TUGAS ETIKA BISNIS ke 2 indra

advertisement
TUGAS ETIKA BISNIS
Oleh:
INDRA FREDRIK DJABBAR
01211112
Dosen :Hj. IGA Aju Nitya Dharmani, SST,SE.MM
PROGRAM EKONOMI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
Jl. Arief Rachman Hakim No.51 Surabaya
Phone : 031-5946404- 5995578, fax. 031- 5931213
www.narotama.ac.id
2014
ETIKA BISNIS
1. Pengertian Etika Bisnis Menurut Beberapa Ahli
Menurut Rosita noer: “Etika adalah ajaran (normatif) dan pengetahuan (positif)
tentang yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk mewujudkan kehidupan
yang lebih baik.”
Menurut Yunani Kuno: ("ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan"), Etika adalah
cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Menurut Drs. O.P. Simorangkir: “Etika atau etik sebagai pandangan manusia
dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.”
Menurut Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat: “Etika adalah teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang
dapat ditentukan oleh akal.”
Menurut Drs. H. Burhanudin Salam: “Etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai norma dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya.”
2. Macam – Macam Etika Bisnis
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan
buruknya perilaku manusia, yaitu:
ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikerjar oleh manusia dalam
hidup ini sebagai suatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai
dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku/sikap yang akan diambil.
ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Secara umum Etika dapat dibagi menjadi:
Etika Umum berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi
manusia untuk bertindak secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan etis,
teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.
Etika Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar
dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud: Bagaimana
saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan
khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak
etis: cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan/tindakan, dan teori serta
prinsip moral dasar yang ada akibatnya.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi 3:
A. Etika Individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri.
B. Etika Sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesamanya.
Etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan. Karena kewajiban
seseorang terhadap dirinya berkaitan langsung dan dalam banyak hal
mempengaruhi pula kewajibannya dengan orang lain, dan demikian pula
sebaliknya. Etika sosial menyangkut hungan manusia dengan manusia lain.
Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi
atau terpecah menjadi banyak bagian/bidang. Dan pembahasan bidang yang paling
aktual saat ini adalah mengenai:
a. Sikap terhadap sesama
b. Etika keluarga
c. Etika profesi
d. Etika politik
e. Etika lingkungan
f. Etika ideology
C. Etika Lingkungan Hidup, menjelaskan hubungan antara manusia dengan
lingkungan sekitarnya dan juga hubungan antara manusia yang satu dengan
manusia yang lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak
pada lingkungan hidup secara keseluruhan.
3. Teori – Teori Etika Bisnis
Teori – teori etika bisnis dapat di bagi menjadi:
a. Etika teleologi
Etika teleologi yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan
akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan. Suatu tindakan dinilai
baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik,atau akibat yang ditimbulkannya
baik dan bermanfaat. Misalnya : mencuri sebagai etika teleology tidak dinilai baik
atau buruk. berdasarkan tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan akibat dari
tindakan itu. Jika tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik.Contoh seorang
anak mencuri untuk membiayai berobat ibunya yang sedang sakit, tindakan ini
baik untuk moral kemanusian tetapi dari aspek hukum jelas tindakan ini melanggar
hukum.Sehingga etika teologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan
akibatnya suatu tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus
tertentu.Karena itu setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu
saja dalam situasi sebagaimana dimaksudkan.
Filosofinya:
· Egoisme
Perilaku yang dapat diterima tergantung pada konsekuensinya.Inti pandangan
egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk
mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan
moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan
dirinya.Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung
menjadihedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi
diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
Memaksimalkan kepentingan kita terkait erat dengan akibat yang kita terima.
· Utilitarianism
Semakin tinggi kegunaannya maka semakin tinggi nilainya. Berasal dari bahasa
latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah
baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu
dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.Dalam rangka pemikiran
utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah
“the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah
orang yang terbesar.
b. Teori Deontologi
Teori Deontologi yaitu : berasal dari bahasa Yunani , “Deon“ berarti tugas dan
“logos” berarti pengetahhuan. Sehingga Etika Deontologi menekankan kewajiban
manusia untuk bertindak secara baik.Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan
dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakanyang dilakukan,
melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri.Dengan
kata lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan
terlepas dari tujuan atau akibat dari tindkan itu.Contoh : jika seseorang diberi tugas
dan melaksanakanny sesuai dengan tugas maka itu dianggap benar, sedang
dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas.
4. Etika Bisnis Yang Baik
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3
hal pokok yaitu :
1. Produk yang baik
2. Managemen yang baik
3. Memiliki Etika
Tiga aspek pokok dari bisnis yaitu : dari sudut pandang ekonomi, hukum dan etika.
o Sudut pandang ekonomis.
Bisnis adalah kegiatan ekonomis.Yang terjadi disini adalah adanya interaksi antara
produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen
dengan produsen dalam sebuah organisasi.Kegiatan antar manusia ini adalah
bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan
ekonomis.Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi
dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak.
Dari sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan
sajamenguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis.
o Sudut pandang etika (moral).
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan
keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang
bisa kita lakukan boleh1 dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan
hak orang lain. Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan,
karena menghormati kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi
kepentingan bisnis kita sendiri.
o Sudut pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum
Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum
modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan
bisnis, pada taraf nasional maupun international. Seperti etika, hukum juga
merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan
atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada
etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu
bila terjadi pelanggaran. Bahkan pada zaman kekaisaran Roma, ada pepatah
terkenal : “Quid leges sine moribus” yang artinya : “apa artinya undang-undang
kalau tidak disertai moralitas “.
5. Prinsip – Prinsip Etika Bisnis
Adapun prinsip-prinsip etika bisnis yaitu:
a. Prinsip otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan.
b. Prinsip Kejujuran
Untuk Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak dan untuk
kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding
c. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga
negara Indonesia yang bekerja di luar negeri (seperti Malaysia, Timur
Tengah, Taiwan, Australia dan Amerika Serikat) dalam hubungan kerja untuk
jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Namun, istilah TKI seringkali
dikonotasikan dengan pekerja kasar.TKI perempuan seringkali disebut Tenaga
Kerja Wanita (TKW).
TKI sering disebut sebagai pahlawan devisa karena dalam setahun bisa
menghasilkan devisa 60 triliun rupiah (2006) [2], tetapi dalam kenyataannya, TKI
menjadi ajang punglibagi para pejabat dan agen terkait. Bahkan di Bandara
Soekarno-Hatta, mereka disediakan terminal tersendiri (terminal III) yang terpisah
dari terminal penumpang umum. Pemisahan ini beralasan untuk melindungi TKI
tetapi juga menyuburkan pungli, termasuk pungutan liar yang resmi seperti
punutan Rp.25.000,- berdasarkan Surat Menakertrans No 437.HK.33.2003, bagi
TKI yang pulang melalui Terminal III wajib membayar uang jasa pelayanan
Rp25.000. (saat ini pungutan ini sudah dilarang)
Pada 9 Maret 2007 kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan
TKI di luar negeri dialihkan menjadi tanggung jawab BNP2TKI.Sebelumnya
seluruh kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia di luar negeri dilaksanakan oleh Ditjen Pembinaan dan
Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN) Depnakertrans.
Pendapat saya :
Masalah tenaga kerja internasional (TKI) Indonesia di Malaysia & Singapura
merupakan masalah yang sangat kompleks, dengan banyak segi kepentingan yang
berbenturan. Kalau disoroti dari segi satu saja, misalnya kepentingan Indonesia,
maka tidak akan tercapai penyelesaian yang efektip. Segi kepentingan Malaysia&
Singapura juga harus diperhitungkan.Ditinjau dari analisa ekonomi maka bisa
dilihat dua pasar tenaga kerja.Yang terbesar mencakup TKI Indonesia yang masuk
Malaysia & Singapura secara legal.Mengenai jumlahnya tidak ada angka yang
tepat. Mungkin sekitar 1,5 juta orang. Pada umumnya di pasar ini tidak persoalan
yang sengit.Pasar kedua adalah pasar TKI Indonesia yang “ilegal”.Jumlahnya tentu
tidak ada kepastian, tetapi angka 600-800.000 sering disebut. Masalah yang mecuat
(deportasi, perlakuan tidak manusiawi, eksploatasi, dsb-nya) ada di pasar ini .
Solusi saya :
Jadi pengiriman TKI dikatakan legal itu harus memiliki jaringan badan hukum
yang berbentuk PT untuk mengirim tenaga kerja. Selain itu juga harus ada biro
jasa yang memiliki dokumentenaga kerja. Misalnya, surat izin penempatan dan
pengerahan tenaga kerja hingga MoU perusahaan dengan negara tujuannya
tersebut .
Download