BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komoditas tanaman pangan yang sangat penting dalam mendukung ketahanan pangan di Indonesia adalah padi. Padi merupakan salah satu bahan makanan pokok bagi penduduk Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, kebutuhan akan padi juga semakin meningkat. Padi memiliki banyak variasi, ada yang menghasilkan beras putih dan beras berwarna. Oki et al., (2002) menyatakan bahwa berdasarkan warna dan teksturnya ada tiga jenis padi (beras) yang umum diketahui, yaitu beras putih, beras merah, dan beras ketan. Padi ‘Cempo Merah’ merupakan salah satu padi beras merah lokal yang dibudidayakan oleh petani di Yogyakarta. Padi beras merah memiliki keunggulan dibandingkan dengan beras putih (Kristamtini dan Purwaningsih, 2009). Selain sebagai bahan pangan pokok, beras merah juga mengandung vitamin B kompleks, asam lemak esensial, serat maupun zat warna antosianin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan (Lomboan, 2002; Suardi, 2005). Dalam kenyataannya, peningkatan produktivitas tanaman padi pada umumnya dan khususnya padi beras merah masih mengalami kendala diantaranya adalah kesuburan tanah dan cekaman kekeringan. Kekeringan merupakan kendala utama bagi peningkatan produksi tanaman padi pada lahan tadah hujan bahkan lahan sawah irigasi. Kekeringan terjadi hampir 1 2 setiap tahun yang disebabkan oleh musim hujan yang tidak menentu, penanaman terlambat, serta pengairan yang umumnya sangat bergantung pada air hujan (Suardi, 2005). Kekurangan air pada fase reproduktif (primordia bunga-masak) meningkatkan jumlah gabah hampa dan menurunkan berat 1000 biji menjadi sekitar setengahnya (Susanto et al., 2012). Dalam kondisi kekurangan air yang sedang hingga parah, konsentrasi asam amino prolin meningkat dibandingkan dengan asam amino lainnya. Prolin yang terakumulasi berfungsi sebagai sumber osmotikum sitoplasmik dan melindungi enzim sitoplasmik serta struktur seluler sehingga tanaman dapat bertahan terhadap cekaman (Liu dan Staden, 2000; Gardner et al., 2008). Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak gunung berapi aktif. Abu vulkanik yang merupakan hasil erupsi dari gunung berapi diketahui memiliki kandungan silika yang cukup tinggi. Buol et al., (1980) menyatakan bahwa silika merupakan salah satu unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, terutama tanaman padi. Unsur Si (Silikon) dapat mendukung pertumbuhan padi dan menghindarkan tanaman dari serangan penyakit, radiasi matahari, serta keracunan unsur hara. Selain berfungsi untuk meningkatkan resistensi tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, silika juga bermanfaat meningkatkan fotosintesis, meningkatkan daya tahan terhadap kekeringan, salinitas, alkalinitas, dan cuaca ekstrim (Korndorfer et al., 2001; Rodrigues dan Datnoff, 2005; Ma, 2004; Yukamgo dan Yuwono, 2007; Nakata et al., 2008; Husnain, 2010; Moghadam dan Heidarzadeh, 2014). Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji lebih dalam tentang respon fisiologis dan anatomis tanaman padi ‘Cempo Merah’ 3 dengan pemberian abu vulkanik pada kondisi ketersediaan air berbeda, sehingga diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mengoptimalkan pembudidayaan padi ‘Cempo Merah’ serta dapat diperoleh informasi terkait pengaruh silika terhadap ketahanan tanaman padi pada kondisi kekeringan. B. Permasalahan Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah respon fisiologis tanaman padi ‘Cempo Merah’ terhadap pemberian abu vulkanik pada kondisi ketersediaan air berbeda? 2. Bagaimanakah produktivitas tanaman padi ‘Cempo Merah’ terhadap pemberian abu vulkanik pada kondisi ketersediaan air berbeda? 3. Bagaimanakah kadar, serapan dan densitas sel silika pada epidermis batang tanaman padi ‘Cempo Merah’ yang diberi abu vulkanik dan hubungannya dengan ketahanan tanaman pada kondisi ketersediaan air berbeda? 4. Berapakah dosis abu vulkanik dan ketersediaan air yang memberikan produktivitas tanaman padi ‘Cempo Merah’ terbaik? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui respon fisiologis tanaman padi ‘Cempo Merah’ terhadap pemberian abu vulkanik pada kondisi ketersediaan air berbeda. 4 2. Menganalisis produktivitas tanaman padi ‘Cempo Merah’ terhadap pemberian abu vulkanik pada kondisi ketersediaan air berbeda. 3. Mengkaji kadar, serapan dan densitas sel silika pada epidermis batang tanaman padi ‘Cempo Merah’ yang diberi abu vulkanik dan hubungannya dengan ketahanan tanaman pada kondisi ketersediaan air berbeda. 4. Mengetahui dosis abu vulkanik dan ketersediaan air yang memberikan produktivitas tanaman padi ‘Cempo Merah’ terbaik. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menambah informasi ilmiah kepada penulis dan masyarakat luas mengenai respon fisiologi tanaman padi ‘Cempo Merah’ yang meliputi pertumbuhan dan produktivitas, kadar, serapan serta densitas sel silika pada epidermis batang dan hubungannya dengan ketahanan tanaman terhadap pemberian abu vulkanik pada kondisi ketersediaan air berbeda. Untuk kajian lebih lanjut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengoptimalkan pemanfaatan abu vulkanik sebagai sumber silika dalam kaitannya dengan peningkatan pertumbuhan, produktivitas serta ketahanan tanaman padi ‘Cempo Merah’ pada kondisi ketersediaan air berbeda.