BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Komponen Biaya Produksi Menghitung dan menganalisis harga pokok produksi diperlukan data – data biaya yang akurat dan perhitungan biaya harga pokok produksi yang cukup cermat dan tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dan sangat membantu menentukan harga jual. Pada proyek xx01 yang dikerjakan produksinya oleh PT. Surya Citra Khatulistiwa ditemukan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Terdapat perhitungan tenaga kerja langsung yang kurang tepat, 2. Terdapat perhitungan dan pencatatan overhead pabrik yang lebih rendah, 3. Untuk departemen Graphic, perusahaan hanya menghitung dan membebankan biaya bahan baku langsung, termasuk di dalamnya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. IV.1.1 Tenaga Kerja Langsung Di dalam menghitung tenaga kerja, perusahaan menggunakan sistem harian lepas. Karena perusahaan memakai tenaga kerja tergantung banyaknya pesanan dan kesulitan atas pengerjaaan produk tersebut. Dan jumlah tenaga harian lepas tergantung pada berapa kebutuhan tenaga dan berapa hari untuk menyelesaikan produk tersebut. 75 Perusahaan mempunyai ketentuan dalam menghitung dan menetapkan tarif serta rate harga untuk membayar tenaga kerja harian lepas, yaitu Tarif per hari x berapa hari penyelesaian x jumlah karyawan yang dibutuhkan + Tarif per hari ditambah dengan 1x tarif per hari (untuk overtime tenaga kerja). Dan setiap per departemen mempunyai perhitungan tenaga kerja lepas yang berbeda – beda, sesuai dengan tingkat keahlian dan tingkat kesulitan atas pekerjaan produk tersebut. Di dalam penelitian ini, terdapat data – data sebagai berikut dalam menghitung tenaga kerja harian lepas pada PT. Surya Citra Khatulistiwa : 1. Perusahaan mempunyai standar umum (rate) dalam perhitungan tenaga kerja harian lepas, yaitu : Tabel IV.1 PT. Surya Citra Khatulistiwa Standar Tarif Tenaga Kerja Harian Lepas No Keterangan 1 Skill Carpenter Ahli Tukang kayu Helper 2 Standart Tarif (rate) per hari Rp 60,000 Rp 50,000 Rp 40,000 s/d s/d s/d Rp 75,000 Rp 60,000 Rp 50,000 Ahli Tukang cat Rp 60,000 Rp 50,000 s/d s/d Rp 75,000 Rp 60,000 Helper Rp 40,000 s/d Rp 50,000 Skill Painting Standar Tarif Tenaga Kerja Harian Lepas Sumber : PT. Surya Citra Khatulistiwa 76 2. Perusahaan menetapkan perhitungan overtime tenaga kerja harian lepas, yaitu : 1x tarif per hari. Maka hasil survey atas penelitian ini, terdapat analisa sebagai berikut: 1. Kriteria Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang dikerahkan atau dipekerjakan langsung berhubungan dengan produk yang dipesan. 2. Kondisi Perusahaan membebankan biaya gaji mandor (supervisor) pabrik ke produk yang dipesan 3. Sebab Biaya gaji mandor (supervisor) pabrik dibebankan ke tenaga kerja langsung 4. Akibat Biaya tenaga kerja langsung dihitung dan dicatat lebih tinggi dan biaya overhead pabrik dicatat lebih rendah karena biaya tenaga kerja tidak langsung termasuk kelompok biaya overhead pabrik. Maka perhitungan tenaga kerja yang dibebankan ke biaya produksi menjadi lebih tinggi. 5. Rekomendasi Biaya tenaga kerja tidak langsung seharusnya dibebankan ke biaya overhead pabrik 77 IV.1.2. Overhead Pabrik PT. Surya Citra Khatulistiwa tidak memperhitungan dengan rinci biaya – biaya untuk overhead pabrik yang langsung dibebankan ke produk yang dipesan. Di dalam penelitian ini, terdapat data – data sebagai berikut dalam menghitung overhead pabrik pada PT. Surya Citra Khatulistiwa : 1. Perusahaan hanya menghitung dan mencatat biaya bahan baku tidak langsung seperti, lem dan paku di dalam perhitungan overhead pabrik yang dibebankan langsung ke setiap produk, 2. Perusahaan mempunyai kebijakan dalam menetapkan percentage atas overhead pabrik sebagai alokasi pembiayaan operasional proses bisnis dan laba, yaitu 20% - 40% dari total perhitungan harga pokok produksi. Contohnya dalam penelitian ini, perusahaan menetapkan 35 % dikalikan total harga pokok produksi untuk overhead pabrik. Penambahan percentage atas overhead pabrik tersebut digunakan untuk penambahan biaya yang akan ditawarkan ke client atas harga jual produk. Maka hasil survey atas penelitian ini, terdapat analisa sebagai berikut: 1. Kriteria Yang termasuk komponen biaya overhead pabrik, yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan lain – lain overhead pabrik. 2. Kondisi Perusahaan membebankan overhead pabrik ke produk yang dipesan, meliputi lem dan paku (bahan tidak langsung) dan aksesoris lainnya. 3. Sebab 78 Perusahaan tidak membebankan tenaga kerja tidak langsung dan lainnya overhead pabrik, seperti listrik, penyusutan mesin ke produk yang dipesan. 4. Akibat Overhead pabrik dihitung dan dicatat lebih rendah, karena tidak membebankan tenaga kerja tidak langsung dan lainnya overhead pabrik. Maka akibat dari kelemahan tersebut, biaya produksi menjadi lebih rendah. 5. Rekomendasi Biaya – biaya overhead pabrik, seperti tenaga kerja tidak langsung dan lainnya overhead, seharusnya dibebankan, dihitung dan dicatat berdasarkan tarif sebagai overhead pabrik ke produk yang dipesan. IV.1.2.1 Implementasi Perhitungan Overhead Pabrik Atas Dasar Tarif yang Ditentukan Dimuka (Predetermined Rate) Berbagai macam overhead costs harus dibebankan kepada semua pekerjaan yang telah dilakukan selama suatu periode. Namun masalahnya adalah bagaimana cara pembebanan biaya tersebut. Masalah ini timbul karena FOH actual tidak dapat dibebankan sekaligus apabila volume pekerjaan yang dilakukan tidak sama setiap periodenya dan biaya overhead kurang dapat dikendalikan. Selain itu merupakan suatu hal yang mustahil untuk menelusuri setiap jenis overhead ke produk tertentu. Oleh karena itu, digunakanlah suatu cara yang memberikan satu – satunya pilihan terbaik untuk menghitung biaya overhead dengan tepat, guna 79 memenuhi kebutuhan manajemen dan mengidentifikasi ketidakefisienan yaitu Predetermined FOH (tarif overhead costs yang ditetapkan terlebih dahulu). Pemilihan dasar (bases) yang paling tepat untuk menentukan overhead merupakan suatu hal yang sangat penting karena sistem biaya harus menyediakan data yang cukup akurat. Biasanya dasar yang dipilih harus berkaitan erat dengan fungsi overhead yang diterapkan tersebut, misalnya : − Apabila unsur FOH itu sebagian besar berorientasi pada pekerja, seperti supervisory dan indirect labor, maka dasar yang paling tepat adalah Direct Labor Cost atau Direct Labor Hours. − Apabila unsur FOH itu sebagian besar berorientasi pada penanaman modal, yang berkaitan dengan pemilikan dan operasi mesin, maka dasar yang paling tepat adalah Machinery Hours. − Apabila unsur FOH itu sebagian besar berorientasi pada bahan baku, seperti biaya yang berhubungan dengan pembelian dan penanganan bahan, maka dasar yang paling tepat adalah Direct Material Cost. Dasar yang paling mudah untuk diterapkan adalah Direct Material Cost dan Direct Labor Cost. Contoh : a) Direct Material Cost Base Jika estimasi overhead pabrik untuk periode yang akan datang sebesar Rp 300,000 dan estimasi bahan baku Rp 250,000, maka tarif FOH : Estimasi FOH x 100% = % of Direct Material Cost Estimasi Material Cost 80 Rp 300,000 x 100% = 120 % Rp 250,000 Pada bulan januari diterima pesanan yang menggunakan bahan baku langsung sebanyak Rp 5,000, maka : FOH yang dibebankan = Rp 5,000 x 120% = Rp 6,000 b) Direct Labor Cost Base Jika estimasi overhead pabrik untuk periode yang akan datang sebesar Rp 300,000 dan estimasi biaya tenaga kerja langsung Rp 500,000, maka tarif FOH : Estimasi FOH x 100% = % of Direct Labor Cost Estimasi Direct Labor Cost Rp 300,000 x 100% = 60 % Rp 500,000 Pada bulan januari diterima pesanan yang menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebanyak Rp 12,000, maka : FOH yang dibebankan = Rp 12,000 x 60% = Rp 7,200 IV.1.3 Departemen Graphic Proyek xx01, melalui tiga (3) departemen untuk proses pembentukan produk dalam tahap produksinya yaitu : − Tahap pertama dilakukan oleh departemen pemotongan, yaitu pemilihan material. Setelah pemilihan material sudah siap, lalu dibawa ke workshop untuk diolah sesuai dengan bentuk. Tahap awal dimulai dari membuat 81 rencana, misal membuat box, sebelumnya kita harus tahu bagaimana nantinya hasil box tersebut dan bagaimana membuat design box menjadi bagus dan tidak merepotkan dalam pembuatan box tersebut sehingga dalam penyelesaiannya tidak memakan waktu yang lama. Departemen ini mempersiapkan dan mencatat bahan baku apa saja yang digunakan serta memperkirakan harga dari bahan tersebut di pasaran. − Setelah pembentukkan dasar jadi, tahap selanjutnya adalah finishing. Finishing adalah untuk pekerjaan painting. Setelah pekerjaan painting selesai dilanjutkan ke bagian graphic. Di bagian graphic, perusahaan memakai jasa dari perusahaan lain karena untuk pekerjaan sticker digital printing terkadang perusahaan kesulitan dalam penyelesaian pekerjaan ini. Maka perusahaan untuk penyelesaian proyek xx01 ini membutuhkan jasa dari perusahaan lain dalam menyelesaikan pekerjaan sticker digital printing. Dengan ini, maka perusahaan tidak menyiapkan dan mencatat bahan – bahan serta perhitungan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan sticker digital printing. Setelah bagian graphic selesai dilanjutkan ke bagian packing dan langsung pengiriman (departemen Loading on Loading). Untuk departemen graphic, terdapat data – data sebagai berikut : 1. Untuk departemen graphic, perusahaan hanya menghitung dan membebankan biaya bahan baku langsung, termasuk di dalamnya tenaga kerja langsung dan overhead, 2. Untuk proses pembuatan sticker digital printing, perusahaan memakai jasa perusahaan lain (diluar perusahaan). Dikarenakan memakai jasa perusahaan 82 lain, maka perusahaan hanya membebankan langsung ke produk yang dipesan berdasarkan tarif atau biaya yang dikenakan oleh perusahaan, sehingga pencatatan untuk biaya departemen graphic hanya bahan baku langsung saja, yang sudah temasuk biaya tenaga kerja langsung dan overhead. Maka hasil survey atas penelitian ini, terdapat analisa sebagai berikut: 1. Kriteria Menghitung harga pokok produksi haruslah meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhad pabrik berdasarkan tarif. 2. Kondisi Perusahaan menghitung biaya produksi pesanan perusahaan hanya menghitung dan membebankan biaya bahan baku langsung, termasuk didalamnya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. 3. Sebab Perusahaan membebankan biaya bahan baku langsung saja, termasuk didalamnya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. 4. Akibat Biaya produksi untuk Departemen Graphic yang dibebankan ke produk yang dipesan menjadi lebih rendah. 5. Rekomendasi Perusahaan dalam menghitung biaya produksi untuk Departemen Graphic meliputi biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead 83 pabrik yang dibebankan ke produk seharusnya dihitung dan dicatat lebih rinci, khususnya untuk overhead pabrik dihitung berdasarkan tarif. IV.2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Pesanan PT. Surya Citra Khatulistiwa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi (Interior Contractor) dan Event Organizer. Untuk produksinya, perusahaan membuat pada saat pesanan dari client. Maka dalam membuat perhitungan harga pokok produksi, PT. Surya Citra Khatulistiwa menggunakan metode harga pokok pesanan (Job Order Costing) karena perusahaan melakukan proses produksi berdasarkan pesanan yang diterima. Dalam membuat atau menyiapkan harga pokok produksi untuk setiap pesanan, perusahaan membuatnya masih dengan cara tradisional atau manual. Kepala bagian produksi dalam menentukan harga untuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead masih dengan cara manual, yaitu pencatatan yang manual. Dan dalam memperkirakan harga bahan baku serta tarif untuk tenaga kerja langsung, dengan cara kebiasaan serta keahlian dari masing – masing tenaga kerja yang terlibat serta untuk bahan bakunya dengan cara kebiasaan mereka dalam mengetahui harga – harga bahan baku (perhitungan harga pokok produksi bisa dilihat pada tabel III.1. di lampiran L1 – L4) Berdasarkan data di atas dapat diketahui, yaitu : 1. Kriteria 84 Dalam menghitung harga pokok produksi haruslah meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif. 2. Kondisi Perusahaan menghitung biaya produksi pesanan khususnya untuk biaya overhead pabrik tidak berdasarkan tarif melainkan biaya overhead pabrik sebenarnya, dan biaya overhead pabrik ditetapkan dimuka sebesar 35% (ada nya kebijakan perusahaan dalam penetapan percentage untuk overhead pabrik). 3. Sebab Perusahaan membebankan biaya overhead pabrik dengan harga sebenarnya, meliputi lem, paku serta aksesoris lainnya (hanya bahan baku langsung saja). 4. Akibat Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk yang dipesan lebih rendah. Maka biaya produksi yang dikenakan produk pesanan menjadi lebih rendah. 5. Saran Perusahaan dalam menghitung biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk yang dipesan seharusnya semua komponen biaya overhead pabrik seperti bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, penyusutan mesin dan biaya lainnya overhead dihitung berdasarkan tarif. 85 IV.3. Perhitungan dan Uraian Harga Jual PT. Surya Citra Khatulistiwa menggunakan metode harga pokok pesanan (Job Order Costing) untuk menghitung harga pokok pesanan, karena perusahaan melakukan proses produksi berdasarkan pesanan yang diterima. Dalam membuat atau menyiapkan harga pokok produksi untuk setiap pesanan, perusahaan membuatnya masih dengan cara tradisional atau manual. Pencatatan harga pokok produksinya dengan cara manual. Dalam menentukan harga jual untuk produk, perusahaan melakukan beberapa tahap, yaitu yang pertama perusahaan menghitung dan menetapkan harga pokok produksi. Yang bertugas menyiapkan harga pokok pesanan adalah kepala bagian produksi, karena kepala bagian produksi mempunyai pengetahuan tentang bagaimana memperkirakan harga bahan baku dipasaran dengan tepat atau setidaknya mendekati harga pasaran sehingga dalam menghitung harga pokok produksi tidak ada perbedaan atau selisih yang signifikan harga bahan baku maupun penetapan tarif tenaga kerja yang bisa membuat perusahaan mengalami kerugian. Setelah menghitung dan menetapkan harga pokok produksi, kepala bagian produksi menyerahkan hasil perhitungan tersebut kepada bagian keuangan. Bagian keuangan ini bertugas me-review hasil perhitungan harga pokok produksi, apakah perhitungan tersebut sudah wajar atau belum. Setelah bagian keuangan menyetujui hasil perhitungan harga pokok tersebut, bagian keuangan menentukan harga jual kepada client. 86 Dalam menetapkan harga jual, bagian keuangan sepenuhnya berwenang dalam menetapkan harga jual. Komponen biaya yang termasuk dalam harga jual adalah : a) Harga pokok produksi, b) Kebijakan penetapan harga untuk overhead pabrik, dan c) Biaya Loading on Loading. Dalam perhitungan overhead pabrik, perusahaan tidak membebankan langsung ke produk yang dipesan melainkan perusahaan mempunyai kebijakan tentang overhead pabrik, yaitu 20% - 40%. Angka dari kebijakan tersebut digunakan sebagai overhead perusahaan atau biaya operasional perusahaan dan termasuk keuntungan atas penjualan produk yang dipesan. Perusahaan dalam menentukan harga jual ke pihak client, juga menambahkan biaya loading on loading. Biaya tersebut dimaksudkan untuk biaya pemasangan dan pembongkaran booth serta transportasi dan pengemasan atas produk yang akan dikirimkan dan yang akan dipamerkan. Dan biaya tersebut dibebankan ke pihak client yang akan menyelenggarakan event atas produk mereka. Ketika semua komponen biaya yang termasuk di dalam menentukan harga jual sudah ditentukan, maka bagian keuangan memberikan pencatatan harga jual tersebut ke bagian marketing. Dan bagian marketing memberikan penjelasan atas harga jual ke pihak client dan pihak client menyetujui harga yang ditawarkan oleh marketing. Setelah pernyataan penyetujuan harga, maka bagian 87 marketing memberikan kepada bagian akuntansi untuk di input sebagai account receivable atas penjualan. Perusahaan mempunyai kelemahan dalam pencatatan harga pokok produksi, yaitu tidak adanya kartu Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Sheet). Dan di dalam penelitian ini, memberikan rekomendasi atau saran atas bentuk kartu Harga Pokok Pesanan ( Job Order Cost Sheet ), agar perusahaan dalam pencatatan harga pokok produksi lebih mudah dalam membedakan pencatatan per pesanan. Berikut adalah kartu Harga Pokok Pesanan ( Job Order Cost Sheet ) yang direkomendasikan di dalam penelitian ini : KARTU BIAYA PESANAN (JOB ORDER COST SHEET) PT. SURYA CITRA KHATULISTIWA Jl. H. Dogol No. 103 B. Duren Sawit - Jakarta timur. Quotation No : xx01 88 Client Job Advice Venue Booth NO : Person in Charge : : : Date Preparation Date Install Date Dismantle BAHAN BAKU LANGSUNG Permintaan Rp 1,050,000 Rp 1,310,000 Description STAGE BACKDROP RACK DISPLAY STANDING PUZZLE ICE BOX Rp 455,000 Rp Rp 1,454,000 707,500 : : : : Jumlah Rp 4,976,500 TENAGA KERJA LANGSUNG Tanggal Description STAGE BACKDROP RACK DISPLAY STANDING PUZZLE ICE BOX Rp Rp Biaya 300,000 400,000 Rp 250,000 Rp Rp 300,000 250,000 Rp 1,500,000 Tanggal Description STAGE BACKDROP RACK DISPLAY STANDING PUZZLE ICE BOX OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN Biaya Rp 50,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp Rp 100,000 150,000 Rp Bahan Baku Langsung Rp 4,976,500 Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik dibebankan langsung Total biaya pabrik Rp 1,500,000 Rp 450,000 Rp 6,926,500 Biaya Pabrik Biaya loading on loading 450,000 Rp 6,926,500 Rp 1,200,000 Overhead (%) Overhead yang per venue 35% dibebankan Rp 2,424,275 Harga Jual per unit Jumlah unit produksi Rp 10,550,775 20 unit Harga Jual Rp 211,015,500 89 Tabel IV.2 Kartu Biaya Pesanan (Job Order Cost Sheet) Sumber : Data diolah penulis Berdasarkan data di atas dapat diketahui, yaitu : 1. Kriteria Yang termasuk klasifikasi biaya harga jual, yaitu total biaya pabrik atau harga pokok produksi (yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead pabrik yang dibebankan ke produk pesanan), beban pemasaran, beban administrasi dan laba. 2. Kondisi Perusahaan mempunyai kebijakan dalam penetapan overhead pabrik senilai 35% dari harga pokok produksi, serta adanya biaya loading on loading yang dicatat sebagai biaya pemasangan, biaya pemasaran, serta transportasi. 3. Sebab Perusahaan membebankan overhead pabrik per pesanan lebih rendah, sedangkan kebijakan yang ada diperusahaan untuk overhead pabrik dibebankan atau dialokasikan sebagai overhead proses bisnis dan laba. 4. Akibat Overhead pabrik dihitung dan dicatat lebih rendah, sedangkan alokasi overhead pabrik untuk proses bisnis dicatat dan dihitung lebih besar. Sehingga biaya produksi yang langsung dikenakan ke produk per pesanan menjadi lebih rendah, dan untuk penetapan harga jual yang dihitung dan 90 dicatat oleh perusahaan menjadi naik dan lebih besar dibandingkan dengan harga pokok produksi yang dibebankan per pesanan. Harga jual yang dihitung, dicatat, dan ditetapkan oleh perusahaan sebagai penawaran harga ke client menjadi lebih besar, dikarenakan adanya penambahan biaya – biaya yang dibebankan, yaitu kebijakan overhead dan biaya loading on loading. 5. Rekomendasi Dalam menghitung dan mencatat overhead pabrik, seharusnya secara terpisah antara overhead pabrik yang dibebankan ke produk per pesanan dengan overhead proses bisnis dan laba. IV.4. Uraian Harga Pokok Jasa PT. Surya Citra Khatulistiwa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi (Interior Contractor) dan Event Organizer. Dalam menghitung harga pokok dari masing – masing produk yang ditawarkan oleh perusahaan, dibedakan menjadi dua (2) bagian, yaitu : harga pokok pesanan untuk produksi (Interior Contractor) dibuat oleh kepala bagian produksi, sedangkan harga pokok jasa untuk Event Organizer dibuat oleh kepala bagian Event Organizer. Perusahaan dalam mendapatkan client baru dalam memberikan jasa Event Organizer biasa didapatkan dengan cara informasi dari hubungan antar relasi. Dalam satu (1) tahun, ada Event Organizer yang selalu mengadakan event atau pameran. Di setiap pameran, ada baliho (belakang panggung) yang mempertunjukkan atau menyebutkan siapa penyelenggara yang terlibat pameran 91 tersebut. Dan dari penyelenggara tersebut, perusahaan mendapat informasi atau data siapa – siapa saja peserta perusahaan yang terlibat atau membuat pameran tersebut. Dari data tersebut, dapat diketahui data perusahaan (seperti : alamat, no. telepon perusahaan) yang ikut dalam pameran tersebut. Setelah perusahaan mendapatkan data – data perusahaan, maka bagian marketing mempresentasikan jasa berupa pembuatan produk (Interior Contractor) dan jasa Event Organizer yang akan ditawarkan kepada pihak perusahaan yang membutuhkan untuk mempromosikan dan memperkenalkan produk perusahaan tersebut kepada masyarakat. Tidak menutup kemungkinan juga perusahaan lain yang bidangnya sama dengan PT. Surya Citra Khatulistiwa menawarkan jasa kepada perusahaan yang ingin memperkenalkan produk mereka ke masyarakat dengan cara membuat pameran. Dan saling bersaing atas design pembuatan produk (Interior Contractor) dan jasa Event Organizer serta harga yang terbaik. Yang terbaik dalam design pembuatan produk (Interior Contractor) akan memenangkan persaingan tersebut. Adapun cara lain, yaitu sebagai contoh perusahaan unilever memberikan informasi bahwa mereka akan mengadakan pameran melalui email ke beberapa perusahaan yang bergerak dibidang yang sama, yaitu Interior Contractor .dan yang terbaik atas design, maka perusahaan yang akan mendapatkan pesanan dari unilever. Dengan cara di atas tersebut perusahaan bisa mendapatkan pesanan atas pembuatan produk yang sesuai dengan pesanan. Terkadang perusahaan mendapatkan informasi dari Event Organizer lain untuk pemesanan berupa 92 pembuatan produk Interior Contractor saja, seperti di dalam penelitian ini. Perusahaan hanya memberikan jasa dalam pembuatan produk booth yang menunjang pameran. Tidak semua Event Organizer bisa membuat booth untuk penunjang pameran. Maka pesanan untuk pembuatan produk booth bisa datang dari Event Organizer perusahaan lain. Sehingga dalam menentukan harga pokok jasa tidak bisa dihitung oleh PT. Surya Citra Khatulistiwa, karena perusahaan ini hanya menawarkan pembuatan produk booth saja dalam menunjang pameran dan Event Organizer tersebut berasal dari perusahaan lain. Dalam menghitung harga pokok jasa atas Event Organizer, PT. Surya Citra Khatulistiwa mempunyai standar komponen biaya yang termasuk dalam biaya harga pokok jasa, yaitu : a) Biaya penyewaan tempat, b) Biaya penyewaan tenaga kerja, c) Biaya perlengkapan listrik, d) Biaya perlengkapan sound system, e) Dan biaya – biaya lainnya yang menunjang acara yang di rencanakan oleh Event Organizer. Berdasarkan data di atas dapat diketahui, yaitu : 1. Kriteria Di dalam perhitungan harga pokok jasa, tidak ada klasifikasi biaya tertentu yang harus dimasukkan sebagai penentuan atau penetapan harga pokok jasa. Klasifikasi biaya untuk harga pokok jasa, tergantung pada jasa yang akan diberikan. 93 2. Kondisi Perusahaan mencatat dan menghitung biaya – biaya yang berpengaruh terhadap kegiatan dari jasa tersebut. 3. Sebab Untuk membuat pameran atas produk booth yang telah diproduksi, perusahaan memakai jasa Event Organizer dari perusahaan lain. Karena tidak semua perusahaan jasa Event Organizer bisa memproduksi booth yang diperlukan sebagai alat pameran produk. 4. Akibat Perusahaan tidak dapat menghitung dan mencatat klasifikasi biaya untuk menetapkan harga pokok jasa 5. Rekomendasi Di dalam penelitian ini tidak bisa memberikan saran, karena kegiatan dan perhitungan serta pencatatan atas harga pokok jasa dilakukan oleh perusahaan jasa Event Organizer lain. 94