1. Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis)

advertisement
Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung
Oleh : Ratnawati
Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan
dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia
dapat juga sebagai
makanan pokok. Karena cukup beragamnya kegunaan dan hasil olahan
produksi tanaman jagung tersebut diatas dan dan termasuk sebagai
komoditi tanaman yang penting, maka perlu ditingkatkan produksinya
secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan serta berkelanjutan .
Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung
dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan
dan dapat tumbuh dengan sempurna
Seperti halnya hama tanaman pada tanaman jagung, penyakit
yang menyerang selama budidaya jagung juga berpotensi menimbulkan
kerugian. Serangan parah penyakit-penyakit ini jika tidak dikendalikan
dapat
menurunkan
hasil
produksi
jagung
sehingga
berdampak
menurunkan pendapatan petani secara langsung.
Cedawan yang menjadi pathogen tanaman dapat mengganggu proses
fisiologis pada tanaman yang menjadi inangnya. Gangguan yang terus
menerus akibat penyakit
dapat mengganggu aktivitas tanaman yang
disebut penyakit tanaman sehingga berdampak pada
menurunnya
produksi tanaman akibat yang lebih fatal tanaman dapat mati.
Penyakit yang sering menyerang tanaman jagung antara lain :
1. Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis)
Penyakit bulai merupakan penyakit utama budidaya jagung. Penyakit ini
menyerang tanaman jagung khususnya varietas rentan hama penyakit
serta saat umur tanaman jagung masih muda (antara 1-2 minggu
313
setelah tanam). Kehilangan hasil produksi akibat penularan penyakit
bulai dapat
mencapai
100%. Penyakit bulai menyebabkan gejala
sistemik gejalanya meluas ke seluruh bagian tanaman jagung serta
menimbulkan gejala lokal (setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi
cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua daun akan terinfeksi.
Gejala penyakit bulai adanya warna khlorotik memanjang sejajar tulang
daun dengan batas terlihat jelas antara daun sehat. Bagian daun
permukaan atas maupun bawah terdapat warna putih seperti tepung,
sangat jelas di pagi hari, pertumbuhan tanaman jagung akan terhambat,
termasuk pembentukan tongkol buah, bahkan tongkol tidak terbentuk,
daun-daun menggulung serta terpuntir, bunga jantan berubah menjadi
massa daun yang berlebihan.
Pengendalian
- Menanam varietas tahan penyakit bulai
- Melakukan periode waktu bebas tanaman jagung minimal dua
minggu sampai satu bulan
- Penanaman jagung secara serempak.
- Pemusnahan
seluruh
bagian
tanaman
sampai
ke
akarnya
(Eradikasi tanaman) pada tanaman terserang penyakit bulai.
- Penggunaan fungisida metalaksil saat perlakuan benih dengan
dosis 2 gram (0,7 g bahan
aktif)//Kg benih
2. Hawar Daun (Helmithosporium turcicum)
Penyakit hawar daun disebabkan oleh Helminthosporium turcicum.
Gejala awal terinfeksinya hawar daun menunjukkan berupa bercak kecil,
berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang berbentuk ellips
314
dan berkembang menjadi nekrotik (disebut hawar), warnanya hijau
keabu-abuan atau coklat.
Panjang hawar 2,5-15 cm, bercak muncul di mulai dari daun terbawah
kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat akibat serangan
penyakit hawar daun dapat mengakibatkan daun
mengeringdan
tanaman lama kelamaan mati.
Pengendalian
- Menanam varietas tahan hawar daun
- Pemusnahan
seluruh
bagian
tanaman
(Eradikasi tanaman) pada tanaman
sampai
ke
akarnya
terinfeksi.
- Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mankozeb atau
dithiocarbamate sesuai anjuran
3. Busuk Pelepah (Rhizoctonia solani)
Penyebab penyakit busuk pelepah adalah Rhizoctonia solani. Gejala awal
terdapat bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi
abu-abu, selanjutnya bercak meluas, seringkali diikuti pembentukan
sklerotium berbentuk tidak beraturan, berwarna putih kemudian
berubah menjadi cokelat.Bagian tanaman yang diserang yakni paling
dekat dengan permukaan tanah kemudian menjalar dimana serangan
cendawan penyebab busuk pelepah dapat mencapai pucuk atau tongkol
jagung. Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium
pada biji jagung, di dalam tanah serta pada sisa-sisa tanaman di lahan.
Keadaan tanah basah, lembab, serta drainase kurang baik akan
merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga kondisi
semacam ini merupakan sumber inokulum utama.
315
Pengendalian
- Menggunakan varietas/galur tahan sampai agak tahan terhadap
penyakit hawar pelepah.
- Penanaman jagung tidak terlalu rapat sehingga kelembaban tidak
terlalu tinggi
- Lahan memiliki drainase baik
- Tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama
- Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mancozeb atau
karbendazim dosis sesuai anjuran apabila diperlukan.
4. Busuk Tongkol Diplodia
Busuk tongkol Diplodia disebabkan oleh infeksi cendawan Diplodia
maydis. Gejala serangan busuk tongkol diplodia ditandai adanya warna
coklat pada klobot apabila infeksi terjadi setelah 2 minggu keluarnya
rambut jagung menyebabkan biji berubah menjadi coklat, kisut akhirnya
busuk. Miselium cendawan diplodia berwarna putih, piknidia berwarna
hitam tersebar pada kelobot. Infeksi dimulai dari dasar tongkol
berkembang ke bongkol kemudian merambat ke permukaan biji serta
menutupi kelobot. Cendawan dapat bertahan hidup dalam bentuk spora
dan piknidia berdinding tebal pada sisa tanaman di lahan.
Pengendalian:
- Menggunakan pemupukan berimbang.
- Tidak membiarkan tongkol terlalu lama mengering di lahan, jika
musim hujan bagian
batang di bawah tongkol dipotong agar
ujung tongkol tidak mengarah ke atas.
- Pergiliran tanaman mengunakan tanaman bukan termasuk padipadian, karena patogen ini
mempunyai banyak tanaman inang.
316
5. Busuk Batang
Penyakit
busuk batang
jagung
dapat
disebabkan
oleh delapan
spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis
Gejala tanaman
tampak layu atau kering seluruh daunnya, pada
umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif yakni setelah
fase pembungaan. Pangkal batang terserang berubah warna dari hijau
menjadi kecoklatan, bagian dalam batang busuk, sehingga mudah
rebah, serta bagian kulit luarnya tipis.
Pengendalian
- Menanam varietas tahan serangan penyakit busuk batang
- Melakukan pergiliran tanaman.
- Melakukan pemupukan berimbang, menghindari pemberian N
tinggi dan K rendah.
- Pembuatan drainase yang baik.
- Pengendalian penyakit busuk batang (Fusarium) secara hayati
dapat dilakukan dengan cendawan antagonis Trichoderma sp.
6. Virus Mosaik
Gejala serangan penyakit virus mozaik ditandai dengan tanaman jagung
menjadi kerdil, daun berwarna mosaik atau hijau dengan diselingi garisgaris kuning, jika dilihat secara keseluruhan tanaman tampak berwarna
agak kekuningan mirip gejala bulai namun permukaan daun bagian
bawah maupun atas apabila dipegang tidak terasa adanya serbuk spora.
Penularan
virus
serangga Myzus
dapat
percicae
terjadi
dan
secara
mekanis
Rhopalopsiphum
atau
melalui
maydis secara
nonpersisten. Tanaman jagung terinfeksi virus ini umumnya menjadikan
penurunan hasil secara signifikan.
317
Pengendalian
- Mencabut tanaman jagung terinfeksi virus seawal mungkin agar
tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman sekitarnya.
- Melakukan pergiliran tanaman.
- Penyemprotan pestisida apabila di lapangan populasi vektor cukup
tinggi dosis sesuai anjuran
- Tidak menanam benih jagung dari tanaman terinfeksi virus.
318
DAFTAR PUSTAKA
Agrios,G.N.1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University
Press: Yogyakarta.
Amran Muis, 2007. Pengelolaan Penyakit busuk pelepah
(Rhizoctonia solani Kuhn.) pada tanaman jagung Jurnal Litbang
Pertanian, 26(3), Badan Litbang Pertanian. Bogor.
Jackson RW (editor). (2009). Plant Pathogenic Bacteria: Genomics
and Molecular Biology. Caister Academic Press..
Mujim, Subli. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan (Buku Ajar).
2009. Bandarlampung. Universitas lampung.
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Sumartini dan Sri Hardaningsih. 1995. Penyakit jagung dan
pengendaliannya. Dalam: Pengenalan Hama dan Penyakit Tanaman
Jagung serta Pengendaliannya. Monograf Balittan Malang, No. 13.
Badan Litbang Pertanian. Puslitbang Tanaman Pangan. Balittan Malang
Surtikanti. 2011. Hama Dan Penyakit Penting Tanaman Jagung
Dan Pengendaliannya. Balai Penelitian Serealia Maros. Sulawesi Selatan.
Tjahjadi, Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
319
Download