BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan. Secara umum, klasifikasi dan sistematika tanaman jagung sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledone Ordo : Graminae Famili : Graminaceae Genus : Zea Spesies : Zea mays L. Jagung merupakan tanaman asli Benua Amerika. Jagung telah ditanam oleh suku Indian jauh sebelum Benua Amerika ditemukan. Tanaman pangan ini adalah makanan utama orang Indian. Daerah yang dianggap sebagai asal tanaman jagung adalah Meksiko karena tempat tersebut ditemukan janggel dan biji jagung dalam gua-gua suku Indian (Purwono dan Purnamawati, 2007). Purwono dan Hartono (2007) menyatakan jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah. Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah. Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8-48 helain, tergantung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak. Fungsi ligula adalah mencegah air masuk kedalam kelopak daun dan batang. Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut bunga tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan jagung terdapat di ujung batang. Adapun bunga betinanya terdapat di ketiak daun ke-6 atau ke-8 dari bunga jantan. Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan menempel pada rambut tongkol. Pada jagung umumnya terjadi penyerbukan silang (cross pollinated crop). Penyerbukan terjadi dari serbuk sari tanaman lain. Sangat jarang terjadi penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari tanaman sendiri.Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200400 biji. Biji jagung terdiri 3 bagian. Bagian paling luar biji jagung disebut pericarp. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga (Purwono dan Hartono, 2007). Produktivitas jagung sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tempat tumbuh atau tanah, air, dan iklim. Oleh karena itu, agar tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan tongkol dan biji yang banyak, diperlukan tempat penanaman dan iklim sesuai syarat tumbuh tanaman jagung. Purwono dan Hartono (2007) mengatakan bahwa jagung termasuk tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus dalam penanamannya. Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh di lahan kering, sawah, dan pasang surut, asalkan syarat tumbuh yang diperlukan terpenuhi. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol, latosol, dan Grumosol. Namun yang terbaik untuk pertumbuhan jagung adalah Latosol. Keasaman tanah antara 5.6-7.5 dengan aerasi dan ketersediaan air yang cukup serta kemiringan optimum untuk tanaman jagung maksimum 8%. Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis/tropis basah dengan curah hujan yang ideal sekitar 85-200 mm/bulan pada lahan yang tidak beririgasi. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari dalam masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan terbaiknya antara 27-320C . Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak, terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat pengisian biji. Kekurangan air pada stadium tersebut akan menyebabkan hasil yang menurun. Kebutuhan jumlah air setiap varietas sangat beragam. Meskipun demikian, secara umum tanaman jagung membutuhkan 2 liter air per tanaman per hari saat kondisi panas dan berangin. Kekurangan air pada saat 3 minggu setelah keluar rambut tongkol akan menurunkan hasil hingga 30%. Sementara kekurangan air selama pembungaan akan mengurangi jumlah biji yang terbentuk. Jagung memerlukan kelembaban optimum pada saat tanam atau pada saat dimana tanah harus mendekati kapasitas lapang. Pada umumnya di daerah tropis yang lembab, curah hujan telah cukup atau melebihi kebutuhan jagung dan irigasi menguntungkan kalau jagung di tanam pada saat tanah lembab dan periode kering lebih dari 2 minggu disekitar masa pembungaan (Sastrahidayat et al. 1991 dalam Bara 2010). 2.2 Unsur Hara N, P, dan K Unsur hara N, P dan K adalah hara esensial yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah besar untuk memenuhi proses fisiologi dan metabolisme tanaman. Bila unsur hara N, P, dan K tersedia dalam jumlah terbatas dalam tanah maka akan menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. Penyerapan hara oleh tanaman sifatnya selektif dan spesifik, yaitu tanaman hanya menyerap hara yang di butuhkan dan sesuai dengan fungsi berdasarkan umur pertumbuhan tanaman (Marschner 1986 dalam Rachman 2008). Tanaman yang tumbuh harus mengandung N dalam membentuk sel-sel baru. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat dari CO2 dan H2O namun proses tersebut tidak dapat berlangsung untuk menghasilkan protein, asam nukleat dan sebagainya bila mana N tidak tersedia. Dengan demikian, bila terjadi kekurangan N akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman (Leiwakabessy et al. 2003). Banyaknya N yang di serap tiap hari persatuan berat tanaman adalah maksimum pada saat masih mudah dan berangsur-angsur menurun dengan bertambah usia tanaman. Faktor penting yang perlu di perhatikan dalam hubungan antara respon tanaman dengan dosis pupuk adalah pada tingkat mana terjadi akumulasi pada tanaman. Tanaman jagung , akumulasi N terjadi pada pertumbuhan 1 bulan setelah masa emergensi (Tisdale et al. 1975 dalam Rachman 2008). Menurut Jones et al. 1991 dalam Rachman 2008, menyatakan bahwa kadar kecukupan N untuk jagung berkisar 3. 5-4,5%, kecukupan P 0,5-0,8%, kecukupan K adalah 2,8-3,8%. Respon unsur hara N juga tergantung pada seberapa besar tanaman di suplai oleh unsur hara lain. Hubungan ini telah di buktikan sejumlah penelitian yaitu pengaruh perlakuan unsur hara lain atas respon tanaman terhadap tingkat pemberian N pada tanaman serealia (biji-bijian). Hasilnya adalah tanpa pemberian P dan K maka respon tanaman terhadap tingkat penambahan N adalah rendah, bila di bandingkan dengan pemberian sejumlah hara P dan K yang memadai (Putinella 1997 dalam 2008). Fosfor sangat berpengaruh terhadap perkembangan tanaman. Hal ini disebabkan P banyak terdapat dalam sel tanaman berupa nukleotida. Sedangkan nukleotida merupakan suatu ikatan yang mengandung P, sebagai penyusun RNA dan DNA yang berperan dalam perkembangan sel tanaman. Peran unsur P pada tanaman jagung terutama pada proses pembentukan biji. Unsur P dapat menstimulir pertumbuhan dan perkembangan perakaran tanaman, keadaan ini berhubungan dengan fungsi P dalam metabolisme sel. Dari percobaan-percobaan pada tanah yang kekurangan P, bila pupuk P ternyata bahwa pertambahan bagian akar lebih besar jika di bandingkan dengan bagian atas tanaman (Havlin et al. 1999 dalam 2008). Pengaruh unsur K terhadap pertumbuhan tanaman adalah menguatnya jerami dari tanaman biji-bijian, sehingga tidak mudah rebah. Beberapa penelitian melaporkan bahwa ada dampak dari K pada asimilasi CO2. Hasil kajian mereka menyatakan bahwa K tidak berpengaruh langsung pada sistem fotosintesis tetapi agaknya mengembangkan sintesa enzim ribulosa bifosfat karbosilase yang menunjukan meningkatkannya asimilasi CO2. Paralel dengan meningkatnya fotorespirasi dan menurunnya respirasi gelap. Sejumlah penulis mengatakan bahwa K mempertinggi translokasi fotosintat (hasil fotosintesis). Kalium tidak hanya memngembangkan translokasi hasil sintesa fotosintesis yang terbentuk tetapi juga berperan pada mobilisasi bahan fotosintesis yang tersimpan 2.3 Karakteristik Hara N, P, dan K Dalam Tanah Sebagian besar N tanah berada dalam bentuk N organik maka pelapukan N organik merupakan proses menjadikan N tersedia bagi tanaman. Nitrogen bagi tanaman merupakan usur hara yang paling banyak dibutuhkan. Nitrogen dibebaskan dalam bentuk ammonium, dan bila dalam keadaan aerobik ammonium dioksidasikan menjadi nitrit kemudian nitrat (Soepardi, 1983 dalam Kemala 2010). Sumber N dalam tanah diperoleh dari sisa tanaman, pupuk organik, garam ammonium dan nitrat yang diendapkan serta N terfiksasi dari atmosfer yang dilakukan oleh mikroorganisme tertentu (Bukman dan Brady, 1969 dalam Kemala 2010). Nitrogen dalam tanah selalu berada dalam keadaan kekurangan. Tanpa penambahan N pertumbuhan menjadi terhambat. Nitrogen berfungsi merangsang pertumbuhan dan memberikan warna hijau pada daun (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Mobilitas hara P dalam tanah sangat rendah karena reaksi dengan komponen tanah maupun dengan ion-ion logam dalam tanah seperti Ca, Al, Fe dan lain-lain membentuk senyawa yang kurang larut dengan tingkat kelarutan berbeda-beda. Reaksi tanah (pH) memegang peranan sangat penting dalam mobilitas unsur ini. Tanah bertekstur halus kadar P tersedia dalam tanah lebih tinggi dibandingkan tanah yang bertekstur kasar (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Menurut Soepardi 1983 dalam Kemala 2010, sumber fosfor dalam tanah yang utama adalah pupuk buatan, pupuk organik, sisa tanaman dan pupuk hijau dan senyawa alamiah baik organik maupun inorganik dari unsur tersebut yang sudah ada dalam tanah. Ketersediaan P dalam tanah, terutama P inorganik ditentukan oleh pH tanah, Fe, Al, Mn, tersedianya Ca dalam tanah, jumlah dan tingkat dekomposisi bahan organik dan kegiatan jasad mikro. Kalium merupakan kation monovalen (K+) yang diserap oleh akar tanaman yang lebih besar jumlahnya dari kation-kation lainya. Jumlah kalium dalam tanah jauh lebih banyak dari fosfat. Berdasarkan ketersediaanya bagi tanaman K di dalam tanah dapat dikelompokan menjadi (1) K tak dapat dipertukarkan, (2) K dapat dipertukarkan, dan (3) K dalam larutan tanah. Kalium diikat dalam bentukbentuk yang kurang tersedia. Jumlah kalium dapat dipertukarkan atau tersedia bagi tanaman tidak melebihi 1 persen dari seluruh kalium tanah. Kalium peka terhadap pencucian, terutama pada tanah-tanah dengan kapasitas tukar kation dan kapasitas anion yang rendah. Sumber kalium dalam tanah yang utama adalah pupuk buatan, pupuk organik, sisa tanaman dan pupuk hijau, senyawa alamiah baik organik maupun inorganik dari unsur tersebut yang ada dalam tanah . 2.4 Karakteristik Hara N, P, dan K Dalam Tanaman Senyawa N digunakan tanaman untuk membentuk asam amino yang akan diubah menjadi protein dan membentuk klorofil. Senyawa N juga berperan dalam perbaikan pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N, berwarna lebih hijau. Gejala kekurangan N akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan tanaman terbatas, daun-daun menguning dan gugur. Gejala kelebihan N menyebabkan keterlambatan kematangan tanaman yang diakibatkan terlalu banyak pertumbuhan vegetatif, batang lemah dan mudah roboh serta mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit (Hardjowigeno 1993 dalam Kemala 2010). Unsur P berperan dalam proses karbohidrat untuk energi. Penyimpanan dan peredaranya keseluruhan tanaman dalam bentuk ADP dan ATP. Unsur P berperan dalam pembelahan sel melalui peranan nukleoprotein yang ada unsur dalam inti sel, selanjutnya berperan dalam menentukan sifat-sifat kebaikan dari generasi melalui peran DNA. Unsur ini juga menentukan pertumbuhan akar, mempercepat kematangan dan produksi buah dan biji (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Gejala defisiensi P mengakibatkan pertumbuhan terhambat (kerdil) karena pembelahan sel terganggu dan daun menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun (Hardjowigeno 1993 dalam Kemala 2010). Kalium merupakan unsur logam yang paling banyak terdapat pada cairan sel tanaman yang dapat mengatur keseimbangan garam-garam atau denga kata lain mengatur tekanan osmotik dalam sel tanamansehingga memungkinkan pergerakan air ke dalam akar. Kalium berperan dalam pembelahan sel, Pembukaan stomata, fotosintesis (pembentukan karbohidarat), traslokasi gula, reduksi nitrat dan selanjutnya sistem protein dan dalam aktivitas enzim. Tanaman jagung dapat menyerap kalium hingga 9 kg/ha/hari. Tanaman yang kekurangan K akan kurang tahan kekeringan dibandingkan denagn yang cukup K. Tanaman yang kekurangan K lebih peka terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya rendah, baik daun, buah maupun biji. Unsur K mudah diserap oleh tanaman dan bersifat sangat mobil.