Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia SEKOLAH INKLUSI SEBAGAI SEBUAH SOLUSI BAGI KESULITAN BERSOSIALISASI PADA SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS Taufik Muhtarom Universitas PGRI Yogyakarta [email protected] Abstrak Pendidikan merupakan salah satu hak dasar setiap warga negara. Semua anak berhak mendapatkan pendidikan, utamanya pendidikan dasar.Namun meski sudah diberikan dan dijamin dalam Undang-Undang, sistem pendidikan di Indonesia masih terdapat bias ketidak adilan/ diskriminasi pendidikan antara pendididikan untuk siswa normal dan pendidikan untuk siswa berkebuhan khusus (ABK). Penyelenggaraan sekolah-sekolah luar biasa seolah menjadi jurang pemisah antara siswa normal dengan siswa berkebutuhan khusus. Akibatnya antar kedua jenis anak tersebut tidak terjalin interaksi.Tujuan dari diselenggarakannya pendidikan inklusif adalah untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.Penyelenggaraan sekolah inklusif berarti melaksanakan pendidikan dimana dalam satu kelas terdapat minimal satu siswa berkebutuhan khusus belajar bersama dengan teman-teman siswa normal lainnya, dengan hak pendidikan dan pengajaran yang sama. Melalui penyatuan ini diharapkan antara siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus terjadi hubungan timbal balik saling menghargai dan saling membantu di antara mereka. Siswa berkebutuhan khusus akan dapat berinteraksi dengan teman sebaya baik sesama siswa berkebutuhan khusus maupun dengan siswa normal lainnya. Dari proses itulah tumbuh rasa percaya diri siswa berkebutuhan khusus yang pada akhirnya memiliki kemampuan bersosialisasi secara baik dengan lingkungan sosialnya. Kata Kunci: sekolah inklusi, kesulitan bersosialisasi, anak berkebutuhan khusus anak berhak mendapatkan pendidikan, I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu utamanya pendidikan dasar. Seperti apa hak dasar setiap warga negara. Semua yang telah diamanatkan oleh Undang- 129 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia Undang sebagaimana tercantum dalam butuhan khusus sulit untuk bersosialiasi pasal Pasal 31 ayat (1) yang menyatakan dengan teman sebayanya, cenderung bahwa“Setiap warga Negara berhak pendiam, sensitif dan minder. Begitu mendapat pendidikan”. Pasal 31 ayat (1) pula sang orangtua anak berkebutuhan diatas segera diikuti oleh pasal 31 ayat khusus, jarang mengajak anak ber- (2) yang menyatakan “Setiap warga- kebutuhan khususnya untuk hadir dalam negara forum-forum pertemuan karena malu. wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai- Berangkat dari permasalahan di atas nya.” Tidak terkecuali kepada mereka maka Pemerintah berusaha memper- anak anak berkebutuhan khusus yang hatikan hak dari anak-anak berke- memiliki hak juga dalam memperoleh butuhan khusus baik melalui layanan kesempatan sama pendidikan khusus semacam sekolah dengan siswa-siswa normal lainnya. luar biasa maupun melalui dicanangkan- Namun meski sudah diberikan dan nya gerakan pendidikan untuk semua dijamin dalam Undang-Undang di atas, (PUS) yang berupa diselenggarakannya sistem pendidikan di Indonesia masih pendidikan inklusi. Kebijakan tersebut terdapat bias ketidak adilan/ diskrimi- tertuang dalam Permendiknas nomor 70 nasi pendidikan antara pendididikan tahun 2009 tentang pendidikan inklusif untuk siswa normal dan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki ke- untuk siswa berkebuhan khusus (ABK). lainan dan memiliki potensi kecerdasan Penyelenggaraan sekolah-sekolah luar dan biasa seolah menjadi jurang pemisah peraturan tersebut disebutkan bahwa antara siswa normal dengan siswa anak anak berkebutuhan khusus atau berkebutuhan khusus. Akibatnya antar berkelainan berhak mendapatkan pen- kedua jenis anak tersebut tidak terjalin didikan di lingkungan sekolah reguler interaksi. secara inklusif. pendidikan Siswa normal yang cenderung atau bakat Dalam menganggap siswa berkebutuhan khusus Tujuan adalah makhluk aneh yang lahir ke pendidikan bumi. Begitu pula siswa berkebutuhan memberikan kesempatan yang seluas- khusus normal luasnya kepada semua peserta didik adalah makhluk kejam yang kurang yang memiliki kelainan fisik, emosional, menghargai diri dan kekurangan siswa mental dan sosial atau memiliki potensi berkebutuhan khusus. Maka tak heran kecerdasan dan atau bakat istimewa ditemukan kasus-kasus anak berke- untuk memperoleh pendidikan yang menganggap siswa 130 dari istimewa. diselenggarakannya inklusif adalah untuk Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia bermutu sesuai dengan kebutuhan dan khusus, namun pada prakteknya anak- kemampuannya. Berangkat dari tujuan anak berkebutuhan khusus tetap harus tersebut memiliki keyakinan yang kuat bahwa maka diselenggarakanlah sekolah inklusif pada beberapa sekolah mereka di belajaran di kelas reguler bersama kabupaten/kota yang ditunjuk. Sekolah yang ditunjuk wajib untuk sanggup mengikuti pem- siswa-siswa normal lainnya. menerima peserta didik dengan ke- Anak anak berkebutuhan khusus butuhan khusus untuk ikut bergabung dengan segala keterbatasannya tentu bersama siswa normal lainnya dalam memiliki satu kelas reguler. Dengan penggabung- mengikuti pembelajaran dengan sistem an secara inklusif, maka diharapkan reguler. akan terwujud konsep pendidikan untuk penghalang bagi proses belajarnya di semua menghargai kelas reguler. Semua keterbatasan itu keanekaragaman dan tidak diskriminatif tentu akan mudah dilalui jika dalam diri bagi semua peserta didik. siswa berkebutuhan khusus memiliki (PUS) yang Penyelenggaraan sekolah inklusif tinggi dalam satu kelas terdapat minimal satu bersama siswa dalam berkebutuhan khusus belajar kesulitaan Keterbatasannya keyakinan berarti melaksanakan pendidikan dimana beberapa diri bahwa (Self mereka melawan lingkup saat menjadi Efficacy)yang bisa belajar keterbatasannya pendidikan inklusif. bersama dengan teman-teman siswa Sekolah dengan konsep inklusi berusaha normal lainnya, dengan hak pendidikan untuk membaurkan pendidikan antara dan pengajaran yang sama. Melalui siswa normal dengan siswa berkebutuh- penyatuan ini diharapkan antara siswa an khusus. Dimana diharapkan efek dari normal dan siswa berkebutuhan khusus pembauran itu adalah antara siswa terjadi hubungan timbal balik saling normal dan siswa berkebutuhan khusus menghargai dan saling membantu di akan antara mereka. Pada siswa normal dalam mereka sebagai individu yang berbeda mengikuti pembelajaran di kelas tentu dapat saling menghargai dan saling tidak menjadi sebuah masalah, akan membantu. Akan muncul dan tumbuh tetapi bagi siswa berkebutuhan khusus kesadaran akan perbedaan dan penting- tentu membutuhkan perhatian tersendiri. nya saling menghargai. terjadi kontak sosial dimana Meskipun dalam konsepnya sekolah Anak berkebutuhan khusus pada inklusif wajib menyediakan satu guru awalnya dikenal dengan istilah anak pendamping bagi siswa berkebutuhan cacat, anak berkelainan atau anak luar 131 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia biasa. Anak berkebutuhan khusus ada- Pemberian layanan pendidikan lah anak yang dalam proses pertumbuh- untuk anak berkebutuhan khusus telah an dan perkembangannya secara signifi- dijamin dalam Permendiknas No. 70 kan mengalami kelainan atau penyim- Tahun 2009 bahwa setiap peserta didik pangan (fisik, mental-intelektual, sosial, yang memiliki kelainan fisik, emosional, emosional) dibanding dengan anak anak mental, dan sosial atau memiliki potensi lain seusianya sehingga mereka me- kecerdasan dan/atau bakat istimewa merlukan pelayanan pendidikan khusus. berhak mengikuti pendidikan secara Anak berkebutuhan khusus merupakan inklusif pada satuan pendidikan tertentu anak yang mengalami gangguan dalam sesuai bidang intelegensi, fisik, sensori, emosi, mampuannya atau perilaku, mempunyai gangguan belajar, dalam pasal 4 disebutkan bahwa jenis atau mempunyai bakat khusus. dan Termasuk dengan kebutuhan (pasal klasifikasi 3). anak dan ke- Sedangkan berkebutuhan di dalamnya adalah anak dengan masalah khusus dikelompokkan sebagai berikut: kesehatan mental (misalnya depresi, ganggu- a. tunanetra; an bunuh diri), kesehatan medis (misal- b. tunarungu; nya autism, asperger, disleksia, disgra- c. tunawicara; fia, asma), kesulitan proses informasi, d. tunagrahita; gangguan bahasa, kerusakan sensori, e. tunadaksa; dan hidup di lingkungan yang sulit. f. Menurut Effendi (2006: 2) definisi tunalaras; g. berkesulitan belajar; anak berkebutuhan khusus (children h. lamban belajar; with special needs) adalah anak dengan i. autis; karakteristik j. memiliki gangguan motorik; khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada k. menjadi ketidakmampuan korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang, dan zat mental, emosi, fisik atau fisik. Anak adiktif berkebutuhan khusus merupakan anak l. yang mengalami kelainan/penyimpang- m. memiliki kelainan lainnya; an fisik, mental, maupun karakteristik n. tunaganda perilaku sosialnya. Anak berkebutuhan II. HAKIKAT SEKOLAH INKLUSI khusus sering juga disebut sebagai lainnya; Pendidikan inklusi merupakan difabel yang merupakan kependekan sejarah panjang dari buah usaha dari dari difference ability. perjuangan kesamaan pendidikan untuk 132 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia semua. Konsep PUS (pendidikan untuk Menurut David Smith (2006:45) semua) yang mendasari diberlakukan- mengartikan inklusi sebagai penyatuan nya pendidikan inklusi di Indonesia. anak-anak Sejarah hak program-program sekolah. Inklusi dapat pendidikan untuk semua ini diawali juga berarti penerimaan anak anak yang dari deklarasi universal HAM pada memiliki hambatan ke dalam kurikulum, tahun 1948 yang menyatakan bahwa lingkungan, interaksi sosial dan konsep setiap orang berhak atas pendidikan. diri dari visi-misi sekolah. Sedangkan Kemudian menurut panjang perjuangan dilanjutkan dengan De- berkelainan Staub dan Peck dalam Budiyanto 1990 yang menghasilkan keputusan bahwa bahwa kaum marginal/ terpinggirkan penempatan anak berkelainan tingkat tidak diskriminasi ringan, sedang dan berat secara penuh dalam mengakses kesempatan belajar. di kelas reguler. Menurut Sapon Shevin Baru kemudian disusul pernyataan dari dalam Budiyanto (2010: 4) menyata- forum pendidikan dunia di Dakkar, kan bahwa pendidikan inklusi sebagai Senegal yang sistem layanan pendidikan yang mem- menyatakan bahwa Pemerintah berjanji persyaratkan agar semua anak ber- “Menciptakan lingkungan pendidikan kelainan dilayani di sekolah-sekolah yang dan terdekat, di kelas reguler bersama-sama dilengkapi dengan sumber-sumber yang teman seusianya. Berangkat dari dua memadai, kegiatan pengertian di atas tentang pendidikan belajar dengan tingkat pencapaian yang inklusif, maka dapat diambil kesimpulan didefinisikan secara jelas untuk semua” bahwa pendidikan inklusif adalah suatu (pasal 8). Pada forum Senegal itulah sistem layanan pendidikan untuk semua istilah pendidikan inklusi sudah mulai yang menempatkan siswa berkebutuhan disebut secara eksplisit dan disepakati khusus dan siswa normal lainnya dalam oleh semua negara yang hadir bahwa satu kelas pembelajaran, satu kurikulum, Pemerintah menjamin terselenggaranya satu lingkungan dan satu interaksi sosial pendidikan tanpa membeda bedakan. terancam pada aman, tahun sehat, kondusif yang 2000 inklusif, untuk inklusif non pendidikan 4) dalam klarasi Jomtien Thailand pada tahun boleh (2010: ke menyebutkan inklusi adalah diskriminatif baik itu perbedaan agama, Pendidikan inklusif adalah layanan ras, suku bangsa, budaya dan kelainan/ pendidikan yang mengikutsertakan anak keterbatasan apapun yang ada pada diri berkebutuhan khusus (ABK) belajar anak. bersama anak non-ABK usia sebayanya 133 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia di kelas reguler yang terdekat dengan Berkebutuhan Khusus diperlukan tempat tinggalnya. Proses pembelajaran perhatian guru terhadap komponen- lebih bersifat kooperatif dan kerjasama komponen antara lain: yang ‘join in’ diantara peserta didik 1. Rasionalitas sebagai anggota kelas, mereka mem- Layanan pendidikan belajaran dalam melaksanakan tugas dan layanan sekolah luar biasa atau sekolah yang sekolah.Menurut Permendiknas nomor menerapkan 70 tahun 2009 pasal 1 yang dimaksud seyogianya sejalan dan tidak terlepas dengan pendidikan dari prinsip-prinsip umum dan khusus. sistem penyelenggaraan adalah pendidikan Kebijakan Indonesia, pem- punyai kewajiban dan hak yang sama inklusif di dan khususnya pendidikan dan praktek pendidikan yang memberikan kesempatan kepada berkebutuhan semua peserta didik yang memiliki aplikasikan gerakan, sejalan dengan kelainan dan memilikipotensi kecerdas- prinsip pendidikan untuk semua atau an untuk education for all sebagai hasil konferensi mengikuti pendidikan atau pembelajaran dunia Salamanca pada 7 hingga 10 Juni dalam pendidikan 1994. Kemudian dilanjutkan dengan secara bersama-sama dengan peserta Deklarasi Dakkar tahun 2000 yang didik pada umumnya. UNESCO 1994 merupakan dalam Alimin (2008: 7), memberikan merespon kebutuhan dasar belajar warga gambaran bahwa: “Pendidikan inklusif masyarakat yang menggariskan bahwa berarti bahwa sekolah harus meng- pendidikan akomodasi semua anak, tanpa kecuali semua ada perbedaaan secara fisik, intelektual, mengenal sosial, emosional, bahasa, atau kondisi kemampuan potensif yang dimiliki oleh lain, termasuk anak penyandang cacat setiap peserta didik. dan anak berbakat, anak jalanan, anak 2. Visi dan Misi dan/atau satu bakat istimewa lingkungan yang bekerja, anak dari etnis, budaya, khusus inklusif, kerangka harus lapisan dalam kerja dapat ras, agama, harapan di lapangan, maka anak pembelajaran tidak beruntung tanpa dan Bertolak dari hasil pengamatan dan bahasa, minoritas dan kelompok anakyang untuk menyentuh masyarakat batas, meng- dan Anak model Berkenutuhan terpinggirkan. Inilah yang dimaksud Khusus mengarah kepada visi dan misi dengan one school for all.” sebagai sumber pengertian bagi Menurut Delphie (2006:47) menga- perumusan tujuan dan sasaran yang takan bahwa model pembelajaran Anak harus ditetapkan. Visi pembelajarannya 134 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia adalah membantu setiap peserta didik sehari-hari tanpa bantuan orang lain berkebutuhan dapat melalui kemampuan dirinya dalam memiliki sikap dan wawasan serta menggunakan persepsi, pendengar- akhlak an, penglihatan, taktil, kinestetik, khusus tinggi, untuk kemerdekaan dan demokrasi, toleransi dan menjunjung fine motor, dan gross motor. hak azazi manusia, saling pengertian dan b. Agar dapat menghasilkan individu berwawasan global. yang mmepunyai kematangan diri Sasaran utama sebagai hasil keluar- dan kemantanagn sosial. Misalnya an atau outcome dari suatu program dalam berinisiatif, dapat meman- pembelajaran faatkan individual adalah waktu kemampuan setiap peserta didik dalam atensi mengembangkan terghadap sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi mau- atau luangnya, menaruh cukup perhatian lingkungannya, serta bersifat tekun. pun anggota masyarakat dalam meng- c. Menghasilkan individu yang mampu adakan hubungan timbal balik dengan bertanggung jawab secara pribadi lingkungan sosial, budaya dan alam dan sosial. Misalnya dalam ber- sekitar, serta dapat mengembangkan hubungan dengan orang lain, dapar kemampuan dalam dunia kerja tau berperan serta, dan dapat melakukan mengikuti pendidikanlanjutan Misi pem- suatu peran tertentu di lingkungan belajaran terhadap “Anak Berkebutuhan kehidupannya. Khusus” adalah suatu upaya guru dalam d. Agar dapat menghasilkan individu memberikan layanan pendidikan agar yang mempunyai kematangan untuk setiap peserta didik menjadi individu melakukan penyesuaian diri dan yang mandiri, beriman dan bertaqwa penyesuaian terhadap lingkungan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi sosial. Misalnya mampu berkomuni- luhur, terampil, dan mampu berperan kasi dengan orang lain melalui sosial kematangan berbahasa. 3. Tujuan Pembelajaran Berdasar- 4. Isi Program Pembelajaran Isi program pembelajaran Anak kan KBK Berdasarkan visi dan misi pembelajaran, dapat ditentukan Berkebutuhan Khusus dengan meman- tujuan faatkan permainan terapeutik dikelom- pembelajaran, antara lain: pokkan sebagai berikut: a. Agar dapat menghasilkan individu a. Tingkat perkembangan kemampuan yang mampu melakukan kegiatan fungsional dari setiap siswa tuna 135 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia grahita, meliputi sensori motor, kan dengan upaya-upaya berkaitan kreativitas, interaksi sosial, dan dengan perencanaan, pelaksanaan, bahasa. penilaian, analisis, dan tindak lanjut b. Jenis-jenis permainan terapeutik program. meliputi permainan eksplorasi atau b. Pengembangan staf pengajar. Dalam exploratory play, dan permainan pengembangan memecahan melalui penguasaan guru terhadap aspek- permainan keterampilan atau skill aspek kompetensi yang meliputi full play, permainan sosialisasai atau pengetahuan, social play, permainan imajinatif mampuan, nilai, sikap, dan minat. atau imaginative play, dan permain- c. Pemanfaat sumber daya masyarakat an memecahkan masalah melalui dan pengembangan atau penataan puzzle atau puzzle it-out play. terhadap kebijakan dan penunjuk c. Sasaran masalah perkembangan perilaku ini tertuju pemahaman, pada ke- teknis. adaptif atau target behavior dapat 6. Komponen Dasar Model Pem- dicapai melalui sasaran anatar atau belajaran terminal objective berupa pengem- Berdasarkan pada visi dan misi, bangan keterampilan psikomotor kebutuha peserta didik, dan tujaun yang dari setiap siswa dalam melakukan hendak dicapai dalam pembelajaran kegiatan permainan tertentu sebagai dengan menggunakan KBK maka isi bentuk terapeutik. Selanjutnya target layanan behavior diarahkan agar mempu lompokkan sebagai berikut: mencapai a. Masukan, terdiri atas: (1) Masukan tingkat perkembangan kognitif. pembelajaran dapat dike- Mentah, berupa: elicitors, behaviors, dan 5. Pendukung Sistem Model Pem- reinforcers; (2) Masukan belajaran Instrumen, berupa: program, guru Komponen pendukung sistem adalah kelas, tahapan, dan sasaran; (3) kegiatan-kegiatan manajamen yang Masukan bertujuan untuk memantapkan, me- norma, melihara, dan meningkatkan program tuntutan. pembelajaran. Kegiatan-kegiatannya dan tujuan, berupa: lingkungan, dan b. Proses, terdiri atas program pem- dirahkan pada hal berikut: a. Pengembangan Lingkungan, belajaran manajemen intervensi, program. Manajem program dilaku- individual, refleksi belajaran, dan KBK. 136 pelaksaan hasil pem- Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia Model pendidikan inklusif yang Anak berkebutuhan khusus belajar diselenggarakan pemerintah Indonesia bersama anak lain (normal) di kelas yaitu reguler dalam kelompok khusus. model pendidikan inklusif moderat. Pendidikan inklusif moderat 3) Bentuk kelas reguler dengan pull out yang dimaksud yaitu: Anak berkebutuhan khusus belajar 1. Pendidikan inklusif yang memadu- bersama anak lain (normal) di kelas kan antara terpadu dan inklusif reguler namun dalam waktu-waktu penuh tertentu ditarik dari kelas reguler ke 2. Model moderat ini dikenal dengan ruang sumber untuk belajar dengan model mainstreaming guru pembimbing khusus. Model pendidikan mainstreaming 4) Bentuk kelas reguler dengan cluster merupakan model yang memadukan dan pull out antara anak Anak berkebutuhan khusus belajar berkebutuhan khusus (Sekolah Luar bersama anak lain (normal) di kelas Biasa) dengan pendidikan reguler. reguler dalam kelompok khusus, dan Peserta didik berkebutuhan khusus dalam waktu-waktu tertentu ditarik digabungkan ke dalam kelas reguler dari kelas reguler ke ruang sumber hanya untuk beberapa waktu saja. untuk belajar bersama dengan guru Filosofinya tetap pendidikan inklusif, pembimbing khusus. pendidikan untuk tetapi dalam praktiknya anak berke- 5) Bentuk kelas khusus dengan butuhan khusus disediakan berbagai berbagai pengintegrasian alternatif Anak berkebutuhan khusus belajar layanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Anak di berkebutuhan khusus dapat berpindah reguler, namun dalam bidang-bidang dari satu bentuk layanan ke bentuk tertentu dapat belajar bersama anak layanan yang lain, seperti: lain (normal) di kelas reguler. 1) Bentuk kelas reguler penuh kelas khusus pada sekolah 6) Bentuk kelas khusus penuh di Anak berkebutuhan khusus belajar sekolah reguler bersama (normal) Anak berkebutuhan khusus belajar sepanjang hari di kelas reguler di dalam kelas khusus pada sekolah dengan reguler. anak lain menggunakan kurikulum yang sama. 2) Bentuk kelas Dengan reguler dengan demikian, pendidikan inklusif seperti pada model di atas tidak cluster mengharuskan 137 semua anak berke- Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia butuhan khusus berada di kelas reguler penyatuan ini diharapkan antara siswa setiap mata normal dan siswa berkebutuhan khusus pelajarannya (inklusif penuh). Hal ini terjadi hubungan timbal balik saling dikarenakan berke- menghargai dan saling membantu di butuhan khusus dapat berada di kelas antara mereka. Siswa berkebutuhan khusus atau ruang terapi dengan gradasi khusus kelainannya yang cukup berat. Bahkan dengan siswa normal lainnya, dan bagi anak berkebutuhan khusus yang sebaliknya gradasi kelainannya berat, mungkin akan mengembangkan empatinya dan rasa lebih banyak waktunya berada di kelas menghargai kepada siswa berkebutuhan khusus khusus. saat dengan sebagian daripada semua anak sekolah reguler dapat belajar siswa bersosialisasi normal dapat (inklusif lokasi). Kemudian, bagi yang gradasi kelainannya sangat berat, dan DAFTAR PUSTAKA tidak memungkinkan di sekolah reguler Alimin,Z. 2008 . Hambatan Belajar dan (sekolah biasa), dapat disalurkan ke Hambatan sekolah khusus (SLB) atau tempat Anak khusus (rumah sakit). (https://asruly- Tersedia wulandari.wordpress.com/2013/06/05/m com/2008/04/hambatan-belajar-dan- odel-dan kurikulum-pendidikan-inklusif) hambatan.html, diakses pada tanggal III. KESIMPULAN 3 maret 2015 pukul 09:00 Kemampuan khusus siswa dalam Tunagrahita. pada [Online] . http://zalimin.blogspot. David J Smith. 2012. SekolahInklusif: berkebutuhan bersosialisasi Perkembangan Konsep dan Penerapan Pembelajar- perlu an. Bandung: NUANSA. diberikan wadah untuk pengembangannya. Wadah pengembangan tersebut Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran adalah sekolah inklusi. Sekolah inklusi Anak Berkebutuhan Khusus dalam mampu memberikan sistem layanan Setting pendidikan Bandung: Refika Aditama. menempatkan untuk semua siswa yang berkebutuhan Pendidikan Inklusif. https://asrulywulandari.wordpress.com/2 khusus dan siswa normal lainnya dalam 013/06/05/model-dan-kurikulum satu kelas pembelajaran, satu kurikulum, pendidikan-inklusif/ diakses pada satu lingkungan dan satu interaksi sosial hari Selasa, 07 April 2015 Pukul tanpa 21:28 membeda bedakan. Melalui 138