. Manfaat Akademis
Dapat memberikan masukan bagi institusi, sebagai informasi tambahan
untuk penelitian selanjutnya dan bermanfaat sebagai bahan bacaan yang berguna
bagi mahasiswa dan masyarakat umum.
1.4.2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk dapat lebih
meningkatkan perhatian dan penanganan pada kejadian hiperemesis gravidarum
sehingga pasien dengan hiperemesis gravidarum prognosisnya akan lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1.
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Mual dan Muntah
2.1.1.1 Definisi
Mual adalah perasaan subjektif untuk dari keinginan untuk muntah.12 Mual
merupakan perasaan sadar akibat adanya rangsangan di daerah medulla otak yang
berhubungan erat dengan bagian pusat muntah. Mual disebabkan oleh adanya
impuls yang iritatif dari saluran saluran gastrointestinal, impuls yang datang dari
bagian bawah otak yang berhubungan dengn motion sickness dan dari impuls
yang dihasilkan dari korteks serebral yang menginisiasi muntah.13 Sedangkan
muntah adalah ekspulsi dari mulut yang mengeluarkan isi saluran pencernaan
yang dihasilkan dari kontraksi lambung dan otot dinding perut.14
2.1.1.2 Mekanisme Muntah
Sinyal sensori yang menginisiasi muntah berasal dari faring, esofagus,
lambung dan bagian atas dari usus halus, lalu sinyal-sinyal tersebut ditransmisikan
oleh nervus vagus dan serabut saraf simpatetik bagian afferent ke nuclei di batang
otak yang desebut dengan pusat muntah (vomiting center). Pusat muntah
kemudian akan mentransmisikan impuls lewat saraf kranial V,VII,IX,X dan XII
ke saluran pencernaan bagian atas, lewat nervus vagus dan simpatetik ke saluran
pencernaan bagian bawah dan lewat saraf spinalis ke diafragma dan otot
5
6
abdominal. Efek yang dihasilkan adalah penarikan nafas yang dalam, menaikkan
tulang hyoid dan laring untuk menaikkan sfingter esofagus bagian atas agar
terbuka, menutup glottis agar mencegah aliran muntah tidak masuk ke paru-paru,
menaikkan palatum lunak untuk menutup posterior nares, dan kontraksi yang kuat
dari diafragma disertai kontraksi simultan dari seluruh otot dinding abdominal.
Tekanan otot-otot tersebut meningkatkan tekanan didalam lambung yang
mengakibatkan sfingter esofagus bagian bawah dan membuka jalan untuk
ekspulsi isi lambung melewati esofagus.15
Gambar 2.1 Mekanisme muntah
2.1.2 Mual dan Muntah Dalam Kehamilan
2.1.2.1 Definisi
Ada beberapa gejala yang sering muncul di trimester pertama kehamilan,
salah satunya dalah mual dan muntah yang disebut emesis gravidarum. Emesis
7
gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada saat kehamilan. Emesis
gravidarum sering juga disebut morning sickness. Mual dan muntah ini terjadi
pada 50-70% wanita hamil.2 Mual dan muntah dalam kehamilan biasanya terjadi
dalam trimester pertama, yaitu muncul pada minggu ke 6 setelah hari pertama
haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.1 mencapai
puncaknya pada minggu ke 11 sampai 13, dan biasanya mulai membaik pada
minggu 12 sampai ke 16, walau pada 20% wanita mual dan muntah ini dapat
menetap sepanjang kehamilan.16
2.1.3 Hiperemesis Gravidarum
2.1.3.1 Definisi
Mual dan muntah sering terjadi pada pada minggu-pertama kehamilan, dan
hal tersebut merupakan hal yang normal yang biasa disebut dengan emesis
gravidarum. Mual dan muntah yang biasa dapat berlanjut menjadi suatu keadaan
yang jarang terjadi, yaitu menolak semua makanan dan minuman yang masuk, hal
tersebut dapat menyebabkan dehidrasi, kelaparan dengan ketosis bahkan sampai
kematian.17
Hiperemesis gravidarum adalah suatu penyakit dimana wanita hamil
memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuria.2
Sedangkan dari literatur lain menyebutkan bahwa hiperemesis gravidarum adalah
muntah yang cukup parah sehingga menyebabkan kehilangan berat badan,
dehidrasi, asidosis dari kelaparan, alkalosis dari kehilangan asam hidroklorid saat
muntah dan hipokalemia.4
8
Hiperemesis gravidarum dikarakteristikkan mual dan muntah yang
menetap dan menyebabkan ketosis dan penurunan berat badan lebih dari 5% berat
sebelum hamil.18
2.1.3.2 Prevalensi dan Epidemiologi
Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian
yang beragam mulai dari 1-3% di Indonesia, 0,3% di Swedia, 0,5% di California,
0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9%
di Turki.9,10,11 Literatur juga menyebutkan bahwa perbandingan insidensi
hiperemesis gravidarum secara umum adalah 4:1000 kehamilan.5 Dari data yang
ada tersebut menegaskan bahwa hiperemesis gravidarum merupakan suatu
penyakit yang jarang terjadi. Mual dan muntah pada kehamilan adalah peristiwa
normal yang dapat berubah menjadi suatu penyakit yang lebih serius yaitu
hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum ini banyak terjadi pada orang
Asia dibanding orang Amerika atau Eropa.10
Beberapa faktor resiko penyakit hiperemesis gravdarum antara lain adalah
usia ibu, usia gestasi, jumlah gravida, tingkat sosial ekonomi, kehamilan ganda,
kehamilan mola, kodisi psikologis ibu dan adanya infeksi H.pilory. Usia ibu
merupakan faktor resiko dari hiperemesis gravidarum yang berhubungan dengan
kondisi psikologis ibu hamil. Literatur menyebutkan bahwa ibu dengan usia
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun lebih sering mengalami hiperemesis
gravidarum. Usia gestasi atau usia kehamilan juga merupakan faktor
resiko
hiperemesis gravidarum, hal tersebut berhubungan dengan kadar hormon korionik
9
gonadotropin, estrogen dan progesteron di dalam darah ibu. Kadar hormon
korionik gonadotropin merupakan salah satu etiologi yang dapat menyebabkan
hiperemesis gravidarum. Kadar hormon gonadotropin dalam darah mencapai
puncaknya pada trimester pertama, tepatnya sekitar mingu ke 14-16. Oleh karena
itu, mual dan muntah lebih sering terjadi pada trimester pertama. Faktor resiko
lain adalah jumlah gravida. Hal tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis
ibu hamil dimana ibu hamil yang baru pertama kali hamil akan mengalami stres
yang lebih besar dari ibu yang sudah pernah melahirkan dan dapat menyebabkan
hiperemesis gravidarum,
ibu primigravida juga belum mampu beradaptasi
terhadap perubahan korionik gonadotropin, hal tersebut menyebabkan ibu yang
baru pertama kali hamil lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum.
Pekerjaan juga merupakan faktor resiko
penyakit hiperemesis gravidarum.
Pekerjaan berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi yang juga mempengaruhi
pola makan, aktifitas dan stres pada ibu hamil.19
2.1.3.3 Manifestasi Klinis
Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik
dengan hiperemesis gravidarum masih belum jelas, akan tetapi muntah yag
menyebabkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan
petunjuk bahwa wanita hamil tersebut memerlukan perawatan yang intensif.19
Pada hiperemesis gravidarum, gejala-gejala yang dapat terjadi adalah:
a) Muntah yang hebat
b) Haus, mulut kering
c) Dehidrasi
10
d) Foetor ex ore(mulut berbau)
e) Berat badan turun
f) Kenaikan suhu
g) Ikterus
h) Gangguan serebral (kesadaran menurun)
i) Laboratorium : hipokalemia dan asidosis. Dalam urin ditemukan protein,
aseton, urobilinogen, porfirin bertambah, dan silinder positif.5
Hiperemesis gravidarum dibagi berdasarka berat ringannya gejala menjadi
3 tingkat, yaitu:
a) Ringan
Ditandai dengan muntah terus menerus yang membuat keadaan umum ibu
berubah, ibu merasa sangat lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan
menurun, dan nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan fisik ditemukan denyut
nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
b) Sedang
Pasien terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit berkurang, lidah
mengering dan tampak kotor, denyut nadi lemah dan cepat, suhu akan naik
dan mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata cekung, tensi turun,
hemokonsetrasi,
oliguria(volume
buang
air
kecil
sedikit)
dan
konstipasi(sulit buang air besar). Bau aseton dapat tercium dari nafas dan
dapat pula ditemukan dalam urin.
c) Berat
11
Keadaan umum tampak lebih parah, muntah berhenti, penurunan
kesadaran, bisa somnolen sampai koma. Nadi lemah dan cepat, tekanan
darah menurun dan suhu meningkat. Komplikasi pada susunan saraf yang
fatal dapat terjadi, dikenal dengan ensefalopati wernicke, dengan gejala
nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan tersebut diakibatkan
oleh kekurangan zat makanan, terutama vitamin B1 dan B2.20
2.1.3.4 Etiologi
Penyebab utama hiperemesis gravidarum belum diketahui secara jelas,
namun telah banyak yang meneliti tentang teori-teori yang dapat menyebabkan
hiperemesis
gravidarum
seperti
peningkatan
kadar
hormon
chorionic
gonadotropin dan estrogen, kadar hormon tiroksin, infeksi Helicobacter pylori,
faktor sosial, psikologis, gangguan fungsi hati, kantung empedu, pancreatitis dan
ulkus peptikum.4,5,6,7
2.1.3.5 Patofisiologi
Ada teori yang menyebutkan bahwa perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron karena
keluhan ini mucul pada 6 minggu pertama kehamilan yang dimulai dari hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama 10 minggu. Pengaruh fisiologis
hormon ini korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron ini masih belum
jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya sistem
pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan ibu hamil, meskipun
demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.18 Selain teori
12
hormon korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron ini masih ada beberapa
teori lain yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum seperti infeksi H.
Pylori. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa infeksi H.pylori dapat
menyebabkan hiperemesis gravidarum.19 Selain itu masih ada teori penyebab
hiperemesis gravidarum akibat psikologis.
Secara umum berdasarkan berbagai teori, pada hiperemesis gravidarum
terjadi mual, muntah dan penolakan semua makanan dan minuman yang masuk,
sehingga apabila terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi, tidak imbangnya
kadar elektrolit dalam darah, dengan alkalosis hipokloremik. Selain itu
hiperemesis gravidarum mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi karena energi yang didapat dari makanan tidak
cukup, lalu karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah
sehingga menimbulkan asidosis. Selanjutnya, dehidrasi yang telah terjadi
menyebabkan aliran darah ke jaringan berkurang, hal tersebut menyebabkan
pasokan zat makanan dan oksigen berkurang dan juga mengakibatkan
penimbunan zat metabolik yang bersifat toksik didalam darah. Kemudian,
hiperemesis gravidarum juga dapat menyebabkan kekurangan kalium akibat dari
muntah dan ekskresi lewat ginjal, yang menambah frekuensi muntah yang lebih
banyak, dan membuat lingkaran setan yang sulit untuk dipatahkan.5,7,18
Patofisiologi hiperemesis gravidarum ditunjukkan dalam skema dibawah.
13
Gambar 2.2 Patofisiologi hiperemesis gravidarum
2.1.3.6 Diagnosis
Pada diagnosis harus ditentukan adanya kehamilan dan muntah yang terus
menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Pemeriksaan fisik pada pasien
hiperemesis gravidarum biasanya tidak memberikan tanda-tanda yang khusus.
Lakukan pemeriksaan tanda vital, keadaan membran mukosa, turgor kulit, nutrisi
dan berat badan. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai dehidrasi, turgor kulit
yang menurun, perubahan tekanan darah dan nadi. Pemeriksaan laboratorium
yang perlu dilakukan antara lain, pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kadar
elektrolit, keton urin, tes fungsi hati, dan urinalisa untuk menyingkirkan penyebab
lain. Bila hyperthyroidism dicurigai, dilakukan pemeriksaan T3 dan T4. Lakukan
pemeriksaan ultrasonografi untuk menyingkirkan kehamilan mola.19
14
2.1.3.7 Penatalaksanaan
Penatalaksaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum dapat dilakukan
dimulai dengan :
a) informasi
Informasi yang diberikan pada ibu hamil adalah informasi bahwa mual dan
muntah dapat menjadi gejala kehamilan yang fisiologis dan dapat hilang
sendiri setelah kehamilan berlangsung beberapa bulan. Namun tidak
ketinggalan diberikan informasi, bahwa apabila mual dan muntah yang
terjadi sudah mengganggu dan menyebabkan dehidrasi, maka ibu tersebut
harus segera melaporkannya ke fasilitas kesehatan terdekat.13
b) Obat-obatan
Yang dapat diberikan kepada ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum
akibat
stress psikologis
adalah
obat
sedatif seperti
phenobarbital. Dapat juga diberikan vitamin seperti vitamin B1 dan B2
yang berfungsi mempertahankan kesehatan syaraf jantung dan otot serta
meningkatkan perbaikan dan pertumbuhan sel. Lalu diberikan pula
antihistamin atau antimimetik seperti disiklomin hidrokloride pada
keadaan yang lebih berat untuk kondisi mualnya.13 Lalu untuk mual dan
muntahnya dapat diberikan vitamin B6.4
c) Isolasi
Isolasi dilakukan di ruangan yang tenang, cerah dan ventilasi udara yang
baik. Lalu dicatat pula cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan
15
makan dan minum selama 24 jam, karena kadang-kadang dengan isolasi
saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.20
d) Terapi psikologik
Pada terapi psikologik, perlu diyakinkan pada pasien bahwa penyakit
dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh kehamilan, dan mengurangi
masalah yang dipikirkan7,20
e) Diet
Ciri khas diet hiperemesis adalah lebih diutamakan karbohidrat kompleks
terutama pada pagi hari, menghindari makanan yang berlemak dan
berminyak untuk menekan rasa mual dan muntah, lalu sebaiknya diberi
jarak untuk pemberian makan dan minum.
Syarat pemberian makanan pada pasien hiperemesis gravidarum adalah
karbohidrat tinggi 75-80% dari kebutuhan energi total,lemak rendah, yaitu
kurang dari 10% dari kebutuhan energi total, dan protein sedang, yaitu 1015% dari kebutuhan energi total. Makanan diberikan dalam bentuk yag
halus, diberikan dalam jumlah yang sedikit tapi dalam frekuensi yang
sering. Lalu diberikan juga cairan sesuai dengan keadaan pasien, yaitu
sekitar 7-10 gelas per hari.20
2.1.3.8 Komplikasi
Pada mual dan muntah yang parah, lama dan serig dapat menyebabkan
tubuh mengalami defisensi 2 vitamin penting yaitu thiamin dan vitamin K. Pada
defisiensi thiamin, dapat terjadi Wernicke encephalopathy, yaitu suatu keadaan
16
gangguan sistem saraf pusat yang ditandai dengan pusing, gangguan penglihatan,
ataxia dan nistagmus. Penyakit ini dapat berkembang semakin parah dan
menyebabkan kebutaan, kejang dan koma.4 Pada defisiensi vitamin K, terjadi
gangguan koagulasi darah dan juga disertai dengan epistaksis
2.2
Kerangka Pemikiran
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai penyakit dengan gejala mual
dan muntah yang parah dan persisten yang menyebabkan kelaparan, dehidrasi,
penurunan berat badan, asidosis dan asetonuri.
Dalam penelitian ini ada beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan
hiperemesis gravidarum yang akan diteliti, yaitu usia ibu, usia gestasi, dan jumlah
gravida, faktor resiko yang lain tidak diteliti karena data yang diperlukan tidak
lengkap. Berdasarkan literature yag terdapat di pemaparan sebelumnya, Angka
kejadian hiperemesis gravidarum meningkat pada ibu muda yang berusia kurang
dari 20 tahun, pada ibu pada usia kehamilan muda, yaitu pada trimester 1 dan
pada ibu primigravida, tapi berdasarkan penelitian yang dilakukan Imam
Muhammad(2008) di RSUD Mataher Jambi, ibu dengan hiperemesis gravidarum
banyak terjadi di usia 20-35, sedangkan faktor risiko jumlah gravida pernah
diteliti oleh Desi Setiawati(2011) di RS PKU Muhammadiyah Gombong yang
hasilnya adalah ibu dengan hiperemesis gravidarum banyak terjadi pada ibu yang
multigravida. Faktor resiko usia, berhubungan dengan kondisi psikologis ibu
sehingga menyebabkan stress pada ibu dan dapat memicu pusat muntah yang ada
di batang otak, sehingga menimbulkan hiperemesis gravidarum.19 Teori lain juga
menyebutkan bahwa ibu muda belum dapat bertoleransi dengan peningkatan
17
kadar hormon korionik gonadotropin yang dapat memicu muntah.7 Usia gestasi
juga merupakan salah satu faktor yang meningkatkan resiko terjadinya
hiperemesis gravidarum. Usia gestasi berhubungan dengan perubahan kadar
hormon korionik gonadotropin yang meningkat pada trimester pertama.
Peningkatan hormon tersebut memicu pusat muntah yang dapat meyebabkan
hiperemesis gravidarum.7 Jumlah gravida berhubungan dengan kondisi psikologis
ibu dimana ibu yang pertama kali hamil (primigravida) akan lebih tinggi
frekuesinya disbanding yang multigravida karena ibu yang sudah pernah hamil
sebelumnya sudah bisa bertoleransi dengan peningkatan hormon korionik
gonadotropin.7 Kerangka pemikiran penelitian ini secara lengkap adalah sebagai
berikut.
a. kehamilan ganda
b. status ekonomi
c. infeksi H. Pylory
d. kondisi psikologis
ibu
keterangan
= variabel diteliti
= variabel tidak diteliti
a. usia ibu hamil
b. usia gestasi
c. jumlah gravida
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran
Hyperemesis
Gravidarum
BAB III
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum dan dirawat di bangsal rawat inap RSUD Ujungberung pada periode
1 Januari 2010-31 Desember 2011 yang memiliki data rekam medis lengkap.
3.1.1
Populasi Penelitian
Populasi target dalam penelitian ini adalah adalah seluruh ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum di RSUD Ujungberung. Populasi terjangkau
adalah semua ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum yang dirawat di
RSUD Ujungberung selama periode 2010-2011 dan memiliki catatan lengkap
mengenai karakteristik ibu dengan usia gestasi maksimal 24 minggu.
3.1.2
Pemilihan Sampel
Dalam penelitian ini, subjek penelitian menggunakan seluruh populasi
terjangkau yang ada di data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan
jumlah sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Pemilihan sampel kemudian
dilakukan dengan random sampling, dimana sampel dipilih secara acak sampai
jumlah yang ditentukan.
18
19
3.1.3 Jumlah Sampel
Subjek dalam penelitian ini diambil dari data yang ada di RSUD Ujungberung
dimana didapatkan data ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum pada
tahun 2010-2011 berjumlah 200 orang. Perkiraan besarnya sampel dapat dihitung
dengan rumus yang dikembangkan oleh Snedecor dan Cochran seperti di bawah ini.
n = Zα2PQ
d2
Keterangan :
n : besarnya sampel
p : proporsi variabel yang dikehendaki ((bila tidak diketahui, maka diberi nilai 0,5)
q : 1-p
Zα : simpangan rata-rata distribusi normal standar pada derajat kemaknaan α
d : kesalahan sampling yang masih dapat ditoleransi
Pada penelitian ini :
Zα pada α = 0,05 (interval kepercayaan 95%) dua arah adalah 1,96
d = 10%
Rumus diatas berlaku untuk popuplasi tak terhingga, sedangkan untuk
populasi terbatas, harus dikoreksi sebagai berikut.27
Rumus koreksi
nk =
n
1+n/N
Keterangan :
nk : besarnya sampel setelah dikoreksi
n : besarnya sampel sebelum dikoreksi
N : besarnya populasi
Perhitungan untuk sampel pada penelitian ini adalah:
n = 1,962 (0,5) (0,5)
(0,1)2
= 96,04 = 96
20
nk =
96
1 + 96 / 200
= 64,86 = 65
Jumlah sampel adalah 65 ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
3.1.4 Kriteria Subjek Penelitian
3.1.4.1 Kriteria Inklusi
3.1.4.1.1 Kriteria Inklusi sampel
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum yang dirawat di Bangsal
Rawat Inap RSUD Ujungberung.
2) Memiliki data rekam medis lengkap mengenai usia ibu, usia gestasi dan
jumlah paritas
3) Usia gestasi 6-24 minggu
3.1.4.1.2
Kriteria Inklusi kontrol
1) Ibu hamil yang tidak mengalami hiperemesis gravidarum yang dirawat di Poli
Rawat Inap RSUD Ujungberung
2) Memiliki catatan medis yang lengkap
3) Usia gestasi 6-24 minggu
3.1.4.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusinya adalah :
1) Pasien yang memiliki riwayat gastritis kronis
2) Kehamilan ganda
21
3) Kehamilan mola
3.1.5
Bahan Penelitian
Dalam penelitian ini, yang diperlukan adalah rekam medis ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum di Bangsal Rawat Inap RSUD Ujungberung pada periode 1
Januari 2010-31 Desember 2011
3.2.
Metode Penelitian
3.2.1
Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan rancangan korelasi analitik dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian dilakukan dengan mendeskripsikan kasus pasien yang
mengalami hiperemesis gravidarum yang ada di rekam medis, lalu mencari hubungan
antara variabel yang diteliti dengan menggunakan perhitungan statistik.
3.2.2
Definisi Konsep dan Operasional Variabel Penelitian
3.2.2.1 Definisi Konsep Variabel
a) Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor risiko yang
berhubungan dengan kejadian hiperemesis gravidarum yaitu usia ibu, usia gestasi,
dan jumlah gravida.
b) Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah angka kejadian hiperemesis
gravidarum.
22
3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1 definisi operasional
No
Variabel
Definisi Operasional
Kelompok variabel
1
Usia
Lama waktu hidup
a) 15-19 tahun
seseorang dari ulang
b) 20-24 tahun
tahun terakhir.
c) 25-29 tahun
Skala ukur
Ordinal
d) 30-34 tahun
e) 35-39 tahun
f) 40-44 tahun
2
Usia gestasi
Umur kehamilan
a) Minggu 6-12
dihitung brdasarkan
b) Minggu 13-24
Ordinal
HPHT(Hari Pertama
Haid Terakhir)
3
Jumlah
Jumlah kehamilan yang
gravida
pernah dialami.
a) Primigravida
(1 kali)
Ordinal
b) Multigravida
( >1 kali)
5
Hiperemesis
ibu hamil yang
gravidarum
mengalami mual dan
muntah dan disertai
ketonuria
Sumber : catatan rekam medis RSUD Ujungberung
nominal
23
3.2.3
Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.3.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam
medis yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Ujungberung mengenai pasien
dengan hiperemesis gravidarum.
3.2.3.2 Pengolahan Data
Data diolah dengan menunjukkan data mengenai persentase karakteristik usia
ibu, usia gestasi dan jumlah gravida. Dilanjutkan dengan menganalisis hubungan
antara variable yang diteliti.
3.2.3.3 Alat Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan SPSS versi 18
3.2.4
Analisis Data
Analisis statistik penelitian ini dilakukan dengan analisis univarian untuk
melihat gambaran tiap variabel dari hasil penelitian. Dalam analisis ini, tiap variabel
menghasilkan distribusi dan tiap kelas diubah dalam bentuk persentase (%).
Perubahan menjadi persen dilakukan dengan menggunakan rumus :
X = F x 100%
N
Keterangan :
X
= Hasil yang dicari
F
= Frekuensi
N
= Jumlah responden
24
Lalu dilakukan analisis bivariat untuk menganalisa hubungan antara
karakteristik ibu hamil (usia ibu, usia gestasi, dan jumlah gravida) dengan angka
kejadian hiperemesis gravidarum. Pengujian pasangan hipotesis nol dan hipotesis
alternatif yang diajukan dilakukan analisis statistik uji Chi Square yang dapat
menunjukan hubugan variabel yang bernilai rasio. Untuk menerima atau menolak
hipotesis ditetapkan nilai p sebesar 5% (0,05). Nilai p ≤ 0,05 menunjukkan hubungan
yang signifikan atau hubungan yang bermakna antara 2 variabel. Sedangkan nilai p ≤
0,01 menunjukkan hubungan yang sangat signifikan atau sangat bermaksa secara
statistik.
3.2.5
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Ujungberung di bagian
poli rawat inap untuk pengambilan data.
25
3.2.6
Alur Penelitian
Penelitian ini direncanakan dengan mengikuti alur seperti bagan dibawah ini :
Kejadian Hiperemesis Gravidarum sejak tanggal 1 Januari 2010-31 Desember 2011
Di Poli Rawat Inap RSUD UJUNGBERUNG
Ibu dengan Hiperemesis Gravidarum dan tidak
mengalami hiperemesis
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi
Random sampling
Analisis faktor maternal yang ditemukan
Chi Square Test
Signifikan ?
Tidak signifikan ?
Kesimpulan
Saran
26
3.3. Aspek Etik Penelitian
Aspek etik yang diperhatikan dalam penelitian ini:
1) Melampirkan surat untuk perizinan penelitian di Rumah Sakit penelitian
2) Tidak menampilkan identitas pasien yang dipergunakan dalam penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan secara retrospektif, didapatkan hasil bahwa
selama periode 1 Januari 2010-31 Desember 2011 terdapat 200 pasien yang
dirawat inap di bangsal RSUD Ujungberung dengan hiperemesis gravidarum dan
usia kehamilan maksimal 24 minggu. Dari jumlah tersebut diambil total sampel
berjumlah 152 orang yang sudah memenuhi jumlah subjek yang dibutuhkan
sebanyak 65 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel dan 87
pasien yang tidak mengalami hiperemesis gravidarum. Untuk hasilnya akan
dibahas lebih lanjut.
4.1.1
Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum
4.1.1.1 Hubungan
Antara
Usia
Ibu
dengan
Kejadian
Hiperemesis
Gravidarum
Dari hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa persentase karakteristik
kelompok usia 15-19 tahun adalah 3,1 %, 20-24 tahun sebesar 24,5%, 25-29
tahun sebesar 33,9%, 30-34 tahun sebesar 30,8%, 35-39 tahun sebesar 7,7% dan
pada 40-44 tahun sebesar 0%. Dengan demikian terlihat bahwa kelompok usia
yang paling banyak mengalami hiperemesis gravidarum adalah pada 25-29 tahun.
27
28
persentase (%)
0
7.7
3.1
24.5
15-19
20-24
30.8
25-29
30-34
35-39
40-44
33.9
Gambar 4.1 Diagram Persentase Karakteristik Usia Ibu yang Mengalami
Hiperemesis Gravidarum
Hasil perhitungan statistik menunjukan besar p yang menunjukkan
hubungan antara karakteristik usia ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum
adalah sebesar 0.178 atau >0,05, hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan
antara dua variabel tersebut tidak bermakna.
29
Tabel 4.1 Hubungan antar Usia Ibu dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum
Usia ibu
Hiperemesis
Non Hiperemesis
(tahun)
Gravidarum
gravidarum
Total
N
%
N
%
N
%
15-19
2
22,2
7
77,8
9
100
20-24
16
40
24
60
40
100
25-29
22
53,7
19
46,3
41
100
30-34
20
45,4
24
54,6
44
100
35-39
5
38,5
8
61,5
13
100
40-44
0
0
5
100
5
100
Nilai p
0.178
Chi Square Test
4.1.1.2 Hubungan Antara Usia Gestasi Ibu dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum
Dari hasil penelitian ini, didapatkan hasil bahwa kelompok usia gestasi ibu
yang beresiko mengalami hiperemesis gravidarum pada minggu ke 6-12 adalah
92,3% dan pada minggu 13-24 adalah 7,7 % dari total sampel kasus penelitian
yang ada. Jelas terlihat bahwa hiperemesis banyak terjadi pada trimester pertama.
30
persentase (%)
7.7
6-12 minggu
13-24 minggu
92.3
Gambar 4.2
Diagram Persentase Karakteristik
Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Usia Gestasi
Ibu
yang
Pada Hasil perhitungan statistik, didapatkan besar p yang menunjukkan
hubungan antara usia gestasi ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum adalah
sebesar 0.00 atau <0.01, hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara dua
variabel tersebut berhubungan sangat signifikan. Nilai PRR-nya adalah 11,688
yang menunjukkan bahwa ibu dengan usia gestasi 6-12 minggu memiliki risiko
11,688x lebih besar untuk mengalami hiperemesis gravidarum dibandingkan
dengan ibu dengan usia gestasi 13-24 minggu.
31
Tabel 4.2
Hubungan antara Karakteristik Usia Gestasi Ibu dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum
Usia Gestasi
Hiperemesis
Non Hiperemesis
ibu
Gravidarum
gravidarum
Total
N
%
N
%
N
%
6-12 minggu
60
77,9
17
22,1
77
100
16-24 minggu
5
6,7
70
93,3
75
100
Hubungan
Antara
Nilai p
0.00
Chi Square Test
4.1.1.3
Jumlah
Gravida
Ibu
dengan
Kejadian
Hiperemesis Gravidarum
Pada penelitian ini didapatkan persentase krakteristik jumlah gravida pada
kelompok primigravida adalah sebesar 44,6% dan yang multigravida adalah
sebesar 55,4%.
persentase (%)
44.6
55.4
Gambar 4.3
primigravida
multigravida
Diagram Persentase Karakteristik Jumlah Gravida Ibu yang
Mengalami Hiperemesis Gravidarum
32
Dari hasil perhitungan statistik, didapatkan besar p yang menunjukkan
hubungan antara jumlah gravida ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum
adalah sebesar 0.797 atau >0.05, hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan
antara kedua variabel tidak bermakna.
Tabel 4.3
Hubungan antara Karakteristik Jumlah Gravida Ibu dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum
Jumlah Gravida
Hiperemesis
Non
Total
Ibu
Gravidarum
hiperemesis
Nilai p
gravidarum
N
%
N
%
N
%
Primigravida
29
51,8
27
48,2
56
100
Multigravida
36
41,7
50
58,3
86
100
0.797
Chi Square Test
4.2.
Pembahasan
4.2.1 Hubungan
Antara
Usia
Ibu
dengan
Kejadian
Hiperemesis
Gravidarum
Berasarkan teori yang adadi bab 2, hiperemesis gravidarum seharusnya
banyak terjadi pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Hal
tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis ibu, dimana pada ibu muda
mengalami stres karena psikologisnya yang masih merasa belum siap menjadi ibu.
Stres yang timbul tersebut dapat menyebabkan stimulasi pada pusat muntah di
otak yang menyebabkan mual dan muntah yang hebat. Selain dari kondisi
psikologis, menurut para ahli, ibu muda masih belum dapat bertoleransi terhadap
33
peningkatan hormon korionik gonadotropin, yang mengakibatkan ibu muda
mengalami mual dan muntah. Sedangkan ibu yang berusia diatas 35 tahun
biasanya mengalami hiperemesis gravidarum dikarenakan oleh kondisi psikologis,
akibat takut memiliki anak di usia tua, sehingga perubahan emosi ini memicu
muntah yang berlebihan.
Pada penelitian ini, diambil 152 sampel yang terdiri dari 65 ibu yang
didiagnosa mengalami hiperemesis gravidarum dan 87 lain ibu yang normal.
Perhitungan statistik menunjukkan nilai p adalah 0.178 atau > 0.05, hal tersebut
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor resiko
usia ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum.
Faktor usia merupakan salah satu faktor biologis, yang tidak dapat diubah.
Faktor usia berhubungan dalam proses pematangan psikologis, yang mana faktor
psikologis ini berpengaruh pada tingkat kerentanan ibu terhadap stres yang dapat
menyebabkan hiperemesis gravidarum. Hasil yang didapatkan dalam penelitian
ini tidak sesuai dengan teori yang ada, seharusnya dengan adanya faktor
psikologis yang terjadi pada ibu yang berusia muda, angka kejadian hiperemesis
gravidarum seharusnya lebih banyak terjadi pada kelompok usia yang menjadi
kelompok resiko, yaitu pada kelompok usia yang kurang dari 20 tahun. Dengan
adanya perbedaan hasil yang didapat dari penelitian ini dengan teori yang ada di
literatur, membat hal ini menarik untuk dipelajari lebih lanjut, sebagaimana
diketahui bahwa terdapat banyak faktor resiko yang dapat menyebabkan
hiperemesis gravidarum seperti kadar hormon gonadotropik.
Dengan adanya
hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
34
signifikan antara faktor resiko usia ibu dengn kejadian hiperemesis gravidarum,
tidak langsung menunjukkan bahwa teori yang ada di literatur salah, tapi
menunjukkan bahwa pada pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum di
RSUD Ujungberung, faktor usia ibu bukan faktor dominan yang menyebabkan
penyakit tersebut.
4.2.2 Hubungan Antara Usia Gestasi Ibu dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum
Pada penelitian ini, diambil 152 sampel yang terdiri dari 65 ibu yang
didiagnosa mengalami hiperemesis gravidarum dan 87 lain ibu yang normal.
Perhitungan statistik menunjukkan nilai p adalah 0.00 atau <0.05, hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor resiko usia
gestasi ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum.
Hal tersebut sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa hiperemesis
gravidarum muncul kebanyakan pada trimester pertama. Hal tersebut dapat
diakibatkan oleh tingginya kadar hormon korionik gonadotropin saat mingguminggu awal gestasi.
4.2.3 Hubungan Antara Jumlah Gravida dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum
Dari 152 orang sampel yang diteliti didapatkan hasil bahwa ibu yang
mengalami hiperemesis gravidarum 29 masuk dalam kelompok primigravida dan
36 orang masuk ke dalam kelompok multigravida.
35
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa
hiperemesis gravidarum lebih sering terjadi pada primigravida. Hasil penelitian ini
menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara hiperemesis gravidarum yang
dialami pasien di RSUD Ujungberung dengan faktor resiko jumlah gravida. Hasil
penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah
Gombong pada tahun 2010 yang hasilnya tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara jumlah gravida dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Hal tersebut
dapat diakibatkan oleh miripnya kondisi sosial, psikologis dan
tingkat
pengetahuan antara subjek yang ada dalam penelitian ini dan penelitian di RS
PKU Muhammadiyah Gombong Berdasarkan hasil ini, faktor risiko jumlah
gravida bukanlah menjadi faktor utama yang dapat menyebabkan ibu mengalami
hiperemesis gravidarum.
Faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini dapat menjadi faktor
perancu yang menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan yang ada dalam
teori yang menyatakan ibu primigravida lebih sering mengalami hiperemesis
gravidarum. Faktor lain tersebut dapat berupa tingkat pengetahuan ibu tentang
hiperemesis gravidarum, adanya infeksi H. pylori atau kondisi psikologis ibu saat
hamil. mungkin apabila tingkat pengetahuan ibu mengenai hiperemesis
gravidarum ini tinggi, maka ibu dapat mencegah penyakit ini dengan mengurangi
konsumsi makanan berminyak dan berlemak. Mungkin pada populasi ibu dengan
multigravida di penelitian ini mengalami infeksi oleh H. pylori sehingga memicu
mual dan muntah yang berlebih saat kehamilan, atau mungkin adanya support dari
keluarga sehingga ibu primigravida sehingga mengurangi stress yang yang terjadi
36
sehingga tidak menyebabkan ibu hamil mengalami mual dan muntah yang
berlebih
4.3.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah :
1. Kurangnya lengkapnya data tentang faktor risiko lain pada pasien yang
mengalami hiperemesis gravidarum di RSUD Ujungberung.
BAB V
SIMPULAN
5.1.
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari penelitian yang dilakukan berdasarkan hubungan karakteristik usia,
usia gestasi dan jumlah gravida dengan kejadian hiperemesis gravidarum
adalah :
a. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia ibu dan jumlah
gravida dengan kejadian hiperemesis gravidarum.
b. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia gestasi ibu dengan
kejadian hiperemesis gravidarum.
5.2.
Saran
a. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang karakteristik ibu
dengan hiperemesis gravidarum akan lebih baik apabila meneliti
jumlah karakteristik lebih banyak.
b. Penulis menyarankan bagi peneliti selanjutnya agar mencari literatur
lebih banyak lagi sehingga memudahkan proses pembahasan.
37
38
c. Untuk peneliti agar dapat selalu memperbaiki diri dan meningkatkan
kemampuan dalam menulis dan merancang penelitian.
d. Untuk para tenaga kesehatan agar dapat memberi penyluhan kepada
ibu hamil agar dapat mengetahui
DAFTAR PUSTAKA
1. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: 2009. p. 275
2. Mose JC. Gestosis. Dalam: Sastrawinata S, Maartadisoebrata D,
Wirakusumah FF, editors. Obtetri Patologi. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC; 2005. p. 64
3. Macgibbon, K. (n.d.). What Is Hyperemesis Gravidarum ? An Educational
Guide for Patients.
4. Cunningham FG, Leveno KJ, Gant NF, et al. Williams Obstetrics 23rd
Edition. United States of America : McGraw-Hill Companies, Inc: 2010.
Chapter 34 : p1113 – 1114
5. Sastrawinata S, Martadisoebrata D, Wirakusumah FF. Obtetri Patologi.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2005. p. 65
6. Rukiyah AY, Yulianti L. Asuhan Kebidanan IV. Jakarta. Trans Info
Media; 2010.p.118
7. Manuaba IBG,Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta.EGC;2007
8. Hanretty KP. Obstetrics Illustrated. Philadelphia : Churchill Livingstone,
Inc : 2008. Chapter 7 : p.103
9. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: 2002
10. Mullin, P M, Bray, A, Schoenberg F, Macgibbon K W, & Romero, R.
(2011). Prenatal exposure to hyperemesis gravidarum linked to increased
risk of psychological and behavioral disorders in adulthood. Obstetrics &
Gynecology.
11. Zhang Y, Cantor, R. M., MacGibbon, K., Romero, R., Goodwin, T. M.,
Mullin, P. M., & Fejzo, M. S. (2011). Familial aggregation of hyperemesis
gravidarum. American journal of obstetrics and gynecology, 204(3),
230.e1-7.
12. Manuscript, A. (n.d.). NIH Public Access. Midwifery, 1-8.
13. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Lamson L, et
al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th. McGraw-Hill; 2008
14. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: 2009. p. 275
15. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Lamson L, et
al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th. McGraw-Hill; 2008
16. Guyton AC, Hall JE. Texbook of Medical Physiology.11th. Elsevier
Saunders; 2006.p.826
17. Niebyl, J. R.. Nausea and Vomiting in Pregnancy.(2010). Therapy, 15441550.
18. Hanretty KP. Obstetrics Illustrated. Philadelphia : Churchill Livingstone,
Inc : 2008. Chapter 7 : p.102
39
40
19. Rukiyah AY, Yulianti L. Asuhan Kebidanan IV. Jakarta. Trans Info
Media; 2010.p.120-122
20. Mose JC. Gestosis. Dalam: Sastrawinata S, Maartadisoebrata D,
Wirakusumah FF, editors. Obtetri Patologi. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC; 2005. p. 66
41
Lampiran 1
STATISTIK TOTAL SEMUA DATA
FAKTOR
LIST
N
Valid
Missing
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
NON HIPEREMIS
GRAVIDARUM
152
65
87
0
0
0
Usia ibu
Valid 15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
Total
Frequency Percent
9
5.9
40
26.3
41
27.0
44
28.9
13
8.6
5
3.3
152
100.0
Valid
Cumulative
Percent
Percent
5.9
5.9
26.3
32.2
27.0
59.2
28.9
88.2
8.6
96.7
3.3
100.0
100.0
Usia gestasi
Valid 6-12
13-24
Total
Frequency Percent
77
50.7
75
49.3
152
100.0
Valid
Cumulative
Percent
Percent
50.7
50.7
49.3
100.0
100.0
Gravida ibu
Valid 1
>1
Total
Frequency Percent
66
43.4
86
56.6
152
100.0
Valid
Percent
43.4
56.6
100.0
Cumulative
Percent
43.4
100.0
42
43
44
45
Hubungan usia ibu dengan HG
usia_ibu * HG Crosstabulation
Count
HG
usia_ibu 15-19
% within usia ibu
20-24
% within usia ibu
25-29
% within usia ibu
30-34
% within usia ibu
35-39
% within usia ibu
40-44
% within usia ibu
Total
mengalami
non
hiperemesis hiperemeses
2
7
Total
9
16
24
40
22
19
41
20
5
24
8
44
13
0
5
5
65
87
152
Chi-Square Tests
Value
7.629a
9.571
.046
Asymp. Sig.
Df
(2-sided)
5
.178
5
.088
1
.831
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
152
a. 3 cells (25.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.14.
Merah X2
Kuning atas = p value = 0,178 dimana lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak artinya tidak ada
hubungan antara HG dan usia ibu
46
Hubungan usia gestasi dengan HG
u_gestasi * HG Crosstabulation
Count
HG
u_gestasi 6-12
% within usia gestasi ibu
13-24
% within usia gestasi ibu
Total
mengalami
non
hiperemesis hiperemeses
60
17
Total
77
5
70
75
65
87
152
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2Value
df
(2-sided)
sided)
a
78.813
1
.000
75.929
1
.000
89.486
1
.000
.000
78.295
1
.000
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
.000
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
152
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 32.07.
b. Computed only for a 2x2 table
Merah X2
Kuning atas = p value = 0,00 dimana lebih kecil dari 0,05 maka Ho diterima artinya terdapat
hubungan antara HG dan usia ibu
47
Risk Estimate
Odds Ratio for
u_gestasi (6-12 / 1324)
For cohort HG =
mengalami hiperemesis
For cohort HG = non
hiperemeses
N of Valid Cases
Value
49.412
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
17.204
141.919
11.688
4.970
27.487
.237
.155
.361
152
48
Hubungan jumlah gravida dengan HG
gravida_ibu * HG Crosstabulation
Count
HG
Jumlah gravida
Total
1
% within jumlah
gravid
>1
% within jumlah
gravida
mengalami
non
hiperemesis hiperemeses
29
37
Total
66
36
50
86
65
87
152
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2Value
df
(2-sided)
sided)
a
.066
1
.797
.008
1
.927
.066
1
.797
.869
.066
1
.798
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
.463
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
152
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28.22.
b. Computed only for a 2x2 table
Merah X2
Kuning atas = p value = 0,797 dimana lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak artinya tidak ada
hubungan antara HG dan jumlah gravida
49
Risk Estimate
Odds Ratio for
gravida_ibu (1 / >1)
For cohort HG =
mengalami hiperemesis
For cohort HG = non
hiperemeses
N of Valid Cases
Value
1.089
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
.569
2.081
1.050
.726
1.518
.964
.730
1.274
152
RIWAYAT HIDUP
I.
II.
III.
IV.
IDENTITAS PENULIS
Nama lengkap
: Aril Cikal Yasa AR
Tempat/Tanggal Lahir : Singkawang, 21 Juni 1991
Alamat
: Jl. Desa Cipadung Komplek Almisbah No 49
Anak ke: Pertama dari tiga bersaudara
KETERANGAN ORANG TUA
Nama Ayah
: Drs.H. Arnadi Arkan M.Pd
Tempat/ Tanggal Lahir : Paloh, 22 Juli 1966
Nama Ibu
: Yuyun Yuliatin
Tempat/ Tanggal Lahir : Tarogong, 22 Juli 1968
Alamat
: Jl. Alianyang Gang Sawi II No 39
PENDIDIKAN
TK FAJAR HARAPAN
: tahun 1994-1996
MI Ushuluddin Singkawang
: tahun 1996-2002
MTS Ushuluddin Singkawang : tahun 2002-2005
SMAN 3 Singkawang
: tahun 2005-208
PENGALAMAN ORGANISASI
Pengurus Korps Sukarela Unisba
: periode 2010-2012
Anggota BEM FK UNISBA
: periode 2010-2011
Anggota dan Pengurus Kampus Peduli
: periode 2011-2012
Download