pengaruh penerapan metode pembelajaran

advertisement
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS
PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPS SEJARAH KELAS VII SMP NEGERI 1 MALANG
SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012
JURNAL
OLEH
YENI FARIDA
107831410737
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JULI 2012
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Portofolio
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Sejarah Kelas VII
SMP Negeri 1 Malang Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012
Yeni Farida1
Abstrak: Selama ini dalam proses pembelajaran IPS Sejarah di
SMP Negeri 1 Malang, guru belum pernah menerapkan metode
pembelajaran berbasis portofolio, karena guru menilai bahwa
metode portofolio dianggap terlalu rumit. Penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian
ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Malang dengan subyek
penelitian kelas VII A. Hasil dari penelitian ini adalah penerimaan
siswa kelas VII A terhadap penerapan metode pembelajaran berbasis
portofolio cukup baik Berdasarkan hasil tes awal (pre-test) dapat
diketahui nilai rata-rata siswa kelas VII A dengan jumlah siswa
sebanyak 29 siswa adalah 64,31 dan berdasarkan hasil tes akhir
(post-test) nilai rata-rata dari kelas VII A adalah 83,62 dimana
terdapat 3 siswa yang belum tuntas dan 26 siswa yang tuntas pada
mata pelajaran IPS Sejarah materi kehidupan pada masa praaksara.
Berdasarkan hasil belajar diatas terjadi peningkatan hasil belajar
siswa dimana hal ini menunjukkan terdapat pengaruh penerapan
metode pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS Sejarah kelas VII SMP Negeri 1
Malang pada pokok bahasan memahami kehidupan pada masa pra
aksara.
Kata Kunci: metode pembelajaran berbasis portofolio, hasil belajar.
PENDAHULUAN
SMP Negeri 1 Malang merupakan salah satu rintisan sekolah bertaraf
internasional (RSBI) di Kota Malang yang berusaha mempersiapkan siswa dalam
menghadapi persaingan dan perkembangan zaman. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Malang
bahwa dalam proses pembelajaran guru seringkali hanya menggunakan metode
ceramah dan mengerjakan soal-soal latihan sedangkan untuk penilaian hasil
belajar guru menggunakan penilaian berupa tes tulis dengan alasan lebih praktis
dan efisien, karena guru yang bersangkutan memiliki jam mengajar lebih dari 10
1
Mahasiswa jurusan Sejarah, FIS UM Angkatan 2007
jam. Hal tersebut menyebabkan sebagian besar hasil belajar siswa kelas VII
adalah di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Selama ini, guru belum
pernah menerapkan metode pembelajaran berbasis portofolio, karena guru menilai
bahwa metode portofolio dianggap terlalu rumit. Padahal jika kita telaah lebih
jauh portofolio lebih banyak keunggulannya dibandingkan dengan metode
ceramah dimana dengan portofolio akan secara langsung mengaktifkan siswa
dalam proses belajar karena dalam penerapannya menuntut siswa untuk
mengungkapkan hal-hal baru yang diperoleh selama proses belajarnya.
Pelajaran sejarah di SMP jika hanya disampaikan melalui ceramah akan
sulit diterima oleh siswa dan membosankan. Dalam hal ini diperlukan oleh
seorang guru untuk mempertimbangkan metode pembelajaran lain yang efektif
dan tepat. Metode pembelajaran dalam pendidikan sejarah secara teoritis
sebenarnya dapat dipilih dari sekian banyak metode pembelajaran yang tersedia.
Para guru hendaknya mempunyai kemampuan di dalam memilih metode yang
tepat untuk setiap pokok bahasan. Selain itu pembelajaran sejarah juga dapat
menggunakan
media
pengajaran
yang
bermacam-macam
diantaranya
menampilkan gambar, film, peta dan lainnya untuk menambah pemahaman
terhadap data visual.
Selain itu guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan dan
merancang metode pembelajaran yang akan dilakukannya seiring dengan
perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi. Salah satu metode
pembelajaran
yang
dapat
mewujudkan
tujuan
tersebut
adalah
metode
pembelajaran berbasis portofolio. Dalam metode pembelajaran ini siswa dituntut
untuk berpikir cerdas, kreatif, partisipatif, prospektif dan bertanggung jawab
melalui tugas-tugas yang dikerjakan dalam format portofolio. Dengan tugas-tugas
portofolio yang siswa kerjakan selama proses pembelajaran akan membantu siswa
memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik.
Praktik belajar ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong
kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi siswa. Serta melalui analisa file
tugas-tugas portofolio guru dapat mengetahui potensi, karakter, kelebihan, dan
kekurangan siswa, serta di satu pihak file ini dapat menjadi dasar pijakan untuk
mengoreksi dan memperbaiki kelemahan serta kekurangannya dalam proses
pembelajaran maupun penguasaannya atas suatu pokok bahasan atau materi
pelajaran tertentu sehingga mampu mengungkap keberhasilan belajar siswa secara
menyeluruh menyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Maka dari itulah
peneliti merasa perlu untuk menerapkan portofolio dalam pembelajaran IPS
Sejarah di SMP Negeri 1 Malang karena dengan portofolio ini, pengalaman
belajar siswa tidak hanya diperoleh dari dalam kelas, tetapi juga belajar dari luar
kelas.
Penelitian ini dilakukan untuk
mendeskripsikan proses pelaksanaan
metode pembelajaran berbasis portofolio pada mata pelajaran IPS Sejarah, dan
mendeskripsikan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran berbasis
portofolio pada mata pelajaran IPS Sejarah kelas VII sehingga dapat diketahui
pengaruh metode pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS Sejarah Kelas VII semester gasal tahun ajaran 2011/2012
SMP Negeri 1 Malang.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (deskiptive research)
yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang ada dalam hal ini pengaruh
penerapan metode pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa
yang pada mata pelajaran IPS Sejarah Kelas VII SMP Negeri 1 Malang. Alasan
pemilihan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan kondisi apa adanya
yang ditemukan dalam penelitian. Penggambaran kondisi ini bisa bisa individual
atau dengan menggunakan angka-angka. Populasi penelitian ini adalah siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Malang sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa 243.
Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A.
Pengambilan subyek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling yaitu subyek diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Instrumen
penelitian adalah (1) Instrumen perlakuan yang terdiri dari silabus/RPP (2)
Instrumen pengukuran yang terdiri dari pedoman observasi, pedoman angket,
pedoman penilaian portofolio dan tes kognitif. Tes ini terdiri dari pre-test untuk
mengukur pengetahuan awal siswa dan post-test untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
HASIL PEMBAHASAN
Setelah diadakan penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran
berbasis portofolio pada kelas VII A diperoleh hasil dimana ketuntasan belajar
siswa kelas VII A dilihat dari hasil pre-test dan post-test mengalami peningkatan
rata-rata kelas dari 64,31 pada waktu pre-test menjadi 83,62 dari hasil post-test.
Dengan demikian rata-rata kelas siswa sebelum dan sesudah penerapan metode
pembelajaran berbasis portofolio mengalami peningkatan.
Pada pembuatan portofolio siswa dituntut untuk lebih aktif dalam
mengumpulkan bahan-bahan yang dapat dijadikan dokumen belajar. Peningkatan
hasil belajar siswa dari dari sebelum dan sesudah penerapan metode pembelajaran
berbasis portofolio menunjukkan bahwa penerimaan siswa terhadap penerapan
metode pembelajaran berbasis portofolio sangat baik. Meningkatnya hasil belajar
siswa dapat menggambarkan perkembangan belajar siswa. Terbukti siswa dapat
menunjukkan tes nya dalam menyusun portofolio. Jadi indikator keberhasilan
yang menunjukkan tes nya dalam menyusun portofolio dapat tercapai. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Budimansyah (2002) bahwa portofolio
adalah
suatu
usaha
berkesinambungan,
untuk
menyeluruh
memperoleh
tentang
informasi
proses,
hasil
secara
berkala,
pertumbuhan
dan
perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, keterampilan siswa yang bersumber
dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya.
Melalui pengumpulan dokumen portofolio tersebut berarti guru telah
melibatkan siswa pada situasi pembelajaran yang sebenarnya. Hal ini sesuai
dengan karakteristik penilaian portofolio yang dikemukakan Fajar (2005) bahwa
penilaian portofolio merupakan hasil karya siswa yang berisi kemajuan dan
penyelesaian tugas-tugas secara terus menerus (kontinu) dalam usaha pencapaian
kompetensi pembelajaran.Menurut Depdiknas (2004) portofolio adalah kumpulan
hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang
ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha
mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam
kurikulum.
Nilai akhir portofolio pada penelitian ini mencerminkan hasil belajar siswa
secara keseluruhan tanpa harus memisahkan antara nilai tes sebagai nilai kognitif
dengan nilai tugas sebagai nilai afektif dan psikomotorik mengingat nilai akhir
portofolio sudah mencerminkan hasil belajar siswa secara holistik dalam arti
menyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Hal ini sesuai dengan
karakteristik assessment autentik yang dikemukakan oleh Nurhadi (2004) bahwa
hasil belajar ini bersifat holistik mencakup perkembangan belajar siswa yang
meliputi aspek psikomotorik, afektif dan kognitif serta penilaian ini dilaksanakan
selama dan sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung.
Depdiknas
(2004)
mengungkapkan
bahwa
penggunaan
portofolio
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan dirinya, bukan
kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas. Pada awal
penerapan metode pembelajaran berbasis portofolio, tidak sedikit siswa yang
bertanya tentang penyusunan portofolio meskipun siswa sudah dijelaskan pada
pertemuan pertama namun dengan penjelasan dari guru akhirnya siswa paham
tentang penyusunan portofolio tersebut. Hal ini tercermin dari portofolio siswa
yang telah mereka susun. Tidak sedikit siswa yang hanya menyertakan bukti
belajar seadanya, mereka tidak berusaha memberi yang terbaik untuk hasil karya
di dalam portofolio. Ada juga siswa yang menyatakan bahwa sebagian bukti
belajarnya hilang, bahkan ada yang mengaku belum mengerjakan tugas yang
menjadi bukti dalam portofolio hal ini menyebabkan nilai portofolio mereka
rendah. Berdasarkan hasil angket respon siswa terhadap penerapan portofolio
menunjukkan bahwa siswa menyikapi dengan baik metode pembelajaran berbasis
portofolio ini karena dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan hasil angket
respon siswa diketahui bahwa 89,64% menyatakan bahwa mereka merasa bangga
atas hasil karya yang dikumpulkan dalam portofolio sebagai bukti belajar dan
siswa merasa puas dengan cara belajar yang mereka kerjakan. Akan tetapi
beberapa siswa juga mengeluhkan terhadap waktu yang diberikan untuk
mengerjakan portofolio dirasa sangat singkat sehingga siswa merasa kurang
maksimal dalam mengerjakan. Hal ini disebabkan terbatasnya waktu penelitian.
Beberapa siswa juga menjadikan portofolio sebagai sarana dalam menyampaikan
segala permasalahnnya pada peneliti terutama yang berkaitan dengan masalah
pembelajaran sejarah sehingga pembuatan portofolio dapat digunakan sebagai
wahana interaksi antara guru dengan siswa. Seperti yang dikemukakan Depdiknas
(2004) bahwa portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi
antara guru dan siswa tentang perkembangan siswa yang bersangkutan. Lebih
lanjut Suwandi (2010) mengungkapkan bahwa portofolio dapat menggambarkan
perkembangan atau kemajuan tes seseorang dalam satu bidang tertentu.
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti selama beberapa
pertemuan, dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap penerapan metode
pembelajaran berbasis portofolio terbilang cukup baik, dimana berdasarkan angket
yang diberikan kepada siswa setelah penerapan metode pembelajaran berbasis
portofolio 55,18%
siswa menjawab mereka merasa tidak terbebani dengan
adanya penilaian portofolio, dan 79,30% siswa menyatakan bahwa diterapkannya
portofolio membuat siswa tertantang untuk mengerjakan tugas portofolio. Dengan
demikian sesuai dengan tujuan penelitian yang diajukan bahwa penerapan metode
pembelajaran berbasis portofolio pada pembelajaran IPS Sejarah Kelas VII A
SMP Negeri 1 Malang cukup baik.
Hasil belajar siswa dalam penelitian ini diukur melalui pemberian tes.
Terdapat dua macam tes yang diberikan kepada siswa yaitu pre-test dan post-test.
Dimana pre-test ini diberikan untuk mengetahui tes awal siswa sebelum diberikan
perlakuan, yaitu metode pembelajaran berbasis portofolio. Sedangkan untuk posttest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui tes akhir siswa setelah diberikan
perlakuan dengan metode pembelajaran berbasis portofolio. Soal untuk pre-test
dan post-test adalah sama, yaitu dengan jumlah soal sebanyak 20 butir soal pilihan
ganda. Berikut adalah tabel hasil belajar siswa dengan pembelajaran portofolio
dilihat dari hasil pre-test dan post-test:
Tabel 1.1 Tabel Hasil Belajar Kelas VII A Dengan Metode Pembelajaran Berbasis Portofolio
Pembelajaran
Portofolio
VII A
Pre-Test
Post-Test
dengan
Jumlah
siswa
Jumlah
Siswa
Nilai
29
1865
64,31
29
2425
83,62
Rata-rata kelas
Hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran berbasis
portofolio setelah dianalisis menunjukkan bahwa tes awal siswa kelas VII A
dengan jumlah siswa sebanyak 29 siswa sebelum diberikan perlakuan dengan
metode pembelajaran berbasis portofolio memiliki rata-rata kelas sebesar 64,31.
Dimana sebagian besar siswa kelas VII A dengan metode pembelajaran berbasis
portofolio yaitu 21 dari 29 siswa atau sebesar 72,41% tidak tuntas dan hanya 8
dari 21 siswa atau sebesar 27,59% yang tuntas.
Dalam kelas VII A dengan metode pembelajaran berbasis portofolio ini,
setelah pemberian pre-test kemudian siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan metode pembelajaran berbasis portofolio dengan materi memahami
kehidupan pada masa praaksara di Indonesia. Dimana dalam metode pembelajaran
berbasis portofolio ini siswa tidak hanya mengumpulkan tugas-tugas yang
dikerjakan seadanya saja melainkan siswa mengumpulkan hasil terbaik dari karya
yang telah dibuatnya yaitu berupa rangkuman materi, peta penyebaran manusia
purba yang ada di Indonesia, kliping yang berkaitan dengan materi pembelajaran
dan lain sebagainya. Hasil portofolio yang dikumpulkan siswa kemudian dinilai
dan dianalisis oleh guru untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa terhadap
kompetensi atau materi yang telah dipelajari. Seperti yang diungkapkan oleh
Berenson dan Certer dalam Rusoni (2001:2) dengan bahan-bahan portofolio yang
dikerjakan, guru dapat mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu
tertentu, mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki, membangkitkan
kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar, mendorong tanggung jawab siswa
untuk belajar. Dalam Fajar (2005:44-45) dengan tugas-tugas portofolio yang
siswa kerjakan disamping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam
pembelajaran, siswa juga memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam
pembelajaran serta siswa juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara
mental. Pengalaman fisik dalam arti melibatkan siswa atau mempertemukan siswa
dengan objek pembelajaran. Pengalaman mental dalam arti memperhatikan
informasi awal yang telah ada pada diri siswa, dan memberikan kebebasan kepada
siswa
untuk
diperolehnya.
menyusun
(merekonstruksi)
sendiri-sendiri
informasi
yang
Lebih lanjut Fajar (2005:45) mengemukakan bahwa dengan metode
pembelajaran berbasis portofolio memungkinkan siswa untuk: (1) berlatih
memadukan konsep antara yang diperoleh dari guru atau dari buku dengan
informasi yang mereka dapatkan diluar kelas, (2) siswa diberi kesempatan untuk
mencari informasi di luar kelas baik informasi yang sifatnya benda, bacaan,
penglihatan (objek langsung, TV, radio, internet) maupun pakar atau tokoh, (3)
membuat alternatif untuk mengatasi permasalahan pada topik yang dibahas, (4)
membuat suatu keputusan yang berkaitan dengan konsep yang dipelajarinya, (5)
merumuskan
langkah-langkah
yang
akan
dilakukan
untuk
mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran.
Pada dasarnya portofolio merupakan usaha yang dilakukan oleh guru agar
siswa memiliki tes untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai
individu maupun kelompok. Tes tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman
belajar sehingga memiliki tes mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat
laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya
dituangkan penuh dalam pekerjaan atau tugas-tugasnya.
Selain pemberian tugas sebagai bahan portofolio selama proses
pembelajaran guru sering mengajukan beberapa pertanyaan pada siswa untuk
menggali pengetahuan awal siswa. Menurut pendapat peneliti, dengan pertanyaan
siswa dapat meningkatkan tes berfikir, memperoleh pengetahuan (informasi) dari
guru, dan siswa mengetahui apa manfaat dari mempelajarinya serta secara utuh
melukiskan integrated learning experiences atau pengalaman belajar yang terpadu
yang dialami oleh siswa dalam kelas sebagai suatu kesatuan. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Hasibuan (1988:20) yang menyatakan bahwa dalam proses
belajar mengajar tujuan pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah agar siswa
belajar.
Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa sebagai salah satu bagian
penilaian ranah afektif dalam portofolio ini dilakukan dengan cara melakukan
observasi terhadap masing-masing kelompok selama kegiatan pembelajaran dan
mencatat hasil observasi tersebut dalam lembar observasi yang tersedia. Selama
proses pembelajaran berlangsung siswa tampak aktif dan antusias, hal ini terlihat
pada saat siswa bertanya kepada guru baik karena adanya rasa ingin tahu maupun
karena adanya petunjuk dari guru yang kurang jelas hal ini yang menunjukkan
keantusiasan siswa dalam pemberian portofolio. Peningkatan aktivitas siswa
menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran ini disebabkan karena guru selalu
mengingatkan bahwa semua aktivitas siswa dinilai. Selain itu, peningkatan
aktivitas juga disebabkan oleh pengaruh hadiah dalam sistem penghargaan yaitu
dengan plus. Kedua hal tersebut bertujuan untuk lebih memotivasi siswa dalam
belajar. Menurut Hasibuan (2008:62), salah satu hal yang penting dalam
pembelajaran adalah umpan balik dari guru terhadap pertanyaan yang diajukan
oleh siswa karena setiap kegiatan siswa selama belajar akan meningkatkan hasil
belajar proses belajar mereka.
Setelah pemberian perlakuan dengan portofolio seperti yang disampaikan
di atas kemudian dilakukan pengukuran tes akhir siswa dengan cara memberikan
post-test. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VII A dengan
jumlah 29 siswa setelah diberi tugas portofolio memiliki rata-rata kelas sebesar
83,62. Dimana sebagian besar siswa kelas VII A yaitu 89,66% atau sebanyak 26
siswa dari 29 siswa memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum). Sedangkan sisanya 10,34% atau sebanyak 3 siswa memperoleh nilai
di bawah KKM, dapat dikatakan tidak tuntas.
Hal ini menunjukkan bahwa melalui tugas-tugas portofolio, siswa akan
mengalami proses belajar yang efisien dalam arti siswa tidak akan memperoleh
ilmu pengetahuan yang statis dan otoriter, melainkan siswa diharapkan akan
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik, sesuai dengan apa yang dikatakan
Budimansyah (2002:1) dan Solihatin (2008:53) sebagai suatu proses sosial
paedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di
dalam pikiran siswa baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan
(skill), maupun nilai dan sikap (afektif).
Pengalaman belajar yang dirasakan oleh siswa dalam penelitian ini adalah
dengan mengerjakan tugas-tugas yang termuat dalam portofolio diantaranya
membuat rangkuman materi, peta penemuan fosil manusia purba yang ada di
Indonesia, kliping yang berkaitan dengan materi pembelajaran, pembuatan jurnal
belajar dan refleksi akhir pembelajaran. Dengan tugas-tugas portofolio tersebut
pengetahuan yang berkaitan dengan materi pembelajaran akan diperoleh serta
keterampilan siswa akan terus digali dalam mengerjakan setiap tugas yang akan
dijadikan bahan portofolio. Selain melalui tugas-tugas pengalaman belajar siswa
dapat diperoleh saat proses pembelajaran yaitu pada saat diskusi. Siswa diberi
kebebasan untuk menyusun sendiri informasi yang baru didapat. Dari hasil diskusi
diperoleh informasi yang lebih banyak tentang materi yang telah dipelajari pada
buku atau sumber sebelumnya. Pada saat diskusi, sering terjadi ketidaksamaan
jawaban antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Masing-masing siswa
mengalami konflik kognitif sehingga mereka memikirkan kembali jawaban
mereka. Munculnya konflik kognitif ini menyebabkan siswa membangun kembali
(merekonstruksi) informasi yang telah dimiliki dengan informasi baru. Pada saat
terjadi konflik kognitif peneliti memberikan dorongan kepada siswa yang kurang
aktif untuk aktif dan lebih berani mengutarakan pendapatnya.
Penilaian kemajuan siswa saat berlangsung kegiatan pembelajaran di kelas
dilakukan sepanjang pelaksanaan pembelajaran yang dapat dilihat dari aktivitas
siswa selama proses pembelajaran. Aktivitas siswa menunjukkan tingkat keaktifan
siswa dalam pembelajarn. Keaktifan siswa akan tumbuh apabila siswa dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran.
Dengan metode pembelajaran berbasis portofolio, siswa menjadi
diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman
belajarnya (learning by doing). Selain itu juga mampu memberdayakan siswa
dalam merekonstruksi pengetahuan, sikap dan keterampilan belajarnya. Siswa pun
aktif merespons apa yang diberikan guru. Bahkan ada pertanyaan-pertanyaan di
luar dugaan guru, karena siswa menemukan permasalahannya sendiri secara
langsung di lapangan. Melalui metode pembelajaran berbasis portofolio pada
akhirnya siswa akan proaktif dan mampu mengembangkan alternatif solusi yang
dapat ditemukan malalui cara yang ilmiah.
Berdasarkan hasil penelitian data tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa siswa yang diberi tugas portofolio dapat meningkatkan hasil belajar dengan
pengalaman belajar yang mereka dapatkan selama mengerjakan tugas-tugas
portofolio dan efektif untuk diterapkan pada mata pelajaran IPS Sejarah materi
kehidupan pada masa praaksara di Indonesia siswa kelas VII di SMP Negeri 1
Malang.
Hasil belajar siswa merupakan nilai yang diperoleh siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari tes tes awal (pre-test) yang diberikan pada
kelas VII A dengan metode pembelajaran berbasis portofolio dengan metode
pembelajaran berbasis portofolio, diperoleh hasil tes awal yang sama, yaitu untuk
rata-rata pre-test pada kelas VII A dengan metode pembelajaran berbasis
portofolio sebesar 64,31. Berdasarkan hasil tes tes
akhir (post-test) dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata hasil tes tes akhir siswa dari kelas VII A dengan
metode pembelajaran berbasis portofolio dengan jumlah siswa sebanyak 29 siswa
adalah 83,62 serta terdapat 3 siswa yang belum tuntas dan 26 siswa yang tuntas
pada mata pelajaran IPS Sejarah materi kehidupan pada masa praaksara di
Indonesia.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran IPS Sejarah kelas VII menunjukkan tingkat keaktifan siswa pada
kelas VII A dengan metode pembelajaran berbasis portofolio dengan
pembelajaran portofolio, aktivitas siswa termasuk dalam kategori cukup dengan
presentase aktivitas sebesar 64,82% dari hasil observasi yang dilakukan selama
pembelajaran.
Meningkatnya hasil belajar IPS Sejarah siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis portofolio, dikemukakan oleh
Fajar (2005:88) bahwa siswa belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa
yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar,
70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Dalam pembelajaran portofolio dengan melakukan penyajian portofolio dan terjun
langsung mencari informasi atau data di lapangan, sehingga seperti yang dilihat
diatas siswa dapat menyerap materi sebesar 90%. Dalam pembelajaran portofolio
guru hanya berperan sebagai fasilitator saja, karena dalam pembelajaran
portofolio keaktifan siswa sangat diutamakan untuk mendukung proses belajar
mengajar.
Pemberian tugas portofolio melalui metode pembelajaran berbasis
portofolio sangat efektif jika diterapkan oleh guru mata pelajaran IPS Sejarah
karena hasil belajar siswa menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa
dilihat dari hasil pre-test dan post-test. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan penerapan metode pembelajaran berbasis portofolio
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sejarah kelas VII SMP
Negeri 1 Malang.
KESIMPULAN
Hasil penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) penerimaan siswa
kelas VII A terhadap penerapan metode pembelajaran berbasis portofolio cukup
baik meskipun pada awal tindakan siswa mengalami kesulitan dalam menyusun
portofolio terutama dalam menyusun bahan-bahan yang menjadi bukti
kelengkapan portofolio namun pada pertemuan selanjutnya siswa sudah terbiasa
dan bisa mengerjakan portofolio dengan hasil baik. (2) Tes awal siswa kelas VII
A dengan jumlah siswa sebanyak 29 siswa sebelum pembelajaran dengan metode
portofolio memiliki rata-rata kelas sebesar 64,31. Di mana sebagian besar siswa
kelas VII A yaitu 21 dari 29 siswa tidak tuntas dan hanya 8 dari 29 siswa yang
tuntas. Setelah diajar dengan metode portofolio memiliki rata-rata 83,62. Di mana
sebagian besar siswa kelas VII A yaitu 89,66% atau sebanyak 26 siswa dari 29
siswa memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Sedangkan
sisanya 10,34% atau sebanyak 3 siswa memperoleh nilai di bawah KKM, dapat
dikatakan tidak tuntas. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama
proses pembelajaran menunjukkan siswa cukup aktif dengan presentase aktivitas
siswa sebesar 64,82%. Hal ini menunjukkan keantusiasan siswa terhadap
penerapan portofolio dalam pembelajaran. (3) Berdasarkan hasil belajar siswa
diatas maka dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran berbasis
portofolio sangat efektif jika diterapkan oleh guru mata pelajaran IPS Sejarah
karena hasil belajar siswa menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa
dilihat dari hasil pre-test yaitu dengan nilai rata-rata 64,31 dan rata-rata nilai posttest 83,62. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
penerapan metode pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS Sejarah kelas VII SMP Negeri 1 Malang pada pokok
bahasan memahami kehidupan pada masa pra aksara.
Daftar Rujukan
Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis
Portofolio. Bandung : PT Genesindo
Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis
Kompetensi Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas
Fajar, Arnie. 2005. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Hasibuan, Thabrany. 1994. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.
Malang: UM Press.
Suwandi. 2010. Model Assessment dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma
Pustaka
Rusoni, Elin. 2001. Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika.
(Online) http://www.depdiknas.go.id. Diakses tanggal 13 Desember 2010
Download