BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lainnya dari pihak yang kelebihan dana kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dalam peningkatan dan pemerataan taraf hidup masyarakat serta menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi pembayaran serta alat transmisi kebijakan moneter (Mouri, 2012). Bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat. Guna menjaga kepercayaan masyarakat, maka tingkat kesehatan bank perlu dipelihara. Pemeliharaan kesehatan bank dapat dilakukan dengan cara tetap menjaga likuiditasnya sehingga bank dapat memenuhi kewajiban kepada semua pihak yang menarik atau mencairkan simpanannya sewaktu-waktu. Kesiapan dalam pemenuhan kewajiban sewaktu-waktu menjadi semakin penting mengingat peranan bank sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Disamping faktor likuiditas, keberhasilan suatu bank juga ditentukan oleh kesanggupan para pengelola dalam menjaga 1 rahasia keuangan nasabah yang dipercayakan kepadanya serta keamanan atas uang dan asset lainnya yang dititipkan pada bank. Laporan keuangan bank disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank yang dicapai selama periode tertentu (Taswan, 2006:37). Pengukuran kinerja bank dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan analisis rasio keuangan untuk mengetahui beberapa aspek yang berpengaruh terhadap posisi keuangan serta perkembangan bank tersebut. Dalam menilai kinerja perusahaan perbankan, umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu Capital, Assets, Management, Earnings dan Liquidity (CAMEL). Kelima aspek tersebut dihitung dengan menggunakan rasio keuangan. Indikator-indikator rasio CAMEL yang digunakan dalam mengukur tingkat kesehatan bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Return on Assets (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Berdasarkan laporan keuangan pada bank umum milik pemerintah dan bank umum swasta nasional, sepanjang tahun 2014 laba dari 6 bank beraset besar yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Central Asia (BCA), Bank CIMB Niaga dan Bank Danamon mencapai Rp82,13 triliun. Angka tersebut tumbuh 5,18 persen dibandingkan periode akhir 2013 yang mencapai Rp78,09 triliun. Di tahun 2014 total laba yang dibukukan oleh Bank Mandiri, BRI dan BNI mencapai Rp56 triliun atau naik 12,07 persen dari laba tahun 2013 yang mencapai Rp49,97 triliun. Sementara bank milik swasta 2 hanya mencatat total laba Rp26,13 triliun atau turun 7,06 persen dari perolehan laba di akhir tahun 2013 yang sebesar Rp28,12 triliun. (Kompas, 2015) Dari kategori bank plat merah, hampir semua bank mengalami kenaikan laba bersih setiap tahunnya selama periode 2010 hingga 2014. Bank Rakyat Indonesia (BRI) masih menjadi bank dengan laba bersih terbesar. Bank spesialis kredit mikro ini memperoleh laba bersih berturut-turut Rp11,47 triliun; Rp15,08 triliun; Rp18,52 triliun; Rp21,16 triliun dan Rp24,19 triliun. Kemudian disusul oleh Bank Mandiri yang memperoleh laba bersih berturut-turut sebesar Rp8,75 triliun; Rp11,37 triliun; Rp14,30 triliun; Rp17,21 triliun dan Rp19,42 triliun. Untuk Bank Negara Indonesia (BNI) memperoleh laba bersih berturut-turut sebesar Rp4,06 triliun; Rp5,77 triliun; Rp6,79 triliun; Rp8,88 triliun dan Rp10,51 triliun. Berikut ini adalah grafik kenaikan laba bersih bank umum milik pemerintah selama periode 2010 hingga 2014: Laba Bersih Bank Umum Milik Pemerintah MANDIRI 2011 24,197,000 21,160,000 19,428,328 17,212,968 8,881,963 6,792,072 5,779,209 4,064,772 BRI 18,521,000 14,301,901 15,083,000 11,377,033 11,472,000 8,750,708 2010 BNI 2012 2013 10,515,588 2014 Sumber: bi.go.id, 2015 (diolah) Grafik 1.1 Laba Bersih Bank Umum Milik Pemerintah 3 Sementara itu, dari kategori bank swasta nasional, Bank Central Asia (BCA) menjadi bank dengan perolehan laba bersih paling tinggi selama periode 2010 hingga 2014. Bank Central Asia (BCA) memperoleh laba berturut-turut sebesar Rp8,11 triliun; Rp10,58 triliun; Rp11,97 triliun; Rp14,36 triliun dan Rp15,96 triliun. Kemudian disusul Bank CIMB Niaga yang memperoleh laba bersih berturut-turut sebesar Rp2,54 triliun; Rp3,09 triliun; Rp4,09 triliun; Rp4,14 triliun dan Rp2,60 triliun. Selanjutnya Bank Danamon yang perolehan laba bersihnya berturut-turut Rp2,04 triliun; Rp2,52 triliun; Rp3,24 triliun; Rp2,96 triliun dan Rp4,35 triliun. Berikut ini adalah grafik laba bersih bank umum swasta nasional selama periode 2010 hingga 2014: Laba Bersih Bank Swasta Nasional BCA CIMB DANAMON 14,369,307 15,962,981 11,974,418 10,585,687 8,117,995 2,548,253 1,894,737 2010 2011 4,148,347 2,963,654 4,092,279 3,247,425 3,099,158 2,521,682 2012 2013 4,358,567 2,609,024 2014 Sumber: bi.go.id, 2015 (diolah) Grafik 1.2 Laba Bersih Bank Swasta Nasional Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh La Porta et all (1999) dalam Christian (2009) mengenai peran kepemilikan pemerintah dalam kinerja bank disebutkan bahwa kepemilikan pemerintah memperlambat perkembangan yang 4 terjadi di sektor keuangan. Berbeda dengan penelitian La Porte et all, kajian Infobank (2007) terkait dengan penyusunan peringkat perbankan nasional berdasarkan kinerja keuangan CAMEL, menunjukkan bahwa bank umum milik pemerintah selalu menempati posisi teratas dalam daftar peringkat bank umum di Indonesia. Dengan kepemilikan bank yang cukup beragam jenisnya baik pemerintah, swasta maupun asing, perlu dilihat lagi lebih jauh pengaruhnya terhadap kinerja keuangan masing-masing bank. Berdasarkan adanya dua pendapat berbeda tersebut di atas maka penelitian ini berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional dengan Menggunakan Rasio CAMEL 20102014” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah belum memahami kinerja keuangan bank umum milik pemerintah dan bank swasta nasional periode 2010-2014 untuk masing-masing rasio keuangan. 1.3 Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dilakukan pada 3 bank umum milik pemerintah dan 3 bank umum swasta nasional yang mempunyai laba bersih di atas 2 triliun yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Central Asia (BCA), CIMB Niaga dan Bank Danamon. 5 2. Data yang digunakan berupa laporan keuangan bank periode 2010 sampai dengan 2014. 3. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Return On Assets (ROA), Biaya Operasional terhadap Laba Operasional (BOPO) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Perkembangan kinerja bank umum milik pemerintah dan bank umum swasta nasional periode 2010-2014. 2. Perbandingan kinerja keuangan antara bank umum milik pemerintah dengan bank umum swasta nasional yang ada di Indonesia diukur dengan masing-masing rasio keuangan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh bagi beberapa pihak mengenai penelitian ini adalah: 1. Bagi akademik, memberikan kontribusi sebagai tambahan referensi dalam penelitian sejenis di masa yang akan datang. 2. Bagi sektor perbankan, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola bank agar dapat menghasilkan kinerja yang baik sehingga dapat lebih meningkatkan nilai bank atau perusahaan. 6 3. Bagi masyarakat umum pengguna jasa perbankan, menjadi masukan dalam menganalisa kinerja bank sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dasar dalam penanaman investasi. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penyajian dan pembahasannya, maka tugas akhir ini dibagi ke dalam lima bab, yaitu: BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini akan dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penellitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan dan kerangka pemikiran. BAB II : Landasan Teori Dalam bab ini akan dikemukakan tentang landasan teori mengenai bank yang meliputi pengertian bank dan jenis-jenis bank, laporan bank yang meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas, kinerja keuangan, analisis rasio keuangan, aspek pengukur kinerja perusahaan perbankan yang terdiri dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas BAB III : Metodologi Penelitian Dalam bab ini akan dikemukakan tentang desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis data, metode pengumpulan data, pengukuran variabel penelitian dan metode analisis data. 7 BAB IV : Analisa dan Pembahasan Dalam bab ini akan dikemukakan tentang analisis data yang meliputi perkembangan kinerja bank umum milik pemerintah, perkembangan kinerja bank umum swasta nasional, statistik deskriptif bank umum milik pemerintah, statistik deskriptif bank umum swasta nasional dan pembahasan BAB V : Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini akan dikemukakan tentang kesimpulan dari penelitian. 1.7 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran menunjukkan skema yang menjelaskan antar variabel dalam penelitian tersebut. Penelitian ini menganalisis tentang kinerja keuangan bank umum nasional yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu bank umum milik pemerintah meliputi Bank Mandiri, Bank Nasional Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta bank umum swasta nasional meliputi Bank Central Asia (BCA), CIMB Niaga dan Bank Danamon. Kinerja keuangan bank dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rasio keuangan model CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning dan Liquidity) yang meliputi Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Return On Assets (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio keuangan tersebut kemudian akan diuji dengan uji statistik deskriptif. Apabila kerangka pemikiran digambarkan dalam bentuk bagan akan sebagai berikut: 8 Bank Umum Pemerintah Bank Umum Swasta Nasional • • • • • • CAR NPL NIM ROA BOPO LDR Uji Statistik Deskriptif Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Keterangan: CAR : Capital Adequacy Ratio NPL : Non Performing Loan NIM : Net Interest Margin ROA : Return On Assets BOPO : Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional LDR : Loan to Deposit Ratio 9