Penelitian Eksperimen (Experimental Research) • Apakah itu penelitian eksperimen? Sebagai perbandingan, pada penelitian survei, Anda sebagai peneliti tidak dapat melakukan manipulasi atau intervensi terhadap responden (objek penelitian Anda), karena semua jawaban merupakan pendapat/opini dari responden. • Pada penelitian eksperimen, Anda dapat memanipulasi kondisi dengan memberikan perlakuan (treatment) atau menciptakan sebuah kondisi/rangsangan pada objek yang Anda teliti. • Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif yang sangat kuat mengukur hubungan sebab akibat. • Tujuan utama penelitian eksperimen adalah untuk menilai bagaimana pengaruh sebuah atau lebih perlakuan terhadap sifat/kondisi suatu populasi tertentu atau untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh perlakuan. • Penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ilmu pasti biasanya dilakukan di suatu tempat yang disebut laboratorium. • Dalam ilmu-ilmu sosial penggunaan penelitian eksperimen berbeda dengan yang biasa dilakukan pada ilmu pasti. • Dalam penelitian ilmu-ilmu sosial Anda dapat menciptakan sebuah laboratorium dengan lingkungan alami, sehingga objek tidak merasa sedang diteliti dan tetap berperilaku secara alamiah. • Penelitian demikian itu disebut penelitian eksperimen lapangan (field experiment). • Pada penelitian tersebut, kelompok yang memperoleh perlakuan dan kelompok pembanding (yang tidak diberikan perlakuan) tidak dipisahkan dengan lingkungan keseharian mereka. • Disamping itu, Anda dapat membuat penelitian eksperimen laboratorium dengan membuat laboratorium buatan. • Sebagai contoh Anda dapat membuat kelompok-kelompok dalam ruangan kelas dan memberi perlakuan kepada kelompok tertentu, untuk melihat pengaruh perlakuan tersebut. Bagaimana melakukan penelitian eksperimen? Langkah-langkah dalam melakukan penelitian eksperimen: • Anda harus membuat hipotesis kausal yang terdiri dari variabel independen (bebas) dan variabel dependen (tidak bebas) • Mengukur variabel tidak bebas dengan pengujian awal (pre-test) • Memberikan perlakuan/treatment kepada kelompok/objek yang diteliti • Mengukur kembali variabel tidak bebas setelah pemberian perlakuan (post test) • Contoh penelitian pengaruh pelatihan terhadap pustakawan di sebuah perpustakaan: • Anda perlu membuat hipotesis kausal bahwa pelatihan layanan referensi akan meningkatkan keterampilan pustakawan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan referensi • Ditentukan tingkat kecepatan pustakawan dalam menemukan jawaban merupakan variabel dependen dan pelatihan layanan referensi sebagai variabel independen • Sebelum para pustakawan diberikan pelatihan, Anda harus mengamati berapa lama mereka dapat menemukan jawaban yang diberikan (pre-test) • Kemudian para pustakawan itu diberikan pelatihan layanan referensi, yang diharapkan akan meningkatkan keterampilan mereka dalam menemukan jawaban berbagai pertanyaan referensi • Langkah terakhir, Anda kembali mengamati berapa lama para pustakawan menemukan jawaban pertanyaan referensi yang diberikan, setelah mereka dilatih layanan referensi (posttest). Ada beberapa jenis penelitian eksperimen: 1. Classical experimental design (1 kelompk eksperimen-1 kelompok pembanding) • Tahapan yang perlu dilakukan adalah • membagi objek penelitian kedalam dua kelompok, bisa menggunakan simple matching (mencari kesamaan karakteristik tertentu dari objek, sehingga kelompok yang terbentuk lebih homogen sifatnya), atau secara random (memilih anggota kelompok dengan cara acak/undian) • Dua kelompok itu terdiri dari satu kelompok yang akan diberikan perlakuan (disebut sebagai kelompok eksperimen), dan satu kelompok yang tidak diberikan perlakuan (yang disebut juga sebagai kelompok pembanding) • Kedua kelompok itu diukur variabel dependen/tidak bebas (pre-test), kemudian kelompok eksperimen diberikan perlakuan. • Setelah itu, kedua kelompok kembali diukur variabel dependen/tidak bebasnya (post-test) dan dilihat apakah perlakuan itu memberi perubahan kepada kelompok eksperimen. 2. Pre-experimental design • Dinamakan Pre-experimental design, karena dianggap belum benar-benar penelitian eksperimen. • Pada penelitian ini, variabel dependen/tidak bebas yang biasanya dipengaruhi oleh variabel independen/bebas, pada penelitian ini variabel tidak bebas juga dipengaruhi oleh variabel luar. • Hal itu terjadi karena tidak ada variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak. • Jenis penelitian ini biasanya digunakan karena adanya keterbatasan jumlah objek yang akan menjadi bahan penelitian. Ada beberapa jenis penelitian ini, yaitu: – One-shot case study design, yaitu sebuah desain penelitian dimana satu kelompok eksperimen diberikan sebuah perlakuan, kemudian diamati apa yang terjadi pada kelompok itu. Setelah itu diukur variabel dependennya (post-test), tanpa ada kelompok pembanding. – One-group pre-test-post-test design, yaitu sebuah desain penelitian dimana pada awalnya satu kelompok eksperimen diukur variabel dependennya (pre-test). – Setelah itu kelompok tersebut diberikan perlakuan, dan diukur kembali variabel dependennya (post-test). – Pada penelitian ini tidak ada kelompok pembandingnya. – Jenis penelitian ini mirip dengan one-shot case study design, hanya di sini dilakukan pre-test. • Static group comparison, yaitu sebuah desain penelitian dimana ada satu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan, kemudian diukur variabel dependennya (post-test). • Sementara itu ada satu kelompok pembanding yang hanya diukur variabel dependen (post-test) tanpa sebelumnya diberikan perlakuan. • Hasil pengukuran variabel dependen pada kelompok pembanding dan kelompok eksperimen kemudian dibandingkan. 3. Quasi experimental and special design • Desain penelitian ini mirip dengan jenis penelitian eksperimen klasik, namun desain ini mempunyai kelebihan, yaitu dapat membantu Anda untuk melihat hubungan kausal dari berbagai macam situasi yang ada. • Desain penelitian ini disebut quasi karena merupakan variasi dari penelitian eksperimen klasik. • Untuk memilih anggota kelompok penelitian pada desain ini harus dilakukan secara acak/random. • Desain penelitian ini sangat membantu peneliti, terutama adanya kenyataan bahwa sulit mendapatkan kelompok pembanding dalam melakukan penelitian. Ada beberapa jenis penelitian eksperimen kuasi, yaitu: a. Two-group post-test-only design • Jenis penelitian ini serupa dengan penelitian static group comparison. • Namun, pada static group comparison tidak perlu dilakukan pemilihan anggota secara acak, pada penelitian ini harus dilakukan pemilihan anggota secara acak. • Tahapan yang perlu dilakukan dalam penelitian two-group post-test-only design: • • Kelompok eksperimen: • Pilih anggota kelompok secara acak • Lingkungan penelitian harus sama dengan lingkungan penelitian untuk kelompok pembanding • Kelompok ini kemudian diberikan perlakuan • Lakukan pengamatan dan pengukuran variabel dependen (post-test) Kelompok pembanding: • Pilih anggota kelompok pembanding secara acak • Tentukan lingkungan yang sama dengan lingkungan kelompok eksperimen • Kelompok pembanding tidak diberikan perlakuan • Lakukan pengamatan dan pengukuran variabel dependen (post-test) • Bandingkan hasil pengukuran variabel dependen pada kelompok eksperimen dan kelompok pembanding. b. Interupted Time Series • Desain penelitian antarwaktu ini mengharuskan peneliti melakukan penelitian berulang kali pada sebuah kelompok. • Setelah itu pada saat tertentu kelompok yang diteliti tersebut diberikan perlakuan, kemudian diuji kembali variabel dependennya. • Sebagai contoh, Anda ingin melihat pengaruh teknologi informasi terhadap layanan sirkulasi. • Sebelumnya Anda sudah melakukan pengamatan pada sebuah perpustakaan selama beberapa waktu, melakukan pencatatan lamanya transaksi peminjaman buku yang terjadi di perpustakaan tersebut. • Kemudian diperkenalkan pemanfaatan komputer untuk melakukan transaksi peminjaman buku. • Anda mengadakan pengamatan secara terus menerus selama selang waktu tertentu. • Anda ingin melihat perubahan layanan sirkulasi dengan pemanfaatan teknologi informasi, apakah setelah menggunakan komputer untuk melakukan transaksi peminjaman layanan menjadi lebih cepat dan lebih mudah mendapatkan data buku yang terlambat pengembaliannya. c. Equivalent time series • Penelitian ini adalah juga penelitian antarwaktu dengan memberikan perlakuan berulang kali pada sebuah kelompok eksperimen, didahului dengan pengukuran variabel dependen (pre-test). Tahapan dalam penelitian equivalent time series: • Anda harus menentukan anggota kelompok • Anda perlu merancang lingkungan, apakah alami atau buatan • Kemudian Anda harus melakukan pengukuran variabel dependen (pre-test) • Lakukan pemberian perlakuan ke 1 pada kelompok eksperimen • Lakukan pengukuran variabel dependen (posttest) • Berikan perlakuan ke 2 pada kelompok eksperimen • Lakukan lagi pengukuran variabel dependen (post-test) untuk melihat pengaruh perlakuan ke 2 • Berikan lagi perlakuan ke 3 • Kembali Anda harus melakukan pengukuran variabel dependen (post-test). d. Latin square designs • Desain penelitian ini biasanya digunakan untuk menentukan urutan/sekuen yang tepat dari beberapa perlakuan. • Sebagai contoh, Anda ingin merancang sebuah pelatihan bagi pustakawan yang memberikan pengaruh yang paling optimum pada keterampilan mereka dalam mengelola perpustakaan. • Anda dapat menggunakan desain penelitian ini untuk menentukan urutan mata kuliah yang seharusnya diberikan kepada para peserta pelatihan. • Misalkan mata kuliah yang ingin Anda cobakan adalah: aplikasi komputer untuk pengolahan data, metode penelitian untuk perpustakaan, dan pengantar statistika untuk perpustakaan. Tahapan penelitian yang harus Anda lakukan adalah: • Anda harus memilih 3 kelompok peserta pelatihan secara acak • Pada kelompok 1: a) Lakukan pengukuran kemampuan peserta pelatihan (pre-test) b) Berikan mata kuliah aplikasi komputer untuk pengolahan data c) Setelah itu Anda kembali mengukur kemampuan peserta pelatihan (post-test) d) Ajarkan mata kuliah metode penelitian untuk perpustakaan e) Lakukan lagi pengukuran kemampuan para peserta pelatihan (post-test) f) Ajarkan mata kuliah ke 3, pengantar statistika untuk perpustakaan g) Lakukan lagi pengukuran kemampuan peserta pelatihan (post-test) • Pada kelompok 2: a) Lakukan pengukuran kemampuan peserta pelatihan (pre-test) b) Berikan mata kuliah metode penelitian untuk perpustakaan c) Lakukan pengukuran kemampuan para peserta pelatihan (post-test) d) Berikan mata kuliah ke 2, pengantar statistika untuk perpustakaan e) Lakukan lagi pengukuran kemampuan peserta pelatihan (post-test) f) Berikan mata kuliah ke 3, aplikasi komputer untuk pengolahan data g) Lakukan lagi pengukuran kemampuan peserta pelatihan (post-test) • Pada kelompok 3: a) Lakukan pengukuran kemampuan peserta pelatihan (pre-test) b) Ajarkan mata kuliah pengantar statistika untuk perpustakaan c) Lakukan pengukuran kemampuan para peserta pelatihan (post-test) d) Berikan mata kuliah ke 2, aplikasi komputer untuk pengolahan data e) Lakukan lagi pengukuran kemampuan peserta pelatihan (post-test) f) Berikan mata kuliah ke 3, metode penelitian untuk perpustakaan g) Lakukan pengukuran kemampuan peserta pelatihan (post-test) • Setelah semua perlakuan diberikan pada 3 kelompok itu, dan dilakukan pengamatan serta pengukuran, kemudian Anda membandingkan hasil pengukuran kemampuan kelompok yang satu dengan kelompok peserta pelatihan yang lain. • Dari hasil penelitian ini Anda bisa menentukan urutan pemberian mata kuliah yang akan memberikan keterampilan yang lebih optimum pada kinerja pustakawan. Solomon Four-Group Design • Penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian eksperimen klasik dan penelitian eksperimen kuasi. • Untuk menggunakan desain penelitian ini Anda harus mempunyai 4 kelompok penelitian. • Dalam menentukan sebuah kelompok akan menerima perlakuan tertentu dilakukan secara acak. Contoh penelitian: • Misalkan Anda ingin melihat apakah pemanfaatan komputer untuk mengelola katalog koleksi sebuah perpustakaan dapat meningkatkan penemuan kembali koleksi yang dibutuhkan pengguna. • Dipilih 2 kelompok yang akan diukur tingkat keterampilan penemuan kembali koleksi menggunakan katalog kartu sebagai pre-test. • Kemudian satu kelompok (misalkan A) diberi perlakuan dengan dilatih menggunakan komputer untuk memasukkan data katalog. • Satu kelompok lagi (misalkan B) diberi perlakuan dengan dilatih membuat katalog kartu secara manual. • Selanjutnya diadakan pengamatan kepada kedua kelompok tentang hasil pelatihan tersebut dengan diukur lagi tingkat keterampilan penemuan kembali koleksi dengan menggunakan komputer untuk kelompok A, dan secara manual untuk kelompok B sebagai posttest. • Sementara itu, Anda masih mempunyai 2 kelompok lain yang tidak diukur tingkat keterampilan penemuan kembali koleksi awalnya (tidak diberi pre-test). • Kelompok yang satu (C) diberikan pelatihan menggunakan komputer untuk memasukkan data katalog, dan kelompok yang satu lagi (D) diberikan pelatihan membuat katalog kartu secara manual. • Kemudian kedua kelompok itu diukur tingkat keterampilan penemuan kembali koleksi menggunakan katalog yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok (post-test). • Hasil pengukuran pada keempat kelompok tersebut akan dibandingkan. • Dengan penelitian ini Anda dapat mengambil kesimpulan apakah keterampilan memanfaatkan komputer untuk penemuan kembali koleksi akan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan ataukah tidak. Factorial Designs • Merupakan sebuah jenis penelitian eksperimen yang mencoba mengkaji dua atau lebih variabel bebas dan satu variabel tidak bebas, serta mengukur pengaruh variabel bebas secara sendirisendiri dan juga pengaruh interaksi antar variabel-variabel bebas. • Dalam melaksanakan eksperimen, Anda akan mengalami kesulitan bila hanya akan mengkaji pengaruh satu variabel saja. • Ada variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh pada variabel yang Anda kaji, yang akan menyesatkan bila variabelvariabel itu diabaikan. • Jadi pada desain faktorial Anda akan memiliki dua atau lebih variabel, dan masing-masing variabel mempunyai dua atau lebih tingkatan. • Bila tertulis desain faktorial 2 x 3, artinya variabel pertama mempunyai dua tingkatan dan variabel kedua mempunyai tiga tingkatan. • Banyaknya variabel dan tingkatannya tergantung pada masalah penelitian yang Anda hadapi. • Data yang diperoleh dari desain faktorial akan dianalisis dengan ANOVA. • Misalkan Anda ingin melihat pengaruh penggunaan komputer terhadap layanan perpustakaan, disamping itu Anda menghadapi pustakawan yang terdiri dari perempuan dan laki-laki. • Untuk itu Anda harus mempunyai 4 kelompok yang masing-masing anggotanya dipilih secara acak/random. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: • • • • • R O1 X Y1 O2 R O3 Y1 O4 R O5 X Y2 O6 R O7 Y2 O8 Keterangan: R = random (pemilihan secara acak) • Y1 = laki-laki • Y2 = perempuan • X = perlakuan • Empat kelompok yang telah terpilih diberikan pre-test, menjadi O1, O3, O5, dan O7. • Bila kelompok yang terpilih itu merupakan sampel yang baik, maka O1 = O3 = O5 = O7. • Kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) laki-laki adalah O1 dan kelompok eksperimen perempuan adalah O5. • Perlakuan yang diberikan adalah data katalog disimpan pada sebuah komputer menggunakan software aplikasi untuk perpustakaan, sedangkan yang tidak memperoleh perlakuan menggunakan katalog kartu secara manual. • O2, O4, O6, dan O8 merupakan kelompok hasil post-test. • Anda akan mengkaji apakah ada pengaruh perlakuan dan interaksi antara perlakuan dengan jenis kelamin.