peremajaan pasar gembrong cipinang berdasarkan persepsi dan

advertisement
PEREMAJAAN PASAR GEMBRONG
CIPINANG BERDASARKAN PERSEPSI DAN
PREFENSI PELAKU PASAR DI JAKARTA
Irfa Vioneta Permata Dewi, Noegroho, Widya Katarina
Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara, Jl. Kh. Syahdan No.9, Palmerah, Kota Jakarta Barat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11480, Indonesia, Telp. +62 21 5345830, [email protected]
ABSTRAK
The research goal is to redevelopment Gembrong Cipinang Besar traditional market to increase the potential market
as the toy market and also add new functionality to the market to attract buyers from all walks of life not only for
children in accordance with the perceptions and preferences of market participants.The research method used is
descriptive qualitative research methods. The analysis was conducted based on the observations and the results of
questionnaires filled out by market participants and also supported by the analysis of the environment, humans and
buildings. Summary obtained is the application of a function on a building in accordance with perceptions and
preferences of market participants, the design of buildings and facilities so it is better than ever. (IVPD)
Keywords: Redevelopment, Gembrong Cipinang Besar Market, Perceptions and Preferences, Market Participants
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ialah melakukan peremajaan pada Pasar Gembrong Cipinang Besar untuk
meningkatkan potensi pasar sebagai pasar mainan dan juga menambahkan fungsi baru pada pasar untuk
menarik pembeli dari semua kalangan tidak hanya untuk anak-anak sesuai dengan persepsi dan
preferensi pelaku pasar. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif.
Analisis dilakukan berdasarkan observasi dan hasil kuisioner yang diisi oleh para pelaku pasar dan juga
didukung analisa lingkungan, manusia dan bangunan. Simpulan yang didapat adalah penerapan fungsi
pada bangunan yang sesuai dengan persepsi dan preferensi pelaku pasar, desain bangunan dan fasilitas
sehingga lebih baik dari sebelumnya.(IVPD)
Kata Kunci: Peremajaan, Pasar Gembrong Cipinang Besar, Persepsi dan Preferensi, Pelaku Pasar
PENDAHULUAN
Sejak jaman dulu, pasar tradisional mempunyai peranan penting dalam penggerakan ekonomi rakyat.
Pasar tradisional selain berfungsi sebagai tempat bermuaranya produk-produk rakyat sekitar, juga sebagai
penyedia lapangan pekerjaan. Di dalam pasar tradisonal terdapat pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan
kegiatan ekonominya. Pelaku-pelaku ekonomi tersebut didominasi pedagang dan pembeli di mana kedua
pelaku ini saling berinteraksi untuk bertransaksi. Masing-masing pelaku tersebut memiliki kepentingan
masing-masing dalam arena perdagangan (Mar’atus, 2015). Meskipun pasar tradisional memiliki peranan
penting bagi ekonomi rakyat, karena perkembangan zaman pasar tradisional mengalami penurunan fisik
bangunan dan minat pengunjung.
Di Jakarta berdasarkan catatan PD Pasar Jaya, total pasar berjumlah 153 pasar tradisional. Dari 153 pasar
yang berada di wilayah DKI Jakarta yang terbagi 24 unit pasar yaitu 14 Unit Pasar Besar dan 10 Pasar
Area/Lingkungan dengan total jumlah pedagang yang dikelola sebesar 120.000 pedagang dan pedagang
aktif berjumlah ±105.000 pedagang. Dilihat dari kondisi fisik terdapat 61 pasar yang fisik bangunan masih
dalam keadaaan baik, 73 pasar dalam keadaan rusak berat dan 19 pasar dalam keadaan rusak ringan.
Faktor-faktor yang menjadi penentu keputusan pada seseorang datangnya tidak hanya dari pengaruh
eksternal (pengaruh keluarga, kelompok yang dijadikan acuan, dan budaya), akan tetapi juga dipengaruhi
oleh faktor internal konsumen seperti pengaruh pribadi dan pengaruh psikologis konsumen. Pengaruh
pribadi meliputi usia, tahap siklus hidup, pekerjaan, lingkungan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian
dan konsep diri. Sedangkan pengaruh psikologis meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran serta
keyakinan, sedangkan yang terakhir adalah faktor promosi, lokasi, personalia, dan presentasi. Maka dari
itu dalam peremajaan pasar dilakukan untuk menjaga eksistensi pasar tradisional perlu memperhatikan
1
persepsi dan preferensi pelaku pasar (pedagang dan pembeli). Hal ini diperlukan karena setiap pasar itu
memiliki karakteristik yang berbeda baik dari lokasi maupun pihak terkait seperti pedagang dan pembeli.
Perbedaan ini yang akan menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan.
Dalam perkembangan perkotaan masa depan, pasar tradisional tidak hanya tempat untuk berjualan tetapi
juga bisa sebagai tempat rekreasi, tempat untuk orang menghabiskan waktu dan tempat sosial. Salah satu
pasar yang perlu dikembangkan untuk menghadapi perkembangkan perkotaan yaitu Pasar Gembrong
Cipinang Besar yang berposisi Jalan Basuki Rachmat, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan
Jatinegara, Kode Pos:13410. Oleh sebab itu diperlukan pengembangan pasar mainan dan juga
menambahkan fungsi baru pada pasar untuk menarik pembeli dari semua kalangan tidak hanya untuk
anak-anak. Fungsi baru seperti tempat rekreasi, fungsi kuliner dan juga menambahkan fungsi kebutuhan
pokok kecil seperti minimarket. Oleh sebab itu diperlukan pengembangan pasar mainan dan juga
menambahkan fungsi baru pada pasar untuk menarik pembeli dari semua kalangan tidak hanya untuk
anak-anak. Semua fungsi pasar akan ditata sedemikian rupa sehingga sesuai dengan persepsi dan
preferensi pelaku pasar di Kawasan Pasar Gembrong Cipinang Besar.
Rumusan masalah yang terjadi adalah Apa potensi yang dihasilkan berdasarkan terlibatnya persepsi dan
preferensi pelaku pasar agar pasar gembrong cipinang dapat terakomodasi dengan baik dan juga
bagaimana merancang bangunan yang sesuai dengan persepsi dan preferensi para pelaku pasar agar
berkeinginan memasuki pasar dan berjualan di dalam pasar. Dengan dilakukannya penelitian ini
dihadapkan dapat meningkatkan kualitas fisik maupun non-fisik bagi Pasar Gembrong Cipinang Besar dan
juga bangunan pasar yang sesuai dengan pelaku pasar.
Ruang lingkup penelitian ini meliputi perbaikan pasar dari segi sirkulasi untuk barang, manusia dan juga
kendaraan sehingga mempengaruhi penataan pasar sesuai dengan fungsi yang dipengaruhi persepsi dan
preferensi pelaku pasar yang meliputi beberapa faktor yaitu fisik, sosial, dan ekonomi.
Unsur kebaruan dari penelitian ini adalah mengacu kepada analisa mengenai persepsi dan preferensi di
sebuah lingkungan pasar. Penelitian akan dilakukan dengan menganalisa peremajaan pasar yang sesuai
dengan persepsi dan preferensi di Pasar Gembrong Cipinang Besar. Penelitian yang akan dilakukan akan
terfokus pada bagaimana desain pasar mainan yang sesuai dengan persepsi dan preferensi pelaku pasar
sehingga pasar menjadi ramai didatangi pembeli, dan juga pedagang yang membuka lapak di depan pasar
bersedia kembali berdagang di dalam pasar.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan secara deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dilandasi
oleh pemikiran rasionalistik yang menghendaki adanya pembahasan holistik, sistemik, dan
mengungkapkan makna di balik fakta empiris. Obyek dari penelitian ini adalah keadaan fisik, penataan
pasar dan pendapat pedagang mengenai Pasar Gembrong Cipinang.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu :
1. Studi Pustaka
Informasi dapat diperoleh dari keterangan-keterangan yang berhubungan dengan program kegiatan
dari buku-buku referensi.
2. Metode Observasi/Tinjauan Langsung
Informasi diperoleh dari pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dan
dalam keadaan sebenarnya tanpa melalui wawancara dengan sistematis terhadap objek yang diamati.
3. Metode Kuesioner
Informasi didapatkan dari hasil kuesioner yang diisi oleh pihak yang berkaitan dalam penelitian.
Dalam menentukan responden digunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Jumlah
sampel responden ditentukan dengan rumus slovin. Jumlah ditetapkan bahwa responden untuk
pedagang yaitu 15 responden sedangkan untuk pembeli yaitu 15 responden. Untuk teknik
pengukuran kuisioner menggunakan skala likert. Hal ini dikarenakan, skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang.
2
Analisa penelitian menggunakan metode kualitatif yang didukung dengan metode deduktif. Metode
kualitatif digunakan untuk mengetahui bagaimana persepsi dan preferensi pelaku pasar terhadap
peremajaan Pasar Gembrong Cipinang Besar dari sebuah penemuan masalah terkait mengelolaan ruang
pasar dan faktor yang menyebabkan kurangnya pembeli di dalam pasar, kemudian dicari penyelesaiannya
melalui tahapan analisis, perencanaan dan perancangan desain peremajaan Pasar Gembrong Cipinang
Besar. Dalam menghasilkan desain yang sesuai perlunya analisa dengan menggunakan metode observasi
dengan cara studi lapangan untuk mengamati 3 (tiga) aspek yaitu aspek manusia, aspek lingkungan dan
aspek bangunan/tapak. Setelah dilakukan analisa akan menghasilkan sebuah skematik desain yang sesuai
dengan pelaku.
HASIL DAN BAHASAN
Analisa Manusia
Hasil kuisioner yang disebarkan kepada responden dapat menghasilkan pernyataan responden tentang
keadaan Pasar Gembrong Cipinang Besar terhadap peremajaan pasar berdasarkan pelaku pasar. Untuk
memudahkan penilaian berdasarkan persepsi dan preferensi responden maka dari itu digunakan kriterian
pengukuran dengan skala Likert yaitu Sangat Puas (SP) = 5, Puas (P) = 4, Cukup (C) = 3, Tidak Puas (TP)
= 2, dan Sangat Tidak Puas (STP) = 1.
Selanjutnya menetapkan peringkat dalam setiap variabel penilaian yang dapat dilihat dari perbandingan
skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden
sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Berdasarkan ketentuan ini, maka kriteria
pengklasifikasian mengenai variabel menggunakan rentang skor sebagai berikut :
Tabel 1 Rentang skor
Interval Korelasi
0% - 24%
25% – 49%
50% – 74%
75% – 99%
100%
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Penyataan responden mengenai Pasar Gembrong Cipinang Besar akan disajikan dalam bentuk tabel
berikut ini :
Tabel 2 Analisa Pernayataan Responden Mengenai Pasar Gembrong Cipinang Besar
SP/5
No.
Komponen
Fisik
Kebersihan pasar
1.
2.
3.
4.
5.
Penampilan dan
kenyamanan
pasar
Kemudahan
dalam pencapain
di dalam pasar
Luasan
kios
pasar
Luasan koridor di
dalam pasar
fre
k
P/4
%
fre
k
22
73
%
0
C/3
%
fre
k
3
10
%
0%
2
0
0%
8
0
0%
5
0
0%
5
KP/2
%
fre
k
5
17
%
6
%
23
27
%
20
17
%
17
%
13
22
STP/1
Skor
%Sk
or
0%
137
7%
0
0%
87
4.5%
0
0%
96
5%
4
13
%
79
4%
0
0%
92
5%
%
fre
k
%
0
0%
0
77
%
5
17
%
67
%
2
6%
43
%
73
%
8
3
27
%
10
%
3
No.
6.
7.
8.
Komponen
Kemudahan
mendapatkan
lokasi
transportasi
vertikal
Penghawaan dan
penerangan pasar
Kemudahan
mendapatkan
lokasi entrance
Fasilitas
Tersedianya
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
tempat duduk
Tersedianya
tempat parkir
Tersedianya
tempat makan /
food court
Tersedianya
tempat bongkar
muatan
Tersedianya
toilet
Tersedianya
penanganan
kebakaran
Ketersediaan
fasilitas
yang
mendukung pasar
Penanganan
sampah di pasar
SP/5
fre
%
k
P/4
fre
%
k
Lainnya
18. Kualitas barang
19.
20.
21.
di dalam pasar
Perilaku
pedagang pasar
Jam operasional
pasar
Keamanan
di
pasar
∑X
%∑X
KP/2
fre
%
k
STP/1
fre
%
k
Skor
%Sk
or
0
0%
0
0%
23
77
%
7
23
%
0
0%
83
4%
0
0%
12
40
%
16
53
%
0
0%
2
7%
98
5%
0
0%
23
77
%
7
23
%
0
0%
0
0%
113
6%
0
0%
0
0%
0
0%
5
25
83
%
35
2%
0
0%
0
0%
9
30
%
21
0
0%
69
4%
0
0%
0
0%
25
83
%
3
10
%
2
7%
83
4%
0
0%
0
0%
12
40
%
18
60
%
0
0%
72
4%
0
0%
9
30
%
0
0%
20
67
%
1
3%
77
4%
0
0%
9
30
%
0
0%
20
67
%
1
3%
77
4%
0
0%
0
0%
7
23
%
23
77
%
0
0%
67
3.5%
30
100
%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
150
8%
0
0%
14
47
%
15
50
%
1
3%
0
0%
103
5%
0
0%
21
2
7%
0
0%
109
6%
0
0%
24
0
0%
0
0%
114
6%
0
0%
11
1
3%
0
0%
100
5%
0
0%
0
8
27
%
1
3%
80
4%
1921
60.9
%
100%
Infrastruktur
17. Kemudahan
dalam
pencapaian pasar
C/3
fre
%
k
70
%
80
%
37
%
0%
7
6
18
21
23
%
20
%
60
%
70
%
17
%
70
%
Berdasarkan hasil penyataan para pelaku pasar di Pasar Gembrong Cipinang Besar dari segi fisik yang
dirasakan kurang puas yaitu luas kios, penempatan transportasi vertikal, penampilan dan kenyamanan di
Pasar Gembrong Cipinang Besar sehingga perlunya peningkatan dalam hal tersebut.
Pada fasilitas yang perlu ditingkatkan yaitu penambahan area duduk, food court, parkir dan juga fasilitas
pendukung seperti area bermain untuk menambah nilai pasar sebagai pasar mainan. Hal ini juga
dikarenakan para pembeli mementingkan kelengkapan disuatu pasar. Agar semua yang dicari atau
diinginkan pembeli berada di satu tempat yang dikunjungi tidak perlu pindah-pindah tempat.
4
Tanggapan responden tentang kondisi pasar terhadap program peremajaan berdasarkan persepsi dan
preferensi pelaku pasar, dapat digambarkan berdasarkan persentase akumulasi jumlah skor seluruh
jawaban responden yang diperoleh. Jumlah skor aktual dan skor ideal yang diperoleh adalah
Skor aktual
= 1921
Skor ideal
= 5 x 30 x 21 = 3150
Perbandingan skor aktual terhadap skor ideal di atas diperoleh persentase jumlah skor jawaban responden
sebesar %skor aktual=(skor aktual)/(skor ideal) x 100%
%skor aktual=1921/3150 x 100%
%skor aktual=60.9%
Tanggapan responden pada tabel 11 di atas tentang pernyataan responden terhadap kondisi pasar yang
perlu dilakukan peremajaan dapat dinyatakan sedang, karena nilai persentase dari keseluruhan pernyataan
adalah sebesar 60.9% berada pada rentang skor yang sedang.
Rentang dari nilai minimum dan maksimum akan dibagi lima untuk menentukan kriteria peremajaan
berdasarkan persepsi dan preferensi pelaku pasar. Apabila diklasifikasikan menjadi tingkatan maka
rentang skor antara tingkatan dapat dihitung dengan cara berikut :
Nilai skor minimum
: 1 x 21 x 30 = 630
Nilai skor maksimum
: 5 x 21 x 30 = 3150
Range
: 3150 – 630 = 2520
Jenjang range
: 2520 : 5 = 504
Kategori akumulasi jumlah skor tanggapan responden yang terdiri dari 21 butir pernyataan mengenai
kondisi pasar untuk dilakukan peremaajan dalam bentuk garis kontum sebagai berikut :
1921
Gambar 1 Garis Kontinum
Jumlah skor tanggapan responden pada 21 butir pernyataan adalah 1921. Jumlah tersebut terletak pada
garis antara 1638 dan 2142 dalam kategori cukup. Maka sebagian responden menyatakan puas terhadap
kondisi saat ini dan sebagian reponden lain menyatakan tidak puas terhadap kondisi pasar saat ini.
Berdasarkan kategori tersebut maka dapat dikatakan bahwa peremajaan dapat mempengaruhi kondisi saat
ini untuk meningkatkan kondisi pasar sehingga dapat terus bertahan yaitu dengan dilakukannya
peremajaan pasar.
Analisa Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang yang sesuai dengan kebutuhan pelaku pasar dengan sumber standar data untuk luasan
ruang pada pasar.
Tabel 3 Tabel rekapitulasi luas bangunan
Bangunan
Kios Pedagang (220 kios)
Stan Pedagang (38 Stan)
Tempat Makan / Food Court
Toilet
Musholla
Pos Keamanan
Kantor Pengelola
Minimarket
Tempat Bongkar Muat
Ruang Bermain Anak
Ruang Terbuka & Void
Luas
1040,2 m2
47,5 m2
357,324 m2
115,68 m2
27 m2
6,75 m2
80.476 m2
36,66 m2
24 m2
131,4 m2
112,7 m2
5
147 m2
432,9 m2
154.2 m2
92 m2
1459,134 m2
±3891,024m2
Ruang Servis
Area Parkir
Lift
Eskalator
Sirkulasi 60%
Total
Analisa Kebutuhan Parkir
Jumlah lahan parkir untuk mobil dan motor dihitung berdasarkan luas lantai efektif di dalam tapak. Tabel
berikut adalah perhitungan untuk area parkir berdasarkan Satuan Ruang Parkir (SRP), dimana kebutuhan
ruang parkir untuk pusat perdagangan pasar adalah SRP / 100m2 luas lantai efektif, sehingga:
Tabel 4 Tabel kebutuhan parkir.
Jenis Kendaraan
Standar
Jumlah
Mobil (Pasar)
100 m2 / SRP
33
Motor (Pasar)
100 m2 / SRP
70
Standar Dimensi
Parkir
2,5 x 5 m2
Sirkulasi 20%
0,70 x 1,75 m2
Sirkulasi 20%
Total kebutuhan lahan parkir
Luas (m2)
330 m2
102,9 m2
432,9 m2
Analisa kebutuhan parkir loading dock
Truk bermuatan 2 ton semua jenis barang
Pelaksanaan loading dock membutuhkan waktu 60 menit / truk.
Waktu loading 2 jam = 120 menit / 60 menit = 2 shift
Terdapat 2 parkir untuk loading dock
Analisa Lingkungan
Lokasi Tapak
Peruntukan
Luas
Tipe
KDB
Luas Lantai
KLB
Luas Total Bangunan
Ketinggian Maks.
KDH
KTB
Luas Basement
: Jalan Basuki Rachmat, Kelurahan Cipinang Besar Selatan,
Kecamatan Jatinegara, Kode Pos: 13410
: Zona Perkantoran, Perdagangan dan Jasa
: 3.300 m2
: Tunggal
: 60%
: 60% x 3.300 m2 = 1980 m2
: 2.40
: 2.40 x 3.300 m2 = 7920 m2
: 4 Lapis
: 30%
: 55%
: 55% x 3.300 m2 = 1815 m2
Gambar 2 Lokasi Pasar
Batas Wilayah :
Utara : Permukiman dan Toko-toko
6
Selatan : Jalan Basuki Rachmat, Toko-toko, Mushalla Al- Djaaniyah
Timur : Pertokoan
Barat : Jalan Basuki Rachmat , Bassura City Apartement, dan SPBU
Gambar 3 Batas Wilayah
Pasar Gembrong Cipinang Besar identik dengan pasar mainan. Pasar ini yaitu pasar mainan terbesar di
Jakarta. Tertera di dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2014 tentang Rencana
Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bahwa sekitar lokasi tapak akan dikelilingi oleh perkantoran,
perumahan dan juga apartement. Maka dari itu perlunya peremajaan pada pasar agar pasar tradisional
dapat dipertahankan untuk masa depan dan juga menjadi fasiltas pendukung bagi lingkungan sekitarnya
sehingga para pedagang dan pembeli tertarik untuk datang.
Untuk pencahayaan berdasarkan hasil dari analisa matahari yaitu bangunan pasar ini kurang
memanfaatkan cahaya matahari untuk menjadi pencahayaan alami dan juga menjadi pengaruh pada
tampilan fasade bangunan. Bangunan Pasar ini hanya memanfaatkan cahaya matahari untuk pencahayaan
pada tangga. Maka dari itu, konsep skylight akan tetap dipertahankan pada bangunan setelah diremajakan.
Akibat iklim kawasan yang selalu panas tetapi memiliki kecepatan angin yang cukup maka diperlukannya
bukaan-bukaan sebagai penghawaan alami pada bangunan agar suhu yang panas tidak terperangkap di
dalam bangunan.
Potensi view dari tapak ke sekitar kawasan ini kurang maksimal karena tidak ada view yang memiliki nilai
lebih. Maka dari itu lebih baik Pasar Gembrong Cipinang Besar yang dijadikan point of view dengan
mengaplikasikan desain yang menarik sehingga banyak yang tertarik untuk datang ke Pasar Gembrong
Cipinang Besar ini Saat ini potensi view dari dalam ke luar tapak terbesar yaitu jalan pada sisi selatan dan
perumahan pada sisi utara dan barat. Pada sisi timur bangunan tertutup oleh bangunan perkantoran di
sampingnya. Meskipun begitu bentuk fasad bangunan perlu dibuat semenarik mungkin karena bangunan
terdapat di pinggir jalan utama dan juga untuk menarik pengunjung ke dalam pasar.
Analisa Sirkulasi
Pintu masuk untuk kendaraan yang terdapat di Pasar saat ini terdapat 3 pintu. Sirkulasi untuk Jalan
Antariksa dan Jalan Antariksa II yaitu dua jalur sedangkan Jalan Jend. Basuki Rachmat adalah jalur satu
arah.
7
Gambar 4 Entrance Pada Tapak
Jalan Jend. Basuki Rahmat dijadikan pintu masuk untuk drop off dikarenakan jalur kendaraan yang satu
arah, menghindari kemacetan dan lahan yang kurang untuk manuver kendaraan. Maka dari itu untuk
secondary entrance ditempatkan di jalan lokal yaitu Jalan Antariksa sebagai pintu masuk dan keluar mobil,
karena keadaan jalan yang tidak terlalu ramai akan kendaraan.
Untuk sirkulasi pejalan kaki di Pasar Gembrong Cipinang Besar saat ini memiliki jalur sendiri terpisah
dari jalur kendaraan. Entrance pejalan kaki dapat diakses melalui Jalan Jend. Basuki Rachmat. Kelebihan
dari hasil analisa diatas adalah entrance untuk kendaraan dan pejalan kaki terpisah sehingga tidak terjadi
crossing. Dan juga untuk entrance kendaraan dimudahkan dari berbagai sisi pasar.
Gambar 5 Entrance Pejalan Kaki
Analisa Kontur
Lahan Pasar Gembrong Cipinang Besar berkontur dengan interval ±1 meter. Kemiringan kontur yaitu
sekitar 2,8%. Cut & Fill dipilih karena lebih mudah dan juga dapat memaksimalkan ruang, sehingga area
A dapat dipergunakan bisa sebagai area parkir ataupun fungsi bangunan lainnya. Penanganannya yaitu
sebagai berikut :
A
Gambar 6 Kontur Lahan
Analisa Bangunan
Untuk mengantisipasi pada sisi barat pada tapak akan digunakan pelindung agar panasnya matahari tidak
masuk kedalam bangunan dan juga adanya penghijauan untuk meminimalisasi panas matahari.
8
Berdasarkan hasil analisis-analisis, dapat disimpulkan bentuk massa sementara. Dari hasil kuisioner dan
juga permasalahan yang ada di lapangan diolah dan diselasaikan dengan skematik konsep sehingga
menghasilkan gubahan massa bangunan. Berikut adalah gubahan massa dari hasil analisa yang telah
dilakukan :
Bentukan awal gubahan massa yaitu persegi
panjang untuk memaksimalkan fungsi ruang.
Bentukan ini dijadikan lantai ground yang
dihasilkan dari cut&fill lahan dan dijadikan
area parkir.
Untuk bentukan massa selanjutnya yaitu
lantai semi basement yang diperuntukan
sebagai parkir motor, kios batu akik, kantor
pengelola dan juga ruang karyawan.
Massa berwarna pink diperuntukan sebagai pintu masuk
utama, massa berwana hijau adalah area komunal, untuk
massa berwarna abu-abu untuk area lift sedangkan
massa berwarna merah untuk kios-kios.
Pada lantai ini diperuntukan untuk kios-kios
yang menjual barang-barang tambahan
seperti perhiasan dan pakaian.
Pada lantai 3 hanya terdiri dari massa merah
yaitu kios, massa kuning yaitu mushola dan
juga massa berwarna hijau yaitu void.
Pada lantai 4 yaitu massa berwarna biru tua yaitu area
food court dengan massa hijau sebagai skylight
bangunan dan massa biru muda yaitu area bermain anak.
Zoning Vertikal
LIFT
BARA
NG
FOOD COURT
TAN
GGA
AREA BERMAIN
KIOS MAINAN
KIOS
KIOS PAKAIAN
KIOS ELEKTRONIK
KIOS MAINAN
KIOS
MUSHO
MINIMAR
AREA PARKIR MOTOR
AREA PARKIR MOBIL
Gambar 7 Analisa Zoning Vertikal 1
Pada zoning vertikal ini dapat terlihat bahwa massa bangunan adalah tunggal. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi yang menyatakan bahwa bangunan di lahan ini adalah bangunan tunggal. Pada bangunan
9
ini ditambahkan lantai basement untuk fungsi parkir dan juga kios batu akik, agar suara bising dari mesin
asah batu akik tidak mempengaruhi lantai lainnya. Untuk area terbuka akan terbentuk sebuah plaza dan
juga void pada lantai diatasnya.
LIFT
BAR
ANG
FOOD COURT
TOILET
FOODCOURT
VO
ID
KIOS MAINAN
KIOS MAINAN
KIOS
KIOS PAKAIAN
KIOS
ELEKTRONIK
KIOS
KIOS MAINAN
KIOS MAINAN
PENGELOLA
PLAZA
KIOS
AKSESORIS
AREA PARKIR MOBIL
Gambar 8 Analisa Zoning Vertikal 2
Pada sisi lainnya lantai basement 1 terdapat ruang pengelola, ruang karyawan dan juga kios aksesoris.
Pada bangunan ini zona servis seperti area loading dock, ruang servis, toilet dan juga tangga ditempatkan
tersebar, agar setiap sisi bangunan menarik pengunjung. Pada tingkat paling atas yaitu lantai 4 terdapat
food court dan area bermain untuk menarik pengunjung ke lantai atas.
Sirkulasi dalam bangunan menggunakan double loaded dan single loaded agar dapat memasukan
pencahayaan dan penghawaan secara alami tetapi juga tidak boros pada luas bangunan. Pada bagian
single loaded di bagian sisi lainnya diberi stan-stan untuk memaksimalkan luas lantai yang ada. Untuk
transportasi vertikal bangunan pasar ini menggunakan lift untuk barang dan penumpang, tangga dan juga
eskalator.
Pada struktur bangunan Pasar Gembrong Cipinang Besar, untuk struktur bawah pondasi yang akan
digunakan adalah pondasi tiang pancang. Pondasi ini dipilih karena pengerjaan yang cepat dan juga
kemampuan menahan beban yang cukup besar dan ukurannya yang dapat disesuaikan. Struktur atas pada
bangunan ini diperkirakan akan menggunakan struktur campuran beton dan baja (struktur gabungan). Hal
ini dipertimbangkan selain dari kelebihan dan kekurangan juga dipertimbangkan berdasarkan aspek
ekonomi. Penggunaan struktur beton dikatakan lebih murah yaitu pada bagian konstruksi kolom,
sedangkan dalam konstruksi balok penggunaan baja lebih murah dibandingkan beton.
Untuk utilitas pada bangunan Pasar Gembrong Cipinang Besar penggunaan listrik tergantung masingmasing kios sehingga setiap kios memiliki meteran masing-masing. Sistem pencegahan kebakaran pada
pada bangunan menggunakan sistem sprinkler, hydrant box dan juga Pemadam Api Ringan (PAR).
Sumber air bersih di dalam bangunan menggunakan PAM sehingga air yang disalurkan ke pipa-pipa lebih
terjamin kualitas kebersihannya. Untuk pembuangan air hujan dapat ditampung dan diolah kembali
menjadi air bersih sehingga bisa digunakan kembali. Selain itu juga dapat dialirkan langsung ke sungai di
dekat area pasar. Pengolahan pembuangan air limbah akan dilakukan sendiri dengan cara menampung air
limbah dan mengolahnya dalam bak penampungan sehingga tidak mencemari lingkungan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang
Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas sehingga pendapatan pedagang di
dalam pasar semakin berkurang sehingga selain fisik pasar yang diperbaiki maka untuk memaksimalkan
peremajaan, pelaku pasar juga perlu terlibat dalam tahap ide perancangan pasar. Maka dari itu desain
pasar akan sesuai dengan persepsi dan preferensi pelaku pasar sehingga diharapkan dapat lebih efektif dan
meminimalisir konflik antar kepentingan.
Bentuk bangunan dihasilkan dari analisis lingkungan, manusia dan bangunan. Dengan analisis manusia
dihasilkan kebutuhan ruang, luasan ruang, dan hubungan ruang yang pada akhirnya akan menghasilkan
10
zoning horisontal maupun vertikal. Kemudian dengan analisis lingkungan, bentuk massa bangunan yang
dihasilkan sesuai dengan orientasi dan keadaan lingkungan sekitarnya.
Hasil analisa menghasilkan orientasi bangunan, pencapaian menuju tapak, dan sirkulasi dalam tapak
adalah sebagai berikut:
Gambar 9 Pencapaian dan sirkulasi tapak.
Pada jalur entrance pada tapak dibedakan menjadi 3 yaitu pintu masuk kendaraan dan pejalan kaki. Untuk
pintu masuk kendaraan servis hanya dapat masuk pada pintu masuk sisi barat laut, karena kendaraan servis
hanya masuk pada waktu tertentu. Untuk kendaraan dan pejalan kaki perlu dibedakan pintu masuknya
agar tidak terjadi crossing.
Untuk orientasi bangunan disesuaikan dengan orientasi tapak, sedangkan sisi bangunan yang terkena
paparan sinar matahari barat diantisipasi dengan ruang pelindung yang akan di difungsikan sebaga ruang
servis seperti tangga.
Berdasarkan analisa aspek manusia, dimulai dengan kuisioner tentang persepsi dan preferensi pelaku
pasar, jenis kegiatannya dan waktu kegiatannya dalam tapak yang kemudian diperoleh ruang-ruang yang
dibutuhkan beserta hubungan ruangnya. Hasil luasan ruang berdasarkan hasil studi banding dan studi
literatur.
Gambar 10 Diagaram Matrix
Berdasarkan hasil kuesioner para pelaku pasar, Pasar Gembrong Cipinang Besar akan ditambahkan fungsi
lain selain pasar mainan. Fasilitas yang akan ditambahkan yaitu ruang bermain anak, minimarket
kebutuhan pokok, loading dock, ruang terbuka, ruang servis dan juga food court pada lantai paling atas
pasar.
Berdasarkan hasil analisa lingkungan dan manusia dapat dihasilkan simpulan aspek bangunan dimulai dari
zoning vertikal dan horisontal bangunan, gubahan massa, sirkulasi dalam bangunan hingga struktur
bangunan dan utilitas.
11
Gambar 11 Skema zoning bangunan
Bangunan terdiri dari 6 lantai/tingkat. Lantai pertama pada bagian belakang berwarna abu-abu dimana
mewakili area parkir. Tingkat selanjutnya pada bagian belakang yaitu kios batu akik dan ditempatkan
sebagai semi basement. Hal ini dilakukan karena area kios batu akik menimbulkan kebisingan lebih besar.
Pada tingkat ke 3 terdapat kios pedangan mainan dan tingkat ke 4 berwarna merah untuk kios-kios untuk
perhiasan, pakaian dan sebagainya, massa berwarna pink untuk pintu masuk dan massa abu-abu pada
bagian depan sebagai area tangga . Tingakt ke 5 untuk kios pedangan mainan dan mushola. Tingkat ke 6
berwarna biru tua yaitu foot court, ditempatkan di paling atas agar memberikan kesan berbeda dari pasar
dan juga mempertimbangkan view dan juga area bermain. Sedangkan pada zona abu-abu adalah bagian
servis seperti tangga, toilet. Untuk massa berwarna hijau pada tingkat 6 yaitu sebagai skylight. Sirkulasi di
dalam bangunan menggunakan eskalator, lift dan tangga.
Penempatan kios mainan yaitu di lantai 1 dan 3. Hal ini dikarenakan Pasar Gembrong Cipinang Besar
dikenal dengan pasar mainan sehingga pengujung lebih didominasi dengan pembelian mainan, tidak
membeli barang lainnya. Sehingga penempatan penjual mainan dibagi pada lantai 1 dan 3 agar
pengunjung melewati setiap lantainya saat membeli mainan sedangkan untuk lantai 2 ditempatkan untuk
penjual pakaian dan elektronik.
Untuk perkembangan penelitian selanjutmya, diharapkan lebih memperdalam permasalahan yang terjadi
pada objek penelitian dan juga nemberikan solusi perancangan selain dari segi bangunan juga dari segi
pengelolaan.
REFERENSI
Febrianty, Dessy. (2013). Model of Role Strengthening of Traditional Market Based on Social Capital in
Indonesia: Study Case Beringharjo Market, Jogjakarta. Journal of Economics and Sustainable
Development Vol.4, No.5
Mulianto, Denny., Mulyadi, Aras., dan Siregar, Yusni Ikhwan. (2013). Presepsi Sikap Pedagang Dan
Masyarakat Mengenai Kondisi Lingkungan Pasar Terhadap Revitalisasi Pasar Dupa Kencana Pekan Baru.
Jurnal Lingkungan 7(1) : 15-27
Paramita, A.A Mirah Pradnya., Ayuningsasi, A.A Ketut. (2013). Efektivitas dan Dampak Program
Revitalisasi Pasar Tradisional di Pasar Agung Peninjoan. E-Jurnal EP Unud, 2 (5): 233-243
Syarlianti, Dessy. (2013). Prinsip Perancangan Berdasarkan Persepsi dan Preferensi Stakeholder dalam
Peremajaan Kawasan Cinde Palembang. Disertasi tidak diterbitkan. Palembang: Program Studi Teknik
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
Zhand, Markus. (2006). Strategi Arsitektur 2 PERANCANGAN SISTEM KOTA SECARA TERPADU,
Teori Perancangan Kota dan Penerapannya. Yogyakarta: Kanisius
RIWAYAT PENULIS
Irfa Vioneta Permata Dewi lahir di Sukabumi pada 25 Januari 1995. Penulis menamatkan pendidikan S1
di Universitas Bina Busantara dalam bidang Arsitektur pada tahun 2015.
12
Download