21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penalaran yang

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penalaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah deduksi
dengan mengacu pada konsep-konsep dasar analisis geologi struktur yang
diasumsikan benar dan konsep-konsep seismik stratigrafi serta konsep korelasi
sumur dalam menentukan paket-paket fasies seismik yang berkembang di bawah
batas sekuen 25,5 ma (Heidrick dan Aulia, 1993) atau pada Kelompok Pematang.
Selanjutnya digunakan metode induksi akumulasi dengan menggabungkan hasil
penafsiran struktur geologi, pemetaan struktur kedalaman batuan dan penafsiran
log listrik dari sumur yang ada untuk mengetahui hubungan antara geometri sesar
utama (border fault) dengan perkembangan struktur selama pembentukan
cekungan di daerah penelitian.
Pada dasarnya metodologi pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahapan
kegiatan, yaitu :
1. Persiapan data
2. Pemrosesan dan penafsiran data
3. Evaluasi hasil akhir
Gambaran lebih jelas dari setiap tahap dapat dilihat pada diagram alir penelitian
pada gambar III.1.
III.1. Persiapan data
Beberapa data yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini antara
lain berupa :
Data seismik
Data seismik yang digunakan adalah data seismik 3D Kelabu-Jingga.
Pengambilan data seismik dilakukan pada tahun 1985 dan mencakup daerah
seluas 25.2 km2 atau hanya sekitar 5% dari keseluruhan luas Sub-cekungan Kiri.
Posisi data seismik 3D terhadap Sub-cekungan Kiri adalah berada di bagian
tengah cekungan.
21
Selain data seismik 3D juga digunakan beberapa data seismik 2D yang
dapat menggambarkan kondisi bawah permukaan di Sub-cekungan Kiri. Tidak
semua data seismik 2D dapat digunakan untuk menginterpretasi kondisi bawah
permukaan karena tidak semua data seismik 2D memiliki kualitas yang bagus.
Data seismik yang dipakai terutama adalah yang memotong cekungan dari barat
ke timur. Jumlah data seismik, orientasi dan lokasinya dapat dilihat dalam peta
indek data seismik pada gambar III.2.
Data
Pemrosesan & Analisa data
Penafsiran
Hasil
Kerangka
struktur
Interpretasi
struktur
Restorasi
struktur
Kinematika
struktur
Data seismik
2D / 3D
Perkembangan
struktur
Sub-cekungan Kiri
Interpretasi
stratigrafi
Interpretasi
Data sumur
Data sumur
pemboran
Fasies seismik &
Model
perkembangan rift
Korelasi sumur
pemboran
Data
Biostratigrafi
Penentuan marker
dan batas sekuen
pada data log
Gambar III.1 Diagram alir penelitian.
Data sumur pemboran
Beberapa sumur yang digunakan sebagai acuan adalah sumur Mawar #1,
Indah #1, Kelabu #1, Jingga #1, #2 dan #3, Kiri #1, Hitam #1, Waduk #1, Putih
#1 dan Libo #1. Lokasi dari masing-masing sumur dapat dilihat dalam peta indeks
pada gambar III.2. Sumur-sumur eksplorasi yang telah dibor di Sub-cekungan Kiri
umumnya memiliki target utama reservoir pada Kelompok Sihapas. Tidak ada
sumur yang telah menembus hingga ke batuan dasar. Sumur terdalam (Jingga #1)
hanya menembus hingga lapisan Brown Shale. Data sumur yang digunakan dalam
penelitian terdiri dari data log listrik yang merupakan data hasil pemrosesan data
mentah yang diambil dari sumur pemboran.
22
Peta Indeks
Data Seismik
Seismik 2D
U
Cekungan
Sumatra
Tengah
Seismik 3D
Kelabu-Jingga
Sumur
Pemboran
Gambar III.2. Peta indeks data seismik yang digunakan dalam penelitian.
Data Pendukung
Data pendukung digunakan untuk melengkapi data utama dalam proses
evaluasi. Dalam penelitian ini digunakan hasil analisa biostratigrafi sumur untuk
membantu dalam penentuan umur lapisan batuan yang pada akhirnya hasil
penentuan umur tersebut dapat digunakan dalam penentuan batas-batas sekuen
dalam data log sumur pemboran.
III.2. Pemrosesan dan Penafsiran Data
Langkah-langkah pemrosesan data yang dilakukan dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Penafsiran data sumur berdasarkan data biostratigrafi yang akan digunakan
sebagai dasar untuk mengkorelasi beberapa data sumur yang digunakan.
23
2. Interpretasi data seismik untuk mengetahui kondisi geologi baik struktur
dan stratigrafi di daerah penelitian.
3. Interpretasi lebih lanjut dari data sumur dan hasil korelasinya
4. Dari hasil penafsiran data seismik, kemudian dilakukan rekonstruksi
tatanan struktur geologi rift Paleogen yang membentuk Sub-cekungan
Kiri.
5. Endapan-endapan yang berkembang di Sub-cekungan Kiri ini ditafsirkan
dari hasil penafsiran data seismik dan mengacu pada model-model yang
telah dikembangkan oleh para peneliti lain untuk cekungan-cekungan rift
di lingkungan darat.
III.2.1. Penafsiran Data Seismik
Beberapa hal yang telah dilakukan untuk menafsirkan data seismik antara
lain sebagai berikut :
1. Interpretasi pola-pola struktur geologi yang terbentuk di Sub-cekungan
Kiri.
2. Interpretasi perlapisan batuan dan batas-batas sekuen yang berkembang
dengan menggunakan konsep seismik stratigrafi. Interpretasi ini
didasarkan pada pengamatan terhadap tipe terminasi refleksi seismik dan
bentuk-bentuk atau geometri yang tampak dari data seismik.
3. Pembuatan peta struktur waktu untuk mengetahui perkembangan lateral
perlapisan batuan dan mengetahui gambaran topografi pada masingmasing waktu pengendapan batuan.
4. Restorasi sayatan seismik untuk mengetahui tahapan perkembangan
struktur selama pembentukan cekungan dan perhitungan strain untuk
mengetahui besarnya peregangan (ekstensi) cekungan.
5. Perhitungan kemiringan dan panjang sesar utama dengan pengukuran
sudut sesar pada sayatan seismik.
Dari hasil penafsiran data seismik, maka dapat diketahui tatanan struktur
geologi yang berkembang yang membentuk sistem rift Sub-cekungan Kiri dan
kemungkinan lingkungan pengendapan yang berkembang didalamnya. Dengan
beberapa asumsi yang digunakan, peta-peta struktur dan penafsiran penampang
24
seismik yang ada dapat digunakan dalam membangun suatu pemahaman
perkembangan struktur daerah penelitian.
III.2.2. Penafsiran Data Sumur Pemboran
Data biostratigrafi yang tersedia dapat digunakan untuk membantu
penafsiran data sumur yang berupa log listrik dan contoh batuan dalam penentuan
jenis batuan dan fasies pengendapan. Selanjutnya, korelasi beberapa data sumur
yang ada dapat digunakan untuk penafsiran stratigrafi sekuen dan lingkungan
pengendapan serta membantu dalam penfsiran data seismik.
Setelah mengintegrasikan hasil penafsiran data seismik, data sumur
pemboran dan pembandingan terhadap model-model yang ada kemudian
dilakukan rekonstruksi tatanan sistem rift Sub-cekungan Kiri.
25
Download