Uploaded by User99836

MR-SYOK

advertisement
SYOK
DISUSUN OLEH :
Widya Paramita ( 71180891105 )
Zulfa ailatul aulia
( 71180891097 )
Sindroma klinis akibat kegagalan sirkulasi
dalam mencukupi kebutuhan oksigen
jaringan.
Syok didefinisikan juga : volume darah
sirkulasi tidak adekuat yang mengurangi
perfusi, pertama pada jaringan non vital
(kulit, jaringan ikat, tulang, otot) dan
kemudian ke organ vital (otak, jantung,
paru- paru, dan ginjal).
Pembagian syok berdasarkan
penyebab
•
•
•
•
•
Hipovolemik
Kardiogenik
Obstruktif
Distributif
Neurogenik
HIPOVOLEMIK
• Kehilangan darah/syok hemoragik ·
• Hemoragik eksternal : trauma, perdarahan
gastrointestinal·
• Hemoragik internal : hematoma, hematotoraks
• Kehilangan plasma : luka bakar
• Kehilangan cairan dan elektrolit·
• Eksternal : muntah, diare, keringat yang
berlebih
• Internal : asites, obstruksi usus
SYOK KARDIOGENIK
Kegagalan kerja jantungnya sendiri.
Gangguan perfusi jaringan yang disebabkan
karena disfungsi jantung misalnya : aritmia,
IMA(Infark Miokard Akut).
SYOK DISTRIBUTIF
berkurangnya tahanan pembuluh darah perifer
- Syok Septik: Syok yang terjadi karena penyebaran atau
invasi kuman dan toksinnya didalam tubuhyang berakibat
vasodilatasi.
- Syok Anafilaktif : Gangguan perfusi jaringan akibat
adanya reaksi antigen antibodi yang mengeluarkan
histamine dengan akibat peningkatan permeabilitas
membran kapiler dan terjadi dilatasi arteriola sehingga
venous return menurun.
• Misalnya : reaksi tranfusi, sengatan serangga, gigitan
ular berbisa-
- Syok Neurogenik
Pada syok neurogenik terjadi gangguan
perfusi jaringan yang disebabkan karena
disfungsi sistim saraf simpatis sehingga
terjadi vasodilatasi.
• Misalnya : trauma pada tulang belakang,
spinal syok.
Syok Obtruktif
gangguan kontraksi jantung akibat di luar
jantung ketidakmampuan ventrikel untuk
mengisi selama diastol sehingga secara nyata
menurunkan volume dan curah jantung.
Misalnya : emboli paru, hipertensi pulmoner
primer.
ANAFILAKSIS
Reaksi alergi umum dengan efek pada
beberapa sistem organ terutama
kardiovaskular, respirasi, kulit dan gastro
intestinal yang merupakan reaksi
imunologis yang didahului dengan
terpaparnya alergen yang sebelumnya
sudah tersensitisasi
SYOK ANAFILAKTIK
Merupakan salah satu manifestasi klinis dari
anafilaksis yang sitandai dengan adanya hipotensi
yang nyata dan kolaps sirkulasi darah.
• Menujukan kegawat daruratan.
• Tidak mengambarkan anafilaksis keseluruhan
karena anafilaksis yg berat dapat terjadi tanpa
hipoptensi dan obstruksi saluran nafas adalah
gejala utamanya.
DIAGNOSIS
- Fase Kompensasi
Nadi cepat.
Tampak pucat, kulit lembab.
Suhu tubuh turun.
CRT memanjang.
Gelisah atau apatis.
- Fase Dekompensasi
Takikardi bertambah
Tekanan darah menurun dibawah normal
Perfusi memburuk, akral dingin, kebiruan, CRT memanjang
Oliguria sampai anuria
Asidosis, Pernafasan kusmaull
Kesadaran Menurun
- Fase Irreversibel
Nadi tidak terukur
Penurunan Kesadaran
Anuria
Kegagalan Organ lain (misal : Ginjal ,
Ureum Kreatinin meningkat tajam,
hematuria)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•
•
•
•
•
Pemeriksaan darah lengkap: penting untuk menilai kausa dari kejang
hipovolemik, seperti pada misalnya kasus DHF, trombositopenia dapat
terdeteksi. Selain itu HB, HT juga bisa menjadi indikator hipovolemia.
Urine Lengkap: penting untuk menilai fungsi ginjal, apakah sudah ada
kerusakan organ atau belum. Mencakup pemeriksaan makroskopis dan
mikroskopis.
Analisis Gas Darah: Penting untuk menilai kondisi asidosis pada pasien,
sekaligus menilai PaO2, PaCO2, dan HCO3.
Pemeriksaan elektrolit: penting untuk menilai kadar elektrolit dan segera
melakukan koreksi apabila diperlukan.
Pemeriksaan Fungsi Ginjal: Penting untuk menilai apakah terjadi
kerusakan faal ginjal. Dapat bermakna ketika ureum dan kreatinin
meningkat masif.
PENATALAKSANAAN
•
•
•
•
•
•
•
Airway and Breathing
Circulation
Disability (Pemeriksaan neurologis)
Exposure (Pemeriksaan Lengkap)
Gastric Dilation (Dekompresi)
Urinary Catheterization
Terapi Cairan
Parameter pencapaian terapi resusitasi syok
REFERENSI
•
•
•
•
•
•
Ilmu penyakit dalam.”Kegawat daruratan medik di bidang ilmu
penyakit dalam” hal 190-193.Edisi IV.2006.
Terapi cairan dan elektrolit hal 12-21.
Purwadianto.Agus.”Kedaruratan medik”.Edisi revisi.2000.
Morgan.Edward.”Clinical Anesthesiology”.Third edision.
Candido K.D. 1996. Shock: Pathophysiology and Diagnosis, in
Physiologic and Pharmacologic Bases of Anesthesia, Edited by
Williams and Wilkins, Pennsylvania, p.255267
Omoigui.Sota.”Obat-obatan anestesi”.EGC.Edisi II.
TERIMAH KASIH
Download