KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WAKATOBI JUNI 2015

advertisement
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD
KABUPATEN WAKATOBI
TAHUN 2014
KOMISI PEMILIHAN UMUM
KABUPATEN WAKATOBI
JUNI 2015
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
KOMISI PEMILIHAN UMUM
KABUPATEN WAKATOBI
PENGESAHAN LAPORAN HASIL RISET
“Perilaku Memilih (voting behaviour)
Pada hari ini Selasa tanggal Tiga Puluh bulan juni tahun
Dua Ribu Lima Belas, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Wakatobi mengesahkan Hasil Laporan Riset dengan tema Perilaku
Memilih (voting behaviour).
Riset ini sah dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten
Wakatobi
untuk
menjadi
bahan
laporan
pertanggungjawaban.
KOMISI PEMILIHAN UMUM
KABUPATEN WAKATOBI
1. La Ode Suryono
Ketua
...... ............
2. Ahmad Sadik
Anggota
..................
3. La Ode Abdul Sufrin
Anggota
..................
4. Asinuru, SE., M.Si
Anggota
..................
5. Abdul Rajab, S.PdI, M.Pd
Anggota
..................
dan
i
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur Tim Penyusun panjatkan kepada Allah SWT,
karena aras rahmat dan karunia-Nya laporan hasil Riset dengan
tema ”Perilaku Pemilih (voting behaviour)” dapat terselesaikan
tepat waktu. Riset ini merupakan salah satu tema riset yang
diberikan oleh Komisi Pemilihan Umum kepada Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota.
Selesainya laporan hasil riset ini tidak terlepas dari kerja
keras Tim Riset yang terdiri dari Anggota dan Sekretariat KPU
Kabupaten Wakatobi, mulai dari tahapan persiapan, pengambilan
data di lapangan, pemgolahan data sampai dengan penyusunan
laporan ini. Terima kasih pula kepada masyarakat Kabupaten
Wakatobi
yang
menjadi
responden,
telah
dengan
ikhlas
meluangkan waktu menjawab/mengisi angket responden, jawaban
yang kami kumpulkan sangat membantu riset ini.
Tim Penyusun sadar bahwa mulai dari riset hingga
selesainya pembuatan laporan, banyak terjadi kekurangan, untuk
itu demi kesempurnaan diharapkan masukan dari para pembaca
laporan ini.
Wangi-Wangi, 30 Juni 2015
Tim Penyusun
ii
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
...........................................................
i
......................................................................
ii
DAFTAR TABEL ................................................................. iii
ABSTRAK
.......................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang ................................................................
1
1.2.
Permasalahan ..................................................................
2
1.3.
Tujuan Riset ...................................................................
3
1.4.
Manfaat Riset ...................................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Konsep Perilaku Politik ..................................................
5
2.2.
Pendekatan Dalam Perilaku Pemilih ................................ 13
2.3.
Jenis-Jenis Pemilih ........................................................ 16
2.4.
Pemilihan Umum ........................................................... 18
2.5.
Hasil Pemilihan Umum DPRD Kabupaten
Wakatobi Tahun 2014 ..................................................... 21
BAB III METODE RISET
3.1.
Metode Riset .................................................................... 24
3.2.
Teknik Pengumpilan Data ............................................... 25
iii
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
3.3.
Teknik Analisa Data ........................................................ 27
3.4.
Waktu dan Tempat .......................................................... 27
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
4.1.
Data Responden .............................................................. 29
4.2.
Jawaban Responden ....................................................... 32
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan .................................................................... 42
5.2.
Saran .............................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4.1. Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Wakatobi ........... 21
Tabel 2.2.2. Distribusi Calon Anggota DPRD Kabupaten
Wakatobi Tiap Partai Politik Berdasarkan
Jenis Kelamin ......................................................... 22
Tabel 2.2.3. Perolehan Suara dan Perolehan Kursi Peserta
Pemilihan Umum Tahun 2014 untuk Anggota
DPRD Kabupaten Wakatobi ..................................... 23
Tabel 2.2.4. Persentase Pertisipasi Pemilih ................................. 23
Tabel 4.1.1. Data Responden Berdasarkan Usia.......................... 29
Tabel 4.1.2. Data Responden Berdasarkan Agama ...................... 29
Tabel 4.1.3. Data Responden Berdasarkan Pendidikan ............... 30
Tabel 4.1.4. Data Responden Berdasarkan Pekerjaan ................. 31
Tabel 4.1.5. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......... 31
Tabel 4.2.1. Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.1 ..... 32
Tabel 4.2.2. Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.2 ..... 32
Tabel 4.2.3. Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.3 ..... 33
Tabel 4.2.4. Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.4 ..... 34
Tabel 4.2.5. Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.4
Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................ 35
Tabel 4.2.6. Jawaban Responden Terhadap Pertantaan No.4
Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 36
v
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Tabel 4.2.7. Jawaban Responden Terhadap Pertantaan No.4
Jenis Pekerjaan ...................................................... 37
Tabel 4.2.8. Jawaban Responden Terhadap Pertantaan No.5 ..... 38
Tabel 4.2.9. Jawaban Responden Terhadap Pertantaan No.6 ..... 39
Tabel 4.2.10.Jawaban Responden Terhadap Pertantaan No.2 .... 40
Tabel 4.2.11.Jawaban Responden Terhadap Pertantaan No.2 .... 41
vi
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
ABSTRAK
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Wakatobi memcoba
melakukan riset tentang Perilaku Memilih (Voting Behaviour) pada
Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014 yang menjadi salah satu
tema riset tentang partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum
dimana dalam riset ini di khususkan pada Pemilihan DPRD
Kabupaten Wakatobi. Ada tiga pertanyaan penting menyangkut
perilaku memilih dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten
Wakatobi terutama dalam memilih calon anggota DPRD
Kabupaten Wakatobi. Pertama, apa alasan pemilih
ketika
memutuskan
ikut
berpartisipasi
dalam Pemilihan Umum?
Kedua, apa yang menjadi pertimbangan bagi pemilih dalam
menentukan pilihannya terhadap calon yang ada dalam Daftar
Calon Tetap DPRD Kabupaten Wakatobi? Dan Ketiga, apakah
menerima hasil Pemilihan Umum terutama Anggota DPRD
Kabupaten Wakatobi?
Riset ini dilaksanakan dengan tujuan: Pertama, untuk
mendeskripsikan alasan pemilih
dalam berpartisipasi pada
Pamilihan Umum Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Wakatobi.
Kedua, untuk mendeskripsikan hal yang mempengaruhi perilaku
pemilih dalam memilih dan mendapatkan gambaran yang
komprehensif terhadap alasan individu dalam menentukan pilihan
terhadap calon Anggota DPRD Kabupaten Wakatobi.
Hasil riset ini menunjukan Masyarakat Kabupaten
Wakatobi dalam memilih sebagian besar sadar akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara. Dari tiga fariasi responden
(tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan jenis kelamin), diketahui
bahwa jenis pekerjaan cukup signifikan mempengaruhi
masyarakat dalam menentukan pilihannya dibanding dengan
tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Dalam memilih anggota
DPRD Kabupaten Wakatobi, sebahagian besar masyarakat
pilihanya dipengaruhi oleh figur calon dibanding dengan pemilih
yang dipengaruhi pilihanya untuk memilih partai politik. Masih
ditemukannya mayarakat yang memilih kerena dipengaruhi oleh
hal-hal yang tidak rasional atau memilih karena dipengaruhi halhal tertentu seperti karena mendapatkan imbalan. Masyarakat
Kabupaten Wakatobi umumnya menerima dan mempercayai hasil
Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014, ini tidak terlepas dari
kinerja Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Wakatobi.
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setelah berlangsung Pemilu 2009, politik menjadi menarik
dan
banyak
menyita
perhatian
dari
berbagai
kalangan.
Demokratisasi di Indonesia, ditandai lahirnya sistem multipartai.
Sistem multipartai adalah sistem kepartaian yang memiliki
banyak partai. Dalam proses demokratisasi, rakyat dipandang
sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi. Hal itu dilaksanakan
melalui pemilihan umum dimana rakyat memilih langsung orang
yang akan duduk memimpin pemerintahan sesuai dengan periode
yang berlaku.
Berawal dari Pemilihan Umum tahun 2004 sampai pada
tiga
kali
aman,
pemilihan
jujur
Presiden dinilai
terlaksana
dengan
dan adil. Pemilu yang dilaksanakan secara
langsung dengan memilih kandidat- kandidat baik dari calon
legislatif
kepada
maupun
rakyat
calon
untuk
eksekutif,
memilih
memberikan kebebasan
sendiri
kandidatnya. Hal ini
sudah pasti sangat mempengaruhi perilaku pemilih dalam
menentukan pilihannya.
Berlanjut pada Pemilihan Umum legislatif dan Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014, kebebasan
2
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
memilih dan berdekmorasi semakin dirasakan oleh pemilih yang
betul-betul
memanfaatkan
momen
pelaksanaan
kedaulatan
rakyat. Corak dan karakteristik pemilih mulai terlihat beragam,
alasan untuk memilih kandidat atau calon sudah terlihat jelas
bahwa banyak faktor yang mempengaruhi.
Rasionalitas
pemilih
mulai
berfariasi
dan
sangat
mempengaruhi partisipasi dalam memilih. Hal inilah yang menjadi
persoalan yang belum banyak diungkap dan sebagian menjadi
ruang gelap yang terus menyisakan pertanyaan.
Untuk itu Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Wakatobi
memcoba melakukan riset tentang Perilaku Memilih (Voting
Behaviour) pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014 yang
menjadi salah satu tema riset tentang partisipasi pemilih dalam
Pemilihan Umum dimana dalam riset ini di khususkan pada
Pemilihan DPRD Kabupaten Wakatobi.
1.2. Permasalahan
Ada
memilih
terutama
tiga
pertanyaan
penting
menyangkut
perilaku
dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Wakatobi
dalam
memilih
calon
anggota
Wakatobi. Pertama, apa alasan pemilih
DPRD
ketika
Kabupaten
memutuskan
ikut berpartisipasi dalam Pemilihan Umum? Kedua, apa yang
3
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
menjadi
pertimbangan
bagi
pemilih
dalam menentukan
pilihannya terhadap calon yang ada dalam Daftar Calon Tetap
DPRD Kabupaten Wakatobi? Dan Ketiga, apakah menerima hasil
Pemilihan Umum terutama Anggota DPRD Kabupaten Wakatobi?
1.3. Tujuan Riset
Riset ini dilaksanakan dengan tujuan: Pertama, untuk
mendeskripsikan alasan pemilih
dalam berpartisipasi pada
Pamilihan Umum Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Wakatobi.
Kedua, untuk mendeskripsikan hal yang mempengaruhi
perilaku pemilih dalam memilih dan mendapatkan gambaran yang
komprehensif
terhadap
alasan
individu
dalam
menentukan
pilihan terhadap calon Anggota DPRD Kabupaten Wakatobi.
1.4. Manfaat Riset
a. Manfaat akademik
-
Sebagai
bahan
informasi
ilmiah
untuk
mengetahui
perilaku memilih dalam Pemilihan Umum legislatif Tahun
2014 di Kabupaten Wakatobi.
-
Memperkaya
khasanah
kajian
tentang
hal-hal
yang
mempengaruhi partisipasi pemilih dan mengetahui alasan
pemilih menentukan pilihannya dalam Pemilihan Umum
4
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
legislatif khususnya untuk Pemilihan Anggota DPRD
Kabupaten Wakatobi.
-
Menjelaskan fenomena sosial politik yang ada.
b. Manfaat praktis
-
Sebagai bahan untuk membantu para pelaku politik, dan
sumbangan pemikiran dalam memperkokoh demokrasi.
-
Hasil riset ini nantinya diharapkan dapat menjadi rujukan
dalam penelitian terkait Perilaku Pemilih ditempat lain.
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Konsep Perilaku Politik
2.1.1. Perilaku Politik
Perilaku politik pada umumnya ditentukan oleh faktor
internal dari individu
itu sendiri
seperti
idealisme. Tingkat
kecerdasan, kehendak hati dan oleh faktor eksternal (kondisi
lingkungan) seperti kehidupan beragama, sosial, politik, ekonomi,
dan
sebagainya
yang
mengelilinginya.
Ramlan
Surbakti1
mengemukakan bahwa perilaku politik adalah kegiatan yang
berkenaan
dengan
proses
pembuatan
keputusan
politik.
Perilaku politik merupakan salah satu unsur atau aspek perilaku
secara
umum,
perilaku-perilaku
disamping
lain
perilaku
seperti
politik,
perilaku
masih
terdapat
organisasi,
perilaku
budaya, perilaku konsumen/ekonomi, perilaku keagamaan dan
lain sebagainya.
Menurut Jack C. Plano Perilaku dapat dipahami sebagai
pikiran atau tindakan manusia yang berkaitan dengan proses
pemerintahan. Dalam hal ini yang termasuk perilaku politik
adalah tanggapan-tanggapan internal (pikiran, persepsi, sikap,
dan
1
keyakinan)
dan
juga
tindakan-tindakan
Ramlan Surbakti. Memahami Ilmu Politik. 2010 hal. 167
yang
nampak
6
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
(pemungutan suara, gerak protes, lobi, kaukus dan kampanye).2
Jadi perilaku tidak hanya diartikan sebagai pemikiran ataupun
tanggapan yang bersifat abstrak, tapi juga sebagai tindakantindakan dari pelaku politik tertentu.
Sementara itu menurut Afan Gaffar, perilaku politik secara
teoritis dapat dilihat dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan
sosiologis,
pendekatan
psikologis,
dan
pendekatan
politik
rasional.3 Pendekatan rasional berkaitan erat dengan ekonomi
masyarakat. Dimana yang menjelaskan bahwa perilaku memilih
individu terkait dengan pertimbangan apa yang diperolehnya jika
ikut memberikan suara pada pemilu presiden dan wakil presiden
maupun pemilukada gubernur, walikota dan bupati. Dalam hal
ini pemilih cenderung akan memilih kandidat yang menawarkan
solusi paling menarik untuk menyelesaikan persoalan ekonomi
seperti
pengangguran,
kesejahteraan
sosial,
pendidikan,
pendapatan dan lain-lain.
2.1.2. Partisipasi Politik
Dalam analisa moderen, partisipasi politik merupakan
suatu masalah yang penting dan benyak dipelajari terutama
dalam hubungannya dengan negara-negara berkembang. Pada
awalnya studi mengenai partisipasi politik hanya memfokuskan
diri pada partai politik sebagai pelaku utama, akan tetapi dengan
2
3
Jack C. Plano E. Riggs dan Helena, S. Robbin, 1985, Kamus Analisa Politik, tahun 1985 hal. 280
Afan Gaffar. 1992. Javanesa Voters: A Case Study Of Election Under A Hegemonis Part
Sytem. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
7
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
berkembangnya demokrasi, banyak muncul kelompok masyarakat
yang juga ingin berpartisipasi dalam bidang politik khususnya
dalam hal pengambilan keputusan-keputusan mengenai kebijakan
umum.4
Secara umum dapat dikatakan bahwa partisipasi politik
adalah seorang atau kelompok orang untuk ikut secara aktif
dalam kehidupan politik.
Harbert McClosky berpendapat bahwa partisipasi politik
adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui
mana
mereka
mengambil
bagian
dalam
proses
pemilihan
penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses
pembentukan kebijakan umum.5
Partisipasi sebagai suatu bentuk kegiatan dibedakan atas
dua bagian yaitu:7
1.
Partisipasi aktif, yaitu kegiatan yang berorientasi pada output
dan input politik. Yang termasuk dalam pertisipasi aktif
adalah, mengajukan usul mengenai suatu kebijakan yang
dibuat pemerintah, mengajukan kritik dan perbaikan untuk
meluruskan
kebijakan,
membayar
pajak
dan
memilih
pemimpin pemerintahan.
2.
Partisipasi pasif, yaitu kegiatan yang hanya berorientasi pada
output politik. Pada masyarakat yang termasuk kedalam jenis
partisipasi
4
5
ini
hanya
menuruti
segala
kebijakan
dan
Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2008.
Hal 367
Miriam Budiarjo ibid.
Surbakti, Op.cit., hal. 141
7 Ramlan
8
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
peraturan
yang
dikeluarkan
oleh
pemerintah
tanpa
partisipasi
politik
mengajukan kritik dan usulan perbaikan.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
seorang adalah
1.
Kesadaran
politik,
yaitu
kesadaran
akan
hak
dan
kewajibannya sebagai warga negara.
2.
Kepercayaan politik, yaitu sikap dan kepercayaan orang
tersebut terhadap pemimpinnya.
Berdasarkan dua faktor tersebut, terdapat empat tipe
partisipasi politik yaitu:8
1.
Partisipasi
politik
aktif
jika
memiliki
kesadaran
dan
memiliki
kesadaran
dan
kepercayaan politik yang tinggi.
2.
Partisipasi
politik
apatis
jika
kepercayaan politik yang rendah.
3.
Partisipasi politik pasif jika memiliki kesadaran politik
rendah, sedangkan kepercayaan politiknya tinggi.
4.
Partisipasi politik militant radikal jika memiliki kesadaran
politik tinggi, sedangkan kepercayaan politiknya rendah.
8Ramlan
Surbakti, Ibid., hal 143
9
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
2.1.3. Perilaku Pemilih
Pemilih diartikan sebagai semua pihak yang menjadi
tujuan utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan
yakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan suaranya
kepada kontestan yang bersangkutan.9
Perilaku pemilih merupakan tingkah laku seseorang dalam
menentukan pilihannya yang dirasa paling disukai atau paling
cocok.
Secara
umum
teori
tentang
perilaku
memilih
dikategorikan kedalam dua kubu yaitu; Mazhab Colombia
dan
Mazhab Michigan dalam Fadillah. Mazhab Colombia menekankan
pada factor sosiologis dalam membentuk perilaku masyarakat
dalam
menentukan
pilihan
di
pemilu.
Model
ini
melihat
masyarakat sebagai satu kesatuan kelompok yang bersifat vertikal
dari tingkat yang terbawah hingga yang teratas. Penganut
pendekatan
ini percaya bahwa masyarakat terstruktur oleh
norma-norma
dasar
social
yang
berdasarkan
pengelompokan sosiologis seperti agama, kelas (status
atas
sosial),
pekerjaan, umur, jenis kelamin dianggap mempunyai peranan
yang cukup menentukan dalam membentuk perilaku memilih.
Oleh karena itu preferensi pilihan terhadap suatu partai politik
merupakan suatu produk dari karakteristik sosial individu yang
bersangkutan.10
Firmanzah, Marketing Politik. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. 2007. Hal. 102.
9
10
Afan Gaffar. 1992. Javanesa Voters: A Case Study Of Election Under A Hegemonis Part
Sytem. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
10
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Kelemahan mazhab ini antara lain;
a.
Sulitnya mengukur indikator secara tetap tentang kelas dan
tingkat pendidikan karena kemungkinan konsep kelas dan
pendidikan berbeda antara negara satu dengan lainnya;
b.
Norma
sosial
tidak
menjamin
seseorang
menentukan
pilihannya tidak akan menyimpang.
Mazhab Michigan menekankan pada factor psikologis
pemilih
artinya
penentuan
pemilihan
masyarakat
banyak
dipengaruhi oleh kekuatan psikologis yang berkembang dalam
dirinya yang merupakan akibat dari proses sosialisasi politik.
Sikap dan perilaku pemilih ditentukan oleh idealisme,tingkat
kecerdasan, factor biologis, keinginan dan kehendak hati.11
2.1.4. Karakteristik Pemilih
a.
Terdapat
beberapa
daerah/wilayah
yang
merupakan
kumpulan komunitas masyarakat yang terbentuk atas dasar
sistim kekerabatan dan paguyuban berdasarkan keturunan
dan yang menjadi pemuka masyarakat tersebut berasal dari
keluarga atau kerabat asli keturunan dari orang yang
dipandang
terkemuka
dari
segi
sosial
ekonomi
atau
terkemuka karena ketokohannya, sehingga warga masyarakat
seringkali
menyandarkan
pemuka/tokoh
11
Ibid hal : 6
diri
masyarakat
dan
sikapnya
tersebut.
terhadap
Sikap
ini
11
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
mencerminkan adanya dominasi ketokohan yang berperan
untuk menentukan sikap dan perilaku serta orientasi warga
bergantung pada pemuka masyarakat tersebut.
Paternalisme sikap dan perilaku warga masyarakat secara
turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya tidak
pernah berubah, meskipun terdapat berbagai perubahan
dalam kondisi sosial ekonomi, namun hal tersebut tidak
menjadi faktor yang mempengaruhi adanya perubahan social
budaya
masyarakat
melakukan
setempat.
perubahan
sikap
Kecenderungan
dan
perilaku
untuk
masyarakat
dalam berbagai kehidupan sosial ekonomi, sosial politik
maupun sosial budaya, terbatas
pada adanya sistem ide
atau gagasan dari pemuka masyarakat untuk memodifikasi
sistem sosial dan sistem budaya yang sudah mapan dalam
kehidupan masyarakat
masyarakat. Faktor
dengan
kondisi
dan
dinamika
menjadi kendala bagi kandidat atau
calon legislatif untuk menerobos masuk ke dalam komunitas
masyarakat tersebut dalam rangka sosialisasi atau sekedar
silaturahmi. Jika calon legislatif berhasil masuk ke dalam
komunitas
masyarakat
tersebut,
hanya
sebatas
etika
pergaulan masyarakat yaitu menerima setiap tamu yang
bersilaturahmi,
tetapi
tidak
akan
mengikuti
apa
yang
diinginkan oleh kandidat/calon legislatif yang bersangkutan.
12
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
b.
Ikatan primordialisme keagamaan dan etnis menjadi salah
satu alasan penting dari masyarakat dalam menyikapi
terhadap elektabilitas calon legislatif. Jika seorang kandidat
memiliki latar belakang ikatan primordialisme yang sama
dengan ikatan primordialisme masyarakat, maka hal tersebut
menjadi alternatif pilihan masyarakat. Ikatan emosional
tersebut menjadi pertimbangan penting bagi masyarakat
untuk menentukan pilihannya. Ikatan emosional masyarakat
tidak hanya didasarkan atas sistim kekerabatan
akan
asal
tetapi
agama
menjadi pengikat
semata,
ikatan emosional,
daerah atau tempat tinggal, ras/suku, budaya, dan
status sosial ekonomi,
sosial budaya juga menjadi unsur
penting dalam ikatan emosional komunitas masyarakat
tertentu.
Hal
masyarakat
di
tersebut
daerah
terlihat
pada
pemilihan,
basis
komunitas
daerah/wilayah
atau
kantong-kantong basis massa yang ditandai dengan adanya
simbol-simbol
sekaligus
partai
sebagai
yang
pertanda
memberikan
bahwa
di
gambaran
wilayah
dan
tersebut
merupakan kantong basis massa partai tertentu.
c.
Komunitas masyarakat yang heterogen cenderung lebih
bersifat rasional, pragmatis, tidak mudah untuk dipengaruhi,
terkadang memiliki sikap ambivalen, berorientasi ke materi.
Sikap dan pandangan untuk memilih atau tidak memilih
13
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
dalam proses politik lebih besar, sehingga tingkat kesadaran
dan
partisipasi
politiknya
ditentukan
oleh
sikap
dan
pandangan individu yang bersangkutan, tidak mudah untuk
dipengaruhi oleh tokoh atau ikatan tertentu. Kondisi sosial
masyarakat
pada
strata
demikian
diperlukan
adanya
kandidat atau calon yang memiliki kapabilitas yang tinggi
baik dari aspek sosiologis (memiliki kemampuan untuk
mudah
beradaptasi
dengan
kelompok
masyarakat
dan
mampu mempengaruhi sikap dan komunitas masyarakat
tersebut), atau popularitas dan reputasi tinggi pada kelompok
masyarakat tersebut. Jika hal tersebut mampu dilakukan
oleh seorang kandidat, maka sangat terbuka perolehan suara
pemilih didapat dari komunitas masyarakat tersebut.
2.2. Pendekatan Dalam Perilaku Memilih
Perilaku pemilih dapat dianalisis dengan tiga pendekatan
yaitu:12
1) Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologis sebenarnya berasal dari Eropa,
kemudian di Amerika dan pendidikan Eropa. Karena itu, ada yang
menyebutnya sebagai model sosiologi politik Eropa. David Denver,
ketika menggunakan pendekatan ini untuk menjelaskan perilaku
pemilih masyarakat Inggris, menyebut model ini sebagai social
determinatims approach.
12
Muhammad Asfar. Pemilu dan Perilaku Memilih 1955-2004 .Pustaka Eureka.
14
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Pendekatan
ini
pada
dasarnya
menjelaskan
bahwa
karakteristik sosial dan pengelompokan-pengelompokan sosial
mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan
perilaku pemilih seseorang. Karakteristik sosial (seperti pekerjaan,
pendidikan dsb) dan karakteristik atau latar belakang sosiologis
(seperti agama, wilayah, janis kelamin, umur dsb) merupakan
faktor penting dalam menentukan pilihan politik. Pendek kata,
pengelompokan sosial seperti umur (tua-muda); jenis kelamin
(laki-perempuan); agama dan semacamnya dianggap mempunyai
peranan
yang
cukup
menentukan
dalam
membentuk
pengelompokan sosial sebagai cara formal seperti keanggotaan
dalam
organisasi-organisasi
profesi;
maupun
keagamaan,
pengelompokan
organisasi-organisasi
informal
seperti
keluarga,
pertemanan ataupun kelompok-kelompok kecil lainya, merupakan
sesuatu yang sangat vital dalam memahami perilaku politik
seseorang, karena kelompok-kelompok inilah yang mempunyai
peranan besar dalam membentuk sikap, persepsi dan orientasi
seseorang.
2) Pendekatan Psikologis
Pendekatan
Psikologis
merupakan
fenomena
Amerika
Serikat karena dikembangkan sepenuhnya oleh Amerika Serikat
melalui Survey Research Center di Universitas Michegan. Pelopor
utama pendekatan ini adalah Angust Campbell.
15
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Pendekatan ini menggunkan dan mengembangkan konsep
psikologi
terutama
konsep
sosialisasi
dan
sikap
menjelaskan
perilaku
pemilih.
Variabel-variabel
dihubungkan
dengan
perilaku
memilih
kalau
itu
ada
untuk
dapat
proses
sosialisasi. Oleh karena itu, menurut pendekatan ini sosialisasilah
sebenarnya yang menentukan perilaku memilih (politik) seseorang.
Penganut pendekatan ini menjelaskan sikap seseorang
sebagai refleksi dari kepribadian seseorang merupakan variabel
yang cukup menentukan dalam mempengaruhi perilaku politik
seseorang itu, pendekatan psikologis menekankan pada tiga aspek
psikologis sebagai kajian utama yaitu ikatan emosional pada
suatu partai politik, orientasi terhasap isu-isu dan orientasi
terhadap kandidat.
3)
Pendekatan Rasional
Penggunaan
pendekatan
rasional
dalam
menjelaskan
perilaku pemilih oleh ilmuwan politik sebenarnya diadaptasi dari
ilmu ekonomi. Mereka melihat adanya analogi antara pasar
(ekonomi) dan perilaku memilih (politik). Apabila secara ekonomi
masyarakat dapat bertindak secara rasional, yaitu menekan
ongkos sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya,
masyarakat
memberikan
akan
suara
maka
dapat
ke
dalam
perilaku
bertindak
OPP
yang
politikpun
maka
rasional,
yakni
secara
dianggap
mendatangkan
keuntungan yang sebesar-besarnya dan menekan kerugian.
16
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
2.2. Jenis-Jenis Pemilih13
1) Pemilih Rasional
Pemilih utamakan kemampuan ini memiliki orientasi yang
tinggi terhadap policy Problem Solving
dan berorientasi rendah
untuk faktor ideologi. Pemilih dalam hal ini mengutamakan
kepentingan partai politik atau calon peserta pemilu dengan
program kerjanya, mereka melihat program kerja tersebut melalui
kinerja partai atau kontestan dimasa lampau, dan program
tawaran yang ditawarkan sang calon atau partai politik dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang terjadi.
Pemilih jenis ini memiliki ciri khas yang tidak begitu
mementingkan ikatan Ideologi kepada satu partai politik atau
seorang kontestan. Hal yang terpenting bagi pemilih jenis ini
adalah apa yang bisa (dan yang telah) dilakukan oleh sebuah
partai atau seorang kontestan pemilu.
2) Pemilih Kritis
Proses untuk menjadi pemilih jenis ini bisa terjadi melalui
2 hal yaitu pertama,
jenis pemilih ini menjadikan nilai ideologi
sebagai pijakan untuk menentukan kepada partai atau kontestan
mana mereka akan berpihak dan selanjutnya mereka akan
mengkritisi kebijakan yang akan atau yang telah dilakukan.
Kedua, bisa juga terjadi sebaliknya dimana pemilih tertarik dulu
dengan program kerja yang ditawarkan sebuah partai/kontestan
13
Agung Wibawanto. Menangkan Hati dan Pikiran Rakyat. Yogyakarta.
17
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
baru kemudian mencoba memahami nilai-nilai dan faham yang
melatarbelakangi pembuatan sebuah kebijakan. Pemilih jenis ini
adalah
pemilih
yang
kritis,
artinya
mereka
akan
selalu
menganalisis antara sistem partai ideologi dengan kebijakan yang
dibuat.
3) Pemilih Tradisional
Pemilih jenis ini memiliki orientasi ideologi yang sangat
tinggi dan tidak terlalu melihat kebijakan partai politik atau
seorang kontestan sebagai suatu yang penting dalam pengambilan
keputusan. Pemilih tradisional sangat mengutamakan kedekatan
sosial-budaya, nilai, asal-usul, faham dan agama sebagai ukuran
untuk memilih sebuah partai politik atau kontestan pemilu.
Kebijakan seperti yang berhubungan dengan masalah ekonomi,
kesejahteraan, pendidikan dll, dianggap sebagai prioritas kedua.
Pemilih
jenis
ini
sangat
mudah
dimobilisasi
selama
masa
kampanye, pemilih jenis ini memiliki loyalitas yang sangat tinggi.
Mereka menganggap apa saja yang dikatakan oleh seorang
kontestan pemilu atau partai politik yang merupakan suatu
kebenaran yang tidak bisa ditawar lagi.
4) Pemilih Skeptis
Pemilih jenis ini tidak memiliki orientasi ideologi yang
cukup tinggi dengan sebuah partai politik atau kontestan pemilu,
pemilih ini juga tidak menjadikan sebuah kebijakan menjadi suatu
18
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
hal penting. Kalaupun mereka berpartisipasi dalam pemilu,
biasanya mereka melakukannya secara acak atau random. Mereka
berkeyakinan bahwa siapapun yang menjadi pemenang dalam
pemilu, hasilnya sama saja, tidak ada perubahan yang berarti
yang dapat terbagi bagi kondisi Daerah/Negara.
Setelah melihat beberapa jenis pemilih, para kontestan
pemilu nanti harus bisa memahami segala jenis pemilih dan
berusaha merebut suara pemilih tersebut, yaitu tentunya melalui
kampanye. Karena dengan memahami jenis pemilih yang ada,
kemungkinan untuk memenangkan pemilu menjadi semakin kuat.
Mereka harus mampu meraih suara dari setiap jenis pemilih yang
ada. Untuk itu mereka pada umumnya membutuhkan dukungan
dari tokoh-tokoh ataupun hal-hal yang membuat setiap jenis
pemilih diatas mau mendukung mereka dalam pemilu nanti.
2.3. Pemilihan Umum
Pemilihan umum (disebut Pemilu) adalah proses memilih
orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatanjabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil
rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa.
Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses
mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas,
walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan.
19
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi
rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan
kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan
lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara
demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan
umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakai
oleh para kandidat atau politikus selaku komunikator politik.
Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut
konstituen,
dan
kepada
merekalah
para
peserta
Pemilu
menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa
kampanye.
Kampanye
dilakukan
selama
waktu
yang
telah
ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.
Setelah
pemungutan
suara
dilakukan,
proses
penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan
main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah
ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke
para pemilih. 14
Pemilu Adalah pemilihan umum.Menurut UU No.8 tahun
2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. Dalam pasal 1 angka 1 disebutkan pemilihan umum,
selanjutnya
disebut
pemilu,
adalah
sarana
pelaksanaan
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik
14
wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum)
20
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang -Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengertian dalam undang
– undang ini juga sama persis dengan UU.No. 15 tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Pemilu.
Karena Pemilu menentukan masa depan suatu bangsa
maka dalam pelaksanaannya juga terdapat asas – asas yang
memuat prinsip pemilu. Asas ini meliputi langsung, umum, bebas,
rahasia jujur, dan adil (terdapat dalam pasal 2 UU No.8 tahun
2012
dan
UUNo.15
tahun
2011
).
Meski
dasar
–
dasar
pelaksanaan Pemilu terdapat dalam undang – undang namun
dalam prakteknya masih banyak terjadi penyimpangan, misalnya
suap bagi para calon pemilih.
Pemilu diselengarakan dengan tujuan untuk memilih wakil
rakyat dan wakil daerah, serta untuk membentuk pemerintahan
yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam
rangka mewujudkan tujuan nasional sebagai mana diamanatkan
dalam UUD 1945.
Pemilihan Umum 2014 merupakan pemilu yang ke-11
dalam dinamika pesta demokrasi di Indonesia untuk pemilihan
anggota Legisatif.
Dalam undang-undang pemilihan umum terbaru yaitu UU
Nomor 8 Tahun Tahun 2012, ambang batas parlemen untuk DPR
ditetapkan sebesar 3,5%, naik dari Pemilu 2009 yang sebesar
2,5%. Dalam UU Nomor 8 Tahun 2012, pada awalnya ditetapkan
21
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
bahwa ambang batas parlemen sebesar 3,5% juga berlaku untuk
DPRD. Akan tetapi, setelah digugat oleh 14 partai politik,
Mahkamah Konstitusi kemudian menetapkan ambang batas 3,5%
tersebut hanya berlaku untuk DPR dan ditiadakan untuk DPRD.15
2.4. Hasil
Pemilihan
Umum
Legislatif
DPRD
Kabupaten
Wakatobi Tahun 201416
Kabupaten Wakatobi, dengan jumlah penduduk tahun
2013 sebanyak 111.263 jiwa, dalam Pemilihan Umum Legislatif
tahun 2014, untuk memilih 25 orang anggota DPRD Kabupaten
Wakatobi dibagi dalam 5 daerah pemilihan, dimana jumlah kursi
tiap daerah pemilihan berdasarkan kuota jumlah penduduk.
Daerah Pemilihan DPRD kabupaten Wakatobi
pada Pemilihan
Umum Tahun 2014 sebagai berikut :
Tabel 2.1. Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Wakatobi.
Daerah Pemilihan
Wakatobi 1
Wakatobi 2
Wakatobi 3
Wakatobi 4
Wakatobi 5
-
Kecamatan
Wangi-Wangi
Wangi-Wangi Selatan
Kaledupa
Kaledupa Selatan
Tomia
Tomia Timur
Binongko
Togo Binongko
Jumlah
Sumber: KPU Kabupaten Wakatobi.
15
16
Nia Siti Ratnasari Tag Archives: pemilu menurut para ahli
https://niasrs.wordpress.com/tag/pemilu-menurut-para-ahli/
Data KPU Kabupaten Wakatobi, Pemilu Legislatif Tahun 2014.
Jumlah Kursi
6
7
4
4
4
22
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Dari 12 partai politik peserta Pemilihan Umum Legislatif
tahun 2014, jumlah calon tetap untuk anggota DPRD Kabupaten
Wakatobi sebanyak 263 yang terdiri dari 147 laki-laki dan 116
calon perempuan. Selanjutnya rincian calon sebagai berikut :
Tabel 2.2. Distribusi Calon Anggota DPRD Kabupaten Wakatobi
Tiap Partai Politik Berdasarkan Jenis Kelamin.
PARTAI POLITIK
PARTAI NASDEM
PARTAI KEBANGKITAN BANGSA
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
PARTAI PDI PERJUANGAN
PARTAI GOLONGAN KARYA
PARTAI GERINDRA
PARTAI DEMOKRAT
PARTAI AMANAT NASIONAL
PARTAI PERSATUAN
PEMBANGUNAN
PARTAI HATI NURANI RAKYAT
PARTAI BULAN BINTANG
PARTAI PKP INDONESIA
JUMLAH
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
TOTAL
12
13
14
14
14
14
13
14
14
11
11
10
11
11
11
10
10
10
23
24
24
25
25
25
23
24
24
14
8
3
147
10
7
4
116
24
15
7
263
Sumber: KPU Kabupaten Wakatobi.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Kabupaten
Wakatobi, dalam Pemilihan Umum Legislatif 2014, partai politik
yang memperoleh kursi terbanyak untuk DPRD Kabupaten
Wakatobi adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Secara berturut-turut perolehan suara dan perolehan kursi partai
politik untuk DPRD Kabupaten Wakatobi terlihat pada tabel
berikut :
23
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Tabel 2.3. Perolehan Suara dan Perolehan Kursi Peserta Pemilihan
Umum Tahun 2014 untuk Anggota DPRD kabupaten Wakatobi.
No.
Partai Politik
1.
Partai Nasdem
2.
Partai Kebangkitan Bangsa
3.
Partai Keadilan Sejahtera
4.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
5.
Partai Golkar
6.
Partai Gerindra
7.
Partai Demokrat
8.
Partai Amanat Nasional
9.
Partai Persatuan Pembangunan
10.
Partai hati Nurani Rakyat
11.
Partai Bulan Bintang
12.
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
Sumber: KPU Kabupaten Wakatobi.
Jumlah
Suara
Jumlah
Kursi
1.429
3.125
3.287
16.539
3.179
3.926
3.852
11.660
2.155
4.557
963
415
0
1
0
8
1
1
2
7
1
4
0
0
Pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014, jumlah
pemilih terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap sebanyak 80.378
pemilih
dimana
partisipasi
pemilih
di
kabupaten
wakatobi
sebanyak 67,3%. Persentase ini menurun dibanding dengan
persentase Pemilihan Umum legislatif sebelumnya.
Berikut tabel persentase partisipasi pemilih di Kabupaten
Wakatobi pada tiga kali Pemilihan Umum Legislatif.
Tabel 2.4. Persentase Partisipasi Pemilih.
No.
1.
2.
3.
Tahun
2004
2009
2014
Sumber: KPU Kabupaten Wakatobi.
Jumlah DPT
56.112
71.872
80.378
Persentase
........
72,6%
67,3%
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
BAB III
METODE RISET
3.1. Metode Riset
Metode
yang digunakan dalam riset ini adalah
dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif
kualitatif adalah bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya
persepsi motivasi, dan lainnya secara menyeluruh
perilaku,
dan dengan
cara diskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.
Karena
merupakan
kajian
kualitatif,
riset
ini
menggunakan individu sebagai unit analisis, yakni pemilih yang
ikut memilih pada Pemilu Legislatif tahun 2014.
Sumber data dalam riset ini adalah :
1.
Data Primer adalah adalah data yang diperoleh melalui studi
lapangan
dengan
menggunakan
teknik
penyebaran
angket/kuisioner dan wawancara. Dalam pelaksanaan teknik
ini, pelaksana riset mengumpulkan data melalui komunikasi
langsung
dengan
para
responden
dan
menggunakan
beberapa alat untuk membantu dalam riset diantaranya alat
tulis dan alat dokumentasi serta alat perekam. Adapun
25
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
masyarakat
yang
diwawancarai
adalah
pemilih
yang
menggunakan hak pilih pada Pemilihan Umum tahun 2014.
2.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi
kepustakaan yang berupa buku, dokumen, hasil penelitian
yang terkait dengan riset.
3.2. Teknik pengumpulan data
Berdasarkan jenisnya riset ini bersifat kualitatif, maka teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1.
Wawancara mendalam
Wawancara mendalam adalah metode data dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis/lisan untuk dijawab
secara tertulis/lisan kepada informan yang bertujuan untuk
memperoleh keterangan lebih rinci dan mendalam mengenai
pengetahuan, sikap, perilaku informan yang terkait dengan tujuan
riset.
Wawancara mendalam dan penyebaran Kuisioner/angket
dilakukan
terhadap
200 responden yang mewakili pemilih di
100 desa/kelurahan dari 8 Kecamatan di Kabupaten Wakatobi.
Responden adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi terkait dengan data yang dibutuhkan dalam riset ini.
26
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Dalam riset ini responden yang diwawancarai, tidak mewakili
populasi akan tetapi mewakili informasinya untuk itu sampling
yang diambil secara acak sejumlah 2 responden untuk tiap
desa/kelurahan.
Sebagai
upaya
untuk
mendapatkan
informasi
yang
mendalam, riset ini akan memfokuskan pada pemilih yang
menggunakan hak pilih pada Pemilu Legislatif tahun 2014 dengan fariasi
Jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.
2.
Dokumentasi / Studi pustaka
Selain itu untuk memperdalam studi riset, juga dilakukan
kajian terhadap dokumen hasil Pemilihan Umum Legislatif tahun
2014 di Kabupaten Wakatobi, serta membaca literatur-literatur
yang terkait dengan riset.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data
melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga
buku-buku tentang pendapat, teori, dalil-dalil atau hukumhukum dan nilai-nilai yang berhubungan dengan masalah riset.
27
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
3.3. Teknik Analisis Data
Dalam riset ini teknik pengolahan data yang digunakan
adalah data yang diperoleh dari hasil riset kemudian diolah secara
deskriptif kualitatif untuk menggambarkan dan menganalisis
perilaku memilih masyarakat pada Pemilihan Umum Legislatif
tahun 2014. Adapun angka-angka yang muncul dalam penelitian
ini tidak dimaksudkan untuk menganalisa secara kuantitatif,
akan tetapi hanya sebagai pelengkap terhadap analisa kualitatif
untuk menjelaskan hasil riset ini secara deskriptif yang berupa
ucapan, tulisan dan perilaku yang diamati.
3.4. Waktu dan Tempat
Riset ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan
bulan Juni tahun 2015. Tempat pengambilan data riset dilakukan
di seluruh wilayah Kabupaten Wakatobi.
28
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
Setelah dilakukan riset di lapangan yang mencakup
seluruh wilayah desa/kelurahan di 8 kecamatan Kabupaten
Wakatobi dengan cara penyebaran kuisioner/angket maupun
dengan membacakan angket kepada responden, maka diperoleh
mengenai
keadaan
responden
serta
jawaban-jawaban
dari
beberapa pertanyaan yang diajukan.
Karena dalam penelitian ini adalah perilaku memilih yang
dilakukan pemilih maka sebelum menyerahkan kuisioner/angket
kepada responden harus dipastikan terlebih dahulu bahwa
responden yang mengisi kuisioner/angket atau yang ditanya
langsung adalah yang menggunakan hak pilihnya pada Pemilu
Legislatif 2014.
Yang mengisi kuisioner/angket adalah yang menggunakan
hak suaranya karena dalam riset ini benar-benar memfokuskan
kedalam
kebiasaan
pemilih
serta
faktor
apa
saja
yang
mempengaruhi mereka dalam menjatuhkan pilihanya pada salah
satu partai atau figur calon.
Selanjutnya akan dibahas data yang diperoleh selama
menjalankan riset yaitu dari bulan April sampai dengan Juni 2015
di Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara.
29
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
4.1. Data Responden
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa responden/
sampling yang diambil tidak mewakili populasi tetapi mewakili
informasinya,
diambil
secara
acak
2
responden
dari
100
desa/kelurahan.
Tabel 4.1.1
Data Responden Berdasarkan Usia
No
1.
2.
3.
Umur
17 – 30 tahun
31 – 50 tahun
51 tahun ke atas
Jumlah
Jumlah
67
91
42
200
Persentase
33,50%
55,50%
21,00%
100%
Data hasil Olahan
Dari Tabel 4.1.1 terlihat bahwa yang menjadi responden
dalam penelitian ini kelompok usia 31 – 50 tahun lebih banyak
dibanding
kelompok
usia
lain.
Ini
menggambarkan
bahwa
penduduk Kabupaten Wakatobi pada kelompok usia ini lebih
banyak dibanding dengan kelompok usia lain.
Tabel 4.1.2
No
1.
2.
3.
4.
5.
Data Responden Berdasarkan Agama
Agama
Jumlah
Persentase
Islam
200
100%
Protestan
0
Katolik
0
Hindu
0
Budha
0
Jumlah
0
100%
Data hasil Olahan
30
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Dari Tabel 4.1.2 terlihat bahwa yang menjadi responden
dalam penelitian ini 100% beragama Islam ini menggambarkan
bahwa penduduk Kabupaten Wakatobi mayoritas beragama Islam.
Pendidikan
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi partisipasi politik masyarakat dalam memberikan
suaranya, untuk mengetahui tingkat pendidikan responden dapat
diketahui pada tabel berikut:
Tabel 4.1.3
Data Responden Berdasarkan Pendidikan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pendidikan
Tidak Tamat SD
Tamat SD/Sederajat
Tamat SMP/Sederajat
Tamat SMA/Sederajat
Diploma
Sarjana
Jumlah
Jumlah
3
19
33
93
22
30
200
Persentase
1,5%
9,50%
16,50%
46,50%
11,00%
15,00%
100%
Data hasil Olahan
Dari Tabel 4.1.3 terlihat bahwa jumlah responden yang
berpendidikan SMA sederajat lebih banyak dibanding tingkat
pendidikan lainnya. Terlihat pula bahwa dalam Pemilihan Umum
Legislatif tahun 2014 yang paling banyak menggunakan hak
pilihnya adalah masyarakat yang berpendidikan SMA/sederajat.
31
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Tabel 4.1.4
Data Responden Berdasarkan Pekerjaan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa
Wiraswasta
Pegawai Negeri Sipil
Pedagang
Petani
Nelayan
Buruh
Jumlah
Jumlah
21
45
20
23
36
31
24
200
Persentase
10,50%
22,50%
10,00%
11,00%
18,00%
11,00%
15,00%
100%
Data hasil Olahan
Dari Tabel 4.1.4 terlihat bahwa betapa beragamnya jenis
pekerjaan dari responden meskipun terlihat bahwa pekerjaan
Wiraswasta, Petani, nelayan dan buruh lebih banyak dari jenis
pekerjaan lain, walau jumlah persentase dari tiap-tiap pekerjaan
tersebut tidak ada yang domonan.
Tabel 4.1.5
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
1.
2.
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Jumlah
91
109
200
Persentase
45,50%
54,50%
100%
Data hasil Olahan
Dari Tabel 4.1.5 terlihat bahwa responden berjenis kelamin
perempuan lebih banyak dibanding laki-laki, ini menggambarkan
pula bahwa jumlah pemilih dan tingkat partisipasi pemilih
perempuan dalam Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014 lebih
tinggi dibanding pemilih laki-laki.
32
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
4.2. Jawaban Responden
Tabel 4.2.1
Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No. 1
“Apakah anda menggunakan hak pilih dalam Pemilihan Umum
Legislatif Tahun 2014?”
No
1.
2.
Pilihan Jawaban
Ya
Tidak
Jumlah
Jumlah
200
0
200
Persentase
100%
100%
Pertanyaan No. 1 ini memastikan bahwa kuisioner/angket
riset ini hanya diisi oleh warga yang berdomisili di Kabupaten
Wakatobi yang menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Umum
Legislatif tahun 2014.
Tabel 4.2.2
Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No. 2
“Apa alasan anda menggunakan hak pilih dalam Pemilihan Umum
Legislatif tahun 2014?”
No
1
2
3
Pilihan Jawaban
Sadar Akan Hak Sebagai
Warga Negara.
Karena Memperoleh
Imbalan (Uang, Sembako,
Jabatan, dijanjikan
sesuatu).
Ajakan (Keluarga, Teman,
Tokoh Masyarat).
Jumlah
Jumlah
141
Persentase
70,50%
29
14,50%
30
15,00%
200
100%
33
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Dari Tabel 4.2.2 terlihat bahwa dalam menggunakan hak
pilihnya responden mempunyai alasan yang berfariasi meskipun
sebagian besar dari responden memilih karena sadar akan hak
warga negara. Namun terlihat juga bahwa ada responden yang
memilih karena memperoleh imbalan dan ada pula yang memilih
karena ajakan.
Adanya pemilih yang memilih karena memperoleh imbalan
(uang, sembako, jabatan, dijanjikan sesuatu) dan memilih karena
ajakan (keluarga, teman, tokoh masyarat) menunjukan bahwa
selain pemilih rasional masih terdapat jenis pemilih lain seperti
jenis pemilih tradisional dan skeptis.
Tingginya responden yang memilih kerena sadar akan hak
warga negara ini karena partisipasi politik mereka dipengaruhi
kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Responden jenis ini termasuk dalam partisipasi politik aktif.
Tabel 4.2.3
Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No. 3
“Pernakah anda melihat, mendengar atau menonton kampanye
partai politik (melihat alat peraga kampanye dalam bentuk stiker,
spanduk, baliho dll, mendengar dari radio atau dari orang lain, atau
menonton langsun kampanye terbuka, TV dll) dalam Pemilihan
Umum Legislatif tahun 2014?”
No
1.
2.
Pilihan Jawaban
Pernah
Tidak Pernah
Jumlah
Jumlah
197
3
200
Persentase
98,50%
1,50%
100%
34
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Dari Tabel 4.2.3 diatas terlihat bahwa sebagian besar
pernah melihat, mendengar atau menonton kampanye peserta
Pemilihan
Umum
tahun
2014.
Ini
menggambarkan
bahwa
kampanye Partai Politik Peserta Pemilihan Umum menjangkau
semua daerah di Kabupaten Wakaobi walau bentuk dan media
kampanye berbeda-beda.
Tabel 4.2.4
Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No. 4
“Dari 2 hal dibawah ini, faktor apa yang paling dominan
mempengaruhi anda dalam memilih pada Pemilihan Umum
Legislatif tahun 2014?”
No
1.
2.
Pilihan Jawaban
Partai Politik
Figur Calon DPRD Kabupaten.
Jumlah
Jumlah
47
153
200
Persentase
23,50%
76,50%
100%
Dari Tabel 4.2.4 terlihat bahwa 153 responden (76,50%)
memilih karena terpengaruh dengan figur calon anggota DPRD,
dan hanya 47 responden (47%) memilih partai politik. Besarnya
selisih persentase antara memilih figur dan memilih partai politik
dapat kita simpulkan bahwa mayoritas masyarakat dalam memilih
Calon Anggota DPRD Kabupaten Wakatobi melihat Figur calon
tanpa memperhatikan dari partai politik peserta Pemilihan Umum.
Banyaknya pemilih yang memilih figur calon dipengaruhi
faktor psikologis pemilih artinya penentuan pilihan masyarakat
banyak dipengaruhi kekuatan psikologis yang berkembang dalam
dirinya yang merupakan akibat dari proses sosialisasi politik.
35
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Tabel 4.2.5
Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No. 4 Berdasarkan
Tingkat Pendidikan.
“Dari 2 hal dibawah ini, faktor apa yang paling dominan
mempengaruhi anda dalam memilih pada Pemilihan Umum
Legislatif tahun 2014?”
No
Tingkat Pendidikan
Jawaban
Jumlah
Persentase
1.
Sarjana
Figur Calon
Partai Politik
Jumlah
26
4
30
86,67%
13,33%
100%
2.
Diploma
Figur Calon
Partai Politik
Jumlah
17
5
22
77,27%
22,73%
100%
3.
SMA
Figur Calon
Partai Politik
Jumlah
68
25
93
77,12%
26,27%
100%
4.
SMP
Figur Calon
Partai Politik
Jumlah
25
8
33
75,67%
24,24%
100%
5.
SD
Figur Calon
Partai Politik
Jumlah
16
3
19
84,21%
15,79%
100%
Dari Tabel 4.2.5 dapat kita lihat bahwa tingkat pendidikan
masyarakat ikut mempengaruhi dalam menentukan pilihanya
terhadap figur calon Anggota DPRD ataupun partai politik, walau
perbandingan
persentase
tiap
tingkatan
pendidikan
tidak
signifikan untuk dikatakan semakin tinggi pendidikan maka
kecenderungan memilih figur juga semakin tinggi.
36
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Tabel 4.2.6
Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No. 4 Berdasarkan
Jenis Kelamin.
“Dari 2 hal dibawah ini, faktor apa yang paling dominan
mempengaruhi anda dalam memilih pada Pemilihan Umum
Legislatif tahun 2014?”
No
1.
2.
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Jawaban
Figur Calon
Jumlah
65
Persentase
71,43%
Partai Politik
26
28,57%
Jumlah
91
100%
Figur Calon
87
79,82%
Partai Politik
22
20,15%
109
100%
Jumlah
Dari
Tabel
4.2.6
terlihat
bahwa
persentase
pemilih
perempuan untuk memilih figur calon lebih tinggi (79,82%)
dibanding dengan pemilih laki-laki (71,43%). Namun dapat
disimpulkan bahwa antara laki-laki dan perempuan tidak terdapat
perbedaan dalam hal faktor yang mempengaruhi mereka dalam
memilih,
dimana
sebagian
besar
dari
responden
dalam
menentukan pilihannya dipengaruhi oleh figur Calon Anggota
DPRD.
37
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Tabel 4.2.7
Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No. 4 Berdasarkan
Jenis Pekerjaan.
“Dari 2 hal dibawah ini, faktor apa yang paling dominan
mempengaruhi anda dalam memilih pada Pemilihan Umum
Legislatif tahun 2014?”
No
1.
Jenis Pekerjaan
Jawaban
Pelajar/Mahasiswa Figur Calon
Partai Politik
Jumlah
Jumlah
12
9
21
Persentase
42,86%
15,14%
100%
2.
Wiraswasta
Figur Calon
Partai Politik
Jumlah
31
14
45
68,89%
31,11%
100%
3.
PNS
Figur Calon
Partai Politik
Jumlah
13
7
20
65,00%
35,00%
100%
4.
Pedagang
Figur Calon
Partai Politik
Jumlah
18
5
23
78,26%
21,74%
100%
5.
Petani
Figur Calon
Partai Politik
Jumlah
33
3
36
91,67%
8,33%
100%
6.
Nelayan
Figur Calon
Partai Politik
Jumlah
26
5
31
83,87%
16,13%
100%
7.
Buruh
Figur Calon
Partai Politik
Jumlah
20
4
24
83,33%
16,67%
100%
Dari Tabel 4.2.7 terlihat bahwa responden yang berprofesi
sebagai
petani, nelayan dan buruh lebih besar kecenderungan
pilihannya dipengaruhi oleh faktor figur calon. Namun demikian
38
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
semua jenis pekerjaan tidak terdapat perbedaan faktor yang
dominan mempengaruhi mereka dalam memilih antara figur calon
DPRD dan Partai Politik. Ini berarti bahwa sebagian besar
responden dalam menentukan pilihannya dipengaruhi oleh faktor
figur calon anggota DPRD.
Tabel 4.2.8
Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No. 5
“Jika anda menjawab Figur Calon Anggota DPRD pada pertanyaan
No. 4, hal apa yang menjadi pertimbangan memilih calon tersebut?”
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pilihan Jawaban
Visi/misi calon
Citra calon
Kesamaan agama dengan calon
Kesamaan suku dengan calon
Hubungan pertemanan dengan
calon
Hubungan kekerabatan dengan
calon
Menerima pemberian dari calon
Dijanjikan/iming-iming dari calon
Jumlah
Jumlah
52
40
0
0
19
Persentase
33,99%
26,14%
0%
0%
12,42%
26
16,99%
4
12
153
2,61%
7,84%
100%
Dari Tebel 4.2.8 dapat kita ketahui bahwa sebanyak 153
dari
dari
responden
yang
mengaku
menentukan
pilihan
berdasarkan figur calon menjawab bahwa mereka lebih melihat
atau mempertimbangkan visi/misi calon DPRD dibandingkan
dengan
alasan
lain(33,99%).
Kemudian
sebanyak
26,14%
responden menjawab memilih karena pertimbangan citra calon.
39
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Pemilih jenis ini masuk dalam jenis pemilih rasional. Namun
demikian masih ada jenis pemilih lain yang ditunjukan oleh
responden dimana dalam menentukan pilihan mempertimbangkan
hubungan kekerabatan, hubungan pertemanan dengan calon. Ada
juga pemilih yang memilih calon dengan pertimbangan telah
menerima pemberian dari calon dan karena dijanji atau mendapat
iming-iming dari calon.
Tidak adanya responden yang memilih karena kesamaan
agama dan suku ini disebabkan karena semua calon anggota
DPRD di Kabupaten Wakatobi beragama Islam dan Daerah
Pemilihan DPRD Kabupaten merupakan suku yang sama.
Tabel 4.2.9
Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No. 6
“Jika anda menjawab Partai Politik pertanyaan No. 4, hal apa
yang menjadi pertimbangan memilih Partai Politik tersebut?”
No
1.
2.
3.
Pilihan Jawaban
Ideologi/aliran parpol
Visi/misi kampanye parpol
Citra partai politik
Jumlah
Jumlah
4
28
15
47
Persentase
8,51%
59,57%
31,91
100%
Dari Tabel 4.2.9 terlihat bahwa lebih dari setengah
responden memilih partai politik dengan pertimbangan visi/misi.
Namun tidak sedikit pula responden yang memilih partai politik
menjadikan
citra
pertimbangan.
dan
ideologi/aliran
parpol
sebagai
bahan
40
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Tabel 4.2.10
Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No. 7
“Apakah anda percaya dengan partai politik atau calon anggota
DPRD yang anda pilih mampu mewakili aspirasi anda atau aspirasi
masyarakat Kabupaten Wakatobi?”
No
Pilihan Jawaban
1.
Percaya
2.
Tidak Percaya
Jumlah
Persentase
181
90,50%
19
9,50%
200
100%
Jumlah
Dari Tabel 4.2.10
terlihat bahwa
90,50%
responden
memilih percaya pada partai politik atau calon anggota DPRD
Kabupaten Wakatobi bahwa mampu mewakili aspirasi mereka di
parlemen.
Ini
menunjukkan
bahwa
masyarakat
Kabupaten
Wakatobi percaya dengan pilihan mereka sendiri walau ada pula
pemilih yang tidak percaya dengan pilihannya sendiri.
Tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai
politik atau calon DPRD yang terpilih ini menunjukan adanya
kedekatan sosiologis, psikologis dan rasionalitas masyarakat
terhadap calon terpilih. Sedangkan adanya pemilih yang tidak
percaya disebabkan masih ada pemilih yang belum mau menerima
calon terpilih selain bukan calon pilihanya.
41
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Tabel 4.2.11
Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No. 8
“Apakah anda menerima hasil Pemilihan Umum DPRD Kabupaten
Wakatobi tahun 2014?”
No
1.
2.
Pilihan Jawaban
Menerima
Tidak Menerima
Jumlah
Jumlah
198
2
200
Persentase
99,00%
1,00%
100%
Dari Tabel 4.2.11 terlihat bahwa mayoritas masyarakat
Kabupaten Wakatobi menerima hasil Pemilihan Anggota DPRD
kabupaten Wakatobi tahun 2014. Hal ini dapat pula kita
simpulkan
bahwa
dalam
berpolitik
masyarakat
Kabupaten
Wakatobi cukup sportif dalam menerima hasil Pemilihan Umum
walaupun partai politik atau calon pilihannya kalah. Hal ini tidak
terlepas dari kepercayaan masyarakat tehadap penyelenggara
Pemilihan Umum tingkat Kabupaten Wakatobi.
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab I sampi bab IV dalam riset ini,
dapat disimpulkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan
prilaku memilih di Kabupaten Wakatobi pada Pemilihan Umum
Legislatif tahun 2014 antara lain:
-
Masyarakat Kabupaten Wakatobi dalam memilih sebagian
besar sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
-
Isu agama dan Suku tidak mempengaruhi masyarakat dalam
menentukan pilihannya karena Kabupaten Wakatobi mayoritas
beragama Islam dan tiap daerah pemilihan masyarakatnya
berada dalam satu suku.
-
Dari tiga fariasi responden (tingkat pendidikan, jenis pekerjaan
dan jenis kelamin), diketahui bahwa jenis pekerjaan cukup
signifikan
mempengaruhi
masyarakat
dalam
menentukan
pilihannya dibanding dengan tingkat pendidikan dan jenis
kelamin.
-
Dalam
memilih
anggota
DPRD
Kabupaten
Wakatobi,
sebahagian besar masyarakat pilihanya dipengaruhi oleh figur
calon dibanding dengan pemilih yang dipengaruhi pilihanya
untuk memilih partai politik.
43
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
-
Kedekatan psikologis dan sosiologis sangat mempengaruhi
keputusan masyarakat untuk menjatuhkan pilihanya pada
figur calon atau partai politik.
-
Masih
ditemukannya
mayarakat
yang
memilih
kerena
dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak rasional atau memilih
karena
dipengaruhi
hal-hal
tertentu
seperti
karena
mendapatkan imbalan.
-
Masyarakat Kabupaten Wakatobi umumnya menerima dan
mempercayai hasil Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014, ini
tidak terlepas dari kinerja Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Wakatobi.
5.2. Saran
Karena riset ini hanya meliputi Perilaku Pemilih Pemilihan
Umum DPRD Kabupaten Wakatobi tahun 2014, maka disarankan
agar kembali dilakukan riset perilaku pamilih untuk Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Kepala
Daerah.
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Asfar, Muhammad. Pemilu dan Perilaku Memilih 1995 – 2004.
Pustaka Eureka. 2006.
Arikunto,
Suharsimi.
Prosedur
Penelitian:
Suatu
Pendekatan
Praktik. PT. Rineka Cipta. 2010.
Dieter, Roth. Studi Pemilu Empiris, Sumber, Teori-teori Instrumen
dan
metode.
Jakarta:
Friedrich-Nauman-Stiftung
Die
Freiheit. 2008.
Firmansyah. Marketing politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
2007.
Gafar, Afan. Javanese Voters: A Case Study Of Election Under A
Hegemonis
Party
System.
Yogyakarta:
Gajah
Mada
University Press. 1992.
Usman, Husaini dan Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial.
Bandung: Bumi Aksara. 2004.
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.
1999.
Surbakti,
Ramlan.
Partai,
Pemilih
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1997
dan
Demokrasi.
RISET
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOUR)
PADA PEMILIHAN UMUM DPRD KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2014
Wibawanto,
Agung.
Menangkan
Hati
dan
Pikiran
Rakyat.
Yogyakarta: Pembaruan. 2005.
UNDANG-UNDANG
Undang-Undang Dasar Tahun 1945
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
dan Dewan Perwakilan Daerah.
SUMBER
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Wakatobi
INTERNET
www.kpu.go.id
www.kpu-wakatobikab.go.id
wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum)
Nia Siti Ratnasari Tag Archives: pemilu menurut para ahli.
https://niasrs.wordpress.com/tag/pemilu-menurut-para-ahli/
Download