Media Sector (Neutral) - PT Samuel Sekuritas Indonesia

advertisement
Initiating Coverage
Media Sector (Neutral)
Samuel Research
15 Agustus 2017
Hello Audience, Good Day!
Marlene Tanumihardja
+62 21 2854 8387
[email protected]
Belanja iklan diprediksi meningkat
seiring lebih baiknya keadaan
makroekonomi Indonesia tahun
depan, jika dibandingkan dengan
tahun ini dan Pemilu 2019.
Karakteristik dari industri pertelevisian
dan sektor media adalah ‘High Barrier
for Entry Level (memerlukan modal
serta expertise yang tinggi), maka
menguntungkan SCMA dan MNCN
sebagai pemain swasta yang paling
matured di Indonesia.
Audience Shares sangat dipengaruhi
oleh kemampuan emiten dalam
pengembangan dan pemilihan
program, di tengah ketatnya
kompetisi.
Kami menginisiasi sektor media
dengan memilih MNCN dan SCMA
masuk ke dalam coverage kami.
Dengan pertimbangan beberapa
resiko yang berpotensi menghambat
kinerja sektor media, kami
memberikan rating Neutral atas sektor
ini.
Ticker
Shares
MNCN
SCMA
Sektor media di Indonesia masih memiliki potensi untuk berkembang
yang sangat besar, terutama didorong oleh (1) Ekspektasi membaiknya
ekonomi pada tahun 2018 (2) Kenaikan biaya A&P seiring dengan GDP
Indonesia yang terus bertumbuh setiap tahunnya dan pertumbuhan Ad
Spending untuk Pemilu 2019 (3). Besarnya jumlah populasi muda, (4).
Preferensi untuk menonton TV daripada membaca. Hal tersebut kami
lihat menjadi katalis positif yang berpotensi menyebabkan sektor ini
menarik. Kami menginisiasi sektor media dengan rekomendasi BUY baik
SCMA dan MNCN, serta memberikan rating Neutral untuk sektor ini.
‘Ample Room’ untuk pertumbuhan industri televisi. Kunci dari optimisme
pertumbuhan sektor media adalah: 1). GDP Indonesia yang masih memiliki
ruang pertumbuhan yang besar, didorong oleh jumlah populasi usia produktif
yang besar, sementara rasio Belanja Iklan/GDP yang masih sangat rendah,
bahkan dibandingkan dengan beberapa negara lainnya, 2). Struktur negara
Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan jaringan infrastruktur (termasuk
internet) yang masih terbatas menjadikan televisi tetap menjadi media favorit
bagi pemasangan iklan, dibandingkan media lainnya seperti radio dan koran.
Pemilihan program juga menjadi kunci. Kunci dari sektor media adalah
keberhasilan meraih audience share, yang sangat bergantung pada kejelian
perusahaan dalam menentukan segmentasi pasar dan kemampuannya dalam
memposisikan program – programnya pada jam yang strategis. Audience
Shares sangat dipengaruhi oleh pengalokasian program – program terutama
pada Prime Time. Agar mampu bersaing dan merebut Audience Shares yang
tinggi, para emiten sektor media harus mengeluarkan biaya program dan
broadcasting yang lebih tinggi, agar dapat lebih kompetitif. Sampai saat ini,
MNCN masih terbantu oleh RCTI yang masih menempati peringkat Audience
Shares tertinggi, terutama didukung oleh Dunia Terbaik. Sementara itu, SCMA
turut ditopang oleh Indosiar dengan program – program sinetron India yang
turut membawa kenaikan Audience Shares bagi Indosiar. Penayangan Liga
Eropa juga kami lihat turut berpotensi mendongkrak Audience Shares SCTV.
Rekomendasi dan Valuasi. Dalam sektor media, kami memilih SCMA dan
MNCN yang masuk dalam coverage kami. Dengan valuasi yang di roll over ke
‘18F, kami memberikan rekomendasi BUY untuk MNCN dengan TP
Rp2,000/lembar saham, sementara SCMA dengan TP Rp2,800/lembar
saham. Besarnya potensi upside juga turut menjadikan SCMA mendapat
rekomendasi BUY. Namun, terdapat beberapa resiko investasi pada sektor ini,
antara lain: 1). Kestabilan politik dan regulasi pemerintah, 2). Perbaikan
ekonomi yang lebih rendah dari ekspektasi. Oleh karena itu, kami menginisiasi
sektor
media
dengan
rating
Neutral.
Rec. Market Cap Last Price Target Price Upside
(Rp Bn)
(Rp)
(Rp)
(%)
BUY
22,092
1,570
2,000
27%
BUY
35,822
2,450
2,800
14%
www.samuel.co.id
EPS
17E
125
114
BVS
18E
147
126
17E
685
276
PE
18E
763
316
17E
12.6
21.5
PBV
18E
10.7
19.4
17E
2.3
8.9
18E
2.1
7.7
Page 1 of 47
Media Sector
Industri Pertelevisian Indonesia
Dimotori oleh Lima Grup Swasta Yang Bergerak Dalam Industri Pertelevisian
Industri pertelevisian (sektor media) merupakan industri yang memiliki barrier to entry yang kuat,
di
mana hanya perusahaan dengan modal yang kuat dan pengalaman yang tinggi yang dapat
bertahan. Karakter tersebut menjadikan pemain dalam industri pertelevisian Indonesia pada
sektor swasta hanya diwarnai oleh grup – grup yang besar, antara lain sebagai berikut:
1. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), yang didirikan pada tahun 1997 dan kepemilikannya dipegang
oleh PT Global Mediacom Tbk dan hingga saat ini memiliki 4 stasiun televisi tidak berbayar (FTA), yakni
RCTI, MNC TV, Global TV (Entertainment) dan News& Sports (iNews TV), 21 Channel Pay-TV, serta
bisnis media lainnya seperti media cetak (Koran Sindo) dan radio (Sindo Trijaya FM, RDI, Global Radio,
dan V Radio).
2. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), didirikan pada tanggal 29 Januari 1999 sebagai perusahaan induk
yang bergerak dalam jasa pelayanan multimedia dan bisnis terkaitnya. Salah satu fokus utama bagi
perusahaan adalah memperluas PT Surya Citra Televisi (SCTV), yang termasuk sebagai stasiun televisi
terbesar di Indonesia (selain RCTI) sampai dengan saat ini. Pada tingkat nasional, SCMA memiliki dua
anak usaha, yakni SCTV (PT Surya Citra Televisi), dan Indosiar (PT Indosiar Visual Mandiri) yang
melayani dalam bidang jasa penyiaran.
3. PT Bakrie Global Ventura (Bakrie Global), merupakan Controlling Shareholder dari PT Visi Media Asia
(VIVA), perusahaan terintegrasi pada sektor media dan pencipta konten, yang tidak hanya fokus pada
hiburan saja (tvOne), tetapi juga olahraga dan gaya hidup melalui sistem siaran, online atau platform
mobile. VIVA pertama kali didirikan sejak tahun 2007 dan terdapat tiga stasiun yang berada di bawah
naungan bendera VIVA, yakni tvOne, ANTV dan Vivanews.
4. PT Trans Media Corporation (Trans Media), merupakan salah satu anak usaha dari CT Corp (didirikan
oleh Chairul Tanjung) yang bergerak dalam bisnis media dan entertainmen. Pada mulanya, Trans Media
didirikan sebagai penghubung antara stasiun televisi Trans TV dengan stasiun televisi yang baru saja
diambil alih 55% kepemilikan sahamnya oleh CT Corp dari Kelompok Kompas Gramedia, yakni Trans7
(dahulu: TV7). Kini, PT Trans Media Corporation merupakan salah satu perusahaan swasta dalam sektor
media yang terintegrasi di Indonesia, serta memiliki beberapa unit bisnis, termasuk: PT Televisi
Transformasi Indonesia (Trans TV), PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7), PT Trans News
Corpora (CNN Indonesia), PT Trans Business Corpora (CNBC Indonesia), PT Agranet Multicitra
Siberkom (DetikCom), PT Detik TV Indonesia (Detik TV), Spotify Indonesia, PT Display Video
Dailymotion (Dailymotion Indonesia), PT
Transinema Pictures, dan PT
Indonusa Telemedia
(TransVision).
5. PT. Media Televisi Indonesia, pertama kali mendapatkan lisensi untuk penyiaran (untuk Metro TV) pada
Oktober tahun 1999. PT Media Televisi Indonesia merupakan anak usaha dari Media Group yang
didirikan oleh Surya Paloh yang sudah sangat berpengalaman dalam industri media lokal. Pada
November 2000, Metro TV ‘On Air’ untuk pertama kalinya dan hanya menyiarkan selama 12 jam. Baru
setelah tahun 2001, tepatnya pada bulan April, Metro TV melakukan penyiaran selama 24 jam dimulai.
www.samuel.co.id
Page 2 of 47
Media Sector
Low Internet Penetration in Indonesia
Dengan tingkat penetrasi internet di Indonesia yang masih rendah (50.4%), jika dibandingkan dengan
negara – negara maju dan berkembang lainnya di kawasan Asia Pasifik, kami menilai Stasiun Televisi FTA
(Free – to –Air) masih menjadi media unggulan, baik sebagai media hiburan bagi masyarakat dan bagi
perusahaan – perusahaan untuk memasarkan produknya melalui iklan.
Internet Penetration in Asia as of March 2017, by Countries
Japan
South Korea
Taiwan
Singapore
Hong Kong
Maldives
Macao
Brunei Darussalam
Armenia
Malaysia
Georgia
Azerbaijan
Thailand
Kazakhstan
China
Phillippines
Vietnam
Indonesia
Uzbekistan
Mongolia
Bangladesh
Bhutan
India
Kyrgystan
Sri Lanka
Timor Leste
Cambodia
Nepal
Myanmar
Laos
Tajikistan
Pakistan
Turkmenistan
Af ganistan
North Korea
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Source: Statista
Free – to – Air (FTA) TV Station Market Share in Indonesia
Others
3%
Trans
12%
MNCN
39%
VIVA
17%
SCMA
29%
Source: Nielsen Prime – Time all Demography YTD March 2017
www.samuel.co.id
Page 3 of 47
Media Sector
The Most Accessible Media Platform
Menurut survey Kompas
Media, Televisi menduduki
peringkat pertama media
yang mudah diakses oleh
pemirsa, masih jauh di atas
media cetak dan media
sosial sekalipun.
N/A
1%
Print
10%
Social Media
14%
Television
57%
News Portal
18%
th
Source: Kompas Media Survey, May 15 2017
The Most Trusted Media Platform
... sekaligus merupakan media yang paling dipercaya oleh pemirsa jika dibandingkan dengan media – media
lainnya, bahkan termasuk media sosial.
th
Source: Kompas Media Survey, May 15 2017
www.samuel.co.id
Page 4 of 47
Media Sector
Population (%) and Time Spent on Free – to – Air (FTA) TV Platform
30%
25%
20%
4:34
4:37
4:53
15%
10%
4:58
5:20
% of Population
27%
Time Spent (Hr:M)
18%
19%
18%
17%
5%
0%
5 - 14
years
15 - 24
years
25 - 34
years
35 - 49
years
> 50
years
Source: Nielsen
TV Household Penetration Rate in Asia Pacific
Indonesia menempati posisi rata – rata penetrasi TV Berbayar terendah di antara negara Asia Pasifik
lainnya. Rendahnya tingkat penetrasi tersebut menyebabkan potensi sektor media, terutama televisi
berbasis FTA masih besar pada tahun – tahun mendatang.
Source: Media Partners Asia, 2016
Menurut survey yang dilakukan oleh Nielsen pada bulan Maret 2017, Televisi masih merupakan media yang
digemari oleh masyarakat, dengan merebut pangsa pasar sebesar 66%. Secara detilnya, Media Nusantara
Citra (MNCN) merupakan pemegang pangsa pasar tertinggi dalam segmentasi media Televisi di Indonesia
(39%), lalu disusul oleh SCTV (29%), VIVA (17%), Trans (12%), dan lain – lainnya (3%).
www.samuel.co.id
Page 5 of 47
Media Sector
Online/Mobile
11%
OOH
2%
Radio
1%
Majalah
2%
Koran
18%
Televisi
66%
th
Source: Kompas Media Survey, May 15 2017
Media Consumptions (Average Hours Spent in a Week) Among Asian Countries
60
Hours Spent On A Week
50
40
30
2.3
4
2.3
12.6
12.6
13.1
16.4
5.7
12.1
3.6
5.8
10.9
12.8
20
10
3.4
3.4
5.5
4.5
2.4
5.9
0.8
2.1
13
11.4
1.8
1.9
8.8
8.2
China
Hong
Kong
4.1
25.7
19
18.8
16.6
11.3
15.3
19.6
2.3
2.8
1.7
1.3
17
0
New
Zealand
Taiwan
Australia Indonesia Singapore
Watching TV
Listening Radio
South
Korea
Using Internet
Vietnam
India
Reading Newspaper
Source: Roy Morgan Research
www.samuel.co.id
Page 6 of 47
Media Sector
Weekly Hours:Mins Spents To Watch on Various Devices
96:00:00
5:29:00
Average Hours Spent
3:42:00
3:44:00
72:00:00
14:34:00
11:36:00
6:43:00
4:09:00
13:01:00
48:00:00
14:23:00
8:20:00
4:18:00
6:28:00
7:02:00
13:40:00
10:54:00
24:00:00
2:42:00
8:07:00
5:59:00
2:07:00
14:01:00
47:18:00
35:26:00
32:07:00
20:24:00
0:00:00
Adults
TV
Radio
18-34 Y.O
TV - Connected Devices
35-49 Y.O
PC
Smartphone
50Y.O+
Tablet
Source: Nielsen
Televisi masih menjadi media favorit yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan survey yang
dilakukan oleh Roy Morgan Research, masyarakat Indonesia menghabiskan rata – rata 16.6 jam per minggu
untuk menonton televisi, jauh di atas media – media lainnya, seperti mendengarkan radio, menggunakan
internet, atau membaca koran yang masing – masing menghabiskan waktu 5.8 jam, 12.1 jam, dan 3.4 jam.
Selain itu, berdasarkan survey Nielsen, media televisi juga masih menjadi favorit di mana rata – rata orang
dewasa menghabiskan waktu sekitar 35 jam per minggu (lebih tinggi daripada media lainnya seperti PC,
Perangkat tersambung TV, Smartphone, dan Tablet). Bahkan, media televisi juga masih menjadi favorit di
beberapa kategori umur (18 – 34 tahun, 35 – 49 tahun, dan 50 tahun ke atas), dengan lebih banyaknya
waktu yang dihabiskan oleh masyarakat untuk menonton TV (lihat grafik di atas) per minggunya.
Optimisme Yang Kuat Pada Belanja Iklan
Belanja iklan merupakan faktor penting dalam menunjang pertumbuhan sektor media. Pendapatan dari iklan
mencapai lebih dari 80% dari total pendapatan untuk sektor media dalam coverage kami (MNCN dan
SCMA). Stabilnya pertumbuhan ekonomi juga menjadi pendongkrak pertumbuhan belanja iklan perusahaan
– perusahaan. Gencarnya pembangunan infrastruktur juga turut menjadi motor penggerak ekonomi yang
secara tidak langsung turut mendongkrak kinerja perusahaan – perusahaan sehingga akan turut memberi
dampak bagi kenaikan belanja iklan.
Belanja iklan menjadi motor penggerak bagi sektor media, terutama media televisi yang masih masih
mendominasi sektor media. Belanja iklan televisi kurang lebih sekitar 64% total belanja iklan (media cetak:
19%, online: 12%, media luar ruang: 3%, lalu radio: 12%).
Menurut Nielsen Advertising Information Services, pertumbuhan belanja iklan tahun 2016 memperlihatkan
pergerakan yang positif dengan nilai pertumbuhan sebesar 14% di akhir tahun 2016, di mana dari
www.samuel.co.id
Page 7 of 47
Media Sector
pertumbuhan belanja iklan tersebut, belanja iklan untuk Televisi dan media cetak mencapai Rp 134,8 Triliun.
Media Televisi masih menjadi kontributor utama untuk pertumbuhan belanja iklan, serta menyumbang 77%
dari total nilai belanja iklan pada tahun 2016 (meningkat sebesar 22% dibandingkan tahun 2015).
Pertumbuhan pengalokasian biaya iklan tidak terlepas dari lebih prospektifnya Indonesia dan keadaan
ekonomi yang jauh lebih stabil pada tahun 2018, yang juga turut didukung oleh ekspektasi membaiknya
daya beli masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dan kenaikan daya beli masyarakat juga secara tidak
langsung akan meningkatkan kepercayaan investor baik dari dalam dan luar negeri untuk berinvestasi
dengan mengiklankan produk – produk dan jasa dari perusahaan mereka yang diyakini sebagai strategi
paling ampuh untuk meningkatkan pendapatan perusahaan mereka.
Mengingat sejak awal tahun 2017 daya beli masyarakat dan ekonomi mengalami perlambatan, maka kami
memprediksi pertumbuhan belanja iklan ‘17E hanya sebesar 10% dan ‘18E mencapai 13%, di mana
kenaikan belanja iklan pada tahun 2018 kami perkirakan mayoritas didorong oleh Pemilu yang akan
berlangsung pada tahun 2019 mendatang. Kebijakan pemerintah yang lebih populis mengingat semakin
dekatnya Pemilu 2019 juga kami lihat dapat menimbulkan dampak positif bagi daya beli masyarakat dan
juga terhadap pertumbuhan berbagai industri, termasuk sektor media.
Biggest Advertisement Spending By Category (2016)
Cof f ee and Tea
Telecommunication
4.7
5.3
Hair Treatment and Care
5.7
Cigarettes (Kretek)
6.3
Government and Political Agencies
8.1
Rp Tn
Source: Nielsen
www.samuel.co.id
Page 8 of 47
Media Sector
Advertisement Spending Growth by Regional Bloc (2015 – 2016)
Fast Track Asia
9.7%
North America
4.3%
Western & Central Europe
3.6%
Advanced Asia
2.1%
Japan
0.3%
Eastern Europe & Central-0.1%
Asia
Latin America
-2.7%
Source: Global Mediacom Presentation Material, 2017
Fast Track Asia meliputi negara – negara di Asia seperti Cina, India, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Filipina,
Taiwan, Thailand, dan Vietnam yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat dan mendapat
keuntungan dari masuknya investasi asing. Sementara itu, Advanced Asia meliputi lima negara di Asia yaitu
Australia, Selandia Baru, Hong Kong, Singapura, dan Korea Selatan.
30 Seconds Prime Time Spot (in USD/Spot)
90,000
80,000
80,000
USD/Spot
70,000
60,000
50,000
40,000
40,000
30,000
16,400
20,000
10,000
5,400
5,950
6,600
10,600
0
Source: Media Partners Asia, 2016
Tarif Iklan per 30 detik di Indonesia lebih murah dibandingkan dengan negara – negara lainnya, yang kami
lihat lebih dikarenakan oleh baru berkembangnya industri televisi tanah air setelah usainya Orde Baru, di
mana perusahaan swasta mulai terjun dalam industri ini. Pricing iklan yang jauh lebih murah dibandingkan
www.samuel.co.id
Page 9 of 47
Media Sector
negara – negara lainnya menyebabkan sektor media Indonesia masih memiliki ‘competitive advantage’
dibandingkan negara – negara lainnya, serta kesempatan dan peluang tumbuh yang lebih besar ke
depannya.
Major Brands Generating Advertising Revenue for Media
Source: Various
Beberapa perusahaan besar pada sektor konsumsi seperti Djarum, Indofood, Kalbe Farma, Wings, Mayora,
serta Unilever menjadi beberapa perusahaan yang berkontribusi memberikan pendapatan iklan bagi
sejumlah stasiun televisi. Seiring dengan perkembangan jaman dan era belanja online, beberapa eCommerce players seperti blibli.com, Lazada, dan Tokopedia juga berkontribusi memberikan pendapatan
iklan bagi media televisi. Sehingga kami berpandangan bahwa fenomena booming nya e-Commerce
menjadi katalis positif bagi pertumbuhan sektor media, termasuk televisi.
Ad Spending vs. SCMA and MNCN Ad Revenue vs. GDP Growth (%)
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017F
-10%
SCMA Ad Revenue Growth
MNCN Ad Revenue Growth
Ad Spending Growth
GDP Growth
Source: Companies, SSI Research
www.samuel.co.id
Page 10 of 47
Media Sector
Dari kurun waktu tahun 2011 sampai 2016, baik pertumbuhan belanja iklan maupun pertumbuhan
pendapatan iklan untuk SCMA dan MNCN tercatat lebih tinggi daripada pertumbuhan GDP Indonesia dalam
kurun waktu yang sama, terkecuali pada tahun 2012. Dari grafik tersebut, meskipun terlihat perlambatan
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 – 2015, akan tetapi pertumbuhan pendapatan iklan tetap resilient.
Oleh karena itu, dengan asumsi kami bahwa pertumbuhan GDP Indonesia diproyeksikan mencapai 5.2%
untuk ‘17F, maka kami memproyeksikan pertumbuhan pendapatan iklan bagi SCMA mampu mencapai
9%YoY, sementara MNCN mencapai 11%YoY ( dengan asumsi kami terhadap pertumbuhan belanja iklan
secara keseluruhan tahun ini sebesar 10%).
Belanja iklan secara keseluruhan di Indonesia juga sempat menurun pada tahun 2012, 2014, dan 2015.
Akan tetapi, belanja iklan yang dialokasikan untuk media televisi dalam kurun waktu 2008 sampai 2014 tetap
bertumbuh, terkecuali pada tahun 2015 (seperti terlihat pada grafik di bawah). Hal ini kami lihat lebih
didorong oleh preferensi bagi para pengiklan yang masih tinggi pada media TV, mengingat media TV masih
diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang mayoritas masih berpendapatan terbatas dengan
tingkat literacy yang terbatas. Oleh karena itu, kami melihat prospek pertumbuhan bagi media TV,
khususnya bagi TV tidak berbayar yang cukup besar sampai beberapa tahun mendatang di Indonesia.
Revenue Growth (SCMA and MNCN) vs. Indonesia GDP Growth (%)
60%
7.0%
6.0%
40%
5.0%
4.0%
20%
3.0%
2.0%
0%
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017F 2018F
-20%
1.0%
0.0%
MNCN Revenue Growth (%)
SCMA Revenue Growth (%)
Indonesia GDP Growth (%)
Source: Companies, SSI Research
www.samuel.co.id
Page 11 of 47
Media Sector
Ad Spend on Television Media in Indonesia
160
134.8
140
120
99
Rp Tn
100
81.8
71.4
80
61
53
60
40
27
31
2008
2009
36
20
0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Source: Adstensity, Indonesia Investment
Top Ten Contributors to Adspend Growth in 2016 – 2019
25.0
20.6
USD mn
20.0
17.9
15.0
10.0
5.0
3.2
2.9
2.8
2.3
2.2
1.7
1.7
1.1
0.0
Source: Zenith
Market Share of Advertising Media in Indonesia
Radio
1.1%
1.3%
OOH
Online/Mobile
Magazines
Newspaper
2.0%
2.2%
10.5%
7.3%
2.4%
2.6%
18.2%
20.4%
65.5%
65.8%
Television
0.0%
10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0%
2019F
2014
Source: Media Partners Asia 2015 and Nielsen 2016
www.samuel.co.id
Page 12 of 47
Media Sector
Selama berpuluh – puluh tahun lamanya, Televisi menjadi media utama yang digunakan untuk pengiklanan
berbagai barang dan jasa. Bahkan, hingga tahun 2014, Televisi masih menjadi pemimpin sebagai media
utama untuk periklanan (65.8%), dan diproyeksikan stabil hingga tahun 2019 mendatang (65.5%), meskipun
penggunaan media Mobile dan Online diproyeksikan cenderung meningkat. Kemampuan media televisi
untuk mencakup jangkauan yang lebih luas menjadi pilihan yang efektif dan efisien bagi para pengiklan di
Indonesia, terlebih dengan struktur Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan infrastruktur yang
masih terbatas.
Consumer Media View 2015 (%)
120%
100%
96%
80%
60%
52%
38%
40%
20%
20%
16%
14%
Radio
Print
0%
TV
OOH
Internet
Cinema
Source: Media Partners Asia 2015 and Nielsen 2016
Di Indonesia, media televisi menempati posisi yang paling tinggi sebagai media yang paling banyak dilihat
oleh konsumen
Net Adspend as Percentage of GDP (2013)
1.0%
(% to GDP)
0.8%
0.9%
0.7% 0.7%
0.6% 0.6%
0.6%
0.5%
0.4% 0.4% 0.4%
0.4%
0.3% 0.3% 0.3% 0.3%
0.2%
0.2%
0.0%
Source: Media Partners Asia, 2014
www.samuel.co.id
Page 13 of 47
Media Sector
Net Advertising Market in Indonesia
3.5
3
USD Bn
2.5
2
1.5
0.5
0.6
0.7
0.7
0.8
0.9
1
1
0.5
1.1
1.2
1.3
1.3
1.4
1.5
1.6
1.1
1.1
1.7
1.8
1.2
1.2
1.9
1.9
0
2012A 2013A 2014A 2015A 2016A 2017E 2018E 2019E 2020E 2021E 2022E
TV
Other
Source: Media Partners Asia
Persentase Pengeluaran iklan terhadap GDP Indonesia juga masih sangat rendah jika dibandingkan negara
– negara lainnya di Asia dan dunia, sementara pasar periklanan (advertising market) di Indonesia terus
bertumbuh setiap tahunnya, baik untuk TV dan media massa lainnya. Untuk TV, Media Partners Asia
memperkirakan pasar periklanan di Indonesia mampu menembus 1.2 miliar dolar AS untuk TV dan 1.9 miliar
dolar AS untuk media massa lainnya, padahal pada tahun 2016 baru mencapai 0.8 miliar dolar AS untuk TV
dan 1.4 miliar dolar AS untuk media lainnya, sehingga peluang pertumbuhan biaya iklan tersebut masih
sangat besar ke depannya. Sedangkan, populasi Indonesia sampai dengan tahun 2016 mencapai 258 juta
jiwa. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa seiring dengan jumlah populasi yang besar, terutama dengan
besarnya jumlah usia produktif, serta peluang pertumbuhan perekonomian Indonesia yang masih besar
pada masa yang akan datang, pengeluaran untuk iklan (Adspend) di Indonesia masih memiliki kesempatan
untuk tumbuh, bahkan di atas negara – negara lainnya yang telah mencetak Adspend yang lebih tinggi
daripada Indonesia. Data Media Partners Asia pada tahun 2016 juga menunjukkan pasar periklanan di
Indonesia yang terus bertumbuh dari tahun 2012 dan bahkan diproyeksikan mengalami pertumbuhan 10tahun CAGR sebesar 7% (2022F: 1.2 miliar dolar AS) untuk keseluruhan media platform di Indonesia dan
6% untuk media TV (2022F: 1.9 miliar dolar AS).
www.samuel.co.id
Page 14 of 47
Media Sector
Population of Some Countries in the World
1,600
Population (in millions)
1,400
1,374
1,267
1,200
1,000
800
600
400
258
200
103
68
31
23
6
Thailand
Malaysia
Australia
Singapore
0
China
India
Indonesia
Phillipines
Source: MPA 2016
Ample Room For Pay TV to Grow
Asia Pacific Pay TV Subscribers By Countries (‘000)
200,000
180,000
160,000
140,000
120,000
100,000
2022
80,000
2017
60,000
2016
40,000
20,000
Indonesia Pakistan
South
Korea
Japan
India
China
Others
Source: Digital TV Research
Menurut Survey yang dilakukan oleh Digital TV Research, Indonesia masih menempati posisi terendah
dalam jumlah Pay TV Subscribers, dibandingkan dengan negara – negara lainnya di Asia. Akan tetapi,
tingkat pertumbuhan penggunaan Pay TV diproyeksikan masih sangat besar ke depannya. Pada tahun
2016, hanya sebanyak 7.3 juta rumah yang berlangganan Pay TV, namun diekspektasikan tumbuh
mencapai 12.6 juta rumah pada tahun 2022. Masih besarnya ruang pertumbuhan bagi Pay TV di Indonesia
juga sangat menguntungkan bagi MNCN yang memiliki bisnis Pay TV Channel.
Selain itu, jika dibandingkan dengan Analog TV, IPTV, dan DHT, Digital Cable TV memiliki proyeksi
pertumbuhan pendapatan yang terbesar dari tahun 2013 sampai 2018. Pada tahun 2018, proyeksi
pendapatan dari Digital Cable TV diestimasikan sebesar 23.2 miliar Dolar AS, atau bertumbuh sebesar
www.samuel.co.id
Page 15 of 47
Media Sector
86% dari 12.4 miliar Dolar AS, di atas IPTV dan DHT yang diproyeksikan tumbuh sebesar 79% dan 36%.
Sedangkan, Analog Cable TV diekspektasikan mengalami penurunan pendapatan dari 8.9 miliar Dolar AS
ke 1.8 miliar Dolar AS (lihat grafik di bawah).
Asia Pacific Pay TV Revenues by Sub Region (USD Millions)
50,000
45,000
40,000
11,603
35,000
30,000
20,000
15,000
8,519
7,779
25,000
5,232
371
4,226
3,173
4,016
10,453
12,422
12,843
10,386
8,903
2008
2012
2013
7,171
23,163
10,000
5,000
1,834
Analog Cable TV
Digital Cable TV
IPTV
2018
DHT
Source: www.broadbandtvnews.com
Asia Pacific Pay TV Revenues by Sub Region (USD Millions)
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
0
Australia/New
Zealand
Japan/Korea
2010
Greater China
2014
2015
South East Asia
South Asia
2020
Source: Digital TV News
Pertumbuhan Belanja Iklan Pada Beberapa Sektor
Beberapa waktu belakangan ini, kami melihat pertumbuhan belanja iklan di Indonesia datang dari
perusahaan – perusahaan yang bukan berasal dari sektor konsumsi saja. Sektor telekomunikasi dan online
juga mencetak pertumbuhan yang cukup signifikan pada tahun 2016, seperti terlihat pada gambar di bawah
ini:
www.samuel.co.id
Page 16 of 47
Media Sector
Growth in Ad Spending by Categories (2016)
Pemerintahan dan Organisasi …
Korporasi dan Iklan Layanan …
9%
10%
Makanan Instan
21%
Perawatan Wajah
22%
Kopi
24%
Website dan Online Service
25%
Telekomunikasi
25%
Perawatan Rambut
27%
Makanan Ringan, Biskuit, Kue
29%
Rokok Kretek
45%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
Source: Nielsen
Audience Shares
Audience Shares merupakan indikator penting dalam sektor media yang juga sangat menentukan tarif iklan
bagi emiten – emiten media. Terlihat semenjak bulan Mei hingga Juni’17, RCTI berhasil mencetak kenaikan
Audience Shares, baik untuk Prime Time, dan Non Prime Time, meskipun Sinemart telah hengkang dan
bergabung ke SCTV (didirikan pada tanggal 17 Januari 2003, Sinemart merupakan salah satu Rumah
Produksi di Indonesia yang terkemuka dan telah memproduksi berbagai Sinetron yang sukses dalam
memikat hati masyarakat Indonesia, seperti Malam Pertama (2003), Liontin (2005), Intan (2006), Candy
(2007), Cahaya (2007), Tendangan Dari Langit). Hal tersebut tidak lepas dari peran MNC Pictures sebagai
rumah produksi ‘In – House’ yang berhasil meluncurkan sinetron – sinetron yang digandrungi oleh
masyarakat luas dan berhasil menghibur pemirsa (terutama melalui sinetron Cinta Dari Surga, Dunia
Terbalik, dan Tukang Ojek Pengkolan yang berhasil mengangkat cerita keseharian yang segar dan dengan
alur cerita yang ringan).
Bahkan, MNC Pictures juga sedang dalam proses untuk menjalin kerjasama dengan Balai Pustaka untuk
menghadirkan kembali karya-karya novel terbitan Balai Pustaka dalam bentuk visual (sinetron dan film).
Pada segmen manajemen talenta, MNCN juga berhasil menghadirkan sejumlah ajang pencarian bakat yang
sukses menarik perhatian pemirsa, antara lain: Indonesian Idol, Indonesian Idol Junior, dan Master Chef,
bahkan hingga The Next Boyband/Girlband, yang ditayangkan di stasiun Global TV dengan penayangan
episode perdana pada tanggal 4 Mei 2017 lalu, yang menjadi wadah bagi para generasi muda indonesia
untuk berani mewujudkan mimpi, lebih kreatif, serta ekspresif.
Berkebalikan dengan RCTI, SCTV yang mengalami penurunan Audience Shares terhitung sejak Apr’17
sampai dengan Jul’17, bahkan sampai dengan minggu pertama Jul’17 (10 Juli 2017), meskipun telah
berhasil mengakuisisi Sinemart (lihat grafik di bawah).
www.samuel.co.id
Sementara itu, semenjak bulan Mei’17 sampai
Page 17 of 47
Media Sector
dengan Juli’17, ANTV mengalami kenaikan Audience Shares.
Meningkatnya Audience Shares ANTV
tersebut tidak lepas dari kesuksesan sinetron – sinetron bernuansa India yang ditayangkan oleh ANTV yang
digemari oleh pemirsa, antara lain: “Anadhi”, “Thapki”, “Nadin”, “Paakhi”, dan “Mohabbatein”.
Source: Various
Monthly Prime Time Audience Shares (18:00 – 22.59)
30
Channel/Mth
25
20
15
10
5
0
Jan-17
Feb-17
Mar-17
Apr-17
May-17
Jun-17
SCTV
RCTI
IVM
TRANS
MNCTV
ANTV
TRANS7
TVONE
GTV
METRO
TVRI1
Jul-17
Source: Companies
Monthly All Time Audience Shares (02:00 – 25.59)
25
Channel/Mth
20
15
10
5
0
Jan-17
Feb-17
Mar-17
Apr-17
May-17
SCTV
RCTI
IVM
TRANS
MNCTV
ANTV
TRANS7
TVONE
GTV
METRO
TVRI1
Jun-17
Source: Companies
www.samuel.co.id
Page 18 of 47
Media Sector
Pergerakan Harga Saham Pada Sektor Media
MNCN Historical Share Price
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
Aug-16
Dec-16
Apr-17
Aug-17
Source: Bloomberg
SCMA Historical Share Price
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
Aug-16
Dec-16
Apr-17
Aug-17
Source: Bloomberg
www.samuel.co.id
Page 19 of 47
Media Sector
Sectoral Valuation vs. JCI
45
160%
140%
120%
100%
30
80%
(x)
60%
40%
20%
15
0%
-20%
-40%
0
-60%
Jan-11 Jul-11 Jan-12 Jul-12 Jan-13 Jul-13 Jan-14 Jul-14 Jan-15 Jul-15 Jan-16 Jul-16 Jan-17 Jul-17
PER - Roll
JCI PE (LHS)
Premium (discount) to JCI (RHS)
Avg. Premium to JCI (RHS)
Source: Bloomberg, SSI Research
Peers Comparison
Jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis dalam sektor media di kawasan Asia Pasifik (secara khusus
dalam broadcasting media), MNCN dan SCMA masih memiliki valuasi yang murah, baik untuk ‘17F dan ‘18F
PE. Rata – rata PE untuk SCMA dan MNCN juga masih lebih rendah daripada rata – rata perusahaan
sejenisnya di kawasan Asia Pasifik (lihat tabel di bawah ini).
www.samuel.co.id
Page 20 of 47
Media Sector
Ticker
Name
EV/EBITDA FY17F
EV/EBITDA FY18F
P/E FY17F P/E FY18F
MNCN IJ Equity
MEDIA NUSANTARA CITRA TBK PT
9.6
8.7
14.3
12.6
9409 JP Equity
TV ASAHI HOLDINGS CORP
5.3
5.2
17.0
16.4
511 HK Equity
TELEVISION BROADCASTS LTD
9.0
7.7
17.0
14.8
SSP US Equity
EW SCRIPPS CO/THE-A
15.8
9.6
112.9
25.7
CJR/B CN Equity
CORUS ENTERTAINMENT INC-B SH
8.4
8.1
13.0
11.8
RWAY IM Equity
RAI WAY SPA
10.7
10.3
22.9
21.1
MTGB SS Equity
MODERN TIMES GROUP-B SHS
13.7
11.7
21.3
18.2
A3M SM Equity
ATRESMEDIA CORP DE MEDIOS DE
10.5
9.7
13.9
12.8
BEC TB Equity
BEC WORLD PUBLIC CO LTD
8.8
8.3
30.5
27.6
130960 KS Equity
CJ E&M CORP
5.9
5.8
18.0
17.7
SCMA IJ Equity
SURYA CITRA MEDIA PT TBK
13.9
12.1
19.2
16.6
NRG FP Equity
NRJ GROUP
13.1
11.8
40.7
33.6
GTN US Equity
GRAY TELEVISION INC
9.7
7.6
14.9
8.2
TV18 IN Equity
TV18 BROADCAST LTD
152.0
31.1
42.6
19.8
TFI FP Equity
TELEVISION FRANCAISE (T.F.1)
6.4
6.7
18.1
20.1
NEC AU Equity
NINE ENTERTAINMENT CO HOLDIN
6.9
7.4
10.9
11.5
SWM AU Equity
SEVEN WEST MEDIA LTD
6.0
6.6
7.2
8.1
NXST US Equity
NEXSTAR MEDIA GROUP INC-CL A
8.9
7.1
17.6
9.8
MMT FP Equity
M6-METROPOLE TELEVISION
7.0
6.6
17.3
16.2
SXL AU Equity
SOUTHERN CROSS MEDIA GROUP L
7.8
7.9
10.8
10.9
ENIL IN Equity
ENTERTAINMENT NETWORK INDIA
24.9
19.0
53.0
34.7
ABS PM Equity
ABS-CBN CORP
5.5
5.0
11.8
9.7
CETV US Equity
CENTRAL EUROPEAN MEDIA ENT-A
10.6
9.7
25.1
21.0
EVC US Equity
ENTRAVISION COMMUNICATIONS-A
13.0
10.1
39.1
20.5
HT1 AU Equity
HT&E LTD
7.3
6.8
11.8
11.1
9413 JP Equity
TV TOKYO HOLDINGS CORP
5.9
6.1
17.4
16.5
ASTRO MK Equity
ASTRO MALAYSIA HOLDINGS BHD
8.5
8.4
19.0
17.6
TGNA US Equity
TEGNA INC
9.2
8.2
11.2
7.7
HMTV US Equity
HEMISPHERE MEDIA GROUP INC
8.2
7.6
27.1
22.1
4676 JP Equity
FUJI MEDIA HOLDINGS INC
9.9
9.2
17.7
17.2
9401 JP Equity
TOKYO BROADCASTING SYSTEM
9.6
9.5
21.0
20.3
GMA7 PM Equity
GMA NETWORK INC
3.7
3.3
13.1
10.5
ETM US Equity
ENTERCOM COMMUNICATIONS-CL A
8.2
7.3
9.9
7.7
VIVA IJ Equity
VISI MEDIA ASIA TBK PT
20.6
12.3
AZTECACP MM Equity TV AZTECA SAB DE CV-CPO
#N/A N/A
#N/A N/A
5.6
5.3
14.7
17.0
RADIOCIT IN Equity
MUSIC BROADCAST LTD
15.9
13.7
44.1
30.4
RAY/A CN Equity
Average
STINGRAY DIGITAL-SUBORDINATE
Average
11.6
13.5
10.5
9.2
15.2
22.0
13.6
16.6
www.samuel.co.id
Page 21 of 47
Media Sector
Resiko Investasi Pada Sektor Media
Pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai ekspektasi
Stabilitas ekonomi menjadi kunci bagi tren pertumbuhan belanja iklan, sehingga apabila melambatnya
pertumbuhan ekonomi akan sangat mempengaruhi performa sektor media secara keseluruhan.
Pertumbuhan ekonomi sangat erat kaitannya dengan alokasi biaya iklan dari perusahaan – perusahaan.
Kestabilan politik
Memanasnya tensi politik sangat berpengaruh pada dunia usaha dan iklim investasi, sehingga pada
akhirnya turut berpengaruh pada investasi dalam sektor media, termasuk televisi. Keengganan pelaku usaha
untuk mengembangkan bisnis akibat gejolak dan ketidakstabilan politik turut menurunkan pengeluaran
dalam biaya iklan (Adspend), sehingga otomatis penerimaan iklan para emiten dalam sektor media
berpotensi untuk tertekan pula.
Konsistensi peraturan pemerintah
Berbagai peraturan yang mengaturtata cara dan perizinan penyelenggaraan penyiaran televisi Digital dan
FTA di Indonesia sebagian besar diatur oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Perubahan peraturan pemerintah terkait penyiaran pada media televisi tidak dapat dihindari, terutama
seiring dengan berubahnya tren dari waktu ke waktu dan perkembangan jaman, di mana perubahan tersebut
juga menuntut industri televisi untuk berubah, termasuk pula regulasi yang mengaturnya. Contohnya:
digantinya
PERMENKOMINFO
No.
17/P/M.KOMINFO/6/2006,
PERMENKOMINFO
No.
08/P/M.KOMINFO/3/2007, PERMENKOMINFO No. 28/P/M.KOMINFO/09/2008, PERMENKOMINFO No.
18/P/M.KOMINFO/03/2009 dengan peraturan terbaru, yakni Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 18 Tahun 2016 di mana beberapa terdapat beberapa perubahan, antara lain dalam hal perizinan
penyiaran dan format penyiaran.
www.samuel.co.id
Page 22 of 47
Initial Coverage
Media Nusantara Citra
Bloomberg: MNCN.IJ | Reuters: MNCN.JK
15 Agustus 2017
A More Feasible Long Term Story
BUY (Initiate)
Target Price
Rp 2,000
Last Price
Rp 1,570
Potential Upside
27%
JCI Index
5,822
Share isued (bn)
14.28
Market Cap. (Rp tn)
21.56
52-Weeks High/Low
2,200/1,435
Avg Daily Vol (mn)
9.13
Free Float
40.0%
Nominal Value
Rp 10
Book value/share ‘18
Rp763
Relative to JCI Chart
120
JCI
MNCN
100
80
60
Dec-16
Mar-17
Jun-17
Company Background
PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN)
merupakan perusahaan media yang
terintegrasi dan termasuk yang terbesar di
Indonesia. Perusahaan memiliki stasiun
TV FTA, jaringan TV regional, TV Channel
berbayar, perusahaan rumah produksi 'in house', koran, jaringan radio, majalah,
agen periklanan, serta perusahaan
manajemen bakat.
Shareholder Structure
Kami menaruh harapan terhadap kondisi fundamental yang
diekspektasikan lebih baik lagi, seiring dengan ruang Cash Flow
yang lebih besar dengan berkurangnya kebutuhan terhadap capex.
Meskipun Sinemart telah hengkang, namun RCTI masih mampu
mempertahankan Audience Shares pada peringkat teratas, bahkan
cenderung uptrend selama beberapa bulan belakangan.
Kemampuan manajemen untuk memproduksi konten sendiri
melalui MNC Pictures turut menjadi katalis pertumbuhan
pendapatan ke depannya. Singkat cerita, kami menginisiasi saham
MNCN dengan rekomendasi BUY pada TP Rp2,000/lembar saham.
Sekilas kinerja 1H17. Penerimaan dari iklan masih menjadi ‘growth
driver’ yang utama dalam sektor media, tak terkecuali untuk MNCN.
Sampai dengan 1H17, kontribusi biaya iklan sebesar 81% terhadap total
pendapatan perusahaan. Kenaikan pendapatan hanya sebesar 2%YoY
dan pada 1H17 ini, akan tetapi kami lihat perlambatan tersebut lebih
disebabkan karena faktor eksternal dari pelemahan ekonomi. Adapun
secara QoQ, pendapatan mengalami pertumbuhan sebesar 25%, yang
turut ditunjang oleh faktor seasonal Ramadhan dan Lebaran.
Rasio keuangan yang lebih baik. MNCN tergolong lebih sehat secara
fundamental, ditinjau dari rasio solvabilitas yang berangsur membaik
(lihat Key Financials). FCF yang lebih besar dan kebutuhan capex yang
lebih minim pasca selesainya pembangunan gedung studio yang baru
juga turut mendorong fundamental perusahaan ke arah yang lebih sehat.
Kami menilai fasilitas gedung baru tersebut sudah cukup mumpuni
untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan, sehingga tidak
diperlukan penambahan gedung studio yang baru selama beberapa
tahun mendatang, sehingga biaya operasional mampu lebih ditekan.
Vanguard Group
Valuasi dan Rekomendasi. Dengan asumsi valuasi yang di roll over ke
‘18F, kami mendapatkan pertumbuhan EPS ’18F sebesar 18%.
Menggunakan metode DCF, kami mendapatkan TP Rp 2,000/lembar
saham (‘18E PE: 13.6x). Dengan masih besarnya potensi upside, kami
menginisiasi saham MNCN dengan rekomendasi BUY. Daya tarik
MNCN juga terletak pada kemampuannya dalam mempertahankan
Audience Shares yang tertinggi selama beberapa bulan terakhir ini,
bahkan pasca hengkangnya Sinemart. Kami juga berpendapat bahwa
kalaupun kasus sengketa MNC TV bergulir kembali, hal tersebut
memiliki dampak yang terbatas bagi MNCN, terutama mengingat
59.2% dominasi utama untuk kontributor pendapatan masih terletak pada RCTI.
1.3%
Publik
39.5%
Global Mediacom Tbk
Marlene Tanumihardja
+62 21 2854 8387
[email protected]
www.samuel.co.id
Forecast and Valuation (at closing price Rp1,570 per share)
Y/E Dec (Rp Bn)
15A
16A
17E
Revenue
6,445
6,730
7,374
EBITDA
2,403
2,475
2,871
Net Profit
1,277
1,484
1,900
EPS (Rp)
84
97
125
DPS (Rp)
63
42
63
Dividend Yield (%)
4.0%
2.7%
4.0%
BV per Share (Rp)
680
674
685
EV/EBITDA (x)
12.4
13.8
11.7
P/E Ratio (x)
24.9
37.6
24.8
P/BV Ratio (x)
2.3
2.3
2.3
18E
8,257
3,319
2,237
147
81
5.2%
763
10.1
19.4
2.1
Page 23 of 47
Media Nusantara Citra
MNCN:IJ | MNCN.JK
Company Profile
PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) merupakan salah satu perusahaan swasta terkemuka di Indonesia dalam
industri pertelevisian yang memiliki bisnis terintegrasi dari produsen sampai dengan penyiar berbagai program
acara. MNCN memiliki 4 stasiun TV tidak berbayar (‘Free – to – Air’ TV Channels), antara lain PT Rajawali Citra
Televisi Tbk. (RCTI), Global TV (PT Global Informasi Bermutu), MNC TV (PT Cipta Televisi Pendidikan), i-News
(PT Sun Televisi Network). Selain itu, MNCN memiliki bisnis ‘Content’ yang terdiri dari beberapa unit produksi ‘InHouse’ (baik untuk ajang pencarian bakat, berita, acara – acara olahraga, dan Variety Show), Drama/Movies/FTV
(melalui MNC Pictures), dan Animasi (melalui MNC Animation), Content Library (melalui MNC Contents, yang
memiliki lebih dari 300,000 jam), 22 Pay-TV Channels, serta Talent Management (melalui Star Media Nusantara).
MNCN memiliki bisnis pendamping, yakni pada media cetak dan radio, yang ditujukan untuk mendukung bisnis
utama perusahaan. Didirikan pada 17 Juni 1997, MNCN tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007. Saat ini,
MNCN merupakan grup media yang terbesar dan paling terintegrasi di kawasan Asia Tenggara.
Source: Company
www.samuel.co.id
Page 24 of 47
Media Nusantara Citra
MNCN:IJ | MNCN.JK
Various Programs Broadcasted in RCTI
www.samuel.co.id
Page 25 of 47
Media Nusantara Citra
MNCN:IJ | MNCN.JK
S
Source: Various
Source: Company
www.samuel.co.id
Page 26 of 47
Media Nusantara Citra
MNCN:IJ | MNCN.JK
Financial Performance
Revenue Forecast
Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan sebesar 10%YoY (sesuai dengan target manajemen) dan 12%
untuk ’17F dan ‘18F, yang didorong oleh kenaikan tarif iklan (turut didorong oleh kenaikan Audience Shares selama
beberapa bulan belakangan). Kami memproyeksikan pertumbuhan topline ‘17F dan ‘18F tersebut dengan asumsi
Audience Shares MNCN masing - masing berada di level 37.5% dan 38%. Audience Shares yang kuat juga turut
membawa upside bagi ROE dan Cash Flow (lihat grafik – grafik di bawah ini) MNCN ke depannya.
Adapun concern utama kami untuk pertumbuhan topline terletak pada ancaman terganggunya pertumbuhan
belanja iklan akibat terhambatnya pertumbuhan ekonomi, terutama dari sisi daya beli masyarakat yang cenderung
menurun, seiring dengan turunnya Consumer Confidence Index pada Juni kemarin, yang mengimplikasikan bahwa
momentum Lebaran kurang berhasil mendongkrak pertumbuhan daya beli masyarakat.
1H17 vs. 1H16 MNCN Revenue Breakdown
100%
81%
83%
75%
50%
1H17
1H16
25%
13%
11%
6%
7%
0%
Advertising From TV
and Channel
Content
Others
Source: Company
MNCN Revenue Projections
20%
25%
15%
20%
10%
15%
5%
10%
0%
5%
2011
2012
2013
-5%
2014
2015
2016
2017F
2018F
0%
Source: Company, SSI Research
www.samuel.co.id
Page 27 of 47
Media Nusantara Citra
MNCN:IJ | MNCN.JK
Earnings Forecast
Content Cost
Content Cost, atau beban konten merupakan salah satu komponen pengeluaran yang terpenting dalam sektor
media, di mana dengan content yang baik semakin berdampak positif bagi Audience Shares dan Rate Card. Untuk
mempertahankan tingkat Audience Shares sebesar 37.5% sampai dengan akhir ‘17F dan 38% sampai akhir ‘18F,
maka kami memproyeksikan pertumbuhan beban konten MNCN sebesar 9% dan 10% ‘17F dan ‘18F, terlebih
dengan sengitnya persaingan dengan kompetitor dalam menghadirkan program yang berkualitas. Maka, sesuai
dengan sensitivity analysis yang kami lakukan, GPM dan NPM akan berubah sebesar 40 bps dan 30bps, seiring
dengan kenaikan 1% pada beban konten.
1H17 vs. 1H16 MNCN Program and Content Expenses
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
1H17
1H16
Program and Content
Depreciation and Amortization
Source: Company, SSI Research
EPS Growth Forecast
Kami mengasumsikan pertumbuhan EPS sebesar 28% dan 18% pada ‘17F dan ‘18F (‘17F EPS: Rp 125/lembar
saham dan ‘18F EPS: Rp 147/lembar saham). Adapun kenaikan beban konten sebesar 1% turut menekan
pertumbuhan EPS sebesar 2%. Meskipun berpotensi menekan EPS, kenaikan beban konten akan memberikan
dampak positif terhadap pertumbuhan pendapatan perusahaan, karena semakin menariknya suatu program, tarif
iklan yang dihasilkan dapat lebih tinggi.
60.0%
200
40.0%
150
20.0%
100
0.0%
Rp
250
50
-20.0%
0
-40.0%
2011
2012
2013
2014
2015
EPS
2016
2017F
2018F
2019F
2020F
2021F
EPS Growth
Source: Company, SSI Research
www.samuel.co.id
Page 28 of 47
Media Nusantara Citra
MNCN:IJ | MNCN.JK
Program Cost vs. Revenue Growth
20%
15%
10%
5%
0%
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017F 2018F 2019F 2020F
-5%
Revenue Growth
Program and Content Cost Growth
Source: Company, SSI Research
Balance Sheet Forecasts
Better Liquidity and Solvency Performance Lead Towards Stronger Cash Flow
Kemampuan MNCN dalam hal mempertahankan Audience Shares dalam beberapa waktu belakangan ini turut
menambah optimisme bagi kuatnya margin laba perusahaan dan turut berdampak positif pula terhadap kondisi
Cash Flow perusahaan, yang pada akhirnya juga turut berdampak positif bagi solvabilitas dan likuiditas perusahaan
secara keseluruhan. Selain itu, pada tahun ini MNCN juga mengurangi belanja modal menjadi USD20-USD30 juta
atau sekitar Rp266-Rp400 miliar (jika dibandingkan dengan alokasi pada tahun lalu yang menyentuh Rp1 triliun).
Berkurangnya belanja modal tersebut disebabkan oleh berkurangnya kebutuhan dana untuk pembangunan studio
baru dan gedung televisi, terutama pasca selesainya pembangunan empat gedung televisi dan 40 studio pada
tahun 2013 – 2016. Dengan alokasi belanja modal yang sebagian besar hanya dipergunakan untuk maintenance
dan asumsi tidak ada penambahan jumlah studio dan gedung televisi selama beberapa tahun ke depan, kami
memproyeksikan belanja modal untuk ‘18F dan ‘19F hanya sekitar Rp 250 juta per tahunnya. Hal tersebut turut
memberikan kelonggaran bagi ruang Cash Flow MNCN, terutama untuk melunasi hutang perusahaan, sehingga
turut membuka peluang terhadap pelunasan hutang berbunga jangka panjang dan pencapaian level gearing yang
lebih sehat pada tahun – tahun ke depannya.
www.samuel.co.id
Page 29 of 47
Media Nusantara Citra
MNCN:IJ | MNCN.JK
Projected Stronger Cash Flow and Lower Capex Requirement
2,000
1,500
1,000
Rp Bn
500
0
15A
16A
17E
18E
(500)
(1,000)
(1,500)
(2,000)
Net - Capital expenditure
Cash at ending
Source: Company, SSI Research
Prospective Investment In Terms of Better ROE and Dividend
ROE Acceleration juga menjadi driver bagi kinerja fundamental MNCN, yang juga turut didorong oleh pertumbuhan
topline ( seiring dengan kuatnya Audience Shares), serta proyeksi berkurangnya beban keuangan (yang juga turut
didorong oleh lebih stabilnya nilai tukar Rupiah). Kami memproyeksikan ROE MNCN untuk ‘17F dan ‘18F sebesar
20% dan 21% (‘FY16: 16%). Selain ROE, kami juga memprediksi peningkatan dalam Dividend Yield, seiring
dengan membaiknya kondisi fundamental perusahaan, arus kas yang lebih kuat, serta kebutuhan capex yang lebih
minim. Dengan ROE dan Dividend Yield yang lebih baik pada ‘18F dan tahun – tahun sesudahnya, menjadikan
saham MNCN lebih layak untuk investasi.
MNCN ROEs and ROAs
25%
20%
15%
10%
5%
0%
15A
16A
17E
ROE (%)
18E
19E
20E
ROA (%)
Source: Company, SSI Research
www.samuel.co.id
Page 30 of 47
Media Nusantara Citra
MNCN:IJ | MNCN.JK
Dividend Yields
7%
6%
5%
4%
Dividend Yield
3%
2%
1%
0%
2014
2015
2016
2017F
2018F
2019F
2020F
Source: Company, SSI Research
Liquidity Ratios
12
10
(x)
8
Current ratio
6
Cash ratio
Quick ratio
4
2
0
2014 2015 2016 2017F 2018F 2019F 2020F
Source: Company, SSI Research
Debt – to – Equity Ratio
50%
45%
40%
35%
30%
25%
Debt to equity
20%
15%
10%
5%
0%
2014
2015
2016
2017F
2018F
2019F
2020F
Source: Company, SSI Research
www.samuel.co.id
Page 31 of 47
Media Nusantara Citra
MNCN:IJ | MNCN.JK
Margin Performances
80%
60%
40%
20%
0%
2010
2011
2012 2013 2014 2015 2016 2017F 2018F 2019F 2020F
Gross profit margin
Operating profit margin
EBITDA margin
Net income margin
Source: Company, SSI Research
Valuation and Recommendation
Kami memulai inisiasi MNCN dengan rekomendasi BUY. Menggunakan metode valuasi DCF, WACC sebesar
13.2% dan terminal growth sebesar 5%, kami mendapatkan Target Price (TP) sebesar Rp2,000/lembar saham.
Optimisme terhadap saham MNCN tidak lepas dari: 1). Kondisi fundamental yang lebih baik dan kami
ekspektasikan yang lebih baik lagi pada tahun 2018, seiring lebih baiknya faktor internal (efisiensi operasional di
tingkat manajemen dan kapabilitas MNC Pictures yang lebih baik) dan faktor eksternal (ekonomi Indonesia), 2).
Ekspektasi peningkatan advertisement budget, seiring dengan lebih stabilnya kondisi makroekonomi dan
kebutuhan partai politik menjelang Pemilu 2019, 3) Jika dibandingkan dengan perusahaan TV swasta lainnya di
Indonesia, MNCN unggul dari segi jam terbang dan pengalaman, terlebih mengingat MNCN merupakan
perusahaan media massa terintegrasi yang terbesar bukan di tingkat nasional saja, tetapi di level Asia tenggara,
dengan cakupan bisnis media yang luas, baik dalam TV, koran, media cetak (koran dan majalah), radio,
manajemen talenta dan bakat, serta rumah produksi ‘in – house’. Hal tersebut mendukung perusahaan untuk
memiliki competitive advantage di atas kompetitornya, di tengah sektor media yang memiliki ‘barrier to entry’ yang
besar, 4). Valuasi yang murah (terutama dengan ekspektasi fundamental yang lebih baik), sehingga menjadikan
MNCN sebagai saham yang menarik untuk dikoleksi, 5). Selesainya gedung studio dengan fasilitas yang lebih
modern dengan teknologi yang lebih canggih sehingga lebih memungkinkan untuk penyiaran program dengan
kualitas yang lebih baik ke depannya.
www.samuel.co.id
Page 32 of 47
Media Nusantara Citra
MNCN:IJ | MNCN.JK
DCF Valuation Assumption and Target Price
Terminal Growth Rate (%)
Adjusted Beta
Risk-Free Rate
Market Risk Premium
Cost of Equity
Gross Cost of Debt
Tax Rate
Net Cost of Debt
Equity/(Equity + Debt) (%)
Weighted Cost of Equity (%)
Debt /(Equity + Debt) (%)
Weighted Cost of Debt (%)
WACC
5.0%
1.1
6.5%
7.5%
14.8%
10.0%
25.0%
7.5%
78.9%
11.6%
21.1%
1.6%
13.2%
Terminal Growth Rate (%)
WACC (%)
NPV of Cash Flows
NPV of Terminal Value
Total NPV
Cash/(Debt)
Implied Equity Value
Implied Per Share Value
Outstanding Shares (Mn)
5.0%
13.2%
11,642
19,474
31,117
(2,931)
28,186
2,003
14,072
Source: Company, SSI Research, Bloomberg
MNCN PE Band
35
(x)
30
29.9
25
23.9
20
17.9
15
11.9
10
5
0
Jan-11
6.0
Jan-12
Jan-13
Average
PER - Roll
Jan-14
Jan-15
ST dev +1
ST dev +2
Jan-16
Jan-17
ST dev -1
ST dev -2
Source: Company, SSI Research, Bloomberg
www.samuel.co.id
Page 33 of 47
Media Nusantara Citra
MNCN:IJ | MNCN.JK
Key Financials
Profit and Loss
Rp bn
Revenue
COGS
Gross profit
Cash Flow
15A
16A
17E
18E
6,445
6,730
7,374
8,257
(2,861) (2,875) (3,134) (3,447)
Yr-end Dec (Rp bn)
Net income
Depreciation & amort.
1,186
16A
1,369
(197)
644
332
613
177
(361)
790
(581)
4,810
Gross margin (%)
55.6
57.3
57.5
58.3
Operating profit
2,194
2,332
2,672
3,122
34.0
34.7
36.2
37.8
2,403
2,475
2,871
3,319
37.3
36.8
38.9
40.2
Net - Borrowings
Other income (expenses)
(178)
(139)
(139)
(139)
Other financing
Pre-tax profit
1,681
2,154
2,533
2,983
Financing cash flow
(407) (1,411)
Income tax - net
(404)
(670)
(633)
(746)
Net - Cash flow
(734)
Net profit
1,277
1,484
1,900
2,237
Cash at beginning
19.8
22.1
25.8
27.1
EBITDA
EBITDA margin (%)
Net profit margin (%)
Balance Sheet
2,064
(200)
4,241
Operating cash flow
1,753
18E
(143)
3,855
Working capital
17E
(209)
3,584
Operating margin (%)
Others
15A
1,260
2,348
1,585
(2)
2,041
Net - Capital expenditure (1,586)
(836)
(501)
(303)
Investing cash flow
(836)
(501)
(303)
36
649
25
(1,586)
612
(1,020) (1,447) (1,600)
(966)
(951)
(942)
101
133
797
1,132
398
499
632
398
499
632
1,429
Yr-end Dec (Rp bn)
15A
16A
17E
18E
Cash at ending
Key Ratios
Yr-end Dec (Rp bn)
15A
16A
17E
18E
Cash & ST Investment
398
499
632
1,429
ROE (%)
13%
16%
20%
21%
Receivables
3,395
3,054
3,113
3,173
ROA (%)
9%
10%
13%
14%
Inventories
1,593
1,950
2,009
2,069
Revenue growth (%)
7%
5%
10%
12%
Others
2,340
1,135
1,174
1,216
EBITDA growth (%)
-14%
3%
16%
16%
Total current assets
7,727
6,638
6,927
7,886
EPS growth (%)
-33%
15%
28%
18%
Net fixed assets
4,145
4,824
5,325
5,628
Interest coverage (x)
6.5
7.7
9.8
11.6
Other assets
2,602
2,778
2,778
2,778
Debt to equity (%)
Total assets
Payables
14,475 14,240 15,031 16,292
Net gearing (%)
39.7% 40.0% 45.8% 41.2%
34%
-2%
-3%
-10%
15A
16A
17E
18E
687
541
524
658
51
3,408
4,035
4,035
301
249
254
259
3,681
325
325
325
Exchange Rate
187
229
252
276
Audience Share
34.7
36.9
37.5
38.0
Total liabilities
4,908
4,752
5,390
5,554
Inventory days
206
225
231
216
Total equity
9,566
9,488
9,641 10,738
GDP Growth
4.7
5.1
5.2
5.4
ST. debt and curr. maturity
Other current liabilities
LT. debt
Other long term liabilities
www.samuel.co.id
Major Assumptions
13,500 13,650 13,200 12,800
Page 34 of 47
Initial Coverage
Surya Media Citra
Bloomberg: SCMA.IJ | Reuters: SCMA.JK
Samuel Research
15 Agustus 2017
‘Turnaround Stories’ Expected
BUY (Initiate)
Target Price
Rp 2,800
Last Price
Rp 2,450
Potential Upside
14%
JCI Index
5,822
Share isued (bn)
14.62
Market Cap. (Rp tn)
35.97
52-Weeks High/Low
3,290/2,130
Avg Daily Vol (mn)
22.73
Free Float
40.0%
Nominal Value
Rp 10
Book value/share ‘18
Rp316
Relative to JCI Chart
140
JCI
SCMA
120
100
80
60
Dec-16
Mar-17
Jun-17
Company Background
PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA)
merupakan perusahaan yang bergerak
pada bidang media massa, produksi 'in house ', dan jasa multimedia lainnya.
Jangkauan penyiaran yang dimiliki
perusahaan tersebar ke seluruh
Indonesia, terutama SCTV.
Shareholder Structure
PT Elang Mahkota
Teknologi
Capital Group Company
Publik
59.2%
+62 21 2854 81387
[email protected]
www.samuel.co.id
Diuntungkan dengan kondisi fundamental yang kuat. SCMA
tergolong sehat, jika ditinjau dari rasio solvabilitas yang relatif tinggi (net
gearing ratio FY16: -9%), sementara itu, dari sisi rasio profitabilitas,
ROE dan ROA sejak FY15 berada di atas 40% dan 30% sejak beberapa
tahun lalu. Proyeksi arus kas yang kuat di tengah kebutuhan untuk
capex yang relatif minim (belum ada rencana mengenai penambahan
jumlah studio) juga menjadi faktor pendukung terhadap kuatnya neraca
keuangan perusahaan.
Potensi ‘growth driver’ dari tumbuhnya belanja iklan. Penerimaan
dari iklan masih menjadi ‘growth driver’ yang utama bagi SCMA, yang
kontribusinya mencapai 98% terhadap total pendapatan pada 1H17.
Kami menargetkan penerimaan iklan sebesar 8%YoY untuk ‘18F,
dengan turnaround story yang mulai terlihat seiring dengan beberapa
program kami yakini mampu mendongkrak Audience Shares (Liga
Eropa 2017/2018, di mana Play – Off Group Round mulai berlangsung
pertengahan Agustus 2017 dan babak final berlangsung pada Mei
2018). Program sinetron Saur Sepuh dengan versi baru juga mampu
mendongkrak Audience Shares SCTV mengingat kesuksesannya pada
era ’80 an (meskipun dengan beban program yang tinggi, seiring
kompleksnya properti yang digunakan)
Valuasi dan Rekomendasi. Dengan asumsi pertumbuhan EPS
sebesar 11% untuk ‘18F, kami mendapatkan valuasi saham perusahaan
sebesar Rp 2,800/lembar saham (‘18E’PE: 22.2x). Besarnya potensi
upside turut mendorong kami untuk menginisiasi saham rekomendasi
BUY bagi SCMA. Selain itu, harga saham SCMA relatif sudah murah
(terlihat dari PE yang berada di bawah rata – rata historis 5 tahun
terakhir). Namun, concern utama kami terletak pada: 1). Perbaikan
ekonomi yang berada di bawah ekspektasi, seiring dengan lemahnya
daya beli masyarakat bahkan pada saat momentum Lebaran tahun ini
2). Memanasnya tensi politik dan konsistensi kebijakan pemerintah
dalam industri pertelevisian.
Forecast and Valuation (at closing price Rp2,450 per share)
1.3%
39.5%
Marlene Tanumihardja
Meskipun kinerja pada 1H17 tercatat relatif flat, SCMA merupakan
perusahaan yang memiliki fundamental yang baik pada sektor
media, serta kemampuan membaca selera pasar yang updated,
seperti kehadiran drama – drama India di Indosiar yang sangat
digemari pemirsa dari middle lower income segment (terefleksi dari
kenaikan Audience Sharesnya). All in all, kami merekomendasikan
BUY untuk SCMA dengan TP Rp2,800/lembar saham.
Y/E Dec (Rp Bn)
Revenue
EBITDA
Net Profit
EPS (Rp)
DPS (Rp)
Dividend Yield (%)
BV per Share (Rp)
EV/EBITDA (x)
P/E Ratio (x)
P/BV Ratio (x)
15A
4,238
2,142
1,525
104
125
4.0
215
21.0
23.5
11.4
16A
4,524
2,128
1,514
103
83
3.4
234
16.7
23.9
10.5
17E
4,826
2,322
1,670
114
90
3.7
276
15.2
21.5
8.9
18E
5,223
2,568
1,848
126
99
4.1
316
13.6
19.4
7.7
Page 35 of 47
Surya Citra Media
SCMA:IJ | SCMA.JK
Source: Company Annual Report
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or
issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this
research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in
making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others.
Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for
all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability
cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia
www.samuel.co.id
Page 36 of 47
Surya Citra Media
SCMA:IJ | SCMA.JK
Company Profile
PT Surya Cipta Media Tbk. (SCMA) merupakan perusahaan media berbasis konten di Indonesia yang
terkemuka. Melalui kedua anak usahanya, yakni PT Surya Citra Televisi Tbk (SCTV) dan PT Indosiar Visual
Mandiri Tbk (Indosiar), SCMA menyediakan saluran televisi tidak berbayar (‘Free - to- Air’). Melalui Indonesia
Entertainmen Group (IEG) yang diakuisisi pada pertengahan 2015 silam, SCMA juga fokus dalam
memproduksi serial drama dan movies. Sampai saat ini, IEG memiliki 7 rumah produksi (4 di antaranya
memproduksi serial drama dan motion pictures). Adapun ketujuh rumah produksi tersebut adalah SinemArt
Indonesia (yang memproduksi berbagai sinetron favorit seperti Anak Sekolahan, Anak Langit, Orang – Orang
Kampung Duku, Berkah Cinta), Screenplay Productions (yang memproduksi program – program drama TV
yang berhasil memenangkan berbagai penghargaan untuk kategori remaja dan kelas atas, seperti Putih Abu –
Abu, Diam – Diam Suka, Love in Paris, dan Haji Belajar Ngaji), Amanah Surya Productions (yang memproduksi
berbagai serial dan film untuk kelas bawah, seperti: Anak Menteng, Samson dan Dahlia, Ganteng – Ganteng
Serigala), Screenplay Films (produsen film lokal Indonesia seperti : London Love Story dan Magic Hours),
Indonesia Entertainmen Produksi ( yang memproduksi berbagai flagship programs), PT Animasi Kartun
Indonesia (yang memproduksi film animasi menggunakan teknologi tinggi, seperti: Willy’s World, Keluarga
Indonesia, dan Abu Nawas), serta PT Visual Indomedia Produksi (rumah produksi untuk konten video berbasis
Online).
Various Famous FTA Drama Series Broadcasted in SCTV
Source: Various
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or
issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this
research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in
making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others.
Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for
all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability
cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia
www.samuel.co.id
Page 37 of 47
Surya Citra Media
SCMA:IJ | SCMA.JK
Financial Performances
SCMA 1H17 Sales Breakdown
90%
60%
99%
98%
30%
2%
1%
0%
1H17
1H16
Advertising Revenue
Other Revenue
Source: Company
Revenue Forecast
Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan SCMA sebesar 10% (pertumbuhan yang kami nilai cukup
konservatif, mengingat concern kami pada tren penurunan Audience Shares dan kemampuan manajemen
untuk membalikkan arah penurunan tersebut). Kami menggunakan asumsi Audience Shares SCMA di sekitar
26% untuk memproyeksikan pertumbuhan topline FY17 tersebut. Selain itu, concern terhadap pertumbuhan
kinerja perusahaan juga terletak pada terganggunya pertumbuhan belanja iklan akibat terhambatnya
pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat yang cenderung menurun, seiring dengan turunnya Consumer
Confidence Index pada Juni kemarin, yang mengimplikasikan bahwa momentum Lebaran kurang berhasil
mendongkrak pertumbuhan daya beli masyarakat.
SCMA Revenue Forecasts
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
2011
2012
2013
2014
2015
2016 2017F 2018F
Source: Company, SSI Research
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or
issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this
research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in
making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others.
Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for
all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability
cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia
www.samuel.co.id
Page 38 of 47
Surya Citra Media
SCMA:IJ | SCMA.JK
Latest SCTV Programs
Saur
Sepuh
aired
on
August
2017
Liga Eropa juga akan ditayangkan di SCTV sampai Final, Agustus 2018
Source: Various
Source: Twitter, lensaremaja.com
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or
issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this
research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in
making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others.
Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for
all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability
cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia
www.samuel.co.id
Page 39 of 47
Surya Citra Media
SCMA:IJ | SCMA.JK
Latest Indosiar Programs
Source: Instagram
Kemampuan membaca tren pasar, terutama preferensi kelas menengah ke bawah oleh manajemen juga kami
lihat memampukan Indosiar untuk mendapat kenaikan Audience Shares baru – baru ini. Drama – drama
Bollywood dari India yang digemari pemirsa di Indonesia ( yang tayang di Indosiar ) antara lain: Sandya,
Naagin, Naagarjun, Khushl. Baru – baru ini, sinetron Bollywood lainnya, yakni Ibu Mertua ditayangkan di
Indosiar (3 Juli 2017). Kami melihat sinetron tersebut mampu menaikkan Audience Shares Indosiar, karena
antusiasme masyarakat yang cukup tinggi, menyusul kesuksesan drama tersebut di negara asalnya, India.
Animo masyarakat yang begitu tinggi terhadap drama – drama Bollywood (terlihat dari antusiasme dan
komentar yang positif pada media – media sosial dan Internet) menjadi katalis positif bagi SCMA.
Earnings Forecast
Content Cost
Content Cost, atau beban konten merupakan salah satu komponen pengeluaran yang terpenting dalam sektor
media, di mana sama seperti MNCN, dengan konten yang baik semakin berdampak positif bagi Audience
Shares dan Rate Card. Adapun SCMA memiliki eksposur pada beban program dan penyiaran sebesar 95%
sampai dengan 1H17 (seperti tertera pada grafik di bawah ini). Kami memproyeksikan beban konten untuk ‘17F
dan ‘18F mencapai Rp1.8 dan Rp1.9 triliun (dengan asumsi untuk mempertahankan Audience Shares sebesar
26% pada ‘18F).
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or
issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this
research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in
making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others.
Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for
all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability
cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia
www.samuel.co.id
Page 40 of 47
Surya Citra Media
SCMA:IJ | SCMA.JK
Cost of Program Breakdown
120%
90%
60%
30%
0%
Cost of Program
Materials
Cost of Broadcasting
1H17
Satellites
Others
1H16
Source: Company
Margin Performances
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2014
GP Margin
2015
Oper. Margin
2016
2017F
EBIT Margin
2018F
EBITDA Margin
2019F
2020F
Net income Margin
Source: Company, SSI Research
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or
issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this
research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in
making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others.
Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for
all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability
cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia
www.samuel.co.id
Page 41 of 47
Surya Citra Media
SCMA:IJ | SCMA.JK
EPS Growth Forecast
Kami mengasumsikan pertumbuhan EPS sebesar 11% dan 11% pada ‘17F dan ‘18F (‘17F EPS: Rp 114/lembar
saham dan ‘18F EPS: Rp 126/lembar saham). Untuk SCMA, kenaikan beban konten sebesar 1% turut
menekan marjin laba kotor sebesar 30bps dan pertumbuhan EPS sebesar 8%.
180
80%
160
70%
140
60%
50%
Rp
120
40%
100
30%
80
20%
60
10%
40
0%
20
-10%
-20%
0
2011
2012
2013
2014
2015
EPS
2016
2017F 2018F 2019F 2020F
EPS Growth
Source: Company, SSI Research
Balance Sheet Forecasts
Stable ROE and ROA (Over the Years)
45%
40%
35%
30%
25%
ROE (%)
20%
ROA (%)
15%
10%
5%
0%
15A
16A
17E
18E
19E
20E
Source: Company, SSI Research
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or
issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this
research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in
making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others.
Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for
all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability
cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia
www.samuel.co.id
Page 42 of 47
Surya Citra Media
SCMA:IJ | SCMA.JK
Liquidity Ratio
6.0
5.0
(x)
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
2011
2012
2013
2014
Current ratio
2015
2016
Cash ratio
2017F
2018F
2019F
2020F
Quick ratio
Source: Company, SSI Research
Solvency Ratio
14%
12%
10%
8%
6%
4%
2%
0%
2014
2015
2016
2017F
2018F
2019F
2020F
Net Debt/ Equity (%)
Source: Company, SSI Research
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or
issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this
research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in
making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others.
Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for
all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability
cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia
www.samuel.co.id
Page 43 of 47
Surya Citra Media
SCMA:IJ | SCMA.JK
Valuation and Recommendation
Kami menginisiasi saham SCMA dengan rekomendasi BUY. Menggunakan metode valuasi DCF, WACC
sebesar 13.9% dan terminal growth sebesar 5%, kami mendapatkan Target Price (TP) sebesar Rp2,800/lembar
saham (18E’ PE sebesar : 22.2x). Optimisme kami tidak lepas dari seputar: 1). Kondisi fundamental yang baik,
dengan arus kas yang kuat dan stabil dari tahun ke tahun (lihat Key Financials di bawah),
2). Lebih stabilnya
makroekonomi Indonesia pada tahun depan, sehingga mendorong peningkatan pada ad spending yang
merupakan ‘growth engine’ untuk emiten – emiten dalam sektor media, 3). Valuasi yang relatif lebih murah jika
dibandingkan dengan historisnya (lihat table PE Band di bawah), 4). Upswing dari Stasiun Indosiar, seiring
optimisme kenaikan Audience Sharesnya yang berlanjut, menyusul kesuksesan D’Academy dalam merebut
perhatian pemirsa, dan sejumlah program – program yang baru ditayangkan dan akan ditayangkan, 5).
Penayangan Program Liga Eropa yang puncaknya (Final) jatuh pada Mei 2018 mendatang, serta kejelian
manajemen dalam memilih program, seperti dengan menghadirkan drama – drama dari India yang digemari
oleh pemirsa dari kalangan menengah ke bawah membuktikan bahwa manajemen mampu membaca tren dan
preferensi pemirsanya, 6). Potensi ‘turnaround story ‘ lainnya berasal dari kembali fokusnya Sinemart untuk
meluncurkan beberapa sinetron baru yang berkualitas, selepas selesainya kasus hukum.
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or
issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this
research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in
making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others.
Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for
all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability
cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia
www.samuel.co.id
Page 44 of 47
Surya Citra Media
SCMA:IJ | SCMA.JK
DCF Valuation Assumption and Target Price
Terminal Growth Rate (%)
Adjusted Beta
Risk-Free Rate
Market Risk Premium
Cost of Equity
Gross Cost of Debt
Tax Rate
Net Cost of Debt
Equity/(Equity + Debt) (%)
Weighted Cost of Equity (%)
Debt /(Equity + Debt) (%)
Weighted Cost of Debt (%)
WACC
5.0%
1.0
6.5%
7.5%
14.0%
8.0%
25.0%
6.0%
99.4%
13.9%
0.6%
0.04%
13.9%
Terminal Growth Rate (%)
WACC (%)
NPV of Cash Flows
NPV of Terminal Value
Total NPV
Cash/(Debt)
Implied Equity Value
Implied Per Share Value
Outstanding Shares (Mn)
5.0%
13.9%
14,962
25,198
40,159
829
40,988
2,803
14,621
Source: Company, SSI Research, Bloomberg
SCMA PE Band
Source: Company, SSI Research, Bloomberg
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or
issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this
research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in
making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others.
Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for
all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability
cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia
www.samuel.co.id
Page 45 of 47
Surya Citra Media
SCMA:IJ | SCMA.JK
Key Financials
Profit and Loss
Rp bn
Revenue
COGS
Gross profit
Cash Flow
15A
16A
17E
18E
4,238
4,524
4,826
5,223
(1,526) (1,782) (1,873) (1,983)
2,712
2,742
2,953
3,240
Gross margin (%)
64.0
60.6
61.2
62.0
Operating profit
2,015
2,003
2,192
2,427
Operating margin (%)
Yr-end Dec (Rp bn)
Net income
Depreciation & amort.
Others
Working capital
Operating cash flow
15A
1,524
(127)
16A
1,501
(124)
17E
1,668
(131)
18E
1,846
(141)
45
323
190
233
(133)
(591)
(341)
(267)
1,308
1,108
1,387
1,671
47.5
44.3
45.4
46.5
2,142
2,128
2,322
2,568
50.5
47.0
48.1
49.2
Net - Borrowings
Other income (expenses)
(103)
(104)
(96)
(104)
Other financing
(1,588) (1,210) (1,075) (1,250)
Pre-tax profit
2,038
2,024
2,226
2,464
Financing cash flow
(1,679) (1,319) (1,248) (1,245)
Income tax - net
(513)
(510)
(557)
(616)
Net - Cash flow
Net profit
1,525
1,514
1,670
1,848
Cash at beginning
36.0
33.5
34.6
35.4
EBITDA
EBITDA margin (%)
Net profit margin (%)
Balance Sheet
Yr-end Dec (Rp bn)
Cash & ST Investment
Net - Capital expenditure
(200)
(5)
(61)
(98)
Investing cash flow
(189)
(20)
(61)
(98)
(91)
(110)
(172)
4
Cash at ending
(560)
(231)
78
327
1,246
686
455
533
686
454
533
861
Key Ratios
15A
16A
17E
18E
Yr-end Dec (Rp bn)
15A
16A
17E
18E
686
455
533
860
ROE (%)
45%
41%
39%
38%
1,412
1,534
1,917
2,118
ROA (%)
33%
31%
31%
31%
Inventories
533
689
733
776
Revenue growth (%)
4%
7%
7%
8%
Others
213
275
283
291
EBITDA growth (%)
5%
-1%
9%
11%
Receivables
Total current assets
2,843
2,952
3,465
4,045
EPS growth (%)
5%
-1%
11%
11%
Net fixed assets
962
967
1,028
1,126
Interest coverage (x)
35.4
53.0
118.0
130.1
Other assets
760
902
806
808
Debt to equity (%)
10%
6%
1%
1%
Total assets
-12%
-9%
-9%
-15%
15A
16A
17E
18E
4,566
4,821
5,299
5,979
Payables
260
385
388
400
ST. debt and curr. maturity
150
207
31
31
Other current liabilities
451
398
453
521
LT. debt
207
0
0
0
Exchange Rate
85
124
128
132
Audience Share
29.1
25.4
26.0
26.0
Total liabilities
1,152
1,115
1,000
1,085
Inventory days
119
125
139
139
Total equity
3,414
3,705
4,298
4,895
GDP Growth
4.7
5.1
5.2
5.4
Other long term liabilities
Net gearing (%)
Major Assumptions
13,500 13,650 13,200 12,800
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or
issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this
research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in
making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others.
Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for
all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability
cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia
www.samuel.co.id
Page 46 of 47
Surya Citra Media
SCMA:IJ | SCMA.JK
Research Team
Andy Ferdinand, CFA
Head Of Equity Research, Strategy,
Banking, Consumer
[email protected]
+6221 2854 8148
Muhamad Makky Dandytra, CFTe
Technical Analyst
[email protected]
+6221 2854 8382
Akhmad Nurcahyadi, CSA
Auto, Aviation, Cigarette, Construction
Healthcare, Heavy Equipment, Property
[email protected]
+6221 2854 8144
Arandi Ariantara
Cement, Telecommunication, Toll Road,
Oil and Gas
[email protected]
+6221 2854 8392
Marlene Tanumihardja
Poultry, Retail, Small Caps
[email protected]
+6221 2854 8387
Sharlita Lutfiah Malik
Mining, Plantation
[email protected]
+6221 2854 8339
Nadya Swastika
Research Associate
[email protected]
+6221 2854 8338
Evelyn Satyono
Head of PWM / Institutional Sales
[email protected]
+6221 2854 8380
Muhamad Alfatih CSA, CTA, CFTe
Senior Technical Portfolio Advisor
[email protected]
+6221 2854 8129
Ronny Ardianto
Institutional Equity Sales
[email protected]
+6221 2854 8399
Clarice Wijana
Institutional Equity Sales
[email protected]
+6221 2854 8395
Fachruly Fiater
Institutional Equity Sales
[email protected]
+6221 2854 8325
Kelvin Long
Head of Equities
[email protected]
+6221 2854 8150
Yulianah
Institutional Equity Sales
[email protected]
+6221 2854 8146
Lucia Irawati
Retail Equity Sales
[email protected]
+6221 2854 8173
Nugroho Nuswantoro
Head of Marketing Online Trading
[email protected]
+6221 2854 8372
Wahyu Widodo
Marketing
[email protected]
+6221 2854 8371
Aben Epapras
Marketing
[email protected]
+6221 2854 8389
Private Wealth Management
Equity Sales Team
Online Trading Sales Team
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or
issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this
research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in
making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others.
Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for
all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability
cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia
www.samuel.co.id
Page 47 of 47
Download