Muhammad Herman BB-Biogen, Badan Litbang Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN 2008 Teknik Kultur In Vitro (1985) Teknik Marka Molekuker (1992) Teknik Rekayasa Genetik (1996) Media Workshop “Manfaat Bioteknologi dalam Mengatasi Krisis Pangan” Jakarta, 28 Agustus 2008 Pelestarian SDG Tanaman pangan (ubi kayu, ubi jalar) Tanaman perkebunan (purwoceng, pulasari, pule pandak) Pemanfaatan SDG (Perbaikan Sifat Tanaman) Variasi Somaklonal Kedelai toleran keracunan Al Fusi Protoplas Terong tahan penyakit Fusarium & nematoda parasit Media Workshop “Manfaat Bioteknologi dalam Mengatasi Krisis Pangan” Jakarta, 28 Agustus 2008 Padi tahan HDB (Code & Angke) Code Padi tahan Blas (GH) Padi tahan HDB & Blas (GH) Padi toleran kekeringan (GH) IR64 Code IR64 Angke Media Workshop “Manfaat Bioteknologi dalam Mengatasi Krisis Pangan” Jakarta, 28 Agustus 2008 Gene of interest Cut by restriction enzyme Commercial Variety Donor organism (bacteria, plant) New commercial variety Gene of interest only is transferred Gene Transfer: Gene gun Agrobacterium Protoplast Jagung PRG Bagian tanaman yang berwarna hijau Non PRG pBI 131 rbc S Pro pBI 121 Go CaMV 35S Seluruh bagian tanaman Pro NPT II (Kan R) Go “Gen untuk seleksi” Pro Ter Stop B-Glucuronidase (GUS) Ter “Gen pelapor/penanda” GEN INTERES Ter Stop Status Tanaman Produk Rekayasa Genetik (PRG) Penelitian di laboratorium Percobaan di rumah kaca, rumah kasa, dan fasilitas uji terbatas (FUT) Percobaan di lapangan uji terbatas (LUT) Ada 8 lembaga yang melakukan penelitian BB-Biogen, Badan Litbang Pertanian Puslit Bioteknologi, LIPI Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan (BPBP), LRPI Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT IPB Unibraw (Universitas Brawijaya) UGM (Universitas Gadjah Mada) Sifat yang diinginkan Tahan cekaman biotis hama (kakao) penyakit (abaka, cabai, jarak pagar, jeruk, kedelai, kakao, kentang, kelapa sawit, padi) Toleran cekaman abiotis kekeringan (padi) Alumunium (kedelai) Modifikasi kualitas tanaman Kandungan amilosa tinggi (ubi kayu) Kandungan asam oleat tinggi (kelapa sawit) Pengguna nitrit efisien (jagung) Tanaman cepat berbunga (manggis) Tanaman lambat berbunga (jati) Tanaman dengan peningkatan absorpsi P (tebu) Kandungan gula kalori rendah (tebu) Perbaikan kualitas bunga (anggrek) Ada 6 lembaga yang melakukan penelitian BB-Biogen, Badan Litbang Pertanian Puslit Bioteknologi, LIPI IPB Unud (Universitas Udayana) Unej (Universitas Jember) PTPN XI Sifat yang diinginkan Tahan cekaman biotis hama (kedelai, padi) penyakit (jeruk, kacang tanah, kentang, kelapa sawit, padi, tomat) Toleran cekaman abiotis kekeringan (padi, tebu) Modifikasi kualitas tanaman Tanaman produktivitas tinggi (kedelai) Tanaman tanpa biji (tomat) Pengguna nitrit efisien (padi) Tanaman cepat tumbuh dan kandungan selulase tinggi (akasia, sengon) Tanaman dengan penundaan pemasakan (pepaya) Tanaman dengan peningkatan absorpsi P (tebu) Kandungan randemen tinggi (tebu) Rumah Kaca/FUT Rumah Kasa Ada 3 lembaga yang melakukan penelitian BB-Biogen, Badan Litbang Pertanian Puslit Bioteknologi, LIPI PTPN XI Sifat yang diinginkan Tahan cekaman biotis hama (padi) penyakit (kentang) Toleran cekaman abiotis kekeringan (tebu) Modifikasi kualitas tanaman Kandungan amilosa rendah (ubi kayu) Kandungan randemen tinggi (tebu) Kentang tahan penyakit Ubi kayu amilosa rendah KP Balitsa, Lembang KP LIPI, Cibinong Padi tahan hama Balitpa, Kerawang Tebu toleran kekeringan KP PTPN XI, Jatiroto Peraturan Perundang2an Terkait UU No.7 Th.1996 “Pangan” UU No.21 Th.2004 “Ratifkasi Protokol Keamanan Hayati Cartagena” PP No.28 Th.2004 “Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan” PP No.21 Th.2005 “Keamanan Hayati PRG” Kepber 4 Menteri Th.1999 “Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan PPHRG” Kelembagaan Komisi Keamanan Hayati (KKH) Balai Kliring Keamanan Hayati (BKKH) Tim Teknis Keamanan Hayati (TTKH) Tanaman PRG yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri harus memenuhi persyaratan: Kaedah Agama dan Etika Sosial Budaya dan Estetika Informasi Genetik Informasi Keamanan Hayati Weedines Karakter fenotipik Invasiveness Dampak terhadap non target Predator Parasit Lebah madu Ulat sutera 1 Menteri Pertanian Pemohon 2 Meneg LH 3 14 hr 4 56 hr FUT TTKH 60 hr PUBLIK 5 KKH BKKH 7 8 9 14 hr 7 hr 11 Menteri Pertanian 14 hr 6 7 hr 15 hr 14 hr LUT 14 hr 10 Meneg LH FUT adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk pengujian tanaman produk bioteknologi (rekayasa genetik). Idealnya fasilitas ini terdiri atas gedung utama (head house), rumah kaca, dan/atau rumah kasa yang memenuhi persyaratan tertentu agar materi tanaman dan gen yang mengandung DNA rekombinan tetap berada di dalamnya dengan melengkapi sistem pintu ganda (double door), seperti yang ada di BB-Biogen dan LIPI. Rumah kaca FUT yang ada di BB-Biogen dan LIPI berdinding polikarbonat (polycarbonate) dan kasa 200 mesh, serta dilengkapi dengan shelldeck dan exhaust fan untuk mengatur suhu dan kelembaban udara. Bt transgenic crops T-herbicide transgenic crops Non-transgenic crops LUT adalah suatu areal yang digunakan untuk pengujian tanaman PRG yang memerlukan persyaratan tertentu agar materi/bahan tanaman dan gen yang mengandung DNA rekombinan tetap berada di dalam lokasi pengujian. Persyaratan tersebut antara lain: Menanam tanaman PRG pada lahan yang tidak ditanami dengan tanaman sejenis; jika di lahan tersebut terdapat tanaman sejenis, maka harus berbeda umur pembungaannya. Mengisolasi bagian reproduktif, misalnya dengan cara: membungkus bunga tanaman PRG dengan kantong khusus untuk menghindari terjadinya penyerbukan silang, memanen tanaman PRG sebelum berbunga, mengemaskulasi (menghilangkan bunga jantan) sebelum serbuk sari masak, dan menanam tanaman non PRG di sekelilingnya sebagai perangkap serbuk sari tanaman PRG (pollen trap crop). Memperlakukan jarak isolasi minimum (spesifik tergantung jenis tanaman) dari lokasi pertanaman sejenis tetapi bukan PRG. Lokasi LUT Lahan bera Isolasi Fisik Lokasi LUT Melon Kedelai TH Kapas Bt Lokasi LUT Isolasi Biologis Jagung lokal hampir panen Isolasi Fisik Lahan bera Jagung TH umur 7 hari Isolasi Waktu S. MacIntosh, 2006 C S. MacIntosh, 2006 M. Herman, 2007 A B Informasi Genetik Informasi Keamanan Pangan Kesepadanan Substansial Perubahan Nilai Gizi Alergenisitas Toksisitas Pertimbangan Lain-Lain 1 Pemohon 2 Kep Badan POM/ Mentan/Menhut Men KP 3 14 hr TTKH 56 hr 60 hr PUBLIK 15 hr 4 5 7 hr BKKH 7 14 hr 8 KKH 6 9 Kep Badan POM/ Mentan/Menhut Men KP 14 hr 7 hr 8 Peraturan Perundang2an Terkait UU No.12 Th.1992 “Sistem Budidaya Tanaman” PP No.44 Th.1995 “Perbenihan” Permentan No.37 Th.2006 “Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas” Kelembagaan Badan Benih Nasional Tim Penilai dan Pelepas Varuetas (TP2V) Tanaman PRG yang telah memperoleh rekomendasi keamanan hayati, Menteri yang berwenang atau Kepala LPND yang berwenang memberikan izin pelepasan dan/atau peredaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keunggulan suatu varietas, yang dinilai oleh TP2V antara lain: daya hasil; ketahanan terhadap OPT utama; ketahanan terhadap cekaman lingkungan; kecepatan berproduksi; mutu hasil tinggi dan/atau tahan simpan. dari uji adaptasi di beberapa agroekologi (multilokasi)