(STUDI KASUS COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION PADA

advertisement
KAMPANYE SOSIAL DI MEDIA SOSIAL (STUDI KASUS COMPUTER
MEDIATED COMMUNICATION PADA PLATFORM CROWDFUNDING
KITABISA.COM)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos)
Oleh:
Dian Andriani
NIM: 1113051000185
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M
ABSTRAK
Dian Andriani
NIM 111305000185
Kampanye Sosial Di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication
Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com)
Kehadiran new media membuat masyarakat melakukan berbagai perubahan, salah
satunya dalam hal berdonasi. Dahulu masyarakat berdonasi offline dengan mendatangi masjid
atau panti asuhan, kini masyarakat beralih dengan berdonasi secara online melalui layar di
perangkat smartphone atau komputer. Platform untuk berdonasi online di Indonesia salah
satunya adalah Kitabisa.com. Kitabisa.com turut digunakan oleh public figure dan telah
mengikuti ajang internasional Startup Istanbul 2016. Donasi secara online memiliki banyak
kelebihan, tetapi maraknya penipuan online membuat sebagian donatur merasa enggan untuk
berdonasi online. Sehingga perlu adanya komunikasi yang baik antara penggalang dana dan
donatur melalui computer mediated communication untuk meraih kepercayaan donatur.
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbulah pertanyaan, bagaimana komunikasi
penggalang dana kampanye sosial dalam meraih donatur melalui komunikasi impersonal,
interpersonal, dan hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com? bagaimana
penggunaan media sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) oleh platform crowdfunding
Kitabisa.com sehingga menjadi platform donasi online yang terpercaya di Indonesia?
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dimana realitas ada
merupakan hasil konstruksi dari kemampuan berfikir seseorang. Pendekatan penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus yang merupakan strategi
penelitian dimana didalamnya menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktifitas,
proses atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu, aktifitas, dan peneliti
mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Information Processing
Theory Joseph Walther yang membahas tentang fenomena pengembangan hubungan dalam
format computer mediated communication. Kajian dalam computer mediated communication
lebih mengkhususkan pada komunikasi interpersonal manusia melalui internet atau web. Pada
teori ini ada tiga perspektif yang mengkaji tentang computer mediated communication yaitu
komunikasi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal.
Dalam kegiatan kampanye sosial, penggalang dana dan donatur melakukan
komunikasi melalui computer mediated communication dengan tahapan impersonal,
interpersonal, dan hyperpersonal. Pada tahap impersonal, penggalang dana kurang
memaksimalkan penggunaan emoticon dan foto sebagai pengganti bahasa nonverbal.
Kemudian pada tahap interpersonal, penggalang dana dan donatur keduanya saling membuka
diri sehingga komunikasi yang terjadi melalui computer mediated communication terasa
setara dengan komunikasi tatap muka (face-to-face). Terakhir pada tahap hyperpersonal,
hasil temuan menyatakan bahwa komunikasi tatap muka (face-to-face) lebih efektif karena
tanpa menggunakan media dalam menyampaikan pesannya sehingga menghindari adanya
miss communication. Kategori kampanye sosial di Kitabisa.com yang paling unggul adalah
Beasiswa dan Pendidikan dengan 560 kampanye. Untuk meraih kepercayaan masyarakat agar
beralih dari donasi offline ke donasi online, Kitabisa.com mempunyai strategi komunikasi
dalam penggunaan media sosial. Strategi tersebut meliputi format, tipe konten, dan
partnership. Setelah menentukan strategi pada penggunaan media sosial, ada pula tahapan
yang harus dilalui sebelum Kitabisa.com mengunggah suatu konten di media sosial yaitu
brainstorming pada setiap hari senin untuk menentukan jadwal konten satu minggu ke depan.
Keywords: media sosial, computer mediated communication, donasi online.
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, serta shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Kampanye Sosial Di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated
Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com)”.
Dalam penyusunan skripsi tidak selalu mudah dan membutuhkan proses yang
cukup lama. Selayaknya proses pengerjaan skripsi, ada masa dimana
penulis
mengalami pasang surut. Ini merupakan ujian terberat dimana terkadang fisik lelah,
mental dan pikiran bertarung untuk dapat melawan rasa malas. Ditambah lagi adanya
pekerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu sehingga membuat penyusunan
skripsi sempat tertunda. Namun, semangat yang tak pernah padam untuk bisa
mendapatkan gelar strata satu disertai kerja keras akhirnya bisa melawan semua rasa itu.
Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk
menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis,
dengan bimbingan, arahan, serta semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis,
terutama kepada:
1. Dr. Arif Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih juga kepada Dr. Suparto, M. Ed, Ph.D
selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku
Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. H. Suhaimi, M.Si selaku
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
vi
2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan
Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
3. Fita Fathurokhmah, M.Si sebagai pembimbing penulis yang telah memberikan
bimbingan khusus dan petunjuk yang sangat berharga, dengan keramahannya
selalu memberikan kemudahan dan dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang
tinggi.
4. Wahyu Prasetyawan, Ph. D selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberikan ilmu dengan harapan ilmu
yang di dapat menjadi bermanfaat kepada peneliti selama menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam urusan
administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini.
7. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai
referensi dalam penulisan skripsi ini.
8. Iqbal Hariadi selaku Marketing Manager Kitabisa.com, serta para penggalang
dana dan donatur Kitabisa.com yang telah meluangkan waktu serta banyak
memberikan informasi yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.
vii
9. Orang tua tercinta Ayahanda Tugino Kartono dan Ibunda Yanti Soemitro yang
selalu ada untuk penulis dalam keadaan susah dan senang. Senantiasa menjadi
panutan bagi penulis atas ketangguhan dan keberaniannya mengajarkan manis
pahitnya kehidupan.
10. Agun Akbar Tabrani Hasibuan yang telah memberikan banyak dorongan, ide,
dan doa kepada penulis. Terima kasih untuk semua waktu, perhatian, dan cerita
yang selama ini terukir.
11. KPI D 2013, terutama Disney Princess-ku Febryanti Arena Kusuma Dewi,
Mutiara Annisa, dan Syaviera Dena Ananda. Terima kasih sudah senantiasa
menemani dan menjalani masa kuliah bersama-sama. Sungguh pengalaman yang
tak akan terlupakan.
12. LSO Kontras Musik dan teman-teman KKN BRAVE 2013, Abdurrahman Faris
Rasyid, Adib Mubaroki, Andi Alifesa, Ayatullah Kurnia, Fajar Akbar Maulana,
Muammar Akbar, Nurlatifah, Riska Ayu Lestari, dan Umi Sa’adatunisa. Terima
kasih untuk kebersamaan yang singkat namun berkesan. Semoga selalu kompak
dan tetap menjaga silaturahmi.
13. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis
ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa yang telah dilakukan
adalah hal yang terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikan
dengan balasan terbaik-Nya. Amin.
viii
Akhir kata penulis hanya bisa berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi diri penulis sendiri.
Jakarta, 26 Mei 2017
Dian Andriani
NIM 1113051000185
ix
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... iv
ABSTRAK..................................................................................................................
v
KATA PENGANTAR................................................................................................... vi
DAFTAR ISI...............................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah......................................................................
9
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................
9
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................
10
E. Metodologi Penelitian..................................................................................
10
F. Teknik Analisis Data...................................................................................
14
G. Pedoman Penelitian.....................................................................................
15
H. Tinjauan Pustaka.........................................................................................
15
I. Sistematika Penelitian..................................................................................
15
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL .................... 19
A. Social Information Processing Theory Joseph Walther...................................
19
B. Computer Mediated Communication.............................................................
22
C. Konseptualisasi New Media.........................................................................
27
1. Pengertian New Media...........................................................................
27
2. Karakteristik New Media........................................................................
28
D. Konseptualisasi Media Sosial.......................................................................
30
x
1. Pengertian Media Sosial.........................................................................
30
2. Karakteristik Media Sosial......................................................................
31
3. Jenis-Jenis Media Sosial.........................................................................
32
E. Konseptualisasi Kampanye Sosial.................................................................
33
F. Konseptualisasi Platform Crowdfunding........................................................
34
1. Pengertian Platform Crowdfunding..........................................................
34
2. Kategori Platform Crowdfunding.............................................................
35
3. Platform Crowdfunding di Indonesia.......................................................
37
BAB III GAMBARAN UMUM ..................................................................................... 40
A. Platform Crowdfunding Kitabisa.com............................................................
40
1. Sejarah Berdirinya Platform Crowdfunding Kitabisa.com.......................... 40
2. Profil Platform Crowdfunding Kitabisa.com.............................................
43
3. Logo, Tampilan Website dan Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram)
Platform Crowdfunding Kitabisa.com......................................................
4. Susunan Tim Platform Crowdfunding Kitabisa.com..................................
44
46
5. Proyek-Proyek Kampanye Sosial di Platform Crowdfunding Kitabisa.com.. 48
B. Profil M. Alfatih Timur (Founder Platform Crowdfunding Kitabisa.com).........52
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ................................................................ 58
A. Analisis Komunikasi Penggalang Dana dan Donatur Melalui Computer Mediated
Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com............................ 58
1. Impersonal............................................................................................
61
2. Interpersonal.........................................................................................
64
3. Hyperpersonal.......................................................................................
68
B. Analisis Strategi Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram)
Platform Crowdfunding Kitabisa.com............................................................
xi
70
1. Strategi Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) Platform
Crowdfunding Kitabisa.com....................................................................
73
2. Tahapan Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) Platform
Crowdfunding Kitabisa.com....................................................................
80
BAB VPENUTUP............................................................................................................ 82
A. Kesimpulan................................................................................................
82
B. Saran.........................................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ .......... 87
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
New media memainkan peran penting pada proses perubahan sosial
dalam masyarakat. Perubahan sosial adalah proses yang dialami oleh anggota
masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem sosial, dimana semua
tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsurunsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial
lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan,
budaya, dan sistem sosial yang baru.1
Keberadaan new media dalam menyajikan informasi cenderung memicu
perubahan sosial serta membawa pengaruh pada penetapan pola hidup
masyarakat. Perubahan sosial tersebut didukung oleh adanya urbanisasi,
modernisasi, migrasi, peningkatan tenaga kerja, peningkatan stratifikasi, dan
peningkatan mobilitas sosial.2 Pengaruh media berbeda-beda terhadap setiap
individu disebabkan adanya perbedaan pada pola pikir, perbedaan sifat yang
berdampak pada pengambilan sikap, hubungan sosial sehari-hari, dan
perbedaan budaya.
Selain itu, adanya penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya
perubahan sosial dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan
invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik
1
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana Prendan Media Grup, 2013), h.91.
2
Melvin L.DeFleur, Theorities of Mass Communication, 5th edition (New York: Longman
Inc., 2006), h. 182.
1
2
berupa alat ataupun berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu
atau serangkaian ciptaan para individu. Discovery menjadi invention jika
masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru
itu.3
Adanya new media kini ramai dimanfaatkan untuk melakukan
kampanye sosial, hal ini turut pula membawa perubahan pada masyarakat
dalam hal berdonasi. Kampanye sosial adalah suatu kegiatan berkampanye
yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial
kemasyarakatan dan bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial
adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial
yang sedang terjadi.
                 
                
                   
   
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
kesucian Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang
qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridhaan dari Tuhannya
dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah kamu
berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada suatu kaum
karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidil Haram,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.” (QS AlMaidah : 2)
3
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Penerbit Universitas, 1965), h. 135.
3
Pada ayat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa sebagai manusia kita
harus saling tolong menolong. Dengan kata lain, kampanye sosial merupakan
salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menolong sesama manusia. Dahulu
masyarakat terbiasa untuk berkampanye sosial dengan turun ke jalan atau
melakukan kegiatan offline yang memakan waktu serta tenaga. Para donatur
pun berdonasi secara offline dengan langsung mendatangi masjid, yayasan,
panti asuhan atau lokasi-lokasi bencana alam.
Kini berkat new media masyarakat melakukan perubahan dengan
berkampanye sosial dan berdonasi secara online melalui layar di perangkat
smartphone atau komputer yang menghemat waktu dan tenaga. Donasi secara
online memiliki banyak kelebihan salah satunya tidak terbatas ruang dan
waktu sehingga bisa berkampanye sosial dan berdonasi kapan saja serta
dimana saja. Dengan transaksi yang mudah dan cepat, para penggalang dana
kampanye sosial dan donatur dapat menghemat waktu serta tidak
mengeluarkan banyak tenaga. Tetapi, maraknya penipuan online juga
membuat sebagian donatur merasa enggan untuk berdonasi online. Sehingga
perlu adanya komunikasi yang baik antara penggalang dana dan donatur
melalui medium komputer untuk meraih kepercayaan donatur.
Komunikasi pada medium komputer terjadi melalui komunikasi
impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal. Komunikasi impersonal
memfokuskan pada komunikasi nonverbal yang tidak dapat ditunjukkan
melalui medium komputer, tetapi hal ini bisa ditunjukkan lewat emoticon
yang bisa menggambarkan perasaan seseorang sedang senang, sedih, atau
4
marah. Penggalang dana donasi online umumnya menggunakan emoticon
melalui media sosial untuk menambah bentuk rasa simpati pada kampanye
sosial yang sedang di galang, beberapa donatur mengetahui makna emoticon
tersebut tetapi banyak pula donatur yang tidak memahami sehingga mereka
mengacuhkannya.
Komunikasi interpersonal mengungkapkan bahwa tidak adanya
komunikasi nonverbal dapat dijembatani dengan penyesuaian sikap, hal ini
terkait dengan tingkat kepercayaan dan kedekatan yang hendak di bangun
oleh masing-masing individu. Penggalang dana donasi online hendaknya
menggunakan komunikasi verbal yang baik dan menarik sehingga donatur
merasa tertarik pada kampanye sosial yang sedang di galang. Penggalang
dana juga perlu menunjukkan identitas asli sehingga donatur merasa percaya
bahwa kampanye sosial tersebut memang nyata pergerakannya sehingga
donatur tidak merasa ragu untuk berdonasi online.
Komunikasi
hyperpersonal
menyatakan
bahwa
tidak
adanya
komunikasi non-verbal justru membantu dalam berinteraksi, karena ketika
komunikasi
hyperpersonal
terjadi
seseorang
merasa
nyaman
untuk
mengekspresikan diri mereka dalam komunikasi melalui medium komputer.
Donatur merasa nyaman berkomunikasi melalui medium komputer karena
komunikasi ini tidak face-to-face sehingga mengurangi rasa segan atau malu.
Donatur yang merasa nyaman akan memberikan respon lebih berupa
komentar, share atau like pada kampanye sosial yang di galang di new media.
5
Platform yang menggunakan new media sebagai media untuk
berinteraksi
serta
mewadahi
penggalangan
kampanye
sosial
adalah
Kitabisa.com. Kitabisa.com merupakan platform berdonasi dan menggalang
dana secara online untuk berbagai kebutuhan sosial. Mulai dari bantuan
medis, pembangunan infrastruktur seperti rumah ibadah dan panti asuhan,
hingga bantuan bencana alam. Di luar negeri, platform seperti ini umumnya
disebut sebagai crowdfunding. Tujuan platform ini berupaya untuk
mengangkat nilai gotong royong masyarakat melalui platform online.
Kitabisa.com didirikan oleh Muhammad Alfatih Timur pada tanggal 6
Juni 2013. Ide Kitabisa.com berawal dari Timmy (sapaan akrab Alfatih) yang
merupakan aktivis yang aktif di berbagai pergerakan sejak mahasiswa.
Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Timmy mengawali karir di Rumah
Perubahan dan banyak bertemu tokoh penggerak sosial. Dari sana, Timmy
mengetahui bahwa penggalangan dana adalah salah satu masalah utama di
berbagai pergerakan dan inisiatif sosial. Di saat yang sama, website
crowdfunding (penggalangan dana online) sedang marak di luar negeri dan
Timmy melihat ini sebagai solusi yang juga bisa diterapkan di Indonesia.
Timmy ingin menggabungkan pergerakan sosial dengan kekuatan teknologi
digital yang kemudian terbentuklah ide untuk menghubungkan orang-orang
baik dalam satu platform yaitu Kitabisa.com. Timmy saat ini tercatat dalam
daftar “30 Under 30 2016 Asia” yang dilansir dari situs Forbes pada awal
tahun 2016.
6
Platform crowdfunding lain yang berada di Indonesia adalah Wecare.id.
Wecare.id adalah sebuah platform crowdfunding yang difokuskan pada warga
Indonesia yang kurang mampu serta dalam keadaan sakit untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang optimal sehingga mereka dapat menjadi individu
yang sehat dan produktif seutuhnya.4 Wecare.id merupakan sebuah layanan
yang diinisiasi dan dijalankan oleh Yayasan Pelita Cakrawala Inspirasi yang
juga dikenal dengan nama CharityLights. Pada dasarnya Wecare.id lahir atas
inisiasi dari para pendiri CharityLights yang terdiri dari Gigih Septianto,
Alfian Ramadhan dan Samuel Cahyawijaya.
Wecare.id bekerja dengan menggalang dana melalui kampanye
crowdfunding. Setelah dana yang terkumpul mencapai target untuk pasien
tertentu, maka dana tersebut akan segera disalurkan. Menariknya, Wecare.id
berjanji untuk melaporkan segala proses donasi dan distribusi dana yang
bersangkutan secara transparan di platform mereka. Wecare.id sendiri telah
dapat diakses oleh publik sejak 15 Oktober 2015.5 Hingga saat ini, Wecare.id
telah mengumpulkan donasi lebih dari 1,5 Milyar Rupiah dengan 172 pasien
yang terdanai.
Jika kedua platform crowdfunding ini dibandingkan maka Kitabisa.com
lebih unggul karena telah menjadi platform terbesar dengan menfasilitasi
berbagai isu sosial di Indonesia dan turut digunakan oleh public figure hingga
opinion leader seperti Ridwan Kamil yang menggalang dana saat musibah
4
https://wecare.id/faq#FAQ1 di akses pada tanggal 18 April 2017 pukul 18:15 WIB.
https://dailysocial.id/post/tahun-depan-wecare-ingin-bisa-bantu-mendanai-hingga-500pasien/ di akses pada tanggal 18 April 2017 pukul 18:17 WIB.
5
7
Banjir Bandang di Garut dan meraih donasi hingga 765 Juta Rupiah.
Kitabisa.com telah mendapatkan penghargaan dari Bukalapak sebagai Startup
Penggerak Perubahan, ini merupakan penghargaan dari Bukalapak kepada
lembaga atau individu yang telah menginspirasi masyarakat umum dan
menjadi penggerak untuk perubahan yang lebih baik. Selain itu, Kitabisa.com
juga masuk ke dalam 15 besar ajang internasional Startup Istanbul 2016.
Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat agar beralih ke donasi
online, Kitabisa.com bekerjasama dengan beberapa yayasan dan organisasi
yang sudah kredibel di Indonesia seperti Dompet Dhuafa, Aksi Cepat
Tanggap, dan lain-lain. Kerjasama ini turut pula membawa kemudahan pada
masyarakat, salah satunya dalam hal berzakat. Zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan apabila telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh
agama dan disalurkan kepada orang-orang yang telah ditentukan pula.6
Melalui Kitabisa.com, masyarakat bisa berzakat secara online karena
berkolaborasi dengan lembaga amil terpercaya di Indonesia seperti Rumah
Zakat dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Pergerakan platform Kitabisa.com dilakukan dengan menggunakan new
media khususnya media sosial sebagai sarana utama. Pada media sosial,
Kitabisa.com hadir melalui Facebook, Twitter dan Instagram. Platform ini
telah menjadi wadah terpercaya bagi masyarakat di Indonesia untuk berdonasi
pada kampanye-kampanye sosial. Terbukti lewat pencapaian Kitabisa.com
sejak didirikan pada tahun 2013 hingga kini sudah menfasilitasi lebih dari
6
https://www.rumahzakat.org/zakat/ di akses pada tanggal 05 Juni 2017 pukul 09:16 WIB.
8
4.000 kampanye sosial serta mengumpulkan donasi hingga lebih dari 80
Milyar Rupiah.
Contoh kegiatan kampanye sosial melalui platform crowdfunding
Kitabisa.com yaitu kampanye Masjid Chiba Jepang. Kampanye untuk
pembangunan Masjid Chiba digalang oleh komunitas muslim Indonesia di
Jepang yang sudah bertahun-tahun menyewa tempat untuk beribadah. Tahun
2016, komunitas ini memberanikan diri untuk membeli gedung yang akan
dijadikan masjid. Mereka pun menggalang dana di Kitabisa.com dengan
menyertakan hadist
yang berisi ajakan untuk membangun masjid,
mendeskripsikan kegiatan muslim di Masjid Chiba beserta dengan
dokumentasi berupa foto. Dengan bantuan netizen, kampanye tersebut di
share ribuan kali dan menjangkau jutaan masyarakat di media sosial hingga
meraih donasi sebesar 3 Milyar Rupiah dan berhasil membeli gedung
tersebut.
Bagi penulis, Kitabisa.com sangat menarik untuk diteliti karena
platform ini merupakan penyedia platform crowdfunding terbesar di
Indonesia yang berfokus pada isu sosial, siapapun bisa menggalang dana dan
siapapun bisa berdonasi. Kitabisa.com menggunakan new media untuk
menyebarkan informasi secara luas dan tepat sasaran, membangun hubungan
dengan masyarakat, serta menunjang kegiatan crowdfunding melalui situs
jejaring sosial. Kitabisa.com menawarkan platform baru yang efektif dan
efisien bagi masyarakat Indonesia untuk berdonasi online. Melihat latar
belakang masalah penulis di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
9
penelitian dengan judul “Kampanye Sosial Di Media Sosial (Studi Kasus
Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding
Kitabisa.com)”.
B. Batasan Dan Rumusan Masalah
Penulis membatasi masalah penelitian ini pada komunikasi yang
dilakukan oleh penggalang dana kampanye sosial sebagai komunikator dalam
meraih donatur sebagai komunikan melalui komunikasi impersonal,
interpersonal, dan hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com,
serta pada penggunaan new media khususnya media sosial (Facebook, Twitter
dan Instagram) oleh platform crowdfunding Kitabisa.com sehingga menjadi
platform donasi online yang terpercaya di Indonesia. Adapun masalah yang
akan diangkat dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana komunikasi penggalang dana kampanye sosial dalam meraih
donatur
melalui
komunikasi
impersonal,
interpersonal,
dan
hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com?
2.
Bagaimana strategi penggunaan media sosial (Facebook, Twitter dan
Instagram) oleh platform crowdfunding Kitabisa.com sehingga menjadi
platform donasi online yang terpercaya di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan oleh penulis, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh
penggalang dana kampanye sosial dalam meraih donatur melalui
10
komunikasi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal pada platform
crowdfunding Kitabisa.com.
2.
Untuk mengetahui bagaimana strategi penggunaan media sosial
(Facebook, Twitter dan Instagram) oleh platform crowdfunding
Kitabisa.com sehingga menjadi platform donasi online yang terpercaya di
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut;
1.
Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menjadi referensi bagi
pengembangan ilmu komunikasi serta teori-teori yang berkaitan bagi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
2.
Manfaat Praktis
Penulis
berharap
penelitian
ini
dapat
menyumbang
ilmu
pengetahuan bagi mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
serta mahasiswa lain yang berminat dalam kajian new media atau donasi
secara online. Serta diharapkan dapat membantu platform crowdfunding
Kitabisa.com sebagai bahan evaluasi agar kegiatan kedepannya dapat
lebih baik.
11
E. Metodologi Penelitian
1.
Paradigma Penelitian
Pada penelitian ini paradigma yang digunakan adalah postpositivist. Aliran ini muncul untuk memperbaiki kelemahan positivist
yang mengandalkan kemampuan pengamatan langsung atau objek yang
diteliti.7 Aliran ini menegaskan arti penting dari hubungan interaktif
antara penulis dan objek yang diteliti sepanjang dalam hubungan tersebut
penulis bisa bersifat netral. Penulis menggunakan paradigma postpositivist didasari fokus kajian post-positivist yang merupakan tindakantindakan (actions) manusia sebagai ekspresi dari sebuah keputusan.
Sehingga perlu dilakukan penelitian pada platform crowdfunding
Kitabisa.com.
2.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif
dengan
sifat
penelitian
deskriptif.
Kirk
dan
Miller
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu
pengetahuan
sosial
secara
fundamental
bergantung
pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan
dengan
orang-orang
tersebut
dalam
bahasanya
dan
dalam
peristilahannya.8 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
menyeluruh terhadap permasalahan.
7
Agus Salim, Teori & Paradigma, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h. 25.
Dr. Lexy J. Moleong, M. A., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1997), h. 3.
8
12
3.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus.
Penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena
kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya,
dengan menggunakan berbagai sumber data.9 Studi kasus dipilih oleh
penulis lebih berfokus kepada fenomena dimana komunikasi yang
dimediasi oleh komputer membuat new media yang bersifat online dapat
berperan untuk mewadahi kampanye sosial yang terjadi di dunia nyata,
terutama mengajak masyarakat untuk berdonasi secara online. Dengan
menempatkan
computer
mediated communication
pada platform
crowdfunding Kitabisa.com sebagai kasus atau fenomena secara
kontemporer maka penulis perlu mengumpulkan data dari berbagai
sumber agar dapat mengetahui apa yang sedang terjadi.
4.
Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
platform crowdfunding Kitabisa.com. Sedangkan objek penelitiannya
adalah penggalang dana kampanye sosial dalam meraih donatur melalui
komunikasi impersonal, interpersonal dan hyperpersonal pada platform
crowdfunding Kitabisa.com. Serta penggunaan media sosial (Facebook,
Twitter dan Instagram) oleh platform crowdfunding Kitabisa.com
sehingga menjadi platform donasi online yang terpercaya di Indonesia.
9
Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd., Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2013), h. 121.
13
5.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Corporate Office Kitabisa.com,
Jalan Ciputat Raya No.27 D RT 01/07, Pondok Pinang, Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, dimulai dari bulan Maret sampai April 2017.
6.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian penting yang memiliki
beberapa teknik. Teknik di bawah ini dilakukan dengan tujuan agar
penulis mendapatkan data yang lengkap dan tepat untuk penelitian ini.
Berikut beberapa teknik dari pengumpulan data yang digunakan:
a. Wawancara Mendalam
Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara yakni
metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari narasumber.10 Wawancara dilakukan penulis
secara langsung dengan orang-orang yang dianggap perlu dan
mewakili dalam penelitian ini seperti para penggalang dana kampanye
sosial dan donatur yakni Delia Ulfah, Faiz Nasrullah Al-Hakim,
Sarasticha Ayu Pamargi, Yulinda Ashari, Ania Suci dan Dhimas
Aryadi. Serta Iqbal Hariadi selaku Marketing Manager platform
crowdfunding Kitabisa.com. Wawancara ini bertujuan untuk menggali
keterangan yang mendalam seputar topik yang terkait dengan
permasalahan ini sehingga terkumpul informasi yang diperlukan oleh
penulis.
10
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya, 2006), hlm. 35.
14
b. Observasi Non Partisipasi
Metode
observasi
digunakan
untuk
memperoleh
dan
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
langsung di lapangan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena
yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena yang diselidiki.11 Penulis akan melakukan observasi dengan
tidak turun langsung atau sebatas penonton dengan tujuan untuk
mengamati komunikasi pada kampanye sosial melalui website
Kitabisa.com serta media sosial Facebook pages Kitabisa.com, akun
Twitter @kitabisacom, dan akun Instagram @kitabisacom.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengambil data dari beberapa sumber baik elektronik maupun online
terkait dengan Kitabisa.com, sehingga data-data yang diperoleh dapat
menguatkan penelitian serta mendukung kebenaran data yang
diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi non partisipasi.
F. Teknik Analisis Data
Data-data yang terkumpul melalui wawancara, observasi, dan studi
pustaka dikumpulkan dan dianalisis dengan landasan teori yang penulis
gunakan dan nantinya akan digunakan untuk menjadi acuan pada saat
menganalisis data. Fase ini merupakan proses penyederhanaan bentuk data
agar mudah di baca dan dipahami. Ada tiga tahapan yang harus dikerjakan
11
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta:
LPSP3-UI, 1998), hlm. 62.
15
dalam menganalisis data penelitian kualitatif seperti yang dikemukakan oleh
Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, paparan data dan penarikan
kesimpulan. Berikut penjelasannya:12
a.
Reduksi Data
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya apabila diperlukan.
b.
Paparan Data
Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
c.
Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan disajikan dalam bentuk deskriptif dengan berpedoman
pada kajian penelitian.
G. Pedoman Penulisan
Pedoman penulisan ini menggunakan buku pedoman akademik,
penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development Assurance) tahun
2007.
12
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
Tentang Metode-Metode Baru, (Jakarta: UI Press, 1992), h. 17.
16
H. Tinjauan Pustaka
Langkah awal sebelum melakukan penelitian lebih lanjut untuk
kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah adalah menelaah terlebih
dahulu skripsi dan penelitian sebelumnya yang mempunyai judul atau subjek
dan objek penelitian yang sama atau hampir sama dengan yang akan diteliti.
Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
mengakui karya orang lain, maka penulis mempertegaskan perbedaan antara
masing-masing judul masalah yang akan diteliti. Skripsi sebelumnya yang
membahas tentang pemanfaatan media sosial penulis uraikan sebagai berikut:
1.
“Peran New Media Dalam Membentuk Gerakan Sosial (Studi Kasus Pada
Individu Yang Terlibat Dalam IndonesiaUnite Di Twitter)”. Di susun
oleh Dibyareswari Utami Putri, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia, Tahun 2012.
Perbedaan terletak pada subjek penelitian dan kajian teori penelitian yang
di pakai.
2.
“Pemanfaatan Media Baru Dalam Kampanye Sosial (Studi Kasus
Kampanye Sosial “Ini Aksiku! Mana Aksimu?” Oleh Earth Hour Solo)”.
Di susun oleh Anditya Eka Fitra, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Tahun 2013. Perbedaan terletak pada
subjek penelitian dan kajian teori penelitian yang di pakai. Subjek
penelitian ini adalah Earth Hour Solo.
3.
“Gerakan Sosial Melalui New Media (Studi Kasus Pelaksanaan
Kampanye #SaveMaster Melalui Pemanfaatan Crowdfunding Platform)”.
17
Di susun oleh Alfan Tiara Hilmi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Tahun 2016.
Perbedaan terletak pada subjek penelitian dan kajian teori penelitian yang
di pakai.
I.
Sistematika Penelitian
Agar pembahasan dapat dilakukan secara terarah dan sistematis, maka
sistematika penelitian dalan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas pendahuluan yang meliputi Latar
Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Teknik
Analisis Data, Pedoman Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA
KONSEPTUAL
Dalam bab ini dibahas tinjauan teoritis yang meliputi penjelasan
tentang Social Information Processing Theory oleh Joseph
Walther, Computer Mediated Communication, Konseptualisasi
New Media (Pengertian New Media, Karakteristik New Media),
Konseptualisasi Media Sosial (Pengertian Media Sosial,
Karakteristik
Media
Sosial,
Jenis-Jenis
Media
Sosial),
Konseptualisasi Kampanye Sosial, Konseptualisasi Platform
18
Crowdfunding (Pengertian Crowdfunding, Kategori Platform
Crowdfunding, Platform Crowdfunding di Indonesia).
BAB III
GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini dibahas tentang Platform Crowdfunding
Kitabisa.com (Sejarah Berdirinya Platform Crowdfunding
Kitabisa.com, Profil Platform Crowdfunding Kitabisa.com,
Logo, Tampilan Website dan Tampilan Media sosial (Facebook,
Twitter, dan Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com,
Susunan Tim Platform Crowdfunding Kitabisa.com, ProyekProyek
Kampanye
Sosial
di
Platform
Crowdfunding
Kitabisa.com dan Profil Muhammad Alfatih Timur selaku
founder platform crowdfunding Kitabisa.com.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang bentuk komunikasi penggalang
dana kampanye sosial dalam meraih donatur melalui komunikasi
impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal pada platform
crowdfunding Kitabisa.com, serta media sosial (Facebook,
Twitter
dan
Instagram)
oleh
platform
crowdfunding
Kitabisa.com.
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini ditarik kesimpulan dari pembahasan dan hasil
penelitian, serta memberikan saran sebagai bahan pertimbangan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Social Information Processing Theory Joseph Walther
Pada awalnya, pembentukan hubungan dalam format computer
mediated communication dianggap tidak mungkin karena hanya menyediakan
satu saluran untuk berinteraksi yaitu teks atau verbal. Disamping itu, format
computer mediated communication dianggap sebagai alat yang kurang
berguna untuk mengejar tujuan-tujuan sosial karena memiliki lebih sedikit
saluran untuk berinteraksi bila dibandingkan dengan interaksi secara tatap
muka (face-to-face) yang menyediakan banyak saluran untuk berinteraksi.
Saat ini, Joseph Walther mengakui bahwa banyak bentuk-bentuk baru dari
komunikasi secara online, seperti pada situs jejaring sosial (social
networking) yang tidak memiliki keterbatasan seperti computer mediated
communication.
Joseph Walther memperkenalkan Social Information Processing
Theory
sebagai
perspektif
alternatif
dalam
memandang
fenomena
pengembangan hubungan dalam format computer mediated communication.
Social Information Processing Theory menjelaskan bagaimana komunikator
bertemu melalui komunikasi berbasis teks komputer, mengembangkan kesan
dan hubungan interpersonal. Dalam cluster teori komunikasi yang
menjelaskan pengembangan hubungan, Social Information Processing Theory
19
20
mirip dengan Social Penetration Theory dan Uncertainity Reduction Theory1.
Namun, Social Information Processing Theory menggunakan isyarat verbal
dan isyarat temporal sebagai pengaruh utama terhadap pembentukan
hubungan. Teori ini menggunakan kedua set isyarat tersebut sebagai
parameter di mana komunikasi dan teknologi dapat bergabung untuk
menghasilkan hubungan impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal.
Social Information Processing Theory tidak membantah bahwa alat
yang dimediasi komputer membatasi jumlah isyarat non-verbal dengan
format berbasis teks, seperti e-mail dan pesan instan yang bergantung pada
pesan yang diketik, bukan visual atau audio yang tersedia bagi komunikator.
Teori ini justru menyarankan bahwa komunikator beradaptasi dengan setiap
pembatasan terhadap mereka oleh media. Teori ini menyatakan bahwa pesanpesan yang diketik setara dengan saluran verbal dalam tatap muka (face-toface), sehingga menolak klaim bahwa alat yang dimediasi komputer kurang
berguna untuk pembentukan kesan dan hubungan interpersonal. Dengan
demikian, karena komunikator harus bergantung pada pesan yang diketik
sebagai saluran utama mereka, isyarat verbal yang dikandungnya adalah
pengaruh kuat terhadap pembentukan kesan dan hubungan interpersonal
berikutnya.
Social Information Processing Theory juga menyatakan bahwa
kendala temporal atau lamanya waktu komunikator harus bertukar pesan
adalah pengaruh utama pada jenis hubungan yang akan mereka bentuk. Bila
1
Griffin, A First Look at Communication Theory, 6th Editions. (New York, USA:
McGraw-Hill Companies, 2011), h. 143.
21
dibandingkan dengan tatap muka, tentunya komunikasi yang dimediasi
komputer membutuhkan waktu yang lebih lama. Logikanya adalah computer
mediated communication membatasi jumlah waktu komunikator untuk
berinteraksi, hal ini disebabkan karena komunikator hanya memiliki satu
saluran saja yang bisa dipergunakan, serta hal ini mengisyaratkan bahwa
computer mediated communication lebih cocok untuk interaksi yang
berorientasi kerja saja.
Sehingga, Social Information Processing Theory memprediksi bahwa
ketika komunikator hanya diperbolehkan dalam jumlah waktu terbatas untuk
bertukar pesan, maka hubungan atau impersonal mereka tidak dapat
menghasilkan banyak keintiman atau tidak memiliki afiliasi sesuai yang
diharapkan. Namun, ketika komunikator diizinkan untuk bertukar pesan tanpa
batasan temporal, teori ini memprediksi hubungan interpersonal atau
perkembangan yang mereka tunjukkan akan sebanding dengan yang
dihasilkan dalam komunikasi tatap muka (face-to-face). Dalam keadaan
tertentu, kurangnya kendala temporal dalam menyebabkan hubungan yang
melebihi afiliasi dan keintiman dari tingkat biasanya yang dapat dicapai
secara pribadi.
Hubungan Hyperpersonal ini adalah hasil dari;
a. Pengirim secara selektif menampilkan diri untuk menciptakan kesan
positif.
b. Penerima menafsirkan pesan dengan cara yang bias karena lebih banyak
atribut karakteristik positif.
22
c. Saluran mediasi memungkinkan untuk kontrol yang lebih besar atas
penciptaan pesan.
d. Umpan balik yang menghasilkan ramalan memenuhi kepositifan.
Pada mulanya, Social Information Processing Theory mengasumsikan
bahwa komunikator akan termotivasi untuk membangun hubungan online
karena alasan mereka secara pribadi. Namun, pada perkembangannya kini
dapat diidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan dorongan motivasi
untuk membangun hubungan online, yaitu antisipasi interkasi berikutnya di
masa depan dan skeptisisme. Interaksi masa depan di duga mengacu pada
prospek bahwa komunikator yang bertemu secara online akan terus memiliki
kontak ke masa depan.
Komunikator yang mengharapkan kontak dengan mitra mereka di
masa depan lebih mungkin untuk bertukar pesan lebih banyak dan
membangun hubungan, daripada yang tidak mengharapkan kontak di masa
depan. Sedangkan skeptisisme mengacu pada sikap komunikator terhadap
penggunaan
computer
mediated
communication
untuk
membangun
persahabatan. Komunikator yang kurang skeptis membentuk lebih banyak
persahabatan online, dibandingkan dengan yang memiliki level skeptisisme
yang tinggi.
B. Computer Mediated Communication
Secara terminologi computer mediated communication dijelaskan
sebagai komunikasi antara dua orang atau lebih yang dimediasikan oleh
komputer. Terminologi ini dijelaskan juga oleh December bahwa computer
23
mediated communication merupakan proses komunikasi manusia melalui
komputer yang melibatkan khalayak, tersituasi dalam konteks tertentu, di
mana proses tersebut memanfaatkan media untuk tujuan-tujuan tertentu.2
Computer mediated communication lebih mengkhususkan pada komunikasi
interpersonal manusia melalui internet serta web. Jadi, computer mediated
communication mempelajari bagaimana perilaku manusia dibentuk dan
diubah melalui pertukaran informasi menggunakan media komputer.
Ada tiga perspektif yang mengkaji tentang computer mediated
communication seperti yang diungkapkan oleh Joseph Walther, yakni3:
1.
Impersonal
Komunikasi impersonal dilakukan secara masif kepada khalayak
dengan menggunakan media massa sebagai alat untuk menyampaikan
pesan secara menyeluruh. Perspektif ini memandang bahwa komunikasi
online kurang mendukung aspek personal karena saluran internet tidak
mengakomodasi sinyal non-verbal yang dibutuhkan dalam menjalin
interaksi interpersonal. Dalam komunikasi secara tatap muka (face-toface) cenderung lebih banyak menggunakan bahasa non-verbal untuk
berkomunikasi seperti nada suara, raut wajah, intonasi, jarak, dsb.
Namun dalam komunikasi online, sulit untuk menunjukkan tanda-tanda
non-verbal tersebut. Perspektif ini kemudian memunculkan beberapa
kritik, yaitu munculnya petunjuk non-verbal seperti emoticon dan avatar.
2
Rulli Nasrullah, Cybermedia, (Yogyakarta: IDEA Press Yogyakarta, 2013), h. 92
Joseph B. Walther, “Computer-Mediated Communication: Impersonal, Interpersonal, and
Hyperpersonal Interaction” Communication Research Vol.23, (California, USA: Sage
Publications, Inc, 1996), h. 5.
3
24
Inovasi ini meningkatkan derajat kehadiran sosial yang sebelumnya tidak
terakomodasi.
2.
Interpersonal
Perspektif ini merupakan jawaban dari perspektif impersonal.
Secara sederhana perspektif komunikasi interpersonal mengungkapkan
bahwa tidak adanya petunjuk non-verbal dapat dijembatani dengan
penyesuaian sikap. Baik disadari atau tidak, dalam berkomunikasi
masyarakat selalu menyesuaikan dengan faktor disekelilingnya. Model
ini
mengasumsikan
komunikator
pada
computer
mediated
communication didorong untuk mengembangkan hubungan sosial. Dalam
prosesnya, komunikator berkomunikasi dengan orang asing dengan
membentuk kesan sederhana melalui komunikasi secara tekstual.
Berdasarkan kesan ini, mereka menguji asumsi satu sama lain dari waktu
ke waktu hingga terkumpul dalam pengetahuan interpersonal dan
menstimulir perubahan dalam komunikasi relasional antar pengguna
computer mediated communication. Perbedaan utama pada computer
mediated communication dan face-to-face communication adalah pada
laju pertukaran informasi sosial, bukan dengan jumlah pertukaran
informasi sosial.
3.
Hyperpersonal
Komunikasi hyperpersonal dilakukan dengan media internet yang
menurut masyarakat sosial lebih menarik bila dibandingkan dengan
komunikasi face-to-face. Berbeda dari dua perspektif sebelumnya yang
25
mempermasalahkan bahasa non-verbal, perspektif ini justru menganggap
bahwa tidak adanya non-verbal justru membantu dalam berinteraksi.
Komunikasi hyperpersonal terjadi ketika seseorang merasa nyaman
untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dalam saluran komunikasi
melalui media daripada komunikasi langsung. Walther mengungkapkan
komunikasi hyperpersonal dapat diatributkan dalam empat faktor:
a.
Faktor Penerima
Penerima dapat mengukur kualitas seseorang di dalam
komunikasi hyperpersonal. Pada keadaan tertentu, penerima pesan
computer mediated communication mengembangkan persepsi
mereka tentang orang lain. Misalnya jika ingin mengetahui tentang
apa yang diminati oleh orang lain, kita bisa melihat tulisan mengenai
bidang apa yang sering ditampilkan oleh orang tersebut di blog
walaupun tulisan hanya sebagian kecil faktor yang bisa dilihat.
b.
Faktor Pengirim
Faktor ini memegang kendali bagaimana menampilkan diri
sendiri terhadap orang lain. Pengirim bisa melakukan sensor pada
apa yang ingin dia sampaikan. Berbeda dengan komunikasi secara
langsung, walaupun tidak dikatakan namun orang lain yang melihat
dapat segera mengetahui perasaan kita dengan melihat ekspresi atau
raut wajah. Pengirim pesan menggunakan proses presentasi diri
selektif yang mengacu pada kemampuan pengguna computer
mediated communication untuk mengelola citra virtual mereka.
26
Berkemampuan menyensor diri sendiri dan memanipulasi pesan
sangat mungkin untuk dilakukan dalam konteks computer mediated
communication, tingkat penggunaan hal ini pun jauh lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan komunikasi face-to-face, oleh sebab
inilah individu memiliki kontrol yang besar mengenai isyarat yang
mereka kirimkan.
c.
Faktor Saluran
Pesan yang ditransmisikan melalui internet tidak hanya
menembus ruang tetapi juga waktu. Jika proses komunikasi online
diantara dua orang atau lebih berjalan secara bersamaan atau real
time disebut komunikasi sinkron (synchronous communication),
misalnya dalam bentuk Yahoo Messenger. Pada komunikasi ini sifat
pesan lebih informal menyerupai bahasa percakapan sehari-hari.
Sedangkan komunikasi asinkron (assynchronous communication)
terjadi jika di dalam proses interaksi terdapat tenggang waktu yang
signifikan. Pesan yang disampaikan bisa lebih terencana, misalnya
pada penggunaan email. Dalam interaksi online, komunikasi
hyperpersonal lebih menekankan pada aspek asinkron. Aspek
asinkron
ini
memungkinkan
seseorang
untuk
lebih
mengaktualisasikan diri sendiri melalui tulisan yang lebih terkonsep
sehingga memunculkan perasaan percaya diri dalam menjalin
hubungan.
27
d.
Faktor Umpan Balik
Umpan balik dalam computer mediated communication dapat
mengarah pada perputaran intensif dimana konfirmasi pesan dari tiap
perilaku komunikasi dapat menguatkan perilaku masing-masing.
Dengan kata lain, dalam computer mediated communication kita
berperilaku sesuai dengan harapan yang orang lain dan data sosial
tunjukkan dalam suatu proses komunikasi yang sudah secara selektif
dikirim dan dibentuk oleh komunikator.
C. Konseptualisasi New Media
1. Pengertian New Media
Perkembangan teknologi komunikasi telah memberikan dampak bagi
perkembangan media massa. Definisi tentang new media seringkali
dikaitkan dengan pola komunikasi baru, yakni proses komunikasi yang
berlangsung di dalam sebuah teknologi komputer. Individu tidak lagi
melakukan
komunikasi
tatap
muka
(face-to-face),
melainkan
menggunakan perangkat komputer untuk mengganti sifat langsung dari
komunikasi tatap muka (face-to-face).
New media juga sering dikaitkan dengan sifat interaktivitas. Sifat
ini merujuk pada umpan balik yang langsung di dapat dalam proses
komunikasi. Era new media tumbuh berkembang ditandai oleh adanya
perkembangan teknologi komunikasi seperti jaringan internet yang
didalamnya menekankan kepada format isi media yang dikombinasikan
28
dan kesatuan data baik teks, suara, gambar, dan sebagainya dalam format
digital.4
New media mengubah pola bentuk dan arus komunikasi
konvensional yang bersifat searah, massal, komunikatornya melembaga
dan sangat interaktif. New media juga memudahkan pengguna untuk
mendalami isu dan sekaligus mengembangkannya ke berbagai isu lainnya
serta tujuan sasaran yang berbeda secara serentak. New media yang
dikembangkan saat ini merupakan produk dari konvergensi media
komunikasi yang tadinya masing-masing berdiri sendiri.
Kita bisa mencontohkan penggunaan saluran telepon yang terpisah
dari komputer, kemudian komputer terpisah dari media massa. Kini
semua itu bisa dipadukan sehingga orang menghubungkan komputernya
dengan saluran telepon untuk memasuki jaringan internet lalu mengakses
informasi melalui media massa. Satu hal yang tidak bisa diabaikan, new
media melahirkan komunitasnya sendiri. Itu merupakan akibat dari new
media menyediakan informasi dalam jumlah besar. Karena itu akhirnya
terbentuk
komunitas pengguna
yang sesuai
dengan minat
dan
kebutuhannya.
2. Karakteristik New Media
Rogers menyebutkan tiga karakteristik yang menandai kehadiran
teknologi komunikasi baru, yaitu: interactivity, de-massification dan
4
Sri Hastarjo, New Media Teori dan Aplikasi, (Karanganyar: Lindu Pustaka, 2011), h. 5.
29
asyncronous.5 Karakteristik pertama, interactivity merupakan kemampuan
sistem komunikasi baru (berupa sebuah komputer sebagai salah satu
komponennya) dalam memberi talk back bagi penggunanya. Dengan kata
lain, new media mempunyai sifat interaktif pada komunikasi tatap muka.
Sifat interaktif ini merupakan kualitas yang diharapkan dari sistem
komunikasi, karena perilaku komunikasi diharapkan dapat lebih akurat,
efektif, dan lebih memuaskan.
Karakteristik kedua adalah de-massification, yaitu suatu pesan
yang dapat diubah setiap individu dalam audience yang besar. Demassification ini juga berarti sebagai kontrol sistem komunikasi yang
berubah dari produsen pesan ke konsumen media. Pengindividualisasian
ini menyamakan new media dengan komunikasi antar pribadi.
Karakteristik ketiga asyncronous, yang mempunyai pengertian bahwa
teknologi komunikasi baru mempunyai kemampuan mengirim dan
menerima pesan dalam waktu yang dikehendaki individu. Sifat ini juga
memperlihatkan partisipan komunikasi tidak perlu memakan waktu
bersamaan dalam mengirim dan menerima pesan. Pergeseran waktu (time
shifting) ini merupakan salah satu kemampuan teknologi komunikasi
baru.
5
Endah Muwarni, “Peluang dan Modifikasi Teori Komunikasi” dalam Irwansyah, ed., The
Reposision of Communication in the Dynamic of Convergence : Reposisi Komunikasi Dalam
Dinamika Konvergensi (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2012), hlm. 236.
30
Menurut Flew, media baru memiliki lima karakteristik:
1.
Manipulable. Informasi digital mudah diubah dan diadaptasi dalam
berbagai bentuk penyimpanan, pengiriman, dan penggunaan.
2.
Networkable. Informasi digital dapat dibagi dan dipertukarkan secara
terus menerus oleh sejumlah besar pengguna di seluruh dunia.
3.
Dense. Informasi digital berukuran besar dapat disimpan di ruang
penyimpanan kecil (contohnya flashdisk) atau penyedia layanan
jaringan.
4.
Compressible. Ukuran informasi digital yang diperoleh dari jaringan
manapun dapat diperkecil melalui proses kompres dan dekompres
kembali saat dibutuhkan.
5.
Impartial. Informasi digital yang disebarkan melalui jaringan
bentuknya sama dengan yang direpresentasikan dan digunakan oleh
pemilik atau penciptanya.
D. Konseptualisasi Media Sosial
1.
Pengertian Media Sosial
Brian Solis seorang penggagas penggunaan media sosial asal
Amerika Serikat mendefinisikan media sosial sebagai demokratisasi isi
serta perubahan peran publik dalam membaca serta menyebarkan
informasi. Media sosial mewakili perubahan dari satu buah mekanisme
penyiaran menjadi banyak model yang bermula dari format percakapan
31
antara penulis dan rekan-rekannya di dalam kanal-kanal sosial mereka.6
Berdasarkan pengertian di atas, media sosial merupakan medium atau
alat
komunikasi
berbasis
internet
yang
memungkinkan
setiap
penggunanya berbagi pesan dalam bentuk apapun termasuk gambar,
tulisan, video, dan suara kepada semua orang di seluruh dunia yang
memiliki akses internet kepada komunikator.
2.
Karakteristik Media Sosial
Cara
untuk
memahami
media
sosial
adalah
dengan
memperhatikan karakteristik dari jenis-jenis media sosial tersebut, yaitu:
a.
Participation, dimana media sosial mendukung penuh kontribusi dan
feedback dari setiap orang.
b.
Openess, sebagai dasar media sosial terbuka untuk feedback dan
partisipasi. Hal ini memungkinkan dilakukan voting, pemberian
komentar, dan berbagi informasi. Jarang sekali ada halangan dalam
mengakses dan membuat konten di dalam media sosial.
c.
Conversation, ketika media sosial mengedepankan broadcast
(transmisi atau distribusi pesan kepada audiens) media sosial justru
melihat komunikasi sebagai percakapan dua arah.
d.
Community,
media
sosial
memungkinkan
komunitas
untuk
berkomunikasi secara tepat dan efektif. Komunitas juga dapat
berbagi common interest, seperti kesukaannya terhadap fotografi,
politik, atau TV show.
6
Solis & Breakendridge, Putting the Public Back in Public Relations : How Media sosial is
Reinventing the Agging Business of PR, (New Jersey: Pearson Education, 2009), hlm. 3.
32
e.
Connectedness, sebagian besar media sosial memungkinkan
penggunanya untuk terhubung dengan siapapun.
3.
Jenis-Jenis Media Sosial
Media sosial secara umum dapat digolongkan menjadi beberapa
jenis publikasi sebagai berikut:7
a.
Publikasi Personal
Jenis publikasi personal berbasis internet adalah blog dan surat
elektronik (e-mail). Blog masih dikategorikan sebagai medium
publikasi personal meskipun blog dapat dimiliki dan dikelola bukan
oleh perseorangan. Melalui blog, individu maupun sekelompok
individu dapat menulis artikel, mengunggah foto hingga video, dan
mengundang orang untuk berinteraksi dengan mereka. Perangkat
publikasi lainnya yaitu e-mail yang memungkinkan individu untuk
mengirimkan informasi kepada satu hingga sejumlah besar individu
lain dalam waktu seketika.
b.
Publikasi Kelompok
Wikipedia merupakan bentuk publikasi kelompok yang paling
umum dimana sekelompok orang bersama-sama menerbitkan artikel
dan membangun situs yang lengkap dalam kurun waktu tertentu.
c.
Publikasi berbasis Jaringan Sosial
Publikasi
yang
berbasis
jaringan
sosial
memberikan
kemudahan bagi penggunanya untuk membangun hubungan dengan
7
Jhon Blossom, Content Nation: Surviving and Thriving as Media sosial Changes Our
Work, Our Lives, and Our Future, (USA: Wiley Publising, 2009), hlm. 32.
33
individu lain serta memanfaatkan hubungan tersebut. Jenis publikasi
ini termasuk sosial media yang paling cepat perkembangannya saat
ini. Beberapa situs jejaring sosial menawarkan fitur-fitur yang
memudahkan penggunanya untuk membangun jaringan pertemanan,
menambah informasi, dan juga berkomunikasi dengan jaringan
pertemanan mereka tersebut. Beberapa contoh jenis publikasi ini
adalah Facebook, Twitter, MySpace, Path, Instagram.
E. Konseptualisasi Kampanye Sosial
Rogers dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek
tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan
pada kurun waktu tertentu.8 Prinsip utama dalam sebuah kampanye adalah
pesan komunikasi individual atau kelompok dilakukan secara terlembaga,
terencana, serta adanya motivasi dan tujuan yang melatarbelakangi kampanye
tersebut. Larson membagi beberapa jenis kampanye dalam tiga kategori,
antara lain9;
1.
Commercial campaign adalah kampanye yang berorientasi pada produk
dan dilakukan atas motivasi memperoleh finansial, seperti kampanye
Telkom Flexi atau kampanye Bank BTN Go Public.
2.
Political campaign adalah kampanye yang berorientasi pada kandidat
dan dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik seperti
kampanye pemilu dan kampanye penggalangan dana bagi partai politik.
8
9
Antar Venus, Manajemen Kampanye, (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h.25.
Ibid., h. 26
34
3.
Social campaign adalah kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan
bersifat khusus dan sering kali berdimensi pada suatu perubahan sosial.
Kampanye ini ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial
melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Contoh dari
kampanye ini adalah kampanye Shave for Hope yang merupakan bentuk
empati kepada penderita kanker yang harus mencukur habis rambutnya
untuk keperluan kemoterapi. Kampanye ini dilakukan oleh masyarakat
dan public figure yang mencukur rambutnya secara massal, rambut yang
terkumpul akan dihargai oleh pihak sponsor untuk didonasikan
keseluruhannya pada Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia.
F. Konseptualisasi Platform Crowdfunding
1.
Pengertian Platform Crowdfunding
Crowdfunding merupakan kegiatan mengumpulkan dana investasi
yang pada umumnya dilakukan melalui media sosial seperti Twitter,
Facebook,
Linkedln
dan
sebagainya.
Wheat
mendefinisikan
crowdfunding sebagai sebuah metoda penggalangan dana melalui internet
di mana individu meminta bantuan untuk proyeknya melalui website
khusus crowdfunding. Fokus dari crowdfunding adalah menggalang
banyak sumbangan kecil dari pada berupa sumbangan besar dari sebuah
lembaga sebagai donor. Crowdfunding berjalan dalam waktu terbatas dari
35
beberapa hari sampai beberapa minggu dan berusaha untuk memenuhi
target pendanaan sebelum batas akhir waktu.10
2.
Kategori Platform Crowdfunding
Bradford membedakan crowdfunding menjadi lima kategori11,
yaitu model donasi, model penghargaan (reward), model pra-pembelian,
model pinjaman, dan model ekuitas. Situs crowdfunding dapat
menerapkan satu model atau menerapkan lebih dari satu model. Berikut
berbagai macam model situs crowdfunding menurut Bradford;
a.
Situs Model Donasi
Donatur sebagai penyandang dana tidak mengharapkan
kompensasi dari pemilik proyek. Biasanya model donasi ini
diterapkan pada institusi amal atau non-profit.
b.
Situs Model Penghargaan (reward) dan Pra-pembelian
Situs yang menggunakan model reward dan pra-pembelian
memiliki kesamaan dan cenderung muncul di situs yang sama.
Model reward menawarkan pada kontributor imbalan atas
kontribusinya, tetapi tidak tertarik terhadap hasil atau keuntungan
dari produksi. Model pra-pembelian hampir mirip dengan model
reward yaitu kontributor tidak mendapat bagian keuntungan dari
produksi akan tetapi mereka mendapatkan produk yang di buat.
10
Rachel E. Wheat. “Raising Money For Scientific Research Through Crowdfunding”,
Trends in Ecology & Evolution No. 28, Februari 2013, h. 71.
11
Bradford, C. Steven, Crowdfunding and the Federal Securities Laws, (Columbus:
College of Law, Faculty Publications, 2012), h. 14.
36
c.
Situs Model Pinjaman
Situs yang menggunakan model pinjaman kontributor hanya
menyediakan pendanaan untuk sementara dan mengharapkan
pengembalian atas dana yang dipinjamkan. Dalam beberapa kasus
kontributor menerima bunga atas dana yang dipinjamkannya.
d.
Situs Ekuitas
Situs model ekuitas memberikan bunga kepada kontributor
atas pengembalian usaha yang mereka bantu. Donatur sebagai
penyandang dana mengharapkan kompensasi dalam bentuk ekuitas
atau pendapatan atau pengaturan saham dari hasil proyek
penggalangan dana tersebut.
Hemer juga melakukan pengklasifikasian crowdfunding menjadi
dua kategori dengan masing-masing sub kategorinya sebagai berikut:12
1.
Berdasarkan latar belakang komersial atau tujuan proyek:
a.
Not-for-profit: proyek di buat bertujuan untuk kepentingan
sosial mencakup bidang kesehatan masyarakat, sarana dan
prasarana umum, proyek penelitian untuk umum, dsb.
b.
For profit: proyek yang di buat bertujuan untuk komersial
(meraih keuntungan) seperti promosi produk, promosi film atau
musik, mendirikan usaha baru, dsb.
c.
Intermediate: proyek yang masuk sub kategori ini belum jelas
akan dimasukkan ke sub kategori mana karena belum jelas apa
12
11.
Hemer Joachim, “A Snapshot on Crowdfunding”, (Karlsruhe: Franhoufer ISI, 2011), h.
37
latar belakang komersialnya untuk waktu jangka panjang atau
tidak, contohnya pertunjukkan musik, acara-acara festival, dsb.
2.
Berdasarkan kelekatan organisasi awal (pengusung):
a.
Independent and single: inisiatif proyek tidak memiliki latar
belakang institusi atau organisasi dan di rancang sendiri per
individu.
b.
Embedded: proyek awalnya diprakasai oleh organisasi publik
atau swasta dan pada awalnya ditujukan untuk tetap menjadi
bagian dari organisasi tersebut, contohnya NGO, UN, dan
perusahaan.
c.
Start-up: proyek yang dimulai secara mandiri tetapi mengarah
ke organisasi dalam lingkup terbatas, contohnya proyek yang
bertransformasi menjadi sesuatu seperti firma dan asosiasi.
3.
Platform Crowdfunding di Indonesia
Di
Indonesia
sudah
tidak
asing
dengan
konsep
crowdfounding, dimana nilai-nilai yang bersifat patungan dan
urunan untuk membantu orang lain, seperti penggalangan dana
secara individu kasus “Koin Untuk Prita” maupun program “Tali
Kasih” atau untuk kepentingan bersama yang bersifat massal, seperti
bantuan untuk bencana alam di berbagai tempat di Indonesia mulai
dari tsunami Aceh hingga gempa bumi di Jawa. Sehingga
crowdfunding memiliki konsep serta nilai-nilai yang sama dengan
budaya kita, yaitu nilai saling bergotong royong membantu orang
38
lain dan nilai tersebut yang telah mengakar pada kehidupan bangsa
Indonesia.
Konsep crowdfunding dan nilai-nilai kegotong-royongan
tersebut
melahirkan
situs
yang
berperan
sebagai
platform
crowdfunding di Indonesia, yaitu Kitabisa.com.13 Kitabisa.com
memiliki pandangan dan percaya bahwa Indonesia memiliki banyak
potensi dan memiliki banyak orang baik, namun sayang potensi yang
ada tersebut terkadang terhalang himpitan rutinitas, sumber daya,
dan akses yang terbatas. Maka itu, Kitabisa.com tercipta untuk
menghubungkan pihak yang memiliki akses dan sumber daya lebih
baik dengan pihak yang memiliki ide, wawasan, dan program yang
bisa membantu memecahkan masalah sosial yang ada sehingga
Kitabisa.com memberikan tempat untuk saling bergotong royong
bersama untuk menghubungkan kebaikan dan memajukan Indonesia.
Kitabisa.com menghubungkan kegiatan sosial melalui media
sosial. Media sosial yang dipilih Kitabisa.com adalah Facebook,
Twitter, dan Instagram. Ketiga media sosial tersebut merupakan
jejaring sosial yang populer di Indonesia.14 Di Indonesia, Facebook
menempati posisi ke empat sebagai pengguna terbesar sedunia
setelah Amerika Serikat, Brazil dan India. Kemudian, tercatat bahwa
Indonesia saat ini menempati peringkat ke lima sebagai pengguna
Twitter terbesar di dunia. Dan yang terakhir, Instagram merupakan
13
www.Kitabisa.com/about-us di akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 12:32 WIB.
www.top10magz.com/10-jejaring-sosial-populer-di-indonesia di akses pada tanggal 28
Februari 2017 pukul 12:51 WIB.
14
39
media sosial yang disebut sebagai The Rising Star karena
perkembangannya
yang
sangat
cepat.
Media
sosial
ini
memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto, mengedit dan
membagikannya kepada pengikut.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Platform Crowdfunding Kitabisa.com
1. Sejarah Berdirinya Platform Crowdfunding Kitabisa.com
Berawal dari menjadi asisten Rhenald Kasali di Rumah Perubahan,
Muhammad Alfatih Timur kini telah menjelma menjadi pendiri dan CEO
Kitabisa.com serta tercatat dalam daftar ―30 Under 30 2016 Asia‖ yang
dilansir situs Forbes di awal tahun 2016.1 Daftar yang memuat nama-nama
anak muda Asia berusia bawah 30 tahun yang dianggap sebagai pemimpin
menjanjikan, entrepreneur andal, dan game changer dalam 10 sektor
berbeda.
Muhammad Alfatih Timur atau di sapa Timmy semasa kuliah
dikenal sebagai pribadi yang cerdas dan dewasa, serta pandai dalam
memimpin dan persuasif. Timmy di mata kawan-kawannya dinilai sangat
berani karena sempat memulai bisnis dengan skala besar yaitu membuka
sebuah percetakan yang cukup besar dengan modal sebesar harga mobil
meskipun pada akhirnya harus tutup. Pria yang dikenal lebih memilih
produk-produk buatan dalam negeri ini saat lulus kuliah sebenarnya
berencana untuk meneruskan ke S-2. Namun ketika mengirim e-mail
kepada dosennya, Rhenald Kasali, untuk meminta rekomendasi kuliah S-2,
1
http://www.forbes.com/30-under-30-asia-2016/social-entrepreneurs/#4bfad0207d46
akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 18:54 WIB.
40
di
41
beliau malah menawarinya untuk bergabung di Rumah Perubahan sebagai
asisten beliau.
Rumah Perubahan merupakan tempat bertemu dan digemblengnya
para agen perubahan seperti calon-calon wirausaha, pelaku-pelaku
perubahan, dan top executive dunia usaha, guru, pegawai negeri, aktivis
lingkungan, agamawan, penegak keadilan, dan para pekerja sosial.
Lingkungan bekerja yang sangat kental napas socialpreneurship itu
seketika mempengaruhinya dan ia sangat menikmati berbagai kegiatannya.
Berawal dari pengalaman pergi ke Pulau Buru selama dua hingga
tiga minggu dan menjalani kehidupan sehari-hari layaknya warga asli
dengan segala keterbatasan juga penuh perjuangan, telah mengetuk sisi
sosial Timmy untuk melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi orang
banyak. Ia lalu mencari terobosan untuk menghimpun potensi sosial yang
sungguh besar di Indonesia agar benar-benar sampai tepat sasaran dan
berhasil.
Timmy menyadari kenyataan bahwa banyak sekali aksi sosial yang
akan lebih kuat apabila ada dana lebih untuk mendukung ide-ide hebat
mereka. Sementara itu, banyak sekali orang yang ingin turun tangan
membantu tapi tidak tahu harus berbuat apa dan menyalurkan kemana.
Kitabisa.com pun lalu dicetuskan bersama dengan sembilan rekannya.
Mimpi awal Kitabisa.com adalah mengubah beragam potensi menjadi
karya. Ragam potensi yang dimaksud adalah siapa saja yang memiliki
uang mulai dari akademisi, dokter, maupun seniman. Siapa pun yang
42
memiliki ide maupun dana dapat bergabung pada program ini.
Kitabisa.com menghubungkan dua pihak, orang yang mempunyai ide dan
orang yang mau mendukung. Pemilik ide menulis idenya dalam situs
Kitabisa.com, kemudian orang lain yang memiliki uang atau tenaga bisa
membantu lewat situs tersebut.2
Kemudian pada Desember 2012, Timmy dan sembilan teman yang
sama-sama
memiliki
idealisme
sosial,
mempresentasikan
ide
crowdfunding ini kepada Prof Rhenald. Beliau menyambut baik ide
tersebut dan mengatakan bahwa ini adalah proyek besar sehingga beliau
ingin proyek ini dikelola oleh orang yang serius dan bisa full time (penuh
waktu) serta siap memberikan semua fasilitasnya, termasuk kantor. Satu
persatu temannya mundur karena tidak sanggup mendedikasikan seluruh
waktunya untuk Kitabisa.com dan yang tertinggal hanya dirinya.
Latar belakang pendidikan Timmy di bidang ekonomi tentu tidak
cukup untuk mendirikan Kitabisa.com. Ia kemudian meminta bantuan dari
temannya yang ahli di bidang TI (teknologi informasi) untuk
mengoperasikan situs ini. Kitabisa.com lalu berkolaborasi dengan Suit
Media, perusahaan TI yang memberikan dukungan dalam sarana dan
prasarana seperti pengembangan situs, fitur-fitur, dan maintenance.
Kitabisa.com pun akhirnya didirikan tepat pada 6 Juli 2013 di bawah
naungan Rumah Perubahan yang dipimpin Rhenald Kasali.
2
https://kitabisa.com/liputan-media/6/founder-dan-koordinator-Kitabisa.com-m-alfatihtimur—menghubungkan-kebaikan di akses pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 20.34 WIB
43
2. Profil Platform Crowdfunding Kitabisa.com
Kitabisa.com adalah sebuah website yang digunakan untuk
mengalang dana (crowdfunding). Website ini launching pada tanggal 6
Juni 2013. Kemudian website ini meluncurkan versi 2.0 pada tanggal 17
September 2014. Sudah banyak hal positif yang telah dilewati oleh
Kitabisa.com Berbagai kampanye sukses, serta dalam perjalanannya
pernah menjadi semifinalis pada NUS-DBS Social Venture Challenge Asia
di Nanyang University of Singapore.
Di awal 2017, Kitabisa.com sudah berhasil mengumpulkan sekitar
80 Miliar Rupiah dari hasil penggalangan dana, mendanai lebih dari 4.000
kampanye sosial dan lebih dari 250 ribu orang bergabung. Kitabisa.com
sangat terbuka mengenai kampanye sosial atau yang project yang dibuat.
Mulai dari project yang memiliki impact luar biasa ataupun project yang
mungkin ditujukan untuk seseorang yang bukan siapa-siapa namun
membutuhkan bantuan.
Kitabisa.com merupakan platform yang menggalang dana secara
online untuk berbagai macam ide-ide perubahan dan kebutuhan. Situs ini
terbuka untuk segala bentuk fundrising dan crowdfunding (penggalangan
dana) dengan 3 tipe aksi yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Penggalangan dana untuk diri sendiri; misalnya beasiswa untuk diri
sendiri.
2. Penggalangan dana untuk orang lain; bisa teman, kerabat, bahkan orang
yang tak dikenal sekalipun, dll.
44
3. Penggalangan dana untuk gerakan sosial; misalnya donasi buku,
mendirikan rumah baca.
Misi yang digalang oleh Kitabisa.com adalah menghubungkan
berbagai semangat membangun Indonesia dari berbagai potensi orang baik
yang ada di Indonesia melalui semangat gotong royong di era digital.
3. Logo, Tampilan Website dan Media sosial (Facebook, Twitter dan
Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com
a. Logo Kitabisa.com
Gambar 3.1 Logo Kitabisa.com
Sumber: www.kitabisa.com3
Gambar di atas adalah logo dari Kitabisa.com, warna biru pada logo
menggambarkan kesan kedamaian. Lalu, lingkaran kecil yang berwarna
putih melambangkan kebaikan yang saling terhubung oleh Kitabisa.com.
3
www.kitabisa.com di akses pada tanggal 04 Maret 2017 pukul 21:00 WIB.
45
b. Tampilan Website Kitabisa.com
Gambar 3.2 Tampilan Website Kitabisa.com
Sumber: www.kitabisa.com4
c. Tampilan
Media
sosial
(Facebook,
Twittter
dan
Instagram)
Kitabisa.com
Gambar 3.3 Tampilan Media sosial Facebook Kitabisa.com
Sumber: www.web.facebook.com/Kitabisadotcom/?ref=page_internal5
4
www.kitabisa.com di akses pada tanggal 04 Maret 2017 pukul 21:01 WIB.
www.web.facebook.com/kitabisadotcom/?ref=page_internal di akses pada tanggal 05
Maret 2017 pukul 15:26 WIB.
5
46
Gambar 3.4 Tampilan Media sosial Twitter Kitabisa.com
Sumber: www.twitter.com/kitabisacom?ref_src=twsrc^serptwgr^author6
Gambar 3.5 Tampilan Media sosial Instagram Kitabisa.com
Sumber: www.instagram.com/kitabisacom/7
4. Susunan Tim Platform Crowdfunding Kitabisa.com8
Kitabisa.com terdiri menjadi 3 tim besar, yaitu:
1. Tim Developer, adalah tim yang mengurusi pembuatan website dan
juga mengurus dalam segi maintenance.
2. Tim Marketing, tim ini bekerja untuk mencari strategic, partnership,
memperkenalkan Kitabisa.com, mencari proyek-proyek potensial dan
mendatangkan donator, meningkatkan branding melalui media sosial,
6
www.twitter.com/kitabisacom?ref_src=twsrc^serptwgr^author di akses pada tanggal 05
Maret 2017 pada pukul 15:20 WIB.
7
www.instagram.com/kitabisacom/ di akses pada tanggal 17 Maret 2017 pada pukul 20:56
WIB.
8
https://kitabisa.com/our-team di akses pada tanggal 03 Maret 2017 pukul 19.08 WIB.
47
berhubungan
dengan
media
massa
dan
menhandle
business
development.
3. Tim Operational, tim ini adalah bagian dari human resource, finance,
dan campaigner – donors support.
Berikut ini adalah struktur organisasi dari Kitabisa.com:9
NO
9
NAMA
JABATAN
1
Muhammad Alfatih Timur
Chief Executive Officer
2
Vikra Ijas
Chief Marketing Officer
3
Raymundus Galih Prasetya
Chief Technology Officer
4
Iqbal Hariadi
Marketing Manager
5
Rachelyna Mairing
Manager Finance & Accounting
6
Annisa Karimah
Back End Programmer
7
Siti Desiree
Campaign Support Manager
8
Tri Ardini
Back End Programmer
9
Ayu Novita Sari
Customer Happiness Manager
10
Olla Pulandathi
Customer Happiness
https://kitabisa.com/our-team di akses pada tanggal 03 Maret 2017 pukul 19.20 WIB.
48
11
Muhammad Junaedi
Content Strategist
12
Amanda Gani
Content Strategist
13
Brenda Imanuddin Putri
Supervisor HR & GA
14
Mahisa Dyan Dypta
User Interface
15
Nindita Kanti
Techsoup Officer
16
Santo Sidauruk
Frontend Developer
17
Citra Bella
Campaign Support
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Kitabisa.com
Sumber: www.kitabisa.com
5. Proyek-Proyek Kampanye Sosial di Platform Crowdfunding Kitabisa.com
Sudah lebih dari 4.000 kampanye sosial atau proyek telah terdanai
dari website Kitabisa.com. Mulai dari kategori bencana alam hingga
teknologi. Mulai dari memangkas rambut untuk solidaritas kanker, hingga
supporter bola peduli asap. Beberapa contoh kampanye sosial terpopuler
yang dikerjakan dan sukses meraih donasi lebih dari 500 Juta Rupiah,
yaitu:
49
1.
Masjid Chiba Jepang
Gambar 3.6 Kampanye Sosial Masjid Chiba Jepang
Sumber: https://kitabisa.com/masjidchibajepang10
Dengan link website https://kitabisa.com/masjidchibajepang,
kampanye sosial ini digalang oleh Chiba Islamic Cultural Center dan
meraih donasi sebesar Rp.3.189.965.980. Selama ini warga muslim di
Kota Chiba dan sekitarnya menyewa ruang lantai 3 di gedung sebagai
mushola dan toko makanan halal (halal shop) dengan membayar uang
sewa bulanan sebesar 10 juta rupiah perbulan dari hasil donasi warga
dan hasil penjualan toko. Tahun ini kebutuhan umat muslim Chiba
semakin meningkat untuk melakukan aktivitas keagamaan, sehingga
Chiba Islamic Cultural Center memberanikan diri untuk membeli
ruang di gedung tersebut.
10
https://kitabisa.com/masjidchibajepang di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pada pukul
14:04 WIB.
50
2.
Beasiswa Untuk Tristan Alif – Messi Dari Indonesia
Gambar 3.7 Kampanye Sosial Beasiswa Untuk Tristan Alif
Sumber: https://kitabisa.com/tristanalif11
Dengan link website https://kitabisa.com/tristanalif, kampanye
sosial ini digalang oleh Andrinof Chaniago dan Rhenald Kasali dan
meraih donasi sebesar Rp.879.563.498. Kampanye ini bertujuan untuk
membantu mimpi seorang anak dengan bakat yang besar bernama
Tristan Alif Naufal, bocah kelahiran 2004 yang mengejutkan jagat
maya setelah mengunggah videonya di Youtube saat mengolah bola
dengan apik beredar. Dengan bakatnya, Alif mendapatkan kesempatan
menjadi siswa akademi klub raksasa Belanda, Ajax Amsterdam, yang
tertarik pada bakat besar Alif dan sejak 2013 memintanya bergabung
dengan akademi mereka. Saat ini seharusnya Alif sudah berada di
Madrid,
namun
belum
berangkat
karena
kekurangan
dana
dana. Passion-nya tinggi, bakatnya terbukti, dan perjuangannya teruji.
Sementara, dukungan dari pemerintah atau BUMN sudah ditunggu
sejak lama.
11
https://kitabisa.com/tristanalif di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pukul 14:06 WIB.
51
3.
#PeduliBanjirGarut
Gambar 3.8 Kampanye Sosial #PeduliBanjirGarut
Sumber: https://kitabisa.com/rkpedulibanjirgarut12
Dengan link website https://kitabisa.com/rkpedulibanjirgarut,
kampanye sosial ini digalang oleh Gubernur Bandung Ridwan Kamil
dan meraih donasi sebesar Rp.765.173.854. Kampanye ini bertujuan
untuk membantu para korban bencana Banjir Bandang dan Tanah
Longsor yang menimpa Kabupaten Garut pada 21 September 2016 .
Bencana ini membuat ratusan warga harus mengungsi, puluhan orang
mengalami ruka ringan, 1 orang hilang, 8 orang dikabarkan tewas dan
banyak bangunan serta rumah warga yang luluh lantak terkena
dampak bencana. Korban yang harus mengungsi membutuhkan
bantuan darurat untuk makanan, pengobatan, alat kesehatan, dan
kebutuhan lainnya.
12
WIB.
https://kitabisa.com/rkpedulibanjirgarut di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pukul 14:07
52
B. Profil Muhammad Alfatih Timur (Founder Platform Crowdfunding
Kitabisa.com)
Muhammad Alfatih Timur dalam beberapa tahun terakhir ini lekat
dengan nama platform penggalangan dana online, Kitabisa.com. Dia
menjabat sebagai salah satu pendiri dan Chief Executive Officer-nya. Dengan
menggawangi pengumpulan dana online ini, pria yang akrab disapa Timmy
dikenal sebagai social entrepreneur.13 Sejak remaja, Timmy yang lahir di
Bukit Tinggi, 27 Desember 1991 terlibat begitu menonjol. Pada 2005-2007 ia
masuk dalam kelas akselerasi SMA Negeri 1 Padang.
Lulus SMA, dia melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Saat kuliah, Timmy aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan.
Dia tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Kemahasiswaan
BEM Fakultas Ekonomi UI dan BEM UI. Lepas dari mahasiswa, dia
mencoba menjadi social enterpreneur dengan arahan dan bimbingan dari
Rhenald Kasali, dosennya sewaktu kuliah yang juga dikenal sebagai praktisi
bisnis di Indonesia.
Melalui bimbingan Rhenald Kasali, Timmy mendapatkan ilmu tentang
dunia wirausaha sosial dan dunia inovasi sosial. Kemudian dia rajin browsing
internet dan menemukan aksi crowdfunding (urun dana) dan akhirnya
mendirikan Kitabisa.com pada 6 Juni 2013. Kini setelah tiga tahun berlalu,
platform Kitabisa.com makin mendapat dipercayai publik. Hal itu tercermin
Kitabisa.com telah mendanai lebih 4.000 kampanye sosial penggalangan dana
13
http://www.viva.co.id/siapa/read/156-m.-alfatih-timur di akses pada tanggal 02 Maret
2017 pukul 19:45 WIB.
53
online dan menggalang dana lebih dari 70 Miliar Rupiah. Selama berdiri,
platform ini telah menghubungkan lebih dari 250 ribu orang, yang disebut
Orang Baik.
Puncak diakuinya Timmy dan situs patungannya adalah saat
dicantumkan namanya dalam daftar 30 Under 30 2016 Asia oleh situs
Forbes.14 Tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri baginya dan bagi bangsa
Indonesia. Kehadiran Timmy menghembuskan napas segar bagi bangsa ini,
bangsa yang setiap hari disuguhi berita aksi demo, kopi beracun, terorisme,
narkoba hingga mutilasi membuktikan bahwa anak muda Indonesia masih ada
yang bisa berprestasi dan diakui dunia lewat wirausaha sosialnya.
Kepedulian sosial Timmy sebenarnya tidak mengherankan karena
ternyata sang ayah pun telah memberi contoh kepadanya. Ayahnya yang
merupakan lulusan FKUI (Fakultas Kedokteran UI) setelah kuliah
ditempatkan di daerah Sungai Puar, Sumatera Barat. Ia kemudian enggan
kembali ke Jakarta karena sudah merasa nyaman dengan lingkungan
masyarakat yang ada. Selama bertahun-tahun praktik hingga sekarang
ayahnya menerima saja apabila ada yang membayar dengan sayur-mayur dan
pisang. Bedanya, apabila ayahnya terkesan ―mengorbankan diri‖, maka
Timmy memilih bisnis sosial (social entrepreneur) yang dapat memberikan
dampak sosial sekaligus menciptakan keuntungan sehingga sustained atau
berkelanjutan. Dengan kata lain, ia tidak harus mengorbankan dirinya.
14
http://tekno.kompas.com/read/2016/02/26/07460097/17.Anak.Muda.Indonesia.Masuk.Daf
tar.Forbes di akses pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 20:00 WIB.
54
Menjadi seorang entrepeneur tentu harus siap dengan segala macam
kemungkinan naik dan turunnya usaha yang digelutinya. Bagi Timmy
menjadi the real entrepreneur rahasianya di antaranya adalah:
a.
Mulai dengan masalah dan libatkan dirimu sendiri,
b.
Membulatkan tekad dan gigih serta tidak pernah menyerah,
c.
Selesaikan pekerjaanmu!
d.
Terus belajar.
Sementara itu, agar ide kita menjadi kenyataan, Alfatih Timur
merumuskan langkah-langkanya sebagai-berikut:
a.
Idea: apapun ide yang ada di kepala, matangkan ide itu terlebih dahulu.
b.
Validate, validate, and validate: ide saja tidak akan cukup tanpa
eksekusi, jadi, komunikasikan dan bagi ide kepada orang lain yang lebih
ahli sehingga mendapat masukan.
c.
MVP itu penting: Buatlah Minimum Viable Product. MVP adalah versi
dari sebuah produk baru yang memungkinkan sebuah kelompok atau
sebuah tim untuk dapat mengumpulkan pembelajaran yang tervalidasi
mengenai pengguna secara maksimum dengan sedikit mungkin usaha.
d.
Launching: menurut Timmy, sangat tidak disarankan membuat launching
atau peluncuran besar-besaran untuk startup. Soft launch is more than
enough.
55
Gambar 3.9 Muhammad Alfatih Timur
Sumber: http://sorot.news.viva.co.id15
PENDIDIKAN
1) Kelas akselerasi SMA Negeri 1 Padang, Sumatera Barat, 2007
2) S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2012).
KARIR
1) Peneliti di Indonesia Social Enterprise Association (AKSI), 20122013
2) Manajer Proyek pada frima konsulting dan pelatihan, Rumah
Perubahan, 2012-2015.
3) Asisten pribadi Rhenald Kasali, 2012-2015
4) Pendiri dan CEO Kitabisa.com, 2013-sekarang
ORGANISASI
1) Ketua Departemen Kemahasiswaan BEM FE UI dan BEM UI, 20082012
2) Koordinator program Indonesia Leadership Development Program
(ILDP), 2010-2011
15
http://sorot.news.viva.co.id di akses pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 20:07 WIB.
56
3) Salah satu pendiri UI Table Tennis Club, 2011
4) Salah satu pendiri Social Act Fakultas Ekonomi UI, 2011
5) Anggota Forum Indonesia Muda (FIM), 2010
6) Anggota Kairo Community, 2015
7) Anggota WEF Global Shapers, Jakarta, 2014
PENGHARGAAN
1) Peserta International Youth Leadership Conference (IYLC) di
Prague, Republik Ceko, Int’l Culture week (ICWiP) di Hungaria,
World Leadership Conference (WLC) di Singapura (2010-2012)
2) Delegasi terbaik dalam Parlemen Remaja yang diselenggarakan
Sekretaris Jenderal DR RI (2011)
3) Beasiswa Unggulan Dikti Kementerian Pendidikan (2011)
4) Most Outstanding Graduates Kepala Depatemen Manajemen
Fakultas Ekonomi UI (2012)
5) Lulusan terbaik FE UI dalam kategori layanan sosial (2012)
6) Figur Penginspirasi Koran Seputar Indonesia (2013)
7) Penghargan kategori Layanan Sosial Ikatan Alumni UI (ILUNI)
pada 2014
8) Finalis Social Venture Challenge Asia 2014 di Singapura yang
diselenggarakan DBS dan NUS
9) Peringkat kedua Seed Star Business Competition (2014)
10) Pemenang pertama Indonesia Communication and Technology
Award (INAICTA) kategori Layanan Finansial (2014)
57
11) Terpilih dalam program dua pekan Jolkona Foundation Fellow
dalam bidang Proyek Katalis di Amerika Serikat (2014)
12) Salah satu Forbes 30 di bawah usia 30 tahun tingkat Asia kategori
wirausaha sosial (2016).
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Komunikasi Penggalang Dana dan Donatur Melalui Computer
Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com
Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena komunikasi melalui
medium komputer (computer mediated communication) saat ini kerap
diandalkan oleh masyarakat luas untuk berkomunikasi jarak dekat maupun
jarak jauh. Computer mediated communication tidak bisa dipisahkan dari new
media (internet) yang tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dan
berbagi informasi, namun saat ini turut pula digunakan untuk kegiatan
penggalangan dana kampanye sosial secara online.
Kampanye sosial adalah kampanye yang berorientasi pada tujuantujuan bersifat khusus dan sering kali berdimensi pada suatu perubahan sosial.
Kitabisa.com mewadahi kampanye sosial yang bertujuan untuk melakukan
perubahan positif pada masalah sosial dengan kategori-kategori kampanye
sosial sebagai berikut:
NO
KATEGORI
JUMLAH KAMPANYE
1
Atlet dan Fasilitas Olahraga
26 Kampanye
2
Balita dan Anak Sakit
532 Kampanye
3
Bangun Infrastruktur
313 Kampanye
4
Bantuan Medis dan Kesehatan
472 Kampanye
5
Beasiswa dan Pendidikan
560 Kampanye
58
59
6
Bencana Alam dan Kemanusiaan
167 Kampanye
7
Birthday Fundraising
110 Kampanye
8
Difabel
62 Kampanye
9
Event dan Kegiatan Sosial
235 Kampanye
10
Hadiah
162 Kampanye
11
Karya Kreatif (Film, Buku, dll)
72 Kampanye
12
Lainnya
188 Kampanye
13
Media Fundraising
36 Kampanye
14
Menolong Hewan
55 Kampanye
15
Panti Asuhan
109 Kampanye
16
Pelestarian Lingkungan
72 Kampanye
17
Personal Challenge
252 Kampanye
18
Produk dan Inovasi
54 Kampanye
19
Rumah Ibadah
253 Kampanye
20
Run For Charity
308 Kampanye
21
Umrah dan Haji
36 Kampanye
Tabel 4.1
Kategori Kampanye Sosial Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com
Sumber: www.kitabisa.com
Selama kurun waktu empat tahun, Kitabisa.com sudah berhasil
mewadahi lebih dari 4 Ribu kampanye yang terdiri dari beberapa kategori di
atas. Kategori yang paling unggul adalah kategori Beasiswa dan Pendidikan.
Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk masyarakat dalam proses
pembangunan negara agar menjadi negara yang lebih maju. Tetapi
60
keprihatinan yang dialami di Indonesia adalah tidak meratanya pendidikan di
daerah terpencil, rendahnya kualitas sarana fisik seperti perpustakaan atau
laboratorian, dan kurangnya sumber daya pengajar.
Salah satu kampanye sosial dalam kategori Beasiswa dan Pendidikan
adalah Pesantren Yatim yang di galang oleh Yayasan Cinta Dakwah
Indonesia.
Gambar 4.1 Kampanye Sosial Pesantren Yatim
Sumber: Kitabisa.com1
Kampanye sosial yang ditujukan untuk anak-anak yatim serta keluarga
yang tidak mampu ini telah mengumpulkan donasi lebih dari 800 Juta Rupiah
dan telah melakukan peletakan batu pertama di Kecamatan Nyalindung,
Kabupaten Sukabumi pada 15 Februari 2017 yang lalu. Kesuksesan
penggalangan dana pada kampanye sosial tersebut tidak terlepas dari
penggunaan media sosial.
Dalam melakukan kampanye sosial, penggalang dana dan donatur
Kitabisa.com berkomunikasi melalui computer mediated communication yang
dilakukan dengan tahapan impersonal, interpersonal dan hyperpersonal.
1
WIB.
https://kitabisa.com/pesantrenyatim di akses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul 15:27
61
Kajian dalam computer mediated communication lebih mengkhususkan pada
komunikasi interpersonal manusia melalui internet serta web.
1.
Impersonal
Komunikasi impersonal dilakukan secara masif kepada khalayak
dengan menggunakan media massa sebagai alat untuk menyampaikan
pesan secara menyeluruh. Pada penelitian ini, media massa yang diteliti
adalah media sosial. Media sosial atau social networksites merupakan
sebuah situs yang menfasilitasi pembangunan jaringan sosial atau
hubungan sosial di antara orang-orang yang memiliki ketertarikan,
aktivitas, latar belakang, atau hubungan dunia nyata yang sama.2
Dalam wawancara pribadi penulis dengan para informan, hampir
seluruh informan memiliki media sosial dan turut aktif dalam
penggunaannya.
“Sangat aktif. Sosial media terutama Facebook terus aktif selama
24 jam...”3
“Pastinya iya.. Karena saya juga sedang mengerjakan skripsi.
Data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang harus saya ambil
melalui internet, jadi sudah setiap hari menggunakan internet, bahkan
hampir setiap jam.”4
“Yes.. Saya lebih sering di Facebook ya, dulu sempet juga aktif di
Blog. Kalau saat ini juga aktif di Instagram. Browsing juga cukup sering
dan memang saya lebih sering belajar melalui internet seperti lewat
Youtube.”5
2
M. Danah Boyd, “Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship”,
University
of
California
Berkeley,
di
akses
dari
http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html, pada tanggal 06 April 2017 pukul 13:12.
3
Wawancara Pribadi Via Email dengan Dhimas Aryadi, Jakarta, 02 April 2017.
4
Wawancara Pribadi dengan Delia Ulfah di Cafe Cangkir, Tangerang Selatan, 29 Maret
2017.
5
Wawancara Pribadi dengan Yulinda Ashari di Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Tangerang
Selatan, 07 April 2017.
62
Berdasarkan keterangan di atas dapat dipastikan seluruh informan
aktif dalam penggunaan media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa
seluruh informan memiliki ketertarikan yang sama pada media sosial.
Perspektif ini juga memandang bahwa komunikasi online kurang
mendukung aspek personal karena saluran internet tidak mengakomodasi
sinyal nonverbal yang dibutuhkan dalam menjalin interaksi interpersonal.
Dalam komunikasi secara tatap muka (face-to-face) cenderung lebih
banyak menggunakan bahasa nonverbal untuk berkomunikasi seperti
nada suara, raut wajah, intonasi, jarak, dan lain-lain. Namun dalam
komunikasi online, sulit untuk menunjukkan tanda-tanda nonverbal
tersebut.
Perspektif ini kemudian memunculkan beberapa kritik, yaitu
munculnya petunjuk nonverbal seperti emoticon dan avatar (berbentuk
foto). Inovasi ini meningkatkan derajat kehadiran sosial yang sebelumnya
tidak terakomodasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, penggalang dana
sebagai komunikator menggunakan emoticon dan foto karena dianggap
mampu mewakili bahasa nonverbal yang tidak dapat terlihat oleh donatur
sebagai komunikan melalui computer mediated communication.
Hal ini dinyatakan oleh salah satu penggalang dana di platform
crowdfunding Kitabisa.com, Faiz Nasrullah Al-Hakim dan Yulinda
Ashari terkait penggunaan emoticon dan foto sebagai pengganti bahasa
nonverbal:
“Kalau untuk penggunaan emoticon saya gunakan saat men-share
kampanye sosial di media sosial ya. Yang saya gunakan biasanya
63
emoticon senyum, karena memang harus seperti itu. Kemarin saya
pernah diajari juga oleh karyawan Kitabisa, pertama kalau kita
mengajak orang lain untuk donasi di campaign kita jangan melalui
pesan broadcast tetapi melalui personal message satu per satu ke orang,
jadi minimal semua kontak di handphone kita bisa kita personal message
satu per satu. Maka itu di whatsapp dan di inbox facebook saya, pasti
saya mengajak teman-teman saya. Harus di sapa dulu orangnya dan
emoticon itu ada pengaruhnya disitu agar keliatan lebih ramah.”6
“Saat aku menggalang dana saya memakai emoticon senyum dan
love. Saya juga mencantumkan foto sebagai bukti kalau orang tersebut
memang pantas untuk dibantu, juga supaya orang-orang percaya dan
tertarik untuk berdonasi. Karena kalau hanya tulisan saja akan kurang
menarik dan menghindari kalau orang-orang mengira campaign saya ini
hoax.”7
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan emoticon dan foto digunakan oleh para penggalang dana
dengan harapan dapat mengganti peranan bahasa nonverbal dalam
berkomunikasi, serta meyakinkan kampanye sosial yang sedang di galang
sehingga para donatur turut menyumbang dana. Namun, pada hasil
penelitian ini penggunaan emoticon dan foto ternyata masih kurang
efektif untuk mengambil peran penuh atas bahasa nonverbal. Hal ini
diutarakan
oleh
salah
satu
donatur
di
platform
crowdfunding
Kitabisa.com, Ania Suci:
“Untuk penjelasan kampanye itu sendiri saya merasa masih
kurang mendetail, kemudian foto yang dicantumkan juga tidak begitu
jelas, sehingga kurang menarik keseluruhan penjelasannya.”8
6
Wawancara Pribadi dengan Faiz Nasrullah Al-Hakim di Masjid Fatullah Ciputat,
Tangerang Selatan, 29 Maret 2017.
7
Wawancara Pribadi dengan Yulinda Ashari di Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Tangerang
Selatan, 07 April 2017.
8
Wawancara Pribadi dengan Ania Suci di Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Tangerang
Selatan, 01 April 2017.
64
Menurut penulis, penggunaan emoticon dan foto sebenarnya bisa
mengganti peranan bahasa nonverbal apabila penggalang dana sebagai
komunikator menggunakannya dengan baik, sehingga donatur sebagai
komunikan merasa puas secara keseluruhan akan pesan tekstual yang
disampaikan.
2.
Interpersonal
Perspektif ini merupakan jawaban dari perspektif impersonal.
Secara sederhana perspektif komunikasi interpersonal mengungkapkan
bahwa tidak adanya bahasa nonverbal dapat dijembatani dengan
penyesuaian sikap. Baik disadari atau tidak, dalam berkomunikasi
masyarakat selalu menyesuaikan dengan faktor disekelilingnya. Pada
perspektif ini, penggalang dana sebagai komunikator berusaha untuk
membuka diri dan menciptakan kesan secara tekstual kepada calon
donatur. Cara untuk membuka diri adalah dengan menyebarkan
kampanye yang sedang di galang melalui media sosial. Dengan
menyebarkan informasi mengenai kampanye sosial tersebut di media
sosial, penggalang dana berusaha membuka diri seraya ingin mengetahui
respon dari para calon donatur. Hal ini dinyatakan oleh Faiz Nasrullah
Al-Hakim dan Sarasticha Ayu Pamargi selaku penggalang dana:
“Iya saya menyebarkan kampanye yang sedang saya galang di
semua media sosial Twitter, Facebook, Instagram, sampai di website
pribadi saya. Responnya cukup beragam. Kalau disebarkan melalu
media sosial misalnya pada Facebook, teman-teman saya memberi
komentar dan likes.”9
9
Wawancara Pribadi dengan Faiz Nasrullah Al-Hakim di Masjid Fatullah Ciputat,
Tangerang Selatan, 29 Maret 2017.
65
“Ya, saya sebarkan ke media sosial. Karena itu cara yang efektif
untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kampanye yang sedang
saya galang. Mereka ikut tertarik untuk mempromosikan kampanye yang
saya galang tersebut bahkan mereka juga ikut menyumbangkan dana.”10
Dengan menyebarkan kampanye sosial melalui media sosial,
penggalang dana mendapatkan respon berupa likes, comment, dan
promoted dari calon donatur. Bahkan ada beberapa orang calon donatur
yang tertarik dengan kampanye sosial tersebut sehingga mereka langsung
memutuskan untuk ikut berdonasi. Hal ini diakui oleh donatur Ania Suci
dan Dhimas Aryadi:
“Iya saya likes dan share juga di grup-grup media sosial. Saat itu
saya share hanya sekali tapi di semua grup yang saya ikuti”11
“Pernah. Karena saat itu yang saya bisa lakukan hanya
menyumbang sedikit dana, jadi saya share juga untuk disebarluaskan.”12
Saat penggalang dana membuka diri, donatur juga turut membuka
diri dan merasa perlu untuk melakukan tindakan balasan atas pesan yang
diterima. Tindakan balasan tersebut berupa likes, comment, dan share.
Fitur likes yang disediakan di media sosial merupakan salah satu bentuk
pernyataan bahwa seseorang menyukai status, foto, atau informasi yang
diberikan oleh pengunggah. Fitur comment disediakan dalam sebuah
kolom komentar sehingga para pengguna media sosial dengan bebas
dapat menyalurkan opini atau pendapat mereka. Terakhir adalah fitur
share yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan suatu informasi,
fitur share inilah yang membuat suatu informasi bisa menjadi viral di
10
Wawancara Pribadi Via Email dengan Sarasticha Ayu Pamargi, Jakarta, 03 April 2017.
Wawancara Pribadi dengan Ania Suci di Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Tangerang
Selatan, 01 April 2017.
12
Wawancara Pribadi Via Email dengan Dhimas Aryadi, Jakarta, 02 April 2017.
11
66
kalangan masyarakat karena sudah disebarluaskan dan banyak menjadi
perbincangan.
Selain membuka diri, pada perspektif ini juga membahas tentang
menciptakan kesan yang dilakukan oleh penggalang dana kepada calon
donatur. Kesan yang ingin ditampilkan penggalang dana sebagai
komunikator adalah kesan ramah dan meyakinkan, sehingga calon
donatur merasa yakin untuk memberikan donasi pada kampanye sosial
tersebut.
“Melalui personal message saya hubungi satu per satu di semua
kontak saya dan selalu saya follow up terus...”13
“Iya. Waktu itu aku share di Facebook dan ke temen-temen lewat
Whatsapp. Aku juga dikasih tau dari Kitabisa.com supaya orang-orang
itu ikut donasi, caranya dengan aku chat personal terus minta bantuan
aja ke temen-temen yang punya banyak link, kita minta dia untuk ngeshare juga. Kalo kita broadcast di grup, itu kan chat kita bisa ketumpuk
sama chat yang lain, jadi ya itu aku personal message aja.”14
Kesan yang ingin ditampilkan kepada calon donatur adalah kesan
ramah sehingga penggalang dana memilih untuk melakukan personal
message, dimana banyak orang lebih memilih untuk melakukan pesan
broadcast dibanding personal message. Broadcast adalah sebuah metode
dalam pengiriman data dimana data akan di kirim ke banyak titik
sekaligus tanpa melakukan pengecekan apakah alamat yang di tuju siap
untuk menerima data atau tidak.15
13
Wawancara Pribadi dengan Faiz Nasrullah Al-Hakim di Masjid Fatullah Ciputat,
Tangerang Selatan, 29 Maret 2017.
14
Wawancara Pribadi dengan Yulinda Ashari di Fakultas Psikologi UIN Jakarta,
Tangerang Selatan, 07 April 2017.
15
www.teorikomputer.com/2016/01/pengertian-broadcast-pada-jaringan.html?m=1 di akses
pada tanggal 05 April 2017 pukul 10:45 WIB.
67
Broadcast mengirimkan pesan ke lebih dari satu pengguna yang
terdapat di daftar kontak. Broadcast biasanya dilakukan di chatting
application seperti BBM, Whatsapp, Line, dan lain-lain. Sedangkan
personal message adalah pesan yang ditujukan hanya kepada satu
kontak. Inilah yang membedakan penggunaan broadcast dan personal
message.
Gambar 4.2
Personal Message Oleh Penggalang Dana Kepada Calon Donatur
Sumber: WhatsApp
Gambar di atas menunjukkan bagaimana penggalang dana sebagai
komunikator melakukan personal message kepada calon donatur sebagai
komunikan. Hal pertama yang ditulis oleh penggalang dana diawali
dengan menyapa calon donatur, kemudian memberikan penjelasan yang
singkat namun jelas mengenai kampanye sosial yang sedang di galang.
Setelah memberi penjelasan kemudian penggalang dana mulai mengajak
calon donatur untuk berdonasi dengan menyertakan do’a agar calon
donatur yang akan berdonasi nantinya selalu di beri berkah dalam
rezekinya. Terakhir, penggalang dana menyertakan penggunaan emoticon
68
yang
membuat
pesan
disampaikan
melalui
computer
mediated
communication terasa intens seperti halnya komunikasi tatap muka
langsung (face-to-face). Melalui personal message, donatur sebagai
komunikan merasa keberhasilan akan komunikasi persuasif yang
dilakukan penggalang dana sebagai komunikator. Komunikasi persuasif
bertujuan untuk menguatkan atau mengubah sikap dan perilaku receiver
(komunikan).16 Hal ini ditegaskan oleh Ania Suci dalam wawancara
mendalam:
“Karna saya sudah terpersuasif untuk ikut donasi walaupun
donasi saya juga terhitung kecil. Tapi sudah berhasil saat itu teman
saya Faiz komunikasi persuasifnya sehingga akhirnya saya mau
berdonasi.”17
Dengan melakukan personal message, komunikasi interpersonal
melalui computer mediated communication terasa setara dengan
komunikasi
interpersonal
tatap
muka
(face-to-face).
Walaupun
computer mediated communication hanya sebatas tekstual, donatur
dapat merasa terpersuasif oleh penggalang dana sehingga donatur
secara sukarela mau berdonasi pada kampanye yang sedang di galang.
3.
Hyperpersonal
Komunikasi hyperpersonal dilakukan dengan media internet yang
menurut masyarakat sosial lebih menarik bila dibandingkan dengan
komunikasi face-to-face. Berbeda dari dua perspektif sebelumnya yang
16
Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia (Tangerang Selatan: Karisma Publishing
Group, 2011, h. 13.
17
Wawancara Pribadi dengan Ania Suci di Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Tangerang
Selatan, 01 April 2017.
69
mempermasalahkan bahasa nonverbal, perspektif ini justru menganggap
bahwa tidak adanya nonverbal justru membantu dalam berinteraksi.
Komunikasi hyperpersonal terjadi ketika seseorang merasa nyaman
untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dalam saluran komunikasi
melalui media daripada komunikasi langsung.
Pernyataan teori ini bertolak belakang dengan temuan yang
didapatkan oleh penulis, dari hasil wawancara pribadi dengan seluruh
informan
menyatakan
rasa
tidak
nyaman
sepenuhnya
untuk
berkomunikasi melalui computer mediated communication dan lebih
memilih mengekspresikan diri mereka dengan komunikasi secara tatap
muka langsung (face-to-face).
“Kalau untuk komunikasi personal saya lebih suka tatap muka
langsung. Tapi kalau untuk diskusi dengan banyak orang mungkin saya
lebih memilih untuk lewat internet. Memang saya sering dapat masalah
karena komunikasi lewat teks itu, makanya kalau saya merasa topik
obrolannya sudah keluar jalur, saya langsung telfon teman saya atau
ketemu agar saling tahu nada bicara kita seperti apa. Paling enak
memang tatap muka lah yang terbaik.”18
“Apabila dapat tatap muka, maka saya akan lebih memilih
komunikasi langsung karena dapat mengurangi miss communication,
namun internet juga merupakan alternatif yang sangat cocok digunakan
jika berhubungan jarak jauh.”19
“Sebenernya komunikasi itu lebih baik lewat tatap muka langsung
jadi kelihatan ekspresinya seperti apa. Cuma kalau lagi gak bisa ya balik
lagi ke media sosial itu penting.”20
18
Wawancara Pribadi dengan Yulinda Ashari di Fakultas Psikologi UIN Jakarta,
Tangerang Selatan, 07 April 2017.
19
Wawancara Pribadi Via Email dengan Sarasticha Ayu Pamargi, Jakarta, 03 April 2017.
20
Wawancara Pribadi dengan Faiz Nasrullah Al-Hakim di Masjid Fatullah Ciputat,
Tangerang Selatan, 29 Maret 2017.
70
Computer mediated communication tidak membatasi jumlah
komunikasi yang terjalin antara komunikator dan komunikan.
Meskipun computer mediated communication tetap digunakan karena
lebih efisien sehingga dapat dilakukan kapan saja dengan waktu yang
tidak terbatas, tetapi komunikasi tatap muka (face-to-face) dianggap
masih lebih efektif karena tanpa menggunakan media dalam
menyampaikan pesannya, sehingga dapat melihat langsung reaksi dari
komunikan dan mengurangi adanya miss communication. Sehingga
tidak bisa dikatakan sepenuhnya bahwa penggalang dana dan donatur
nyaman berinteraksi melalui computer mediated communication.
B. Analisis Strategi Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter dan
Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com
Kitabisa.com menggunakan new media khususnya media sosial sebagai
sarana utama penyebaran informasi secara luas, serta menunjang kegiatan
crowdfunding melalui online. Penggunaan media sosial oleh Kitabisa.com
dilakukan melalui situs jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram. Pada
akun Facebook, Kitabisa.com sudah diikuti oleh lebih dari 120 Ribu
pengikut.21 Twitter dengan 15 Ribu pengikut,22 dan Instagram dengan 30
Ribu pengikut.23 Secara kuantitas, Facebook masih unggul dengan total 120
Ribu pengikut. Hal ini juga ditegaskan oleh Marketing Manager
21
https://web.facebook.com/Kitabisadotcom/?_rdc=1&_rdr di akses pada tanggal 13 April
2017 pukul 11:41 WIB.
22
https://twitter.com/kitabisacom?ref_src=twsrc^google|twcamp^serp|twgr^author di akses
pada tanggal 13 April 2017 pukul 11:43 WIB.
23
https://www.instagram.com/kitabisacom/ di akses pada tanggal 13 April 2017 pukul
11:44 WIB.
71
Kitabisa.com Iqbal Hariadi, bahwa Facebook menjadi pilihan utama diantara
ketiga jejaring sosial tersebut:
“Sebenarnya kalau diberi peringkat, sekarang nomor satu tetap
Facebook, kedua Instagram, ketiga Twitter. Karena simply Facebook
yang sebenarnya orang masih paling banyak aktif di Facebook. Kedua,
di Facebook lebih cepat untuk viral karena ada tombol share sehingga
lebih mudah disebarluaskan, bisa memberitahu orang lain juga sehingga
nilai reach lebih tinggi dibandingkan Instagram dan Twitter. Ketiga
secara konversi juga paling besar, konversi maksudnya dari orang-orang
yang melihat, berapa persen yang akhirnya jadi donasi. Kalo kita kan
fokusnya memang di donasi, jadi kita ukur kalau kita posting di sosial
media berapa orang dari sekian orang yang ngeliat dan berapa orang
yang akhirnya donasi. Nah itu persentase konversinya masih paling
banyak di Facebook. Salah satu alasannya mungkin juga di Facebook
kalau kita taruh link bisa langsung di klik, kalau di Instagram itu tidak
bisa di klik, di Twitter orang biasanya tidak terlalu engage dengan halhal yang seperti donasi online kecuali mau baca berita atau mereka
hanya mencari sesuatu yang sedang update.”24
Keunggulan
fitur-fitur
pada
Facebook
membuat
Kitabisa.com
memaksimalkan penggunaannya, selain ikut berdonasi para pengikut akun
Facebook juga dapat menyebarkan konten-konten yang Kitabisa.com unggah
sehingga menjadi viral di kalangan masyarakat.
Bentuk-bentuk baru dari komunikasi secara online seperti pada situs
jejaring sosial (media social) tidak memiliki keterbatasan. Ketidakterbatasan
inilah yang membuat Kitabisa.com memilih untuk menggunakan media sosial
sebagai sarana utama dalam mengenalkan platform crowdfunding kepada
masyarakat Indonesia karena media sosial terbukti efektif, sesuai dengan hasil
wawancara dengan Iqbal Hariadi selaku Marketing Manager Kitabisa.com:
24
Wawancara Pribadi dengan Iqbal Hariadi di Coorporate Office Kitabisa.com, Jakarta, 31
Maret 2017.
72
“Kalau untuk Kitabisa, social media sangat essential sekali karena
menjadi ujung tombak marketing kita. Simply karena social media itu
murah, efektif dan paling mudah untuk embedded ke audience yang kita
tuju. Apalagi kalau konteksnya adalah Kitabisa yang menggalang dana
online, jadi memang proses galang dana pun paling banyak
mendapatkan donasi yang disebar lewat social media. Jadi buat Kitabisa
social media is very essential.”25
Dalam wawancara pribadi dengan Iqbal Hariadi di atas, bagi
Kitabisa.com media sosial adalah sarana efektif yang dapat menjangkau
seluruh kalangan dengan cepat karena dilakukan secara masif kepada
khalayak. Selain efektif, penggunaan media sosial juga sangat efisien, tidak
mengeluarkan banyak waktu dan tenaga, seperti yang diutarakan Iqbal
Hariadi berikut ini:
“Sebenarnya simply karena lebih murah saja. Sebenernya lebih
karena faktor ekonomi ya, bukan hanya karena murah tapi dengan effort
yang sedikit bisa mendapatkan keuntungan yang banyak, dibandingkan
dengan effort harus turun ke lapangan, menghabiskan waktu, tenaga,
dan uang tetapi mungkin konversinya orang yang berdonasi atau orang
yang berniat untuk menggalang dana lebih sedikit dibandingkan melalui
media sosial. Mungkin dari 10 orang yang kita temui di lapangan,
masing-masing orang kita jelaskan mengenai Kitabisa sekitar 3 menit
sampai 30 menit tapi mungkin yang jadi hanya 1 orang dan mungkin
hanya mendapatkan donasi sebesar 20 Ribu. Dengan kondisi yang
seperti itu, jika melalui media online justru sebaliknya. Hanya melalui
satu postingan dengan satu foto, yang melihat sampai 10 Ribu orang,
dari 10 Ribu orang ada 2 Ribu orang yang tertarik dengan postingan
tersebut, dari 2 Ribu orang ada 100 orang yang donasi, dari 100 orang
yang donasi bisa menghasilkan sekian ratus juta. Jadi memang lebih
efektif.. Satu lebih efektif, kedua lebih mudah viral jadi lebih banyak
orang yang bisa ke reach secara marketing.”26
Kitabisa.com adalah suatu platform atau wadah bagi kampanyekampanye untuk berbagai macam ide-ide perubahan dan kebutuhan.
25
Wawancara Pribadi dengan Iqbal Hariadi di Coorporate Office Kitabisa.com, Jakarta, 31
Maret 2017.
26
Wawancara Pribadi dengan Iqbal Hariadi di Coorporate Office Kitabisa.com, Jakarta, 31
Maret 2017.
73
Penggunaan media sosial oleh platform crowdfunding Kitabisa.com yang
efektif dan efisien membuat masyarakat secara perlahan mengenali sistem
donasi online sehingga beralih untuk menggalang dana dan berdonasi secara
online, serta meninggalkan cara lama dengan berdonasi offline. Untuk
meyakinkan dan mengenalkan donasi online kepada masyarakat luas,
Kitabisa.com mempunyai strategi komunikasi.
Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan penggunaan media
sosial melalui proses strategi beserta tahapan-tahapan sehingga Kitabisa.com
kini mampu menjadi platform donasi online yang terpercaya di Indonesia.
1.
Strategi Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter dan Instagram)
Platform Crowdfunding Kitabisa.com
a. Format
Format pada media sosial Kitabisa.com saat ini berfokus pada
video. Penggunaan format video lebih menarik bagi masyarakat untuk
menyimak penjelasan mengenai kampanye sosial dibandingkan
dengan penggunaan format foto. Dengan format video, rekaman dapat
diputar berulang-ulang kali sehingga menarik perhatian masyarakat
yang ingin berdonasi di kampanye sosial tersebut.
Gambar 4.2 Format Video Pada Facebook Kitabisa.com
Sumber:https://web.facebook.com/pg/Kitabisadotcom/videos/?ref=page_internal
27
27
https://web.facebook.com/pg/Kitabisadotcom/videos/?ref=page_internal di akses pada
tanggal 13 April 2017 pukul 13:37 WIB.
74
Unggahan Kitabisa.com di Facebook pada tangal 06 April 2017
berjudul “Puluhan Warga Tewas Akibat Senjata Kimia Di Syria
Termasuk Anak-Anak” mendapatkan 239 share, 32 comment, dan
ditonton sebanyak 4.500 kali.
Gambar 4.3 Format Video Pada Twitter Kitabisa.com
Sumber: https://twitter.com/kitabisacom/status/823758873655853057 28
Unggahan Kitabisa.com di Twitter pada tanggal 23 Januari 2017
berisikan “Sulami Manusia Kayu Asal Sragen, @NET_CJ mengajak
netizen berdonasi via Kitabisa.com/sulamimanusiakayu, terkumpul 31
Juta dalam 2 hari” mendapatkan 13 retweet, 1 reply, dan 2 likes.
.
Gambar 4.4 Format Video Pada Instagram Kitabisa.com
Sumber:https://www.instagram.com/p/BSP9D-JhVng/?taken-by=kitabisacom29
28
https://twitter.com/kitabisacom/status/823758873655853057 di akses pada tanggal 13
April 2017 pukul 14:48 WIB.
29
https://www.instagram.com/p/BSP9D-JhVng/?taken-by=kitabisacom di akses pada
tanggal 13 April 2017 pukul 15:06 WIB.
75
Unggahan Kitabisa.com di Instagram pada tanggal 30 Maret
2017 dengan caption “Bayangkan kalau kamu menjadi seorang Ayah,
dan anak kamu mengidap penyakit langka yang butuh penanganan
media yang sigap. Hal itulah yang dialami Pak Joko setiap harinya.
Pak Joko memiliki seorang anak bernama Sarah, seorang mahasiswi
aktuaria di IPB. Sarah menderita Autoimun Myasthenia Gravis.
Sebuah kondisi di mana sistem imun tubuh justru menyerang sistem
saraf dan otot. Awalnya, biaya pengobatan Sarah ditanggung oleh
kantor Pak Joko. Namun, karena adanya kebijakan baru, prosesnya
jadi semakin sulit. Simak kisah lengkapnya di video ini. Mention
temen kamu anak IPB ya, supaya semakin banyak yang lihat dan
bantu!” mendapatkan 30 comment, dan ditonton sebanyak 3.491 kali.
Dari ketiga media sosial di atas dengan format yang sama yaitu
format video, media sosial Facebook terbukti mendapatkan perhatian
lebih dari masyarakat dengan 239 share, 32 comment, dan ditonton
sebanyak 4.500 kali. Disusul oleh Instagram dengan 30 comment,
3.491 kali ditonton dan Twitter diurutan terakhir dengan 13 retweet, 1
reply, dan 2 likes.
b. Tipe Konten
Dalam ranah media sosial, konten adalah senjata utama. Dengan
konten yang berkualitas akan membuat suatu website selalu diingat
oleh para pengikutnya. Ada beberapa tipe konten yang diunggah pada
media sosial Kitabisa.com, yang pertama adalah konten success story.
Konten success story berisikan cerita mengenai kampanye-kampanye
sosial yang telah sukses digalang dan menjadi viral di masyarakat.
Tujuan dari success story supaya masyarakat melihat dan selalu
76
teringat oleh Kitabisa.com sehingga saat masyarakat ingin membantu
mengumpulkan dana bagi orang yang membutuhkan, mereka
menggunakan Kitabisa.com untuk menggalang dana.
Gambar 4.5 Konten Success Story Pada Media Sosial Kitabisa.com
Sumber:https://www.instagram.com/p/BQkbadXgSAH/?taken-by=kitabisacom30
Konten success story dari Asmara Wreksono yang tergerak
membantu Aleena, bayi yang terlahir dengan benjolan di bawah dagu
sebelah kanan dan di bawah lidah. Pada usia satu bulan, Aleena mulai
sesak nafas dan akhirnya dipasang trakeostomi (alat bantu nafas di
tenggorokan). Asmara Wreksono yang tersentuh atas kondisi Aleena
membantu menggalang dana melalui halaman Kitabisa.com/aleena.
Kemudian disebarkan melalui media sosial sehingga masyarakat
tergerak untuk berdonasi. Donasi yang terkumpul pun mencapai 100
Juta Rupiah. Donasi digunakan untuk proses pengobatan dan operasi
Aleena.
Kedua,
konten yang sedang trending. Konten trending
diunggah dan di pull oleh Kitabisa.com di media sosial karena saat
sedang trending, masyarakat cenderung ramai berdonasi dan share di
media sosial masing-masing.
30
https://www.instagram.com/p/BQkbadXgSAH/?taken-by=kitabisacom di akses pada
tanggal 17 April 2017 pukul 08:49 WIB.
77
Gambar 4.6 Konten Trending Pada Media Sosial Kitabisa.com
Sumber:https://www.instagram.com/p/BSvO70ThuR5/?taken-by=kitabisacom31
Konten trending dari kampanye sosial oleh Organisasi Aksi
Cepat Tanggap. Pada tanggal 04 April 2017, sebuah serangan senjata
kimia terjadi di Provinsi Idlib, Suriah. 58 orang tewas dan 11
diantaranya adalah anak-anak. Donasi yang terkumpul mencapai 3
Milyar Rupiah yang telah digunakan untuk bantuan pangan bagi para
korban bom kimia Idlib.
Ketiga,
konten
kegiatan
komunitas
yang
menggunakan
Kitabisa.com. Dengan mengunggah konten ini, Kitabisa.com secara
tidak langsung membajak audience komunitas tersebut sehingga
Kitabisa.com makin dikenal luas oleh masyarakat.
Gambar 4.7Konten kegiatan komunitas yang menggunakan Kitabisa.com Pada
Media Sosial Kitabisa.com
Sumber:https://www.instagram.com/p/BO5wGpqAw_W/?taken-by=kitabisacom32
31
https://www.instagram.com/p/BSvO70ThuR5/?taken-by=kitabisacom
tanggal 17 April 2017 pukul 08:53 WIB.
di
akses
pada
78
Konten komunitas yang menggunakan Kitabisa.com di atas di
galang oleh tim SOS Rohingya dan Aksi Cepat Tanggap. Lebih dari
2.000 orang berdonasi mengumpulkan sekitar 500 Juta Rupiah.
Donasi sudah disalurkan berupa pemberian makanan siap saji untuk
lebih dari 1.500 jiwa, serta paket pangan berisi beras, minyak goreng
dan bumbu dapur sebagai persediaan sembako untuk 1 bulan per
keluarga.
Keempat, light content. Konten ini berisikan life behind the
scene dari Kitabisa.com. Seperti kegiatan-kegiatan, undangan pengisi
acara atau momen ulangtahun salah satu tim Kitabisa.com.
Gambar 4.8 Light Content Pada Media Sosial Kitabisa.com
Sumber:https://www.instagram.com/p/BSU315Jhsy6/?taken-by=kitabisacom33
Light content di atas menunjukkan CEO Kitabisa.com Alfatih
Timur yang diundang untuk menjadi pembicara di acara Big Circle
Metro Tv. Dari keempat konten di atas, success story, trending, share
komunitas yang menggunakan Kitabisa.com, dan light content, konten
trending menempati urutan paling utama dikarenakan masyarakat
lebih tertarik oleh suatu hal yang baru dan sedang viral di masyarakat.
32
https://www.instagram.com/p/BO5wGpqAw_W/?taken-by=kitabisacom di akses pada
tanggal 17 April 2017 pukul 09:04 WIB.
33
https://www.instagram.com/p/BSU315Jhsy6/?taken-by=kitabisacom di akses pada
tanggal 17 April 2017 pukul 08:57 WIB.
79
c. Partnership
Partnership atau persekutuan dilakukan oleh Kitabisa.com
dengan media partner seperti Liputan6.com, Detik.com, Kompas.com,
dan lain-lain. Kampanye-kampanye sosial yang viral di Kitabisa.com
mempunyai news value yang bisa diangkat menjadi berita oleh portalportal berita online tersebut. Secara berkala pada setiap minggu, tim
Kitabisa.com memberikan list stories kampanye sosial yang sedang
viral kemudian media partner tersebut memilih kampanye sosial mana
yang mempunyai news value yang bagus yang nantinya akan mereka
angkat sebagai berita.
Gambar 4.9 Berita Tentang Kitabisa.com Pada Media Partner
Sumber:http://tekno.liputan6.com/read/2869876/rp-3-miliar-terkumpul-viakitabisa-untuk-bangun-masjid-di-papua?source=search34
Kegiatan partnership seperti ini saling menguntungkan kedua
belah pihak, di satu sisi media partner mendapatkan berita, di sisi lain
juga turut mengangkat branding Kitabisa.com. Selain mengangkat
branding, para pembaca berita di media partner setelah membaca
berita bisa turut berpartisipasi dalam berdonasi karena ada fitur
embed.
34
http://tekno.liputan6.com/read/2869876/rp-3-miliar-terkumpul-via-kitabisa-untukbangun-masjid-di-papua?source=search di akses pada tanggal 17 April 2017 pukul 12:42 WIB.
80
Gambar 4.10 Fitur Embed Kitabisa.com Pada Media Partner
Sumber:http://citizen6.liputan6.com/read/2897537/ribuan-netizen-indonesiasumbang-dana-korban-kelaparan-somalia#35
Dengan adanya fitur embed, masyarakat bisa langsung berdonasi
setelah membaca berita, karena media partner mencantumkan link
kampanye sosial di Kitabisa.com pada berita tersebut. Fitur embed ini
menambah jumlah donatur karena semakin banyak masyarakat yang
melihat kampanye sosial tersebut, semakin banyak pula yang tergerak
hingga turut berdonasi.
2.
Tahapan Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter dan Instagram)
Platform Crowdfunding Kitabisa.com
Setelah menentukan strategi penggunaan media sosial melalui
format, konten, dan partnership, ada beberapa tahapan yang dilakukan
sebelum tim Kitabisa.com mengunggah suatu konten di media sosial.
Pertama, pada setiap hari senin tim melakukan rapat konten kalender
untuk satu minggu ke depan. Pada kegiatan rapat tersebut, tim melakukan
brainstorming untuk menentukan apa saja konten-konten yang perlu di
angkat selama satu minggu ke depan. Konten tersebut berisi seperti
kegiatan partnership dengan pihak-pihak tertentu dan kampanye-
35
http://citizen6.liputan6.com/read/2897537/ribuan-netizen-indonesia-sumbang-danakorban-kelaparan-somalia# di akses pada tanggal 17 April 2017 pukul 13:38 WIB.
81
kampanye sosial yang sedang viral di masyarakat. Konten tersebut
dimasukkan ke dalam agenda sehingga selama satu minggu ke depan
anggota tim sudah mengetahui akan mengunggah konten apa.
Kedua,
setelah
menentukan
jadwal
konten,
anggota
tim
mengunggah konten tersebut sesuai dengan jadwal satu minggu ke
depan. Ada tiga orang anggota tim yang bertugas untuk mengurus media
sosial yang terdiri dari writer dan designer. Writer bertugas untuk
membuat konten, menyiapkan materi, posting konten dan menulis di
Blog. Kemudian designer yang berfokus pada design dan video editor.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai
computer
mediated
communication dan strategi penggunaan media sosial pada platform
crowdfunding Kitabisa.com, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
Kitabisa.com terbukti mewadahi kampanye sosial yang ada di
Indonesia. Kampanye sosial adalah kampanye yang bertujuan pada perubahan
sosial untuk masalah-masalah sosial. Sejak berdiri pada tahun 2013,
Kitabisa.com telah mewadahi lebih dari 4 Ribu kampanye sosial dan
mengumpulkan donasi sebesar 80 Milyar Rupiah. Kampanye sosial pada
Kitabisa.com memiliki beberapa kategori yaitu, Bantuan Medis dan
Kesehatan, Beasiswa dan Pendidikan, Bencana Alam dan Kemanusiaan, dan
lain-lain. Dari beberapa kategori tersebut, kategori Beasiswa dan Pendidikan
unggul dengan 560 kampanye sosial.
Penggalang dana kampanye sosial berkomunikasi dengan para calon
donatur melalui computer mediated communication yang dilakukan dengan
tahapan impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal. Di awali dengan
tahapan impersonal dimana penggunaan emoticon dan foto dipakai untuk
mengganti peranan bahasa nonverbal, para penggalang dana menggunakan
emoticon dan foto untuk mengganti peranan bahasa nonverbal dan menarik
82
83
perhatian donatur sehingga turut berdonasi pada suatu kampanye sosial yang
sedang di galang. Hasil temuan yang di dapat, penggunaan emoticon dan foto
kurang maksimal digunakan oleh penggalang dana sehingga belum mampu
mengganti peranan bahasa nonverbal.
Pada tahapan kedua yaitu tahapan interpersonal, penggalang dana
melakukan upaya membuka diri dan menciptakan kesan pada donatur.
Penggalang dana membuka diri dengan menyebarkan kampanye sosial
tersebut melalui media sosial, sehingga penggalang dana mendapatkan respon
dari donatur berupa likes, comment, dan share. Kemudian, penggalang dana
juga menciptakan kesan pada donatur dengan cara melakukan personal
message. Personal message adalah pesan yang ditujukan hanya kepada satu
kontak, sehingga komunikasi interpersonal yang terjalin melalui computer
mediated communication terasa setara dengan komunikasi interpersonal tatap
muka (face-to-face). Donatur sebagai komunikan dapat terpersuasi melalui
personal message tersebut sehingga turut berpartisipasi pada kampanye sosial
tersebut.
Tahapan terakhir yaitu tahapan hyperpersonal. Hyperpersonal terjadi
ketika seseorang merasa nyaman untuk mengekspresikan diri mereka sendiri
dalam
saluran
komunikasi
melalui
media
(computer
mediated
communication) daripada komunikasi tatap muka (face-to-face). Tetapi, hasil
penelitian yang penulis dapatkan menyatakan bahwa komunikasi tatap muka
(face-to-face) dianggap masih lebih efektif karena tanpa menggunakan media
84
dalam menyampaikan pesannya, sehingga dapat melihat langsung reaksi dari
komunikan dan mengurangi adanya miss communication.
Untuk melancarkan kegiatan kampanye sosial di media sosial,
platform crowdfunding Kitabisa.com melakukan pengenalan tentang donasi
online melalui media sosial kepada masyarakat agar masyarakat beralih dari
donasi offline ke donasi online, sehingga dibutuhkan strategi komunikasi dan
tahapan-tahapan pada penggunaan media sosial tersebut. Strategi dan tahapan
inilah yang membuat Kitabisa.com kini menjadi platform donasi online yang
terpercaya di Indonesia. Strategi tersebut meliputi format, tipe konten, dan
partnership.
Dari sisi format, format yang digunakan berfokus pada format video.
Hal ini dikarenakan format video lebih menarik bagi masyarakat untuk
menyimak penjelasan mengenai kampanye sosial sehingga memberikan
peluang besar bagi calon donatur untuk berdonasi. Format video juga dapat di
putar berulang kali sehingga format ini lebih menarik apabila dibandingkan
dengan format foto.
Kemudian dari sisi tipe konten, konten yang
berkualitas akan membuat suatu website selalu diingat oleh para pengikutnya.
Dengan beberapa tipe konten yang menjadi acuan di Kitabisa.com seperti
success story, trending, mengangkat kegiatan komunitas yang menggunakan
Kitabisa.com, dan light content menjadikan Kitabisa.com populer di kalangan
masyarakat berkat konten yang berbobot, selalu menerbarkan kebaikan dan
memudahkan masyarakat untuk menggalang dana dan berdonasi secara
online.
85
Terakhir adalah partnership, karena Kitabisa.com lebih banyak
bergerak secara online maka media partner yang bekerjasama lebih condong
ke portal berita online seperti Liputan6.com, Detik.com, dan Kompas.com.
Kegiatan partnership inilah yang mengangkat branding Kitabisa.com
sehingga Kitabisa.com menjadi terkenal di kalangan masyarakat seperti saat
ini, selain itu kampanye-kampanye sosial yang berada di Kitabisa.com juga
mudah menjadi viral, karena portal berita online tersebut telah memiliki
audience pembaca yang cukup besar dan para pembaca bisa langsung menshare berita tersebut ke media sosial mereka masing-masing. Selain itu
audience yang turut tergerak untuk berdonasi pada kampanye sosial tersebut
bisa langsung berdonasi melalui fitur embed yang nantinya akan terhubung
langsung ke Kitabisa.com.
Setelah menentukan strategi pada penggunaan media sosial, ada pula
beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum Kitabisa.com mengunggah suatu
konten di media sosial. Pertama, brainstorming pada kegiatan rapat konten
kalender yang dilakukan setiap hari senin untuk menentukan apa saja kontenkonten yang perlu di angkat selama satu minggu ke depan. Kedua, setelah
menentukan jadwal konten, anggota tim mengunggah konten tersebut sesuai
dengan jadwal satu minggu ke depan. Ada tiga orang anggota tim yang
bertugas untuk mengurus media sosial yang terdiri dari writer dan designer.
Writer bertugas untuk membuat konten, menyiapkan materi, posting konten
dan menulis di Blog. Kemudian designer yang berfokus pada design dan
video editor.
86
B. Saran
Fenomena kampanye sosial di media sosial merupakan hal yang sudah
tidak asing bagi perkembangan teknologi, dimana saat ini hampir segala hal
bisa dilakukan melalui internet. Tidak banyak saran yang diberikan oleh
penulis karena Kitabisa.com sebagai platform crowdfunding yang masih
berusia dini telah maksimal menggunakan internet sebagai sarana komunikasi
kampanye sosial sehingga mendapatkan pencapaian yang besar. Saran penulis
pada penelitian ini agar Kitabisa.com membuat konten yang lebih
meyakinkan supaya masyarakat luas menyadari kegunaan platform ini dan
akhirnya berpindah dari donasi offline ke donasi online.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
A. Michael, Miles, Matthew dan Huberman. Analisis Data Kualitatif: Buku
Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press, 1992.
B
Walther, Joseph. “Computer-Mediated Communication: Impersonal,
Interpersonal, and Hyperpersonal Interaction” Communication Research
Vol.23, California, USA: Sage Publications, Inc, 1996.
Blossom, Jhon. Content Nation: Surviving and Thriving as Media sosial Changes
Our Work, Our Lives, and Our Future. USA: Wiley Publising, 2009.
Breakendridge, Solis, Putting the Public Back in Public Relations : How Media
sosial is Reinventing the Agging Business of PR, New Jersey: Pearson
Education, 2009.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prendan Media
Grup, 2013.
C. Steven, Bradford. Crowdfunding and the Federal Securities Laws. Columbus:
College of Law, Faculty Publications, 2012.
E.
Wheat, Rachel. Raising Money For Scientific Research
Crowdfunding. Trends in Ecology & Evolution, 2013.
Through
Griffin. A First Look at Communication Theory, 6th Editions. New York, USA:
McGraw-Hill Companies, 2011.
Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
Hastarjo, Sri. New Media Teori dan Aplikasi. Karanganyar: Lindu Pustaka, 2011.
J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1997.
Joachim, Hemer. A Snapshot on Crowdfunding. Karlsruhe: Franhoufer ISI, 2011.
Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi. Jakarta: Penerbit Universitas, 1965.
L.DeFleur, Melvin. Theorities of Mass Communication, 5th edition. New York:
Longman Inc., 2006.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Rosdakarya, 2006.
87
88
Muwarni, Endah. “Peluang dan Modifikasi Teori Komunikasi” dalam Irwansyah,
ed., The Reposision of Communication in the Dynamic of Convergence :
Reposisi Komunikasi Dalam Dinamika Konvergensi. Jakarta
Kencana
Predana Media Group, 2012.
Nasrullah, Rulli, Cybermedia, Yogyakarta: IDEA Press Yogyakarta, 2013.
Poerwandari, E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian
Psikologi, Jakarta: LPSP3-UI, 1998.
Salim, Agus, Teori & Paradigma, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006.
Venus, Antar, Manajemen Kampanye, Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2010.
B. JURNAL
Boyd, M. Danah. 2007. Social Network Sites: Definition, History, and
Scholarship. University of California – Berkeley. Terarsip dalam
http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html.
C. WEBSITE
About us, di akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 12:32 WIB, dari
www.Kitabisa.com/about-us.
Bantu Saudara Kita yang Tertimpa Banjir di Garut, di akses pada tanggal 01
Maret 2017 pukul 14:07 WIB, dari
https://Kitabisa.com/rkpedulibanjirgarut.
Beasiswa Untuk Tristan Alif – Messi Dari Indonesia, di akses pada tanggal 01
Maret 2017 pukul 14:06 WIB, dari https://Kitabisa.com/tristanalif.
Forbes 30 Under 30 Asia, di akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 18:54
WIB, dari http://www.forbes.com/30-under-30-asia-2016/socialentrepreneurs/#4bfad0207d46.
Masjid Chiba Jepang, di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pada pukul 14:04
WIB, dari https://Kitabisa.com/masjidchibajepang.
Pengertian Broadcast pada Jaringan Komputer dan Kegunaannya, di akses
pada tanggal 05 April 2017 pukul 10:45 WIB, dari
www.teorikomputer.com/2016/01/pengertian-broadcast-padajaringan.html?m=1.
Profil M.Alfatih Timur, di akses pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 19:45 WIB,
dari http://www.viva.co.id/siapa/read/156-m.-alfatih-timur.
89
Ribuan Netizen Indonesia Sumbang Dana Korban Kelaparan Somalia, di akses
pada tanggal 17 April 2017 pukul 13:38 WIB, dari
http://citizen6.liputan6.com/read/2897537/ribuan-netizen-indonesiasumbang-dana-korban-kelaparan-somalia#.
Rp 3 Miliar Terkumpul via Kitabisa untuk Bangun Masjid di Papua, di akses
pada tanggal 17 April 2017 pukul 12:42 WIB, dari
http://tekno.liputan6.com/read/2869876/rp-3-miliar-terkumpul-viakitabisa-untuk-bangun-masjid-di-papua?source=search.
10 Jejaring Sosial Populer di Indonesia, di akses pada tanggal 28 Februari 2017
pukul 12:51 WIB, dari www.top10magz.com/10-jejaring-sosial-populerdi-indonesia.
D. WAWANCARA PRIBADI
Wawancara Pribadi dengan Iqbal Hariadi, Marketing Manager Kitabisa.com di
Coorporate Office Kitabisa.com, pada tanggal 31 Maret 2017.\
Wawancara Pribadi dengan Delia Ulfah, Penggalang Dana Kitabisa.com di Cafe
Cangkir, pada tanggal 29 Maret 2017.
Wawancara Pribadi dengan Yulinda Ashari, Penggalang Dana Kitabisa.com di
Fakultas Psikologi UIN Jakarta, pada tanggal 07 April 2017.
Wawancara Pribadi dengan Faiz Nasrullah Al-Hakim, Penggalang Dana
Kitabisa.com, di Masjid Fatullah Ciputat, pada tanggal 29 Maret 2017.
Wawancara Pribadi via email dengan Sarasticha Ayu Pamargi, Penggalang
Dana Kitabisa.com, pada tanggal 03 April 2017.
Wawancara Pribadi via email dengan Dhimas Aryadi, Donatur Kitabisa.com,
pada tanggal 02 April 2017.
Wawancara Pribadi dengan Ania Suci, Donatur Kitabisa.com, di Perpustakaan
Utama UIN Jakarta, pada tanggal 01 April 2017
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada
Platform Crowdfunding Kitabisa.com)
Waktu wawancara
: Jum’at, 31 Maret 2017. Pukul 09:34 – 10:13 WIB.
Tempat wawancara
: Coorporate Office Kitabisa.com
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Iqbal Hariadi (Marketing Manager Kitabisa.com)
1. Bagaimana Kitabisa.com memandang media sosial?
Kalau untuk Kitabisa, social media tuh essential banget sih karena itu
menjadi ujung tombak marketing kita. Simply karena social media itu paling murah,
paling efektif dan justru malah paling gampang lah untuk embedded ke audience yang
kita tuju. Apalagi kalau konteksnya Kitabisa kan menggalang dana online jadi
memang proses galang dana pun paling banyak dapetin donasi yang disebar lewat
social media. Jadi buat Kitabisa social media is very essential.
2. Menurut Bapak sendiri selaku Marketing Manager, pandangan Bapak mengenai
media sosial seperti apa?
Social media tuh, ini general aja ya. Social media tuh kayak rame banget
dengan berbagai konten dan lain-lain gitu. Hmm... dan makin kesini karena semua
orang punya akses ke social media semua orang bisa jadi produsen jadi kontennya
pun sekarang makin beragam dan justru di dominasi oleh konten-konten yang
kategorinya tidak layak dikonsumsi atau dikonsumsi jadi negatif dan lain-lain gitu.
Tapi kalo gue personally sebagai marketing manager-nya Kitabisa ngeliat bahwa
salah satu misi utamanya Kitabisa adalah mewarnai si-timeline orang-orang dengan
konten-konten yang positif. Dengan cerita-cerita yang inspiring, dengan cerita-cerita
yang optimis gitu. Kalo orang ngeliat banyak cerita-cerita yang bikin marah, bikin
sedih, bikin apa segala macem, Kitabisa malah justru salah satu misi utamanya di
social media adalah supaya orang ngeliat berita-berita yang sebaliknya, yang positif,
yang bikin terinspirasi, yang gerakin orang untuk berbuat baik, bikin senyum, kayak
gitu-gitu misi utama kita.
3. Apa yang menjadi latarbelakang Kitabisa.com memilih untuk lebih banyak bergerak
secara online daripada offline?
Sebenernya simple sih jawabannya karena lebih murah aja. Sebenernya sih
lebih karena faktor ekonomi ya, bukan cuma karena murah tapi dengan effort yang
sedikit dapetnya banyak gitu, dibandingkan effort kita turun ke lapangan, ngobrol
sama orang itu kan ngabisin waktu, ngabisin tenaga, ngabisin uang, bensin segala
macem tapi mungkin konversinya orang yang jadi beneran donasi atau orang yang
jadi galang dana tuh dikit gitu. Mungkin dari 10 orang yang kita temuin, masingmasing orang ngobrol 3 menit atau 30 menit mungkin yang jadi cuma 1 orang, itu
juga cuma 20 Ribu gitu. Nah dengan kondisi kayak gitu lewat media online justru
sebaliknya. Kita cuma istilahnya ya kasarnya ya, kita bikin satu postingan doang,
satu foto, posting, yang ngeliat bisa 10 Ribu orang, dari 10 Ribu orang ada 2 Ribu
orang yang nge-klik, dari 2 Ribu orang ada 100 orang yang donasi, dari 100 orang
yang donasi menghasilnya sekian ratus juta gitu misalnya. Jadi lebih efektif aja sih..
Satu lebih efektif, dua lebih mudah viral jadi lebih banyak orang yang bisa ke reach
secara marketing gitu.
4. Untuk persentasi kegiatan online dan offline di Kitabisa.com masing-masing berapa
persen?
Mungkin sekarang angkanya di 10% kali ya untuk offline. Karena offline kita
sekarang di kegiatan offline-nya paling kalo dari Kitabisa-nya sendiri ada eventevent tapi itu juga sangat jarang kita lakukan. Itu juga biasanya kita bikin khusus
untuk temen-temen NGO, misalnya kita bikin pelatihan online fundraising dan lainlain, mungkin sekarang frekuensinya masih dalam dua bulan sekali. Terus sisanya
kan kita juga sering di undang sama temen-temen mahasiswa, di undang-undang di
acara itu kan termasuk ke event offline marketing juga kan. Tapi itu juga paling
seminggu sekali gitu pas weekend. Jadi mungkin kalo tadi pertanyaannya persentase
ya mungkin itu tadi di 10%.
5. Dari masing-masing media sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) mana yang
menjadi pilihan utama Kitabisa.com?
Sekarang sebenarnya kalo di levelin sekarang nomor satu tetap Facebook,
kedua Instagram, ketiga Twitter gitu. Karena simply Facebook yang sebenernya
orang masih paling banyak di Facebook. Kedua, di Facebook lebih cepet untuk viral
karena ada tombol share kan, jadi orang share, nge-tag dan lain-lain jadi kan reach
lebih tinggi dibandingkan Instagram dan Twitter. Ketiga secara konversi juga paling
besar, konversi maksudnya dari orang-orang yang ngeliat, berapa persen yang
akhirnya jadi donasi. Kalo kita kan fokusnya emang di donasi, jadi kita ukur kalo kita
posting di sosmed berapa orang dari sekian orang yang ngeliat, berapa orang yang
akhirnya donasi. Nah itu persentase konversinya masih paling banyak di Facebook
gitu. Salah satu alasannya mungkin juga di Facebook kan kalo kita naro link kan bisa
di klik, kalo di Instagram kan gak bisa di klik, di Twitter orang biasanya nggak
terlalu engage lah dengan hal-hal yang kayak gitu kecuali mau baca berita atau apa
kan mereka cuma nyari sesuatu yang update gitu, kayak gitu sih.
6. Bagaimana strategi Kitabisa.com dalam mengelola media sosial?
Ada dong.. Hmm agak banyak sih kalo mau ngomongin strategi gitu cuma
mungkin gue share beberapa. Yang pertama dari sisi format, format sekarang kita
fokusnya di video, karena video sekarang secara algoritma dari Facebook, Instagram
atau Twitter, kalo postingannya video tuh dibikin sama platform-platform ini lebih
banyak diliat orang dibandingkan dengan postingan biasa yang bentuknya gambar.
Jadi satu video, kedua gambar, jadi sekarang kita fokus di kedua hal itu aja. Kalo itu
dari sisi format, kemudian dari sisi tipe konten, biasanya kita ngeshare konten yang
pertama tentang success story, jadi itu kita share cerita-cerita campaign-campaign
yang udah pernah ada di Kitabisa dan sukses. Nah itu tujuannya supaya orang
ngeliat, lalu terinspirasi, kemudian dia nanti next time saat dia menemukan hal yang
sama dia kepikiran untuk bikin galang dana juga, itu tipe konten yang pertama
success story. Kedua, biasanya kita angkat juga yang lagi trending, misalnya kemarin
itu ada musibah Somalia kan, itu kan rame tuh, nah itu kita angkat. Soalnya kan
orang pasti rame tuh nge-share dan lain-lain, lagi trending kan, itu kedua. Ketiga,
biasanya kita share juga cerita orang-orang atau komunitas yang make Kitabisa,
supaya ngangkat mereka sekaligus ya kita membajak audience-nya mereka juga lah.
Misalnya di Instagram katakanlah kita nge-tag akun tertentu kan nanti kita akan
muncul juga di explore followers-nya dia, kayak gitu-gitu lah, itu dari tipe konten.
Sisanya kita kadang nge-share juga tentang light content lah, life behind the scenenya Kitabisa gitu. Kayak acara-acara atau tim kita ada acara ulangtahun atau apa
kayak gitu-gitu lah. Hal kecil dari kami gitu, itu dari tipe konten. Terus hmm apa lagi
ya, hal lain yang sekarang lagi banyak dilakukan adalah kita banyak partnership
dengan media-media online. Kayak Liputan6, Detik, Kompas dan lain-lain jadi
partnership-nya sih simple intinya di Kitabisa kan banyak kejadian-kejadian tertentu
lah. Banyak kejadian-kejadian tertentu yang secara berita punya news value buat
diangkat oleh media. Nah kita secara berkala tiap minggu ngasih mereka nge-feed
stories lah, nih ada kejadian menarik yang mungkin bisa diangkat jadi artikel, setelah
mereka angkat jadi artikel nah kita ada fitur namanya fitur embed, nih misalnya
Ribuan Netizen Indonesia Sumbang Dana Korban Kelaparan Somalia, trus dia
ceritalah tentang si beritanya blablabla dan di ujung ada tombol supaya orang kalo
mereka udah baca bisa langsung donasi, itu larinya ke Kitabisa lagi. Kita kasih list
ceritanya apa aja and then mereka pilih kira-kira mana yang news value-nya bagus
baru mereka angkat gitu. Mereka dapet berita, kita dapet space supaya orang yang
abis baca berita langsung bisa bantu juga dan dari sisi medianya kita juga kasih liat
kalo ini misalnya kan Liputan6, nah link-nya ini khusus untuk Liputan6. Jadi kalo ada
orang dari sini dan mereka nge-klik dan mereka donasi itu akan tercatat kalo donasi
ini datang dari Liputan6. Kegiatan ini ngangkat juga, satu ngangkat branding kita,
karna kan kita jadi diliput dan brand-nya kesebut terus kan di artikel mereka atau di
media mereka yang udah punya basis pembaca. Kedua kalo dari sisi internetnya kan
ada yang namanya SEO, intinya adalah kalo website kita banyak disebut di website
lain rangking website kita jadi naik. Ketiga ya ini dengan adanya si fitur donasi ini,
donasinya nambah secara kan banyak orang yang ngeliat campaignnya, banyak
orang yang tergerak untuk bantu, banyak orang yang donasi. Nih kalo disini jadi
keliatan nih Liputan6 ngajakin sekian orang untuk donasi. Sisanya untuk waktu
posting standar lah, waktu sore atau malem gitu-gitu sih, belom ada yang spesifik
banget.
7. Bagaimana proses Kitabisa.com memutuskan untuk men-share suatu konten di media
sosial? Ada berapa tahapan?
Simple-nya kita kalo secara tim, on weekly basis setiap senin kita rapat konten
kalender untuk seminggu ke depan. Kita brainstorm di hari itu apa aja konten-konten
yang perlu diangkat misalnya kita ada partnership dengan pihak-pihak tertentu nah
itu kan perlu diangkat dan itu di pull, kalo misalkan juga ada campaign-campaign
tertentu yang lagi rame di hari itu yang perlu diangkat kita masukin juga dan itu di
set, selama seminggu ke depan udah ditentuin besok akan posting apa, besok akan
posting apa dan seterusnya. Itulah hari senin, jadi sisanya setelah itu daily basis ya
karna udah tau hari ini angkat apa, besok angkat apa jadi ya tinggal posting. Tim
penulisnya tinggal bikin kontennya, nyiapin materinya, dan posting. Kalo sekarang
tim yang ngurus sosial media tuh ada tiga orang, satu fokus di desainer dan video
editor, satunya lagi tim writernya yang nulis dan posting di social medianya, satunya
lagi tuh yang kadang bantu untuk nulis di blog.
8. Apa yang membedakan penggunaan media sosial oleh Kitabisa.com dengan media
sosial oleh platform crowdfunding lain?
Sejujurnya gue gak begitu ngikutin sih kalo sama platform crowdfunding lain
bedanya seperti apa, karena sebenernya sih simple-nya gak terlalu penting juga sih
untuk kita. Karena secara kompetisi juga kita gak kompetisi dengan mereka.
Misalnya kayak Gandengtangan.com, mereka juga temen kita dan mereka juga agak
lain segmentasinya, mereka ke arah peminjaman pokoknya beda lah sama Kitabisa.
Kalo ditanya bedanya sama yang lain gue gak begitu tau sih, tapi mungkin salah satu
yang beda dan keliatan beda adalah kita fokus di story sih, kita fokus di cerita. Jadi
konten-konten di sosmed semuanya cerita gitu.
9. Apa saja kendala yang dihadapi Kitabisa.com dalam melakukan pengenalan tentang
platform donasi online melalui media sosial?
Sebenernya kendala yang paling dasar adalah masih banyak orang yang
belom paham kan konsep ini seperti apa, gampangnya kan karena belanja online aja
masih banyak yang belom ngerti, trus ini ada galang dana online. Trus kendala
berikutnya lebih ke arah gimana caranya membuat orang paham bahwa Kitabisa.com
ini adalah alatnya, platform-nya, bukan lembaga yang punya duit dan ngasih bantuan
ke orang. Karena itu yang paling banyak bikin orang salah paham lah. Orang
ngiranya Kitabisa.com ini kayak Dompet Dhuafa, kayak Rumah Zakat gitu ya, kita
punya uang banyak trus ada orang miskin atau ada apa-apa di bantu kayak gitu-gitu
padahal kan nggak kayak gitu. Kita justru fokusnya ke gimana caranya orang make
Kitabisa untuk galang dana gitu. Nah itu sebenernya kendala paling besar sih, cara
memahamkan orang bahwa setelah mereka inspired dengan story yang kita share di
sosmed, mereka tau the next thing to do adalah cuma dua opsi, antara mereka
berdonasi dan mereka memilih campaign yang mau mereka bantu atau mereka
menggalang dana. Nah kebanyakan orang masih ngeliat oh ya inspired lalu udah
berenti disitu atau oh ya inspired, gue mau juga dong minta gitu.
10. Bagaimana Kitabisa.com meyakinkan masyarakat untuk melakukan penggalangan
dana dan donasi melalui online?
Sebenernya makin lama makin banyak sih yang aware, caranya adalah kita di
kontennya lebih dijelaskan secara clear aja. Jadi kita bikin story dengan sudut
pandang story-nya adalah nih ada sebuah masalah, nih ada orang yang melihat
masalah itu, dia menyelesaikan masalah itu dengan bikin galang dana di Kitabisa,
ngajakin temen-temennya patungan dan masalah itu selesai. Jadi kita arahkan storynya dan angle-nya lebih menyorot ke si yang galang dananya gitu, supaya orang
paham bahwa nih prosesnya bukan ada masalah trus tiba-tiba ada orang random
pada donasi trus masalahnya selesai, tapi ada orang yang jadi pahlawan galang
dana ngajakin orang-orang untuk bantu, baru masalahnya selesai gitu. Jadi lebih di
kontennya.
11. Tujuan apa yang ingin dicapai oleh tim marketing Kitabisa.com melalui media sosial?
Fokus utamanya itu tadi, gimana caranya dari konten yang kita share di
social media lebih banyak orang yang galang dana di Kitabisa. Intinya sih simplenya kita ngedapetin banyak user lah. Which is user di Kitabisa tuh kategorinya cuma
ada dua, yang galang dana atau yang donasi. Itu aja sih sebenernya fokusnya.
Sisanya tambahan lah kayak ceritanya viral, banyak orang yang nonton kayak gitugitu itu semua bonus lah. Tapi fokus utama goalnya tetep tadi. Karna kalopun kita
dapet lebih banyak share, lebih banyak views dan lain-lain, in the end kita expect-nya
dengan lebih banyak orang yang tau ini, lebih banyak orang yang pake, lebih banyak
orang lagi yang convert jadi campaigner atau jadi donatur.
12. Apa harapan Kitabisa.com untuk masyarakat Indonesia?
Harapannya adalah satu, Kitabisa jadi top of mind setiap orang ngeliat
masalah. Kalo orang ngeliat masalah langsung kepikiran Kitabisa.com, bisa
diselesaikan dengan Kitabisa gitu. Itu sebenernya visi utamanya kayak gitu. Kedua,
Kitabisa pengen lebih banyak orang galang dana online, orang lebih familiar dengan
proses donasi dan charity secara online. Menuju Ramadhan ini kita lagi prepare
mobile app. Fokusnya nanti supaya mempermudah orang donasi dan dalam tanda
kutip ya membuat orang ketagihan untuk donasi karena prosesnya sangat simple,
gampang, menyenangkan, dan orang juga dapet report setelah mereka donasi.
Walaupun cuma 20 Ribu mereka dapet report, oh ternyata donasi lo sekarang masjidnya udah di bangun, atau orang miskinnya sekarang udah ke bantu udah punya usaha
dan lain-lain. Targetnya sih H-7 hari Ramadhan kalo kekejar sama tim development.
Gak ada segmentasi khusus dari umur berapa sampe umur berapa, targetnya adalah
orang yang udah dua kali donasi di Kitabisa.com. Jadi kita emang targetin spesifik ke
orang-orang yang udah pernah donasi di Kitabisa.com lebih dari dua kali berarti dia
udah tau Kitabisa, dia udah pernah ngerasain gimana donasi di Kitabisa, sehingga
pas kita kasih mobile app ini mereka lebih dapet feel-nya, makanya kita menyasar ke
orang-orang ini dulu, kalo di luar itu belakangan.
PEDOMAN WAWANCARA
Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada
Platform Crowdfunding Kitabisa.com)
Waktu wawancara
: Rabu, 29 Maret 2017. Pukul 09:54 – 10:27 WIB.
Tempat wawancara
: Cafe Cangkir
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Delia Ulfah (Penggalang Dana PSM UIN Jakarta Goes To Busan)
LATAR BELAKANG INFORMAN
1. Latar belakang pendidikan Anda?
Sekarang masih kuliah di UIN Jakarta, Jurusan Agribisnis dan lagi dalam
proses skripsi juga. Kemarin ketunda ngelaksanain skripsinya karena persiapan ke
Busan kemarin bener-bener jor-joran banget, jadi menomorsatukan yang kemarin
dulu.
2. Ceritakan tentang keseharian Anda?
Sekarang ini ikut semacam komunitas let’s grow up. Itu semacam komunitas
perbaikan diri dan pengembangan diri gitu. Ada mahasiswa psikologi yang buka
kayak konseling gitu. Ikut aja kayak gitu, pengen perbaikin diri juga. Sebelumnya
emang di PSM dari 2012 sampai terakhir ngurus 2016. Dulu dari ikut Trapara
pendidikannya sampai kepengurusan dua kali. Yang pengurusan pertama aku jadi
koordinator departemen, kalau kemarin aku jadi BPH-nya yaitu bendahara makanya
kenapa jadi ngurusin penggalangan dana juga, karena tuntutan juga kali ya. Bisa
dibilang aku SPV-nya kompetisi kemarin. Kalau organisasi disini kan rata-rata OC
dan SC ya, nah aku ini kayak OC-nya, makanya ngurusin banget untuk kompetisi
kemarin.
3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat
sosial?
Bersifat sosial hmm dulu sih pas SMA. Kayak kegiatan baksos gitu karna aku
OSIS. Kalau untuk sekarang ini mungkin agak jarang karena lebih fokus ke PSM ya.
Di PSM sendiri rada jarang acara bakti sosial gitu, palingan buka puasa bersama
anak yatim. Itupun dananya PSM udah ada, jadi nggak nyari-nyari dana lagi.
4. Ceritakan mengenai kampanye sosial yang Anda galang di Kitabisa.com?
Sebenernya waktu itu penasaran sih ikut Kitabisa.com itu gimana sih. Ngeliat
sebelumnya review paduan suara apa gitu, dia galang dana juga disitu dan lumayan
hasilnya itu. Yaudah deh saat itu diputusin sama tim kalau kita ikut galang dana
disana di Kitabisa.com itu. Salahnya sih mungkin kita ini cakupannya kurang luas,
jadinya nggak begitu banyak hasil dari penggalangan dana di Kitabisa.com. Lebih
banyak penggalangan dana kita dari sistem yang lain kayak door to door ke senior,
ada yang ngamen, jualan juga trus ya kayak gitu-gitu lah. Malah dari ngamen gede
juga lho sekiranya kita seminggu sekali ngamen tuh minimal dapet 1 juta, jadi lebih
efektif yang offline-nya daripada online. Tapi emang kita penasaran juga sih, gimana
sih Kitabisa.com ini kayaknya kalau yang lain-lain kan pada gede dapetnya. Yang
aku tangkep sih orang-orang Kitabisa ini donaturnya lebih kepada donatur yang
bersifat sosial gitu. Kalau pas kita, cakupannya kurang luas lalu kurang ada
manfaatnya juga ke luar organisasi dan nggak terlalu urgent banget, nah itu
kayaknya gak begitu pengaruh kalau pake Kitabisa.com. Bahkan aku pernah ya,
temen aku anak PSM juga dia almarhum udah meninggal kemarin, waktu itu kita
bukan lewat Kitabisa.com tapi kita broadcast aja. Jadi dia dulu kecelakaan dan dia
gak bisa bayar waktu itu, orangtuanya nggak bisa bayar. Kita coba galang dana
lewat broadcast tadi dan malah lebih banyak lewat situ dapetnya. Broadcast lewat
grup-grup gitu, sebenernya target bukan anak UIN tadinya tapi anak PSM aja. Tapi
banyak juga anak UIN bahkan di luar UIN pada nyumbang gitu. Kayaknya hal-hal
yang seperti itu, yang sifatnya urgent, sosial atau bencana alam pasti bakal lebih
ngaruh kalo ke Kitabisa.com. Balik lagi ke Kitabisa.com waktu itu aku galang dana
nggak begitu lama, Mei sampai Oktober 2016 kalau gak salah. Dari Kitabisa.com
untuk akhirannya juga ngerangkumin gitu kayak gini, dana tersebut sudah dikirimkan
ke dompet kebaikan, dia sendiri yang otomatis update gitu.
KOMUNIKASI IMPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Apakah Anda seorang pengguna internet aktif?
Iya pastinya dong..
2. Dalam sehari, berapa jam Anda menggunakan internet?
Karena aku lagi skripsian juga. Data yang aku butuhin juga data sekunder
yang aku harus ambil lewat internet kayak gitu, jadi kayak udah tiap hari gitu, tiap
jam kali ya hahaha. Bahkan aku aja baru tidur tadi jam 4 ngerjain skripsian, bangun
jam 5 udah deh buka internet lagi. Dari kemarin emang nyari-nyari data gitu kan
karena emang datanya lewat internet, jadi emang selalu kepake sih internet ini.
3. Media sosial apa saja yang Anda miliki?
Aku punya Instagram, Path, cuma kayak Twitter aku ada tapi udah aku
uninstall aplikasinya. Apalagi ya, Facebook juga. Yang standar-standar aja sih ya.
4. Sejak kapan Anda aktif menggunakan media sosial?
Kayaknya dari jaman SMP kali deh. Waktu SMP kan lagi happening banget
tuh ya Facebook, tahun 2007-2008 lah kira-kira.
5. Apakah Anda menggunakan emoticon atau mencantumkan foto pada kampanye sosial
yang sedang Anda galang? Mengapa?
Iya. Lebih ke tampilan dari akun kita aja sih. Kalau kita nampilin akun kita
kan biasanya penggalangan dana yang lain kan nampilin kondisi seseorang tersebut,
nah kalau kita kan nampilin aja sebagai orang yang mau berangkat ini loh squadsquadnya biar jelas, orang-orang bisa ngeliat dan biar lebih menarik aja.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Mengapa Anda memutuskan untuk membuat penggalangan dana kampanye sosial di
Kitabisa.com dan bukan di platform crowdfunding lain?
Mungkin karena lebih sering terdengarnya Kitabisa.com kali ya. Dulu juga
sering direkomendasiin kalau galang dana di Kitabisa.com aja. Direkomendasiin
sama banyak orang, peluangnya lumayan kok yaudah akhirnya penasaran juga.
2. Apakah Anda menyebarkan tentang kampanye sosial yang sedang Anda galang di
media sosial Anda?
Iya. Bahkan sampai ganti-gantian gitu. Kita kan ada 4 ambitus kan, sopran,
alto, tenor dan bass. Misalkan minggu ini sopran, minggu besok alto, jadi nggak yang
semuanya posting karena kadang jadi spam juga kan, jadi ganti-gantian gitu. Kita
biasanya juga konser kan, jadi biasanya barengan sama informasi konser bawahnya
juga ada kalau ada yang mau donatur dana kita copas link yang ke Kitabisa.com gitu.
3. Bagaimana respon teman-teman Anda di media sosial terhadap kampanye sosial yang
sedang Anda galang?
Enggak sih, gak begitu ngerespon. Malah kayak misal ngejual tiket konser
atau misalkan jualan gitu ya pada mesen, jadi lebih kearah sana. Tapi kalau untuk
Kitabisa.com kayak mereka mau nyumbang atau nanya apa itu ngga sama sekali. Gak
tau sih kalau yang lain, kalau ke aku sih enggak.
4. Seberapa sering Anda mengajak teman-teman Anda melalui media sosial untuk
berdonasi di kampanye sosial yang sedang Anda galang?
Biasanya seminggu sekali pasti ngasih tau karena kita sekalian nyari-nyari
cara juga, gimana ya langkah selanjutnya setelah ini gitu. Karena dirasa kayaknya
gak ada kemajuan yang besar lewat Kitabisa.com ini. Akhirnya ya yaudah setelah
beberapa bulan aja aktifnya, setelah itu udah kayak hopeless gitu lah. Coba cara lain
ajalah yang offline. Aku nge-share di Instagram bahkan aku sering banget nge-chat
whatsapp ke senior aku ya ngasih broadcast kalau kita lagi galang dana di
Kitabisa.com, tapi aku juga baru menyadari kalau Kitabisa.com ini juga bikin ribet
mereka. Karna mungkin entah mereka belum ngerti sistemnya atau males buka
website-nya atau gimana. Mungkin senior-senior kita juga sibuk dan gak mau ribetribet gitu kalau mau ngasih yaudah langsung ngasihnya gitu. Maka itu aku
menyimpulkan kalau Kitabisa.com ini kurang efektif kalau untuk senior-senior aku
ini.
5. Bagaimana cara Anda mendapatkan donatur untuk berdonasi di kampanye sosial yang
sedang Anda galang?
Dengan itu tadi aku broadcast terus-terusan supaya orang jadi inget dan
notice. Juga ngasih tau dari mulut ke mulut.
KOMUNIKASI HYPERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Anda lebih memilih komunikasi melalui tatap muka langsung atau komunikasi
melalui internet? Apa alasannya?
Dua-duanya sih, tapi lebih enak ngomong langsung. Lebih apa ya, kadang
kalau lewat chat kan agak beda ya arti yang kita sampein ke orang lain beda. Jadi
kalau orang itu gak ngerti isi chat ya aku telfon langsung mendingan. Kalau yang
sifat obrolannya serius gitu enakan lewat tatap muka langsung sih pastinya.
2. Apakah Anda nyaman menggunakan media sosial yang Anda miliki?
Nyaman sih, emang gak pernah macem-macem juga dan gak pernah kan
orang kadang suka di akun-akun mana suka ngomen, nah aku tuh enggak kayak gitu.
Biasa aja paling komen-komen ke orang yang di kenal aja kayak ke temen. Jadi kan
ada tuh orang yang sampai di block-block segala hahaha aku nggak kayak gitu sih,
buat happy-happy aja.
3. Darimana Anda tahu tentang platform crowdfunding Kitabisa.com?
Waktu itu dari temen terus pertama kali dari ITB kayaknya, paduan suara ITB
waktu itu galang dana juga tapi dia gede dapetnya. Setelah aku liat-liat ternyata
penggalangan dana dia tuh memang buat dia tapi berapa persen gitu mereka buat
semacam kelas musik gratis, sosialnya tuh kesana. Jadi dia dapet duit nih, tapi dia
juga nyebar ilmu yang mereka punya ke orang-orang. Ngerasanya sih PSM kemarin
tidak terlalu banyak donatur mungkin karena itu juga kali ya, kita ngga ada yang
buat menariknya ini. Karena kita ngegunainnya kan masih baru juga ya, belum ngerti
kalau ternyata seperti itu gitu. Oh berarti ternyata si ITB ini dapet banyak karena
ngasih ilmu juga ke orang-orang. Dia ngasih juga buat sekolah alam kalau gak salah,
ke arah sosial juga sih. Kalau yang sistemnya kayak kita gitu, itu harus dibuat
semenarik mungkin kemasannya di Kitabisa.com itu.
4. Apakah Anda mengikuti aktivitas platform crowdfunding Kitabisa.com di media
sosial?
Oh enggak sama sekali. Cuma dulu paling suka buka website-nya aja buat
ngecek-ngecek ada apaan aja sih disana..
5. Apakah sebelumnya Anda pernah berdonasi di platform crowdfunding Kitabisa.com?
Belum pernah. Ada rencana sih buat donasi kesana. Tapi aku lebih prefer
donasi ke orang yang deket-deket aku aja dulu. Mungkin ini juga alasan senior-senior
PSM kenapa nggak lewat Kitabisa.com dan lebih milih buat donasi langsung ke aku.
Kalau nggak misalkan di sosial media juga ada kan campaign dari Dompet Dhuafa
atau Aksi Cepat Tanggap, nah mendingan kesana aja langsung, atau ada orang yang
membutuhkan ya langsung kesitu aja langsung. Setau aku ACT itu juga kerjasama
sama Kitabisa.com ya, dan aku ngerasa kayaknya Kitabisa.com nggak bisa sendiri
gitu. Kalau misalnya ACT kan mereka masih banyak bagian-bagian sosial yang lain,
kalau Kitabisa.com ini kayaknya kalau sendiri kurang dapet gitu. Mungkin orangorang yang kayak aku lebih milih untuk ke ACT atau Dompet Dhuafa ketimbang
melewati Kitabisa.com ini.
PEDOMAN WAWANCARA
Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada
Platform Crowdfunding Kitabisa.com)
Waktu wawancara
: Rabu, 29 Maret 2017. Pukul 12:55 – 13:30 WIB.
Tempat wawancara
: Masjid Fatullah Ciputat
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Faiz Nasrullah Al-Hakim (Penggalang Dana Olimpiade Quran 2017)
LATAR BELAKANG INFORMAN
1. Latar belakang pendidikan Anda?
Saya masih kuliah di Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir Hadist UIN Jakarta,
saat ini menginjak semester 8. Kemudian, semester 4 di Pondok Pesantren
Darussunnah di belakang Fakultas Kedokteran UIN Jakarta, ngambil Jurusan
Hadist.
2. Ceritakan tentang keseharian Anda?
Kalau aktivitas sekarang karena udah nggak ada jadwal kuliah, sekarang
paling di Pondok atau di LTTQ. Kalau di LTTQ ini udah setiap hari ya karena saya
Ketua Umumnya jadi saya selalu kontrol. Kemudian saya juga ngajar privat untuk
bapak-bapak dan ibu-ibu untuk mengajar tahsin ilmu al-quran. Karena masih banyak
bapak-bapak yang mungkin dulunya nggak belajar quran. Ya gitu paling aktivitasnya,
ngajar, di LTTQ, sama di Pondok.
3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat
sosial?
Kalau khusus sosial banget sih enggak, tapi kalau baksos sih udah pernah
waktu sekolah. Kalau pas di LTTQ pernah disini ada kebakaran tuh yang di rumah
kampung pemulung, itu kita baksos disitu juga.
4. Ceritakan mengenai kampanye sosial yang Anda galang di Kitabisa.com?
Olimpiade ini diperuntukkan untuk santri se-Indonesia. Kegiatan ini
berlangsung 2 tahun sekali, yang pertama pada tahun 2014 lalu sekarang 2017.
Kalau yang pertama itu mahasiswa, kalau yang saat ini santri. Awalnya kita juga
pengen mahasiswa lagi, tapi kita survey dulu sekarang banyak event-event di
Indonesia, kayak ini ada Pioneer di Aceh pokoknya event-event mahasiswanya udah
banyak jadi khawatirnya udah banyak yang ikut disana. Jadinya kita ubah
segmentasinya buat santri, gitu. Untuk perwakilan santri saat ini dari Aceh sampai
Jawa Timur sudah ada. Cuma ya itu, kendalanya ya jarak dan biayanya. Karena kita
cuma nyediain penginapan sama penjemputan dari kedatangan kesini. Kegiatannya
dilakukan di LTTQ dan di UIN. Fasilitas kita cuma penjemputan dari bandara atau
Terminal Senen dan Terminal Lebak Bulus kesini. Jadi ya misalnya yang dari Aceh
atau dari daerah itu ngirimnya hanya 1 orang, karena kendalanya di kendaraan atau
ongkos. Kebanyakan tuh Bogor atau Bekasi. Kegiatan ini berkaitan semuanya dengan
Al-Quran, ada yang hafalan, ada yang tilawah, dll. Penggalangan dana ini tuh
berjalan sampai nanti 10 April, kira-kira ada 52 hari. Memang kemarin udah
direncanakan untuk buat sejak lama, tapi karena belum paham cara ngegunainnya
jadi saya pelajari dulu. Nah pas kapan itu baru saya paham caranya, kalau belum tau
caranya kan khawatirnya penggalangan dana ini bohongan. Setelah udah yakin, baru
saya buat. Mungkin nanti bisa saya perpanjang soalnya kegiatannya mulai tanggal
21 April.
KOMUNIKASI IMPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Apakah Anda seorang pengguna internet aktif?
Kalau saya menilai sih iya.. Saya sendiri ke internet itu memang sangat suka
ya. Semua media sosial hampir semuanya aktif mulai dari Twitter, Facebook dan
saya juga suka IT juga ya walaupun saya di Jurusan Hadist. Jadi saya kalau di
Darsun itu megang website-nya Darsun ya. Di Darsun itu ada SID, itu sistem
informasi darussunnah. Memang saya menjadi penanggung jawab di media
sosialnya, tapi saya bagi-bagi jadi saya yang megang website-nya, kemudian yang
lain megang Instagram dan macem-macem tapi tetep saya kontrol. Kemarin waktu di
HMJ juga saya dapat bagian di humas yang bagian media-media gitu juga. Kalau di
LTTQ saat ini juga yang dikembangkan itu bagian human dan kewirausahaan ya, jadi
untuk website dan yang lainnya memang saya kontrol bener-bener.
2. Dalam sehari, berapa jam Anda menggunakan internet?
Kalau sehari berapa ya.. Kadang kalau misalkan lagi senggang ya, atau lagi
mau ngaji gitu ngecek media sosial dulu sih hehehe. Kalau lagi ngurusin kegiatan ini
kan juga koordinasi lewat whatsapp sama temen-temen. Termasuk saat galang dana
ini, kan emang galang dananya lewat media sosial jadi hampir tiap hari ya. Ya
mungkin kalau di total ada 5 sampai 6 jam sehari.
3. Media sosial apa saja yang Anda miliki?
Website ada.. Instagram, Facebook, Twitter. Kalau Path kan sekarang udah
jarang dipakai jadi agak ditinggalin lah ya. Linkidn juga ada, banyak sih.. Pokoknya
yang lagi trending dipakai lah hehe.
4. Sejak kapan Anda aktif menggunakan media sosial?
Kalau paling pertama itu Facebook pas kelas 2 MTS. Pertama kali bikin akun
ya, sekitar tahun 2008. Karena saya semenjak MTS tuh belum masuk ke komputer.
Jadi saya tuh pas kelas 6 SD sebenernya gak suka komputer, laptop juga belum ada
kan. Saya sering di ajak ke warnet tuh, saya pikir ngapain sih, tapi lama-lama mulai
suka. Pas SMA itu mulai suka desain-desain gitu, sampai saat ini udah bisa desain
sendiri dan udah suka sama media-media sosial lah gitu.
5. Apakah Anda menggunakan emoticon atau mencantumkan foto pada kampanye sosial
yang sedang Anda galang? Mengapa?
Iya.. Kalau foto itu biar lebih apa ya, kalau tulisan doang kan kayak gimana
gitu, kurang bukti aja kalau kegiatan ini real. Soalnya yang saya tampilkan disitu
misalnya saya audiensi ke Dirjen Pesantren, jadi sebagai bukti juga kalau kegiatan
ini udah ada legalitas dari Kementrian Agama gitu. Kemudian kita juga dibuatkan
desain campaign gitu biar lebih menarik. Jadi tuh informasinya lebih menarik
visualisasinya. Kalau penggunaan emoticon sih pas saya nge-share di medsos ya.
Biasanya emot senyum sih, memang harus kayak gitu. Kemarin kan pernah belajar
juga, pertama tuh kalau kita ngajak campaign itu jangan lewat broadcast tapi kita
personal message satu per satu ke orang, jadi minimal semua kontak di handphone
kita tuh bisa kita personal message satu-satu gitu. Maka itu di whatsapp, di inbox
facebook pasti saya ajakin. Harus di sapa dulu orangnya dan emoticon itu ada
pengaruhnya disitu biar keliatan lebih ramah.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Mengapa Anda memutuskan untuk membuat penggalangan dana kampanye sosial di
Kitabisa.com dan bukan di platform crowdfunding lain?
Pertama kenapa galang dana online dulu, setiap panitia kita bebankan untuk
mengumpulkan dana sekitar 1 juta. Sedangkan nggak semua panitia itu pede kalau
meminta donasi langsung menggunakan proposal gitu. Makanya sengaja dibuatkan
campaign di Kitabisa.com karena kan nggak perlu tatap muka, jadi saya ajarin
bagaimana cara menyampaikannya dan yaudah akhirnya bisa gitu. Kenapa milihnya
Kitabisa.com, karena saya baru kenalnya itu sih dan sebelumnya pernah lihat dari
temen yang rumahnya kebakaran sampai hancur, nah itu kan pakai Kitabisa.com
makanya saya tau. Awalnya juga ragu, ini beneran apa nggak tapi ternyata ada juga
temen saya dari bidik misi yang pernah galang dana disitu. Jadi kalau ditanya
kenapa galang di Kitabisa itu karena ada keterkaitan, orang-orang yang menggalang
dana tuh saling berhubungan jadi yakin. Yang pertama itu kan faktor kepercayaan ya,
apalagi di internet tuh jangan sampai kena dibohongin gitu. Kitabisa.com juga
terkenal banget, kayak Pak Ridwan Kamil kan juga pake..
2. Apakah Anda menyebarkan tentang kampanye sosial yang sedang Anda galang di
media sosial Anda?
Iya di semuanya.. Di Twitter, Facebook, Instagram, sampai website juga.
Temen-temen saya juga saya sebarkan juga..
3. Bagaimana respon teman-teman Anda di media sosial terhadap kampanye sosial yang
sedang Anda galang?
Macem-macem sih responnya. Kalau yang disebarkan di media sosial
misalnya Facebook itu paling pada nge-likes sih. Tapi yang bener-benernya itu kalau
kita personal message. Jadi emang saya pelajari dulu tips yang diberikan oleh
Kitabisa.com, caranya itu jangan di broadcast tapi di personal message satu per satu
dan memang bener beda banget. Alhamdulillah kalau saya hitung dari inbox
Facebook dan yang lainnya itu terhitung 400 orang ada, ya sampai pegel lah ya
nerangin. Dari jumlah segitu yang keliatan udah ada 26 orang, cuma beda-beda ada
yang ngasihnya 300 Ribu, 500 Ribu, 1 Juta macem-macem lah ya. Makanya dari
sekian banyak orang yang paling banyak ngumpulin tuh saya, karena yang lain tuh
belum begitu ngerti caranya. Dari cerita mereka, kalau di bales kayak gini tuh udah
nge-down gitu. Saya juga nemuin respon macem-macem, ada yang kayak gini
jawabnya kayak gini, kebanyakan sih cewek yang ngerasanya gimana gitu. Nah itu
yang saya bangun terus ke anak-anak supaya jangan pantang menyerah. Sampai
sekarang tuh masih ada yang minta diingatkan kalau udah deket hari kegiatan seperti
dosen itu dia mau donasi. Kemarin juga ada sih yang udah donasi tapi belum transfer
ada, memang nggak sekali jadi sih. Bahkan dari 400 orang itu ada yang sampai 3
kali saya hubungi, jadi saya follow up terus.
4. Seberapa sering Anda mengajak teman-teman Anda melalui media sosial untuk
berdonasi di kampanye sosial yang sedang Anda galang?
Kalau awal-awal hampir setiap hari, di seminggu awal. Karena memang
kendala awal yang saya hadapi pun itu kepercayaan dari temen-temen sendiri.
Makanya saya sebagai inisiator campaign ini harus membuktikan. Kenapa saya
pribadi harus buat kode fundraiser itu tujuannya bukan untuk pamer kalau saya yang
paling banyak dapat donatur tapi biar temen-temen tuh yakin, karena kendalanya di
kepercayaan gitu. Khawatir uangnya sudah didonasikan tapi kegiatannya nggak jadi
gitu.
5. Bagaimana cara Anda mendapatkan donatur untuk berdonasi di kampanye sosial yang
sedang Anda galang?
Melalui personal message itu satu per satu di kontak dan di follow up terus..
Tapi kadang ada yang di kampung itu kan nggak paham kalau disuruh ngisi-ngisi
dulu sebelum donasi makanya pada mau transfernya ke rekening saya aja gitu.
KOMUNIKASI HYPERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Anda lebih memilih komunikasi melalui tatap muka langsung atau komunikasi
melalui internet? Apa alasannya?
Karena pengalaman juga sih, kalau pakai media sosial tuh sering salah tafsir
gitu. Padahal kita ngomongnya biasa tapi ada konflik. Sebenernya komunikasi itu
lebih baik lewat tatap muka langsung jadi kelihatan ekspresinya seperti apa. Cuma
kalau lagi gak bisa ya balik lagi ke media sosial itu penting. Makanya sering ngajak
ketemu aja, misalnya saya hubungin kapan orang itu ada waktu untuk ketemu.
2. Apakah Anda nyaman menggunakan media sosial yang Anda miliki?
Nyaman sih, manfaatnya banyak dan gampang untuk nyebar-nyebarin
informasi..
3. Darimana Anda tahu tentang platform crowdfunding Kitabisa.com?
Dari yang tadi itu, bener-bener baru tau saya. Jadi saat itu ada yang ngeshare trus saya buka link-nya kok menarik ya penggalangan dana ini, kok bisa gitu
galang dana lewat online. Itu pertama kali baru kenal ya pas kejadian kebakaran itu.
4. Apakah Anda mengikuti aktivitas platform crowdfunding Kitabisa.com di media
sosial?
Hmm.. Enggak sih. Paling ngeliat website-nya aja sih Kitabisa.com. Saya
nggak pernah kepikiran buat nge-follow sih hehe. Waktu itu sih saya pernah ngikutin
aktivitasnya buka di fanpage Facebook-nya.
5. Apakah sebelumnya Anda pernah berdonasi di platform crowdfunding Kitabisa.com?
Kalau untuk donasi lewat Kitabisa.com saya pernah tapi ke campaign saya
sendiri hahahaha. Untuk uji coba sih, masuk atau enggak uangnya gitu. Ada rencana
juga sih untuk berdonasi, nantilah selesai campaign saya ini pasti saya donasi disitu.
PEDOMAN WAWANCARA
Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada
Platform Crowdfunding Kitabisa.com)
Waktu wawancara
: Senin, 03 April 2017
Tempat wawancara
: Via Email
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Sarasticha Ayu Pamargi (Penggalang Dana Kado Untuk Yatim)
LATAR BELAKANG INFORMAN
1. Latar belakang pendidikan Anda?
Sedang menempuh pendidikan Ilmu Ekonomi di Universitas Gadjah Mada.
2. Ceritakan tentang keseharian Anda?
Saat ini saya masih tercatat sebagai mahasiswi tingkat akhir yang merantau
di Jogja. Keseharian saya adalah kuliah dan mengelola bimbingan belajar yang saya
dirikan bersama teman-teman.
3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat
sosial?
Ya. Saya pernah beberapa kali melakukan kegiatan amal.
4. Ceritakan mengenai kampanye sosial yang Anda galang di Kitabisa.com?

Charity ( kitabisa.com/kadountukyatim )
Saya mengikuti program fakultas yaitu penggalanan dana untuk panti asuhan
yatim, dhuafa dan difabel yang terletak di Bantul, Yogyakarta. Dana yang
terkumpul dari kampanye sosial ini digunakan untuk membeli 200 kado untuk
anak yatim dan difabel.

KKN ( kitabisa.com/tunasbacan )
Saya bersama kelompok KKN menggunakan Kitabisa.com untuk menggalang
dana bagi masyarakat Pulau Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Dana
yang terkumpul dari kampanye sosial ini kami salurkan untuk melaksanakan
kegiatan yang mampu mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
secara berkelanjutan.
KOMUNIKASI IMPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Apakah Anda seorang pengguna internet aktif?
Ya. Saya seorang pengguna aktif.
2. Dalam sehari, berapa jam Anda menggunakan internet?
Kurang lebih 5 jam.
3. Media sosial apa saja yang Anda miliki?
Twitter, Instagram, Path, Wattpad, Line dan Whatsapp.
4. Sejak kapan Anda aktif menggunakan media sosial?
Kurang lebih sejak 8 tahun yang lalu.
5. Apakah Anda menggunakan emoticon atau mencantumkan foto pada kampanye sosial
yang sedang Anda galang? Mengapa?
Mencantumkan foto. Karena dengan begitu akan menarik minat masyarakat
untuk ikut berperan aktif dalam kampanye yang sedang saya galang.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Mengapa Anda memutuskan untuk membuat penggalangan dana kampanye sosial di
Kitabisa.com dan bukan di platform crowdfunding lain?
Karena pengunjung dari platform tersebut sudah banyak dan dapat di akses
oleh berbagai kalangan.
2. Apakah Anda menyebarkan tentang kampanye sosial yang sedang Anda galang di
media sosial Anda?
Ya, saya sebarkan ke medsos. Karena itu cara yang efektif untuk mengajak
masyarakat berpartisipasi dalam kampanye yang sedang saya galang.
3. Bagaimana respon teman-teman Anda di media sosial terhadap kampanye sosial yang
sedang Anda galang?
Mereka ikut tertarik untuk mempromosikan kampanye yang saya galang
tersebut bahkan mereka juga ikut menyumbangkan dana.
4. Seberapa sering Anda mengajak teman-teman Anda melalui media sosial untuk
berdonasi di kampanye sosial yang sedang Anda galang?
Biasanya selama kurang lebih 2 bulan awal sejak saya membuat kampanye
sosial ini, saya selalu aktif setiap hari untuk mengajak teman-teman berdonasi
melalui media sosial.
5. Bagaimana cara Anda mendapatkan donatur untuk berdonasi di kampanye sosial yang
sedang Anda galang?
Rajin mempromosikan dan menyebarkan kampanye sosial yang sedang saya
galang ke seluruh teman-teman.
KOMUNIKASI HYPERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Anda lebih memilih komunikasi melalui tatap muka langsung atau komunikasi
melalui internet? Apa alasannya?
Tergantung. Apabila dapat tatap muka maka saya akan lebih memilih
komunikasi langsung karena dapat mengurangi miss communication, namun
internet juga merupakan alternatif yang sangat cocok digunakan jika
berhubungan jarak jauh.
2. Apakah Anda nyaman menggunakan media sosial yang Anda miliki?
Ya, saya nyaman.
3. Darimana Anda tahu tentang platform crowdfunding Kitabisa.com?
Dari internet (media sosial).
4. Apakah Anda mengikuti aktivitas platform crowdfunding Kitabisa.com di media
sosial?
Ya. Hanya di Instagram saja saya mengikuti aktivitasnya karena saya
cenderung aktif di Instagram.
5. Apakah sebelumnya Anda pernah berdonasi di platform crowdfunding
Kitabisa.com?
Pernah satu kali.
PEDOMAN WAWANCARA
Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada
Platform Crowdfunding Kitabisa.com)
Waktu wawancara
: Jum’at, 07 April 2017. Pukul 12:09 – 12:47 WIB.
Tempat wawancara
: Fakultas Psikologi UIN Jakarta
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Yulinda Ashari
LATAR BELAKANG INFORMAN
1. Latar belakang pendidikan Anda?
Aku dari SMK dulu di Kuningan, Jawa Barat Jurusan Pariwisata, aku lulus
tahun 2012 dan lanjut ke Komunikasi UPI tapi karena gak sesuai passion pada waktu
itu makanya aku keluar tahun 2013, aku sempet kerja lalu aku daftar lagi di UIN
Jakarta Jurusan Psikologi di tahun 2014.
2. Ceritakan tentang keseharian Anda?
Saat ini aku aktif di Aliansi Selamatkan Anak Indonesia (ASA Indonesia) di
Divisi Riset dan Kajian, terus aku juga jadi Wakil Ketua di HIMPASI (Himpunan
Pecinta Anak Spesial Indonesia) sama dosenku, sekarang dalam proyek penulisan
buku juga gitu. Aku kemarin juga sempat jadi asisten penelitian juga buat dosen aku
untuk Collaborative Research International sama Australia, topiknya tentang
disabilitas. Aku juga dapat beasiswa dari LAZNAS BSM, aku cukup aktif juga disana.
3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat
sosial?
Paling itu di ASA Indonesia. Itu fokusnya lebih ke anak-anak dan disabilitas.
Aku juga gabung di CCE (Charity For Children Education) jadi aku ngajar gitu,
biasanya untuk anak pemulung seminggu sekali gitu.
4. Ceritakan mengenai kampanye sosial yang Anda galang di Kitabisa.com?
Awalnya aku juga gak familiar dengan Kitabisa.com, kebetulan salah satu
temenku juga kerja di Kitabisa.com dan nawarin aku untuk bikin penggalangan dana
gitu. Akhirnya aku memutuskan untuk tanya ke temen-temen, siapa kira-kira mau
satpam atau siapakah, tapi mereka juga masih stuck banget bingung mau bantu
siapa. Kebetulan aku deket sama kakek, sering ketemu di psikologi ini dan sering
ngobrol-ngobrol juga. Kebetulan momennya pas ramadhan jadi aku bikin THR untuk
kakek abu gosok gitu, karena aku pikir kakek juga layak untuk dikasih karna butuh
dan responnya cukup bagus karna banyak juga yang udah kenal. Latar belakang
kakek ini cukup kompleks ya, aku pernah juga ke tempat tinggalnya dan dia tinggal
sendiri. Katanya udah cerai sama istrinya dan punya anak 7 tapi udah gak pernah
nengok-nengok lagi.
KOMUNIKASI IMPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Apakah Anda seorang pengguna internet aktif?
Yes.. Aku lebih sering di Facebook ya, dulu sempet juga aktif di Blog. Trus
sekarang baru-baru ini juga aktif di Instagram. Browsing juga sering sih, malah aku
lebih sering belajar lewat internet gitu atau lewat Youtube.
2. Dalam sehari, berapa jam Anda menggunakan internet?
Karena sering banget make dalam sehari, mungkin lima sampai enam jam ya..
3. Media sosial apa saja yang Anda miliki?
Aku punya Facebook, Twitter dan Instagram. Tapi lebih ke Facebook dan
Instagram. Karena aku bikin medsos juga karena butuh gitu. Tapi karena aku gak
bisa kelola banyak jadi ya di Facebook dan Instagram.
4. Sejak kapan Anda aktif menggunakan media sosial?
Sejak 2009 kali ya.. Cuma baru-baru aktif tahun 2011.
5. Apakah Anda menggunakan emoticon atau mencantumkan foto pada kampanye sosial
yang sedang Anda galang? Mengapa?
Waktu campaign iya, aku pake emoticon senyum dan love. Nyantumin foto
juga, biar orang-orang percaya dan tertarik gitu. Karena kalo cuma tulisan aja kan
kurang ya, nanti orang-orang ngiranya campaign aku hoax lagi..
KOMUNIKASI INTERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Mengapa Anda memutuskan untuk membuat penggalangan dana kampanye sosial di
Kitabisa.com dan bukan di platform crowdfunding lain?
Karena kebetulan ada temen yang kerja disitu, saya dipaksa untuk galang
dana ya hahahaha enggak kok becanda, aku malah berterimakasih sama dia karena
seneng banget bisa bantu orang-orang. Kemarin itu baru tau Kitabisa.com karena
emang lagi happening banget dan sekarang juga tambah happening ya. Seneng sih
sekarang ada website yang bisa galang dana online, kayak misalnya aku mau bantu
orang tapi aku gak punya uang jadinya aku bisa kan galang dana aja.
2. Apakah Anda menyebarkan tentang kampanye sosial yang sedang Anda galang di
media sosial Anda?
Iya. Waktu itu aku share di Facebook dan ke temen-temen lewat Whatsapp.
Aku juga dikasih tau dari Kitabisa.com supaya orang-orang itu ikut donasi, caranya
dengan aku chat personal terus minta bantuan aja ke temen-temen yang punya
banyak link, kita minta dia untuk nge-share juga. Kalo kita broadcast di grup, itu kan
chat kita bisa ketumpuk sama chat yang lain, jadi ya itu aku personal message aja.
3. Bagaimana respon teman-teman Anda di media sosial terhadap kampanye sosial yang
sedang Anda galang?
Di Facebook cukup banyak juga yang donasi dan ada beberapa yang ngasih
komentar, karena aku kan cukup aktif ya. Mereka ikut donasi, mereka percaya gitu.
Bahkan salah satu temen aku yang lagi kuliah di Perancis dia juga ikutan, makanya
aku cukup kaget juga. Tapi menarik juga sih, kayak dosen-dosen aku juga ikutan.
4. Seberapa sering Anda mengajak teman-teman Anda melalui media sosial untuk
berdonasi di kampanye sosial yang sedang Anda galang?
Gak begitu sering sih, waktu itu campaign ini sempat aku hentikan karena
ternyata diluar ekspektasi aku. Saat itu aku targetkan 5 Juta, tapi dalam seminggu
bisa lebih dari 5 Juta gitu. Mungkin kalo aku terusin, bisa dapet donasi banyak
banget karena banyak yang mau bantu kakek, mungkin karena udah banyak juga
yang tau tentang kakek.
5. Bagaimana cara Anda mendapatkan donatur untuk berdonasi di kampanye sosial yang
sedang Anda galang?
Aku nge-share ke temen-temen aku lewat personal message itu..
KOMUNIKASI HYPERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Anda lebih memilih komunikasi melalui tatap muka langsung atau komunikasi
melalui internet? Apa alasannya?
Kalo untuk personal aku lebih suka tatap muka langsung. Tapi kalo untuk
diskusi dengan banyak orang mungkin aku lebih milih lewat internet. Aku sering juga
dapet masalah karena komunikasi lewat teks itu, makanya kalo obrolannya udah gak
bener, aku mending telfon aja atau ketemu biar ketauan gitu nada bicara kita kayak
apa. Paling enak tatap muka lah emang terbaik.
2. Apakah Anda nyaman menggunakan media sosial yang Anda miliki?
Aku nyaman sih. Sekarang udah bisa atur waktu juga untuk gunain medsos,
karena di Facebook aku buat Rumah Konseling Kita, untuk orang-orang yang mau
curhat ke aku, mungkin karena orang-orang tau kalau aku mahasiswi psikologi.
3. Darimana Anda tahu tentang platform crowdfunding Kitabisa.com?
Dari temen aku namanya Muhammad Junaedi, dia udah kerja sekitar satu
tahun di Kitabisa.com. Awalnya dia ngajak aku untuk galang dana dan donasi di
Kitabisa.com lalu aku realisasikanlah lewat campaign kakek abu gosok itu.
4. Apakah Anda mengikuti aktivitas platform crowdfunding Kitabisa.com di media
sosial?
Aku ngikutin aktifitasnya di Instagram dan fanpage-nya di Facebook. Karena
aku juga menghargai Kitabisa.com yang udah memudahkan. Jadi aku ngerasa udah
ikut menebar kebaikan dengan likes dan share itu, karena gak ada dampak buruknya
juga kan ke orang lain.
5. Apakah sebelumnya Anda pernah berdonasi di platform crowdfunding Kitabisa.com?
Ya.. Aku pernah donasi ke campaign Pembuatan MCK di Taman KanakKanak UNJ. Aku juga berencana untuk donasi lagi ke Kitabisa.com kalo ada rezeki
dan kalo waktunya tepat.
PEDOMAN WAWANCARA
Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada
Platform Crowdfunding Kitabisa.com)
Waktu wawancara
: Minggu, 02 April 2017
Tempat wawancara
: Via Email
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Dhimas Aryadi (Donatur PSM UIN Jakarta Goes To Busan)
LATAR BELAKANG INFORMAN
1. Latar belakang pendidikan Anda?
S-1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ceritakan tentang keseharian Anda?
Bekerja sebagai Pegawai Bank di Bank Swasta Asing di Jakarta. Tidak ada
kebiasaan istimewa lainnya.
3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat
sosial?
Untuk organisasi yang totally sosial belum pernah. Kalau organisasi kesenian
sih pernah.
KOMUNIKASI IMPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Apakah Anda seorang pengguna internet aktif?
Sangat aktif. Sosial media terutama Facebook terus aktif selama 24 jam.
2. Dalam sehari, berapa jam Anda menggunakan internet?
Sepertiga waktu saya sepertinya digunakan untuk mengakses media sosial.
3. Media sosial apa saja yang Anda miliki?
Facebook, Instagram, Path dan Google Plus.
4. Sejak kapan Anda aktif menggunakan media sosial?
Paling pertama itu saat membuat Facebook pada Maret 2009.
5. Apakah Anda puas dengan penjelasan oleh penggalang dana mengenai kampanye
sosial yang sedang di galang?
Puas...
KOMUNIKASI INTERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Mengapa Anda memutuskan untuk berdonasi di Kitabisa.com dan bukan di platform
crowdfunding lain?
Karena waktu itu PSM UIN Jakarta buka charity disini jadi saya ikut.
2. Apakah Anda hanya berdonasi pada kampanye sosial yang digalang oleh orang yang
Anda kenal? Mengapa?
Tidak juga. Kalau penggalang dana jelas dan acaranya juga jelas, pasti saya
akan berdonasi.
3. Bagaimana Anda menentukan kampanye sosial yang akan Anda donasikan?
Pilih salah satu yang menurut saya worth it, lalu sumbang disitu.
4. Apakah Anda pernah men-share kampanye sosial yang Anda donasikan di media
sosial Anda?
Pernah. Karena saat itu yang saya bisa lakukan hanya menyumbang sedikit
dana, jadi saya share juga untuk disebarluaskan.
KOMUNIKASI HYPERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Anda lebih memilih komunikasi melalui tatap muka langsung atau komunikasi
melalui internet? Apa alasannya?
Dua-duanya bisa. Saya fleksibel.
2. Apakah Anda nyaman menggunakan media sosial yang Anda miliki?
Saya nyaman..
3. Darimana Anda tahu tentang platform crowdfunding Kitabisa.com?
Awalnya dari Facebook.
4. Apakah Anda mengikuti aktivitas platform crowdfunding Kitabisa.com di media
sosial?
Pernah sesekali. Karena saya aktif di Facebook jadi saya ikuti kegiatannya
disana.
5. Seberapa sering Anda berdonasi di platform crowdfunding Kitabisa.com?
Baru satu kali.
6. Apakah sebelumnya Anda pernah menggalang dana di platform crowdfunding
Kitabisa.com?
Tidak pernah..
PEDOMAN WAWANCARA
Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada
Platform Crowdfunding Kitabisa.com)
Waktu wawancara
: Sabtu, 01 April 2017. Pukul 10: 57 – 11:34 WIB.
Tempat wawancara
: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Ania Suci (Donatur Olimpiade Quran 2017)
LATAR BELAKANG INFORMAN
1. Latar belakang pendidikan Anda?
Lulusan MAN Pandeglang dan saat ini masih menempuh pendidikan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
2. Ceritakan tentang keseharian Anda?
Selain
kuliah
kadang-kadang
ikut
Komunitas
IOC
(Islamic
Otaku
Community), komunitas tentang anime-anime gitu, cosplay, dan lain-lain.
3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat
sosial?
Enggak.. Tapi kegiatan sosial pernah kayak penggalangan dana. Terus juga
pernah ikut kegiatan Gemar (Gerakan Mari Berhijab) kayak gitu. Itu acara gabungan
dari komunitas-komunitas. Kebetulan aku gabung ke IOC Berbakti, itu emang
masuknya ke ranah sosial kayak penggalangan dana, kayak daur ulang sampah, daur
ulang pakaian bekas terus dijadiin pin dan nanti dijual dan hasilnya didonasiin gitu.
Jadi Gemar itu acaranya ngumpulin hijab abis itu dibagi-bagiin di car free day, jadi
target kita para wanita muslim yang belum pake hijab atau muslim yang hijabnya
masih nerawang kayak gitu. Hijabnya baru tapi ada juga yang bekas, tapi masih
layak pakai. Itu juga kita sortir dulu sehari sebelumnya gitu.
KOMUNIKASI IMPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Apakah Anda seorang pengguna internet aktif?
Kayanya pasif deh, lebih ke pasif. Karena jarang megang handphone juga,
paling di handphone juga cuma ada whatsapp sama bbm aja. Kalo browsingbrowsing juga jarang banget.
2. Dalam sehari, berapa jam Anda menggunakan internet?
Kira-kira berapa jam ya, karena kalo nggak ada perlu untuk komunikasi sama
orang lain ini handphone tuh didiemin aja, jadi nganggur gitu. Kalo sekarang kan
mau ketemu kamu, otomatis harus mantengin handphone. Kalo di total kira-kira dua
sampe tiga jam lah sehari.
3. Media sosial apa saja yang Anda miliki?
Facebook dan Twitter ada cuma jarang di buka juga. Sempet juga bikin
Instagram tapi untuk tujuan tadinya mau ngambil itu buat skripsi tapi nggak jadi
yaudah aku apus. Di handphone paling Whatsapp sama Bbm aja yang digunain.
4. Sejak kapan Anda aktif menggunakan media sosial?
Pertama dari Facebook itu pas jaman sekolah kali ya..
5. Apakah Anda puas dengan penjelasan oleh penggalang dana mengenai kampanye
sosial yang sedang di galang?
Kalo misalkan puas banget sih enggak, ya lumayan. Karna udah terpersuasif
gitu untuk ikut donasi walaupun ya aku donasi juga terhitung kecil. Tapi udah
berhasil lah Faiz komunikasi persuasifnya ke aku. Untuk penjelasan kampanyenya sih
kurang detail gitu, terus gambarnya juga gak begitu jelas kayak gitu, kurang menarik
lah penjelasannya.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Mengapa Anda memutuskan untuk berdonasi di Kitabisa.com dan bukan di platform
crowdfunding lain?
Jadi ya sebelum donasi ragu-ragu juga ini beneran nggak sih, nggak yakin.
Gak yakin sama Kitabisa.com-nya ini beneran gak sih, tapi pas ngecek oh ini bener.
Waktu itu ngeliat program-programnya trus pernah nyoba kirim email ke Kitabisa
buat nanya-nanya dan langsung di bales. Pokoknya ngeliat di web-nya jadi percaya
gitu walaupun itu tadi kurang menarik penjabaran kampanye-nya. Tapi kenapa
akhirnya mau donasi karna seneng aja, ada orang yang peduli untuk bikin acara
tentang Al-Quran gitu. Terus kemudian ngerasa wah banget, ini acara yang jarang
banget ditemuin dan kayak apa ya kagum banget buat nambah rasa cinta sama AlQuran apapun bentuknya itu kan kegiatan supaya Al-Quran nggak mati di hati
masyarakat gitu, makanya aku ngedukung.
2. Apakah Anda hanya berdonasi pada kampanye sosial yang digalang oleh orang yang
Anda kenal? Mengapa?
Yang dikenal aja, yang terpercaya orang yang galang dan terpercaya juga
kampanyenya. Karena takut aja sih, waspada aja kan sekarang banyak kayak
penipuan lagi banyak banget, apalagi itu cuma web gitu yang bisa gampang di buat
sama orang-orang. Waspada kan harus dan harus teliti juga. Ini kan Faiz yang
ngerekomendasiin untuk donasi disitu, karna aku juga tau kalo Faiz itu kayak gimana
jadi aku percaya.
3. Bagaimana Anda menentukan kampanye sosial yang akan Anda donasikan?
Itu tadi, aku liat dulu siapa yang galang dan apa kampanyenya. Kalo agak
mencurigakan mending gak usah donasi..
4. Apakah Anda pernah men-share kampanye sosial yang Anda donasikan di media
sosial Anda?
Iya nge-share juga di grup-grup medsos gitu walaupun gak ada respon sih.
Padahal udah aku giniin, bagi yang di pondok pesantren kegiatan ini sangat
direkomendasiin buat kalian tapi nggak ada respon itu sedih banget sih. Saat itu aku
share sekali doang sih tapi di semua grup yang aku ikutin dan aku lagi-lagi bingung
gitu karna nggak ada yang respon padahal kegiatannya bagus.
KOMUNIKASI HYPERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Anda lebih memilih komunikasi melalui tatap muka langsung atau komunikasi
melalui internet? Apa alasannya?
Tatap muka langsung. Alasannya kalo via whatsapp gitu atau via media sosial
tuh kurang efektif. Kita bener-bener nggak tau gitu kecuali orang yang udah kita
kenal ya, yang di medsos itu beneran apa nggak karna banyaknya penipuan tadi. Trus
kalo misalkan ngebahas sesuatu durasinya malah lama dan lebih ribet jadi
mendingan tatap muka langsung.
2. Apakah Anda nyaman menggunakan media sosial yang Anda miliki?
Nyaman gak nyaman sih. Nyamannya karna ini ngebantu buat komunikasi
apalagi untuk komunikasi jarak jauh. Tapi gak nyamannya jadi kayak banyak obrolan
yang gak perlu di bahas tapi di bahas gitu dan kebanyakan yang gak perlu itu yang
terus-terusan di bahas. Sampe kadang kan di grup ini ada seratus chat, di grup ini
ada beberapa ratus chat jadi sampe ada seribu chat gitu, itu yang bikin nggak
nyamannya. Aku emang gak terlalu suka basa-basi gitu kecuali mood-nya lagi bagus,
lagi gabut itu baru ikut-ikutan nimbrung di chat. Paling aku buka tutup handphone-
nya buat liat notif. Aku juga takut ketergantungan sama internet, sebenernya
sekarang juga udah mulai kecanduan sih. Ya sekarang kan dunia internet ya, apa-apa
internet jadi dengan adanya internet ngegampangin semua.
3. Darimana Anda tahu tentang platform crowdfunding Kitabisa.com?
Enggak tau.. Bahkan pas Faiz ngasih tau juga nebak-nebak ini beneran nggak
ya. Belum pernah denger juga. Pas ngeliat tuh ragu, kalo ngeliat nominal
pencapaiannya juga ragu sih takutnya itu kan website jadi bisa di bikin dan gak bisa
langsung percaya, makanya di teliti dulu. Tapi pas tau itu bener dan bisa dipercaya
tuh rasanya langsung wah keren ada platform kayak gini.
4. Apakah Anda mengikuti aktivitas platform crowdfunding Kitabisa.com di media
sosial?
Enggak hehe, gak ngepoin gitu. Pengen sih nge-share tentang Kitabisa.com ke
temen-temen yang lain lewat Facebook, tapi aku lupa.
5. Seberapa sering Anda berdonasi di platform crowdfunding Kitabisa.com?
Karna baru tau juga jadi aku baru sekali donasi lewat Kitabisa. Tapi
kepikiran juga sih buat donasi lagi, kan kemaren donasi juga karna lagi ada sedikit
rezeki. Trus ketika ngeliat campaign kegiatan itu dan ngerasa layak lah buat
didonasiin. Walaupun untuk donasi di Kitabisa.com agak menyulitkan, karna agak
ribet jadi kayak pertama harus ngisi form dulu, trus pas mau donasi itu ada kayak
sandi-sandi, bukan sandi ya tapi kayak kode verifikasi, trus kayak pas nulis nominal
yang kita pengen tuh bener apa enggak karna ada kodenya itu. Tapi Alhamdulillah
lancar-lacar aja..
6. Apakah sebelumnya Anda pernah menggalang dana di platform crowdfunding
Kitabisa.com?
Belum pernah, tapi pengen banget sih. Karna kalo make Kitabisa.com buat
ngajak orang tuh kayak gampang karna udah terpercaya kan. Ngajak orang buat
donasi campaign-campaign untuk kepentingan Islam itu kayak seneng banget.
Kemarin aja waktu kegiatan Gemar yang cuma bagi-bagi kerudung itu aja susahnya
luar biasanya padahal bagi-baginya gratis lho. Tapi pas kita berhasil ngajak orang
trus kita jelasin sampe makein hijab ke orang itu, itu rasanya seneng banget. Apalagi
kalo kita bikin campaign yang secara tidak langsung untuk kelangsungan Al-Quran
juga, kalo misalnya ngajak orang trus orangnya donasi itu senengnya luar biasa.
Download