tugas akhir - Digital Library UNS

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
PUSAT PENDIDIKAN MUSIK
DI SURAKARTA
Diajukan sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
LIBRIYA SABATINI
I0207061
Dosen Pembimbing :
Ir. Marsudi, MT
Ir. Hari Yuliarso, MT
PROGRAM PENDIDIKAN ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Pusat Pendidikan Musik di
Surakarta ini dengan baik dan lancar. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai
salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan
Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa selesainya Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas
dari pihak-pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil. Oleh karena
itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, atas segala Rahmat, Taufik, Hidayah dan Inayah-Nya.
2. Rasulullah Muhammad SAW, yang mengajarkan suri tauladan serta akhlak
yang mulia.
3. Dr. Ir. Muhammad Muqoffa, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik UNS.
4. Kahar Sunoko, ST, MT, selaku Ketua Prodi Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik UNS.
5. Ir. Marsudi, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.
6. Ir. Hari Yuliarso, MT, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.
7. Ir. Rachmadi Nugroho, MT, selaku Dosen Pembimbing Akademis.
8. Sri Yuliani, ST, M.App.Sc, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan
Arsitektur FT-UNS.
9. Yosafat Winarto, ST. MT, selaku Sekertaris Panitia Tugas Akhir Jurusan
Arsitektur FT-UNS.
10. Ir. Edi Pramono Singgih, MT., Ir. Samsudi, MT., Ir. Hardiyati, MT.,
Purwanto S.N, ST. MT., Fauzan A. I. ST, MT., Ir. MDE Purnomo, MT., Ir.
Musyawaroh, MT., Ir. Agung Kumoro, MT., Ir. Hadi Setiyawan, MT., Avi
Marlina, ST, MT., Ir. Aries Susilo, MT., Ir. M. Asngad, MT., Ir. Edi
commitMT.,
to user
Hardjanto, Ir. Bambang Triratma,
Ir. Sri Hardiyatno, MT., dan Dosen
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
– Dosen lainnya di Jurusan Arsitektur FT-UNS atas segala ilmu,
pengetahuan, dan pengalaman yang telah dibagikan selama ini.
11. Rekan–rekan angkatan 2007 Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, rekan – rekan Studio Tugas
Akhir Periode 122, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih atas bantuan serta dukungannya dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran tentang laporan ini
akan Penulis terima dengan terbuka. Akhir kata, semoga Laporan Tugas Akhir ini
dapat memberikan manfaat bagi Penulis pribadi dan kita semua, Amien.
Surakarta, Juli 2011
Penulis,
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang mendukung kelancaran dalam penyelesaian Laporan
Tugas Akhir ini :
·
Rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT yang tak henti-hentinya
memberikan kemudahan dalam setiap pilihan langkah.. Yang selalu ada saat
aku dalam masalah.. Yang tak pernah bosan mendengarku berkeluh-kesah..
Yang banyak memberiku inspirasi setelah beribadah.. yang memberikan
kecerdasan sehingga aku dapat menyerap ilmu pengetahuan…. Yang
memberiku kehidupan begitu indah.. Terima kasih ya Allah atas segala
anugerah...........
·
Terima kasih kepada Mama dan Papa ku tersayang yang selalu memberikan
semangat dan dukungan serta selalu mendengarkan keluh kesah dan keinginan
ku……
·
Untuk kakak ku yang selalu menghiburku walaupun hanya menggunakan
telepon….
·
Keluarga Besar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS : Staf Dosen,
Pengajaran dan Pendidikan serta Mahasiswa atas ilmu dan pengalaman yang
bermanfaat
·
Teman – Teman Studio TA Periode 122 yang berjuang sama – sama
mengerjakan Tugas Akhir.
·
Teman – Teman yang membantu merender gambar #D yang ku buat, Firman
dan Mas Ade.
·
Teman – Teman Arsitektur UNS Angkatan 2007.
·
Teman – Teman baik ku yang udah turut membantu selama masa studio, dan
temen – temen satu deretan tempat duduk di studio yang konyol – konyol
sehingga menghibur selama masa studio.
·
My Laptop yang sangat membantu ku dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
·
Serta semua pihak yang Penulis tidak dapat sebutkan satu – persatu.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Pusat Pendidikan Musik merupakan wadah yang menampung proses
pembelajaran baik secara teori maupun instrumental untuk pengembangan potensi
dan bakat dari peserta didik serta sebagai wadah penyaluran bakat dan apresiasi
terhadap musik. Di Surakarta peminat musik semakin meningkat. Selain itu,
tempat - tempat kursus musik non formal semakin bertambah dimana wadah
pembelajaran musik tersebut menempati bangunan - bangunan yang disewa yang
awalnya tidak di desain sebagai bangunan dengan karakteristik dan persyaratan
yang sesuai untuk menampung kegiatan musik.
Perencanaan dan Perancangan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
ditujukan untuk menampung berbagai aktivitas di bidang musik, terutama
aktivitas pendidikan yang berupa pendidikan nonformal yang menampung bentuk
kegiatan musik yaitu kegiatan instrumental, teori, kreativitas, serta apresiasi
musik. Prinsip desain dengan menggunakan penganalogian dalam arsitektur yang
digunakan untuk pencerminan ekspresi karakter bangunan.
Maksud penyusunan konsep perencanaan dan perancangan tugas akhir ini
adalah merancang sebuah wadah pusat pendidikan dan pembelajaran, serta
apresiasi musik untuk berbagai usia di Surakarta dengan penerapan analogi yang
diterapkan pada bentuk bangunan dan elemen interior sebagai perwujudan
karakter bangunan musik yang ingin ditampilkan dan wadah kegiatan musik yang
memiliki persyaratan ruang berupa akustik ruang yang nyaman serta fleksibilitas
pada ruang pertunjukan.
Kata Kunci : Pendidikan, Musik, Analogi, Akustik, Fleksibilitas
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Musical Education Center is a place that accommodate theoritical
learning process and instrumental process to development the potentiality and
talent of each students as well as a place to channelization the talent and the
appreciation toward music. Peoples that is interested in music tended to increase
in Surakarta. In addition, some places that used for informal music course more
increase than before, where the place for that informal music course at the
moment just occupy the leasehold building that did not design for building that
appropriate with characterizes and conditions for musical activities.
The purpose of planning and design of Musical Education Center in
Surakarta is to accommodate a variety of musical activities, especially the
education activities that organized as instrumental activities, theory, creativity,
and appreciation toward music. The principle of the design by use of analogy in
architecture to show the expressiveness character of the building.
The aim of arranging planning and design concept of this thesis is to
design a place for education and learning, as well as the music appreciation for a
variety of age in Surakarta with the application of analogy architecture at
exterior and interior elements as realization of music building character and as a
musical activities place that have some space rules or conditions that is the
condition of acoustic behavior in a space and the flexibility of the auditorium or
concert hall.
Keywords : Education, Music, Analogy, Acoustic, Flexibility.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................. i
Lembar Pengesahan........................................................................................................ ii
Kata Pengantar .............................................................................................................. iii
Ucapan Terima Kasih .................................................................................................... v
Daftar Isi......................................................................................................................... vi
Daftar Gambar .............................................................................................................. xii
Daftar Tabel ................................................................................................................ xvii
Daftar Skema ..................................................................................................... ..... xix
Daftar Lampiran ......................................................................................................xxi
BAB I PENDAHULUAN
1. Judul & Pemahaman Judul…………………………………………………… 1
2. Latar Belakang……………………………………………………………….. 2
2.1 Minat Masyarakat………………………………………………………… 2
2.2 Kebutuhan Wadah Pendidikan Musik di Surakarta ……………………... 5
2.3 Kondisi Wadah Pendidikan Musik di Surakarta ………………………… 6
2.4 Kondisi Persyaratan Ruang Tempat Pendidikan & Apresiasi Musik……. 7
3. Rumusan Permasalahan……………………………………………………… 8
4. Persoalan……………………………………………………………………... 9
4.1 Persoalan Fisik…………………………………………………………… 9
4.2 Persoalan Non Fisik…………………………………………………….. 10
5. Tujuan & Sasaran……..…………………………………………………….. 10
5.1 Tujuan…………………………………………………………………... 10
5.2 Sasaran………………………………………………………………….. 10
6. Lingkup & Batasan Pembahasan………….………………………………... 11
6.1 Lingkup Pembahasan………………………………………………...…. 11
commit to user
6.2 Batasan Pembahasan…………………………………………………….
11
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Metode Pengumpulan Data & Pembahasan……………………………….... 11
7.1 Metoda Pengumpulan Data……………………………………………... 11
7.2 Metoda Pembahasan…………………………………………………….. 12
8. Sistematika Pembahasan………….………………………………………… 12
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Tinjauan Umum Musik……………………………………………………... 14
1.1 Definisi Musik……….…………………………………………………. 14
1.2 Aliran / Genre Musik…………………………………………………… 15
1.3 Macam – Macam Alat Musik…………………………………………… 17
1.4 Jenis Profesi / Karier di Bidang Musik…………………………………. 19
2. Pendidikan Musik………………..………………………………………….. 21
2.1 Pendidikan Secara Umum………………………………………………. 21
2.2 Jalur Pendidikan…………………………...……………………………. 21
2.3 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Sekolah Musik…………………………. 22
2.4 Konsepsi Pendidikan Musik di Sekolah………………………………… 22
2.5 Bentuk Kegiatan di Sekolah Musik……………………………………... 23
2.6 Program Pembelajaran di Sekolah Musik………………………………. 23
3. Pemahaman Analogi Dalam Arsitektur……………………………………… 27
4. Kajian Akustik Ruang……………………………………………………….. 30
4.1 Fenomena Akustik Dalam Ruang Tertutup……………………………... 31
4.2 Problem Desain Akustik Ruang……………………………………….... 34
5. Fleksibilitas Ruang…………………………………………………………... 35
6. Preseden Sekolah Musik…………………………………………………….. 39
6.1 Pendidikan Musik di Kota Solo………………………………………… 39
6.2 Pusat Pendidikan Musik di Luar Kota Solo…………………………….. 41
6.3 Pusat Pendidikan Musik di Luar Negeri………………………………... 52
7. Preseden Penerapan Analogi dalam Desain Bangunan…………………….... 58
BAB III TINJAUAN KOTA
1. Tinjauan Kota Surakarta……………………………………………………. 65
2. Rencana Perkembangan, Potensi, dan Perencanaan Kota Surakarta……….. 66
commit to user
3. Perkembangan Musik di Surakarta………………………………………….
69
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Gejala Perkembangan Musik di Surakarta………………………………….. 70
5. Perkembangan Pendidikan Musik di Surakarta…………………………….. 71
6. Fasilitas Musik di Surakarta………………………………………………… 74
7. Penampilan Bangunan Pendidikan Musik di Surakarta…………………….. 78
BAB IV PUSAT PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN
1. Pemahaman Pusat Pendidikan Musik di Surakarta…………………………. 81
2. Aktivitas & Pengguna Pusat Pendidikan Musik……………………………. 81
2.1 Aktivitas Pada Pusat Pendidikan Musik………………………………... 81
2.2 Pengguna Pusat Pendidikan Musik……………………………………... 82
3. Fungsi Pusat Pendidikan Musik…………………………………………….. 83
4. Status Kepemilikan…………………………………………………………. 84
5. Skala Pelayanan…………………………………………………………….. 85
6. Sasaran Pelayanan…………………………………………………………... 85
7. Prospek Pengguna Pusat Pendidikan Musik Ke Depan…………………….. 85
8. Mekanisme Keberlangsungan Terjadinya Aktivitas dalam Bangunan........... 86
9. Program Pembelajaran Pusat Pendidikan Musik...…………………………. 87
9.1 Garis Besar Program Pembelajaran…………………………………….. 87
9.2 Klasifikasi Tingkatan Program…………………………………………. 90
9.3 Materi Pengajaran………………………………………………………. 91
9.4 Jenis Kelas, Kapasitas Kelas, dan Waktu Belajar………………………. 95
10. Tujuan Program Pada Pusat Pendidikan Musik…………………………… 101
11. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan Musik……………………………… 102
12. Kriteria Pemilihan Lokasi…………………………………………………. 103
13. Kriteria Persyaratan Ruang………………………………………………... 103
14. Kriteria Bentuk dan Perletakkan Massa…………………………………… 104
15. Kriteria Penampilan Bangunan……………………………………………. 105
BAB V ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
1. Analisa Peruangan Pusat Pendidikan Musik………………………………. 106
commit to user
1.1 Analisa Pelaku Kegiatan………………………………………………. 109
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.2 Analisa Kebutuhan Ruang…………………………………………….. 108
1.3 Analisa Pola Kegiatan…………………………………………………. 113
1.4 Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang…………………………… 120
1.5 Analisa Pendekatan Besaran Ruang…………………………………… 123
1.6 Pola Hubungan Ruang…………………………………………………. 154
2. Analisa Penentuan Konsep Lokasi & Site………………………………… 159
2.1 Analisa Penentuan Lokasi……………………………………………... 159
2.2 Analisa Penentuan Site………………………………………………… 161
3. Analisa Site………………………………………………………………... 164
3.1 Analisa Pencapaian Site……………………………………………….. 164
3.2 Analisa View dan Orientasi…………………………………………… 167
3.3 Analisa Noise………………………………………………………….. 169
3.4 Zoning Site…………………………………………………………….. 171
3.5 Sirkulasi Site…………………………………………………………... 174
4. Analisa Akustik Ruang……………………………………………………. 176
4.1 Akustik Ruang Latihan Pagelaran, Ruang Band, dan kamar Latihan
(Practice Room)……………………………………………………….. 178
4.2 Analisa Akustik Ruang Pertunjukkan…………………………………. 179
4.3 Analisa Akustik Pertunjukkan Terbuka (Panggung Konser Terbuka)… 180
5. Fleksibilitas Ruang Pertunjukkan…………………………………………. 181
6. Analisa Bentuk & Tampilan Bangunan…………………………………… 183
6.1 Analisa Bentuk Dasar Massa Bangunan………………………………. 183
6.2 Analisa Penampilan Bangunan………………………………………... 187
7. Analisa Sistem Struktur & Konstruksi…………………………………….. 192
7.1 Sub Struktur…………………………………………………………… 192
7.2 Super Struktur…………………………………………………………. 194
7.3 Upper Struktur………………………………………………………… 194
8. Analisa Sistem Utilitas…………………………………………………….. 196
8.1 Analisa Sistem Transportasi Dalam Bangunan………………………... 196
8.2 Analisa Sistem Jaringan Listrik……………………………………….. 196
8.3 Analisa Sistem Komunikasi………………………………………….... 197
8.4 Analisa Sistem Jaringan Air
Bersih……………………………………
198
commit
to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8.5 Analisa Sistem Jaringan Air Kotor……………………………………. 198
8.6 Analisa Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran………………….. 199
8.7 Analisa Sistem Jaringan AC…………………………………………… 199
8.8 Analisa Sistem Penangkal Petir……………………………………….. 200
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT
PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA
1. Konsep Peruangan Pusat Pendidikan Musik………………………………. 201
1.1 Pengelompokkan Zona Ruang Kegiatan……………………………..... 201
1.2 Jenis dan Besaran Ruang………………………………………………. 201
2. Konsep Pengolahan Site Pusat Pendidikan Musik………………………… 209
2.1 Konsep Pengolahan Site Eksisting…………………………………….. 209
2.2 Konsep Penataan Massa……………………………………………….. 212
2.3 Konsep Sirkulasi………………………………………………………. 214
3. Konsep Bentuk Dasar Massa……………………………………………… 216
4. Konsep tampilan Bangunan……………………………………………….. 218
4.1 Konsep Tampilan Eksterior Bangunan……………………………....... 218
4.2 Konsep Tampilan Interior Bangunan………………………………….. 222
5. Konsep Akustik Pusat Pendidikan Musik…………………………………. 224
5.1 Akustik Ruang Latihan Pagelaran, Ruang Band, dan Kamar Latihan… 225
5.2 Akustik Ruang Pertunjukkan………………………………………….. 227
5.3 Akustik Pertunjukkan Terbuka………………………………………... 229
6. Konsep Fleksibilitas Ruang Pertunjukkan Pada Pusat Pendidikan Musik… 230
6.1 Bentuk dan Layout Ruang……………………………………………... 230
6.2 Penggunaan Pembatas Dinding dan Perabot Yang Fleksibel…………. 232
7. Konsep Sistem Struktur & Konstruksi…………………………………….. 235
7.1 Sub Struktur…………………………………………………………… 235
7.2 Super Struktur…………………………………………………………. 236
7.3 Upper Struktur…………………………………………………………. 236
8. Konsep Sistem Utilitas…………………………………………………….. 237
8.1 Sistem Transportasi dalam Bangunan…………………………………. 237
8.2 Sistem Jaringan Listrik………………………………………………… 237
8.3 Sistem Komunikasi…………………………………………………….
238
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8.4 Sistem Jaringan Air Bersih…………………………………………...... 238
8.5 Sistem Jaringan Air Kotor……………………………………………... 239
8.6 Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran…………………………... 240
8.7 Jaringan AC………………………………………………………......... 241
8.8 Sistem Penangkal Petir………………………………………………… 242
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… xxii
LAMPIRAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1
Akustik Ruang…………………………………………………... 31
Gambar II. 2 Akustik Ruang Pertunjukkan…………………………………… 31
Gambar II. 3 Fenomena Suara Dalam Ruang Tertutup……………………….. 32
Gambar II. 4 Denah Jakarta Convention Center ……………………………… 37
Gambar II.5
Denah Ruang Pertemuan Jakarta Convention Center…………... 38
Gambar II. 6 Interior Jakarta Convention Center……………………………... 38
Gambar II. 7 Denah Ruang Assembly Hall JCC……………………………… 39
Gambar II. 8 Elfa’s Music School ……………………………………………. 40
Gambar II. 9 Purwa Caraka Music Studio…………………………………….. 40
Gambar II.10 Recepsionist Gilang Ramadhan Studio Drummer……………… 41
Gambar II. 11 R. Kelas Gilang Ramadhan Studio Drummer…………………... 41
Gambar II. 12 Yayasan Musik Indonesia……………………………………… 41
Gambar II. 13 Kurikulum Sekolah Menengah Musik YMJ……………………. 42
Gambar II. 14 Ruang Kelas IMI………………………………………………... 43
Gambar II. 15 Ruang Praktek IMI……………………………………………… 44
Gambar II. 16 Rehearsal Studio IMI…………………………………………… 44
Gambar II. 17 Music Technology Lab IMI…………………………………….. 45
Gambar II. 18 Recording Studio IMI…………………………………………… 45
Gambar II. 19 Multimedia Library IMI……………………………………….... 46
Gambar II. 20 IMI Concert Hall……………………………………………...… 46
Gambar II. 21 Pembelajaran Music Wonderland………………………………. 48
Gambar II. 22 Yamaha Communication Center………………………………... 49
commit to user
Gambar II. 23 Yamaha Communication Center………………………………... 50
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II. 24 Yamaha Music Indonesia Auditorium…………………………... 51
Gambar II. 25 Yamaha Digital Audio Creative Center…………………………. 51
Gambar II. 26 The Liszt School Music of Weimar……………………………... 52
Gambar II. 27 Massa Bangunan Utama & Interior Perpustakaan………………. 53
Gambar II. 28 Bangunan Administrasi…………………………………………. 53
Gambar II. 29 School Center Am Horn………………………………………… 54
Gambar II. 30 Department of School Music and Church Music……………….. 54
Gambar II. 31 Ruang Latihan Central Washington University………………… 55
Gambar II. 32 Choral Room Central Washington University………………….. 55
Gambar II. 33 Central Washington University Hall……………………………. 56
Gambar II. 34 Recital Hall Central Washington University Hall………………. 56
Gambar II. 35 Program Pembelajaran Central Washington University………… 57
Gambar II. 36 Bergisel Ski Jump……………………………………………….. 58
Gambar II. 37 Bergisel Ski Jump……………………………………………….. 58
Gambar II. 38 Ordrupgaard Museum Extension………………………………... 59
Gambar II. 39 Material Bangunan yang Digunakan……………………………. 59
Gambar II. 40 Interior Ordrupgaard Museum Extension……………………….. 60
Gambar II. 41 Exterior BMW Plant…………………………………………….. 61
Gambar II. 42 Interior BMW Plant……………………………………………... 61
Gambar II. 43 Interior BMW Plant yang disesuaikan dengan karakter fungsi
bangunan………………………………………………………... 62
Gambar II. 44 Eksterior Casa Milla yang Berbentuk Organik…………………. 62
Gambar II. 45 Parocial Complex……………………………………………….. 63
Gambar II. 46 Interior Spirit and Soul Unfold in a Spanish Chapel……………. 64
Gambar III. 1 Peta Wilayah Kota Surakarta…………………………………..... 65
Gambar III. 2 Recepsionist Gilang Ramadhan Music Studio…………………... 74
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar III. 3 R. Tunggu Gilang ramadhan Music Studio…………………….... 74
Gambar III. 4 R. Kursus Gilang Ramadhan Music Studio……………………... 74
Gambar III. 5 Project Pop di Diamond Convention Center…………………….. 75
Gambar III.6 The Virgin di Sunan Hotel……………………………………….. 76
Gambar III. 7 Pementasan Musik di Novotel…………………………………… 76
Gambar III. 8 Yovi & The Nuno tampil di Solo Grand Mall…………………... 76
Gambar III. 9 Penampilan anak usia SD – SMP membawakan musik keroncong77
Gambar III. 10 Purwa Caraka Music Studio……………………………………. 79
Gambar III. 11 Elfa’s Music School……………………………………………. 79
Gambar III. 12 Solo Concert Music…………………………………………….. 80
Gambar IV. 1 Pembelajaran Musik Anak Usia 2 – 3 tahun…………………….. 87
Gambar IV. 2 Pembelajaran Musik Usia 4 – 5 tahun…………………………... 88
Gambar IV. 3 Pembelajaran Musik Usia 6 – 12 Tahun………………………… 89
Gambar IV. 4 Pembelajaran Musik Usia 12 tahun Keatas…………………….... 89
Gambar V. 1 Peta Wilayah Surakarta…………………………………………. 159
Gambar V. 2 Lokasi Alternatif Site 1………………………………………… 162
Gambar V. 3 Lokasi Alternatif Site 2…………………………………………. 162
Gambar V. 4 Analisa Pencapaian……………………………………………… 164
Gambar V. 5 Hasil Analisa Pencapaian……………………………………….. 166
Gambar V. 6 Analisa View dan Orientasi…………………………………….. 167
Gambar V. 7 Hasil Analisa View dan Orientasi………………………………. 168
Gambar V. 8 Analisa Noise…………………………………………………… 170
Gambar V. 9 Hasil Analisa Noise……………………………………………... 171
Gambar V. 10 Zoning Horizontal Pusat Pendidikan Musik…………………... 173
Gambar V. 11 Zoning Vertikal Pusat Pendidikan Musik……………………... 173
commit to user
Gambar V. 12 Sistem Parkir Paralel…………………………………………...
174
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V. 13 Sistem Parkir Menyudut 45º…………………………………… 174
Gambar V. 14 Sistem Parkir Menyudut 90º…………………………………… 175
Gambar V. 15 Ruangan Yang Belum Mendapat Perlakuan Akustik………….. 179
Gambar V. 16 Bentuk Persegi…………………………………………………. 182
Gambar V. 17 Bentuk Lingkaran……………………………………………… 182
Gambar V. 18 Bentuk Segitiga………………………………………………... 182
Gambar V. 19 Bentuk Segi Banyak…………………………………………… 182
Gambar V. 20 Bentuk Segi Empat…………………………………………….. 184
Gambar V. 21 Bentuk Segitiga……………………………………..…………. 184
Gambar V. 22 Bentuk Lingkaran & Silindris…………………………………. 185
Gambar V. 23 Bentukan Volume…………………………………………….... 186
Gambar V. 24 Bentuk Alat Musik Berdawai…………………………………. 189
Gambar V. 25 Grand Piano……………………………………………………. 189
Gambar V. 26 Tingkat Kekontrasan…………………………………………... 190
Gambar V. 27 Density dan Kekompleksitasan………………………………... 191
Gambar V. 28 Material………………………………………………………... 191
Gambar VI. 1 Jarak Entrance dari Perempatan………………………………... 210
Gambar VI. 2 Site Eksisting…………………………………………………… 211
Gambar VI. 3 Potongan Site…………………………………………………... 211
Gambar VI. 4 Perletakkan Vegetasi…………………………………………… 211
Gambar VI. 5 Penataan Massa Pusat Pendidikan……………………………... 212
Gambar VI. 6 Penempatan Plaza & Sculpture………………………………… 213
Gambar VI. 7 Entrance Pusat Pendidikan Musik……………………………… 214
Gambar VI. 8 Bentuk dasar Massa Penerima…………………………………. 217
Gambar VI. 9 Bentuk Dasar Massa Pendidikan………………………………. 217
commit
to user
Gambar VI. 10 Bentuk dasar Massa
Pertunjukkan…………………………….
218
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI. 11 Tampilan Fasade Bangunan Penerima………………………... 219
Gambar VI. 12 Pengolahan Bidang Massive dan Transparant Massa Bangunan
Pendidikan……………………………………………………. 220
Gambar VI. 13 Atap Massa Bangunan Pendidikan…………………………… 221
Gambar VI. 14 Point Of Interest Massa Pendidikan Musik………………….... 221
Gambar VI. 15 List Dinding yang Dianalogikan menyerupai garis paranada… 221
Gambar VI. 16 Penganalogian bagian musik yang dibunyikan pada bangunan
pertunjukkan………………………………………………….. 222
Gambar VI. 17 Penganalogian karakter instrument musik pada tampilan
interior………………………………………………………… 223
Gambar VI. 18 Contoh Tampilan Interior Ruang latihan Biola……………….. 224
Gambar VI. 19 Contoh tampilan Warna dan Tekstur pada Interior Pusat
Pendidikan Musik…………………………………………….. 224
Gambar VI. 20 Permukaan Dinding Tidak Sejajar……………………………. 225
Gambar VI. 21 Absorber Panels………………………………………………. 226
Gambar VI. 22 Convex Diffuser Panels………………………………………. 226
Gambar VI. 23 Quadratic Diffuser Panels…………………………………….. 226
Gambar VI. 24 Pyramid Diffuser Panels……………………………………… 226
Gambar VI. 25 Ruangan yang mendapat perlakuan akustik………………….. 227
Gambar VI. 26 Panel – Panel Pemantul Pada Dinding dan Langit – Langit….. 228
Gambar VI. 27 Acoustical Shell yang diletakkan di sekeliling panggung……. 228
Gambar VI. 28 Energi Bunyi Dipantulkan Kembali Kearah Musisi oleh Kulit
Akustik………………………………………………………... 229
Gambar VI. 29 Energi Bunyi Dipantulkan & Disebarkan Kearah Musisi &
Penonton oleh Kulit Akustik…………………………………. 229
Gambar VI. 30 Layout R. Orchestra…………………………………………... 230
Gambar VI. 31 Layout R. Konser 1…………………………………………… 230
to user
Gambar VI. 32 Layout R. Konser commit
2……………………………………………
231
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI. 33 Layout R. Recital……………………………………………... 231
Gambar VI. 34 Acoustical Shell………………………………………………. 232
Gambar VI. 35Auditorium yang Belum Diberi Panel Akustik………………... 233
Gambar VI. 36 Plafon Berupa Panel Akustik Yang Movable………………… 233
Gambar VI. 37 Partisi Akustik yang Fleksibel………………………………... 234
Gambar VI. 38 Furniture yang Fleksibel dan Movable……………………….. 234
Gambar VI. 39 Pondasi Foot Plat……………………………………..………. 235
Gambar VI. 40 Pondasi Tiang Pancang……………………………………….. 235
Gambar VI. 41 Struktur Space Frame…………………………………………. 236
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel I. 1
Daftar Group Musik di Surakarta………………………………… 4
Tabel II. 1
Klasifikasi Tingkat Program……………………………………. 24
Tabel II. 2
Kurikulum Vokal……………………………………………….. 25
Tabel II. 3
Kurikulum Drum………………………………………………... 25
Tabel II. 4
Kurikulum Keyboard……………………………………………. 25
Tabel II. 5
Kurikulum Piano Klasik………………………………………… 26
Tabel II. 6
Kurikulum Gitar Klasik…………………………………………. 26
Tabel II. 7
Kurikulum Gitar Elektrik……………………………………….. 26
Tabel III. 1
Perkembangan Potensi – Potensi Kota Solo dalam Skala
Pelayanan……………………………………………………….. 68
Tabel IV. 1
Klasifikasi Tingkat Program & Target Pembelajaran…………... 91
Tabel IV. 2
Materi Pengajaran Instrument Gesek………………………….... 92
Tabel IV. 3
Materi Pengajaran Gitar………………………………………… 92
Tabel IV. 4
Materi Pengajaran Drum……………………………………....... 93
Tabel IV. 5
Materi Pengajaran Piano………………………………………... 94
Tabel IV. 6
Materi Pengajaran Keyboar & Electone……………………….... 94
Tabel IV. 7
Materi Pengajaran Vokal………………………………………... 95
Tabel IV. 8
Materi Pengajaran Instrument Tiup……………………………... 95
Tabel IV. 9
Jenis Kelas, Kapasitas Siswa dan Kelas, serta Waktu
Pembelajaran…………………………………………………... 101
Tabel V. 1
Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang…………………… 120
Tabel V. 2
Besaran Ruang Kelompok Ruang Pendidikan Musik…………. 125
Tabel V. 3
Besaran Ruang Kelompok Ruang Pertunjukan………………... 141
Tabel V. 4
commit to user
Besaran Ruang Kelompok Ruang Informasi & Promosi……… 145
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel V. 5
Besaran Ruang Kelompok Ruang Pengelolaan………………... 149
Tabel V. 6
Besaran Ruang Kelompok Ruang Service/Penunjang................ 151
Tabel V. 7
Total Kebutuhan Luas Ruang & Luas Tapak Minimal………... 153
Tabel V. 8
Jenis Kelompok Ruang………………………………………… 154
Tabel V. 9
Kelompok Ruang Pendidikan Musik………………………….. 155
Tabel V. 10
Kelompok Ruang Pertunjukan Musik…………………………. 156
Tabel V. 11
Kelompok Ruang Informasi & Promosi……………………….. 157
Tabel V. 12
Kelompok Ruang Pengelola…………………………………… 158
Tabel V. 13
Kelompok Ruang Penunjang/Service………………………….. 158
Tabel VI. 1
Besaran Ruang Kelompok Ruang Pendidikan Musik…………. 201
Tabel VI. 2
Besaran Ruang Kelompok Ruang Pertunjukan Musik………… 204
Tabel VI. 3
Besaran Ruang Kelompok Ruang Promosi & Informasi……… 206
Tabel VI. 4
Besaran Ruang Kelompok Ruang Pengelola………………….. 206
Tabel VI. 5
Besaran Ruang Kelompok Ruang Penunjang/Service………… 207
Tabel VI. 6
Total Kebutuhan Luas Ruang & Luas Lantai Dasar Minimal… 209
commit to user
xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SKEMA
Skema IV. 1 Struktur Organisasi Pusat Pendidikan Musik………………….. 102
Skema V. 1
Pola Kegiatan Siswa dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan…. 113
Skema V. 2
Pola Kegiatan Pengajar dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan 114
Skema V. 3
Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan
Pendidikan……………………………………………………... 114
Skema V. 4
Pola Kegiatan Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan
Pendidikan……………………………………………………... 115
Skema V. 5
Pola Kegiatan Siswa dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan
Musik…………………………………………………………... 115
Skema V. 6
Pola Kegiatan Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan
Pertunjukan Musik…………………………………………….. 116
Skema V. 7
Pola Kegiatan Penyaji/Pementas dalam Kelompok Kegiatan
Pertunjukan Musik…………………………………………….. 116
Skema V. 8
Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan
Pertunjukan Musik…………………………………………….. 117
Skema V. 9
Pola Kegiatan Sisa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan
Informasi………………………………………………………. 118
Skema V. 10 Pola Kegiatan Pembicara dalam Kelompok Kegiatan Informasi 118
Skema V. 11 Pola Kegiatan Siswa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan
Promosi………………………………………………………... 118
Skema V. 12 Pola Kegiatan Penjual dalam Kelompok Kegiatan Promosi…... 119
Skema V. 13 Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan Promosi... 119
Skema V. 14 Pola Kegiatan Siswa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan
Pengelola………………………………………………………. 119
Skema V. 15 Pola Kegiatan Service…………………………………………. 120
commit to user
Skema V. 16 Pola Hubungan Ruang Makro…………………………………. 155
xxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skema V. 17 Pola Hubungan Kelompok Ruang Pendidikan Musik…………. 155
Skema V. 18 Pola Hubungan Kelompok Ruang Pertunjukan Musik………... 156
Skema V. 19 Pola Hubungan Kelompok Ruang Informasi & Promosi……… 157
Skema V. 20 Pola Hubungan Kelompok Ruang Pengelola………………….. 158
Skema V. 21 Pola Hubungan Kelompok Ruang Penunjang/Service………… 158
Skema V. 22 Pola Sirkulasi Dalam Site……………………………………… 175
Skema VI. 1 Jaringan Listrik………………………………………………… 237
Skema VI. 2 Jaringan Air Bersih…………………………………………….. 239
Skema VI. 3 Jaringan Air Kotor……………………………………………... 240
Skema VI. 4 Sistem Penanggulangan Kebakaran…………………………… 241
Skema VI. 5 Jaringan AC Cental……………………………………………. 242
commit to user
xxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
TRANSFORMASI DESIGN
LAMPIRAN B
GAMBAR KERJA
LAMPIRAN C
PERSPEKTIF EKSTERIOR & INTERIOR
LAMPIRAN D
DESIGN REPORT
commit to user
xxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I
PENDAHULUAN
1. Judul dan Pemahaman Judul
1.1 Judul
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
1.2 Pemahaman Judul
Pusat Pendidikan Musik adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk
menampung kegiatan pembelajaran, penyaluran bakat serta apresiasi terhadap
musik.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Musik dapat diartikan sebagai nada atau suara yang disusun sedemikian
rupa sehingga mengandung irama, lagu , dan keharmonisan. Musik adalah
ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan
temporal
untuk
menghasilkan
komposisi
(suara)
yang
mempunyai
keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa
sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat
menghasilkan bunyi-bunyi itu). (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990: 602)
Surakarta merupakan daerah tingkat II di Propinsi Jawa Tengah. Surakarta
adalah salah satu kota penting dan terbesar di Jawa Tengah, yang
direncanakan sebagai lokasi Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan.
Secara keseluruhan dapat diartikan bahwa Pusat Pendidikan Musik di
Surakarta merupakan wadah yang menampung proses pembelajaran baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 secara teori maupun instrumental untuk pengembangan potensi dan bakat dari
peserta didik serta sebagai wadah penyaluran bakat dan apresiasi terhadap
musik yang terdapat di Surakarta.
2. Latar Belakang
2.1 Minat Masyarakat
Perkembangan dunia musik di Indonesia semakin pesat dan maju.
Musik sebagai suatu alat komunikasi verbal merupakan suatu kebudayaan
manusia yang bersifat universal dimana musik merupakan suatu ungkapan
rasa indah yang ditangkap melalui alunan nada – nada yang harmonis serta
mengandung ritme yang mengalun secara teratur dan dapat dinikmati oleh
semua kalangan. Minat masyarakat terhadap musik semakin meningkat, hal ini
ditandai semakin pesatnya pergerakan musik baik dari dalam negeri sendiri
maupun akibat pengaruh dari luar negeri, serta semakin banyak bermunculan
artis – artis baru dari berbagai daerah yang mewarnai dunia musik nasional.
Selain itu, di Indonesia pada umumnya telah banyak bermunculan band – band
baru yang mengusung aliran yang berbeda – beda.
Akan tetapi selama ini kebanyakan musisi hanya tahu cara
menggunakan skill mereka sesuai instrument yang dikuasai saja tanpa
menguasai teknik yang berlandaskan pengetahuan musik yang baik dan benar.
Selain perkembangan musik yang cukup pesat ternyata perkembangan
industri musik turut mendorong tingginya animo masyarakat terhadap musik.
sehingga semakin banyak orang yang ingin mahir bermain musik. Sekolah
musik menjadi pilihan untuk mengasah bakat bermain musik. Peminatnya
bukan hanya anak-anak dan remaja saja, banyak pula orangtua yang berminat
belajar musik.
Gilang Ramadhan menuturkan, pasar sekolah musik membentuk
sebuah piramida. Lapisan paling atas memiliki jumlah konsumen paling
sedikit. Mereka adalah orang-orang yang belajar musik karena ingin menjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 musisi profesional. Lapisan kedua ditempati oleh orang-orang yang memiliki
hobi di bidang musik. Lapis paling bawah diisi anak-anak yang belajar musik
karena ingin meningkatkan intelligence quotient (IQ) dan melatih saraf
motorik. “Paling banyak di sini,” ujar Gilang. (www.tempo.com)
Hal ini di dukung berubahnya pola pikir masyarakat saat ini terhadap
perlunya pendidikan musik. Pada awalnya sekolah musik hanya dianggap
sebelah mata oleh sebagian masyarakat Indonesia. Alasannya, dulu sekolah
musik masih diidentikkan sebagai sarana atau jalan untuk menjadi artis atau
musisi terkenal. (menurut M. Hardi, staf khusus kantor pusat Purwacaraka Music Studio
pada artikel Bisnis Indonesia). Namun, sekarang paradigma masyarakat sudah
mulai berubah. Sekolah musik bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk
mencerdaskan anak, yakni menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak
kiri. Musik dapat meningkatkan kreativitas dan kecerdasan, membangun
kepercayaan diri, mengembangkan keterampilan sosial, dan meningkatkan
keterampilan motorik, persepsi serta perkembangan psikomotorik. (Menurut
Dosen Metode Perkembangan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI)).
Satu studi baru yang disiarkan dalam terbitan paling akhir Social
Science Quarterly mengungkapkan bahwa keikut-sertaan dalam musik, yang
ditafsirkan sebagai pelajaran musik yang diselenggarakan di dalam atau luar
sekolah, memiliki dampak positif pada prestasi membaca dan matematika
pada anak-anak dan remaja.
Selain itu, belum lama ini juga ditemukan bahwa musik dapat
digunakan sebagai terapi yaitu sebagai pengganti obat depresan dan juga
sebagai terapi bagi anak berkebutuhan khusus.
Dari hal – hal tersebut dapat dilihat bahwa musik ternyata memiliki
banyak manfaat dan di Indonesia saat ini tidak sedikit orang yang ingin
mempelajari musik secara lebih mendalam. Hal ini dapat dilihat dari
terdapatnya sekolah musik baik berupa sekolah formal maupun non formal,
serta terdapat salah satu sekolah formal berupa sekolah menengah kejuruan
musik klasik di Jogja yang muridnya dari kelas satu hingga kelas tiga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 berjumlah ± 350 orang (www.smkn2ksh-yog.sch.id). Untuk sekolah non
formal seperti kursus musik juga peminatnya cukup banyak yang tiap satu
sekolah musik memiliki murid ± 500 orang seperti pada Jaguar Music School
di Cikarang, Bekasi. (kanalpeluangusaha.com, Edisi : Jumat, 17 September 2010
oleh Sofyan Nur Hidayat)
Untuk di Surakarta sendiri minat pelajar yang ingin memperdalam
musik pun semakin meningkat tiap tahunnya. Adapun peningkatan presentasi
minat terhadap musik ini salah satunya ditunjukkan oleh angka peningkatan
siswa yang ingin mempelajari musik yang di dapat dari angka pendaftar di
salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Surakarta yaitu SMK 8 dimana
presentasi peningkatan siswa yang mendaftar tiap tahunnya meningkat ± 5 %
dan untuk jumlah siswa yang diterima sekitar 80 – 100 siswa, sedangkan
banyak pendaftar yang tidak diterima karena jumlah siswa yang dapat
ditampung sudah penuh atau karena kriteria kemampuan dasar yang dimiliki
belum memenuhi kriteria. Selain itu peningkatan jumlah siswa pada sekolah
musik nonformal di Surakarta berdasarkan hasil wawancara pada beberapa
sekolah musik, mengalami peningkatan 10% – 15 % setiap tahunnya.
Adapun jumlah pemusik yang terdapat di Surakarta pun dapat dibilang cukup
banyak dan mereka tidak hanya group musik yang membawakan aliran
modern saja tetapi juga terdapat group musik yang membawakan lagu – lagu
tradisional, seperti salah satunya adalah Group Musik Keroncong Bocah Fajar
Indah. Di bawah ini adalah daftar jumlah group musik yang ada di Surakarta.
Tabel I. 1
Daftar Group Musik di Surakarta
(Sumber : Tugas Akhir -Pusat Musik Modern di Surakarta
oleh Sidiq Pramono – Arsitektur UMS)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 Oleh sebab itu, adanya suatu wadah yang dapat menjadi tempat untuk
lebih memperdalam kemampuan seseorang dan dalam hal penyaluran bakat
dalam hal ini di bidang musik di Surakarta masih sangat dibutuhkan.
2.2 Kebutuhan Wadah Pendidikan Musik di Surakarta
Untuk Surakarta sendiri peminat musik juga semakin meningkat.
Dapat dilihat dari cukup banyaknya jumlah penyanyi ataupun grup musik
pendatang baru di pentas-pentas lokal maupun yang mampu menembus pasar
nasional baik major label (perusahaan rekaman resmi) maupun indie label
(perusahaan rekaman independen yang tidak resmi) dari berbagai aliran
musik. Grup band seperti Kaisar, Utara, Vanila, sampai penyanyi khas lokal
seperti Didi Kempot, Waljinah dan Gesang merupakan suatu indikasi bahwa
Solo sudah mempunyai image bahwa Solo merupakan salah satu kota
produsen seniman musik di Indonesia. Jenis musik yang diminati pun tidak
hanya musik – musik modern saja tetapi jenis musik etnik juga cukup banyak
diminati di Surakarta. Hal ini ditunjukkan dari adanya 2 event yang cukup
besar di Surakarta yaitu Solo International Ethnic Music (SIEM) dan
International Keroncong Festival (IKF).
Orang – orang yang ingin lebih dalam mempelajari musik pun cukup
banyak di Surakarta, dapat dilihat dari semakin bertambahnya tempat kursus
seperti telah diketahui terdapat tempat kursus music seperti Purwa Caraka,
Elfa’s, Solo Concert Music, Cresendo, Gilang Ramadhan Music Course,
serta terdapat salah satu tempat kursus music baru di Solo baru yang mengajar
music dengan berbasis tekhnologi computer. Salah satu sekolah menengah
kejuruan yang sudah memiliki program kejuruan musik tersendiri adalah SMK
8.
Akan tetapi selama ini di Surakarta sebagian besar bangunan yang
digunakan sebagai tempat kursus musik hanya berupa bangunan ruko yang di
beli / disewa, padahal sebenarnya bangunan tersebut tidak di desain untuk
tempat kursus. Sedangkan untuk tempat – tempat yang menggelar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 pertunjukkan musik (apresiasi musik) pun diadakan di beberapa tempat yang
berbeda.
Untuk itu adanya tuntutan akan kualitas wadah yang mampu
menampung dan mengkoordinasi berbagai kegiatan musik yang tidak hanya
tentang pendidikan atau pembelajaran musik bagi anak – anak dan remaja
tetapi juga adanya suatu wadah yang dapat menampung aktivitas pembelajaran
musik bagi semua kalangan dan penyaluran bakat – bakat mereka di bidang
musik sangat diperlukan di Surakarta.
2.3 Kondisi Wadah Pendidikan Musik di Surakarta
Wadah pendidikan musik di Surakarta yang berupa sekolah formal
hanya terdapat mulai dari jenjang pendidikan sekolah menengah kejuruan
yaitu SMKN 8 dan jenjang Universitas yang terdapat pada STSI atau ISI
Surakarta.
Tempat pendidikan musik yang mewadahi hampir semua jenjang usia
mulai dari anak – anak usia preschool hingga dewasa di Surakarta berupa
tempat – tempat kursus (jalur pendidikan nonformal). Akan tetapi kondisi
tempat – tempat kursus yang ada hanya berupa bangunan – bangunan yang
disewa baik berupa rumah penduduk ataupun deretan ruko dimana bangunan
tersebut sejak awal tidak di desain untuk kebutuhan kegiatan bermusik.
Contohnya saja Purwa Caraka Music Scholl, Elfa Music School, Solo Concert
Music dan Cresendo menggunakan bangunan rumah yang disewa, dan Gilang
Ramadhan Music Course menggunakan bangunan ruko. Untuk mencerminkan
bahwa bangunan tersebut merupakan tempat kursus musik mereka memberi
symbol – symbol yang berhubungan dengan musik.
Kebutuhan wadah yang dapat menampung aktivitas pembelajaran
musik dan tempat penyaluran bakat diperlukan di Surakarta. Selain
dibutuhkan sebuah wadah yang dapat menampung berbagai macam fungsi
kegiatan di dalamnya, adanya wadah yang mampu mencerminkan karakter
dari fungsi yang diwadahi di dalamnya sangat diperlukan. Sehingga
diperlukan adanya wadah yang mampu mencerminkan fungsi yang diwadahi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 di dalamnya untuk mewujudkan suatu bangunan yang berkarakter atau
bangunan yang ekspresif dan komunikatif. Penggunaan Analogi Arsitektur
diharapkan mampu memberikan perwujudan penampilan karakter bangunan
yang ekspresif dan komunikatif.
2.4 Kondisi Persyaratan Ruang Tempat Pendidikan dan Apresiasi Musik
Wadah yang mampu mencerminkan fungsi yang diwadahi di dalamnya
sehingga perlu adanya pemunculan karakter dari suatu bangunan musik
memang dibutuhkan di Surakarta. Selain itu, fungsi yang diwadahi tentu akan
terkait dengan kegiatan di dalamnya yang membutuhkan adanya ruang untuk
menampung kegiatan tersebut.
Ruang – ruang yang diperuntukkan untuk aktivitas pembelajaran
membutuhkan persyaratan ruang dimana bentukan ruang tersebut harus dapat
memberikan kenyamanan secara akustik dan mampu mewadahi para siswanya
dalam berlatih dan berkarya. Adanya fakta bahwa tempat – tempat pendidikan
musik yang ada saat ini berupa bangunan rumah atau ruko yang disewa
menyebabkan peruangan di dalamnya sebagian menyesuaikan pada peruangan
awal yang sudah ada pada bangunan tersebut seperti yang terdapat pada Elfa’s
Music School di Surakarta dimana jumlah ruang kursus menyesuaikan
peruangan rumah yang disewa, ada pula yang merubah ruang – ruang yang
ada dan memberi lapisan akustik ekstra pada dinding – dinding yang ada
seperti pada Gilang Ramadhan Music Course.
Selain itu, saat ini di Surakarta belum mempunyai gedung sebagai
sarana dan prasarana yang representatif untuk memfasilitasi pementasan
musik sebagai sarana apresiasi masyarakat dan seniman di Solo. Bangunanbangunan yang sering digunakan untuk pementasan musik tidak dirancang
khusus sebagai tempat pementasan musik, seperti Kawasan Manahan, Kota
Barat, Sriwedari, Alun-alun Keraton, Benteng Vastenberg, dll. Padahal adanya
wadah – wadah untuk kegiatan apresiasi yang dapat digunakan oleh para
musisi dan juga untuk penyaluran bakat dari siswa – siswa yang belajar musik
sangat diperlukan. Dimana ruang – ruang pertunjukkan yang digunakan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 kegiatan apresiasi dan penunjukkan bakat para siswa juga memerlukan suatu
kenyamanan akustik dan diperlukan adanya sifat fleksible dari ruang – ruang
tersebut yang dapat menampung berbagai jenis pementasan.
Di Surakarta terdapat bangunan – bangunan seperti Diamond
Convention Center sebagai bangunan serba guna yang ruangan di dalamnya
dapat digunakan untuk berbagai jenis kegiatan seperti pameran, resepsi
pernikahan, seminar, ataupun pertunjukkan musik artis dengan skala
pengunjung yang tidak terlalu banyak (pertunjukkan yang bersifat eksklusif).
Akan tetapi adanya suatu ruang yang mampu menampung berbagai
jenis pertunjukkan atau kegiatan dengan skala pengunjung yang cukup besar
belum terdapat diSurakarta. Oleh sebab itu, adanya suatu ruang pertunjukkan
yang dapat menampung berbagai jenis kegiatan yang berhubungan dengan
musik sangat diperlukan.
3. Rumusan Permasalahan
Kesimpulan permasalahan berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada:
a. Bagaimana menfasilitasi adanya peningkatan minat masyarakat yang ingin
mengembangkan bakat di bidang musik.
b. Bagaimana merencanakan suatu wadah yang dapat menampung kegiatan
pembelajaran, penyaluran bakat, dan apresiasi di bidang musik.
c. Bagaimana
merencanakan
suatu
desain
bangunan
yang
mampu
mencerminkan karakter dari fungsi bangunan tersebut.
d. Bagaimana merencanakan wadah yang sesuai dengan persyaratan ruang
yang dibutuhkan untuk menampung aktivitas pembelajaran, penyaluran,
dan apresiasi di bidang musik.
Maka
garis
besar
rumusan
permasalahan
adalah
bagaimana
merencanakan suatu wadah yang berkarakter melalui penerapan analogi dan
bagaimana merencanakan wadah yang memiliki persyaratan dimana nantinya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 dapat menampung segala aktivitas pembelajaran, penyaluran bakat, dan
apresiasi di bidang musik yang terdapat di Surakarta.
4. Persoalan
4.1 Persoalan Fisik :
a. Bagaimana desain peruangan yang dapat mewadahi berbagai kegiatan di
dalam bangunan yang menampung aktivitas pendidikan dan pembelajaran
serta pagelaran musik dan bagaimana pula mekanisme untuk mewujudkan
kenyamanan akustik di dalam tiap ruang dan antar ruang serta
bagaimanakah karakter ruang yang dapat membangun suasana ruang yang
mampu memberikan inspirasi dalam berkarya.
b. Bagaimana menentukan lokasi site dan penataan site sehingga kehadiran
bangunan pada site tersebut sebagai sebuah bangunan yang menampung
kegiatan musik tidak mengganggu aktivitas bangunan lain yang ada di
sekitarnya.
c. Bagaimana menentukan bentuk dan pola penataan massa yang mampu
menunjukkan karakter dari bangunan yaitu sebagai tempat yang
menampung aktivitas pembelajaran, penyaluran bakat, dan apresiasi musik
di Surakarta serta bagaimanakah penataan dan bentuk massa yang
disesuaikan untuk kenyamanan akustik baik secara eksterior (di dalam
site) maupun di dalam bangunan.
d. Bagaimana menentukan bentuk dan layout ruang yang dapat mewadahi
berbagai jenis atau tipe aktivitas yang berbeda – beda di dalamnya.
e. Bagaimana menentukan desain pengolahan landscape area dan bangunan
beserta jenis, tata letak vegetasi, view dan open space sebagai sarana
penunjang untuk membangkitkan inspirasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 f. Bagaimana menentukan sistem struktur dan konstruksi yang dapat
mendukung bentukan massa dari Pusat pendidikan Musik yang
direncanakan.
g. Bagaimana menentukan sistem utilitas dari Pusat Pendidikan Musik yang
direncanakan.
4.2 Persoalan Non Fisik :
a. Bagaimana sistem manajemen agar aktivitas dalam bangunan yang akan di
desain sebagai suatu bangunan pusat pendidikan informal dan tempat
penyaluran bakat di bidang musik dapat terus berlangsung dan tidak hanya
terjadwal pada waktu – waktu tertentu saja.
b. Bagaimana mengkoordinir kegiatan multi fungsi yang akan di wadahi
meliputi kegiatan pendidikan dan pagelaran / pertunjukkan.
5. Tujuan dan Sasaran
5.1 Tujuan
Menyusun konsep perencanaan dan perancangan pusat pendidikan dan
pembelajaran, serta apresiasi musik untuk berbagai usia di Surakarta dengan
penerapan analogi yang diterapkan pada bentuk bangunan dan elemen interior
sebagai perwujudan karakter bangunan musik yang ingin ditampilkan dan
bentuk ruang yang disesuaikan dengan karakter kegiatan yang selanjutnya
digunakan sebagai landasan dalam membuat transformasi desain dan dalam
tahap desain atau perancangan.
5.2 Sasaran
Mewujudkan suatu konsep perencanaan dan perancangan sebuah pusat
pendidikan dan pembelajaran serta apresiasi di bidang musik yang mampu
mencerminkan karakter dan mampu meningkatkan daya kreatifitas dan
inspirasi melalui analogi yang diterapkan pada bentuk bangunan dan elemen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 interior serta bentuk ruang yang disesuaikan pada karakter kegiatan dan
persyaratan ruang yang dibutuhkan.
6. Lingkup dan Batasan Pembahasan
6.1 Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan adalah lingkungan disiplin ilmu arsitektur yaitu pada
aspek fisik dan non fisik yang mendukung terjadinya lingkupan arsitektur.
Sedangkan untuk hal-hal diluar bidang arsitektur, jika dianggap mendasari dan
menentukan faktor perancangan fisik akan dibahas secara garis besar dalam
batas sebagai pertimbangan sesuai dengan porsi keterlibatannya. Pembahasan
dilakukan berdasar pada data yang ada sesuai dengan tujuan dan sasarannya.
6.2 Batasan Pembahasan
Batasan pembahasan adalah aspek-aspek yang tercakup dalam prinsip desain
sebuah fasilitas pendidikan musik dengan pendekatan bahasa partitur musik
pada desain bangunan.
7. Metode Pengumpulan Data dan Pembahasan
Metode pengumpulan data dan pembahasan yang digunakan meliputi :
7.1 Metode Pengumpulan Data
1.) Studi literatur untuk mendapatkan data-data yang mencangkup pengertian,
spesifikasi standar, aspek lokasi, karakteristik dan studi kasus yang
berkaitan dengan kegiatan musik di Surakarta.
2.) Observasi lapangan dan instansional untuk mendapatkan data factual
mengenai data lapangan.
3.) Wawancara untuk mendapatkan data faktual tambahan dari situasi di
lapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 7.2 Metode Pembahasan
Pembahasan dilakukan dengan menyajikan data yang berkaitan dengan
permasalahan berlandaskan pada teori-teori yang berhubungan dengan judul,
kemudian setelah proses tersebut dilakukan dilanjutkan dengan menerapkan
teori – teori yang ada untuk digunakan dalam gambaran pembahasan strategi
desain wadah yang akan direncanakan.
8. Sistematika Pembahasan
BAB I
: PENDAHULUAN
Berisi tentang judul, latar belakang, permasalahan, persoalan, tujuan dan
sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metoda pengumpulan data dan
pembahasan, serta sistematika pembahasan.
BAB II
: TINJAUAN DATA DAN INFORMASI
Berisi tentang pembahasan mengenai eksplorasi tentang musik dan
perkembangannya, pemahaman mengenai konsepsi pendidikan musik,
pemahaman mengenai akustik ruang, pemahaman mengenai penggunaan
analogi dalam desain bangunan, dan pemahaman fleksibilitas ruang pada
ruang pertunjukkan.
BAB III : TINJAUAN KOTA SURAKARTA
Berisi
tentang
ekplorasi
kota
Surakarta,
tinjauan
tentang
perkembangan musik di kota Surakarta, perkembangan pendidikan
musik di kota Surakarta, serta kondisi fasilitas – fasilitas musik
yang ada di Surakarta.
BAB IV : PUSAT PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN
Berisi tentang gambaran secara umum dari wadah / bangunan yang
akan direncanakan berdasarkan pada latar belakang dibutuhkannya
wadah serta permasalahan dan persoalan yang digunakan sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 acuan dalam menentukan gambaran dari wadah yang akan
direncanakan.
BAB V : ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN
Berisi
tentang
proses
menetapkan
dasar-dasar
solusi
atau
pemecahan masalah dan persoalan melalui analisis aspek – aspek
yang berhubungan dengan proses perancangan desain bangunan.
BAB VI : KONSEP PERANCANGAN
Merupakan jawaban dari analisa yang berupa konsep perancangan
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dan bersifat teknis
arsitektural.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Tinjauan Umum Musik
1.1 Definisi Musik
Secara Etimologi musik (berasal dari bahasa Yunani ‘musiké téchne’
atau bahasa Latin ‘musica’ = art of the Muses) merupakan pengekspresian,
pengungkapan, perwujudan, manifestasi artisik dalam kehidupan manusia.
(Pdf : Kurikulum Berbasis Kompetensi – Musik – Kementerian Pendidikan
Nasional)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602) :
Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan,
kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara)
yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun
sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan
(terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).
Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda
berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati
tentang musik juga bermacam-macam:
-
Musik adalah Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera
pendengar
-
Musik adalah Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan
pendukungnya.
-
Musik adalah Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang
atau kumpulan dan disajikan sebagai musik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 -
Musik adalah sekumpulan nada yg memiliki kepaduan dan harmonisasi yg
semuanya itu terikat dalam satu irama dan tempo yg beraturan. Musik
sebuah alunan jiwa, dimana alunan tersebut bisa mempengaruhi jiwa orang
yg mendengarkannya.
Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati
yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.
(Muttaqin, 2008:5, dalam Seni Musik Klasik Jilid 1, 2008)
Musik dibangun atas unsur-unsur musik:
a. Ritme
b. Melodi
c. Harmoni
d. Tekstur
e. Bentuk
Musik pada akhirnya meliputi empat komponen, yaitu :
a. Komponis
b. Proses membuat karya
c. Hasil karya
d. Konteks dimana komponis membuat sesuatu.
Kesimpulan : Musik adalah suatu seni yang mengandung unsur – unsur yang
dapat menimbulkan perasaan emosi tertentu bagi yang membuat, memainkan,
ataupun mendengarkannya.
1.2 Aliran / Genre Musik
Seiring dengan perkembangan yang cukup pesat di dalam dunia musik,
maka muncullah berbagai aliran – aliran musik jenis baru. Di bawah ini adalah
berbagai aliran / genre music yang ada pada saat ini : (wordpress.com)
a. Musik klasik
Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengacu pada
musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik
kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar abad ke-9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 hingga abad ke-21. ("Classical", The Oxford Concise Dictionary of Music,
Michael Kennedy (penyunting), (Oxford, 2007)
b. Musik rakyat/musik tradisional
Musik rakyat / daerah adalah musik yang berasal dari suatu daerah
tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut
maupun rakyat lainnya.
c. Blues
d. Jazz
Menurut Travis Jackson, jazz adalah musik yang mencakup
kualitas
seperti
"berayun
',
improvisasi,
interaksi
kelompok,
mengembangkan sebuah" suara individu, dan menjadi 'terbuka' untuk
kemungkinan musik yang berbeda.
e. Country
Musik country adalah campuran dari unsur-unsur musik Amerika
yang berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan
Appalachia.
f. Rock
Musik rock tergolong pada musik yang berirama keras.
g. Musik populer
Musik populer atau Musik pop adalah nama bagi aliran-aliran
musik yang didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyak bersifat
komersial.
h. Musik dunia
Musik dunia adalah sebutan bagi aliran musik yang bukan
termasuk musik populer dan musik klasik, serta mempunyai elemen
"etnik".
Kesimpulan :
Jenis atau genre musik yang ada digunakan sebagai pengetahuan tentang
aliran musik yang ada yang nantinya digunakan sebagai pertimbangan
jenis aliran musik yang dipelajari dalam bangunan pendidikan musik yang
direncanakan sebagai suatu runtutan wawasan seni musik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 1.3 Macam – Macam Alat Musik
Alat – alat musik adalah suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi
untuk tujuan menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang
memproduksi suara, dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat
disebut sebagai alat musik. Walaupun demikian, istilah ini umumnya
diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk musik. (Wikipedia
2010). Adapun jenis – jenis alat musik antara lain sebagai berikut :
1.) Berdasarkan cara memainkan :
a. Alat musik tiup menghasilkan suara sewaktu suatu kolom udara
didalamnya digetarkan. Tinggi rendah nada ditentukan oleh frekuensi
gelombang yang dihasilkan terkait dengan panjang kolom udara dan
bentuk instrumen, sedangkan timbre dipengaruhi oleh bahan dasar,
konstruksi instrumen dan cara menghasilkannya. Contoh alat musik ini
adalah terompet dan flute.
b. Alat musik pukul menghasilkan suara sewaktu dipukul atau ditabuh.
Alat musik pukul dibagi menjadi dua yakni bernada dan tidak bernada.
Bentuk dan bahan bagian-bagian instrumen serta bentuk rongga getar,
jika ada, akan menentukan suara yang dihasilkan instrumen.
Contohnya adalah kolintang (bernada), drums (tak bernada), dan
bongo (tak bernada).
c. Alat musik petik menghasilkan suara ketika senar digetarkan melalui
dipetik. Tinggi rendah nada dihasilkan dari panjang pendeknya dawai.
d. Alat musik gesek menghasilkan suara ketika dawai digesek. Seperti
alat musik petik, tinggi rendah nada tergantung panjang dan pendek
dawai.
2.) Alat musik berdasarkan sumber bunyinya
a. Idiofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari bahan
dasarnya. Contoh: kolintang, drum, bongo, kabasa, angklung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 b. Aerofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari
hembusan udara pada rongga. Contoh: suling, terompet, harmonika,
trombone.
c. Chordofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari
dawai. Contoh: bass, gitar, biola, gitar, sitar, piano, kecapi
d. Membranofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dari selaput
atau membran. contoh : tifa, drum, kendang, tam-tam, rebana
e. Elektrofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dibangkitkan oleh
tenaga listrik (elektronik). Contoh : kibor, gitar listrik, bass elektrik
3.) Alat musik tekan
Sebenarnya ‘alat musik tekan’ tidak termasuk kategori mana pun.
Namun cara menekan rupanya menjadi bagian dari sistem menghasilkan
bunyi yang diinginkan. Alat musik tekan memiliki tiga jenis yaitu:
menekan untuk memukul, menekan untuk meniup, dan menekan untuk
mengaktifkan sistem elektronik. Jadi kalau boleh dikategorikan, ‘alat
musik tekan’ antara lain piano akustik (chordofon pukul), organ akustik
(aerofon) , acordion (aerofon) dan alat-alat musik elektronik yang
menggunakan papan kunci (keyboard).
4.) Alat musik elektronik
Alat musik elektronik menghasilkan suara tiruan dari alat musik
aslinya (akustik). Istilah synthesizer dipakai untuk alat musik yang
menggunakan papan kunci (keyboard). Sedangkan alat musik elektrik
digunakan untuk alat-alat musik yang dilengkapi dengan komponen
elektronik. Alat ini cara memainkannya sama dengan alat musik akustik.
Misalnya gitar elektrik, drums elektrik, dan bass elektrik.
5.) Single band
Pesatnya perkembangan teknologi digital menyebabkan lahirnya
alat-alat perangkat dengan kegunaan yang lebih efesien dan efektif seperti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 alat musik single band. Alat musik ini sangat praktis karena cukup
dimainkan oleh satu orang. Di dalamnya terdapat irama (style), beragam
suara, dan fasilitas simple recording. Yamaha menamakan perangkat ini
dengan portasound (portable sound). Sementara Roland menyebut sebagai
electone (electric tone).
Kesimpulan :
Tinjauan Teori mengenai jenis alat musik digunakan untuk mengetahui
besaran dan persyaratan ruang yang dibutuhkan berkaitan dengan dimensi alat
musik dan pergerakan dalam ruang yang diperlukan.
1.4 Jenis Profesi / Karier di Bidang Musik
Dunia musik adalah dunia yang luas dan memberikan harapan kepada
banyak orang. Berikut dibawah ini adalah berbagai profesi serta departemen
yang bisa dijalani dalam berkarir di dalam industri musik (Pdf : Kurikulum
Berbasis Kompetensi – Musik – Kementerian Pendidikan Nasional 2009 : 21),
yaitu :
a. Produksi musik:
-
Music producer
-
Music director
-
Music composer
-
Music arranger
-
Sound engineer
-
Music programmer
-
Pencipta lagu
b. Pendidik musik :
-
Guru music
-
Fasilitator atau pembicara music workshop
-
Pendiri dan pengelola sekolah music
-
Juri berbagai lomba dan kontes music
c. Pemain musik:
-
Musisi penampil tunggal/ soloist
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 -
Musisi penampil dalam sebuah grup music
-
Musisi pengiring
-
Musisi pengisi rekaman
d. Perusahaan rekaman:
-
Artist and Repertoir specialist
-
Music distributor
-
Publikasi dan promosi
-
Music Marketing
-
Bagian Penjualan Musik
-
Pendiri dan pengelola perusahaan rekaman
-
Music publisher
-
Music publicist
-
Music business affair
-
Music business development
-
Music business consultant
-
Music business lawyer
e. Music Artist management dan supporting music performance crew:
-
Pendiri dan pengelola artist management
-
Manager
-
Asisstant manager
-
Road manager
-
Production manager
-
Stage manager
-
Sound engineer
-
Teknisi
f. Musik dalam media:
-
Kritikus dan pengamat music
-
Reporter/wartawan music
-
Radio music director
-
Radio music librarian
-
Radio music producer
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 2. Pendidikan Musik
2.1 Pendidikan Secara Umum
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. (Wikipedia 2010)
2.2 Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan. (Wikipedia 2010)
Jalur pendidikan terbagi menjadi :
•
Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang
pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,
sampai pendidikan tinggi.
•
Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta
pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang
banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di
semua gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan
belajar dan sebagainya. Program - program PNF yaitu Keaksaraan
fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB,
BPPNFI, dan lain sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 2.3 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Sekolah Musik
Banyak sekali hasil penelitian yang memberikan informasi kepada kita
tentang pentingnya pendidikan musik bagi perkembangan anak, berikut adalah
beberapa hasil penelitian yang di rangkum dari Bulletin of the Council for
Research in Music Education, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan musik memudahkan perkembangan anak dalam bahasa dan
kecepatan membaca.
2. Aktivitas bermusik sangat bernilai bagi pengalaman anak dalam
berekspresi dan lain-lain.
3. Aktivitas bermusik membantu perkembangan sikap positif terhadap
sekolah dan mengurangi tingkat ketidakhadiran siswa di sekolah.
4. Keterlibatan dalam kegiatan bermusik secara langsung mempertinggi
perkembangan kreativitas.
5. Pendidikan musik memudahkan perkembangan sosial, penyesuian diri, dan
perkembangan intelektual.
2.4 Konsepsi Pendidikan Musik di Sekolah
Dasar dari pelaksanaan pendidikan musik di sekolah ialah: bermain.
Melalui bermain musik diharapkan anak didik dapat memetik nilai-nilai positif
yang berguna bagi mereka dalam kehidupannya. Atas sasaran yang ingin
dicapai melalui kegiatan bermain musik dalam pendidikan musik di sekolah
yaitu:
1. Anak didik dapat menghayati beberapa unsur musik seperti: irama, melodi,
harmoni, tempo dinamik dan lain sebagainya.
2. Anak didik dapat menghayati sentuhan artistik yang mengarah ke sikap
menghargai nilai-nilai budaya bangsa-bangsa, khususnya bangsa sendiri.
3. Anak didik dapat mengungkapkan gagasan, perasaan dan pengalamannya
dalam kegiatan bermain musik, baik vokal maupun instrumental.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 4. Anak didik dapat mengungkapkan gagasan, perasaan dan pengalamannya
melalui musik yang dibuatnya sendiri.
2.5 Bentuk Kegiatan di Sekolah Musik
Tiga bentuk kegiatan untuk melaksanakan pendidikan musik di
sekolah, yaitu:
1. Kegiatan vokal dan instrumental
2. Kegiatan apresiasi
3. Kegiatan kreativitas
Wujud dari kegiatan vokal dan instrumental ialah sebuah ensambel
musik. Materi sajian yang diberikan dibuat oleh pendidik ( guru )
menggunakan alat-alat musik yang tersedia di sekolahnya. Untuk itu
kemampuan guru dalam membuat arransemen sangat diperlukan untuk
mengisi materi sajian. Selain itu, kemampuan guru dalam memimpin
ensambel sangat diperlukan agar musik yang indah dapat diujudkan.
Melalui pengalaman bermain musik bersama dengan peran yang
berbeda-beda (pembawa melodi, harmoni, filler, contermelodi serta ritme),
dan tuntutan untuk menjaga kesatuan baik tempo, dinamik dan nada maupun
nilai nada, diharapkan nilai-nilai positif yang berguna dalam pembentukan
kepribadian anak didik dapat diserapnya.
2.6 Program Pembelajaran di Sekolah Musik
Di Amerika, pendidikan musik sudah memiliki standar nasional yang
diberlakukan di seluruh sekolah dan setiap negara bagian di Amerika serta
dipelopori oleh para praktisi pendidikan. MENC: The National Association for
Music Education, menciptakan sembilan standarisasi pada tahun 1994:
1) Bernyanyi, baik secara individu maupun berasama
2) Bermain musik pada instrumen musik
3) Menerapkan teknik improvisasi pada melodi, variasi dan iringan
(accompaniment)
4) Menciptakan (composing) dan mengaransi lagu (arranging)
5) Membaca notasi balok
6) Mendengarakan, menganalisa dan mendeskripsikan musik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 7) Mengevaluasi musik dan berbagai performa musik
8) Pemahaman tentang hubungan/korelasi antara musik dengan bidang seni
dan disiplin ilmu di luar seni
9) Pemahaman tentang hubungan/korelasi antara musik dengan sejarah serta
sosial budaya yang berkembang di era tertentu
Adapun pada sekolah
musik non formal biasanya program
pembelajaran dibagi menjadi beberapa klasifikasi tingkatan (grade) program.
Berikut salah satu klasifikasi tingkatan program yang terdapat di sekolah
musik non formal yaitu Ahmad Dhani School of Rock yang terdapat di
Yogyakarta.
Klasifikasi / Tingkatan Program
TINGKAT PROGRAM
LAMA ROGRAM TARGET PROGRAM
Penguasaan Dasar Bermusik:
Beginner Program
Intermediet Program
Advance Program
1 (satu )Tahun
1 (satu )Tahun
1 (satu )Tahun
•
•
•
Penguasaan Instrumen
Penguasaan Skill Bermusik
Dasar Live Performing
•
•
Penguasaan pengetahuan dan Skill
bermusik secara lebih dalam
Aplikasi Bermusik & Performing
•
•
•
Pendalaman Aplikasi Bermusik
Pendalaman Live Performing
Penyelesaian & Penguasaan
Study kasus:
•
Membentuk / Mencetak Pemusik
Tabel II. 1
Klasifikasi Tingkat Program
(Sumber : www.ahmaddhani-schoolofrock.com)
Selain adanya tingkatan program atau grade / level, pada sekolah
musik non formal biasanya terdapat kurikulum pembelajaran yang dipelajari.
Berikut adalah salah satu kurikulum sekolah musik yang diterapkan pada
Purwa Caraka Music Studio, yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Kurikulum Vokal
MATERI YANG DISAMPAIKAN
•
Pernapasan
•
Tune
•
Vocalising
•
Teknik improvisasi, interpretasi, penghayatan
•
Tingkat pertama sebagai masa pembentukan dasar dimana siswa akan mampu menyanyi
dengan cara yang tepat dan benar untuk tinggat dasar, dalam hal memproduksi suara atau
voice producing, dibantu dengan materi pelajaran serta praktek.
•
Tingkat kedua sebagai masa pembentukan dasar ke II dimana siswa akan mampu menyanyi
dengan artikulasi dengan interpretasi yang baik, serta mampu membaca partitur musik
sederhana dalam notasi balok.
•
Tingkat ketiga sebagai masa pembangunan satu dimana siswa akan dapat menyanyi dengan
teknik-teknik lebih tinggi, yang hanya mungkin dilakukan setelah melewati pembentukan
dasar I dan II
•
Tingkat keempat sebagai masa pengembangan II akan mengembangkan potensi personalnya,
ditambah dengan kemampuan menyanyi pada teknik-teknik tingkat lanjutan.
Tabel II. 2
Kurikulum Vokal
(Sumber : www.purwacarakamusicstudio.com)
Kurikulum Drum
MATERI YANG DISAMPAIKAN
1.
Pengenalan not drum berikut cara-cara penempatan pukulan pada tangan dan kaki serta posisi
2.
Rudiment ( Latihan tangan ) seperti : Single struke, Double struck, Paradiddle triplet dan lain-
badan.
lain.
3.
Penguasaan skill pada permainan drum.
4.
Penguasaan pada Beat drum dan full in.
5.
Improvisasi ( pengembangan ) pada permainan drum
6.
Improvisasi / penyampaian kalimat dalam memainkan drum ( Solo Drum )
Tabel II. 3
Kurikulum Drum
(Sumber : www.purwacarakamusicstudio.com)
Kurikulum Keyboard
MATERI YANG DISAMPAIKAN
1.
Pengenalan teori dasar musik seperti : Garis birama, Tanda-tanda kunci,staff dan notasi.
2.
Pengenalan instrumen keyboard secara umum.
3.
Latihan teknik jari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 4.
Pengarahan / pengenalan rhytmic, Style dan register sederhana.
5.
Pengetahuan chord – chord.
Tabel II. 4
Kurikulum Keyboard
(Sumber : www.purwacarakamusicstudio.com)
Kurikulum Piano Klasik
MATERI YANG DISAMPAIKAN
1.
Teknik dasar / latihan dasar, Pemakaian kunci G, F dan notasi dikuncinya masing-masing
2.
Teknik menggunakan 5 jari dalam permainan Legato
3.
Latihan koordinasi tangan : kedua tangan harus memainkan nada bersama-sama
4.
Latihan lagu dari komposer – komposer terkenal
5.
Latihan lagu – lagu Modern
6.
Variasi lagu anak – anak, terutama untuk murid yang berusia muda.
Tabel II. 5
Kurikulum Piano Klasik
(Sumber : www.purwacarakamusicstudio.com)
Kurikulum Gitar Klasik
MATERI YANG DISAMPAIKAN
1.
Teknik dasar, tangan kiri dan kanan
2.
Latihan ritmis dan Baca partitur
3.
Mempelajari menala,tanda dinamik, tempo
4.
Mempelajari chord yang lebih luas
5.
Belajar improvisasi
6.
Latihan solo dalam sustained note
Tabel II. 6
Kurikulum Gitar Klasik
(Sumber : www.purwacarakamusicstudio.com)
Kurikulum Gitar Elektrik
MATERI YANG DISAMPAIKAN
1.
Teknik jari
2.
Baca not
3.
Mempelajari chord yang lebih luas
4.
Belajar improvisasi
5.
Mempelajari jenis music Rock, Blues, Jazz.
Tabel II. 7
Kurikulum Gitar Elektik
commit to user
(Sumber : www.purwacarakamusicstudio.com)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 3. Pemahaman Analogi Dalam Arsitektur
Dalam memandang arsitektur para ahli teori seringkali membuat
analogi - analogi dengan menganggap arsitektur sebagai sesuatu yang
'organis', arsitektur sebagai 'bahasa', atau arsitektur sebagai 'mesin'. Analogi
mengidentifikasikan hubungan harafiah yang mungkin diantara benda –
benda. Sebuah benda diidentifikasi dan mempunyai semua sifat khas yang
diinginkan, dan dengan demikian ia menjadi model untuk proyek yang ada
(Snyder, 1979:303, dalam Pengantar Arsitektur, 1984).
Secara singkat analogi-analogi yang seringkali digunakan untuk menjelaskan
arsitektur adalah sebagai berikut: (Pdf : Persepsi, Suatu Fenomena Dalam
Arsitektur, oleh Ir. Basaria Talarosha, MT)
a) Analogi Matematis
Beberapa ahli teori menganggap bahwa bangunan-bangunan yang
dirancang dengan bentuk-bentuk murni, ilmu hitung dan geometri (seperti
golden section) akan sesuai dengan tatanan alam semesta dan merupakan
bentuk yang paling indah. Prinsip-prinsip ini banyak digunakan pada
bangunan jaman Renaissance.
b) Analogi Biologis
Pandangan para ahli teori yang menganalogikan arsitektur sebagai
analogi biologis berpendapat bahwa membangun adalah proses biologis,
bukan proses estetis. Analogi biologis terdiri dari dua bentuk yaitu
'organik' (dikembangkan oleh Frank Lloyd Wright) dan 'biomorfik'.
c) Analogi Romantik
Arsitektur harus mampu menggugah tanggapan emosional dalam
diri si pengamat. Hal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan
menimbulkan asosiasi (mengambil rujukan dari bentuk-bentuk alam, dan
masa lalu yang akan menggugah emosi pengamat) atau melalui pernyataan
yang dilebih-lebihkan (penggunaan kontras, ukuran, bentuk yang tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 biasa yang mampu menggugah perasaan takut, khawatir, kagum dan lainlain).
d) Analogi Linguistik
Analogi linguistik
menganut pandangan bahwa bangunan-
bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para
pengamat dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut:
•
Model Tata bahasa
Arsitektur dianggap terdiri dari unsur-unsur (kata-kata) yang ditata
menurut aturan (tata bahasa dan sintaksis) yang memungkinkan
masyarakat dalam suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan
menafsirkan apa yang disampaikan oleh bangunan tersebut. lni akan
tercapai jika 'bahasa' yang digunakan adalah bahasa umum/publik yang
dimengerti semua orang (langue). Arsitektur seringkali terdiri dari
unsur – unsur yang ditata menurut aturan sehingga memudahkan dalam
pemahaman dan penafsiran yang disampaikan oleh bangunan tersebut.
Imaginasi dan rasa arsitekturnya diungkapkan dalam batas – batas
yang ditentukan oleh bahasa arsitektur universal. Contoh yaitu rumah
yang layak harus dipertimbangkan dan mempunyai tata bahasanya
sendiri. Tata bahasa disini dianalogikan dengan konstruksi dimana
hubungan bentuk antara berbagai unsure yang masuk ke dalam
konstitusi benda tersebut.
•
Model Ekspresionis
Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu wahana yanng
digunakan arsitek untuk mengungkapakan sikapnya terhadap proyek
bangunan tersebut. Dalam hal ini arsitek menggunakan 'bahasa'nya
pribadi (parole). Bahasa tersebut mungkin dimengerti orang lain dan
mungkin juga tidak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 •
Model Semiotik
Semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penafsiran semiotik
tentang arsitektur menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan suatu
tanda penyampaian informasi mengenai apakah ia sebenarnya dan apa
yang dilakukannya. Sebuah bangunan berbentuk bagaikan piano akan
menjual piano. Sebuah menara menjadi tanda bahwa bangunan itu
adalah gereja.
e) Analogi Mekanik
Menurut Le Corbusier, sebuah rumah adalah mesin untuk berhuni
merupakan contoh analogi mekanik dalam arsitektur. Bangunan seperti
halnya dengan mesin hanya akan menunjukkan apa sesungguhnya mereka,
apa yang dilakukan, tidak menyembunyikan fakta melalui hiasan yang
tidak relevan dengan bentuk dan gaya-gaya, atau dengan kata lain
keindahan adalah fungsi yang akan menyatakan apakah mereka itu dan
apa yang mereka lakukan.
f) Analogi Pemecahan Masalah
Arsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak penalaran
daripada ilham, dan lebih banyak pengetahuan faktual daripada semangat
(Borgnis, 1823). Pendekatan ini sering juga disebut dengan pendekatan
rasionalis, logis, sistematik, atau parametrik. Pendekatan ini menganggap
bahwa kebutuhankebutuhan lingkungan merupakan masalah yang dapat
diselesaikan melalui analisis yang seksama dan prosedur-prosedur yang
khusus dirumuskan untuk itu.
g) Analogi Adhocis
Arsitektur berarti menanggapi kebutuhan langsung dengan
menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh tanpa membuat rujukan
dan cita-cita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 h) Analogi Bahasa Pola
Manusia secara biologis adalah serupa, dan dalam suatu
kebudayaan tertentu terdapat kesepakatan-kesepakatan untuk perilaku dan
juga untuk bangunan. Jadi arsitektur harus mampu mengidentifikasi polapola baku kebutuhankebutuhan agar dapat memuaskan kebutuhankebutuhan tersebut. Pendekatan tipologis atau pola menganggap bahwa
hubungan lingkunganperilaku dapat dipandang dalam pengertian satuansatuan yang digabungkan untuk membangun sebuah bangunan atau suatu
rona kota.
i) Analogi Dramaturgi
Kegiatan-kegiatan manusia dinyatakan sebagai teater dimana
seluruh dunia adalah panggungnya, karena itu lingkungan buatan dapat
dianggap sebagai pentas panggung. Manusia memainkan peranan dan
bangunan-bangunan merupakan rona panggung dan perlengkapan yang
menunjang pagelaran panggung. Analogi dramaturgi digunakan dengan
dua cara, dari titik pandang para aktor dan dari titik pandang para
dramawan. Dalam hal pertama arsitek menyediakan alat-alat perlengkapan
dan rona-rona yang diperlukan untuk memainkan suatu peranan tertentu.
Dari titik pandang para dramawan, arsitek dapat menyebabkan orang
bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan memberikan petunjukpetunjuk visual. Pemanfaatan analogi dramaturgi ini membuat sang arsitek
yang
bertindak
hampir
seperti
dalang,
mengatur
aksi
seraya
menunjangnya.
4. Kajian Akustik Ruang
Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu
ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik
sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek
pasif dari alam. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 misalnya dalam gedung rapat akan sangat mempengaruhi artikulasi dan
kejelasan pembicara Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal
mendasar, yaitu :
•
Perubahan suara karena pemantulan dan
•
Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain
Dibutuhkan seorang ahli yang berlandaskan teori perhitungan dan
pengalaman lapangan untuk mewujudkan sebuah ruang yang ideal, seperti
home theatre, ruangan karaoke, raung rekaman, ruang pertemuan dan
sejenisnya termasuk ruang tempat ibadah. (Wikipedia 2010)
Pengukuran jangkah frekuensi dan besarnya, dapat dilakukan dengan
bantuan sebuah RTA (Real Time Analyzer) untuk mengetahui dan menentukan
frekuensi pantulan atau ketembusan, sehingga dapat ditentukan jenis material
penyerap suara yang digunakan. Banyak material penyerap yang sangat efektif
untuk digunakan.
Gambar II.1
Akustik Ruang
(Sumber : http://jokosarwono.wordpress.com)
Gambar II.2
Akustik Ruang Pertunjukan
(Sumber : http://jokosarwono.wordpress.com)
4.1 Fenomena Akustik Dalam Ruang Tertutup
Dalam sebuah ruangan tertutup, jalur perambatan energi akustik adalah
ruangan itu sendiri (weblog : acoustics world). Fenomena suara dalam
ruangan dapat digambarkan seperti berikut ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 Gambar II. 3
Fenomena Suara Dalam Ruang Tertutup
(Sumber : http://jokosarwono.wordpress.com)
Dari sketsa tersebut, dapat dilihat bahwa pada setiap titik pengamatan
atau titik dimana orang menikmati suara (pendengar) akan dipengaruhi oleh 2
komponen suara, yaitu komponen suara langsung dan komponen suara pantul.
Komponen suara langsung adalah komponen suara yang sampai ke telinga
pendengar langsung dari sumber. Besarnya energi suara yang sampai ke
telinga dari komponen suara ini dipengaruhi oleh jarak pendengar ke sumber
suara dan pengaruh penyerapan energi oleh udara. Komponen suara pantul
merupakan komponen suara yang sampai ke telinga pendengar setelah suara
berinteraksi dengan permukaan ruangan disekitar pendengar (dinding, lantai
dan langit-langit). Total energi suara yang sampai ke telinga pendengar dan
persepsi pendengar terhadap suara yang didengarnya tentu saja akan
dipengaruhi kedua komponen ini. Itu sebabnya komponen suara pantul akan
sangat berperan dalam pembentukan persepsi mendengar atau bias juga
disebutkan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan akan sangat
mempengaruhi kondisi dan persepsi mendengar yang dialami oleh pendengar.
Ada 2 ekstrim yang berkaitan dengan karakteristik permukaan dalam
ruangan, yaitu apabila seluruh permukaan dalam ruangan bersifat sangat
menyerap dan seluruh permukaan dalam ruangan bersifat sangat memantulkan
energi suara yang sampai kepadanya. Bila permukaan dalam ruang seluruhnya
sangat menyerap, maka komponen suara yang sampai ke pendengar hanyalah
komponen langsung saja dan ruangan yang seperti ini disebut ruang anechoic
(anechoic chamber). Sedangkan pada ruang yang seluruh permukaannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 bersifat sangat memantulkan energi, maka komponen suara pantul akan jauh
lebih dominant dibandingkan komponen langsungnya, dan biasa disebut
sebagai ruang dengung (reverberation chamber) . Ruangan yang kita gunakan
pada umumnya berada diantara 2 ekstrim itu, sesuai dengan fungsinya. Ruang
Studio rekaman misalnya lebih mendekati ruang anechoic, sedangkan ruangan
yang berdinding keras lebih menuju ke ruang dengung.
Desain akustik ruangan tertutup pada intinya adalah mengendalikan
komponen suara langsung dan pantul ini, dengan cara menentukan
karakteristik akustik permukaan dalam ruangan (lantai, dinding dan langitlangit) sesuai dengan fungsi ruangannya. Ada ruangan yang karena fungsinya
memerlukan lebih banyak karakteristik serap (studio, Home Theater, dll) dan
ada yang memerlukan gabungan antara serap dan pantul yang berimbang
(auditorium, ruang kelas, dsb). Dengan mengkombinasikan beberapa karakter
permukaan ruangan, seorang desainer akustik dapat menciptakan berbagai
macam kondisi mendengar sesuai dengan fungsi ruangannya, yang
diwujudkan dalam bentuk parameter akustik ruangan.
Karakteristik akustik permukaan ruangan pada umumnya dibedakan
atas:
•
Bahan Penyerap Suara (Absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari
material yang menyerap sebagian atau sebagian besar energi suara yang
datang padanya. Misalnya glasswool, mineral wool, foam. Bisa berwujud
sebagai material yang berdiri sendiri atau digabungkan menjadi sistem
absorber (fabric covered absorber, panel absorber, grid absorber, resonator
absorber, perforated panel absorber, acoustic tiles, dsb).
•
Bahan Pemantul Suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari
material yang bersifat memantulkan sebagian besar energi suara yang
datang kepadanya. Pantulan yang dihasilkan bersifat spekular (mengikuti
kaidah Snelius: sudut datang = sudut pantul). Contoh bahan ini misalnya
keramik, marmer, logam, aluminium, gypsum board, beton, dsb.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 •
Bahan pendifuse/penyebar suara (Diffusor) yaitu permukaan yang dibuat
tidak merata secara akustik yang menyebarkan energi suara yang datang
kepadanya. Misalnya QRD diffuser, BAD panel, diffsorber dsb (check
www.rpginc.com) .
4.2 Problem Desain Akustik Ruang
Sebuah ruangan yang didesain untuk suatu fungsi tertentu, baik yang
mempertimbangkan aspek akustik maupun yang tidak, seringkali dihadapkan
pada problem-problem berikut:
1. Focusing of Sound (Pemusatan Suara) : Masalah ini biasanya terjadi
apabila ada permukaan cekung (concave) yang bersifat reflektif, baik di
daerah panggung, dinding belakang ruangan, maupun di langit-langit
(kubah atau jejaring kubah).
2. Echoe (pantulan berulang dan kuat). Echoe disebabkan oleh permukaan
datar yang sangat reflektif atau permukaan hyperbolic reflektif (terutama
pada dinding yang terletak jauh dari sumber). Pantulan yang diakibatkan
oleh permukaan-permukaan tersebut bersifat spekular dan memiliki energi
yang masih besar, sehingga (bersama dengan delay time yang lama) akan
mengganggu suara langsung.
3. Resonance (Resonansi): Seperti halnya echoe problem ini juga diakibatkan
oleh dinding paralel, terutama pada ruangan yang berbentuk persegi
panjang atau kotak.
4. External Noise (Bising): Problem ini dihadapi oleh hampir seluruh
ruangan yang ada di dunia ini, karena pada umumnya ruangan dibangun di
sekitar sistem-sistem yang lain.
5. Doubled RT (Waktu dengung ganda): Problem ini biasanya terjadi pada
ruangan yang memiliki koridor terbuka/ruang samping atau pada ruangan
playback yang memiliki waktu dengung yang cukup panjang.
(sumber : Doelle, 1972, dalam Akustik Lingkungan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 Kesimpulan : Kajian akustik sebagai dasar dari prinsip kenyamanan akustik
yang diperlukan dalam merencanakan bangunan Musical education Center.
5. Fleksibilitas Ruang
Fleksibilitas ruang maksudnya adalah kemampuan suatu ruang untuk
dapat menyesuaikan diri terhadap aktivitas yang berlangsung didalamnya.
Fleksibilitas penggunaan ruang adalah suatu sifat kemungkinan dapat
digunakannya sebuah ruang untuk bermacam-macam sifat dan kegiatan, dan
dapat dilakukannya pengubahan susunan ruang sesuai dengan kebutuhan tanpa
mengubah tatanan bangunan.
Kriteria pertimbangan fleksibilitas adalah:
a. Segi teknik, yaitu kecepatan perubahan, kepraktisan, resiko rusak kecil,
tidak banyak aturan, memenuhi persyaratan ruang.
b. Segi ekonomis, yaitu murah dari segi biaya pembuatan dan pemeliharaan.
Ada tiga konsep fleksibilitas, yaitu :
a. Ekspansibilitas adalah konsep fleksibilitas yang penerapannya pada ruang
atau bangunan yaitu bahwa ruang dan bangunan yang dimaksud dapat
menampung pertumbuhan melalui perluasan.
b. Untuk Konsep konvertibilitas, ruang atau bangunan dapat memungkinkan
adanya perubahan tata atur pada satu ruang.
c. Untuk konsep versatibilitas, ruang atau bangunan dapat bersifat multi
fungsi.
(Sumber : www.arsiteka.com , artikel Fleksibilitas Ruang dan Massa, tanggal 7 November 2008)
Fleksibelnya suatu ruang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Pembagian ruang
Pembagian ruang yang tepat dapat membantu seberapa banyak
ruangan dapat menampung suatu kegiatan yang bermacam - macam.
Penggunaan dinding geser merupakan salah satu cara yang dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 dilakukan agar ruang dapat fleksibel menampung kegiatan yang bermacam
– macam atau menampung kegiatan dengan kapasitas yang berbeda pada
waktu – waktu tertentu.
b. Pemilihan stuktur bangunan
Pemilihan struktur bangunan yang tepat dapat mempengaruhi
seberapa fleksibelnya suatu bangunan. Misalnya untuk kasus bangunan
yang penggunaan ruangannya berbentang lebar membutuhkan suatu
pemilihan struktur bentang lebar yang sesuai untuk menampung aktivitas
penggunaan ruang tersebut.
c. Ketinggian ruang
Ketinggian ruang ditentukan oleh jenis kegiatan di dalamnya yang
membutuhkan adanya kriteria ketinggian ruang tertentu.
d. Pemilihan Furniture
Pemilihan furniture mempengaruhi seberapa fleksibel ruangan di
dalamnya. Pemilihan furniture yang tepat dan seminimal mungkin
diusahakan tidak menggunakan furniture yang built in dapat membuat
suatu ruang lebih bersifat fleksibel jika dibutuhkan ruang yang mrmiliki
aktivitas yang bermacam – macam di dalamnya.
e. Sirkulasi
Sirkulasi juga mempengaruhi fleksibilitas suatu ruang atau ruang –
ruang di dalam bangunan. Dimana dengan pengaturan sirkulasi antar ruang
atau dalam ruang yang baik, maka akan lebih menambah tingkat efisiensi
dan kefleksibelan dalam bangunan tersebut.
Contoh bangunan yang menerapkan fleksibilitas ruang :
•
Jakarta Convention Center (JCC)
JCC merupakan Pusat Konvensi di Ibukota yang sering dijadikan
tempat diselenggarakannya kegiatan -kegiatan berskala nasional maupun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 internasional, seperti konferensi PBB, pertemuan Negara – Negara APEC,
pertemuan Negara – Negara GNB. Selain itu sering dijadikan tempat
diselenggarakannya acara penganugerahan, pementasan seni, konsermusik,
dan berbagai pameran.
Beberapa fasilitas yang dimiliki JCC antara lain :
-
Plennary Halldengan kapasitas 5000 kursi.
-
Assembly Hall seluas 3.921 m² yang dapat dibagi menjadi tiga ruang –
ruang kecil.
-
Dua Exhibition Halls (Hall A seluas 3.060 m², Hall B seluas 5.850 m²).
-
13 Flexible Meeting Rooms dengan ukuran yang berbeda-beda.
-
Main Lobbyseluas 5.500m yang bersifat multifungsi.
2
Ket :
Ruang Pameran
Ruang Pertemuan
Gambar II. 4
Denah Jakarta Convention Center
(Sumber
: www.jcc.co.id)
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Ket :
Ruang Pameran
Ruang Pertemuan
Gambar II. 5
Denah Ruang Pertemuan Jakarta Convention Center
(Sumber : www.jcc.co.id)
Jakarta Convention Center terdiri atas beberapa hall besar dengan
kapasitas yang cukup besar. Plenary Hall yang berbentuk lingkaran, dapat
memuat sampai dengan 5000 tempat duduk, merupakan hall utama. Konsep
ruang yang fleksibel, memungkinkan fungsi Plenary Hall untuk diubah sesuai
dengan kebutuhan, baik untuk kegiatan konvensi maupun pameran.
Assembly Hall memiliki luas ruang 3.921m2 dapat dibagai menjadi
tiga ruangan yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan. Selain itu terdapat dua
ruang pameran besar, yaitu Exhibition Hall A dan Exhibition Hall B, dengan
luas total 9.585m2, beberapa ruang pertemuan sedang maupun kecil, dan
lobby utama dengan luas 5.500m2, yang dapat digunakan untuk keperluankeperluan tertentu sesuai dengan kebutuhan acara.
Gambar II. 6
commit
to user
Interior
Jakarta
Convention Center
(Sumber : www.jcc.co.id)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 Plenary Hall dirancang sangat fleksibel, dengan kapasitas sampai
dengan 5000 orang, mulai dari kegitan konferensi yang bersifat formal,
sampai dengan konser musik yang hingar bingar. Dilengkapi dengan peralatan
audio video yang canggih termasuk 64 kamera video, dan sistem penerjemah
yang dapat mengakomodasi sampai dengan 8 bahasa. Assembly Hall dapat
menampung 2500 orang untuk pertemuan dengan tempat duduk, dan 4500
orang untuk acara dengan berdiri. Ruangnya yang fleksibel memungkinkan
berbagai kegiatan untuk dilakukan. Mulai dari gala dinner, ruang kelas,
fashion show, launching produk, sampai malam penganugerahan.
Gambar II. 7
Denah Ruang Assembly Hall JCC
(Sumber : www.jcc.co.id)
6. Preseden Sekolah Musik
6.1 Pendidikan Musik di Kota Solo :
a. Elfa’s Music School
Elfa’s Music School menyediakan pendidikan piano, keyboard,
biola dan tarik suara. Elfa’s Music School merupakan bangunan yang
mewadahi kursus musik tetapi hanya berupa rumah penduduk yang disewa
sebagai tempat kursus musik. Sehingga untuk memberikan kesan yang
berbeda dan untuk menandakan kesan sebagai tempat kursus musik maka
pada fasadenya ditambah sebuah board yang bergambar not balok dan
microphone sebagai symbol dari tempat kursus musik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Gambar II. 8
Elfa’s Music School
(Sumber : Dokumen Pribadi)
b. Purwa Caraka Music school
Purwa Caraka Music School terletak di Jl. MT. Haryono 40 Solo,
Banjarsari. Bangunannya berupa rumah yang disewa kemudian diolah pada
bagian fasadenya agar tidak tampak seperti bangunan rumah. Untuk
menandakan bahwa bangunan tersebut merupakan tempat kursus musik
Purrwa Caraka maka disimbolkan dengan penggunaan warna yang
mengcirikhaskan
Purwa Caraka Music School. Gambar II. 9
Purwa caraka Music Course
(Sumber : www.kapanlagi.com)
c. Gilang Ramadhan Studio Drummer
Gilang Ramadhan Studio Drummer terletak di Jl. Abdul Muis no. 91
Setabelan, Solo. Bangunannya berupa ruko yang dibeli. Fasilitas yang
ditawarkan berupa kursus drum dari anak – anak usia preschool hingga
dewasa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Gambar II. 10
Recepsionist Gilang
Ramadhan Studio Drummer
(Sumber : Dokumen Priibadi)
Gambar II. 11
R. Kelas Gilang Ramadhan
Studio Drummer
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Jumlah murid yang mengikuti kursus di Gilang Ramadhan Studio
Drummer mencapai 270 orang. Gilang Ramdahan Studio Drummer
memiliki 4 ruang kursus, recepsionist, r. pengelola, r. tunggu, musholla,
dan toilet.
6.2 Pusat Pendidikan Musik di Luar Kota Solo :
a. Sekolah Menengah Musik YMJ (Jakarta)
Sekolah Menengah Musik YMJ adalah sekolah dengan pendidikan
formal dimana diperuntukkan bagi siswa sekolah menengah atau setingkat
SMA. Sekolah Menengah Musik ini merupakan sekolah yang dibangun di
bawah Yayasan Musik Jakarta (YMJ). Sekolah Musik Menengah ini
seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada umumnya, hanya saja
pembelajaran yang dipelajari mengenai musik. (yayasanmusicjakarta.org)
Gambar II. 12
Yayasan Musik Indonesia
commit(Sumber
to user:
http://sites.google.com/site/sekolah
menengahmusikymj)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Kurikulumnya tidak hanya mempelajari tentang musik tetapi juga
mempelajari mata pelajaran standar UAN, akan tetapi presentasinya lebih
sedikit disbanding dengan pembelajaran di bidang musik.
Berikut adalah kurikulum di Sekolah Menengah Jakarta :
Gambar II. 13
Kurikulum Sekolah Menengah Musik YMJ
(Sumber : http://sites.google.com/site/sekolahmenengahmusikymj)
Fasilitas yang terdapat di Sekolah Musik Jakarta YMJ, diantaranya:
1. 27 Ruang belajar klasikal dan individu
2. Ruang latihan
3. Ruang kegiatan kesiswaan & Outdor Hall
4. Auditorium berkapasitas 300 kursi
5. Perpustakaan seluas 350 M2, lebih dari 1500 koleksi buku dan audiovisual
6. Workshop Studio
7. Wi-Fi
8. Asrama
9. Kantin
10. Ruang Gamelan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 b. Institute Musik Indonesia (IMI)
Institute Musik Indonesia berdiri sejak tahun 2001, IMI merupakan
Institusi
Musik
Kontemporer
pertama
di
Indonesia
(institutemusicindonesia.com). Fasilitas yang terdapat di Institut Musik
Indonesia, diantaranya adalah :
1. General Class
Seluruh ruang kelas di IMI didesain secara spesifik sesuai dengan
kebutuhan
masing-masing
department/major.
Semua dilengkapi
dengan akustik ruangan dan peralatan terbaik.
Gambar II. 14
Ruang Kelas IMI
(Sumber : www.imimusik.com)
Untuk kelas keyboard, terdiri dari ruangan terbesar yang berisi 8 set
keyboard, dan kelas konseling yang dilengkapi dengan digital piano.
Kelas gitar dan bass masing-masing juga memuat sampai 8 orang
mahasiswa. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang kegiatan
belajar. Sedangkan untuk drum, ada beberapa kelas untuk department
ini, yang terbesar memuat 7 set drum lengkap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 2. Practice Room
IMI mempunyai banyak Practice Room bagi para mahasiswa yang
ingin berlatih dengan privasi. Anda hanya perlu menunjukkan ID card
IMI yang valid untuk menggunakannya.
Gambar II. 15
Ruang Praktek IMI
(Sumber : www.imimusik.com)
3. Rehearsal Studio
IMI menyediakan fasilitas studio latihan yang lengkap untuk para
mahasiswa yang ingin berlatih dengan format band/ensemble.
Gambar II. 16
Rehearsal Studio IMI
(Sumber : www.imimusik.com)
4. Music Technology Lab
IMI mempunyai lab station yang akan membuat siswa belajar
mengaplikasikan teknik bermain tradisional ke dalam teknologi musik
modern.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Gambar II. 17
Music technology Lab IMI
(Sumber : www.imimusik.com)
Masing2 lab station dilengkapi dengan komputer ber-spesifikasi tinggi,
LCD monitor, MIDI controllers, Flat speaker dan hardware/software
pendukung lainnya.
5. Recording Studio
Fasilitas ini disediakan untuk mata kuliah yang membutuhkan fasilitas
recording studio dan juga bisa dipergunakan oleh mahasiswa dalam
memproduksi project mereka. Studio ini memiliki tracking room,
control room dan vocal booth dengan acoustic treatment yang baik.
Dilengkapi dengan Apple Macintosh Computer, Protools Digidesign,
dan hardware/software pendukung lainnya.
Gambar II. 18
Recording Studio IMI
(Sumber : www.imimusik.com)
6. Multimedia Library
Perpustakaan IMI menyediakan beragam literatur audio, video maupun
buku yang ditunjang dengan fasilitas audio/video player, komputer
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 serta wireless internet connection yang akan sangat membantu murid
selama masa perkuliahan mereka di IMI.
Gambar II. 19
Multimedia Library IMI
(Sumber : www.imimusik.com)
7. IMI Concert Hall
IMI concert hall memiliki kapasitas lebih dari 200 orang, ruang konser
ini digunakan untuk beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan
performance siswa.
Selain untuk perkuliahan general, ruang konser ini juga digunakan IMI
untuk workshop, seminar, clinic, dan tentu saja Masterclass yang
mendatangkan/mengundang musisi seperti Tohpati, Indro Harjodikoro,
Fajar Satritama, Riza Arsyad, dll.
Gambar II. 20
IMI Concert Hall
(Sumber : www.imimusik.com)
Program Pembelajaran yang diajarkan di IMI, terdiri dari :
1. Guitar Department
2. Keyboard Department
3. Bass Department
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 4. Percussion Department
5. Voice Department
c. Yamaha Music School
Sekolah Musik Yamaha memiliki Sistem Pendidikan Musik
Yamaha dengan filosofinya yaitu ”Musik untuk Semua orang”. Dasar
pemikirannya adalah semua orang berhak untuk menikmati dan belajar
musik. Bukan anak-anak berbakat saja yang jumlahnya sedikit di muka
bumi yang dapat belajar akan tetapi semua anak-anak yang memiliki
berbagai tingkat kemampuan dapat belajar. Karena musik akan
mengembangkan ”Jiwa Kreatif” anak-anak yang akan membawa masa
depan yang cerah bagi mereka. (yamahacourse.com)
Di dalam Sistem Pendidikan Musik Yamaha memiliki 3 ciri khas, yaitu:
1. Time Education
2. Group Lesson
3. Emphasis on Creativity
Yamaha Music School menyediakan 2 jenis kursus yaitu :
¾ Yamaha Music School for Kids
Yamaha Music School for Kids ditujukan untuk anak – anak, yang
program pembelajarannya terdiri dari :
1. Music Wonderland (usia 3 tahun)
Pengaruh musik pada kecerdasan anak, tidak hanya kecerdasan
berpikir saja, namun juga kecerdasan emosi. Pada usia 3 tahun anakanak dengan penuh rasa ingin tahu menyerap apa saja yang
dipelajarinya. Pengalaman bermusik yang menyenangkan pada masa
tersebut
akan
memperkaya
sensibilitas
commit to user
dan
mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 kemampuan
pendengaran
anak-anak
dalam
suasana
yang
menyenangkan.
Kemampuan dasar sensibilitas terhadap suara akan berkembang
melalui pengalaman mendengar melodi dan ekspresi atau nuansa suara
seperti: tempo, irama, harmoni dan lain-lain.
Gambar II. 21
Pembelajaraan Music Wonderland
(Sumber : http://yamaha.co.id)
2. Junior Music School (usia 4 – 5 tahun)
Metode belajar di JMC merupakan metode yang sangat efektif
untuk diterapkan pada usia 4-5 tahun, dimana anak-anak dirangsang
untuk mencintai musik. Melalui kursus ini juga dikembangkan minat
anak-anak untuk mempelajari musik,dengan cara bermain.
3. Children Electon Course (usia 6 – 8 tahun)
4. Electon Study Course (usia 9 tahun keatas)
5. Piano Study Course (usia 6 tahun keatas)
6. Junior Violin (usia 6 tahun keatas)
7. Junior Drums – Popular Music Course (usia 6 tahun keatas)
8. Junior Vocal – Popular Music Course (usia tahun keatas)
9. Junior Guitar (usia 6 tahun keatas)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 ¾ Yamaha Music School for Teens and Adults
1. Drums – Popular Music Course (usia 12 tahun keatas)
2. Electric Guitar – Popular Music School (usia 12 tahun keatas)
3. Electric Bass
4. Pop Piano – Popular Music Course (usia 12 tahun keatas)
5. Keyboard – Popular Music Course (usia 12 tahun keatas)
6. Vocal – Poular Music Course (usia 12 tahun keatas)
7. Saxophone – Popular Music Course 9usia 12 tahun keatas)
8. Flute – Popular Music Course (usia 12 tahun keatas)
9. Electone Study (usia 12 tahun keatas)
10. Piano Study (usia 12 tahun keatas)
11. Guitar (usia 12 tahun keatas)
12. Violin (usia 12 tahun keatas)
Fasilitas yang disediakan oleh Yamaha Music Center diantaranya adalah :
1. Yamaha Communication Center
Yamaha Communication Center dapat digunakan sebagai wadah
bagi semua insan seni untuk dapat saling bertemu, berbagi suara dan
pengalaman.
Gambar II. 22
Yamaha Communication Center
commit: http://yamaha.co.id)
to user
(Sumber
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 Tempat ini dilengkapi dengan alat-alat musik Yamaha bisa digunakan
untuk mini konser, konferensi pers, launching album, atau kegiatan
seni lainnya, seperti pameran lukisan atau photography exhibition.
Gambar II. 23
Yamaha Communication Center
(Sumber : http://yamaha.co.id)
2. Yamaha Music Indonesia Auditorium
Yamaha menyediakan fasilitas hall yang dapat dipergunakan untuk
berbagai bentuk acara anda misalnya, konser musik, perayaan sekolah
atau kantor, shooting, acara-acara keagamaan, live recording, atau
event-event organisasi. Dengan dilengkapi fasilitas berikut ini:
•
Izin Keramaian
•
(Satu) Unit Grand Piano (model S7 PE)
•
SpotLight
•
Kapasitas 300 kursi theater style
•
Sound System (Mix-16 Channel, Speaker-2 x 1000 watt)
•
Microphone beserta stand
•
Partitur stand
•
Besar daya listrik 30.000 watt.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 Gambar II. 24
Yamaha Music Indonesia Auditorium
(Sumber : http://yamaha.co.id)
3. Yamaha Digital Audio Creative Center (YDACC)
Merupakan sebuah studio khusus yang diperuntukkan bagi para
peminat Professional Audio, musisi profesional maupun pengusaha
Recording Studio hingga sound engineer.
Gambar II. 25
Yamaha Digital Audio Creative Center
(Sumber : http://yamaha.co.id)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 6.3 Pusat Pendidikan Musik di Luar Negeri
a. The Liszt School Music of Weimar (German)
Gambar II. 26
The Liszt School Music of Weimar
(Sumber : www.hfm-weimar.de)
The Liszt School Music of Weimar adalah sebuah perguruan tinggi
yang mengkhususkan mata kuliahnya di bidang musik. Sekolah ini
menawarkan beraneka ragam landasan musik secara menyeluruh, yang
mampu merefleksikan pengembangan di bidang pertunjukkan, teori musik
dan musicology. Sekolah ini menawarkan pendidikan formal.
Sekolah ini memprioritaskan pada :
1. Proses Pembelajaran
2. Aktifitas Orkestral
3. Ikut Serta dalam Ajang Kompetisi
Adapun Pembagian Jenjang dari Tahap Perkuliahannya adalah
sebagai berikut :
1. Faculty I
-
Administration and Contact Department of String Instruments and
Harp
-
Department of Wind/Brass Instruments and Percussion
-
Department of Conducting and Opera Accompaniment
-
Department of Vocal Studies and Theatre
-
Department of Guitar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 2. Faculty II
-
Administration and Contact Department of Keyboard Instruments
-
Department of Early Music
-
Department of Jazz
-
Department of Contemporary Music
-
Department of Music Pedagogy
3. Faculty III
-
Administration and Contact Department of School Music and
Church Music
-
Department of Musicology Weimar | Jena
-
Course of Studies Arts Management
Liszt School of Weimar ini terbagi menjadi beberapa massa
bangunan diantaranya adalah :
1. Main Building, dimana berupa bangunan yang berfungsi untuk
president office, perpustakaan, concert hall, studio, dan beberapa ruang
kuliah.
Gambar II. 27
Massa Bangunan Utama & Interior Perpustakaan
(Sumber : www.hfm-weimar.de)
2. Administration Buiding, merupakan bangunan untuk untuk kantor dan
menampung fungsi – fungsi administrasi lainnya.
commit to user
Gambar II. 28
Bangunan Administrasi
(Sumber : www.hfm-weimar.de)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 3. School Center Am Horn, merupakan bangunan untuk kuliah bagi
beberapa department musik.
Gambar II. 29
School Center Am Horn
(Sumber : www.hfm-weimar.de)
4. Monastery Building Am Palais
Department of School Music and Church Music
Gambar II. 30
Department of School Music and Church Music (Sumber : www.hfm-weimar.de)
5. Beach House – Department of Guitar
6. Beethoven House – Department of Studies and Theater
7. Haydn House – Department of Accordion
8. Studio Theater
b. Central Washington University Music
Ruang latihan band (Band Rehearsal Space) dari Central
Wahington University Music Building Program memungkinkan para
siswanya mendapatkan kenyamanan akustik di dalamnya. Menyediakan
akustik yang dapat diatur,, integrasi dari system audio dan adanya ruang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 penyimpanan untuk alat musik dan perlengkapan sehingga dapat
membantu mereka untuk latihan mempersiapkan penampilan mereka.
Gambar II. 31
Ruang Latihan Central Wahington University
(Sumber : http://www.cwu.edu/~music/building/)
Ruang
untuk
paduan
suara
(The
Choral
Room)
selalu
menggunakan bagian tengah. Dari 140 suara nyanyian universitas hingga
group paduan suara kecil dan permainan music bersama – same
(ensemble), ruangan ini juga dilengkapi akustik untuk berbagai variasi dari
musical arrangements.
Gambar II. 32
Choral Room (Ruang paduan Suara)
Central Wahington University
(Sumber : http://www.cwu.edu/~music/building/)
Central Washington University Hall dilengkapi dengan 600 tempat
duduk dan dilengkapi dengan persyaratan akustik yang sangat begus
sehingga suara yang dihasilkan di dalam concert hall ini terdengar sangat
jelas. Dilengkapi dengan tirai / layar yang dapat diatur gerakannya,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 sehingga refleksi suara dapat diatur sehingga dapat menimbulkan effect
akustik tertentu sesuai dengan yang diinginkan.
Konsep design dari concert hall ini yaitu seperti sebuah layar yang
mengarungi ombak sebagai symbol dari suara yang berombak /
bergelombang melalui ruang dan bergerak dinamis.
Gambar II. 33
Central Wahington University Hall
(Sumber : http://www.cwu.edu/~music/building/)
Recital Hall di Central Washington University memiliki 150
tempat duduk. Recital Hall ini dapat menampung berbagai variasi style
musik dan terdapat tirai / layar yang dapat digerakkan yang dapat
mengubah waktu gaung dari ruangan untuk menyesuaikan dengan jenis
music yang dibutuhkan pada saat ditampilkan.
Gambar II. 34
Recital Hall Central Wahington University
(Sumber : http://www.cwu.edu/~music/building/)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 Program pembelajaran yang terdapat di Central Washington
University adalah :
Brass Studies
Horn
Tuba &
Trombone
Trumpet
Cello
Viola
Violin
Flute
Oboe
Keyboard
Guitar
Opera
Vocal Jazz
Euphonium
Strings Studies
Bass
Woodwinds Studies
Bassoon
Clarinet &
Sax
Percussion, Composition, Keyboard, Guitar
Percussion
Composition
Vocal Studies
Choral
Applied
Music
Voice
Ensembles & Educational Areas
Band
Ensembles
Jazz
Gambar II. 35
Program Pembelajaran Central Wahington University
(Sumber : http://www.cwu.edu/~music/building/)
commit to user
Music
Education
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 7. Preseden Penerapan Analogi Pada Desain Bangunan
a. Bergisel Ski Jump (Austria) – Zaha Hadid
Bergisel Ski Jump merupakan bangunan yang berfungsi sebagai
tempat olah raga ski jump. Bangunan ini terdiri dari dua bagian yakni
menara dan jembatan. Menara sebagai masa utama, terbuat dari beton
bertulang dengan bentuk vertikal. Jembatan di dalamnya terdapat ‘spatial
green structure’ atau sebuah ruang yang didalamnya terdapat dua buah ram
dan cafz. (blog : wordpress.com – all about architecture)
Gambar II. 36
Bergisel Ski Jump
(Sumber : www.wordpress.com – all about architecture)
BSJ (Bergisel Ski Jump) memiliki panjang jembatan 90m dan
tinggi menara 50m. Menurut teori arsitektur, BSJ termasuk dalam analogi
matematis karena massa bangunan ini menggunakan bentuk-bentuk murni
dan ‘mathematical precition’. Kontekstualitas bangunan ini sangat
diperhatikan, hal ini dapat dilihat dari penyelesaian elemen-elemen yang
berkonsep organis dengan menggunakan ‘the manner of nature’ dan warna
yang tidak terlalu mencolok. Kesan dari kejauhan, BSJ membentuk
bayangan yang tidak biasa.
Gambar
37
commit
toII.user
Bergisel Ski Jump
(Sumber : www.wordpress.com – all about architecture)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 b. Ordrupgaard Museum Extension – Zaha Hadid
Bangunan seluas 1150 m2 yang memiliki konsep awal museum dan
garden ini, mengacu pada teori analogi biologis, lebih tepatnya organik.
Bangunan ini berkembang dari dalam ke luar dan ingin menampilkan
interior ke luar bangunan sebagai sarana menyatukan bangunan dengan
alam sekitar. (blog : wordpress.com – all about architecture)
Gambar II. 38
Ordrupgaard Museum Extension
(Sumber : www.wordpress.com – all about architecture)
Museum yang terletak di negara Denmark ini, memakai material
berupa beton in-situ black lava, baja, dan kaca. Struktur yang digunakan
adalah gabungan struktur rangka dan membran.
Gambar II. 39
Material Bangunan Yang Digunakan
(Sumber : www.wordpress.com – all about architecture)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Kekhasan museum ini adalah tetap dipertahankannya bangunan
lama sebagai bangunan utama dan landscape sekitar. Dari segi lighting,
terdapat perpaduan pencahayaan alami dan buatan di mana pencahayaan
alami lebih kuat; segi penghawaan juga seperti pada pencahayaan, ada
yang alami dan buatan. Interior pada bangunan ini memiliki kesan light
atau ringan. Hal ini dikarenakan penggunaan elemen pengisi dan
pelengkap yang ringan. Penggunan elemen-elemen yang tidak terlalu berat
ini dipakai karena pada beberapa bagian fasade terdapat kaca yang
ditopang baja-baja disusun grid yang menimbulkan kesan berat. Sehingga
untuk memperingan kondisi tersebut, dipakailah elemen-elemen yang
terkesan ringan.
Gambar II. 40
Interior Ordrupgaard Museum Extension
(Sumber : www.wordpress.com – all about architecture)
c. Central Building (BMW Plant) – Zaha Hadid
Central building- BMW Plant terletak di negara Jerman, terdiri dari
ground floor yang sebagian besar diperuntukkan karyawan pabrik, dan
lantai pertama yang sebagian besar diperuntukkan karyawan BMW.
Area bangunan seluas 25.000 m2 dikembangkan dengan pola radial
yang diasosiasikan sesuai kondisi perusahaan BMW yang bergerak
dinamis. Bangunan ini memiliki satu massa sentral dan tiga massa
pendukung dengan rangkaian ruang penghubung. Fasade bangunan dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 dianalogikan sebagai analogi romantik karena menimbulkan kesan
eksklusif, kompeten, dan canggih.
Gambar II. 41
Exterior BMW Plant
(Sumber : www.wordpress.com – all about architecture)
Dari strukturnya, bangunan ini merupakan memiliki konsep ruang
stereotomik. Rangkaian rangka baja yang diekspos memberikan kesan
kokoh namun juga memberi kesan berat pada bangunan. Sebagai
penyimbang dan pengurang kesan berat pada bangunan, Hadid
menggunakan furniture dan elemen pengisi ruang yang bersifat ringan.
Penggunaan warnanya menimbulkan kesan eksklusif terbuka (persuasif)
dan dingin. Kemudian dari segi kontekstual, bentuk bangunan sesuai
dengan budaya setempat yang modern.
Gambar II. 42
Interior BMW Plant
(Sumber : www.wordpress.com – all about architecture)
Asumsi yang telah melekat bahwa BMW merupakan sebuah merek
mobil terkenal dan tercanggih sehingga Central building BMW dibangun
dengan teknologi mutakhir untuk mendukung kredibilitas perusahaan.
Interiornya dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan kesan high-tech
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 yang dinamis, kemudian dari segi lighting, menggunakan pencahayaan
alami dan dari segi bahan, menggunakan beton bertulang, baja, dan metal.
Gambar II. 43
Interior BMW Plant Yang Disesuaikan Dengan
Karakter Fungsi Bangunan
(Sumber : www.wordpress.com – all about architecture)
d. Casa Mila – Antonio Gaudi
Gambar II. 44
Eksterior Casa Milla yang Berbentuk Organik
(Sumber : www.greatbuildings.com)
Antonio
Gaudi
adalah
arsitek
abad
ke-19
yang
gemar
menggunakan gaya arsitektur Art Noveau yang banyak menggunakan
unsur dekorasi dengan gaya gothic yang dikembangkannya sediri dengan
pengaruh bentuk-bentuk organik seperti sulur tanaman dan garis-garis
bidang yang tidak beraturan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 Karya Gaudi menonjol dalam penggunaan ornamentasi serta
bentuk bentuk yang menyerupai keadaan alam seperti gua, tebing serta
unsur lengkung tanaman dan geometri. Karya Gaudi banyak yang
terinspirasi dari gaya arsitektur Moore yang dikembangkan lagi dengan
sentuhan gothic dan art noveau. Apabila diperhatikan, bangunan yang
didesain Gaudi tidak nampak mirip dengan bangunan-bangunan pada
masanya yang berkembang di Barcelona maupun Eropa. Beberapa
diataranya menjadi bangunan yang seperti gua diantara bangunan lainnya,
dengan lengkung dan lekuk dekoratifnya seperti pada Casa Mila.
e. Parochial Complex - Werner Appelt
Bangunan ini merupakan bangunan ketiga dari Katholik centre
yang ada di Vienna. Pada bangunan ini kita dapat melihat bangunan ini
memang dengan sengaja didesain dari awal dengan konsep klasik dimana
tujuan arsitek yang berusaha menciptakan kesan formal dan religius.
Dimana hal tersebut dapat dicapai dengan pengolahan ruang dan tampilan
bangunan yang bergaya klasik dan kuno. Dari tampilan depan bangunan
yang menggunakan efek dan pengolahan lengkung dalam desain tampilan
depan bangunan memperjelas unsur postmodern dalam bangunan
ditambah pengolahan masa yang tampak kokoh dengan beton–beton tebal,
dimana bukaan hanya mengandalkan jendela yang penempatannya disusun
sedemikian rupa sehingga memberikan penerangan yang baik dan cukup
terhadap ruangan.
Gambar II. 45
Parocial Complex
(Sumber : www.oocities.org)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 Pada bagian interior dari bangunan kita dapat melihat kesan ruang
yang tinggi dan besar yang berusaha mencapai kesan monumental yang
memang sangat cocok ditimbulkan oleh bangunan – bangunan yang
digunakan untuk acara – acara religius. Dari berbagai segi bangunan ini
mempunyai suatu pertanda tersendiri, muali dari tampak luar yang
terkesan formil dan religius yang dapat dirasakan dan dibaca dengan pola
pemikiran kita. Lalu setelah kita memasuki ruangan akan terkesan berbeda
dengan pola pafon yang lengkung dan tinggi akan memberikan suatu
kesan akan kebesaran yang kuasa. Bila dibahas lebih dalam lagi konteks
bahasa arsitektur akan semakin banyak dan tidak mempunyai batasan yang
begitu jelas.
f. Spirit and soul unfold in a Spanish chapel
Perancang ingin menghadirkan suatu kestabilan yang dinamis
melalui bentuk yang dihadirkan. Maksud dari kestabilan yang dinamis
disini ialah perancang ingin menggugah psikologis dari manusianya. Pada
bangunan kapel dibuat miring pada sisi-sisinya, dimaksudkan agar
pemakai terguncang dan sadar akan dirinya yang tidak berdaya, dan
mengakui akan kebesaran penciptanya. Jadi bahasa dalam arsitektur tidak
selalu didasarkan akan ornamentasi pada bangunan, tetapi juga dari
bentukan yang ditimbulkan yang dapat merangsang pola pemikiran kata
dalam merasakan suatu esensi dari ruang yang ditimbulkan.
Gambar II. 46
Interior Spirit and soul unfold in a Spanish chapel
(Sumber : www.oocities.org)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 BAB III
TINJAUAN KOTA
1. Tinjauan Kota Surakarta
Kota Solo atau juga dikenal dengan kota Surakarta sedang dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Inti dari pertumbuhan dan
perkembangan kota Solo tersebut terutama dicirikan dari perkembangan
kegiatan fisik kota yang ada di dalam wilayah administrasi Kotamadya Daerah
Tingkat II Surakarta.
Rencana Umum Tata Ruang Kota Solo memiliki beberapa rumusan
dan konsepsi, salah satunya mengenai kota, strategi dasar pengembangan
sektor – sektor dan bidang pembangunan, kependudukan, intensifikasi dan
ekstensifikasi pemanfaatan ruang kota dan pengembangan fasilitas dan utilitas.
Saat ini kota Solo telah berkembang menjadi kota besar yang
mempunyai fungsi ganda, yakni sebagai pusat administrasi tingkat regional,
kota industry, kota perdagangan, pariwisata, budaya, dan olahraga.
Perkembangan fisik dan kegiatannya telah melampaui batas wilayah
administrasi Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta yang merupakan inti
pertumbuhan Kota Solo sekarang. (sumber : Anonim, RUTRK Kotamadya
Surakarta 1993 – 2013, hal II. 1, Surakarta : Bappeda)
Gambar III. 1
Petacommit
Wilayah to
Kota
Surakarta
user
(Sumber : http://lintassolo.wordpress.com)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 Luas administratif Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta ± 4.404 Ha
terdiri dari 5 wilayah kecamatan dan 51 kelurahan. Luas kecamatan terluas
ditempati oleh Kecamatan Banjarsari dengan luas mencapai 33,63% dari luas
Kota Solo. Lahan yang digunakan untuk pemukiman mencapai 61% dari luas
tanah kota Solo.
Kota Solo terletak di dataran rendah dengan kondisi fisik topografinya
relatif datar dengan ketinggian rata-rata 90 meter di atas permukaan air laut
dengan kemiringan rata-rata 0 - 3%, dan dilalui oleh beberapa sungai yang
merupakan anakan sungai Bengawan Solo. Batas wilayahnya adalah :
a. Sebelah Utara
:
Kabupaten Dati II Karanganyar dan Karanganyar
b.Sebelah Timur
:
Kabupaten Dati II Karanganyar dan Sukoharjo
c. Sebelah Selatan :
Kabupaten Dati II Sukoharjo
d.Sebelah Barat
Kabupaten Dati II Karanganyar dan Sukoharjo
:
Dari keseluruhan luas kotamadya, luas kawasan yang terbangun telah
mencapai 88,47% atau 3.896 Ha. Daerah yang belum terbangun luasnya
kurang lebih 508 Ha atau 11,53% terdapat di bagian utara dan barat kota.
Terbatasnya lahan di wilayah Kotamadya Surakarta menyebabkan wilayah
perkotaan berkembang ke wilayah administrasi tetangga, yakni ke wilayah
Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo dan Karanganyar.
2. Rencana Perkembangan, Potensi, dan Perencanaan Kota Surakarta
Kota Solo mempunyai potensi yang cukup besar dalam bidang budaya,
pariwisata, dan perdagangan. Di bidang budaya, Keraton Kasunanan Surakarta
menjadi pusat perkembangan budaya kota Solo. Obyek budaya kota Solo
lainnya, antara lain : Mangkunegaran, Radya Pustaka, Taman Sriwedari, dan
Monumen Pers. Karena potensi besar dalam budaya, kota Solo mendapat
sebutan sebagai kota budaya. Di bidang wisata, potensi kota Solo antara lain :
Taman Balekambang, Taman Satwa Taru Jurug, dll. Sedangkan dalam bidang
perdagangan dapat dilihat dengan banyaknya pusat-pusat perdangan baik
tradisional maupun modern di kota Solo, seperti Pasar Klewer, Pasar Gedhe,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 Pasar Legi, Solo Grand Mall, Solo Square, Pusat Grosir Solo, Beteng Trade
Center, De’ Laweyan Mall, Matahari Singosaren Plaza, Alfa, Carefour,
Makro, Goro Assalam, Rimo, dll.
Dan jika ditinjau dari infrastruktur sarana dan prasarana kotanya, kota
Solo sudah memiliki cukup fasilitas kota untuk mendukung aktifitas warga
kotanya, seperti jalan, jaringan air bersih, jaringan riol air kota, jaringan
listrik, dan jaringan telpon.
¾ Rencana Perkembangan Kota
Kota Solo memiliki arah perkembangan fungsi kota sebagai :
-
kota pusat karesidenan
-
kota pusat seni budaya Jawa tengah
-
kota pusat daerah wisata jawa Tengah
kota yang representatif bagi perkembangan dan pertumbuhan penduduk.
¾ Perkembangan Fisik Kota
Sasaran perkembangan fisik kota dalam perencanaan kota Solo
meliputi :
-
Kawasan asal mula perkembangan kota Solo yang berkembang sebagai
kawasan antik.
-
Kawasan
wilayah
pusat
kota
dengan
kegiatan
perdagangan,
pemerintahan, dan fasilitas sosial.
-
Kawasan pemukiman padat, pemukiman tua, pemukiman kampung
kumuh, pemukiman campur usaha.
-
Kawasan yang sedang berkembang.
Perkembangan fisik kota tersebut diharapkan ikut mempertimbangkan
pengaturan bentuk dan luas kota, tata guna lahan, pengaturan fungsi, dan
jaringan infra struktur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 ¾ Penyediaan Ruang
Kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya di dalam wilayah kota
Solo mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi kota Solo di masa
mendatang (2013), yaitu :
-
Penyediaan areal pusat pariwisata
-
Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan
-
Penyediaan areal olahraga
-
Penyediaan areal relokasi industri
-
Penyediaan areal perluasan dan pembangunan fasilitas pendidikan
-
Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan, dan perbelanjaan
-
Penyediaan areal pusat perkantoran / administrasi
-
Penyediaan areal lingkungan perumahan
¾ Potensi Kota dan Perencanaan
Wilayah Kotamadya Dati II Surakarta merupakan kota yang dapat
dikatakan sudah mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi yaitu
sebagai kota pemerintahan, industri, pendidikan, olahraga, serta sosialbudaya seperti tabel berikut :
Fungsi Kota
Pelayanan
Perdagangan
Lokal, regional
Industri
Lokal regional nasional
Pendidikan
Lokal, regional, nasional
Pariwisata
Lokal, regional, nasional,
internasional
Pemerintahan
Lokal, regional
Pusat fasilitas sosial
Lokal, regional, nasional
Tabel III. 1
Perkembangan Potensi – Potensi Kota Solo dalam Skala Pelayanan.
Potensi
di atas: dan
ketepatan
Perencanaan
(Sumber
Perda
No 8 tahun
1993 tentangJangka
RUTRK,Panjang
1993) Kota
Solo, menjadikan kota Surakarta sebagai kota tumbuh yang
potensial. Hal tersebut dikaitkan dengan perlunya keseimbangan antara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 wawasan jauh ke depan dengan pengalaman kondisi masa lalu sehingga
suatu rangkaian budaya dan teknologi akan selalu dipelihara.
Adapun pengembangan fungsi kota meliputi :
a.
kawasan pengembangan wisata
b.
kawasan pengembangan budaya
c.
kawasan pengembangan olah raga
d.
kawasan pengembangan relokasi industri
e.
kawasan pengembangan pendidikan tinggi
f.
kawasan pengembangan perbelanjaan
g.
kawasan pengembangan perkantoran
h.
kawasan pengembangan lingkungan perumahan
3. Perkembangan Musik di Surakarta
Surakarta atau Solo dikenal sebagai Kota Budaya. Banyak budaya yang
dimiliki Kota Solo dan semua itu perlu dilestarikan. Salah satu budaya Solo
yang perlu dilestarikan adalah budaya musik. Seperti di Indonesia pada
umumnya, di Kota Solo pun dikenal beberapa jenis musik, diantaranya musik
tradisional dan musik modern. Musik tradisional yang dikenal di Solo adalah
musik tradisional jawa, yang biasa disebut musik gamelan jawa. Sedangkan
musik modern di Solo sama seperti yang dikenal masyarakat Indonesia pada
umumnya. Musik modern lebih dikenal dan digemari oleh sebagian besar
masyarakat, terutama kaum muda. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang
menggemari musik tradisional seperti gamelan dan keroncong. Bahkan di Solo
masih terdapat cukup banyak kelompok – kelompok musik yang
membawakan musik – musik tradisional yang anggota kelompoknya juga
masih remaja, seperti contohnya Group Musik Keroncong Bocah Fajar Indah.
Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Solo dan
sekitarnya seiring dengan perkembangan media telekomunikasi (radio dan
televisi) yang dapat diterima masyarakat Solo dan sekitarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 Selain dengan media tv atau radio, masyarakat Solo dapat menikmati
musik lewat konser-konser musik yang sering digelar. Baik itu konser dari
penyanyi lokal maupun penyanyi luar daerah.
Kondisi Kota Solo sebagai kota yang mengalami perkembangan musik
cukup pesat menjadi incaran para musisi untuk mementaskan musiknya. Hal
ini telah terbukti dengan hadirnya kelompok-kelompok musik yang telah
manggung di kota Solo ini baik musisi yang berkelas internasional, nasional,
maupun lokal. Hampir tiap bulan kota Solo lebih dari satu kali ada pementasan
musik baik tingkat lokal maupun nasional dan terkadang tingkat internasional.
(sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta tahun 2005, 2006, 2007).
Sebagai contohnya untuk bulan November - Desember tahun 2009 lalu sudah
ada enam hingga tujuh pementasan musik (konser) berkelas nasional dan
internasional.
Selain pementasan musik yang menghadirkan musisi nasional maupun
internasional, Solo juga sering mengadakan pementasan kecil untuk
komunitas-komunitas tertentu, seperti acara koesploesan yang diadakan tiap
kamis malam bertempat di THR Sriwedari, perkumpulan musisi lokal yang
mengadakan pentas musik kecil tiap malam minggu di jalan Slamet Riyadi,
dan lain sebagainya.
Tempat lain yang pernah digunakan untuk pementasan musik di Solo
adalah hotel-hotel, cafe, alun-alun keraton, benteng Vastenberg, Taman
Budaya Surakarta, Stadion UNS (dahulu), dan Teater Besar ISI.
4. Gejala Perkembangan Musik di Surakarta
Gejala perkembangan musik lebih terlihat dengan bertambahnya
kelompok-kelompok musik (group Musik) seperti band, orkestra, keroncong,
drumband dengan angka kenaikan rata-rata sebanyak 25%. Sedangkan
pembinaan musik ditingkatkan dengan adanya lomba / festival, diskusi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 workshop, dan lain-lain sehingga diharapkan dapat lebih menarik minat
masyarakat untuk mengenal musik secara lebih mendalam.
Akhir – akhir ini banyak event – event baik berupa workshop ataupun
pementasan musik baik yang diselenggarakan di Solo. Jenis musik yang
diminati pun tidak hanya musik – musik modern saja tetapi jenis musik etnik
juga cukup banyak diminati di Surakarta. Hal ini ditunjukkan dari adanya 2
event yang cukup besar di Surakarta yaitu Solo International Ethnic Music
(SIEM) dan International Keroncong Festival (IKF).
Orang – orang yang ingin lebih dalam mempelajari musik pun cukup
banyak di Surakarta, dilihat dari banyaknya orang yang tertarik untuk belajar
musik di tempat – tempat kursus, serta bertambahnya tempat kursus musik
yang ada di Solo yang salah satunya terdapat tempat kursus musik baru di
Solo baru yang mengajar musik dengan berbasis tekhnologi komputer.
Akan tetapi perkembangan yang musik yang ada ini kurang disertai
dengan adanya wadah yang memadai yang dapat menampung semakin
bertambahnya peminat yang ingin belajar musik dan cukup banyaknya event –
event musik bahkan sampai bertaraf Internasional.
5. Perkembangan Pendidikan Musik di Surakarta
a. Pendidikan Formal
Pendidikan musik formal didapatkan melalui pendidikan di sekolah
– sekolah formal. Pendidikan musik di sekolah umum dari taman kanak –
kanak, SD, SMP, dan SMA didapatkan melalui pelajaran kesenian yang
didalamnya terdapat beberapa pelajaran mempelajari musik. Ada beberapa
di sekolah umum yang terdapat di Surakarta memiliki kegiatan
ekstrakurikuler di bidang musik, namun yang mengadakan kegiatan
tersebut belum sebagai ekstrakurikuler di sekolah belum banyak dan
biasanya dengan keadaan fasilitas ruang yang kurang memadai. Selain itu,
terkadang pada sekolah – sekolah seperti TK dan SD tenaga pengajar yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 memang benar – benar cukup memahami musik masih terbatas sehingga
biasanya yang diajar secukupnya saja.
Adapun sekolah formal yang benar – benar terdapat bidang
kejuruan musik dari kelas satu hingga kelas tiga adalah SMKN 8 yang
merupakan sekolah menengah kejuruan yang khusus memberikan
pengajarran di bidang kesenian yang dibagi ke dalam beberapa bidang
kejuruan yang salah satunya adalah bidang kejuruan musik. Jumlah murid
tiap angkatan di bidang kejuruan musik di SMKN 8 ini sekitar 80 – 100
orang, dan jumlah pendaftar yang ingin masuk ke SMKN 8 ini mengalami
peningkatan yaitu sekitar 5 % tiap tahunnya. Akan tetapi terdapat beberapa
ruang – ruang kelas yang ada kondisinya masih belum memadai dijadikan
sebagai ruang praktek musik.
b. Pendidikan Musik Non Formal
Pendidikan musik non formal didapatkan melalui kursus – kursus
musik. Pendidikan musik non formal ini biasanya dikelola oleh pihak
swasta dan ada pula yang berupa kursus – kursus musik secara individu.
Umumnya bagi para pelajar pendidikan musik non formal
merupakan pendidikan sekunder sesudah pendidikan formal (utama) yang
di dapat di sekolah. Sedangkan bagi yang sudah tidak terlibat dengan
pendidikan formal, pendidikan ini dapat bersifat sebagai pendidikan
utama.
Adapun pendidikan musik non formal yang terdapat di Surakarta,
diantaranya :
1) Purwa Caraka Music Studio
Purwa Caraka Music Studio yang terdapat di Surakarta terdiri dari 2
cabang yaitu yang terdapat di Jl. MT Haryono No. 40 dan Jl. Gatot
Subroto No. 157. Jenis kursus yang ditawarkan diantaranya adalah
kursus gitar, piano, biola, organ, drum, keyboard, dan vokal.
Murid yang tertarik mengikuti kursus di tempat ini cukup banyak baik
yang berasal dari kota Solo dan juga ada yang berasal dari kota – kota
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 di sekitar Solo. Kurikulum yang digunakan adalah sistem grade dengan
sistem pengajaran secara privat. Selain diadakan kegiatan belajar
mengajar juga diadakan kegiatan lainnya seperti konser maupun
kompetisi.
2) Elfa’s Music School
Elfa’s Music School menyediakan pendidikan piano, keyboard, biola,
drum, dan tarik suara. Sistem pengajarannya terdiri dari kelas privat
yang hanya diikuti 1 orang dan kelas semi privat yang diikuti 2 – 3
orang. Pada tiap akhir grade diadakan ujian dan setiap bulannya juga
diselenggarakan konser bersama, kompetisi, dan perlombaan.
3) Solo Concert Music
Solo Concert Music merupakan salah satu tempat kursus musik yang
merupakan milik pribadi salah satu warga Solo dan baru mulai dibuka
pada tahun 2008. Pada Solo Concert Music sebagian ruangan yang
disediakan mempunyai luasan yang cukup besar karena ditujukan
untuk mengajar sebuah kelompok atau group band. Pada tempat kursus
ini juga disediakan sebuah studio musik.
4) Gilang Ramadhan Studio Drummer
Gilang Ramadhan Studio Drummer merupakan sekolah musik
nonformal yang menawarkan kursus drum mulai dari bassic drummer
hingga level performance dimana menerima murid dari usia preschool
hingga dewasa. Sistem pengajarannya terdiri dari kelas privat, kelas
group, dan terdapat kelas terapi musik. Pada Gilang Ramadhan Music
Studio terdapat 4 ruang kursus group, recepsionist, ruang tunggu, r.
pengelola, musholla, dan toilet.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 Gambar III.
I 2
Gambarr III. 3
Recepsionistt Gilang
R. Tungggu Gilang Ram
madhan Musicc Studio
R
Ramadhan
Mu
usic Studio
(S
Sumber : Doku
umen Pribadi))
(Sum
mber : Dokum
men Pribadi)
Gambar III. 4
R. Kursus G
Gilang Ramad
dhan Music Stu
udio
(Sum
mber : Dokumeen Pribadi)
6. Fasilitass Musik di Surakarta
S
a. Fasillitas Pementasan Musik
Event – event
e
musik yang diselen
nggarakan di
d Surakarta sebenarnya
s
cuku
up banyak baahkan beberaapa event – event musikk yang diseleenggarakan
berskkala Internaasional yangg tidak han
nya menamppilkan penaampil yang
mem
mang berasal dari Solo ssaja dan beberapa dari luuar daerah Solo,
S
tetapi
menaampilkan jug
ga penampil yang datangg dari luar neegeri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 Adapun tempat pementasan musik yang biasanya digunakan
diantaranya sebagai berikut :
¾ Tempat Pementasan Indoor
1) Gedung Olahraga Indoor Manahan
Gedung Olahraga Indoor Manahan biasanya digunakan untuk
pementasan dengan skala yang tidak terlalu besar.
2) Diamond Convention Center
Diamond Conventin Center merupakan gedung serba guna yang
biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan, pernikahan,
pameran, dan juga beberapa pementasan musik.
Gambar III. 5
Project Pop di Diamond Convention Center
(Sumber : www.soloaja.com)
3) Hotel Berbintang dan Cafe
Pementasan musik dengan skala pengunjung yang tidak terlalu
banyak dan membutuhkan ruang tertutup serta biasanya ditujukan
untuk segmen masyarakat tertentu yang untuk dapat menikmatinya
dibutuhkan biaya yang tidak hanya membayar untuk menikmati
tetapi juga biaya untuk masuk ke ruang tersebut biasanya
diselenggarakan di hotel – hotel berbintang dan cafe. beberapa
tempat yang sering dijadikan tempat pementasan musik yaitu
Novotel, Hotel Sunan, Hailai, dan beberapa cafe lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 Gambar III. 6
Gambar III. 7
The Virgin di Sunan Hotel
Pementasan Musik di Novotel
(Sumber : www.soloaja.com)
(Sumber : www.soloaja.com)
4) Hall – hall mall
Hall atau atrium mall – mall yang ada di Surakarta seperti Solo
Grand Mall dan Solo Square sering juga dijadikan sebagai tempat
pementasan musik yang dijadikan sebagai ajang promosi.
Gambar III. 8
Yovi & The Nuno tampil di Solo Grand Mall
(Sumber : www.soloaja.com)
¾ Tempat Pementasan Outdoor
1) Ngarsopuro – Pasar Barang Antik Windujenar
Ngarsopuro adalah sebuah ruang publik yang berupa jalan dengan
panjang sekitar 500 m yang dibuka pada sore hari menjelang
malam hingga malam hari. Toko-toko di kanan-kiri jalan berganti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 menjadi trotoar untuk pejalan kaki. Di salah satu ujung jalannya
terdapat Pasar Barang Antik Windujenar. Suasana yang segar dan
terbuka di Ngarsopuro membuat orang berdatangan untuk melihat
barang dagangan yang ditawarkan. Selain itu, kawasan itu juga
menjadi salah satu lokasi pementasan seni budaya, seperti wayang,
ketoprak, juga musik.
Gambar III. 9
Sejumlah anak usia antara SD – SMP tampil di halaman
Pasar Barang Antik Windujenar membawakan musik
keroncong.
(Sumber : www.seruu.com)
2) THR Sriwedari
Salah satu tempat yang sering digunakan untuk menggelar
konser adalah THR Sriwedari. Untuk pagelaran rutin (penyanyi
lokal) diadakan di dalam lingkungan THR Sriwedari. THR
Sriwedari tidak dapat menampung kapasitas penonton dalam
jumlah lebih dari 500 orang (dalam kondisi menggunakan tempat
duduk), hal ini karena di dalam THR tempat terbatas dan harus
berbagi dengan arena bermain, cafe dan kantor pengelola.
3) Stadion R. Maladi
Stadion R. Maladi biasanya dijadikan sebagai tempat untuk
menggelar konser – konser musik yang cukup besar, seperti konser
yang mendatangkan penyanyi dari ibukota. Akan tetapi kurangnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 fasilitas yang cukup memadai di Stadion ini sebagai tempat
pementasan menjadi salah satu kendala yang cukup signifikan.
4) Kompleks Olahraga Manahan – Stadion Manahan
Stadion Manahan biasanya dijadikan sebagai tempat konser musik.
Akan tetapi sebenarnya kawasan ini merupakan kawasan yang
diperuntukkan untuk kawasan olahraga sehingga kurang memadai
sebagai tempat pementasan.
b. Fasilitas Promosi dan Penjualan
Fasilitas promosi dan penjualan produk – produk musik pada
umumnya berupa toko – toko alat musik maupun toko kaset yang tersebar
di kawasan pertokoan dalam kota. Akan tetapi tidak jarang juga tempat
penjualan produk – produk musik ditemukan di pusat – pusat perbelanjaan
di Solo seperti pada Solo Grand Mall.
7. Penampilan Bangunan Pendidikan Musik di Surakarta
Sekolah – sekolah musik non formal yang terdapat di Surakarta sebagian
besar menempati bangunan berupa rumah penduduk atau ruko yang disewa.
Untuk memberikan karakter sebagai sekolah musik, bangunan yang disewa
tersebut pada fasadenya diberikan simbol – simbol yang mudah dikenali oleh
pengunjung ataupun orang yang lewat yang menunjukkan bahwa bangunan
tersebut adalah sekolah musik.
a. Purwa Caraka Music Studio
Purwa Caraka Music Studio menempati bangunan berupa rumah yang
disewa kemudian diolah pada bagian fasadenya agar tidak tampak seperti
bangunan
rumah.
Untuk
menandakan
bahwa
bangunan
tersebut
merupakan tempat kursus musik Purrwa Caraka maka disimbolkan dengan
penggunaan warna yang mengcirikhaskan Purwa Caraka Music Studio.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 Gambar III. 10
Purwa Caraka Music Studio
(Sumber : www.kapanlagi.com)
b. Elfa’s Music School
Elfa’s Music School merupakan bangunan yang mewadahi kursus musik
tetapi hanya berupa rumah penduduk yang disewa sebagai tempat kursus
musik. Sehingga untuk memberikan kesan yang berbeda dan untuk
menandakan kesan sebagai tempat kursus musik maka pada fasadenya
ditambah sebuah board yang bergambar not balok dan microphone sebagai
symbol dari tempat kursus musik, serta warna fasadenya digunakan warna
– warna yang cerah.
Gambar III. 11
Elfa’s Music School
(Sumber : Dokumen Pribadi)
c. Solo Concert Music
Solo Concert Music menempati bangunan yang berupa rumah tinggal
karena milik pribadi salah seorang warga Solo. Pada bangunan ini hanya
diberi papan penanda untuk memberitahukan bahwa bangunan tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 merupakan salah satu wadah yang menampung kegiatan pendidikan musik
nonformal dan juga menyediakan beberapa jasa musik.
Gambar III. 12
Solo Concert Music
(Sumber : www.kapanlagi.com)
Fasade bangunan ini tidak diolah dengan simbol – simbol yang dapat
menunjukkan bangunan musik seperti pada sekolah – sekolah nonformal
lainnya.
d. Gilang Ramadhan Music Studio
Gilang Ramadhan Music Studio menempati bangunan ruko yang
kemudian dibongkar peruangannya dan disesuaikan dengan kebutuhan
ruang yang direncanakan, kemuduan diberi lapisan tambahan untuk
persyaratan akustik yang berupa lapisan berpori seperti karpet. Tampilan
bangunannya hanya diberi spanduk nama untuk menandakan bahwa
merupakan tempat kursus drum sedangkan fasade bangunannya bertipe
minimalis tanpa adanya pemberian unsur – unsur simbol musik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 BAB IV
PUSAT PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN
1. Pemahaman Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
Pusat Pendidikan Musik yang akan direncanakan adalah sebuah
bangunan yang memiliki aktivitas utama sebagai pusat pendidikan di bidang
musik dan aktivitas penunjang lainnya yaitu sebagai tempat penyedia jasa
musik dimana dapat dijadikan sebagai tempat berkumpul menyalurkan bakat
musik dan memperlihatkan karya mereka. Sehingga diharapkan bangunan ini
tidak hanya menjadi sebuah fasilitas pendidikan non formal tetapi juga dapat
menjadi sebuah area publik sebagai tempat berkumpul bagi para pemusik –
pemusik yang ada di Surakarta.
2. Aktivitas dan Pengguna Pusat Pendidikan Musik
2.1 Aktivitas Pada Pusat Pendidikan Musik
Aktivitas yang terdapat pada Pusat Pendidikan Musik yang
direncanakan, meliputi :
a. Aktivitas Belajar Mengajar atau Kegiatan Pendidikan Musik, yang terdiri
dari :
-
Aktivitas Vokal dan Instrumental
-
Aktivitas Apresiasi
-
Aktivitas Kreativitas
b. Aktivitas Penyediaan Jasa, yang terdiri dari :
-
Aktivitas Pementasan Musik
-
Aktivitas Promosi dan Penjualan (Jual – Beli)
-
Aktivitas Penyewaan, seperti penyewaan studio dan ruang latihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 -
Aktivitas Informasi seperti pameran dan seminar
c. Aktivitas Pengelolaan, yang meliputi :
-
Aktivitas manajemen dan operasinal
-
Aktivitas Service
d. Kegiatan Penunjang yang merupakan kegiatan yang mendukung aktivitas
– aktivitas diatas, yang meliputi :
-
Aktivitas Parkir
-
Aktivitas Ibadah
-
Aktivitas Metabolisme
-
Aktivitas Makan & Minum
2.2 Pengguna Pusat Pendidikan Musik
Pengguna Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan, adalah sebagai
berikut :
a. Pelajar
Pelajar yang dimaksud adalah orang yang ingin mempelajari musik dan
diperuntukkan bagi semua usia. Mulai dari usia 2 tahun hingga dewasa
bahkan orang tua.
b. Pengunjung
Pengunjung yang dimaksud adalah orang yang menggunakan fasilitas di
dalam bangunan ini selain dari orang yang menjadi siswa di dalamnya,
seperti pengunjung yang ingin mempertunjukkan karyanya dan juga yang
ingin menonton suatu pertunjukkan atau menggunakan jasa lainnya.
c. Pengajar
Pengajar adalah orang yang memberikan arahan – arahan untuk
membimbing para siswa sehingga mendapat pengetahuan yang lebih.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 d. Pengelola
Pengelola adalah orang yang mengelola atau orang yang mengatur
persoalan – persoalan yang berkaitan dengan kelancaran operasional.
3. Fungsi Pusat Pendidikan Musik
Fungsi yang diwadahi dalam Pusat Pendidikan Musik yang
direncanakan, meliputi :
a. Tempat Pendidikan Musik
-
Fungsi : Sebagai tempat pendidikan musik, direncanakan sebagai
wadah yang dapat menampung aktivitas baik berupa kegiatan
pembelajaran secara teori dan juga kegiatan instrumental.
-
Sistem Pendidikan : system pendidikan yang digunakan adalah system
pendidikan non formal.
b. Sebagai Wadah Informasi & Apresiasi
-
Fungsi : sebagai wadah untuk menyalurkan bakat bermusik dan
pengembangan kemampuan bermusik.
-
Aktivitas yang dilakukan sebagai wadah informasi & apresiasi :
•
Pementasan rutin, yang diikuti oleh para pelajar yang diadakan
setiap satu bulan sekali untuk menunjukkan bakat yang dimiliki
dan menunjukkan perkembangan setelah mengikuti proses
pembelajaran.
•
Ensembel atau Orkestra, kegiatan ini merupakan konser musik
secara bersama – sama atau kelompok yang ditujukan untuk
melatih kekompakkan para siswa dalam bermain musik secara
kelompok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 •
Resital, kegiatan ini dilakukan untuk menunjukkan kemampuan
dari para pelajar ataupun orang – orang yang memiliki bakat lebih
dalam bermusik.
•
Festival atau Kompetisi, diadakan untuk memacu semangat belajar
para siswa sekaligus untuk mendorong minat dan bakat musik yang
dimiliki para masyarakat.
•
Seminar dan Workshop, diadakan untuk memberikan pengetahuan
yang lebih bagi para pelajar ataupun masyarakat mengenai
perkembangan – perkembangan yang terjadi.
c. Sebagai penyedia Jasa Musik
-
Fungsi : sebagai tempat yang menfasilitasi berbagai kepentingan yang
dibutuhkan dalam bermusik baik bagi para pelajar maupun bagi para
masyarakat yang membutuhkan fasilitas jasa musik.
-
Jasa yang disediakan :
•
Penyewaan Studio baik studio untuk latihan maupun studio
rekaman.
•
Tempat penjualan alat musik dan produk – produk musik lainnya.
4. Status Kepemilikan
Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan merupakan sebuah wadah
yang bersifat umum dan komersial dimana status kepemilikannya dipegang
oleh Badan Usaha Milik Swasta. Oleh sebab itu, untuk membiayai sendiri
keberlangsungan bangunan dan aktivitas di dalamnya maka perlu adanya
aktivitas seperti kegiatan promosi berupa penjualan ataupun pengadaan
seminar, workshop, dan pertunjukkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 5. Skala Pelayanan
Skala Pelayanan Pusat Pendidikan Musik yaitu masyarakat lingkup
Kota Solo dan karesidenan Surakarta dan daerah / wilayah sekitar Solo, seperti
: Yogyakarta dan Semarang. Dan bisa dimungkinkan akan meluas hingga
tingkat propinsi Jawa Tengah, Pulau Jawa, Nasional, hingga Internasional.
6. Sasaran Pelayanan
Sasaran Pelayanan yaitu seluruh masyarakat terutama dengan tingkat
ekonomi menengah ke atas dari semua jenjang usia paling muda yaitu 2 tahun
hingga orang tua.
7. Prospek Pengguna Pusat Pendidikan Musik Ke Depan
Dari data hasil pengamatan dan wawancara beberapa sekolah musik
non formal yang ada di Surakarta di dapatkan rata – rata jumlah siswa yang
masuk di sekolah musik non formal dan presentase siswa dari tiap jenjangan
umum, dimana didapatkan hasil sebagai berikut :
•
Jumlah keseluruhan siswa di tiap sekolah : 250 – 300 orang
•
Presentase jumlah siswa dari tiap jenjang usia yang dihitung dari
jumlah siswa jenjang usia tertentu dibagi jumlah keseluruhan siswa
dan dikali 100 %, yang didapatkan presentase sebagai berikut :
Usia 2 – 4 tahun (Pre School) : 7 %
Usia 5 – 12 tahun (Usia jenjang TK dan SD) : 65 %
Usia 12 tahun keatas (Remaja dan Dewasa) : 28 %
Dengan asumsi peningkatan tiap tahun 15 % yang di ambil dari angka
presentasi tertinggi peningkatan pendaftar di sekolah musik yang di jadikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 preseden, maka untuk perencanaan Pusat Pendidikan Musik ini direncanakan
dapat menampung kebutuhan 10 tahun mendatang yaitu :
•
Jumlah siswa awal : 300 orang
Peningkatan sekitar 15 % : 45 orang
Perkiraan jumlah siswa 10 tahun mendatang
•
Perhitungan :
Jumlah siswa = 300 + (10 – 1) . 45
= 300 + 405
= 705 orang
Jadi, jumlah siswa awal yang direncanakan dalam Pusat Pendidikan
Musik ini berjumlah 300 orang dengan antisipasi kebutuhan ruang untuk 10
tahun mendatang yang diperkirakan jumlah siswa akan meningkat menjadi
705 orang.
Hal ini menjadi bahan antisipasi karena mengingat sistem kursus yang
mengaplikasikan adanya tahapan jenjang yang harus dilewati sehingga
pengguna bangunan dari tahun sebelumnya kemungkinan masih menggunakan
bangunan yang direncanakan.
8. Mekanisme keberlangsungan terjadinya aktivitas dalam bangunan
Karena pusat pendidikan musik ini merupakan pendidikan musik non
formal maka untuk keberlangsungan kegiatan didalamnya dengan mengatur
jadwal kursus yang disesuaikan dengan kebutuhan dari para siswanya. Untuk
siswa usia anak – anak ataupun remaja yang saat ini sudah sekolah formal
maka tentunya untuk jadwal kegiatan kursus yang berlangsung pagi – pagi
cukup terbatas, sehingga pada waktu pagi kegiatan pendidikan lebih banyak
dijadwalkan bagi anak – anak usia playgroup dan juga bagi beberapa anak
yang memiliki jadwal masuk sekolah siang serta tidak menutup kemungkinan
bagi remaja – remaja yang sudah lulus sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 9. Program Pembelajaran Pusat Pendidikan Musik
9.1 Garis Besar Program Pembelajaran
Kurikulum pembelajaran pada Pusat Pendidikan Musik yang
direncanakan berasal dari konsepsi pembelajaran musik yang disesuaikan
dengan tingkatan usia yang diterapkan pada sekolah – sekolah musik
nonformal (sumber : pdf Music Education Curriculum K-5 dan www.bbcparentsmusicroom.com). Adapun garis besar pembelajaran yang dipelajari pada
tiap tingkatan usia adalah sebagai berikut :
•
Usia 2 – 3 tahun (Usia Preschool)
a) Mengenali perbedaan antara suara keras dan tenang, suara yang cepat
dan yang lembut.
b) Mengenali berbagai irama.
c) Mempelajari kata – kata dan lagu yang sederhana secara bersama –
sama, lagu – lagu dengan tema suatu objek atau hewan dapat
membantu menambah vokabulari kata.
d) Mulai mempelajari instrument atau alat – alat musik sederhana seperti
drum sederhana, alat musik yang digoyang seperti bel, atau piano
mainan.
Gambar IV. 1
Pembelajaran Musik Usia 2 – 3 Tahun
(Sumber : www.bbc-parentsmusicroom.com)
•
Usia 4 – 5 tahun (Usia Taman Kanak – Kanak)
a) Bernyanyi dan membuat lagu sederhana.
b) Mempelajari bagaimana menyanyikan lagu secara bersama – sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 c) Mengenali berbagai suara dari setiap alat musik yang berbeda – beda.
d) Merespon suara dari lagu – lagu yang sedang dimainkan atau
dinyanyikan melalui gerakan tubuh dan menari.
e) Mengeksplore suara dan melatih mereka untuk mengikuti suara atau
lagu yang dinyanyikan.
f) Membiarkan mereka untuk mengekpresikan diri mereka ketika
mendengarkan suara musik.
g) Mempelajari memainkan alat – alat musik yang sederhana seperti alat
musik pukul (perkusi) yang sederhana.
Gambar IV. 2
Pembelajaran Musik Usia 4 – 5 Tahun
(Sumber : www.bbc-parentsmusicroom.com)
•
Usia 6 – 12 tahun (Usia SD)
a) Mempelajari musik dari berbagai zaman dan dari berbagai budaya.
b) Mempelajari elemen dasar musik.
c) Mempelajari menyanyikan lagu dengan menggunakan suara satu atau
suara dua.
d) Menampilkan dan belajar menggubah sendiri suara mereka serta
memainkan nada – nada melalui alat – alat musik.
e) Mendorong atau melatih mereka untuk merespon musik melalui
gerakan, bahasa verbal, dan deskripsi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 f) Membiasakan para siswa untuk selalu mengoreksi diri dan
memperbaiki latihan mereka.
g) Mulai mempelajari notasi.
h) Berlatih untuk tampil di depan penonton.
Gambar IV. 3
Pembelajaran Musik Usia 6 – 12 Tahun
(Sumber : www.bbc-parentsmusicroom.com)
•
Usia 12 tahun keatas
a) Belajar untuk memainkan dan menggubah lagu dengan menggunakan
pengetahuan yang lebih bertambah tentang pengetahuan musik dan
prosesnya.
b) Mengapresiasi dan lebih mengeksplore berbagai genre, style, dan tradisi
musik.
c) Belajar notasi tidak hanya dari alat – alat musik yang umum tetapi juga
belajar notasi tradisional.
d) Belajar untuk berpikir lebih kritis dan analitis tentang pengetahuan musik.
e) Belajar untuk memainkan musik tidak hanya secara indivisu tetapi juga
bekerja sama memainkan musik dalam group dan lebih berhati – hati
dalam memainkan musik.
Gambar
IV. 4
commit
to user
Pembelajaran Musik Usia 12 Tahun Keatas
(Sumber : www.bbc-parentsmusicroom.com)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 9.2 Klasifikasi Tingkatan Program
Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan merupakan sekolah non
formal, sehingga system pembelajarannya didasarkan tidak hanya berdasarkan
usia tetapi juga berdasarkan system tingkatan atau grade (level) sehingga
untuk penempatan siswanya juga berdasarkan kemampuan dan bakat dari
siswanya. Sehingga tidak menutup kemungkinan untuk siswa yang masih
berusia di bawah 12 tahun untuk masuk kelas yang levelnya untuk anak diatas
usia 12 tahun jika ia sudah dianggap mampu mengikuti pembelajaran pada
level yang lebih tinggi.
Adapun garis besar program pembelajaran (modul pembelajaran)
berdasarkan system tingkatan atau system grade (level) pada Pusat Pendidikan
Musik yang direncanakan adalah sebagai berikut :
•
Basic / Elementary Level (Tingkat Pengenalan dan Pembentukan)
Basic / Elementary Level diperuntukkan untuk anak – anak usia pra
sekolah (2 – 3 tahun) dan anak – anak yang sedang duduk di taman kanak
– kanak (usia 4 – 5 tahun).
•
Beginner Level (Tingkat Pembentukan dan Pengembangan)
Beginner Level diperuntukkan bagi siswa – siswa yang sudah mengenal
dan memahami lebih jauh atau sudah lebih memahami apa yang dipelajari
dalam Basic Level. Beginner Level diperuntukkan bagi anak – anak usia 6
– 12 tahun, dan tidak menutup kemungkinan usia di bawah 6 tahun atau
diatas 12 tahun tergantung hasil test kemampuan saat akan memasuki
Pusat Pendidikan Musik ini.
•
Advance Level (Tingkat Pengembangan dan Pendalaman Materi)
Advance Level diperuntukkan bagi siswa – siswa yang sudah lebih mahir
dalam bermusik, yang sudah lebih memahami tentang teori dan teknik –
teknik musik. Level ini diperuntukkan bagi usia 12 tahun keatas, tetapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 tidak menutup kemungkinan terdapat siswa yang usianya 12 tahun ke
bawah masuk dalam level ini.
Berikut adalah tabel klasifikasi tingkatan program dan target
pembelajaran dari tiap program.
Tingkat Program
Target Program
Basic / Elementary
-
Mempelajari berbagai irama dan lagu – lagu sederhana
Level
-
Mempelajari instrument – instrument musik sederhana
-
Penguasaan Instrument Musik
-
Penguasaan pengetahuan dan Skill bermusik secara
lebih dalam
Beginner Level
Advance Level
-
Dasar Live Performing
-
Aplikasi Bermusik & Performing
-
Pendalaman Aplikasi Bermusik
-
Pendalaman Live Performing
-
Penyelesaian & Penguasaan
Tabel IV. 1
Klasifikasi Tingkat Program & Target Pembelajaran
Catatan:
•
Untuk siswa/siswi dengan kondisi dan keterampilan khusus, penempatan
atau klasifikasi program melalui placementest.
Contoh: untuk siswa/siswi yang sudah memiliki skill khusus, maupun
siswa/siswi yang sudah pernah mengikuti kursus musik sebelumnya.
9.3 Materi Pengajaran
Materi pengajaran berisi hal – hal apa saja yang dipelajari dalam tiap
jenis – jenis program kursus yang direncanakan pada Pusat Pendidikan Musik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 ini. Materi Pengajaran yang direncanakan pada Pusat Pendidikan Musik ini
meliputi :
•
Pembelajaran yang bersifat teori, seperti mempelajari sejarah musik dari
berbagai zaman, jenis musik, unsure, struktur, dan bentuk musik.
•
Pembelajaran yang bersifat instrumental yang berkaitan dengan praktek
vocal atau memainkan alat musik.
•
Pembelajaran yang bersifat kegiatan apresiasi berupa penampilan bakat
siswa (pertunjukkan / performance).
Berikut merupakan tabel materi pengajaran dari tiap jenis program
kursus yang direncanakan pada Pusat Pendidikan Musik di Suarakarta.
a. Instrument Gesek
Instrument Skill
• Membaca Lokasi
Not
Theory
•
Pengenalan Teori Musik
•
Pengenalan Instrument
• Teknik Jari
• Teknik Memainkan
•
Live Playing
Workshops
Expression (Latihan
Ekspresi)
Latihan Mendengarkan
•
(Ear Training)
•
•
•
Gesek
• Belajar Improvisasi
• Instrument Gesek
Performance
Ensemble (Memainkan
Musik Bersama –
Membaca Not Balok
Sama)
Lab
•
Latihan Konser
Tabel IV. 2
Materi Pengajaran Instrument Gesek
b. Gitar
Instrument Skill
•
Theory
•
Teknik dasar, tangan kiri dan
•
Musik
kanan
•
•
Teknik Jari
•
Latihan ritmis dan Baca partitur
•
Mempelajari menala,tanda
dinamik, tempo
PengenalanTeori
Performance
Pengenalan
Workshops
•
Instrument Gitar
•
Latihan
Mendengarkan
commit to user
Live Playing
Expression
(Latihan Ekspresi)
•
Ensemble
(Memainkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 •
Mempelajari chord yang lebih
•
luas
(Ear Training)
Musik Bersama –
Membaca Not
Sama)
Balok
•
Belajar improvisasi
•
Latihan solo dalam sustained
•
Latihan Konser
note
•
Guitar Lab
Tabel IV. 3
Materi Pengajaran Gitar
c. Drum
Instrument Skill
•
Theory
Pengenalan not drum & cara-
•
•
•
Instrument
Rudiment ( Latihan tangan )
Drum
•
Expression
(Latihan Ekspresi)
•
Ensemble
Mendengarkan
Musik Bersama –
lain-lain.
(Ear Training)
Sama)
Penguasaan skill pada permainan
•
Membaca Not
Balok
Penguasaan pada Beat drum dan
Improvisasi ( pengembangan )
Improvisasi / penyampaian
kalimat dalam memainkan drum
( Solo Drum )
•
•
struck, Paradiddle triplet dan
pada permainan drum
•
Workshops
(Memainkan
full in.
•
Live Playing
Latihan
drum.
•
Pengenalan
badan.
seperti : Single struke, Double
•
•
Teori Musik
cara penempatan pukulan pada
tangan dan kaki serta posisi
Pengenalan
Performance
Drum Lab
Tabel IV. 4
Materi Pengajaran Drum
commit to user
•
Latihan Konser
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 d. Piano
Instrument Skill
•
Theory
•
Teknik dasar / latihan dasar,
•
•
•
•
Latihan
Expression
(Latihan Ekspresi)
•
Ensemble
Latihan koordinasi tangan :
Mendengarkan
(Memainkan
kedua tangan harus memainkan
(Ear Training)
Musik Bersama –
Membaca Not
Sama)
•
nada bersama-sama
•
Pengenalan
Live Playing
Workshops
Instrument Piano
Teknik menggunakan 5 jari
dalam permainan Legato
•
•
Musik
Pemakaian kunci G, F dan notasi
dikuncinya masing-masing
PengenalanTeori
Performance
Balok
Latihan lagu dari komposer –
•
Latihan Konser
komposer terkenal
•
Latihan lagu – lagu Modern.
•
Variasi lagu anak – anak,
terutama untuk murid yang
berusia muda.
Piano Lab
•
Tabel IV. 5
Materi Pengajaran Piano
e. Keyboard & Electone
Instrument Skill
•
Theory
Pengenalan instrumen keyboard
•
PengenalanTeori
Performance
•
Musik
secara umum.
•
Pengenalan
Live Playing
Workshops
•
Expression
•
Latihan teknik jari.
•
Pengarahan / pengenalan rhytmic,
Instrument
Style dan register sederhana.
Keyboard &
•
Pengetahuan chord – chord.
Electone
(Memainkan Musik
•
Keyboard & Electone Lab
Latihan
Bersama – Sama)
•
Mendengarkan
(Latihan Ekspresi)
•
•
(Ear Training)
•
Membaca Not
Balok
commit
to user
Tabel
IV. 6
Materi Pengajaran Keyboard & Electone
Ensemble
Latihan Konser
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 f. Vokal
Teknik Produksi Suara
•
Pernapasan
•
Tune
•
Vocalising (Warm
•
Theory
•
Performance
PengenalanTeori
•
Musik
•
Mendengarkan
Teknik improvisasi, interpretasi,
(Ear Training)
•
penghayatan
•
Pengenalan Anatomi Tubuh
•
Dasar Bernyanyi
•
Vocal Technique
Workshops
•
Latihan
Up/Pemanasan)
Live Playing
Expression
(Latihan Ekspresi)
•
Ensemble
Membaca Not
(Memainkan
Balok
Musik Bersama –
Sama)
•
Latihan Konser
Tabel IV. 7
Materi Pengajaran Vokal
g. Instrument Tiup
Instrument Skill
• Membaca Lokasi
Not
Theory
•
Pengenalan Teori Musik
•
Pengenalan Instrument
• Teknik Jari
• Teknik Pernafasan
Tiup
•
• Teknik Memainkan
• Belajar Improvisasi
•
Live Playing
Workshops
•
Expression (Latihan
Ekspresi)
Latihan Mendengarkan
(Ear Training)
•
Performance
•
Ensemble (Memainkan
Musik Bersama –
Membaca Not Balok
• Instrument Tiup Lab
Sama)
•
Latihan Konser
Tabel IV. 8
Materi Pengajaran Instrument Tiup
9.4 Jenis Kelas, Kapasitas Kelas, dan Waktu Belajar
Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan mewadahi jenis kursus
baik vocal maupun instrumental. Untuk jenis kursus instrumental atau
mempelajari alat musik dibagi menjadi kelas privat dan kelas group dan jenis
instrument yang dapat dipelajari terdiri dari instrument klasik, modern, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 tradisional. Untuk aliran jenis musik masuk ke dalam pembelajaran teori
dimana semua dari jenis kursus pasti akan mempelajari aliran / genre musik
yang beragam, sedangkan untuk pendalaman dari tiap jenis aliran musik
dipelajari per tahap sesuai dengan tingkatan level atau grade program.
Adapun jenis kelas yang direncanakan terdapat pada Pusat Pendidikan
Musik ini adalah :
a. Basic / Elementary Level :
•
Kelas Musik Anak Usia 2 – 3 Tahun (Music Wonderland)
•
Kelas Musik Anak Usia 4 – 5 Tahun (Junior Music School)
b. Beginner Level (Kelas Musik Anak Usia 6 – 12 Tahun) :
•
Kelas Musik dengan Sistem Group (Group Class) :
-
Vokal
-
Piano
-
Electone
-
Keyboard
-
Instrument Petik (Gitar Akustik & Gitar Elektrik)
-
Instrument Gesek (Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass)
-
Drum
-
Instrument Tiup Logam (Trumpet, Trombone, Horn, Tuba, dan
Saxophone)
-
Instrument Tiup Kayu (Flute, Oboe, Clarinet, dan Bassoon)
-
Instrument
Perkusi
(Timpani,
Marimba,
Xylophone,
Vibraphone)
•
Gamelan
Kelas Musik dengan Sistem Privat (Private Class) :
-
Vokal
-
Piano
-
Electone
-
Keyboard
-
Instrument Petik (Gitar Akustik & Gitar Elektrik)
-
Instrument Gesek (Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass)
-
Drum
commit to user
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97 -
Instrument Tiup Logam (Trumpet, Trombone, Horn, Tuba, dan
Saxophone)
-
Instrument Tiup Kayu (Flute, Oboe, Clarinet, dan Bassoon)
-
Instrument
Perkusi
(Timpani,
Marimba,
Xylophone,
dan
Vibraphone)
c. Advance Level (Kelas Musik Usia 12 Tahun Keatas) :
•
Kelas Musik dengan Sistem Group (Group Class) :
-
Vokal
-
Piano
-
Electone
-
Keyboard
-
Instrument Petik (Gitar Akustik & Gitar Elektrik)
-
Instrument Gesek (Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass)
-
Drum
-
Instrument Tiup Logam (Trumpet, Trombone, Horn, Tuba, dan
Saxophone)
-
Instrument Tiup Kayu (Flute, Oboe, Clarinet, dan Bassoon)
-
Instrument
Perkusi
(Timpani,
Marimba,
Xylophone,
dan
Vibraphone)
•
Gamelan
Kelas Musik dengan Sistem Privat (Private Class) :
-
Vokal
-
Piano
-
Electone
-
Keyboard
-
Instrument Petik (Gitar Akustik & Gitar Elektrik)
-
Instrument Gesek (Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass)
-
Drum
-
Instrument Tiup Logam (Trumpet, Trombone, Horn, Tuba, dan
Saxophone)
-
Instrument Tiup Kayu (Flute, Oboe, Clarinet, dan Bassoon)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98 -
Instrument
Perkusi
(Timpani,
Marimba,
Xylophone,
dan
Vibraphone)
Selain itu, terdapat beberapa kelas yang digunakan untuk jenis – jenis
kegiatan pembelajaran tertentu seperti :
•
Kegiatan pembelajaran teori menggunakan ruang teori.
•
Kegiatan memainkan musik secara bersama – sama atau menyanyikan
lagu bersama (choir) menggunakan Ruang Ensembel (Ensembel Room).
•
Kegiatan memainkan instrument klasik menggunakan Ruang Orkestra.
Secara garis besar setiap siswa akan mengkuti dalam 1 minggu 3 kali
pertemuan yaitu 2 kali praktek musik dan 1 kali kelas teori, dengan durasi ±
60 – 90 menit.
Berikut adalah jenis kursus, kapasitas jumlah siswa di tiap kelas,
jumlah kelas, serta waktu pembelajaran yang terdapat pada Pusat Pendidikan
Musik yang direncanakan dimana berdasarkan pertimbangan pula pada
perhitungan presentasi jumlah siswa tiap jenjang usia yang berminat masuk ke
sekolah musik, dimana jumlah siswa usia antara 6 – 12 tahun memiliki
presentasi hampir 2 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa
usia 12 tahun ke atas, sehingga pertimbangan jumlah kelas yang direncanakan
bahwa jumlah kelas untuk tingkatan siswa dengan usia 6 – 12 tahun lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah kelas untuk tingkatan siswa usia 12
tahun keatas.
Jenis Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah
Per Ruang
Kelas
10 anak
2 ruang
± 60 menit
10 anak
2 ruang
± 90 menit
5 siswa
2 kelas
± 60 menit
Waktu Belajar
Basic / Elementary Level :
•
Kelas Musik Anak Usia 2 – 3
Tahun (Music Wonderland)
•
Kelas Musik Anak Usia 4 – 5
Tahun (Junior Music School)
Beginner Level (Kelas Musik Anak
Usia 6 – 12 Tahun)
•
Group Class :
-
Vokal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99 -
Piano
5 siswa
2 kelas
± 90 menit
-
Electone
5 siswa
2 kelas
± 60 menit
-
Keyboard
5 siswa
2 kelas
± 90 menit
-
Instrument
5 siswa
2 kelas
± 60 menit
5 siswa
4 kelas
± 60 menit
5 siswa
2 kelas
± 90 menit
5 siswa
5 kelas
± 60 menit
5 siswa
4 kelas
± 60 menit
5 siswa
4 kelas
± 60 menit
10 - 20 siswa
1 kelas
± 90 menit
20 siswa
1 kelas
± 90 menit
Petik
(Gitar
Akustik & Gitar Elektrik)
-
Instrument Gesek (Biola,
Biola
Alto,
Cello,
dan
Contra Bass)
-
Drum
-
Instrument
Tiup
(Trumpet,
Horn,
Logam
Trombone,
Tuba,
dan
Saxophone)
-
Instrument
(Flute,
Tiup
Oboe,
Kayu
Clarinet,
Basson)
-
Instrument
Perkusi
(Timpani,
Marimba,
Xylophone,
dan
Vibraphone)
•
-
Gamelan
-
R. Kelas Teori
Private Class :
-
Vokal
1 siswa
3 kelas
± 60 menit
-
Piano
1 siswa
3 kelas
± 90 menit
-
Electone
1 siswa
3 kelas
± 60 menit
-
Keyboard
1 siswa
3 kelas
± 90 menit
-
Instrument
1 siswa
4 kelas
± 60 menit
1 siswa
12 kelas
± 60 menit
1 siswa
3 kelas
± 90 menit
1 siswa
5 kelas
± 60 menit
Petik
(Gitar
Akustik & Gitar Elektrik)
-
Instrument Gesek (Biola,
Biola
Alto,
Cello,
dan
Contra Bass)
-
Drum
-
Instrument
(Trumpet,
Horn,
Tiup
Logam
Trombone,
Tuba,
dan
Saxophone)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100 -
Instrument
(Flute,
Tiup
Oboe,
Kayu
1 siswa
4 kelas
± 60 menit
1 siswa
4 kelas
± 60 menit
Clarinet,
Basson)
-
Instrument
Perkusi
(Timpani,
Marimba,
Xylophone,
dan
Vibraphone)
Advance Level (Kelas Musik Usia
12 Tahun Keatas)
•
Group Class :
-
Vokal
5 siswa
1 kelas
± 60 menit
-
Piano
5 siswa
1 kelas
± 90 menit
-
Electone
5 siswa
1 kelas
± 60 menit
-
Keyboard
5 siswa
1 kelas
± 90 menit
-
Instrument
5 siswa
2 kelas
± 60 menit
5 siswa
4 kelas
± 60 menit
5 siswa
1 kelas
± 90 menit
5 siswa
3 kelas
± 60 menit
5 siswa
2 kelas
± 60 menit
5 siswa
2 kelas
± 60 menit
10 - 20 siswa
1 kelas
± 90 menit
20 siswa
1 kelas
± 90 menit
Petik
(Gitar
Akustik & Gitar Elektrik)
-
Instrument Gesek (Biola,
Biola
Alto,
Cello,
dan
Contra Bass)
-
Drum
-
Instrument
Tiup
(Trumpet,
Horn,
Logam
Trombone,
Tuba,
dan
Saxophone)
-
Instrument
(Flute,
Tiup
Oboe,
Kayu
Clarinet,
Basson)
-
Instrument
(Timpani,
Xylophone,
Perkusi
Marimba,
dan
Vibraphone)
•
-
Gamelan
-
R. Kelas Teori
Private Class :
-
Vokal
1 siswa
3 kelas
± 60 menit
-
Piano
1 siswa
2 kelas
± 90 menit
-
Electone
1 siswa
2 kelas
± 60 menit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101 -
Keyboard
-
Instrument
Petik
(Gitar
1 siswa
2 kelas
± 90 menit
1 siswa
4 kelas
± 60 menit
1 siswa
8 kelas
± 60 menit
1 siswa
2 kelas
± 90 menit
1 siswa
5 kelas
± 60 menit
1 siswa
4 kelas
± 60 menit
1 siswa
4 kelas
± 60 menit
Akustik & Gitar Elektrik)
-
Instrument Gesek (Biola,
Biola
Alto,
Cello,
dan
Contra Bass)
-
Drum
-
Instrument
Tiup
(Trumpet,
Horn,
Logam
Trombone,
Tuba,
dan
Saxophone)
-
Instrument
(Flute,
Tiup
Oboe,
Kayu
Clarinet,
Basson)
-
Instrument
Perkusi
(Timpani,
Marimba,
Xylophone,
dan
Vibraphone)
Tabel IV. 9
Jenis Kelas, Kapasitas Siswa dan Kelas, serta Waktu
Pembelajaran
Dalam periode pembelajaran setiap siswa memiliki kesempatan
mengikuti konser rumah (Home Concert), Konser Tahunan (Annual Concert),
Ujian Lokal, dan tampil diberbagai event lainnya. Ujian siswa diadakan 2 kali
dalam setahun.
Waktu pembelajaran atau waktu kursus pada Pusat Pendidikan Musik
yang direncanakan adalah dari hari Senin hingga Minggu mulai pukul 08.00 –
21.00 WIB.
10. Tujuan Program Pada Pusat Pendidikan Musik
Tujuan akhir dari program pembelajaran pada Pusat Pendidikan Musik
yang direncanakan adalah seluruh siswa diarahkan untuk menjadi bibit
pemusik yang professional atau sebagai pelaku dalam industry musik serta
bekal melanjutkan ke pendidikan formal seperti konservatorium di dalam dan
luar negeri ataupun sekolah – sekolah tinggi musik lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102 Manager Bidang
Pendidikan
11. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan Musik
Bagian Tata Usaha
Staff
Bagian Akademis
Kepustakaan
Kurikulum
Manager Bidang
Pertunjukkan
Bagian Akademis
Teknik Olah Vokal
Teknik Instrument
Bagian Teknik
Pertunjukkan
Home Concert
Festival Musik /
Konser Master
Manager Bidang
Informasi & Promosi
Bagian Produksi
Rekaman
Bagian Penjualan,
Penyewaan, dan
Pemasaran
Biro Rekaman
Studio Rekaman &
Mixing
Peralatan Musik
Studio Musik &
Rekaman
Penjualan
Manager Bidang
Umum
Keuangan
Administrasi
Tata Usaha
Personalia
Staff
Humas
Rumah Tangga
Secutity
Manager Bidang
Teknik
General Manager
Pusat Pendidikan Musik
Seminar
Inventaris & Kantor
Staff Keamanan
Pengawas Gedung
ME / Utilitas
Skema IV. 1
Struktur
Organisasi
Pusat Pendidikan Musik
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103 12. Kriteria Pemilihan Lokasi
Kriteria pemilihan lokasi dari Pusat Pendidikan Musik yang
direncanakan adalah sebagai berikut :
•
Dekat dengan pusat kota
•
Dekat dengan segmen pasar yang dituju
•
Lokasi yang strategis yaitu dekat dengan kawasan sekolah dan perumahan,
terutama untuk pengguna yang masih anak – anak sehingga memudahkan
sasaran pengguna bangunan terutama orangtua untuk mengantar jemput.
•
Sesuai dengan rencana tata ruang kota sebagai sarana pendidikan.
•
Pemilihan lokasi yang sesuai dan mendukung untuk penempatan fungsi
pendidikan dan pagelaran.
•
Terletak di jalan yang dapat diakses oleh berbagai macam kendaraan dan
juga dilewati oleh kendaraan umum.
•
Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung, seperti tersedianya
sarana utilitas kota yang memadai dan infrastruktur lainnya.
13. Kriteria Persyaratan Ruang
•
Ruang yang mampu mewadahi kegiatan belajar mengajar baik ketika
pemberian teori dan juga keperluan praktikum siswanya (vokal dan
bermain musik)
•
Karakter ruang sebagai pencerminan wadah yang menampung kegiatan
musik sehingga dapat membangun suasana ruang yang mampu
memberikan inspirasi dalam berkarya dengan menggunakan penerapan
analogi yang salah satunya dengan penganalogian warna suara (timbre)
dari tiap instrument musik yang nantinya dapat memberikan cirri khas
tersendiri pada ruang – ruang dari tiap jenis instrument yang berbeda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104 •
Layout ruang yang disesuaikan dengan kebutuhan alat musik yang
digunakan
•
Untuk mengembangkan bakat dan menampung aktivitas pemusik di Solo
dibutuhkan ruang pertunjukkan yang memiliki karakter dan layout yang
dapat menyesuaikan kebutuhan pertunjukkan
•
Untuk menampung fungsi yang berkaitan dengan musik maka perlu
adanya kenyamanan ruang dalam hal akustik ruang.
14. Kriteria Bentuk dan Perletakkan Massa
•
Penggunaan massa majemuk yang membedakan antara fungsi pendidikan
yang lebih privat dan massa fungsi penerima serta pertunjukkan sebagai
fungsi yang bersifat lebih umum / publik.
•
Perletakkan massa yang disesuaikan dengan kondisi site dan juga zona
fungsinya.
•
Penataan dan bentuk massa yang disesuaikan untuk kenyamanan akustik
baik di dalam site maupun yang nantinya bentuk massa berpengaruh
dengan penciptaan kenyamanan akustik di dalam bangunannya.
•
Pencerminan karakter bangunan pendidikan di bidang musik yang berbeda
dari tampilan sekolah umum biasanya, dengan penganalogian karakteristik
instrument (alat – alat musik) dan juga unsur – unsur musik, dimana
penganalogian karakter instrument dan element serta struktur musik lebih
diterapkan pada pengolahan fasade bangunan yaitu pada pengolahan
warna, tekstur, serta material yang digunakan.
•
Bentukan massa yang memberikan karakter tersendiri sebagai sekolah
khusus musik dan pemilihan lokasi yang tepat sehingga bangunan dapat
menjadi salah satu ikon baru di kota Solo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105 15. Kriteria Penampilan Bangunan
Kriteria penampilan bangunan yang direncanakan yaitu sebagai massa
bangunan yang memiliki karakter dalam arti massa bangunan yang ekspresif
dan komunikatif dimana dari penampilan bangunan Pusat Pendidikan Musik
ini nantinya mampu menyampaikan maksud dari fungsi yang diwadahi di
dalamnya yaitu menampung aktivitas di bidang musik. Penampilan karakter
bangunan dengan menggunakan penganalogian dari karakteristik instrument
(alat – alat musik) terutama diaplikasikan pada tampilan massa dan eksterior.
Selain itu, juga digunakan penganalogian dari element dan struktur musik
yang akan lebih banyak diaplikasikan pada interior bangunan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106 BAB V
ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN
1. Analisa Peruangan Pusat Pendidikan Musik
1.1 Analisa Pelaku Kegiatan :
1.) Siswa
a. Kegiatan Umum
1) Datang dan pergi
2) Memakirkan Kendaraan
b. Kegiatan Utama / Kegiatan Pendidikan Musik
1) Absen / urusan administrasi
2) Menunggu / melihat informasi
3) Belajar teori
4) Belajar praktek
5) Mengambil alat musik dan menyimpan alat musik
6) Mencari / melihat koleksi buku atau literature di perpustakaan
7) Kegiatan konsultasi
c. Kegiatan Penunjang
1) Kegiatan pertunjukkan siswa :
-
Berlatih sebelum pertunjukkan
-
Mempersiapkan penampilan sebelum pertunjukkan
-
Mempersiapkan alat atau perlengkapan musik sebelum
pertunjukkan
-
Ganti pakaian dan make up
-
Mementaskan pertunjukkan
2) Kegiatan informasi dan promosi :
-
Mencari informasi tentang dunia musik
-
Rekaman musik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107 -
Mengikuti seminar atau workshop
3) Kegiatan pembelian alat – alat music dan buku tentang music
4) Makan – minum
5) Menunggu
d. Kegiatan Pelayanan / Service
1) Melaksanakan Ibadah
2) Metabolisme
2.) Pengajar
a. Kegiatan Umum :
1) Datang dan pergi
2) Memarkirkan kendaraan
b. Kegiatan Pendidikan Musik :
1) Mengajar teori
2) Mengajar praktek music dan vocal
3) Melatih siswa untuk pentas
4) Memberikan layanan informasi dan konsultasi kepada siswa
5) Memproses / memberi penilaian hasil belajar para siswa
c. Kegiatan Penunjang :
1) Mengisi kegiatan seminar atau workshop
2) Makan dan minum
3) Menunggu
4) Istirahat
d. Kegiatan Pelayanan / Service :
1) Melaksanakan Ibadah
2) Metabolisme
3.) Pengelola
a. Kegiatan Umum :
1) Datang dan pergi
2) Memarkirkan kendaraan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108 b. Kegiatan Administrasi dan Management :
1) Bagian General Manager
2) Bagian Manager
3) Bagian Administrasi dan Keuangan
4) Bagian Pendidikan dan Konsultasi
5) Bagian Pertunjukkan
6) Bagian Informasi dan Promosi
7) Bagian Teknik
c. Kegiatan Staff dan Karyawan
d. Makan dan minum
e. Kegiatan Pelayanan / Service :
1) Melaksanakan Ibadah
2) Metabolisme
4.) Pengunjung
a. Kegiatan Umum :
1) Datang dan pergi
2) Memarkirkan kendaraan
b. Kegiatan Informasi dan Promosi :
1) Mencari indormasi tentang dunia music
2) Mengikuti seminar atau workshop
3) Melihat berbagai koleksi yang berhubungan dengan music
(koleksi rekaman audio visual, alat – alat music, dan tata suara)
4) Menyewa studio music
c. Kegiatan Menyaksikan Pertunjukkan :
1) Membeli tiket
2) Melihat pertunjukkan
3) Menunggu
d. Makan dan minum
e. Kegiatan Pelayanan / Service
1) Melaksanakan Ibadah
2) Metabolisme
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109 5.) Pemain dan penyelenggara Pertunjukkan Musik dari Luar
Pendidikan Musik
a. Kegiatan Umum :
1) Datang dan pergi
2) Memarkirkan kendaraan
b. Kegiatan Penyelenggaraan Pertunjukkan Musik :
1) Mencari informasi dan pengumuman
2) Mengurus administrasi
3) Mempersiapkan perlengkapan pertunjukkan
4) Berlatih sebelum pertunjukkan
5) Ganti pakaian dan make up
6) Mementaskan pertunjukkan music
7) Menunggu / menanti giliran pentas dan istirahat
c. Makan dan minum
d. Kegiatan Pelayanan / Service :
1) Melaksanakan Ibadah
2) Metabolisme
1.2 Analisa Kebutuhan Ruang
Adanya pelaku kegiatan dan aktivitas menyebabkan adanya suatu
tuntutan ruang atau wadah untuk melakukan kegiatan tersebut. Kebutuhan
Ruang berdasarkan aktivitas pelaku kegiatan di Sekolah Musik adalah sebagai
berikut:
a. Ruang untuk Kegiatan Umum (siswa, pengajar, pengelola, penunjung)
1) Main Entrance
Merupakan pintu masuk utama menuju area kegiatan utama.
2) Side Entrance
Merupakan pintu masuk samping menuju area kegiatan utama dari
bangunan dan juga menuju ungsi kegiatan lain dan dapat memiliki
beberapa pintu masuk samping.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110 3) Hall / Lobby
Hall dan Lobby sebagai tempat untuk bertemu dan tempat
menunggu atau untuk duduk – duduk santai atau istirahat.
4) Street
Area sirkulasi sebagai tempat berjalannya para pelaku kegiatan
menuju bangunan dengan fungsi utama sebagai bangunan
pendidikan dan juga ke beberapa bangunan penunjang.
5) Unit – unit penjualan alat – alat music dan buku music
6) Cafeteria
7) ATM
b. Ruang untuk Kegiatan Siswa :
1) Ruang untuk kelas teori
2) Ruang untuk kelas praktek, seperti vocal dan instrument
3) Ruang latihan bersama
4) Ruang latihan individu
5) Perpustakaan
6) Ruang seminar
Area pertemuan indoor yang digunakan sebagai ruang multifungsi
untuk pertemuan, seperti seminar ataupun workshop.
7) Loker siswa
8) Tempat menyimpan alat – alat music
9) Ruang pertunjukkan
10) Studio rekaman
11) Ruang internet / computer
12) Cafeteria
13) Hall / lobby
14) Area parkir siswa
c. Ruang untuk Kegiatan Pengajar :
1) Ruang pengajar (kantor)
2) Ruang kelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111 3) Tempat menyimpan alat – alat music
4) Ruang rapat
5) Perpustakaan
6) Ruang tamu
7) Ruang konsultasi
8) Ruang seminar
9) Ruang pertunjukkan
10) Studio rekaman
11) Ruang internet / computer
12) Cafeteria
13) Hall / lobby
14) Area parkir pengajar, pengelola, staff dan karyawan
d. Ruang untuk Kegiatan Pengunjung
1) Hall / Lobby
Sebagai tempat untuk berkumpul atau untuk tempat untuk
menunggu sebelum atau setelah seminar atau pertunjukkan.
2) Ruang pembelian tiket
3) Ruang informasi
4) Ruang pertunjukkan
5) Ruang seminar
6) Area parkir pengunjung
e. Ruang untuk Kegiatan Pengelola
1) Kantor Pengelola :
-
General Manager
-
Kantor Manager masing – masing bagian
-
Kantor bagian administrasi dan keuangan
-
Kantor bagian pendidikan music
-
Kantor bagian pertunjukkan
-
Kantor bagian informasi dan promosi
-
Kantor bagian teknik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112 -
Staff dan karyawan
2) Ruang rapat
3) Ruang menerima tamu
4) Ruang istirahat
Ruang tempat istirahat manager atau staff berupa :
-
Ruang duduk
-
Pantry / ruang makan
5) Gudang peralatan
6) Ruang Pelayanan / Service :
-
-
Ruang pelayanan umum :
•
Lavatory
•
Musholla
•
Locker dan ruang ganti
Ruang pelayanan teknik :
•
Ruang AHU
•
Ruang Genset
•
Ruang Pompa dan Reservoir
•
Ruang Water Treatment
•
Ruang ME
•
Ruang Panel Listrik
•
Ruang Receptionist
7) Area parkir pengajar, pengelola, staff, dan karyawan
f. Ruang untuk Kegiatan Pemain dan Penyelenggaraan Pertunjukkan
Musik dari Luar Sekolah
1) Ruang informasi
2) Ruang administrasi
3) Ruang pertunjukkan
4) Ruang ganti pakaian dan make up
5) Ruang tunggu
6) Ruang pengelolaan pertunjukkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113 g. Ruang untuk Kegiatan Pelayanan / Service :
1) Ruang Pelayanan Umum :
-
Elevator ruang (lift orang)
-
ATM
-
Tangga (tangga darurat)
-
Lift barang
-
Lavatory
-
Musholla
2) Ruang Pelayanan Khusus :
-
Ruang penjaga keamanan
-
Ruang teknisi
-
Ruang dropping area
-
Loading dock
1.3 Analisa Pola Kegiatan
a. Kelompok Kegiatan Utama
1. Kelompok Kegiatan Pendidikan Musik
Kegiatan yang terjadi dalam kelompok kegiatan pendidikan Musik
berdasarkan adanya aktivitas pelaku adalah sebagai berikut :
•
Kegiatan siswa
Datang
Absen / urusan
administrasi
Belajar Teori Musik
Belajar praktek musik
Parkir
Pulang
Istirahat /
makan &
minum
Latihan Bersama
Istirahat /
menunggu
Melihat informasi
Latihan Individu
Ibadah
Melihat / mencari informasi
dari internet
Metabolisme
Mencari / melihat
koleksi musik / literatur
Mengambil / menyimpan alat musik
V. 1
commitSkema
to user
Pola Kegiatan Siswa dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan
(Sumber : Dokumen Pribadi)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114 •
Kegiatan Pengajar / Guru Musik
Absen / urusan
administrasi
Datang
Mengajar Teori Musik
Mengajar Praktek Musik
Parkir
Istirahat /
makan &
minum
Memberi Konsultasi
Persiapan
mengajar
Pulang
Melatih Siswa Pentas
Melihat / mencari
informasi dari internet
Ibadah
Metabolisme
Mencari / melihat
koleksi musik / literatur
Mengambil / menyimpan alat musik
Skema V. 2
Pola Kegiatan Pengajar dalam Kelompok
Kegiatan Pendidikan
(Sumber : Dokumen Pribadi)
•
Datang
Kegiatan Pengelola
Absen / urusan
administrasi
Mengontrol Kegiatan
Mengatur Administrasi
Parkir
Pulang
Istirahat /
makan &
minum
Rapat Pengelola
Menerima Tamu /
Memberi Informasi
Menjaga koleksi musik /
literatur
Menyimpan Alat Musik
Skema V. 3
Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok
Kegiatan Pendidikan
(Sumberto: Dokumen
Pribadi)
commit
user
Ibadah
Metabolisme
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115 •
Kegiatan Pengunjung
Datang
Mendaftar
Mendapatkan Informasi
Parkir
Istirahat /
makan &
minum
Mencari koleksi musik /
literatur
Pulang
Metabolisme
Ibadah
Skema V. 4
Pola Kegiatan Pengunjung dalam Kelompok
Kegiatan Pendidikan
(Sumber : Dokumen Pribadi)
2. Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik
Kelompok kegiatan pertunjukan musik ini dibagi menjadi beberapa
pola kegiatan berdasarkan pelaku kegiatannya, yaitu :
•
Kegiatan Siswa
Membawa Alat Musik
Datang
Menyimpan Alat Musik
Menitipkan Barang
Parkir
Berlatih Sebelum Pentas
Mempersiapkan Pementasan
Pulang
Istirahat /
makan &
minum
Ibadah
Mengganti Pakaian
Briefing Antar Siswa & Pengajar
Metabolisme
Menunggu Giliran Tampil
Menampilkan Karya Musik
commit to user
Skema V. 5
Pola Kegiatan Siswa dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik
(Sumber : Dokumen Pribadi)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116 •
Kegiatan Pengunjung / Penonton
Bertanya /
melihat informasi
& promosi
Datang
Membeli
Makanan /
Minuman
Membeli
Tiket
Parkir
Metabolisme
Masuk
Menonton
Pertunjukkan
Menunggu
Pulang
Keluar
Skema V. 6
Pola Kegiatan Pengunjung dalam Kelompok
Kegiatan Pertunjukan Musik
(Sumber : Dokumen Pribadi)
•
Kegiatan Pemusik / Pementas, Penyaji dan Krew
Membawa Alat Musik
Datang
Menyimpan Alat Musik
Menitipkan Barang
Parkir
Berlatih Sebelum Pentas
Mempersiapkan Pementasan
Pulang
Istirahat /
makan &
minum
Ibadah
Mengganti Pakaian
Briefing Antar Pemain & Crew
Menunggu Giliran Tampil
Menampilkan Karya Musik
Skema V. 7
Pola Kegiatan Penyaji/Pementas dalam
Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik
(Sumber : Dokumen Pribadi)
commit to user
Metabolisme
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117 •
Kegiatan Pengelola Bagian Musik
Menyelenggarakan Fasilitas
Promosi
Menyediakan Tiket
Memandu Penonton
Datang
Parkir
Mengatur Administrasi Khusus
Para Pementas
Istirahat /
makan &
minum
Menyediakan Fasilitas Peliputan
Mengatur dan Menyediakan
Peralatan & Perlengkapan
Pulang
Menyimpan Peralatan &
Perlengkapan
Mengatur / Mengontrol Alat
Pendukung Pertunjukkan
Ibadah
Metabolisme
Koordinasi Dengan Crew
Menerima Tamu
Skema V. 8
Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok
Kegiatan Pertunjukan Musik
(Sumber : Dokumen Pribadi)
3. Kelompok Kegiatan Informasi dan Promosi
Kegiatan yang terjadi dalam Kelompok Kegiatan Informasi dan
Promosi terbagi ke dalam beberapa pola kegiatan, yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118 a. Kegiatan Informasi
•
Kegiatan Siswa & Pengunjung
Datang
Istirahat /
makan &
minum
Mendaftar
Parkir
Melihat &
Mendengarkan Informasi
Bertanya Kepada
Pembicara
Pulang
Metabolisme
Ibadah
Skema V. 9
Pola Kegiatan Siswa & Pengunjung dalam
Kelompok Kegiatan Informasi
(Sumber : Dokumen Pribadi)
•
Kegiatan Pembicara
Datang
Istirahat /
makan &
minum
Persiapan
Memberikan Materi
Parkir
Menjawab Pertanyaan
Pulang
Metabolisme
Ibadah
Skema V. 10
Pola Kegiatan Pembicara dalam Kelompok Kegiatan Informasi
(Sumber : Dokumen Pribadi)
b. Kegiatan Promosi
•
Datang
Parkir
Kegiatan Siswa & Pengunjung
Bertanya / Mendapatkan Informasi
Mengunjungi Stand Penjualan
Istirahat /
makan &
minum
Melihat - Lihat
Pulang
Mencoba Produk Musik
Membeli Produk Musik
Ibadah
Metabolisme
commit to user
Skema V. 11
Pola Kegiatan Siswa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Promosi
(Sumber : Dokumen Pribadi)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119 •
Datang
Parkir
Kegiatan Penjual
Menjaga / Merawat Produk
Mendemokan Produk Musik
Istirahat /
makan &
minum
Memberi Pelayanan Pada Ruang
Konsultasi & Advertising
Pulang
Memberi Jasa Service Untuk Alat
Musik & Tata Suara
Ibadah
Metabolisme
Skema V. 12
Pola Kegiatan Penjual dalam Kelompok Kegiatan Promosi
(Sumber : Dokumen Pribadi)
•
Datang
Parkir
Pulang
Kegiatan Pengelola
Mengurus Administrasi Bagian
Informasi dan Penjualan
Istirahat /
makan &
minum
Mengawasi
Mengatur Adanya Kegiatan dan
Produk Yang Masuk
Ibadah
Metabolisme
Skema V. 13
Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan Promosi
(Sumber : Dokumen Pribadi)
4. Kelompok Kegiatan Pengelola
Kegiatan Memimpin Seluruh
Managemen
Datang
Parkir
Melayani Kebutuhan
Kegiatan Managemen Keuangan
Kegiatan Managemen Personalia
Pulang
Istirahat /
makan &
minum
Managemen Umum
Managemen Pemasaran
Ibadah
Metabolism
Kegiatan Menerima Tamu
commit to user
Skema V. 14
Pola Kegiatan Siswa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Pengelola
(Sumber : Dokumen Pribadi)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120 5. Kelompok Kegiatan Service
Pengamanan Bangunan
Datang
Istirahat /
makan &
minum
Pengoperasian Utilitas Bangunan
Perawatan Bangunan
Parkir
Penyediaan Fasilitas P3K
Penyediaan Fasilitas Ibadah
Pulang
Ibadah
Penyediaan Fasilitas Cafetaria
Metabolisme
Penyediaan Fasilitas Parkir
Skema V. 15
Pola Kegiatan Service
(Sumber : Dokumen Pribadi)
1.4 Tabel Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
Kelompok
Kegiatan
Kegiatan
Pendidikan
Musik
Pelaku Kegiatan
Aktivitas
Kebutuhan Ruang
Siswa
-
-
-
Pengajar / guru
-
Parkir
Absen/urusan administrasi
Menunggu/melihat
pengumuman/info
Mengambil/menyimpan alat
musik
Belajar teori musik
Belajar praktek vocal
Belajar praktek instrument
Latihan bersama
Latihan individu
Mencari
literature/buku/
partitur/rekaman musik
Mencari
informasi
dari
internet
Makan dan minum /istirahat
Ibadah
Metabolisme
Parkir
Absen/urusan administrasi
Persiapan mengajar
Mengambil/menyimpan alat
musik
Mengajar teori musik
Mengajar praktek musik
Melatih siswa untuk pentas
Mencari
literature/
buku/
commit to user
-
Tempat parkir
R. administrasi
R. tunggu/ hall/
lobby
Loker alat musik
siswa
Ruang kelas
Ruang praktek
Ruang praktek
Rehearsal Room
Ruang latihan
Perpustakaan
-
R. Media / internet
Cafeteria
-
Musholla
Lavatory siswa
Tempat parkir
R. administrasi
R. pengajar/guru
Loker alat musik
pengajar
Ruang kelas
Ruang praktek
Rehearsal Room
-
-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121 -
partitur/ rekaman musik
Mencari
informasi
dari
internet
Makan dan minum/ istirahat
Ibadah
Metabolisme
-
Parkir
Bertanya
Pendaftaran
-
Mencari
literature/
buku/
partitur/ rekaman musik
Makan dan minum
Ibadah
Metabolisme
Parkir
Mencari
informasi
/
pengumuman
Membeli tiket
Menunggu pertunjukkan
Melihat pertunjukkan
Membeli makan dan minum
Ibadah
Metabolisme
-
Pengunjung
Kegiatan
Pertunjukkan /
Pagelaran
Musik
-
Pengunjung
Pementas (siswa dan pemain dari luar sekolah)
Staff
/
Kru
Pertunjukkan
-
Kelompok
Kegiatan
Informasi dan
Promosi
Siswa
-
-
Perpustakaan
-
R. media / internet
Cafeteria
-
Musholla
Lavatory pengajar
Tempat parkir
R. informasi
R.
administrasi/
pendaftaran
Perpustakaan
-
Cafeteria
Musholla
lavatory
Tempat Parkir
R. informasi
-
Loket
Hall/ lobby
R. pertunjukkan
Ritel makanan
perlengkapan -
Parkir
Menyiapkan
pentas
Berlatih/ persiapan sebelum
pentas
Ganti pakaian dan make up
Pementasan/ pertunjukkan
Menunggu giliran tampil
Koordinasi
pemain
dan
pimpinan group
Ibadah
Metabolisme
Parkir
Menurunkan/
memuat
perlengkapan
untuk
pertunjukkan
Meletakkan
perlengkapan
pertunjukkan
Mempersiapkan dekorasi dan
perlengkapan pentas
Menyimpan
perlengkapan
musik
Menyimpan cadangan kursi
Ibadah
Metabolisme
Parkir
Mendaftar
Menunggu
Mencari informasi
dunia musik
commit to user
Musholla
Lavatory
Tempat parkir
Gudang
perlengkapan
R. latihan
-
R. ganti dan R.
make up
Stage/ panggung
-
Backstage
R. pimpinan group
Musholla
Lavatory
Tempat parkir
Dropping area
-
Gudang
-
R. perlengkapan
-
Gudang
penyimpanan
Gudang
-
tentang -
Musholla
Lavatory
Tempat parkir
R. administrasi
R. tunggu/lobby
R. informasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122 -
Kelompok
Kegiatan
Pengelola
Pengunjung
-
Pengelola
bagian
pendidikan
-
Pengelola
bagian
pertunjukkan
Mengikuti seminar
Mengikuti workshop
Mengikuti diskusi
Melihat pameran musik
Melakukan rekaman
Makan dan minum
Ibadah
Metabolism
Parkir
Mendaftar
Menunggu
Mencari informasi
Mengikuti seminar
Mengikuti workshop
Mengikuti diskusi
Melihat pameran
Menyewa studio musik
Makan dan minum
Ibadah
Metabolisme
-
Auditorium
R. pameran
Auditorium
R. pameran
Studio rekaman
Cafeteria
Musholla
Lavatory
Area parkir
R. administrasi
R. tunggu/lobby
R.informasi
Auditorium
R. pameran
Auditorium
R. pameran
Studio musik
Cafeteria
Musholla
Lavatory
Parkir
Mengawasi kegiatan
Pengelolaan administrasi
Rapat pengelola
Menyimpan peralatan musik
Menjaga
koleksi
musik/
literature
Menerima tamu
Makan dan minum / istirahat
Ibadah
Metabolisme
-
Tempat parkir
R. pimpinan
R. staff
R. meeting
Gudang
penyimpanan
Perpustakaan
-
Ruang tunggu
Cafeteria
administrasi -
- Parkir
- Mengelola
pertunjukkan
- Menyediakan tiket box
- Menggelar/
menyediakan
fasilitas promosi
- Memimpin pengelolaan bagian
pertunjukkan
- Mengelola segala operasional
dan perawatan
- Rapat pengelola
- Koordinasi dengan penampil
pertunjukkan
- Menyimpan arsip
- Membantu kelancaran tugas
wartawan
meliput
pementasan
- Mengontrol utilitas bangunan
- Penataan suara
-
Penataan lighting
Menyimpan barang
Ibadah
Metabolisme
commit to user
Musholla
Lavatory
Tempat parkir
R. administrasi
-
Loket
Lobby
-
R. pimpinan bagian
R.
staf
dan
karyawan
-
R. rapat
Kantor pengelola
R. arsip
R. wartawan
-
R.
pengendali
utilitas
R. operator sound
R. lighting
Gudang
Musholla
Lavatory
-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123 -
Pengelola
bagian informasi
dan promosi
-
Kelompok
Kegiatan
Service
Teknisi
-
Security
-
Cleaning service
-
Parkir
Mempersiapkan
peralatan
studio musik
Menyimpan barang
Melayani informasi
Melayani sewa studio musik
Mengadakan seminar, diskusi,
workshop pameran
Pengurusan administrasi jasa
Ibadah
Metabolisme
Parkir
Mengatur ME
Mengelola utilits gedung
Makan dan minum
Ibadah
Metabolisme
Parkir
Menyimpan & gnati pakaian
Menjaga keamanan sekolah
Mengelola parkir
Makan dan minum
Ibadah
Metabolisme
Parkir
Menyimpan dan ganti pakaian
Mengambil/ menyimpan alat
Membersihkan ruangan
Membuang sampah
Makan dan minum
Ibadah
Metabolisme
-
Tempat parkir
Srudio musik
-
Gudang
R. informasi
R. administrasi
-
Auditorium
-
R. administrasi
-
Musholla
Lavatory
Tempat parkir
Ruang ME
Rusng utilitas
Pantry
Musholla
Lavatory
Tempat parkir
Loker dan ruang
ganti
Pos jaga
-
Pos parkir
Pantry
Musholla
Lavatory
Tempat parkir
Loker dan ruang
ganti
Gudang peralatan
Semua ruang
Ruang sampah
Pantry
Musholla
Lavatory
Tabel V. 1
Kelompok Kegiatan & Kebutuhan Ruang
(Sumber : Dokumen Pribadi)
1.5 Analisa Pendekatan Besaran Ruang
1.5.1
Dasar Pertimbangan :
Untuk
menentukan kebutuhan luas (besaran ruang) yang
berhubungan dengan masing – masing kegiatan serta fasilitas ruang yang
dibutuhkan, diperlukan suatu standard besaran ruang. Standard besaran
yang digunakan bersumber dari :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124 a. Literatur
b. Survey lapangan, berdasarkan pada hasil pengamatan pada beberapa
sekolah musik yang berupa jenis kegiatan dan peralatan yang
digunakan serta kapasitas dan besaran ruang yang diperlukan.
c. Study Ruang Gerak, yaitu perkiraan kebutuhan ruang gerak dengan
pertimbangan kapaditas pemakai, peralatan pendukung, flow, dan
kenyamanan pemakai.
d. Asumsi
Literatur yang digunakan sebagai standard untuk penentuan
besaran ruang, diantaranya adalah :
•
Architect’s Data jilid 1, Ernest Neufert (DA).
•
Architect’s Data jilid 2, Ernest Neufert (DA).
•
Time Server Standart for Building Type, Joseph de Chiara & John
Callender (TS).
•
Music, Phisycs and Engineering, Harry F Olson (MPE)
•
Architectural Graphic Standard, Ramsey Sleeper (AGS)
•
Scene Design and Stage Lighting, W Oren Parker, Harvey K Smith
(SD)
Sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya flow gerak / sirkulasi
yang dibutuhkan berdasarkan Neuferts Architects Data untuk masing –
masing ruang adalah :
•
8 % - 10 %
= Standart Minimum
•
20 %
= Kebutuhan Keleluasaan Sirkulasi
•
30 %
= Tuntutan Kenyamanan Fisik
•
40 %
= Tuntutan Kenyamanan Psikologis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125 1.5.2
•
50 %
= Tuntutan Spesifik Kegiatan
•
70 % - 100 %
= Keterkaitan dengan banyak Kegiatan
Perhitungan Besaran Ruang
a. Kelompok Ruang Pendidikan Musik
Ruang
Penerimaan
- Hall
Kapasitas
Standart
Perhitungan
Luas = 90 m²
-
Receptionist
4 orang
2,75 m² / orang
Flow 20 %
Luas = 4 x 2,75 = 11 m²
Flow 20 % = 20% x 11
= 2,2 m²
Luas Receptionist
= 11 + 2,2
= 13,2 m² ≈ 14 m²
-
Lobby
15 % pemakai
(1/2 jumlah
siswa dan
pengunjung)
1,2 m² / orang
Flow 40 %
Kapasitas = 15 % x 300
= 45 m²
Flow 40 % = 40 % x 45
= 18 m²
Luas Lobby = 45 + 18
= 63 m²
Kapasitas 1 unit :
10 anak
10 pendamping /
orang tua
2 guru
1,5 m² / anak
1,3 m² / orang
Perabot : rak &
papan peraga =
2,5 m²
- Plaza
Ruang kelas musik
anak usia 2 – 4
tahun (Preschool)
Kapasitas 1 unit :
10 anak
2 guru
(2 ruang)
Luas = 100 m²
Luas ruang kelas
= 15 + 13 + 2,6 + 2,5
= 33,1 m²
Flow 50 %
= 50% x 33,1 = 16,6 m²
100 m²
Kebutuhan luas 1 ruang kelas
= 33,1 + 16,6
= 49,7 m² ≈ 50 m²
Luas 2 ruang kelas =
2 X 50 = 100 m²
(2 ruang)
Ruang kelas musik
anak usia 4 – 5
tahun (TK)
Luas
267 m²
0,8 m² / anak
1,3 m² / orang
Perabot :
1 keyboard =
1,52 m²
Rak + papan
peraga = 2,5 m²
commit to user
Luas ruang kelas
= 8 + 2,6 + 1,52 + 2,5
= 14,62 m²
Flow 50 %
= 50 % x 14,62 = 7,3 m²
Kebutuhan luas 1 ruang kelas
= 14,62 + 7,3
= 21,9 m² = 22 m²
Luas 2 ruang kelas =
2 x 22 = 44 m²
44 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126 Ruang kelas musik
usia 6 – 12 tahun
- Ruang Teori
68 m²
Kapasitas 1 unit :
20 orang
1 guru
0,8 m² / anak
1 m² / orang
Perabot : rak +
papan peraga =
2,5 m²
Luas ruang kelas
= 16 + 1 + 2,5
= 19,5 m²
Flow 30 %
= 30 % x 19,5 = 5,9 m²
Jadi, luas ruang kelas teori
= 19,5 + 5,9
= 25,4 m² ≈ 26 m²
-
R. Praktek
Vokal
Privat :
1 siswa dan 1
1 m2/orang
flow 50 %
pengajar, 3 kelas
Praktek Group
5 siswa
1 pengajar
(2 kelas)
Ruang praktek vokal dapat
berbentuk ruang koor.
Ruang kelas dilengkapi rak
untuk buku, kaset/tape, dan
papan tulis asumsi =
2 m²
Kapasitas 1 orang dan 1
pengajar = 0,6 m2/orang.
Luas kelas : 2+ (2 x 1)
= 4 m²
Flow 50 %
= 50 % x 4 = 2 m²
Luas 1 ruang kelas
= 4 + 2 = 6 m²
Keb. 3 luas ruang kelas privat
= 3 X 6 = 18 m²
Kapasitas 5 orang dan 1
2
1 m /orang
pengajar 1 m²/orang.
flow 50 %
Luas kelas = 2 + ( 6 x 1)
= 8 m²
flow 50 %
= 50 % x 8 = 4 m²
Luas 1 ruang praktek group
vocal
= 8 + 4 = 12 m²
Keb. Luas seluruh ruang
kelas group =
2 x 12 m2 = 24 m²
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127 Ruang Praktek
Piano
Anak
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(3 kelas)
0,6 m² / orang
Dimensi Piano =
2,75 x 1,5 =
4,125 m2 (DA)
Flow 50 %
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(2 kelas)
0,6 m² / orang
Dimensi Piano =
2,75 x 1,5 =
4,125 m2 (DA)
Flow 50 %
R. Praktek Electone
Anak
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(3 kelas)
Dimensi
Electone = 1,83
x 1,83 x 1,016
= 3,4
Flow 50 %
Luas tiap piano dengan
pemain = 4,125 + 0,6 = 4,725
m2.
Ruang kelas dilengkapi
dengan rak untuk buku, tas,
kaset/ tape rekorder dan
papan tulis asumsi 4 m²
Luas = 4,725 + 0,6 + 4
= 9,3 m²
Flow 50 %
= 50 % x 9,3 = 4,7 m²
Luas R. Praktek Piano =
9,3 + 4,7 = 14 m²
Luas seluruh R. Praktek
Piano = 3 x 14 = 42 m²
Luas tiap piano dengan
pemain = 4,125 + 0,6 = 4,725
m2.
Ruang kelas dilengkapi
dengan rak untuk buku, tas,
kaset/ tape rekorder dan
papan tulis asumsi 4 m²
Luas = (4,725 x 6) + 4
= 32,4 m²
Flow 50 %
= 50 % x 32,4 = 16,2 m²
Luas R. Praktek Piano =
32,4 + 16,2 = 48,6 m² ≈ 49
m²
Luas seluruh R. Praktek
Piano = 2 x 49 = 98 m²
Ruang kelas dilengkapi rak
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Kapasitas l orang siswa /
kelas dan 1 pengajar luas
termasuk dengan pemain 3,4
+ 0,6 = 4 m²
Luas =
4 + 4 + 0,6 = 8,6 m²
Flow 50 %
= 50 % x 8,6 = 4,3 m²
Luas setiap R. Praktek
= 8,6 + 4,3
= 12,9 m² ≈ 13 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 3 x 13 = 39 m²
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(2 kelas)
Dimensi
Electone = 1,83
x 1,83 x 1,016
commit to user
140 m²
Ruang kelas dilengkapi rak
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Kapasitas l orang siswa /
123 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128 = 3,4
Flow 50 %
kelas dan 1 pengajar luas
termasuk dengan pemain 3,4
+ 0,6 = 4 m²
Luas =
(4 x 6) + 4 = 28 m²
Flow 50 %
= 50 % x 28 = 14 m²
Luas setiap R. Praktek
= 28 + 14 = 42 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 2 x 42 = 84 m²
R. Praktek
Keyboard
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(3 kelas)
Flow 50 %
Ruang kelas dilengkapi rak
63 m²
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Kapasitas l orang siswa /
kelas dan 1 pengajar luas
termasuk dengan pemain
0,45 + 0,8 = 1,25 m²
Luas =
4 + 1,25 + 0,8 = 6,05 m²
Flow 50 %
= 50 % x 6,05 = 3,03 m²
Luas setiap R. Praktek
= 6,05 + 3,03
= 9,08 m² ≈ 9 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 3 x 9 = 27 m²
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(2 kelas)
Flow 50 %
Ruang kelas dilengkapi rak
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Kapasitas l orang siswa /
kelas dan 1 pengajar luas
termasuk dengan pemain
0,45 + 0,8 = 1,25 m²
Luas =
(1,25 x 6) + 4 = 11,5 m²
Flow 50 %
= 50 % x 11,5 = 5,75 m²
Luas setiap R. Praktek
= 11,5 + 5,75
= 17,25 m² ≈18 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 2 x 18 = 36 m²
R. Praktek
Instrumen Petik
(Gitar Klasik dan
Gitar Akustik)
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(4 kelas)
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,45 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (2 x 1,45) = 6,9 m²
commit to user
82 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
129 Flow 50 %
= 50 % x 6,9 = 3,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 6,9 + 3,5
= 10,4 m² ≈ 11 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 4 x 11 = 44 m²
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(2 kelas)
Keb. ruang gerak
dan peralatan =
1,45 m² / orang
Flow 50 %
R. Praktek
Instrumen Gesek
Alat musik gesek
terdiri dari biola,
biola alto, cello,
contra bass
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(12 kelas)
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(4 kelas)
Ruang kelas dilengkapi rak
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Luas =
4 + (1,45 x 6) = 12,7 m²
Flow 50 %
= 50 % x 12,7 = 6,3 m²
Luas setiap R. Praktek
= 12,7 + 6,3 = 19 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 2 x 19 = 38 m²
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,5 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (2 x 1,5) = 7 m²
Flow 50 %
= 50 % x 7 = 3,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 7 + 3,5
= 10,5 m² ≈ 11 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 12 x 11 = 132 m²
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,5 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (1,5 x 6) = 13 m²
Flow 50 %
= 50 % x 13 = 6,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 13 + 6,5
= 19,5 m² ≈ 20 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 4 x 20 = 80 m²
commit to user
212 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
130 R. Praktek Drum
R. Praktek
Instrument Tiup
Logam
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(3 kelas)
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,8 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (2 x 1,8) = 7,6 m²
Flow 50 %
= 50 % x 7,6 = 3,8 m²
Luas setiap R. Praktek
= 7,6 + 3,8
= 11,4 m² ≈ 12 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 3 x 12 = 36 m²
Ruang kelas dilengkapi rak
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(2 kelas)
Keb. ruang gerak
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(5 kelas)
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,5 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (2 x 1,5) = 7 m²
Flow 50 %
= 50 % x 7 = 3,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 7 + 3,5
= 10,5 m² ≈ 11 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 5 x 11 = 55 m²
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
Alat music tiup
dan peralatan =
1,8 m² / orang
Flow 50 %
logam terdiri dari :
trumpet, trombone,
horn, tuba,
saxophone
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(5 kelas)
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Luas =
4 + (1,8 x 6) = 14,8 m²
Flow 50 %
= 50 % x 14,8 = 7,4 m²
Luas setiap R. Praktek
= 14,8 + 7,4
= 22,2 m² ≈ 22 m²
Luas Seluruh R. Praktek
= 2 x 22 = 44 m²
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,5 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (1,5 x 6) = 13 m²
Flow 50 %
= 50 % x 13 = 6,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 13 + 6,5
= 19,5 m² ≈ 20 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 5 x 20 = 100 m²
commit to user
80 m²
155 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
131 R. Praktek Instrument
Tiup Kayu
Alat musik tiup kau terdiri
dari :
Flute, oboe, clarinet,
bassoon
R. Praktek
Instrument Perkusi
Alat musik perkusi
terdiri dari :
Timpani, marimba,
xylophone,
vibraphone
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(4 kelas)
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,5 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (2 x 1,5) = 7 m²
Flow 50 %
= 50 % x 7 = 3,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 7 + 3,5
= 10,5 m² ≈ 11 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 4 x 11 = 44 m²
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(4 kelas)
Keb. ruang gerak
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(4 kelas)
Luas tiap set alat
musik dengan
pemain = 1.5 m²
flow 50 %
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(4 kelas)
dan peralatan =
1,5 m² / orang
Flow 50 %
Luas tiap set alat
musik dengan
pemain = 1.5 m²
flow 50 %
commit to user
124 m²
Ruang kelas dilengkapi rak
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Luas =
4 + (1,5 x 6) = 13 m²
Flow 50 %
= 50 % x 13 = 6,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 13 + 6,5
= 19,5 m² ≈ 20 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 4 x 20 = 80 m²
Ruang kelas dilengkapi rak
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Luas =
4 + (2 x 1,5) = 7 m²
Flow 50 %
= 50 % x 7 = 3,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 7 + 3,5
= 10,5 m² ≈ 11 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 4 x 11 = 44 m²
Ruang kelas dilengkapi rak
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Luas =
4 + (1,5 x 6) = 13 m²
Flow 50 %
= 50 % x 13 = 6,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 13 + 6,5
= 19,5 m² ≈ 20 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 4 x 20 = 80 m²
124 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
133 Ruang kelas musik
anak usia 12 tahun
keatas (remaja &
dewasa)
- Ruang Teori
56 m²
Kapasitas 1 unit :
20 orang
1 guru
0,8 m² / anak
1 m² / orang
Perabot : rak +
papan peraga =
2,5 m²
Luas ruang kelas
= 16 + 1 + 2,5
= 19,5 m²
Flow 30 %
= 30 % x 19,5 = 5,9 m²
Jadi, luas ruang kelas teori
= 19,5 + 5,9
= 25,4 m² ≈ 26 m²
-
R. Praktek
Vokal
Privat :
1 siswa dan 1
1 m2/orang
flow 50 %
pengajar, 3 kelas
Praktek Group
5 siswa
1 pengajar
(1 kelas)
Ruang praktek vokal dapat
berbentuk ruang koor.
Ruang kelas dilengkapi rak
untuk buku, kaset/tape, dan
papan tulis asumsi =
2 m²
Kapasitas 1 orang dan 1
pengajar = 0,6 m2/orang.
Luas kelas : 2+ (2 x 1)
= 4 m²
Flow 50 %
= 50 % x 4 = 2 m²
Luas 1 ruang kelas
= 4 + 2 = 6 m²
Keb. 3 luas ruang kelas privat
= 3 X 6 = 18 m²
1 m2/orang
Kapasitas 5 orang dan 1
flow 50 %
pengajar 1 m²/orang.
Luas kelas = 2 + ( 6 x 1)
= 8 m²
flow 50 %
= 50 % x 8 = 4 m²
Luas 1 ruang praktek group
vocal
= 8 + 4 = 12 m²
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
134 Ruang Praktek
Piano Dewasa
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(2 kelas)
0,6 m² / orang
Dimensi Piano =
2,75 x 1,5 =
4,125 m2 (DA)
Flow 50 %
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(1 kelas)
0,6 m² / orang
Dimensi Piano =
2,75 x 1,5 =
4,125 m2 (DA)
Flow 50 %
R. Praktek Electone
Dewasa
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(2 kelas)
Dimensi
Electone = 1,83
x 1,83 x 1,016
= 3,4
Flow 50 %
Luas tiap piano dengan
pemain = 4,125 + 0,6 = 4,725
m2.
Ruang kelas dilengkapi
dengan rak untuk buku, tas,
kaset/ tape rekorder dan
papan tulis asumsi 4 m²
Luas = 4,725 + 0,6 + 4
= 9,3 m²
Flow 50 %
= 50 % x 9,3 = 4,7 m²
Luas R. Praktek Piano =
9,3 + 4,7 = 14 m²
Luas seluruh R. Praktek
Piano = 2 x 14 = 28 m²
Luas tiap piano dengan
pemain = 4,125 + 0,6 = 4,725
m2.
Ruang kelas dilengkapi
dengan rak untuk buku, tas,
kaset/ tape rekorder dan
papan tulis asumsi 4 m²
Luas = (4,725 x 6) + 4
= 32,4 m²
Flow 50 %
= 50 % x 32,4 = 16,2 m²
Luas R. Praktek Piano =
32,4 + 16,2 = 48,6 m² ≈ 49
m²
Ruang kelas dilengkapi rak
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Kapasitas l orang siswa /
kelas dan 1 pengajar luas
termasuk dengan pemain 3,4
+ 0,6 = 4 m²
Luas =
4 + 4 + 0,6 = 8,6 m²
Flow 50 %
= 50 % x 8,6 = 4,3 m²
Luas setiap R. Praktek
= 8,6 + 4,3
= 12,9 m² ≈ 13 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 2 x 13 = 26 m²
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(1 kelas)
Ruang kelas dilengkapi rak
Dimensi
Electone = 1,83
commit to user
77 m²
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
68 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
135 x 1,83 x 1,016
= 3,4
Flow 50 %
Kapasitas l orang siswa /
kelas dan 1 pengajar luas
termasuk dengan pemain 3,4
+ 0,6 = 4 m²
Luas =
(4 x 6) + 4 = 28 m²
Flow 50 %
= 50 % x 28 = 14 m²
Luas setiap R. Praktek
= 28 + 14 = 42 m²
R. Praktek
Keyboard
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(2 kelas)
Flow 50 %
Ruang kelas dilengkapi rak
36 m²
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Kapasitas l orang siswa /
kelas dan 1 pengajar luas
termasuk dengan pemain
0,45 + 0,8 = 1,25 m²
Luas =
4 + 1,25 + 0,8 = 6,05 m²
Flow 50 %
= 50 % x 6,05 = 3,03 m²
Luas setiap R. Praktek
= 6,05 + 3,03
= 9,08 m² ≈ 9 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 2 x 9 = 18 m²
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(1 kelas)
Flow 50 %
Ruang kelas dilengkapi rak
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Kapasitas l orang siswa /
kelas dan 1 pengajar luas
termasuk dengan pemain
0,45 + 0,8 = 1,25 m²
Luas =
(1,25 x 6) + 4 = 11,5 m²
Flow 50 %
= 50 % x 11,5 = 5,75 m²
Luas setiap R. Praktek
= 11,5 + 5,75
= 17,25 m² ≈ 18 m²
R. Praktek
Instrumen Petik
(Gitar Klasik dan
Gitar Akustik)
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(4 kelas)
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,45 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (2 x 1,45) = 6,9 m²
Flow 50 %
= 50 % x 6,9 = 3,5 m²
commit to user
82 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
136 Luas setiap R. Praktek
= 6,9 + 3,5
= 10,4 m² ≈ 11 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 4 x 11 = 44 m²
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(2 kelas)
R. Praktek
Instrumen Gesek
Alat musik gesek
terdiri dari biola,
biola alto, cello,
contra bass
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(8 kelas)
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(4 kelas)
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,45 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (1,45 x 6) = 12,7 m²
Flow 50 %
= 50 % x 12,7 = 6,3 m²
Luas setiap R. Praktek
= 12,7 + 6,3 = 19 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 2 x 19 = 38 m²
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,5 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (2 x 1,5) = 7 m²
Flow 50 %
= 50 % x 7 = 3,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 7 + 3,5
= 10,5 m² ≈ 11 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 8 x 11 = 88 m²
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,5 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (1,5 x 6) = 13 m²
Flow 50 %
= 50 % x 13 = 6,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 13 + 6,5
= 19,5 m² ≈ 20 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 4 x 20 = 80 m²
commit to user
168 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
137 R. Praktek Drum
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(2 kelas)
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(1 kelas)
R. Praktek
Instrument Tiup
Logam
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(5 kelas)
Alat musik tiup
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
4,15 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (2 x 4,15) = 12,3 m²
Flow 50 %
= 50 % x 12,3 = 6,2 m²
Luas setiap R. Praktek
= 12,3 + 6,2
= 18,5 m² ≈ 19 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 2 x 19 = 38 m²
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
4,15 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (4,15 x 6) = 28,9 m²
Flow 50 %
= 50 % x 28,9 = 14,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 28,9 + 14,5
= 43,4 m² ≈ 44 m²
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,5 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (2 x 1,5) = 7 m²
Flow 50 %
= 50 % x 7 = 3,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 7 + 3,5
= 10,5 m² ≈ 11 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 5 x 11 = 55 m²
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,5 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (1,5 x 6) = 13 m²
Flow 50 %
logam terdiri dari :
trumpet, trombone,
horn, tuba,
saxophone
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(3 kelas)
commit to user
82 m²
115 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
138 = 50 % x 13 = 6,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 13 + 6,5
= 19,5 m² ≈ 20 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 3 x 20 = 60 m²
R. Praktek Instrument
Tiup Kayu
Alat musik tiup kau terdiri
dari :
Flute, oboe, clarinet,
bassoon
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(4 kelas)
Group :
5 siswa dan 1
pengajar
(2 kelas)
R. Praktek
Instrument Perkusi
Alat musik perkusi
terdiri dari :
Timpani, marimba,
xylophone,
vibraphone
Privat :
1 siswa dan 1
pengajar
(4 kelas)
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,5 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (2 x 1,5) = 7 m²
Flow 50 %
= 50 % x 7 = 3,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 7 + 3,5
= 10,5 m² ≈ 11 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 4 x 11 = 44 m²
Keb. ruang gerak
Ruang kelas dilengkapi rak
dan peralatan =
buku,kaset,tape dan papan
1,5 m² / orang
tulis, asumsi = 4 m²
Flow 50 %
Luas =
4 + (1,5 x 6) = 13 m²
Flow 50 %
= 50 % x 13 = 6,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 13 + 6,5
= 19,5 m² ≈ 20 m²
Luas seluruh R. Praktek
= 2 x 20 = 40 m²
Luas tiap set alat
musik dengan
pemain = 1.5 m²
flow 50 %
Ruang kelas dilengkapi rak
commit to user
buku,kaset,tape dan papan
tulis, asumsi = 4 m²
Luas =
4 + (2 x 1,5) = 7 m²
Flow 50 %
= 50 % x 7 = 3,5 m²
Luas setiap R. Praktek
= 7 + 3,5
= 10,5 m² ≈ 11 m²
84 m²
84 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
139 Luas selurruh R. Praktekk
= 4 x 11 = 44 m²
Group :
5 siswaa dan 1
pengajaar
(2 kelass)
R.
R Praktek
1 kelas
Keroncong
K
(1 kelass = 6 - 10
siswa dan
d 1
pengajaar)
L
Luas tiap set alaat
m
musik dengan
pemain = 1.5 m²
m
fllow 50 %
Ruang kkelas dilengkaapi rak
K
Keb. ruang geraak
dan peralatan 1
m
m²/orang
F
Flow 50%
Ruang kkelas dilengkaapi rak
untuk bukku,kaset/tape dan
papan tuliis asumsi = 4 m²
m
Kapasitass 10 orang
siswa/kelaas dan 1 pengaj
ajar
Luas kelaas = 4 + (11 x 1) =
buku,kaseet,tape dan pap
pan
tulis, asum
msi = 4 m²
Luas =
4 + (1,5 x 6) = 13 m²
Flow 50 %
= 50 % x 13 = 6,5 m²
Luas setiaap R. Praktek
= 13 + 6,55
= 19,5 m²² ≈ 20 m²
Luas selurruh R. Praktekk
= 2 x 20 = 40 m²
23 m²
15 m²
Flow 50 %
= 50% x 115 = 7,5 m²
Luas setiaap R. Praktek
= 15 + 7,55
= 22,5 m²² ≈ 23 m²
Luas selurruh R. Praktekk
= 1 x 23 = 23 m²
R. Praktek Gameelan
Satu peerangkat
gamelan (10 – 20
orang)
Seiden dan
gerong (1 – 10
orang), dan 2
pengajaar
49,37 m²
F
Flow 20 %
0,56 m²/orang
F
Flow 50 %
R. Kelas Orkestrra
1 ruang
g = 50
pemainn
instrum
ment,
1 ruang
g
F
Flow 1,5
m
m²/orang
commit to user
Flow = 200% x 49,37 = 9,87
9
m²
Luas = 9,887 + 49,37 = 59,24
5
m²
Kapasitass 10 0rang dan 2
pengajar 0,56
0
m²/orang
Luas = 122 x 0,56 = 6,72 m²
Flow 20%
% = 20 % x 6,72
2=
1,34 m²
Kebutuhaan luas = 1,34 + 6,72
= 8.06 m²²
Total kebuutuhan luas =
59,24 + 8,06 = 67,3 m² = 68
m²
Luas Ruanng = 50 x 1,5 = 75
m²
68 m²
75 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
140 R. Kelas Ensamble
1 ruang = 10
pemain + 1 guru
+ 1 piano
1 ruang
R. Staff Pengajar
40 pengajar
Pengelola Bagian
Pendidikan Musik
- R. Pimpinan
Bag. Pendidikan
Musik
- R. Staff
Administrasi
- R. Rapat
- R. Arsip
-
R. Tunggu
Tamu
- R. Staff
Pengajar
Perpustakaan
- Foyer
- R. sirkulasi dan
informasi
- Penitipan
barang
- R. Katalog
1,6 m² / orang
Flow 30 %
Luas total = (10 x 1,5) + 12 =
27 m²
27 m²
Luas = 40 X 1,6 = 64 m²
Flow = 30 % x 64
= 19,2 m²
Luas R. Staff Pengajar
= 64 + 19,2
= 83,2 m² ≈ 84 m²
84 m²
157 m²
1 orang
15 m² / orang
Luas = 1 x 15 = 15 m²
3 orang
8 m² / orang
Luas = 3 x 8 = 24 m²
10 orang
1 orang
1,5 m² / orang
1 m² / orang
1 rak arsip = 0,9
m²
1 meja kecil =
0,4 m²
Flow 20 %
Luas = 10 x 1,5 = 15 m²
Luas = 1 + 0,9 + 0,4
= 2,3 m²
Flow = 20 % x 2,3
= 0,46 m²
Luas R. arsip = 2,3 + 0,46
= 2,76 m² ≈ 3 m²
10 orang
1,6 m² / orang
Luas = 10 x 1,6 = 16 m²
Luas = 84 m²
40 orang
1 unit
1 unit
6 m²
15 m²
Luas = 6 m²
Luas = 15 m²
1 unit
10 m²
Luas = 10 m²
4 m²
Luas = 4 m²
-
R. koleksi
3 unit rak
katalog
1 unit
-
R. Referensi
1 unit
-
Kantor
1 unit
1 kabag
2 staff
-
R. Baca
4 ruang
1 ruang = 25
orang
-
R. Fotocopy
1 unit mesin
-
R. Audio Visual
1 ruang
1 unit mesin =
1,156 m²
1 ruang = 40
orang + 1 set
peralatan
-
Gudang
R. Kurator
1 unit
1 unit
12 m²
commit to user
Luas = (3000 / 144) x 1,863
= 38,81 m² = 39 m²
Luas = (500 / 144) x 1,863
= 6,47 m² = 7 m²
1 kabag = 12 m²
2 staff = 2 x 4,4 = 8,8 m² = 9
m²
Total luas = 12 + 9 = 21 m²
Luas = 25 x 2,3 = 57,5 m² =
58 m²
Total luas = 4 x 58 = 232 m²
Luas = 2 m²
Luas = 60 m²
Luas = 12 m²
Luas = 12 m²
420 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
141 Area Service
- Locker alat
Musik Siswa
600 orang
4 m² / 40 orang
Flow 20 %
-
Locker Alat
Musik Pengajar
Lavatory
Putra
40 orang
4 m² / 40 orang
8 unit
3 toilet, @ 1,5
m2
6 urinoir, @ 0,6
m2
4 wastafel, @ 0,6
m²
Flow 10 %
Luas = (3 x 1,5) + (6 x 0,6) +
(4 x 0,6) = 10,5 m²
Flow = 10 % x 10,5
= 1,05 m²
Luas Lavatory Putra
= 10,5 + 1,05
= 11,55 m² ≈ 12 m²
Luas Seluruh Lavatory Putra
= 8 x 12 = 96 m²
Putri
8 unit
6 toilet, @ 1,5
m2
4 wastafel, @ 0,6
m²
Flow 10 %
Luas = (6 x 1,5) + (4 x 0,6) =
11,4 m²
Flow = 10 % x 11,4
= 1,14 m²
Luas Lavatory Putra
= 11,4 + 1,14
= 12,54 m² ≈ 12 m²
Luas Seluruh Lavatory Putra
= 8 x 12 = 96 m²
Musholla
20 orang
0,6 m² /orang
Flow 20 %
Luas = 20 x 0,6 = 12 m²
Flow = 20 % x 12
= 2,4 m²
Luas Musholla
= 12 + 2,4
= 14,4 m² ≈ 14 m²
- Tempat Wudlu
- Gudang
Total
6 orang
1 m² / orang
Luas = 6 x 1 = 6 m²
Luas = 8 m²
-
-
296 m²
Luas = (600 / 40) x 4
= 60 m²
Flow = 20 % x 60 = 12 m²
Luas R. Locker Siswa
= 60 + 12 = 72 m²
Luas = (40 / 40) x 4
= 4 m²
3720 m²
Tabel V. 2
Besaran Ruang Kelompok Ruang
Pendidikan Musik
b. Kelompok Ruang Pertunjukkan
Ruang
Kapasitas
Ruang Persiapan Menonton
Entrance hall
200 orang
Standard
Perhitungan
0,8 m2/org
Luas = 200 x 0,8 = 160 m2
Flow 20%
Flow = 20% x 160 = 32 m²
Luas
192 m²
Luas Entrance Hall
= 160 + 32 = 192 m²
Lounge
100 kursi
2
0,36 m /org
Flow 50%
Luas = 100 x 0,36 = 36 m2
Flow = 50 % x 36 = 18 m²
commit to user
54 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
142 Loket
4 buah
R. receptionist
2 orang
R. security
2 orang
Lavatory pria
500 pria
Asumsi
= @ 2 m2
Asumsi
= @ 2m2
1 wc / 100 org
5 WC
2 m2 / wc
5 urinoir
0,6 m2 / urinoir
1 org/buah
5 washtafel
Lavatory wanita
500 wanita
5 wc
5 washtafel
Asumsi =
3 m2/org
0,8 m2 /
washtafel
Flow 40%
2 m2 / wc
0,8 m2 /
Washtafel
Flow 40%
Luas Lounge = 36 + 18
= 54 m²
4 x 3 = 12 m2
12 m²
2 x 2 = 4 m2
4 m²
2 x 2 = 4 m2
4 m²
5 wc : 2 x 5 = 10 m2
5- urinoir :0,6 x 5 = 3 m²
4 washtafel : 5 x 0,8 = 4 m²
Luas = 10 + 3 + 4 = 17 m²
Flow = 40 % x 17 = 6,8 m²
Luas Lavatory Pria
= 17 + 6,8 = 23,8 m² ≈ 24 m²
5 wc: 5 x 2 = 10 m2
5 Washtafel : 5 x 0,8 = 4 m²
Luas = 10 + 4 = 14 m²
Flow = 40 % x 14 = 5,6 m²
Luas Lavatory wanita
= 14 + 5,6 = 19,6 m² ≈ 20 m²
24 m²
Keb. luas seluruh ruang persiapan menonton
Kelompok Ruang Persiapan Pertunjukkan
Pemain +
Hall
0,8 m2/org
20 m²
310 m²
Luas = 140 x 0,8 = 112 m²
112 m²
penyanyi +
crew = 100 +
20 + 20 = 140
orang
R. Tunggu
Pemain
50 kursi
0,36 m² / unit
Flow 80 %
R. Konductor
R. Soloist
4 ruang
R. Istirahat
50 orang
0,6 m² / unit
Flow 80%
Luas = 50 x 0,36 = 18 m²
Flow = 80 % x 18 = 14,4 m²
Luas R. Tunggu Pemain
= 18 + 14,4 = 32,4 m² ≈ 33 m²
33 m²
Luas = 32 m²
32 m²
Luas = 12 m²
Luas Total R. Soloist
= 4 x 12 = 48 m²
Luas = 50 x 0,6 = 30 m2
Flow = 80 % x 30 = 24 m²
Luas R. Istirahat
= 30 + 24 = 54 m²
48 m²
commit to user
54 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
143 R. latihan
- R. Latihan
Instrument
- R. Latihan
Penyanyi
172 m²
100 pemain
1,6 m² / orang
Luas = 100 x 1,6 = 160 m²
20 penyanyi
0,6 m² / orang
Luas = 20 x 0,6 = 12 m²
1 meja
1 kursi besar
2 kursi
2 lemari
buku
1,8 m² / unit
0,8 m² / unit
0,4 m² / unit
1 m² / unit
Flow 80 %
Luas = 1,8 + 0,8 + (2 x 0,4) +
(2 x 1) = 5,4 m²
Flow = 80 % x 5,4 = 4,32 m²
Jadi, Luas = 5,4 + 4,32
= 9,72 m² ≈ 10 m²
Ruang tamu:
1 meja besar
4 kursi
1 sofa besar
1,8 m² / unit
0,4 m² / unit
1,13 m² / unit
Flow 80 %
Luas = 1,8 + (4 x 0,4) + 1,13 =
4,53 m²
Flow = 80 % x 4,53 = 3,62 m²
Luas R. Tamu = 4,53 + 3,62
= 8,15 m² ≈ 9 m²
R. Rias Pria
R. Rias Wanita
R. Ganti Pria
25 pria
25 wanita
25 pria
25 x 1,8 = 45 m2
25 x 2,2 = 55 m2
25 x 2,2 = 55 m²
45 m²
55 m²
55 m²
R. Ganti Wanita
25 wanita
25 x 2,2 = 55 m²
55 m²
R. Rapat /
Diskusi
R. Wartawan
Lavatory Pria
10 orang
1,8 m² / org
2,2 m² / org
1,8 - 2,2 m² /
org
1,8 - 2,2 m² /
org
1,5 m² / org
luas= 10 x 1,5 = 15 m²
15 m²
10 orang
60 pria
1,5 m² / org
1 wc / 15 org
2 m² / wc
1 urinoir /
15org
0,6 m² / urinoir
1 washtafel /
wc
0,8 m² /
washtafel
1 shower / 15org
0,8 m² / shower
Flow 20 %
luas= 10 x 1,5 = 15 m²
4 wc : 2 x 4 = 8 m2
4 urinoir : 4 x 0,6 = 2,4 m²
4 washtafel : 4 x 0,8 = 3,2 m²
4 shower : 4 x 0,8 = 3,2 m²
Luas = 8 + 2,4 + 3,2 + 3,2
= 16,8 m²
Flow = 20 % x 16,8 = 3,36 m²
Luas Lavatory Pria
= 16,8 + 3,36
= 20,16 m² ≈ 21 m²
15 m²
21 m²
Lavatory
Wanita
60 wanita
1 wc / 15 orang
2 m2 / wc
1 washtafel /
wc
0,8 m²/
washtafel
1 shower /
15org
0,8 m² / shower
Flow 20 %
Asumsi
4 wc : 2 x 4 = 8 m2
4 washtfel: 4 x 0,8 = 3,2 m²
4 shower : 4 x 0,8 = 3,2 m²
Luas = 8 + 3,2 + 3,2 = 14,4 m²
Flow = 20 % x 14,4 = 2,88 m²
Luas Lavatory Wanita
= 14,4 + 2,88
= 17,28 m² ≈ 18 m²
18 m²
R. Pimpinan /
Manager
Group
Gudang
Kostum
Minimal : Kostum = 15 m²
Flow = 20 % x 15 = 3 m²
Luas Godang Kostum
= 15 + 3 = 18 m²
commit to user
19 m²
18 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
144 Gudang Kursi
Cadangan
500 kursi
lipat
Gudang
Perlengkapan
1000 kursi = 36
m² (DA)
Luas = 0,5 x 36 = 18 m²
18 m²
10 % luas
panggung
Luas = 10 % x 180 = 18 m²
(TS)
18 m²
Luas min
Termasuk r.perakitan, r.
teknisi, gudang perlengkapan,
bengkel, meja – meja kerja
Alat Musik
Bengkel Kerja
(Tata Pentas)
= 9,14 m x
9,14 m =
83,5m2 (TS)
asumsi
Luas truk + flow = 7,1 x 2,3
= 16,33 m²
Flow = 30 % x 16,33 = 4,9 m²
Luas Area Bongkar Muat
= 16,33 + 4,9
= 21,23 m² ≈ 22 m²
Luas Total Kebutuhan Kelompok Ruang Persiapan Pertunjukkan
Area Bongkar
Muat
Kelompok Ruang Pertunjukkan
Ruang
800 - 1000
orang
Audience
Panggung
R. Staff /
Kantor
R. Tunggu
R. Kontrol
multimedia
(bunyi dan
lampu)
R. Kontrol
penghawaan
ruang
penonton
R. Proyektor
R. Rekaman
R. Simpan
peralatan
(sound system
storage)
R. Pengiring
gamelan
1 m² / orang
Luas = 1000 x 1 = 1000 m²
100 orang
1 m² / orang
(TS)
Luas = 100 x 1 = 100 m²
4 orang
8 m² / orang
6 orang
1,6 m2 / orang
Min. 7,2 m2
84 m²
22 m²
909 m²
1000 m²
100 m²
Luas = 4 x 8 = 32 m2
32 m²
Luas = 6 x 1,6
= 9,6 m² ≈ 10 m²
Bunyi = 2 x 4 = 8 m2
10 m²
16 m²
Lampu = 2 x 4 = 8 m²
Penonton =
250 orang
min. 6,5 m²
8 m²
25 - 30 m2
Min. 20 m2
Asumsi 24 m2
Luas = 25 m2
Luas = 20 m2
Luas = 24 m2
25 m²
20 m²
24 m²
0,8 m² / org
Luas = 250 x 0,8 = 200 m²
200 m²
Luas = 616 m²
616 m²
Amphiteater
Luas Kelompok Ruang pertunjukkan
Total Luas Area Kelompok Ruang Pertunjukkan
Tabel V. 3
Besaran Ruang Kelompok Ruang
Pertunjukkan
commit to user
2051 m²
3270 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
145 c. Kelompok Ruang Informasi dan Promosi
Ruang
Kapasitas
Standard
Perhitungan
Studio
Musik
5 – 10 orang
(3 unit)
1 set drum
3 set gitar
1 set keyboard
1 vokalis
Flow 40 %
Fungsinya sebagai ruang
persiapan praktek atau latihan
bersama
1 set drum + pemain = 3,5 m²
1 set gitar + pemain = 1,5 m²
3 set gitar = 3 x 1,5 = 4,5 m²
1 set keyboard + pemain = 3,4
m²
1 vokalis = 1,2 m²
Luas = 3,5 + 4,5 + 3,4 + 1,2
= 12,6 m²
Flow 40 % = 40 % x 12,6
= 5,04 m²
Luas Studio Musik
= 12,6 + 5,04
= 17,64 m² ≈ 18 m²
Luas 3 Studio Musik
= 3 x 18 = 54 m²
54 m²
Studio
rekaman
5 – 10 orang
(2 unit)
1 set drum
3 set gitar
1 set keyboard
1 vokalis
Flow 40 %
Perlengkapan : computer,
mixing, tape, speaker, dll = 12
m²
1 set drum + pemain = 3,5 m²
1 set gitar + pemain = 1,5 m²
3 set gitar = 3 x 1,5 = 4,5 m²
1 set keyboard + pemain = 3,4
m²
1 vokalis = 1,2 m²
Luas = 12 + 3,5 + 4,5 + 3,4 + 1,2
= 24,6 m²
Flow 40 % = 40 % x 24,6
= 9,84 m²
Luas Studio Musik
= 24,6 + 9,84
= 34,44 m² ≈ 35 m²
Luas 3 Studio Musik
= 2 x 35 = 70 m²
70 m²
R. Kontrol
& Mixing
Listening
lab
15 m²
2 unit
Luas
15 m²
Luas = 4 x 6 = 24 m²
commit to user
48 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
146 Total luas = 2 x 24 = 48 m²
R.
Pameran
100 orang / 1 unit
0,8 m² / orang
Luas = 0,8 x 100 = 80 m²
160 m²
Flow 100 % = 100 % x 80 = 80
m²
Luas total = 80 + 80 = 160 m²
R.
Seminar
200 orang / 1 unit
0,8 m² / orang
Luas = 0,8 x 200 = 160 m²
192 m²
Flow 20 % = 20 % x 160 = 32
m²
Luas total = 32 + 160 = 192 m²
R. Internet
20 set
Etalase
10 gitar, 1set
drum, 1 keyboard,
Asumsi 2,25
m² / orang
Luas = 2,25 x 20 = 45 m²
45 m²
Luas = 12 m²
12 m²
Piano 2 type
spinet @ 0,6 m
x 1,5 m
1 baby grand
1,35 m x 1,4
m
Flow 30 %
Luas = (8 x 4,125) + (1,35 x 1,4
) = 35,75 m²
Flow = 30 % x 35,75
= 10,725 m²
Luas Penjualan Piano
= 35,75 + 10,725
= 46,475 m² ≈ 47 m²
179 m²
Electone &
Keyboard 12
type @ 1,53 m
x 1,53 m
Flow 20%
Luas = 12 x (1,53 x 1,53)
= 28,1 m²
Flow = 20 % x 28,1
= 5,62 m²
Luas Penjualan Electone &
Keyboard
= 28,1 + 5,62
= 33,72 m² ≈ 34 m²
Rak:
3 rak
bertingkat @ 2
m x 1,5 m
2 rak ganda @
1,5 m x 0,75 m
2 rak tunggal
Luas = (3 x 2 x 1,5) + (2 x 1,5 x
0,75) + (2 x 3 x 0,4) = 9 + 2,25 +
2,4 = 13,65 m²
Flow = 30 % x 13,65
= 4,1 m²
Luas Penjualan Gitar
= 13,65 + 4,1
1 set sound
system, 4 type
symbals, 1 bass
drum, 10 buku
seri terbaru, 20
label rekaman
terbaru
Unit
-
piano 8, 1
baby grand
Penjualan
Alat
Musik
-
Electone &
Keyboard 12
buah
-
Gitar :
80 buah
guitar
electric
84 buah gitar
akustik,
terbagi dalam
beberapa rak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
147 3 rak
bertingkat @
kap. 28
gitar
@ 3 m x 0,4 m
Flow 30 %
= 17,75 m² ≈ 18 m²
1 set drum @
3,6 m², 1 set
bass @ 0,92 m
x 0,19 m, 40
cymbals dalam
2 rak @ 0,5
m x l,5 m,
perkusi asumsi
8 m²
Flow 20 %
Luas = (10 x 3,6) + ( 8 x 0,92 x
0,19) + (2 x 0,5 x 1,5) + 8 = 36 +
1,4 + 1,5 + 8 = 46,9 m²
Flow = 20 % x 46,9
= 9,38 m²
Luas Penjualan Alat Musik
Pukul
= 46,9 + 9,38
= 56,28 m² ≈ 57 m²
akustik
2 rak ganda
@ kap. 10
gitar elektrik
2 rak tunggal @
kap. 10 gitar
elektrik
-
10 set drum,
8 bass, 40
cymbals,
beberapa
perkusi
-
Alat musik
tiup :
6 Saxophone
(3type), 10
buah brass (5
type), 2 buah
tuba (2type)
diletakkan
dalam 1
lemari kaca
-
-
Alat musik
gesek :
6 buah biola,
3 cello, 2
bass violin
Bass
diletakkan
dalam 1
lemari kaca,
cello
diletakkan
dalam rak.
Aksesoris
instrument
elektronik
dalam 5
lemari
1 lemari kaca
2 m x 0,4 m x
2 m = 1,6 m²
Luas Penjualan Alat Musik Tiup
= 1,6 m² = 2 m²
Biola dan Bass
diletakkan
masing –
masing dalam
1 lemari kaca
2 m x 0,4 m x
2m
Cello
diletakkan
dalam 1 rak 2
m x 1,25m x 2
m
Flow 20 %
Luas = (2 x 2 x 0,4 x 2) + (2 x
1,25 x 2) = 8,2 m²
Flow = 20 % x 8,2
= 1,64 m²
Luas Penjualan Alat Musik
Gesek
= 8,2 + 1,64
= 9,84 m² ≈ 10 m²
1 rak lemari
kaca 2 m x 0,4
m x 1,25 m
Luas = 5 x (2 x 0,4 x 1,25) = 5
m²
Flow = 30 % x 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
148 Flow 30 %
-
Unit
Penjualan
Alat Tata
Suara
-
Aksesoris
instrument
akustik
dalam 3 rak
kaca
Peralatan
kontrol /
mixer,
amplifier dan
equalizer
Diletakkan
dalam 5 rak
1 rak lemari
kaca 2 m x 0,4
m x 1,25 m
Flow 30 %
= 1,5 m²
Luas Penjualan Aksesoris
Elektronik
= 5 + 1,5
= 6,5 m² ≈ 7 m²
Luas = 3 x (2 x 0,4 x 1,25) = 3
m²
Flow = 30 % x 3
= 0,9 m²
Luas Penjualan Aksesoris
Akustik
= 3 + 0,9
= 3,9 m² ≈ 4 m²
1 rak = 2 m x
0,8 m x 1,5 m
Luas = 5 x (2 x 0,8 x 1,5) = 12
m²
Flow 30%
Flow = 30 % x 12
= 3,6 m²
Luas Penjualan Peralatan
= 12 + 3,6
= 15,6 m² ≈ 16 m²
-
Box kontrol
20 buah
Box kontrol @
0,6 m x 0,3 m
x 0,75 m
Flow 20 %
Luas = 20 x (0,6 x 0,3 x 0,75) =
2,7 m²
Flow = 20 % x 2,7
= 0,54 m²
Luas Penjualan Box Kontrol
= 2,7 + 0,54
= 3,24 m² ≈ 4 m²
-
Box speaker
20 buah dan
2 rak kaca
untuk
speaker
belum
terpasang
Box speaker
@ 0,75 m x
0,4 m x 1 m
Luas = (20 x 0,75 x 0,4 x 1) + (2
x 1,5 x 0,5 x 1,25)
Rak kaca
untuk speaker
belum
terpasang 1,5
m x 0,5 m x
1,25 m
= 7,9 m²
Flow 20 %
= 7,9 + 1,58
Flow = 20 % x 7,9
= 1,58 m²
Luas Penjualan Box Speaker
commit to user
30 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
149 = 9,48 m² ≈ 10 m²
Unit
Penjualan
Rekaman
Musik
-
-
Unit Kaset
Rak kaset +
rak yang lain
Unit CD
Unit VCD
dan DVD
Rak kaset +
rak yang lain,
asumsi = 18
m²
Luas = 18 + 18 + 18
54 m²
= 54 m²
Unit CD = 18
m²
Unit VCD dan
DVD 18 m²
Unit
Penjualan
Buku –
Buku
Musik
Kapasitas 1000
buku yang terbagi
dalam rak – rak,
tiap rak berisi 50
buku
Tiap rak @
1,25 m x 0,6m
x 1,2 m
Flow 50 %
Jadi terdapat 20
rak
Luas = 20 x (1,25 x 0,6 x 1,2) =
18 m²
27 m²
Flow = 50 % x 18
= 9 m²
Luas Penjualan Buku Musik
= 18 + 9 = 27 m²
Pengepaka
n Barang
Asumsi = 6 m²
Luas = 6 m²
6 m²
Kasir
Asumsi = 4 m²
Luas = 4 m²
4 m²
Total luas area fasilitas Informasi dan Promosi
896 m²
Tabel V. 4
Besaran Ruang Kelompok Ruang Informasi
& Promosi
d. Kelompok Ruang Pengelolaan
Ruang
R. Penerimaan
- Resepsionis &
Administrasi
- Lobby / R. Tunggu
Kapasitas
Standard
Perhitungan
3
2,75 m2 / orang
Luas = 3 x 2,75
= 8,25 m² = 9 m²
15 %
pengguna
10 pengguna
Flow 50 %
1,2 m2/ orang
Luas = 1,2 x (15 % x
10)
= 1,8 m²
Flow = 50 % x 1,8 =
0,9 m²
Luas Lobby / R.
Tunggu
= 1,8 + 0,9 = 2,7 m² ≈ 3
m²
commit to user
Luas
12 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
150 R. General Manager
R. Manager Pendidikan
R. Staff Pendidikan
R. Manager
Pertunjukkan
R. Staff Pertunjukkan
R. Staff
Administrasi
Pertunjukkan
R. Manager Informasi
dan Promosi
R. Staff Informasi dan
Promosi
1 orang
1 orang
4 orang
1 orang
25 m² / orang
15 m² / orang
4 m² / orang
15 m² / orang
Luas = 1 x 25 = 25 m2
Luas = 1 x 15 = 15 m²
Luas = 4 x 4 = 16 m²
Luas = 1 x 15 = 15 m²
25 m²
15 m²
16 m²
15 m²
4 orang'.
2 orang
4 m² / orang
4 m² / orang
Luas = 4 x 4 = 16 m²
Luas = 2 x 4 = 8 m²
16 m²
8 m²
1 orang
15 m² / orang
Luas = 1 x 15 = 15 m²
15 m²
4 orang
4 m² / orang
Luas = 4 x 4 = 16 m²
16 m²
15 m² / orang
Luas = 1 x 15 = 15 m²
15 m²
4 m² / orang
Luas = 4 x 4 = 16 m²
16 m²
2 orang
4 orang
3 orang
1 orang
4 m² / orang
4 m² / orang
4 m² / orang
15 m² / orang
Luas = 2 x 4 = 8 m²
Luas = 4 x 4 = 16 m²
Luas = 3 x 4 = 12 m²
Luas = 1 x 15 = 15 m²
8 m²
16 m²
12 m²
15 m²
4 orang
3 set komputer
4 m² / orang
2,5 m² tiap meja
computer dan
operator
Flow 30 %
16 m²
10 m²
20 orang
1,5 m² / orang
Luas = 4 x 4 = 16 m²
Luas = 3 x 2,5 = 7,5 m²
Flow = 30 % x 7,5 =
2,25 m²
Luas R. Komputer
= 7,5 + 2,25 = 9,75 m²
≈ 10 m²
Luas = 3,5 m² ≈ 4 m²
Luas = 20 x 1,5 = 30 m²
50 orang
1 wc / 10 orang
2 m² / wc
0,6 m² /
washtafel
0,6 m² / urinoir
Flow 20 %
50 orang
1 wc / 10 orang
2 m² / wc
0,6 m² /
washtafel
Flow 20 %
R. Manager Bidang
Umum
1 orang
R. Staff Administrasi
4 orang
R. Staff Personalia
R. Staff Security
R. Staff Rumah Tangga
R. Manager Bagian
Teknik
R. Staff Bagian Teknik
R. Komputer
R. Arsip
R. Rapat
Lavatory
- Pria
-
Wanita
commit to user
5 wc : 5 x 2 = 10 m²
5 washtafel : 5 x 0,6 = 3
m²
5 urinoir : 5 x 0,6 = 3
m²
Luas = 10 + 3 + 3 = 16
m²
Flow = 20 % x 16 = 3,2
m²
Luas Lavatory Pria
= 16 + 3,2
= 19,2 m² ≈ 20 m²
5 wc : 5 x 2 = 10 m²
5 washtafel : 5 x 0,6 = 3
m²
Luas = 10 + 3 = 13 m²
Flow = 20 % x 13 = 2,6
m²
Luas Lavatory Pria
4 m²
30 m²
36 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
151 = 13 + 2,6
= 15,6 m² ≈ 16 m²
Total Luas Area Kelompok Ruang Pengelolaan
316 m²
Tabel V. 5
Besaran Ruang Kelompok Ruang
Pengelolaan
e. Kelompok Ruang Service / Penunjang
Ruang
Lift
- Lift Orang
Kapasitas
-
Lift
Barang
Musholla
- R. Ibadah
- R. Wudhu
Lavatory
- Wanita
Standard
Perhitungan
(3,5 x 2,7) m²
4 lift
Luas = 4 x (3,5 x 2,7)
= 37,8 m² ≈ 38 m²
20 orang /
beban
angkut 1500 kg
1 unit
Standar : 1 lift
(2,3 x 2,5)
Luas = 1 x (2,3 x 2,5)
10 orang
4 unit
0,6 m2 / org
r. imam 2 m2
Luas = 2 + (10 x 0,6) = 8
m²
Luas Seluruh R. Ibadah
= 4 x 8 = 32 m²
44 m²
= 5,75 m² ≈ 6 m²
48 m²
Luas 1 m2 / pancuran,
Luas = 1 x 4 = 4 m²
Luas 4 unit = 4 x 4 = 16 m²
2 pancuran
untuk wanita
2 pancuran
untuk pria
5 orang
Luas
2 m² / wc
0,6 m² / washtafel
Flow 20 %
wc : 1 x 2 = 2 m²
washtafel : 1 x 0,6 = 0,6 m²
Luas = 2 + 0,6 = 2,6 m²
Flow = 20 % x 2,6 = 0,52
m²
Luas Lavatory Wanita
= 2,6 + 0,52
= 3,12 m² ≈ 4 m²
2 m² / wc
0,6 m² / washtafel
0,6 m² / urinoir
Flow 20 %
wc : 1 x 2 = 2 m²
washtafel : 1 x 0,6 = 0,6 m²
urinoir : 2 x 0,6 = 1,2 m²
Luas = 2 + 0,6 + 1,2 = 3,8
m²
Flow = 20 % x 3,8 = 0,76
m²
Luas Lavatory Pria
= 3,8 + 0,76
= 4,56 m² ≈ 5 m²
9 m²
5 orang
-
Pria
Cafetaria
- R. Makan
- Kasir
1 orang
2,75 m² / orang
commit to user
Luas = 200 m²
Luas = 1 x 2,75
274 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
152 -
Pantry
Dapur
R.
Administra
si
R. Staff
Pelayanan
Lavatory
1 orang
3 orang
Asumsi = 9 m²
-
-
- Gudang
R. Utilitas / ME
R. Genset
Asumsi = 8 m²
Asumsi = 24 m²
Wanita
5 orang
Pria
5 orang
1 unit
2 orang
2 m² / wc
0,6 m² / washtafel
Flow 20 %
2 m² / wc
0,6 m² / washtafel
0,6 m² / urinoir
Flow 20 %
= 2,75 m² ≈ 3 m²
Luas = 8 m²
Luas = 24 m²
Luas = 8 m²
Luas = 9 m²
wc : 2 x 2 = 4 m²
washtafel : 1 x 0,6 = 0,6 m²
Luas = 4 + 0,6 = 4,6 m²
Flow = 20 % x 4,6 = 0,92
m²
Luas Lavatory Wanita
= 4,6 + 0,92
= 5,52 m² ≈ 6 m²
wc : 2 x 2 = 4 m²
washtafel : 1 x 0,6 = 0,6 m²
urinoir : 2 x 0,6 = 1,2 m²
Luas = 4 + 0,6 + 1,2 = 5,8
m²
Flow = 20 % x 5,8 = 1,16
m²
Luas Lavatory Wanita
= 5,8 + 1,16
= 6,96 m² ≈ 7 m²
Asumsi = 9 m²
Luas = 9 m²
Asumsi :
1 unit genset
kapasitas 1000 KVA
Luas = 60 m²
60 m²
Luas = 9 m²
9 m²
Luas = 32 + (5 x 9) = 77
m²
77 m²
50 m²
R. Trafo
1 unit
R. Panel Listrik
1 panel utama
1 unit panel
pembagi di tiap
lantai
3 – 5 lantai
1 unit per lantai
3 – 5 lantai
Asumsi :
Panel Utama = 32
m²
Panel Distribusi = 9
m²
6,25 m² / unit
Flow 50 %
1 unit
1 unit
Asumsi = 72 m²
Asumsi = 30 m²
Luas per unit = 6,25 m²
Flow = 50 % x 6,25 =
3,125 m²
Luas = 6,25 + 3,125 =
9,375 m² ≈ 10 m²
Luas Keseluruhan R. AHU
= 5 x 10 = 50 m²
Luas = 72 m²
Luas = 30 m²
1 unit
Asumsi = 32 m²
Luas = 32 m²
32 m²
1 unit
1 unit
Asumsi = 24 m²
Asumsi = 9 m²
Asumsi = 9 m²
Asumsi = 6 m²
Luas = 24 m²
Luas = 9 m²
Luas = 9 m²
Luas = 6 m²
24 m²
9 m²
9 m²
6 m²
753 m²
Ruang AHU
Ruang Chiller
Ruang Ground
Reservoir dan
Pompa Air
R. Water
Treatment
Tangki Air
R. Kontrol
R. Sampah
Gudang
Total
commit to user
72 m²
30 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
153 Area Parkir
Area Parkir
Mobil Siswa
50 orang
Area Parkir
Motor Siswa
250 motor
Area parkir
mobil
pengunjung
300 orang
Area parkir
motor
pengunjung
Area parkir
mobil
pengelola dan
pengajar
Area parkir
motor
pengelola dan
pengajar
Area Parkir
Mobil Crew
dan Artis
700 orang
Parkir bus
2 bus
Parkir Service
1 truk
30 orang
75 orang
50 orang
Asumsi density : 1
orang/mobil = 50
mobil
10 m²/unit
Asumsi density : 1
orang/motor = 250
motor
2 m²/unit
Asumsi density :
2 orang/mobil = 150
mobil
10 m²/unit
Asumsi density : 2
orang/motor = 2
m²/unit
Asumsi density : 1
orang/mobil = 30
mobil
10 m²/unit
Asumsi density :
1 orang/motor = 75
motor
2 m²/unit
Asumsi density : 4
orang/mobil = 13
mobil
10 m²/unit
35 m²/unit
Flow 50 %
Standard = 50
m²/unit
Luas = 50 x 10 = 500 m²
500 m²
Luas = 250 x 2 = 500 m²
500 m²
Luas = 150 x 10 = 1500
m²
1500 m²
Luas = 350 x 2 = 700 m²
700 m²
Luas = 30 x 10 = 300 m²
300 m²
Luas = 75 x 2 = 150 m²
150 m²
Luas = 13 x 10 = 130 m²
130 m²
1 X 35 = 35 m²
Flow 50 % = 50 % x 35 =
17,5 m²
Luas = 17,5 + 35 = 52,5
m²
Luas total = 2 x 52,5 =
105 m²
Luas = 50 m²
105 m²
Total luas area parkir
Total Luas Area Kelompok Ruang Service / Penunjang
50 m²
3935 m²
4688 m²
Tabel V. 6
Besaran Ruang Kelompok Ruang Service / Penunjang
1.5.3
Total Kebutuhan Luas Ruang dan Luas Tapak Minimal
Total Kebutuhan Luas Ruang dan Luas Tapak Minimal adalah sebagai berikut :
No.
1.
2.
3.
Jenis Kelompok Ruang
Kebutuhan Luas
Seluruh Lantai (m²)
Kelompok Ruang Pendidikan
Kelompok Ruang Pertunjukkan
Kelompok Ruang Promosi &
3720 m²
3270 m²
896 m²
commit to user
Rencana
Jumlah
Lantai
5
2
1
Luas Lantai Dasar
Minimal (m²)
744 m²
1635 m²
896 m²
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
154 Informasi
Kelompok Ruang Pengelolaan
Kelompok Ruang Service /
Penunjang
4.
5.
Total luas
316 m²
4688 m²
1
Menyebar
di beberapa
zona
12.890 m²
316 m²
4688 m²
8279 m²
Tabel V. 7
Total Kebutuhan Luas Ruang & Luas Tapak Minimal
Luas lantai dasar terbagi dalam :
•
Luas daerah terbuka & parkir = 4880 m²
•
Luas daerah terbangun = 6800 m²
•
Sirkulasi daerah terbangun (20%) = 20/100 x 6100 = 1360 m²
Luas lantai dasar minimal = 13.040 m² → 14.000 m²
Tabel V. 7
KDB 60 % = 60/100
14.000 =Luas
8400Ruang
m² dan Luas Lantai Dasar Minimal
Total xKebutuhan
Luas tapak minimal = 14.000 + 8400 = 22.400 m²
1.6 Pola Hubungan Ruang
Tujuan : Mendapatkan pola hubungan ruang Pusat Pendidikan Musik
Dasar Pertimbangan :
a.) Proses kegiatan keseluruhan dan tiap – tiap unit kegiatan
b.) Pengelompokkan fungsi ruang
c.) Tuntutan dan persyaratan ruang
d.) Sifat dan karakter ruang
¾ Pola Hubungan Ruang Makro
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis Kelompok Ruang
Kelompok Ruang Pendidikan
Kelompok Ruang Pertunjukkan
Kelompok Ruang Promosi & Informasi
Kelompok Ruang Pengelolaan
Kelompok Ruang Penunjang / Service
Tabel V. 8
Jenis Kelompok Ruang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
155 Diagram Bubble Makro
1
5
Ket :
Hubungan Erat
2
Hubungan Kurang Erat
4
3
Skema V. 16
Pola Hubungan Ruang Makro
¾ Pola Hubungan Ruang Mikro
Pola Hubungan Ruang Mikro merupakan pola hubungan antar fungsi
di setiap zona fungsi kelompok ruang.
a. Pola Hubungan Kelompok Ruang Pendidikan Musik
No. Ruang
1.
Hall
Recepsionist
Lobby
Plaza
2.
Perpustakaan
R. Sirkulasi & Informasi
Penitipan Barang
R. Katalog
R. Koleksi
R. Referensi
R. Baca
R. Audio Visual
R. Kurator
3.
R. Kelas Musik Anak Usia 2 – 4 tahun
4.
R. Kelas Musik Anak Usia 4 – 5 tahun
5.
R. Teori Anak Usia 6 – 12 tahun
R. Praktek Vokal
R. Praktek Piano
R. Praktek Electone
R. Praktek Keyboard
R. Praktek Instrumen Petik
R. Praktek Instrumen Gesek
R. Praktek Drum
R. Praktek Instrumen Tiup
commit to user
2
3
1
4
9
8
5
7
6
Skema V. 17
Pola Hubungan Kelompok Ruang
Ket :
Hubungan Erat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
156 6.
7.
8.
9.
R. Praktek Instrumen Perkusi
R. Praktek Gamelan
R. Praktek Orkestra
R. Praktek Ensembel
R. Teori Anak Usia 12 tahun ke atas
R. Praktek Vokal
R. Praktek Piano
R. Praktek Electone
R. Praktek Keyboard
R. Praktek Instrumen Petik
R. Praktek Instrumen Gesek
R. Praktek Drum
R. Praktek Instrumen Tiup
R. Praktek Instrumen Perkusi
R. Praktek Gamelan
R. Praktek Keroncong
R. Praktek Orkestra
R. Praktek Ensembel
R. Staff Pengajar
R. Pimpinan Bag. Pendidikan
R. Staff administrasi
R. Rapat
R. Arsip
R. Tunggu Tamu
R. Alat Musik Siswa
R. Alat Musik Pengajar
Lavatory
Musholla & T. Wudlu
Gudang
Tabel V. 9
Kelompok Ruang Pendidikan Musik
b. Pola Hubungan Ruang Kelompok Ruang Pertunjukkan
No. Ruang
1.
R. Persiapan Menonton
Hall
Lounge
Loket
R. Recepsionist
R. Security
Lavatory
2.
R. Persiapan Pertunjukkan
Hall
R. Tunggu Pemain
R. Instirahat
R. Latihan
R. Manager Group
R. Rias Pria & R. Rias wanita
R. Ganti Pria & R. ganti Wanita
R. Rapat / Diskusi
commit to user
1
2
3
Skema V. 18
Pola Hubungan Kelompok Ruang
Ket :
Hubungan Erat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
157 3.
R. Wartawan
Lavatory
Gudang Kostum, Gudang
Perlengkapan
Bengkel Kerja / Tata Pentas
Area Bongkar Muat
Ruang Pertunjukkan
R. Audience
Panggung
R. Staff
R. Tunggu
R. Kontrol
R. Proyektor
R. Rekaman
R. Simpan Peralatan
Tabel V. 10
Kelompok Ruang Pertunjukkan Musik
c. Pola Hubungan Ruang Kelompok Ruang Informasi dan Promosi
No. Ruang
1.
Penyedia Jasa Musik
Studio Musik
Studio Rekaman
R. Kontrol & Mixing
Listening Lab
2.
Penyedia Jasa Informasi
R. Pameran
Etalase
R. Seminar
R. Internet
3.
Penyedia Jasa Penjualan
Unit Penjualan Alat Musik
Unit Penjualan Alat Tata Suara
Unit Penjualan Rekaman Musik
Unit Penjualan Buku – Buku Musik
Pengepakan Barang
Kasir
Tabel V. 11
Kelompok Ruang Informasi & Promosi
commit to user
1
2
3
Skema V. 19
Pola Hubungan Kelompok Ruang
Informasi & Promosi
Ket :
Hubungan Erat
Hubungan Kurang Erat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
158 d. Pola Hubungan Ruang Kelompok Ruang Pengelola
No. Ruang
1.
R. Penerimaan
Recepsionist &Administrasi
Lobby / R. Tunggu
2.
R. General Manager
R. Manager Pendidikan
R. Manager Pertunjukkan
R. Manager Informasi & Promosi
R. Manager Bagian Umum
R. Manager Bagian Teknik
3.
R. Staff Pendidikan
R. Staff Pertunjukkan
R. Staff Informasi & Promosi
R. Staff Administrasi
R. Staff Personalia
R. Staff Security
R. Staff Rumah Tangga
R. Staff bagian Teknik
4.
R. Komputer
R. Arsip
R. Rapat
5.
Lavatory
1
5
2
4
3
Skema V. 20
Pola Hubungan Kelompok Ruang
Pengelola
Ket :
Hubungan Erat
Tabel V. 12
Kelompok Ruang Pengelola
e. Pola Hubungan Ruang Kelompok Ruang Penunjang / Service
No. Ruang
1.
Lift
2.
Musholla
Lavatory
R. P3K
Cafetaria
3.
R. Genset
R. Trafo
R. Panel Listrik
R. AHU
R. Chiller
R. Ground Reservoir & Pompa Air
R. Water Treatment
Tangki Air
R. Kontrol
R. Sampah
Gudang
4.
Parkir Siswa
Parkir Pengelola
Parkir Pengunjung
Parkir Service
commit to user
Tabel V. 13
Kelompok Ruang Penunjang / Service
2
1
3
4
Skema V. 21
Pola Hubungan Kelompok Ruang
Penunjang / Service
Ket :
Hubungan Erat
Hubungan Kurang Erat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
159 2. Analisa Penentuan Konsep Lokasi dan Site
2.1 Analisa Penentuan Lokasi
Tujuan : Untuk menentukan lokasi yang berpotensi sebagai wadah pusat
pendidikan musik dan penyedian jasa musik di Surakarta.
Dasar Pertimbangan :
a. Lokasi yang strategis yaitu merupakan area yang mudah diakses oleh
pengguna dan terletak di area yang berpotensi dalam penyediaan fasilitas
pendidikan dan penyediaan jasa khususnya dalam bidang musik.
b. Lokasi dengan lingkingan yang memungkinkan bagi pengembangan fungsi
bangunan baik pada masa kini ataupun pada masa mendatang.
c. Dekat dengan segmen pengguna yang dituju, yaitu lokasi yang dekat
dengan kawasan permukiman penduduk.
d. Lokasi yang terletak di sekitar pusat kota yang dapat mendukung fungsi
bangunan sebagai salah satu pusat pendidikan dan penyedia jasa di bidang
musik.
e. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung, seperti tersedianya
sarana utilitas kota yang memadai.
Alternatif Pemilihan Lokasi :
Alternatif B
Alternatif A
commit to user
Gambar V. 1
Peta Wilayah Surakarta
(Sumber : http://lintassolo.wordpress.com)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
160 Analisa Lokasi :
a.) Alternatif A
Lokasi : Berada di sepanjang Jalan Slamet Riyadi yang merupakan pusat
Kota Solo
Beberapa potensi di kawasan A, yaitu :
•
Merupakan pusat kota Solo
•
Terletak di Jalan utama Kota Solo yang cukup ramai dilalui orang dan
juga terdapat angkutan umum yang melewatinya, serta dapat di akses
oleh berbagai macam kendaraan.
•
Terletak di kawasan yang merupakan sarana bisnis dan penyedia jasa.
•
Cukup dekat dengan pemukiman penduduk.
•
Tersedia sarana dan prasarana lingkungan kota yang lengkap.
b.) Alternatif B
Lokasi : Berada di sekitar kawasan Manahan, yaitu di sepanjang jalan Adi
Sucipto.
Beberapa potensi di kawasan B, yaitu :
•
Merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan pendidikan
sekaligus sebagai kawasan komersial jasa.
•
Lokasi site terletak pada daerah yang strategis, yaitu merupakan salah
satu jalur masuk Kota Solo dari arah Jogjakarta, Semarang, dan dari
arah Bandara Internasional Adi Sumarmo, Solo.
•
Terletak di jalan yang dapat diakses oleh berbagai macam kendaraan
dan juga dilewati oleh kendaraan umum.
•
Terletak di area yang dekat dengan permukiman penduduk terutama
penduduk dengan tingkat ekonomi menengah keatas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
161 •
Tersedia sarana dan prasarana lingkungan kota yang lengkap.
Penentuan Lokasi :
Berdasarkan dasar pertimbangan penentuan lokasi diatas, di dapatkan
lokasi yang memenuhi kriteria adalah lokasi yang berada di sekitar kawasan
Manahan atau di sepanjang jalan Adi Sucipto, Surakarta. Lokasi ini dipilih
karena memiliki keunggulan lain di bandingkan lokasi yang terdapat di
sepanjang Jl. Slamet Riyadi karena pada lokasi di sekitar Manahan merupakan
kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan pendidikan sekaligus komersial
jasa, serta di sekitar kawasan ini terdapat banyak perumahan dan rumah
penduduk yang merupakan segmen pengguna yang di tuju.
2.2 Analisa Penentuan Site
Tujuan : Untuk mendapatkan site yang sesuai pada kawasan lokasi yang sudah
dipilih untuk bangunan Pusat Pendidikan Musik.
Dasar Pertimbangan :
•
Site terletak pada daerah yang strategis, yaitu merupakan salah satu jalur
masuk Kota Solo dari arah Jogjakarta, Semarang, dan dari arah Bandara
Internasional Adi Sumarmo, Solo.
•
Site sebaiknya terletak di kawasan dimana dapat memperkuat image
kawasan.
•
Terletak di jalan yang dapat diakses oleh berbagai macam kendaraan dan
juga dilewati oleh kendaraan umum.
•
Terletak di area yang dekat dengan permukiman penduduk sebagai segmen
pengguna yang dituju.
•
Tersedia sarana dan prasarana lingkungan kota yang lengkap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
162 Dari dasar pertimbangan diatas, terdapat dua alternative site yang terpilih,
yaitu :
a. Alternatif 1 :
Site terletak di sebelah jalan Perumahan Fajar Indah, yang pada saat ini
terdapat beberapa bangunan komersil penyedia jasa.
Alternatif 1
Gambar V. 2
Lokasi Alternatif Site 1
(Sumber : Google Earth)
b. Alternatif 2
Site terletak di depan SMA Ursulin yang berupa lahan kosong
Alternatif 2
Gambar V. 3
commit
to user
Lokasi Alternatif Site 2
(Sumber : Google Earth)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
163 Berdasarkan kriteria dasar pertimbangan, site yang terpilih adalah site
yang berada dekat dengan jalan ke kawasan perumahan Fajar Indah, yaitu tepat
di perempatan lampu merah Batik Semar.
Adapun Eksisting Site adalah sebagai berikut :
-
Site berukuran ± 26.000 m²
-
Site Berada di Jl. Adi Sucipto, Surakarta.
-
Site terletak di perempatan jalan, dimana di depannya terdapat Jl. Adi
Sucipto dan di samping kanan site terdapat jalan menuju perumahan Fajar
Indah, dan di samping kanannya terdapat jalan lingkungan.
-
Lingkungan di sekitarnya berupa kawasan permukiman, pendidikan,
bisnis, dan penyedia jasa.
-
Lokasi site yang strategis, dimana memiliki sarana dan prasarana kota
yang lengkap serta memiliki kemudahan akses dimana dapat di akses oleh
berbagai kendaraan dan juga terdapat kendaraan umum yang melewatinya.
Batas Site :
Timur : Pemukiman dan jalan lingkungan
Barat : Jl. Perumahan Fajar Indah dan Hailai
Utara : Perumahan Fajar Indah
Selatan : Jl Adi Sucipto, toko, ruko
Peraturan Bangunan :
-
Building Coverage (BC) max 60 %
-
GSB ½ lebar jalan, lebar jalan utama = 12 m, lebar jalan lingkungan = 6 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
164 2. Analisa Site
3.1 Analisa Pencapaian
Tujuan : Mendapatkan perletakkan entrance ke dalam site yang sesuai serta
mendapatkan pola sirkulasi dalam site yang sesuai.
Dasar Pertimbangan :
a. Mudah dicapai dari jalan utama kendaraan.
b. Mudah dilihat dan dikenali oleh pengguna bangunan ataupun pengunjung.
c. Aspek kenyamanan dan keamanan dalam mencapai atau menuju site.
d. Tidak mengganggu aktivitas pengguna kendaraan lainnya ataupun pejalan
kaki.
Analisa :
Gambar V. 4
Analisa Pencapaian
(Sumber : Dokumen Pribadi)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
165 Kondisi Eksisting dan Analisa :
•
Sebelah Selatan site terdapat jalan Adi Sucipto yang memiliki lebar ± 16
m dan memiliki jalur rambat ± 4 m. Jalan Adi Sucipto merupakan jalan 2
arah yang dilewati oleh berbagai jenis kendaraan dari mulai kendaraan
beroda dua hingga kendaraan berukuran besar seperti truck. Jalan ini
dilewati oleh kendaraan umum baik seperti bus dalam kota maupun bus –
bus antar kota dan provinsi terutama bus – bus besar kearah Jogja yang
menyebabkan jalan ini sangat ramai oleh kendaraan.
•
Di samping kanan atau sebelah barat dari site ini terdapat Jl. Perumahan
Fajar Indah yang memiliki lebar ± 6 m. Jalan ini biasanya banyak dilalui
oleh kendaraan – kendaraan pribadi seperti motor dan mobil pribadi.
Karena jalan ini merupakan jalur utama untuk masuk ke perumahan Fajar
Indah maka jalan ini tidak terlalu ramai oleh kendaraan karena memasuki
kawasan perumahan.
•
Jalur Rambat yang terdapat di sisi selatan site biasanya dilalui oleh
kendaraan seperti motor atau mobil yang ingin menepi, becak, dan para
pejalan kaki.
•
Terdapat lampu merah di dekat site karena site terletak di perempatan.
Hasil Analisa :
•
Jl. Adi Sucipto merupakan jalan utama dan banyak dilalui oleh kendaraan
pribadi serta kendaraan umum sehingga sebagian besar pengguna akan
datang menuju site dari jalan ini. Maka pada sisi selatan site berpotensi
untuk diletakkan Main Entrance (ME) In dan Out untuk pengunjung
bangunan.
•
Pada Jl. Perumahan Fajar Indah yang terdapat di sisi barat site berpotensi
untuk dijadikan Side Entance (SE) In dan Out terutama ditujukan bagi
pengunjung bangunan dari arah perumahan Fajar Indah. Pada bagian ujung
sisi barat site berpotensi untuk diletakkan pintu akses bagi service.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
166 •
Padaa sisi utara siite yang terddapat jalan lingkungan
l
p
perumahan
F
Fajar
Indah
tidakk dibuat akkses menujuu site untuuk mendukuung aspek keamanan
bang
gunan dimanna salah saatu kegiatann utamanya merupakan bangunan
sekolah non form
mal, sehinggga sebisa muungkin tidak terdapat bannyak akses
keluaar masuk yang dapatt berpengarruh pada aaspek keam
manan dari
siswaanya.
•
Jalurr rambat paada sisi sellatan site digunakan
d
ssebagai poteensi untuk
menaambah aspeek keamanann dan keny
yamanan penngunjung ketika
k
akan
mem
masuki entrannce site.
•
Perlu
unya pembeerian jarak pperletakkan entrance daari lampu merah
m
yang
terdaapat di dekat site untuuk aspek keeamanan peengunjung yang
y
ingin
mem
masuki site dan keamaanan dan kenyamanan
k
pengguna kendaraan
lainnnya.
Gamb
bar V. 5
Hasil Analisa Pencapaian
((Sumber : Dok
kumen Pribad
di)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
167 33.2 Analisa View dan Orientasi
O
Tujuan : Mendapatkkan arah view
w dan orientaasi site untukk mendukunng fungsi di
dalamnyya.
Dasar Peertimbangann :
a. Pemaanfaatan view yang sudaah ada.
b. Penggkondisian view
v
yang kuurang menariik.
c. Arahh pandang dari
d
luar sitee ke dalam site dan daari dalam siite ke area
sekittarnya.
Analisa :
Gam
mbar V. 6
Analisa View
w dan Orientaasi
(Sumber : Dookumen Pribaadi)
Kondisi Eksisting daan Analisa :
•
View
w dari dalam
m site :
View
w kearah uttara : beruppa perumahhan Fajar Inndah, view ini cukup
menaarik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
168 View
w kearah selaatan : berupaa Jl. Adi Succipto, Batik Semar, dan pertokoan,
view
w kearah ini sangat
s
menaarik.
View
w kearah tim
mur : beruppa pemukim
man, view keearah ini tiddak terlalu
menaarik.
View
w kearah barat : berupa Hailai,
H
view kearah ini cuukup menariik.
•
View
w dari luar kee dalam site :
Arahh pandang dari
d
luar ke dalam site sebagian bbesar berasall dari arah
selatan site yan
ng berupa jalan – jaalan besar dan pertokkoan, serta
upakan perem
mpatan pereempatan sehiingga dianallisa banyak pandangan
meru
orangg yang lewaat dan kendaaraan yang berhenti
b
di lampu lalu lintas akan
melihhat kea rah site.
s
Arahh pandangan
n orang yanng lewat kee dalam sitte juga cuku
up banyak
berassal dari sisi barat site kkarena berbaatasan dengaan Jl. Perum
mahan Fajar
Indahh yang padaa sisi tersebuut juga terdappat lampu m
merah. Sedanngkan pada
sisi utara
u
dan tiimur site, paandangan orrang ke dalam site sanngat sedikit
karen
na berupa baangunan perrumahan dan
n permukimaan dimana tiidak terlalu
bany
yak orang yaang berlalu laalang.
Hasil Annalisa :
commit to user
Gambar V. 7
Hasil Analisa View dan Orientasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
169 •
Pada sisi selatan berpotensi sebagai arah orientasi massa bangunan dimana
arah pandangan orang yang lewat banyak berasal dari sisi ini dan
merupakan view paling menarik untuk melihat ke luar site. Selain itu,
didukung dengan adanya perletakkan main entrance pada sisi ini.
•
Pengoptimalan fasade pada sisi selatan dan dimungkinkan pembuatan
banyak bidang – bidang transparan untuk mendukung view yang menarik
ke luar site.
•
Pengolahan fasade pada sisi barat karena pada sisi tersebut cukup banyak
pandangan dari luar ke dalam site.
•
Pada sisi utara dan timur perlu ada pengolahan view.
•
Perlu pemberian view tambahan atau view buatan dalam site untuk lebih
menambah inspirasi dalam berkarya.
3.3 Analisa Noise
Tujuan : Mendapatkan kenyamanan akustik lingkungan baik dari luar ke
dalam site maupun dari dalam bangunan atau dalam site ke lingkungan
sekitarnya.
Dasar Pertimbangan :
a. Intensitas adanya kebisingan dari jalan yang berkaitan dengan seberapa
banyak jumlah kendaraan yang lewat dan seberapa sering kendaraan lewat
b. Kebisingan atau noise dari lingkungan misalnya dari bangunan – bangunan
di sekitarnya.
c. Memperhatikan lokasi site terhadap bangunan di sekitarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
170 Analisa :
Gam
mbar V. 8
Ana
alisa Noise
(Sumber : Dokumen
D
Prib
badi)
Kondisi Eksisting daan Analisa :
•
Noisse paling ban
nyak berasall dari Jl. Addi Sucipto kaarena meruppakan jalan
utam
ma yang ramaai dilalui oleeh kendaraann.
•
Padaa Jl. Perumahhan Fajar Inddah yang terrdapat di sisii barat site tiidak terlalu
ramaai sehingga noise
n
yang dditimbulkan lebih
l
rendahh.
•
Padaa sisi utara dan timur site cukup tenang karrena berupa bangunan
perum
mahan dan pemukiman.
p
Hasil Annalisa :
•
Pembberian jarakk dan tanam
man pada sisi
s
selatan dan barat site untuk
mereeduksi noise dari jalan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
171 •
Perleetakkan masssa bangunaan dengan fungsi
f
pertuunjukkan daan promosi
padaa bagian dep
pan site sehingga tidak mengganggu
m
u perumahann yang ada
di sissi utaranya.
•
Perleetakkan masssa bangunann pendidikann di sisi sitee bagian utaara, dimana
padaa massa baangunan peendidikan in
ni lebih teenang sehinngga tidak
meng
ggangu lingk
kungan peruumahan di seekitarnya.
Gamb
bar V. 9
Hasil An
nalisa Noise
((Sumber : Dok
kumen Pribad
di)
3 Zoning Site
3.4
Tujuan : Mendapatkkan zoning peenataan keloompok kegiaatan pada banngunan.
Dasar Peertimbangann :
a. Kem
mudahan penccapaian terhhadap zona yang
y
dituju
b. Pembbagian zona berdasarkann fungsi pada bangunan
c. Meruupakan hasil dari bebberapa analiisis terhadaap persyarattan ruang,
melipputi : pencappaian, kebisiingan, serta view.
v
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
172 Berdasarkan pada pertimbangan analisa yang telah dilakukan diatas maka
program ruang yang memungkinkan untuk digabung dalam satu zoning ruang adalah
ruang-ruang yang memiliki fungsi, sifat dan tuntutan yang sama. Sehingga dapat
menghasilkan fungsi bangunan Pusat Pendidikan Musik yang optimal dan
kemudahan dalam pelayanan.
Sifat Kegiatan :
•
Kegiatan Publik
Merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan konsumen,
meliputi:
•
-
Kegiatan Pementasan
-
Kegiatan Promosi dan Informasi serta Penyediaan Jasa
Kegiatan Semi Publik
Merupakan kegiatan yang masih berkaitan penting dengan konsumen dan
mempunyai sifat tak langsung, meliputi :
-
Kegiatan Pelayanan umum pada Pendidikan Musik, seperti
Perpustakaan, dll.
•
Kegiatan Privat
Merupakan kegiatan intern pada Bangunan Pusat Pendidikan Musik yang
tidak melibatkan konsumen secara langsung, meliputi :
•
-
Kegiatan Belajar Mengajar Pendidikan Musik
-
Kegiatan Pengelolaan tiap Divisi dan Pengelolaan Pusat
Kegiatan Servis
Seluruh kegiatan yang bersifat operasional bangunan. Dalam hal ini disebut
area penunjang.
Sistem Zonning :
Perlunya penetapan zoning vertikal dan horizontal untuk memisahkan fungsifungsi kegiatan yang berbeda. Zoning horizontal mendasari penempatan ruang
commit to user
Download