HAND OUT ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA Oleh

advertisement
HAND OUT
ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
Oleh :
Tim Dosen Ergonomi Dan Perancangan Sistem Kerja
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Wijaya Putra
2009
Pendahuluan:
Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja
Ergonomics, n…?
 ergo (work) + nomics (study of) = ergonomics
(the study of work)
 the science of interaction between the worker
and the job....
 the science of making the job fit the worker…
 Discipline to study human characteristics for
the appropriate design of the living an work
environment
 Multidisciplinary activity striving to assemble
information on people’s capacities and
capabilities for use in designing jobs,
products, workplaces and equipment -> well
designed.
 .... Blah blah blah....
Arti & Definisi
• Ergonomics (Greek/Yunani), ergon = kerja (work), nomos = hukum
(law).
• Human Factors, Human Factors Engineering, Human Engineering,
Engineering Psychology, Bio Mechanics/Bio Engineering, etc.
• Human engineered (design for human use) : to describe a design that
conforms with human expectations, or which people use without undue
stress.
• Aktivitas yang berbasiskan pendekatan multi-disiplin (kedokteran, teknik,
psikologi, anthropomerty, manajemen, dsb).
• Mengaplikasikan segala macam informasi yang berkaitan dengan faktor
manusia (kekuatan, kelemahan/keterbatasan) dalam perancangan
sistem kerja yang meliputi perancangan produk (man-made objects),
mesin & fasilitas kerja dan/atau lingkungan kerja fisik yang lebih efektif,
aman, nyaman, sehat dan efisien (ENASE).
• The study of the interaction between human beings and the objects they
use and the environments in which they function (B.Mustafa Pulat,
1992).
• A discipline concerned with designing man-made objects (equipments)
so that people can use them effectively and safely and creating
environments suitable for human living and work (Sanders &
McCormick, 1987).
HAKEKAT ERGONOMI
• Mempelajari kemampuan dan
keterbatasan manusia.
• Bagaimana biasanya manusia
berkomunikasi secara baik dengan
lingkungan kerjanya (mesin/perkakas,
peralatan, perlengkapan).
• Bagaimana agar manusia dapat hidup
aman, tenteram, selamat, sehat dan
nyaman dalam ruang kerjanya.
Ergonomics Design
• Ergonomics is most effective if
applied during the design stage
• Design activities : (1) work
place design, (2) work
methods/job design, and (3)
products/facilities design 
must exercise ergonomics
approach.
Ergonomi untuk Meningkatan
Produktivitas Kerja ?
GOOD ERGONOMICS = GOOD ECONOMICS
Ergonomic
Man is a tool-using animal;
without tools he is nothing, with tools he is all.
Computer-machine is a fast idiot,
it has no imagination.
It cannot originate action.
It is, and will remain, only a tool to man
(Jan Noyes, Designing for Humans, 2001)
The idealist Ergonomist
“adapt to the user ”
The dreamer
“find a cheap solution and let
people adapt”
Ergonomi = Kenyamanan ?
Ergonomi =
Kenyamanan ?
Tujuan ilmu ergonomi
• Human engineered (design for human use) : to describe a design
that conforms with human expectations, or which people use
without undue stress.
• Mengaplikasikan segala macam informasi yang berkaitan
dengan faktor manusia (kekuatan, kelemahan/keterbatasan)
dalam perancangan sistem kerja yang meliputi perancangan
produk (man-made objects), mesin & fasilitas kerja dan/atau
lingkungan kerja fisik yang lebih efektif, aman, nyaman, sehat
dan efisien (ENASE).
• Memperbaiki performans kerja manusia seperti menambah
kecepatan kerja, ketelitian, keselamatan, kenyamanan dan
mengurangi penggunaan energi kerja yang berlebihan dan
mengurangi kelelahan.
• Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia untuk pelatihan dan
meminimalkan kerusakan fasilitas kerja karena human errors.
• Meningkatkan “functional effectiveness” dan produktivitas kerja
manusia dengan mesin
Tujuan ilmu ergonomi
Goal/Objective of Ergonomic
• A solution-oriented branch of
ergonomics rather than just an evaluation of
work-related problems.
• To optimize worker well-being and productivity
by treatment of the work stressors
• Ergonomics interventions are
preventive, before injuries occur,
thereby avoiding future medical
treatments.
Pendekatan Ergonomi
dan Aplikasinya di Industri
• Perancangan, modifikasi, penggantian/perbaikan
fasilitas kerja untuk meningkatkan produktivitas,
kualitas produk dan lingkungan kerja fisik;
• Perancangan, modifikasi area dan tempat kerja, tata-letak (layout)
fasilitas produksi untuk memudahkan dan mempercepat operasi
kerja, material handling, service dan maintenance;
• Perancangan dan modifikasi tata-cara kerja (work metdhods),
termasuk dalam hal ini mekanisasi/otomasi proses dan alokasi
beban kerja dalam sebuah sistem kerja manusia-mesin;
• Perancangan kondisi lingkungan fisik kerja yang mampu
memberikan kenyamanan, keamanan/keselamatan dan kesehatan
kerja bagi manusia-operator (temperatur, noise, pencahayaan,
vibrasi, dll) untuk meningkatkan motivasi kerja, kualitas lingkungan
kerja dan produktivitas.
KEUNTUNGAN
• Meningkatkan produktivitas
• Meningkatkan keselamatan dan
kesehatan kerja
• Meningkatkan kepuasan pekerja
Justification of an Ergonomics Programs
Konsep Produktivitas
• Produktivitas = Keluaran / Masukan
• Ergonomi merupakan:
 Wahana untuk meningkatkan produktivitas.
 Wahana untuk menciptakan lingkungan kerja
yang kondusif sehingga manusia dapat bekerja
lebih nyaman.
An interdisciplinary area
(Faulkner, 1998)
Paradigma Penelitian Kerja
• Paradigma baru dalam berbagai penelitian kerja
dengan fokus pada manusia sebagai penentu
tercapainya produktivitas dan kualitas kerja (quality
of work life) yang lebih baik lagi.
• Menempatkan rancangan produk dan sistem
kerja yang awalnya serba rasional-mekanistik
tampak lebih manusiawi.
• Faktor yang terkait dengan fisik (faal/fisiologi)
maupun perilaku (psikologi) manusia baik secara
individu pada saat berinteraksi dengan mesin
dalam sebuah rancangan sistim manusia-mesin
dan lingkungan kerja fisik akan dijadikan
pertimbangan utama.
Where Are
We Going?
EVALUASI ERGONOMIS
• Peneliti ergonomi bisa menjumpai banyaknya produk
dan/atau mesin/peralatan kerja yang digunakan di
industri yang tidak tepat/layak dioperasikan karena
persoalan ketidaksesuaian dimensi antropometri.
Perbedaan
antropometri
akan
memberikan
konsekuensi-konsekuensi ergonomi (ergonomic
consequences) dan mengakibatkan rendahnya
produktivitas, kualitas, K3 dan persoalan serius
lainnya.
• Diperlukan evaluasi dan intervensi ergonomi untuk
merancang ulang (redesigned) atau modifikasi
peralatan/produk.
• Problem pokok yang dijumpai adalah tidak adanya --kalau sudah ada masih perlu dilakukan updating --referensi yang terkait dengan data antropometri
populasi manusia Indonesia.
Philosophy Ergonomics
Productivity
•
•
•
•
•
Quality of working life
Fit the task to the person
Safe and hygienic work
Minimize physiological
Psychological stresses
APLIKASI ERGONOMI
APLIKASI ERGONOMI
Sekian - terimakasih
Topik:
Sistem Kerangka dan Otot
Manusia
Mata Kuliah:
Ergonomi & Analisa Prancangan Kerja
Modul 2
1
Tujuan Modul Sistem
Kerangka dan Otot Manusia
• Memberikan pengetahuan
dasar tentang karakteristik
otot & kerangka manusia
(dimensi & kapasitasnya) 
Untuk desain/perancangan
produk, pekerjaan,
peralatan yang sesuai
kebutuhan manusia
Sistem Kerangka dan Otot
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Kerangka dan Sambungan Kerangka
Sistem Sambungan Kerangka
Otot (Muscle)
Aktifitas Otot
Sumber Energi bagi Otot
Pengaruh dari Berkurangnya Aliran Darah
Pembebanan Otot secara Statis
Jaringan Penghubung (Connective Tissue)
Rasa Nyeri Otot
Modul 2
3
Kerangka dan Sambungan Kerangka
• Kerangka.
– Fungsi:
• Menggambarkan dasar bentuk tubuh,
• Penentuan tinggi seseorang,
• Perlindungan organ tubuh yang lunak (otak, jantung, hati,
dll.),
• Tempat melekatnya otot-otot,
• Mengganti sel-sel yang telah rusak,
• Memberikan sistem sambungan untuk gerak pengendali
(control),
• Menyerap reaksi gaya-gaya/force, atau beban kejut.
GH-D0482.HF&E.
Modul 2
4
Kerangka dan Sambungan Kerangka
• Tulang.
– Fungsi:
• Sebagai alat untuk meredam dan
mendistribusikan gaya/tegangan yang ada
padanya.
– Evolusi bentuk dan perkembangan tulang
dirangsang oleh perkembangan tulang itu
sendiri,
– Kekuatan tegaknya tulang dipengaruhi oleh
peran Otot, yaitu Ligamen dan Cartilage
Modul 2
5
Kerangka dan Sambungan
Kerangka
• Jenis Sambungan Tulang:
– Sambungan Cartilagenous
(Cartilagenius Joints).
• Fungsi: untuk pergerakan yang
relatif kecil, misal:
– sambungan antara tulang iga (ribs)
dengan pangkal tulang iga
(sternum).
– Sambungan atar ruas tulang
belakang (vertebra), bersama-sama
dengan ligamen dan otot
mengakibatkan fleksibilitas gerakan,
membungkuk, mengadah, memutar.
– Sambungan Synovial (Synovial Joint).
• Fungsi: untuk pergerakan putaran
ruas tulang, misal pada ruas tulang
tangan dan kaki.
• Ujung tulang pada sambungan
Modulberupa
2
artikulasi cartigenius (lunak pada permukaan)
dan tertutup oleh capsule fibrous/membran
6
Gambar 2.1.
Pandangan depan
dari sistem Tulang Manusia
Modul 2
7
Otot (Muscle)
• Jenis:
– Otot Sadar (Striated Muscle)
– Otot Tak Sadar (Cardiac and Visceral Muscle)
• Otot terdiri dari serabut otot (muscle fibre).
• Serabut otot (fibre), terdiri dari sel-sel
filamen yang terdiri dari:
– Molekul Aktin
– Molekul myosin
Modul 2
8
Gambar 2.4.
Struktur Otot Manusia
Modul 2
9
Jaringan Penghubung
(Connective Tissues)
• Ligamen
– Fungsi:
• Penghubung antara tulang dengan tulang.
• Mencegah dislokasi dan membatasi rentang gerakan.
– Sifat ligamen: non-elastis, dapat merenggang (strech) dibawah
gaya renggang (tension) tertentu.
• Tendon.
– Penghubung antara otot dengan tulang.
• Fasciae.
– Pengumpul dan pemisah otot, terdiri dari serabut elastis yang
mudah sekali terdeformasi.
Modul 2
10
Aktivitas Otot
• Kemampuan Otot:
– Kontraksi
– Relaks
• Gerakan antagonis, adalah gerakan otot dengan arah
berlawanan terhadap otot yang lain, untuk
mengembalikan posisi awal dari otot.
• Otot Fixators, berfungsi sebagai pemberi
keseimbangan pada saat adanya gerakan.
• Otot Synergist, berfungsi untuk mengontrol
sambungan-sambungan (joints) sehingga
memungkinkan suatu gerakan berjalan secara efisien.
Modul 2
11
Sumber Energi bagi Otot
• Pemecahan senyawa phosphat (dari kondisi energi tinggi ke
rendah)  elektron statis  Menggerakkan molekul Actin dan
Myosin.
• ATP  ADP + Energy,
– ATP = Adenosin Triphosphat
– ADP = Adenosin Di Phosphat
• AN-AEROBIC
– Proses perubahan ATP menjadi ADP tanpa bantuan oksigen.
Glikogen dalam otot terpecah menjadi energy dan membentuk
Asam Laktat.
– Aliran darah yang tidak cukup oksigen dan glikogen, akan
melepaskan asam laktat.
Modul 2
12
Sumber Energi bagi Otot
• AEROBIC
– Proses perubahan ATP menjadi ADP
dengan bantuan Oksigen yang cukup.
– Asam Laktat yang dihasilkan dengan
cepat akan diubah menjadi CO2 dan
H2O.
– Pada kondisi lama bekerja, kadar
glikogen menurun dan asam laktat
meningkat
– Untuk memperlambat proses kelelahan,
yang perlu dihindari:
• Beban otot statis (statics muscle loads),
• Oklusi (penyumbatan aliran darah) karena
posisi tubuh,
• Bekerja dengan posisi anggota tubuh yang
mengakibatkan aliran darah bertentangan
dengan gaya gravitasi.
Modul 2
13
Gambar 2.5.
Beberapa Contoh Pembebanan Otot Statis
Reff:
Eko Nurmianto
(hal. 20.)
Modul 2
14
Beberapa Contoh Keluhan Rasa Nyeri yang
Disebabkan Pekerjaan
• Algias, Osteo Articular Deviation,
– Karena postur tubuh yang membungkuk
(kifosis), misal: sekretaris, kuli angkut karung,
pengantar barang, pembuat roti, tukang
cukur, dll.
• Nyeri pada Otot dan Tendon (Tenosynovitis),
– Penari, drumer, pemoles kaca, pemain piano,
tukang kayu, dll.
Modul 2
15
THE FACT !!
• The average person working at a keyboard
can perform 50,000 to 200,000 keystrokes a
day
• Overexertion, falls are the most common
cause of workplace injury
• An average of 125,000 back injuries due to
improper lifting each year.
• Muscles overuse results in tiny tears in the
muscles and scarring; these contribute to
inflammation and muscle stiffness
Back injury research
Jeffress (1999) indicated that approximately 650,000 workers
every year suffer serious injuries and illnesses caused by
overexertion, repetition, and other types of physical stress. Such
injuries cost U.S. business between $15 to $20 billion dollars a
year in workman compensation. According to US Department of
labor, back injuries accounted for nearly 20% of all injuries and
illnesses in the work place. In the UK, similar numbers appear with
27% of all reported accidents involving manual handling.
Sumber Keluhan Sakit Punggung
(Back Injury)
Home Coming ????
Correct & Incorrect Techniques
Ergonomic Problem in Computer
Workstation
Kelelahan
What to do ??
PREVENT, PREVENT, PREVENT !!!
a) Warm up & stretch before activities that are
repetitive, static or prolonged.
b) Take frequent breaks from any sustained
posture every 20-30 minutes.
c) Respect pain-positions or stop painful activity
d) Recognize early signs of inflammatory
process.
Lakukan
Stretching
di selasela kerja
Tugas 1 (Tugas Kelompok)
• Studi Kasus 1:
– Lakukan identifikasi masalah di lingkungan
kerja yang terkait dengan topik (kerangka,
sambungan tulang, dan otot).
– Disampaikan di kelas dalam format presentasi
Modul 2
24
Topik:
Kerja Manual-Fisik
(Kerja Statis & Kerja Dinamis)
Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja
Outline
• Sistem Kerja Otot (Faal Kerja)
• Kerja Fisik Manusia
• Proses Metabolisme & Mekanisme Kerja
Otot
• Kerja Otot Statis dan Dinamis
• Kelelahan, Pengukuran dan Pengaturan
Skedul Istirahat (Shift Kerja)
KERJA MANUAL = KERJA OTOT
Muscular System & Work
The muscular system
provides power for
performing mechanical
work. The muscles
transform chemical
energy stored in the body
into physical activities.
The mechanical work is
of various forms, such as
moving parts of the body,
carrying loads, and
manipulating objects.
PHYSIOLOGICAL PRINCIPLES
Manusia bisa bergerak karena adanya
otot yang terdiri dari serabut-serabut otot
(1 otot = 10000 sampai 1 juta serabut otot)
Kontraksi otot memendeknya otot dari
panjang semula dimana actin dan myosin
saling menumpuk.
Jumlah serabut otot yang berkontraksi
menentukan besarnya energi yang
dihasilkan.
Kontraksi Otot
Glukosa, lemak dan protein adalah sumber
energi tidak langsung bagi penggantian
energi yang disimpan dalam bentuk ATP
(adenosine triphospate) atau senyawa
lainnya
Peranan oksigen:
– O2 tersedia:
pyruvic acid → H20 + CO2 + energi
– Tanpa O2
pyruvic acid → asam laktat + energi
• Energi yang dihasilkan lebih kecil
• Timbul kelelahan otot
Proses Metabolisme Pada Saat
Kerja Otot
Kerja Fisik ?
 Kerja fisik  seringkali disebut sebagai kerja berat, kerja
kasar, kerja otot atau kerja manual  dapat dirumuskan
sebagai (1) kegiatan yang memerlukan usaha fisik (otot)
yang kuat selama proses kerja berlangsung, dan (2)
kerja yang memerlukan konsumsi energi - Kcal/menit
(diukur melalui denyut nadi/jantung atau O2 yang
dihisap); yang kemudian dijadikan ukuran untuk
menetapkan beratringannya aktivitas kerja tersebut.
 Mekanisasi maupun otomatisasi akan dianggap mampu
mempercepat proses kerja, meningkatkan produktivitas
dan yang lebih penting mengurangi beban kerja fisik
yang harus dilakukan oleh manusia.
Proses Metabolisme
• Proses metabolisme bisa dianalogikan
sebagai proses “pembakaran” yang akan
menghasilkan panas dan energi yang
diperlukan untuk kerja mekanis melalui sistem
otot manusia.
• Unit ukuran berupa Kcal. Dalam fisiologi kerja,
konsumsi energi ini diukur secara tidak
langsung melalui konsumi O2 yang kemudian
bisa dikonversikan langsung ke Kcal. Setiap
liter O2 yang dihisap oleh tubuh akan
menghasilkan energi rata-rata sebesar 4.8
Kcal (nilai kalorifik dari O2).
• Konsumsi O2 bisa dikaitkan juga dengan
angka pulsa dari detak nadi/jantung; dimana
operator laki-laki yang bekerja dengan 75
detak/menit akan ekivalen dengan 0.5 liter O2
atau sepadan dengan pengeluaran energi
sebesar 2.5 Kcal/ menit. Dalam kondisi
istirahat (tidak melakukan aktivitas fisik)
biasanya pulsa nadi akan sebesar 62
detak/menit atau ekivalen dengan 250 ml O2
atau 1.25 Kcal/menit.
Basal Metabolisme, Nilai Kalori Kerja dan
Norma Pengeluaran Energi
 Basal metabolisme - pengeluaran energi secara konstan pada saat
orang tidak melaksanakan aktivitas apa-apa (kondisi mengaso).
Energi yang dikeluarkan sekedar untuk memanaskan badan (36oC),
yang besar/kecilnya akan ditentukan oleh berat badan, tinggi dan
jenis kelamin (laki-laki dengan berat badan sekitar 70 kg
memerlukan energi basal sekitar 1.700 Kcal/24 jam).
 Energi kerja - kerja fisik akan menyebabkan peningkatan energi.
Kenaikan konsumsi energi dalam kerja fisik dinyatakan dalam “kalori
kerja” yang nilainya sebesar konsumsi energi dikala melakukan kerja
fisik (metabolisme kerja) dikurangi dengan energi dikala
istirahat/mengaso (basal metabolisme).
 Norma pengeluaran energi kerja - basal metabolisme orang (lakilaki) dewasa ± 1.700 kcal/hari. Untuk kegiatan-kegiatan ringan
diperlukan tambahan energi sebesar 600-700 kcal/hari. Dari
penelitian fisiologi kerja, untuk seorang pekerja kasar akan
memerlukan energi sebesar 4.800 kcal/hari. Umur pada dasarnya
juga ikut menentukan kapasitas kemampuan untuk menghasilkan
energi kerja. Pekerja dengan usia 50 tahun kapasitas energi-nya
akan tinggal 80% (usia 60 tahun menurun)
Mekanisme Kerja Otot
 Penggunaan tenaga otot secara optimal. Manusia bisa bergerak karena adanya
sistem otot yang tersebar diseluruh tubuhnya (45% dari berat badan). Kemampuan
otot untuk mengencang mengendor akan mampu menghasilkan tenaga (muscle
power) yang diperlukan untuk kerja. Tenaga otot laki-laki akibat mengencangnya
otot --- maksimal sebesar 4 kg/cm2 penampang otot. Luas penampang otot = 2 cm2
akan memberikan kemampuan untuk mengangkat beban maksimum sebesar 12 kg.
Tenaga terbesar akan diberikan pada saat otot mulai mengencang. Enersi mekanis
disebabkan mengencangnya otot berasal dari enersi kimiawi (glucose) dari zat
makanan dan merupakan sumber enersi terpenting (bersama oxygen) bagi
bekerjanya sistem otot. Darah dalam hal ini akan merupakan sarana untuk mensuplai
glukose dan oksigen ke sistem otot yang bekerja tersebut.
 Kerja otot dinamik (berirama) dan statik (kerja bersikap). Kerja dinamik, proses
mengencang-mengendornya otot terjadi secara bergantian (berirama) yang akan
menyebabkan otot bekerja seperti “pompa” dan melancarkan sirkulasi darah yang
membawa suplai energi serta membuang sisa-sisa pembakaran (metabolit).
Sebaliknya kerja statik menyebabkan darah sulit mengalir; suplai energi (glucose dan
O2) terhambat dan metabolit tidak bisa terbuang yang akan menyebabkan rasa sakit
dan lelah
KERJA OTOT DINAMIS & STATIS
 Kerja dinamis:
– Terjadi pergantian antara
kontraksi dan extension,
tension dan relaksasi darah
dipompa keluar dan darah
segar mengalir masuk ke otot
– Panjang otot berubah berirama
 Kerja statis:
Terjadi kontraksi dalam waktu
panjang pembuluh darah ditekan
oleh tekanan internal dari jaringan
otot darah tidak mengalir ke otot
(tidak ada supply oksigen dan
glukosa) asam
Aliran Darah pada
Kerja Dinamis dan Statis
Kerja Dinamis dan Kerja Statis
Durasi Maksimum Kerja Otot Statis
Dalam Hubungan Dengan Kekuatan
Kerja Dinamik & Statik
 Berdiri – otot kaki, pinggang, bagian
belakang dan tengkuk akan mengencang
(kerja statik)
 Duduk – kerja statik otot kaki tidak terjadi
dan tegangan otot yang lain juga
berkurang
 Tidur – pengencangan otot akan sangat
sedikit, menyebab kan kebutuhan enersi
minimal
 Selama kerja dinamik otot bekerja seperti
pompa yang menyebabkan peredaran
darah. Disini otot banyak menerima
glukose + 02 (sirkulasi terjadi) dan
metabolit akan cepat terbuang.
 Kerja statik menyebabkan darah sulit
mengalir, suplai energi (glukose + 02
terhambat dan metabolit tidak bisa
terbuang. Berakibat rasa sakit, nyeri dan
lelah otot.
Some Examples of Static
Components of Work
Kerja Statis ?
 Contoh kerja statis :
– Memegang benda dengan tangan
(holding)
– Menyangga beban tubuh pada satu
kaki, kaki yang lain mengoperasikan
pedal
– Mendorong/menarik beban berat
– Gerakan-gerakan dengan tangan
terentang atau diangkat melebihi
tinggi bahu
 Akibat dari kerja statis bisa dibaca
pada tabel berikut :
Kerja Statis dan Rasa Sakit Pada Tubuh
Pengaruh Kerja Statis, Konsumsi Energi
dan Detak Jantung
Contoh Kerja Statis
Contoh Kerja Statis
Contoh Kerja Statis Di Galangan Kapal
• Adanya peranca di atas pekerja,
tidak diberi penguat peranca pada
sambungan
• Pekerja memotong pelat/gerinda
pada posisi jongkok, melibatkan
beban statis pada punggung dan otot
bahu dan lengan
Contoh Kerja Statis Di Galangan Kapal
Pekerjaan
penge
lasan duduk tanpa
pengaman.
Melibatkan
beban
statis besar pd otot
punggung, bahu dan
lengan
Contoh Kerja Statis Di Galangan Kapal
Posisi pekerja
jongkok (statis)
saat
tracking
tidak
effektif/
kelelahan
Contoh Kerja Statis Di Galangan Kapal
Posisi Pekerja kikir kisi2
sangat dekat dg objek,
bahaya percikan gram
pada mata.
Melibatkan beban statis
pada otot punggung dan
lengan.
Contoh Perbaikan Pada Kerja Statis
Pekerja tidak perlu memegang gelas untuk mengisinya dengan
minuman, tinggal menekan tombol dan beberapa saat minuman siap
diambil (pekerja bisa melakukan hal lain saat proses tsb)
Contoh Perbaikan Pada Kerja Statis
Adanya penyangga tangan  mengurangi kerja statis lebih nyaman bekerja
Contoh Perbaikan Pada Kerja Statis
Kerja statis memang melelahkan……
ini buktinya!
Tugas 2 (Tugas Kelompok)
• Lakukan identifikasi masalah di lingkungan
kerja yang terkait dengan topik kerja statis
• Lakukan usulan perbaikannya
• Tugas disampaikan di kelas dalam format
presentasi
• Selamat belajar 
Topik:
Anthropometri
Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja
Ergonomic Principles in Design
Anthropometric Measurements
• Anthropometry is the science that measures the
range of body sizes in a population.
• When designing products it is important to
remember that people come in many sizes and
shapes.
• Anthropometric data varies considerably
between regional populations. For example,
Scandinavian populations tend to be taller, while
Asian and Italian populations tend to be shorter.
Ergonomic Principles in Design
Anthropometri ?
• Mengapa diperlukan suatu desain peralatan atau area kerja yang
sesuai dengan ukuran tubuh dan gerakan operator ???
Ergonomic Principles in Design
PENDEKATAN ERGONOMIS
DALAM PERANCANGAN STASIUN
KERJA
Sikap dan posisi kerja
Antropometri dan
dimensi ruang kerja
Kondisi lingkungan kerja
Efisiensi gerakan kerja
Pengaturan fasilitas kerja
Energi kerja yang
dikeluarkan
Ergonomic Principles in Design
Pengertian Anthropometri
Anthropos = manusia (man, human)
 Metrein (to measure) berarti ukuran
The study of human body dimensions
When you can measure what you are speaking about and
express it in numbers, you know something about it; but
when you cannot express it in numbers, your knowledge is
of meager and unsatisfactory kind
(Lord Kelvin).
Ergonomic Principles in Design
Anthropometri
• Pengukuran anggota tubuh manusia
(berat, volume, dimensi linier, dll).
• Manusia memiliki variasi dalam hal bentuk, ukuran,
kekuatan (strength) dari anggota tubuh yang dimilikinya.
• Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan
seperti perancangan tempat/areal kerja (workplaces),
perkakas/fasilitas kerja, dll agar diperoleh ukuran-ukuran
yang sesuai dan layak dengan dimensi ukuran anggota
tubuh manusia yang akan menggunakannya.
• Population differences (ethnic, age, gender, dll)
Ergonomic Principles in Design
Antropometri Perempuan
Ergonomic Principles in Design
Antropometri Laki-laki
Ergonomic Principles in Design
Antropometri statis &
Antropometri dinamis
•
Antropometri statis  pengukuran dilakukan pada
tubuh manusia yang berada dalam posisi diam.
Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil
secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan
tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka
pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu
terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam
keadaan diam.
•
Antropometri dinamis  dimensi tubuh diukur dalam
berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga
lebih kompleks dan lebih sulit diukur.
Ergonomic Principles in Design
Dynamic Body Dimensions
Ergonomic Principles in Design
Faktor-faktor yang mempengaruhi
dimensi tubuh manusia
• Umur ukuran tubuh manusia berkembang dari
saat lahir sampai kira-kira berumur 20 tahun
untuk pria, dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian
manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat
manusia berumur 60 tahun.
• Jenis Kelamin pria memiliki dimensi tubuh
yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.
• Suku Bangsa (Etnis)  variasi dimensi akan
terjadi karena pengaruh etnis.
• Pekerjaan  aktivitas kerja sehari-hari
juga menyebabkan perbedaan ukuran
tubuh manusia.
Ergonomic Principles in Design
Variasi Ukuran Tubuh Manusia
Ergonomic Principles in Design
Variasi Ukuran Tubuh Manusia
Ergonomic Principles in Design
Variasi Ukuran Tubuh Manusia
Ergonomic Principles in Design
Variasi Ukuran
Tubuh Manusia
Ergonomic Principles in Design
Manusia Setengah Ton
• Patrick Deuel
(42 thn, tinggi
180 cm, berat
486 kg)
• South Dakota,
USA
• Juni 2004
Ergonomic Principles in Design
Variasi Ukuran
Tubuh Manusia
• Pegulat sumo kelahiran
Hawaii
• (juara sumo “asing”
pertama)
• Ozeki Konishiki (40
tahun), berat 280 kg
(tinggi ?)
• Chie Ijima (28 tahun)
istri dan mantan
perawat
Ergonomic Principles in Design
Beberapa Kondisi Tertentu (khusus) yang
Dapat Mempengaruhi Variabilitas Ukuran Dimensi
Tubuh Manusia
• Cacat tubuh  data antropometri akan diperlukan untuk
perancangan produk bagi orang-orang cacat.
• Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan  iklim
yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda
dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. (
dimensi orang pun akan berbeda dalam satu tempat
dengan tempat yang lain).
• Kehamilan (pregnancy)  mempengaruhi bentuk dan
ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan), memerlukan
perhatian khusus terhadap produk-produk yang
dirancang bagi segmentasi seperti itu.
Ergonomic Principles in Design
Metoda Pengukuran
 Pengukuran bentuk fisik dan fungsi dari anggota tubuh
manusia mulai dari ujung kepala sampai ke kaki.
 Ukuran dalam bentuk dimensi linier  berat badan,
volume, range of movements, dan sebagainya.
 Pengukuran diklasifikasikan dalam bentuk
(1) structural body dimensions ukuran diambil saat
tubuh dalam posisi tetap (fixed/static) & standard,
(seperti berdiri tegak, duduk normal, dsb);
(2) functional body dimensions  diukur pada saat tubuh
dalam posisi dan berfungsi untuk melakukan
gerakan-gerakan kerja secara dinamis (saat
melakukan aktivitas operasional tertentu).
Ergonomic Principles in Design
Measuring with Anthropometer
Ergonomic Principles in Design
Structural Body Dimensions
Ergonomic Principles in Design
Pengukuran Anthropometri
statis: #Posisi Berdiri
Ergonomic Principles in Design
Pengukuran Anthropometri
statis: #Posisi Duduk
Ergonomic Principles in Design
Pengukuran Anthropometri
statis: #Posisi Duduk dari
belakang
Ergonomic Principles in Design
Ergonomic Principles in Design
Ergonomic Principles in Design
Ergonomic Principles in Design
Ergonomic Principles in Design
Langkah Aplikasi Data Antropometri dalam
Perancangan Produk/Fasilitas Kerja
Ergonomic Principles in Design
Prinsip-Prinsip dalam
Penggunaan Data Antropometri
• Design for Extreme Individuals. Setiap rancangan
produk/fasilitas kerja dibuat untuk memenuhi dua sasaran pokok:
(1) sesuai dengan ukuran ekstrim (terbesar atau terkecil) dari
anggota tubuh, dan
(2) masih tetap bisa digunakan dengan nyaman untuk ukuran
mayoritas populasi yang lain. Implementasi ukuran ditetapkan
untuk dimensi minimum didasarkan pada nilai “upper percentile”
(90-th, 95-th, atau 99- th), seperti penetapan tinggi/lebar pintu
darurat, passage ways, dll. Untuk dimensi maksimum fasilitas
kerja yang ingin dirancang akan ditetapkan berdasarkan nilai
“lower percentile” (1-st, 5-th, atau 10-th) dari distribusi data
antropometri yang ingin dipakai, seperti penetapan jarak jangkau
dari fasilitas kontrol yang akan dioperasikan oleh seorang
operator, dll. Penetapan dimensi maximum/ minimum biasanya
menggunakan nilai 5-th dan 95-th percentile.
Ergonomic Principles in Design
Prinsip-Prinsip dalam
Penggunaan Data Antropometri
• Design for Adjustable Range. Rancangan bisa
dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel
dipakai oleh setiap orang yang memiliki bentuk dan
dimensi ukuran yang berbeda. Contoh sederhana adalah
dalam rancangan “adjustable automobile seats” (range
5-th s/d 95-th percentile).
• Design for the Average. Rancangan menggunakan
ukuran rata-rata (50-th percentile) dari populasi data
antropometri yang ada. Dalam realitasnya sedikit sekali
orang yang memiliki ukuran tubuh rata-rata. Dalam hal
ini rancangan peralatan dibuat untuk orang yang
berukuran rata-rata, sedangkan ukuran yang ekstrim
dibuatkan rancangan tersendiri.
Ergonomic Principles in Design
Tinggi Tubuh Manusia (cm)
Ergonomic Principles in Design
Human Variability Ranges
(5-th & 95-th Percentiles)
Ergonomic Principles in Design
Human Variability Range
Ergonomic Principles in Design
Aplikasi Distribusi Normal Dalam
Penetapan Data Antropometri
•
•
•
Persoalan antropometri akan terletak pada faktor-faktor : (1) seberapa besar sampel
pengukuran yang harus diambil untuk memperoleh data, (2) haruskah setiap sampel
dibatasi per kelompok (segmentasi) yang homogen, (3) apakah sudah tersedia data
antropometri untuk populasi tertentu yang nantinya akan menjadi target pemakai
produk, dan (4) bagaimana toleransi bisa diberikan terhadap perbedaan dari data
yang tersedia dengan populasi yang dihadapi ? Variasi ukuran akan memberikan
fleksibilitas rancangan dan sifat “mampu suai” (adjustable) dengan suatu rentang
ukuran tertentu.
95th percentile, 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut; 5th
percentile, 5% populasi berada pada atau dibawah ukuran tersebut.
95th percentile, 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut; 5th
percentile, 5% populasi berada pada atau dibawah ukuran tersebut.
Ergonomic Principles in Design
Population Percentile
Ergonomic Principles in Design
Macam Percentile dan Cara Perhitungannya
Ergonomic Principles in Design
Prinsip Perancangan Tempat Kerja
Ergonomic Principles in Design
Prinsip Perancangan Tempat Kerja
the workplace should be comfortable for
users and adapt to their needs as much as
possible.
Workplace products designed with this in
mind can lead to higher worker productivity
and lower risk of injury and illnesses.
Ergonomic Principles in Design
Gerakan-gerakan di Tempat Kerja
• The human body has a natural range of motion (ROM).
• Movement within the proper ROM promotes blood
circulation and flexibility which could lead to more
comfort and higher productivity.
• users should try to avoid repetitive movements and
certain extremes in their ROM over long periods of time.
Ergonomic Principles in Design
ROM, Good and Bad Zones
• Zone 0 (Green Zone) Preferred zone for most movements  puts
minimal stress on muscles and joints.
• Zone 1 (Yellow Zone) Preferred zone for most movements  puts
minimal stress on muscles and joints.
• Zone 2 (Red Zone) More extreme position for limbs  puts greater
strain on muscles and joints.
• Zone 3 (Beyond Red Zone) Most extreme positions for limbs
should be avoided if possible, especially with heavy lifting or
repetitive tasks.
• Zones 0 and 1 include smaller joint movements, while Zones 2 and
3 represent more extreme positions.
Ergonomic Principles in Design
ROM, Good and Bad Zones
Ergonomic Principles in Design
Table A3: Range of Motion
in Woodson,
Design 1992. These are the actual angular
Data for this table was modifi edErgonomic
from ChaffiPrinciples
n, 1999 and
measurements of body joints in each of the four Zones for range of motion. All measurements are in degrees.
• By considering both ROM and repetitive
motion, products can be designed to
operate within the optimal ranges to help
reduce the occurance of fatigue and
muscle disorders.
Ergonomic Principles in Design
Gerakan-gerakan Repetitif
• Minimizing the number of continuous
movements can help reduce the risk of
injuries.
• There is no specific number for minimum
daily repetitions.
• Decreasing the amount of force required to
perform a task will also lower the risk of pain
and musculoskeletal disorders.
Ergonomic Principles in Design
Menjangkau Sebuah Obyek / Benda
• Because of the repetitive nature of
workplace tasks, it is very important to be
aware of how far, how often, and in what
posture a person is reaching for an object.
Ergonomic Principles in Design
Cumulative Trauma Disorders
(CTDs)
• Cumulative trauma disorders (CTDs) may
occur in both office and manufacturing
settings.
• CTDs are injuries due to repetitive
motions, stresses, and actions
Ergonomic Principles in Design
Some Considerations
to help reduce the CTDs :
• Eliminate tasks that require fast, highly repetitive
arm movements or that impose sustained static
postures.
• Beware of pressure points where the wrist,
forearm, or other parts of the body contact an
edge or hard feature on a desk or table.
• Minimize shoulder flexion and abduction.
• Minimize holding weighted objects in hands.
• Reduce or eliminate forceful applications
• of heavy peak exertions.
• Require workers to take frequent breaks.
Ergonomic Principles in Design
Rancangan Ergonomi untuk
Antropometri Anak-Anak?
Ergonomic Principles in Design
Rancangan Ergonomi untuk
Antropometri Anak-Anak?
Ergonomic Principles in Design
Rancangan Ergonomi untuk
Antropometri Anak-Anak?
Ergonomic Principles in Design
Hujan, Berteduh Dulu…
Kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga fasilitas umum agaknya
masih rendah.
Ergonomic Principles in Design
design for the kid?
Ergonomic Principles in Design
Kid & Computer
Ergonomic Principles in Design
Which one will you design for the kid?
Ergonomic Principles in Design
Desain for Children ?
Ergonomic Principles in Design
Topik:
biomekanika
ERGONOMI & PERANCANGAN SISTEM KERJA
TEKNIK INDUSTRI – UWP SURABAYA
HAKEKAT DASAR ERGONOMI
Meneliti tentang kemampuan
dan keterbatasan manusia
secara fisik maupun non-fisik
(psikologik).
Berkaitan dengan
machine interface”.
“human-
Berkaitan
dengan
perancangan produk, fasilitas
dan area kerja yang efektif,
nyaman, aman, sehat dan
efisien
pada
saat
dioperasikan.
Tentang dimensi
fisik tubuh
manusia
Anthropometric
Tentang otot
dan jaringan
BioMechanic
Tentang
persepsi dari
penangkapan
mata
Physiology
(Fisiologi)
Visual
Tentang
energi tubuh
manusia
Tentang kajian
sistem perusahaan
dan sosiomasyarakat
Macro
Ergonomic
Psychology
Tentang
mental, stress
dan prilaku
definisi biomekanika
Biomekanika adalah bidang ilmu yang memadukan
antara bidang ilmu biologi dan mekanika.
Biomekanika menggunakan hukum – hukum fisika,
mekanika teknik, biologi, dan prinsip fisiologi untuk
menggambarkan kinematika dan kinetik yang terjadi
pada anggota tubuh manusia. <Kinematika :
pergerakan/ motion pada segmen – segmen tubuh.
Kinetik : efek dari gaya dan momen yang terjadi pada
tubuh>
Mekanika digunakan sebagai penyusun konsep,
analisa, dan desain dalam sistem biologi makhluk
hidup.
occupational biomechanics
Occupational biomechanics adalah sub – disiplin dalam
kerangka besar biomekanika yang mempelajari hubungan antara
pekerja dengan alat kerja, workstation, mesin, dan material untuk
meningkatkan performa dengan meminimalisasi terjadinya cidera
musculoskeletal.
Sehingga studi utama tentang Occupational biomechanics
berkaitan dengan masalah musculoskeletal.
Sistem musculoskeletal terdiri atas tulang, otot, dan jaringan
penghubung (ligament, tendon, fascia, dan cartilage). Fungsi
utama sistem tersebut adalah mendukung dan melindungi tubuh
dan bagian – bagian tubuh, menjaga postur tubuh, produce
pergerakan tubuh, serta menghasilkan panas dan
mempertahankan suhu tubuh.
occupational biomechanics
Musculoskeletal...
why occupational biomechanics ???
Jeffress (1999) indicated that approximately 650,000 workers
every year suffer serious injuries and illnesses caused by
overexertion, repetition, and other types of physical stress. Such
injuries cost U.S. business between $15 to $20 billion dollars a
year in workman compensation. According to US Department of
labor, back injuries accounted for nearly 20% of all injuries and
illnesses in the work place. In the UK, similar numbers appear with
27% of all reported accidents involving manual handling.
biomechanical models
The fundamental basis of
biomechanical modeling is the set
of three Newton’s laws.
<1> newton’s first law
A particle will move at a constant
velocity unless acted upon
A mass remains in uniform
motion or at rest until
acted on by an unbalanced
external force.
inertia (the tendency)
momentum (mv)
<2> newton’s second law
Force is proportional to
the acceleration of a mass.
F = m.a
Force = mass x acceleration
<3> newton’s third law
Any action is opposed by
reaction of equal magnitude
For every action, there is an equal and
opposite reaction (on different objects)
macam gaya
Ada beberapa macam gaya yang bekerja pada saat kita melakukan
aktivitas kerja :
1. Gaya isometris/ statis adalah gaya otot yang dikeluarkan
tanpa menghasilkan suatu kerja.
Terjadi kontraksi dalam waktu panjang  pembuluh darah
ditekan oleh tekanan internal dari jaringan otot  darah
tidak mengalir ke otot (tidak ada supply oksigen dan
glukosa)  asam laktat terkumpul  lelah otot.
Misal : mengangkat beban yang sangat berat.
2. Gaya
isotonis/
dinamis
adalah
memanjang
dan
memendeknya otot dengan melakukan suatu kerja
(panjang otot berubah
berirama)
sehingga
darah
dipompa keluar dan
darah segar mengalir masuk ke
otot.
contoh kerja statis
• Contoh kerja statis :
–
–
–
–
Memegang benda dengan tangan
(holding)
Menyangga beban tubuh pada
satu kaki, kaki yang lain
mengoperasikan pedal
Mendorong/ menarik beban berat
Gerakan-gerakan dengan tangan
terentang atau diangkat melebihi
tinggi bahu
contoh kerja statis
Mengangkat Beban
dalam Waktu Lama
Pekerja harus berdiri lama
conditions of static equilibrium
When a body or a body segment is not in motion, it is described
as in static equilibrium. For an object to be in static equilibrium,
two condition must be met :
the sum of all external forces acting on an object in static
equilibrium must be equal to zero.
the sum of all external moments acting on the object must be
equal to zero.
SF = 0
SM = 0
15
conditions of static equilibrium
20N
10N
F
1m
2m
1m
What force F is needed to hold in static equilibrium ???
ΣM = 0
+
(20N)(1m) + F(2m) – (10N)(3m) = 0
20N + F(2) – 30N = 0
2F = 30N – 20N = 10N
F = 5N
single-segment planar : static model
Ex : a person is holding a load of 20 Kg mass with both hands in front of
his body and his forearms are horizontal.
Distance between the load and elbow = 36 cm.
The load is equally balanced between the two hands.
The weight of the forearm-hand segment = 16N
Distance between the center of mass of the forearm-hand segment and the elbow = 18 cm
single-segment planar : static model
WTOTAL = m.g
= 20 Kg x 9.8 m/s2
= 196 N
W on-each hand = 196 N / 2 = 98 N
single-segment planar : static model
R elbow must be in the upward direction and large enough to resist
the download weight forces of the load and the forearm-hand
segment.
S (Forces at the elbow) = 0
-16N - 98 N + R elbow = 0
R elbow = 114 N
single-segment planar : static model
The elbow moment M elbow can be calculated using the second
condition of equilibrium.
The clockwise moments created by the weight forces of the load and
forearm-hand segment must be counteracted by and equalmagnitude, counterclockwise M elbow.
S (Moments at the elbow) = 0
(- 16 N x 0.18 m) + (-98 N x 0.36 m) + Melbow = 0
Melbow = 38.16 N-m
two segment planar : static model
In order to determine the physical stress at the body joints that are
more distant from the external load such as the shoulders and the
low back.
The body segments involved in handling the load can be treated as
a chain of links.
Distance between the elbow and the shoulder = 34 cm.
The weight of the upper arm = 20 N
Upper and Low arm are in a horizontal position.
two segment planar : static model
S (Forces at the shoulder) = 0
- R’ elbow – W upper-arm + R shoulder = 0
R shoulder = R’ elbow + W upper-arm
= 114 N + 20 N
= 134 N
S(Moments at the shoulder) = 0
-38.16 N-m + (-114N x 0.34m) +
(-20N x 0.14m) + M shoulder = 0
M shoulder = 79.72 N-m (counterclockwise)
two segment planar : static model
Karena momen merupakan akibat dari gaya dan jarak yang
tegak lurus terhadap titik rotasinya, maka beban yang sama
akan mengakibatkan momen yang lebih besar.
Karena low back lebih jauh dari beban yang diterima oleh
tangan, sehingga low back lebih sering mengalami stress pada
proses material handling.
Pada material
handling, low back
merupakan sistem
musculoskeletal
yang paling peka,
karena memiliki jarak
yang plaing jauh dari
beban yang di
handle oleh tangan.
Kriteria keselamatan
didasarkan pada
beban tekan
(compression load)
pada intervertebral
disk antara lumbar
nomor 5 dan sacrum
nomor 1.
klasifikasi dan kodifikasi
pada vertebrae
L5/S1
lumbosacral
disc
Herniated disk yang
menyebabkan
tekanan pada akar
syaraf.
anulus layer
low-back biomechanical model of static coplanar lifting
Beban dan upper torso menghasilkan
kombinasi momen searah jarum jam :
M load & torso = (W load x h) + (W torso x b)
M load & torso harus dinetralkan dengan
momen berlawanan jarum jam yang
dihasilkan oleh back muscles
dengan jarak 5 cm :
M back-muscle = F back-muscle x 5 (N.cm)
S (moments at the L5/S1 disc) = 0
F muscle x 5 = (W load x h) + (W torso x b)
F muscle = (W load x h)/5 + (W torso x b)/5
low-back biomechanical model of static coplanar lifting
Range kapabilitas kekuatan untuk
normal low back
2200 – 5500 N
Contoh :
Seseorang memiliki berat torso
sebesar 350 N dan mengangkat
beban sebesar 300N. Misal, h = 40
cm dan b = 20 cm, MAKA :
F muscle = (300 x 40)/5 + (350 x 20)/5=
= 3800 N
low-back biomechanical model of static coplanar lifting
compression force ???
Asumsi : mengabaikan FA
S (forces at the L5/S1 disc) = 0
F com = (W load x cos ) + (W torso x cos ) + F muscle
Contoh : seseorang memiliki berat torso
sebesar 350 dan mengangkat beban
sebesar 450 N. Sudut antara bidang
horisontal dan sacral cutting plane () =
55o.
F com = (450 x cos 55o) + (350 x cos 55o)
+ 5000
F com = 5458 N
muscle activity depends on position
Correct & Incorrect Techniques
NIOSH lifting index
The National Institute for Occupational Safety and Health
(NIOSH) developed and equation in 1981 to assist ergonomics
and occupational safety and health practitioners analyze lifting
demands on low back.
TUJUAN : membantu mencegah atau mengurangi terjadinya
low – back pain dan injuries <cedera tulang belakang bagian
bawah> bagi pekerja dalam melakukan aktivitas pengangkatan
beban secara manual.
Recommended weight limit (RWL) = nilai beban angkat secara
teoritis yang dianjurkan untuk MMH.
Lifting Index (LI) = nilai estimasi dari tingkat tegangan dalam
suatu kegiatan MMH.
NIOSH lifting index
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
LC : Load constant (max recommended weight)
HM : Horizontal multiplier
VM : Vertical multiplier
DM : Distance multiplier
AM : asymmetric multiplier
FM : Frequency multiplier
CM : Coupling multiplier
LI = L/ RWL
L : Load weight
NIOSH lifting index
Component
Metric System
LC <Load Constant>
23 kg
HM <Horizontal Multiplier>
(25/ H)
VM <Vertical Multiplier>
(1 - 0.003 I V-75 I)
DM <Distance Multiplier>
(0.82 + 4.5/D)
AM <Asymmetric Multiplier>
(1 - 0.0032 A)
FM <Frequency Multiplier>
from table 1
CM <Coupling Multiplier>
from table 2
NIOSH lifting index
Horisontal & Vertical Position
Asymetry Position
NIOSH lifting index
Tabel 1. Frequency Multiplier
Tabel 2. Coupling Multiplier
CASE STUDY BIOMEKANIKA SEHARI - HARI
PERBAIKAN
APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM KESEHATAN :
Material
APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM KESEHATAN:
Kinematics
APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM KESEHATAN:
Kinematics
APLIKASI BIOMEKANIKA
DALAM KESEHATAN :
Electro-Mechanics Device
APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM MILITER:
BLEEX
(the Berkeley Lower Extremities Exoskeleton)
APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM OLAH RAGA:
Weight Resistance
Home Coming ????
Contoh Perbaikan Kerja Statis
Operator tidak perlu memegang gelas untuk mengisinya dengan
minuman, tinggal menekan tombol dan beberapa saat minuman siap
diambil (operator bisa melakukan hal lain saat proses tsb)
Contoh Perbaikan Kerja Statis
Adanya penyangga tangan  mengurangi kerja statis  lebih
nyaman bekerja
[thank you]
Download