BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara maritim, dimana dua pertiga wilayahnya berupa laut. Ditambah dengan letak Indonesia yang termasuk dalam daerah tropis, membuat perairan Indonesia cocok untuk tempat tinggal berbagai jenis spesies laut. Sehingga perairan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Bahkan perairan Indonesia banyak disebut sebagai salah satu lumbung terbesar perikanan laut dunia. Kekayaan laut sudah dimanfaatkan oleh manusia sejak lama, tidak hanya sebagai bahan makanan, tetapi juga sebagai pakan ternak, bahan pakaian, bahkan bahan bakar. Seiring dengan pertambahan jumlah manusia, kekayaan laut semakin dieksploitasi. Di sisi lain, secara langsung maupun tidak, perubahan iklim dunia, tingkat polusi air yang semakin tinggi, mempengaruhi tingkat perkembangbiakan ikan, terutama ikan laut lepas, sehingga jumlah tangkapannya semakin menurun. Banyak ikan yang sebelumnya ketersediaannya tinggi dan sangat digemari untuk dikonsumsi, sekarang sudah menjadi ikan tangkapan yang cukup langka dan dilindungi, misalnya ikan tuna sirip biru. Ikan sebagai salah satu kekayaan laut yang banyak dieksploitasi, mengandung nilai gizi yang tinggi. Menurut penelitian Hibbeln et al. (2007), wanita yang sering mengkonsumsi ikan pada masa kehamilannya akan melahirkan anak dengan rata-rata IQ (Intelligence Quotient) yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita hamil yang jarang atau tidak sama sekali mengkonsumsi ikan. Kandungan protein yang tinggi dalam ikan laut dipercaya memegang peranan penting dalam pembentukan otak, yang mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Protein berperan penting dalam metabolisme tubuh manusia. Protein berperan sebagai zat pembangun sel-sel tubuh, dan dapat pula dikonversi menjadi energi pada tubuh manusia. Protein terdiri dari susunan beberapa asam amino. Beberapa asam amino yang dapat disintesis di dalam tubuh manusia, disebut sebagai asam amino non-esensial. Ada juga protein yang tidak dapat dibuat di dalam tubuh manusia, didapatkan dari makanan yang dikonsumsi, yang disebut asam amino esensial. Sejalan dengan kesadaran bahwa kekayaan laut tidaklah tak terbatas, banyak usaha dilakukan untuk mengoptimalkan manfaat hasil laut dan limbahnya. Terlebih dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi ikan dan hasil laut lainnya dikarenankan kadar protein esensialnya yang tinggi. Ikan tenggiri (Scomberomorus commerson) adalah ikan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, rasa yang enak, dengan harga yang masih cukup terjangkau. Perairan Indonesia juga merupakan salah satu penghasil tangkapan ikan tenggiri terbesar di dunia. Ikan tenggiri yang secara fisik memiliki daging yang tebal menjadi favorit masyarakat Indonesia untuk dijadikan berbagai jenis makanan olahan laut. Teksturnya yang kenyal tetapi lembut, juga rasanya yang gurih menjadi nilai tambah. Ikan tersebut dihidangkan dengan berbagai cara, selain digoreng dan dibakar, juga dipergunakan sebagai bahan baku siomay, pempek, kerupuk dan berbagai makanan khas Indonesia lainnya. Pemanfaatan ikan tenggiri yang luas di Indonesia, dapat diasumsikan bahwa banyak limbah ikan yang dihasilkan dari ikan tenggiri, yang merupakan sumber protein yang belum dimanfaatkan dengan maksimal. Limbah hasil perikanan, berupa daging dekat tulang, tulang ikan, kepala ikan, dan organ dalam biasanya dibiarkan terbuang, yang dapat mencemari lingkungan. Dalam limbah ikan juga terdapat kandungan asam amino esensial dan asam lemak tak jenuh, yang jika dimanfaatkan dengan tepat berpotensi memberi nilai guna dan nilai ekonomis yang tinggi. Sudah dilakukan beberapa upaya pemanfaatan hasil samping ikan, termasuk ikan tenggiri. Kebanyakan dibuat menjadi tepung ikan untuk makanan ternak, yang sayangnya memiliki nilai ekonomis yang rendah. Juga beberapa dibuat sebagai masakan, seperti gulai kepala ikan, tetapi hanya dapat memanfaatkan limbah dalam jumlah terbatas. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan cara mengekstrak hanya zat-zat yang diperlukan dari limbah ikan tenggiri, seperti kandungan protein dan lemak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengambil protein dari limbah ikan tenggiri adalah dengan cara metode ekstraksi asam. Metode ini mudah dalam pengerjaannya, bahan yang relatif mudah untuk diperoleh, dan juga pengerjaannya yang tidak memakan waktu yang lama. Metode ekstraksi asam, selain dapat mengurangi jumlah limbah ikan, juga diharapkan dapat meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi dari limbah ikan tenggiri. Dengan metode ini juga diharapkan akan mendapatkan protein bermutu tinggi, yaitu memiliki kadar asam amino esensial yang tinggi karena diendapkan pada pH tinggi, dimana kebanyakan asam amino esensial memiliki titik isoelektrik pada pH lebih tinggi daripada asam amino non-esensial (Tabel 3.1). Protein hasil ekstraksi asam dari limbah ikan tenggiri diharapkan dapat dipergunakan untuk fortifikasi makanan. Fortifikasi dengan protein telah banyak dilakukan oleh industri-industri makanan saat ini. Fortifikasi merupakan salah cara dalam meningkatkan Biological Value (BV) dalam suatu bahan makanan. BV merupakan indeks kualitas protein dimana semakin banyak protein dari makanan yang terserap dalam tubuh maka dapat dikatakan nilai BV yang semakin tinggi. Protein yang ditambahkan ke dalam makanan dapat berupa protein sintesis maupun hidrolisat protein. Kayan (2011) dan Hilmanto (2012) melakukan ekstraksi protein pada limbah ikan tenggiri dan masing-masing mengendapkannya pada pH 7 dan pH 9. Pada penelitian ini dicoba untuk mengekstrak protein dari limbah ikan tenggiri dengan asam dan mengendapkannya pada pH 8 kemudian menganalisis asam amino penyusunnya. Pemanfaatan limbah industri ikan diharapkan dapat menjadi salah satu cara fortifikasi asam amino esensial. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui komposisi gizi dari limbah ikan tenggiri kering, terutama kadar lemak dan protein. 2. Mengetahui komposisi asam amino yang bisa diambil dari limbah ikan tengiri kering dengan ekstraksi asam dan fraksinasi dengan pengendapan titik iso elektrik pada pH 8. 3. Mempelajari potensi protein hasil ekstraksi dan fraksinasi pada limbah ikan tengiri kering untuk fortifikasi makanan. 1.3 Manfaat Penelitian 1. Meningkatkan nilai ekonomi dan nilai guna limbah ikan tenggiri. 2. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi dalam upaya pemanfaatan bahan sisa, menjadi produk yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi fortifikasi makanan.