Course Content Template Matematika Diskrit Type:ACADEMIC COURSE Code: K0144 Product Development Center, Bina Nusantara DC-PDC-4 Ver. 1.0 27/01/03 10:01 Table of Content Table of Content .......................................................................................................................................... 1 Course Content ........................................................................................................................................... 2 Teori Himpunan ....................................................................................................................................... 2 3.1. Himpunan dan Himpunan Bagian ............................................................................................... 2 3.2. Operasi dan Sifat-sifat Himpunan ............................................................................................... 4 3.3. Diagram Venn .............................................................................................................................. 7 Activity ........................................................................................................................................................ 10 Quiz/Exam/Self-Assess ...................................................................................................................... 10 Asignments .......................................................................................................................................... 10 Course Content 1 Part Teori Himpunan SASARAN : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan memahami pengertian teori himpunan, sifat-sifat operasi himpunan dan ilustrasi himpunan dengan diagram Venn. POKOK BAHASAN : Untuk mencapai sasaran diatas disusun pokok bahasan untuk modul ini adalah Pengertian himpunan dan himpunan bagian,operasi himpunan, hukum-hukum dan sifat-sifat operasi himpunan, dan Diagram Venn. 3.1. Himpunan dan Himpunan Bagian PENGERTIAN HIMPUNAN Himpunan / set adalah kumpulan objek yang berbeda dan dari suatu segi ditanggapi sebagai suatu kesatuan. Biasanya himpunan ditandai dengan kurung kurawal : { }. Objek-obyek yang berada di dalam himpunan tersebut masing-masing disebut Elemen atau Anggota set. NOTASI HIMPUNAN Himpunan biasanya dinyatakan dengan huruf kapital (upper case), misalnya A, B, C dan seterusnya. Untuk menyatakan anggota atau elemen himpunan dinyatakan dengan huruf lower case, misalnya a, b, c dan seterusnya. Bila obyek a adalah elemen dari himpunan A ditulis dengan a A, sebaliknya jika b bukan elemen himpunan A ditulis dengan b A. CONTOH HIMPUNAN : 1) Himpunan-himpunan bilangan Asli, bulat, rasional, riil dan kompleks didalam matematika umumnya ditulis dengan notasi N, Z, Q, R dan C. 2) Misalkan A adalah himpunan bilangan genap positif maka A dapat dinyatakan dengan notasi berikut (ada 2 cara), yaitu : A = {2, 4, 6, 8, …}, ini merupakan penulisan himpunan dengan cara mendaftarkan elemen-elemen himpunan tersebut (tabulasi), titik tiga menunjukkan bahwa elemen masih berlanjut sampai tak hingga banyak. A = {a Z : a = 2n untuk suatu bilangan asli n}, ini merupakan penulisan himpunan dengan notasi pembentuk himpunan. PENJELASAN CONTOH : Pada contoh 1 diberikan notasi standard untuk himpunan bilangan didalam matematika. Pada contoh dua ditunjukkan bahwa ada dua cara penulisan himpunan, yaitu dengan mendaftarkan anggota-anggotanya (tabulasi) atau dengan notasi pembentuk himpunan. HIMPUNAN SEMESTA : Himpunan semesta pembicaraan atau universal set adalah himpunan yang memuat seluruh obyek yang sedang dibicarakan. Notasi dari himpunan semesta biasanya adalah S atau U. Misal kita sedang membahas tentang bilangan riil maka himpunan semestanya adalah himpunan bilangan rii, jadi U = R. HIMPUNAN KOSONG : Himpunan kosong atau void set adalah himpunan yang tidak memiliki anggota. Notasi dari himpunan kosong adalah { } atau . KESAMAAN DUA HIMPUNAN : Dua himpunan adalah sama apabila keduanya memiliki elemen yang sama. Dengan kata lain bila A sama dengan B ditulis dengan A = B, maka seluruh elemen A menjadi elemen B dan seluruh elemen B menjadi elemen A. HIMPUNAN BAGIAN : Himpunan A disebut himpunan bagian dari himpunan B apabila seluruh elemen A menjadi elemen B dan ditulis dengan notasi A B. Bila A bukan himpunan bagian B ditulis dengan A B. SINGLETON SET : Adalah himpunan yang anggotanya tunggal (banyaknya anggota hanya satu). HIMPUNAN TAK HINGGA : Adalah himpunan yang banyaknya anggota tak hingga. Himpunan Berhingga adalah himpunan yang banyaknya anggota berhingga. CONTOH : 1) Misalkan A = {x R: x2 +2x+10 = 0} adalah himpunan kosong. 2) Bila B = {1, 3, 5, 7, …} dan C = 3) Bila D = {x Z : x < 5 dan x 4) Himpunan E = {x p : p, q Z , q 0 maka B C. q 0 } adalah himpunan berhingga. R : x2 – 2x + 1 = 0} adalah singleton set. PENJELASAN CONTOH : 1) Bentuk x2 +2x+10 = 0 merupakan persamaan kuadrat. Karena diskriminan dari persamaan kuadrat ini adalah D = b2-4ac = 4-40 = -36 bilangan negatif maka persamaan kuadrat tidak memiliki akar riil. sehingga tidak ada x R yang memenuhi x2 +2x+10 = 0, jadi A = {x R: x2 +2x+10 = 0} = . 2) Misalkan b sembarang elemen B maka b dapat ditulis dalam bentuk p dengan p = b q dan q = 1, sehingga b C. Ini menunjukkan bahwa setiap anggota B adalah anggota C, jadi B himpunan bagian dari C atau ditulis B C. 3) Bila kita tulis himpunan D dengan cara tabulasi maka D = {0, 1, 2, 3, 4}, sehingga dapat dihitung banyaknya elemen dari D adalah 5. Jadi D himpunan berhingga. 4) Bila kita cari solusi dari x2 – 2x + 1 = 0 kita peroleh (x-1)2 = 0, sehingga x = 1. Ini merupakan satu-satunya solusi dari x2 – 2x + 1 = 0. Jadi E = {x R : x2 – 2x + 1 = 0} hanya memiliki satu anggota, dengan kata lain E singelton set. 3.2. Operasi dan Sifat-sifat Himpunan OPERASI PADA HIMPUNAN : Dua buah himpunan dapat dioperasikan (dengan operasi biner) sehingga menghasilkan suatu himpunan baru sebagai hasil operasi tersebut. Operasi tersebut adalah irisan (intersection) dan gabungan (union). Satu himpunan dapat dioperasikan (dengan operasi uner) sehingga menghasilkan himpunan baru. Operasi tersebut adalah komplemen. IRISAN DUA HIMPUNAN : Irisan dua himpunan A dan B adalah A B yang merupakan himpunan semua elemen semesta x sehingga x A dan x B, atau dapat ditulis dengan notasi pembentuk himpunan A B = {x U : x A dan x B}. GABUNGAN DUA HIMPUNAN : Gabungan dua himpunan A dan B adalah A B yang merupakan himpunan semua elemen semesta x sehingga x A atau x B, atau dapat ditulis dengan notasi pembentuk himpunan A B = {x U: x A atau x B}. KOMPLEMEN HIMPUNAN : Komplemen dari suatu himpunan A adalah himpunan A’ atau Ac yang memuat semua elemen semesta x yang bukan elemen A, atau dapat ditulis dengan notasi pembentuk himpunan A’ = { x U: x A}. CONTOH : 1) Misalkan Himpunan semesta U = N (himpunan bilangan asli), A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {2, 4, 6, 8, 10} maka A B = {2, 4}, A B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10} dan A’ = {6, 7, 8, 9, 10, …}. 2) Bila universal set U = R (himpunan bilangan riil), A = {x R : x < 3} dan B = {x R: x 1 > 1} maka hasil dari A B={x R : -3 < x < 0 atau 2 < x < 3} , A B = R, dan A’ = {x R: x 3}. PENJELASAN : 1) Contoh 1 sudah jelas. 2) Karena A = {x R : x < 3} = {x R : -3 < x < 3}, dan B = {x R: x 1 > 1} = {x R: x –1 > 1 atau x-1 < -1} = {x R: x > 2 atau x < 0} Maka A B={x R : -3 < x < 0 atau 2 < x < 3} A B = R A’ = {x R: x 3 atau x -3} = {x R: x 3} HUKUM-HUKUM OPERASI HIMPUNAN: Apabila A, B, dan C adalah sub set (himpunan bagian) dari himpunan semesta U maka berlaku hukum-hukum berikut: 1) Hukum Idempotent. A A= A , A A= A 2) Hukum Associative. ( A B) C = A ( B C ) ( A B) C = A ( B C ) 3) Hukum Commutative. A B = B A , A B = B A 4) Hukum Distributive. A ( B C ) = ( A B) ( A C ) A ( B C ) = ( A B) ( A C ) 5) Hukum Identity A = A , A U A A U U , A 6) Hukum Involution. ( Ac) c = A 7) Hukum Complement. A AC = U , A AC = U C = , C = U 8) Hukum De Morgan’s (A B) C = AC B C (A B) C = AC B C SIFAT-SIFAT OPERASI HIMPUNAN : Apabila A, B, C dan D adalah sub set (himpunan bagian) dari himpunan semesta U maka berlaku sifat-sifat berikut: 1. A A = A 2. A A = A 3. A = A 4. A = 5. A - B A 6. jika A B dan C D maka : ( A C ) ( B D ) 7. jika A B dan C D maka : ( A C ) ( B D ) 8. A A B 9. A I B A , A I B B 10. jika A B , maka 11. jika A B , maka A B = B A B = A 12. A = A 13. A ( B - A) = 14. A ( B - A) = A B 15. A - ( B C ) = ( A - B ) ( A - C ) 16. A - ( B C ) = ( A - B ) ( A - C ) CONTOH : Gunakan hukum-hukum dan sifat-sifat operasi himpunan untuk membuktikan pernyataanpernyataan berikut: 1) ( A) (B A) = A 2) (A B) (A B’) = A PENJELASAN CONTOH: Dengan hukum-hukum dan sifat-sifat yang sudah dijelaskan di atas kita dapat buktikan pernyataan 1 s/d 3, sebagai berikut: 1) ( A) (B A) = A (B A), hk identity = (A B) (A A), hk distributif = (A B) A, sifat 1 = A, sb A B A dan sifat 10 2) (A B) (A B’) = [(A B) A] [( A B) B’], hk distributif = [(A A) (B A)] [(A B’) (B B’)], hk distributif = [A (B A)] [(A B’) ], sifat 1 dan komplemen = A (A B’), sb B A A dan identity = A, sb A B’ A 3.3. Diagram Venn DIAGRAM VENN: Cara untuk mempermudah memahami hubungan antara himpunan-himpunan, dan untuk memvisualisasikan bagaimana operasi-operasi himpunan bekerja adalah dengan menggunakan DIAGRAM VENN. Umumnya suatu himpunan digambarkan dalam diagram venn daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup, misalnya lingkaran atau persegi panjang. Penggambaran dalam diagram venn digunakan untuk ilustrasi hubungan antara operasi-operasi himpunan dan demonstrasi secara phisik kebenaran suatu teorema dalam teori himpunan. Walaupun demikian hasil dari diagram venn umunya tidak dapat dipakai sebagai bukti kebenaran suatu teorema. ILUSTRASI OPERASI HIMPUNAN : Metode yang disepakati dalam diagram venn untuk menggambarkan himpunan dengan memakai daerah arsiran. Secara khusus persegi panjang dipakai untuk menggambarkan universal set dan himpunan-himpunan bagian dari U dengan memakai lingkaran. Komplemen dari himpunan adalah bagian dari universal set yang tidak di himpunan. A ’ A Diagram venn untuk operasi himpunan irisan dan gabungan pada dua himpunan A dan B digambarkan sebagai berikut: A B A B A B Hukum De’Morgan dapat digambarkan dengan Diagram Venn sebagai berikut: ( A B) C A C B C A B A A B B AC B C ( A B) C DIAGRAM VENN UNTUK HUBUNGAN TIGA HIMPUNAN: Apabila ada 3 himpunan A, B dan C maka kita bias menggambarkan hubungan antara ketiganya dengan diagram venn sebagai berikut: A B C A (B C) (A B C)’ CONTOH : 1) Gambarkan himpunan-himpunan berikut dengan diagram venn. A (B C C ) ( A B) C C 2) Daerah 1 mengekspresikan himpunan A C B C C C . Tentukan himpunan- himpunan yang mengekspresikan daerah 2 s/d 8. 1 A 5 7 2 3 6 4 B 8 C PENJELASAN CONTOH: 1) Diagram venn dari A A ( B C C ) dan ( A B) C C adalah : A B B C C 2) Ekspresi himpunan untuk daerah-daerah pada contoh 2 adalah Daerah 2 = A (B C) C Daerah 3 = A B CC Daerah 4 = B ( A C) C Daerah 5 = A C B Daerah 6 = Daerah 7 = B C A Daerah 8 = C A B C C C ( A B) C Activity 2 Part Quiz/Exam/Self-Assess Asignments 1. Mis himpunan U = {1,2,3,…10} dan A = {1,4,7,10}, B= {1,2,3,4,5} dan C = {2,4,6,8} Daftarkan masing-masing himpunan ( A B) C C 2. Mis X = {1,2 } dan Y = {a,b,c} Daftarkan anggota dari masing-masing himpunan X x X x X ? dan -X x Y x Y ? 3.Jika X mempunyai 10 anggota, berapa banyak anggota yg dimiliki P(X) ? Berapa banyak sub himpunan murni yang dimiliki ? 4. Jika X dan Y himpunan tak kosong dan X x Y = Y x X, apa yang bisa disimpulkan tentang X dan Y ?