Program Telkom Bagi keuntungan

advertisement
FUND
FOTO-FOTO: BISNIS/ANDRY T. KURNIADY
karyawan ditetapkan oleh perusahaan sebagai
semacam kepercayaan imbalan kerja. ESOP
adalah jenis program imbalan kerja yang dirancang untuk investasi terutama dalam saham perusahaan.
Di luar negeri, ESOP biasanya diberikan
kepada semua karyawan penuh waktu yang
sudah bekerja minimal 1 tahun di perusahaan.
Bentuknya pun bisa diambil dari dividen yang
dibagikan dalam bentuk saham.
Saham dari program ESOP dialokasikan ke
rekening karyawan individu sebagai bagian dari
penghasilan, tetapi biasanya baru bisa dicairkan
setelah 4 tahun atau ketika karyawan tersebut
keluar dari pekerjaannya.
Perusahaan akan membeli lagi saham yang
dimiliki karyawan tersebut sesuai dengan harga
pasar terakhir. Di Indonesia, ESOP diimplementasikan berbeda-beda, bergantung pada kebijakan pemegang saham.
Program Telkom
Program utama ESOP yang dilakukan PT
Telkom Tbk antara lain melayani transaksi jual
beli saham ESOP dan penetapan dividen saham
ESOP. Pada saat Telkom go public pada 14 November 1995, jumlah saham perusahaan sebanyak 116.666.475 lembar dimiliki oleh 43.218
pegawai.
Pada 31 Desember 2009, sebanyak 14.316.126
lembar saham Telkom dimiliki oleh 11.775 pegawai dan pensiunan perusahaan telekomu-
nikasi tersebut. Telkom juga memiliki serikat
karyawan yang memegang 125.000 lembar
saham, di luar program ini.
Jumlah lembar saham yang dimiliki dari
program ini terus berkurang sehingga pada 31
Desember 2010, tercatat sebanyak 13.429.622
lembar saham Telkom dimiliki oleh 11.353 pegawai dan pensiunan.
Telkom memiliki pelanggan sebanyak 120,5
juta hingga akhir tahun lalu, terdiri dari 8,3 juta
pelanggan telepon kabel tidak bergerak, 18,2
juta pelanggan telepon nirkabel tidak bergerak
(Flexi), dan 94,0 juta pelanggan telepon seluler
(Telkomsel).
Pada 31 Desember 2010, Telkom memiliki
26.847 karyawan, terdiri dari 21.138 karyawan
Telkom dan 5.709 karyawan anak-anak Perusahaan. Jumlah itu turun 6,6% dibandingkan
dengan jumlah karyawan tahun sebelumnya sebanyak 28.750 orang.
Program ESOP Telkom baru diberikan satu
kali, yaitu ketika perusahaan melakukan go public pada 1995. Hampir sama dengan Telkom, PT
Indosat Tbk juga pernah sekali mengimplementasi program ini.
“ESOP pernah diberikan saat Indosat dibeli
Sing Tel sekitar 2002-2003. Pemegang saham
memberikan kebijakan tersebut. Hal tersebut
tidak terjadi ketika Sing Tel melepas sahamnya
ke Qatar Telecom,” ujar Djarot Handoko, Public
Relations Division Head PT Indosat Tbk.
Saat itu, perusahaan membagikan alokasi
saham kepada seluruh karyawan tetap, bahkan
bagi mereka yang baru saja diangkat. Porsinya,
disesuaikan berdasarkan jabatan dan masa kerja
setiap karyawan.
Perusahaan juga menetapkan waktu jika
saham tersebut ingin dijual oleh karyawan agar
tidak terjadi rush dan insider trading. Tidak semuanya bisa menjual dalam satu waktu.
Kebijakan program ESOP di Indosat tidak
otomatis terjadi setiap ada perubahan kepemilikan saham mayoritas, tetapi lebih kepada
keputusan yang dibuat oleh pemegang saham
saat itu.
Perusahaan telekomunikasi lainnya, PT XL
Axiata Tbk hingga saat ini belum pernah
mengimplementasikan program ESOP ini. Tahun
ini memang ada pembagian saham bagi
karyawan pada jenjang tertentu, tetapi bukan
bagian dari ESOP.
“Rencana pemberian saham yang sudah disetujui dalam rapat umum pemegang saham luar
biasa baru-baru ini sebagai bonus kepada
karyawan dan diberikan hanya untuk jenjang
tertentu,” ujar Febriati Nadira, Head of Corporate
7
Edisi Minggu Bisnis Indonesia
24 April 2011
Communication XL Axiata.
Danny Buldansyah, Wakil Direktur Utama PT
Bakrie Telecom Tbk mengatakan untuk program
ESOP pihaknya sudah memiliki regulasinya,
tetapi belum diimplementasikan hingga kini.
“Kami masih mencari waktu terbaik untuk
memberlakukan program ini,” ujarnya.
Dia mengatakan progam ESOP sebenarnya
sangat baik untuk meningkatkan rasa memiliki
dan kinerja karyawan sebuah perusahaan.
Mereka memiliki motivasi dalam mempertahankan atau meningkatkan nilai saham yang
dimiliki.
Opsi pemberian saham untuk karyawan
(ESOP) yang kerap diberikan oleh perusahaan,
secara tidak langsung memberi dampak positif
pada proforma usaha, karena karyawan merasa
bertanggung jawab pada kelangsungan perusahaan.
Bagi keuntungan
Vice President Research PT Erdikha Elit Sekuritas M. Reza mengatakan jatah saham
karyawan ini biasanya tidak diberikan kepada
seluruh karyawan, tetapi untuk karyawan yang
memiliki jangka waktu pengabdian tertentu
maupun karyawan tetap dengan prestasi yang
memuaskan.
“Fungsi ESOP memberi keuntungan atau
semacam bonus bagi karyawan. Namun, ini
tidak diberikan ke seluruh karyawan, biasanya
perusahaan akan memilih karyawan dengan
pengabdian atau prestasi tertentu,” ujarnya
kepada Bisnis.
Menurut dia opsi jatah saham karyawan ini
tidak memberi dampak negatif pada pasar
maupun investor, karena pada intinya ESOP
merupakan saham yang beredar di publik,
meski untuk internal karyawan perusahaan.
Jika karyawan memahami fungsi ESOP yang
diberikan kepadanya, tentu ini akan memberi keuntungan ke depan apalagi sepanjang fundamental perusahaan cukup baik dan harga saham
yang beredar di pasar terus mengalami kenaikan.
“Kalau kinerja perusahaan bagus, tentu pasar
akan merespons saham perusahaan itu. Saat
harganya terus naik, ini kan sebuah keuntungan
bagi pemegang ESOP,” tambahnya.
Sejauh ini, dia berpendapat sejumlah perusahaan yang memberi porsi ESOP seperti PT
Jasa Marga Tbk, PT Bank Jabar Banten Tbk, dan
PT Bank Tabungan Negara Tbk kinerjanya sangat baik sepanjang tahun lalu.
“Itu salah satu contoh saja, karena banyak
perusahaan yang memberi hak saham pada
karyawannya, memiliki saham kinerjanya
bagus,” ungkapnya. Lalu bagaimana agar saham
yang dipegang karyawan ini menjadi efektif ?
Reza menilai disinilah fungsi investor relations di setiap perusahaan dibutuhkan untuk
menjembatani informasi dua arah. Satu sisi, investor relations ini membangun komunikasi
efektif dengan pelaku pasar, analis, maupun investor di pasar modal guna menggali informasi
dan tanggapan pelaku pasar terhadap kinerja
perusahaan.
Lain sisi, mereka harus meyakinkan dan
memberi pemahaman kepada karyawan mengenai prospek dan kinerja perusahaan.
“Mungkin awalnya karyawan nggak tahu soal
saham, tetapi setelah ada pemahaman, malah
bisa-bisa mereka tidak akan lepas sahamnya
saat sudah jatuh tempo,” paparnya.
([email protected]/[email protected])
Download