peningkatan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, hlm 139-144
PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN
SEBAGAI PASIEN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL
Filu Marwati Santoso Putri
Program Studi D-III Kebidanan, Stikes Madani Yogyakarta
email: [email protected]
Abstrak: Peningkatan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai pasien menggunakan media
audio visual. Konflik antara dokter dengan pasien, yang tidak dapat dipecahkan oleh kaidah-kaidah etika
seringkali dijumpai dalam pelaksanaan profesi kedokteran. Dalam keadaan seperti ini maka kaidah
hukum dapat diberlakukan, sehingga pembicaraan tidak akan dapat dilepaskan dari masalah hak dan
kewajiban dari pihak-pihak yang terlibat dalam perkara tersebut. Hal ini disebabkan karena pada
akhirnya penyelesaian harus dikembalikan pada segi-segi hak dan kewenangan yang sebanding dengan
kewajiban dan tanggung jawab. Permasalahannya adalah seberapa jauh pihak yang terlibat khususnya
pasien mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing, dan seberapa jauh seorang dokter mengetahui
hak dan kewajiban pasien dan begitu juga sebaliknya dengan pasien,apakah pasien mengetahui hak dan
kewajiban seorang dokter. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menignkatkan pengetahuan
masyarakat tentang hak dan kewajibannya sebagai pasien di instansi pelayanan kesehatan. Penelitian ini
menggunakan desain pre-eksperimental. Populasinya adalah masyarakat Dusun Salakan, Desa
Potorono, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling
dengan jumlah 50 orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner serta dianalisis menggunakan Wilcoxon
Signed Rank Test. Hasil penelitian menyebutkan bahwa terdap terdapat peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang hak dan kewajiban sebagai pasien sebesar 96% sesudah diberikannya pendidikan
hukum kesehatan menggunakan media audio visual.
Keywords: Peningkatan, Pengetahuan, Hak dan Kewajiban, Pasien
Abstract: Increased knowledge about their rights and obligations as patients using audio visual media.
Conflict between doctors and patients, which can’t be resolved by ethical rules is often found in he
implementation of the medical profession. In such circumstances, the rule of law can be enforced, so that
the discussion can’t be separated from the issue of rights and obligations of the parties involved in the
case. This is because in the end the settlement must be restored to the terms of rights and powers that are
proportional to the obligations and responsibilities. The problem is how much the parties involved,
especially the patients know their rights and obligations, and how far a doctor knows the rights and
obligations of the patient and vice versa with the patient, whether the patient knows the rights and duties
of a doctor. The purpose of this study is to increase the knowledge of the community about its rights and
obligations as a patient in health care institutions. This study used a pre-experimental design. The
population is Community of Salakan, Potorono, Piyungan, Bantul. The sample was chosen by purposive
sampling technique with the number of 50 people. Data were collected by questionnaire and analyzed
using Wilcoxon Signed Rank Test. The results of the study indicate that there is an increase in public
awareness about the rights and obligations as a patient of 96% after the giving of health law education
using audio visual media.
Keywords: Improvement, Knowledge, Rights and Obligations, Patient
Filu Marwati Santoso Putri, Peningkatan Pengetahuan...
139
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, hlm 139-144
PENDAHULUAN
Konflik antara dokter dengan pasien, yang tidak dapat dipecahkan oleh kaidah-kaidah
etika seringkali dijumpai dalam pelaksanaan profesi kedokteran. Dalam keadaan seperti ini
maka kaidah hukum dapat diberlakukan, sehingga pembicaraan tidak akan dapat dilepaskan dari
masalah hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang terlibat dalam perkara tersebut. Hal ini
disebabkan karena pada akhirnya penyelesaian harus dikembalikan pada segi-segi hak dan
kewenangan yang sebanding dengan kewajiban dan tanggung jawab. Permasalahannya adalah
seberapa jauh pihak yang terlibat khususnya pasien mengetahui hak dan kewajibannya masingmasing, dan seberapa jauh seorang dokter mengetahui hak dan kewajiban pasien dan begitu juga
sebaliknya dengan pasien, apakah pasien mengetahui hak dan kewajiban seorang dokter
(Achadiat, 2007).
Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan
hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu. Kewajiban adalah sesuatu
yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseorang atau suatu badan hukum. Pasien
adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sehat maupun
sakit. Dahulu, hubungan dokter dengan pasien lebih bersifat paternalistik. Pasien umumnya
hanya dapat menerima saja segala sesuatu yang dikatakan dokter tanpa dapat bertanya apapun.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hak-haknya, maka pola
hubungan demikian juga mengalami perubahan yang sangat berarti (MKEK, 2004)
Dalam hal hubungan antara dokter dengan pasien menunjukkan bahwa dokter memiliki
posisi yang dominan, sedangkan pasien hanya memiliki sikap pasif menunggu tanpa wewenang
untuk melawan. Posisi yang demikian ini secara historis berlangsung selama bertahun-tahun. Di
waktu lalu pasien selalu memandang dokter sebagai orang yang ahli dan mengetahui berbagai
jenis penyakit yang dikeluhkan oleh pasien, sedangkan pasien adalah orang awam yang tidak
mempunyai pengetahuan mengenai penyakit yang dideritanya. Dari pandangan yang demikian
ini pasien selalu mengikuti apa saja yang disarankan oleh dokter, pasien bahkan tidak
menanyakan apakah tindakan yang dilakukan dokter itu baik bagi dirinya. Pasien juga tidak
berani menanyakan apa sebenarnya penyakitnya, bagaimana rencana pengobatannya yang akan
dilakukan oleh dokter, apakah ada efek samping yang akan dialami dari pengobatan tersebut dan
bagaimana prognose penyakit itu.
Posisi demikian menjelaskan bahwa kedudukan pasien sangat lemah. Dokter, pasien,
dan rumah sakit adalah tiga subyek hukum yang terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan.
Filu Marwati Santoso Putri, Peningkatan Pengetahuan...
140
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, hlm 139-144
Ketiganya membentuk baik hubungan medik maupun hubungan hukum. Hubungan medik dan
hubungan hukum antara ketiganya adalah hubungan yang obyeknya pemeliharaan kesehatan
pada umumnya dan pelayanan kesehatan pada khususnya. Dokter dan rumah sakit sebagai
pemberi jasa pelayanan kesehatan sedangkan pasien sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan hubungan antara ketiganya selalu diatur dengan peraturan-peraturan tertentu agar
terjadi keharmonisan.
Kondisi di atas dialami oleh mayoritas masyarakat umum, termasuk masyarakat Dusun
Salakan, Desa Potorono, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Sebagai salah satu
masyarakat yang belum pernah mendapatkan informasi terkait hukum kesehatan khususnya
mengenai hak dan kewajiban pasien maka sudah sewajarnya masyarakat Dusun Salakan
berperilaku sebagaimana masyarakat umum lainnya dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hak dan
kewajibannya sebagai pasien di instansi pelayanan kesehatan.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental. Populasinya adalah masyarakat
Dusun Salakan, Desa Potorono, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Sampel dipilih
dengan teknik purposive sampling dengan jumlah 50 orang. Data dikumpulkan dengan
kuesioner serta dianalisis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat alpha ≤0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada 50 orang dalam waktu/ periode yang sama.
Rincian kegiatan penelitian terbagi menjadi 3 (tiga) sub kegiatan, yaitu (pre-test) yang
merupakan suatu kegiatan penyebaran kuesioner dengan tujuan untuk mengukur pengetahuan
masyarakat tentang hak dan kewajiban sebagai pasien sebelum dilakukan pendidikan hukum
kesehatan. Kegiatan berikutnya yaitu melakukan pendidikan hukum kesehatan dengan media
audio visual (video) dan leaflet tentang hak dan kewajiban sebagai pasien. Dalam waktu yang
sama setelah dilakukan pendidikan hukum kesehatan, peneliti melakukan penyebaran kuesioner
kembali (post-test) dengan tujuan untuk mengukur kembali pengetahuan masyarakat tentang
hak dan kewajiban menjadi pasien.
Filu Marwati Santoso Putri, Peningkatan Pengetahuan...
141
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, hlm 139-144
1.
Uji statistik deskriptif
Untuk mengetahui secara parsial nilai deskriptif pada pre-test dan post-test
penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif yang terlihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 1. Statistik Deskriptif Nilai Pre-test dan Post-test
Std.
N
Mean Deviation Minimum Maximum
Nilai pre-test
Nilai post-test
50
50
23.32
27.84
2.428
1.633
20
24
28
30
Tabel deskriptive statistics di atas menunjukkan nilai mean, standart deviasi,
minimum dan maksimum dari masing-masing kelompok data (pre-test dan post-test).
Tampak bahwa Mean atau rata-rata nilai post-test 27,84 lebih besar dari pada nilai pre-test
yaitu 23,32. Keadaan tersebut memperlihatkan bahwa ada kemajuan pengetahuan
masyarakat tentang hak dan kewajiban sebagai pasien setelah dilakukan pendidikan hukum
kesehatan.
2.
Uji Statistik Wilcoxon
Uji wilcoxon dilakukan untuk mengetahui perbedaan signifikan antara pengetahuan
masyarakat tentang hak dan kewajiban sebagai pasien sebelum dan setelah dilakukan
pendidikan hukum kesehatan. Hasil uji yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
Tabel 2.Wilcoxon Ranks Test
N
Mean Rank Sum of Ranks
a
Nilai post-test-nilai pre-test Negative Ranks
0
.00
.00
Positive Ranks
48b
24.50
1176.00
Ties
2c
Total
50
Berdasarkan Wilcoxon Signed rank Test di atas diketahui bahwa nilai-nilai negative
ranks adalah 0 yang berarti tidak ada nilai post-test yang lebih rendah dari nilai pre-test.
Selanjutnya untuk nilai positive ranks adalah 48 yang menunjukkan bahwa terdapat 48
orang yang mempunyai nilai post-test yang lebih tinggi dari nilai pre-test. Untuk nilai ties
yaitu nilai yang menunjukkan nilai post-test sama dengan nilai pre-test terdapat pada 2
orang responden. Hasil di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang hak dan kewajiban sebagai pasien sebesar 96%.
Filu Marwati Santoso Putri, Peningkatan Pengetahuan...
142
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, hlm 139-144
PEMBAHASAN
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan. secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi
kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan),
proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan apa
yang diharapkan) (Notoadmojo, 2012).
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melibatkan media sebagai alat bantu, dalam
penelitian ini media/ alat bantu yang digunakan adalah media audio visual (video). Pemilihan
video sebagai alat bantu karena pada pelaksanaannya melibatkan banyak indera untuk mengolah
informasi berupa pendengaran dan melihat gambar bergerak, sehingga lebih meningkatkan
retensi memori daripada melalui ceramah yang hanya melibatkan indera pendengaran.
Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari strategi promosi kesehatan yang diharapkan dapat
mengubah perilaku individu atau kelompok. Baik pengetahuan maupun sikap, keduanya
termasuk ke dalam domain perilaku, dalam hal ini convert behavior atau perilaku tertutup yang
merupakan perilaku yang tidak dapat dilihat atau diamati, namun tetap dapat diukur (Maulana,
2007).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa mean atau rata-rata nilai posttest 27,84 lebih besar dari pada nilai pre-test yaitu 23,32. Selanjutnya untuk nilai positive ranks
adalah 48 yang menunjukkan bahwa terdapat 48 orang yang mempunyai nilai post-test yang
lebih tinggi dari nilai pre-test. Untuk nilai ties yaitu nilai yang menunjukkan nilai post-test sama
dengan nilai pre-test terdapat pada 2 orang responden. Keadaan tersebut memperlihatkan bahwa
ada kemajuan pengetahuan masyarakat sebesar 96% tentang hak dan kewajiban sebagai pasien
setelah dilakukan pendidikan hukum kesehatan melalui media audio visual.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori Notoatmodjo (2007) yang menyatakan
bahwa hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah pengetahuan
dan perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan.
SIMPULAN DAN SARAN
Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan peneliti maka dapat
disimpulkan bahwa ada terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat tentang hak dan
Filu Marwati Santoso Putri, Peningkatan Pengetahuan...
143
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, hlm 139-144
kewajiban sebagai pasien sebesar 96% sesudah diberikannya pendidikan hukum kesehatan
menggunakan media audio visual. Dalam meningkatkan tingkat pengetahuan terhadap hak dan
kewajiban pasien di rumah sakit dibutuhkan kerja sama yang baik antara tenaga medis,
paramedic, dan pihak-pihak rumah sakit. Dokter harus lebih menjelaskan apa saja yang menjadi
hak dan kewajiban pasien pada saat menjalankan pengobatan, seperti memberikan informed
consent, informasi tentang penyakit yang diderita oleh pasien, informasi tentang obat yang akan
diberikan beserta efek sampingnya dan lain sebagainya, dimana hal ini bisa meningkatkan
pengetahuan pasien terhadap hak dan kewajiban pasien di Rumah Sakit.
Disatu sisi sebagai langkah edukasi hukum kesehatan, pemerintah ataupun pihak terkait
sebaiknya memberikan pembakalan kepada masyarakat tentang hak dan kewajiban melalui
poster, buku saku ataupun iklan layanan masyarakat.
DAFTAR RUJUKAN
Achadiat M, Chrisdiono. 2007. Dinamika Etika & Hukum Kedokteran. Jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC
Majelis kehormatan etik kedokteran Indonesia (MKEK). 2004. Kode Etik Kedokteran Indonesia
dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Fakultas kedokteran USU
Maulana, H. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
cipta
Filu Marwati Santoso Putri, Peningkatan Pengetahuan...
144
Download