Laporan Praktikum 6

advertisement
Laporan Praktikum 6
Ekstraksi dan Penentuan
Kadar Protein
Nama
: Cokhy Indira Fasha
NIM
: 10699044
Kelompok
:7
Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2001
Tanggal Laporan
: 5 November 2001
Asisten
: Rizki Ali Akbar
Departemen Biologi
Institut Teknologi Bandung
2001
Laporan Praktikum 6
Ekstraksi dan Penentuan Kadar Protein
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sel hidup mutlak memerlukan molekul-molekul penyusunnya, antara lain karbohidrat,
protein dan lemak. Salah satu dari penyusun sel tadi, protein, memiliki fungsi yang sangat
fundamental dalam struktur dan kimiawi sel. Semua proses kimia dalam sel memerlukan
protein.
B.Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
 Ekstraksi jaringan dilakukan untuk memisahkan protein dari bagian sel lainnya.
 Penentuan kandungan protein
C. Teori Dasar
Sel terdiri dari protein yang mencapai setengah dari berat keringnya. Protein ini
menentukan bentuk dan struktur sel dan juga berperan sebagai instrumen utama pada
pengenalan molekul lain. Protein ini memiliki fungsi stuktural, pendukung, penyimpan,
transportasi zat lain, sinyal, pergerakan dan pertahanan. Fungsi yang tidak kalah pentingnya
ialah sebagai enzim yang meregulasi metabolisme dengan mempercepat reaksi kimia dalam
sel secara selektif. Manusia memiliki sepuluh ribu macam protein yang berbeda, masingmasing memiliki fungsi yang berbeda pula.
Protein adalah molekul yang paling rumit strukturnya yang pernah diketahui manusia.
Setiap jenis protein ini memiliki struktur tiga dimensi yang spesifik pula, yang dinamakan
konformasi. Hal-hal diatas dilatarbelakangi bahwa protein merupakan polimer dari 20 jenis
monomer asam amino. Polimer dari asam amino ini disebut rantai polipeptida. Sebuah protein
teridir dari satu atau lebih rantai polipeptida yang terlipat dan tergulung menjadi konformasi
yang spesifik.
Asam amino adalah molekul organik yang memiliki gugus karboksil dan amino. Selain
20 asam amino yang esensial, terdapat pula beberapa asam amino yang tidak membentuk
protein, tetapi memiliki fungsi penting dalam tubuh. Perbedaan asam amino ditentukan oleh
gugus sampingnya. Gugus samping inilah yang menentukan sifat kimia dan fisik dari asam
amino ini. Asam amino berdasarkan gugus sampingnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
 Asam amino dengan gugus samping non polar yang hidrofobik.
 Asam amino dengan gugus samping polar yang hidrofilik.
 Asam amino dengan gugus samping bermuatan positif.
 Asam amino dengan gugus samping bermuatan negatif.
Ketika sel menyintesis polipeptida, rantai ini melipat secara spontan dan memberi protein
fungsi. Arsitektur protein ini dapat dibagi menurut tingkatannya menjadi :
1. Struktur primer
Struktur ini merupakan urutan unik asam amino yang terpolimer menjadi polipeptida.
2. Struktur sekunder
Struktur sekunder dipengaruhi ikatan hidrogen dari antara CO..NH2. Struktur ini
membentuk -heliks dan -plate.
3. Struktur tersier
Struktur tersier merupakan hasil dari interaksi antar gugus samping protein, misalnya
interaksi hidrofobik dan ikatan disulfida.
4. Struktur kuartener
Struktur ini merupakan hasil agregasi beberapa subunit polipeptida sehingga terbentuk
protein yang fungsional.
II. Alat dan Bahan
Alat
Ekstraksi Jaringan :
Mortar
Tabung sentrifuga
Spatula
Tabung sampel
Pipet ukur
Timbangan
Sentrifuga
Penentuan Kadar Protein :
Cuvet
Spektrofotometer
Tissue
Bahan
Jaringan tanaman 300 mg
Nitrogen cair
Buffer Tris-HCl 0,05 M pH 8
pada suhu 0OC
Triton X-100 0,15%
Sampel hasil ekstraksi
Protein standar BSA
Reagen
pewarna
0,028%
coomasie blue
Buffer Tris-HCl 0,05 M pH 8
pada suhu 0OC
Triton X-100 0,15%
III. Cara Kerja
Ekstraksi Jaringan :
Prosedur ekstraksi dilakukan menurut metode Abe & Futsuhara (1989) yang dimodifikasi.
Awalnya, sampel tumbuhan segar sebanyak 300 mg digerus dalam mortar dengan nitrogen
cair. Setelah gerusan halus, ditambahkan 2 ml buffer Tris-HCl 0,05 M pH 8 pada suhu 0OC
dan Triton X-100 0,15%. Salanjutnya campuran dihomogenisasikan hingga merata dan
dimasukkan ke dalamtabung sentrifuga, Larutan sampel disentrifuga pada 14.000 rpm dan
suhu 0OC selama 20 menit. Supernatan jernih selanjutnya disebut ekstra jaringan, dipisahkan
untuk analisis lebih lanjut.
Penentuan Kadar Protein :
Penentuan konsentrasi protein dilakukan dengan metode Bradford, 1976 yang
dimodifikasi. Metode ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap penentuan persamaan garis linier
protein standar BSA kemudian tahap penentuan konsentrasi protein sampel. Konsentrasi stok
protein standar (BSA) adalah 1,4 mg/ml). Dari stok protein standar dibuat kembali larutan stok
dengan kisaran konsentrasi 0-1400 g/ml dengan selang tertentu untuk membuat kurva
standar. Dari larutan stok tersebut masing-masing diambil sebanyak 200 l ditambah dengan 7
ml reagen pewarna kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu ruang.
Pengukuran absorbansi protein standar dengan kisaran konsentrasi tersebut dilakukan
pada  = 460 nm. Sebagai balnko digunakan buffer sampel sebayak 200 l yang ditambah
dengan 7 ml reagen pewarna. Nilai absorbansi hasil pengukuran digunakan sebagai harga Y
sedangkan kadar protein dinyatakan dengan sebagai X, sehingga diperoleh suatu bentuk
persamaan Y = a + bX. Persamaan ini akan didapatkan dengan menggunakan analisis
Regresi Linier, yang akan digunakan selanjutnya untuk penentuan konsentrasi sampel.
Penentuan konsentrasi protein sampel dilakukan dengan cara yang sama. Sampel yang
telah diekstraksi diambil sebanyak 200 l dan ditambah dengan 7 ml reagen pewarna.
Selanjutnya inkubasi dilakukan selama 5 menit pada suhu ruang. Nilai absorbansi yang
diperoleh dikonversikan terhadap persamaan garis linier protein standar BSA.
IV. Hasil Pengamatan
Pada penggerusan sampel kalus wortel dengan nitrogen cair didapatkan hasil gerusan
yang halus berwarna kehijauan. Bubuk ini ditambahkan 2 ml buffer sampel dan sebanyak 1,5
ml campuran ini dimasukkan dalam tabung sentrifuga kecil. Setelah disentrifuga, didapatkan
dua lapisan yaitu supernatan yang berwarna kehijauan dan pellet yang berupa endapan.
Setelah ditambahhkan reagen pewarna, larutan tampak berwarna biru. Larutan yang
didapatkan dispektrofotometri.
Download