BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran radio swasta menjadi sumber hiburan dan informasi bagi masyarakat, dan juga berdiri untuk meraih pendengar sebanyak-banyaknya, sehingga aspek ratting sangat diperhitungkan sebagai ukuran gengsi suatu radio. Tingginya sebuah ratting tentu tidak lepas dari banyak sedikitnya jumlah pendengar, dan banyak sedikitnya jumlah pendengar juga dipengaruhi oleh program acara yang ada. Hasil survei MARS Indonesia, research company yang termuat dalam “Perilaku Belanja Konsumen Indonesia2009” jumlah pendengar radio secara total masih sekitar 37 %. Dengan karakteristik pendengar radio yang masih setia mayoritas dari usia 18 – 25 tahun dengan Strata Sosial Ekonomi (SES) B, yaitu penghasilan bulanannya Rp 1.250.000 hingga Rp 2.500.000. Acara yang paling banyak didengarkan oleh pendengar radio adalah musik dengan prosentasi 82 % , kemudian diikuti berita, talkshow, dan ceramah. Sedangkan waktu paling sering mendengarkan radio adalah antara jam 06.00 – 08.00 WIB, dan kemudian jam 20.00 -22.00 WIB1 1 http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2013/02/14/radio-bukan-lagi-sekedar-ajangcuap-cuap-dan-ngebanyol-528560.html. (diakses pada 25 Oktober 2015). Morissan menjelaskan bahwa tidak ada hal yang lebih penting dari pada acara atau program sebagai faktor yang paling penting dan menentukan dalam mendukung keberhasilan suatu stasiun penyiaran (2005:199). Sedangkan John R Bittner menjelaskan bahwa program sering kali juga disebut dengan istilah acara yang mana adalah barang yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mendengarkannya (Morissan, 2005:78). Program sendiri adalah sebuah acara yang dikemas dalam satu format. Karena pada dasarnya setiap stasiun radio sendiri harus mempunyai format siaran yang jelas, dan format tersebut bisa menjadi satu ciri khas yang dimiliki stasiun radio. Format itu sendiri adalah sebuah kemasan yang mengemas program pagi (morning show), program siang, program sore (evening show) dan program dini hari. Menurut Romli (2007:106) program radio terdiri dari acara pemutaran lagu (music program), obrolan bincang- bincang (talkshow), dan program berita (news program). Sedangkan yang menjadi pondasi program musik di radio siaran sendiri adalah musik. Karena seseorang mendengarkan radio salah satu alasan utamanya adalah dengan mendengarkan musik. Karena musik adalah hiburan (Effendy 2007 :81). Pada umumnya program musik menjadi acara pemutaran lagu lagu pilihan pendengar, paduan lagu dan info ringan dan tangga lagu. Selain program musik, radio juga mempunyai program talkshow (obrolan, bincang- bincang, dialog ringan) biasanya mendatangkan narasumber atau bintang tamu untuk bincang- bincang tentang sebuah tema atau topik yang masih hangat. PT Radio Bintang Media Swara atau yang lebih dikenal dengan nama udara Solo Radio ini adalah salah satu radio swasta yang mengudara pertama kali pada 9 September 2003, yang terletak di Jl. Menteri Supeno No 06 Manahan, Solo.Solo Radio sendiri mengambil segmen anak muda usia 15 - 30 tahun dengan Status Economy Social (SES ABC). Menggunakan musik sebagai senjata utamanya, dengan tagline “Your Famous Fit And Fashionable Station In The City”, yang dimaksud adalah konsep siaran Solo Radio memperhatikan aspek popularitas, kekuatan stamina, dan selalu mengikuti perkembangan. Memiliki Program on air terpola rapi antara lagu, konten siaran penyiar, dan iklan. Dibandingan dengan radio-radio lain dengan segmen serupa, Solo Radio termasuk yang populer jika dibandingkan dengan radio-radio lain. Namun berdasarkan hasil survey AC Nielsen periode vave 3 ( Tahun 2015) Solo Radio berada di posisi ke 4 radio paling banyak didengar dengan jumlah pendengar 40.000. Posisi pertama ditempati oleh JPI FM, posisi ke dua MTA radio, lau disusul posisi ketiga ditempati oleh SAS FM2 2 Wawancara dengan fachri Auli, pada Selasa, 10 November 2015 Untuk itu Dicky selaku Station Manager Solo Radio mengatakan bahwa Solo Radio harusbisa meningkatkan jumlah pendengarnya, salah satunya dengan memiliki sebuah program acara yang dinamis, konten yang lebih menarik dan juga playlist lagu yang lebih selektif dengan mengikuti apa yang diinginkan oleh pendengar pada saat ini, sehingga merombak atau mengubah Program Musik adalah salah satu cara yang dilakukan oleh Solo Radio.3 Pada peringatan ulang tahun Solo Radio yang ke-12 tahun pada 9 September 2015, Manajemen kemudian melakukan perubahan terhadap program yang ada di Solo Radio. Ada beberapa program prime time dan juga regular yang diganti dan juga ditambah jam siarnya. Dicky sendiri mengatakan bahwa perubahan program itu guna me-refrehs program lama yang sudah mengudara selama12 tahun. Selain itu juga untuk mengikuti siaran ala radio Jakarta yang memiliki program prime time dan regular time dan dengan merubahnya beberapa program, otomatis juga merubah beberapa playlist yang memang dikondisikan sesuai dengan telinga pendengar dan juga untuk meningkatkan jumlah pendengar Solo Radio SES A. Perubahan Program Musik itu semata mata bukan hanya keinginan untuk mengubah saja, namun hal itu sudah direncanakan. Dimana Program 3 Wawancara dengan Pak Dicky (Station Manager solo Radio) pada Rabu, 11 November 2015 Director melakukan monitoring pada radio kompetitor. Dalam hal ini yang menjadi radio kompetitor Solo Radio adalah Sas FM . Setelah memonitoring itulah kemudian Solo Radio membuat sebuah keputusan, untuk mengubah Program Musik.Program Musikmenjadi sasaran utama dan menjadi strategi Solo Radio untuk meningkatkan jumlah pendengar karena dengan program musik yang baru yang lebih dinamis, konten yang baru, playlist yang lebih selektif diharapkan bisa meningkatkan jumlah pendengar, mengingat target utama pendengar Solo Radio adalah pendengar dengan usia 15-30 tahun dengan Social Economic Status (SES) AB. Tentunya perubahan program tersebut tidak lepas dari sebuah strategi yang sudah dirancang oleh Solo Radio. Strategi dalam segala hal digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah diciptakan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi , karena pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak lepas dari strategi.Berdasarkan pemaparan diatas, maka dari itu Penulis ingin meneliti tentang bagaimana strategi yang dilakukan Solo radio dalam membuat Program Musik untuk meningkatkan jumlah pendengar? 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang ada di dalam latar belakang masalah, maka dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah : Bagaimana strategi yang dilakukan Solo radio dalam membuat Program Musik untuk meningkatkan jumlah pendengar? 1.3 Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah yang ada maka tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apa sajastrategi dalam membuat Program Musik yang sudah dilakukan Solo Radio untuk meningkatkan jumlah pendengar. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penulis khususnya dari bidang komunikasi, selain itu penulis juga dapat merealisasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan dan saran bagi 92.9 FM Solo Radio untuk membuat sebuah program yang segar agar bisa meningkatkan jumlah pendengar.