UJI EFEKTIVITAS MASKER GEL PEEL OFF EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) sebagai ANTI JERAWAT terhadap BAKTERI Staphylococcus auerus Tria Rahayu, Oom Komala dan Ella Noorlaela Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuat masker gel peel off anti jerawat dengan berbagai konsentrasi ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L), menguji efektivitas masker gel peel off untuk Staphylococcus aureus yang memicu timbulnya jerawat. Mengetahui pengaruh penyimpanan untuk kualitas fisik (Produk stabillity) dari masker gel peel off ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L). Parameter penelitian ini adalah kadar air, rendemen ekstrak, uji fitokimia antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Konsentrasi ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L) yang digunakan untuk formula masker gel peel off yaitu 10%, 12%, 15%, dan tetrasiklin digunakan untuk kontrol, selanjutnya masker gel peel off dilakukan pengujian stabilita dan Lebar Daerah Hambat (LDH). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak buah mengkudu mengandung alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin. Pada pengujian stabilitas menunjukkan bahwa masker gel peel off ekstak buah mengkudu stabil pada suhu kamar (25oC- 30oC) dan pada suhu dipercepat (40oC). Formula 3 dengan konsentrasi ekstrak buah mengkudu 15% paling efektif menghambat bakteri Staphylococcus aureus dengan rata-rata lebar daerah hambat 7,4mm. Kata Kunci : Masker gel peel off, Buah Mengkudu, Staphylococcus aureus. ABSTRACT This study aims to make a peel off mask anti acne gel with various concentrations of extracts of noni (Morinda citrifolia L), test the effectiveness of the gel peel off mask for Staphylococcus aureus that trigger acne. Knowing the effect of storage on the physical quality (Products stabillity) of peel off gel mask noni fruit extract (Morinda citrifolia L). The parameters of this study are the moisture content, extraction rendemen of exctract, phytochemical test among other alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins. The extract of noni (Morinda citrifolia L) were used for gel peel off mask formula that is 10% for formula 1, 12% for formula 2, 15% for formula 3, and tetracycline is used to positive control, then peel off gel mask stability testing and the width of the Inhibitory Region (LDH). The results showed noni fruit extract contains alkaloids, flavonoids, tannins and saponins. In testing the stability of the gel showed that the peel off mask extract Noni stable at room temperature (30oC - 25oC) and in accelerated temperature (40oC). Formula 3 with a concentration of noni fruit extract 15% effective as an antibacterial to Staphylococcus aureus with an average width of 7,4mm Inhibitory regions . Keywords : Peel Off Mask, Noni, Staphylococcus aureus. PENDAHULUAN Jerawat adalah penyakit kulit akibat peradangan peradangan yang umumnya dipacu oleh bakteri Propionibacterium acnes, Staphylcoccus epidermidis dan Staphylococcus aureus dari kelenjar minyak folikel rambut yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodulus dan kista pada muka, leher, lengan atas, dada dan punggung (Wasitaatmadja, 1997). Masker peel off merupakan masker yang praktis dan dapat digunakan untuk semua jenis kulit. Cara kerja masker ini berbeda dengan masker lainnya, masker akan membentuk lapisan tipis (film) pada permukaan kulit wajah setelah pelarutnya menguap, sehingga masker dapat langsung dikelupas tanpa dibilas. kelebihan maskel gel peel off yaitu ketika masker dilepas, kotoran berupa debu, minyak yang berlebih dan sisa make up diwajah serta sel-sel kulit mati akan ikut terangkat, selain itu penggunaan masker gel peel off dapat memperlancar sirkulasi darah dipermukaan kulit wajah, sehingga kulit akan terasa lembab, bersih, lembut dan segar (O'Neil et al, 2006). Mengkudu merupakan tanaman obat yang sudah dimanfaatkan sejak jaman purba hampir diseluruh belahan dunia. Beberapa jenis senyawa fitokimia dalam buah mengkudu yang dapat bersifat sebagai antibakteri dan jamur adalah acubin, levo asperuloside, alizarin, flavonoid dan beberapa zat anthraquinone. Masyarakat Indonesia juga telah lama menggunakan buah mengkudu segar sebagai masker anti jerawat 2002). (Bangun dan Sarwono, METODE PENELITIAN Pembuatan Simplisia Buah Mengkudu Buah mengkudu matang yang telah dikumpulkan dicuci bersih dengan air mengalir, ditiriskan kemudian ditimbang, lalu buah mengkudu dipotong melingkar, kemudian dikeringkan dengan cara dioven pada suhu 50oC sampai kering, kemudian digrinder sehingga menjadi serbuk dan diayak dengan mesh 40, lalu ditimbang untuk mendapatkan bobot akhir simplisia. Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu Pembuatan ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dilakukan dengan menggunakan metode maserasi. Maserasi dilakukan menggunakan pelarut etanol 96% (1:10). Sebanyak 1400 gram simplisia dimasukan kedalam bejana ditambahkan 20% (7 liter) pelarut dan direndam selama 5 hari sambil diaduk setiap 6 jam, kemudian disaring dan ampasnya dimaserasi kembali dengan 15% (3,5 liter) pelarut dan dilakukan maserasi kembali dengan perlakuan yang sama dengan 15% (3,5 liter). Maserat yang dihasilkan kemudian dikumpulkan untuk dipekatkan dengam rotary evaporatot hingga didapat ekstrak kental. Pembuatan Masker Gel Peel Off Ditimbang masing masing bahan yang akan diperlukan sesuai yang tertera pada tabel dibawah ini. Komposisi bahan (% b/b) F1 (%) F2 (%) F3 (%) F4 (%) F5 (%) PVA 10 10 10 10 10 HPMC 1 1 1 1 1 Gliserin 12 12 12 12 12 TEA 2 2 2 2 2 Metil Paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 Propil Paraben 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 Ekstrak Buah Mengkudu 10 12 15 - - Tetrasiklin HCL - - - - 3 Aquadestilata add (ml) 100 100 100 100 100 Dikembangkan PVA dalam aquadestilata panas suhu 80o sampai mengembang sempurna, kemudian diaduk. Dikembangkan pula HPMC dalam aquadest dingin hingga mengembang sempurna. Dilarutkan gliserin, metil paraben, propil paraben dalam aquadestilata panas. Kemudian, ditambahkan gliserin, metil paraben dan propil paraben, HPMC, serta TEA secara berturutturut ke dalam massa PVA, diaduk hingga homogen. Setelah itu ditambahkan ekstrak buah mengkudu sedikit demi sedikit, lalu diaduk hingga homogen. Sediaan masker gel peel off kemudian dimasukkan kedalam wadah, lalu disimpan dalam oven suhu 40⁰C dan suhu kamar. Penetapan KHM Ekstrak Buah Mengkudu Penentuan konsentrasi hambat minimum dilakukan dengan metode dilusi agar, dibuat variasi konsentrasi. Media agar didinginkan kemudian dimasukkan kedalam cawan petri masing-masing sebanyak 20 mL dan di biarkan memadat pada suhu kamar. Bakteri uji disiapkan, dibuat konsentrasi 10-6 sebanyak 1 ml disebar diatas permukaan agar dan ekstrak buah mengkudu dari masing-masing konsentrasi sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam cawan petri tersebut kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Setelah diinkubasi dilihat dan diamati adanya pertumbuhan koloni bakteri atau tidak. Konsentrasi terendah dari antibakteri yang tidak terjadi pertumbuhan bakteri pada cawan petri merupakan konsentrasi hambat minimum (KHM). Pengujian Antibakteri Uji antibakteri menggunakan metode cakram. Sampel untuk diuji efektivitas antibakteri adalah masker gel peel off yang mengandung ekstrak buah mengkudu dengan 3 konsentrasi. Kontrol negatif yang digunakan adalah basis masker gel peel off tanpa ekstrak buah mengkudu dan kontrol positif yang digunakan adalah basis masker gel peel off dengan tertrasiklin 3%. Penyiapan Media Agar Media yang digunakan adalah media Nutrient Agar (NA). Media NA dibuat dengan melarutkan 39 gram serbuk Nutrient Agar dalam 1000 ml aqua destilata diatas hotplate, lalu diaduk menggunakan stirer sampai homogen. Selanjutnya disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121ºC dan tekanan 1 atm selama lebih kurang 15 menit. Pembuatan media agar untuk stok kultur dilakukan dengan menuangkan ±7mL media nutrien agar steril ke dalam tabung reaksi bertutup kemudian diposisikan miring ditunggu hingga media memadat, sedangkan untuk pengujian dilakukan dengan menuangkan ±15mL media nutrien agar steril ke cawan petri steril ditunggu hingga media memadat. Penyiapan Kertas Cakram Kertas cakram yang digunakan berukuran 0,5 cm. Kertas cakram diletakkan dalam cawan petri kemudian disterilkan dalam autoklaf kemudian di oven suhu 40C selama 15 menit. Lalu kertas cakram yang sudah di sterilkan tersebut ditetesi larutan uji, kontrol positif serta kontrol negatif, rendam kertas cakram pada sediaan tersebut selama 24 jam pada suhu 37ºC, kemudian dikeringkan selama 24 jam atau sampai kering. Pengujian Lebar Daerah Hambat (LDH) Masker Gel Peel Off Pengujian efektivitas masker gel peel off ekstrak buah mengkudu dilakukan dengan metode difusi kertas cakram. Pengujiannya dengan cara mencampur 0.2 ml inokulum bakteri Staphylococus aureus dengan konsentrasi 10-6 hasil pengenceran, dan + 15 ml media nutrien agar dimasukan ke dalam cawan petri, kemudian digerakkan melingkar untuk menyebarkan bakteri secara merata. setelah agak memadat, diatasnya diletakkan kertas cakram yang yang mengandung masker gel peel off ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L). Konsentrasi yang digunakan yaitu : 10%, 12%, 15% , basis gel sebagai kontrol negatif dan campuran basis gel dengan Tetrasiklin 3% sebagai kontrol positif, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºc. Pengujian efektivitas ini dilakukan untuk masing-masing perlakuan dengan 5 kali pengulangan. Setelah diinkubasi diamati dan diukur lebar daerah hambat dari zona yang terbentuk menggunakan penggaris, sehingga diketahui lebar daerah hambat dari masker gel peel off ekstrak buah mengkudu. Evaluasi Sediaan Masker Gel Peel Off Evaluasi sediaan masker gel peel off ekstrak buah mengkudu dilakukan uji stabilita, organoleptik, pH dan viskositas setiap 2 minggu selama 8 minggu pada penyimpanan dalam suhu kamar (25-30°C) dan suhu stabilitas dipercepat (40°C). Analisis Data Untuk mengetahui efektivitas antijerawat masker gel peel off ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L) pada berbagai konsentrasi, maka data lebar daerah hambat (LDH) dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 kali pengulangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan baku buah mengkudu yang digunakan seberat 20 kg, dibuat simplisia dihasilkan seberat 1,8 kg buah mengkudu kering dan susut pengeringan yang diperoleh adalah 91%, kemudian dilakukan penggrinderan dan diayak dengan mesh 40 sehingga menghasilkan serbuk simplisia seberat 1,6 kg. Ekstrak dibuat dengan metode maserasi dimana 1,4 kg serbuk sampel diekstraksi dengan 14 liter etanol 96%. Penggunaan etanol 96% dimaksudkan agar semua senyawa kimia baik yang kurang polar, semi polar, sampai polar dapat terekstraksi dengan semaksimal mungkin. Umumnya etanol dapat mengekstraksi senyawa alkaloid, sterol, saponin, flavonoid, antarkuinon dan glikosida (Harbone, 1987). Ekstrak pekat yang didapat Suhu Penyimpanan Suhu kamar (25-30°C) Suhu Dipercepat (40°C) berwarna coklat pekat khas dengan berat 218,5 gr. Hasil Uji KHM Ekstrak buah Mengkudu Dari Hasil Pengujian didapat bahwa pada konsentrasi ekstrak buah mengkudu 10% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Evaluasi Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Buah Mengkudu Hasil pengamatan organoleptik pada ketiga formula pada suhu kamar (25-30°C) dan Suhu dipercepat (40°C) dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Minggu Formula F2 F1 F3 0 W A W A W A 2 CK KM CK KM CK KM 4 CK KM CK KM CK KM 6 CK KM CK KM CK KM 8 CK KM CK KM CK KM 0 CK KM CK KM CK KM 2 CK KM CK KM CK KM 4 CK KM CK KM CK KM 6 CK KM CK KM CK KM CK KM CK KM CK KM 8 Keterangan : W : Warna A : Aroma CK : Coklat Kehitaman KM : Khas Mengkudu Hasil pengamatan organoleptik menunjukan bahwa sediaan masker gel peel off ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi yang berbeda tidak memiliki perbedaan warna dan aroma, adapun warna dari ketiga formula adalah coklat kehitaman. Intensitas warna yang dihasilkan dari ketiga formula tidak terlalu mencolok karena penambahan ekstrak buah mengkudu yang selisih konsentrasinya sedikit. Sediaan masker gel peel off ini memiliki aroma khas buah mengkudu karena tidak ada penambahan pewangi dan aroma dari ketiga formula cenderung sama. Hasil evaluasi sediaan selama 8 minggu tidak terdapat perubahan warna dan aroma baik pada suhu kamar dan suhu dipercepat. Uji Derajat Keasaman (pH) Hasil pengukuran Uji derajat keasaman (pH) sediaan masker gel peel off selama 8 minggu pada suhu kamar (25-30°C) dan suhu dipercepat (40°C) dapat dilihat pada Suhu Penyimpanan tabel dibawah ini. Minggu Formula F2 F1 Suhu kamar (25-30°C) Suhu Dipercepat (40°C) 7,41 7,36 7,32 2 7,22 7,2 7,18 4 7,09 7,03 7,01 6 7,04 6,99 6,93 8 6,63 6,59 6,54 0 7,41 7,36 7,32 2 7,12 7,1 6,94 4 6,99 6,91 6,83 6 6,72 6,7 6,69 8 6,29 6,27 6,24 Hasil pengukuran pH ketiga formula memiliki nilai lebih dari 7 disebabkan oleh komponenkomponen pada sediaan didominasi oleh bahan yang bersifat basa. Pada penyimpanan suhu kamar dan suhu dipercepat selama 8 minggu menghasilkan nilai pH yang cendrung mengalami penurunan. Nilai pH sediaan masker gel peel 0ff Suhu penyimpanan Suhu kamar (25-30°C) Suhu dipercepat (40°C) F3 0 Minggu 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 Uji viskositas untuk tiap formula cukup baik. Dari hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah mengkudu yang ditambahkan akan mempengaruhi peningkatan viskositas. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi viskositas suatu untuk ketiga formula pada penyimpanan suhu kamar dan suhu dipercepat masih memenuhi syarat pH balance menurut SNI (1996) yaitu kisaran 4,5-8. Uji Viskositas Hasil pengukuran viskositas sediaan masker gel peel off dapat dilihat pada tabel dibawah ini. F1 Formula F2 F3 1104 1132 1144 1150 1158 1152 1174 1188 1194 1196 1190 1206 1220 1228 1232 1104 1199 1138 1168 1174 1152 1246 1258 1276 1284 1190 1364 1396 1484 1496 sediaan masker gel peel off, salah satu pengaruhnya adalah konsentrasi gelling agent. Dalam sistem gel, gelling agent bertanggung jawab terhadap terbentuknya sediaan gel. Selama penyimpanan gel dapat mengalami kerusakan yang menyebabkan perubahan viskositas gel. Faktor dominan yang menentukan perubahan viskositas masker gel peel off adalah HPMC (gelling agent), semakin banyak HPMC yang terlarut maka semakin banyak juga cairan yang tertahan dan diikat oleh agen pembentuk gel (Martin et al., 1993). Waktu Sediaan Mengering Pengujiaan ini untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan masker gel peel off untuk mengering dan membentuk lapisan film. Hasil pengujian waktu sediaan untuk mengering masker gel peel off selama 8 minggu pada suhu kamar (25-30°C) dan suhu dipercepat (40°C) dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Formula Suhu penyimpanan Suhu kamar (25-30°C) Suhu dipercepat (40°C) 0 12 F2 Menit 14 2 12 13 14 4 11 12 12 6 10 12 12 8 10 11 12 0 12 14 14 2 10 12 13 4 10 11 12 6 10 11 12 8 9 10 10 Minggu F1 F3 14 Hasil pengamatan waktu sediaan mengering menunjukan bahwa F3 dengan konsentrasi ekstrak 15% memiliki waktu sediaan mengering yang lebih cepat dibandingkan dengan F2 (12%) dan F1 (10%). sediaan masker gel peel off ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi yang berbeda selama 8 minggu mengalami penurunan dan semakin cepat waktu sediaan untuk mengering, waktu dan suhu penyimpanan sangat mempengaruhi waktu sediaan untuk mengering, penyimpanan pada suhu dipercepat lebih cepat mengering dibandingkan dengan suhu kamar. Adanya perbedaan waktu mengering diantara ketiga formula dapat disebabkan oleh pengaruh penambahan ekstrak, semakin banyak ekstrak yang ditambahkan maka semakin cepat waktu sediaan mengering. Hal ini mungkin dikarenakan oleh sedikitnya kandungan air yang terdapat pada formula yang memiliki konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi. Pengujian Aktivitas Bakteri Hasil uji aktivitas antibakteri sediaan masker gel peel off ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus menunjukkan adanya aktivitas penghentian pertumbuhan, hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran Lebar Daerah Hambat (LDH) yang terbentuk yaitu berupa zona bening yang terlihat disekitar kertas cakram yang mengandung masker gel peel off ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L) yang dapat dilihat pada Gambar dibawah ini. Gambar 1. Hasil uji aktivitas masker gel peel off ekstrak buah mengkudu terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Gambar tersebut menunjukan bahwa masker gel peel off ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi 15%,12% memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan pada konsentrasi 10% membentuk zona hambat paling kecil. Sedangkan pada basis tanpa ekstrak buah mengkudu tidak membentuk zona hambat. Terbentuknya zona hambat disekitar kertas cakram diduga karena ekstrak mengandung flavonoid dan tanin. Flavonoid dan tanin merupakan turunan fenol yang dapat menyebabkan denaturasi dan koagulasi protein sel bakteri. Turunan fenol berinteraksi dengan bakteri melalui proses adbsorbsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada konsentrasi tertentu terbentuk kompleks protein fenol dengan ikatan lemah dan segera mengalami penguraian yang diikuti penetrasi fenol ke dalam sel bakteri dan menyebabkan koagulasi protein sehingga membran sel bakteri mengalami lisis (Siswandono dan Soekardjo, 1995). Flavonoid juga bersifat bakteriostatik yang bekerja melalui penghambatan sintesis dinding sel bakteri (Soedibyo, 1998). Senyawa yang juga bertanggung jawab sebagai antibakteri yang terdapat pada ekstrak buah mengkudu adalah saponin. Menurut Dwidjoseputro (1994) menyatakan bahwa saponin memiliki molekul yang dapat menarik air atau hidrofilik dan molekul yang dapat melarutkan lemak atau lipofilik sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan. Hasil data pengamatan Lebar Daerah hambat dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Ulangan 1 2 3 4 5 Total perlakuan Ulangan Diameter Daerah Hambat Perlakuan (mm) K 10% 12% 15% K+ 2 4 8 25,7 1 6 6 24,6 2 6 8 24,0 2 5 7 25,4 1 6 8 23,7 8 27 37 123, 4 1,6 5,4 7,4 24,7 Berdasarkan hasil pengamatan dari data diatas ketiga formula memiliki efektivitas terhadap bakteri staphylococcus aureus. Formula 3 dengan konsentrasi ektrak buah mengkudu 15% adalah yang paling efektiv dengan Lebar Daerah Hambat rata-rata 7,4mm. Lebar daerah hambat masker gel peel off ekstrak buah mengkudu lebih kecil dibanding dengan lebar daerah hambat kontrol positifnya, sedangkan pada kontrol negatif yaitu tidak memberikan efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Nilai diameter daerah hambat yang diperoleh dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Berdasarkan analisis ragam terhadap Staphylococcus aureus memberikan hasil yang berbeda sangat nyata (p<0,01). Pada uji lanjut Duncan masker gel peel off ekstrak buah mengkudu F1, F2, dan F3 memiliki pengaruh yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, begitu juga terhadap kontrol positif dan kontrol negatif. Hal ini berarti bahwa pada masing-masing masker gel peel off ekstrak buah mengkudu memiliki lebar daerah hambat yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Buah Mengkudu dapat dibuat sediaan kosmetika berupa masker gel peel off antijerawat dan stabil pada penyimpanan suhu kamar (25oC-30 oC) dan suhu dipercepat (40 oC). 2. Semakin tinggi konsentrasi sediaan masker gel peel off ekstrak buah mengkudu, maka semakin besar efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. 3. Sediaan masker gel peel off ekstrak buah mengkudu, yang paling efektif sebagai antijerawat yaitu formula 3 dengan konsentrasi ekstrak buah mengkudu 15%. Saran Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dilakukan uji antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat lainnya seperti bakteri Propionibacterium acnes. DAFTAR PUSTAKA Bangun, A.P., B. Sarwono. 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Agro Media Pustaka. Jakarta. Dwidjoseputro, D. 1994. DasarDasar Mikrobiologi. Djamban. Jakarta. Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisik: Dasar-dasar Farmasi Fisik Farmasetik. Edisi Ketiga. Penerjemah: Yoshita. Jakarta:UI-Press. Hal. 11761182 O'Neil MJ Heckelman PE, Koch CB, Roman KJ, Kenny CM, D'Arecca MD, Editors, The Merck Index. 14th ed. New York : Merck Research Laboratories; 2006 Siswandono & B. Soekardjo. 1995. Kimia Medisinal. Erlangga. Surabaya Soedibyo, M. 1998. Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan. Balai Pustaka. Jakarta. Wasitaatmadja,S.M. 1997. Penuntun ilmu kosmetik medik. Jakarta: UI- Press. [SNI] standar nasional Indonesia 164399. 1996. Sediaan tabir surya. Jakarta : badan standarisasi nasional