Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk: 1) Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas; 2) Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang lebih dalam; 3) Mencegah timbulnya keracunan besi; 4) Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar. Pengairan berselang memberi kesempatan kepada akar untuk berkembang lebih baik, pengairan berselang mengurangi kerebahan, mengaktifkan jasad renik mikroba yang bermanfaat, mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah), menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen, memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah), memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang, mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus. Dalam melakukan pengairan berselang perlu dipertimbangkan bahwa tanah yang tidak mampu menahan air sebaiknya hati-hati dalam menerapkan cara pengairan berselang; demikian pula jenis tanah berat. Sistem Pengairan Berselang dan Metode SRI dalam Budidaya Padi Sawah 1 System of Rice Intensification (SRI) adalah suatu cara budidaya tanaman padi yang intensif dan efisien dengan proses manajemen sistem perakaran yang berbasis pada pengelolaan air, tanah, dan tanaman. DASAR PEMIKIRAN Pengairan Berselang (Intermittent Irrigation) Jenis-jenis pengairan meliputi (1) pengairan irigasi; (2) pengairan berselang dan (3) pengairan macak-macak. Dasar pemikiran dalam pemberian air pada budidaya tanaman padi adalah : Padi bukan tanaman air Pada kondisi tanah yang tidak tergenang akar akan tumbuh dengan subur dan besar, sehingga dapat menyerap nutrisi lebih banyak, serta mendorong tumbuh tunas dan anakan yang optimal. Pengairan berselang adalah pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian yang bertujuan untuk : Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi lebih luas Memberi kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih banyak sehingga dapat berkembang lebih dalam karena akar yang dalam dapat menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak Mencegah timbulnya keracunan besi Mencegah penimbunan asam organik dan gas hidrogen sulfida yang menghambat perkembangan akar Mengaktifkan jasad renik (mikrobia tanah) yang bermanfaat Sistem Pengairan Berselang dan Metode SRI dalam Budidaya Padi Sawah 2 Mengurangi kerebahan Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah) Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah) Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang serta mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus. Teknis penerapan pengairan berselang dilakukan pada saat tanaman berumur 3 HST (hari setelah tanam) dimana petakan sawah diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air sampai kondisi air di petakan habis dan tanah mengering sedikit retak. Baru pada hari ke 4 (7 HST) petakan sawah diairi kembali hingga genangan air setinggi 3 cm dan tidak ada penambahan air sampai kondisi air dipetakan habis dan tanah menjadi mengering sedikit retak kembali. Cara ini dilakukan terus sampai fase anakan maksimal. Pada saat mulai fase pembentukan malai (bunting) sampai pengisian biji petakan sawah digenangi terus. Petakan dikeringkan kembali saat 10 – 15 hari sebelum panen. Pada tanah yang cepat menyerap air atau berpasir selang waktu pengairan harus diperpendek. Apabila ketersediaan air selama satu musim tanam kurang mencukupi selang waktu pengairan dapat diperpanjang yaitu dengan selang waktu 5 hari. Pengairan berselang secara efektif dan efisien hanya dapat dilakukan pada areal sawah irigasi teknis yang dapat dengan mudah mengatur masuk dan keluarnya air pada areal persawahan. Pada sawah-sawah yang sistem drainasenya tidak baik (sulit dikeringkan) atau sawah tadah hujan pengairan berselang (intermittent irrigation) tidak perlu diterapkan. 3 Sistem Pengairan Berselang dan Metode SRI dalam Budidaya Padi Sawah SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) Kelebihan SRI Tanaman hemat air (pemberian air maksimal tingginya 2 cm paling banyak macak-macak sekitar 5 mm) dan ada pengeringan sampai tanah pecahpecah (irigasi terputus-putus) Hemat biaya (kebutuhan benih 7-10 kg/ha tidak butuh biaya pindah bibit, tenaga tanam berkurang) Hemat waktu (ditanam bibit muda 5-12 HSS, panen lebih awal) Produksi dipastikan bisa meningkat, karena jumlah ankan produktif dapat mencapai 70 anakan Prinsip SRI Tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya Semua unsur potensi dalam tanaman padi dikembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhannya Unsur-unsur yang penting dalam SRI • Transplantasi bibit muda, pada umur 7-14 hari, untuk mempertahankan potensi pertambahan batang dan pertumbuhan akar yang optimal sebagaimana dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dengan baik. • Menanam padi, dengan bibit tunggal, dalam jarak tanam yang cukup lebar, sehingga mengurangi kompetisi tanaman dalam serumpun maupun antar rumpun. • Mempertahankan tanah agar tetap teraerasi dan lembab, tidak tergenang sehingga akar dapat bernafas. Untuk ini perlu manajemen air dan penyiangan yang mampu membongkar struktur tanah. • Menyediakan nutrisi yang cukup untuk tanah dan tanaman, agar tanah tetap sehat dan subur sehingga dapat menyediakan unsur hara yang cukup dan lingkungan yang ideal yang diperlukan tanaman untuk tumbuh. Sistem Pengairan Berselang dan Metode SRI dalam Budidaya Padi Sawah 4 Pengolahan Tanah Kualitas dan keseimbangan tanah tergantung dari kandungan bahan organik, mikroorganisme dan aktivitas biologi serta ketersediaan unsur-unsur dan nutrisi. Pengolahan tanah dilakukan sesuai musim dan pola tanam. Pengolahan tanah hingga tanah berlumpur dan rata dimaksudkan untuk menyediakan media pertumbuhan yang baik dan seragam bagi tanaman padi serta mengendalikan gulma Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan traktor atau ternak, menggunakan bajak singkal dengan kedalaman olah >20 cm, tunggul jerami, gulma dan bahan organik yang telah dikomposkan dibenamkan ke dalam tanah. Pembajakan dilakukan dua kali lalu diikuti penggaruan untuk perataan lahan dan pelumpuran Seleksi Benih 5 Sistem Pengairan Berselang dan Metode SRI dalam Budidaya Padi Sawah Mutu benih padi hibrida dapat diuji dengan teknik pengapungan, dengan menggunakan larutan garam 2-3% atau bila telur mentah sudah dapat mengapung dalam larutan garam. Gabah yang dipilih dimasukkan ke dalam larutan garam. Gabah yang tenggelam dicuci agar kadar garam hilang, kemudian dipakai sebagai benih. Persemaian Sebelum persemaian, benih hasil seleksi direndam selama 48 jam, lalu dianginkan selama 48 jam. Benih siap ditebar. Tempat persemaian: dapat memakai besek atau kotak, hal ini memudahkan untuk pengamatan terus-menerus. Kebutuhan besek untuk persemaian berukuran 15x15 cm, 60-70 buah per 1000 meter atau 420-440 buah per ha, persemaian dapat disimpan di halaman rumah. Kebutuhan benih per 1000 m 0,7-1 kg atau 4,9-7 kg per ha, tiap besek diisi tanah yang dicampur pupuk organik/ kompos dengan perbandingan 1:1. Sistem Pengairan Berselang dan Metode SRI dalam Budidaya Padi Sawah 6 Sebelum diisi tanah yang sudah dicampur pupuk organik, dilapisi daun pisang yang sudah dianginkan. Tanah dimasukkan kurang lebih setengah dari besek. Taburkan benih sebanyak satu sendok tiap besek diusahakan agar tidak terjadi tumpang tindih, kemudian ditutup dengan abu dan jerami. Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari. Pada usia 3 hari jerami diangkat karena bibit sudah mulai tumbuh, bibit siap tanam pada usia 7-14 hari. Tanam Benih ditanam pada umur 7-14 hari setelah semai, biar sekam tetap menempel dengan tunas karena menjamin butir benih masih tersedia makanan sebagai energi yang penting bagi bibit. Jumlah benih per lobang ditanam satu, agar tanaman memiliki ruang tumbuh untuk menyebar dan memperdalam akar, sehingga tidak terjadi persaingan dalam hal nutrisi, oksigen dan matahari. Benih harus ditransplantasi secepat mungkin, sekitar ½ jam atau 15 menit. Sistem Pengairan Berselang dan Metode SRI dalam Budidaya Padi Sawah 7 Benih ditanam dangkal dengan perakaran horizontal seperti L. Pengaturan Populasi Tanaman Jarak tanam cukup lebar Kerapatan tanam erat hubungannya dengan jumlah malai per satuan luas dan jumlah gabah per malai. Pelebaran tanam membawa akibat bertambahnya tinggi tanaman, panjang malai dan prosentase anakan yang menghasilkan malai. Jarak tanam yang tepat member hasil yang tinggi. Praktik yang sudah pernah dilakukan dengan menggunakan jarak tanam 25 x 25 cm, 27 x 27 cm, dan 30 x 30 cm. Jarak tanam yang lebar memiliki hasil tinggi karena: - Terdapat bagian zat-zat dan sinar matahari yang lebih merata - Jumlah anakan optimal - Dapat mencegah kerebahan - Mengurangi pertumbuhan gulma dan hama/penyakit - Pemakaian benih lebih efisien - Jumlah malai per satuan luas optimum dengan panjang malai yang merata Memakai sistem jajar legowo Sistem Pengairan Berselang dan Metode SRI dalam Budidaya Padi Sawah 8 Tanaman jajar legowo merupakan salah satu cara meningkatkan populasi tanaman dan cukup efektif mengurangi serangan tikus, keong mas dan keracunan besi. Jajar legowo adalah pengosongan satu baris tanaman setiap dua atau lebih baris dan merapatkan dalam barisan tanaman, sehingga dikenal legowo 2:1, apabila satu baris kosong diselingi dua baris tanaman padi atau 3:1 bila diselingi 3 baris tanaman. Pengolahan Tanaman Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) Identifikasi jenis dan populasi hama oleh petani dan atau pengamat OPT di lapangan Taktik dan teknik pengendalian - Usahakan tanaman sehat - Gunakan varietas tahan - Tetapkan pengendalian hayati, biopestisida Fisik dan mekanis, feromon dan atau pestisida kimia sesuai anjuran Sistem Pengairan Berselang dan Metode SRI dalam Budidaya Padi Sawah 9 - Hama Utama: tikus sawah, wereng coklat, penggerek batang padi dan keong mas - Penyakit utama: tungro dan hawar daun bakteri Penyiangan dengan landak atau gosrok Penyiangan awal gulma menjelang umur 21 hari setelah tanam, selanjutnya berdasarkan kepadatan gulma. Manfaat: - Ramah lingkungan - Hemat tenaga kerja - Meningkatkan jumlah udara di dalam tanah - Merangsang pertumbuhan akar Pengelolaan Air Penggenangan yang berlebihan akan berakibat: • Merangsang pertumbuhan memanjang tanaman, menghasilkan banyak jerami • Menghambat pembentukan anakan dan tunas • Pengambilan unsur hara tidak maksimal Sistem Pengairan Berselang dan Metode SRI dalam Budidaya Padi Sawah 10 • Merubah sifat kimia tanah: O2 sedikit, CO2 berlebih, terjadi akumulasi H2S yang meracuni tanaman sehingga kerdil. Pengairan secara Efektif dan efisien Metode Padi SRI tidak perlu digenangi air seperti biasanya, tujuannya agar oksigen lebih banyak di dalam tanah, kemudian dimanfaatkan oleh akar tanaman, maka akar sehat dan subur serta membentuk anakan produktif mencapaui 30-45 anakan/ rumpun dari 70-80 anakan/ rumpun. Pengelolaan air pada padi SRI adalah - Pada umur 1-18 hst keadaan air macak-macak - Umur 9-10 hst sehari sebelum penyiangan digenangi, hal ini untuk memudahkan penyiangan - Setelah penyiangan dikeringkan sampai umur 18 hari - Umur 19-20 hst digenangi kembali untuk penyiangan kedua - Dikeringkan sampai tanaman berbunga - Pada saat tanaman berbunga tanaman diairi kembali sampai buah padi masak matang susu, baru dikeringkan sampai panen Penutup Sekali lagi kami kemukakan dasar pemikiran dalam pemberian air pada budidaya padi adalah tanaman padi bukan tanaman air sehingga pada kondisi tanah yang tidak tergenang akar akan tumbuh dengan subur dan besar, tanaman dapat menyerap nutrisi lebih banyak, serta mendorong tumbuh tunas dan anakan yang optimal. Untuk itu perlu efisiensi dan efektivitas penggunaan air dengan penerapan sistem pengairan berselang. Adapun SRI merupakan cara budidaya tanaman padi yang intensif dan efisien dengan proses manajemen sistem perakaran yang berbasis pada pengelolaan air, tanah, dan tanaman. Dengan penerapan kedua sistem tersebut diharapkan produksi dan produktvitas padi akan meningkat sebanyak 5 %. Sistem Pengairan Berselang dan Metode SRI dalam Budidaya Padi Sawah 11 DAFTAR PUSTAKA Budidaya Padi SRI, 2014, Kementerian Pertanian Republik Indonesia -- http://epetani.deptan.go.id Cara Pengairan Berelang pada Padi Sawah, 2014, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian – Balitbangtan Kementerian Pertanian Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Usaha Tani Padi Dengan Pendekatan PTT, Jakarta : Kementerian Pertanian, 2011 Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Budidaya Padi, Jakarta : BPSDM Pertanian, 2011 Sumber gambar : internet 12 Sistem Pengairan Berselang dan Metode SRI dalam Budidaya Padi Sawah