Syok merupakan kondisi kompleks yang mengancam jiwa yang ditandai dengan tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan dan sel-sel tubuh. Aliran darah yang adekuat bagi jaringan dan sel-sel tubuh membutuhkan komponen-komponen : Pompa jantung yang adekuat Vaskuler atau sistem sirkulasi yang efektif Volume yang adekuat Syok dibagi dalam tiga tahap, yaitu kompensatori, progresif dan irreversible. 1. Fase kompensatori Pada fase kompensatori, tekanan darah pasien masih dalam batas normal. Vasokonstriksi, peningkatan frekuensi jantung, peningkatan kontraktilitas jantung, semua berpengaruh dalam mempertahankan curah jantung yang adekuat. Hal ini diakibatkan oleh stimulasi sistem saraf simpatik dan pelepasan katekolamin (epinefrin dan nonepinefrin). Pasien dalam tahap syok ini sering disebut dalam respon “flight or flight”. Redistribusi aliran darah terjadi untuk memastikan pasokan darah yang adekuat ke otak dan jantung. Darah dialihkan menjauh dari organ yang tidak penting seperti kulit, paru-paru, ginjal, dan saluran cerna. Sebagai pengalihan ini kulit teraba dingin, bising usus hipoaktif, dan haluaran urin menurun. Penatalaksanaan medis : Pengobatan medis pada tahap syok kompensatori diarahkan untuk mengidentifikasi penyebab syok, memperbaiki gangguan yang mendasari sehingga syok tidak berlanjut, dan mendukung mekanisme fisiologis yang sejauh ini telah berespon secara berhasil dalam pengobatan. Karena kompensasi tidak dapat dipertahankan secara efektif dalam waktu yang tidak pasti, tindakan seperti penggantian cairan dan penggunaan medikasi harus dilakukan untuk mempertahankan tekanan darah yang adekuat dan memulihkan serta mempertahankan perfusi jaringan adekuat. 2. Fase progresif Pada fase proresif, mekanisme yang mengatur tekanan darah tidak mampu untuk terus mengkompensasi dan tekanan arteri rerata (MAP) turun di bawah batas normal dengan tekanan darah sistolik rata-rata kuran dari 80 mmHg sampai 90 mmHg. Meski semua organ terganggu akibat hipoperfusi, pada tahap ini ada dua peristiwa yang menjelaskan sindrom syok : Jantung yang bekerja keras iskemik yang mengarah pada gagal pemompaan jantung. Fungsi otoregulasi mikrosirkulasi gagal merespon terhadap berbagai mediator kimiawi yang dilepaskan sel-sel, yang mengakibatkan permeabilitas kapiler. Pada fase ini, prognosis pasein memburuk. Relaksasi spinkter prekapiler menyebabkan cairan merembes dari kapiler, dan lebih sedikit cairan yang kemudian dikembalikan ke jantung. Penatalaksanaan medis : Penggunaan cairan intravena yang sesuai dan medikasi untuk memulihkan perfusi jaringan melalui : mengoptimalkan volume darah, mendukung kerja pompa jantung, dan memperbaiki sistem vaskular. Dukungan nutrisi dan penggunaan bloker-H2 seperti simetidin dan ranitidine untuk mengurangi resiko perdarahan gastrointestinal. 3. Fase irreversible Tahap syok ireversible (refraktori) menunjukkan titik sepanjang kontinum syok dimana kerusakan organ sudah cukup parah sehingga pasien tidak berespon terhadap pengobatan dan tidak mampu bertahan meski mendapatkan pengobatan, tekanan darah tetap rendah. Dapat mengakibatkan gagal ginjal dan hepar komplit serta diiringi dengan pelepasan toksik jaringan nekrotik sehingga menciptakan jaringan asidosis metabolik hebat. Simpanan ATP hampir semua menipis dan mekanisme untuk pentimpanan pasokan energi baru telah mengalami kerusakan. Kegagalan organ multipel dapat terjadi sebagai progresi sepanjang kontinum syok adan kematian mengancam Penatalaksanaan medis : Selama tahap syok ini biasanya sama dengan tahap progresif. Meskipun syok pasien dapat berkembang dari tahap progresif ke tahap irreversible, penilaian bahwa syok irreversible hanya dibuat retrospektif dengan dasar dari kegagalan pasien untuk berespon terhadap pengobatan. Strategi yang mungkin eksperimental yaitu obat-obat dalam penelitian mungkin digunakan dalam upaya untuk mengurangi atau menghambat keparahan syok pasien. . Daftar pustaka Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. EGC. Jakarta. Perry & Potter. 1997. Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta.