Vol.2 | No.1 | April 2016 Tunas Siliwangi Halaman 78 – 91 DESAIN PAUD ACCESSIBLE BAGI SEMUA Lenny Nuraeni PGPAUD STKIP Siliwangi Bandung E-mail: [email protected] Abstrak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah hak warga negara, t idak t erkecuali pendid ikan di usia dini merupakan hak warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini. B e r d a s a r k a n b e r b a g a i p e n e l i t i a n b a h w a u s i a d i n i m e r u p a k a n p o n d a s i t e r b a i k dalam mengembangkan kehidupannya d i masa depan. Sela in it u pendidikan diusia d ini dapat mengopt ima lkan kemampuan dasar anak da lam mener ima proses pendidikan di usia-usia berikutnya. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami problema dalam belajar, hanya saja problema tersebut ada yang ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus dari orang lain karena dapat diatasi sendiri oleh anak yang bersangkutan dan ada juga yang problem belajarnya cukup berat sehingga perlu mendapatkan perhatian dan bantuan dari orang lain..Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (student with special needs) membutuhkan suatu strategi tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing – masing . Dalam penyusunan progam pembelajaran untuk setiap bidang studi hendaknya guru kelas sudah memiliki data pribadi setiap peserta didiknya. Data pribadi yakni berkaitan dengan karateristik spesifik, kemampuan dan kelemahanya, kompetensi yang dimiliki, dan tingkat perkembanganya. Karakteristik spesifik student with special needs pada umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional . Karaktristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan sensori motor, kognitif, kemampuan berbahasa, ketrampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi social serta kreativitasnya. Pendidikan inklusif sebagai suatu trend baru dalam sistem pendidikan hadir sebagai konsekuensi logis dari adanya demokrasi pendidikan dan tegaknya hak asasi manusia di seluruh dunia. Pendidikan inklusif semakin menjadi penting bagi agenda reformasi pendidikan setelah Education For All dideklarasikan. Pendidikan inklusif berimplikasi terhadap sistem persekolahan yang dapat dilihat melalui adanya modifikasi kurikulum dan program pendidikan, metode pembelajaran, media, lingkungan, bahkan sistem evaluasinya, sehingga keberadaan anak berkebutuhan khusus merasa mendapatkan tempat dan layanan pendidikan yang sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhannya. Demikianjuga, implementasi pendidikan inklusif menuntut model layanan bimbingan dan konseling yang efektif sehingga berhasil membawa misinya untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak berkebutuhan khusus secara optimal Kata Kunci: PAUD Accessible Bagi Semua Pendahuluan hasil World Education Forum di Dakar, dalam Sinegal tahun 2000, bahwa penuntasan penuntasan Wajib Belajar Pendidikan EFA diharapkan tercapai pada tahun 2015. Dasar 9 tahun pada dasarnya disemangati Seruan ini senafas dengan semangat dan oleh seruan Intemasional Education for jiwa pasal 31 Undang-undang Dasar 1945 All dikumandangkan tentang hak setiap warga negara untuk UNESCO. Sebagai kesepakatan global memperoleh pendidikan dan pasal 32 Kebijakan (EFA) pemerintah yang 78 Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 LJUSPN Nomor 20 tahun 2003 tentang sekolah-sekolah reguler dapat melayani Pendidikan semua Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. terutama mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Harus diakui, pendidikan memegang peranan anak, penting dalam Pendidikan Inklusif merupakan wadah meningkatlan yang sangat ideal, yang diharapkan dapat sumber daya manusia yang unggul dan mengakomodasi pendidikan bagi semua kompetitif menghadapi terutama anak-anak berkebutuhan khusus tantangan perubahan dan perkembangan yang selama ini masih belum terpenuhi zaman Untuk haknya untuk memperoleh pendidikan mencapai tujuan idealiems pendidikan, sebagaimana layaknya anak-anak lain. tentu Walaupun demikian pendidikan inklusif dalam yang upaya semakin diperlukan membangun tajam. komitmen dalam kemandirian dan secara berangsur-angsur sudah mulai pemberdayaan yang mampu menopang diterima sebagai bagian dari upaya yang kemajuan pendidikan di masa mendatang. memiliki Dalam menjalankan idealism tersebut, mengembangkan kebijakan pendidikan pemerintah nasional. mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merealisasikan visi dan misi pendidikan nasional kesempatan itu belajar yang dalam ini adalah: . 1. pemerataan Bagi Peserta Didik bisa mengembangkan potensi diri melalui anak proses pembelajaran yang tersedia berkebutuhan khusus dilandasi dengan pada jalur dan jenjang pendidikan pemyataan tertentu. Salamanca bagi strategis Adapun tujuan dari pembuatan tugas reformatif dan berbasis kerakyatan. Sementara nilai tahun 1994. Pemyataan Salamanca ini merupakan 2. Bagi Guru/tenaga pengajar:mampu perluasan tujuan Education for All dengan mengatur mempertimbangkan pergeseran kebijakan perencanaan mendasar untuk semua peserta didik sampai pada pendidikan tahapan evaluasi serta guru dituntut yang menggalakkan diperlukan pendekatan inklusif. Demikianjuga diperkuat oleh sebagai Deklarasi dipercaya tentang Indonesia Menuju segala proses dan pembelajaran bagi figure dan yang benar-benar diyakini Pendidikan Inklusifyang dicetuskan di menumbuhkan Bandung, 11 Agustus 2004. Pendidikan terhadap inklusif diharapkan mampu mendorong mengungkapkan problematikanya. 79 anak sikap dalam didik kebebasan untuk Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 Dari hasil penelitian ini penulis berharap dapat memberikan oleh Menteri Pendidikan Nasional pada manfaat tanggal 2 Mei 2002. sebagai berikut: 1) Dari segi diharapkan Kompetensi merupakan perpaduan teoritis, tulisan dapat ini dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan memberikan sikap yang direfleksikan dalam kebebasan sumbangan bagi pendidikan anak usia berfikir dini dikemukakan oleh McAshan (1981: 54), 2) Dari segi praktis, tulisan ini dan bertindak seperti yang sebagai berikut: membantu “…is a knowledge, skills, and abilities or memberikan memberikan pencerahan capabilities that a person achieves, which bagi usaha-usaha yang dilakukan become part of his or her being to the dalam extent he or she can satisfactory perform diharapkan dapat peningkatan pendidikan dan kualitas pengembangan particular sampai usia dewasa dalam bingkai untuk semua affective and psychomotor behavior” sumber daya manusia sejak dini pendidikan cognitive, Kompetensi yang harus dikuasai dan oleh setiap peserta didik perlu dinyatakan pendidikan sepanjang hayat. agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar. Tentunya dengan mengacu pada Isi Kajian pengalaman langsung melalui interaksi berbasis dengan lingkungan di sekitarnya baik kompetensi yang accessible bagi semua benda-benda maupun orang. Peserta didik peserta didik seyogyanya didasarkan pada perlu mengetahui tujuan akhir belajar dan kompetensi yang dimiliki oleh setiap tingkat-tingkat penguasaan yang akan peserta digunakan sebagai kriteria pencapaian Desain Pembelajaran didik. berdasarkan Desain ini kebutuhan dirancang nyata secara eksplisit dan memiliki kontribusi setiap peserta didik di lapangan. Penerapan terhadap program sedang dipelajari. dimaksudkan berdasarkan untuk kompetensi Beberapa mengembangkan kompetensi-kompetensi aspek atau ranah yang yang berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, terkandung dalam konsep kompetensi keterampilan, dan sikap) pada seluruh menurut jenjang dan jalur pendidikan. Pola ini Mulyasa, E 2004: 39) yaitu sebagai terkait dengan “Gerakan Peningkatan berikut: Mutu Pendidikan” yang telah dicanangkan 80 Gordon (1988: 109 dalam Tunas Siliwangi 1. Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 Pengetahuan, merupakan keterbukaan, kesadaran dalam bidang kognitif, melakukan 5. Sikap, merupakan perasaa senang identifikasi tidak senang, suka tidak suka atau kebutuhan belajar dan bagaimana reaksi terhadap suati rangsangan melakukan pembelajaran terhadap yang datang dari luar. Misalnya, peserta reaksi terhadap krisis ekonomi, didik sesuai dengan kebutuhannya. 2. dan sejenisnya. misalnya seorang guru mengetahui cara demokratis, perasaan Pemahaman, merupakan dimiliki oleh kenaikan upah/gaji dan sebagainya. kedalaman kognitif dan afektif yang terhadap 6. Minat, individu. adalah seseorang kecenderungan untuk melakukan perbuatan. Misalnya, Misalnya, seorang guru yang akan sesuatu melaksanakan pembelajaran harus minat untuk mempelajari atau memiliki pemahaman yang baik melakukan sesuatu. tentang karakteristik dan kondisi setiap peserta didik agar dapat 3. Keterampilan seorang guru seperti melaksanakan pembelajaran secara yang efektif dan efisien. tersebut, Kemampuan, adalah suatu yang berlangsungnya pembelajaran di kelas. dimiliki Keterampilan oleh individu melakukan suatu pekerjaan yang tugas untuk akan pada Nampak tersebut merupakan hendaknya secara sistematik menyajikan untuk alat Pembelajaran sederhana kemudahan untuk belajar suatu berbagai yang yang situasi efektif efektif belajar. adalah pembelajaran yang mampu mencapai kepada setiap peserta didik. adalah saat dibebankan guru dalam memilih dan membuat Nilai, pada perilaku guru yang efektif, artinya guru kompetensi-kompetensi peraga pernyataan atau kepadanya. Misalnya, kemampuan member 4. dinyatakan sasaran kompetensi dengan standar memanfaatkan kemampuan, minat dan perilaku yang telah diyakini dan kesiapan menerima pembelajaran dari secara psikologis telah menyatu setiap peserta didik. dalam diri seseorang. Misalnya: standar perilaku pembelajaran guru seperti Kompetensi-kompetensi dalam pembelajaran kejujuran, yang melandasi sistem suatu proses pembelajaran efektif hendaknya 81 Tunas Siliwangi mengacu Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 pada model didik, atau sesuatu yang dapat ia pembelajaran individual. Elemen yang lakukan. Misalnya berlari, berjalan, ada berbicara, menulis, menyusun atau pada konseptual konseptual pembelajaran individual meliputi Elicitors, Behaviors, memasangkan Reinforces, permainan Terminal Objective dan Enroute. kembali dengan bentuk menjawab pertanyaan, menyimpan tersebut sangat berperan dalam proses angka pembelajaran. Pengertian keenam elemen dengan tersebut sebagai berikut: kemampuan duduk di kursi. Elicitors (E), merupakan peristiwa atau kejadian menimbulkan yang atau 3. pada suatu deret ke penjumlahan bawah atau Reinforces atau Penguatan (R), adalah dapat suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan muncul sebagai akibat dari perilaku perilaku. Elicitors terjadi melalui dan peralatan pembelajaran seperti alat tertentu bermain atau toys, bentuk permainan Penguatan dapat berupa peningkatan edukatif, tes, kepuasan dari perilaku untuk masa gambar-gambar, alat tulis seperti depan. Terhadap suatu stimulus atau Crayon. Selain itu, Elicitors dapat rangsangan yang mengikuti perilaku juga berupa bentuk-bentuk arahan yang tidak memuaskan atau yang atau tidak sesuai dengan haraan tidak akan buku, instrument perintah, permintaan, demonstrasi, atau seperangkat bentuk 2. papan permainan atau Puzzle, membaca, Keenam elemen konseptual model 1. suatu arahan atau tertentu. Juga dengan berbagai seperti senyuman 4. seseorang macam menguatkan yang perilaku dianggap baik. diberikan penguatan. petunjuk-petunjuk melalui dapat Entering Behavior atau Kesiapan menerima Sebelum pembelajaran. bentuk guru memulai melakukan kegiatan tanda pembelajaran terhadap peserta didik, persetujuan, atau kerutan dahi sebagai sangat esensial jika guru mengetahui tanda tidak setuju. Penyebab perilaku terlebih dahulu mengenai kesiapan dapat terjadi setiap peserta didiknya. sebagai oleh salah satu atau merupakan gabungan dari beberapa Behavior elicitors tersebut. disebabkan Behaviors atau merupakan kegiatan perilaku dari ini sangat guru Entering penting harus (B), mempertimbangkan secara matang peserta dalam menyampaikan beberapa tugas 82 Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 akademik. Hal ini hendaknya dapat peserta didik sebelum mereka pindah menjawab “tugas ke encourate objective berikutnya. akademik yang manakah dalam suatu Model konseptual secara nyata akan kegiatan belajar yang diterapkan guru memunculkan suatu proses kegiatan agar sesuai dengan perilaku-perilaku pembelajaran. pembelajaran pembelajaran, seorang guru akan pertanyaan khusus?” Artinya mampu peserta didik agar yang bersangkutan didiknya berkaitan dengan tingkat dapat atau kemampuan akademik atau tingkat yang kemampuan sosial peserta didiknya, peserta arah tujuan dari pembelajaran, dan melakukan tanggapan “perilaku dimunculkan oleh manakah setiap mengidentifikasi peserta didik?” juga “Dengan penguatan atau langkah-langkah reinfors (R) yang manakah sehingga dilakukan untuk mencapai sasaran untuk dapat memperkuat respon- yang telah ditentukan sebelumnya. respon yang diinginkan atau dianggap yang perlu Model dari proses pembelajarannya berguna?” memungkinkan seorang guru mampu Terminal Objective. Beberapa program pembelajaran seharusnya pada perubahan Pengindentifikasian terhadap peserta didik dapat 6. kegiatan bentuk elicitors (E) mana untuk setiap respon. 5. Dalam menghasilkan melakukan pengidentifikasian secara tepat setiap titik perilaku melalui antara (Terminal disesuaikan Objective) yang dapat dilanjutkan untuk sebagai wujud outcome atau hasil pembelajaran atau entering behaviors akhir berupa keluaran pembelajaran encourate objective atau suatu keadaan yang telah dirancang oleh seorang yang sesuai dengan urutan pembelajaran guru. dan sasaran antara yang dituju atau Enroute Objective. Merupakan suatu Terminal Objective. langkah dari Entering Behaviors dengan sasaran. dapat kesiapan menerima dirinya tugas-tugas Kompetensi-kompetensi sistem menuju ke Terminal Objectives yang pembelajaran yang melandasi suatu proses terbagi ke dalam beberapa langkah pembelajaran efektif hendaknya mengacu kegiatan pembelajaran. Setiap pada konseptual desain pembelajaran Enroute Objective dapat individual. pencapaian konseptual menggambarkan suatu sasaran yang harus dicapai oleh setiap 83 Elemen yang pembelajaran ada pada individual Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 meliputi Elicitors, Behaviors, Reinforces, tua, setia kawan dan idola, perlindungan, Terminal Objective dan Enroute. minat dan kemampuan disiplin, serta kasih Inti model pembelajaran sayang. Peserta didik yang mengalami berdasarkan pada kurikulum Berbasis `kesulitan berfikir disebabkan adanya Kompetensi atau KBK yang accessable hambatan perkembangan fungsionalnya, bagi maka semua peserta didik adalah prinsip-prinsip antara lain khusus yang pengembangan lingkungan belajar secara diperlukan pengulangan, terpadu. Pengembangan lingkungan secara pemberian contoh dan arahan, ketekunan, terpadu dimaksudkan dengan lingkungan kasih sayang, pemecahan materi menjadi yang mempunyai prinsip-prinsip umum beberapa bagian kecil atau task analysis. dan prinsip-prinsip khusus. Prinsip-prinsip umum pembelajaran meliputi: motivasi, konteks, keterarahan, hubungan sosial, belajar sambil bekerja, individualisasi, menemukan dan prinsip pemecahan masalah. Sedangkan prinsipprinsip khusus karakteristik disesuaikan khusus dengan dari setiap penyandang kelainan. Misalnya untuk peserta didik dengan hambatan visual, diperlukan prinsip-prinsip kekongkretan, pengalaman yang menyatu, dan belajar Bagan Future Behavior (Intended Achievement at Termination of Program) (Peter, L.J. 1957: 17) sambil melakukan. Untuk peserta mengalami kesulitan berbicara diperlukan didik yang mendengar dan prinsip-prinsip keterarahan wajah. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengatasi perasaan emosinya diperlukan prinsipprinsip kebutuhan dan keaktifan, kebebasan yang mengarah, pemanfaatan waktu luang dan kompensasi, kekeluargaan dan kepatuhan kepada orang 84 Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 mengaplikasikan gerakan, sejalan dengan prinsip pendidikan untuk semua atau education for all sebagai hasil konferensi dunia di Salamanca pada tanggal 7 hingga 10 juni 1994. Kemudian dilanjutkan dengan Deklarasi Dakar Tahun 2000 yang merupakan kerangka kerja untuk merespon kebutuhan dasar belajar warga masyarakat yang menggariskan bahwa pendidikan harus dapat menyentuh semua Bagan The Conceptual Model (Peter, LJ., 1975: 14) lapisan masyarakat tanpa mengenal batas, ras, agama dan kemampuan potensial Bredasarkan kedua prinsip tersebut, yang dimiliki oleh setiap peserta didik. maka model pembelajaran yang accessible untuk semua dalam penerapan kurikulum Perubahan tersebut sangat besar dan berbasis kompetensi (KBK) diperlukan mendasar sehingga layanan pendidikan perhatian komponen- terhadap Anak Berkebutuhan Khusus komponen resionalitas, visi dan misi tidak menutup kemungkinan terhadap pembelajaran berdasarkan KBK, tujuan kepentingan untuk memberikan hak guna pembelajaran, mendapatkan guru terhadap isi pembelajaran, kesempatan atau dan opportunity right, sebagai makhluk Tuhan komponen dasar utama pembelajaran. yang perlu mendapatkan kesejahteraan Penjelasan keenam komponen tersebut sosial atau Human Right, social and yakni sebagai berikut: Welfare right. 1. 2. pendukung sistem pembelajaran Rasionalitas Visi dan Misi dan Bertitik tolak dari hasil pengamatan pembelajaran di Indonesia, Khususnya dan harapan kebuthan di lapangan, maka untuk sekolah luar biasa atau sekolah yang model pembelajaran accessible mengarah menerapkan inklusif, kepada visi dan misi sebagai sumber seyogyanya sejalan dan tidak terlepas dari pengertian bagi perumusan tujuan dan psinsip-prinsip sasaran yang harus ditetapkan. Layanan Kebijakan berkebutuhan pendidikan pendidikan dan umum dan khusus. praktek pendidikan khusus dalam Visi pembelajaran berdasarkan KBK, adalah membantu peserta didik 85 Tunas Siliwangi berkebutuhan Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 khusus dapat semua aspek perkembangan perilaku dan memiliki sikap dan wawasan serta akhlak kebutuhan setiap peserta didik. Intervensi tinggi, demokrasi, khusus berkaitan dengan kompetensi yang dan menjunjung hak azasi merupakan perpaduan dari pengetahuan, kemerdekaan toleransi manusia, saling untuk dan pengertian dan keterampilan, nilai dan sikap yang berwawasan global (Mulyana, E. 2004: direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan 19). bertindak. Sasaran utama sebagai hasil keluaran atau outcome dari suatu program pembelajaran individual 3. adalah Tujuan Pembelajaran Berdasarkan KBK kemampuan setiap peserta didik dalam Berdasarkan visi dan misi mengembangkan sikap, pengetahuan dan pembelajaran berdasarkan KBK, dapat keterampilan sebagai pribadi maupun ditentukan tujuan pembelajaran, antara anggota masyarakat dalam mengadakan lain sebagai berikut: hubungan timbal balik dengan lingkungan a. Agar dapat menghasilkan individu sosial, budaya dan alam sekitar, serta yang mampu melakukan kegiatan dapat mengembangkan kemampuan dalam sehari-hari tanpa bantuan orang lain dunia kerja atau mengikuti pendidikan melalui kemampuan dirinya dalam lanjutan (Kurikulum Pendidikan Luar menggunakan persepsi, pendengaran, Biasa, 1994: 6). penglihatan, taktil, kinestetik, fine Misi KBK pembelajaran terhadap Anak berdasarkan motor dan grass motor. Berkebutuhan b. Agar dapat menghasilkan individu Khusus” adalah suatu upaya guru dalam yang mempunyai kematangan diri dan memberikan layanan pendidikan agar kematangan sosial. Misalnya, dapat setiap peserta didik menjadi individu yang berinisiatif, mandiri, beriman dan bertaqwa kepada waktu luangnya, cukup atensi atau Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, menaruh terampil, dan mampu berperan sosial lingkungannya serta bersifat tekun. (Mulyana, E., 2004: 20). Dalam rangka c. dapat memanfaatkan perhatian terhadao Menghasilkan individu yang mampu mengantisipasi kehidupan masa depan bertanggung jawab secara pribadi dan Anak maka sosial. Misalnya, dapat berhubungan intervensi khusus selama proses kegiatan dengan orang lain, dapat berperan pembelajaran harus mampu menyentuh serta, dan dapat melakukan suatu Berkebutuhan Khusus, 86 Tunas Siliwangi peran d. Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 tertentu di lingkungan pengembangan keterampilan kehidupannya. psikomotor dari setiap siswa dalam Agar dapat menghasilkan individu melakukan yang mempunyai kematangan untuk tertentu sebagai bentuk terapeutik. melakukan penyesuaian Selanjutnya target behavior diarahkan penyesuaian terhadap lingkungan Misalnya, mampu sosial. diri dan agar kegiatan mampu permainan mencapai tingkat perkembangan kognitif. berkomunikasi dengan orang lain melalui kematangan berbahasa. 5. Pendukung Sistem Model Pembelajaran dengan KBK 4. Komponen Isi Program Pembelajaran Isi program pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dengan memanfaatkan permainan Therapeutic pendukung adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara dan meningkatkan program dikelompokkan sebagai berikut: pembelajaran. a. Tingkat perkembangan kemampuan diarahkan pada hal-hal berikut: fungsional dari setiap siswa meliputi: a. b. Kegiatan-kegiatannya Pengembangan dan manajemen sensori motor, kreativitas, interaksi program. Manajemen sosial dan bahasa. dilakukan dengan upaya-upaya berkaitan dengan perencanaan, Jenis-jenis permainan terapeutik program meliputi permainan eksploratoris atau pelaksanaan, penilaian, analisis dan exploratory tindak lanjut program. memecahkan play, dan masalah permainan melalui b. Pengembangan staf pengajar. Dalam permainan keterampilan atau skill full pengembangan play, permainan sosialisasi atau social penguasaan guru terhadap aspek- play, aspek permainan imaginative play imajinatif dan atau permainan perkembangan kompetensi c. perilaku meliputi pemahaman, dan pengembangan atau penataan terhadap dicapai melalui sasaran antara atau teknis. objective yang pada Pemanfaatan sumber daya masyarakat adaptif atau target behavior dapat terminal tertuju kemampuan, nilai, sikap dan minat. atau puzzle it-out play. Sasaran ini pengetahuan, memecahkan masalah melalui puzzle c. system berupa 87 kebijakan dan petunjuk Tunas Siliwangi 6. Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 Komponen Dasar Diagram Model pembelajaran yang accessible Bagi Semua Peserta Didik Kesimpulan Model Pembelajaran Berdasarkan pada visi dan misi, kebutuhan peserta didik, dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran dengan menggunakan KBK maka isi layanan pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam bagian-bagian sebagai berikut: a. Masukan, terdiri atas: (1) Masukan mentah, berupa: elicitors, behaviors dan b. reinforces, Masukan terhadap tunas-tunas bangsa dalam bidang Instrumen, berupa: program, guru pendidikan harus diakui masih belum kelas, 3) menunjukan perubahan yang signifikan. Masukan lingkungan, berupa: norma, Dalam hal ini masih terdapat system tujuan, lingkungan dan tuntutan. kategorisasi yang memisahkan antara anak Proses, program normal dengan anak yang berkebutuhan pembelajaran individual, pelaksanaan khusus. Kondisi ini merupakan potret intervensi, ketidakadilan pendidikan yang seharusnya tahapan terdiri 2) Dewasa ini, perhatian pemerintah dan sarana, atas refleksi hasil pembelajaran, dan KBK. c. Keluaran atau Outcome, diberikan kepada berupa seluruh tunas-tunas bangsa tanpa terkecuali. Ini karena, semua perubahan kompetensi setiap peserta warga didik Anak Berkebutuhan Khusus. pendidikan di lembaga formal dengan Indonesia berhak mengenyam fasilitas yang memadai. Untuk lebih memperjelas uraian Pendidikan tidak hanya berkaitan dengan pembelajaran individual diprioritaskan Anak melalui memiliki berbasis maupun anak-anak yang berasal dari Kompetensi seperti yang telah diuraikan keluarga bangsawan, tetapi juga bagi di atas, maka berikut ini, dapat dilihat mereka yang dianggap berbeda dan model pembelajaran yang accessible bagi terbelakang semua peserta didik. lainnya. Jika pendidikan Indonesia tidak Berkebutuhan penerapan Khusus Kurikulum bagi tingkat dari anak-anak kegeniusan anak-anak yang tinggi normal memperhatikan masa depan anak yang 88 Tunas Siliwangi berkebutuhan Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 khusus, dipastikan merasa mendapatkan tempat dan layanan mereka akan selalu termarginalkan dalam pendidikan yang sesuai dengan apa yang lingkungan mereka tinggal, apalagi untuk menjadi mendapatkan perlakuan khusus melalui implementasi pendidikan luar biasa yang memang menuntut model layanan bimbingan dan diperuntukan konseling yang efektif sehingga berhasil bagi bila anak-anak yang berkelainan. membawa Ditengah menimpa kebutuhannya. anak permasalahan yang berkebutuhan khusus, Demikianjuga, pendidikan misinya untuk inklusif membantu pertumbuhan dan perkembangan anak berkebutuhan khusus secara optimal paradigma pendidikan inklusif agaknya bisa menjadi mereka untuk tanpa harus Dewasa ini, perhatian pemerintah merasa kurang percaya diri ketika harus terhadap tunas-tunas bangsa dalam bidang berkumpul dengan mereka yang memiliki pendidikan harus diakui masih belum fisik normal. Apalagi Undang-Undang menunjukan perubahan yang signifikan. Sistem Pendidikan Nasional memberikan Dalam hal ini masih terdapat system warna lain dalam penyediaan pendidikan kategorisasi yang memisahkan antara anak bagi anak berkelainan. normal dengan anak yang berkebutuhan melanjutkan solusi pendidikan Penutup Pendidikan inklusif sebagai suatu khusus. Kondisi ini merupakan potret trend baru dalam sistem pendidikan hadir ketidakadilan pendidikan yang seharusnya sebagai konsekuensi logis dari adanya diberikan kepada demokrasi pendidikan dan tegaknya hak bangsa tanpa terkecuali. Ini karena, semua asasi warga manusia di seluruh dunia. Indonesia seluruh tunas-tunas berhak mengenyam Pendidikan inklusif semakin menjadi pendidikan di lembaga formal dengan penting bagi agenda reformasi pendidikan fasilitas yang memadai. setelah Education For All dideklarasikan. Pendidikan Pendidikan inklusif berimplikasi diprioritaskan terhadap sistem persekolahan yang dapat memiliki dilihat melalui bagi tingkat tidak anak-anak kegeniusan hanya yang tinggi adanya modifikasi maupun anak-anak yang berasal dari program pendidikan, keluarga bangsawan, tetapi juga bagi metode pembelajaran, media, lingkungan, mereka yang dianggap berbeda dan bahkan terbelakang kurikulum dan sistem evaluasinya, sehingga keberadaan anak berkebutuhan khusus dari anak-anak normal lainnya. Jika pendidikan Indonesia tidak 89 Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 memperhatikan masa depan anak yang keberadaan anak berkebutuhan khusus berkebutuhan dipastikan merasa mendapatkan tempat dan layanan mereka akan selalu termarginalkan dalam pendidikan yang sesuai dengan apa yang lingkungan mereka tinggal, apalagi untuk menjadi mendapatkan perlakuan khusus melalui implementasi pendidikan luar biasa yang memang menuntut model layanan bimbingan dan diperuntukan konseling yang efektif sehingga berhasil khusus, bagi bila anak-anak yang kebutuhannya. Demikianjuga, pendidikan berkelainan. membawa Ditengah permasalahan yang menimpa pertumbuhan dan perkembangan anak anak berkebutuhan khusus, paradigma berkebutuhan khusus secara optimal pendidikan inklusif agaknya bisa menjadi solusi mereka untuk misinya untuk inklusif membantu Adapun rekomendasi adalah sebagai melanjutkan berikut: pendidikan tanpa harus merasa kurang 1. Pendidikan inklusi percaya diri ketika harus berkumpul dilakukan dengan mereka yang memiliki fisik selangkah demi selangkah dan dapat normal. Apalagi Undang-Undang Sistem dimulai dari Pendidikan Anak Usia Pendidikan Nasional memberikan warna Dini lain dalam penyediaan pendidikan bagi 2. anak berkelainan. Pendidikan inklusif sebagai suatu secara hendaknya perlahan-lahan, Sebaiknya pihak hendak melaksanakan dan pendidikan inklusi menerapkan sekolah yang trend baru dalam sistem pendidikan hadir menggunakan nara sumber yang sebagai konsekuensi logis dari adanya dapat memberikan bimbingan dan demokrasi pendidikan dan tegaknya hak informasi yang dibutuhkan pihak asasi sekolah manusia di seluruh dunia. Pendidikan inklusif semakin menjadi 3. Sekolah perlu untuk penting bagi agenda reformasi pendidikan mengembangkan ruang dan pusat setelah Education For All dideklarasikan. sumber belajar serta sarana dan Pendidikan inklusif berimplikasi prasarana agar dapat menunjang terhadap sistem persekolahan yang dapat dilihat melalui pelaksanaan pendidikan adanya modifikasi program pendidikan, harus bersifat fleksibel, kreatif dan metode pembelajaran, media, lingkungan, menghargai ke pluralitasan, mampu bahkan mengembangkan kurikulum yang kurikulum dan sistem evaluasinya, 4. sehingga 90 Guru atau tenaga kependidikan Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 78-91 sesuai dengan kebutuhan individual Direktorat anak, dan dapat bekerjasama dalam Tinggi. satu tim kerja demi tercapainya pelaksanaan pendidikan Pendidikan Dutton, D.H., and D.L. Dutton. (1990). yang "Technology to Support Diverse optimal di sekolah, mengembangkan Needs in Regular Classes." In iklim Support belajar yang sehat di lingkungan sekolah. 5. Jenderal Untuk berbagai Networks/or Schooling: pihak agar Inclusive Interdependent Integrated Education, edited by W. pendidikan inklusi ini dipahami dan Stainback dikembangkan dengan sebaiknya, Baltimore: Paul H. Brookes. karena jika kita jauh berkaca dengan daerah lain, pendidikan ditunjang inklusi dengan S. Stainback. Elmira&Astati. (1984). Gerak Irama I dan II. gencar dilakukan. Selain itu juga harus and Makalah Penataran Guru SPGLBCiloto Bogor. sarana Jamaris, Martini. (2005). Perkembangan prasarana yang baik serta guru dan pendamping khusus yang benar- Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prodi benar Pendidikan Anak Usia Dini UNJ. menguasai dan memiliki keahlian serta keterampilan dalam menangani anak Perkembangan Mulyoni, berkebutuhan Anak Abdurrahman. Paradigma Usia (2007). Pendidikan Inklusif khusus sehingga tidak terbentur Anak Usia Dini. Jakarta: Prodi permasalahan dan tidak bingung PAUD Pascasarjana UNJ. sendiri dengan apa yang dihadapi. M. Takdir Illahi. (2013). Pendidikan Inklusif Daftar Pustaka Brameld, T. (Konsep dan Aplikasi). Yogyakarta:Ar-Ruzz Media. (1956). Reconstructed Toward Philosophy a Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep of Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks. Education. New York: Holt, Rinehart, and Winston. Choate, J.S., and Delphie, B. (2003). Gerak Irama. Edisi S. Ketiga. Bandung: Mitra Grafika Evans. (1992). "Authentic Diknas. (2003). Undang-Undang Sistem Assessment of Special Learners: Pendidikan Nasional No 20 Tahun Problem or Promise?" Preventing 2003 dan Penjelasannya. Jakarta: School Failure 37, 1: 6-9. 91