Uji Efektivitas Masker Gel Peel Off Ekstrak Buah Mengkudu

advertisement
UJI EFEKTIVITAS MASKER GEL PEEL OFF EKSTRAK BUAH
MENGKUDU (Morinda citrifolia L) sebagai ANTI JERAWAT terhadap
BAKTERI Staphylococcus auerus
Tria Rahayu, Oom Komala dan Ella Noorlaela
Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat masker gel peel off anti jerawat dengan
berbagai konsentrasi ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L), menguji efektivitas
masker gel peel off untuk Staphylococcus aureus yang memicu timbulnya jerawat.
Mengetahui pengaruh penyimpanan untuk kualitas fisik (Produk stabillity) dari masker
gel peel off ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L). Parameter penelitian ini
adalah kadar air, rendemen ekstrak, uji fitokimia antara lain alkaloid, flavonoid, tanin,
dan saponin. Konsentrasi ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L) yang digunakan
untuk formula masker gel peel off yaitu 10%, 12%, 15%, dan tetrasiklin digunakan untuk
kontrol, selanjutnya masker gel peel off dilakukan pengujian stabilita dan Lebar Daerah
Hambat (LDH). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak buah mengkudu mengandung
alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin. Pada pengujian stabilitas menunjukkan bahwa
masker gel peel off ekstak buah mengkudu stabil pada suhu kamar (25oC- 30oC) dan pada
suhu dipercepat (40oC). Formula 3 dengan konsentrasi ekstrak buah mengkudu 15%
paling efektif menghambat bakteri Staphylococcus aureus dengan rata-rata lebar daerah
hambat 7,4mm.
Kata Kunci : Masker gel peel off, Buah Mengkudu, Staphylococcus aureus.
ABSTRACT
This study aims to make a peel off mask anti acne gel with various concentrations
of extracts of noni (Morinda citrifolia L), test the effectiveness of the gel peel off mask
for Staphylococcus aureus that trigger acne. Knowing the effect of storage on the physical
quality (Products stabillity) of peel off gel mask noni fruit extract (Morinda citrifolia L).
The parameters of this study are the moisture content, extraction rendemen of exctract,
phytochemical test among other alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins. The extract
of noni (Morinda citrifolia L) were used for gel peel off mask formula that is 10% for
formula 1, 12% for formula 2, 15% for formula 3, and tetracycline is used to positive
control, then peel off gel mask stability testing and the width of the Inhibitory Region
(LDH). The results showed noni fruit extract contains alkaloids, flavonoids, tannins and
saponins. In testing the stability of the gel showed that the peel off mask extract Noni
stable at room temperature (30oC - 25oC) and in accelerated temperature (40oC).
Formula 3 with a concentration of noni fruit extract 15% effective as an antibacterial to
Staphylococcus aureus with an average width of 7,4mm Inhibitory regions .
Keywords : Peel Off Mask, Noni, Staphylococcus aureus.
PENDAHULUAN
Jerawat adalah penyakit kulit
akibat peradangan peradangan yang
umumnya dipacu oleh bakteri
Propionibacterium
acnes,
Staphylcoccus
epidermidis
dan
Staphylococcus aureus dari kelenjar
minyak folikel rambut yang ditandai
dengan adanya komedo, papul,
pustul, nodulus dan kista pada muka,
leher, lengan atas, dada dan
punggung (Wasitaatmadja, 1997).
Masker peel off merupakan
masker yang praktis dan dapat
digunakan untuk semua jenis kulit.
Cara kerja masker ini berbeda
dengan masker lainnya, masker akan
membentuk lapisan tipis (film) pada
permukaan kulit wajah setelah
pelarutnya
menguap,
sehingga
masker dapat langsung dikelupas
tanpa dibilas. kelebihan maskel gel
peel off yaitu ketika masker dilepas,
kotoran berupa debu, minyak yang
berlebih dan sisa make up diwajah
serta sel-sel kulit mati akan ikut
terangkat, selain itu penggunaan
masker
gel
peel
off
dapat
memperlancar
sirkulasi
darah
dipermukaan kulit wajah, sehingga
kulit akan terasa lembab, bersih,
lembut dan segar (O'Neil et al,
2006).
Mengkudu
merupakan
tanaman
obat
yang
sudah
dimanfaatkan sejak jaman purba
hampir diseluruh belahan dunia.
Beberapa jenis senyawa fitokimia
dalam buah mengkudu yang dapat
bersifat sebagai antibakteri dan jamur
adalah acubin, levo asperuloside,
alizarin, flavonoid dan beberapa zat
anthraquinone. Masyarakat Indonesia
juga telah lama menggunakan buah
mengkudu segar sebagai masker anti
jerawat
2002).
(Bangun
dan
Sarwono,
METODE PENELITIAN
Pembuatan
Simplisia
Buah
Mengkudu
Buah mengkudu matang yang
telah dikumpulkan dicuci bersih
dengan air mengalir, ditiriskan
kemudian ditimbang, lalu buah
mengkudu dipotong melingkar,
kemudian dikeringkan dengan cara
dioven pada suhu 50oC sampai
kering,
kemudian
digrinder
sehingga menjadi serbuk dan
diayak dengan mesh 40, lalu
ditimbang untuk mendapatkan
bobot akhir simplisia.
Pembuatan
Ekstrak
Buah
Mengkudu
Pembuatan
ekstrak
Buah
Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
dilakukan dengan menggunakan
metode maserasi. Maserasi dilakukan
menggunakan pelarut etanol 96%
(1:10). Sebanyak 1400 gram
simplisia dimasukan kedalam bejana
ditambahkan 20% (7 liter) pelarut
dan direndam selama 5 hari sambil
diaduk setiap 6 jam, kemudian
disaring dan ampasnya dimaserasi
kembali dengan 15% (3,5 liter)
pelarut dan dilakukan maserasi
kembali dengan perlakuan yang sama
dengan 15% (3,5 liter). Maserat yang
dihasilkan kemudian dikumpulkan
untuk dipekatkan dengam rotary
evaporatot hingga didapat ekstrak
kental.
Pembuatan Masker Gel Peel Off
Ditimbang masing masing bahan
yang akan diperlukan sesuai yang
tertera pada tabel dibawah ini.
Komposisi bahan (% b/b)
F1 (%)
F2 (%)
F3 (%)
F4 (%)
F5 (%)
PVA
10
10
10
10
10
HPMC
1
1
1
1
1
Gliserin
12
12
12
12
12
TEA
2
2
2
2
2
Metil Paraben
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
Propil Paraben
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
Ekstrak Buah Mengkudu
10
12
15
-
-
Tetrasiklin HCL
-
-
-
-
3
Aquadestilata add (ml)
100
100
100
100
100
Dikembangkan PVA dalam
aquadestilata panas suhu 80o sampai
mengembang sempurna, kemudian
diaduk. Dikembangkan pula HPMC
dalam aquadest dingin hingga
mengembang sempurna. Dilarutkan
gliserin, metil paraben, propil
paraben dalam aquadestilata panas.
Kemudian, ditambahkan gliserin,
metil paraben dan propil paraben,
HPMC, serta TEA secara berturutturut ke dalam massa PVA, diaduk
hingga homogen. Setelah itu
ditambahkan ekstrak buah mengkudu
sedikit demi sedikit, lalu diaduk
hingga homogen. Sediaan masker gel
peel off kemudian dimasukkan
kedalam wadah, lalu disimpan dalam
oven suhu 40⁰C dan suhu kamar.
Penetapan KHM Ekstrak Buah
Mengkudu
Penentuan
konsentrasi
hambat
minimum dilakukan dengan metode
dilusi
agar,
dibuat
variasi
konsentrasi. Media agar didinginkan
kemudian dimasukkan kedalam
cawan petri masing-masing sebanyak
20 mL dan di biarkan memadat pada
suhu kamar. Bakteri uji disiapkan,
dibuat konsentrasi 10-6 sebanyak 1
ml disebar diatas permukaan agar
dan ekstrak buah mengkudu dari
masing-masing konsentrasi sebanyak
1 ml dimasukkan ke dalam cawan
petri tersebut kemudian diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 37oC.
Setelah diinkubasi dilihat dan
diamati adanya pertumbuhan koloni
bakteri atau tidak. Konsentrasi
terendah dari antibakteri yang tidak
terjadi pertumbuhan bakteri pada
cawan petri merupakan konsentrasi
hambat minimum (KHM).
Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri menggunakan
metode cakram. Sampel untuk diuji
efektivitas antibakteri adalah masker
gel peel off yang mengandung
ekstrak buah mengkudu dengan 3
konsentrasi. Kontrol negatif yang
digunakan adalah basis masker gel
peel off tanpa ekstrak buah
mengkudu dan kontrol positif yang
digunakan adalah basis masker gel
peel off dengan tertrasiklin 3%.
Penyiapan Media Agar
Media yang digunakan adalah
media Nutrient Agar (NA). Media
NA dibuat dengan melarutkan 39
gram serbuk Nutrient Agar dalam
1000 ml aqua destilata diatas
hotplate, lalu diaduk menggunakan
stirer sampai homogen. Selanjutnya
disterilkan dalam autoklaf pada suhu
121ºC dan tekanan 1 atm selama
lebih kurang 15 menit. Pembuatan
media agar untuk stok kultur
dilakukan
dengan
menuangkan
±7mL media nutrien agar steril ke
dalam tabung reaksi bertutup
kemudian
diposisikan
miring
ditunggu hingga media memadat,
sedangkan
untuk
pengujian
dilakukan
dengan
menuangkan
±15mL media nutrien agar steril ke
cawan petri steril ditunggu hingga
media memadat.
Penyiapan Kertas Cakram
Kertas cakram yang digunakan
berukuran 0,5 cm. Kertas cakram
diletakkan dalam cawan petri
kemudian disterilkan dalam autoklaf
kemudian di oven suhu 40C selama
15 menit. Lalu kertas cakram yang
sudah di sterilkan tersebut ditetesi
larutan uji, kontrol positif serta
kontrol negatif, rendam kertas
cakram pada sediaan tersebut selama
24 jam pada suhu 37ºC, kemudian
dikeringkan selama 24 jam atau
sampai kering.
Pengujian Lebar Daerah Hambat
(LDH) Masker Gel Peel Off
Pengujian efektivitas masker
gel peel off ekstrak buah mengkudu
dilakukan dengan metode difusi
kertas cakram. Pengujiannya dengan
cara mencampur 0.2 ml inokulum
bakteri Staphylococus aureus dengan
konsentrasi 10-6 hasil pengenceran,
dan + 15 ml media nutrien agar
dimasukan ke dalam cawan petri,
kemudian digerakkan melingkar
untuk menyebarkan bakteri secara
merata. setelah agak memadat,
diatasnya diletakkan kertas cakram
yang yang mengandung masker gel
peel off ekstrak buah mengkudu
(Morinda citrifolia L). Konsentrasi
yang digunakan yaitu : 10%, 12%,
15% , basis gel sebagai kontrol
negatif dan campuran basis gel
dengan Tetrasiklin
3% sebagai
kontrol positif, kemudian diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 37ºc.
Pengujian efektivitas ini dilakukan
untuk masing-masing perlakuan
dengan 5 kali pengulangan. Setelah
diinkubasi diamati dan diukur lebar
daerah hambat dari zona yang
terbentuk menggunakan penggaris,
sehingga diketahui lebar daerah
hambat dari masker gel peel off
ekstrak buah mengkudu.
Evaluasi Sediaan Masker Gel Peel
Off
Evaluasi sediaan masker gel peel
off ekstrak buah mengkudu dilakukan
uji stabilita, organoleptik, pH dan
viskositas setiap 2 minggu selama 8
minggu pada penyimpanan dalam
suhu kamar (25-30°C) dan suhu
stabilitas dipercepat (40°C).
Analisis Data
Untuk mengetahui efektivitas
antijerawat masker gel peel off
ekstrak buah mengkudu (Morinda
citrifolia
L)
pada
berbagai
konsentrasi, maka data lebar daerah
hambat (LDH) dianalisis dengan
menggunakan Rancangan Acak
Lengkap
(RAL) dengan 5
perlakuan dan 5 kali pengulangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan baku buah mengkudu yang
digunakan seberat 20 kg, dibuat
simplisia dihasilkan seberat 1,8 kg
buah mengkudu kering dan susut
pengeringan yang diperoleh adalah
91%,
kemudian
dilakukan
penggrinderan dan diayak dengan
mesh 40 sehingga menghasilkan
serbuk simplisia seberat 1,6 kg.
Ekstrak dibuat dengan metode
maserasi dimana 1,4 kg serbuk
sampel diekstraksi dengan 14 liter
etanol 96%. Penggunaan etanol 96%
dimaksudkan agar semua senyawa
kimia baik yang kurang polar, semi
polar, sampai polar dapat terekstraksi
dengan
semaksimal
mungkin.
Umumnya
etanol
dapat
mengekstraksi senyawa alkaloid,
sterol,
saponin,
flavonoid,
antarkuinon dan glikosida (Harbone,
1987). Ekstrak pekat yang didapat
Suhu
Penyimpanan
Suhu kamar
(25-30°C)
Suhu
Dipercepat
(40°C)
berwarna coklat pekat khas dengan
berat 218,5 gr.
Hasil Uji KHM Ekstrak buah
Mengkudu
Dari Hasil Pengujian didapat
bahwa pada konsentrasi ekstrak buah
mengkudu 10% dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus.
Evaluasi Sediaan Masker Gel Peel
Off Ekstrak Buah Mengkudu
Hasil pengamatan organoleptik
pada ketiga formula pada suhu kamar
(25-30°C) dan Suhu dipercepat
(40°C) dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Minggu
Formula
F2
F1
F3
0
W
A
W
A
W
A
2
CK
KM
CK
KM
CK
KM
4
CK
KM
CK
KM
CK
KM
6
CK
KM
CK
KM
CK
KM
8
CK
KM
CK
KM
CK
KM
0
CK
KM
CK
KM
CK
KM
2
CK
KM
CK
KM
CK
KM
4
CK
KM
CK
KM
CK
KM
6
CK
KM
CK
KM
CK
KM
CK
KM
CK
KM
CK
KM
8
Keterangan : W : Warna
A : Aroma
CK : Coklat Kehitaman
KM : Khas Mengkudu
Hasil pengamatan organoleptik
menunjukan bahwa sediaan masker
gel peel off ekstrak buah mengkudu
dengan konsentrasi yang berbeda
tidak memiliki perbedaan warna dan
aroma, adapun warna dari ketiga
formula adalah coklat kehitaman.
Intensitas warna yang dihasilkan dari
ketiga
formula
tidak
terlalu
mencolok
karena
penambahan
ekstrak buah mengkudu yang selisih
konsentrasinya sedikit. Sediaan
masker gel peel off ini memiliki
aroma khas buah mengkudu karena
tidak ada penambahan pewangi dan
aroma dari ketiga formula cenderung
sama. Hasil evaluasi sediaan selama
8 minggu tidak terdapat perubahan
warna dan aroma baik pada suhu
kamar dan suhu dipercepat.
Uji Derajat Keasaman (pH)
Hasil pengukuran Uji derajat
keasaman (pH) sediaan masker gel
peel off selama 8 minggu pada suhu
kamar
(25-30°C)
dan
suhu
dipercepat (40°C) dapat dilihat pada
Suhu Penyimpanan
tabel dibawah ini.
Minggu
Formula
F2
F1
Suhu kamar (25-30°C)
Suhu Dipercepat
(40°C)
7,41
7,36
7,32
2
7,22
7,2
7,18
4
7,09
7,03
7,01
6
7,04
6,99
6,93
8
6,63
6,59
6,54
0
7,41
7,36
7,32
2
7,12
7,1
6,94
4
6,99
6,91
6,83
6
6,72
6,7
6,69
8
6,29
6,27
6,24
Hasil pengukuran pH ketiga
formula memiliki nilai lebih dari 7
disebabkan
oleh
komponenkomponen pada sediaan didominasi
oleh bahan yang bersifat basa. Pada
penyimpanan suhu kamar dan suhu
dipercepat
selama
8
minggu
menghasilkan
nilai
pH
yang
cendrung mengalami penurunan.
Nilai pH sediaan masker gel peel 0ff
Suhu penyimpanan
Suhu kamar (25-30°C)
Suhu dipercepat (40°C)
F3
0
Minggu
0
2
4
6
8
0
2
4
6
8
Uji viskositas untuk tiap formula
cukup baik. Dari hasil pengamatan
diatas dapat dilihat bahwa semakin
tinggi konsentrasi ekstrak buah
mengkudu yang ditambahkan akan
mempengaruhi
peningkatan
viskositas. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi viskositas
suatu
untuk
ketiga
formula
pada
penyimpanan suhu kamar dan suhu
dipercepat masih memenuhi syarat
pH balance menurut SNI (1996)
yaitu kisaran 4,5-8.
Uji Viskositas
Hasil pengukuran viskositas
sediaan masker gel peel off dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
F1
Formula
F2
F3
1104
1132
1144
1150
1158
1152
1174
1188
1194
1196
1190
1206
1220
1228
1232
1104
1199
1138
1168
1174
1152
1246
1258
1276
1284
1190
1364
1396
1484
1496
sediaan masker gel peel off, salah
satu pengaruhnya adalah konsentrasi
gelling agent. Dalam sistem gel,
gelling agent bertanggung jawab
terhadap terbentuknya sediaan gel.
Selama penyimpanan gel dapat
mengalami
kerusakan
yang
menyebabkan perubahan viskositas
gel.
Faktor
dominan
yang
menentukan perubahan viskositas
masker gel peel off adalah HPMC
(gelling agent), semakin banyak
HPMC yang terlarut maka semakin
banyak juga cairan yang tertahan dan
diikat oleh agen pembentuk gel
(Martin et al., 1993).
Waktu Sediaan Mengering
Pengujiaan ini untuk mengetahui
berapa lama waktu yang dibutuhkan
masker gel peel off untuk mengering
dan membentuk lapisan film. Hasil
pengujian waktu sediaan untuk
mengering masker gel peel off
selama 8 minggu pada suhu kamar
(25-30°C) dan suhu dipercepat
(40°C) dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Formula
Suhu
penyimpanan
Suhu kamar
(25-30°C)
Suhu dipercepat
(40°C)
0
12
F2
Menit
14
2
12
13
14
4
11
12
12
6
10
12
12
8
10
11
12
0
12
14
14
2
10
12
13
4
10
11
12
6
10
11
12
8
9
10
10
Minggu
F1
F3
14
Hasil pengamatan waktu
sediaan mengering menunjukan
bahwa F3 dengan konsentrasi ekstrak
15% memiliki waktu sediaan
mengering
yang
lebih
cepat
dibandingkan dengan F2 (12%) dan
F1 (10%). sediaan masker gel peel
off ekstrak buah mengkudu dengan
konsentrasi yang berbeda selama 8
minggu mengalami penurunan dan
semakin cepat waktu sediaan untuk
mengering,
waktu
dan
suhu
penyimpanan sangat mempengaruhi
waktu sediaan untuk mengering,
penyimpanan pada suhu dipercepat
lebih cepat mengering dibandingkan
dengan suhu kamar. Adanya
perbedaan waktu mengering diantara
ketiga formula dapat disebabkan oleh
pengaruh
penambahan
ekstrak,
semakin banyak ekstrak yang
ditambahkan maka semakin cepat
waktu sediaan mengering. Hal ini
mungkin dikarenakan oleh sedikitnya
kandungan air yang terdapat pada
formula yang memiliki konsentrasi
ekstrak yang lebih tinggi.
Pengujian Aktivitas Bakteri
Hasil uji aktivitas antibakteri
sediaan masker gel peel off ekstrak
buah mengkudu (Morinda citrifolia
L) terhadap bakteri Staphylococcus
aureus
menunjukkan
adanya
aktivitas penghentian pertumbuhan,
hal ini dapat dilihat dari hasil
pengukuran Lebar Daerah Hambat
(LDH) yang terbentuk yaitu berupa
zona bening yang terlihat disekitar
kertas cakram yang mengandung
masker gel peel off ekstrak buah
mengkudu (Morinda citrifolia L)
yang dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini.
Gambar 1. Hasil uji aktivitas masker gel
peel off ekstrak buah
mengkudu terhadap bakteri
Staphylococcus aureus.
Gambar tersebut menunjukan
bahwa masker gel peel off ekstrak
buah mengkudu dengan konsentrasi
15%,12%
memiliki
aktivitas
menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan pada
konsentrasi 10% membentuk zona
hambat paling kecil. Sedangkan pada
basis tanpa ekstrak buah mengkudu
tidak membentuk zona hambat.
Terbentuknya zona hambat disekitar
kertas cakram diduga karena ekstrak
mengandung flavonoid dan tanin.
Flavonoid dan tanin merupakan
turunan
fenol
yang
dapat
menyebabkan
denaturasi
dan
koagulasi protein sel bakteri.
Turunan fenol berinteraksi dengan
bakteri melalui proses adbsorbsi
yang melibatkan ikatan hidrogen.
Pada konsentrasi tertentu terbentuk
kompleks protein fenol dengan
ikatan lemah dan segera mengalami
penguraian yang diikuti penetrasi
fenol ke dalam sel bakteri dan
menyebabkan koagulasi protein
sehingga membran sel bakteri
mengalami lisis (Siswandono dan
Soekardjo, 1995). Flavonoid juga
bersifat bakteriostatik yang bekerja
melalui
penghambatan
sintesis
dinding sel bakteri (Soedibyo, 1998).
Senyawa yang juga bertanggung
jawab sebagai antibakteri yang
terdapat
pada
ekstrak
buah
mengkudu adalah saponin. Menurut
Dwidjoseputro (1994) menyatakan
bahwa saponin memiliki molekul
yang dapat menarik air atau
hidrofilik dan molekul yang dapat
melarutkan lemak atau lipofilik
sehingga
dapat
menurunkan
tegangan permukaan.
Hasil data pengamatan Lebar
Daerah hambat dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Ulangan
1
2
3
4
5
Total
perlakuan
Ulangan
Diameter Daerah Hambat
Perlakuan (mm)
K 10% 12% 15%
K+
2
4
8
25,7
1
6
6
24,6
2
6
8
24,0
2
5
7
25,4
1
6
8
23,7
8
27
37
123,
4
1,6
5,4
7,4
24,7
Berdasarkan hasil pengamatan
dari data diatas ketiga formula
memiliki efektivitas terhadap bakteri
staphylococcus aureus. Formula 3
dengan konsentrasi ektrak buah
mengkudu 15% adalah yang paling
efektiv dengan Lebar Daerah Hambat
rata-rata 7,4mm. Lebar daerah
hambat masker gel peel off ekstrak
buah
mengkudu
lebih
kecil
dibanding dengan lebar daerah
hambat kontrol positifnya, sedangkan
pada kontrol negatif yaitu tidak
memberikan
efek
antibakteri
terhadap bakteri Staphylococcus
aureus.
Nilai diameter daerah hambat
yang
diperoleh
dianalisis
menggunakan
rancangan
acak
lengkap (RAL). Berdasarkan analisis
ragam terhadap Staphylococcus
aureus memberikan hasil
yang
berbeda sangat nyata (p<0,01). Pada
uji lanjut Duncan masker gel peel off
ekstrak buah mengkudu F1, F2, dan
F3 memiliki pengaruh yang berbeda
dalam menghambat pertumbuhan
bakteri
Staphylococcus
aureus,
begitu juga terhadap kontrol positif
dan kontrol negatif. Hal ini berarti
bahwa pada masing-masing masker
gel peel off ekstrak buah mengkudu
memiliki lebar daerah hambat yang
berbeda
dalam
menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Buah Mengkudu dapat dibuat
sediaan kosmetika berupa masker
gel peel off antijerawat dan stabil
pada penyimpanan suhu kamar
(25oC-30 oC) dan suhu dipercepat
(40 oC).
2. Semakin
tinggi
konsentrasi
sediaan masker gel peel off
ekstrak buah mengkudu, maka
semakin besar efektivitasnya
dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus.
3. Sediaan masker gel peel off
ekstrak buah mengkudu, yang
paling efektif sebagai antijerawat
yaitu
formula
3
dengan
konsentrasi
ekstrak
buah
mengkudu 15%.
Saran
Disarankan kepada peneliti
selanjutnya agar dilakukan uji
antibakteri
terhadap
bakteri
penyebab jerawat lainnya seperti
bakteri Propionibacterium acnes.
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, A.P., B. Sarwono. 2002.
Khasiat
dan
Manfaat
Mengkudu.
Agro
Media
Pustaka. Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 1994. DasarDasar Mikrobiologi. Djamban.
Jakarta.
Martin, A., J. Swarbrick, dan A.
Cammarata. 1993. Farmasi
Fisik: Dasar-dasar Farmasi
Fisik
Farmasetik.
Edisi
Ketiga. Penerjemah: Yoshita.
Jakarta:UI-Press. Hal. 11761182
O'Neil MJ Heckelman PE, Koch
CB, Roman KJ, Kenny CM,
D'Arecca MD, Editors, The
Merck Index. 14th ed. New
York : Merck Research
Laboratories; 2006
Siswandono & B. Soekardjo. 1995.
Kimia Medisinal. Erlangga.
Surabaya
Soedibyo, M. 1998. Alam Sumber
Kesehatan Manfaat
dan
Kegunaan. Balai Pustaka.
Jakarta.
Wasitaatmadja,S.M.
1997.
Penuntun ilmu kosmetik
medik. Jakarta: UI- Press.
[SNI] standar nasional Indonesia
164399. 1996. Sediaan tabir
surya.
Jakarta
:
badan
standarisasi nasional
Download