perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA Diajukan sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : LIBRIYA SABATINI I0207061 Dosen Pembimbing : Ir. Marsudi, MT Ir. Hari Yuliarso, MT PROGRAM PENDIDIKAN ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user i perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Pusat Pendidikan Musik di Surakarta ini dengan baik dan lancar. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa selesainya Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah SWT, atas segala Rahmat, Taufik, Hidayah dan Inayah-Nya. 2. Rasulullah Muhammad SAW, yang mengajarkan suri tauladan serta akhlak yang mulia. 3. Dr. Ir. Muhammad Muqoffa, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS. 4. Kahar Sunoko, ST, MT, selaku Ketua Prodi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS. 5. Ir. Marsudi, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir. 6. Ir. Hari Yuliarso, MT, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir. 7. Ir. Rachmadi Nugroho, MT, selaku Dosen Pembimbing Akademis. 8. Sri Yuliani, ST, M.App.Sc, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS. 9. Yosafat Winarto, ST. MT, selaku Sekertaris Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS. 10. Ir. Edi Pramono Singgih, MT., Ir. Samsudi, MT., Ir. Hardiyati, MT., Purwanto S.N, ST. MT., Fauzan A. I. ST, MT., Ir. MDE Purnomo, MT., Ir. Musyawaroh, MT., Ir. Agung Kumoro, MT., Ir. Hadi Setiyawan, MT., Avi Marlina, ST, MT., Ir. Aries Susilo, MT., Ir. M. Asngad, MT., Ir. Edi commitMT., to user Hardjanto, Ir. Bambang Triratma, Ir. Sri Hardiyatno, MT., dan Dosen iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id – Dosen lainnya di Jurusan Arsitektur FT-UNS atas segala ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang telah dibagikan selama ini. 11. Rekan–rekan angkatan 2007 Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, rekan – rekan Studio Tugas Akhir Periode 122, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan serta dukungannya dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran tentang laporan ini akan Penulis terima dengan terbuka. Akhir kata, semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi Penulis pribadi dan kita semua, Amien. Surakarta, Juli 2011 Penulis, commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung kelancaran dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini : · Rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT yang tak henti-hentinya memberikan kemudahan dalam setiap pilihan langkah.. Yang selalu ada saat aku dalam masalah.. Yang tak pernah bosan mendengarku berkeluh-kesah.. Yang banyak memberiku inspirasi setelah beribadah.. yang memberikan kecerdasan sehingga aku dapat menyerap ilmu pengetahuan…. Yang memberiku kehidupan begitu indah.. Terima kasih ya Allah atas segala anugerah........... · Terima kasih kepada Mama dan Papa ku tersayang yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta selalu mendengarkan keluh kesah dan keinginan ku…… · Untuk kakak ku yang selalu menghiburku walaupun hanya menggunakan telepon…. · Keluarga Besar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS : Staf Dosen, Pengajaran dan Pendidikan serta Mahasiswa atas ilmu dan pengalaman yang bermanfaat · Teman – Teman Studio TA Periode 122 yang berjuang sama – sama mengerjakan Tugas Akhir. · Teman – Teman yang membantu merender gambar #D yang ku buat, Firman dan Mas Ade. · Teman – Teman Arsitektur UNS Angkatan 2007. · Teman – Teman baik ku yang udah turut membantu selama masa studio, dan temen – temen satu deretan tempat duduk di studio yang konyol – konyol sehingga menghibur selama masa studio. · My Laptop yang sangat membantu ku dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. · Serta semua pihak yang Penulis tidak dapat sebutkan satu – persatu. commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK Pusat Pendidikan Musik merupakan wadah yang menampung proses pembelajaran baik secara teori maupun instrumental untuk pengembangan potensi dan bakat dari peserta didik serta sebagai wadah penyaluran bakat dan apresiasi terhadap musik. Di Surakarta peminat musik semakin meningkat. Selain itu, tempat - tempat kursus musik non formal semakin bertambah dimana wadah pembelajaran musik tersebut menempati bangunan - bangunan yang disewa yang awalnya tidak di desain sebagai bangunan dengan karakteristik dan persyaratan yang sesuai untuk menampung kegiatan musik. Perencanaan dan Perancangan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta ditujukan untuk menampung berbagai aktivitas di bidang musik, terutama aktivitas pendidikan yang berupa pendidikan nonformal yang menampung bentuk kegiatan musik yaitu kegiatan instrumental, teori, kreativitas, serta apresiasi musik. Prinsip desain dengan menggunakan penganalogian dalam arsitektur yang digunakan untuk pencerminan ekspresi karakter bangunan. Maksud penyusunan konsep perencanaan dan perancangan tugas akhir ini adalah merancang sebuah wadah pusat pendidikan dan pembelajaran, serta apresiasi musik untuk berbagai usia di Surakarta dengan penerapan analogi yang diterapkan pada bentuk bangunan dan elemen interior sebagai perwujudan karakter bangunan musik yang ingin ditampilkan dan wadah kegiatan musik yang memiliki persyaratan ruang berupa akustik ruang yang nyaman serta fleksibilitas pada ruang pertunjukan. Kata Kunci : Pendidikan, Musik, Analogi, Akustik, Fleksibilitas commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRACT Musical Education Center is a place that accommodate theoritical learning process and instrumental process to development the potentiality and talent of each students as well as a place to channelization the talent and the appreciation toward music. Peoples that is interested in music tended to increase in Surakarta. In addition, some places that used for informal music course more increase than before, where the place for that informal music course at the moment just occupy the leasehold building that did not design for building that appropriate with characterizes and conditions for musical activities. The purpose of planning and design of Musical Education Center in Surakarta is to accommodate a variety of musical activities, especially the education activities that organized as instrumental activities, theory, creativity, and appreciation toward music. The principle of the design by use of analogy in architecture to show the expressiveness character of the building. The aim of arranging planning and design concept of this thesis is to design a place for education and learning, as well as the music appreciation for a variety of age in Surakarta with the application of analogy architecture at exterior and interior elements as realization of music building character and as a musical activities place that have some space rules or conditions that is the condition of acoustic behavior in a space and the flexibility of the auditorium or concert hall. Keywords : Education, Music, Analogy, Acoustic, Flexibility. commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................................................. i Lembar Pengesahan........................................................................................................ ii Kata Pengantar .............................................................................................................. iii Ucapan Terima Kasih .................................................................................................... v Daftar Isi......................................................................................................................... vi Daftar Gambar .............................................................................................................. xii Daftar Tabel ................................................................................................................ xvii Daftar Skema ..................................................................................................... ..... xix Daftar Lampiran ......................................................................................................xxi BAB I PENDAHULUAN 1. Judul & Pemahaman Judul…………………………………………………… 1 2. Latar Belakang……………………………………………………………….. 2 2.1 Minat Masyarakat………………………………………………………… 2 2.2 Kebutuhan Wadah Pendidikan Musik di Surakarta ……………………... 5 2.3 Kondisi Wadah Pendidikan Musik di Surakarta ………………………… 6 2.4 Kondisi Persyaratan Ruang Tempat Pendidikan & Apresiasi Musik……. 7 3. Rumusan Permasalahan……………………………………………………… 8 4. Persoalan……………………………………………………………………... 9 4.1 Persoalan Fisik…………………………………………………………… 9 4.2 Persoalan Non Fisik…………………………………………………….. 10 5. Tujuan & Sasaran……..…………………………………………………….. 10 5.1 Tujuan…………………………………………………………………... 10 5.2 Sasaran………………………………………………………………….. 10 6. Lingkup & Batasan Pembahasan………….………………………………... 11 6.1 Lingkup Pembahasan………………………………………………...…. 11 commit to user 6.2 Batasan Pembahasan……………………………………………………. 11 viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. Metode Pengumpulan Data & Pembahasan……………………………….... 11 7.1 Metoda Pengumpulan Data……………………………………………... 11 7.2 Metoda Pembahasan…………………………………………………….. 12 8. Sistematika Pembahasan………….………………………………………… 12 BAB II TINJAUAN TEORI 1. Tinjauan Umum Musik……………………………………………………... 14 1.1 Definisi Musik……….…………………………………………………. 14 1.2 Aliran / Genre Musik…………………………………………………… 15 1.3 Macam – Macam Alat Musik…………………………………………… 17 1.4 Jenis Profesi / Karier di Bidang Musik…………………………………. 19 2. Pendidikan Musik………………..………………………………………….. 21 2.1 Pendidikan Secara Umum………………………………………………. 21 2.2 Jalur Pendidikan…………………………...……………………………. 21 2.3 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Sekolah Musik…………………………. 22 2.4 Konsepsi Pendidikan Musik di Sekolah………………………………… 22 2.5 Bentuk Kegiatan di Sekolah Musik……………………………………... 23 2.6 Program Pembelajaran di Sekolah Musik………………………………. 23 3. Pemahaman Analogi Dalam Arsitektur……………………………………… 27 4. Kajian Akustik Ruang……………………………………………………….. 30 4.1 Fenomena Akustik Dalam Ruang Tertutup……………………………... 31 4.2 Problem Desain Akustik Ruang……………………………………….... 34 5. Fleksibilitas Ruang…………………………………………………………... 35 6. Preseden Sekolah Musik…………………………………………………….. 39 6.1 Pendidikan Musik di Kota Solo………………………………………… 39 6.2 Pusat Pendidikan Musik di Luar Kota Solo…………………………….. 41 6.3 Pusat Pendidikan Musik di Luar Negeri………………………………... 52 7. Preseden Penerapan Analogi dalam Desain Bangunan…………………….... 58 BAB III TINJAUAN KOTA 1. Tinjauan Kota Surakarta……………………………………………………. 65 2. Rencana Perkembangan, Potensi, dan Perencanaan Kota Surakarta……….. 66 commit to user 3. Perkembangan Musik di Surakarta…………………………………………. 69 ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Gejala Perkembangan Musik di Surakarta………………………………….. 70 5. Perkembangan Pendidikan Musik di Surakarta…………………………….. 71 6. Fasilitas Musik di Surakarta………………………………………………… 74 7. Penampilan Bangunan Pendidikan Musik di Surakarta…………………….. 78 BAB IV PUSAT PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN 1. Pemahaman Pusat Pendidikan Musik di Surakarta…………………………. 81 2. Aktivitas & Pengguna Pusat Pendidikan Musik……………………………. 81 2.1 Aktivitas Pada Pusat Pendidikan Musik………………………………... 81 2.2 Pengguna Pusat Pendidikan Musik……………………………………... 82 3. Fungsi Pusat Pendidikan Musik…………………………………………….. 83 4. Status Kepemilikan…………………………………………………………. 84 5. Skala Pelayanan…………………………………………………………….. 85 6. Sasaran Pelayanan…………………………………………………………... 85 7. Prospek Pengguna Pusat Pendidikan Musik Ke Depan…………………….. 85 8. Mekanisme Keberlangsungan Terjadinya Aktivitas dalam Bangunan........... 86 9. Program Pembelajaran Pusat Pendidikan Musik...…………………………. 87 9.1 Garis Besar Program Pembelajaran…………………………………….. 87 9.2 Klasifikasi Tingkatan Program…………………………………………. 90 9.3 Materi Pengajaran………………………………………………………. 91 9.4 Jenis Kelas, Kapasitas Kelas, dan Waktu Belajar………………………. 95 10. Tujuan Program Pada Pusat Pendidikan Musik…………………………… 101 11. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan Musik……………………………… 102 12. Kriteria Pemilihan Lokasi…………………………………………………. 103 13. Kriteria Persyaratan Ruang………………………………………………... 103 14. Kriteria Bentuk dan Perletakkan Massa…………………………………… 104 15. Kriteria Penampilan Bangunan……………………………………………. 105 BAB V ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. Analisa Peruangan Pusat Pendidikan Musik………………………………. 106 commit to user 1.1 Analisa Pelaku Kegiatan………………………………………………. 109 x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1.2 Analisa Kebutuhan Ruang…………………………………………….. 108 1.3 Analisa Pola Kegiatan…………………………………………………. 113 1.4 Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang…………………………… 120 1.5 Analisa Pendekatan Besaran Ruang…………………………………… 123 1.6 Pola Hubungan Ruang…………………………………………………. 154 2. Analisa Penentuan Konsep Lokasi & Site………………………………… 159 2.1 Analisa Penentuan Lokasi……………………………………………... 159 2.2 Analisa Penentuan Site………………………………………………… 161 3. Analisa Site………………………………………………………………... 164 3.1 Analisa Pencapaian Site……………………………………………….. 164 3.2 Analisa View dan Orientasi…………………………………………… 167 3.3 Analisa Noise………………………………………………………….. 169 3.4 Zoning Site…………………………………………………………….. 171 3.5 Sirkulasi Site…………………………………………………………... 174 4. Analisa Akustik Ruang……………………………………………………. 176 4.1 Akustik Ruang Latihan Pagelaran, Ruang Band, dan kamar Latihan (Practice Room)……………………………………………………….. 178 4.2 Analisa Akustik Ruang Pertunjukkan…………………………………. 179 4.3 Analisa Akustik Pertunjukkan Terbuka (Panggung Konser Terbuka)… 180 5. Fleksibilitas Ruang Pertunjukkan…………………………………………. 181 6. Analisa Bentuk & Tampilan Bangunan…………………………………… 183 6.1 Analisa Bentuk Dasar Massa Bangunan………………………………. 183 6.2 Analisa Penampilan Bangunan………………………………………... 187 7. Analisa Sistem Struktur & Konstruksi…………………………………….. 192 7.1 Sub Struktur…………………………………………………………… 192 7.2 Super Struktur…………………………………………………………. 194 7.3 Upper Struktur………………………………………………………… 194 8. Analisa Sistem Utilitas…………………………………………………….. 196 8.1 Analisa Sistem Transportasi Dalam Bangunan………………………... 196 8.2 Analisa Sistem Jaringan Listrik……………………………………….. 196 8.3 Analisa Sistem Komunikasi………………………………………….... 197 8.4 Analisa Sistem Jaringan Air Bersih…………………………………… 198 commit to user xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8.5 Analisa Sistem Jaringan Air Kotor……………………………………. 198 8.6 Analisa Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran………………….. 199 8.7 Analisa Sistem Jaringan AC…………………………………………… 199 8.8 Analisa Sistem Penangkal Petir……………………………………….. 200 BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA 1. Konsep Peruangan Pusat Pendidikan Musik………………………………. 201 1.1 Pengelompokkan Zona Ruang Kegiatan……………………………..... 201 1.2 Jenis dan Besaran Ruang………………………………………………. 201 2. Konsep Pengolahan Site Pusat Pendidikan Musik………………………… 209 2.1 Konsep Pengolahan Site Eksisting…………………………………….. 209 2.2 Konsep Penataan Massa……………………………………………….. 212 2.3 Konsep Sirkulasi………………………………………………………. 214 3. Konsep Bentuk Dasar Massa……………………………………………… 216 4. Konsep tampilan Bangunan……………………………………………….. 218 4.1 Konsep Tampilan Eksterior Bangunan……………………………....... 218 4.2 Konsep Tampilan Interior Bangunan………………………………….. 222 5. Konsep Akustik Pusat Pendidikan Musik…………………………………. 224 5.1 Akustik Ruang Latihan Pagelaran, Ruang Band, dan Kamar Latihan… 225 5.2 Akustik Ruang Pertunjukkan………………………………………….. 227 5.3 Akustik Pertunjukkan Terbuka………………………………………... 229 6. Konsep Fleksibilitas Ruang Pertunjukkan Pada Pusat Pendidikan Musik… 230 6.1 Bentuk dan Layout Ruang……………………………………………... 230 6.2 Penggunaan Pembatas Dinding dan Perabot Yang Fleksibel…………. 232 7. Konsep Sistem Struktur & Konstruksi…………………………………….. 235 7.1 Sub Struktur…………………………………………………………… 235 7.2 Super Struktur…………………………………………………………. 236 7.3 Upper Struktur…………………………………………………………. 236 8. Konsep Sistem Utilitas…………………………………………………….. 237 8.1 Sistem Transportasi dalam Bangunan…………………………………. 237 8.2 Sistem Jaringan Listrik………………………………………………… 237 8.3 Sistem Komunikasi……………………………………………………. 238 commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8.4 Sistem Jaringan Air Bersih…………………………………………...... 238 8.5 Sistem Jaringan Air Kotor……………………………………………... 239 8.6 Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran…………………………... 240 8.7 Jaringan AC………………………………………………………......... 241 8.8 Sistem Penangkal Petir………………………………………………… 242 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… xxii LAMPIRAN commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 Akustik Ruang…………………………………………………... 31 Gambar II. 2 Akustik Ruang Pertunjukkan…………………………………… 31 Gambar II. 3 Fenomena Suara Dalam Ruang Tertutup……………………….. 32 Gambar II. 4 Denah Jakarta Convention Center ……………………………… 37 Gambar II.5 Denah Ruang Pertemuan Jakarta Convention Center…………... 38 Gambar II. 6 Interior Jakarta Convention Center……………………………... 38 Gambar II. 7 Denah Ruang Assembly Hall JCC……………………………… 39 Gambar II. 8 Elfa’s Music School ……………………………………………. 40 Gambar II. 9 Purwa Caraka Music Studio…………………………………….. 40 Gambar II.10 Recepsionist Gilang Ramadhan Studio Drummer……………… 41 Gambar II. 11 R. Kelas Gilang Ramadhan Studio Drummer…………………... 41 Gambar II. 12 Yayasan Musik Indonesia……………………………………… 41 Gambar II. 13 Kurikulum Sekolah Menengah Musik YMJ……………………. 42 Gambar II. 14 Ruang Kelas IMI………………………………………………... 43 Gambar II. 15 Ruang Praktek IMI……………………………………………… 44 Gambar II. 16 Rehearsal Studio IMI…………………………………………… 44 Gambar II. 17 Music Technology Lab IMI…………………………………….. 45 Gambar II. 18 Recording Studio IMI…………………………………………… 45 Gambar II. 19 Multimedia Library IMI……………………………………….... 46 Gambar II. 20 IMI Concert Hall……………………………………………...… 46 Gambar II. 21 Pembelajaran Music Wonderland………………………………. 48 Gambar II. 22 Yamaha Communication Center………………………………... 49 commit to user Gambar II. 23 Yamaha Communication Center………………………………... 50 xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar II. 24 Yamaha Music Indonesia Auditorium…………………………... 51 Gambar II. 25 Yamaha Digital Audio Creative Center…………………………. 51 Gambar II. 26 The Liszt School Music of Weimar……………………………... 52 Gambar II. 27 Massa Bangunan Utama & Interior Perpustakaan………………. 53 Gambar II. 28 Bangunan Administrasi…………………………………………. 53 Gambar II. 29 School Center Am Horn………………………………………… 54 Gambar II. 30 Department of School Music and Church Music……………….. 54 Gambar II. 31 Ruang Latihan Central Washington University………………… 55 Gambar II. 32 Choral Room Central Washington University………………….. 55 Gambar II. 33 Central Washington University Hall……………………………. 56 Gambar II. 34 Recital Hall Central Washington University Hall………………. 56 Gambar II. 35 Program Pembelajaran Central Washington University………… 57 Gambar II. 36 Bergisel Ski Jump……………………………………………….. 58 Gambar II. 37 Bergisel Ski Jump……………………………………………….. 58 Gambar II. 38 Ordrupgaard Museum Extension………………………………... 59 Gambar II. 39 Material Bangunan yang Digunakan……………………………. 59 Gambar II. 40 Interior Ordrupgaard Museum Extension……………………….. 60 Gambar II. 41 Exterior BMW Plant…………………………………………….. 61 Gambar II. 42 Interior BMW Plant……………………………………………... 61 Gambar II. 43 Interior BMW Plant yang disesuaikan dengan karakter fungsi bangunan………………………………………………………... 62 Gambar II. 44 Eksterior Casa Milla yang Berbentuk Organik…………………. 62 Gambar II. 45 Parocial Complex……………………………………………….. 63 Gambar II. 46 Interior Spirit and Soul Unfold in a Spanish Chapel……………. 64 Gambar III. 1 Peta Wilayah Kota Surakarta…………………………………..... 65 Gambar III. 2 Recepsionist Gilang Ramadhan Music Studio…………………... 74 commit to user xv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar III. 3 R. Tunggu Gilang ramadhan Music Studio…………………….... 74 Gambar III. 4 R. Kursus Gilang Ramadhan Music Studio……………………... 74 Gambar III. 5 Project Pop di Diamond Convention Center…………………….. 75 Gambar III.6 The Virgin di Sunan Hotel……………………………………….. 76 Gambar III. 7 Pementasan Musik di Novotel…………………………………… 76 Gambar III. 8 Yovi & The Nuno tampil di Solo Grand Mall…………………... 76 Gambar III. 9 Penampilan anak usia SD – SMP membawakan musik keroncong77 Gambar III. 10 Purwa Caraka Music Studio……………………………………. 79 Gambar III. 11 Elfa’s Music School……………………………………………. 79 Gambar III. 12 Solo Concert Music…………………………………………….. 80 Gambar IV. 1 Pembelajaran Musik Anak Usia 2 – 3 tahun…………………….. 87 Gambar IV. 2 Pembelajaran Musik Usia 4 – 5 tahun…………………………... 88 Gambar IV. 3 Pembelajaran Musik Usia 6 – 12 Tahun………………………… 89 Gambar IV. 4 Pembelajaran Musik Usia 12 tahun Keatas…………………….... 89 Gambar V. 1 Peta Wilayah Surakarta…………………………………………. 159 Gambar V. 2 Lokasi Alternatif Site 1………………………………………… 162 Gambar V. 3 Lokasi Alternatif Site 2…………………………………………. 162 Gambar V. 4 Analisa Pencapaian……………………………………………… 164 Gambar V. 5 Hasil Analisa Pencapaian……………………………………….. 166 Gambar V. 6 Analisa View dan Orientasi…………………………………….. 167 Gambar V. 7 Hasil Analisa View dan Orientasi………………………………. 168 Gambar V. 8 Analisa Noise…………………………………………………… 170 Gambar V. 9 Hasil Analisa Noise……………………………………………... 171 Gambar V. 10 Zoning Horizontal Pusat Pendidikan Musik…………………... 173 Gambar V. 11 Zoning Vertikal Pusat Pendidikan Musik……………………... 173 commit to user Gambar V. 12 Sistem Parkir Paralel…………………………………………... 174 xvi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar V. 13 Sistem Parkir Menyudut 45º…………………………………… 174 Gambar V. 14 Sistem Parkir Menyudut 90º…………………………………… 175 Gambar V. 15 Ruangan Yang Belum Mendapat Perlakuan Akustik………….. 179 Gambar V. 16 Bentuk Persegi…………………………………………………. 182 Gambar V. 17 Bentuk Lingkaran……………………………………………… 182 Gambar V. 18 Bentuk Segitiga………………………………………………... 182 Gambar V. 19 Bentuk Segi Banyak…………………………………………… 182 Gambar V. 20 Bentuk Segi Empat…………………………………………….. 184 Gambar V. 21 Bentuk Segitiga……………………………………..…………. 184 Gambar V. 22 Bentuk Lingkaran & Silindris…………………………………. 185 Gambar V. 23 Bentukan Volume…………………………………………….... 186 Gambar V. 24 Bentuk Alat Musik Berdawai…………………………………. 189 Gambar V. 25 Grand Piano……………………………………………………. 189 Gambar V. 26 Tingkat Kekontrasan…………………………………………... 190 Gambar V. 27 Density dan Kekompleksitasan………………………………... 191 Gambar V. 28 Material………………………………………………………... 191 Gambar VI. 1 Jarak Entrance dari Perempatan………………………………... 210 Gambar VI. 2 Site Eksisting…………………………………………………… 211 Gambar VI. 3 Potongan Site…………………………………………………... 211 Gambar VI. 4 Perletakkan Vegetasi…………………………………………… 211 Gambar VI. 5 Penataan Massa Pusat Pendidikan……………………………... 212 Gambar VI. 6 Penempatan Plaza & Sculpture………………………………… 213 Gambar VI. 7 Entrance Pusat Pendidikan Musik……………………………… 214 Gambar VI. 8 Bentuk dasar Massa Penerima…………………………………. 217 Gambar VI. 9 Bentuk Dasar Massa Pendidikan………………………………. 217 commit to user Gambar VI. 10 Bentuk dasar Massa Pertunjukkan……………………………. 218 xvii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar VI. 11 Tampilan Fasade Bangunan Penerima………………………... 219 Gambar VI. 12 Pengolahan Bidang Massive dan Transparant Massa Bangunan Pendidikan……………………………………………………. 220 Gambar VI. 13 Atap Massa Bangunan Pendidikan…………………………… 221 Gambar VI. 14 Point Of Interest Massa Pendidikan Musik………………….... 221 Gambar VI. 15 List Dinding yang Dianalogikan menyerupai garis paranada… 221 Gambar VI. 16 Penganalogian bagian musik yang dibunyikan pada bangunan pertunjukkan………………………………………………….. 222 Gambar VI. 17 Penganalogian karakter instrument musik pada tampilan interior………………………………………………………… 223 Gambar VI. 18 Contoh Tampilan Interior Ruang latihan Biola……………….. 224 Gambar VI. 19 Contoh tampilan Warna dan Tekstur pada Interior Pusat Pendidikan Musik…………………………………………….. 224 Gambar VI. 20 Permukaan Dinding Tidak Sejajar……………………………. 225 Gambar VI. 21 Absorber Panels………………………………………………. 226 Gambar VI. 22 Convex Diffuser Panels………………………………………. 226 Gambar VI. 23 Quadratic Diffuser Panels…………………………………….. 226 Gambar VI. 24 Pyramid Diffuser Panels……………………………………… 226 Gambar VI. 25 Ruangan yang mendapat perlakuan akustik………………….. 227 Gambar VI. 26 Panel – Panel Pemantul Pada Dinding dan Langit – Langit….. 228 Gambar VI. 27 Acoustical Shell yang diletakkan di sekeliling panggung……. 228 Gambar VI. 28 Energi Bunyi Dipantulkan Kembali Kearah Musisi oleh Kulit Akustik………………………………………………………... 229 Gambar VI. 29 Energi Bunyi Dipantulkan & Disebarkan Kearah Musisi & Penonton oleh Kulit Akustik…………………………………. 229 Gambar VI. 30 Layout R. Orchestra…………………………………………... 230 Gambar VI. 31 Layout R. Konser 1…………………………………………… 230 to user Gambar VI. 32 Layout R. Konser commit 2…………………………………………… 231 xviii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar VI. 33 Layout R. Recital……………………………………………... 231 Gambar VI. 34 Acoustical Shell………………………………………………. 232 Gambar VI. 35Auditorium yang Belum Diberi Panel Akustik………………... 233 Gambar VI. 36 Plafon Berupa Panel Akustik Yang Movable………………… 233 Gambar VI. 37 Partisi Akustik yang Fleksibel………………………………... 234 Gambar VI. 38 Furniture yang Fleksibel dan Movable……………………….. 234 Gambar VI. 39 Pondasi Foot Plat……………………………………..………. 235 Gambar VI. 40 Pondasi Tiang Pancang……………………………………….. 235 Gambar VI. 41 Struktur Space Frame…………………………………………. 236 commit to user xix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel I. 1 Daftar Group Musik di Surakarta………………………………… 4 Tabel II. 1 Klasifikasi Tingkat Program……………………………………. 24 Tabel II. 2 Kurikulum Vokal……………………………………………….. 25 Tabel II. 3 Kurikulum Drum………………………………………………... 25 Tabel II. 4 Kurikulum Keyboard……………………………………………. 25 Tabel II. 5 Kurikulum Piano Klasik………………………………………… 26 Tabel II. 6 Kurikulum Gitar Klasik…………………………………………. 26 Tabel II. 7 Kurikulum Gitar Elektrik……………………………………….. 26 Tabel III. 1 Perkembangan Potensi – Potensi Kota Solo dalam Skala Pelayanan……………………………………………………….. 68 Tabel IV. 1 Klasifikasi Tingkat Program & Target Pembelajaran…………... 91 Tabel IV. 2 Materi Pengajaran Instrument Gesek………………………….... 92 Tabel IV. 3 Materi Pengajaran Gitar………………………………………… 92 Tabel IV. 4 Materi Pengajaran Drum……………………………………....... 93 Tabel IV. 5 Materi Pengajaran Piano………………………………………... 94 Tabel IV. 6 Materi Pengajaran Keyboar & Electone……………………….... 94 Tabel IV. 7 Materi Pengajaran Vokal………………………………………... 95 Tabel IV. 8 Materi Pengajaran Instrument Tiup……………………………... 95 Tabel IV. 9 Jenis Kelas, Kapasitas Siswa dan Kelas, serta Waktu Pembelajaran…………………………………………………... 101 Tabel V. 1 Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang…………………… 120 Tabel V. 2 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pendidikan Musik…………. 125 Tabel V. 3 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pertunjukan………………... 141 Tabel V. 4 commit to user Besaran Ruang Kelompok Ruang Informasi & Promosi……… 145 xx perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel V. 5 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pengelolaan………………... 149 Tabel V. 6 Besaran Ruang Kelompok Ruang Service/Penunjang................ 151 Tabel V. 7 Total Kebutuhan Luas Ruang & Luas Tapak Minimal………... 153 Tabel V. 8 Jenis Kelompok Ruang………………………………………… 154 Tabel V. 9 Kelompok Ruang Pendidikan Musik………………………….. 155 Tabel V. 10 Kelompok Ruang Pertunjukan Musik…………………………. 156 Tabel V. 11 Kelompok Ruang Informasi & Promosi……………………….. 157 Tabel V. 12 Kelompok Ruang Pengelola…………………………………… 158 Tabel V. 13 Kelompok Ruang Penunjang/Service………………………….. 158 Tabel VI. 1 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pendidikan Musik…………. 201 Tabel VI. 2 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pertunjukan Musik………… 204 Tabel VI. 3 Besaran Ruang Kelompok Ruang Promosi & Informasi……… 206 Tabel VI. 4 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pengelola………………….. 206 Tabel VI. 5 Besaran Ruang Kelompok Ruang Penunjang/Service………… 207 Tabel VI. 6 Total Kebutuhan Luas Ruang & Luas Lantai Dasar Minimal… 209 commit to user xxi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR SKEMA Skema IV. 1 Struktur Organisasi Pusat Pendidikan Musik………………….. 102 Skema V. 1 Pola Kegiatan Siswa dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan…. 113 Skema V. 2 Pola Kegiatan Pengajar dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan 114 Skema V. 3 Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan……………………………………………………... 114 Skema V. 4 Pola Kegiatan Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan……………………………………………………... 115 Skema V. 5 Pola Kegiatan Siswa dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik…………………………………………………………... 115 Skema V. 6 Pola Kegiatan Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik…………………………………………….. 116 Skema V. 7 Pola Kegiatan Penyaji/Pementas dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik…………………………………………….. 116 Skema V. 8 Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik…………………………………………….. 117 Skema V. 9 Pola Kegiatan Sisa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Informasi………………………………………………………. 118 Skema V. 10 Pola Kegiatan Pembicara dalam Kelompok Kegiatan Informasi 118 Skema V. 11 Pola Kegiatan Siswa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Promosi………………………………………………………... 118 Skema V. 12 Pola Kegiatan Penjual dalam Kelompok Kegiatan Promosi…... 119 Skema V. 13 Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan Promosi... 119 Skema V. 14 Pola Kegiatan Siswa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Pengelola………………………………………………………. 119 Skema V. 15 Pola Kegiatan Service…………………………………………. 120 commit to user Skema V. 16 Pola Hubungan Ruang Makro…………………………………. 155 xxii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Skema V. 17 Pola Hubungan Kelompok Ruang Pendidikan Musik…………. 155 Skema V. 18 Pola Hubungan Kelompok Ruang Pertunjukan Musik………... 156 Skema V. 19 Pola Hubungan Kelompok Ruang Informasi & Promosi……… 157 Skema V. 20 Pola Hubungan Kelompok Ruang Pengelola………………….. 158 Skema V. 21 Pola Hubungan Kelompok Ruang Penunjang/Service………… 158 Skema V. 22 Pola Sirkulasi Dalam Site……………………………………… 175 Skema VI. 1 Jaringan Listrik………………………………………………… 237 Skema VI. 2 Jaringan Air Bersih…………………………………………….. 239 Skema VI. 3 Jaringan Air Kotor……………………………………………... 240 Skema VI. 4 Sistem Penanggulangan Kebakaran…………………………… 241 Skema VI. 5 Jaringan AC Cental……………………………………………. 242 commit to user xxiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A TRANSFORMASI DESIGN LAMPIRAN B GAMBAR KERJA LAMPIRAN C PERSPEKTIF EKSTERIOR & INTERIOR LAMPIRAN D DESIGN REPORT commit to user xxiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Judul dan Pemahaman Judul 1.1 Judul Pusat Pendidikan Musik di Surakarta 1.2 Pemahaman Judul Pusat Pendidikan Musik adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menampung kegiatan pembelajaran, penyaluran bakat serta apresiasi terhadap musik. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Musik dapat diartikan sebagai nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu , dan keharmonisan. Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990: 602) Surakarta merupakan daerah tingkat II di Propinsi Jawa Tengah. Surakarta adalah salah satu kota penting dan terbesar di Jawa Tengah, yang direncanakan sebagai lokasi Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan. Secara keseluruhan dapat diartikan bahwa Pusat Pendidikan Musik di Surakarta merupakan wadah yang menampung proses pembelajaran baik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 secara teori maupun instrumental untuk pengembangan potensi dan bakat dari peserta didik serta sebagai wadah penyaluran bakat dan apresiasi terhadap musik yang terdapat di Surakarta. 2. Latar Belakang 2.1 Minat Masyarakat Perkembangan dunia musik di Indonesia semakin pesat dan maju. Musik sebagai suatu alat komunikasi verbal merupakan suatu kebudayaan manusia yang bersifat universal dimana musik merupakan suatu ungkapan rasa indah yang ditangkap melalui alunan nada – nada yang harmonis serta mengandung ritme yang mengalun secara teratur dan dapat dinikmati oleh semua kalangan. Minat masyarakat terhadap musik semakin meningkat, hal ini ditandai semakin pesatnya pergerakan musik baik dari dalam negeri sendiri maupun akibat pengaruh dari luar negeri, serta semakin banyak bermunculan artis – artis baru dari berbagai daerah yang mewarnai dunia musik nasional. Selain itu, di Indonesia pada umumnya telah banyak bermunculan band – band baru yang mengusung aliran yang berbeda – beda. Akan tetapi selama ini kebanyakan musisi hanya tahu cara menggunakan skill mereka sesuai instrument yang dikuasai saja tanpa menguasai teknik yang berlandaskan pengetahuan musik yang baik dan benar. Selain perkembangan musik yang cukup pesat ternyata perkembangan industri musik turut mendorong tingginya animo masyarakat terhadap musik. sehingga semakin banyak orang yang ingin mahir bermain musik. Sekolah musik menjadi pilihan untuk mengasah bakat bermain musik. Peminatnya bukan hanya anak-anak dan remaja saja, banyak pula orangtua yang berminat belajar musik. Gilang Ramadhan menuturkan, pasar sekolah musik membentuk sebuah piramida. Lapisan paling atas memiliki jumlah konsumen paling sedikit. Mereka adalah orang-orang yang belajar musik karena ingin menjadi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 musisi profesional. Lapisan kedua ditempati oleh orang-orang yang memiliki hobi di bidang musik. Lapis paling bawah diisi anak-anak yang belajar musik karena ingin meningkatkan intelligence quotient (IQ) dan melatih saraf motorik. “Paling banyak di sini,” ujar Gilang. (www.tempo.com) Hal ini di dukung berubahnya pola pikir masyarakat saat ini terhadap perlunya pendidikan musik. Pada awalnya sekolah musik hanya dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat Indonesia. Alasannya, dulu sekolah musik masih diidentikkan sebagai sarana atau jalan untuk menjadi artis atau musisi terkenal. (menurut M. Hardi, staf khusus kantor pusat Purwacaraka Music Studio pada artikel Bisnis Indonesia). Namun, sekarang paradigma masyarakat sudah mulai berubah. Sekolah musik bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencerdaskan anak, yakni menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak kiri. Musik dapat meningkatkan kreativitas dan kecerdasan, membangun kepercayaan diri, mengembangkan keterampilan sosial, dan meningkatkan keterampilan motorik, persepsi serta perkembangan psikomotorik. (Menurut Dosen Metode Perkembangan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)). Satu studi baru yang disiarkan dalam terbitan paling akhir Social Science Quarterly mengungkapkan bahwa keikut-sertaan dalam musik, yang ditafsirkan sebagai pelajaran musik yang diselenggarakan di dalam atau luar sekolah, memiliki dampak positif pada prestasi membaca dan matematika pada anak-anak dan remaja. Selain itu, belum lama ini juga ditemukan bahwa musik dapat digunakan sebagai terapi yaitu sebagai pengganti obat depresan dan juga sebagai terapi bagi anak berkebutuhan khusus. Dari hal – hal tersebut dapat dilihat bahwa musik ternyata memiliki banyak manfaat dan di Indonesia saat ini tidak sedikit orang yang ingin mempelajari musik secara lebih mendalam. Hal ini dapat dilihat dari terdapatnya sekolah musik baik berupa sekolah formal maupun non formal, serta terdapat salah satu sekolah formal berupa sekolah menengah kejuruan musik klasik di Jogja yang muridnya dari kelas satu hingga kelas tiga commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 berjumlah ± 350 orang (www.smkn2ksh-yog.sch.id). Untuk sekolah non formal seperti kursus musik juga peminatnya cukup banyak yang tiap satu sekolah musik memiliki murid ± 500 orang seperti pada Jaguar Music School di Cikarang, Bekasi. (kanalpeluangusaha.com, Edisi : Jumat, 17 September 2010 oleh Sofyan Nur Hidayat) Untuk di Surakarta sendiri minat pelajar yang ingin memperdalam musik pun semakin meningkat tiap tahunnya. Adapun peningkatan presentasi minat terhadap musik ini salah satunya ditunjukkan oleh angka peningkatan siswa yang ingin mempelajari musik yang di dapat dari angka pendaftar di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Surakarta yaitu SMK 8 dimana presentasi peningkatan siswa yang mendaftar tiap tahunnya meningkat ± 5 % dan untuk jumlah siswa yang diterima sekitar 80 – 100 siswa, sedangkan banyak pendaftar yang tidak diterima karena jumlah siswa yang dapat ditampung sudah penuh atau karena kriteria kemampuan dasar yang dimiliki belum memenuhi kriteria. Selain itu peningkatan jumlah siswa pada sekolah musik nonformal di Surakarta berdasarkan hasil wawancara pada beberapa sekolah musik, mengalami peningkatan 10% – 15 % setiap tahunnya. Adapun jumlah pemusik yang terdapat di Surakarta pun dapat dibilang cukup banyak dan mereka tidak hanya group musik yang membawakan aliran modern saja tetapi juga terdapat group musik yang membawakan lagu – lagu tradisional, seperti salah satunya adalah Group Musik Keroncong Bocah Fajar Indah. Di bawah ini adalah daftar jumlah group musik yang ada di Surakarta. Tabel I. 1 Daftar Group Musik di Surakarta (Sumber : Tugas Akhir -Pusat Musik Modern di Surakarta oleh Sidiq Pramono – Arsitektur UMS) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 Oleh sebab itu, adanya suatu wadah yang dapat menjadi tempat untuk lebih memperdalam kemampuan seseorang dan dalam hal penyaluran bakat dalam hal ini di bidang musik di Surakarta masih sangat dibutuhkan. 2.2 Kebutuhan Wadah Pendidikan Musik di Surakarta Untuk Surakarta sendiri peminat musik juga semakin meningkat. Dapat dilihat dari cukup banyaknya jumlah penyanyi ataupun grup musik pendatang baru di pentas-pentas lokal maupun yang mampu menembus pasar nasional baik major label (perusahaan rekaman resmi) maupun indie label (perusahaan rekaman independen yang tidak resmi) dari berbagai aliran musik. Grup band seperti Kaisar, Utara, Vanila, sampai penyanyi khas lokal seperti Didi Kempot, Waljinah dan Gesang merupakan suatu indikasi bahwa Solo sudah mempunyai image bahwa Solo merupakan salah satu kota produsen seniman musik di Indonesia. Jenis musik yang diminati pun tidak hanya musik – musik modern saja tetapi jenis musik etnik juga cukup banyak diminati di Surakarta. Hal ini ditunjukkan dari adanya 2 event yang cukup besar di Surakarta yaitu Solo International Ethnic Music (SIEM) dan International Keroncong Festival (IKF). Orang – orang yang ingin lebih dalam mempelajari musik pun cukup banyak di Surakarta, dapat dilihat dari semakin bertambahnya tempat kursus seperti telah diketahui terdapat tempat kursus music seperti Purwa Caraka, Elfa’s, Solo Concert Music, Cresendo, Gilang Ramadhan Music Course, serta terdapat salah satu tempat kursus music baru di Solo baru yang mengajar music dengan berbasis tekhnologi computer. Salah satu sekolah menengah kejuruan yang sudah memiliki program kejuruan musik tersendiri adalah SMK 8. Akan tetapi selama ini di Surakarta sebagian besar bangunan yang digunakan sebagai tempat kursus musik hanya berupa bangunan ruko yang di beli / disewa, padahal sebenarnya bangunan tersebut tidak di desain untuk tempat kursus. Sedangkan untuk tempat – tempat yang menggelar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 pertunjukkan musik (apresiasi musik) pun diadakan di beberapa tempat yang berbeda. Untuk itu adanya tuntutan akan kualitas wadah yang mampu menampung dan mengkoordinasi berbagai kegiatan musik yang tidak hanya tentang pendidikan atau pembelajaran musik bagi anak – anak dan remaja tetapi juga adanya suatu wadah yang dapat menampung aktivitas pembelajaran musik bagi semua kalangan dan penyaluran bakat – bakat mereka di bidang musik sangat diperlukan di Surakarta. 2.3 Kondisi Wadah Pendidikan Musik di Surakarta Wadah pendidikan musik di Surakarta yang berupa sekolah formal hanya terdapat mulai dari jenjang pendidikan sekolah menengah kejuruan yaitu SMKN 8 dan jenjang Universitas yang terdapat pada STSI atau ISI Surakarta. Tempat pendidikan musik yang mewadahi hampir semua jenjang usia mulai dari anak – anak usia preschool hingga dewasa di Surakarta berupa tempat – tempat kursus (jalur pendidikan nonformal). Akan tetapi kondisi tempat – tempat kursus yang ada hanya berupa bangunan – bangunan yang disewa baik berupa rumah penduduk ataupun deretan ruko dimana bangunan tersebut sejak awal tidak di desain untuk kebutuhan kegiatan bermusik. Contohnya saja Purwa Caraka Music Scholl, Elfa Music School, Solo Concert Music dan Cresendo menggunakan bangunan rumah yang disewa, dan Gilang Ramadhan Music Course menggunakan bangunan ruko. Untuk mencerminkan bahwa bangunan tersebut merupakan tempat kursus musik mereka memberi symbol – symbol yang berhubungan dengan musik. Kebutuhan wadah yang dapat menampung aktivitas pembelajaran musik dan tempat penyaluran bakat diperlukan di Surakarta. Selain dibutuhkan sebuah wadah yang dapat menampung berbagai macam fungsi kegiatan di dalamnya, adanya wadah yang mampu mencerminkan karakter dari fungsi yang diwadahi di dalamnya sangat diperlukan. Sehingga diperlukan adanya wadah yang mampu mencerminkan fungsi yang diwadahi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 di dalamnya untuk mewujudkan suatu bangunan yang berkarakter atau bangunan yang ekspresif dan komunikatif. Penggunaan Analogi Arsitektur diharapkan mampu memberikan perwujudan penampilan karakter bangunan yang ekspresif dan komunikatif. 2.4 Kondisi Persyaratan Ruang Tempat Pendidikan dan Apresiasi Musik Wadah yang mampu mencerminkan fungsi yang diwadahi di dalamnya sehingga perlu adanya pemunculan karakter dari suatu bangunan musik memang dibutuhkan di Surakarta. Selain itu, fungsi yang diwadahi tentu akan terkait dengan kegiatan di dalamnya yang membutuhkan adanya ruang untuk menampung kegiatan tersebut. Ruang – ruang yang diperuntukkan untuk aktivitas pembelajaran membutuhkan persyaratan ruang dimana bentukan ruang tersebut harus dapat memberikan kenyamanan secara akustik dan mampu mewadahi para siswanya dalam berlatih dan berkarya. Adanya fakta bahwa tempat – tempat pendidikan musik yang ada saat ini berupa bangunan rumah atau ruko yang disewa menyebabkan peruangan di dalamnya sebagian menyesuaikan pada peruangan awal yang sudah ada pada bangunan tersebut seperti yang terdapat pada Elfa’s Music School di Surakarta dimana jumlah ruang kursus menyesuaikan peruangan rumah yang disewa, ada pula yang merubah ruang – ruang yang ada dan memberi lapisan akustik ekstra pada dinding – dinding yang ada seperti pada Gilang Ramadhan Music Course. Selain itu, saat ini di Surakarta belum mempunyai gedung sebagai sarana dan prasarana yang representatif untuk memfasilitasi pementasan musik sebagai sarana apresiasi masyarakat dan seniman di Solo. Bangunanbangunan yang sering digunakan untuk pementasan musik tidak dirancang khusus sebagai tempat pementasan musik, seperti Kawasan Manahan, Kota Barat, Sriwedari, Alun-alun Keraton, Benteng Vastenberg, dll. Padahal adanya wadah – wadah untuk kegiatan apresiasi yang dapat digunakan oleh para musisi dan juga untuk penyaluran bakat dari siswa – siswa yang belajar musik sangat diperlukan. Dimana ruang – ruang pertunjukkan yang digunakan untuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 kegiatan apresiasi dan penunjukkan bakat para siswa juga memerlukan suatu kenyamanan akustik dan diperlukan adanya sifat fleksible dari ruang – ruang tersebut yang dapat menampung berbagai jenis pementasan. Di Surakarta terdapat bangunan – bangunan seperti Diamond Convention Center sebagai bangunan serba guna yang ruangan di dalamnya dapat digunakan untuk berbagai jenis kegiatan seperti pameran, resepsi pernikahan, seminar, ataupun pertunjukkan musik artis dengan skala pengunjung yang tidak terlalu banyak (pertunjukkan yang bersifat eksklusif). Akan tetapi adanya suatu ruang yang mampu menampung berbagai jenis pertunjukkan atau kegiatan dengan skala pengunjung yang cukup besar belum terdapat diSurakarta. Oleh sebab itu, adanya suatu ruang pertunjukkan yang dapat menampung berbagai jenis kegiatan yang berhubungan dengan musik sangat diperlukan. 3. Rumusan Permasalahan Kesimpulan permasalahan berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada: a. Bagaimana menfasilitasi adanya peningkatan minat masyarakat yang ingin mengembangkan bakat di bidang musik. b. Bagaimana merencanakan suatu wadah yang dapat menampung kegiatan pembelajaran, penyaluran bakat, dan apresiasi di bidang musik. c. Bagaimana merencanakan suatu desain bangunan yang mampu mencerminkan karakter dari fungsi bangunan tersebut. d. Bagaimana merencanakan wadah yang sesuai dengan persyaratan ruang yang dibutuhkan untuk menampung aktivitas pembelajaran, penyaluran, dan apresiasi di bidang musik. Maka garis besar rumusan permasalahan adalah bagaimana merencanakan suatu wadah yang berkarakter melalui penerapan analogi dan bagaimana merencanakan wadah yang memiliki persyaratan dimana nantinya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 dapat menampung segala aktivitas pembelajaran, penyaluran bakat, dan apresiasi di bidang musik yang terdapat di Surakarta. 4. Persoalan 4.1 Persoalan Fisik : a. Bagaimana desain peruangan yang dapat mewadahi berbagai kegiatan di dalam bangunan yang menampung aktivitas pendidikan dan pembelajaran serta pagelaran musik dan bagaimana pula mekanisme untuk mewujudkan kenyamanan akustik di dalam tiap ruang dan antar ruang serta bagaimanakah karakter ruang yang dapat membangun suasana ruang yang mampu memberikan inspirasi dalam berkarya. b. Bagaimana menentukan lokasi site dan penataan site sehingga kehadiran bangunan pada site tersebut sebagai sebuah bangunan yang menampung kegiatan musik tidak mengganggu aktivitas bangunan lain yang ada di sekitarnya. c. Bagaimana menentukan bentuk dan pola penataan massa yang mampu menunjukkan karakter dari bangunan yaitu sebagai tempat yang menampung aktivitas pembelajaran, penyaluran bakat, dan apresiasi musik di Surakarta serta bagaimanakah penataan dan bentuk massa yang disesuaikan untuk kenyamanan akustik baik secara eksterior (di dalam site) maupun di dalam bangunan. d. Bagaimana menentukan bentuk dan layout ruang yang dapat mewadahi berbagai jenis atau tipe aktivitas yang berbeda – beda di dalamnya. e. Bagaimana menentukan desain pengolahan landscape area dan bangunan beserta jenis, tata letak vegetasi, view dan open space sebagai sarana penunjang untuk membangkitkan inspirasi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 f. Bagaimana menentukan sistem struktur dan konstruksi yang dapat mendukung bentukan massa dari Pusat pendidikan Musik yang direncanakan. g. Bagaimana menentukan sistem utilitas dari Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan. 4.2 Persoalan Non Fisik : a. Bagaimana sistem manajemen agar aktivitas dalam bangunan yang akan di desain sebagai suatu bangunan pusat pendidikan informal dan tempat penyaluran bakat di bidang musik dapat terus berlangsung dan tidak hanya terjadwal pada waktu – waktu tertentu saja. b. Bagaimana mengkoordinir kegiatan multi fungsi yang akan di wadahi meliputi kegiatan pendidikan dan pagelaran / pertunjukkan. 5. Tujuan dan Sasaran 5.1 Tujuan Menyusun konsep perencanaan dan perancangan pusat pendidikan dan pembelajaran, serta apresiasi musik untuk berbagai usia di Surakarta dengan penerapan analogi yang diterapkan pada bentuk bangunan dan elemen interior sebagai perwujudan karakter bangunan musik yang ingin ditampilkan dan bentuk ruang yang disesuaikan dengan karakter kegiatan yang selanjutnya digunakan sebagai landasan dalam membuat transformasi desain dan dalam tahap desain atau perancangan. 5.2 Sasaran Mewujudkan suatu konsep perencanaan dan perancangan sebuah pusat pendidikan dan pembelajaran serta apresiasi di bidang musik yang mampu mencerminkan karakter dan mampu meningkatkan daya kreatifitas dan inspirasi melalui analogi yang diterapkan pada bentuk bangunan dan elemen commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 interior serta bentuk ruang yang disesuaikan pada karakter kegiatan dan persyaratan ruang yang dibutuhkan. 6. Lingkup dan Batasan Pembahasan 6.1 Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan adalah lingkungan disiplin ilmu arsitektur yaitu pada aspek fisik dan non fisik yang mendukung terjadinya lingkupan arsitektur. Sedangkan untuk hal-hal diluar bidang arsitektur, jika dianggap mendasari dan menentukan faktor perancangan fisik akan dibahas secara garis besar dalam batas sebagai pertimbangan sesuai dengan porsi keterlibatannya. Pembahasan dilakukan berdasar pada data yang ada sesuai dengan tujuan dan sasarannya. 6.2 Batasan Pembahasan Batasan pembahasan adalah aspek-aspek yang tercakup dalam prinsip desain sebuah fasilitas pendidikan musik dengan pendekatan bahasa partitur musik pada desain bangunan. 7. Metode Pengumpulan Data dan Pembahasan Metode pengumpulan data dan pembahasan yang digunakan meliputi : 7.1 Metode Pengumpulan Data 1.) Studi literatur untuk mendapatkan data-data yang mencangkup pengertian, spesifikasi standar, aspek lokasi, karakteristik dan studi kasus yang berkaitan dengan kegiatan musik di Surakarta. 2.) Observasi lapangan dan instansional untuk mendapatkan data factual mengenai data lapangan. 3.) Wawancara untuk mendapatkan data faktual tambahan dari situasi di lapangan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 7.2 Metode Pembahasan Pembahasan dilakukan dengan menyajikan data yang berkaitan dengan permasalahan berlandaskan pada teori-teori yang berhubungan dengan judul, kemudian setelah proses tersebut dilakukan dilanjutkan dengan menerapkan teori – teori yang ada untuk digunakan dalam gambaran pembahasan strategi desain wadah yang akan direncanakan. 8. Sistematika Pembahasan BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang judul, latar belakang, permasalahan, persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metoda pengumpulan data dan pembahasan, serta sistematika pembahasan. BAB II : TINJAUAN DATA DAN INFORMASI Berisi tentang pembahasan mengenai eksplorasi tentang musik dan perkembangannya, pemahaman mengenai konsepsi pendidikan musik, pemahaman mengenai akustik ruang, pemahaman mengenai penggunaan analogi dalam desain bangunan, dan pemahaman fleksibilitas ruang pada ruang pertunjukkan. BAB III : TINJAUAN KOTA SURAKARTA Berisi tentang ekplorasi kota Surakarta, tinjauan tentang perkembangan musik di kota Surakarta, perkembangan pendidikan musik di kota Surakarta, serta kondisi fasilitas – fasilitas musik yang ada di Surakarta. BAB IV : PUSAT PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN Berisi tentang gambaran secara umum dari wadah / bangunan yang akan direncanakan berdasarkan pada latar belakang dibutuhkannya wadah serta permasalahan dan persoalan yang digunakan sebagai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 acuan dalam menentukan gambaran dari wadah yang akan direncanakan. BAB V : ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN Berisi tentang proses menetapkan dasar-dasar solusi atau pemecahan masalah dan persoalan melalui analisis aspek – aspek yang berhubungan dengan proses perancangan desain bangunan. BAB VI : KONSEP PERANCANGAN Merupakan jawaban dari analisa yang berupa konsep perancangan yang dijabarkan dalam beberapa aspek dan bersifat teknis arsitektural. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 BAB II TINJAUAN TEORI 1. Tinjauan Umum Musik 1.1 Definisi Musik Secara Etimologi musik (berasal dari bahasa Yunani ‘musiké téchne’ atau bahasa Latin ‘musica’ = art of the Muses) merupakan pengekspresian, pengungkapan, perwujudan, manifestasi artisik dalam kehidupan manusia. (Pdf : Kurikulum Berbasis Kompetensi – Musik – Kementerian Pendidikan Nasional) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602) : Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam: - Musik adalah Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar - Musik adalah Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. - Musik adalah Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 - Musik adalah sekumpulan nada yg memiliki kepaduan dan harmonisasi yg semuanya itu terikat dalam satu irama dan tempo yg beraturan. Musik sebuah alunan jiwa, dimana alunan tersebut bisa mempengaruhi jiwa orang yg mendengarkannya. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. (Muttaqin, 2008:5, dalam Seni Musik Klasik Jilid 1, 2008) Musik dibangun atas unsur-unsur musik: a. Ritme b. Melodi c. Harmoni d. Tekstur e. Bentuk Musik pada akhirnya meliputi empat komponen, yaitu : a. Komponis b. Proses membuat karya c. Hasil karya d. Konteks dimana komponis membuat sesuatu. Kesimpulan : Musik adalah suatu seni yang mengandung unsur – unsur yang dapat menimbulkan perasaan emosi tertentu bagi yang membuat, memainkan, ataupun mendengarkannya. 1.2 Aliran / Genre Musik Seiring dengan perkembangan yang cukup pesat di dalam dunia musik, maka muncullah berbagai aliran – aliran musik jenis baru. Di bawah ini adalah berbagai aliran / genre music yang ada pada saat ini : (wordpress.com) a. Musik klasik Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 hingga abad ke-21. ("Classical", The Oxford Concise Dictionary of Music, Michael Kennedy (penyunting), (Oxford, 2007) b. Musik rakyat/musik tradisional Musik rakyat / daerah adalah musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. c. Blues d. Jazz Menurut Travis Jackson, jazz adalah musik yang mencakup kualitas seperti "berayun ', improvisasi, interaksi kelompok, mengembangkan sebuah" suara individu, dan menjadi 'terbuka' untuk kemungkinan musik yang berbeda. e. Country Musik country adalah campuran dari unsur-unsur musik Amerika yang berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia. f. Rock Musik rock tergolong pada musik yang berirama keras. g. Musik populer Musik populer atau Musik pop adalah nama bagi aliran-aliran musik yang didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyak bersifat komersial. h. Musik dunia Musik dunia adalah sebutan bagi aliran musik yang bukan termasuk musik populer dan musik klasik, serta mempunyai elemen "etnik". Kesimpulan : Jenis atau genre musik yang ada digunakan sebagai pengetahuan tentang aliran musik yang ada yang nantinya digunakan sebagai pertimbangan jenis aliran musik yang dipelajari dalam bangunan pendidikan musik yang direncanakan sebagai suatu runtutan wawasan seni musik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 1.3 Macam – Macam Alat Musik Alat – alat musik adalah suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara, dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat disebut sebagai alat musik. Walaupun demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk musik. (Wikipedia 2010). Adapun jenis – jenis alat musik antara lain sebagai berikut : 1.) Berdasarkan cara memainkan : a. Alat musik tiup menghasilkan suara sewaktu suatu kolom udara didalamnya digetarkan. Tinggi rendah nada ditentukan oleh frekuensi gelombang yang dihasilkan terkait dengan panjang kolom udara dan bentuk instrumen, sedangkan timbre dipengaruhi oleh bahan dasar, konstruksi instrumen dan cara menghasilkannya. Contoh alat musik ini adalah terompet dan flute. b. Alat musik pukul menghasilkan suara sewaktu dipukul atau ditabuh. Alat musik pukul dibagi menjadi dua yakni bernada dan tidak bernada. Bentuk dan bahan bagian-bagian instrumen serta bentuk rongga getar, jika ada, akan menentukan suara yang dihasilkan instrumen. Contohnya adalah kolintang (bernada), drums (tak bernada), dan bongo (tak bernada). c. Alat musik petik menghasilkan suara ketika senar digetarkan melalui dipetik. Tinggi rendah nada dihasilkan dari panjang pendeknya dawai. d. Alat musik gesek menghasilkan suara ketika dawai digesek. Seperti alat musik petik, tinggi rendah nada tergantung panjang dan pendek dawai. 2.) Alat musik berdasarkan sumber bunyinya a. Idiofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari bahan dasarnya. Contoh: kolintang, drum, bongo, kabasa, angklung commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 b. Aerofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari hembusan udara pada rongga. Contoh: suling, terompet, harmonika, trombone. c. Chordofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai. Contoh: bass, gitar, biola, gitar, sitar, piano, kecapi d. Membranofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dari selaput atau membran. contoh : tifa, drum, kendang, tam-tam, rebana e. Elektrofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dibangkitkan oleh tenaga listrik (elektronik). Contoh : kibor, gitar listrik, bass elektrik 3.) Alat musik tekan Sebenarnya ‘alat musik tekan’ tidak termasuk kategori mana pun. Namun cara menekan rupanya menjadi bagian dari sistem menghasilkan bunyi yang diinginkan. Alat musik tekan memiliki tiga jenis yaitu: menekan untuk memukul, menekan untuk meniup, dan menekan untuk mengaktifkan sistem elektronik. Jadi kalau boleh dikategorikan, ‘alat musik tekan’ antara lain piano akustik (chordofon pukul), organ akustik (aerofon) , acordion (aerofon) dan alat-alat musik elektronik yang menggunakan papan kunci (keyboard). 4.) Alat musik elektronik Alat musik elektronik menghasilkan suara tiruan dari alat musik aslinya (akustik). Istilah synthesizer dipakai untuk alat musik yang menggunakan papan kunci (keyboard). Sedangkan alat musik elektrik digunakan untuk alat-alat musik yang dilengkapi dengan komponen elektronik. Alat ini cara memainkannya sama dengan alat musik akustik. Misalnya gitar elektrik, drums elektrik, dan bass elektrik. 5.) Single band Pesatnya perkembangan teknologi digital menyebabkan lahirnya alat-alat perangkat dengan kegunaan yang lebih efesien dan efektif seperti commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 alat musik single band. Alat musik ini sangat praktis karena cukup dimainkan oleh satu orang. Di dalamnya terdapat irama (style), beragam suara, dan fasilitas simple recording. Yamaha menamakan perangkat ini dengan portasound (portable sound). Sementara Roland menyebut sebagai electone (electric tone). Kesimpulan : Tinjauan Teori mengenai jenis alat musik digunakan untuk mengetahui besaran dan persyaratan ruang yang dibutuhkan berkaitan dengan dimensi alat musik dan pergerakan dalam ruang yang diperlukan. 1.4 Jenis Profesi / Karier di Bidang Musik Dunia musik adalah dunia yang luas dan memberikan harapan kepada banyak orang. Berikut dibawah ini adalah berbagai profesi serta departemen yang bisa dijalani dalam berkarir di dalam industri musik (Pdf : Kurikulum Berbasis Kompetensi – Musik – Kementerian Pendidikan Nasional 2009 : 21), yaitu : a. Produksi musik: - Music producer - Music director - Music composer - Music arranger - Sound engineer - Music programmer - Pencipta lagu b. Pendidik musik : - Guru music - Fasilitator atau pembicara music workshop - Pendiri dan pengelola sekolah music - Juri berbagai lomba dan kontes music c. Pemain musik: - Musisi penampil tunggal/ soloist commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 - Musisi penampil dalam sebuah grup music - Musisi pengiring - Musisi pengisi rekaman d. Perusahaan rekaman: - Artist and Repertoir specialist - Music distributor - Publikasi dan promosi - Music Marketing - Bagian Penjualan Musik - Pendiri dan pengelola perusahaan rekaman - Music publisher - Music publicist - Music business affair - Music business development - Music business consultant - Music business lawyer e. Music Artist management dan supporting music performance crew: - Pendiri dan pengelola artist management - Manager - Asisstant manager - Road manager - Production manager - Stage manager - Sound engineer - Teknisi f. Musik dalam media: - Kritikus dan pengamat music - Reporter/wartawan music - Radio music director - Radio music librarian - Radio music producer commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 2. Pendidikan Musik 2.1 Pendidikan Secara Umum Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. (Wikipedia 2010) 2.2 Jalur pendidikan Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. (Wikipedia 2010) Jalur pendidikan terbagi menjadi : • Pendidikan formal Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. • Pendidikan nonformal Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program - program PNF yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan lain sebagainya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 2.3 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Sekolah Musik Banyak sekali hasil penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang pentingnya pendidikan musik bagi perkembangan anak, berikut adalah beberapa hasil penelitian yang di rangkum dari Bulletin of the Council for Research in Music Education, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan musik memudahkan perkembangan anak dalam bahasa dan kecepatan membaca. 2. Aktivitas bermusik sangat bernilai bagi pengalaman anak dalam berekspresi dan lain-lain. 3. Aktivitas bermusik membantu perkembangan sikap positif terhadap sekolah dan mengurangi tingkat ketidakhadiran siswa di sekolah. 4. Keterlibatan dalam kegiatan bermusik secara langsung mempertinggi perkembangan kreativitas. 5. Pendidikan musik memudahkan perkembangan sosial, penyesuian diri, dan perkembangan intelektual. 2.4 Konsepsi Pendidikan Musik di Sekolah Dasar dari pelaksanaan pendidikan musik di sekolah ialah: bermain. Melalui bermain musik diharapkan anak didik dapat memetik nilai-nilai positif yang berguna bagi mereka dalam kehidupannya. Atas sasaran yang ingin dicapai melalui kegiatan bermain musik dalam pendidikan musik di sekolah yaitu: 1. Anak didik dapat menghayati beberapa unsur musik seperti: irama, melodi, harmoni, tempo dinamik dan lain sebagainya. 2. Anak didik dapat menghayati sentuhan artistik yang mengarah ke sikap menghargai nilai-nilai budaya bangsa-bangsa, khususnya bangsa sendiri. 3. Anak didik dapat mengungkapkan gagasan, perasaan dan pengalamannya dalam kegiatan bermain musik, baik vokal maupun instrumental. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 4. Anak didik dapat mengungkapkan gagasan, perasaan dan pengalamannya melalui musik yang dibuatnya sendiri. 2.5 Bentuk Kegiatan di Sekolah Musik Tiga bentuk kegiatan untuk melaksanakan pendidikan musik di sekolah, yaitu: 1. Kegiatan vokal dan instrumental 2. Kegiatan apresiasi 3. Kegiatan kreativitas Wujud dari kegiatan vokal dan instrumental ialah sebuah ensambel musik. Materi sajian yang diberikan dibuat oleh pendidik ( guru ) menggunakan alat-alat musik yang tersedia di sekolahnya. Untuk itu kemampuan guru dalam membuat arransemen sangat diperlukan untuk mengisi materi sajian. Selain itu, kemampuan guru dalam memimpin ensambel sangat diperlukan agar musik yang indah dapat diujudkan. Melalui pengalaman bermain musik bersama dengan peran yang berbeda-beda (pembawa melodi, harmoni, filler, contermelodi serta ritme), dan tuntutan untuk menjaga kesatuan baik tempo, dinamik dan nada maupun nilai nada, diharapkan nilai-nilai positif yang berguna dalam pembentukan kepribadian anak didik dapat diserapnya. 2.6 Program Pembelajaran di Sekolah Musik Di Amerika, pendidikan musik sudah memiliki standar nasional yang diberlakukan di seluruh sekolah dan setiap negara bagian di Amerika serta dipelopori oleh para praktisi pendidikan. MENC: The National Association for Music Education, menciptakan sembilan standarisasi pada tahun 1994: 1) Bernyanyi, baik secara individu maupun berasama 2) Bermain musik pada instrumen musik 3) Menerapkan teknik improvisasi pada melodi, variasi dan iringan (accompaniment) 4) Menciptakan (composing) dan mengaransi lagu (arranging) 5) Membaca notasi balok 6) Mendengarakan, menganalisa dan mendeskripsikan musik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 7) Mengevaluasi musik dan berbagai performa musik 8) Pemahaman tentang hubungan/korelasi antara musik dengan bidang seni dan disiplin ilmu di luar seni 9) Pemahaman tentang hubungan/korelasi antara musik dengan sejarah serta sosial budaya yang berkembang di era tertentu Adapun pada sekolah musik non formal biasanya program pembelajaran dibagi menjadi beberapa klasifikasi tingkatan (grade) program. Berikut salah satu klasifikasi tingkatan program yang terdapat di sekolah musik non formal yaitu Ahmad Dhani School of Rock yang terdapat di Yogyakarta. Klasifikasi / Tingkatan Program TINGKAT PROGRAM LAMA ROGRAM TARGET PROGRAM Penguasaan Dasar Bermusik: Beginner Program Intermediet Program Advance Program 1 (satu )Tahun 1 (satu )Tahun 1 (satu )Tahun • • • Penguasaan Instrumen Penguasaan Skill Bermusik Dasar Live Performing • • Penguasaan pengetahuan dan Skill bermusik secara lebih dalam Aplikasi Bermusik & Performing • • • Pendalaman Aplikasi Bermusik Pendalaman Live Performing Penyelesaian & Penguasaan Study kasus: • Membentuk / Mencetak Pemusik Tabel II. 1 Klasifikasi Tingkat Program (Sumber : www.ahmaddhani-schoolofrock.com) Selain adanya tingkatan program atau grade / level, pada sekolah musik non formal biasanya terdapat kurikulum pembelajaran yang dipelajari. Berikut adalah salah satu kurikulum sekolah musik yang diterapkan pada Purwa Caraka Music Studio, yaitu : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 Kurikulum Vokal MATERI YANG DISAMPAIKAN • Pernapasan • Tune • Vocalising • Teknik improvisasi, interpretasi, penghayatan • Tingkat pertama sebagai masa pembentukan dasar dimana siswa akan mampu menyanyi dengan cara yang tepat dan benar untuk tinggat dasar, dalam hal memproduksi suara atau voice producing, dibantu dengan materi pelajaran serta praktek. • Tingkat kedua sebagai masa pembentukan dasar ke II dimana siswa akan mampu menyanyi dengan artikulasi dengan interpretasi yang baik, serta mampu membaca partitur musik sederhana dalam notasi balok. • Tingkat ketiga sebagai masa pembangunan satu dimana siswa akan dapat menyanyi dengan teknik-teknik lebih tinggi, yang hanya mungkin dilakukan setelah melewati pembentukan dasar I dan II • Tingkat keempat sebagai masa pengembangan II akan mengembangkan potensi personalnya, ditambah dengan kemampuan menyanyi pada teknik-teknik tingkat lanjutan. Tabel II. 2 Kurikulum Vokal (Sumber : www.purwacarakamusicstudio.com) Kurikulum Drum MATERI YANG DISAMPAIKAN 1. Pengenalan not drum berikut cara-cara penempatan pukulan pada tangan dan kaki serta posisi 2. Rudiment ( Latihan tangan ) seperti : Single struke, Double struck, Paradiddle triplet dan lain- badan. lain. 3. Penguasaan skill pada permainan drum. 4. Penguasaan pada Beat drum dan full in. 5. Improvisasi ( pengembangan ) pada permainan drum 6. Improvisasi / penyampaian kalimat dalam memainkan drum ( Solo Drum ) Tabel II. 3 Kurikulum Drum (Sumber : www.purwacarakamusicstudio.com) Kurikulum Keyboard MATERI YANG DISAMPAIKAN 1. Pengenalan teori dasar musik seperti : Garis birama, Tanda-tanda kunci,staff dan notasi. 2. Pengenalan instrumen keyboard secara umum. 3. Latihan teknik jari. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 4. Pengarahan / pengenalan rhytmic, Style dan register sederhana. 5. Pengetahuan chord – chord. Tabel II. 4 Kurikulum Keyboard (Sumber : www.purwacarakamusicstudio.com) Kurikulum Piano Klasik MATERI YANG DISAMPAIKAN 1. Teknik dasar / latihan dasar, Pemakaian kunci G, F dan notasi dikuncinya masing-masing 2. Teknik menggunakan 5 jari dalam permainan Legato 3. Latihan koordinasi tangan : kedua tangan harus memainkan nada bersama-sama 4. Latihan lagu dari komposer – komposer terkenal 5. Latihan lagu – lagu Modern 6. Variasi lagu anak – anak, terutama untuk murid yang berusia muda. Tabel II. 5 Kurikulum Piano Klasik (Sumber : www.purwacarakamusicstudio.com) Kurikulum Gitar Klasik MATERI YANG DISAMPAIKAN 1. Teknik dasar, tangan kiri dan kanan 2. Latihan ritmis dan Baca partitur 3. Mempelajari menala,tanda dinamik, tempo 4. Mempelajari chord yang lebih luas 5. Belajar improvisasi 6. Latihan solo dalam sustained note Tabel II. 6 Kurikulum Gitar Klasik (Sumber : www.purwacarakamusicstudio.com) Kurikulum Gitar Elektrik MATERI YANG DISAMPAIKAN 1. Teknik jari 2. Baca not 3. Mempelajari chord yang lebih luas 4. Belajar improvisasi 5. Mempelajari jenis music Rock, Blues, Jazz. Tabel II. 7 Kurikulum Gitar Elektik commit to user (Sumber : www.purwacarakamusicstudio.com) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 3. Pemahaman Analogi Dalam Arsitektur Dalam memandang arsitektur para ahli teori seringkali membuat analogi - analogi dengan menganggap arsitektur sebagai sesuatu yang 'organis', arsitektur sebagai 'bahasa', atau arsitektur sebagai 'mesin'. Analogi mengidentifikasikan hubungan harafiah yang mungkin diantara benda – benda. Sebuah benda diidentifikasi dan mempunyai semua sifat khas yang diinginkan, dan dengan demikian ia menjadi model untuk proyek yang ada (Snyder, 1979:303, dalam Pengantar Arsitektur, 1984). Secara singkat analogi-analogi yang seringkali digunakan untuk menjelaskan arsitektur adalah sebagai berikut: (Pdf : Persepsi, Suatu Fenomena Dalam Arsitektur, oleh Ir. Basaria Talarosha, MT) a) Analogi Matematis Beberapa ahli teori menganggap bahwa bangunan-bangunan yang dirancang dengan bentuk-bentuk murni, ilmu hitung dan geometri (seperti golden section) akan sesuai dengan tatanan alam semesta dan merupakan bentuk yang paling indah. Prinsip-prinsip ini banyak digunakan pada bangunan jaman Renaissance. b) Analogi Biologis Pandangan para ahli teori yang menganalogikan arsitektur sebagai analogi biologis berpendapat bahwa membangun adalah proses biologis, bukan proses estetis. Analogi biologis terdiri dari dua bentuk yaitu 'organik' (dikembangkan oleh Frank Lloyd Wright) dan 'biomorfik'. c) Analogi Romantik Arsitektur harus mampu menggugah tanggapan emosional dalam diri si pengamat. Hal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menimbulkan asosiasi (mengambil rujukan dari bentuk-bentuk alam, dan masa lalu yang akan menggugah emosi pengamat) atau melalui pernyataan yang dilebih-lebihkan (penggunaan kontras, ukuran, bentuk yang tidak commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 biasa yang mampu menggugah perasaan takut, khawatir, kagum dan lainlain). d) Analogi Linguistik Analogi linguistik menganut pandangan bahwa bangunan- bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut: • Model Tata bahasa Arsitektur dianggap terdiri dari unsur-unsur (kata-kata) yang ditata menurut aturan (tata bahasa dan sintaksis) yang memungkinkan masyarakat dalam suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan menafsirkan apa yang disampaikan oleh bangunan tersebut. lni akan tercapai jika 'bahasa' yang digunakan adalah bahasa umum/publik yang dimengerti semua orang (langue). Arsitektur seringkali terdiri dari unsur – unsur yang ditata menurut aturan sehingga memudahkan dalam pemahaman dan penafsiran yang disampaikan oleh bangunan tersebut. Imaginasi dan rasa arsitekturnya diungkapkan dalam batas – batas yang ditentukan oleh bahasa arsitektur universal. Contoh yaitu rumah yang layak harus dipertimbangkan dan mempunyai tata bahasanya sendiri. Tata bahasa disini dianalogikan dengan konstruksi dimana hubungan bentuk antara berbagai unsure yang masuk ke dalam konstitusi benda tersebut. • Model Ekspresionis Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu wahana yanng digunakan arsitek untuk mengungkapakan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut. Dalam hal ini arsitek menggunakan 'bahasa'nya pribadi (parole). Bahasa tersebut mungkin dimengerti orang lain dan mungkin juga tidak. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 • Model Semiotik Semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penafsiran semiotik tentang arsitektur menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi mengenai apakah ia sebenarnya dan apa yang dilakukannya. Sebuah bangunan berbentuk bagaikan piano akan menjual piano. Sebuah menara menjadi tanda bahwa bangunan itu adalah gereja. e) Analogi Mekanik Menurut Le Corbusier, sebuah rumah adalah mesin untuk berhuni merupakan contoh analogi mekanik dalam arsitektur. Bangunan seperti halnya dengan mesin hanya akan menunjukkan apa sesungguhnya mereka, apa yang dilakukan, tidak menyembunyikan fakta melalui hiasan yang tidak relevan dengan bentuk dan gaya-gaya, atau dengan kata lain keindahan adalah fungsi yang akan menyatakan apakah mereka itu dan apa yang mereka lakukan. f) Analogi Pemecahan Masalah Arsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak penalaran daripada ilham, dan lebih banyak pengetahuan faktual daripada semangat (Borgnis, 1823). Pendekatan ini sering juga disebut dengan pendekatan rasionalis, logis, sistematik, atau parametrik. Pendekatan ini menganggap bahwa kebutuhankebutuhan lingkungan merupakan masalah yang dapat diselesaikan melalui analisis yang seksama dan prosedur-prosedur yang khusus dirumuskan untuk itu. g) Analogi Adhocis Arsitektur berarti menanggapi kebutuhan langsung dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh tanpa membuat rujukan dan cita-cita. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 h) Analogi Bahasa Pola Manusia secara biologis adalah serupa, dan dalam suatu kebudayaan tertentu terdapat kesepakatan-kesepakatan untuk perilaku dan juga untuk bangunan. Jadi arsitektur harus mampu mengidentifikasi polapola baku kebutuhankebutuhan agar dapat memuaskan kebutuhankebutuhan tersebut. Pendekatan tipologis atau pola menganggap bahwa hubungan lingkunganperilaku dapat dipandang dalam pengertian satuansatuan yang digabungkan untuk membangun sebuah bangunan atau suatu rona kota. i) Analogi Dramaturgi Kegiatan-kegiatan manusia dinyatakan sebagai teater dimana seluruh dunia adalah panggungnya, karena itu lingkungan buatan dapat dianggap sebagai pentas panggung. Manusia memainkan peranan dan bangunan-bangunan merupakan rona panggung dan perlengkapan yang menunjang pagelaran panggung. Analogi dramaturgi digunakan dengan dua cara, dari titik pandang para aktor dan dari titik pandang para dramawan. Dalam hal pertama arsitek menyediakan alat-alat perlengkapan dan rona-rona yang diperlukan untuk memainkan suatu peranan tertentu. Dari titik pandang para dramawan, arsitek dapat menyebabkan orang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan memberikan petunjukpetunjuk visual. Pemanfaatan analogi dramaturgi ini membuat sang arsitek yang bertindak hampir seperti dalang, mengatur aksi seraya menunjangnya. 4. Kajian Akustik Ruang Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 misalnya dalam gedung rapat akan sangat mempengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu : • Perubahan suara karena pemantulan dan • Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain Dibutuhkan seorang ahli yang berlandaskan teori perhitungan dan pengalaman lapangan untuk mewujudkan sebuah ruang yang ideal, seperti home theatre, ruangan karaoke, raung rekaman, ruang pertemuan dan sejenisnya termasuk ruang tempat ibadah. (Wikipedia 2010) Pengukuran jangkah frekuensi dan besarnya, dapat dilakukan dengan bantuan sebuah RTA (Real Time Analyzer) untuk mengetahui dan menentukan frekuensi pantulan atau ketembusan, sehingga dapat ditentukan jenis material penyerap suara yang digunakan. Banyak material penyerap yang sangat efektif untuk digunakan. Gambar II.1 Akustik Ruang (Sumber : http://jokosarwono.wordpress.com) Gambar II.2 Akustik Ruang Pertunjukan (Sumber : http://jokosarwono.wordpress.com) 4.1 Fenomena Akustik Dalam Ruang Tertutup Dalam sebuah ruangan tertutup, jalur perambatan energi akustik adalah ruangan itu sendiri (weblog : acoustics world). Fenomena suara dalam ruangan dapat digambarkan seperti berikut ini : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 Gambar II. 3 Fenomena Suara Dalam Ruang Tertutup (Sumber : http://jokosarwono.wordpress.com) Dari sketsa tersebut, dapat dilihat bahwa pada setiap titik pengamatan atau titik dimana orang menikmati suara (pendengar) akan dipengaruhi oleh 2 komponen suara, yaitu komponen suara langsung dan komponen suara pantul. Komponen suara langsung adalah komponen suara yang sampai ke telinga pendengar langsung dari sumber. Besarnya energi suara yang sampai ke telinga dari komponen suara ini dipengaruhi oleh jarak pendengar ke sumber suara dan pengaruh penyerapan energi oleh udara. Komponen suara pantul merupakan komponen suara yang sampai ke telinga pendengar setelah suara berinteraksi dengan permukaan ruangan disekitar pendengar (dinding, lantai dan langit-langit). Total energi suara yang sampai ke telinga pendengar dan persepsi pendengar terhadap suara yang didengarnya tentu saja akan dipengaruhi kedua komponen ini. Itu sebabnya komponen suara pantul akan sangat berperan dalam pembentukan persepsi mendengar atau bias juga disebutkan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan akan sangat mempengaruhi kondisi dan persepsi mendengar yang dialami oleh pendengar. Ada 2 ekstrim yang berkaitan dengan karakteristik permukaan dalam ruangan, yaitu apabila seluruh permukaan dalam ruangan bersifat sangat menyerap dan seluruh permukaan dalam ruangan bersifat sangat memantulkan energi suara yang sampai kepadanya. Bila permukaan dalam ruang seluruhnya sangat menyerap, maka komponen suara yang sampai ke pendengar hanyalah komponen langsung saja dan ruangan yang seperti ini disebut ruang anechoic (anechoic chamber). Sedangkan pada ruang yang seluruh permukaannya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 bersifat sangat memantulkan energi, maka komponen suara pantul akan jauh lebih dominant dibandingkan komponen langsungnya, dan biasa disebut sebagai ruang dengung (reverberation chamber) . Ruangan yang kita gunakan pada umumnya berada diantara 2 ekstrim itu, sesuai dengan fungsinya. Ruang Studio rekaman misalnya lebih mendekati ruang anechoic, sedangkan ruangan yang berdinding keras lebih menuju ke ruang dengung. Desain akustik ruangan tertutup pada intinya adalah mengendalikan komponen suara langsung dan pantul ini, dengan cara menentukan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan (lantai, dinding dan langitlangit) sesuai dengan fungsi ruangannya. Ada ruangan yang karena fungsinya memerlukan lebih banyak karakteristik serap (studio, Home Theater, dll) dan ada yang memerlukan gabungan antara serap dan pantul yang berimbang (auditorium, ruang kelas, dsb). Dengan mengkombinasikan beberapa karakter permukaan ruangan, seorang desainer akustik dapat menciptakan berbagai macam kondisi mendengar sesuai dengan fungsi ruangannya, yang diwujudkan dalam bentuk parameter akustik ruangan. Karakteristik akustik permukaan ruangan pada umumnya dibedakan atas: • Bahan Penyerap Suara (Absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang menyerap sebagian atau sebagian besar energi suara yang datang padanya. Misalnya glasswool, mineral wool, foam. Bisa berwujud sebagai material yang berdiri sendiri atau digabungkan menjadi sistem absorber (fabric covered absorber, panel absorber, grid absorber, resonator absorber, perforated panel absorber, acoustic tiles, dsb). • Bahan Pemantul Suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang bersifat memantulkan sebagian besar energi suara yang datang kepadanya. Pantulan yang dihasilkan bersifat spekular (mengikuti kaidah Snelius: sudut datang = sudut pantul). Contoh bahan ini misalnya keramik, marmer, logam, aluminium, gypsum board, beton, dsb. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34 • Bahan pendifuse/penyebar suara (Diffusor) yaitu permukaan yang dibuat tidak merata secara akustik yang menyebarkan energi suara yang datang kepadanya. Misalnya QRD diffuser, BAD panel, diffsorber dsb (check www.rpginc.com) . 4.2 Problem Desain Akustik Ruang Sebuah ruangan yang didesain untuk suatu fungsi tertentu, baik yang mempertimbangkan aspek akustik maupun yang tidak, seringkali dihadapkan pada problem-problem berikut: 1. Focusing of Sound (Pemusatan Suara) : Masalah ini biasanya terjadi apabila ada permukaan cekung (concave) yang bersifat reflektif, baik di daerah panggung, dinding belakang ruangan, maupun di langit-langit (kubah atau jejaring kubah). 2. Echoe (pantulan berulang dan kuat). Echoe disebabkan oleh permukaan datar yang sangat reflektif atau permukaan hyperbolic reflektif (terutama pada dinding yang terletak jauh dari sumber). Pantulan yang diakibatkan oleh permukaan-permukaan tersebut bersifat spekular dan memiliki energi yang masih besar, sehingga (bersama dengan delay time yang lama) akan mengganggu suara langsung. 3. Resonance (Resonansi): Seperti halnya echoe problem ini juga diakibatkan oleh dinding paralel, terutama pada ruangan yang berbentuk persegi panjang atau kotak. 4. External Noise (Bising): Problem ini dihadapi oleh hampir seluruh ruangan yang ada di dunia ini, karena pada umumnya ruangan dibangun di sekitar sistem-sistem yang lain. 5. Doubled RT (Waktu dengung ganda): Problem ini biasanya terjadi pada ruangan yang memiliki koridor terbuka/ruang samping atau pada ruangan playback yang memiliki waktu dengung yang cukup panjang. (sumber : Doelle, 1972, dalam Akustik Lingkungan) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 Kesimpulan : Kajian akustik sebagai dasar dari prinsip kenyamanan akustik yang diperlukan dalam merencanakan bangunan Musical education Center. 5. Fleksibilitas Ruang Fleksibilitas ruang maksudnya adalah kemampuan suatu ruang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap aktivitas yang berlangsung didalamnya. Fleksibilitas penggunaan ruang adalah suatu sifat kemungkinan dapat digunakannya sebuah ruang untuk bermacam-macam sifat dan kegiatan, dan dapat dilakukannya pengubahan susunan ruang sesuai dengan kebutuhan tanpa mengubah tatanan bangunan. Kriteria pertimbangan fleksibilitas adalah: a. Segi teknik, yaitu kecepatan perubahan, kepraktisan, resiko rusak kecil, tidak banyak aturan, memenuhi persyaratan ruang. b. Segi ekonomis, yaitu murah dari segi biaya pembuatan dan pemeliharaan. Ada tiga konsep fleksibilitas, yaitu : a. Ekspansibilitas adalah konsep fleksibilitas yang penerapannya pada ruang atau bangunan yaitu bahwa ruang dan bangunan yang dimaksud dapat menampung pertumbuhan melalui perluasan. b. Untuk Konsep konvertibilitas, ruang atau bangunan dapat memungkinkan adanya perubahan tata atur pada satu ruang. c. Untuk konsep versatibilitas, ruang atau bangunan dapat bersifat multi fungsi. (Sumber : www.arsiteka.com , artikel Fleksibilitas Ruang dan Massa, tanggal 7 November 2008) Fleksibelnya suatu ruang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : a. Pembagian ruang Pembagian ruang yang tepat dapat membantu seberapa banyak ruangan dapat menampung suatu kegiatan yang bermacam - macam. Penggunaan dinding geser merupakan salah satu cara yang dapat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 dilakukan agar ruang dapat fleksibel menampung kegiatan yang bermacam – macam atau menampung kegiatan dengan kapasitas yang berbeda pada waktu – waktu tertentu. b. Pemilihan stuktur bangunan Pemilihan struktur bangunan yang tepat dapat mempengaruhi seberapa fleksibelnya suatu bangunan. Misalnya untuk kasus bangunan yang penggunaan ruangannya berbentang lebar membutuhkan suatu pemilihan struktur bentang lebar yang sesuai untuk menampung aktivitas penggunaan ruang tersebut. c. Ketinggian ruang Ketinggian ruang ditentukan oleh jenis kegiatan di dalamnya yang membutuhkan adanya kriteria ketinggian ruang tertentu. d. Pemilihan Furniture Pemilihan furniture mempengaruhi seberapa fleksibel ruangan di dalamnya. Pemilihan furniture yang tepat dan seminimal mungkin diusahakan tidak menggunakan furniture yang built in dapat membuat suatu ruang lebih bersifat fleksibel jika dibutuhkan ruang yang mrmiliki aktivitas yang bermacam – macam di dalamnya. e. Sirkulasi Sirkulasi juga mempengaruhi fleksibilitas suatu ruang atau ruang – ruang di dalam bangunan. Dimana dengan pengaturan sirkulasi antar ruang atau dalam ruang yang baik, maka akan lebih menambah tingkat efisiensi dan kefleksibelan dalam bangunan tersebut. Contoh bangunan yang menerapkan fleksibilitas ruang : • Jakarta Convention Center (JCC) JCC merupakan Pusat Konvensi di Ibukota yang sering dijadikan tempat diselenggarakannya kegiatan -kegiatan berskala nasional maupun commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 internasional, seperti konferensi PBB, pertemuan Negara – Negara APEC, pertemuan Negara – Negara GNB. Selain itu sering dijadikan tempat diselenggarakannya acara penganugerahan, pementasan seni, konsermusik, dan berbagai pameran. Beberapa fasilitas yang dimiliki JCC antara lain : - Plennary Halldengan kapasitas 5000 kursi. - Assembly Hall seluas 3.921 m² yang dapat dibagi menjadi tiga ruang – ruang kecil. - Dua Exhibition Halls (Hall A seluas 3.060 m², Hall B seluas 5.850 m²). - 13 Flexible Meeting Rooms dengan ukuran yang berbeda-beda. - Main Lobbyseluas 5.500m yang bersifat multifungsi. 2 Ket : Ruang Pameran Ruang Pertemuan Gambar II. 4 Denah Jakarta Convention Center (Sumber : www.jcc.co.id) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38 Ket : Ruang Pameran Ruang Pertemuan Gambar II. 5 Denah Ruang Pertemuan Jakarta Convention Center (Sumber : www.jcc.co.id) Jakarta Convention Center terdiri atas beberapa hall besar dengan kapasitas yang cukup besar. Plenary Hall yang berbentuk lingkaran, dapat memuat sampai dengan 5000 tempat duduk, merupakan hall utama. Konsep ruang yang fleksibel, memungkinkan fungsi Plenary Hall untuk diubah sesuai dengan kebutuhan, baik untuk kegiatan konvensi maupun pameran. Assembly Hall memiliki luas ruang 3.921m2 dapat dibagai menjadi tiga ruangan yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan. Selain itu terdapat dua ruang pameran besar, yaitu Exhibition Hall A dan Exhibition Hall B, dengan luas total 9.585m2, beberapa ruang pertemuan sedang maupun kecil, dan lobby utama dengan luas 5.500m2, yang dapat digunakan untuk keperluankeperluan tertentu sesuai dengan kebutuhan acara. Gambar II. 6 commit to user Interior Jakarta Convention Center (Sumber : www.jcc.co.id) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 Plenary Hall dirancang sangat fleksibel, dengan kapasitas sampai dengan 5000 orang, mulai dari kegitan konferensi yang bersifat formal, sampai dengan konser musik yang hingar bingar. Dilengkapi dengan peralatan audio video yang canggih termasuk 64 kamera video, dan sistem penerjemah yang dapat mengakomodasi sampai dengan 8 bahasa. Assembly Hall dapat menampung 2500 orang untuk pertemuan dengan tempat duduk, dan 4500 orang untuk acara dengan berdiri. Ruangnya yang fleksibel memungkinkan berbagai kegiatan untuk dilakukan. Mulai dari gala dinner, ruang kelas, fashion show, launching produk, sampai malam penganugerahan. Gambar II. 7 Denah Ruang Assembly Hall JCC (Sumber : www.jcc.co.id) 6. Preseden Sekolah Musik 6.1 Pendidikan Musik di Kota Solo : a. Elfa’s Music School Elfa’s Music School menyediakan pendidikan piano, keyboard, biola dan tarik suara. Elfa’s Music School merupakan bangunan yang mewadahi kursus musik tetapi hanya berupa rumah penduduk yang disewa sebagai tempat kursus musik. Sehingga untuk memberikan kesan yang berbeda dan untuk menandakan kesan sebagai tempat kursus musik maka pada fasadenya ditambah sebuah board yang bergambar not balok dan microphone sebagai symbol dari tempat kursus musik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40 Gambar II. 8 Elfa’s Music School (Sumber : Dokumen Pribadi) b. Purwa Caraka Music school Purwa Caraka Music School terletak di Jl. MT. Haryono 40 Solo, Banjarsari. Bangunannya berupa rumah yang disewa kemudian diolah pada bagian fasadenya agar tidak tampak seperti bangunan rumah. Untuk menandakan bahwa bangunan tersebut merupakan tempat kursus musik Purrwa Caraka maka disimbolkan dengan penggunaan warna yang mengcirikhaskan Purwa Caraka Music School. Gambar II. 9 Purwa caraka Music Course (Sumber : www.kapanlagi.com) c. Gilang Ramadhan Studio Drummer Gilang Ramadhan Studio Drummer terletak di Jl. Abdul Muis no. 91 Setabelan, Solo. Bangunannya berupa ruko yang dibeli. Fasilitas yang ditawarkan berupa kursus drum dari anak – anak usia preschool hingga dewasa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41 Gambar II. 10 Recepsionist Gilang Ramadhan Studio Drummer (Sumber : Dokumen Priibadi) Gambar II. 11 R. Kelas Gilang Ramadhan Studio Drummer (Sumber : Dokumen Pribadi) Jumlah murid yang mengikuti kursus di Gilang Ramadhan Studio Drummer mencapai 270 orang. Gilang Ramdahan Studio Drummer memiliki 4 ruang kursus, recepsionist, r. pengelola, r. tunggu, musholla, dan toilet. 6.2 Pusat Pendidikan Musik di Luar Kota Solo : a. Sekolah Menengah Musik YMJ (Jakarta) Sekolah Menengah Musik YMJ adalah sekolah dengan pendidikan formal dimana diperuntukkan bagi siswa sekolah menengah atau setingkat SMA. Sekolah Menengah Musik ini merupakan sekolah yang dibangun di bawah Yayasan Musik Jakarta (YMJ). Sekolah Musik Menengah ini seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada umumnya, hanya saja pembelajaran yang dipelajari mengenai musik. (yayasanmusicjakarta.org) Gambar II. 12 Yayasan Musik Indonesia commit(Sumber to user: http://sites.google.com/site/sekolah menengahmusikymj) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42 Kurikulumnya tidak hanya mempelajari tentang musik tetapi juga mempelajari mata pelajaran standar UAN, akan tetapi presentasinya lebih sedikit disbanding dengan pembelajaran di bidang musik. Berikut adalah kurikulum di Sekolah Menengah Jakarta : Gambar II. 13 Kurikulum Sekolah Menengah Musik YMJ (Sumber : http://sites.google.com/site/sekolahmenengahmusikymj) Fasilitas yang terdapat di Sekolah Musik Jakarta YMJ, diantaranya: 1. 27 Ruang belajar klasikal dan individu 2. Ruang latihan 3. Ruang kegiatan kesiswaan & Outdor Hall 4. Auditorium berkapasitas 300 kursi 5. Perpustakaan seluas 350 M2, lebih dari 1500 koleksi buku dan audiovisual 6. Workshop Studio 7. Wi-Fi 8. Asrama 9. Kantin 10. Ruang Gamelan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43 b. Institute Musik Indonesia (IMI) Institute Musik Indonesia berdiri sejak tahun 2001, IMI merupakan Institusi Musik Kontemporer pertama di Indonesia (institutemusicindonesia.com). Fasilitas yang terdapat di Institut Musik Indonesia, diantaranya adalah : 1. General Class Seluruh ruang kelas di IMI didesain secara spesifik sesuai dengan kebutuhan masing-masing department/major. Semua dilengkapi dengan akustik ruangan dan peralatan terbaik. Gambar II. 14 Ruang Kelas IMI (Sumber : www.imimusik.com) Untuk kelas keyboard, terdiri dari ruangan terbesar yang berisi 8 set keyboard, dan kelas konseling yang dilengkapi dengan digital piano. Kelas gitar dan bass masing-masing juga memuat sampai 8 orang mahasiswa. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang kegiatan belajar. Sedangkan untuk drum, ada beberapa kelas untuk department ini, yang terbesar memuat 7 set drum lengkap. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 2. Practice Room IMI mempunyai banyak Practice Room bagi para mahasiswa yang ingin berlatih dengan privasi. Anda hanya perlu menunjukkan ID card IMI yang valid untuk menggunakannya. Gambar II. 15 Ruang Praktek IMI (Sumber : www.imimusik.com) 3. Rehearsal Studio IMI menyediakan fasilitas studio latihan yang lengkap untuk para mahasiswa yang ingin berlatih dengan format band/ensemble. Gambar II. 16 Rehearsal Studio IMI (Sumber : www.imimusik.com) 4. Music Technology Lab IMI mempunyai lab station yang akan membuat siswa belajar mengaplikasikan teknik bermain tradisional ke dalam teknologi musik modern. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45 Gambar II. 17 Music technology Lab IMI (Sumber : www.imimusik.com) Masing2 lab station dilengkapi dengan komputer ber-spesifikasi tinggi, LCD monitor, MIDI controllers, Flat speaker dan hardware/software pendukung lainnya. 5. Recording Studio Fasilitas ini disediakan untuk mata kuliah yang membutuhkan fasilitas recording studio dan juga bisa dipergunakan oleh mahasiswa dalam memproduksi project mereka. Studio ini memiliki tracking room, control room dan vocal booth dengan acoustic treatment yang baik. Dilengkapi dengan Apple Macintosh Computer, Protools Digidesign, dan hardware/software pendukung lainnya. Gambar II. 18 Recording Studio IMI (Sumber : www.imimusik.com) 6. Multimedia Library Perpustakaan IMI menyediakan beragam literatur audio, video maupun buku yang ditunjang dengan fasilitas audio/video player, komputer commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46 serta wireless internet connection yang akan sangat membantu murid selama masa perkuliahan mereka di IMI. Gambar II. 19 Multimedia Library IMI (Sumber : www.imimusik.com) 7. IMI Concert Hall IMI concert hall memiliki kapasitas lebih dari 200 orang, ruang konser ini digunakan untuk beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan performance siswa. Selain untuk perkuliahan general, ruang konser ini juga digunakan IMI untuk workshop, seminar, clinic, dan tentu saja Masterclass yang mendatangkan/mengundang musisi seperti Tohpati, Indro Harjodikoro, Fajar Satritama, Riza Arsyad, dll. Gambar II. 20 IMI Concert Hall (Sumber : www.imimusik.com) Program Pembelajaran yang diajarkan di IMI, terdiri dari : 1. Guitar Department 2. Keyboard Department 3. Bass Department commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47 4. Percussion Department 5. Voice Department c. Yamaha Music School Sekolah Musik Yamaha memiliki Sistem Pendidikan Musik Yamaha dengan filosofinya yaitu ”Musik untuk Semua orang”. Dasar pemikirannya adalah semua orang berhak untuk menikmati dan belajar musik. Bukan anak-anak berbakat saja yang jumlahnya sedikit di muka bumi yang dapat belajar akan tetapi semua anak-anak yang memiliki berbagai tingkat kemampuan dapat belajar. Karena musik akan mengembangkan ”Jiwa Kreatif” anak-anak yang akan membawa masa depan yang cerah bagi mereka. (yamahacourse.com) Di dalam Sistem Pendidikan Musik Yamaha memiliki 3 ciri khas, yaitu: 1. Time Education 2. Group Lesson 3. Emphasis on Creativity Yamaha Music School menyediakan 2 jenis kursus yaitu : ¾ Yamaha Music School for Kids Yamaha Music School for Kids ditujukan untuk anak – anak, yang program pembelajarannya terdiri dari : 1. Music Wonderland (usia 3 tahun) Pengaruh musik pada kecerdasan anak, tidak hanya kecerdasan berpikir saja, namun juga kecerdasan emosi. Pada usia 3 tahun anakanak dengan penuh rasa ingin tahu menyerap apa saja yang dipelajarinya. Pengalaman bermusik yang menyenangkan pada masa tersebut akan memperkaya sensibilitas commit to user dan mengembangkan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48 kemampuan pendengaran anak-anak dalam suasana yang menyenangkan. Kemampuan dasar sensibilitas terhadap suara akan berkembang melalui pengalaman mendengar melodi dan ekspresi atau nuansa suara seperti: tempo, irama, harmoni dan lain-lain. Gambar II. 21 Pembelajaraan Music Wonderland (Sumber : http://yamaha.co.id) 2. Junior Music School (usia 4 – 5 tahun) Metode belajar di JMC merupakan metode yang sangat efektif untuk diterapkan pada usia 4-5 tahun, dimana anak-anak dirangsang untuk mencintai musik. Melalui kursus ini juga dikembangkan minat anak-anak untuk mempelajari musik,dengan cara bermain. 3. Children Electon Course (usia 6 – 8 tahun) 4. Electon Study Course (usia 9 tahun keatas) 5. Piano Study Course (usia 6 tahun keatas) 6. Junior Violin (usia 6 tahun keatas) 7. Junior Drums – Popular Music Course (usia 6 tahun keatas) 8. Junior Vocal – Popular Music Course (usia tahun keatas) 9. Junior Guitar (usia 6 tahun keatas) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49 ¾ Yamaha Music School for Teens and Adults 1. Drums – Popular Music Course (usia 12 tahun keatas) 2. Electric Guitar – Popular Music School (usia 12 tahun keatas) 3. Electric Bass 4. Pop Piano – Popular Music Course (usia 12 tahun keatas) 5. Keyboard – Popular Music Course (usia 12 tahun keatas) 6. Vocal – Poular Music Course (usia 12 tahun keatas) 7. Saxophone – Popular Music Course 9usia 12 tahun keatas) 8. Flute – Popular Music Course (usia 12 tahun keatas) 9. Electone Study (usia 12 tahun keatas) 10. Piano Study (usia 12 tahun keatas) 11. Guitar (usia 12 tahun keatas) 12. Violin (usia 12 tahun keatas) Fasilitas yang disediakan oleh Yamaha Music Center diantaranya adalah : 1. Yamaha Communication Center Yamaha Communication Center dapat digunakan sebagai wadah bagi semua insan seni untuk dapat saling bertemu, berbagi suara dan pengalaman. Gambar II. 22 Yamaha Communication Center commit: http://yamaha.co.id) to user (Sumber perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50 Tempat ini dilengkapi dengan alat-alat musik Yamaha bisa digunakan untuk mini konser, konferensi pers, launching album, atau kegiatan seni lainnya, seperti pameran lukisan atau photography exhibition. Gambar II. 23 Yamaha Communication Center (Sumber : http://yamaha.co.id) 2. Yamaha Music Indonesia Auditorium Yamaha menyediakan fasilitas hall yang dapat dipergunakan untuk berbagai bentuk acara anda misalnya, konser musik, perayaan sekolah atau kantor, shooting, acara-acara keagamaan, live recording, atau event-event organisasi. Dengan dilengkapi fasilitas berikut ini: • Izin Keramaian • (Satu) Unit Grand Piano (model S7 PE) • SpotLight • Kapasitas 300 kursi theater style • Sound System (Mix-16 Channel, Speaker-2 x 1000 watt) • Microphone beserta stand • Partitur stand • Besar daya listrik 30.000 watt. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 Gambar II. 24 Yamaha Music Indonesia Auditorium (Sumber : http://yamaha.co.id) 3. Yamaha Digital Audio Creative Center (YDACC) Merupakan sebuah studio khusus yang diperuntukkan bagi para peminat Professional Audio, musisi profesional maupun pengusaha Recording Studio hingga sound engineer. Gambar II. 25 Yamaha Digital Audio Creative Center (Sumber : http://yamaha.co.id) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 6.3 Pusat Pendidikan Musik di Luar Negeri a. The Liszt School Music of Weimar (German) Gambar II. 26 The Liszt School Music of Weimar (Sumber : www.hfm-weimar.de) The Liszt School Music of Weimar adalah sebuah perguruan tinggi yang mengkhususkan mata kuliahnya di bidang musik. Sekolah ini menawarkan beraneka ragam landasan musik secara menyeluruh, yang mampu merefleksikan pengembangan di bidang pertunjukkan, teori musik dan musicology. Sekolah ini menawarkan pendidikan formal. Sekolah ini memprioritaskan pada : 1. Proses Pembelajaran 2. Aktifitas Orkestral 3. Ikut Serta dalam Ajang Kompetisi Adapun Pembagian Jenjang dari Tahap Perkuliahannya adalah sebagai berikut : 1. Faculty I - Administration and Contact Department of String Instruments and Harp - Department of Wind/Brass Instruments and Percussion - Department of Conducting and Opera Accompaniment - Department of Vocal Studies and Theatre - Department of Guitar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 2. Faculty II - Administration and Contact Department of Keyboard Instruments - Department of Early Music - Department of Jazz - Department of Contemporary Music - Department of Music Pedagogy 3. Faculty III - Administration and Contact Department of School Music and Church Music - Department of Musicology Weimar | Jena - Course of Studies Arts Management Liszt School of Weimar ini terbagi menjadi beberapa massa bangunan diantaranya adalah : 1. Main Building, dimana berupa bangunan yang berfungsi untuk president office, perpustakaan, concert hall, studio, dan beberapa ruang kuliah. Gambar II. 27 Massa Bangunan Utama & Interior Perpustakaan (Sumber : www.hfm-weimar.de) 2. Administration Buiding, merupakan bangunan untuk untuk kantor dan menampung fungsi – fungsi administrasi lainnya. commit to user Gambar II. 28 Bangunan Administrasi (Sumber : www.hfm-weimar.de) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54 3. School Center Am Horn, merupakan bangunan untuk kuliah bagi beberapa department musik. Gambar II. 29 School Center Am Horn (Sumber : www.hfm-weimar.de) 4. Monastery Building Am Palais Department of School Music and Church Music Gambar II. 30 Department of School Music and Church Music (Sumber : www.hfm-weimar.de) 5. Beach House – Department of Guitar 6. Beethoven House – Department of Studies and Theater 7. Haydn House – Department of Accordion 8. Studio Theater b. Central Washington University Music Ruang latihan band (Band Rehearsal Space) dari Central Wahington University Music Building Program memungkinkan para siswanya mendapatkan kenyamanan akustik di dalamnya. Menyediakan akustik yang dapat diatur,, integrasi dari system audio dan adanya ruang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55 penyimpanan untuk alat musik dan perlengkapan sehingga dapat membantu mereka untuk latihan mempersiapkan penampilan mereka. Gambar II. 31 Ruang Latihan Central Wahington University (Sumber : http://www.cwu.edu/~music/building/) Ruang untuk paduan suara (The Choral Room) selalu menggunakan bagian tengah. Dari 140 suara nyanyian universitas hingga group paduan suara kecil dan permainan music bersama – same (ensemble), ruangan ini juga dilengkapi akustik untuk berbagai variasi dari musical arrangements. Gambar II. 32 Choral Room (Ruang paduan Suara) Central Wahington University (Sumber : http://www.cwu.edu/~music/building/) Central Washington University Hall dilengkapi dengan 600 tempat duduk dan dilengkapi dengan persyaratan akustik yang sangat begus sehingga suara yang dihasilkan di dalam concert hall ini terdengar sangat jelas. Dilengkapi dengan tirai / layar yang dapat diatur gerakannya, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 56 sehingga refleksi suara dapat diatur sehingga dapat menimbulkan effect akustik tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Konsep design dari concert hall ini yaitu seperti sebuah layar yang mengarungi ombak sebagai symbol dari suara yang berombak / bergelombang melalui ruang dan bergerak dinamis. Gambar II. 33 Central Wahington University Hall (Sumber : http://www.cwu.edu/~music/building/) Recital Hall di Central Washington University memiliki 150 tempat duduk. Recital Hall ini dapat menampung berbagai variasi style musik dan terdapat tirai / layar yang dapat digerakkan yang dapat mengubah waktu gaung dari ruangan untuk menyesuaikan dengan jenis music yang dibutuhkan pada saat ditampilkan. Gambar II. 34 Recital Hall Central Wahington University (Sumber : http://www.cwu.edu/~music/building/) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57 Program pembelajaran yang terdapat di Central Washington University adalah : Brass Studies Horn Tuba & Trombone Trumpet Cello Viola Violin Flute Oboe Keyboard Guitar Opera Vocal Jazz Euphonium Strings Studies Bass Woodwinds Studies Bassoon Clarinet & Sax Percussion, Composition, Keyboard, Guitar Percussion Composition Vocal Studies Choral Applied Music Voice Ensembles & Educational Areas Band Ensembles Jazz Gambar II. 35 Program Pembelajaran Central Wahington University (Sumber : http://www.cwu.edu/~music/building/) commit to user Music Education perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 58 7. Preseden Penerapan Analogi Pada Desain Bangunan a. Bergisel Ski Jump (Austria) – Zaha Hadid Bergisel Ski Jump merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat olah raga ski jump. Bangunan ini terdiri dari dua bagian yakni menara dan jembatan. Menara sebagai masa utama, terbuat dari beton bertulang dengan bentuk vertikal. Jembatan di dalamnya terdapat ‘spatial green structure’ atau sebuah ruang yang didalamnya terdapat dua buah ram dan cafz. (blog : wordpress.com – all about architecture) Gambar II. 36 Bergisel Ski Jump (Sumber : www.wordpress.com – all about architecture) BSJ (Bergisel Ski Jump) memiliki panjang jembatan 90m dan tinggi menara 50m. Menurut teori arsitektur, BSJ termasuk dalam analogi matematis karena massa bangunan ini menggunakan bentuk-bentuk murni dan ‘mathematical precition’. Kontekstualitas bangunan ini sangat diperhatikan, hal ini dapat dilihat dari penyelesaian elemen-elemen yang berkonsep organis dengan menggunakan ‘the manner of nature’ dan warna yang tidak terlalu mencolok. Kesan dari kejauhan, BSJ membentuk bayangan yang tidak biasa. Gambar 37 commit toII.user Bergisel Ski Jump (Sumber : www.wordpress.com – all about architecture) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 59 b. Ordrupgaard Museum Extension – Zaha Hadid Bangunan seluas 1150 m2 yang memiliki konsep awal museum dan garden ini, mengacu pada teori analogi biologis, lebih tepatnya organik. Bangunan ini berkembang dari dalam ke luar dan ingin menampilkan interior ke luar bangunan sebagai sarana menyatukan bangunan dengan alam sekitar. (blog : wordpress.com – all about architecture) Gambar II. 38 Ordrupgaard Museum Extension (Sumber : www.wordpress.com – all about architecture) Museum yang terletak di negara Denmark ini, memakai material berupa beton in-situ black lava, baja, dan kaca. Struktur yang digunakan adalah gabungan struktur rangka dan membran. Gambar II. 39 Material Bangunan Yang Digunakan (Sumber : www.wordpress.com – all about architecture) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 60 Kekhasan museum ini adalah tetap dipertahankannya bangunan lama sebagai bangunan utama dan landscape sekitar. Dari segi lighting, terdapat perpaduan pencahayaan alami dan buatan di mana pencahayaan alami lebih kuat; segi penghawaan juga seperti pada pencahayaan, ada yang alami dan buatan. Interior pada bangunan ini memiliki kesan light atau ringan. Hal ini dikarenakan penggunaan elemen pengisi dan pelengkap yang ringan. Penggunan elemen-elemen yang tidak terlalu berat ini dipakai karena pada beberapa bagian fasade terdapat kaca yang ditopang baja-baja disusun grid yang menimbulkan kesan berat. Sehingga untuk memperingan kondisi tersebut, dipakailah elemen-elemen yang terkesan ringan. Gambar II. 40 Interior Ordrupgaard Museum Extension (Sumber : www.wordpress.com – all about architecture) c. Central Building (BMW Plant) – Zaha Hadid Central building- BMW Plant terletak di negara Jerman, terdiri dari ground floor yang sebagian besar diperuntukkan karyawan pabrik, dan lantai pertama yang sebagian besar diperuntukkan karyawan BMW. Area bangunan seluas 25.000 m2 dikembangkan dengan pola radial yang diasosiasikan sesuai kondisi perusahaan BMW yang bergerak dinamis. Bangunan ini memiliki satu massa sentral dan tiga massa pendukung dengan rangkaian ruang penghubung. Fasade bangunan dapat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 61 dianalogikan sebagai analogi romantik karena menimbulkan kesan eksklusif, kompeten, dan canggih. Gambar II. 41 Exterior BMW Plant (Sumber : www.wordpress.com – all about architecture) Dari strukturnya, bangunan ini merupakan memiliki konsep ruang stereotomik. Rangkaian rangka baja yang diekspos memberikan kesan kokoh namun juga memberi kesan berat pada bangunan. Sebagai penyimbang dan pengurang kesan berat pada bangunan, Hadid menggunakan furniture dan elemen pengisi ruang yang bersifat ringan. Penggunaan warnanya menimbulkan kesan eksklusif terbuka (persuasif) dan dingin. Kemudian dari segi kontekstual, bentuk bangunan sesuai dengan budaya setempat yang modern. Gambar II. 42 Interior BMW Plant (Sumber : www.wordpress.com – all about architecture) Asumsi yang telah melekat bahwa BMW merupakan sebuah merek mobil terkenal dan tercanggih sehingga Central building BMW dibangun dengan teknologi mutakhir untuk mendukung kredibilitas perusahaan. Interiornya dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan kesan high-tech commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 62 yang dinamis, kemudian dari segi lighting, menggunakan pencahayaan alami dan dari segi bahan, menggunakan beton bertulang, baja, dan metal. Gambar II. 43 Interior BMW Plant Yang Disesuaikan Dengan Karakter Fungsi Bangunan (Sumber : www.wordpress.com – all about architecture) d. Casa Mila – Antonio Gaudi Gambar II. 44 Eksterior Casa Milla yang Berbentuk Organik (Sumber : www.greatbuildings.com) Antonio Gaudi adalah arsitek abad ke-19 yang gemar menggunakan gaya arsitektur Art Noveau yang banyak menggunakan unsur dekorasi dengan gaya gothic yang dikembangkannya sediri dengan pengaruh bentuk-bentuk organik seperti sulur tanaman dan garis-garis bidang yang tidak beraturan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 63 Karya Gaudi menonjol dalam penggunaan ornamentasi serta bentuk bentuk yang menyerupai keadaan alam seperti gua, tebing serta unsur lengkung tanaman dan geometri. Karya Gaudi banyak yang terinspirasi dari gaya arsitektur Moore yang dikembangkan lagi dengan sentuhan gothic dan art noveau. Apabila diperhatikan, bangunan yang didesain Gaudi tidak nampak mirip dengan bangunan-bangunan pada masanya yang berkembang di Barcelona maupun Eropa. Beberapa diataranya menjadi bangunan yang seperti gua diantara bangunan lainnya, dengan lengkung dan lekuk dekoratifnya seperti pada Casa Mila. e. Parochial Complex - Werner Appelt Bangunan ini merupakan bangunan ketiga dari Katholik centre yang ada di Vienna. Pada bangunan ini kita dapat melihat bangunan ini memang dengan sengaja didesain dari awal dengan konsep klasik dimana tujuan arsitek yang berusaha menciptakan kesan formal dan religius. Dimana hal tersebut dapat dicapai dengan pengolahan ruang dan tampilan bangunan yang bergaya klasik dan kuno. Dari tampilan depan bangunan yang menggunakan efek dan pengolahan lengkung dalam desain tampilan depan bangunan memperjelas unsur postmodern dalam bangunan ditambah pengolahan masa yang tampak kokoh dengan beton–beton tebal, dimana bukaan hanya mengandalkan jendela yang penempatannya disusun sedemikian rupa sehingga memberikan penerangan yang baik dan cukup terhadap ruangan. Gambar II. 45 Parocial Complex (Sumber : www.oocities.org) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 64 Pada bagian interior dari bangunan kita dapat melihat kesan ruang yang tinggi dan besar yang berusaha mencapai kesan monumental yang memang sangat cocok ditimbulkan oleh bangunan – bangunan yang digunakan untuk acara – acara religius. Dari berbagai segi bangunan ini mempunyai suatu pertanda tersendiri, muali dari tampak luar yang terkesan formil dan religius yang dapat dirasakan dan dibaca dengan pola pemikiran kita. Lalu setelah kita memasuki ruangan akan terkesan berbeda dengan pola pafon yang lengkung dan tinggi akan memberikan suatu kesan akan kebesaran yang kuasa. Bila dibahas lebih dalam lagi konteks bahasa arsitektur akan semakin banyak dan tidak mempunyai batasan yang begitu jelas. f. Spirit and soul unfold in a Spanish chapel Perancang ingin menghadirkan suatu kestabilan yang dinamis melalui bentuk yang dihadirkan. Maksud dari kestabilan yang dinamis disini ialah perancang ingin menggugah psikologis dari manusianya. Pada bangunan kapel dibuat miring pada sisi-sisinya, dimaksudkan agar pemakai terguncang dan sadar akan dirinya yang tidak berdaya, dan mengakui akan kebesaran penciptanya. Jadi bahasa dalam arsitektur tidak selalu didasarkan akan ornamentasi pada bangunan, tetapi juga dari bentukan yang ditimbulkan yang dapat merangsang pola pemikiran kata dalam merasakan suatu esensi dari ruang yang ditimbulkan. Gambar II. 46 Interior Spirit and soul unfold in a Spanish chapel (Sumber : www.oocities.org) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 65 BAB III TINJAUAN KOTA 1. Tinjauan Kota Surakarta Kota Solo atau juga dikenal dengan kota Surakarta sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Inti dari pertumbuhan dan perkembangan kota Solo tersebut terutama dicirikan dari perkembangan kegiatan fisik kota yang ada di dalam wilayah administrasi Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta. Rencana Umum Tata Ruang Kota Solo memiliki beberapa rumusan dan konsepsi, salah satunya mengenai kota, strategi dasar pengembangan sektor – sektor dan bidang pembangunan, kependudukan, intensifikasi dan ekstensifikasi pemanfaatan ruang kota dan pengembangan fasilitas dan utilitas. Saat ini kota Solo telah berkembang menjadi kota besar yang mempunyai fungsi ganda, yakni sebagai pusat administrasi tingkat regional, kota industry, kota perdagangan, pariwisata, budaya, dan olahraga. Perkembangan fisik dan kegiatannya telah melampaui batas wilayah administrasi Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta yang merupakan inti pertumbuhan Kota Solo sekarang. (sumber : Anonim, RUTRK Kotamadya Surakarta 1993 – 2013, hal II. 1, Surakarta : Bappeda) Gambar III. 1 Petacommit Wilayah to Kota Surakarta user (Sumber : http://lintassolo.wordpress.com) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 66 Luas administratif Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta ± 4.404 Ha terdiri dari 5 wilayah kecamatan dan 51 kelurahan. Luas kecamatan terluas ditempati oleh Kecamatan Banjarsari dengan luas mencapai 33,63% dari luas Kota Solo. Lahan yang digunakan untuk pemukiman mencapai 61% dari luas tanah kota Solo. Kota Solo terletak di dataran rendah dengan kondisi fisik topografinya relatif datar dengan ketinggian rata-rata 90 meter di atas permukaan air laut dengan kemiringan rata-rata 0 - 3%, dan dilalui oleh beberapa sungai yang merupakan anakan sungai Bengawan Solo. Batas wilayahnya adalah : a. Sebelah Utara : Kabupaten Dati II Karanganyar dan Karanganyar b.Sebelah Timur : Kabupaten Dati II Karanganyar dan Sukoharjo c. Sebelah Selatan : Kabupaten Dati II Sukoharjo d.Sebelah Barat Kabupaten Dati II Karanganyar dan Sukoharjo : Dari keseluruhan luas kotamadya, luas kawasan yang terbangun telah mencapai 88,47% atau 3.896 Ha. Daerah yang belum terbangun luasnya kurang lebih 508 Ha atau 11,53% terdapat di bagian utara dan barat kota. Terbatasnya lahan di wilayah Kotamadya Surakarta menyebabkan wilayah perkotaan berkembang ke wilayah administrasi tetangga, yakni ke wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo dan Karanganyar. 2. Rencana Perkembangan, Potensi, dan Perencanaan Kota Surakarta Kota Solo mempunyai potensi yang cukup besar dalam bidang budaya, pariwisata, dan perdagangan. Di bidang budaya, Keraton Kasunanan Surakarta menjadi pusat perkembangan budaya kota Solo. Obyek budaya kota Solo lainnya, antara lain : Mangkunegaran, Radya Pustaka, Taman Sriwedari, dan Monumen Pers. Karena potensi besar dalam budaya, kota Solo mendapat sebutan sebagai kota budaya. Di bidang wisata, potensi kota Solo antara lain : Taman Balekambang, Taman Satwa Taru Jurug, dll. Sedangkan dalam bidang perdagangan dapat dilihat dengan banyaknya pusat-pusat perdangan baik tradisional maupun modern di kota Solo, seperti Pasar Klewer, Pasar Gedhe, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 67 Pasar Legi, Solo Grand Mall, Solo Square, Pusat Grosir Solo, Beteng Trade Center, De’ Laweyan Mall, Matahari Singosaren Plaza, Alfa, Carefour, Makro, Goro Assalam, Rimo, dll. Dan jika ditinjau dari infrastruktur sarana dan prasarana kotanya, kota Solo sudah memiliki cukup fasilitas kota untuk mendukung aktifitas warga kotanya, seperti jalan, jaringan air bersih, jaringan riol air kota, jaringan listrik, dan jaringan telpon. ¾ Rencana Perkembangan Kota Kota Solo memiliki arah perkembangan fungsi kota sebagai : - kota pusat karesidenan - kota pusat seni budaya Jawa tengah - kota pusat daerah wisata jawa Tengah kota yang representatif bagi perkembangan dan pertumbuhan penduduk. ¾ Perkembangan Fisik Kota Sasaran perkembangan fisik kota dalam perencanaan kota Solo meliputi : - Kawasan asal mula perkembangan kota Solo yang berkembang sebagai kawasan antik. - Kawasan wilayah pusat kota dengan kegiatan perdagangan, pemerintahan, dan fasilitas sosial. - Kawasan pemukiman padat, pemukiman tua, pemukiman kampung kumuh, pemukiman campur usaha. - Kawasan yang sedang berkembang. Perkembangan fisik kota tersebut diharapkan ikut mempertimbangkan pengaturan bentuk dan luas kota, tata guna lahan, pengaturan fungsi, dan jaringan infra struktur. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 68 ¾ Penyediaan Ruang Kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya di dalam wilayah kota Solo mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi kota Solo di masa mendatang (2013), yaitu : - Penyediaan areal pusat pariwisata - Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan - Penyediaan areal olahraga - Penyediaan areal relokasi industri - Penyediaan areal perluasan dan pembangunan fasilitas pendidikan - Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan, dan perbelanjaan - Penyediaan areal pusat perkantoran / administrasi - Penyediaan areal lingkungan perumahan ¾ Potensi Kota dan Perencanaan Wilayah Kotamadya Dati II Surakarta merupakan kota yang dapat dikatakan sudah mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi yaitu sebagai kota pemerintahan, industri, pendidikan, olahraga, serta sosialbudaya seperti tabel berikut : Fungsi Kota Pelayanan Perdagangan Lokal, regional Industri Lokal regional nasional Pendidikan Lokal, regional, nasional Pariwisata Lokal, regional, nasional, internasional Pemerintahan Lokal, regional Pusat fasilitas sosial Lokal, regional, nasional Tabel III. 1 Perkembangan Potensi – Potensi Kota Solo dalam Skala Pelayanan. Potensi di atas: dan ketepatan Perencanaan (Sumber Perda No 8 tahun 1993 tentangJangka RUTRK,Panjang 1993) Kota Solo, menjadikan kota Surakarta sebagai kota tumbuh yang potensial. Hal tersebut dikaitkan dengan perlunya keseimbangan antara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 69 wawasan jauh ke depan dengan pengalaman kondisi masa lalu sehingga suatu rangkaian budaya dan teknologi akan selalu dipelihara. Adapun pengembangan fungsi kota meliputi : a. kawasan pengembangan wisata b. kawasan pengembangan budaya c. kawasan pengembangan olah raga d. kawasan pengembangan relokasi industri e. kawasan pengembangan pendidikan tinggi f. kawasan pengembangan perbelanjaan g. kawasan pengembangan perkantoran h. kawasan pengembangan lingkungan perumahan 3. Perkembangan Musik di Surakarta Surakarta atau Solo dikenal sebagai Kota Budaya. Banyak budaya yang dimiliki Kota Solo dan semua itu perlu dilestarikan. Salah satu budaya Solo yang perlu dilestarikan adalah budaya musik. Seperti di Indonesia pada umumnya, di Kota Solo pun dikenal beberapa jenis musik, diantaranya musik tradisional dan musik modern. Musik tradisional yang dikenal di Solo adalah musik tradisional jawa, yang biasa disebut musik gamelan jawa. Sedangkan musik modern di Solo sama seperti yang dikenal masyarakat Indonesia pada umumnya. Musik modern lebih dikenal dan digemari oleh sebagian besar masyarakat, terutama kaum muda. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang menggemari musik tradisional seperti gamelan dan keroncong. Bahkan di Solo masih terdapat cukup banyak kelompok – kelompok musik yang membawakan musik – musik tradisional yang anggota kelompoknya juga masih remaja, seperti contohnya Group Musik Keroncong Bocah Fajar Indah. Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Solo dan sekitarnya seiring dengan perkembangan media telekomunikasi (radio dan televisi) yang dapat diterima masyarakat Solo dan sekitarnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 70 Selain dengan media tv atau radio, masyarakat Solo dapat menikmati musik lewat konser-konser musik yang sering digelar. Baik itu konser dari penyanyi lokal maupun penyanyi luar daerah. Kondisi Kota Solo sebagai kota yang mengalami perkembangan musik cukup pesat menjadi incaran para musisi untuk mementaskan musiknya. Hal ini telah terbukti dengan hadirnya kelompok-kelompok musik yang telah manggung di kota Solo ini baik musisi yang berkelas internasional, nasional, maupun lokal. Hampir tiap bulan kota Solo lebih dari satu kali ada pementasan musik baik tingkat lokal maupun nasional dan terkadang tingkat internasional. (sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta tahun 2005, 2006, 2007). Sebagai contohnya untuk bulan November - Desember tahun 2009 lalu sudah ada enam hingga tujuh pementasan musik (konser) berkelas nasional dan internasional. Selain pementasan musik yang menghadirkan musisi nasional maupun internasional, Solo juga sering mengadakan pementasan kecil untuk komunitas-komunitas tertentu, seperti acara koesploesan yang diadakan tiap kamis malam bertempat di THR Sriwedari, perkumpulan musisi lokal yang mengadakan pentas musik kecil tiap malam minggu di jalan Slamet Riyadi, dan lain sebagainya. Tempat lain yang pernah digunakan untuk pementasan musik di Solo adalah hotel-hotel, cafe, alun-alun keraton, benteng Vastenberg, Taman Budaya Surakarta, Stadion UNS (dahulu), dan Teater Besar ISI. 4. Gejala Perkembangan Musik di Surakarta Gejala perkembangan musik lebih terlihat dengan bertambahnya kelompok-kelompok musik (group Musik) seperti band, orkestra, keroncong, drumband dengan angka kenaikan rata-rata sebanyak 25%. Sedangkan pembinaan musik ditingkatkan dengan adanya lomba / festival, diskusi, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 71 workshop, dan lain-lain sehingga diharapkan dapat lebih menarik minat masyarakat untuk mengenal musik secara lebih mendalam. Akhir – akhir ini banyak event – event baik berupa workshop ataupun pementasan musik baik yang diselenggarakan di Solo. Jenis musik yang diminati pun tidak hanya musik – musik modern saja tetapi jenis musik etnik juga cukup banyak diminati di Surakarta. Hal ini ditunjukkan dari adanya 2 event yang cukup besar di Surakarta yaitu Solo International Ethnic Music (SIEM) dan International Keroncong Festival (IKF). Orang – orang yang ingin lebih dalam mempelajari musik pun cukup banyak di Surakarta, dilihat dari banyaknya orang yang tertarik untuk belajar musik di tempat – tempat kursus, serta bertambahnya tempat kursus musik yang ada di Solo yang salah satunya terdapat tempat kursus musik baru di Solo baru yang mengajar musik dengan berbasis tekhnologi komputer. Akan tetapi perkembangan yang musik yang ada ini kurang disertai dengan adanya wadah yang memadai yang dapat menampung semakin bertambahnya peminat yang ingin belajar musik dan cukup banyaknya event – event musik bahkan sampai bertaraf Internasional. 5. Perkembangan Pendidikan Musik di Surakarta a. Pendidikan Formal Pendidikan musik formal didapatkan melalui pendidikan di sekolah – sekolah formal. Pendidikan musik di sekolah umum dari taman kanak – kanak, SD, SMP, dan SMA didapatkan melalui pelajaran kesenian yang didalamnya terdapat beberapa pelajaran mempelajari musik. Ada beberapa di sekolah umum yang terdapat di Surakarta memiliki kegiatan ekstrakurikuler di bidang musik, namun yang mengadakan kegiatan tersebut belum sebagai ekstrakurikuler di sekolah belum banyak dan biasanya dengan keadaan fasilitas ruang yang kurang memadai. Selain itu, terkadang pada sekolah – sekolah seperti TK dan SD tenaga pengajar yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 72 memang benar – benar cukup memahami musik masih terbatas sehingga biasanya yang diajar secukupnya saja. Adapun sekolah formal yang benar – benar terdapat bidang kejuruan musik dari kelas satu hingga kelas tiga adalah SMKN 8 yang merupakan sekolah menengah kejuruan yang khusus memberikan pengajarran di bidang kesenian yang dibagi ke dalam beberapa bidang kejuruan yang salah satunya adalah bidang kejuruan musik. Jumlah murid tiap angkatan di bidang kejuruan musik di SMKN 8 ini sekitar 80 – 100 orang, dan jumlah pendaftar yang ingin masuk ke SMKN 8 ini mengalami peningkatan yaitu sekitar 5 % tiap tahunnya. Akan tetapi terdapat beberapa ruang – ruang kelas yang ada kondisinya masih belum memadai dijadikan sebagai ruang praktek musik. b. Pendidikan Musik Non Formal Pendidikan musik non formal didapatkan melalui kursus – kursus musik. Pendidikan musik non formal ini biasanya dikelola oleh pihak swasta dan ada pula yang berupa kursus – kursus musik secara individu. Umumnya bagi para pelajar pendidikan musik non formal merupakan pendidikan sekunder sesudah pendidikan formal (utama) yang di dapat di sekolah. Sedangkan bagi yang sudah tidak terlibat dengan pendidikan formal, pendidikan ini dapat bersifat sebagai pendidikan utama. Adapun pendidikan musik non formal yang terdapat di Surakarta, diantaranya : 1) Purwa Caraka Music Studio Purwa Caraka Music Studio yang terdapat di Surakarta terdiri dari 2 cabang yaitu yang terdapat di Jl. MT Haryono No. 40 dan Jl. Gatot Subroto No. 157. Jenis kursus yang ditawarkan diantaranya adalah kursus gitar, piano, biola, organ, drum, keyboard, dan vokal. Murid yang tertarik mengikuti kursus di tempat ini cukup banyak baik yang berasal dari kota Solo dan juga ada yang berasal dari kota – kota commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 73 di sekitar Solo. Kurikulum yang digunakan adalah sistem grade dengan sistem pengajaran secara privat. Selain diadakan kegiatan belajar mengajar juga diadakan kegiatan lainnya seperti konser maupun kompetisi. 2) Elfa’s Music School Elfa’s Music School menyediakan pendidikan piano, keyboard, biola, drum, dan tarik suara. Sistem pengajarannya terdiri dari kelas privat yang hanya diikuti 1 orang dan kelas semi privat yang diikuti 2 – 3 orang. Pada tiap akhir grade diadakan ujian dan setiap bulannya juga diselenggarakan konser bersama, kompetisi, dan perlombaan. 3) Solo Concert Music Solo Concert Music merupakan salah satu tempat kursus musik yang merupakan milik pribadi salah satu warga Solo dan baru mulai dibuka pada tahun 2008. Pada Solo Concert Music sebagian ruangan yang disediakan mempunyai luasan yang cukup besar karena ditujukan untuk mengajar sebuah kelompok atau group band. Pada tempat kursus ini juga disediakan sebuah studio musik. 4) Gilang Ramadhan Studio Drummer Gilang Ramadhan Studio Drummer merupakan sekolah musik nonformal yang menawarkan kursus drum mulai dari bassic drummer hingga level performance dimana menerima murid dari usia preschool hingga dewasa. Sistem pengajarannya terdiri dari kelas privat, kelas group, dan terdapat kelas terapi musik. Pada Gilang Ramadhan Music Studio terdapat 4 ruang kursus group, recepsionist, ruang tunggu, r. pengelola, musholla, dan toilet. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 74 Gambar III. I 2 Gambarr III. 3 Recepsionistt Gilang R. Tungggu Gilang Ram madhan Musicc Studio R Ramadhan Mu usic Studio (S Sumber : Doku umen Pribadi)) (Sum mber : Dokum men Pribadi) Gambar III. 4 R. Kursus G Gilang Ramad dhan Music Stu udio (Sum mber : Dokumeen Pribadi) 6. Fasilitass Musik di Surakarta S a. Fasillitas Pementasan Musik Event – event e musik yang diselen nggarakan di d Surakarta sebenarnya s cuku up banyak baahkan beberaapa event – event musikk yang diseleenggarakan berskkala Internaasional yangg tidak han nya menamppilkan penaampil yang mem mang berasal dari Solo ssaja dan beberapa dari luuar daerah Solo, S tetapi menaampilkan jug ga penampil yang datangg dari luar neegeri. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 75 Adapun tempat pementasan musik yang biasanya digunakan diantaranya sebagai berikut : ¾ Tempat Pementasan Indoor 1) Gedung Olahraga Indoor Manahan Gedung Olahraga Indoor Manahan biasanya digunakan untuk pementasan dengan skala yang tidak terlalu besar. 2) Diamond Convention Center Diamond Conventin Center merupakan gedung serba guna yang biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan, pernikahan, pameran, dan juga beberapa pementasan musik. Gambar III. 5 Project Pop di Diamond Convention Center (Sumber : www.soloaja.com) 3) Hotel Berbintang dan Cafe Pementasan musik dengan skala pengunjung yang tidak terlalu banyak dan membutuhkan ruang tertutup serta biasanya ditujukan untuk segmen masyarakat tertentu yang untuk dapat menikmatinya dibutuhkan biaya yang tidak hanya membayar untuk menikmati tetapi juga biaya untuk masuk ke ruang tersebut biasanya diselenggarakan di hotel – hotel berbintang dan cafe. beberapa tempat yang sering dijadikan tempat pementasan musik yaitu Novotel, Hotel Sunan, Hailai, dan beberapa cafe lainnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 76 Gambar III. 6 Gambar III. 7 The Virgin di Sunan Hotel Pementasan Musik di Novotel (Sumber : www.soloaja.com) (Sumber : www.soloaja.com) 4) Hall – hall mall Hall atau atrium mall – mall yang ada di Surakarta seperti Solo Grand Mall dan Solo Square sering juga dijadikan sebagai tempat pementasan musik yang dijadikan sebagai ajang promosi. Gambar III. 8 Yovi & The Nuno tampil di Solo Grand Mall (Sumber : www.soloaja.com) ¾ Tempat Pementasan Outdoor 1) Ngarsopuro – Pasar Barang Antik Windujenar Ngarsopuro adalah sebuah ruang publik yang berupa jalan dengan panjang sekitar 500 m yang dibuka pada sore hari menjelang malam hingga malam hari. Toko-toko di kanan-kiri jalan berganti commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 77 menjadi trotoar untuk pejalan kaki. Di salah satu ujung jalannya terdapat Pasar Barang Antik Windujenar. Suasana yang segar dan terbuka di Ngarsopuro membuat orang berdatangan untuk melihat barang dagangan yang ditawarkan. Selain itu, kawasan itu juga menjadi salah satu lokasi pementasan seni budaya, seperti wayang, ketoprak, juga musik. Gambar III. 9 Sejumlah anak usia antara SD – SMP tampil di halaman Pasar Barang Antik Windujenar membawakan musik keroncong. (Sumber : www.seruu.com) 2) THR Sriwedari Salah satu tempat yang sering digunakan untuk menggelar konser adalah THR Sriwedari. Untuk pagelaran rutin (penyanyi lokal) diadakan di dalam lingkungan THR Sriwedari. THR Sriwedari tidak dapat menampung kapasitas penonton dalam jumlah lebih dari 500 orang (dalam kondisi menggunakan tempat duduk), hal ini karena di dalam THR tempat terbatas dan harus berbagi dengan arena bermain, cafe dan kantor pengelola. 3) Stadion R. Maladi Stadion R. Maladi biasanya dijadikan sebagai tempat untuk menggelar konser – konser musik yang cukup besar, seperti konser yang mendatangkan penyanyi dari ibukota. Akan tetapi kurangnya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 78 fasilitas yang cukup memadai di Stadion ini sebagai tempat pementasan menjadi salah satu kendala yang cukup signifikan. 4) Kompleks Olahraga Manahan – Stadion Manahan Stadion Manahan biasanya dijadikan sebagai tempat konser musik. Akan tetapi sebenarnya kawasan ini merupakan kawasan yang diperuntukkan untuk kawasan olahraga sehingga kurang memadai sebagai tempat pementasan. b. Fasilitas Promosi dan Penjualan Fasilitas promosi dan penjualan produk – produk musik pada umumnya berupa toko – toko alat musik maupun toko kaset yang tersebar di kawasan pertokoan dalam kota. Akan tetapi tidak jarang juga tempat penjualan produk – produk musik ditemukan di pusat – pusat perbelanjaan di Solo seperti pada Solo Grand Mall. 7. Penampilan Bangunan Pendidikan Musik di Surakarta Sekolah – sekolah musik non formal yang terdapat di Surakarta sebagian besar menempati bangunan berupa rumah penduduk atau ruko yang disewa. Untuk memberikan karakter sebagai sekolah musik, bangunan yang disewa tersebut pada fasadenya diberikan simbol – simbol yang mudah dikenali oleh pengunjung ataupun orang yang lewat yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut adalah sekolah musik. a. Purwa Caraka Music Studio Purwa Caraka Music Studio menempati bangunan berupa rumah yang disewa kemudian diolah pada bagian fasadenya agar tidak tampak seperti bangunan rumah. Untuk menandakan bahwa bangunan tersebut merupakan tempat kursus musik Purrwa Caraka maka disimbolkan dengan penggunaan warna yang mengcirikhaskan Purwa Caraka Music Studio. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 79 Gambar III. 10 Purwa Caraka Music Studio (Sumber : www.kapanlagi.com) b. Elfa’s Music School Elfa’s Music School merupakan bangunan yang mewadahi kursus musik tetapi hanya berupa rumah penduduk yang disewa sebagai tempat kursus musik. Sehingga untuk memberikan kesan yang berbeda dan untuk menandakan kesan sebagai tempat kursus musik maka pada fasadenya ditambah sebuah board yang bergambar not balok dan microphone sebagai symbol dari tempat kursus musik, serta warna fasadenya digunakan warna – warna yang cerah. Gambar III. 11 Elfa’s Music School (Sumber : Dokumen Pribadi) c. Solo Concert Music Solo Concert Music menempati bangunan yang berupa rumah tinggal karena milik pribadi salah seorang warga Solo. Pada bangunan ini hanya diberi papan penanda untuk memberitahukan bahwa bangunan tersebut commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 80 merupakan salah satu wadah yang menampung kegiatan pendidikan musik nonformal dan juga menyediakan beberapa jasa musik. Gambar III. 12 Solo Concert Music (Sumber : www.kapanlagi.com) Fasade bangunan ini tidak diolah dengan simbol – simbol yang dapat menunjukkan bangunan musik seperti pada sekolah – sekolah nonformal lainnya. d. Gilang Ramadhan Music Studio Gilang Ramadhan Music Studio menempati bangunan ruko yang kemudian dibongkar peruangannya dan disesuaikan dengan kebutuhan ruang yang direncanakan, kemuduan diberi lapisan tambahan untuk persyaratan akustik yang berupa lapisan berpori seperti karpet. Tampilan bangunannya hanya diberi spanduk nama untuk menandakan bahwa merupakan tempat kursus drum sedangkan fasade bangunannya bertipe minimalis tanpa adanya pemberian unsur – unsur simbol musik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 81 BAB IV PUSAT PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN 1. Pemahaman Pusat Pendidikan Musik di Surakarta Pusat Pendidikan Musik yang akan direncanakan adalah sebuah bangunan yang memiliki aktivitas utama sebagai pusat pendidikan di bidang musik dan aktivitas penunjang lainnya yaitu sebagai tempat penyedia jasa musik dimana dapat dijadikan sebagai tempat berkumpul menyalurkan bakat musik dan memperlihatkan karya mereka. Sehingga diharapkan bangunan ini tidak hanya menjadi sebuah fasilitas pendidikan non formal tetapi juga dapat menjadi sebuah area publik sebagai tempat berkumpul bagi para pemusik – pemusik yang ada di Surakarta. 2. Aktivitas dan Pengguna Pusat Pendidikan Musik 2.1 Aktivitas Pada Pusat Pendidikan Musik Aktivitas yang terdapat pada Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan, meliputi : a. Aktivitas Belajar Mengajar atau Kegiatan Pendidikan Musik, yang terdiri dari : - Aktivitas Vokal dan Instrumental - Aktivitas Apresiasi - Aktivitas Kreativitas b. Aktivitas Penyediaan Jasa, yang terdiri dari : - Aktivitas Pementasan Musik - Aktivitas Promosi dan Penjualan (Jual – Beli) - Aktivitas Penyewaan, seperti penyewaan studio dan ruang latihan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 82 - Aktivitas Informasi seperti pameran dan seminar c. Aktivitas Pengelolaan, yang meliputi : - Aktivitas manajemen dan operasinal - Aktivitas Service d. Kegiatan Penunjang yang merupakan kegiatan yang mendukung aktivitas – aktivitas diatas, yang meliputi : - Aktivitas Parkir - Aktivitas Ibadah - Aktivitas Metabolisme - Aktivitas Makan & Minum 2.2 Pengguna Pusat Pendidikan Musik Pengguna Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan, adalah sebagai berikut : a. Pelajar Pelajar yang dimaksud adalah orang yang ingin mempelajari musik dan diperuntukkan bagi semua usia. Mulai dari usia 2 tahun hingga dewasa bahkan orang tua. b. Pengunjung Pengunjung yang dimaksud adalah orang yang menggunakan fasilitas di dalam bangunan ini selain dari orang yang menjadi siswa di dalamnya, seperti pengunjung yang ingin mempertunjukkan karyanya dan juga yang ingin menonton suatu pertunjukkan atau menggunakan jasa lainnya. c. Pengajar Pengajar adalah orang yang memberikan arahan – arahan untuk membimbing para siswa sehingga mendapat pengetahuan yang lebih. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 83 d. Pengelola Pengelola adalah orang yang mengelola atau orang yang mengatur persoalan – persoalan yang berkaitan dengan kelancaran operasional. 3. Fungsi Pusat Pendidikan Musik Fungsi yang diwadahi dalam Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan, meliputi : a. Tempat Pendidikan Musik - Fungsi : Sebagai tempat pendidikan musik, direncanakan sebagai wadah yang dapat menampung aktivitas baik berupa kegiatan pembelajaran secara teori dan juga kegiatan instrumental. - Sistem Pendidikan : system pendidikan yang digunakan adalah system pendidikan non formal. b. Sebagai Wadah Informasi & Apresiasi - Fungsi : sebagai wadah untuk menyalurkan bakat bermusik dan pengembangan kemampuan bermusik. - Aktivitas yang dilakukan sebagai wadah informasi & apresiasi : • Pementasan rutin, yang diikuti oleh para pelajar yang diadakan setiap satu bulan sekali untuk menunjukkan bakat yang dimiliki dan menunjukkan perkembangan setelah mengikuti proses pembelajaran. • Ensembel atau Orkestra, kegiatan ini merupakan konser musik secara bersama – sama atau kelompok yang ditujukan untuk melatih kekompakkan para siswa dalam bermain musik secara kelompok. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 84 • Resital, kegiatan ini dilakukan untuk menunjukkan kemampuan dari para pelajar ataupun orang – orang yang memiliki bakat lebih dalam bermusik. • Festival atau Kompetisi, diadakan untuk memacu semangat belajar para siswa sekaligus untuk mendorong minat dan bakat musik yang dimiliki para masyarakat. • Seminar dan Workshop, diadakan untuk memberikan pengetahuan yang lebih bagi para pelajar ataupun masyarakat mengenai perkembangan – perkembangan yang terjadi. c. Sebagai penyedia Jasa Musik - Fungsi : sebagai tempat yang menfasilitasi berbagai kepentingan yang dibutuhkan dalam bermusik baik bagi para pelajar maupun bagi para masyarakat yang membutuhkan fasilitas jasa musik. - Jasa yang disediakan : • Penyewaan Studio baik studio untuk latihan maupun studio rekaman. • Tempat penjualan alat musik dan produk – produk musik lainnya. 4. Status Kepemilikan Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan merupakan sebuah wadah yang bersifat umum dan komersial dimana status kepemilikannya dipegang oleh Badan Usaha Milik Swasta. Oleh sebab itu, untuk membiayai sendiri keberlangsungan bangunan dan aktivitas di dalamnya maka perlu adanya aktivitas seperti kegiatan promosi berupa penjualan ataupun pengadaan seminar, workshop, dan pertunjukkan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 85 5. Skala Pelayanan Skala Pelayanan Pusat Pendidikan Musik yaitu masyarakat lingkup Kota Solo dan karesidenan Surakarta dan daerah / wilayah sekitar Solo, seperti : Yogyakarta dan Semarang. Dan bisa dimungkinkan akan meluas hingga tingkat propinsi Jawa Tengah, Pulau Jawa, Nasional, hingga Internasional. 6. Sasaran Pelayanan Sasaran Pelayanan yaitu seluruh masyarakat terutama dengan tingkat ekonomi menengah ke atas dari semua jenjang usia paling muda yaitu 2 tahun hingga orang tua. 7. Prospek Pengguna Pusat Pendidikan Musik Ke Depan Dari data hasil pengamatan dan wawancara beberapa sekolah musik non formal yang ada di Surakarta di dapatkan rata – rata jumlah siswa yang masuk di sekolah musik non formal dan presentase siswa dari tiap jenjangan umum, dimana didapatkan hasil sebagai berikut : • Jumlah keseluruhan siswa di tiap sekolah : 250 – 300 orang • Presentase jumlah siswa dari tiap jenjang usia yang dihitung dari jumlah siswa jenjang usia tertentu dibagi jumlah keseluruhan siswa dan dikali 100 %, yang didapatkan presentase sebagai berikut : Usia 2 – 4 tahun (Pre School) : 7 % Usia 5 – 12 tahun (Usia jenjang TK dan SD) : 65 % Usia 12 tahun keatas (Remaja dan Dewasa) : 28 % Dengan asumsi peningkatan tiap tahun 15 % yang di ambil dari angka presentasi tertinggi peningkatan pendaftar di sekolah musik yang di jadikan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 86 preseden, maka untuk perencanaan Pusat Pendidikan Musik ini direncanakan dapat menampung kebutuhan 10 tahun mendatang yaitu : • Jumlah siswa awal : 300 orang Peningkatan sekitar 15 % : 45 orang Perkiraan jumlah siswa 10 tahun mendatang • Perhitungan : Jumlah siswa = 300 + (10 – 1) . 45 = 300 + 405 = 705 orang Jadi, jumlah siswa awal yang direncanakan dalam Pusat Pendidikan Musik ini berjumlah 300 orang dengan antisipasi kebutuhan ruang untuk 10 tahun mendatang yang diperkirakan jumlah siswa akan meningkat menjadi 705 orang. Hal ini menjadi bahan antisipasi karena mengingat sistem kursus yang mengaplikasikan adanya tahapan jenjang yang harus dilewati sehingga pengguna bangunan dari tahun sebelumnya kemungkinan masih menggunakan bangunan yang direncanakan. 8. Mekanisme keberlangsungan terjadinya aktivitas dalam bangunan Karena pusat pendidikan musik ini merupakan pendidikan musik non formal maka untuk keberlangsungan kegiatan didalamnya dengan mengatur jadwal kursus yang disesuaikan dengan kebutuhan dari para siswanya. Untuk siswa usia anak – anak ataupun remaja yang saat ini sudah sekolah formal maka tentunya untuk jadwal kegiatan kursus yang berlangsung pagi – pagi cukup terbatas, sehingga pada waktu pagi kegiatan pendidikan lebih banyak dijadwalkan bagi anak – anak usia playgroup dan juga bagi beberapa anak yang memiliki jadwal masuk sekolah siang serta tidak menutup kemungkinan bagi remaja – remaja yang sudah lulus sekolah. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 87 9. Program Pembelajaran Pusat Pendidikan Musik 9.1 Garis Besar Program Pembelajaran Kurikulum pembelajaran pada Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan berasal dari konsepsi pembelajaran musik yang disesuaikan dengan tingkatan usia yang diterapkan pada sekolah – sekolah musik nonformal (sumber : pdf Music Education Curriculum K-5 dan www.bbcparentsmusicroom.com). Adapun garis besar pembelajaran yang dipelajari pada tiap tingkatan usia adalah sebagai berikut : • Usia 2 – 3 tahun (Usia Preschool) a) Mengenali perbedaan antara suara keras dan tenang, suara yang cepat dan yang lembut. b) Mengenali berbagai irama. c) Mempelajari kata – kata dan lagu yang sederhana secara bersama – sama, lagu – lagu dengan tema suatu objek atau hewan dapat membantu menambah vokabulari kata. d) Mulai mempelajari instrument atau alat – alat musik sederhana seperti drum sederhana, alat musik yang digoyang seperti bel, atau piano mainan. Gambar IV. 1 Pembelajaran Musik Usia 2 – 3 Tahun (Sumber : www.bbc-parentsmusicroom.com) • Usia 4 – 5 tahun (Usia Taman Kanak – Kanak) a) Bernyanyi dan membuat lagu sederhana. b) Mempelajari bagaimana menyanyikan lagu secara bersama – sama. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 88 c) Mengenali berbagai suara dari setiap alat musik yang berbeda – beda. d) Merespon suara dari lagu – lagu yang sedang dimainkan atau dinyanyikan melalui gerakan tubuh dan menari. e) Mengeksplore suara dan melatih mereka untuk mengikuti suara atau lagu yang dinyanyikan. f) Membiarkan mereka untuk mengekpresikan diri mereka ketika mendengarkan suara musik. g) Mempelajari memainkan alat – alat musik yang sederhana seperti alat musik pukul (perkusi) yang sederhana. Gambar IV. 2 Pembelajaran Musik Usia 4 – 5 Tahun (Sumber : www.bbc-parentsmusicroom.com) • Usia 6 – 12 tahun (Usia SD) a) Mempelajari musik dari berbagai zaman dan dari berbagai budaya. b) Mempelajari elemen dasar musik. c) Mempelajari menyanyikan lagu dengan menggunakan suara satu atau suara dua. d) Menampilkan dan belajar menggubah sendiri suara mereka serta memainkan nada – nada melalui alat – alat musik. e) Mendorong atau melatih mereka untuk merespon musik melalui gerakan, bahasa verbal, dan deskripsi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 89 f) Membiasakan para siswa untuk selalu mengoreksi diri dan memperbaiki latihan mereka. g) Mulai mempelajari notasi. h) Berlatih untuk tampil di depan penonton. Gambar IV. 3 Pembelajaran Musik Usia 6 – 12 Tahun (Sumber : www.bbc-parentsmusicroom.com) • Usia 12 tahun keatas a) Belajar untuk memainkan dan menggubah lagu dengan menggunakan pengetahuan yang lebih bertambah tentang pengetahuan musik dan prosesnya. b) Mengapresiasi dan lebih mengeksplore berbagai genre, style, dan tradisi musik. c) Belajar notasi tidak hanya dari alat – alat musik yang umum tetapi juga belajar notasi tradisional. d) Belajar untuk berpikir lebih kritis dan analitis tentang pengetahuan musik. e) Belajar untuk memainkan musik tidak hanya secara indivisu tetapi juga bekerja sama memainkan musik dalam group dan lebih berhati – hati dalam memainkan musik. Gambar IV. 4 commit to user Pembelajaran Musik Usia 12 Tahun Keatas (Sumber : www.bbc-parentsmusicroom.com) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 90 9.2 Klasifikasi Tingkatan Program Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan merupakan sekolah non formal, sehingga system pembelajarannya didasarkan tidak hanya berdasarkan usia tetapi juga berdasarkan system tingkatan atau grade (level) sehingga untuk penempatan siswanya juga berdasarkan kemampuan dan bakat dari siswanya. Sehingga tidak menutup kemungkinan untuk siswa yang masih berusia di bawah 12 tahun untuk masuk kelas yang levelnya untuk anak diatas usia 12 tahun jika ia sudah dianggap mampu mengikuti pembelajaran pada level yang lebih tinggi. Adapun garis besar program pembelajaran (modul pembelajaran) berdasarkan system tingkatan atau system grade (level) pada Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan adalah sebagai berikut : • Basic / Elementary Level (Tingkat Pengenalan dan Pembentukan) Basic / Elementary Level diperuntukkan untuk anak – anak usia pra sekolah (2 – 3 tahun) dan anak – anak yang sedang duduk di taman kanak – kanak (usia 4 – 5 tahun). • Beginner Level (Tingkat Pembentukan dan Pengembangan) Beginner Level diperuntukkan bagi siswa – siswa yang sudah mengenal dan memahami lebih jauh atau sudah lebih memahami apa yang dipelajari dalam Basic Level. Beginner Level diperuntukkan bagi anak – anak usia 6 – 12 tahun, dan tidak menutup kemungkinan usia di bawah 6 tahun atau diatas 12 tahun tergantung hasil test kemampuan saat akan memasuki Pusat Pendidikan Musik ini. • Advance Level (Tingkat Pengembangan dan Pendalaman Materi) Advance Level diperuntukkan bagi siswa – siswa yang sudah lebih mahir dalam bermusik, yang sudah lebih memahami tentang teori dan teknik – teknik musik. Level ini diperuntukkan bagi usia 12 tahun keatas, tetapi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 91 tidak menutup kemungkinan terdapat siswa yang usianya 12 tahun ke bawah masuk dalam level ini. Berikut adalah tabel klasifikasi tingkatan program dan target pembelajaran dari tiap program. Tingkat Program Target Program Basic / Elementary - Mempelajari berbagai irama dan lagu – lagu sederhana Level - Mempelajari instrument – instrument musik sederhana - Penguasaan Instrument Musik - Penguasaan pengetahuan dan Skill bermusik secara lebih dalam Beginner Level Advance Level - Dasar Live Performing - Aplikasi Bermusik & Performing - Pendalaman Aplikasi Bermusik - Pendalaman Live Performing - Penyelesaian & Penguasaan Tabel IV. 1 Klasifikasi Tingkat Program & Target Pembelajaran Catatan: • Untuk siswa/siswi dengan kondisi dan keterampilan khusus, penempatan atau klasifikasi program melalui placementest. Contoh: untuk siswa/siswi yang sudah memiliki skill khusus, maupun siswa/siswi yang sudah pernah mengikuti kursus musik sebelumnya. 9.3 Materi Pengajaran Materi pengajaran berisi hal – hal apa saja yang dipelajari dalam tiap jenis – jenis program kursus yang direncanakan pada Pusat Pendidikan Musik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 92 ini. Materi Pengajaran yang direncanakan pada Pusat Pendidikan Musik ini meliputi : • Pembelajaran yang bersifat teori, seperti mempelajari sejarah musik dari berbagai zaman, jenis musik, unsure, struktur, dan bentuk musik. • Pembelajaran yang bersifat instrumental yang berkaitan dengan praktek vocal atau memainkan alat musik. • Pembelajaran yang bersifat kegiatan apresiasi berupa penampilan bakat siswa (pertunjukkan / performance). Berikut merupakan tabel materi pengajaran dari tiap jenis program kursus yang direncanakan pada Pusat Pendidikan Musik di Suarakarta. a. Instrument Gesek Instrument Skill • Membaca Lokasi Not Theory • Pengenalan Teori Musik • Pengenalan Instrument • Teknik Jari • Teknik Memainkan • Live Playing Workshops Expression (Latihan Ekspresi) Latihan Mendengarkan • (Ear Training) • • • Gesek • Belajar Improvisasi • Instrument Gesek Performance Ensemble (Memainkan Musik Bersama – Membaca Not Balok Sama) Lab • Latihan Konser Tabel IV. 2 Materi Pengajaran Instrument Gesek b. Gitar Instrument Skill • Theory • Teknik dasar, tangan kiri dan • Musik kanan • • Teknik Jari • Latihan ritmis dan Baca partitur • Mempelajari menala,tanda dinamik, tempo PengenalanTeori Performance Pengenalan Workshops • Instrument Gitar • Latihan Mendengarkan commit to user Live Playing Expression (Latihan Ekspresi) • Ensemble (Memainkan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 93 • Mempelajari chord yang lebih • luas (Ear Training) Musik Bersama – Membaca Not Sama) Balok • Belajar improvisasi • Latihan solo dalam sustained • Latihan Konser note • Guitar Lab Tabel IV. 3 Materi Pengajaran Gitar c. Drum Instrument Skill • Theory Pengenalan not drum & cara- • • • Instrument Rudiment ( Latihan tangan ) Drum • Expression (Latihan Ekspresi) • Ensemble Mendengarkan Musik Bersama – lain-lain. (Ear Training) Sama) Penguasaan skill pada permainan • Membaca Not Balok Penguasaan pada Beat drum dan Improvisasi ( pengembangan ) Improvisasi / penyampaian kalimat dalam memainkan drum ( Solo Drum ) • • struck, Paradiddle triplet dan pada permainan drum • Workshops (Memainkan full in. • Live Playing Latihan drum. • Pengenalan badan. seperti : Single struke, Double • • Teori Musik cara penempatan pukulan pada tangan dan kaki serta posisi Pengenalan Performance Drum Lab Tabel IV. 4 Materi Pengajaran Drum commit to user • Latihan Konser perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 94 d. Piano Instrument Skill • Theory • Teknik dasar / latihan dasar, • • • • Latihan Expression (Latihan Ekspresi) • Ensemble Latihan koordinasi tangan : Mendengarkan (Memainkan kedua tangan harus memainkan (Ear Training) Musik Bersama – Membaca Not Sama) • nada bersama-sama • Pengenalan Live Playing Workshops Instrument Piano Teknik menggunakan 5 jari dalam permainan Legato • • Musik Pemakaian kunci G, F dan notasi dikuncinya masing-masing PengenalanTeori Performance Balok Latihan lagu dari komposer – • Latihan Konser komposer terkenal • Latihan lagu – lagu Modern. • Variasi lagu anak – anak, terutama untuk murid yang berusia muda. Piano Lab • Tabel IV. 5 Materi Pengajaran Piano e. Keyboard & Electone Instrument Skill • Theory Pengenalan instrumen keyboard • PengenalanTeori Performance • Musik secara umum. • Pengenalan Live Playing Workshops • Expression • Latihan teknik jari. • Pengarahan / pengenalan rhytmic, Instrument Style dan register sederhana. Keyboard & • Pengetahuan chord – chord. Electone (Memainkan Musik • Keyboard & Electone Lab Latihan Bersama – Sama) • Mendengarkan (Latihan Ekspresi) • • (Ear Training) • Membaca Not Balok commit to user Tabel IV. 6 Materi Pengajaran Keyboard & Electone Ensemble Latihan Konser perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 95 f. Vokal Teknik Produksi Suara • Pernapasan • Tune • Vocalising (Warm • Theory • Performance PengenalanTeori • Musik • Mendengarkan Teknik improvisasi, interpretasi, (Ear Training) • penghayatan • Pengenalan Anatomi Tubuh • Dasar Bernyanyi • Vocal Technique Workshops • Latihan Up/Pemanasan) Live Playing Expression (Latihan Ekspresi) • Ensemble Membaca Not (Memainkan Balok Musik Bersama – Sama) • Latihan Konser Tabel IV. 7 Materi Pengajaran Vokal g. Instrument Tiup Instrument Skill • Membaca Lokasi Not Theory • Pengenalan Teori Musik • Pengenalan Instrument • Teknik Jari • Teknik Pernafasan Tiup • • Teknik Memainkan • Belajar Improvisasi • Live Playing Workshops • Expression (Latihan Ekspresi) Latihan Mendengarkan (Ear Training) • Performance • Ensemble (Memainkan Musik Bersama – Membaca Not Balok • Instrument Tiup Lab Sama) • Latihan Konser Tabel IV. 8 Materi Pengajaran Instrument Tiup 9.4 Jenis Kelas, Kapasitas Kelas, dan Waktu Belajar Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan mewadahi jenis kursus baik vocal maupun instrumental. Untuk jenis kursus instrumental atau mempelajari alat musik dibagi menjadi kelas privat dan kelas group dan jenis instrument yang dapat dipelajari terdiri dari instrument klasik, modern, dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 96 tradisional. Untuk aliran jenis musik masuk ke dalam pembelajaran teori dimana semua dari jenis kursus pasti akan mempelajari aliran / genre musik yang beragam, sedangkan untuk pendalaman dari tiap jenis aliran musik dipelajari per tahap sesuai dengan tingkatan level atau grade program. Adapun jenis kelas yang direncanakan terdapat pada Pusat Pendidikan Musik ini adalah : a. Basic / Elementary Level : • Kelas Musik Anak Usia 2 – 3 Tahun (Music Wonderland) • Kelas Musik Anak Usia 4 – 5 Tahun (Junior Music School) b. Beginner Level (Kelas Musik Anak Usia 6 – 12 Tahun) : • Kelas Musik dengan Sistem Group (Group Class) : - Vokal - Piano - Electone - Keyboard - Instrument Petik (Gitar Akustik & Gitar Elektrik) - Instrument Gesek (Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass) - Drum - Instrument Tiup Logam (Trumpet, Trombone, Horn, Tuba, dan Saxophone) - Instrument Tiup Kayu (Flute, Oboe, Clarinet, dan Bassoon) - Instrument Perkusi (Timpani, Marimba, Xylophone, Vibraphone) • Gamelan Kelas Musik dengan Sistem Privat (Private Class) : - Vokal - Piano - Electone - Keyboard - Instrument Petik (Gitar Akustik & Gitar Elektrik) - Instrument Gesek (Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass) - Drum commit to user dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 97 - Instrument Tiup Logam (Trumpet, Trombone, Horn, Tuba, dan Saxophone) - Instrument Tiup Kayu (Flute, Oboe, Clarinet, dan Bassoon) - Instrument Perkusi (Timpani, Marimba, Xylophone, dan Vibraphone) c. Advance Level (Kelas Musik Usia 12 Tahun Keatas) : • Kelas Musik dengan Sistem Group (Group Class) : - Vokal - Piano - Electone - Keyboard - Instrument Petik (Gitar Akustik & Gitar Elektrik) - Instrument Gesek (Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass) - Drum - Instrument Tiup Logam (Trumpet, Trombone, Horn, Tuba, dan Saxophone) - Instrument Tiup Kayu (Flute, Oboe, Clarinet, dan Bassoon) - Instrument Perkusi (Timpani, Marimba, Xylophone, dan Vibraphone) • Gamelan Kelas Musik dengan Sistem Privat (Private Class) : - Vokal - Piano - Electone - Keyboard - Instrument Petik (Gitar Akustik & Gitar Elektrik) - Instrument Gesek (Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass) - Drum - Instrument Tiup Logam (Trumpet, Trombone, Horn, Tuba, dan Saxophone) - Instrument Tiup Kayu (Flute, Oboe, Clarinet, dan Bassoon) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 98 - Instrument Perkusi (Timpani, Marimba, Xylophone, dan Vibraphone) Selain itu, terdapat beberapa kelas yang digunakan untuk jenis – jenis kegiatan pembelajaran tertentu seperti : • Kegiatan pembelajaran teori menggunakan ruang teori. • Kegiatan memainkan musik secara bersama – sama atau menyanyikan lagu bersama (choir) menggunakan Ruang Ensembel (Ensembel Room). • Kegiatan memainkan instrument klasik menggunakan Ruang Orkestra. Secara garis besar setiap siswa akan mengkuti dalam 1 minggu 3 kali pertemuan yaitu 2 kali praktek musik dan 1 kali kelas teori, dengan durasi ± 60 – 90 menit. Berikut adalah jenis kursus, kapasitas jumlah siswa di tiap kelas, jumlah kelas, serta waktu pembelajaran yang terdapat pada Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan dimana berdasarkan pertimbangan pula pada perhitungan presentasi jumlah siswa tiap jenjang usia yang berminat masuk ke sekolah musik, dimana jumlah siswa usia antara 6 – 12 tahun memiliki presentasi hampir 2 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa usia 12 tahun ke atas, sehingga pertimbangan jumlah kelas yang direncanakan bahwa jumlah kelas untuk tingkatan siswa dengan usia 6 – 12 tahun lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kelas untuk tingkatan siswa usia 12 tahun keatas. Jenis Kelas Jumlah Siswa Jumlah Per Ruang Kelas 10 anak 2 ruang ± 60 menit 10 anak 2 ruang ± 90 menit 5 siswa 2 kelas ± 60 menit Waktu Belajar Basic / Elementary Level : • Kelas Musik Anak Usia 2 – 3 Tahun (Music Wonderland) • Kelas Musik Anak Usia 4 – 5 Tahun (Junior Music School) Beginner Level (Kelas Musik Anak Usia 6 – 12 Tahun) • Group Class : - Vokal commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 99 - Piano 5 siswa 2 kelas ± 90 menit - Electone 5 siswa 2 kelas ± 60 menit - Keyboard 5 siswa 2 kelas ± 90 menit - Instrument 5 siswa 2 kelas ± 60 menit 5 siswa 4 kelas ± 60 menit 5 siswa 2 kelas ± 90 menit 5 siswa 5 kelas ± 60 menit 5 siswa 4 kelas ± 60 menit 5 siswa 4 kelas ± 60 menit 10 - 20 siswa 1 kelas ± 90 menit 20 siswa 1 kelas ± 90 menit Petik (Gitar Akustik & Gitar Elektrik) - Instrument Gesek (Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass) - Drum - Instrument Tiup (Trumpet, Horn, Logam Trombone, Tuba, dan Saxophone) - Instrument (Flute, Tiup Oboe, Kayu Clarinet, Basson) - Instrument Perkusi (Timpani, Marimba, Xylophone, dan Vibraphone) • - Gamelan - R. Kelas Teori Private Class : - Vokal 1 siswa 3 kelas ± 60 menit - Piano 1 siswa 3 kelas ± 90 menit - Electone 1 siswa 3 kelas ± 60 menit - Keyboard 1 siswa 3 kelas ± 90 menit - Instrument 1 siswa 4 kelas ± 60 menit 1 siswa 12 kelas ± 60 menit 1 siswa 3 kelas ± 90 menit 1 siswa 5 kelas ± 60 menit Petik (Gitar Akustik & Gitar Elektrik) - Instrument Gesek (Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass) - Drum - Instrument (Trumpet, Horn, Tiup Logam Trombone, Tuba, dan Saxophone) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 100 - Instrument (Flute, Tiup Oboe, Kayu 1 siswa 4 kelas ± 60 menit 1 siswa 4 kelas ± 60 menit Clarinet, Basson) - Instrument Perkusi (Timpani, Marimba, Xylophone, dan Vibraphone) Advance Level (Kelas Musik Usia 12 Tahun Keatas) • Group Class : - Vokal 5 siswa 1 kelas ± 60 menit - Piano 5 siswa 1 kelas ± 90 menit - Electone 5 siswa 1 kelas ± 60 menit - Keyboard 5 siswa 1 kelas ± 90 menit - Instrument 5 siswa 2 kelas ± 60 menit 5 siswa 4 kelas ± 60 menit 5 siswa 1 kelas ± 90 menit 5 siswa 3 kelas ± 60 menit 5 siswa 2 kelas ± 60 menit 5 siswa 2 kelas ± 60 menit 10 - 20 siswa 1 kelas ± 90 menit 20 siswa 1 kelas ± 90 menit Petik (Gitar Akustik & Gitar Elektrik) - Instrument Gesek (Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass) - Drum - Instrument Tiup (Trumpet, Horn, Logam Trombone, Tuba, dan Saxophone) - Instrument (Flute, Tiup Oboe, Kayu Clarinet, Basson) - Instrument (Timpani, Xylophone, Perkusi Marimba, dan Vibraphone) • - Gamelan - R. Kelas Teori Private Class : - Vokal 1 siswa 3 kelas ± 60 menit - Piano 1 siswa 2 kelas ± 90 menit - Electone 1 siswa 2 kelas ± 60 menit commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 101 - Keyboard - Instrument Petik (Gitar 1 siswa 2 kelas ± 90 menit 1 siswa 4 kelas ± 60 menit 1 siswa 8 kelas ± 60 menit 1 siswa 2 kelas ± 90 menit 1 siswa 5 kelas ± 60 menit 1 siswa 4 kelas ± 60 menit 1 siswa 4 kelas ± 60 menit Akustik & Gitar Elektrik) - Instrument Gesek (Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass) - Drum - Instrument Tiup (Trumpet, Horn, Logam Trombone, Tuba, dan Saxophone) - Instrument (Flute, Tiup Oboe, Kayu Clarinet, Basson) - Instrument Perkusi (Timpani, Marimba, Xylophone, dan Vibraphone) Tabel IV. 9 Jenis Kelas, Kapasitas Siswa dan Kelas, serta Waktu Pembelajaran Dalam periode pembelajaran setiap siswa memiliki kesempatan mengikuti konser rumah (Home Concert), Konser Tahunan (Annual Concert), Ujian Lokal, dan tampil diberbagai event lainnya. Ujian siswa diadakan 2 kali dalam setahun. Waktu pembelajaran atau waktu kursus pada Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan adalah dari hari Senin hingga Minggu mulai pukul 08.00 – 21.00 WIB. 10. Tujuan Program Pada Pusat Pendidikan Musik Tujuan akhir dari program pembelajaran pada Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan adalah seluruh siswa diarahkan untuk menjadi bibit pemusik yang professional atau sebagai pelaku dalam industry musik serta bekal melanjutkan ke pendidikan formal seperti konservatorium di dalam dan luar negeri ataupun sekolah – sekolah tinggi musik lainnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 102 Manager Bidang Pendidikan 11. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan Musik Bagian Tata Usaha Staff Bagian Akademis Kepustakaan Kurikulum Manager Bidang Pertunjukkan Bagian Akademis Teknik Olah Vokal Teknik Instrument Bagian Teknik Pertunjukkan Home Concert Festival Musik / Konser Master Manager Bidang Informasi & Promosi Bagian Produksi Rekaman Bagian Penjualan, Penyewaan, dan Pemasaran Biro Rekaman Studio Rekaman & Mixing Peralatan Musik Studio Musik & Rekaman Penjualan Manager Bidang Umum Keuangan Administrasi Tata Usaha Personalia Staff Humas Rumah Tangga Secutity Manager Bidang Teknik General Manager Pusat Pendidikan Musik Seminar Inventaris & Kantor Staff Keamanan Pengawas Gedung ME / Utilitas Skema IV. 1 Struktur Organisasi Pusat Pendidikan Musik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 103 12. Kriteria Pemilihan Lokasi Kriteria pemilihan lokasi dari Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan adalah sebagai berikut : • Dekat dengan pusat kota • Dekat dengan segmen pasar yang dituju • Lokasi yang strategis yaitu dekat dengan kawasan sekolah dan perumahan, terutama untuk pengguna yang masih anak – anak sehingga memudahkan sasaran pengguna bangunan terutama orangtua untuk mengantar jemput. • Sesuai dengan rencana tata ruang kota sebagai sarana pendidikan. • Pemilihan lokasi yang sesuai dan mendukung untuk penempatan fungsi pendidikan dan pagelaran. • Terletak di jalan yang dapat diakses oleh berbagai macam kendaraan dan juga dilewati oleh kendaraan umum. • Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung, seperti tersedianya sarana utilitas kota yang memadai dan infrastruktur lainnya. 13. Kriteria Persyaratan Ruang • Ruang yang mampu mewadahi kegiatan belajar mengajar baik ketika pemberian teori dan juga keperluan praktikum siswanya (vokal dan bermain musik) • Karakter ruang sebagai pencerminan wadah yang menampung kegiatan musik sehingga dapat membangun suasana ruang yang mampu memberikan inspirasi dalam berkarya dengan menggunakan penerapan analogi yang salah satunya dengan penganalogian warna suara (timbre) dari tiap instrument musik yang nantinya dapat memberikan cirri khas tersendiri pada ruang – ruang dari tiap jenis instrument yang berbeda. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 104 • Layout ruang yang disesuaikan dengan kebutuhan alat musik yang digunakan • Untuk mengembangkan bakat dan menampung aktivitas pemusik di Solo dibutuhkan ruang pertunjukkan yang memiliki karakter dan layout yang dapat menyesuaikan kebutuhan pertunjukkan • Untuk menampung fungsi yang berkaitan dengan musik maka perlu adanya kenyamanan ruang dalam hal akustik ruang. 14. Kriteria Bentuk dan Perletakkan Massa • Penggunaan massa majemuk yang membedakan antara fungsi pendidikan yang lebih privat dan massa fungsi penerima serta pertunjukkan sebagai fungsi yang bersifat lebih umum / publik. • Perletakkan massa yang disesuaikan dengan kondisi site dan juga zona fungsinya. • Penataan dan bentuk massa yang disesuaikan untuk kenyamanan akustik baik di dalam site maupun yang nantinya bentuk massa berpengaruh dengan penciptaan kenyamanan akustik di dalam bangunannya. • Pencerminan karakter bangunan pendidikan di bidang musik yang berbeda dari tampilan sekolah umum biasanya, dengan penganalogian karakteristik instrument (alat – alat musik) dan juga unsur – unsur musik, dimana penganalogian karakter instrument dan element serta struktur musik lebih diterapkan pada pengolahan fasade bangunan yaitu pada pengolahan warna, tekstur, serta material yang digunakan. • Bentukan massa yang memberikan karakter tersendiri sebagai sekolah khusus musik dan pemilihan lokasi yang tepat sehingga bangunan dapat menjadi salah satu ikon baru di kota Solo. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 105 15. Kriteria Penampilan Bangunan Kriteria penampilan bangunan yang direncanakan yaitu sebagai massa bangunan yang memiliki karakter dalam arti massa bangunan yang ekspresif dan komunikatif dimana dari penampilan bangunan Pusat Pendidikan Musik ini nantinya mampu menyampaikan maksud dari fungsi yang diwadahi di dalamnya yaitu menampung aktivitas di bidang musik. Penampilan karakter bangunan dengan menggunakan penganalogian dari karakteristik instrument (alat – alat musik) terutama diaplikasikan pada tampilan massa dan eksterior. Selain itu, juga digunakan penganalogian dari element dan struktur musik yang akan lebih banyak diaplikasikan pada interior bangunan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 106 BAB V ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. Analisa Peruangan Pusat Pendidikan Musik 1.1 Analisa Pelaku Kegiatan : 1.) Siswa a. Kegiatan Umum 1) Datang dan pergi 2) Memakirkan Kendaraan b. Kegiatan Utama / Kegiatan Pendidikan Musik 1) Absen / urusan administrasi 2) Menunggu / melihat informasi 3) Belajar teori 4) Belajar praktek 5) Mengambil alat musik dan menyimpan alat musik 6) Mencari / melihat koleksi buku atau literature di perpustakaan 7) Kegiatan konsultasi c. Kegiatan Penunjang 1) Kegiatan pertunjukkan siswa : - Berlatih sebelum pertunjukkan - Mempersiapkan penampilan sebelum pertunjukkan - Mempersiapkan alat atau perlengkapan musik sebelum pertunjukkan - Ganti pakaian dan make up - Mementaskan pertunjukkan 2) Kegiatan informasi dan promosi : - Mencari informasi tentang dunia musik - Rekaman musik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 107 - Mengikuti seminar atau workshop 3) Kegiatan pembelian alat – alat music dan buku tentang music 4) Makan – minum 5) Menunggu d. Kegiatan Pelayanan / Service 1) Melaksanakan Ibadah 2) Metabolisme 2.) Pengajar a. Kegiatan Umum : 1) Datang dan pergi 2) Memarkirkan kendaraan b. Kegiatan Pendidikan Musik : 1) Mengajar teori 2) Mengajar praktek music dan vocal 3) Melatih siswa untuk pentas 4) Memberikan layanan informasi dan konsultasi kepada siswa 5) Memproses / memberi penilaian hasil belajar para siswa c. Kegiatan Penunjang : 1) Mengisi kegiatan seminar atau workshop 2) Makan dan minum 3) Menunggu 4) Istirahat d. Kegiatan Pelayanan / Service : 1) Melaksanakan Ibadah 2) Metabolisme 3.) Pengelola a. Kegiatan Umum : 1) Datang dan pergi 2) Memarkirkan kendaraan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 108 b. Kegiatan Administrasi dan Management : 1) Bagian General Manager 2) Bagian Manager 3) Bagian Administrasi dan Keuangan 4) Bagian Pendidikan dan Konsultasi 5) Bagian Pertunjukkan 6) Bagian Informasi dan Promosi 7) Bagian Teknik c. Kegiatan Staff dan Karyawan d. Makan dan minum e. Kegiatan Pelayanan / Service : 1) Melaksanakan Ibadah 2) Metabolisme 4.) Pengunjung a. Kegiatan Umum : 1) Datang dan pergi 2) Memarkirkan kendaraan b. Kegiatan Informasi dan Promosi : 1) Mencari indormasi tentang dunia music 2) Mengikuti seminar atau workshop 3) Melihat berbagai koleksi yang berhubungan dengan music (koleksi rekaman audio visual, alat – alat music, dan tata suara) 4) Menyewa studio music c. Kegiatan Menyaksikan Pertunjukkan : 1) Membeli tiket 2) Melihat pertunjukkan 3) Menunggu d. Makan dan minum e. Kegiatan Pelayanan / Service 1) Melaksanakan Ibadah 2) Metabolisme commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 109 5.) Pemain dan penyelenggara Pertunjukkan Musik dari Luar Pendidikan Musik a. Kegiatan Umum : 1) Datang dan pergi 2) Memarkirkan kendaraan b. Kegiatan Penyelenggaraan Pertunjukkan Musik : 1) Mencari informasi dan pengumuman 2) Mengurus administrasi 3) Mempersiapkan perlengkapan pertunjukkan 4) Berlatih sebelum pertunjukkan 5) Ganti pakaian dan make up 6) Mementaskan pertunjukkan music 7) Menunggu / menanti giliran pentas dan istirahat c. Makan dan minum d. Kegiatan Pelayanan / Service : 1) Melaksanakan Ibadah 2) Metabolisme 1.2 Analisa Kebutuhan Ruang Adanya pelaku kegiatan dan aktivitas menyebabkan adanya suatu tuntutan ruang atau wadah untuk melakukan kegiatan tersebut. Kebutuhan Ruang berdasarkan aktivitas pelaku kegiatan di Sekolah Musik adalah sebagai berikut: a. Ruang untuk Kegiatan Umum (siswa, pengajar, pengelola, penunjung) 1) Main Entrance Merupakan pintu masuk utama menuju area kegiatan utama. 2) Side Entrance Merupakan pintu masuk samping menuju area kegiatan utama dari bangunan dan juga menuju ungsi kegiatan lain dan dapat memiliki beberapa pintu masuk samping. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 110 3) Hall / Lobby Hall dan Lobby sebagai tempat untuk bertemu dan tempat menunggu atau untuk duduk – duduk santai atau istirahat. 4) Street Area sirkulasi sebagai tempat berjalannya para pelaku kegiatan menuju bangunan dengan fungsi utama sebagai bangunan pendidikan dan juga ke beberapa bangunan penunjang. 5) Unit – unit penjualan alat – alat music dan buku music 6) Cafeteria 7) ATM b. Ruang untuk Kegiatan Siswa : 1) Ruang untuk kelas teori 2) Ruang untuk kelas praktek, seperti vocal dan instrument 3) Ruang latihan bersama 4) Ruang latihan individu 5) Perpustakaan 6) Ruang seminar Area pertemuan indoor yang digunakan sebagai ruang multifungsi untuk pertemuan, seperti seminar ataupun workshop. 7) Loker siswa 8) Tempat menyimpan alat – alat music 9) Ruang pertunjukkan 10) Studio rekaman 11) Ruang internet / computer 12) Cafeteria 13) Hall / lobby 14) Area parkir siswa c. Ruang untuk Kegiatan Pengajar : 1) Ruang pengajar (kantor) 2) Ruang kelas commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 111 3) Tempat menyimpan alat – alat music 4) Ruang rapat 5) Perpustakaan 6) Ruang tamu 7) Ruang konsultasi 8) Ruang seminar 9) Ruang pertunjukkan 10) Studio rekaman 11) Ruang internet / computer 12) Cafeteria 13) Hall / lobby 14) Area parkir pengajar, pengelola, staff dan karyawan d. Ruang untuk Kegiatan Pengunjung 1) Hall / Lobby Sebagai tempat untuk berkumpul atau untuk tempat untuk menunggu sebelum atau setelah seminar atau pertunjukkan. 2) Ruang pembelian tiket 3) Ruang informasi 4) Ruang pertunjukkan 5) Ruang seminar 6) Area parkir pengunjung e. Ruang untuk Kegiatan Pengelola 1) Kantor Pengelola : - General Manager - Kantor Manager masing – masing bagian - Kantor bagian administrasi dan keuangan - Kantor bagian pendidikan music - Kantor bagian pertunjukkan - Kantor bagian informasi dan promosi - Kantor bagian teknik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 112 - Staff dan karyawan 2) Ruang rapat 3) Ruang menerima tamu 4) Ruang istirahat Ruang tempat istirahat manager atau staff berupa : - Ruang duduk - Pantry / ruang makan 5) Gudang peralatan 6) Ruang Pelayanan / Service : - - Ruang pelayanan umum : • Lavatory • Musholla • Locker dan ruang ganti Ruang pelayanan teknik : • Ruang AHU • Ruang Genset • Ruang Pompa dan Reservoir • Ruang Water Treatment • Ruang ME • Ruang Panel Listrik • Ruang Receptionist 7) Area parkir pengajar, pengelola, staff, dan karyawan f. Ruang untuk Kegiatan Pemain dan Penyelenggaraan Pertunjukkan Musik dari Luar Sekolah 1) Ruang informasi 2) Ruang administrasi 3) Ruang pertunjukkan 4) Ruang ganti pakaian dan make up 5) Ruang tunggu 6) Ruang pengelolaan pertunjukkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 113 g. Ruang untuk Kegiatan Pelayanan / Service : 1) Ruang Pelayanan Umum : - Elevator ruang (lift orang) - ATM - Tangga (tangga darurat) - Lift barang - Lavatory - Musholla 2) Ruang Pelayanan Khusus : - Ruang penjaga keamanan - Ruang teknisi - Ruang dropping area - Loading dock 1.3 Analisa Pola Kegiatan a. Kelompok Kegiatan Utama 1. Kelompok Kegiatan Pendidikan Musik Kegiatan yang terjadi dalam kelompok kegiatan pendidikan Musik berdasarkan adanya aktivitas pelaku adalah sebagai berikut : • Kegiatan siswa Datang Absen / urusan administrasi Belajar Teori Musik Belajar praktek musik Parkir Pulang Istirahat / makan & minum Latihan Bersama Istirahat / menunggu Melihat informasi Latihan Individu Ibadah Melihat / mencari informasi dari internet Metabolisme Mencari / melihat koleksi musik / literatur Mengambil / menyimpan alat musik V. 1 commitSkema to user Pola Kegiatan Siswa dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan (Sumber : Dokumen Pribadi) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 114 • Kegiatan Pengajar / Guru Musik Absen / urusan administrasi Datang Mengajar Teori Musik Mengajar Praktek Musik Parkir Istirahat / makan & minum Memberi Konsultasi Persiapan mengajar Pulang Melatih Siswa Pentas Melihat / mencari informasi dari internet Ibadah Metabolisme Mencari / melihat koleksi musik / literatur Mengambil / menyimpan alat musik Skema V. 2 Pola Kegiatan Pengajar dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan (Sumber : Dokumen Pribadi) • Datang Kegiatan Pengelola Absen / urusan administrasi Mengontrol Kegiatan Mengatur Administrasi Parkir Pulang Istirahat / makan & minum Rapat Pengelola Menerima Tamu / Memberi Informasi Menjaga koleksi musik / literatur Menyimpan Alat Musik Skema V. 3 Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan (Sumberto: Dokumen Pribadi) commit user Ibadah Metabolisme perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 115 • Kegiatan Pengunjung Datang Mendaftar Mendapatkan Informasi Parkir Istirahat / makan & minum Mencari koleksi musik / literatur Pulang Metabolisme Ibadah Skema V. 4 Pola Kegiatan Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan (Sumber : Dokumen Pribadi) 2. Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik Kelompok kegiatan pertunjukan musik ini dibagi menjadi beberapa pola kegiatan berdasarkan pelaku kegiatannya, yaitu : • Kegiatan Siswa Membawa Alat Musik Datang Menyimpan Alat Musik Menitipkan Barang Parkir Berlatih Sebelum Pentas Mempersiapkan Pementasan Pulang Istirahat / makan & minum Ibadah Mengganti Pakaian Briefing Antar Siswa & Pengajar Metabolisme Menunggu Giliran Tampil Menampilkan Karya Musik commit to user Skema V. 5 Pola Kegiatan Siswa dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik (Sumber : Dokumen Pribadi) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 116 • Kegiatan Pengunjung / Penonton Bertanya / melihat informasi & promosi Datang Membeli Makanan / Minuman Membeli Tiket Parkir Metabolisme Masuk Menonton Pertunjukkan Menunggu Pulang Keluar Skema V. 6 Pola Kegiatan Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik (Sumber : Dokumen Pribadi) • Kegiatan Pemusik / Pementas, Penyaji dan Krew Membawa Alat Musik Datang Menyimpan Alat Musik Menitipkan Barang Parkir Berlatih Sebelum Pentas Mempersiapkan Pementasan Pulang Istirahat / makan & minum Ibadah Mengganti Pakaian Briefing Antar Pemain & Crew Menunggu Giliran Tampil Menampilkan Karya Musik Skema V. 7 Pola Kegiatan Penyaji/Pementas dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik (Sumber : Dokumen Pribadi) commit to user Metabolisme perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 117 • Kegiatan Pengelola Bagian Musik Menyelenggarakan Fasilitas Promosi Menyediakan Tiket Memandu Penonton Datang Parkir Mengatur Administrasi Khusus Para Pementas Istirahat / makan & minum Menyediakan Fasilitas Peliputan Mengatur dan Menyediakan Peralatan & Perlengkapan Pulang Menyimpan Peralatan & Perlengkapan Mengatur / Mengontrol Alat Pendukung Pertunjukkan Ibadah Metabolisme Koordinasi Dengan Crew Menerima Tamu Skema V. 8 Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik (Sumber : Dokumen Pribadi) 3. Kelompok Kegiatan Informasi dan Promosi Kegiatan yang terjadi dalam Kelompok Kegiatan Informasi dan Promosi terbagi ke dalam beberapa pola kegiatan, yaitu : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 118 a. Kegiatan Informasi • Kegiatan Siswa & Pengunjung Datang Istirahat / makan & minum Mendaftar Parkir Melihat & Mendengarkan Informasi Bertanya Kepada Pembicara Pulang Metabolisme Ibadah Skema V. 9 Pola Kegiatan Siswa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Informasi (Sumber : Dokumen Pribadi) • Kegiatan Pembicara Datang Istirahat / makan & minum Persiapan Memberikan Materi Parkir Menjawab Pertanyaan Pulang Metabolisme Ibadah Skema V. 10 Pola Kegiatan Pembicara dalam Kelompok Kegiatan Informasi (Sumber : Dokumen Pribadi) b. Kegiatan Promosi • Datang Parkir Kegiatan Siswa & Pengunjung Bertanya / Mendapatkan Informasi Mengunjungi Stand Penjualan Istirahat / makan & minum Melihat - Lihat Pulang Mencoba Produk Musik Membeli Produk Musik Ibadah Metabolisme commit to user Skema V. 11 Pola Kegiatan Siswa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Promosi (Sumber : Dokumen Pribadi) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 119 • Datang Parkir Kegiatan Penjual Menjaga / Merawat Produk Mendemokan Produk Musik Istirahat / makan & minum Memberi Pelayanan Pada Ruang Konsultasi & Advertising Pulang Memberi Jasa Service Untuk Alat Musik & Tata Suara Ibadah Metabolisme Skema V. 12 Pola Kegiatan Penjual dalam Kelompok Kegiatan Promosi (Sumber : Dokumen Pribadi) • Datang Parkir Pulang Kegiatan Pengelola Mengurus Administrasi Bagian Informasi dan Penjualan Istirahat / makan & minum Mengawasi Mengatur Adanya Kegiatan dan Produk Yang Masuk Ibadah Metabolisme Skema V. 13 Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan Promosi (Sumber : Dokumen Pribadi) 4. Kelompok Kegiatan Pengelola Kegiatan Memimpin Seluruh Managemen Datang Parkir Melayani Kebutuhan Kegiatan Managemen Keuangan Kegiatan Managemen Personalia Pulang Istirahat / makan & minum Managemen Umum Managemen Pemasaran Ibadah Metabolism Kegiatan Menerima Tamu commit to user Skema V. 14 Pola Kegiatan Siswa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Pengelola (Sumber : Dokumen Pribadi) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 120 5. Kelompok Kegiatan Service Pengamanan Bangunan Datang Istirahat / makan & minum Pengoperasian Utilitas Bangunan Perawatan Bangunan Parkir Penyediaan Fasilitas P3K Penyediaan Fasilitas Ibadah Pulang Ibadah Penyediaan Fasilitas Cafetaria Metabolisme Penyediaan Fasilitas Parkir Skema V. 15 Pola Kegiatan Service (Sumber : Dokumen Pribadi) 1.4 Tabel Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Kegiatan Pendidikan Musik Pelaku Kegiatan Aktivitas Kebutuhan Ruang Siswa - - - Pengajar / guru - Parkir Absen/urusan administrasi Menunggu/melihat pengumuman/info Mengambil/menyimpan alat musik Belajar teori musik Belajar praktek vocal Belajar praktek instrument Latihan bersama Latihan individu Mencari literature/buku/ partitur/rekaman musik Mencari informasi dari internet Makan dan minum /istirahat Ibadah Metabolisme Parkir Absen/urusan administrasi Persiapan mengajar Mengambil/menyimpan alat musik Mengajar teori musik Mengajar praktek musik Melatih siswa untuk pentas Mencari literature/ buku/ commit to user - Tempat parkir R. administrasi R. tunggu/ hall/ lobby Loker alat musik siswa Ruang kelas Ruang praktek Ruang praktek Rehearsal Room Ruang latihan Perpustakaan - R. Media / internet Cafeteria - Musholla Lavatory siswa Tempat parkir R. administrasi R. pengajar/guru Loker alat musik pengajar Ruang kelas Ruang praktek Rehearsal Room - - perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 121 - partitur/ rekaman musik Mencari informasi dari internet Makan dan minum/ istirahat Ibadah Metabolisme - Parkir Bertanya Pendaftaran - Mencari literature/ buku/ partitur/ rekaman musik Makan dan minum Ibadah Metabolisme Parkir Mencari informasi / pengumuman Membeli tiket Menunggu pertunjukkan Melihat pertunjukkan Membeli makan dan minum Ibadah Metabolisme - Pengunjung Kegiatan Pertunjukkan / Pagelaran Musik - Pengunjung Pementas (siswa dan pemain dari luar sekolah) Staff / Kru Pertunjukkan - Kelompok Kegiatan Informasi dan Promosi Siswa - - Perpustakaan - R. media / internet Cafeteria - Musholla Lavatory pengajar Tempat parkir R. informasi R. administrasi/ pendaftaran Perpustakaan - Cafeteria Musholla lavatory Tempat Parkir R. informasi - Loket Hall/ lobby R. pertunjukkan Ritel makanan perlengkapan - Parkir Menyiapkan pentas Berlatih/ persiapan sebelum pentas Ganti pakaian dan make up Pementasan/ pertunjukkan Menunggu giliran tampil Koordinasi pemain dan pimpinan group Ibadah Metabolisme Parkir Menurunkan/ memuat perlengkapan untuk pertunjukkan Meletakkan perlengkapan pertunjukkan Mempersiapkan dekorasi dan perlengkapan pentas Menyimpan perlengkapan musik Menyimpan cadangan kursi Ibadah Metabolisme Parkir Mendaftar Menunggu Mencari informasi dunia musik commit to user Musholla Lavatory Tempat parkir Gudang perlengkapan R. latihan - R. ganti dan R. make up Stage/ panggung - Backstage R. pimpinan group Musholla Lavatory Tempat parkir Dropping area - Gudang - R. perlengkapan - Gudang penyimpanan Gudang - tentang - Musholla Lavatory Tempat parkir R. administrasi R. tunggu/lobby R. informasi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 122 - Kelompok Kegiatan Pengelola Pengunjung - Pengelola bagian pendidikan - Pengelola bagian pertunjukkan Mengikuti seminar Mengikuti workshop Mengikuti diskusi Melihat pameran musik Melakukan rekaman Makan dan minum Ibadah Metabolism Parkir Mendaftar Menunggu Mencari informasi Mengikuti seminar Mengikuti workshop Mengikuti diskusi Melihat pameran Menyewa studio musik Makan dan minum Ibadah Metabolisme - Auditorium R. pameran Auditorium R. pameran Studio rekaman Cafeteria Musholla Lavatory Area parkir R. administrasi R. tunggu/lobby R.informasi Auditorium R. pameran Auditorium R. pameran Studio musik Cafeteria Musholla Lavatory Parkir Mengawasi kegiatan Pengelolaan administrasi Rapat pengelola Menyimpan peralatan musik Menjaga koleksi musik/ literature Menerima tamu Makan dan minum / istirahat Ibadah Metabolisme - Tempat parkir R. pimpinan R. staff R. meeting Gudang penyimpanan Perpustakaan - Ruang tunggu Cafeteria administrasi - - Parkir - Mengelola pertunjukkan - Menyediakan tiket box - Menggelar/ menyediakan fasilitas promosi - Memimpin pengelolaan bagian pertunjukkan - Mengelola segala operasional dan perawatan - Rapat pengelola - Koordinasi dengan penampil pertunjukkan - Menyimpan arsip - Membantu kelancaran tugas wartawan meliput pementasan - Mengontrol utilitas bangunan - Penataan suara - Penataan lighting Menyimpan barang Ibadah Metabolisme commit to user Musholla Lavatory Tempat parkir R. administrasi - Loket Lobby - R. pimpinan bagian R. staf dan karyawan - R. rapat Kantor pengelola R. arsip R. wartawan - R. pengendali utilitas R. operator sound R. lighting Gudang Musholla Lavatory - perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 123 - Pengelola bagian informasi dan promosi - Kelompok Kegiatan Service Teknisi - Security - Cleaning service - Parkir Mempersiapkan peralatan studio musik Menyimpan barang Melayani informasi Melayani sewa studio musik Mengadakan seminar, diskusi, workshop pameran Pengurusan administrasi jasa Ibadah Metabolisme Parkir Mengatur ME Mengelola utilits gedung Makan dan minum Ibadah Metabolisme Parkir Menyimpan & gnati pakaian Menjaga keamanan sekolah Mengelola parkir Makan dan minum Ibadah Metabolisme Parkir Menyimpan dan ganti pakaian Mengambil/ menyimpan alat Membersihkan ruangan Membuang sampah Makan dan minum Ibadah Metabolisme - Tempat parkir Srudio musik - Gudang R. informasi R. administrasi - Auditorium - R. administrasi - Musholla Lavatory Tempat parkir Ruang ME Rusng utilitas Pantry Musholla Lavatory Tempat parkir Loker dan ruang ganti Pos jaga - Pos parkir Pantry Musholla Lavatory Tempat parkir Loker dan ruang ganti Gudang peralatan Semua ruang Ruang sampah Pantry Musholla Lavatory Tabel V. 1 Kelompok Kegiatan & Kebutuhan Ruang (Sumber : Dokumen Pribadi) 1.5 Analisa Pendekatan Besaran Ruang 1.5.1 Dasar Pertimbangan : Untuk menentukan kebutuhan luas (besaran ruang) yang berhubungan dengan masing – masing kegiatan serta fasilitas ruang yang dibutuhkan, diperlukan suatu standard besaran ruang. Standard besaran yang digunakan bersumber dari : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 124 a. Literatur b. Survey lapangan, berdasarkan pada hasil pengamatan pada beberapa sekolah musik yang berupa jenis kegiatan dan peralatan yang digunakan serta kapasitas dan besaran ruang yang diperlukan. c. Study Ruang Gerak, yaitu perkiraan kebutuhan ruang gerak dengan pertimbangan kapaditas pemakai, peralatan pendukung, flow, dan kenyamanan pemakai. d. Asumsi Literatur yang digunakan sebagai standard untuk penentuan besaran ruang, diantaranya adalah : • Architect’s Data jilid 1, Ernest Neufert (DA). • Architect’s Data jilid 2, Ernest Neufert (DA). • Time Server Standart for Building Type, Joseph de Chiara & John Callender (TS). • Music, Phisycs and Engineering, Harry F Olson (MPE) • Architectural Graphic Standard, Ramsey Sleeper (AGS) • Scene Design and Stage Lighting, W Oren Parker, Harvey K Smith (SD) Sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya flow gerak / sirkulasi yang dibutuhkan berdasarkan Neuferts Architects Data untuk masing – masing ruang adalah : • 8 % - 10 % = Standart Minimum • 20 % = Kebutuhan Keleluasaan Sirkulasi • 30 % = Tuntutan Kenyamanan Fisik • 40 % = Tuntutan Kenyamanan Psikologis commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 125 1.5.2 • 50 % = Tuntutan Spesifik Kegiatan • 70 % - 100 % = Keterkaitan dengan banyak Kegiatan Perhitungan Besaran Ruang a. Kelompok Ruang Pendidikan Musik Ruang Penerimaan - Hall Kapasitas Standart Perhitungan Luas = 90 m² - Receptionist 4 orang 2,75 m² / orang Flow 20 % Luas = 4 x 2,75 = 11 m² Flow 20 % = 20% x 11 = 2,2 m² Luas Receptionist = 11 + 2,2 = 13,2 m² ≈ 14 m² - Lobby 15 % pemakai (1/2 jumlah siswa dan pengunjung) 1,2 m² / orang Flow 40 % Kapasitas = 15 % x 300 = 45 m² Flow 40 % = 40 % x 45 = 18 m² Luas Lobby = 45 + 18 = 63 m² Kapasitas 1 unit : 10 anak 10 pendamping / orang tua 2 guru 1,5 m² / anak 1,3 m² / orang Perabot : rak & papan peraga = 2,5 m² - Plaza Ruang kelas musik anak usia 2 – 4 tahun (Preschool) Kapasitas 1 unit : 10 anak 2 guru (2 ruang) Luas = 100 m² Luas ruang kelas = 15 + 13 + 2,6 + 2,5 = 33,1 m² Flow 50 % = 50% x 33,1 = 16,6 m² 100 m² Kebutuhan luas 1 ruang kelas = 33,1 + 16,6 = 49,7 m² ≈ 50 m² Luas 2 ruang kelas = 2 X 50 = 100 m² (2 ruang) Ruang kelas musik anak usia 4 – 5 tahun (TK) Luas 267 m² 0,8 m² / anak 1,3 m² / orang Perabot : 1 keyboard = 1,52 m² Rak + papan peraga = 2,5 m² commit to user Luas ruang kelas = 8 + 2,6 + 1,52 + 2,5 = 14,62 m² Flow 50 % = 50 % x 14,62 = 7,3 m² Kebutuhan luas 1 ruang kelas = 14,62 + 7,3 = 21,9 m² = 22 m² Luas 2 ruang kelas = 2 x 22 = 44 m² 44 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 126 Ruang kelas musik usia 6 – 12 tahun - Ruang Teori 68 m² Kapasitas 1 unit : 20 orang 1 guru 0,8 m² / anak 1 m² / orang Perabot : rak + papan peraga = 2,5 m² Luas ruang kelas = 16 + 1 + 2,5 = 19,5 m² Flow 30 % = 30 % x 19,5 = 5,9 m² Jadi, luas ruang kelas teori = 19,5 + 5,9 = 25,4 m² ≈ 26 m² - R. Praktek Vokal Privat : 1 siswa dan 1 1 m2/orang flow 50 % pengajar, 3 kelas Praktek Group 5 siswa 1 pengajar (2 kelas) Ruang praktek vokal dapat berbentuk ruang koor. Ruang kelas dilengkapi rak untuk buku, kaset/tape, dan papan tulis asumsi = 2 m² Kapasitas 1 orang dan 1 pengajar = 0,6 m2/orang. Luas kelas : 2+ (2 x 1) = 4 m² Flow 50 % = 50 % x 4 = 2 m² Luas 1 ruang kelas = 4 + 2 = 6 m² Keb. 3 luas ruang kelas privat = 3 X 6 = 18 m² Kapasitas 5 orang dan 1 2 1 m /orang pengajar 1 m²/orang. flow 50 % Luas kelas = 2 + ( 6 x 1) = 8 m² flow 50 % = 50 % x 8 = 4 m² Luas 1 ruang praktek group vocal = 8 + 4 = 12 m² Keb. Luas seluruh ruang kelas group = 2 x 12 m2 = 24 m² commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 127 Ruang Praktek Piano Anak Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (3 kelas) 0,6 m² / orang Dimensi Piano = 2,75 x 1,5 = 4,125 m2 (DA) Flow 50 % Group : 5 siswa dan 1 pengajar (2 kelas) 0,6 m² / orang Dimensi Piano = 2,75 x 1,5 = 4,125 m2 (DA) Flow 50 % R. Praktek Electone Anak Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (3 kelas) Dimensi Electone = 1,83 x 1,83 x 1,016 = 3,4 Flow 50 % Luas tiap piano dengan pemain = 4,125 + 0,6 = 4,725 m2. Ruang kelas dilengkapi dengan rak untuk buku, tas, kaset/ tape rekorder dan papan tulis asumsi 4 m² Luas = 4,725 + 0,6 + 4 = 9,3 m² Flow 50 % = 50 % x 9,3 = 4,7 m² Luas R. Praktek Piano = 9,3 + 4,7 = 14 m² Luas seluruh R. Praktek Piano = 3 x 14 = 42 m² Luas tiap piano dengan pemain = 4,125 + 0,6 = 4,725 m2. Ruang kelas dilengkapi dengan rak untuk buku, tas, kaset/ tape rekorder dan papan tulis asumsi 4 m² Luas = (4,725 x 6) + 4 = 32,4 m² Flow 50 % = 50 % x 32,4 = 16,2 m² Luas R. Praktek Piano = 32,4 + 16,2 = 48,6 m² ≈ 49 m² Luas seluruh R. Praktek Piano = 2 x 49 = 98 m² Ruang kelas dilengkapi rak buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Kapasitas l orang siswa / kelas dan 1 pengajar luas termasuk dengan pemain 3,4 + 0,6 = 4 m² Luas = 4 + 4 + 0,6 = 8,6 m² Flow 50 % = 50 % x 8,6 = 4,3 m² Luas setiap R. Praktek = 8,6 + 4,3 = 12,9 m² ≈ 13 m² Luas seluruh R. Praktek = 3 x 13 = 39 m² Group : 5 siswa dan 1 pengajar (2 kelas) Dimensi Electone = 1,83 x 1,83 x 1,016 commit to user 140 m² Ruang kelas dilengkapi rak buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Kapasitas l orang siswa / 123 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 128 = 3,4 Flow 50 % kelas dan 1 pengajar luas termasuk dengan pemain 3,4 + 0,6 = 4 m² Luas = (4 x 6) + 4 = 28 m² Flow 50 % = 50 % x 28 = 14 m² Luas setiap R. Praktek = 28 + 14 = 42 m² Luas seluruh R. Praktek = 2 x 42 = 84 m² R. Praktek Keyboard Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (3 kelas) Flow 50 % Ruang kelas dilengkapi rak 63 m² buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Kapasitas l orang siswa / kelas dan 1 pengajar luas termasuk dengan pemain 0,45 + 0,8 = 1,25 m² Luas = 4 + 1,25 + 0,8 = 6,05 m² Flow 50 % = 50 % x 6,05 = 3,03 m² Luas setiap R. Praktek = 6,05 + 3,03 = 9,08 m² ≈ 9 m² Luas seluruh R. Praktek = 3 x 9 = 27 m² Group : 5 siswa dan 1 pengajar (2 kelas) Flow 50 % Ruang kelas dilengkapi rak buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Kapasitas l orang siswa / kelas dan 1 pengajar luas termasuk dengan pemain 0,45 + 0,8 = 1,25 m² Luas = (1,25 x 6) + 4 = 11,5 m² Flow 50 % = 50 % x 11,5 = 5,75 m² Luas setiap R. Praktek = 11,5 + 5,75 = 17,25 m² ≈18 m² Luas seluruh R. Praktek = 2 x 18 = 36 m² R. Praktek Instrumen Petik (Gitar Klasik dan Gitar Akustik) Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (4 kelas) Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,45 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (2 x 1,45) = 6,9 m² commit to user 82 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 129 Flow 50 % = 50 % x 6,9 = 3,5 m² Luas setiap R. Praktek = 6,9 + 3,5 = 10,4 m² ≈ 11 m² Luas seluruh R. Praktek = 4 x 11 = 44 m² Group : 5 siswa dan 1 pengajar (2 kelas) Keb. ruang gerak dan peralatan = 1,45 m² / orang Flow 50 % R. Praktek Instrumen Gesek Alat musik gesek terdiri dari biola, biola alto, cello, contra bass Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (12 kelas) Group : 5 siswa dan 1 pengajar (4 kelas) Ruang kelas dilengkapi rak buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Luas = 4 + (1,45 x 6) = 12,7 m² Flow 50 % = 50 % x 12,7 = 6,3 m² Luas setiap R. Praktek = 12,7 + 6,3 = 19 m² Luas seluruh R. Praktek = 2 x 19 = 38 m² Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,5 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (2 x 1,5) = 7 m² Flow 50 % = 50 % x 7 = 3,5 m² Luas setiap R. Praktek = 7 + 3,5 = 10,5 m² ≈ 11 m² Luas seluruh R. Praktek = 12 x 11 = 132 m² Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,5 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (1,5 x 6) = 13 m² Flow 50 % = 50 % x 13 = 6,5 m² Luas setiap R. Praktek = 13 + 6,5 = 19,5 m² ≈ 20 m² Luas seluruh R. Praktek = 4 x 20 = 80 m² commit to user 212 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 130 R. Praktek Drum R. Praktek Instrument Tiup Logam Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (3 kelas) Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,8 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (2 x 1,8) = 7,6 m² Flow 50 % = 50 % x 7,6 = 3,8 m² Luas setiap R. Praktek = 7,6 + 3,8 = 11,4 m² ≈ 12 m² Luas seluruh R. Praktek = 3 x 12 = 36 m² Ruang kelas dilengkapi rak Group : 5 siswa dan 1 pengajar (2 kelas) Keb. ruang gerak Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (5 kelas) Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,5 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (2 x 1,5) = 7 m² Flow 50 % = 50 % x 7 = 3,5 m² Luas setiap R. Praktek = 7 + 3,5 = 10,5 m² ≈ 11 m² Luas seluruh R. Praktek = 5 x 11 = 55 m² Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak Alat music tiup dan peralatan = 1,8 m² / orang Flow 50 % logam terdiri dari : trumpet, trombone, horn, tuba, saxophone Group : 5 siswa dan 1 pengajar (5 kelas) buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Luas = 4 + (1,8 x 6) = 14,8 m² Flow 50 % = 50 % x 14,8 = 7,4 m² Luas setiap R. Praktek = 14,8 + 7,4 = 22,2 m² ≈ 22 m² Luas Seluruh R. Praktek = 2 x 22 = 44 m² dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,5 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (1,5 x 6) = 13 m² Flow 50 % = 50 % x 13 = 6,5 m² Luas setiap R. Praktek = 13 + 6,5 = 19,5 m² ≈ 20 m² Luas seluruh R. Praktek = 5 x 20 = 100 m² commit to user 80 m² 155 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 131 R. Praktek Instrument Tiup Kayu Alat musik tiup kau terdiri dari : Flute, oboe, clarinet, bassoon R. Praktek Instrument Perkusi Alat musik perkusi terdiri dari : Timpani, marimba, xylophone, vibraphone Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (4 kelas) Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,5 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (2 x 1,5) = 7 m² Flow 50 % = 50 % x 7 = 3,5 m² Luas setiap R. Praktek = 7 + 3,5 = 10,5 m² ≈ 11 m² Luas seluruh R. Praktek = 4 x 11 = 44 m² Group : 5 siswa dan 1 pengajar (4 kelas) Keb. ruang gerak Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (4 kelas) Luas tiap set alat musik dengan pemain = 1.5 m² flow 50 % Group : 5 siswa dan 1 pengajar (4 kelas) dan peralatan = 1,5 m² / orang Flow 50 % Luas tiap set alat musik dengan pemain = 1.5 m² flow 50 % commit to user 124 m² Ruang kelas dilengkapi rak buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Luas = 4 + (1,5 x 6) = 13 m² Flow 50 % = 50 % x 13 = 6,5 m² Luas setiap R. Praktek = 13 + 6,5 = 19,5 m² ≈ 20 m² Luas seluruh R. Praktek = 4 x 20 = 80 m² Ruang kelas dilengkapi rak buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Luas = 4 + (2 x 1,5) = 7 m² Flow 50 % = 50 % x 7 = 3,5 m² Luas setiap R. Praktek = 7 + 3,5 = 10,5 m² ≈ 11 m² Luas seluruh R. Praktek = 4 x 11 = 44 m² Ruang kelas dilengkapi rak buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Luas = 4 + (1,5 x 6) = 13 m² Flow 50 % = 50 % x 13 = 6,5 m² Luas setiap R. Praktek = 13 + 6,5 = 19,5 m² ≈ 20 m² Luas seluruh R. Praktek = 4 x 20 = 80 m² 124 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 133 Ruang kelas musik anak usia 12 tahun keatas (remaja & dewasa) - Ruang Teori 56 m² Kapasitas 1 unit : 20 orang 1 guru 0,8 m² / anak 1 m² / orang Perabot : rak + papan peraga = 2,5 m² Luas ruang kelas = 16 + 1 + 2,5 = 19,5 m² Flow 30 % = 30 % x 19,5 = 5,9 m² Jadi, luas ruang kelas teori = 19,5 + 5,9 = 25,4 m² ≈ 26 m² - R. Praktek Vokal Privat : 1 siswa dan 1 1 m2/orang flow 50 % pengajar, 3 kelas Praktek Group 5 siswa 1 pengajar (1 kelas) Ruang praktek vokal dapat berbentuk ruang koor. Ruang kelas dilengkapi rak untuk buku, kaset/tape, dan papan tulis asumsi = 2 m² Kapasitas 1 orang dan 1 pengajar = 0,6 m2/orang. Luas kelas : 2+ (2 x 1) = 4 m² Flow 50 % = 50 % x 4 = 2 m² Luas 1 ruang kelas = 4 + 2 = 6 m² Keb. 3 luas ruang kelas privat = 3 X 6 = 18 m² 1 m2/orang Kapasitas 5 orang dan 1 flow 50 % pengajar 1 m²/orang. Luas kelas = 2 + ( 6 x 1) = 8 m² flow 50 % = 50 % x 8 = 4 m² Luas 1 ruang praktek group vocal = 8 + 4 = 12 m² commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 134 Ruang Praktek Piano Dewasa Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (2 kelas) 0,6 m² / orang Dimensi Piano = 2,75 x 1,5 = 4,125 m2 (DA) Flow 50 % Group : 5 siswa dan 1 pengajar (1 kelas) 0,6 m² / orang Dimensi Piano = 2,75 x 1,5 = 4,125 m2 (DA) Flow 50 % R. Praktek Electone Dewasa Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (2 kelas) Dimensi Electone = 1,83 x 1,83 x 1,016 = 3,4 Flow 50 % Luas tiap piano dengan pemain = 4,125 + 0,6 = 4,725 m2. Ruang kelas dilengkapi dengan rak untuk buku, tas, kaset/ tape rekorder dan papan tulis asumsi 4 m² Luas = 4,725 + 0,6 + 4 = 9,3 m² Flow 50 % = 50 % x 9,3 = 4,7 m² Luas R. Praktek Piano = 9,3 + 4,7 = 14 m² Luas seluruh R. Praktek Piano = 2 x 14 = 28 m² Luas tiap piano dengan pemain = 4,125 + 0,6 = 4,725 m2. Ruang kelas dilengkapi dengan rak untuk buku, tas, kaset/ tape rekorder dan papan tulis asumsi 4 m² Luas = (4,725 x 6) + 4 = 32,4 m² Flow 50 % = 50 % x 32,4 = 16,2 m² Luas R. Praktek Piano = 32,4 + 16,2 = 48,6 m² ≈ 49 m² Ruang kelas dilengkapi rak buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Kapasitas l orang siswa / kelas dan 1 pengajar luas termasuk dengan pemain 3,4 + 0,6 = 4 m² Luas = 4 + 4 + 0,6 = 8,6 m² Flow 50 % = 50 % x 8,6 = 4,3 m² Luas setiap R. Praktek = 8,6 + 4,3 = 12,9 m² ≈ 13 m² Luas seluruh R. Praktek = 2 x 13 = 26 m² Group : 5 siswa dan 1 pengajar (1 kelas) Ruang kelas dilengkapi rak Dimensi Electone = 1,83 commit to user 77 m² buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² 68 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 135 x 1,83 x 1,016 = 3,4 Flow 50 % Kapasitas l orang siswa / kelas dan 1 pengajar luas termasuk dengan pemain 3,4 + 0,6 = 4 m² Luas = (4 x 6) + 4 = 28 m² Flow 50 % = 50 % x 28 = 14 m² Luas setiap R. Praktek = 28 + 14 = 42 m² R. Praktek Keyboard Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (2 kelas) Flow 50 % Ruang kelas dilengkapi rak 36 m² buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Kapasitas l orang siswa / kelas dan 1 pengajar luas termasuk dengan pemain 0,45 + 0,8 = 1,25 m² Luas = 4 + 1,25 + 0,8 = 6,05 m² Flow 50 % = 50 % x 6,05 = 3,03 m² Luas setiap R. Praktek = 6,05 + 3,03 = 9,08 m² ≈ 9 m² Luas seluruh R. Praktek = 2 x 9 = 18 m² Group : 5 siswa dan 1 pengajar (1 kelas) Flow 50 % Ruang kelas dilengkapi rak buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Kapasitas l orang siswa / kelas dan 1 pengajar luas termasuk dengan pemain 0,45 + 0,8 = 1,25 m² Luas = (1,25 x 6) + 4 = 11,5 m² Flow 50 % = 50 % x 11,5 = 5,75 m² Luas setiap R. Praktek = 11,5 + 5,75 = 17,25 m² ≈ 18 m² R. Praktek Instrumen Petik (Gitar Klasik dan Gitar Akustik) Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (4 kelas) Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,45 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (2 x 1,45) = 6,9 m² Flow 50 % = 50 % x 6,9 = 3,5 m² commit to user 82 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 136 Luas setiap R. Praktek = 6,9 + 3,5 = 10,4 m² ≈ 11 m² Luas seluruh R. Praktek = 4 x 11 = 44 m² Group : 5 siswa dan 1 pengajar (2 kelas) R. Praktek Instrumen Gesek Alat musik gesek terdiri dari biola, biola alto, cello, contra bass Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (8 kelas) Group : 5 siswa dan 1 pengajar (4 kelas) Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,45 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (1,45 x 6) = 12,7 m² Flow 50 % = 50 % x 12,7 = 6,3 m² Luas setiap R. Praktek = 12,7 + 6,3 = 19 m² Luas seluruh R. Praktek = 2 x 19 = 38 m² Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,5 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (2 x 1,5) = 7 m² Flow 50 % = 50 % x 7 = 3,5 m² Luas setiap R. Praktek = 7 + 3,5 = 10,5 m² ≈ 11 m² Luas seluruh R. Praktek = 8 x 11 = 88 m² Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,5 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (1,5 x 6) = 13 m² Flow 50 % = 50 % x 13 = 6,5 m² Luas setiap R. Praktek = 13 + 6,5 = 19,5 m² ≈ 20 m² Luas seluruh R. Praktek = 4 x 20 = 80 m² commit to user 168 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 137 R. Praktek Drum Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (2 kelas) Group : 5 siswa dan 1 pengajar (1 kelas) R. Praktek Instrument Tiup Logam Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (5 kelas) Alat musik tiup Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 4,15 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (2 x 4,15) = 12,3 m² Flow 50 % = 50 % x 12,3 = 6,2 m² Luas setiap R. Praktek = 12,3 + 6,2 = 18,5 m² ≈ 19 m² Luas seluruh R. Praktek = 2 x 19 = 38 m² Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 4,15 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (4,15 x 6) = 28,9 m² Flow 50 % = 50 % x 28,9 = 14,5 m² Luas setiap R. Praktek = 28,9 + 14,5 = 43,4 m² ≈ 44 m² Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,5 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (2 x 1,5) = 7 m² Flow 50 % = 50 % x 7 = 3,5 m² Luas setiap R. Praktek = 7 + 3,5 = 10,5 m² ≈ 11 m² Luas seluruh R. Praktek = 5 x 11 = 55 m² Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,5 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (1,5 x 6) = 13 m² Flow 50 % logam terdiri dari : trumpet, trombone, horn, tuba, saxophone Group : 5 siswa dan 1 pengajar (3 kelas) commit to user 82 m² 115 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 138 = 50 % x 13 = 6,5 m² Luas setiap R. Praktek = 13 + 6,5 = 19,5 m² ≈ 20 m² Luas seluruh R. Praktek = 3 x 20 = 60 m² R. Praktek Instrument Tiup Kayu Alat musik tiup kau terdiri dari : Flute, oboe, clarinet, bassoon Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (4 kelas) Group : 5 siswa dan 1 pengajar (2 kelas) R. Praktek Instrument Perkusi Alat musik perkusi terdiri dari : Timpani, marimba, xylophone, vibraphone Privat : 1 siswa dan 1 pengajar (4 kelas) Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,5 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (2 x 1,5) = 7 m² Flow 50 % = 50 % x 7 = 3,5 m² Luas setiap R. Praktek = 7 + 3,5 = 10,5 m² ≈ 11 m² Luas seluruh R. Praktek = 4 x 11 = 44 m² Keb. ruang gerak Ruang kelas dilengkapi rak dan peralatan = buku,kaset,tape dan papan 1,5 m² / orang tulis, asumsi = 4 m² Flow 50 % Luas = 4 + (1,5 x 6) = 13 m² Flow 50 % = 50 % x 13 = 6,5 m² Luas setiap R. Praktek = 13 + 6,5 = 19,5 m² ≈ 20 m² Luas seluruh R. Praktek = 2 x 20 = 40 m² Luas tiap set alat musik dengan pemain = 1.5 m² flow 50 % Ruang kelas dilengkapi rak commit to user buku,kaset,tape dan papan tulis, asumsi = 4 m² Luas = 4 + (2 x 1,5) = 7 m² Flow 50 % = 50 % x 7 = 3,5 m² Luas setiap R. Praktek = 7 + 3,5 = 10,5 m² ≈ 11 m² 84 m² 84 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 139 Luas selurruh R. Praktekk = 4 x 11 = 44 m² Group : 5 siswaa dan 1 pengajaar (2 kelass) R. R Praktek 1 kelas Keroncong K (1 kelass = 6 - 10 siswa dan d 1 pengajaar) L Luas tiap set alaat m musik dengan pemain = 1.5 m² m fllow 50 % Ruang kkelas dilengkaapi rak K Keb. ruang geraak dan peralatan 1 m m²/orang F Flow 50% Ruang kkelas dilengkaapi rak untuk bukku,kaset/tape dan papan tuliis asumsi = 4 m² m Kapasitass 10 orang siswa/kelaas dan 1 pengaj ajar Luas kelaas = 4 + (11 x 1) = buku,kaseet,tape dan pap pan tulis, asum msi = 4 m² Luas = 4 + (1,5 x 6) = 13 m² Flow 50 % = 50 % x 13 = 6,5 m² Luas setiaap R. Praktek = 13 + 6,55 = 19,5 m²² ≈ 20 m² Luas selurruh R. Praktekk = 2 x 20 = 40 m² 23 m² 15 m² Flow 50 % = 50% x 115 = 7,5 m² Luas setiaap R. Praktek = 15 + 7,55 = 22,5 m²² ≈ 23 m² Luas selurruh R. Praktekk = 1 x 23 = 23 m² R. Praktek Gameelan Satu peerangkat gamelan (10 – 20 orang) Seiden dan gerong (1 – 10 orang), dan 2 pengajaar 49,37 m² F Flow 20 % 0,56 m²/orang F Flow 50 % R. Kelas Orkestrra 1 ruang g = 50 pemainn instrum ment, 1 ruang g F Flow 1,5 m m²/orang commit to user Flow = 200% x 49,37 = 9,87 9 m² Luas = 9,887 + 49,37 = 59,24 5 m² Kapasitass 10 0rang dan 2 pengajar 0,56 0 m²/orang Luas = 122 x 0,56 = 6,72 m² Flow 20% % = 20 % x 6,72 2= 1,34 m² Kebutuhaan luas = 1,34 + 6,72 = 8.06 m²² Total kebuutuhan luas = 59,24 + 8,06 = 67,3 m² = 68 m² Luas Ruanng = 50 x 1,5 = 75 m² 68 m² 75 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 140 R. Kelas Ensamble 1 ruang = 10 pemain + 1 guru + 1 piano 1 ruang R. Staff Pengajar 40 pengajar Pengelola Bagian Pendidikan Musik - R. Pimpinan Bag. Pendidikan Musik - R. Staff Administrasi - R. Rapat - R. Arsip - R. Tunggu Tamu - R. Staff Pengajar Perpustakaan - Foyer - R. sirkulasi dan informasi - Penitipan barang - R. Katalog 1,6 m² / orang Flow 30 % Luas total = (10 x 1,5) + 12 = 27 m² 27 m² Luas = 40 X 1,6 = 64 m² Flow = 30 % x 64 = 19,2 m² Luas R. Staff Pengajar = 64 + 19,2 = 83,2 m² ≈ 84 m² 84 m² 157 m² 1 orang 15 m² / orang Luas = 1 x 15 = 15 m² 3 orang 8 m² / orang Luas = 3 x 8 = 24 m² 10 orang 1 orang 1,5 m² / orang 1 m² / orang 1 rak arsip = 0,9 m² 1 meja kecil = 0,4 m² Flow 20 % Luas = 10 x 1,5 = 15 m² Luas = 1 + 0,9 + 0,4 = 2,3 m² Flow = 20 % x 2,3 = 0,46 m² Luas R. arsip = 2,3 + 0,46 = 2,76 m² ≈ 3 m² 10 orang 1,6 m² / orang Luas = 10 x 1,6 = 16 m² Luas = 84 m² 40 orang 1 unit 1 unit 6 m² 15 m² Luas = 6 m² Luas = 15 m² 1 unit 10 m² Luas = 10 m² 4 m² Luas = 4 m² - R. koleksi 3 unit rak katalog 1 unit - R. Referensi 1 unit - Kantor 1 unit 1 kabag 2 staff - R. Baca 4 ruang 1 ruang = 25 orang - R. Fotocopy 1 unit mesin - R. Audio Visual 1 ruang 1 unit mesin = 1,156 m² 1 ruang = 40 orang + 1 set peralatan - Gudang R. Kurator 1 unit 1 unit 12 m² commit to user Luas = (3000 / 144) x 1,863 = 38,81 m² = 39 m² Luas = (500 / 144) x 1,863 = 6,47 m² = 7 m² 1 kabag = 12 m² 2 staff = 2 x 4,4 = 8,8 m² = 9 m² Total luas = 12 + 9 = 21 m² Luas = 25 x 2,3 = 57,5 m² = 58 m² Total luas = 4 x 58 = 232 m² Luas = 2 m² Luas = 60 m² Luas = 12 m² Luas = 12 m² 420 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 141 Area Service - Locker alat Musik Siswa 600 orang 4 m² / 40 orang Flow 20 % - Locker Alat Musik Pengajar Lavatory Putra 40 orang 4 m² / 40 orang 8 unit 3 toilet, @ 1,5 m2 6 urinoir, @ 0,6 m2 4 wastafel, @ 0,6 m² Flow 10 % Luas = (3 x 1,5) + (6 x 0,6) + (4 x 0,6) = 10,5 m² Flow = 10 % x 10,5 = 1,05 m² Luas Lavatory Putra = 10,5 + 1,05 = 11,55 m² ≈ 12 m² Luas Seluruh Lavatory Putra = 8 x 12 = 96 m² Putri 8 unit 6 toilet, @ 1,5 m2 4 wastafel, @ 0,6 m² Flow 10 % Luas = (6 x 1,5) + (4 x 0,6) = 11,4 m² Flow = 10 % x 11,4 = 1,14 m² Luas Lavatory Putra = 11,4 + 1,14 = 12,54 m² ≈ 12 m² Luas Seluruh Lavatory Putra = 8 x 12 = 96 m² Musholla 20 orang 0,6 m² /orang Flow 20 % Luas = 20 x 0,6 = 12 m² Flow = 20 % x 12 = 2,4 m² Luas Musholla = 12 + 2,4 = 14,4 m² ≈ 14 m² - Tempat Wudlu - Gudang Total 6 orang 1 m² / orang Luas = 6 x 1 = 6 m² Luas = 8 m² - - 296 m² Luas = (600 / 40) x 4 = 60 m² Flow = 20 % x 60 = 12 m² Luas R. Locker Siswa = 60 + 12 = 72 m² Luas = (40 / 40) x 4 = 4 m² 3720 m² Tabel V. 2 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pendidikan Musik b. Kelompok Ruang Pertunjukkan Ruang Kapasitas Ruang Persiapan Menonton Entrance hall 200 orang Standard Perhitungan 0,8 m2/org Luas = 200 x 0,8 = 160 m2 Flow 20% Flow = 20% x 160 = 32 m² Luas 192 m² Luas Entrance Hall = 160 + 32 = 192 m² Lounge 100 kursi 2 0,36 m /org Flow 50% Luas = 100 x 0,36 = 36 m2 Flow = 50 % x 36 = 18 m² commit to user 54 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 142 Loket 4 buah R. receptionist 2 orang R. security 2 orang Lavatory pria 500 pria Asumsi = @ 2 m2 Asumsi = @ 2m2 1 wc / 100 org 5 WC 2 m2 / wc 5 urinoir 0,6 m2 / urinoir 1 org/buah 5 washtafel Lavatory wanita 500 wanita 5 wc 5 washtafel Asumsi = 3 m2/org 0,8 m2 / washtafel Flow 40% 2 m2 / wc 0,8 m2 / Washtafel Flow 40% Luas Lounge = 36 + 18 = 54 m² 4 x 3 = 12 m2 12 m² 2 x 2 = 4 m2 4 m² 2 x 2 = 4 m2 4 m² 5 wc : 2 x 5 = 10 m2 5- urinoir :0,6 x 5 = 3 m² 4 washtafel : 5 x 0,8 = 4 m² Luas = 10 + 3 + 4 = 17 m² Flow = 40 % x 17 = 6,8 m² Luas Lavatory Pria = 17 + 6,8 = 23,8 m² ≈ 24 m² 5 wc: 5 x 2 = 10 m2 5 Washtafel : 5 x 0,8 = 4 m² Luas = 10 + 4 = 14 m² Flow = 40 % x 14 = 5,6 m² Luas Lavatory wanita = 14 + 5,6 = 19,6 m² ≈ 20 m² 24 m² Keb. luas seluruh ruang persiapan menonton Kelompok Ruang Persiapan Pertunjukkan Pemain + Hall 0,8 m2/org 20 m² 310 m² Luas = 140 x 0,8 = 112 m² 112 m² penyanyi + crew = 100 + 20 + 20 = 140 orang R. Tunggu Pemain 50 kursi 0,36 m² / unit Flow 80 % R. Konductor R. Soloist 4 ruang R. Istirahat 50 orang 0,6 m² / unit Flow 80% Luas = 50 x 0,36 = 18 m² Flow = 80 % x 18 = 14,4 m² Luas R. Tunggu Pemain = 18 + 14,4 = 32,4 m² ≈ 33 m² 33 m² Luas = 32 m² 32 m² Luas = 12 m² Luas Total R. Soloist = 4 x 12 = 48 m² Luas = 50 x 0,6 = 30 m2 Flow = 80 % x 30 = 24 m² Luas R. Istirahat = 30 + 24 = 54 m² 48 m² commit to user 54 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 143 R. latihan - R. Latihan Instrument - R. Latihan Penyanyi 172 m² 100 pemain 1,6 m² / orang Luas = 100 x 1,6 = 160 m² 20 penyanyi 0,6 m² / orang Luas = 20 x 0,6 = 12 m² 1 meja 1 kursi besar 2 kursi 2 lemari buku 1,8 m² / unit 0,8 m² / unit 0,4 m² / unit 1 m² / unit Flow 80 % Luas = 1,8 + 0,8 + (2 x 0,4) + (2 x 1) = 5,4 m² Flow = 80 % x 5,4 = 4,32 m² Jadi, Luas = 5,4 + 4,32 = 9,72 m² ≈ 10 m² Ruang tamu: 1 meja besar 4 kursi 1 sofa besar 1,8 m² / unit 0,4 m² / unit 1,13 m² / unit Flow 80 % Luas = 1,8 + (4 x 0,4) + 1,13 = 4,53 m² Flow = 80 % x 4,53 = 3,62 m² Luas R. Tamu = 4,53 + 3,62 = 8,15 m² ≈ 9 m² R. Rias Pria R. Rias Wanita R. Ganti Pria 25 pria 25 wanita 25 pria 25 x 1,8 = 45 m2 25 x 2,2 = 55 m2 25 x 2,2 = 55 m² 45 m² 55 m² 55 m² R. Ganti Wanita 25 wanita 25 x 2,2 = 55 m² 55 m² R. Rapat / Diskusi R. Wartawan Lavatory Pria 10 orang 1,8 m² / org 2,2 m² / org 1,8 - 2,2 m² / org 1,8 - 2,2 m² / org 1,5 m² / org luas= 10 x 1,5 = 15 m² 15 m² 10 orang 60 pria 1,5 m² / org 1 wc / 15 org 2 m² / wc 1 urinoir / 15org 0,6 m² / urinoir 1 washtafel / wc 0,8 m² / washtafel 1 shower / 15org 0,8 m² / shower Flow 20 % luas= 10 x 1,5 = 15 m² 4 wc : 2 x 4 = 8 m2 4 urinoir : 4 x 0,6 = 2,4 m² 4 washtafel : 4 x 0,8 = 3,2 m² 4 shower : 4 x 0,8 = 3,2 m² Luas = 8 + 2,4 + 3,2 + 3,2 = 16,8 m² Flow = 20 % x 16,8 = 3,36 m² Luas Lavatory Pria = 16,8 + 3,36 = 20,16 m² ≈ 21 m² 15 m² 21 m² Lavatory Wanita 60 wanita 1 wc / 15 orang 2 m2 / wc 1 washtafel / wc 0,8 m²/ washtafel 1 shower / 15org 0,8 m² / shower Flow 20 % Asumsi 4 wc : 2 x 4 = 8 m2 4 washtfel: 4 x 0,8 = 3,2 m² 4 shower : 4 x 0,8 = 3,2 m² Luas = 8 + 3,2 + 3,2 = 14,4 m² Flow = 20 % x 14,4 = 2,88 m² Luas Lavatory Wanita = 14,4 + 2,88 = 17,28 m² ≈ 18 m² 18 m² R. Pimpinan / Manager Group Gudang Kostum Minimal : Kostum = 15 m² Flow = 20 % x 15 = 3 m² Luas Godang Kostum = 15 + 3 = 18 m² commit to user 19 m² 18 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 144 Gudang Kursi Cadangan 500 kursi lipat Gudang Perlengkapan 1000 kursi = 36 m² (DA) Luas = 0,5 x 36 = 18 m² 18 m² 10 % luas panggung Luas = 10 % x 180 = 18 m² (TS) 18 m² Luas min Termasuk r.perakitan, r. teknisi, gudang perlengkapan, bengkel, meja – meja kerja Alat Musik Bengkel Kerja (Tata Pentas) = 9,14 m x 9,14 m = 83,5m2 (TS) asumsi Luas truk + flow = 7,1 x 2,3 = 16,33 m² Flow = 30 % x 16,33 = 4,9 m² Luas Area Bongkar Muat = 16,33 + 4,9 = 21,23 m² ≈ 22 m² Luas Total Kebutuhan Kelompok Ruang Persiapan Pertunjukkan Area Bongkar Muat Kelompok Ruang Pertunjukkan Ruang 800 - 1000 orang Audience Panggung R. Staff / Kantor R. Tunggu R. Kontrol multimedia (bunyi dan lampu) R. Kontrol penghawaan ruang penonton R. Proyektor R. Rekaman R. Simpan peralatan (sound system storage) R. Pengiring gamelan 1 m² / orang Luas = 1000 x 1 = 1000 m² 100 orang 1 m² / orang (TS) Luas = 100 x 1 = 100 m² 4 orang 8 m² / orang 6 orang 1,6 m2 / orang Min. 7,2 m2 84 m² 22 m² 909 m² 1000 m² 100 m² Luas = 4 x 8 = 32 m2 32 m² Luas = 6 x 1,6 = 9,6 m² ≈ 10 m² Bunyi = 2 x 4 = 8 m2 10 m² 16 m² Lampu = 2 x 4 = 8 m² Penonton = 250 orang min. 6,5 m² 8 m² 25 - 30 m2 Min. 20 m2 Asumsi 24 m2 Luas = 25 m2 Luas = 20 m2 Luas = 24 m2 25 m² 20 m² 24 m² 0,8 m² / org Luas = 250 x 0,8 = 200 m² 200 m² Luas = 616 m² 616 m² Amphiteater Luas Kelompok Ruang pertunjukkan Total Luas Area Kelompok Ruang Pertunjukkan Tabel V. 3 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pertunjukkan commit to user 2051 m² 3270 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 145 c. Kelompok Ruang Informasi dan Promosi Ruang Kapasitas Standard Perhitungan Studio Musik 5 – 10 orang (3 unit) 1 set drum 3 set gitar 1 set keyboard 1 vokalis Flow 40 % Fungsinya sebagai ruang persiapan praktek atau latihan bersama 1 set drum + pemain = 3,5 m² 1 set gitar + pemain = 1,5 m² 3 set gitar = 3 x 1,5 = 4,5 m² 1 set keyboard + pemain = 3,4 m² 1 vokalis = 1,2 m² Luas = 3,5 + 4,5 + 3,4 + 1,2 = 12,6 m² Flow 40 % = 40 % x 12,6 = 5,04 m² Luas Studio Musik = 12,6 + 5,04 = 17,64 m² ≈ 18 m² Luas 3 Studio Musik = 3 x 18 = 54 m² 54 m² Studio rekaman 5 – 10 orang (2 unit) 1 set drum 3 set gitar 1 set keyboard 1 vokalis Flow 40 % Perlengkapan : computer, mixing, tape, speaker, dll = 12 m² 1 set drum + pemain = 3,5 m² 1 set gitar + pemain = 1,5 m² 3 set gitar = 3 x 1,5 = 4,5 m² 1 set keyboard + pemain = 3,4 m² 1 vokalis = 1,2 m² Luas = 12 + 3,5 + 4,5 + 3,4 + 1,2 = 24,6 m² Flow 40 % = 40 % x 24,6 = 9,84 m² Luas Studio Musik = 24,6 + 9,84 = 34,44 m² ≈ 35 m² Luas 3 Studio Musik = 2 x 35 = 70 m² 70 m² R. Kontrol & Mixing Listening lab 15 m² 2 unit Luas 15 m² Luas = 4 x 6 = 24 m² commit to user 48 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 146 Total luas = 2 x 24 = 48 m² R. Pameran 100 orang / 1 unit 0,8 m² / orang Luas = 0,8 x 100 = 80 m² 160 m² Flow 100 % = 100 % x 80 = 80 m² Luas total = 80 + 80 = 160 m² R. Seminar 200 orang / 1 unit 0,8 m² / orang Luas = 0,8 x 200 = 160 m² 192 m² Flow 20 % = 20 % x 160 = 32 m² Luas total = 32 + 160 = 192 m² R. Internet 20 set Etalase 10 gitar, 1set drum, 1 keyboard, Asumsi 2,25 m² / orang Luas = 2,25 x 20 = 45 m² 45 m² Luas = 12 m² 12 m² Piano 2 type spinet @ 0,6 m x 1,5 m 1 baby grand 1,35 m x 1,4 m Flow 30 % Luas = (8 x 4,125) + (1,35 x 1,4 ) = 35,75 m² Flow = 30 % x 35,75 = 10,725 m² Luas Penjualan Piano = 35,75 + 10,725 = 46,475 m² ≈ 47 m² 179 m² Electone & Keyboard 12 type @ 1,53 m x 1,53 m Flow 20% Luas = 12 x (1,53 x 1,53) = 28,1 m² Flow = 20 % x 28,1 = 5,62 m² Luas Penjualan Electone & Keyboard = 28,1 + 5,62 = 33,72 m² ≈ 34 m² Rak: 3 rak bertingkat @ 2 m x 1,5 m 2 rak ganda @ 1,5 m x 0,75 m 2 rak tunggal Luas = (3 x 2 x 1,5) + (2 x 1,5 x 0,75) + (2 x 3 x 0,4) = 9 + 2,25 + 2,4 = 13,65 m² Flow = 30 % x 13,65 = 4,1 m² Luas Penjualan Gitar = 13,65 + 4,1 1 set sound system, 4 type symbals, 1 bass drum, 10 buku seri terbaru, 20 label rekaman terbaru Unit - piano 8, 1 baby grand Penjualan Alat Musik - Electone & Keyboard 12 buah - Gitar : 80 buah guitar electric 84 buah gitar akustik, terbagi dalam beberapa rak commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 147 3 rak bertingkat @ kap. 28 gitar @ 3 m x 0,4 m Flow 30 % = 17,75 m² ≈ 18 m² 1 set drum @ 3,6 m², 1 set bass @ 0,92 m x 0,19 m, 40 cymbals dalam 2 rak @ 0,5 m x l,5 m, perkusi asumsi 8 m² Flow 20 % Luas = (10 x 3,6) + ( 8 x 0,92 x 0,19) + (2 x 0,5 x 1,5) + 8 = 36 + 1,4 + 1,5 + 8 = 46,9 m² Flow = 20 % x 46,9 = 9,38 m² Luas Penjualan Alat Musik Pukul = 46,9 + 9,38 = 56,28 m² ≈ 57 m² akustik 2 rak ganda @ kap. 10 gitar elektrik 2 rak tunggal @ kap. 10 gitar elektrik - 10 set drum, 8 bass, 40 cymbals, beberapa perkusi - Alat musik tiup : 6 Saxophone (3type), 10 buah brass (5 type), 2 buah tuba (2type) diletakkan dalam 1 lemari kaca - - Alat musik gesek : 6 buah biola, 3 cello, 2 bass violin Bass diletakkan dalam 1 lemari kaca, cello diletakkan dalam rak. Aksesoris instrument elektronik dalam 5 lemari 1 lemari kaca 2 m x 0,4 m x 2 m = 1,6 m² Luas Penjualan Alat Musik Tiup = 1,6 m² = 2 m² Biola dan Bass diletakkan masing – masing dalam 1 lemari kaca 2 m x 0,4 m x 2m Cello diletakkan dalam 1 rak 2 m x 1,25m x 2 m Flow 20 % Luas = (2 x 2 x 0,4 x 2) + (2 x 1,25 x 2) = 8,2 m² Flow = 20 % x 8,2 = 1,64 m² Luas Penjualan Alat Musik Gesek = 8,2 + 1,64 = 9,84 m² ≈ 10 m² 1 rak lemari kaca 2 m x 0,4 m x 1,25 m Luas = 5 x (2 x 0,4 x 1,25) = 5 m² Flow = 30 % x 5 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 148 Flow 30 % - Unit Penjualan Alat Tata Suara - Aksesoris instrument akustik dalam 3 rak kaca Peralatan kontrol / mixer, amplifier dan equalizer Diletakkan dalam 5 rak 1 rak lemari kaca 2 m x 0,4 m x 1,25 m Flow 30 % = 1,5 m² Luas Penjualan Aksesoris Elektronik = 5 + 1,5 = 6,5 m² ≈ 7 m² Luas = 3 x (2 x 0,4 x 1,25) = 3 m² Flow = 30 % x 3 = 0,9 m² Luas Penjualan Aksesoris Akustik = 3 + 0,9 = 3,9 m² ≈ 4 m² 1 rak = 2 m x 0,8 m x 1,5 m Luas = 5 x (2 x 0,8 x 1,5) = 12 m² Flow 30% Flow = 30 % x 12 = 3,6 m² Luas Penjualan Peralatan = 12 + 3,6 = 15,6 m² ≈ 16 m² - Box kontrol 20 buah Box kontrol @ 0,6 m x 0,3 m x 0,75 m Flow 20 % Luas = 20 x (0,6 x 0,3 x 0,75) = 2,7 m² Flow = 20 % x 2,7 = 0,54 m² Luas Penjualan Box Kontrol = 2,7 + 0,54 = 3,24 m² ≈ 4 m² - Box speaker 20 buah dan 2 rak kaca untuk speaker belum terpasang Box speaker @ 0,75 m x 0,4 m x 1 m Luas = (20 x 0,75 x 0,4 x 1) + (2 x 1,5 x 0,5 x 1,25) Rak kaca untuk speaker belum terpasang 1,5 m x 0,5 m x 1,25 m = 7,9 m² Flow 20 % = 7,9 + 1,58 Flow = 20 % x 7,9 = 1,58 m² Luas Penjualan Box Speaker commit to user 30 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 149 = 9,48 m² ≈ 10 m² Unit Penjualan Rekaman Musik - - Unit Kaset Rak kaset + rak yang lain Unit CD Unit VCD dan DVD Rak kaset + rak yang lain, asumsi = 18 m² Luas = 18 + 18 + 18 54 m² = 54 m² Unit CD = 18 m² Unit VCD dan DVD 18 m² Unit Penjualan Buku – Buku Musik Kapasitas 1000 buku yang terbagi dalam rak – rak, tiap rak berisi 50 buku Tiap rak @ 1,25 m x 0,6m x 1,2 m Flow 50 % Jadi terdapat 20 rak Luas = 20 x (1,25 x 0,6 x 1,2) = 18 m² 27 m² Flow = 50 % x 18 = 9 m² Luas Penjualan Buku Musik = 18 + 9 = 27 m² Pengepaka n Barang Asumsi = 6 m² Luas = 6 m² 6 m² Kasir Asumsi = 4 m² Luas = 4 m² 4 m² Total luas area fasilitas Informasi dan Promosi 896 m² Tabel V. 4 Besaran Ruang Kelompok Ruang Informasi & Promosi d. Kelompok Ruang Pengelolaan Ruang R. Penerimaan - Resepsionis & Administrasi - Lobby / R. Tunggu Kapasitas Standard Perhitungan 3 2,75 m2 / orang Luas = 3 x 2,75 = 8,25 m² = 9 m² 15 % pengguna 10 pengguna Flow 50 % 1,2 m2/ orang Luas = 1,2 x (15 % x 10) = 1,8 m² Flow = 50 % x 1,8 = 0,9 m² Luas Lobby / R. Tunggu = 1,8 + 0,9 = 2,7 m² ≈ 3 m² commit to user Luas 12 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 150 R. General Manager R. Manager Pendidikan R. Staff Pendidikan R. Manager Pertunjukkan R. Staff Pertunjukkan R. Staff Administrasi Pertunjukkan R. Manager Informasi dan Promosi R. Staff Informasi dan Promosi 1 orang 1 orang 4 orang 1 orang 25 m² / orang 15 m² / orang 4 m² / orang 15 m² / orang Luas = 1 x 25 = 25 m2 Luas = 1 x 15 = 15 m² Luas = 4 x 4 = 16 m² Luas = 1 x 15 = 15 m² 25 m² 15 m² 16 m² 15 m² 4 orang'. 2 orang 4 m² / orang 4 m² / orang Luas = 4 x 4 = 16 m² Luas = 2 x 4 = 8 m² 16 m² 8 m² 1 orang 15 m² / orang Luas = 1 x 15 = 15 m² 15 m² 4 orang 4 m² / orang Luas = 4 x 4 = 16 m² 16 m² 15 m² / orang Luas = 1 x 15 = 15 m² 15 m² 4 m² / orang Luas = 4 x 4 = 16 m² 16 m² 2 orang 4 orang 3 orang 1 orang 4 m² / orang 4 m² / orang 4 m² / orang 15 m² / orang Luas = 2 x 4 = 8 m² Luas = 4 x 4 = 16 m² Luas = 3 x 4 = 12 m² Luas = 1 x 15 = 15 m² 8 m² 16 m² 12 m² 15 m² 4 orang 3 set komputer 4 m² / orang 2,5 m² tiap meja computer dan operator Flow 30 % 16 m² 10 m² 20 orang 1,5 m² / orang Luas = 4 x 4 = 16 m² Luas = 3 x 2,5 = 7,5 m² Flow = 30 % x 7,5 = 2,25 m² Luas R. Komputer = 7,5 + 2,25 = 9,75 m² ≈ 10 m² Luas = 3,5 m² ≈ 4 m² Luas = 20 x 1,5 = 30 m² 50 orang 1 wc / 10 orang 2 m² / wc 0,6 m² / washtafel 0,6 m² / urinoir Flow 20 % 50 orang 1 wc / 10 orang 2 m² / wc 0,6 m² / washtafel Flow 20 % R. Manager Bidang Umum 1 orang R. Staff Administrasi 4 orang R. Staff Personalia R. Staff Security R. Staff Rumah Tangga R. Manager Bagian Teknik R. Staff Bagian Teknik R. Komputer R. Arsip R. Rapat Lavatory - Pria - Wanita commit to user 5 wc : 5 x 2 = 10 m² 5 washtafel : 5 x 0,6 = 3 m² 5 urinoir : 5 x 0,6 = 3 m² Luas = 10 + 3 + 3 = 16 m² Flow = 20 % x 16 = 3,2 m² Luas Lavatory Pria = 16 + 3,2 = 19,2 m² ≈ 20 m² 5 wc : 5 x 2 = 10 m² 5 washtafel : 5 x 0,6 = 3 m² Luas = 10 + 3 = 13 m² Flow = 20 % x 13 = 2,6 m² Luas Lavatory Pria 4 m² 30 m² 36 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 151 = 13 + 2,6 = 15,6 m² ≈ 16 m² Total Luas Area Kelompok Ruang Pengelolaan 316 m² Tabel V. 5 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pengelolaan e. Kelompok Ruang Service / Penunjang Ruang Lift - Lift Orang Kapasitas - Lift Barang Musholla - R. Ibadah - R. Wudhu Lavatory - Wanita Standard Perhitungan (3,5 x 2,7) m² 4 lift Luas = 4 x (3,5 x 2,7) = 37,8 m² ≈ 38 m² 20 orang / beban angkut 1500 kg 1 unit Standar : 1 lift (2,3 x 2,5) Luas = 1 x (2,3 x 2,5) 10 orang 4 unit 0,6 m2 / org r. imam 2 m2 Luas = 2 + (10 x 0,6) = 8 m² Luas Seluruh R. Ibadah = 4 x 8 = 32 m² 44 m² = 5,75 m² ≈ 6 m² 48 m² Luas 1 m2 / pancuran, Luas = 1 x 4 = 4 m² Luas 4 unit = 4 x 4 = 16 m² 2 pancuran untuk wanita 2 pancuran untuk pria 5 orang Luas 2 m² / wc 0,6 m² / washtafel Flow 20 % wc : 1 x 2 = 2 m² washtafel : 1 x 0,6 = 0,6 m² Luas = 2 + 0,6 = 2,6 m² Flow = 20 % x 2,6 = 0,52 m² Luas Lavatory Wanita = 2,6 + 0,52 = 3,12 m² ≈ 4 m² 2 m² / wc 0,6 m² / washtafel 0,6 m² / urinoir Flow 20 % wc : 1 x 2 = 2 m² washtafel : 1 x 0,6 = 0,6 m² urinoir : 2 x 0,6 = 1,2 m² Luas = 2 + 0,6 + 1,2 = 3,8 m² Flow = 20 % x 3,8 = 0,76 m² Luas Lavatory Pria = 3,8 + 0,76 = 4,56 m² ≈ 5 m² 9 m² 5 orang - Pria Cafetaria - R. Makan - Kasir 1 orang 2,75 m² / orang commit to user Luas = 200 m² Luas = 1 x 2,75 274 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 152 - Pantry Dapur R. Administra si R. Staff Pelayanan Lavatory 1 orang 3 orang Asumsi = 9 m² - - - Gudang R. Utilitas / ME R. Genset Asumsi = 8 m² Asumsi = 24 m² Wanita 5 orang Pria 5 orang 1 unit 2 orang 2 m² / wc 0,6 m² / washtafel Flow 20 % 2 m² / wc 0,6 m² / washtafel 0,6 m² / urinoir Flow 20 % = 2,75 m² ≈ 3 m² Luas = 8 m² Luas = 24 m² Luas = 8 m² Luas = 9 m² wc : 2 x 2 = 4 m² washtafel : 1 x 0,6 = 0,6 m² Luas = 4 + 0,6 = 4,6 m² Flow = 20 % x 4,6 = 0,92 m² Luas Lavatory Wanita = 4,6 + 0,92 = 5,52 m² ≈ 6 m² wc : 2 x 2 = 4 m² washtafel : 1 x 0,6 = 0,6 m² urinoir : 2 x 0,6 = 1,2 m² Luas = 4 + 0,6 + 1,2 = 5,8 m² Flow = 20 % x 5,8 = 1,16 m² Luas Lavatory Wanita = 5,8 + 1,16 = 6,96 m² ≈ 7 m² Asumsi = 9 m² Luas = 9 m² Asumsi : 1 unit genset kapasitas 1000 KVA Luas = 60 m² 60 m² Luas = 9 m² 9 m² Luas = 32 + (5 x 9) = 77 m² 77 m² 50 m² R. Trafo 1 unit R. Panel Listrik 1 panel utama 1 unit panel pembagi di tiap lantai 3 – 5 lantai 1 unit per lantai 3 – 5 lantai Asumsi : Panel Utama = 32 m² Panel Distribusi = 9 m² 6,25 m² / unit Flow 50 % 1 unit 1 unit Asumsi = 72 m² Asumsi = 30 m² Luas per unit = 6,25 m² Flow = 50 % x 6,25 = 3,125 m² Luas = 6,25 + 3,125 = 9,375 m² ≈ 10 m² Luas Keseluruhan R. AHU = 5 x 10 = 50 m² Luas = 72 m² Luas = 30 m² 1 unit Asumsi = 32 m² Luas = 32 m² 32 m² 1 unit 1 unit Asumsi = 24 m² Asumsi = 9 m² Asumsi = 9 m² Asumsi = 6 m² Luas = 24 m² Luas = 9 m² Luas = 9 m² Luas = 6 m² 24 m² 9 m² 9 m² 6 m² 753 m² Ruang AHU Ruang Chiller Ruang Ground Reservoir dan Pompa Air R. Water Treatment Tangki Air R. Kontrol R. Sampah Gudang Total commit to user 72 m² 30 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 153 Area Parkir Area Parkir Mobil Siswa 50 orang Area Parkir Motor Siswa 250 motor Area parkir mobil pengunjung 300 orang Area parkir motor pengunjung Area parkir mobil pengelola dan pengajar Area parkir motor pengelola dan pengajar Area Parkir Mobil Crew dan Artis 700 orang Parkir bus 2 bus Parkir Service 1 truk 30 orang 75 orang 50 orang Asumsi density : 1 orang/mobil = 50 mobil 10 m²/unit Asumsi density : 1 orang/motor = 250 motor 2 m²/unit Asumsi density : 2 orang/mobil = 150 mobil 10 m²/unit Asumsi density : 2 orang/motor = 2 m²/unit Asumsi density : 1 orang/mobil = 30 mobil 10 m²/unit Asumsi density : 1 orang/motor = 75 motor 2 m²/unit Asumsi density : 4 orang/mobil = 13 mobil 10 m²/unit 35 m²/unit Flow 50 % Standard = 50 m²/unit Luas = 50 x 10 = 500 m² 500 m² Luas = 250 x 2 = 500 m² 500 m² Luas = 150 x 10 = 1500 m² 1500 m² Luas = 350 x 2 = 700 m² 700 m² Luas = 30 x 10 = 300 m² 300 m² Luas = 75 x 2 = 150 m² 150 m² Luas = 13 x 10 = 130 m² 130 m² 1 X 35 = 35 m² Flow 50 % = 50 % x 35 = 17,5 m² Luas = 17,5 + 35 = 52,5 m² Luas total = 2 x 52,5 = 105 m² Luas = 50 m² 105 m² Total luas area parkir Total Luas Area Kelompok Ruang Service / Penunjang 50 m² 3935 m² 4688 m² Tabel V. 6 Besaran Ruang Kelompok Ruang Service / Penunjang 1.5.3 Total Kebutuhan Luas Ruang dan Luas Tapak Minimal Total Kebutuhan Luas Ruang dan Luas Tapak Minimal adalah sebagai berikut : No. 1. 2. 3. Jenis Kelompok Ruang Kebutuhan Luas Seluruh Lantai (m²) Kelompok Ruang Pendidikan Kelompok Ruang Pertunjukkan Kelompok Ruang Promosi & 3720 m² 3270 m² 896 m² commit to user Rencana Jumlah Lantai 5 2 1 Luas Lantai Dasar Minimal (m²) 744 m² 1635 m² 896 m² perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 154 Informasi Kelompok Ruang Pengelolaan Kelompok Ruang Service / Penunjang 4. 5. Total luas 316 m² 4688 m² 1 Menyebar di beberapa zona 12.890 m² 316 m² 4688 m² 8279 m² Tabel V. 7 Total Kebutuhan Luas Ruang & Luas Tapak Minimal Luas lantai dasar terbagi dalam : • Luas daerah terbuka & parkir = 4880 m² • Luas daerah terbangun = 6800 m² • Sirkulasi daerah terbangun (20%) = 20/100 x 6100 = 1360 m² Luas lantai dasar minimal = 13.040 m² → 14.000 m² Tabel V. 7 KDB 60 % = 60/100 14.000 =Luas 8400Ruang m² dan Luas Lantai Dasar Minimal Total xKebutuhan Luas tapak minimal = 14.000 + 8400 = 22.400 m² 1.6 Pola Hubungan Ruang Tujuan : Mendapatkan pola hubungan ruang Pusat Pendidikan Musik Dasar Pertimbangan : a.) Proses kegiatan keseluruhan dan tiap – tiap unit kegiatan b.) Pengelompokkan fungsi ruang c.) Tuntutan dan persyaratan ruang d.) Sifat dan karakter ruang ¾ Pola Hubungan Ruang Makro No. 1. 2. 3. 4. 5. Jenis Kelompok Ruang Kelompok Ruang Pendidikan Kelompok Ruang Pertunjukkan Kelompok Ruang Promosi & Informasi Kelompok Ruang Pengelolaan Kelompok Ruang Penunjang / Service Tabel V. 8 Jenis Kelompok Ruang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 155 Diagram Bubble Makro 1 5 Ket : Hubungan Erat 2 Hubungan Kurang Erat 4 3 Skema V. 16 Pola Hubungan Ruang Makro ¾ Pola Hubungan Ruang Mikro Pola Hubungan Ruang Mikro merupakan pola hubungan antar fungsi di setiap zona fungsi kelompok ruang. a. Pola Hubungan Kelompok Ruang Pendidikan Musik No. Ruang 1. Hall Recepsionist Lobby Plaza 2. Perpustakaan R. Sirkulasi & Informasi Penitipan Barang R. Katalog R. Koleksi R. Referensi R. Baca R. Audio Visual R. Kurator 3. R. Kelas Musik Anak Usia 2 – 4 tahun 4. R. Kelas Musik Anak Usia 4 – 5 tahun 5. R. Teori Anak Usia 6 – 12 tahun R. Praktek Vokal R. Praktek Piano R. Praktek Electone R. Praktek Keyboard R. Praktek Instrumen Petik R. Praktek Instrumen Gesek R. Praktek Drum R. Praktek Instrumen Tiup commit to user 2 3 1 4 9 8 5 7 6 Skema V. 17 Pola Hubungan Kelompok Ruang Ket : Hubungan Erat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 156 6. 7. 8. 9. R. Praktek Instrumen Perkusi R. Praktek Gamelan R. Praktek Orkestra R. Praktek Ensembel R. Teori Anak Usia 12 tahun ke atas R. Praktek Vokal R. Praktek Piano R. Praktek Electone R. Praktek Keyboard R. Praktek Instrumen Petik R. Praktek Instrumen Gesek R. Praktek Drum R. Praktek Instrumen Tiup R. Praktek Instrumen Perkusi R. Praktek Gamelan R. Praktek Keroncong R. Praktek Orkestra R. Praktek Ensembel R. Staff Pengajar R. Pimpinan Bag. Pendidikan R. Staff administrasi R. Rapat R. Arsip R. Tunggu Tamu R. Alat Musik Siswa R. Alat Musik Pengajar Lavatory Musholla & T. Wudlu Gudang Tabel V. 9 Kelompok Ruang Pendidikan Musik b. Pola Hubungan Ruang Kelompok Ruang Pertunjukkan No. Ruang 1. R. Persiapan Menonton Hall Lounge Loket R. Recepsionist R. Security Lavatory 2. R. Persiapan Pertunjukkan Hall R. Tunggu Pemain R. Instirahat R. Latihan R. Manager Group R. Rias Pria & R. Rias wanita R. Ganti Pria & R. ganti Wanita R. Rapat / Diskusi commit to user 1 2 3 Skema V. 18 Pola Hubungan Kelompok Ruang Ket : Hubungan Erat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 157 3. R. Wartawan Lavatory Gudang Kostum, Gudang Perlengkapan Bengkel Kerja / Tata Pentas Area Bongkar Muat Ruang Pertunjukkan R. Audience Panggung R. Staff R. Tunggu R. Kontrol R. Proyektor R. Rekaman R. Simpan Peralatan Tabel V. 10 Kelompok Ruang Pertunjukkan Musik c. Pola Hubungan Ruang Kelompok Ruang Informasi dan Promosi No. Ruang 1. Penyedia Jasa Musik Studio Musik Studio Rekaman R. Kontrol & Mixing Listening Lab 2. Penyedia Jasa Informasi R. Pameran Etalase R. Seminar R. Internet 3. Penyedia Jasa Penjualan Unit Penjualan Alat Musik Unit Penjualan Alat Tata Suara Unit Penjualan Rekaman Musik Unit Penjualan Buku – Buku Musik Pengepakan Barang Kasir Tabel V. 11 Kelompok Ruang Informasi & Promosi commit to user 1 2 3 Skema V. 19 Pola Hubungan Kelompok Ruang Informasi & Promosi Ket : Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 158 d. Pola Hubungan Ruang Kelompok Ruang Pengelola No. Ruang 1. R. Penerimaan Recepsionist &Administrasi Lobby / R. Tunggu 2. R. General Manager R. Manager Pendidikan R. Manager Pertunjukkan R. Manager Informasi & Promosi R. Manager Bagian Umum R. Manager Bagian Teknik 3. R. Staff Pendidikan R. Staff Pertunjukkan R. Staff Informasi & Promosi R. Staff Administrasi R. Staff Personalia R. Staff Security R. Staff Rumah Tangga R. Staff bagian Teknik 4. R. Komputer R. Arsip R. Rapat 5. Lavatory 1 5 2 4 3 Skema V. 20 Pola Hubungan Kelompok Ruang Pengelola Ket : Hubungan Erat Tabel V. 12 Kelompok Ruang Pengelola e. Pola Hubungan Ruang Kelompok Ruang Penunjang / Service No. Ruang 1. Lift 2. Musholla Lavatory R. P3K Cafetaria 3. R. Genset R. Trafo R. Panel Listrik R. AHU R. Chiller R. Ground Reservoir & Pompa Air R. Water Treatment Tangki Air R. Kontrol R. Sampah Gudang 4. Parkir Siswa Parkir Pengelola Parkir Pengunjung Parkir Service commit to user Tabel V. 13 Kelompok Ruang Penunjang / Service 2 1 3 4 Skema V. 21 Pola Hubungan Kelompok Ruang Penunjang / Service Ket : Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 159 2. Analisa Penentuan Konsep Lokasi dan Site 2.1 Analisa Penentuan Lokasi Tujuan : Untuk menentukan lokasi yang berpotensi sebagai wadah pusat pendidikan musik dan penyedian jasa musik di Surakarta. Dasar Pertimbangan : a. Lokasi yang strategis yaitu merupakan area yang mudah diakses oleh pengguna dan terletak di area yang berpotensi dalam penyediaan fasilitas pendidikan dan penyediaan jasa khususnya dalam bidang musik. b. Lokasi dengan lingkingan yang memungkinkan bagi pengembangan fungsi bangunan baik pada masa kini ataupun pada masa mendatang. c. Dekat dengan segmen pengguna yang dituju, yaitu lokasi yang dekat dengan kawasan permukiman penduduk. d. Lokasi yang terletak di sekitar pusat kota yang dapat mendukung fungsi bangunan sebagai salah satu pusat pendidikan dan penyedia jasa di bidang musik. e. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung, seperti tersedianya sarana utilitas kota yang memadai. Alternatif Pemilihan Lokasi : Alternatif B Alternatif A commit to user Gambar V. 1 Peta Wilayah Surakarta (Sumber : http://lintassolo.wordpress.com) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 160 Analisa Lokasi : a.) Alternatif A Lokasi : Berada di sepanjang Jalan Slamet Riyadi yang merupakan pusat Kota Solo Beberapa potensi di kawasan A, yaitu : • Merupakan pusat kota Solo • Terletak di Jalan utama Kota Solo yang cukup ramai dilalui orang dan juga terdapat angkutan umum yang melewatinya, serta dapat di akses oleh berbagai macam kendaraan. • Terletak di kawasan yang merupakan sarana bisnis dan penyedia jasa. • Cukup dekat dengan pemukiman penduduk. • Tersedia sarana dan prasarana lingkungan kota yang lengkap. b.) Alternatif B Lokasi : Berada di sekitar kawasan Manahan, yaitu di sepanjang jalan Adi Sucipto. Beberapa potensi di kawasan B, yaitu : • Merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan pendidikan sekaligus sebagai kawasan komersial jasa. • Lokasi site terletak pada daerah yang strategis, yaitu merupakan salah satu jalur masuk Kota Solo dari arah Jogjakarta, Semarang, dan dari arah Bandara Internasional Adi Sumarmo, Solo. • Terletak di jalan yang dapat diakses oleh berbagai macam kendaraan dan juga dilewati oleh kendaraan umum. • Terletak di area yang dekat dengan permukiman penduduk terutama penduduk dengan tingkat ekonomi menengah keatas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 161 • Tersedia sarana dan prasarana lingkungan kota yang lengkap. Penentuan Lokasi : Berdasarkan dasar pertimbangan penentuan lokasi diatas, di dapatkan lokasi yang memenuhi kriteria adalah lokasi yang berada di sekitar kawasan Manahan atau di sepanjang jalan Adi Sucipto, Surakarta. Lokasi ini dipilih karena memiliki keunggulan lain di bandingkan lokasi yang terdapat di sepanjang Jl. Slamet Riyadi karena pada lokasi di sekitar Manahan merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan pendidikan sekaligus komersial jasa, serta di sekitar kawasan ini terdapat banyak perumahan dan rumah penduduk yang merupakan segmen pengguna yang di tuju. 2.2 Analisa Penentuan Site Tujuan : Untuk mendapatkan site yang sesuai pada kawasan lokasi yang sudah dipilih untuk bangunan Pusat Pendidikan Musik. Dasar Pertimbangan : • Site terletak pada daerah yang strategis, yaitu merupakan salah satu jalur masuk Kota Solo dari arah Jogjakarta, Semarang, dan dari arah Bandara Internasional Adi Sumarmo, Solo. • Site sebaiknya terletak di kawasan dimana dapat memperkuat image kawasan. • Terletak di jalan yang dapat diakses oleh berbagai macam kendaraan dan juga dilewati oleh kendaraan umum. • Terletak di area yang dekat dengan permukiman penduduk sebagai segmen pengguna yang dituju. • Tersedia sarana dan prasarana lingkungan kota yang lengkap. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 162 Dari dasar pertimbangan diatas, terdapat dua alternative site yang terpilih, yaitu : a. Alternatif 1 : Site terletak di sebelah jalan Perumahan Fajar Indah, yang pada saat ini terdapat beberapa bangunan komersil penyedia jasa. Alternatif 1 Gambar V. 2 Lokasi Alternatif Site 1 (Sumber : Google Earth) b. Alternatif 2 Site terletak di depan SMA Ursulin yang berupa lahan kosong Alternatif 2 Gambar V. 3 commit to user Lokasi Alternatif Site 2 (Sumber : Google Earth) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 163 Berdasarkan kriteria dasar pertimbangan, site yang terpilih adalah site yang berada dekat dengan jalan ke kawasan perumahan Fajar Indah, yaitu tepat di perempatan lampu merah Batik Semar. Adapun Eksisting Site adalah sebagai berikut : - Site berukuran ± 26.000 m² - Site Berada di Jl. Adi Sucipto, Surakarta. - Site terletak di perempatan jalan, dimana di depannya terdapat Jl. Adi Sucipto dan di samping kanan site terdapat jalan menuju perumahan Fajar Indah, dan di samping kanannya terdapat jalan lingkungan. - Lingkungan di sekitarnya berupa kawasan permukiman, pendidikan, bisnis, dan penyedia jasa. - Lokasi site yang strategis, dimana memiliki sarana dan prasarana kota yang lengkap serta memiliki kemudahan akses dimana dapat di akses oleh berbagai kendaraan dan juga terdapat kendaraan umum yang melewatinya. Batas Site : Timur : Pemukiman dan jalan lingkungan Barat : Jl. Perumahan Fajar Indah dan Hailai Utara : Perumahan Fajar Indah Selatan : Jl Adi Sucipto, toko, ruko Peraturan Bangunan : - Building Coverage (BC) max 60 % - GSB ½ lebar jalan, lebar jalan utama = 12 m, lebar jalan lingkungan = 6 m commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 164 2. Analisa Site 3.1 Analisa Pencapaian Tujuan : Mendapatkan perletakkan entrance ke dalam site yang sesuai serta mendapatkan pola sirkulasi dalam site yang sesuai. Dasar Pertimbangan : a. Mudah dicapai dari jalan utama kendaraan. b. Mudah dilihat dan dikenali oleh pengguna bangunan ataupun pengunjung. c. Aspek kenyamanan dan keamanan dalam mencapai atau menuju site. d. Tidak mengganggu aktivitas pengguna kendaraan lainnya ataupun pejalan kaki. Analisa : Gambar V. 4 Analisa Pencapaian (Sumber : Dokumen Pribadi) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 165 Kondisi Eksisting dan Analisa : • Sebelah Selatan site terdapat jalan Adi Sucipto yang memiliki lebar ± 16 m dan memiliki jalur rambat ± 4 m. Jalan Adi Sucipto merupakan jalan 2 arah yang dilewati oleh berbagai jenis kendaraan dari mulai kendaraan beroda dua hingga kendaraan berukuran besar seperti truck. Jalan ini dilewati oleh kendaraan umum baik seperti bus dalam kota maupun bus – bus antar kota dan provinsi terutama bus – bus besar kearah Jogja yang menyebabkan jalan ini sangat ramai oleh kendaraan. • Di samping kanan atau sebelah barat dari site ini terdapat Jl. Perumahan Fajar Indah yang memiliki lebar ± 6 m. Jalan ini biasanya banyak dilalui oleh kendaraan – kendaraan pribadi seperti motor dan mobil pribadi. Karena jalan ini merupakan jalur utama untuk masuk ke perumahan Fajar Indah maka jalan ini tidak terlalu ramai oleh kendaraan karena memasuki kawasan perumahan. • Jalur Rambat yang terdapat di sisi selatan site biasanya dilalui oleh kendaraan seperti motor atau mobil yang ingin menepi, becak, dan para pejalan kaki. • Terdapat lampu merah di dekat site karena site terletak di perempatan. Hasil Analisa : • Jl. Adi Sucipto merupakan jalan utama dan banyak dilalui oleh kendaraan pribadi serta kendaraan umum sehingga sebagian besar pengguna akan datang menuju site dari jalan ini. Maka pada sisi selatan site berpotensi untuk diletakkan Main Entrance (ME) In dan Out untuk pengunjung bangunan. • Pada Jl. Perumahan Fajar Indah yang terdapat di sisi barat site berpotensi untuk dijadikan Side Entance (SE) In dan Out terutama ditujukan bagi pengunjung bangunan dari arah perumahan Fajar Indah. Pada bagian ujung sisi barat site berpotensi untuk diletakkan pintu akses bagi service. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 166 • Padaa sisi utara siite yang terddapat jalan lingkungan l p perumahan F Fajar Indah tidakk dibuat akkses menujuu site untuuk mendukuung aspek keamanan bang gunan dimanna salah saatu kegiatann utamanya merupakan bangunan sekolah non form mal, sehinggga sebisa muungkin tidak terdapat bannyak akses keluaar masuk yang dapatt berpengarruh pada aaspek keam manan dari siswaanya. • Jalurr rambat paada sisi sellatan site digunakan d ssebagai poteensi untuk menaambah aspeek keamanann dan keny yamanan penngunjung ketika k akan mem masuki entrannce site. • Perlu unya pembeerian jarak pperletakkan entrance daari lampu merah m yang terdaapat di dekat site untuuk aspek keeamanan peengunjung yang y ingin mem masuki site dan keamaanan dan kenyamanan k pengguna kendaraan lainnnya. Gamb bar V. 5 Hasil Analisa Pencapaian ((Sumber : Dok kumen Pribad di) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 167 33.2 Analisa View dan Orientasi O Tujuan : Mendapatkkan arah view w dan orientaasi site untukk mendukunng fungsi di dalamnyya. Dasar Peertimbangann : a. Pemaanfaatan view yang sudaah ada. b. Penggkondisian view v yang kuurang menariik. c. Arahh pandang dari d luar sitee ke dalam site dan daari dalam siite ke area sekittarnya. Analisa : Gam mbar V. 6 Analisa View w dan Orientaasi (Sumber : Dookumen Pribaadi) Kondisi Eksisting daan Analisa : • View w dari dalam m site : View w kearah uttara : beruppa perumahhan Fajar Inndah, view ini cukup menaarik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 168 View w kearah selaatan : berupaa Jl. Adi Succipto, Batik Semar, dan pertokoan, view w kearah ini sangat s menaarik. View w kearah tim mur : beruppa pemukim man, view keearah ini tiddak terlalu menaarik. View w kearah barat : berupa Hailai, H view kearah ini cuukup menariik. • View w dari luar kee dalam site : Arahh pandang dari d luar ke dalam site sebagian bbesar berasall dari arah selatan site yan ng berupa jalan – jaalan besar dan pertokkoan, serta upakan perem mpatan pereempatan sehiingga dianallisa banyak pandangan meru orangg yang lewaat dan kendaaraan yang berhenti b di lampu lalu lintas akan melihhat kea rah site. s Arahh pandangan n orang yanng lewat kee dalam sitte juga cuku up banyak berassal dari sisi barat site kkarena berbaatasan dengaan Jl. Perum mahan Fajar Indahh yang padaa sisi tersebuut juga terdappat lampu m merah. Sedanngkan pada sisi utara u dan tiimur site, paandangan orrang ke dalam site sanngat sedikit karen na berupa baangunan perrumahan dan n permukimaan dimana tiidak terlalu bany yak orang yaang berlalu laalang. Hasil Annalisa : commit to user Gambar V. 7 Hasil Analisa View dan Orientasi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 169 • Pada sisi selatan berpotensi sebagai arah orientasi massa bangunan dimana arah pandangan orang yang lewat banyak berasal dari sisi ini dan merupakan view paling menarik untuk melihat ke luar site. Selain itu, didukung dengan adanya perletakkan main entrance pada sisi ini. • Pengoptimalan fasade pada sisi selatan dan dimungkinkan pembuatan banyak bidang – bidang transparan untuk mendukung view yang menarik ke luar site. • Pengolahan fasade pada sisi barat karena pada sisi tersebut cukup banyak pandangan dari luar ke dalam site. • Pada sisi utara dan timur perlu ada pengolahan view. • Perlu pemberian view tambahan atau view buatan dalam site untuk lebih menambah inspirasi dalam berkarya. 3.3 Analisa Noise Tujuan : Mendapatkan kenyamanan akustik lingkungan baik dari luar ke dalam site maupun dari dalam bangunan atau dalam site ke lingkungan sekitarnya. Dasar Pertimbangan : a. Intensitas adanya kebisingan dari jalan yang berkaitan dengan seberapa banyak jumlah kendaraan yang lewat dan seberapa sering kendaraan lewat b. Kebisingan atau noise dari lingkungan misalnya dari bangunan – bangunan di sekitarnya. c. Memperhatikan lokasi site terhadap bangunan di sekitarnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 170 Analisa : Gam mbar V. 8 Ana alisa Noise (Sumber : Dokumen D Prib badi) Kondisi Eksisting daan Analisa : • Noisse paling ban nyak berasall dari Jl. Addi Sucipto kaarena meruppakan jalan utam ma yang ramaai dilalui oleeh kendaraann. • Padaa Jl. Perumahhan Fajar Inddah yang terrdapat di sisii barat site tiidak terlalu ramaai sehingga noise n yang dditimbulkan lebih l rendahh. • Padaa sisi utara dan timur site cukup tenang karrena berupa bangunan perum mahan dan pemukiman. p Hasil Annalisa : • Pembberian jarakk dan tanam man pada sisi s selatan dan barat site untuk mereeduksi noise dari jalan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 171 • Perleetakkan masssa bangunaan dengan fungsi f pertuunjukkan daan promosi padaa bagian dep pan site sehingga tidak mengganggu m u perumahann yang ada di sissi utaranya. • Perleetakkan masssa bangunann pendidikann di sisi sitee bagian utaara, dimana padaa massa baangunan peendidikan in ni lebih teenang sehinngga tidak meng ggangu lingk kungan peruumahan di seekitarnya. Gamb bar V. 9 Hasil An nalisa Noise ((Sumber : Dok kumen Pribad di) 3 Zoning Site 3.4 Tujuan : Mendapatkkan zoning peenataan keloompok kegiaatan pada banngunan. Dasar Peertimbangann : a. Kem mudahan penccapaian terhhadap zona yang y dituju b. Pembbagian zona berdasarkann fungsi pada bangunan c. Meruupakan hasil dari bebberapa analiisis terhadaap persyarattan ruang, melipputi : pencappaian, kebisiingan, serta view. v commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 172 Berdasarkan pada pertimbangan analisa yang telah dilakukan diatas maka program ruang yang memungkinkan untuk digabung dalam satu zoning ruang adalah ruang-ruang yang memiliki fungsi, sifat dan tuntutan yang sama. Sehingga dapat menghasilkan fungsi bangunan Pusat Pendidikan Musik yang optimal dan kemudahan dalam pelayanan. Sifat Kegiatan : • Kegiatan Publik Merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan konsumen, meliputi: • - Kegiatan Pementasan - Kegiatan Promosi dan Informasi serta Penyediaan Jasa Kegiatan Semi Publik Merupakan kegiatan yang masih berkaitan penting dengan konsumen dan mempunyai sifat tak langsung, meliputi : - Kegiatan Pelayanan umum pada Pendidikan Musik, seperti Perpustakaan, dll. • Kegiatan Privat Merupakan kegiatan intern pada Bangunan Pusat Pendidikan Musik yang tidak melibatkan konsumen secara langsung, meliputi : • - Kegiatan Belajar Mengajar Pendidikan Musik - Kegiatan Pengelolaan tiap Divisi dan Pengelolaan Pusat Kegiatan Servis Seluruh kegiatan yang bersifat operasional bangunan. Dalam hal ini disebut area penunjang. Sistem Zonning : Perlunya penetapan zoning vertikal dan horizontal untuk memisahkan fungsifungsi kegiatan yang berbeda. Zoning horizontal mendasari penempatan ruang commit to user