Disusun Oleh : Mardiana (161101012) GANGGUAN PERDARAHAN SYOK HEMORAGIK Syok Hemoragik Syok hemoragik adalah kehilangan akut volume peredaran darah yang menyebabkan suatu kondisi dimana perfusi jaringan menurun dan menyebabkan inadekuatnya hantaran oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel. Keadaan apapun yang menyebabkan kurangnya oksigenasi sel, maka sel dan organ akan berada dalam keadaan syok. Etiologi Syok Hemoragik 1. 2. 3. Perdarahan luar yang terjadi akibat cedera atau luka robek. Perdarahan dalam yang terjadi akibat perdarahan saluran pencernaan, pecah atau robeknya aneurisma aorta, robekan organ dalam karena kehamilan ektopik, atau solusio plasenta. Berkurangnya cairan tubuh, misalnya akibat muntahmuntah, diare, keringat yang keluar secara berlebihan, dan luka bakar. Patofisiologi Respons tubuh saat kehilangan volum sirkulasi, tubuh secara logis akan segera memindahkan volum sirkulasinya dari organ non vital dan dengan demikian fungsi organ vital terjaga karena cukup menerima aliran darah. Saat terjadi perdarahan akut, curah jantung dan denyut nadi akan turun akibat rangsang ‘baroreseptor’ di aortik arch dan atrium. Volume sirkulasi turun, yang mengakibatkan teraktivasinya saraf simpatis di jantung dan organ lain. Akibatnya, denyut jantung meningkat, terjadi vasokonstriksi dan redistribusi darah dari organ-organ nonvital, seperti di kulit, saluran cerna, dan ginjal. Secara bersamaan terjadi pelepasan hormon kortikotropin, yang akan merangsang pelepasan glukokortikoid dan beta-endorphin. Kelenjar pituitary posterior akan melepas vasopressin, yang akan meretensi air di tubulus distalis ginjal. Kompleks Jukstamedula akan melepas renin, menurunkan MAP (Mean Arterial Pressure), dan meningkatkan pelepasan aldosteron dimana air dan natrium akan direabsorpsi kembali. Terjadi proses autoregulasi yang luar biasa di otak dimana pasokan aliran darah akan dipertahankan secara konstan melalui MAP (Mean Arterial Pressure). Ginjal juga mentoleransi penurunan aliran darah sampai 90% dalam waktu yang cepat dan pasokan aliran darah pada saluran cerna akan turun karena mekanisme vasokonstriksi dari splanknik. Pada kondisi tubuh seperti ini pemberian resusitasi awal dan tepat waktu bisa mencegah kerusakan organ tubuh tertentu akibat kompensasinya dalam pertahanan tubuh. Gejala Klinis Gejala klinis tunggal jarang saat diagnosa syok ditegakkan. Pasien bisa mengeluh lelah, kelemahan umum, atau nyeri punggung belakang (gejala pecahnya aneurisma aorta abdominal). Syok umumnya memberi gejala klinis kearah turunnya tanda vital tubuh, seperti: hipotensi, takikardia, penurunan urin output dan penurunan kesadaran Gejala umum yang timbul saat syok bisa sangat dramatis. Kulit kering, pucat dan dengan diaphoresis. Pasien menjadi bingung, agitasi dan tidak sadar Pengaruh Usia 1. Pasien anak yang memiliki volume darah yang lebih sedikit dibandingkan orang dewasa, anak dibawah 2 tahun fungsi ginjalnya belum sempurna, anak usia muda dalam mempertahankan volume sirkulasinya belum efektif. 2. Usia lanjut memiliki penurunan kondisi fisik dan kesehatan dalam mempertahankan kehilangan volum sirkulasi, pada usia lanjut mekanisme takikardi untuk respons peningkatan curah jantung melemah. 3. Penurunan fungsi ginjal juga berkorelasi dengan bertambahnya usia serta kemampuan bersihan kreatinin (Creatinine Clearance) turun pada usia lanjut dibanding nilai kreatin normalnya. Penatalaksanaan Perdarahan 1. Pemeriksaan jasmani a. Airway dan Breathing b. Circulation (Sirkulasi – Kontrol Perdarahan) c. Disability (Pemeriksaan neurologis) d. Exposure (Pemeriksaan Tubuh Lengkap) 2. Akses Pembuluh Darah 3. Terapi Awal Cairan Jumlah Perdarahan Dan Penanganannya Kehilangan darah (ml) Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Sampai 750 - 1500 1500 - >2000 - >40% 750 Kehilangan darah (% Sampai 2000 15% - 30% 30% volume darah) 15% 40% Denyut nadi <100 >100 >120 >140 Tekanan darah Normal Normal Menurun Menurun Tekanan nadi Normal / ↓ ↓ ↓ ↑ Frekuensi pernapasan 14-20 20 -30 30-40 >35 Produksi urin (ml/jam) >30 20-30 5-15 <5 CNS/Status mental Sedikit Agak Cemas, Bingung, Cemas Cemas Bingung Lesu Penggantian cairan Kristaloi Kristaloid Kristaloi Kristaloi (hukum 3:1) d d d darah dan darah dan Jenis Cairan Intravena 1. Transfusi darah 2. Plasma Expander 3. Albumin 4. Ringer Laktat atau NaCl 0,9%