PENGARUH TEPUNG BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) SEBAGAI FOOD ADDITIVE TERHADAP PRODUKTIVITAS AYAM PETELUR STRAIN ISA BROWN Nuril Islami, Abdul Gofur, Nursasi Handayani Universitas Negeri Malang Email: [email protected] ABSTRAK: Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Seiring dengan peningkatan populasi ternak ayam petelur maka kebutuhan akan pakan juga terus mengalami peningkatan. Peternak mengupayakan memproduksi pakan yang ekonomis dan terjangkau. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian food additive berupa buah mengkudu dengan tujuan efisiensi penggunaan pakan dan menekan biaya produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) yang dijadikan tepung sebagai food additive dapat meningkatkan produktivitas ayam petelur strain Isa Brown dan bernilai ekonomis. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 5 ulangan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Januari sampai dengan 1 Maret 2015. Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor ayam petelur strain Isa Brown umur 32-35 minggu. Macam perlakuan yang diberikan yaitu: pakan basal tanpa penambahan tepung buah mengkudu (P0), pakan basal + 2% tepung buah mengkudu (P1), pakan basal + 4% tepung buah mengkudu (P2), pakan basal + 6% tepung buah mengkudu (P3), dan pakan basal + 8% tepung buah mengkudu (P4). Variabel yang diamati adalah Hen Day Production (%) dan Berat Telur (g). Data penelitian dianalisis dengan Uji Anava signifikansi 5% menggunakan Seri Program Statistik Sosial (SPSS) dan adanya pengaruh antar perlakuan dianalisis dengan Uji Lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung buah mengkudu sebagai food additive dapat meningkatkan Hen Day Production (%) dan Berat Telur (g). Kata kunci: Tepung, Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.), Food Additive, Produktivitas Ayam Petelur, Strain Isa Brown ABSTRACT: Eggs are one source of animal protein consumed by many people. Along with the increase in livestock population of laying hens, the need for food is also constantly increasing. Breeders strive to produce food that is economical and affordable. One effort that can be done is by the provision of Food Additive form of Indian mulberry with the aim of efficient use of food. This study aims to determine whether the Indian mulberry fruit (Morinda citrifolia L.) as a food additive used as meal can improve the productivity of laying hens strain Isa Brown and economic value. This type of research is an experimental study using a completely randomized design (CRD), which consists of 5 treatments with 5 replications. This research was carried out on January 1 until March 1, 2015. Animals that try to use is 25 laying hens strain Isa Brown aged 32-35 weeks. Kinds of treatment are given as follows: basal food without the addition of Indian mulberry fruit meal (P0), basal food + 2% Indian mulberry fruit meal (P1), basal food + 4% Indian mulberry fruit meal (P2), basal food + 6% Indian mulberry fruit meal (P3), and basal food + 8% meal Indian mulberry (P4). The variables observed were Hen Day Production (%) and Egg Weight (g). Data were analyzed using ANOVA test at the 5% significance using Series Social Statistics Program (SPSS) and the effect of treatments were analyzed by Duncan Advanced Test. The results showed that administration of Indian mulberry fruit meal as a food additive may increase Hen Day Production (%) and Egg Weight (g). Keywords: Meal, Indian mulberry Fruit (Morinda citrifolia L.), Productivity Laying hens, Isa Brown Strain 1 Dewasa ini telur sebagai salah satu sumber protein hewani semakin banyak dikonsumsi sebagai salah satu alternatif penyedia protein bagi masyarakat. Seiring dengan peningkatan populasi ternak maka kebutuhan akan pakan juga terus mengalami peningkatan. Namun, harga pakan untuk ternak tidak selalu sama tiap saat (fluktuatif) dikarenakan selama ini bahan baku pakan yang masih impor. Kenaikan harga bahan baku pakan akan mempengaruhi kenaikan harga pakan ayam. Berdasarkan hal tersebut, peternak mengupayakan agar dapat memproduksi pakan yang ekonomis dan terjangkau. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian food additive. Menurut Tarmudji (2004), food additive dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi pakan dengan mengurangi mikroorganisme pengganggu atau meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan yang ada di dalam saluran pencernaan ayam. Pakan suplemen yang dapat digunakan salah satunya adalah buah mengkudu. Semua bagian tanaman mengkudu mengandung berbagai zat yang berguna untuk pengobatan maupun menjaga kesehatan tubuh. Bestari dkk. (2005) melaporkan bahwa zat-zat yang berperan dalam pengobatan adalah yang terdapat dalam buahnya antara lain xeronin, proxeronin, skopoletin, antrakuinon. Wang dkk. (2002) juga melaporkan bahwa buah mengkudu berfungsi untuk anti bakteri, anti tumor, analgetik, anti inflamasi dan meningkatkan kekebalan tubuh. Mengkudu dapat bermanfaat untuk ternak. Rahayu dan Hidayati (2004) melaporkan bahwa, penggunaan tepung buah mengkudu sebagai food additive sebesar 2% di dalam pakan berpotensi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan dan meningkatkan produksi telur ayam petelur strain Loghman umur 18 bulan atau 72 minggu. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kusumawardani (2008) memberikan hasil bahwa penambahan tepung buah mengkudu sebesar 4% dalam pakan ayam petelur umur 32-35 minggu dapat meningkatkan konsumsi pakan (g/ekor/hari), Hen Day Production (%), egg mass (g/ekor/hari), konversi pakan dan income over food cost (Rp/ekor/hari). Sunder dkk. (2013) juga melaporkan bahwa penambahan tepung buah mengkudu (M. citrifolia) sebanyak 4% pada makanan unggas Nicobari berpotensi dalam meningkatkan Hen Day Production dengan kualitas telur lebih baik dan peningkatan kandungan mineral pada cangkang telur dan kuning telur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) yang dijadikan tepung sebagai food additive dapat meningkatkan produktivitas ayam petelur strain Isa Brown dan meningkatkan efisiensi harga pakan. METODE Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2015. Objek penelitian meliputi 25 ekor ayam petelur strain Isa Brown umur 32-35 minggu. Ayam petelur dibagi ke dalam lima kelompok perlakuan dengan lima kali ulangan. Kelompok perlakuan meliputi pakan basal tanpa penambahan tepung buah mengkudu (P0), pakan basal + 2% tepung buah mengkudu (P1), pakan basal + 4% tepung buah mengkudu (P2), pakan basal + 6% tepung buah mengkudu (P3), dan pakan basal + 8% tepung buah mengkudu (P4). Pembuatan tepung buah mengkudu diakukan dengan cara buah mengkudu segar yang telah dicuci bersih, dipotong dengan ukuran 0,5cm, kemudian dikeringkan menggunakan sinar matahari. Setelah benar–benar kering kemudian digiling. 2 HASIL A. Hen Day Production dan Berat Telur Produktivitas ayam petelur pada penelitian ini meliputi Hen Day Production dan berat telur disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1. Pengaruh Tepung Buah Mengkudu terhadap Hen Day Production (%) dan Berat Telur (g) Variabel yang diamati Perlakuan Hen Day Production (%) Berat Telur (g) 71,42 ± 2,52a 60,11 ± 1,10a Kontrol a 74,28 ± 4,65 61,33 ± 0,28ab P1 78,56 ± 7,14ab 62,05 ± 1,09b P2 bc 85,71 ± 5,64 62,28 ± 0,44b P3 c 90,70 ± 7,40 62,51 ± 1,52b P4 Berdasarkan Tabel 1 diketahui Peningkatan terhadap nilai Hen Day Production dan berat telur bertambah seiring peningkatan konsentrasi yang diberikan. Data yang disajikan menunjukkan bahwa nilai Hen Day Production paling tinggi adalah pada perlakuan 4 (penambahan tepung buah mengkudu 8%) yaitu 90,7%, sedangkan nilai Hen Day Production yang paling rendah adalah pada kontrol yaitu 71,42%. Berat telur mengalami pola peningkatan seperti pada nilai Hen Day Production yaitu semakin tinggi tingkat konsentrasi pemberian tepung buah mengkudu maka berat telur semakin meningkat. Berat telur paling tinggi adalah pada perlakuan 4 (penambahan tepung buah mengkudu 8%) yaitu 62,51g, sedangkan berat telur paling rendah adalah pada kontrol yaitu 60,11g. B. Efisiensi Harga Pakan Per Ayam Efisiensi harga pakan perlakuan dibandingkan pakan biasa (kontrol) disajikan pada tabel 2. Tabel 4.1 Efisiensi Harga Pakan Perlakuan dan Kontrol Per Ayam Perlakuan Harga Pakan (Rupiah) 22.299 Kontrol 21.853 1 (2%) 21.407 2 (4%) 20.961 3 (6%) 20.515 4 (8%) Harga pakan perlakuan menunjukkan selisih nilai rupiah yang lebih kecil dengan harga pakan biasa. Selisih harga pakan paling tinggi adalah pada perlakuan 4 (penambahan tepung buah mengkudu 8%) yaitu Rp 1.784,00, sedangkan selisih harga pakan paling rendah pada perlakuan 1 (penambahan tepung buah mengkudu 2%) yaitu Rp 446,00. PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan terhadap Hen Day Production (HDP) Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan tepung buah mengkudu berpengaruh terhadap Hen Day Production (HDP). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa pada konsentrasi 2% tidak berbeda nyata dengan kontrol. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rahayu dan Hidayati (2004), bahwa penambahan tepung buah mengkudu hingga 2% dalam pakan ayam petelur strain Loghman umur 72 minggu berpengaruh sangat nyata terhadap Hen Day Production. 3 Perbedaan ini dapat disebabkan dikarenakan perbedaan strain ayam, umur, lama perlakuan dan tempat penelitian yang digunakan berbeda. Penambahan tepung buah mengkudu pada konsentrasi 4%, 6% dan 8% memberikan pengaruh terhadap Hen Day Production yang berbeda nyata dengan kontrol. Nilai Hen Day Production pada kontrol yaitu 71,42%, sedangkan nilai Hen Day Production dengan konsentrasi penambahan tepung buah mengkudu 4%, 6%, dan 8% berturut-turut adalah 78,56%, 85,71%, dan 90,70%. Hal ini diduga karena efek satu atau lebih senyawa yang terkandung pada buah mengkudu. Senyawa tersebut diantaranya xeronine dan proxeronine yang sangat membantu usus dalam proses penyerapan zat gizi. Di dalam usus, enzim proxeronase dan zat-zat lain akan mengubah proxeronine menjadi xeronine, selanjutnya xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur perbaikan struktur sel maupun fungsinya (Heinicke, 1999). Senyawa polifenol juga terkandung pada buah mengkudu seperti senyawa antrakinon yang bersifat anti bakteri. Senyawa antrakinon memiliki kemampuan dalam melawan bakteri infeksi, seperti Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus (Srinovasahan dan Durairaj, 2014). Senyawa saponin juga terdapat pada tepung buah mengkudu, yang berfungsi meningkatkan permeabilitas dinding sel usus sehingga dapat meningkatkan penyerapan zat makanan (Johnson dkk., 1986). Peningkatan efisiensi penyerapan zat-zat gizi memungkinkan lebih banyak zat gizi yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh untuk proses produksi. B. Pengaruh Perlakuan terhadap Berat Telur Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan tepung buah mengkudu berpengaruh terhadap berat telur. Pengaruh penambahan tepung buah mengkudu mulai berbeda dengan kontrol pada konsentrasi 4%, 6% dan 8%. Peningkatan terhadap berat telur diduga disebabkan adanya senyawa-senyawa yang terdapat dalam buah mengkudu seperti alkaloid. Senyawa alkaloid tersebut diantaranya xeronine dan proxeronine yang dapat meningkatkan aktivitas enzim pada usus, sehingga penyerapan zat makanan menjadi lebih baik (Heinicke, 1999) dan senyawa polifenol seperti senyawa antrakinon yang bersifat anti bakteri (Srinovasahan dan Durairaj, 2014) serta senyawa saponin yang dapat meningkatkan permeabilitas dinding sel usus (Johnson dkk., 1986). Senyawa lisin juga terdapat pada buah mengkudu yang berfungsi untuk mempercepat penyerapan kalsium. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gleaves dkk. (1997), bahwa berat telur dipengaruhi oleh kandungan kalsium, sehingga apabila penyerapan senyawa kalsium meningkat, maka ternak dapat memanfaatkannya dalam proses pembentukan telur. Lebih lanjut, peningkatan efisiensi penyerapan zat-zat gizi memungkinkan lebih banyak zat yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembentukan telur. C. Efisiensi Harga Pakan Hasil analisis pada harga pakan perlakuan dibandingkan harga pakan biasa menunjukkan penghematan pada harga pakan yang harus dikeluarkan. Penambahan tepung buah mengkudu selama perlakuan (28 hari) dapat mengurangi biaya pengeluaran harga pakan dibandingkan harga pakan tanpa perlakuan (kontrol). Hasil analisis harga pakan menunjukkan penghematan biaya sebesar Rp 8.920,00 sampai Rp 35.680,00 pada 20 ekor ayam yang diberi perlakuan. Hasil tersebut berbanding lurus dengan harga pakan yang harus dikeluarkan apabila tepung buah mengkudu yang diperoleh dengan membeli, yakni dapat menghemat Rp 920,00 sampai Rp 3.680,00 per 20 ekor. Tepung buah mengkudu yang dijadikan food additive pada pakan ayam petelur dapat bermanfaat bagi peternak. Dalam usaha peternakan, Menurut Rasyaf (2004) pakan merupakan komponen biaya yang besar dari total biaya produksi yaitu mencapai 4 70%, sehingga apabila harga pakan dapat ditekan dengan tetap menjaga kualitas produksi telur maka akan sangat bermanfaat bagi kesejahteraan peternak. Selain itu, bahan baku dari tepung buah mengkudu mudah untuk diperoleh karena mengkudu termasuk tumbuhan tropis yang tidak mengenal musim, sehingga tetap dapat tumbuh tiap tahun. PENUTUP Kesimpulan Penambahan tepung buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai food additive dalam pakan ayam petelur strain Isa Brown dapat meningkatkan Hen Day Production (%) dan berat telur (g) dengan konsentrasi 8%. Saran penggunaan tepung buah mengkudu sebagai food additive ayam petelur dianjurkan sampai konsentrasi 8%, dikarenakan dapat menghemat pengeluaran, serta dapat meningkatkan Hen Day Production dan berat telur. DAFTAR RUJUKAN Bestari, J., Parakkasi, A. dan Syahri. 2005. Pengaruh Pemberian Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia Linn) yang Direndam Air Panas terhadap Penampilan Ayam Broiler. Jurnal Peternakan dan Veteriner Vol:20:34. Gleaves, E.W., F.B Mather and M.M. Ahmad. 1997. Effect of Dietary Calcium, Protein and Energy on Feed Intake , Egg Shell Quality and Hen Performance. Poultry Science, 56:402-406 Heinicke,R. 1999. How Xeronine Is Made In The Body. Morinda Inc. Printed in USA, all rights reserved. Johnson, I.T., Gee, J.M., Price, K.R., Curl, C.L. and Fenwick, G.R. (1986) Influence of saponins on gut permeability and active nutrient transport in vitro. Journal of Nutrition. Vol. 116: 2270–2277. Kusumawardani, S.D. 2008. Pengaruh Penambahan Tepung Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) dalam Pakan Terhadap Penampilan Produksi Ayam Petelur. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Rahayu, I. D dan Hidayati, A.2004. Penggunaan Tepung Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai Feed Aditiv untuk Meningkatkan Tampilan Produksi Ayam Ras Petelur. http://digilib.umm.ac.id. Diakses tanggal 27 Agustus 2014. Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta. Srinovasahan, V. dan Durairaj, B. 2014. Antimicrobial activities of hydroethanolic extract of Morinda citrifolia fruit. International Journal of Curent Microbiology and Applied Sciences (ISSN: 2319-7706).Vol.3:9 (26-33) Sunder, J., Jeyakumar, S., Sujatha, T., dan Kundu, A. 2013. Effect of feeding of morical (Morinda citrifolia) based herbal supplement on production and egg quality in Nicobari fowl. Journal of Medicinal Plants Research. Vol. 7(40) Tarmudji. 2004. Manfaat Gel Lidah Buaya untuk Unggas. http://www.poultryindonesia.com. Diakses tanggal 22 Januari 2015. Wang, M.Y., West, B. J., Jensen, C. J., Nowicki, D., Chen, S., Palu, A. K., Anderson, G. 2002. Morinda citrifolia (Noni): A literature review and recent advances in Noni research. Act a Pharmacologica Sinica (ISSN). Vol.16:7. 5