Perbedaan frekuensi emesis sebelum dan sesudah pemberian

advertisement
PERBEDAAN FREKUENSI EMESIS SEBELUM DAN SETELAH PEMBERIAN
MINUM JAHE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDARUM TRIMESTER I
DI PUSKESMAS COMORO DILI TIMOR LESTE
Francisca Rosalina Fatima De Deus, Eti Salafas1, Farida Aini2
Program studi D IV Kebidanan Fakultsa Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi
Waluyo
ABSTRAK
Latar belakang : Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbedabeda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual
dan ada yang merasa sangat mual dan ingin muntah setiap saat. Penanganan
emesis gravidarum bisa dilakukan dengan beberapa cara.Literatur menyebutkan
bahwa tanaman herbal yang bisa mengurangi mual muntah adalah jahe, kamomil,
daun rasberi dan papermint. Sebagai anti mual dan muntah jahe dapat
dikonsumsi dalam berbagai cara seperti, wedang jahe, aromaterapi, irisan jahe,
kapsul, teblet, dan esktrak jahe.
Tujuan : penelitian adalah mengetahui perbedaan efektifitas konsumsi minuman
jahe dalam mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil TM I di di Puskesmas
Comoro Dili Timor Leste. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Pre
exsperiment design dengan One Groups Pretest-Posttest Design dengan populasi
semua ibu hamil TM I sejumlah 34 orang.
Metode : pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel
sebanyak 15 orang. Instrument pengambilan data dengan menggunakan lembar
observasi. Setelah terkumpul data dianalisa dengan uji t test dependent.
Hasil : penelitian ini menunjukkan emesis gravidarum pada ibu hamil TM I
sebelum diberikan minuman jahe rata-rata sebesar 15,87 kali /hari sedangkan
kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil TM I setelah diberikan minuman jahe
rata-rata sebesar 3,33 kali / hari dengan standar deviasi 1,839. Uji t test dependent
didapatkan hasil ada perbedaan yang signifikan kejadian emesis gravidarum
sebelum dan sesudah diberikan minuman jahe terhadap pada ibu hamil TM I di
Puskesmas Comoro Dili Timor Leste dengan nilai p value = 0,000 (α = 0,05).
Kesimpulkan : Diharapkan bagi masyarakat (ibu hamil yang mengalami emesis
gravidarum) maupun keluarga dapat menerapkan pengobatan herbal yang tepat
untuk mengobati gejala mual muntah salah satunya mengkonsumsi minuman jahe
agar dapat mengurangi gejala mual muntahnya, jadi bisa mengurangi penggunaan
obat-obatan farmakologi yang ada efek sampingnya.
Kata Kunci : emesis gravidarum, minuman jahe, ibu hamil Trimester I
Perbedaan frekuensi emesis sebelum dan sesudah pemberian minuman jahe pada
ibu hamil trimester I di puskesmas comoro dili timor leste
1
ABSTRACT
Background : Every pregnant woman will have different degrees of nausea, one
will feel better and the other will fell very nausea every time. Handling emesis
gravidarum can be done in several ways. The literature mentions that herbs can
reduce nausea, vomit are ginger, chamomile, raspberry and peppermint leaves. As
anti nausea and vomit ginger can be consumed in various ways such as, ginger
drink, aromatherapy, ginger slices, capsules, tablet, and ginger extract. The
purpose : of this research was know the difference of emesis frequency before
and after ginger drinking on primigravidarum pregnancy Trimester I at Comoro
Public Health Center Dili East Timor.
Method : This research used Pre research experiment design method with One
Groups Pretest-Posttest Design with population of all pregnant women Trimester I
of 34 people. Sampling method using purposive sampling with sample counted 15
people. Instrument data retrieval using observation sheet. After collected the data
is analyzed by t test dependent test.
Result : The results of this study showed emesis gravidarum in pregnant women
Trimester I before ginger drinks averaged 15.40 times / day while the emesis
gravidarum event in Trimester 1 pregnant women after being given an average
ginger drink of 3.418 times / day with standard Deviation 0,990. The test of t test
dependent showed that there was a significant difference of emesis gravidarum
incidence before and after being given ginger drink to Trimester 1 pregnant
women at Puskesmas Comoro Dili East Timor with p value = 0,000 (α = 0,05).
Conclusion : It was hoped that the community (pregnant women who have emesis
gravidarum) and family could apply the right herbal treatment to treat the
symptoms of nausea vomit one of them consuming ginger drink in order to reduce
the symptoms of nausea vomiting, so can reduce the use of pharmacological drugs
that have side effects.
Keywords : emesis gravidarum, ginger drink, pregnant women Trimester I
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah suatu
kejadian yang selalu diinginkan oleh
setiap pasangan suami istri, mulai
awal kehamilan sudah dilakukan
persiapan menyambut kelahiran bayi.
Pada setiap kehamilan terdapat
perubahan
pada
seluruh tubuh
wanita khususnya pada alat genetalia
eksterna dan interna, serta pada
payudara. Dalam hal ini hormon
somatomammotropin, estrogen dan
progesteron mempunyai peranan
penting
terhadap
beberapa
perubahan yang terjadi pada ibu
hamil. Perubahan karena hormon
estrogen pada kehamilan
akan
mengakibatkan pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga
menimbulkan rasa mual dan muntah.
Selain hormon estrogen diduga
pengeluaran
Human
Chorionic
Gonadotropine (HCG) dalam serum
dari
plasenta juga menyebabkan
mual muntah (Wiknjosastro, 2009).
Meningkatnya hormon ini
bersamaan dengan timbulnya rasa
mual bagi perempuan, yang akan
Perbedaan frekuensi emesis sebelum dan sesudah pemberian minuman jahe pada
ibu hamil trimester I di puskesmas comoro dili timor leste
2
berkurang sedikit demi sedikit pada
minggu ke 12 - 14. Meningkatnya
kadar hormon secara tiba-tiba dapat
langsung menimbulkan efek pedih
pada lapisan perut, dan efek ini
berupa mual-mual. Mual-mual ini
umumnya berlangsung tidak lebih
dari tiga bulan pertama dan rasa mual
ini
berhenti
secara
perlahan
(Stoppard, 2011).
Laporan menunjukkan bahwa
hampir 50 - 90% wanita hamil mual
muntah terjadi pada trimester
pertama
(3
bulan
pertama
kehamilan). Keadaan ini akan
membaik pada usia kehamilan 12 16 minggu. Keadaan ini terjadi
pada sekitar 60 - 80% primigravida
dan 40 - 60%
terjadi pada
multigravida. Pada umumnya wanita
dapat menyesuaikan dengan keadaan
ini, meskipun demikian dapat
berlangsung berbulan -bulan. Keluhan
ini merupakan hal yang fisiologis
akan tetapi bila tidak segera diatasi
akan menjadi hal yang patologis
sehingga akan menimbulkan gangguan
pada
kehamilan
(Winknjosastro,
2009).
Hal ini mungkin disebabkan
oleh meningkatnya fungsi indra
penciuman yang dirangsang oleh
hormon-hormon berkaitan dengan
kehamilan yang terdapat di dalam
darah. Mual muntah terutama di pagi
hari atau biasa dikenal
dengan
morning sickness, walaupun tidak
selamanya muncul di pagi hari.
Beberapa minggu awal kehamilan
biasanya ibu mengeluh nafsu makan
menurun. Keluhan ini jika tidak
diatasi akan berdampak pada
pemenuhan kebutuhan zat gizi dan
seringkali upaya penanggulangan
yang dilakukan pun akan berkaitan
dengan masalah makanan yang
dikonsumsi (Sulistyoningsih, 2011).
Mual dan muntah pada
kehamilan berlebih atau hiperemesis
gravidarum tidak hanya mengancam
kehidupan wanita, namun juga dapat
menyebabkan efek samping pada
janin seperti abortus, bayi lahir
rendah, kelahiran prematur, serta
malforasi pada bayi baru lahir.
Kejadian
pertumbuhan
janin
terhambat
(Intrauterine
growth
retardation/ IUGR) meningkat pada
wanita hamil dengan hiperemesis
gravidarum (Runiari, 2010).
Penanganan
emesis
gravidarum bisa dilakukan dengan
beberapa cara. Ketersediaan obatobatan sebagai upaya penanganan
juga bisa didapatkan dengan mudah.
Namun
obat-obatan
tersebut
berpotensi untuk memberikan efek
teratogenik
selama
masa
pertumbuhan janin pada awal
kehamilan. Oleh karena itu banyak
dari wanita hamil mulai mencari
alternatif penanganan yang lain salah
satunya melalui pengobatan alternatif
ataupun
tradisional.
Literatur
menyebutkan bahwa tanaman herbal
yang bisa mengurangi mual muntah
adalah jahe, kamomil, daun rasberi
dan papermint (Wilkinson, 2010).
Maulana
(2008),
juga
berpendapat bahwa ada beberapa
cara mengatasi emesis gravidarum
selama awal kehamilan adalah makan
sedikit tapi sering, makan makanan
yang tinggi karbohidrat, makan buah
dan sayur-sayuran, hindari makanmakan yang berlemak, berminyak
dan pedas, meminum obat-obatan
tradisional seperti jahe dan lain-lain.
Jahe bekerja sebagai anti
mual dan muntah melalui beberapa
mekanisme.
Pertama,
jahe
Perbedaan frekuensi emesis sebelum dan sesudah pemberian minuman jahe pada
ibu hamil trimester I di puskesmas comoro dili timor leste
3
menstimulasi
motilitas
traktus
gastrointestinal yang sebelumnya
diturunkan oleh hormon progesteron
dan menstimulasi disekresikannya
saliva, empedu serta produk sekresi
lambung yang lain. Kandungan di
dalam jahe terdapat minyak Atsiri
Zingiberena (zingirona), zingiberol,
bisabilena, kurkumen, gingerol,
flandrena, vit A dan resin pahit yang
dapat memblok serotinin yaitu suatu
neurotransmitter yang disintesiskan
pada neuron-neuron serotonergis
dalam sistem saraf pusat dan sel-sel
enterokromafin
dalam
saluran
pencernaan sehingga dipercaya dapat
sebagai pemberi perasaan nyaman
dalam perut sehingga dipercaya
sebagai pemberi perasaan nyaman
dalam
perut
sehingga
dapat
mengatasi mual muntah (Ahmad,
2013).
Studi pendahuluan yang
dilakukan di Puskesmas Comoro Dili
Timor Leste pada bulan Maret
sampai Mei 2017, ibu hamil dengan
Trimester I yang datang melakukan
ANC berjumlah 473 orang, yang
mengalami
emesisi
gravidarum
berjumlah
50
orang
dan
menyebabkan ibu tidak mau makan
sehingga keadaan ibu lemah,
aktivitas
sehari-harinya
pun
terganggu. Sedangkan 13 orang ibu
hamil menyatakan bahwa pada saat
awal kehamilan mengalami mual
muntah tetapi hanya sebentar dan
berlangsung hanya beberapa hari saja
serta hal tersebut tidak menyebabkan
kondisi ibu hamil menjadi lemah dan
terganggu kehamilannya. Sedangkan
menurut
semua
responden
menyatakan bahwa yang dilakukan
oleh bidan untuk mengurangi
kejadian emesis gravidarum yaitu
dengan
memberikan
konseling
kepada ibu hamil tentang tips-tips
untuk membantu mengatasi mual
muntah dan memberikan vitamin B6
yang efektif untuk mengurangi mual
muntah dan yang belum diberikan
adalah agar mengkonsumsi minuman
ekstrak jahe untuk mengurangi mual
muntah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan
kuantitatif,
desain
penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pre eksperimen.
Pendekatan yang digunakan adalah
“One
Groups
Pretest-Posttest
Design” untuk mengetahui perbedaan
frekuensi minuman jahe dalam
mengurangi emesis gravidarum pada
ibu hamil Trimester I di Puskesmas
Comoro Dili Timor Leste atau
menguji hipotesis tentang adatidaknya pengaruh perlakuan yang
diberikan.
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu hamil Trimester I
di Puskesmas Comoro Dili Timor
Leste pada bulan Maret sampai Mei
tahun 2017. jumlah sampel minimal
dalam penelitian ini adalah 12
responden. Upaya untuk mengatasi
adanya kemungkinan droup out dari
responden, maka jumlah cadangan
yang harus dipersiapkan adalah 10%,
besar sampel dalam penelitian ini
adalah 15 responden. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan cara
non
probability sampling jenis purposive
sampling. Instrumen dalam penelitian
ini menggunakan lembar penilaian
emesis gravidarum yang berupa
lembar
observasi.
Pemberian
minuman jahe dengan jenis jahe yang
digunakan yaitu jahe syrup sebanyak
Perbedaan frekuensi emesis sebelum dan sesudah pemberian minuman jahe pada
ibu hamil trimester I di puskesmas comoro dili timor leste
4
200 mg (0,25 gram) dan diseduh air
panas 250 ml yang diminum 2 × 1
sehari selama 4 hari.
Analisi univariat di fokuskan
pada mean atandar deviasi dannilai
maximum dan minimum dan analisis
bivariat dengan uji dependent t-test
(paired t-test).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang di
lakukan pada 15 responden adalah
sebagai berikut :
Tabel 1 Gambaran kejadian
emesis
gravidarum
sebelum
diberikan minuman jahe pada ibu
hamil Trimester I di Puskesmas
Comoro Dili Timor Leste
Emesis n Mi Ma Mea Std.
gravidar
n
x
n
Devi
um
ation
Sebelum 1 11
20 15,4 3,418
5
0
Tabel
1
menunjukkan
kejadian emesis gravidarum pada
ibu hamil Trimester I sebelum
diberikan minuman jahe paling
sedikit sebanyak 11 kali/hari, paling
banyak 20 kali/hari, serta rata-rata
sebesar 15,87 kali/hari dengan
standar deviasi 3,418.
Bahwa
sebagian
besar
responden
sebelum
diberikan
minuman jahe mengalami emesis
gravidarum.
menurut
peneliti
berdasarkan hasil observasi dan
wawancara saat penelitian ini
berlangsung
disebabkan
salah
satunya faktor psikologis ibu hamil
yang mengalami emesis gravidarum
yang kebanyakan masih berusia
muda bahkan ada yang masih
berusia di bawah 17 tahun sehingga
faktor psikologis ibu terganggu dan
menimbulkan terjadinya emesis
gravidarum.
Faktor
psikologis
yang
mempengaruhi terjadinya emesis
gravidarum terdiri dari stres,
dukungan suami dan keluarga serta
faktor lingkungan sosial, budaya dan
ekonomi. Perubahan bentuk tubuh
yang terjadi pada ibu dengan emesis
yaitu berat badan cenderung turun
atau ibu terlihat lebih kurus, turgor
kulit berkurang dan mata terlihat
cekung. Apabila ibu hamil yang
mengalami hal-hal tersebut tidak
melakukan penanganan dengan baik
dapat menimbulkan masalah lain
yaitu peningkatan asam lambung dan
selanjutnya dapat menjadi gastritis.
Peningkatan asam lambung akan
semakin
memperparah
emesis
gravidarum (Maulana, 2008).
Penelitian yang dilakukan
oleh
Armilah
(2010),
mengungkapkan bahwa
usia
ibu
memiliki hubungan yang bermakna
dengan
kejadian
remesis
gravidarum. Usia ibu < 20 tahun dan
> 35 tahun lebih berisiko terhadap
kejadian
emesis gravidarum
dibandingkan dengan usia ibu 20 35
tahun.
Faktor
psikologi
memegang peranan penting pada
penyakit ini, misalnya rumah tangga
retak, kehilangan pekerjaan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan
atau takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu (Wiknjosastro, 2010).
Hasil
penelitian
juga
diketahui bahwa menurut asumsi
peneliti masih banyaknya kejadian
emesis pada ibu hamil dikarenakan
kurangnya pengetahuan ibu hamil
tentang kondisi kehamilannya baik
itu tanda gejala kehamilan, cara
memelihara kesehatan saat hamil dan
berbagai perubahan yang terjadi saat
Perbedaan frekuensi emesis sebelum dan sesudah pemberian minuman jahe pada
ibu hamil trimester I di puskesmas comoro dili timor leste
5
memasuki masa kehamilan sehingga
tidak mengetahui perubahan hormon
yang mengeluarkan asam lambung
yang berlebihan terjadi
pada
tubuhnya
yang
menyebabkan
timbulnya rasa mual muntah.
Menurut
Azwar
(2013),
seorang yang tidak berpendidikan
akan rentan terhadap penjelasan yang
tidak rasional. Wanita yang tidak
berpendidikan tidak mudah untuk
mendapat pelayanan kesehatan yang
profesional dan informasi yang
akurat dibanding yang berpendidikan
karena manfaat pelayanan kesehatan
tersebut tidak disadari sepenuhnya
atau karena takut terhadap pelayanan
kesehatan yang dianggap masih
asing. Tingkat pendidikan ini erat
hubungannya dengan kemampuan
untuk
memahami
tentang
hiperemesis gravidarum. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Notoatmodjo
(2010), pengetahuan tidak lepas dari
pendidikan yang diterima, pada
umumnya semakin tinggi pendidikan
formal yang dicapai maka semakin
baik pula proses pemahaman dalam
menerima sebuah informasi baru.
Berdasarkan hasil penelitian juga
diketahui salah satu penyebab
terjadinya emesis gravidarum pada
sebagian besar responden menurut
hasil wawancara saat penelitian ini
berlangsung dan juga asumsi peneliti
dikarenakan masih banyak ibu hamil
yang tidak bekerja. Pekerjaan
memiliki hubungan yang bermakna
dengan
kejadian
hiperemesis
gravidarum. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan
oleh
Armilah
(2010),
yang
mengungkapkan bahwa ibu yang
bekerja lebih besar risikonya
terhadap
kejadian
hiperemesis
gravidarum dibandingkan dengan
ibu yang tidak bekerja.
Uraian tersebut di atas
menurut asumsi peneliti merupakan
salah satu penyebab terjadinya
emesis
pada
sebagian
besar
responden dalam penelitian ini,
sehingga perlu adanya tindak lanjut
untuk mengurangi faktor resiko dan
mengatasi
kejadian
emesis
gravidarum pada sebagian besar
responden dalam penelitian ini. Salah
satu cara penanganan yang dilakukan
oleh peneliti untuk mencegah dan
mengurangi
kejadian
emesis
gravidarum dalam penelitian ini
adalah dengan pemberian minuman
jahe pada responden.
Tabel 2 Gambaran kejadian
emesis
gravidarum
sesudah
diberikan minuman jahe pada ibu
hamil Trimester I di Puskesmas
Comoro Dili Timor Leste
Emesis n Mi Ma Mea
Std.
gravid
n
x
n
Deviatio
arum
n
Sesuda 1
1
7
2,533
0,990.
h
5
.
Tabel 2 menunjukkan kejadian
emesis gravidarum pada ibu hamil
Trimester I sebelum setelah diberikan
minuman jahe
paling sedikit
sebanyak 1 kali/hari, paling banyak 5
kali/hari, serta rata-rata sebesar 2,53.
kali/hari dengan standar deviasi
0,990.
Responden
setelah
mengalami
penurunan
mual
muntahnya yaitu 1 kali sehari hal ini
sebabkan karena ibu mengukonsumsi
minuman jahe dengan rutin secara
teratur 2 kali sehari selama 5 hari
berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan peneliti ke responden atau
ibu hamil yang mengalami emesis
Perbedaan frekuensi emesis sebelum dan sesudah pemberian minuman jahe pada
ibu hamil trimester I di puskesmas comoro dili timor leste
6
gravidarum mengatasinya dengan
Emesis
Std.
p
n Mean
t
mengkonsumsi ekstrak jahe.
gravidarum
Deviation
value
Penelitian
ini
sejalan
Sebelum
15 15,40
3,418.
16,899. 0,000
dengan penelitian yang dilakukan
Sesudah
15 2,53.
0,990.
yang oleh Kikak (2013), dengan
judul efektifitas konsumsi ekstrak
Tabel 3, menunjukkan bahwa pada
jahe dengan frekuensi mual muntah
ibu hamil Trimester I rata-rata
pada ibu hamil yang menyatakan
kejadian
emesis
gravidarum
bahwa jahe efektif
untuk
sebanyak 15,40 kali sebelum
menurunkan mual muntah pada ibu
diberikan minuman jahe kemudian
hamil.
mengalami penurunan menjadi 2,53.
Mual dan muntah selama
kali setelah diberikan ekstrak jahe.
kehamilan dapat diatasi dengan terapi
Sehingga dapat disimpulkan setelah
farmakologi dan non-farmakologi.
diberikan minuman jahe mengalami
Salah satu terapi non-farmakologi
penurunan
rata-rata
sebesar
yang
direkomendasikan
untuk
2,53/hari.
mengatasi mual dan muntah adalah
Hasil analisis data untuk
jahe. Penyebaran jahe hampir ada di
kejadian emesis gravidarum pada ibu
seluruh daerah di Indonesia dan
hamil sebelum dan sesudah diberikan
memiliki banyak khasiat, salah
minuman jahe menggunakan uji
satunya sebagai anti mual dan
paired t test didapatkan p value =
muntah. Jahe dapat membantu
0,000 (α =0,05), ini menunjukkan
menetralkan efek merusak yang
bahwa ada perbedaan yang signifikan
disebabkan oleh radikal bebas di
kejadian emesis gravidarum sebelum
dalam tubuh. Sebuah penelitian yang
dan sesudah diberikan minuman jahe
dilaporkan dalam jurnal obstetrics &
terhadap pada ibu hamil Trimester I
Gynecology menemukan bahwa jahe
di Puskesmas Comoro Dili Timor
lebih efektif dalam mengontrol mual
Leste.
dan muntah dibandingkan dengan
Dalam
jurnal
penelitian
placebo,
seperti
dikutip
dari
Wiriyasiriwach (2013), yang berjudul
Medicalnewstoday,
sabtu
comparing the effectiveness of
(14/5/2011). Studi lain menemukan
vitamin b6 and ginger in treatment of
bahwa jahe bisa efektif mengurangi
pregnancy-induced
nausea
and
emesis gravidarum. Jahe selama ini
vomiting (2013), menjelaskan bahwa
memiliki sejarah yang panjang sebagi
jahe dan vitamin B6 sama-sama
obat untuk sakit perut. Hal ini karena
efektif untuk mengurangi mual dan
kandungan senyawa aktif 6 gingerol
muntah pada kehamilan.
yang diketahui bisa membantu
Jahe
sekurangnya
mengendurkan otot gastrointestinal
mengandung 19 komponen yang
(Indarwati, 2009).
berguna bagi tubuh yang salah
satunya gingerol yaitu senyawa
Tabel 3
Perbedaan kejadian
paling utama dan telah terbukti
emesis jahe terhadap pada ibu
memiliki
aktivitas
antiemetik
hamil Trimester I di Puskesmas
(antimuntah) yang manjur dengan
Comoro Dili Timor Leste
bersifat memblok serotonin, yaitu
senyawa kimia pembawa pesan.
Perbedaan frekuensi emesis sebelum dan sesudah pemberian minuman jahe pada
ibu hamil trimester I di puskesmas comoro dili timor leste
7
Senyawa ini menyebabkan perut
berkontraksi sehingga apabila diblok
maka otot-otot saluran pencernaan
akan mengendor dan melemah
sehingga
rasa
mual
banyak
berkurang. Jahe sangat efektif pada
pengunaan
antiemetik
untuk
mencegah emesis gravidarum pada
kehamilan,
keracunan
(Budhawaar,2010).
Jahe bekerja sebagai anti
mual dan muntah melalui beberapa
mekanisme.
Pertama,
jahe
menstimulasi
motilitas
traktus
gastrointestinal yang sebelumnya
diturunkan oleh hormon progesteron
dan menstimulasi disekresikannya
saliva, empedu serta produk sekresi
lambung yang lain. Kedua, jahe
dapat menghambat aktivasi 5-HT3,
serta
memiliki efek yang mirip
dengan antagonis 5-HT3 dan
ondansetron yang
menyebabkan
perut berkontraksi sehingga timbul
perasaan mual dan muntah. Ketiga,
jahe mengendurkan dan melemahkan
otot-otot
saluran
pencernaan
sehingga mual dan muntah dapat
berkurang.
Keempat,
jahe
menghambat
efek
karminatif,
sehingga mencegah pengeluaran gas
lambung. Kelima, jahe memiliki efek
seperti
dimenhydrinate.
Dimenhydrinate
merupakan
antagonis histamin (H1) dan juga
dapat
menghambat
stimulasi
vestibular yang bekerja pada sistem
otolit dan pada dosis besar pada
kanal semisirkular. Keenam, jahe
dapat menurunkan efek cisplatin
melaui hambatan (Rahmani, 2014).
Kandungan di dalam jahe
terdapat minyak Atsiri Zingiberena
(zingirona), zingiberol, bisabilena,
kurkumen, gingerol, flandrena, vit A
dan resin pahit yang dapat memblok
serotinin yaitu suatu neurotransmitter
yang disintesiskan pada neuronneuron serotonergis dalam sistem
saraf
pusat
dan
sel-sel
enterokromafin
dalam
saluran
pencernaan sehingga di percaya
dapat sebagai pemberi perasaan
nyaman dalam perut sehingga
dipercaya sebagai pemberi perasaan
nyaman dalam perut sehingga dapat
mengatasi mual muntah (Ahmad,
2013).
KESIMPULAN
1. Rata-rata
frekuensi
emesis
gravidarum sebelum diberikan
jahe pada ibu hamil Trimester I
yang diberikan minimal 11x/hari
paling banyak maximal 20x/hari
sebesar 15,40. x/hari.
2. Rata – rata frekuensi emesis
gravidarum sesudah diberikan
jahe pada ibu hamil Trimester I
paling sedikit sebanyak 1x/hari
paling banyak 5x/hari sebesar
2,53.
x/hari
dan
standar
defisiasinya 0,990.
3. Ada perbedaan yang signifikan
frekensi emesis gravidarum
sebelum dan sesudah diberikan
minuman jahe terhadap pada ibu
hamil Trimester I di Puskesmas
Comoro Dili Timor Leste
dengan nilai p value = 0,000 (α
= 0,05).
SARAN
1. Bagi ibu hamil
Ibu hamil yang mengalami
emesis gravidarum maupun
keluarga dapat menerapkan
pengobatan herbal yang tepat
untuk mengobati gejala mual
muntah
salah
satunya
Perbedaan frekuensi emesis sebelum dan sesudah pemberian minuman jahe pada
ibu hamil trimester I di puskesmas comoro dili timor leste
8
mengkonsumsi minuman jahe
agar dapat mengurangi gejala
mual muntahnya, jadi bisa
mengurangi penggunaan obatobatan farmakologi yang ada
efek sampingnya.
2. Bagi tenaga kesehatan
Dapat mengaplikasikan hasil
penelitian ini pada ibu hamil
yang mengalami mual muntah
serta bisa memberikan terapi
tradisional pada ibu hamil untuk
mengurangi emesis gravidarum
sebagai pendamping pemberian
obat farmakologis.
8. Sugiyono. (2009). Statistika
Untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
9. Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu
Kandungan.Jakarta:
Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo
10. Wiknjosastro, Hanifa. (2009).
Ilmu
Kebidanan.
Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
11. Wilkinson JM. (2010). Effect of
ginger t ea on the fetal
development of Sprague-Dawley
rats. Reprod Toxicol
REFERENSI
1. Budhwaar, V. (2010). Khasiat
Rahasia Jahe dan Kunyit.
Jakarta : PT. Bhuana Ilmu
Populer
2. Maulana. (2008).
Penyakit
kehamilan dan pengobatannya.
Yogjakarta: Kata hati.
3. Notoatmojo, (2010). Metodologi
peneitian kesehatan. Jakarta,
Rineka Cipta
4. Rahmani AH, Al Shabrmi
FM, Aly SM (2014). Active
ingredients of ginger
as
potential candidates in the
prevention and treatment of
diseases via modulation of
biological activities. Int J
Physiol Pathophysiol Pharmacol.
5. Runiari, Nengah. 2010. Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan
Hiperemesis
gravidarum.
Jakarta : Salemba Medika.
6. Stoppard M. (2007). Kehamilan
dan Kelahiran.Jakarta : Pustaka
Pelajar
7. Sugiyono.
(2010).
Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Perbedaan frekuensi emesis sebelum dan sesudah pemberian minuman jahe pada
ibu hamil trimester I di puskesmas comoro dili timor leste
9
Download