Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 10 No 1 (2016) 1-11 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI IMPLEMENTASI STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI MTS MIFTAHUL ULUM LUMAJANG Hasan Husni Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Pasca Sarjana Universitas Kanjuruhan Malang Abstrak This study aims to assess the application of learning strategies cognitive conflict in the subject of population problems in Indonesia to improve students' critical thinking skills Eighth grad Islamic Junior High School of Miftahul Ulum Lumajang. This quan titative research using Quasi experiment design. The entire study population all of student eighth grade students Islamic Junior High School of Miftahul Ulum Lumajang at the year 2015/2016 which are 64 students. class sample VIII B and which are 32 students. Instrument research in the form of test description for the pre-test and post-test to measure students critical thinking skills. Data were analyzed using the One Sample t -test (mean difference test) to check the hypothesis. However, to analyze data rese arch such as analysis of the validity, reliability, test for normality, homogenity of variance with SPSS 20.0 software for windows. Results of analysis of data obtained by the mean pretest control group = 42.97, and the experimental group = 45.19, for critical thinking skills. While the mean post-test control group and the experimental group = 74 718 = 82.44 ,. T-count value post-test two research groups that produce sig (2-tailed) = 0.000 which means <0,05 so that H0 is rejected. Conclusion The application of learning Cognitive Conflict Strategy feasible to use Social studies in Learning Ability To Enhance Critical Thinking the students of Islamic Junior High School Miftahul Ulum Lumajang. Keywords: Cognitive Conflict Strategy, critical thinking skills of students. PENDAHULUAN Perkembangan semakin pesat di perwujutan zaman era yang global ini dari Visi ASEAN (Association of southeast Asia Nation) 2020. Tantangan Pembentukan menuntut peningkatan kualitas Sumber Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Daya Manusia (SDM) disegala bidang. memerlukan Terlebih lagi Indonesia sebagian dari serta kawasan Asia akan menghadapi era memadai. Di perdagangan pendidikan dituntut bebas regional pada tahun 2015, sebagai salah satu Negara di asia dan sebagai salah satu SDM memiliki yang berkualitas keterampilan sinilah peranya yang lembaga dalam meningkatkan kualitas SDM bangsa, JPPI Volume 10 No 1 (2016) 1-11 (dalam Master plan on Asian connectivity, 2011: 5 pembelajaran mudah, IPS dianggap Dengan adanya terlalu persepsi Seiring dengan pendapat para ahli seperti itu maka pembelajaran IPS di di atas, menyatakan bahwa peneliti MTs Miftahul Ulum Lumajang dalam telah melakukan observasi awal di kelas cenderung membosankan yang sekolah kelas VIII di MTs Mftahul berakibat pada perilaku siswa yang Ulum Lumajang kecamatan pronojiwo semula kabupaten jelaskan oleh guru kemudian berubah informasi Lumajang, bahwa: di peroleh di sekolah mendegarkan apa yang di yang menjadi rame sendiri dan megantuk, sebanyak 64 siswa yang di mana kelas siswa menguap dalam kelas, sehingga VIII B sebanyak siswanya 32 orang berpengaruh pada daya serap siswa itu. dalam menerima materi pelajaran IPS. Menjadikan pembelajaran yang di gunakan masih menggunakan cara- Berdasarkan wawancara dengan cara konvensional (ceramah dan tugas seorang guru IPS mengatakan bahwa individu) yang (tidak dengan strategi yang digunakan selama mendia) dimana menjelaskan ini seperti ceramah dan Tanya jawab, materi pembelajaran IPS dan siswa mereka (guru) belum puas terhadap mendegarkan materi yang di terangkan hasil oleh guru, setelah di cermati ternyata siswanya. materi IPS Kelas VIII sebagai besar pembelajaran IPS di Kleas VIII. Pada merupakan ilmu pengetahuan fisik dan Bab logika kependudukan serta tidak guru bersifat kriatif observable belajar yang diperoleh Di II samping (dua) oleh itu permasalahan di Indonesia. (nampak/jelas) yaitu permasalahan ke Merupakan materi yang cukup luas pendudukan. dan tidak cukup dengan sistem gafalan Sebagian besar dari mereka namun dengan sistem pemahaman beranggapan bahwa pembelajaran IPS yang lebih mendalam serta berkaitan membosankan, dengan konsep satu dan konsep lainya bahwa pembelajaran pembelajaran penting, karena persepsi dan di yang IPS adalah sehingga pendapinggan ektra dari guru tidak terlalu kelas karna memahamkan materinya tersebut. sepelekan, sangat diperlukan untuk 2 JPPI Volume 10 No 1 (2016) 1-11 Oleh karna itu peneliti berkeinginan untuk melakukan sebuah penelitian yang pendekatan kembangkan kognitif dalam ilmiah adalah model pembelajaran konflik kognitif. berjudul”Implementasi konflik sikap Salah satu strategi pembelajaran utama yang didasarkan pembelajaran IPS untuk meningkatkan pada pandangan kemampuan berpikir kritis siswa MTs adalah strategi Miftahul ulum Lumajang” pada materi Strategi ini berkembang berdasarkan permasalahan di pada asumsi yang menyebutkan bahwa di pengetahuan siswa sebelumnya rancang untuk memberikan peluang ke berpengaruh dalam mempelajari pada siswa agar aktif memikirkan, pengetahuan yang mencoba melakukan, dan meyelesakan membentuk gambaran ide yang baru, masalah strategi ini adalah sebuah keadaan Indonesia. sehingga Pembelajaran dengan lebih memahami sifatnya kependudukan bersama-sama, dapat efektif konsep-konsep esensial lingkungan harus yang sekitar. dan yang ada (Suparno, di 2012: konflik ketidak guru komponen dari stuktur kritis, perlu digunakan sebuah model memperoleh pembelajaran sampai pembelajaran untuk mencari kognitifnya. (2009: mengemukakan penelitian mengoptimalkan dan Zulkarnain, (2012: 16). mengajar keterampilan guru berpikir utuk baru cocokan antara komponen- Dahar memudahkan kognitif. siswa, dimana siswa merasa adanya 15). Untuk konstruktivisme bahwa tentang 159) berdasarkan bagaimana siswa pengetahuan, piaget kesimpulan bahwa pada pengetahuan dibagun dalam pemikiran keselarasan antara materi yang ingin di siswa. sampaikan yang dikemukakan di atas dapat di katakan kemasan bahwa proses belajar menurut piaget dengan tersedia, salah pembelajaran yang siswa waktu satu berbasis memberikan untuk konstruktivis peluang kepada mengkonstruksi pengalaman sendiri dan menumbuhkan Dari adalah pendapat proses perubahan menghendaki yang konsepsi konstruksi yang telah melibatkan siwa dan pengetahuan yang aktif oleh siswa. Prinsip umum 3 JPPI Volume 10 No 1 (2016) 1-11 dan esensi yang dapat dari konstruksi kelompok adalah eksperimen, dan kelompok kontrol. dan Kelompok eksperimen adalah memperhatikan kelompok yang siswa pengetahuan pendidikan hal itu memperoleh di luar sekolah seharunya sebagai banyak proses alamiah. acak, yaitu kelompok mendapatkan perlakuan pembelajaran IPS dengan Prolehan pengetahuan tersebut belum mengunakan tentu sedangakan kelompok kontrol adalah benar, jika guru tidak konflik memperhatikan timbulnya miskonsepsi kelompok yang yang sangat di mungkinkan. perlakuan dengan konfensional, adapun Menurut Suparno (2007: 49). Prinsip-prinsip kognitif, mendapatkan pendekatan bentuk desain konstruktivisme adalah penelitian ini adalah kuasai ekperimen Pengetahuan dibangun oleh siswa yang di gunakan adalah nonequivalent sendiri, baik secara individu maupun control group design dengan pola sosial, (2) Pengetahuan tidak dapat di sebagai berikut. pindahkan dari guru ke siswa, kecuali Populasi (1) hanya dengan keaktifan siswa sendiri generalisasi untuk obyek/subyek menalar, (3) Siswa aktif adalah yang terdiri yang atas: mempunyai mengkontruksi terus menerus, shingga kualiatas selalu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di menjadi perubahan konsep dan wilayah karekteristik menuju ke kosep yang lebih rinci, pelajari lengkap, serta sesuai dengan konsep kesimpulan. ilmiah, sekedar Populasi dalam penelitian ini adalah menyediakan sarana dan situasi agar seluruh siswa kelas VIII MTs Miftahul proses Ulum Lumajang. (40) konstruksi Guru siswa berjalan mulus. dan tertentu (Sugiono, Sampel METODE PENELITIAN Penelitian ini kemudian ditarik 2008: adalah bagian 117). dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki meggunakan oleh populasi tersebut. (Sugiyono, pendekatan kuantitatif dengan metode 2008: 118). Sampel adalah sebagian kuasi eksperimen. Dalam pelaksanaan atau wakil populasi yang akan diteliti. penelitian ini di desain dalam dua Teknik pengambilan sampel dalam 4 JPPI Volume 10 No 1 (2016) 1-11 penelitian ini adalah sampling random Uji reabilitas digunakan untuk yang di lakukan pada tingkat kelas. mengetahui Sampling random adalah pegambilan ukur sampel yang dilakukan secara acak dengan dimana setiap mempunyai memiliki kemungkinan untuk angota dipilih 232). Alasan penggunaan sampling sekolah tingkat random kelas yang penelitian dengan sma sampel. 2010: temapat yang sebagai (Cresswel, karena populasi kelas kepintaranya relatif sama atau homogen. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di MTs Miftahul Ulum Lumajang. Namun dalam penelitian ini jugak di bagi dalam dua sisi yang berbeda. dalam apabila dalam kelas VIII kontrol akuratan hasil peneltian yang baik. konsisten bekali-kali berbeda. reabilitas pada Untuk soal dapat digunakan rumusan sebagai berikut. 𝑟11 = ( ∑ 𝑆𝑖2 ) (1 − ) ∑ 𝑆𝑡2 𝑛−1 𝑛 Uji homogenitas untuk mengetahui disteribusi data homogeny atau tidak homogendilakukan dengan cara membandingkan varian terkecil dengan mengunakan dengan table bantu, lagkah-langkah sebagai berikut. Langkah pertama Mencari nilai varian terbesardan terkecil. Langkah kedua Mebandingkan 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 Fhitung dengan F 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 untuk menjadikan acuan perbandingan. criteria jika Fhitung Kelas kontrol adalah sebagai bahan farian kajian ulang dari kelas eksperimen demikian untuk melakukan gekiatan penelitian dilanjutkan. yang di Sehinga atau tersebut yang tang Sehingga dapat meberikan perbedaan hasilkan. ukur hasil menghitung adalah untuk melakukan pegujian yang mana hasil penelitian ini memiliki ke lain digunakan waktu konsisyensi alat pengunaannya, kata menjadikan memiliki adanya adalah F ˂ tabel , nilai table, maka farina- homogeny. uji dengan Dengan komparatif dapat Validasi adalah suatu ukuran dapat terwujudnya penelitaian yang baik dan yang menunjukan memberikan hasil perbandingan. kesahian suatu mendapatkan data tingkat istrumen. yang kevalitan Untuk valid, di 5 JPPI Volume 10 No 1 (2016) 1-11 perlukan istrumen yang valid. Untuk daya alam dalam pembangunan, ada menguji validitas soal tes digunakan sebanyak 70% atau terdapat 7 soal rumus korelasi product moment sebagi yang dikategorikan sedang dan ada berikut. sebesar 20% atau sama dengan 2 soal 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − ( ∑ 𝑋) ( ∑ 𝑌) 𝑟𝑥𝑦 = √{𝑁 ∑ 𝑋2 − ( ∑ 𝑥) 2 } √{𝑁 ∑ 𝑌 2 − ( ∑ 𝑌) 2 } HASIL PENELITIAN ada 10% atau 1 soal kategori sukar. DAN PEMBAHASAN Hasil berikutnya dikategorikan mudah serta Dengan adanya pre-test penelitian tersebut menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada tes kemampuan kemampuan nilai rata-rata berpikir kritis untuk kelompok eksperimen sebesar 45,190 sedangkan nilai rata-rata pada post-test sebesar 82,440 Hal ini berpikir kritis r hitung (pada kolom menunjukkan nilai korelasi) > dari r tabel = 0,2960 hasil pada tes kemampuan berpikir untuk df = N-2 = 32-2 = 30 (N = 32) kritis dengan taraf siginifikan 5%. Hal ini sebesar berarti semua item pertanyaan tersebut kelompok kontol adalah sedangkan nilai rata-rata pada post- valid. Kemudian hasil untuk test kemampuan menunjukkan memperhatikan statistics Alpha kritis box dengan reliability Cronbach diperoleh hasil r11 = diatas, 0,860 yang kelompok 82,43%. perhitungan tingkat reliabilitas soal tes berpikir adanya peningkatan eksperimen sebesar Sedangkan sebesar 74,720. adanya pada 42,970 Hal ini peningkatan hasil pada tes kemampuan berpikir kritis sebesar untuk kelompok 73,89%. Secara eksperimen statistik, terletak di interval 0,700–0,900 dengan adanya perbedaan dari kedua nilai kategori tersebut dapat dilihat dari hasil uji t tinggi. Jadi semua item pertanyaan di soal tes kemampuan pada pre-test dan post-test untuk berpikir kritis valid dan reliabilitasnya kelompok eksperimen dengan t-hitung tinggi. yang dihasilkan pada pre-test sebesar dari 10 31,865 dengan taraf signifikansi (p- soal tes kemampuan berpikir kritis value) sebesar 0,000 dan pada post-test pada sub tema keunggulan sumber sebesar Menerangan bahwa 58,265, dengan nilai taraf 6 JPPI Volume 10 No 1 (2016) 1-11 signifikansi (p-value) keduanya sama- secara akademik mempunyai tingkat sama kurang dari 5%, sehingga dapat kemampuan yang sama atau disebut dikatakan bahwa nilai rata-rata pre-test kemampuan akademiknya homogen. berbeda dengan nilai rata-rata post-test secara signifikan. Secara statistik, ada tidaknya perbedaan dari kedua nilai tersebut Selanjutnya, secara statistik dapat dilihat dari hasil uji t, untuk nilai juga berlaku demikian, yaitu adanya pre-test perbedaan dari kedua nilai tersebut diperoleh nilai t-hitung sebesar 31,865 dapat dilihat dari hasil uji t pada pre- dengan test dan post-test untuk kelompok Sedangkan kontrol yang kelompok kontrol diperoleh nilai t- sebesar hitung sebesar 34,800 dengan taraf dengan dihasilkan pada t-hitung pre-test kelompok sig eksperimen (2-tailed) untuk = nilai 0,000. pre-test 34,080 dengan taraf signifikansi (p- signifikan (p-value) value) sebesar 0,000 dan pada post-test tersebut yaitu sig (2-tailed) = 0,000.< sebesar 53,506, nilai taraf 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa signifikansi (p-value) keduanya sama- ada perbedaan yang signifikan pre-test sama kurang dari 5%, sehingga dapat kemampuan dikatakan bahwa nilai rata-rata pre-test kelompok kontrol dengan kelompok berbeda dengan nilai rata-rata post-test eksperimen. dengan secara signifikan. Nilai berpikir Nilai rata-rata pre-test kemampuan yang dihasilkan kritis rata-rata berpikir antara post-test kritis untuk kemampuan berpikir kritis untuk kelas kelompok kontrol sebesar 53,506 dan kontrol nilai rata-rata post-test sebesar 34,080 kemudian untuk kelompok eksperimen nilai rata- berpikir rata pre-test juga sebesar 31,865. Hal eksperimen sebesar 58,265. ini dapat dideskripsikan bahwa hasil nilai rata-rata pre-test baik pada kelompok eksperimen maupun pada kritis untuk kemampuan kelompok Secara statistik, ada tidaknya perbedaan dari kedua nilai tersebut dapat dilihat dari hasil uji t, untuk nilai kelompok kontrol tidak jauh berbeda. postest kelompok eksperimen Berarti kedua sampel penelitian ini diperoleh nilai t-hitung sebesar 58,265 7 JPPI Volume 10 No 1 (2016) 1-11 dengan sig Sedangkan (2-tailed) untuk = nilai 0,000. postest dengan menggunakan pedoman pengamatan instrument keterlaksanaan kelompok kontrol diperoleh nilai t- model pembelajaran Strategi konflik hitung sebesar 53,506 dengan taraf konitif. signifikan (p-value) berlangsung yang dihasilkan Selama pembelajarn pengamatan dilakukan tersebut yaitu sig (2-tailed) = 0,000.< oleh guru kelas yaitu Ayati sebagai 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa pengamat. ada perbedaan yang signifikan pre-test dilakukan kemampuan pembelajaran berpikir kritis antara Proses dua kali tatap muka pada pertama selama eksperimen. berikutnya pada tatap muka keduajuga berdasarkan signifikansi; menit, yaitu kelompok kontrol dengan kelompok Pengambilan 80 pengamatan keputusan selama 80 menit. Menentukan KESIMPULAN hipotesis nol dan hipotesis alternatif dan pengamatan Berdasarkan yang H0 : Tidak ada perbedaan kemampuan sebelumnya, berpikir kritis (critical thinking), siswa Banyak ragam pola berpikir yang perlu yang dalam mengikuti pembelajaran dikembangkan pada siswa, mulai dari Strategi konflik konitif dengan yang berpikir dasar hingga berpikir komplek mengikuti atau berpikir tingkat tinngi. defenisi biasa (konfensional). H1: Ada berpikir perbedaan kemampuan dikemukakan, Beyer dalam menyatakan pembelajaran Strategi konflik konitif dengan yang berarti mengikuti yang pembelajaran biasa (konfensional). Strategi konflik kesimpulan yang antara (dalam Nur, masuk yang telah lain menurut 2008: bahwa membuat pada bagian berpikir 56) kritis penilaian-penilaian akal. Menurut Elder (2005: 4) berpikir kritis merupakan Pengamatan keterlaksanaan maka kritis berpikir kritis (critical thinking), siswa mengikuti dijelaskan penelitian sebagai berikut: pembelajaran telah hasil terhadap model pembelajaran konitif dilakukan cara bagi meningkatkan pemikiran seseorang kualitas dari menggunakan untuk hasil teknik 8 JPPI Volume 10 No 1 (2016) 1-11 sistemasi cara menghasilkan intelaktual berpikir dan pikir yang daya dalam ide-ide yang sudah di rancang pada bab II strategi konflik kognitif di gagas. Teori Pendukung Konflik Berfikir pendidikan satunya kritis banyak adalah peningkattan sebelum dalam dunia ditemukan salah menunjukkan hasil belajar antra mendapatkan pembelajaran ada materi dan sesudah Strategi Kognitif Teori Konstruktifistik Konstruktivistik Menurut konstruktivisme pandangan bahwa “hakekat belajar adalah ide bahwa siswa harus menjadikan informasi sebagai miliknya sendiri menurut Slavin (dalam Nur, mendapatkan materi pembelajaran hal Wikandari, tersebut siswa dijelaskan bahwa siswa belajar secara tersebut telah melalui proses berfikir, terus menerus memeriksa informasi- yang informasi menunjukkan bahwa menunjukkan terletak pada pemikiran kekeritisannya perubahan dari yang konsep kurang ilmiah menuju konsep pemikiran yang ilmiah dengan kelompok, baik kelmpok baru kemampuan kedua pembelajaran peningkkatan, mengalami pada klompok yang berlawanan lama aturan-aturan Terdapat thinking) tersebut Selanjutnya dan tersebut jika tidak sesuai lagi. eksperimen ataupun kelompok kontrol kelopok 2). aturan-aturan memperbaiki hal ini sesuai dengan data posttes pada kedua 2000: pendekatan perbedaan berpikir siswa kritis yang (critical mengikuti menggunakan strategi konflik kognitif ekperimen hasil berfikir kritis siswa dengan yang mengikuti pembelajaran nilai rata-ratanya 82,440 sedangkan konfensional (ceramah bervareasi) di pada klompok kontrol hasil berfikir buktikan dengan hasil penguujian antra kritis siswa nilai rata-ratanya 74,720 kelompok eksperimen dan kelompok terdapat berfikir control. Uji coba awal menghasilkan kritis yang signifikan di bandingkan selisih antara kelompok control dan hasil pretes.(tabel 4.9) dan proses kelompok eksperimen sebesar 2,220 pelaksanaan mengacu pada sintak yang dan peningkattan hasil uji coba kedua menghasilkan 9 JPPI Volume 10 No 1 (2016) 1-11 selisish sebesar 7,920 yang berarti DAFTAR PUSTAKA bahwa Dimiati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Fisher, Alce. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Alih Bahasa, Benyamin Hadinata. Jakarta: Erlangga. Johnson, E. B. (2012). Contextual Teaching and Learning. Terjemahan. Menjadikan kegiatan Belajar Mengajar Menghasilkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center. Hamalik. (2011). Proses Belajar Mengajar. Bandung. Bumi Aksara. Huda, Miftahul. (2011) Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kowiyah. (2012). Kemampuan Berfikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 Desember 2012. Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konsruktifistik. Jakarta: prestasi pustaka. Purwanto, M. Ngalim. (2009). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media. Sadia, I W. (2008). Pegembangan Model Belajar Konstruktifis Dalam Pembelajaran IPA Disekolah Menegah Pertama (SMP) Disertasi (Tidak Diterbtkan) Program Pascasarjana Institute Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Bandung. pembelajaran strategi konflik signifikan untuk berfikir menggunakan kognitif lebih meningkatkan kritis siswa daya dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Saran dalam hasil tersebut menunjukkan harus adanya pemberian motivasi terhadab Mifthaul Ulum adanya motivasi siswa di Lumajang. siswa MTs Dengan akan lebih mempunyai motifasi semangat belajar. Bagu Guru agar lebih memperbaiki dalam penyampaiyan materi dalam kegitan KBM sehingga siswa dapat mudah mengerti dan cepat faham. Guru jugak meningkatkan aktifitas agar selalu khusunya dalam dalam pembelajran menggikuti penataran/ seminar, studi lanjutan, mengikuti sebagainya. Di MGMP perlukan dan penelitian mendalam tentang hal yang berkaitan dengan aktifitas dalam pembelajran agar siswa bisa berpikir kritis. 10 JPPI Volume 10 No 1 (2016) 1-11 Slavin, R. E. (2012). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktek. Edisi kesembilan. Penerjemah: Samosir Marianto. Jakarta: PT. Indeks. 11