Bahan Komsel 09-14 Mei 2016 LOVE AND JUSTICE Apakah kasih dan keadilan bisa berjalan bersama? Sebab jika kasih dan keadilan ingin bisa berjalan berdampingan maka harus ada yang dikorbankan untuk membayar harga keadilan itu. Bukankah itu yang dilakukan Tuhan Yesus di kayu salib agar kasih dan keadilan bisa berjalan bersama maka Dia sendiri yang menjadi korban untuk membayar harga keadilan tersebut. Itulah sebabnya kita sebagai orang percaya harus bersyukur dan menyadari bahwa bukan karena kebaikan dan hasil usaha kita maka kita diselamatkan, tapi semua adalah anugerah Tuhan semata. Sekarang kita akan belajar bagaimana kita bisa mengikuti teladan Tuhan Yesus sehingga kita bisa bersama-sama belajar agar kita bisa menyelaraskan antara kasih dan keadilan dalam kehidupan kita. 1. Bersyukur dengan hati yang jujur Dapatkah kita mengucapkan syukur dengan hati yang jujur atau jangan-jangan selama ini kita tidak pernah mengucapkan syukur. Mari kita baca Lukas 18:10-12, bagaimana menurut saudara? Apakah seperti itu pengucapan syukur dari hati yang jujur atau sebenarnya sama seperti doadoa kita yang yang tanpa sadar kita sebenarnya sedang menyombongkan dan membanggakan diri sendiri, dan jika sikap hati kita seperti ini maka ketika kita diberkati maka kita akan katakan Tuhan punya kasih tapi ketika kita dalam kekurangan jangan-jangan kita sedang berkata dalam hati kita Tuhan tidak adil. Ketika kita belajar bersyukur dengan hati yang jujur dengan hanya memuliakan nama Tuhan saja, maka kita akan merasakan kasih dan keadilan Tuhan nyata dalam hidup kita. 2. Hati yang siap Jika kita membaca kitab I Samuel dimana menceritakan tentang kelahiran Samuel dari seorang perempuan bernama Hana yang sudah dikatakan mandul. Mari kita baca I Samuel 1:10-11, dan setelah Tuhan memberikan anak kepada Hana dan jika kita bayangkan betapa bahagianya Hana saat itu karena dikaruniai anak dan disaat-saat membahagiakan itu Hana menyadari bahwa jika sudah waktunya maka dia harus menyerahkan anak satu-satunya tersebut kehadapan Tuhan sesuai dengan nazarnya. Jika kita renungkan dimanakah kasih Tuhan, apakah tidak ada toleransi atau kelonggaran pada Hana? Kita baca I Samuel 1:27-28, Hana tetap menyerahkan anaknya yang kecil kepada Tuhan tanpa memikirkan kebahagiaannya yang akan hilang. Tapi disinilah keadilan Tuhan I Samuel 2 : 20-21, disini kita mengerti bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang adil. Ketika Hana rela mengorbankan kepentingannya dan memberikan yang terbaik yang ia punya kepada Tuhan maka kita semua mengetahui dari Alkitab bahwa yang mengurapi Saul raja Israel yang pertama dan setelah itu juga mengurapi Daud sang raja yang luar biasa adalah seorang nabi bernama Samuel yang dilahirkan Hana. Dan Alkitab mencatat bahwa setelah Hana memberikan Samuel maka Tuhan membuka kandungan Hana dan melahirkan tiga anak lelaki dan dua anak perempuan. Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak pernah berhutang. Conclusion Setelah kita belajar kedua hal diatas, maka saat ini kita belajar jangan sekedar berkutak-katik disekitar urusan dan kepentingan, bisnis, rumah tangga, dan kesenangan pribadi saja, tapi mulailah kita belajar dari Hana, jika saudara berani menempatkan Tuhan diatas semua kepentingan pribadi kita, maka satu kali mata kita akan melihat perkara yang tidak pernah terbayangkan ( I Korintus 2:9 ). Dan kita juga akan bisa menyelaraskan antara kasih dan keadilan dalam kehidupan dan komunitas kita seperti yang dilakukan Kristus yang menjadi teladan bagi kita semua. Sharing 1. Bagaimana doa kita, apakah mengucap syukur atau malah membanggakan diri sendiri dan mendikte Tuhan? 2. Dapatkah saudara mengucap syukur dalam keadaan apapun? 3. Beranikah kita menyerahkan yang terbaik yang kita miliki untuk Tuhan?