APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online) ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP BUDI UTOMO MALANG BERDASARKAN GENDER DALAM MENYELESAIKAN HIMPUNAN Firda Alfiana Patricia Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, IKIP Budi Utomo, Malang [email protected] Abstrak Setiap individu diciptakan dengan pola pikir dan pemahaman yang berbeda terhadap suatu permasalahan. Diantaranya adalah permasalahan mengenai himpunan. Dengan beragam simbol dan operasi tentu akan menimbulkan kesalahan yang berbeda ketika menyelesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan mahasiswa putra dan mahasiswi putri dalam menyelesaikan permasalahan himpunan. Dari 6 subjek penelitian, didapatkan 3 subjek penelitian yang melakukan kesalahan. Dua diantaranya dilakukan oleh mahasiswa putra yang melakukan kesalahan prosedural, konseptual dan teknis. Sedangkan satu mahasiswi putri melakukan kesalahan kesalahan prosedural dan konseptual. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan gender pada jurusan Pendidikan Matematika di IKIP Budi Utomo Malang tidak mempengaruhi kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan himpunan. Kata kunci : analisis kesalahan, pendidikan matematika, gender, permasalahan himpunan Abstract Each individual is created with a different mindset and understanding of a problem. Such as the problem of the set. With a variety of symblos and operations will certainly cause a different error when solving it. This study aims to find out the mistakes of male students and female students in completing the set problem. From 6 research subjects, got 3 subjects who made mistakes. Two of which were commited by male students who made procedural, conceptual and technical erros. While a female student has a procedural and conceptual error. So it can be concluded that the gender difference in the students of mathematics education program at IKIP Budi Utomo Malang unfortunate does not affect the error in solving the problem set. Key words: error analysis, mathematics education, gender, the problem set PENDAHULUAN Dalam pembelajaran di kelas, seorang dosen menghadapi sejumlah mahasiswa dengan perbedaan yang beragam. Mulai dari perbedaan suku, agama, kemampuan berpikir, dan gender. Sehingga diharapkan dosen dapat mengenali kemampuan masingmasing mahasiswanya. Dengan kemampuan berpikir yang berbeda maka ketika menyelesaikan suatu permasalahan pun pasti akan berbeda pula kesalahan yang dilakukan oleh setiap mahasiswa. Menurut Widodo (2013) kesalahan mahasiswa dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa menguasai dan memahami materi yang telah diberikan. Amir (2015) menyatakan bahwa faktor-faktor penyebab kesalahan adalah mahasiswa kurang memahami materi prasyarat, mahasiswa tidak teliti dalam memahami dan menyelesaikan soal, mahasiswa malu bertanya dan Firda Alfiana Patricia: Analilsis Kesalahan ................................. 45 APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online) mengungkapkan pendapatnya kepada dosen saat berinteraksi di kelas, mahasiswa lebih percaya diri bertanya dan mengungkapkan pendapatnya kepada teman sejawatnya, mahasiswa tidak menyukai matematika pada jenjang pendidikan sebelum perguruan tinggi, mahasiswa hanya menghafal konsep atau rumus tanpa memahaminya secara bermakna, mahasiswa tidak terbiasa menyelesaikan soal-soal non rutin. Untuk itu dosen perlu mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswanya melakukan kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan sehingga ada tindak lanjut dari dosen untuk mengatasinya. Setiap mahasiswa tentu melakukan kesalahan yang berbeda dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Siswa nmengalami kesalahan dalam menyelesaikan masalah karena (1) tidak mampu merumuskan apa yang diketahui pada soal secara tertulis, (2) tidak mampu merencanakan langkah penyelesaian, (3) tidak mampu menuliskan rumus matematika, (4) tidak menggunakan konsep matematika pada proses perhitungan, dan (5) tidak melakukan pengecekan terhadap hasil pekerjaannya (Hasan, 2014) Pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin (2012) kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal adalah kesalahan fakta, kesalahan ketrampilan, kesalahan konsep dan kesalahan prinsip, sedangkan kecenderungan kesalahannya adalah kesalahan prinsip dan penyebab kesalahan adalah kurang memahami konsep-konsep yang ada. (Romadiastri, 2012) menyatakan bahwa adapun faktorfaktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami kesalahan dalam menyelesaikan soal adalah mahasiswa tidak menguasai konsep-konsep pada materi sebelumnya yang menjadi materi prasyarat, materi yang bersifat abstrak sehingga mahasiswa merasa bosan, dan kurangnya berlatih dalam mengerjakan soal-soal Dari berbagai macam kesalahan berbeda yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan dapat dikelompokkan secara garis besar menjadi beberapa kesalahan. Kiat (2005) membagi kemungkinan kesalahan yang dilakukan siswa kadalam tiga kategori, diantaranya : (1) Kesalahan konseptual, yaitu kesalahan yang terjadi karena siswa tidak memahami konsep-konsep yang terlibat dalam masalah atau kesalahan yang timbul dari ketidakmampuan siswa untuk menentukan hubungan yang terlibat dalam masalah ; (2) Kesalahan prosedural, yaitu kesalahan yang terjadi karena ketidakmampuan siswa untuk melakukan manipulasi atau algoritma meskipun telah memahami konsep dibalik masalah ; (3) Kesalahan teknis, yaitu kesalahan yang terjadi karena kurangnya pengetahuan konten matematika dalam topik lain atau kesalahan karena kecerobohan. Sedangkan Level dalam menyelesaikan masalah bervariasi, pada kategori rendah mencapai level multistruktural karena mereka mampu membuat beberapa koneksi dan fokus pada beberapa aspek. kategori sedang memberikan respon maksimal pada level relasional karena mengaitkan konsep atau proses sehingga semua informasi terhubung secara relevan dan diperoleh kesimpulan yang relevan. Siswa kategori tinggi mencapai level extended abstrak karena mampu mengaitkan konsep atau proses sehingga semua informasi terhubung secara relevan dan diperoleh kesimpulan yang relevan serta menggunakan prinsip umum yang tidak terdapat dalam soal (Hasan, 2017). Hal ini salah satu faktor terjadinya kesalahan pada diri mahasiswa dalam menyelesaikan masalah. Perbedaan individu pasti akan menyebabkan perbedaan pola pikir dan Firda Alfiana Patricia: Analilsis Kesalahan ................................. 46 APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online) kemampuan yang berdeda. Salah satu perbedaan individu adalah perbedaan jenis kelamin atau gender. Nafi’an (2011) menyatakan bahwa perbedaan gender bukan hanya berkaitan dengan masalah biologis saja tetapi juga pada perbedaan kemampuan dalam matematika. Dengan demikian perbedaan gender dapat mempengaruhi kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Gender lebih banyak dilihat pada proses dan kegiatan yang dilakukan atau aktivitas yang berhubungan dengan peran sosial, tingkah laku, kecenderungan sifat, dan atribut lainnya yang menjelaskan arti apakah seorang individu menjadi seorang laki – laki dan perempuan (Irham & Wiyani, 2013 : 78). Tabel 1. Perbedaan perkembangan gender Laki-laki Berkonsentrasi pada hal-hal mengarah pada karir Fokus pada kekuatan dan otototot untuk daya tarik seksual (takut terlihat lemah) Penerimaan sosial berdasarkan pada kekuatan fisik dan atletis Lebih besar kemungkinannya untuk terlibat dalam perilaku kriminal Dalam suatu penelitian 69 persen laki-laki menyarankan Perempuan Berkonsentrasi pada hubungan pribadi yang lebih intim Fokus pada penampilan ramping untuk daya tarik seksual (takut pada obesitas) Penerimaan sosial berdasarkan hubungan sebaya dan kecantikan Lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam perilaku kriminal Dalam suatu penelitian 69 persen bahwa perkelahian sebagai cara terbaik untuk menyelesaikan konflik Hirarki sosial cenderung stabil (anak laki-laki tahu tempat mereka) Mengejar kekuasaan merupakan sifat laki-laki yang umum Pencapaian keberhasilan dalam akademis jauh lebih besar setelah pubertas Skor IQ meningkat secara drastis antara usia empat belas dan enam belas Anak laki-laki dengan pola kromosom XXY (mendapat tambahan kromosom perempuan) kurang baik di penalaran spasial Pengganggu masih populer di kalangan pertemanan Olahragawan sedikit lebih aktif secara seksual daripada temanteman laki-lakinya Jika terlibat dalam kegiatan atletik di sekolah tingkat atas, lebih mungkin untuk perempuan menyarankan untuk meninggalkan atau membicarakan hal-hal yang lain sebagai cara terbaik untuk menyelesaikan konflik Hirarki sosial cenderung berubah-ubah Mengejar lingkungan yang nyaman merupakan sifat perempuan yang umum Tingkat estrogen yang lebih tinggi dari normal membuat lemah pada intelektualitas tertentu Skor IQ menurun atau drop selama sekolah menengah, tetapi bangkit kembali di sekolah tingkat atas Anak perempuan dengan tingkat testosteron yang lebih tinggi dari normal lebih baik pada penalaran spasial Pengganggu di antara anak-anak perempuan tidak disukai Olahragawati cenderung untuk aktif secara Firda Alfiana Patricia: Analilsis Kesalahan ................................. 47 APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online) mendapatkan nilai yang lebih baik dan melanjutkan ke perguruan tinggi (juga lebih mungkin untuk minum dan mencoba obatobatan terlarang) Lebih mungkin untuk berhasil ketika mencoba bunuh diri 83 persen siswa melanjutkan dalam kelas ilmu komputer yang canggih Penggunaan steroid meningkat di kalangan remaja laki-laki Kelulusan lebih rendah dibandingkan anak perempuan di sekolah tingkat atas dan perguruan tinggi Kurang menungkinkan dibandingkan perempuan untuk menderita depresi klinis Kinerja pada ujian tertulis kurang dipengaruhi oleh siklus biologis seksual daripada teman-teman perempuannya Lebih kecil kemungkinannya untuk hamil jika terlibat dalam kegiatan sekolah Lebih mungkin gagal pada upaya bunuh diri 17 persen siswa perempuan melanjutkan kelas ilmu komputer Penggunaan steroid di kalangan remaja perempuan naik 100 persen sejak tahun 1991 Mengalahkan kelulusan anak laki-laki dalam beberapa tahun terakhir di sekolah tingkat atas dan perguruan tinggi Hampir 50 persen dari anak perempuan dalam suatu survei mengalami setidaknya satu kali depresi klinis dalam lima tahun kelulusan SMA Kinerja pada ujian tulis turun sebanyak 14 persen selama siklus menstruasi Mengungguli anak laki-laki dalam tes kemampuan verbal dan komunikasi sumber : (Gurian & Henley, 2001 : 37-38) Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa program studi Pendidikan Matematika adalah Teori Himpunan. Di dalam mata kuliah tersebut terdapat materi Diagram Venn yang disajikan dalam bentuk cerita. Contoh dari soal tersebut : Dari 120 orang mahasiswa semester 7 di Sekolah Tinggi Komputer X, 100 orang mengambil paling sedikit satu mata kuliah aplikasi pilihan, yaitu mata kuliah Asuransi, Perbankan, dan Transportasi. Diketahui juga : 65 orang mengambil Asuransi, 45 orang mengambil Perbankan, 42 orang mengambil Transportasi, 20 orang mengambil Asuransi dan Perbankan, 25 orang mengambil mengambil Asuransi dan Transportasi, dan 15 orang mengambil Perbankan dan Transportasi. Banyaknya mahasiswa yang tidak mengambil satu pun dari 3 mata kuliah tersebut adalah ... Penyelesaian : Misalnya : n(A) = banyaknya mahasisw yang mengambil Asuransi = 65 orang n(B) = banyaknya mahasiswa yang mengambil Perbankan = 45 orang n(C) = banyaknya mahasiswa yang mengambil Transportasi = 42 orang n(S) = banyaknya mahasiswa semester 7 di Sekolah Tinggi Komputer X = 120 orang Firda Alfiana Patricia: Analilsis Kesalahan ................................. 48 APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online) Banyaknya mahasiswa yang mengambil Asuransi dan Perbankan tapi tidak mengambil Transportasi = 20 – 8 = 12 orang Banyaknya mahasiswa yang mengambil Asuransi dan Transportasi tapi tidak mengambil Perbankan = 25 – 8 = 17 orang Banyaknya mahasiswa yang mengambil Perbankan dan Transportasi tapi tidak mengambil Asuransi = 15 – 8 = 7 orang Banyaknya mahasiswa yang mengambil Asuransi saja = 65 – 12 – 8 – 17 = 28 orang Banyaknya mahasiswa yang mengambil Perbankan saja = 45 – 12 – 8 – 7 = 18 orang Banyaknya mahasiswa yang mengambil Transportasi saja = 42 – 17 – 8 – 7 = 10 orang Maka banyaknya mahasiswa yang tidak mengambil satu pun dari 3 mata kuliah tersebut adalah = 120 – 100 = 20 orang. BAHASAN UTAMA Pada Rabu, 24 Mei 2017 telah dilakukan pengambilan data di ruang C.I.3 Kampus IKIP Budi Utomo Malang pukul 15.00 WIB. Adapun pertanyaan yang diajukan kepada subjek penelitian, yaitu “Tentukan nilai kebenaran dari !”. Untuk menentukan nilai kebenaran dari pernyataan tersebut, maka diperlukan bantuan dengan membuat himpunan A, B, dan C yang diisi dengan elemenelemen bebas. Dari hasil tersebut didapatkan 2 mahasiswa putra (berkemampuan matematika tinggi dan rendah) dan 1 mahasiswa putri (berkemampuan rendah) yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan pertanyaan. Untuk selanjutnya mahasiswa putra kemampuan matematika tinggi disebut sebagai L1, mahasiswa putra kemampuan matematika rendah disebut sebagai L3, dan mahasiswi putri kemampuan matematika rendah disebut sebagai P3. Gambar 1. Contoh kesalahan teksis L3 Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, ditemukan kesalahan teknis yang dilakukan oleh L3, yaitu lupa memberi nama pada himpunan pada diagram venn yang dibuat. Dari hasil pekerjaan L3 juga ditemukan kesalahan konseptual, yaitu salah memasukkan elemen himpunan di dalam diagram venn. Himpunan B yang seharusnya mempunyai elemen {3,4,5,6}, di dalam diagram venn diisikan dengan elemen {1,2,3,4,9}. Tabel 2. Kesalahan yang dilakukan L3 Jenis kesalahan Kesalahan Kesalahan teknis Himpunan pada diagram venn tidak diberi nama Salah memasukkan elemen pada himpunan dalam diagram venn Kesalahan konseptual Faktor penyebab kesalahan Lupa Tidak teliti Firda Alfiana Patricia: Analilsis Kesalahan ................................. 49 APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online) Gambar 2. Contoh kesalahan prosedural L1 Ditemukan kesalahan prosedural yang dilakukan oleh L1, yaitu ketika membuat diagram venn tidak dilengkapi dengan persegi panjang yang merupakan daerah untuk U. Hal tersebut terjadi karena L1 terburu-buru ketika mengerjakan sehingga tidak teliti. L1 juga tidak menyelesaikan hasil pekerjaanya karena tidak memahami pertanyaan yang diajukan, sehingga hal tersebut merupakan kesalahan teknis. himpunan dalam diagram venn yang dibuat. Himpunan A yang seharusnya mempunyai elemen {1,2,3,4,5,6,7,8} pada diagram venn hanya berisi elemen {1,2,3,4,5,6,7}. P3 juga salah dalam memaknai operasi dalam himpunan, yang diinginkan adalah operasi pengurangan tetapi jawabannya menunjukkan hasil dari operasi penjumlahan pada himpunan. Apabila yang diinginkan adalah A-(B C) maka seharusnya jawabannya adalah {3}, tetapi P3 menyebutkan jawabannya adalah {3,8,9,10}. Jawaban tersebut akan sesuai untuk operasi penjumlahan pada himpunan yaitu A (B C). Hal tersebut terjadi karena P3 lupa rumus yang sudah diajarkan sehingga menyebabkan terjadinya kesalahan prosedural. Tabel 4. Kesalahan yang dilakukan P3 Tabel 3. Kesalahan yang dilakukan L1 Jenis kesalahan Kesalahan prosedural Kesalahan teknis Kesalahan Salah dalam menggambar diagram venn, tidak terdapat persegi panjang yang merupakan daerah U Tidak menyelesaikan hasil pekerjaan Faktor penyebab kesalahan Lupa Jenis kesalahan Kesalahan konseptual Kesalahan prosedural Tidak memahami maksud pertanyaan Gambar 3. Contoh kesalahan konseptual P3 Pada hasil pekerjaan P3 ditemukan kesalahan konseptual, yaitu salah dalam memasukkan elemen pada Kesalahan Salah memasukkan elemen dalam himpunan Salah dalam memaknai operasi pengurangan dalam himpunan Faktor penyebab kesalahan Tidak teliti Tidak teliti Berdasarkan hasil yang sudah diujikan kepada 3 mahasiswa putra dan 3 mahasiswa putri ditemukan 2 mahasiswa putra yang melakukan kesalahan diantaranya kesalahan prosedural, konseptual dan teknis. Pada mahasiswi putri hanya ditemukan 1 yang melakukan kesalahan yaitu kesalahan konseptual dan prosedural. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yazidah (2017) bahwa tidak ada perbedaan kesalahan yang signifikan antara gender yang berbeda. Firda Alfiana Patricia: Analilsis Kesalahan ................................. 50 APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online) PENUTUP Dari hasil penelitian dan wawancara yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Kemampuan matematika tidak berkaitan dengan kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan himpunan yang diajukan oleh dosen. 2. Faktor penyebab kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan himpunan diantaranya lupa konsep, tidak teliti, dan tidak memahami permasalahan. 3. Perbedaan gender tidak mempengaruhi kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan himpunan. Saran yang bisa diberikan kepada dosen diantaranya : 1. Diharapkan memperbanyak latihan soal agar mahasiswa terbiasa berlatih sehingga tidak sampai lupa rumus. 2. Perlu adanya tugas berkelompok dengan anggota yang heterogen sehingga mahasiswa yang tidak memahami materi karena malu bertanya kepada dosen bisa mengajukan pertanyaan kepada teman yang lebih paham. 3. Membiasakan mahasiswa untuk mengecek hasil pekerjaanya kembali apabila telah selesai untuk menghindari ketidaksengajaan kesalahan karena kurangnya ketelitian. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal. 2012. Analisis Kesalahan Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Dalam Mata Kuliah Trigonometri Dan Kalkulus I Amir, Mohammad Faizal. 2015. Analisis Kesalahan Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Linear. Jurnal Edukasi, Volume 1 No 2, Oktober 2015, ISSN 2443-0455 Gurian, M. & Henley, P. (Ed). 2001. Boys and Girls Learn Differently : A Guide for Teachers and Parents. San Fransisco : Jossey Bass Hasan, B. (2014). Diagnosis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika dan Upaya Mengatasinya Menggunakan Scaffolding. DISERTASI dan TESIS Program Pascasarjana UM, 50-62. Hasan, B. (2017). Karakteristik Respon Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Berdasarkan Taksonomi SOLO.). JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 3 (1). Irham, M & Wiyani, N.A. 2013. Psikologi Pendidikan : Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Jogjakarta : Ar – Ruzz Media. Kiat, S. E.(2005). Analysis of Students’ Difficulties in Solving Integration Problem. The Mathematics Educator. 9, (1), 39-59. Nafi’an, Muhammad Ilham. 2011. Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema “Matematika dan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran” pada tanggal 3 Desember 2011 di Jurusan Firda Alfiana Patricia: Analilsis Kesalahan ................................. 51 APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online) Pendidikan UNY Matematika FMIPA Romadiastri, Yulia. 2012. Analisis Kesalahan Mahasiswa Matematika Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Logika. Jurnal Phenomenon, Volume 2 Nomor 1, Juli 2012 Widodo, Sri Adi. 2013. Analisis Kesalahan Dalam Pemecahan Masalah Divergensi Tipe Membuktikan Pada Mahasiswa Matematika. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 46, Nomor 2, Juli 2013, halaman 106 – 113 Yazidah, Nok Izatul. 2017. Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Pembuktian Geometri Euclid Ditinjau Dari Gender Pada Mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang. Jurnal online vol 2, no 1 (2017) Kalamatika April dalam www.kalamatika.matematikauhamka.com/index.php/kmk/article/ view/43/34 diakses pada 26 Mei 2017 pukul 09.00 WIB. Zainal Abidin. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Agustus 2012 Vol XIII No 1, 183 – 196 Biografi Penulis Firda Alfiana Patricia, M.Pd Penulis adalah dosen Program Studi Pendidikan Matematika IKIP Budi Utomo Malang. Pendidikan terakhir penulis adalah Program Magister (S2) Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang, lulus tahun 2015. Firda Alfiana Patricia: Analilsis Kesalahan ................................. 52