TUGAS KELOMPOK PENGETAHUAN BAHAN AGROINDUSTRI OLEH : Maranatha Fectauli N 125100301111058 Blog.ub.ac.id/maranathafecta Dahlia Agustina S 125100301111070 Blog.ub.ac.id/dahliaagustinasiburian JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 1. VITAMIN a. Vitamin A (retinol) - Kandungan dalam beberapa produk makanan Sayur-sayuran yang mengandung vitamin A pada umumnya dari sayuran daun yang berwarna hijau tua. Sayuran daun tersebut diantaranya wortel, daun singkong, daun pepaya, daun melinjo, daun katuk, kangkung, bayam, kentang, ubi jalar merah dan buncis. Buahbuahan yang mengandung banyak vitamin A pada umumnya adalah buah matang pada pohon yang berwarna kuning, jinggga dan merah. Kandungan vitamin A banyak terdapat pada buah-buahan seperti pepaya, semangka, kesemek, mangga, tomat, pisang, jeruk keprok, anggur, dan nanas (Djing, 2005). - Fungsi bagi kesehatan Vitamin A sangat besar manfaatnya bagi kesehatan mata maupun kerja fungsi organ lainnya. Beberapa manfaat vitamin A diantaranya sebagai berikut (Djing, 2005) : 1. Merupakan vitamin utama bagi mata yang berfungsi dalam proses penglihatan atau visual 2. Untuk pertumbuhan serta perkembangan sel-sel organ, terutama pada hati dan mata 3. Untuk pembuatan hormon adrenalin 4. Untuk proses reproduksi 5. Menunjang kegiatan hormon kelenjar gondok atau tiroid 6. Untuk regenerasi sel-sel kulit, rambut, dan kuku 7. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh - Defisiensi (akibatnya bagi kesehatan) Pentingnya vitamin A membuat ketersediaanya dalam tubuh harus selalu dipenuhhi. Kekurangan vitamin A dapat berakibat fatal, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Efek yang muncul akibat kekurangan vitamin A pada anak-anak dan orang dewasa sebagai berikut (Djing, 2005).: a. Pada anak-anak 1. Dapat menghambat pertumbuhan, mudah 2. Terserang infeksi dan peradangan 3. Menyebabkan kebutaan atau rabun senja. b. Pada orang dewasa 1. Kulit kering, bersisik, rambut rontok, kuku rapuh 2. Daya tahan tubuh melemah 3. Kekuatan otot tubuh berkurang 4. Menyebabkan buta atau rabun senja. - Suapan anjuran Seseorang dikatakan defisiensi vitamin A bila mengonsumsi kurang dari anjuran normal. Untuk wanita dewasa normal anjuran konsumsi vitamin A sebanyak 500 RE per hari, sedangkan untuk wanita hamil ditambahkan 200 RE dan wanita menyusui ditambahkan 350 RE. Pada pria dewasa dianjurkan mengonsumsi 500-700 RE per hari (Anonim, 2013). - Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Pengaruh panas terhadap nilai gizi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor suhu saja, tetapi juga dipengaruhi lama waktu pemanasan. Sebenarnya tidak ada perbedaan nilai gizi suatu bahan akibat pemanasan, selama pemanasan yang diterapkan tidak berlebihan dan tidak terlalu lama. vitamin A (βkaroten) dapat rusak akibat pemanasan. Vitamin A akan stabil dalam kondisi ruang hampa udara, namun akan cepat rusak ketika dipanaskan dengan adanya oksigen, terutama pada suhu tinggi. Vitamin tersebut akan rusak seluruhnya apabila dioksidasi dan didehidrogenasi. Pengukusan menghasilkan kerusakan lebih sedikit dibandingkan perebusan. Penanganan, penyimpanan dan pengawetan bahan pangan sering menyebabkan terjadinya perubahan nilai gizi. Selama penyimpanan kandungan vitamin A dapat mengalami penurunan terus menerus hingga menjadi rusak. Penyimpanan dalam suhu kamar kamar, penguapan air menyebabkan struktur sel yang semula utuh menjadi layu sehingga enzim askorbat oksidase akan dibebaskan dengan cara kontak langsung dengan asam askorbat dan akibatnya vitamin A mengalami kerusakan. Penyimpanan buah-buahan pada kondisi yang menyebabkan kelayuan akan menurunkan kandungan vitamin A dan C dengan cepat karena adanya proses respirasi dan oksidasi (Rahayu, 2012). b. B1 (tiamin) - Kandungan dalam beberapa produk makanan Vitamin B1 dapat diperoleh dari hati, kuning telur, ragi, susu, kacangkacangan, dan gandum (Furqonita, 2007). - Fungsi bagi kesehatan Vitamin B1 sangat dibutuhkan untuk membantu mengubah karbohidrat menjadi energi, mempengaruhi keadaan air dalam tubuh, mempengaruhi kontraksi otot, dan di perlukan untuk mempengaruhi penyerapan lemak dalam usus (Furqonita, 2007) - Defisiensi (akibatnya bagi kesehatan) Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan beri-beri, gangguan susunan saraf, dan jantung (Asmadi, 2008). - Suapan anjuran Rekomendasi dosis harian vitamin B1 (tiamin) yang sebaiknya dipenuhi adalah 1,1 miligram untuk wanita berusia 18 tahun ke atas, 1,4 mg bagi mereka yang sedang hamil, dan 1,5 mg saat menyusui. Sedangkan anjuran dosis harian vitamin B1 pada pria berusia 14 tahun ke atas adalah 1,2 mg per hari (menurut National Institutes of Health) (Anonim, 2013). - Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Tiamin dapat larut dalam air dan tidak tahan panas. Karena itu, tiamin akan menghilang dari bahan makanan yang direbus dan mudah dihancurkan oleh panas dalam media netral. Tiamin bersifat tidak stabil terhadap panas, tapi stabil selama pembekuan, tidak stabil terhadap uv, iradiasi gamma yang terdekomposisi pada suhu tinggi. Kandungan vitamin B1 akan rusak apabila disimpan dengan cara penyimpanan dicampur, penyimpanan yang baik adalah dikelompok-kan berdasarkan jenisnya dan disusun rapi/teratur. Jangka waktu simpan terlalu lama dapat meningkatkan kerusakan kandungan vitamin semakin besar (Utami, 2010). c. B2 (riboflavin) - Kandungan dalam beberapa produk makanan Vitamin B2 dapat diperoleh dari telur, hati, susu kedelai, beras, sayuran, dan teri nasi (Furqonita, 2007) . - Fungsi bagi kesehatan Vitamin B2 tidak hanya berperan dalam produksi energi tubuh, tetapi juga berkhasiat sebagai protektor terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas, selain juga memiliki fungsi sebagai antioksidan ( Arisman, 2008). - Defisiensi (akibatnya bagi kesehatan) Defisiensi menyebabkan penyakit dermatis ( pecah-pecah pada mulut, bibir, dan kulit) dan gangguan penglihatan yang menjadi kabur) (Furqonita, 2007). - Suapan anjuran Konsumsi harian Vitamin B2 yang direkomendasikan adalah 1,3 miligram (mg) per hari untuk pria, dan 1,1 mg sehari untuk wanita. Ibu hamil membutuhkan lebih banyak, yakni 1,4 mg, dan untuk ibu menyusui adalah 1,6 mg setiap hari. Vitamin B2 bisa didapatkan dari sumber alami seperti kacang-kacangan, sayuran hijau, daging dan produk susu (Anonim, 2013). - Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Menurut Febrianto (2013), sifat dari vitamin B1 antara lain yaitu : sedikit larut terhadap air, agak stabil terhadap panas, lebih stabil daripada tiamin dan peka terhadap sinar matahari. Oleh karena itu pemanasan dilakukan tidak boleh pada suhu yang terlalu tinggi dan penyimpanan yang baik dilakukan pada suhu ruang yang tidak terkontaminasi langsung dengan paparan sinar matahari. Penyimpanan yang dilakukan juga tidak boleh terlalu lama, hal ini akan mempengaruhi kualitas dari bahan dan vitamin didalamnya. d. Asam nikotinat - Kandungan dalam beberapa produk makanan Sumber vitamin B3 adalah hati, ragi, gandum, ikan, telur, daging, susu, dan kacang tanah (Furqonita, 2007). - Fungsi bagi kesehatan Vitamin B3 berfungsi memelihara aktivitas metabolisme karbohidrat dan lemak serta memelihara fungsi saraf, kulit, dan sistem pencernaan (Karmana, 2012). - Defisiensi (akibatnya bagi kesehatan) Defisiensi niasin akan menyebabkan kulit menjadi kasar (pelagra) dan sulit tidur (insomnia) (Karmana, 2012). - Suapan anjuran Wanita berusia 14 tahun ke atas membutuhkan sekitar 14 mg setiap hari, sedangkan pada laki-laki sebanyak 16 mg (Anonim, 2013) - Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Pemanasan kembali sayuran beku dapat menghilangkan niasin sebesar 12%. Namunpada beberapa kasus kehilangannya bisa mencapai 26%, dimana dua pertiganyadisebabkan oleh leaching. Pemanasan, konsentrasi dan dehidrasi mempengaruhi jumlah dan bentuk vitamin B3. Pada proses penyimpanan yang baik dilakukan pada suhu ruang atau dalam lemari es dengan catatan durasi waktu yang tidak boleh lebih dari 1 minggu (Arta, 2013). e. Vitamin C (asam askorbat) - Kandungan dalam beberapa produk makanan Vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan berwarna dan berasa masam misalnya jeruk, tomat, semangka, atau dalam sayuran seperti bayam, wortel, dan kubis (Furqonita, 2007). - Fungsi bagi kesehatan Selain berfungsi mencegah kerusakan kulit, vitamin C juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi resiko terkena penyakit seperti penyakit kanker, jantung, stroke (Furqonita, 2007). - Defisiensi (akibatnya bagi kesehatan) Vitamin C sekarang sering ditemukan pada lanjut usia dan pada alkoholik yang dietnya sering tanpa buah-buahan dan sayuran segar. Vitamin C (asam askorbik) penting untuk sintesis kolagen : ini memungkinkan produksi kondroitin sulfat dan hidroksiprolin dari prolin. Defisiensi derajat ringan menyebabkan terjadinya lemah tidak bersemangat dan mudah timbul ‘birubiru’ pada kulit yang tidak biasa. Sedangkan derajat berat akan menimbulkan scurvy, suatu keadaan yang ditandai dengan bengkak, perdarahan gusi, hiperkeratosis folikel rambut, dan perdarahan kulit petekial (Nursafitri, 2013). - Suapan anjuran Karena vitamin C ini larut dalam air di dalam tubuh. Kondisi fisik manusia berbeda-beda. Oleh karena itu mengkonsumsi 75 mg/hari tidaklah diserap 100% oleh tubuh. Sehingga dibutuhkan lebih dari 75 mg/hari. Lain halnya dengan perokok atau pengguna tembakau dimana dibutuhkan dosis tambahan vitamin C sampai 30 mg/hari dari kebutuhan orang yang tidak merokok pada umumnya (Nursafitri, 2013). - Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Pengaruh panas terhadap nilai gizi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor suhu saja, tetapi juga dipengaruhi lama waktu pemanasan.Sebenarnya tidak ada perbedaan nilai gizi suatu bahan akibat pemanasan, selama pemanasan yang diterapkan tidak berlebihan dan tidak terlalu lama. Pada penyimpanan suhu kamar kamar, penguapan air menyebabkan. struktur sel yang semula utuh menjadi layu sehingga enzim askorbat oksidase akan dibebaskan dengan cara kontak langsung dengan asam askorbat dan akibatnya vitamin C mengalami kerusakan. Penyimpanan buah-buahan pada kondisi yang menyebabkan kelayuan akan menurunkan kandungan vitamin C dengan cepat karena adanya proses respirasi dan oksidasi (Helmiyesi et al, 2008) f. - Vitamin D (kolkasiferol) Kandungan dalam beberapa produk makanan Provitamin D dapat diperoleh dari hati, telur, susu, daging, minyak ikan, mentega, dan kacang-kacangan (Furqonita, 2007). - Fungsi bagi kesehatan Fungsi dari vitamin D antara lain mengatur kadar kalsium dan fosfor dalam darah, memperbesar penyerapan kalsium dan fosfor dari usus, membantu proses penulangan, serta mempegaruhi kerja kelenjar endoktrin - Defisiensi (akibatnya bagi kesehatan) Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kelainan tulang yang disebut rakitis (Furqonita, 2007). - Suapan anjuran Suapan anjuran vitamin D antara lain : 450mg (anak-anak), 400mg (1945th) & 600mg (>45th) per hari (Arta, 2013) - Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Vitamin D stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi dan dengan penyimpanan suhu ruang yang tidak terlalu lama (Arta, 2013). g. Vitamin E (tokoferol) - Kandungan dalam beberapa produk makanan Vitamin E dapat diperoleh dari biji-bijian, daging, kuning telur, sayuran hijau, hati, minyak sayur, dan margarin (Furqonita, 2007). - Fungsi bagi kesehatan Vitamin E merupakan antioksidan karena mampu menyehatkan kulit, melindungi tubuh anak dari pengaruh radikal bebas, melancarkan sirkulasi darah, membantu membuat sel darah merah, mempercepat proses penyembuhan luka, membantu perkembangan otak, dan proses produksi (Sutomo, 2010). - Defisiensi (akibatnya bagi kesehatan) Kekurangan vitamin E akan menyebabkan gangguan penyerapan, dan mengganggu perkembangan otak dan sel darah merah (Sutomo, 2010). - Suapan anjuran Suapan anjuran vitamin E antara lain : 20 IU alami atau 30 IU sintetik (<28th), 50 IU (28-40th), 100 IU (>40th) per hari (Arta, 2013). - Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu 100oC. Bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan.Sedangkan bila terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap. Vitamin E larut dalam lemak. Kelarutannya dalam lemak merupakan sifat yang menguntungkan karena sebagian besar kerusakan akibat radikal bebas terjadi di dalam membran sel dan lipoprotein yang terbuat dari molekul lemak (Anonim, 2013). 2. MINERAL Bahan K. Hijau K. Kedelai K. Merah K. tanah Bayam Buncis D. k.panjg D. lobak D. mangkok D. talas D. Melinjo D. Pepaya D. Singkong Kangkung Kol Lobak Nangka md Sawi Cabe rawit Wortel Terong Tomat adpokat Apel Belimbing Jeruk kp Duku Mangga Nangka Nanas Pisang Pepaya Semangka Kandungan mineral Ca P Fe (mg) (mg) (mg) 125 320 6,7 227 585 8,0 80 400 5,0 42 177 1,4 267 67 3,9 65 44 1,1 134 145 6,2 140 33 3,7 474 49 4,0 Kandungan vitamin B1 A (SI) C (mg) (mg) 157 0,64 0 110 1,07 0 0 0,60 0 0 0,44 5 6090 0,08 80 630 0,08 19 5240 0,28 29 1000 0,07 9 5450 0,06 83 76 219 353 165 59 82 63 54 1,0 4,2 0,8 2,0 2000 10.000 18250 11000 0,08 0,09 0,15 0,12 31 182 140 275 70 46 35 45 220 45 39 15 5 10 6 4 33 18 9 20 16 8 23 7 50 31 26 29 38 85 37 37 27 20 10 12 23 9 13 19 11 28 12 12 2,5 0,5 0,6 0,5 2,9 2,5 0,8 0,4 0,5 0,9 0,3 1,1 0,4 0,9 0,2 0,09 0,3 0,6 1,7 0,2 6300 80 10 25 6460 11050 12000 30 1500 180 90 170 420 0 6350 330 130 430 365 590 0,07 0,06 0,03 0,07 0,09 0,24 0,06 0,04 0,06 0,05 0,04 0.03 0,07 0,05 0,06 0,07 0,08 0,04 0,04 0,05 32 50 32 9 102 70 6 5 40 13 5 35 31 9 41 7 24 10 78 6 Salak 28 18 4,2 0 0,04 2 a. Kalsium - Kandungan dalam beberapa produk makanan Kalsium atau zat kapur dapat diperoleh dari kacang-kacangan, telur, susu, mentega dan udang kering (Furqonita, 2007). - Fungsi bagi kesehatan Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi, membantu proses pembekuan darah, serta mempengaruhi penerimaan rangsang pada otot dan saraf (Furqonita, 2007). - Defisiensi (akibatnya bagi kesehatan) Defisiensi atau kelebihan kalsium serum menyebabkan disfungsi saraf serta otot dan kelainan pembekuan darah (Weller, 2005) - Suapan anjuran - Kebutuhan harian kalsium adalah 800 mg untuk dewasa di atas 25 tahun dan 1.000 mg setelah usia 50 tahun. Ibu hamil dan menyusui harus mengkonsumsi 1.200 mg kalsium per hari. Kebutuhan kalsium anak-anak dan remaja meningkat sesuai usia (Anonim, 2013): - Bayi berumur s.d. 5 bulan : 400 mg - Bayi 6 bulan s.d. 1 tahun : 600 mg - Anak usia 1 s.d. 10 tahun : 800 mg - Remaja usia 11 s.d. 24 tahun: 1.200 mg Kalau untuk pasien spasmofili konsumsi yang dibutuhkan berdasarkan anjuran dokter. karena disesuaikan dosisnya dengan kondisi personal hasil cek elektrolit darah pasien. ini juga menentukan berapa lama dosis tersebut harus dikonsumsi. - Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Kalsium akan mengalami kerusakan ketika disimpan mencapai 3 hari. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu. Oleh karea itu, untuk menjaga kandungan kalsium, maka pemanasan tidak boleh terlalu lama dan dengan suhu panas tidak boleh sampai mendidih (Anonim, 2007). b. Besi - Kandungan dalam beberapa produk makanan Zat besi dapat diperoleh dari daging, kedelai, telur, ikan, keju, roti, dan sayuran hijau (Furqonita, 2007). - Fungsi bagi kesehatan Zat besi merupakan komponen dalam hemoglobin yang penting untuk pengikatan oksigen dalam sel darah merah (Furqonita, 2007). - Defisiensi (akibatnya bagi kesehatan) Defisiensi zat besi berakibat anemia, working capacity, impaired psicomotor performance (cepat marah, cemas, cepat lelah dan immunity and resistant to infection) (Nadesul, 2007). - Suapan anjuran • Bayi usia 7-12 bulan membutuhkan 11 mg zat besi per hari. Sedangkan bayi yang usianya kurang dari 1 tahun, harus mendapatkan MPASI yang diperkaya dengan zat besi. • Anak-anak berusia 1-12 tahun membutuhkan 70-10 mg zat besi setiap harinya. • Anak remaja laki-laki harus mendapatkan 11 mg zat besi setiap harinya dan anak remaja perempuan harus mendapatkan 15 mg. (Remaja adalah tahap dengan pertumbuhan yang cepat dan gadis-gadis remaja sangat membutuhkan pengganti zat besi untuk menggantikan kehilangan zat besi tiap bulannya ketika mereka mengalami menstruasi) (Anonim, 2013) - Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Proses pemanasan dapat mendegradasi heme sehingga bioavailabilitas heme iron akan menjadi rendah. Semakin lama proses pemanasan akan menyebabkan solubility zat besi semakin rendah. Kerusakan pangan yang disebabkan perlakuan kimia biasanya saling terkait dengan jenis kerusakan lainnya. Pencetus kerusakan pangan yang menyebabkan perubahan kimia pangan dapat dipengaruhi suhu selama reaksi berlangsung; oksigen yang mempercepat reaksi oksidasi; reaksi biologis seperti enzimatik; pH yang mempengaruhi denaturasi protein atau perubahan warna dan adanya logam yang menjadi prekursor reaksi serta penyimpanan yang terlalu lama (Marshal, 2002). c. Natrium - Kandungan dalam beberapa produk makanan Natrium dapat diperoleh dari garam dapur, mentega, margarin, teri, roti, daging, ikan, telur dan susu (Furqonita, 2007). - Fungsi bagi kesehatan Fungsi natrium adalah mengatur keseimbangan asam basa dalam sel, menahan air dalam sel, dan berperan dalam pembentukan asam klorida terutama asam klorida pada lambung (Furqonita, 2007). - Defisiensi (akibatnya bagi kesehatan) Kekurangan natrium dalam tubuh dapat menyebabkan kelainan dan penyakit seperti gangguan pada jantung dan ginjal (Furqonita, 2007). - Suapan anjuran Kebutuhan natrium : 1. Usia 1 – 5 Tahun 225 mg / hari 2. Usia 6 – 9 Tahun 300 mg/ hari 3. Usia 10 – 18 Tahun 400mg/hari 4. Dewasa 500 mg/hari - Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Semakin lama proses pemanasan akan menyebabkan kandungan natrium semakin rendah. Kerusakan pangan yang disebabkan perlakuan kimia biasanya saling terkait dengan jenis kerusakan lainnya. Pencetus kerusakan pangan yang menyebabkan perubahan kimia pangan dapat dipengaruhi suhu selama reaksi berlangsung; oksigen yang mempercepat reaksi oksidasi; reaksi biologis seperti enzimatik; pH yang mempengaruhi denaturasi protein atau perubahan warna dan adanya logam yang menjadi prekursor reaksi serta penyimpanan yang terlalu lama (Marshal, 2002). d. Iodin - Kandungan dalam beberapa produk makanan Sebagian dari sumber-sumber makanan yang paling banyak mengandung iodine itu seringkali adalah makanan-makanan olahan yang mengandung garam beryodium, dan roti yang mengandung adonan beryodium. Rumput laut itu adalah suatu sumber yang sempurna untuk iodine. Yogurt, susu sapi, telur, dan strawberrie itu adalah sumber-sumber yang sangat bagus untuk iodine. Sumber yang bagus antara lain mozzarella cheese (Anonim, 2007). - Fungsi bagi kesehatan - Iodin merupakan elemen penting yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anda. Ia dihasilkan oleh badan dalam jumlah yang sedikit saja yaitu 15-20mg. Oleh itu ia dikenali sebagai elemen surih. Ia disimpan dalam kelenjar tiroid dan digunakan untuk mensintesis hormon tiroid. Iodin diperlukan oleh badan untuk mensintesis hormon tiroid. Hormon tiroid amat diperlukan untuk mensintesis protein dan mengawal aktiviti-aktiviti enzim di otot, otak, buah pinggang dan kelenjar pituitari (Anonim, 2007). Defisiensi (akibatnya bagi kesehatan) - Kekurangan zat iodin dalam dalam badan akan mejejas kesihatan, terutama sekali kecerdasan otak. Kekurangan pengambilan iodin dalam makanan mengakibatkan berlakunya masalah mental dan kretinism, terutamanya semasa mengandung (Anonim, 2007). Suapan anjuran - Dalam suatu usaha untuk mencegah gejala-gejala dari keracunan iodine ini, Institute of Medicine menetapkan Tolerable Upper Intake Levels (TUL) berikut ini untuk iodine: 1-3 tahun: 900 mcg 4-8 tahun: 300 mcg 9-13 tahun: 600 mcg 14-18 tahun: 900 mcg 19 tahun keatas: 1.100 mcg Wanita hamil 14-18 tahun: 900 mcg Wanita hamil 19 tahun keatas: 1.100 mcg Wanita menyusui 14-18 tahun: 900 mcg Wanita menyusui 19 tahun keatas: 1.100 mcg - Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Pemanasan tidak terlalu berpengaruh terhadap kandungan iodine. Akan tetapi, jika semakin lama proses pemanasan akan menyebabkan solubility iodine semakin rendah. Kerusakan pangan yang disebabkan perlakuan kimia biasanya saling terkait dengan jenis kerusakan lainnya. Pencetus kerusakan pangan yang menyebabkan perubahan kimia pangan dapat dipengaruhi suhu selama reaksi berlangsung; oksigen yang mempercepat reaksi oksidasi; reaksi biologis seperti enzimatik; pH yang mempengaruhi denaturasi protein atau perubahan warna dan adanya logam yang menjadi prekursor reaksi serta penyimpanan yang terlalu lama (Marshal, 2002). A.Karbohidrat Cara pembuatan : Persiapan Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan adalah tepung terigu, tempe, ubi jalar merah, telur, garam dan air. Sebelum digunakan ubi jalar merah dikupas kemudian dicuci bersih dengan air mengalir. Kemudian ubi jalar merah dan tempe dipotong dan ditimbang beratnya sesuai dengan perlakuan. Kemudian dikukus selama 10 menit, setelah itu ubi jalar dan tempe yang sudah dikukus di haluskan. berbeda dan diaduk rata, kemudian ditambahkan garam, air dan telur sedikit demi sedikit sambil diaduk rata hingga terbentuk adonan yang homogen. Adonan selanjutnya diuleni sampai menjadi kenyal dan kalis. Adonan dibiarkan selama 30 menit sambil ditutup plastik agak proses pembentukan kerangka antara gluten dan karbohidrat menjadi sempurna dan, kemudian diuleni lagi selama 5 menit agar tekstur mi menjadi lebih kenyal dan lunak. Pencetakan Tahapan pencetakan meliputi pembentukan lembaran dengan roll press dan pembentukan mi. Adonan dibentuk bulat kemudian dipipihkan dengan menggunakan roll press agar terbentuk lembaran tipis setebal ± 1.5 cm. Selanjutnya mi ditipiskan dan diratakan menggunakan cetakan mi yang permukaannya halus dimulai dari ukuran terbesar/tebal sampai ukuran terkecil/tipis.. Lembaran mie selanjutnya dicetak menggunakan cetakan mi bergerigi. Untuk mendapatkan mie dengan ukuran yang seragam maka pita-pita mi dipotong dengan ukuran 25 cm dengan menggunakan pisau. Perebusan Pita-pita mi selanjutnya di rebus selama 1.5 menit pada suhu 100ºC agar tekstur mi menjadi lebih baik dan warnanya seragam. Selanjutnya mi yang sudah direbus dicuci dengan air mengalir sampai air cucian jernih dan pita mi menjadi dingin. Selanjutnya mi ditiriskan dan ditambahkan minyak goreng agar tekstur mie lebih mengkilap dan pita-pita mi tidak lengket. Uji Organoleptik : Uji rasa, Uji aroma,Uji Warna,Uji tekstur,Nilai gizi Uji Rasa : Setiap orang mempunyai batas konsentrasi terendah terhadap suatu rasa agar masih bisa dirasakan (threshold). Batas ini tidak sama pada tiap-tiap orang dan threshold seseorang terhadap rasa yang berbeda juga tidak sama. Komponen rasa lain akan berinteraksi dengan komponen rasa primer. Akibat yang ditimbulkan mungkin peningkatan intensitas rasa atau penurunan intensitas rasa Hal ini juga yang memberikan perbedaan terhadap penilaian yang diberikan oleh panelis sehingga berbagai variasi penambahan tempe dan ubi jalar memberi perbedaan rasa mie basah yang dihasilkan. Nilai organoleptik rasa tertinggi yaitu pada mie basah yang mendapat tambahan tempe 20% dan ubi jalar merah 30% dengan skor tertinggi yaitu 95 (79,17 %) dengan kriteria kesukaan adalah sangat suka dan suka. Sedangkan yang terendah yaitu mie basah dengan penambahan tempe 30% dan ubi jalar merah 20%. Uji Aroma : Aroma makanan banyak menentukan kelezatan bahan makanan tersebut. Aroma baru dapat dikenali bila berbentuk uap, dan molekul-molekul komponen bau tersebut harus sempat menyentuh siliah sel olfactory, dan meneruskan ke otak dalam bentuk influks listrik oleh ujung-ujung sel olfactory. Pada umumnya bau yang diterima oleh hidung dan otak lebih banyak merupakan berbagai ramuan atau campuran empat bau utama yaitu harum, asam,tengik dan hangus. Nilai organoleptik aroma tertinggi yaitu pada mie basah yang mendapat tambahan tempe 20% dan ubi jalar merah 30% dengan skor tertinggi yaitu 93 (77,5 %) dengan kriteria kesukaan adalah sangat suka dan suka. Sedangkan yang terendah yaitu mie basah dengan penambahan tempe 30% dan ubi jalar merah 20%. Uji Warna : Penampakan warna suatu bahan pangan merupakan faktor utama yang dinilai sebelum pertimbangan lain seperti rasa dan nilai gizi.suatu bahan yang dinilai bergizi, enak, dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya. Warna makanan yang menarik dan tampak alamiah dapat meningkatkan cita rasa. Nilai organoleptik aroma tertinggi yaitu pada mie basah yang mendapat tambahan tempe 20% dan ubi jalar merah 30% dengan skor tertinggi yaitu 92 (76,67 %) dengan kriteria kesukaan adalah sangat suka dan suka. Sedangkan yang terendah yaitu mie basah dengan penambahan tempe 30% dan ubi jalar merah 20%. Berdasarkan hasil analisa sidik ragam Uji Tekstur : Nilai organoleptik tekstur tertinggi yaitu pada mie basah yang mendapat tambahan tempe 20% dan ubi jalar merah 30%. Sedangkan yang terendah yaitu mie basah yang terbuat dari tepung terigu saja. tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan bahan tersebut karena dapat mempengaruhi kecepatan timbulnya rangsangan terhadap sel reseptor olfaktori dan kelenjar air liur. Semakin kental suatu bahan , penerimaan terhadap intensitas rasa, bau, dan cita rasa semakin berkurang. Gluten menentukan elastisitas dan stabilitas olahan dari tepung. Besarnya protein pembentuk gluten menentukan sifat adonan dan produk yang dihasilkan. Komponen yang sangat berpengaruh pada tekstur mie adalah jumlah telur yang digunakan, penggunaan minyak goreng dan gluten Gluten memberikan viskoelastisitas pasa adonan dan menjadikan produk akhir lebih kenyal. Oleh karena itu, gluten sangat dibutuhkan untuk memberikan elastisitas pada mie . Nilai organoleptik tekstur tertinggi yaitu pada mie basah yang mendapat tambahan tempe 20% dan ubi jalar merah 30% dengan skor tertinggi yaitu 86 (71,66 %) dengan kriteria kesukaan adalah sangat suka dan suka. Nilai Gizi Mie Basah : Penambahan tempe dan ubi jalar merah dalam pembuatan mie basah dapat meningkatkan nilai gizi mie basah yang dihasilkan. Ubi jalar banyak mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan), dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa). Dalam 100 g ubi jalar terdapat 76 kalori. Karbohidrat Protein Lemak Serat Kalsium Zat besi Magnesium Seng Selenium Kalium Vitamin C Vitamin A Vitamin E Vitamin B-6 Vitamin K Kolestrol 17,6 g 1,57 g 0,05 g 3g 30 mg 0,61 mg 25 mg 0,30 mg 0,6 mcg 337 mg 22,7 mg - B.Lemak Mentega adalah produk yang terbuat dari lemak susu dimana kedalamnya dapat ditambahkan garam untuk mendapatkan rasa yang lebih baik dan untuk menjaga mutu. Warna kuning pada mentega disebabkan zat warna β karoten yang terdapat dalam krim (cream). Sebagian dari kita menghindari mentega dan margarin karena takut pada kandungan lemaknya. Padahal, banyak zat gizi lain yang terdapat pada bahan makanan itu. Selain vitamin A dan D, juga terdapat zat besi, fosfor, natrium, kalium serta omega-3 dan omega-6. Lemak dan minyak merupakan zat gizi penting untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Sumbangan energi per gram lemak, protein, dan karbohidrat masing-masing 9, 4, dan 4 kkal. Nilai gizi mentega sangat tergantung pada kandungan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. Mentega merupakan sumber vitamin A yang sangat baik dan merupakan makanan berenergi tinggi, tidak mengandung laktosa (gula susu) maupun mineral serta kandungan proteinnya rendah. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3744-1995), mentega adalah produk makanan berbentuk padat lunak yang dibuat dari lemak atau krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa penambahan garam (NaCl) atau bahan lain yang diizinkan, serta minimal mengandung 80 persen lemaksusu. Selain garam dapur, ke dalam mentega juga ditambahkan vitamin, zat pewarna, dan bahan pengawet (misalnya sodium benzoat). Emulsi pada mentega merupakan campuran 18 persen air yang terdispersi pada 80 persen lemak, dengan sejumlah kecil protein (maksimal 1%) yang bertindak sebagai zat pengemulsi dan Bahan Kering Tanpa Lemak(Milk SolidsNon-Fat) tidak lebih dari 2 %. Lemak mentega sebagian besar terdiri dari asam palmitat, oleat dan stearat serta sejumlah kecil asam butirat dan asam lemak sejenis lainnya. Mentega mengandung lebih banyak lemak jenuh atau saturated fats yakni 66 persen jika dibandingkan dengan lemak tak jenuhnya yakni 34 persen. Lemak jenuh ini biasanya terkait dengan tingginya kadar kolesterol dalam tubuh. Bahan lain yang terdapat dalam jumlah kecil adalah vitamin A, E, dan D serta sebagai flavour adalah diasetil, lakton, butirat dan laktat. Produk mentega yang diproduksi dikenal dengan mentega masam (sour butter) dan mentega manis (sweet butter) dengan salted atau unsalted. Cara Pembuatan: Bahan ±semalaman, suhu 400°C Disimpan Dipisahkan 30-33% suhu 90-95°C Distandarisasi Dipasteurisasi ±30 menit suhu ≤100°C Dieram 10-12 jam 5-100°C Air matang 40°C Ditumbuk Dicuci Air kotor Diperas Scrub 0,5-2% Ditambahkan garam Hasil Dikemas Metode Pembuatan : Proses pertama dalam pembuatan mentega adalah pemisahan krim dari susu dengan menggunakan alat pemisah krim (krim separator) atau dengan pemisahan secara tradisional, yaitu susu disimpan semalam dalam suhu 40C, maka lemak susu akan terkumpul dibagian permukaan susu dan kumpulan lemak ini yang disebut dengan krim. Selanjutnya krim dipisahkan dengan mengambil menggunakan sendok. Sebelum digunakan, krim distandarisasi untuk mendapatkan kandungan lemak sekitar 30-33%, karena telah diketahui krim pada konsentrasi ini mempunyai sifat-sifat pengadukan (agitasi) yang paling baik. Pasteurisasi krim dengan suhu 90-950C; 30 menit bertujuan untuk membunuh sejumlah besar bakteri dan enzim-enzim seperti lipase sehingga meningkatkan mutu simpan produk akhir. Proses pemeraman (aging) krim dilakukan pada suhu ≤ 100C selama 10-12 jam sebelum dilakukan penumbukan (agitasi) agar terjadi kristalisasi lemak. Adapun tingkat penumbukan krim ditentukan oleh: suhu adukan, optimumnya 5-100C kandungan lemak krim optimum 30-35% jumlah krim dalam alat penumbuk 1/3 – ½ penuh penyimpanan krim sebelum penumbukan, optimumnya 100C selama semalam. Proses penumbukan bertujuan memisahkan bahan mentega dari buttermilk. Suhu krim harus dipertahankan tidak melebihi 100C agar bahan mentega tidak meleleh yang berakibat larut kedalam buttermilk sehingga kadar lemak mentega menjadi rendah. Selama proses penumbukan, globula lemak bergabung. Diawali dengan terlihat pembentukan busa dan krim mengental dikarenakan terjadi pemasukan udara akibat proses penumbukan sehingga viskositas krim meningkat dan mulai terlihat butiran-butiran lemak terpisah. Dalam proses penumbukan, krim mengalami perubahan fisik dari granula yang kecil atau lemak yang tidak tertumbuk akan larut kedalam butter milk sehingga terjadi kehilangan lemak, oleh karenanya kehilangan lemak harus ditekan sekecil mungkin. Proses pencucian bahan mentega dengan menggunakan air matang yang bersuhu 40C yang merupakan suhu awal penumbukan bertujuan membilas granula-granula mentega agar bebas dari buttermilk terutama partikel curd, disamping menurunkan suhu mentega ke suhu semula. Pemerasan bertujuan disamping untuk mengeluarkan sisa-sisa buttermilk juga untuk menurunkan kadar air sesuai dengan persyaratan (maksimal 16%). Pemerasan dilakukan dengan menekan permukaan mentega sehingga sisa-sisa air pencuci keluar, dan dengan menekan dan mengaduk diharapkan tekstur mentega menjadi lebih homogen, lebih kompak dan tidak terlihat granulagranula lemak yang memisah. Air yang masih ada berupa titik-titik kecil dan merata diseluruh bahan mentega sehingga permukaan mentega terlihat kering. Air yang masih bebas akan mempercepat rusaknya mentega. Warna mentega harus terlihat rata dan seragam, hal ini menunjukkan keseragaman kandungan air dalam setiap bagian mentega. Suhu mentega harus selalu dipertahankan rendah sehingga mentega tidak lembek (meleleh). Penambahan garam, mentega untuk oles (table butter) biasanya mengandung garam sampai 3%, tetapi umumnya 0,5-2%. Dengan penambahan garam dapat memperbaiki rasa dan kualitas mentega. Pengemasan, kemasan yang umum digunakan adalah kertas perkamen, plastik, aluminium foil, karton maupun kaleng. Mentega yang sudah dikemas dengan rapat dan disimpan dalam kulkas tahan beberapa bulan, semakin rendah suhu penyimpanan semakin lama waktu simpannya. Warna mentega, garam dan air harus merata sehingga tidak terlihat air bebas dipermukaan mentega. Teksturnya halus, tidak menggumpal dan mudah dioleskan, secara organoleptik penampakan bagus, flavor dan aroma lembut dan tidak tengik. Tingginya kandungan lemak mentega merupakan sumber asam lemak esensial. Indikator : Jenis Lemak Jenuh Mentega 66% Lemak Baik 34% Omega 3 Omega 6 Tekstur Lembut Margarin 85-87% 13-15% Warna Kuning pucat Lebih kaku Kuning C.Protein Pemanfaatan jagung sebagai bahan pangan dalam bentuk tepung lebih menguntungkan karena lebih fleksibel, lebih mudah dibuat berbagai olahan makanan, tempat lebih efisien, daya tahan simpan lebih lama, dan sesuai tuntutan kehidupan modern, dimana wanita pada umumnya bekerja di luar rumah. Masalah yang dihadapi dalam pengembangan teknologi pembuatan tepung jagung adalah kulit biji yang dapat menimbulkan tekstur kasar pada tepung sehingga kurang disukai. Untuk mengatasinya, maka tahapan penting dalam pembuatan tepung jagung adalah menghilangkan kulit tersebut melalui penyosohan (Suarni et al. 2001, Firmansyah et al. 2003). Perendaman dengan air panas akan menyebabkan terjadinya pemecahan struktur senyawa selulosa-hemiselulosa lignin, bergantung pada komposisi bahannya (Martinez 2001). Apabila ditambah dengan larutan kapur akan mempercepat pelemahan dinding sel dengan pelepasan perikarp dan pembengkakan granula pati pada seluruh bagian biji. Tepung jagung yang diperoleh dengan metode basah mempunyai tekstur lebih halus dan rendemen lebih tinggi dibanding metode kering (Suarni dan Firmansyah 2006). Prosesing pengolahan tepung jagung secara mekanis dengan alat penyosoh dan penepung menghasilkan tekstur tepung yang agak kasar sesuai untuk produk olahan tortila, kerupuk dan sejenisnya. Tepung jagung dapat diolah menjadi berbagai makanan ringan seperti kue basah, kue kering, dan kerupuk serta dapat mensubstitusi tepung terigu untuk olahan mie dan rerotian .Kandungan nutrisi jagung tidak kalah dengan bahan pangan lainnya, bahkan mempunyai nilai tambah seperti serat kasar yang dibutuhkan tubuh (dietary fiber), lemak esensial, zat besi (Fe), dan karoten (pro vitamin A) pada jagung kuning (Suarni dan Firmansyah 2006). Kandungan kimia jagung secara umum terdiri atas karbohidrat 61,0- 76,09%, protein 7,5-10,0%, lemak 4,0-5,3%, dan serat kasar 2,3-3,3% (Suarni et al. 2001). Untuk konsumsi anak-anak masih memerlukan bahan tambahan sumber protein, dan asam folat yang dalam penelitian ini menggunakan kacang hijau. Makanan ringan (snack) disukai anak-anak karena renyah dan gurih dengan berbagai rasa. Makanan ini tidak terpisahkan dari anak-anak. Bumbu MSG (Monosodiumglutamat) diindikasikan memiliki berbagai dampak membahayakan terutama bagi anak-anak. Daya tahan tubuh anak-anak masih rendah menjadikan mereka lebih rentan terkena dampak tersebut dibandingkan orang dewasa. Selera makan anak juga dapat terganggu bila citarasa gurih MSG telah terlanjur terpatri di lidah anak. Teknologi pembuatan makanan ringan telah banyak dilakukan. Penelitian ini memanfaatkan tepung jagung, ubikayu, dan kacang hijau sebagai bahan tepung komposit untuk produk olahan makanan ringan untuk anak-anak berbentuk flakes. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan adalah jagung pipilan kering sebanyak 5 kg varietas Lokal putih, ubikayu 2 kg, kacang hijau 1 kg untuk diproses menjadi bahan tepung. Bahan tambahan untuk flakes (bumbu, telur, dan soda kue) dan bahan kimia untuk dianalisis. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Balitsereal Maros. Menggunakan Rancangan Acak lengkap dengan perlakuan tingkat substitusi terdiri dari (tepung kacang hijau: tepung jagung : tepung ubi kayu. Penelitian ini terbagi atas tiga tahap, yaitu (1) pembuatan tepung jagung, ubikayu, kacang hijau dan (2) pembuatan flakes (3) Analisis bahan tepung dan olahan flakes yang dihasilkan. Pengamatan meliputi (1) Komposisi kimia (AOAC 1989) tepung jagung meliputi kadar air (Oven 105°C), abu (Tanur 550°C), protein (mikro Kjeldahl), lemak (ekstrak Soxhlet), serat kasar (hidrolisis dengan asam (H2SO4) dan basa (NaOH) encer, mineral Ca, P (dengan AAS), amilosa (metode Sun-hun dan Matheson1990), (2) uji organoleptik dengan. Teknologi Prosesing Tepung Jagung Pembuatan tepung jagung dilakukan dengan metode basah (Gambar 1). Bahan Direndaman Digiling Dikeringkan Tepung Jagung Gambar 1. Skema proses pembuatan tepung jagung Proses pembuatan tepung berbasis ubi kayu disajikan pada Gambar 2. Bahan Dikupas Dicuci Air Bersih Larutan Sulfit Scrub Air Kotor Diberi larutan Sulfit Dikeringkan Digiling Diayak Tepung Ubi Kayu Gambar 2. Skema pembuatan tepung ubi kayu Proses pembuatan tepung jagung lebih mudah dibanding umbi-umbian. Tepung ubi kayu mempunyai tekstur yang halus, sedangkan tepung jagung bertekstur agak kasar sehingga sesuai menjadi bahan tepung campuran sebagai sumber karbohidrat sedangkan tepung kacang hijau sebagai sumber protein. Proses pembuatan tepung kacang hijau disajikan pada Gambar 3. Bahan Disortasi Dipenyosohan Digiling Diayak Tepung Gambar 3. Skema pembuatan tepung kacang hijau Pengolahan tepung kacang hijau dalam jumlah sedikit dapat dilakukan dengan alat blender. Tepung kacang hijau yang dihasilkan sebaiknya dijemur dengan sinar matahari untuk mengurangi kandungan air karena dapat meningkatkan daya simpan bahan tersebut. Pembuatan Flakes Pembuatan flakes dari tepung jagung, dan tepung ubi kayu sebagai sumber karbohidrat, sumber protein dari tepung kacang hijau disajikan pada Gambar 4. Tepung Jagung, Tepung Ubi Kayu Tepung Kacang Hijau Pencampuran bumbu , telur , air Diaduk Tebal 0,8 mm Suhu 145°C , ± 7 Menit Dicetak Dipanggang Dikemas Flakes Gambar 4. Diagram Alur Pembuatan Flakes HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis komposisi nutrisi bahan tepung disajikan pada Tabel 1. Jagung yang digunakan adalah varietas Lokal Soppeng, ubikayu Lokal, dan kacang hijau varietas Lokal diperoleh dari pertanaman petani. Komposisi Kimia Bahan Olahan Hasil analisis menunjukkan bahwa tepung kacang hijau sebagai sumber protein, tepung jagung dan ubikayu sebagai sumber karbohidrat. Kadar lemak ketiga bahan tersebut tertinggi pada tepung kacang hijau dan terendah pada tepung ubikayu. Kandungan lemak dalam bahan tepung sangat berpengaruh terhadap daya simpan, makin tinggi kandungan lemak suatu bahan semakin cepat tengik. Dari segi nutrisi lemak sangat dibutuhkan anak-anak usia tumbuh terutama lemak esensial omega 3 dan omega 9, walaupun pada penelitian ini hanya dilakukan analisis lemak total saja. Ketiga bahan tersebut mengandung serat pangan yang tinggi, berarti sesuai untuk produk makanan ringan anak-anak. Demikian juga kadar abu relatif tinggi dengan kisaran 1,99 – 2,08%. Abu dalam bahan mengandung unsur-unsur mineral termasuk Ca, K, Mg, dan lainlainnya. Tabel 1. Komposisi nutrisi bahan tepung jagung, tepung ubikayu, dan kacang hijau. Bahan Air Abu Lemak Tepung Jagung 10,2 2,0 4,2 Ubikayu 10,1 2,1 0,9 Kacang 10,9 2,1 11,2 Hijau Data diperoleh dari rata-rata tiga ulangan Protein 10,2 1,0 32,8 Serat Kasar 2,9 3,5 2,2 Karbohidrat 73,5 85,9 43,1 Untuk menghasilkan produk dengan mutu yang baik tepung harus mengandung amilopektin tinggi di atas 70%. Sebagian amilosa dibutuhkan untuk memberikan daya tahan pecah yang memadai dan tekstur dapat diterima. Pernyataan tersebut berbeda dengan produk stik yang dihasilkan. Bahan yang digunakan dalam produk ini yaitu varietas Lokal Soppeng dan tepung ubikayu masing-masing 24,88% dan 23,38%. Produk olahan flakes Produk olahan flakes termasuk jenis kue kering, hanya komposisi bahannya lebih sederhana. Analisis komposisi nutrisi olahan flakes disajikan dari beberapa perlakuan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Dari hasil penelitian menunjukkan flakes dari tepung komposit (Tepung jagung 80%: tepung ubikayu 5%: tepung kacang hijau 15%) mengandung protein 13,1% lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Tabel 2. Komposisi nutrisi hasil flakes. Dari hasil analisis komposisi mineral Ca dan P terlihat bahwa flakes tepung komposit (tepung jagung 75% : tepung ubikayu 5% : tepung kacang hijau 15%) paling tinggi berturut-turut 49 ppm, 288 ppm. Hasil uji organoleptik olahan flakes dari tepung campuran (jagung, ubi kayu, dan kacang hijau) menunjukkan makin tinggi persentase tepung jagung nilai (angka) uji rasa dan kerenyahan makin rendah artinya panelis lebih respon (Tabel 3). Penambahan tepung kacang hijau berpengaruh terhadap aroma dan rasa, dalam artian menurunkan penilaian panelis. Di sisi lain memberi nilai tambah yaitu peningkatan nilai nutrisinya. Fungsi tepung ubi kayu dalam adonan produk tersebut sebagai perekat, pati tepung ubikayu termasuk bahan perekat yang baik. Perbandingan tepung campuran dari hasil penelitian ini, dapat menjadi rujukan pengguna untuk memilih persentase komposisi ketiga tepung tersebut. Olahan flakes dari hasil penelitian ini lebih sederhana dibanding produk flakes yang dihasilkan sebelumnya (Pengestu et al. 2005), menggunakan kecambah kacang hijau sebagai pelengkap nutrisi terutama dari protein dan unsur asam folatnya. Demikian juga produk makanan ringan untuk anak-anak dari bahan tepung serealia komposit, pada prinsip pengolahannya relatif tidak berbeda dalam artian ada modifikasi pengolahan dan bahan (Sutrisniati et al. 2002). Pembuatan flakes dari tepung komposit dengan perbandingan (tepung jagung 70%, ubikayu 20%, kacang hijau 10%) lebih disukai panelis termasuk uji rasa, warna, kerenyahan, dan aroma. Penambahan telur dapat menambah nilai gizi dan sebagai bahan perekat dalam adonan, selain itu berpengaruh pada kerenyahan. Bumbu yang digunakan sesuai selera konsumen, misalnya bumbu asin atau manis ditambah dengan bubuk coklat. Modifikasi dapat dilakukan bergantung pada selera konsumen dan kacang hijau dapat diganti kacang tunggak. Teknologi pengolahan mulai dari pembuatan tepung sampai membuat produk akhir flakes sangat sederhana, dalam artian bisa diterapkan di desa-desa penghasil jagung. Bahan lokal dan peralatan tersebut tersedia di desa. Bumbu yang digunakan mengacu selera konsumen peminatnya. Teknologi tersebut dapat menunjang ketahanan pangan berbasis pemanfaatan pangan lokal yang bergizi tinggi dengan mengikuti selera anak usia tumbuh. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Farmakologi dan Terapi. edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Anonim.2013.http://posluhdesdesacijambu.blogspot.com/2011/04/pembuatanmentega.ht ml.Diakses tanggal 04 November 2013. Pukul 08:00 Anonim.2013.http://sehat-terawat.blogspot.com/2013/01/kekurangan-vitamin-a.html. Diakses tanggal 04 November 2013. Pukul 09.00 Anonim.2013. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/2257698-kandungangizi-pada-mentega-dan/ . Diakses tanggal 04 November 2013. Pukul 09:15 Anonim. 2013. http://www.artikelkesehatan99.com/mengenal-ragam-vitamin-b-danmanfaatnya/# . Diakses tanggal 04 November 2013 pukul 10:58 . Anonim. 2013.http://www.gen22.net/2013/04/manfaat-vitamin-e-dan-akibatkekurangan.html. Diakses tanggal 04 Novenber 2013 2013 pukul 13:00 Anonim. 2013. http://hembusananginlembut.wordpress.com/2012/08/16/serba-serbikalsium/ 19:22. Arisman. 2008. Keracunan Makanan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Arta, Katerina. 2013. http://katherinearta.wordpress.com/2008/02/07/kebutuhanvitaminsehari/.Diakses tanggal 04 November 2013 pukul 11.50. Asmadi. 2008. Tenik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Penerbit Salemba Medica. Djing, O.G. 2005. Terapi Mata dengan Pijat dan Ramuan. Jakarta: Penebar Plus. Erlina, Sri, Albiner Siagian dan Zulhaida Lubis. 2004. Pemanfaatan tempe dan ubi jalar merah dalam pembuatan mie basah serta uji daya terimanya (The Utilization of Tempe and Red Sweet Potatoes in Manufacture of Wet Noodles and Organoleptic Test). Jurnal pertanian. Vol 3 no 4 Firmansyah, I.U., Y. Sinuseng, dan Suarni. 2003. Perbaikan alsin prosesing (penyosoh, pemberasan dan penepung) jagung dan sorgum. Laporan Hasil Penelitian Balitsereal. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Belum dipublikasikan. Furqonita, Deswaty. 2007. Seri IPA Biologi. Jakarta : Yudhistira Nadesul, Dr. Handrawan. 2007. Membesarkan Bayi Jadi Anak Pintar-Panduan Bagi Ibu. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Nursafitri, rinjani. 2013. http://wikivitamin.com/dampak-atau-akibat-kelebihan-vitaminc-asam-askorbat/ . Diakses pada tanggal 04 November 2013 pukul 21:48 Karmana, oman. 2012. Cerdas Belajar Biologi. Jakarta : Grafindo Media Pratama. Marshall, Janette. 2002. Makanan Sumber Tenaga. Jakarta: Erlangga. Martinez, R. Mendoza, S., Reguera, E. Ortiz, P. And de-la-Luz- Martinez, J. 2001. Kinetic approarch to nixtamalization of corn pericarp. J. Cereal Chem. 78(5):107-110. Rahayu, Suwarsi, Enni dan Pribadi, Putik. 2012. Kadar Vitamin dan Mineral dalam BuahSegar dan Manisan Basah Karika Dieng (Carica pubescens Lenne & K.Koch). Jurnal Biosaintifika 4 (2) (2012). Suarni.2009.Produk makanan ringan (flakes) berbasis jagung dan kacang hijau sebagai sumber protein untuk perbaikan gizi anak usia tumbuh.Jurnal Balai Penelitian Tanaman Serealia. Suarni dan I.U. Firmansyah. 2006. Beras jagung: prosesing dan kandungan nutrisi sebagai bahan pangan pokok. hal. 393-398. in Suyatmo (Ed.) Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung, Makassar. 29-30 September 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Suarni, O. Komalasari, dan Suardi. 2001. Karakteristik tepung jagung beberapa varietas/galur. Prosiding Seminar Regional BPTP, Palu. hal. 157-163. Sutomo, Budi & Anggraini, D.Y. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Batita & Balita. Jakarta Sutrisniati, D., L. Junaedi, Y, Suryaseca, I. Wirawan, M. dan Sulaeman. 2002. Pengembangan produk asal tepung campuran palawija dan biji-bijian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian. Lap. Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Hasil Pertanian. 26 hal. Selatan : PT. AgroMedia Pustaka. Utami, P. 2010. Jus untuk kecerdasan, kesehatan dan Daya Tahan Tubuh Anak. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka Weller, Barbara F. 2005. Bailliere’s nurses’ dictionary, 22/e. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC