SECRET CHURCH 2 Perjanjian Baru Shalom. Kalau

advertisement
SECRET CHURCH 2
Perjanjian Baru
Shalom. Kalau anda membawa Alkitab, dan saya harap anda memang
membawanya, saya mengajak anda membuka Perjanjian Baru. Anda juga
sudah memiliki catatan yang akan menjadi penuntun untuk kebersamaan kita
saat ini. Ada yang pernah menyebut catatan itu sebagai novel, tetapi mari kita
tetap menyebutnya sebagai catatan untuk pertemuan kita saat ini. Saya
mendorong anda untuk menyiapkannya.
Pembahasan ini akan menjadi pembahasan yang mendalam dan berat. Saya
ingin mengingatkan anda bahwa pembahasan dalam kebersamaan kita bukanlah
sekedar untuk hiburan saja. Tujuan saya bukanlah untuk memberikan hiburan
dan karena itu anda akan merasakannya dalam pembahasan kita.. Dan
pembahasan ini akan berat. Pembahasannya akan sangat serius. Anda sudah
memiliki catatannya di tangan anda. Anda perlu mengisi bagian yang kosong di
sana, tetapi kemuaian saya akan berbicara mengenai tambahan kepada catatan
sebagai pengembangan dari catatan yang sudah ada itu. Saya mau mendorong
anda untuk membuat catatan itu sedemikian sehingga anda akan bisa
mengajarkannya tepat seperti yang saya jelaskan kepada orang lain besok,
minggu depan, tahun depan. Jadi buat catatan anda dengan pemikiran yang
demikian. Baik. Di puncak kejayaannya, Muhammad Ali naik ke pesawat yang
akan take off dan seorang pramugari datang berulangkali ke tempat duduknya
dan mengingatkannya untuk mengenakan sabuk pengamannya. Pesawat itu
sudah hampir berangkat dan pramugari itu beberapa kali datang lagi ke tempat
duduk Muhammad Ali dan melihat bahwa sabuk pengamannya masih belum
terpasang, dan kemudian berkata, “Pak, tolong kenakan sabuk pengaman anda.”
Response Muhammad Ali adalah langsung memandang kepada pramugari itu
dan menjawab, “Superman tidak membutuhkan sabuk pengaman.” Pramugari
itu membalas tatapan Muhammad Ali dan dengan cepat menukas, “Pak,
Superman tidak membutuhkan pesawat terbang.” Jadi sekarang, kenakan sabuk
pengaman anda. Kita berangkat sekarang.
Survey Perjanjian Baru. Survey Perjanjian Baru. Baik, kita mulai dari awal.
Apakah anda siap? Bagaimana caranya kita mempelajari Perjanjian Baru? Kita
akan melihatnya melalui tiga dimensi, atau bisa dikatakan memakai tiga lensa.
Yang pertama: Dimensi Literatur. Ketika kita melihat Perjanjian Baru, kita ingat
itu adalah sebuah Buku. Ia adalah sebuah karya literatur dan karena itu Dimensi
Literatur sangat penting agar kita bisa melihat dari perspektif itu. Bagaimana
semuanya bisa menjadi sebuah Buku, sebuah bentuk literatur?
Kedua: Dimensi Sejarah. Ini bukan hanya sebuah cerita dongeng masa lalu
yang mungkin benar tetapi mungkin juga tidak. Ini adalah sebuah kebenaran
sejarah. Kebenaran sejarah yang kita yakini memiliki kaitan erat dengan semua
manusia di sepanjang sejarah termasuk kehidupan kita. Inilah sebabnya kita
perlu mempelajarinya, karena ada nilai sejarah di dalam Perjanjian Baru.
Dimensi Literatur, Dimensi Sejarah, dan kemudian yang ketiga : Dimensi
Theologis. Apakah yang diajarkan Perjanjian Baru tentang Allah? Dan itulah
yang akan kita selidiki.
Kita akan membagi pembahasan kita dalam sesi belajar ini menjadi dua bagian.
Dan kita akan membuatnya menjadi empat sesi pembahasan, tapi dalam dua
bagian utama. Yang pertama, kita akan menyelami Dimensi Literatur dan
Sejarah, untuk mendapatkan gambaran umum dari Kitab-Kitab di dalam
Perjanjian Baru dan kemudian kedua, merupakan bagian terakhir dari waktu kita
bersama dalam pembahasan kita, jadi kalau anda entah karena alasan apa
berniat meninggalkan bagian kedua ini, maka anda akan kehilangan bagian yang
terpenting, karena bagian yang kedua adalah kita akan menyelami Perjanjian
Baru dan melihat bagaimana semuanya saling berkaitan untuk memberikan
kepada kita gambaran tentang Kristus dan tentang Allah dan apa kaitannya
dengan kehidupan kita. Jadi itulah tiga dimensi yang akan kita perhatikan
dengan menggunakan tiga lensa.
Apakah Perjanjian Baru, kalau kita berpikir mengenai Perjanjian Baru sebagai
Literatur? Perjanjian Baru adalah kumpulan dari berapa banyak kitab? 27. baik.
27. Beberapa di antara anda mungkin berpikir, rasanya ada 27, tapi mungkin
saya keliru juga. Dua puluh tujuh kitab dituliskan oleh satu Penulis Ilahi, itu
sesuatu yang penting untuk diingat. Roh Kudus Allah, Allah adalah penulis dari
Kitab Suci.
Kita akan melihat hal itu dinyatakan beberapa kali.
Dan
perkiraannya, ada yang tahu berapa jumlah orang yang dipakai menjadi penulis?
Perkiraannya ada sekitar sembilan orang. Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Itu
jelas dari nama keempat kitab pertama. Lalu ada juga Paulus dan Petrus, dan
ada juga Yakobus dan Yudas lalu ada penulis surat Ibrani yang kemungkinan
bukan salah satu dari mereka.
Angka itu berubah bergantung kepada
pandangan anda tentang penulis surat Ibrani. Kita akan melihat hal itu nantinya.
Tetapi secara perkiraan, dan perkiraan ini bukannya tidak berdasar, jumlah
orang yang menjadi penulis adalah sekitar sembilan orang penulis. Ibrani
menjadi sebuah kasus yang menarik. Surat ini ditulis dalam bahsa Yunani Koine
yang merupakan bahasa Yunani yang dipakai secara umum. Perjanjian Baru
ditulis menggunakan bahasa yang umum di masyarakat, dan kita akan
membicarakan mengenai hal ini juga, dalam jangka waktu kurang dari seratus
tahun. Jadi pada dasarnya anda akan melihat bahwa keseluruhan kitab-kitab ini
dituliskan dalam jangka waktu kurang dari seratus tahun. Jadi kita melihat
bahwa sebenarnya memakan waktu kurang dari satu abad untuk menyelesaikan
penulisan Kitab ini. Pada dasarnya mengenai kehidupan dan pelayanan Kristus
dan semua yang ditulis di dalam kitab itu belum selesai ditulis sebelum Ia
meninggalkan dunia ini, dan kemudian anda akan melihat ada satu generasi
tokoh yang sudah menjadi saksi mata dari kehidupan Kristus dan yang masih
secara langsung berhubungan dengan Dia.
Jadi anda melihat waktu
penulisannya kurang dari seratus tahun.dan
Tiga Jenis Utama dalam Literatur Perjanjian Baru
Pertama Narasi Sejarah. Narasi Sejarah. Dan itu artinya cerita. Perjanjian Baru
adalah sebuah catatan mengenai sejarah dan bagaimana semuanya terjalin.
Sebuah narasi. Yang kedua Surat, karena memang isinya adalah surat yang
dikirimkan. Dan yang ketiga adalah Wahyu. Wahyu secara teknis bisa masuk
dalam golongan surat juga, tetapi dalam bentuk yang unik. Kitab ini agak sulit
untuk bisa kita pahami. Jadi ada tiga jenis yang berbeda di dalam literatur
Perjanjian Baru, anda akan melihat ada Sejarah, yang berupa Narasi, Surat dan
Wahyu yang memang sangat unik.
Tiga Karakteristik, Karakteristik Kunci dari Perjanjian Baru yang menjadi dasar
untuk pemahaman kita
Pertama: Akurasi Sejarah. Kita perlu memahaki bahwa semua yang kita baca
dituliskan oleh orang-orang yang merupakan saksi mata akan Kristus ataupun
saksi mata akan apa yang mereka bicarakan tentang Gereja atau yang secara
langsung berhubungan dengan para saksi mata yang sebenarnya. Kalau anda
melihat kitab-kitab Injil sebagai contoh, anda akan mendapatkan Matius dan
Yohanes yang termasuk golongan Rasul. Jadi mereka pasti sudah melihat
Kristus, memiliki hubungan erat dengan Kristus, berjalan dengan Kristus. Dan
kemudian anda melihat Markus dan Lukas. Markus juga sangat dekat, anda tahu
Rasul yang sangat dekat dengan Markus? Ia sangat dekat dengan Petrus. Dan
karena itu ia secara langsung berhubungan dengan Petrus yang tentu saja
sangat mengenal Kristus dengan baik. Dan kemudian anda bisa melihat Lukas
yang berhubungan dengan ... Paulus.
Kita melihat Lukas mengadakan
perjalanan bersaama dengan Paulus dalam perjalanan missinya. Jadi anda
melihat ada kaitan bahkan sejak awal sekali. Dan kitab-kitab yang lainnya
berhubungan dengan orang-orang yang bukan hanya sekedar memberikan
catatan tangan kedua, karena, Perjanjian Baru memberikan Catatan Sejarah dari
para saksi mata yang menuliskan kesaksian tentang apa yang mereka dengar
dan mereka lihat.
Kedua: Otentitas Tekstual. Pada dasarnya maksudnya adalah kita harus
emmahami bahwa Perjanjian Baru dibuktikan sahnya melalui manuskrip yang
kita miliki lebih daripada buku kuno manapun yang ada. Kita memiliki ribuan
manuskrip yang merujuk sampai sangat mendekati masa dimana teks itu
sungguh-sungguh dituliskan.
Dan ada berbagai variasi kontekstual yang
berbeda, yang bahkan bisa anda lihat di beberapa bagian di Perjanjian Baru,
yang memakai kata-kata yang berbeda di sana-sini. Di bagian akhir Injil Markus,
anda akan menemukan satu bagian penuh yang menjadi bahan perdebatan
tentang apakah memang merupakan bagian dari Injil Markus. Kita akan
berbicara tentang hal itu. Tetapi pada dasarnya yang harus kita pahami adalah
bahwa 99,9% darinya sudah cukup jelas. Kita hanya memiliki beberapa
perbedaan tekstual itu yang tidak memberikan pengaruh besar apapun dalam
cara pandang kita akan doktrin atau kebenaran utama tentang Kristus dan yang
kita bisa lihat di dalam Perjanjian Baru.
Ketiga Otoritas Ilahi. Ini adalah Kitab yang sangat mulia, 27 Kitab yang
ditetapkan Allah melalui Gereja-Nya, bagi Gereja-Nya. Ada beberapa orang
yang sudah mengkritik keseluruhan proses kanonisasi Perjanjian Baru dan
mengatakan, “Ya, Gereja yang menciptakan Perjanjian Baru.” Bapak dan Ibu,
Gereja tidak menciptakan Perjanjian Baru. Perjanjian Baru yang menciptakan
Gereja. Allah di dalam kedaulatan Ilahi-Nya mengatur sehingga melalui tokohtokoh yang ada di Abad pertama itu Perjanjian Baru akan dibentuk hanya dalam
beberapa abad sesudahnya, suatu bentuk kumpulan, yang sebagaimana
dikatakan oleh 2 Timotius Pasal 3 ayat 16 adalah Segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran. Kitab-kitab itu memiliki otoritas Ilahi. Dan karena itu Perjanjian Baru
diciptakan oleh Allah melalui Gereja. Jelas.
Kapan dan dimanakah peristiwa-peristiwa di dalam Perjanjian Baru terjadi?
Kapan dan dimanakah peristiwa-peristiwa di dalam Perjanjian Baru terjadi?
Perjanjian Baru adalah Sejarah. Kalau anda mengikuti pembahasan kita tentang
Kitab Maleakhi dan kita mengakhirinya dengan melihat bagaimana umat Allah
kembali dari pembuangan, mereka membangun kembali Bait Suci di Yerusalem
dan mereka membangun kembali tembok yang mengelilingi Yerusalem, dan
kemudian, ada beberapa abad dimana tidak terjadi apa-apa. Tidak ada Firman
yang dikatakan Allah secara resmi, kalau bisa disebut demikian. Dan selama
masa ini anda akan melihat, dimulai dari pemerintahan Persia, anda akan
melihat raja Koresy di bagian akhir Perjanjian Lama. Dan kemudian anda akan
melihat kekuasaan bangsa Yunani, dibawah seorang raja bernama Aleksander
Agung. Dan kemudian anda memasuki periode Makabe yang pada dasarnya
merupakan masa pemberontakan bangsa Yahudi melawan pemerintahan
Helenistik Yunani yang ada di sana. Dan selama beberapa waktu, hampir 100
tahun, dinasti ini berkuasa sampai munculnya Kaisar Romawi, Jendral Pompey
datang dan menghancurkan Yerusalem.
Setelah itu muncullah periode
penjajahan Romawi. Kita akan melihat mengapa hal itu penting, periode
kekuasaan Romawi adalah mulai sekitar tahun 63 sM sampai seluruh masa
Perjanjian Baru. Jadi kita perlu memahami bahwa ketika Yesus datang, Ia
datang pada masa penjajahan Kekaisaran Romawi. Ada juga Herodes Agung
yang kemudian digantikan oleh anaknya. Dan anda melihat nama beberapa
orang yang disebutkan di berbagai tempat di dalam Perjanjian Baru yang hampir
selalu berkaitan dengan Kekaisaran Romawi. Jadi ingat hal itu di dalam pikiran
anda, bagiamana mereka berkaitan dengan pembahasan kita. Dan hal ini juga
akan memainkan beberapa peranan di beberapa kitab yang ada di dalam
Perjanjian Baru. Tahunnya adalah sekitar 70 M, ketika Pasukan Romawi datang
dan menyerang Yerusalem serta menghancurkan Bait Suci.
Bait Suci
sepenuhnya dihancurkan sekitar tahun 70 M.
Mereka menghancurkan
Yerusalem, bangsa Yahudi dan dalam beberapa segi, agama Yahudi juga. Jadi
yang bisa dijelaskan di sini adalah bahwa masa ini termasuk Masa AntarPerjanjian atau Masa Intertestamental.
Jangka Waktu Perjanjian Baru didasarkan kepada dimulainya kehidupan
Kristus, banyak ahli berpikir sekitar tahun 4 atau 6 sM atau sekitar itu. Mungkin
tidak bisa dengan jelas dipastikan seperti sM ke M, tetapi di sekitar tahun-tahun
itu.
Dan kemudian kitab Wahyu ditulis mendekati akhir abad pertama.
Kebanyakan ahli percaya demikian. Sekarang saya akan mengatakan sesuatu
kepada anda, saya akan berusaha sekuat tenaga saya untuk memusatkan
perhatian kepada hal-hal yang kita ketahui. Ada banyak ahli Perjanjian Baru
yang berdebat tentang berbagai hal dan kita bisa menghabiskan waktu
semalaman untuk perdebatan yang demikian, tetapi saya rasa kita tidak punya
waktu untuk hal itu. Saya rasa yang terbaik adalah kita memusatkan perhatian
kepada apa yang memang kita pahami dari Perjanjian Baru. Jadi saya akan
berusaha sekuat tenaga saya untuk melihat apa yang sudah disepakati oleh para
ahli Injili. Kalau ada sesuatu yang demikian, saya akan menjelaskannya kepada
anda.
Jangka Waktu Perjanjian Baru. Dan inilah yang saya sebut sebagai sangat luar
biasa sekali.
Waktu yang Tepat. Waktu itu adalah waktu yang sangat tepat bagi Yesus untuk
datang Secara Theologis. Secara Theologis itu Waktu yang Tepat bagi Dia
untuk datang. Perjanjian Lama sudah membawa kita tepat ke titik ini. Umat
Allah di dalam Perjanjian Lama, mereka sudah menantikan Mesias. Hukum di
dalam Perjanjian Lama sudah menunjukkan kebutuhan mereka akan Mesias.
Waktu yang Tepat secara Theologis.
Yang Kedua Waktu yang Tepat Secara Keagamaan. Orang-orang Yahudi
selama sebagian besar waktu antar perjanjian ini sudah meninggalkan sebagian
besar penyembahan berhala mereka. Mereka sudah membangun sinagogsinagog; di sana ada tempat penyembahan, tempat pengajaran, dan sekolahsekolah yang tersebar di berbagai tempat. Dan itulah yang kita lihat dituju oleh
Paulus ketika ia mengadakan Perjalanan Missinya. Ia mengunjungi sinagogsinagog.
Dan tentu saja kita bisa melihat dengan jelas bahwa Yesus
mengumumkan mengenai Kerajaan-Nya di Sinagog juga. Dan karena itu
sinagog memainkan peranan yang sangat penting. Dan Waktu yang Tepat
secara Keagamaan ini adalah juga karena mereka sudah menyelesaikan masa
Perjanjian Lama pada masa-masa itu.
Selanjutnya: Masa yang Tepat secara Kebudayaan. Yang paling nyata adalah
dalam hal adanya Bahasa Yunani, dimana Aleksander Agung beberapa abad
sebelumnya sudah menaklukkan wilayah yang sangat luas dalam dunia kuno
dan menetapkan sebuah bahasa yang dipakai secara umum, atau Lingua
Franca. Pada dasarnya ia menetapkan Bahasa Yunani Koine yang pernah saya
jelaskan itu sebagai bahasa resmi. Salah satu tujuannya adalah adanya satu
dunia, satu bahasa. Dan terjadilah bahwa pada masa Perjanjian Baru ada
sebuah bahasa umum sehingga Perjanjian Baru bisa dituliskan pada masa itu
yang bisa ditransferkan melampaui batasan-batasan budaya.
Akhirnya: Waktu yang tepat secara Politis. Dalam Kekaisaran Romawi, anda
akan melihat adanya Pax Romana, yang secara sederhana berarti Kedamaian
Romawi. Palestina sudah dibangun di bawah Pemerintahan Romawi dan yang
dilakukan oleh bangsa Romawi itu adalah membangun jalan-jalan dimana orang
bisa mengadakan perjalanan secara aman di wilayah itu, jalan-jalan yang
melaluinya Injil bisa dengan aman disebarkan ke berbagai wilayah yang
berbeda. Sekarang saya ingin anda memikirkan hal itu. Keadaan Theologis,
Keagamaan, dan bahkan dengan adanya bahasa umum dan Pax Romana,
Kedamaian Romawi yang ada ketika Kristus datang memungkinkan Injil untuk
diwartakan. Yang saya ingin agar kita perhatikan adalah bahwa Allah tidak
berpikir-pikir di surga dan kemudian mengatakan, “Ok, Ok, Aku merasa
waktunya sudah tepat, ini kelihatannya sudah paling baik, sekarang Aku harus
mengirimkan Yesus ke sana. Pergilah sekarang ke sana.” Namun, saya ingin
anda melihat bahwa Allah yang berdaulat atas alam semesta sudah
merancangkan peristiwa di antara semua makhluk menuju kepada saat ini,
ketika di dalam waktu-Nya Ia mengutus Yesus Kristus ke dunia ini, untuk mati di
kayu salib dan bangkit kembali dari kematian dan dimulainya Perjanjian Baru. Ini
adalah Waktu yang Tepat.
Anda memiliki peta Palestina, saya rasa di halaman 6 atau 7. Saya berharap
bahwa peta itu akan memberikan kepada anda perspektif yang lebih jelas saat
kita melihat berbagai hal khususnya di beberapa bagian Injil tetapi juga saat kita
mulai melihat Perjalanan Missi Paulus untuk berpikir secara geografis tentang
keseluruhannya.
Tetapi saya ingin membawa kita ke dalam Ikhtisar Kitab-Kitab di dalam
Perjanjian Baru. Dan saya inginkan untuk anda lakukan adalah melihat satu
persatu kitab dan kemudian kita akan merangkumkan gambaran dari apa yang
diajarkan Perjanjian Baru kepada kita.
Tiga Pembagian Utama. Kita sudah berbicara mengenai jenisnya tetapi kita
akan melihat tiga pembagian utamanya.
Pertama-tama adalah Cerita Perjanjian Baru. Cerita di dalam Perjanjian Baru.
Kurang lebih 60% dari Perjanjian Baru adalah dalam bentuk cerita. Di dalam
kelima Kitab yang pertama, Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para
Rasul menjelaskan kepada kita cerita di dalam Perjanjian Baru.
Kedua adalah Surat-surat Perjanjian Baru. Dalam golongan ini adalah semua
surat yang sudah dituliskan untuk menolong kita memahami cerita yang terjadi di
dalam Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul. Perjanjian Baru
tidak dituliskan secara kronologis kepada kita. Anda menemukan kebanyakan
Surat-surat itu yang dituliskan dalam konteks apa yang kita lihat terjadi di dalam
Kisah Para Rasul 1 sampai Kisah Para Rasul 28. Jadi anda bisa melihat adanya
Cerita di dalam Surat.
Dan akhirnya Kesimpulan dari Perjanjian Baru, Wahyu, yang secara teknis
termasuk sebagai Surat tetapi memiliki banyak perbedaan juga. Jadi kita
memiliki sebuah kesimpulan, kitab Wahyu.
Saya ingin kita melakukan hal ini untuk setiap kitabnya; saya ingin memberikan
Ikhtisar dalam dua cara. Saya akan memberikan di awal penjelasan beberapa
informasi dasar yang akan menolong kita memahami Kitab yang sedang kita
pelajari. Informasi Dasar untuk Pemula dan yang kemudian, ada Nasehat
Praktis untuk Belajar. Beberapa Nasehat Praktis yang akan menolong saat anda
mendalami penyelidikan dan mulai belajar dari berbagai Kitab itu. Informasi
Dasar untuk Pemula dan Nasehat Praktis untuk Belajar . Baik.
Cerita Perjanjian Baru. Kita akan melihat terlebih dahulu Matius, Markus, Lukas,
Yohanes dan Kisah Para Rasul.
Kehidupan dan Pelayanan Kristus. Pada dasarnya ada dua kategori cerita di
dalam Perjanjian Baru. Yang pertama mengenai Kehidupan dan Pelayanan
Kristus yang tertulis di dalam Matius sampai Yohanes. Semua kitab itu, Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes, disatukan oleh kenyataan bahwa semuanya
Dituliskan untuk Tujuan Utama yang sama.
Semuanya dituliskan untuk
Menunjukkan Gambaran Mengenai Kristus dan Injil. Dan saya ingin anda
memperhatikan hal ini. Kitab-kitab itu tidak dituliskan sebagai Biografi Yesus
yang tertulis secara kronologis di sepanjang kehidupan-Nya. Beberapa dari Injil
itu bahkan tidak ditulis secara kronologis sama sekali. Semuanya dituliskan
dengan Tujuan Utama untuk Menunjukkan Kristus kepada orang-orang yang
membaca tulisan itu. Tetapi mengapa kita melhat ada perbedaan? Mengapa
kita melihat berbagai cerita yang berbeda yang dijelaskan oleh penulis yang
berbeda adalah karena memang semuanya ditulis untuk Tujuan Utama yang
sama, tetapi semuanya dituliskan dari sudut pandang yang berbeda dan untuk
audiens yang berbeda. Ada empat orang, empat pribadi dengan kepribadian
yang berbeda, perspektif yang berbeda, berbicara kepada orang-orang yang
berbeda. Sekarang saya ingin anda berpikir tentang bagaimana audiens anda
akan mempengaruhi cara anda menuliskan sesuatu. Kita harus memahami
bahwa untuk bisa memahami Matius, Markus, Lukas atau Yohanes, kita harus
bisa menempatkan diri kita dalam posisi orang-orang yang menjadi tujuan tulisan
Matius. Karena setiap kali anda berkomunikasi dengan seseorang, anda
menperhatikan apa yang sudah mereka ketahui, anda sungguh-sungguh
memperhatikan apa yang sudah mereka pahami itu. Dan ini menjadi tantangan
bagi kita 2000 tahun kemudian untuk menempatkan diri kita dalam posisi
sebagai penerima tulisan Matius dan untuk memahami apa yang sudah ada di
dalam pola pikir mereka untuk bisa sungguh-sungguh mengerti mengapa Matius
menuliskan hal ini atau hal itu. Dan itulah sebabnya penyelidikan Perjanjian
Baru itu lebih dari sekedar membaca seluruh isi Alkitab. Tanpa bermaksud
mengecilkan arti membaca Alkitab, tetapi untuk bisa memahaminya, kita harus
menggali lebih dalam untuk memahami apa arti tulisan itu bagi orang-orang yang
ada pada saat itu. Kita harus menempatkan diri kita dalam posisi audiens yang
membaca pada titik itu. Anda sudah melihat tentang Kehidupan dan Pelayanan
Kristus dan ....
Kedua: Kehidupan dan Pelayanan Gereja. Kehidupan dan Pelayanan Gereja,
pada dasarnya adalah Bagian Kedua dari Injil Lukas. Jadi Lukas menuliskan
dua kitab yaitu Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Ia menuliskan keduanya.
Apakah kita siap melanjutkan? Kita akan menggalinya. Kalau anda mau
membuat catatan di sepanjang pembahasan, anda bisa melakukannya sambil
membuka Alkitab anda kepada Injil Matius, lalu anda menympan catatan anda di
bagian awal Injil Matius itu. Kita akan melihat beberapa ayat. Saya akan
berusaha untuk memberikan sedikit waktu untuk santai tetapi karena memang
banyak sekali materi yang harus kita bahas, saya minta maaf kalau kita akan
bergerak dengan cepat. Tetapi saya ingin kita memperhatikan masing-masing
kitab ini.
Pertama-tama Injil Matius. Matius adalah seorang pemungut cukai Yahudi. Luar
biasa bukan? Cara Perjanjian Baru dimulai, Allah memutuskan bahwa penulis
pertama haruslah seseorang yang dikenal dan dicurigai sebagai seseorang yang
suka mengambil keuntungan dari bangsanya sendiri. Kandidat yang paling tidak
meyakinkan untuk menjadi penulis pertama kitab di dalam Perjanjian Baru
adalah Matius. Bukankah sangat menguatkan bahwa kita memiliki Allah yang
tidak hanya memilih calon yang sangat layak untuk dipilih tetapi juga memakai
calon yang paling kurang layak? Puji Tuhan bahwa Ia sudah mencurahkan
anugerah-Nya kepada mereka yang tidak akan pernah bisa layak tanpa
anugerah itu. Kita melihat hal itu sejak awal sekali, bahkan di dalam diri
penulisnya di sini. Sekarang ia menuliskan kitabnya sekitar tahun 70-an sampai
80-an M, sekitar itu, yang berarti berkaitan dengan Bait Suci yang dihancurkan
pada tahun berapa? Tahun 70 M, jadi ia menuliskan kitab ini segera setelah
kehancuran Bait Suci. Ini hal yang penting. Yang akan kita lihat adalah bahwa
Matius di dalam penulisannya sedang bergumul untuk hati dan jiwa dari
Yudaisme. Saat itu ada Yudaisme yang sedang bergumul memilih salah satu
dari dua arah. Ia bisa memilih jalan orang-orang Farisi atau memilih jalan Kristus.
Dan Matius mendorong orang-orang Yahudi Kristen atau orang-orang Yahudi
yang mempertimbangkan mengenai datang kepada iman kepada Kristus; ia
mendorong mereka untuk mengikut Kristus. Itulah sebabnya Matius memberikan
gambaran ini di dalam kitabnya. Ia ingin hati Yudaisme memahami bahwa
Yudaisme sudah digenapkan di dalam gambaran Kristus. Jadi inilah sebabnya ia
menuliskan Kitab ini.
Tema Utamanya adalah bahwa Yesus adalah Raja Orang Yahudi. Sejak awal
sekali, ia menunjukkan berulangkali, kita akan melihatnya kemudian, bahwa
Matius menekankan berulangkali keberadaan Yesus sebagai Raja.
Nasehat Praktis untuk Belajar. Saya ingin mendorong anda memusatkan
perhatian kepada Kerajaan Allah di dalam Matius. Ketika anda membaca kitab
ini, anda akan melihat Kerajaan Allah atau Kerajaan Surga disebutkan
berulangkali. Dan anda melihat outline ini, struktur yang ada. Penekanannya
adalah kepada sang Raja. Matius membuatnya demikian: ia memberikan
banyak penekanan kepada pengajaran Kristus dan ada lima blok besar berisi
pengajaran di masing-masing bagian outline yang ada, struktur yang sudah ada
di depan anda. Lima Blok Besar Pengajaran dan kemudian menunjukkan KaryaNya yang menjelaskan mengenai pengajaran itu. Mungkin pengajaran Kristus
yang paling terkenal ada di awal Injil Matius dan awal pelayanan Kristus, Matius
5 sampai 7, Khotbah di Bukit. Dan memang, kitab ini memberikan penekanan
kepada pengajaran Kristus di sepanjang kitab. Saya ingin mendorong anda
kalau anda membaca kitab Matius, perhatikan referensi silang yang ada. Itu
adalah tempatnya Alkitab dihubungkan dengan bagian yang berbeda, gagasan
yang serupa, kutipan atau bahkan hanya sekedar gambaran yang menolong
untuk bisa lebih memahaminya dengan melihat sesuatu yang lain yang perlu
diperhatikan juga di dalam Alkitab, referensi silang. Ada 129 referensi silang
atau kepada 25 dari 39 kitab di dalam Perjanjian Lama. Anda melihat mengapa
survey kepada Perjanjian Lama sangat penting karena untuk membaca Injil
Matius, kita harus memahami Perjanjian Lama karena Matius merujuk kepada
Perjanjian Lama berulangkali. Dua belas kali di dalam Kitab ini ia berbicara
mengenai bagaimana hal ini digenapi atau hal itu digenapi. Dan di seluruh
Khotbah di Bukit Yesus mengatakan, hal ini digenapi, hal itu digenapi. Ada
kaitan yang kuat dengan Perjanjian Lama. Ketika kita membaca pengajaran
Yesus, ingat untuk menempatkan diri anda dalam posisi pendengar karena anda
harus masuk ke dalam pola pikir orang Yahudi untuk bisa sungguh-sungguh
memahami Injil Matius.
Kemudian Injil Kedua adalah Injill Markus. Injil Kedua adalah Injil Markus. Injil
ini dituliskan oleh Yohanes Markus yang sangat dekat dengan Petrus, seperti
yang pernah kita bicarakan. Ia menulis sekitar tahun 65 sampai 70 M. Jadi
penulisannya sebelum hancurnya Bait Suci. Tetapi kitab ini ditulis pada saat
dimana banyak sekali terjadi perlawanan orang-orang Yahudi terhadap
Kekaisaran Romawi yang menjajah mereka. Tentu saja kalau ada sesuatu yang
menuju kepada peperangan dimana Bait Suci dan Kota Yerusalem akan
dihancurkan, akan ada ketegangan yang meningkat di masa itu. Dan karena itu
Markus menuliskan kepada orang-orang Kristen bukan Yahudi di Roma yang
sedang menderita penganiayaan. Markus menulis kepada orang-orang Kristen
bukan Yahudi di Roma yang sedang mengalami penganiayaan. Tentu saja ada
konflik di antara Roma dengan Yudaisme. Kekristenan masih dianggap sebagai
bagian dari Yudaisme di mata banyak orang dan karena itu mereka mengalami
juga penganiayaan yang besar di Roma.
Dan Markus menulis untuk
menguatkan mereka. Sekarang sebagai hasilnya, saya akan menjelaskan hal
ini. Mari buka bagian akhir Injil Markus. Perhatikan Markus pasal 16. Yang
terjadi adalah untuk pertama kalinya, sebenarnya bukan pertama kali, tetapi
orang-orang percaya menghadapi penganiayaan yang cukup berat dan banyak
di antara mereka mulai goyah imannya. Ketika mereka mulai dianiaya, mereka
mulai bertanya apakah Kristus ini memang nyata, apakah mereka memang
harus terus menjalaninya, haruskah terus dalam perjalanan iman kepada-Nya?
Saya ingin kita melihat Markus pasal 16; anda melihat kepada peristiwa
Kebangkitan, dan kemudian perhatikan ayat 6. Dikatakan di sana, jangan takut,
kata orang muda itu kepadanya. Dia adalah orang muda yang di dalam ayat 5
berbicara kepada orang-orang yang datang ke kubur itu. Jangan takut! Kamu
mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak
ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Tetapi sekarang
pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia
mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang
sudah dikatakan-Nya kepada kamu.” Sekarang dijelaskan bahwa Yesus tidak
lagi ada di sana. Salah satu waktu yang paling mengesankan bagi saya ketika
saya berada di Yerusalem adalah ketika mendatangi beberapa tempat yang
kemungkinan menjadi lokasi penguburan Yesus dan guide kami adalah seorang
Inggris dari negara Inggris dan ia mengatakan, ‘Saya tidak tahu mengapa anda
datang ke sini. Semua orang itu jauh-jauh mengadakan perjalanan ke sini.
Tidak ada apa-apa di sini. Yesus tidak ada di sini lagi.” Saya berpikir, wah,
perkataan yang luar biasa. Ia tidak ada di sini lagi. Ia sudah bangkit. Engkau
membuang-buang waktu saja. Tidak ada apa-apa lagi di sini. Yesus sudah
pergi. Itulah gambaran yang kita lihat di dalam ayat tadi. Kemudian, saya anda
membayangkan, kalau anda baru membaca Injil Markus untuk yang pertama
kalinya, dan anda ada di dalam situasi dimana anda tergoda untuk berdiam diri
dan tidak membagikan iman anda kepada orang lain, dengarkan apa yang
dikatakan ayat 8 kepada kita. Dan ini juga merupakan ayat yang menurut
sebagian orang merupakan akhir dari Injil Markus. Jadi, mari kita bayangkan
seandainya Injil Markus memang berakhir dengan ayat ini. Ayat 8 Lalu mereka
keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa
mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga karena
takut. Bayangkan bagaimana kalau Injil Markus berhenti di sini? Apakah anda
memahami berita apa yang disampaikan kepada gereja Perjanjian Baru, paling
tidak dari beberapa manuskrip yang tidak mengakhirinya dengan ayat ini?
Bayangkan saja bagaimana kalau tidak ada seorangpun yang berbicara
mengenai kebangkitan Kristus karena mereka merasa ketakutan. Markus
mengingatkan kita bahwa peristiwa itu merupakan sesuatu yang harus kita
beritakan kepada orang-orang lain. Kalau berita itu berhenti sampai kepada kita
saja, maka kebangkitan Kristus itu hanya akan menjadi kenyataan sejarah yang
tidak akan bisa berkembang sampai ke abad ke-2 dan ke-3. Saya memuji Allah
bahwa orang-orang percaya yang membaca Injil Markus tidak pergi begitu saja
dan tidak mau mengatakan apa-apa kepada siapapun! Ia menulis kepada
orang-orang Kristen bukan Yahudi di Roma yang menghadapi penganiayaan.
Tema Utama di dalam Injil Markus adalah Yesus adalah Hamba Allah yang
Menderita. Kita melihat tentang penderitaan berulangkali di sebutkan. Anda
melihat ayat-ayat kunci di sini. Markus pasal 8 ayat 31 sampai 38. Di sini
berbicara mengenai penderitaan yang tidak diharapkan ketika Yesus berbicara
kepada para murid bahwa Ia akan mengalami penderitaan dan kemudian Petrus
mengatakan, sambil menarik Yesus ke samping dan berkata, ‘mungkin Engkau
tidak tahu apa yang Engkau lakukan.’ Yesus kemudian menjawab, ‘Jangan
katakan kalau Aku tidak tahu apa yang Aku lakukan.’ Dan Ia mengatakan hal itu
dengan keras. Yesus berkata, ‘Ini memang yang harus Aku lakukan.’ Dan
sepanjang Injil Markus anda melihat apa yang disebut sebagai Rahasia
Mesianis. Anda melihatnya di beberapa bagian. Apakah anda pernah bertanyatanya mengapa Yesus mau membuat diri-Nya sebagai sesuatu yang
dirahasiakan? Roh-roh jahat mulai berbicara mengenai Dia sebagai Yesus sang
Mesias dan roh-roh jahat itu mengenali-Nya sementara manusia tidak. Tetapi
Yesus seolah-olah berkata, “Sssst, jangan bilang-bilang.” Atau kadangkala Ia
menyembuhkan seseorang lalu Ia mengatakan, “Jangan ceritakan kepada
siapapun.” Pergilah dan jangan bilang apa-apa. Mengapa Ia melakukan hal itu?
Karena Ia memiliki sebuah missi, Ia menuju ke kayu salib. Missi-Nya yang
sebenarnya itu sangat berbeda dengan missi-Nya dalam pandangan orangorang lain.
Agenda semua orang lain adalah untuk membawa Mesias,
memuliakan Dia dan menjadikan-Nya Raja dan kemudian Ia akan mengusir
bangsa Romawi. Jadi mereka sama sekali tidak mengharapkan adanya Mesias
yang dilahirkan dari seorang anak dara bernama Maria, dibesarkan dalam
keadaan yang sangat sederhana, dan apalagi sampai harus disalibkan. Itu bukan
cara hidup sang Mesias. Jadi sangat masuk akal bahwa orang tidak melihat Dia
sebagai Mesias dalam berbagai kejadian. Dan karena itu ketika ada orang yang
kemudian bisa melihat kebenaran itu, Ia justru mengatakan, “Tunggu dulu, Aku
sedang ada di dalam sebuah missi.” Dan kita melihat berulangkali dijelaskan,
tema tentang Yesus sebagai Hamba Allah yang Menderita. Markus 10:43
sampai 45... Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang.”
Nasehat Praktis untuk Belajar. Tetap bersemangat. Markus terus menunjukkan
tentang Yesus yang sedang terus bergerak. Empat-pulu satu kali ia mengatakan
‘setelah itu’ dan yang sejenisnya. Setelah itu Yesus melakukan ini dan setelah
itu Yesus melakukan hal itu. Kalau anda melihat Markus pasal 1, anda akan
melihat satu hari di dalam kehidupan Yesus dan kalau anda merasa bahwa
kehidupan anda terlalu sibuk cobalah buka Markus pasal 1. Ia mulai berkhotbah
di pagi hari, menyelesaikan khotbah di sana, lalu mengunjungi rumah beberapa
sahabat dan ibu salah satu sahabatnya sakit sehingga Ia memutuskan untuk
datang dan menyembuhkannya sehingga ia bisa bangun lagi dan bersama-sama
dengan mereka siang itu, lalu tiba-tiba banyak orang dari kota itu berdatangan.
Dikatakan bahwa seluruh kota mengantri di depan pintu untuk dilepaskan dari
kuasa roh jahat, disembuhkan dari penyakit mereka dan karena itu sepanjang
malam Yesus memakai waktu-Nya untuk menyembuhkan semua orang di kota
itu. Jadi itu jadwal sehari penuh. Yang sangat indah adalah Markus pasal 1 ayat
35 mengatakan, Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan
pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Itu
kuncinya. Kiranya Allah menolong kita untuk menlihat Markus pasal 1:45 di
tengah-tengah dunia kita yang sibuk sehingga kita bisa pergi ke tempat yang
sepi dan memakai waktu kita berdua saja dengan Bapa kita. Ok saya akan
menahan diri untuk tidak berkhotbah di sini. Perhatikan bahwa hampir setengah
dari seluruh kitab ini dikhususkan untuk menuliskan peristiwa-peristiwa yang
terjadi di minggu terakhir kehidupan Yesus. Minggu terakhir kehidupan Yesus,
hampir setengah kitab menuliskan hal itu. Markus pasal 11, Ia masuk ke
Yerusalem. Ia menguduskan Bait Allah. Ia mulai membongkar banyak hal di
sana dan kita langsung bisa melihat gambaran Yesus yang sedang menuju ke
kayu salib.
Struktur Menyeluruh.
Anda melihat bahwa strukturnya berkisar kepada
Pelayanan sebagai Hamba.
Sampai kepada titik ini, saya ingin anda
memperhatikan hal ini, dan anda sudah mendapatkan catatan di sana, saya ingin
anda memperhatikan Injil Synoptik. Saya akan mengejanya untuk anda S i n o p
t i k. S i n o p t i k. Pada dasarnya kata itu berarti melihat bersama. Dan kita
perlu memahami ketika kita membaca Injil yaitu bahwa Injil Matius, Markus, dan
Lukas sangat mirip satu dengan yang lainnya. Mereka melihat kehidupan dan
pelayanan Kristus dengan cara yang sangat mirip. Yohanes yang agak berbeda
dengan yang lainnya. Ia sendirian dalam hal ini. Tetapi Matius, Markus dan
Lukas sangat mirip. Dan kebingungan yang muncul biasanya karena beberapa
pertanyaan yang berbeda. Pertama-tama, apakah Markus merupakan sumber
utama dari Injil Matius dan Lukas? Dengan kata lain apakah Markus merupakan
titik tolak penulisan Matius dan Lukas? Ada beberapa bukti yang nampaknya
mendukung hal itu. Sembilah puluh tujuh % perkataan Markus ada di Injil
Matius. Sembilan puluh tujuh % dari 660 ayat, 600 ada di sana. Jadi kalau anda
membaca Injil Matius, bisa dikatakan anda sudah mencakup Injil Markus juga.
Ada perbedan perspektif, perbedaan penekanan, tetapi hampir bisa dikatakan,
Markus plus itu sama dengan Matius. Jelas? Kemudian anda melihat Injil
Lukas. Delapan puluh delapan % perkataan Markus ada di dalam Injil Lukas.
Delapan puluh delapan % perkataan Markus ada di dalam Injil Lukas. Jadi jelas
ada hubungan yang terjadi. Kita harus merumuskannya, tetapi ketiga orang
penulis itu memang memiliki kesamaan dalam beberapa pokok, dalam berbagai
hal. Ada teori yang lain yang mengatakan bahwa ada sumber tidak dikenal yang
menjadi dasar penulisan kitab- kitab itu. Dan mereka menyebut sumber yang
tidak dikenal itu sebagai sumber ‘Q.’ Mungkin ada seorang ‘Q’ yang kemudian
menuliskan sesuatu yang menolong dalam beberapa bagiannya. Namun, kita
tidak bisa pasti akan hal ini dan yang jelas adalah bahwa kehidupan dan
pelayanan Kristus tidak hanya terbatas kepada apa yang dituliskan oleh Matius,
Markus dan Lukas saja, dan memang jelas sekali bahwa mereka dalam
beberapa hal bekerjasama. Tetapi yang sangat penting yang perlu kita pahami
adalah bahwa ketiga kitab itu memang sangat mirip satu dengan yang lainnya.
Ketiganya dituliskan dari perspektif yang berbeda. Kita akan melihat sesuatu
yang menurut saya sangat menarik di dalam Injil Lukas beberapa saat lagi, tetapi
Matius, Markus dan Lukas pastilah tidak menuliskan kitab ini dalam keterasingan
satu dengan yang lainnya. Saya yakin mereka saling berhubungan dalam
penulisannya. Matius, Markus dan Lukas tidak menuliskan kitab mereka tanpa
ada hubungan apapun dan saling terisolir. Mereka pasti saling berhubungan.
Sekarang, mari masuk ke Lukas. Dan saya akan menunjukkan kepada anda,
untuk seolah-olah menghidupkan Injil Sinoptik ini. Injil Lukas ditulis oleh Lukas
sebagaimna yang sudsh diterima secara umum. Ia adalah seorang dokter bukan
Yahudi, yang berarti ia adalah satu-satunya orang bukan Yahudi yang menjadi
penulis kitab di dalam Alkitab. Tetapi menarik sekali untuk diingat bahwa ia
seorang dokter. Saya mau menunjukkannya kepada anda. Mari kita melihat
Lukas pasal 5. Kalau Markus dalam beberapa hal dianggap sebagai dasar,
maka saya mengajak kita melihat pasal 5 untuk memperhatikan adanya contoh
bagaimana Kitab-kitab itu ditulis dari perspektif yang berbeda-beda. Perhatikan
Markus pasal 5 ayat 25. 25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah
dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. 26 Ia telah berulang-ulang
diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada
padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya
keadaannya makin memburuk. 27 Dia sudah mendengar berita-berita
tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati
Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 28 Sebab katanya: "Asal
kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”
Yesus kemudian
menyembuhkan perempuan itu. Ok. Ini kisah yang dituliskan oleh Markus.
Sekarang, tetap di bagian ini dan kita akan melihat Lukas pasal 8 untuk
memperhatikan apa versi Lukas mengenai kisah ini. Perhatikan Lukas pasal 8
ayat 42. Kita akan mulai dari bagian tengah ayat ini. Dikatakan di sana Dalam
perjalanan ke situ Yesus didesak-desak orang banyak. 43 Adalah seorang
perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan dan yang
tidak berhasil disembuhkan oleh siapa pun. 44 Ia maju mendekati Yesus
dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga
berhentilah pendarahannya.
Apakah anda memperhatikan bagian yang
dituliskan oleh Markus tetapi tidak disebutkan oleh Lukas? Perhatikan yang
dituliskan oleh Markus. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib,
sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama
sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin
memburuk.
Jadi Lukas mengambil bagian ini dan berpikir tidak perlu
menuliskan kisahnya dan kemudian mengecam para dokter dan karena itu anda
melihat hal itu tidak dituliskan oleh Lukas. Anda lihat, sebuah detail kecil yang
ditinggalkan. Markus memutuskan itu penting. Lukas memutuskan untuk
menjaga nama baiknya lebih baik ia tidak menuliskannya. Jadi anda lihat
kepribadian yang berbeda dari para penulis Injil muncul di dalam cerita yang
mereka tuliskan. Menarik sekali. Lukas adalah seorang dokter bukan Yahudi,
seorang sejarawan dan rekan dari, seperti yang sudah kita lihat, ia adalah rekan
dari Paulus. Dituliskan sekitar tahun 70-an atau 80-an M, sekali lagi setelah
masa peperangan antara bangsa Yahudi melawan bangsa Romawi yang
menghancurkan Bait Suci dan dituliskan kepada seseorang yang bernama
Teofilus, tetapi sebenarnya tujuan utamanya bukan dia, melainkan orang-orang
Kristen bukan Yahudi. Banyak orang berpikir bahwa Teofilus adalah salah
seorang pemimpin yang sangat kuat di antara orang-orang bukan Yahudi. Jadi
masuk akal bahwa di sepanjang Injil Lukas, kita akan melihat penekanan akan
peranan orang-orang bukan Yahudi di dalam missi Yesus. Sepenuhnya sangat
masuk akal kalau kita melihat hal itu diulangi berkali-kali, karena kalau anda
adalah Teofilus dan anda orang bukan Yahudi, dan bahkan kemungkinan
seorang pemimpin penting di Roma, tidak terlalu baik kedengarannya untuk
mendapatkan keselamatan di dalam seorang Mesias Yahudi. Hal itu tidak
masuk akal. Seorang Mesias dari bangsa Yahudi tidak akan menjadi populer di
antara orang-orang di sekitar anda dan karena itu Lukas menulis untuk
menekankan keberadaan kaum bukan Yahudi di dalam pelayanan Yesus. Ini
juga sebabnya Lukas menuliskan Kisah Para Rasul. Jadi keduanya berjalan
bersama. Dan menjadi tujuan dari penulisannya. Tema Utamanya adalah
bahwa Yesus adalah Anak Manusia yang sempurna yang membawa
Keselamatan kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi,
keselamatan kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi.
Nasehat Praktis untuk Belajar. Saya ingin anda melihat Struktur Menyeluruh dari
Injil Lukas yang secara geografis membawa ke Yerusalem. Secara geografis
kitab ini nampak akan membawa Yesus dari Galilea ke Yudea ke Berea dan
kemudian akhirnya ke Yerusalem dimana Ia disalibkan. Simpan hal ini di dalam
pikiran anda.
Kita akan kembali ke bagian ini nantinya.
Perhatikan
penekanannya juga yaitu bahwa Injil juga merupakan kabar baik bagi orangorang miskin. Lukas menuliskan bagaimana Yesus datang untuk setiap strata
dalam masyarakat. Anda melihat Dia menjelaskan tentang kasih kepada
perempuan dan kepada anak-anak serta khususnya orang-orang miskin. Anda
melihat perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh. Anda melihat beberapa
ayat menuliskan hal ini. Orang kaya dan lazarus, dan anda juga mendapatkan
perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur, dan Lukas pasal 16
berulangkali menekankan hal itu. Kita tidak tahu pasti alasannya, apa yang ada
di dalam diri audiens Injil Lukas yang membuat dia memberikan penekanan
kepada kasih Yesus akan orang-orang miskin dan peringatan Yesus akan orangorang kaya. Tetapi saya rasa ada peringatan bagi kita di jaman ini karena kita
hidup di dalam konteks yang cukup berada dibandingkan dengan banyak orang
lain di dunia ini dan kita perlu mendengarkan apa yang dikatakan Yesus tentang
bagaimana kita menangani sumber daya yang dipercayakan-Nya kepada kita. Ini
satu hal yang harus kita pelajari dari Injil Lukas. Buatlah catatan setiap kali anda
melihat doa dan Roh Kudus disebutkan. Lebih dari semua Injil yang lain, Injil ini
berbicara banyak tentang doa. Berulangkali.
Jadi anda sudah melihat Matius, Markus, Lukas dan kemudian kita akan melihat
kitab yang paling berbeda, Yohanes. Kitab itu seperti menyendiri, melakukan
sesuatu yang berbeda. Dituliskan oleh Yohanes. Berulangkali di dalam
kitabnya, ia menyebut dirinya sebagai Murid yang Dikasihi Yesus. Bukankah itu
cara yang sangat luar biasa untuk menyebut diri sendiri? Kalau ada pilihan
tentang bagaimana saya dikenal, saya ingin dikenal sebagai seseorang yang
dikasihi oleh Kristus. Betapa sebuah gambaran yang luar biasa untuk mendapati
identifikasi diri anda di dalam kasih dan nilai yang sudah ditempatkan-Nya di
dalam kehidupan anda. Dan bahkan nama itu dikhotbahkan. Dituliskan di suatu
masa antara 70 dan 90 M. Dan anda melihat Matius menulis kepada orangorang Yahudi, Markus kepada orang Romawi, dan Lukas dengan tujuan utama
orang-orang bukan Yahudi, dan anda melihat Yohanes menulis kepada seluruh
dunia. Ia memang sangat universal. Anda melihat kata dunia disebutkan
berulangkali. Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini..
Berulangkali, kata kosmos, dunia, disebutkan.
Tema Utamanya adalah bahwa Yesus adalah Anak Allah yang Kekal. Ayat
temanya adalah Yohanes pasal 20 ayat 30 sampai 31. Ia berkata aku
menuliskan hal-hal ini supaya engkau bisa percaya kepada Kristus sehingga
manusia bisa mengenal siapa Dia dan percaya kepada-Nya. Saya mendorong
anda, untuk melakukan penyelidikan kata karena hal itu sangat menolong dalam
Injil Yohanes karena anda bisa melihat kata-kata tertentu disebutkan
berulangkali.
Lingkari atau garis bawahi beberapa kata kunci yang
menyimpulkan berita Injil. Dan kalau anda sedang belajar Injil Yohanes, lingkari
atau garis bawahi setiap kali anda melihat Bapa. Ada 137 kali. Setiap kali anda
menemukannya. Kata yang kedua adalah ‘percaya’, 98 kali. Berulangkali, kita
melihat Yohanes memberikan penekanan akan perbedaan antara iman dan
ketidakpercayaan. Antara pasal 7 sampai 12, mari kita memastikan untuk
melakukannya dengan benar, antara pasal 7 sampai pasal 12, lebih dari dua
puluh kali: Yohanes menyebutkan mengenai bagaimana orang-orang Yahudi
menolak Kristus karena ketidakpercayaan mereka. Anda juga memahami
demikianlah cara kita menolak Kristus, dengan ketidakpercayaan kita. Jadi kita
bisa percaya dan beriman kepada-Nya dan hal itu dituliskan di dalam Injil
Yohanes atau kita mengatakan bahwa hal itu bukanlah sebuah kenyataan, dan
kita hanya bisa memilih salah satu di antaranya. Kita tidak bisa berada di antara
keduanya.
Dunia, mengutus, mengasihi, kehidupan, terang, kegelapan,
kebenaran, saksi, kemuliaan, kekal, semua kata-kata itu sangat penting di
sepanjang Kitab. Perhatikan tujuh pernyataan “AKULAH” dari Yesus. ‘AKULAH’
mengingatkan kita kepada cara yang dipakai Allah untuk menyatakan diri di
dalam Perjanjian Lama. Keluaran pasal 3 Siapa yang aku katakan kepada
mereka sudah mengutus aku. Katakan kepada mereka AKULAH AKU
sudah mengutus engkau. Dan karena itu ketika Yesus dituliskan di dalam
Kitab Yohanes, berulangkali kita melihat hal itu ditonjolkan, Ia menghubungkan
diri-Nya dengan Allah Perjanjian Lama. Abraham di dalam Yohanes pasal 8 ayat
58, Yesus berbicara kepada sekelompok orang yang anti kepada-Nya, dan Ia
pada dasarnya menjawab mereka dengan mengatakan, “Sebelum Abraham
ada, Akul!”
Memang pernyataan itu tidak terlalu kedengaran aneh bagi kita.
Tetapi kalau saya berdiri di depan anda saat ini dan mengatakan Sebelum
Abraham dilahirkan, Aku, maka anda akan mengatakan saya orang yang aneh.
Apa yang sedang dijelaskan-Nya kepada kita, Ia sedang membuat pernyataan
langsung berkaitan dengan keilahian-Nya. Dan itulah sebabnya mereka hampir
merajam-Nya saat itu. Akulah roti hidup, Akulah gembala yang baik, Akulah
terang dunia, Akulah kebangkitan dan hidup, Akulah jalan dan kebenaran
dan hidup, Akulah pokok anggur yang benar, kamulah carangnya,
berulangkali Ia menunjukkan gambaran yang luar biasa yang melukiskan tentang
Allah.
Yohanes menuonjolkan tentang Inkarnasi sejak awal kitabnya. Pada mulanya
adalah Firman, dan Firman itu adalah Allah. Ia menggunakan tujuh tanda yang
berbeda, tujuh tanda untuk menunjukkan keilahian Kristus. Semua mujizat yang
didaftarkan-Nya di sini secara sengaja dirancang dituliskan oleh Yohanes untuk
menunjukkan keilahian Kristus.
Perhatikan dengan seksama juga penjelasan Yohanes mengenai Kemanusiaan
Kristus. Kita melihat Yesus merasa lelah di dalam Injil Yohanes. Kita melihat Ia
haus di dalam Yohanes saat Ia bersama perempuan samaria di sebuah sumur.
Kita melihat Dia menangis di dalam Yohanes pasal 11 ayat 34, ayat yang paling
banyak dihafal di dalam Kitab Yohanes. Itulah kitab Yohanes.
Sekarang kita lanjutkan ke Kisah Para Rasul. Kita sudah melihat kitab-kitab Injil,
dan sekarang kita mendapatkan satu lagi tulisan Narasi Sejarah dan kitab ini
memberikan kepada kita transisi dari cerita tentang Kristus kepada cerita tentang
Gereja. Lukas yang menuliskannya. Dalam tulisan Lukas, kitab ini seperti seri
kedua dari Injilnya. Anda bisa memberikan catatan dalam pasal 16 ayat 10. Ia
memakai kata ganti orang ‘kami.’ Ia memasukkan dirinya ke dalam cerita dan
memastikan bahwa kita paham kalau ia yang menuliskannya. Saya sangat suka
dengan gambaran yang diberikannya. Dalam Injil Lukas, penjelasan dimulai
dengan mengatakan apa yang mulai dilakukan Yesus. Ketika anda melihat
Kisah Para Rasul pasal 1, mari kita buka saja bagian ini. Kisah Para Rasul pasal
1. Ada gambaran yang indah di sini. Ia mengatakan di dalam Kisah Para Rasul
pasal 1 ayat 1. Mungkin anda mau melingkari ayat ini. 1 Hai Teofilus, dalam
bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan
dan diajarkan Yesus, 2 sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah
memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.
Dan karena ia sudah menjelaskan hal itu maka tentu hal selanjutnya yang akan
dijelaskan adalah mengenai apa yang dilakukan Yesus selanjutnya. Satusatunya masalah adalah bahwa setelah ayat 11, Yesus seolah-olah turun dari
pentas. Ia sudah naik ke surga. Bagaimana bisa dikatakan Lukas hanya
menulis mengenai apa yang baru mulai dilakukan Yesus? Keindahan tulisan
Lukas adalah bahwa di sana Yesus masih bekerja; tetapi Ia melakukannya
melalui Roh-Nya di dalam gereja-Nya. Yesus sangat aktif di seluruh isi kitab ini.
Inilah apa yang dilakukan Yesus yang merupakan kelanjutan penjelasan dari Injil
Lukas diman Ia memulai pekerjaan-Nya.
Tema Utama Injil ini adalah Injil Tersebar ke Seluruh Dunia Melalui Gereja dan
dengan Kuasa Roh Kudus. Salah satu kata kuncinya bukan hanya seluruh dunia
itu, tetapi bahwa hal itu akan menjangkau segala bangsa melalui Gereja. Yang
akan kita lihat di dalam ketujuh pasal pertama dari tulisan Lukas ini pada
dasarnya adalah mengenai penolakan orang-orang Yahudi terhadap Yesus. Hal
itu diakhiri dengan gambaran tengan Stefanus yang dirajam karena apa yang
dikatakannya mengenai Kristus di depan Sanhedrin. Gambarannya diakhiri di
sana dan kemudian Firman mulai berkembang di Yudea, Samaria dan bahkan
pada akhirnya ke ujung bumi.
Ayat Kunci adalah Kisah Para Rasul 1:8, yang pada dasarnya merupakan
ikhtisar dari keseluruhan isi kitab. Dan pasal 2 ayat 42 sampai ayat 47
merupakan bagian yang sangat penting bagi Gereja.
Nasehat Praktis untuk Belajar. Perhatikan struktur keseluruhan yang secara
Geografis menjauh dari Yerusalem. Ingat bahwa Injil Lukas membawa kita
menuju ke Yerusalem. Semuanya berpusat di Yerusalem. Lalu Kisah Para
Rasul menjauhkan kita dari Yerusalem. Kematian, kebangkitan, Roh Kudus
datang dan sekarang Gereja keluar dari Yerusalem. Jadi anda mendapatkan
semacam efek segitiga antara Injil Lukas dengan Kisah Para Rasul. Perhatikan
struktur itu. Di Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Kita melihat Injil di
bagian akhir tulisan Lukas ini mulai tersebar ke Asia, Eropa, Roma dan ke segala
tempat. Sekali lagi, buat catatan setiap kali anda melihat ada doa dan Roh
Kudus disebutkan.
Perhatikan pengulangan akan dua hal penting. Pertama, Keselamatan diulangi
beberapa kali. Keselamatan yang dibawa Yesus melalui Roh Kudus. Dan
kemudian perhatikan Laporan Perkembangan, Laporan Perkembangan
mengenai pencapaian Injil.
Karena berulangkali, anda melihat Lukas
menjelaskan bahwa Injil sudah mencapai Yerusalem, Injil sudah mencapai
Yudea dan Samaria, sudah mencapai Syria, Asia Kecil, Eropa dan Roma. Injil
sudah menjangkau semua tempat yang berbeda itu dan kemudian ia berhenti
sejenak untuk mengatakan ‘Injil sudah ada di sana dan terus berkembang. Injil
ada di sini dan terus berkembang.’
Dan perhatikan di dalam Berbagai Khorbah di Kisah Para Rasul tentang
bagaimana Injil Dikontekstualisasikan dalam Setting yang Berbeda untuk
Menjangkau Orang-orang yang Berbeda. Ini adalah hal yang sangat hebat
ketika anda belajar Kisah Para Rasul, perhatikan pelayan Kristen yang pertama,
Petrus, dan bagaimana ia berbicara kepada audiensnya. Dan kemudian
perhatikan bagaimana ia berbicara kepada audiensnya di dalam Kisah Para
Rasul pasal 3 dan 4 ketika mereka mulai mengalami penganiayaan. Dan
kemudian anda melihat Stefanus, cara dia berbicara kepada audiensnya dan apa
yang dijelaskannya tentang Injil. Dan kemudian anda melihat Paulus sebagai
contoh di dalam pasal 17 berbicara kepada Aeropagus bangsa kafir, mereka
semua berbicara mengenai Injil yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda.
Ini gambaran yang sangat indah mengenai missi Gereja ketika mengingat bahwa
kita memiliki Injil yang sama di antara orang-orang percaya di seluruh dunia,
tetapi cara kita berbicara tentang Injil, cara kita membagikan Injil berbeda-beda
di seluruh dunia. Orang-orang melakukan hal yang berbeda di tempat yang
berbeda ketika mereka mengkomunikasikan Injil. Baik, jadi kita lihat hal itu juga
di dalam khotbah-khotbah yang dituliskan di dalam tulisan Lukas. Baik, itulah
cerita yang ada di dalam Perjanjian Baru, Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan
Kisah Para Rasul. Enam puluh persen dari Perjanjian Baru sudah kita bahas.
Sekarang kita memasuki Surat-Surat yang akan menolong kita memahami cerita
yang ada. Surat-surat Perjanjian Baru. Dua puluh dua dari dua puluh tujuh kitab
di dalam Perjanjian Baru berupa Surat. Dan isinya hampir 40% dari Perjanjian
Baru, hampir 40%. Apa alasan surat-surat itu dituliskan? Mengapa Surat-surat
itu begitu penting?
Mengapa Perjanjian Baru kita dipenuhi dengan Surat-Surat? Saya berpikir
tentang dua alasan.
Yang Pertama: Gereja sedang Berreproduksi. Gereja sedang bertumbuh.
Gereja merambat seperti api di Kisah Para Rasul dan gereja memerlukan cara
untuk berkomunikasi agar bisa melatih orang-orang yang baru percaya. Mereka
perlu mendapatkan cara memberikan informasi tentang Kristus kepada orangorang yang baru percaya untuk mengembangkan Gereja. Gereja berreproduksi
segingga membutuhkan Firman. Saudara, perhatikan Firman di sini. Kita perlu
mempelajari Firman karena kita ingin menjadi bagian dalam proses reproduksi
Gereja. Gereja memang ada untuk bereproduksi. Itulah sebabnya ada Surat
yang dituliskan kepada orang-orang yang berbeda itu.
Gereja Juga Memerlukan Hubungan. Ada kedekatan di sini. Inilah sebabnnya
Paulus mengatakan, dan ini sebuah gambaran yang luar biasa, ia berbicara di
Korintus mengenai Surat yang Hidup. Dan ia mengatakan bahwa kehidupan kita
adalah Surat-surat yang Hidup. Anda memahami bahwa kehidupan kita
memang seharusnya menajdi Surat, sebagaimana Surat-Surat Perjanjian Baru,
yang menjelaskan tentang siapakah Kristus itu. Gereja Memerlukan Hubungan.
Kemudian ada Dua Kelompok Surat di dalam Perjanjian Baru. Surat-surat
Paulus yang dimulai dari Roma sampai kepada Filemon dan kemudian SuratSurat Umum yang isinya adalah Ibrani sampai Yudas. Dan anda melihat surat
Ibrani yang bisa termasuk ke dalam kedua golongan itu.
Kehidupan dan tulisan Paulus. Kita masih mulai dengan dia. Paulus menuliskan
tiga belas Surat di dalam Perjanjian Baru. Dan itu tidak termasuk, kalau anda
berpikir bahwa Paulus menulis surat Ibrani, surat Ibrani belum termasuk di dalam
angka tiga belas itu. Paulus menulis tiga belas Surat di dalam Perjanjian Baru
dan surat-surat itu diatur mulai dari yang terpanjang kepada yang terpendek.
Sembilan dari surat itu dituliskan kepada Jemaat-jemaat. Empat surat kepada
pribadi-pribadi.
Sebelum kita menyelami Surat-suratnya, saya ingin kita memperhatikan tentang
kehidupannya. Pauls sebagai Pribadi, dilahirkan, dan nama aslinya adalah
Saulus dari Tarsus. Ia memiliki latar belakang yang sangat menarik. Latar
belakang yang sangat menarik. Mari kita perhatikan latar belakangnya, siapa
Paulus itu, dan kemudian bayangkan pribadi ini dalam tiga cara. Pertama-tama,
ia memiliki latar belakang Darah Ibrani, ia berdarah Ibrani. Filipi pasal 3
menjelaskan hal itu. Pasal itu merupakan resume pribadinya, bahwa ia seorang
Ibrani. Lalu ia mendapatkan Pendidikan Yunani. Ia sangat berpendidikan, dan
ia juga seorang Warganegara Romawi. Anda menggabungkan semuanya itu,
dan anda mendapatkan seseorang yang memiliki wibawa yang besar, dan itu
ada di dalam diri Saulus. Dan yang sangat indah yang bisa kita lihat di dalam
Perjanjian Baru adalah bagaimana Allah mengambil salah seorang musuh gereja
dan menjadikannya sebagai ‘Pewarta’ yang terbesar dari Gereja Perjanjian Baru.
Anda melihat bahwa orang yang menganiaya Gereja dari rumah ke rumah, yang
memiliki hak untuk mengawasi pelaksanaan rajam terhadap Stefanus, berbalik,
dan ia ada di dalam sepertiga bagian Perjanjian Baru. Ia menulis dalam jumlah
yang hanya dikalahkan oleh tulisan Lukas, ia memang menuliskan lebih banyak
kitab, tetapi dalam hal jumlah materi yang dituliskan, Lukas lebih banyak
dibandingkan Paulus. Keseluruhan bagian akhir dari Kisah Para Rasul adalah
mengenai Paulus. Anugerah Allah mengambil kita dari tempat kita berada ke
tempat yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Paulus tidak pernah bisa
menggambarkan hal itu. Dan puji kepada Allah bahwa anugerah-Nya membawa
kita dari keberadaan kita di masa yang akan datang, menempatkan kita di
tempat yang tidak bisa kita bayangkan, dan semuanya digambarkan di dalam
kehidupan Paulus ini. Ia menjadikan latar belakang dan bahkan segala hal yang
dirancang oleh Iblis untuk kejahatan, Allah memakainya untuk kebaikan.
Gambaran yang luar biasa, bukan?
Ia Bertobat kepada Kristus sekitar tahun 31 atau 33 M. Sekitar tahun 31 atau 33
M adalah tahunnya ketika ia datang kepada iman di dalam Kristus. Saya ingin
kita melihat tentang Perjalanan Missi Paulus. Sebenarnya baru 15 tahun setelah
ia bertobat, baru Paulus memulai perjalanan itu. Kita sering berpikir bahwa
Paulus datang kepada Kristus dan saat itu juga ia mulai mengabarkan Injil
kemana-mana. Ia memulai dengan mendatangi orang-orang percaya yang lain
dan tidak perlu kita memyalahkan Gereja Mula-Mula pada titik ini. Anda juga
akan merasa khawatir kalau Paulus ada di sini sekarang. Minggu lalu ia datang
ke rumah untuk menganiaya dan minggu ini ia datang dan mengatakan sudah
percaya serta menjadi pengikut Kristus, kita merasa perlu melihat keadaannya
dulu selama beberapa waktu. Dan karena itu ada jendela waktu sekitar 15 tahun
dimana Paulus mulai mendapatkan kep dan ia bertumbuh di dalam imannya
kepada Kristus dan ia bisa mulai memandang Perjanjian Lama dan
menghubungkan Perjanjian Lama itu dengan Kristus. Gambaran yang luar
biasa. Dan kemudian setelah 15 tahun berlalu, ia memulai Perjalanan Missinya.
Sekarang silahkan lihat peta anda, saya rasa di halaman 13 dan 14 yang
menunjukkan perjalanan-perjalanan itu.
Tetapi saya ingin kita melihat
Perjalanan Missi ini dengan cepat. Memperhatikannya secara sepintas. Setelah
menjadi orang Kristen selama 15 tahun, ia ada di kota Antiokhia. Anda bisa
melihatnya? Antiokhia ada di sisi kiri peta. Antiokhia bisa disebut sebagai base
pelayanannya. Antiokhia adalah gereja yang mendukung dan menguatkan dia,
membangun dia dan dia juga membangun jemaat di sana. Kisah Para Rasul
pasal 11 memberikan gambaran tentang Jemaat di Antiokhia. Ketika anda
masuk ke Kisah Para Rasul 13 ayat 1 sampai 4, Jemaat di Antiokhia
menumpangkan tangan ke atas Saulus dan Barnabas dan mengutus mereka ke
dalam Perjalanan Missi yang Pertama. Mereka mengadakan perjalanan kurang
lebih dari 2.250 km. Ada tanda khusus di dalam peta yang menunjukkan peta
perjalanan keberangkatannya. Tempat pertama yang mereka singgahi adalah
Cyprus, yang adalah kota asal Barnabas. Dan karena itu Paulus dan Barnabas
pergi ke sana dan mereka pergi ke tempat-tempat yang sudah mereka kenal,
yang sudah mereka ketahui. Mereka memulai di Cyprus dan kemudian menuju
ke utara ke beberapa wilayah yang juga mereka kenal. Mereka mengikuti rute
perdagangan. Mereka mendatangi kota-kota utama di jaman itu. Mereka tidak
banyak mendatangi kampung-kampung. Mereka lebih banyak mendatangi kotakota utama tetapi saya tidak bisa mengatakan bahwa ini menjadi pola yang
harus kita ikuti bahwa kita tidak boleh pergi ke kampung-kampung dan hanya
mendatangi kota-kota besar saja, tetapi saya yakin bahwa kita sangat perlu
memperhatikan apa yang dilakukan Paulus di kota, saat kita bersama
memikirkan juga tentang kota-kota besar yang ada di Amerika Serikat atau di
negara-negara lain di dunia ini. Kita perlu membawa Injil ke kota-kota besar. Di
saat ketika gereja seakan saat tertidur nyenyak di kota besar, kita perlu
merangkul kota dan memberitakan Kristus di kota itu. Itu bukan sesuatu yang
mudah, tanya Paulus, tidak mudah untuk pergi ke kota-kota yang menjadi pusat
dunia, tetapi kesanalah kita perlu memberitakan Injil. Jadi kita lihat itulah
gambarannya. Kurang lebih 2.250 km. Yang kemudian dilakukannya pada
dasarnya adalah dalam pola ini, ia akan pergi ke kota, ia akan mencari sinagog
yang ada, ia akan mengajar di sinagog, yang lebih sering ia kemudian akan
ditendang keluar dari sinagog itu, dan kemudian ia ada di luar sinagog tetapi
tetap mengajar dan kemudian semua orang akan menjadi marah kepadanya, lalu
mereka akan mengusir dia atau melempari dia atau mereka akan harus diamdiam membawa dia keluar kota di malam hari. Itu hampir menjadi polanya. Dan
ia tetap saja pergi dari satu kota ke kota lainnya untuk mengajar, ditendang
keluar dan bahkan dilemparkan keluar dari kota. Itulah jenis kehidupan yang
dijalani Rasul Paulus dalam Perjalanan Missi yang Pertama. Pada saat itu,
kemungkinan besar, ia menuliskan Surat Galatia. Kemungkinan besar ia
menuliskan surat Galatia di saat-saat itu. Alasannya adalah, memang anda akan
melihat bahwa ia kembali ke Antiokhia, tetapi di sekitar saat itu, sekitar waktu itu,
sudah ada orang-orang bukan Yahudi yang sudah datang kepada iman di dalam
Kristus. Dan Paulus adalah rasul kepada ... orang-orang bukan Yahudi. Dan
karena itu yang terjadi adalah mulai adanya perpecahan di antara, yang paling
banyak adalah di antara Jemaat-jemaat Yahudi, sekarang orang-orang bukan
Yahudi datang kepada iman di dalam Kristus dan mereka mulai berdebat
mengenai apakah orang-orang bukan Yahudi bisa juga menjadi bagian dari umat
Allah. Mereka mulai mengadakan aturan dan hukum. Kalau engkau mau
menjadi umat Allah, engkau harus melakukan hal ini dan hal itu, khususnya
sunat. Dan hal itu menyebabkan terjadinya konferensi di Yerusalem pada tahun
49, sekitar tahun 49M. Dan anda bisa membuat catatan di sisi Kisah Para Rasul
pasal 15 yaitu saat konferensi di Yerusalem itu berlangsung. Mereka sudah
diutus dalam Perjalanan Missi Pertama dalam Kisah Para Rasul 13, mereka
kembali di akhir pasal 14 dan kemudian di Pasal 15, anda melihat ada konferensi
di Yerusalem dimana mereka berdiskusi mengenai konflik Yahudi/bukan Yahudi
di antara mereka.
Download