perancangan kampanye iklan layanan masyarakat untuk

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
PERANCANGAN KAMPANYE IKLAN
LAYANAN MASYARAKAT UNTUK MENYOSIALISASIKAN
DAMPAK BAHAYA ZAT PENGAWET PADA MAKANAN
Diajukan untuk menempuh Tugas Akhir
Guna mencapai gelar Sarjana Seni Rupa
Jurusan Desain Komunikasi Visual
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Disusun Oleh :
ADITYA DONY SURYAWAN
C0706005
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Untuk Tuhan, Keluarga, dan Teman-teman.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Takut akan TUHAN adalah dasar dari segala ilmu pengetahuan”
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
karunia dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan konsep tugas akhir yang
berjudul Perancangan Kampanye Iklan Layanan Masyarakat untuk Menyosialisasikan
Bahaya Zat Pengawet Pada Makanan.
Dalam proses penyusunan konsep tugas akhir ini, penulis memperoleh banyak
sekali petunjuk, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya,
dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Drs. Riyadi Santosa.M.Ed.P.hD selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
2. Drs. M. Suharto. M.Sn selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual
3. Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum selaku Pembimbing I
4. Ercilia Rini Octavia, S.Sn selaku Pembimbing II
5. Bambang Purwadi, S.IP selaku staff bidang akademik Jurusan Desain Komunikasi
Visual.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan konsep tugas akhir
ini masih banyak kekurangan dan banyak hal yang harus penulis pelajari. Oleh karena
itu penulis sangat mengharap adanya saran dan kritik yang membangun dan dapat
membuat lebih baik. Akhirnya penulis berharap bahwa apa yang telah penulis susun
dapat memberi manfaat yang baik bagi siapa saja yang membaca.
Surakarta, 15 Juli 2011
Penulis,
Aditya Dony Suryawan
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………..
iv
HALAMAN MOTTO……………………………………………………..
v
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………
vii
ABSTRAK…………………………………………………………………
x
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………….
1
B. Perumusan Masalah…………………………………………
3
C. Tujuan ………………………………………………………
4
D. Target Visual/Target Karya....………………………………
4
E. Target Audience.................................................................
5
F. Pengumpulan Data………………………………………….
5
KAJIAN TEORI .....…………………………………………...
7
A. Tinjauan Kampanye .………………………………………..
7
1. Jenis-jenis Kampanye .……………………………………
8
2. Komunikasi Persuasif dalam Kampanye ……………………
9
3. Proses Kampanye ………………………………………...
10
BAB II
B. Tinjauan Iklan......................................................................
11
C. Tinjuan Komunikasi ………….………………………………
15
D. Tinjauan Desain ……………………………………………...
17
1. Keseimbangan ……………………………………………
19
2. Irama (Rhythm) …………………………………………..
19
3. Proporsi dan Skala ..........................................................
20
commit
to user
4. Fokus (pusat perhatian)
………………………………...
21
vii
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
BAB IV
BAB V
digilib.uns.ac.id
5. Kesatuan ………………………………………………..
22
E. Tinjauan Media ……………………………………………..
23
F. Tinjauan Makanan ………………………………………….
24
1. Formalin …………………………………………………
26
2. Boraks ……………………………………………………
27
IDENTIFIKASI DATA………………………………………..
29
A. Identifikasi Obyek Perancangan…………………………….
29
1. Profil Dinas Kesehatan Kota Surakarta ….……………..
30
2. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta ……..….
30
3. Struktur Organisasi ……………………..………………
30
4. Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta ……….
32
5. Strategi Komunikasi ……………………………………….
33
B. Komparasi (Pembanding) ………………………….………..
35
1. Dinas Kesehatan Kota Semarang ………………………..
35
2. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta …………
37
C. Analisis SWOT………………………………………………
39
1. Kekuatan (Strength)……..……………………………..…
39
2. Kelemahan (Weakness)…………………………………..
39
3. Kesempatan (Opportunity)……………………………….
40
4. Ancaman (Threat) ………………………………………
40
D. Positioning ..…………………………………………………
42
E. Unique Selling Prepositioning……………………………….
42
KONSEP KREATIF DAN PERANCANGAN MEDIA………
44
A. Metode Perancangan…………………………………………
44
B. Konsep Kreatif……………………………………………….
44
1. Strategi Visual Verbal ……………………………………
45
2. Strategi Visual non Verbal ………………………………
46
C. Pemilihan Media dan Media Placement ………………..…...
52
1. Media Lini Atas ………………………………………….
53
2. Media Lini Bawah ……………………………………….
54
D. Prediksi Biaya ………………………………………………..
56
VISUALISASI KARYA………………………………………...
commit to user
58
viii
perpustakaan.uns.ac.id
BAB VI
digilib.uns.ac.id
PENUTUP……………………………………………………….
71
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
73
LAMPIRAN …………………………………………………………………
74
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERANCANGAN KAMPANYE IKLAN
LAYANAN MASYARAKAT UNTUK MENYOSIALISASIKAN
BAHAYA ZAT PENGAWET MAKANAN PADA MAKANAN
Aditya Dony Suryawan1
Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum 2, Ercilia Rini Octavia, S.Sn 3
ABSTRAK
2011. Studi ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi bahaya zat pengawet pada
makanan agar masyarakat sadar akan pentingnya mengkonsumsi makanan bebas zat
pengawet. Studi dilakukan kepada masyarakat menengah kota Surakarta. Teknik
pengambilan data dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi serta observasi.
Di Indonesia zat pengawet makanan berbahaya banyak sekali yang dicampurkan pada
makanan dan jajanan, dan dampaknya akan sangat merugikan bagi kesehatan
konsumen yang mengkonsumsi. Dampak zat pengawet berbahaya yang dicampurkan
pada makanan dapat dirasakan secara langsung maupun dalam jangka waktu yang
lama.
Sosialisasi untuk memberikan pengetahuan kepada masyrakat dilakukan melalui
perancangan media cetak, serta merchandising. Media cetak serta merchandising
dinilai sebagai media sosialisasi bahaya zat pengawet pada makanan yang efektif
pada masyarakat, karena media tersebut dapat langsung berinteraksi dengan
masyarakat di Kota Surakarta.
1
Mahasiswa Jurusan Deskomvis, dengan NIM C0706005
2
3
Pembimbing I
Pembimbing II
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE DESIGN OF SOCIAL CAMPAIGN TO
SOCIALIZATION OF THE PRESERVING EFFECTS
IN FOODS
Aditya Dony Suryawan1
Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum 2, Ercilia Rini Octavia, S.Sn 3
ABSTRACT
2011. The observation is purposed to give sosialication of preserving hazardousness
to make people know that it is crucial to consuming free preserving foods. The
research had done to the Surakarta marginal society. The technique of data collecting
are interviews, documentations and obsevations.
In Indonesia, there are many foods and snacks are given with the preserving. It is give
worst effects for the consumers. The effects of the preserving can be occur directly or
for a several term.
The socialication for educating people has done by digital printing and
merchandising. The pressing and merchandising are effective perspect for the
socialication of preserving effects to the people because that media have direct
interaction to the people in Surakarta.
1
Mahasiswa Jurusan Deskomvis, dengan NIM C0706005
2
3
Pembimbing I
Pembimbing II
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan
sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Bagi anak-anak makanan sangat diperlukan
untuk tumbuh dan berkembang. Makanan dapat membantu seorang dalam mendapatkan
energi, untuk membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan yang bergizi akan
membantu pertumbuhan seorang anak, baik otak maupun badan. Setiap makanan mempunyai
kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu
contoh gizi yang akan didapatkan dari makanan. Setiap jenis gizi yang dikonsumsi
mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan
sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein
digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun tubuh kita.
Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi.
Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah
menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi.
Akan tetapi dalam perkembangannya, beberapa makanan dibuat bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan yang diperlukan tubuh seperti di atas. Namun makanan harus
memberikan kepuasan bagi penikmatnya selain itu juga keuntungan yang berlebih kepada
produsennya. Agar setiap jenis makanan dapat memenuhi berbagai tuntutan tersebut, maka
diproduksilah secara masal berbagai jenis makanan enak yang tidak memenuhi kandungan
gizi dan sering kita sebut dengan makanan instant atau makanan siap saji. Dalam jumlah
yang banyak, makanan tersebut diproduksi di pabrik-pabrik, ada sementara waktu makanan
commit
to user ke berbagai daerah dalam waktu
tersebut harus digudangkan, dan kemudian
didistribusikan
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
yang tidak sebentar. Proses sebuah makanan instant untuk dapat sampai kepada tangan
konsumen bukanlah suatu proses yang singkat, butuh waktu berhari-hari. Oleh karena itu
produsen harus dapat menjaga makanan tersebut tetap dalam kondisi yang baik saat sampai
di tangan kunsumen. Salah satunya dengan mencampur makanan tersebut dengan bahan
pengawet kimia atau buatan. Usaha ini sangatlah mudah dan apabila prosesnya tidak
dilakukan sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan, maka, makanan yang dihasilkan akan
sangat berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia. Karena proses dan cara mendapatkan
bahan kimia pengawet yang begitu mudah tidak heran apabila banyak dari industri kecil di
Indonesia tanpa segan-segan menggunakan pengawet berbahaya dalam produknya tanpa
suatu keahlian khusus untuk mencampurnya dengan makanan.
Suatu contoh adalah formalin dan borak. Formalin adalah larutan yang tidak berwana
dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 % formaldehid dalam
air. Biasanya ditambah metanol hingga 15 % sebagai pengawet. Barang ini biasa digunakan
sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan disinfektan untuk peralatan rumah sakit serta
untuk pengawet mayat. Boraks adalah senyawa berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau
dan stabil pada suhu tekanan normal. Kedua zat ini sebenarnya dilarang untuk digunakan
sebagai pengawet makanan. Karena sifat dari kedua zat ini sebenarnya sama yaitu,
membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri dehidrasi (kekurangan air),
sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk lapisan baru di permukaan. Artinya,
formalin tidak saja membunuh bakteri, tetapi juga membentuk lapisan baru yang melindungi
lapisan di bawahnya, supaya tahan terhadap serangan bakteri lain. Bila desinfektan lainnya
mendeaktifasikan serangan bakteri dengan cara membunuh dan tidak bereaksi dengan bahan
yang dilindungi, maka zat pengawet tersebut akan bereaksi secara kimiawi dan tetap ada di
dalam materi tersebut untuk melindungi dari serangan berikutnya. Melihat sifatnya, formalin
juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak terdapat di dalam tubuh manusia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
seperti pada lambung. Terlebih, bila formalin yang masuk ke tubuh itu memiliki dosis tinggi.
Masalahnya, sebagian bahan pengawet yang digunakan hanya untuk mengawetkan makanan,
dosis formalin yang digunakan pun akan rendah. Sehingga efek samping dari mengkonsumsi
makanan berformalin tidak akan dirasakan langsung oleh konsumen. Namun, dampak yang
dihasilkan akan sangat berbahaya apabila bahan pengawet tersebut tetap dikonsumsi oleh
konsumennya (http://www.disnakkeswan-lampung.go.id/ Mei, 2010).
Gejala yang ditimbulkan jika formalin tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut
terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, diare, kemungkinan terjadi perdarahan, sakit
perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu, juga
bisa menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat
dan ginjal(http://www.disnakkeswanlampung.go.id/ Mei, 2010).
Bahkan untuk bersentuhan dengan bahan pengawet tersebut dapat menyebabkan
iritasi pada kulit dan, reaksi alergi pada kulit. Permasalahan yang timbul dan menjadi
ketakutan yang besar pada masyarakat adalah makanan-makanan yang biasanya dicampur
formalin tersebut sangat beredar bebas di kalangan masyarakat dianataranya mie basah, tahu,
baso, ayam dan ikan serta beberapa hasil laut lainnya. Sehingga dalam jangka waktu yang
tidak bisa ditentukan makanan-makanan tersebut diam-diam akan meracuni masyarakat
beserta seluruh generasi mudanya, kemudian akan memperkecil masa produktif seseorang.
Sayangnya ancaman akan bahaya penggunaan zat pengawet pada makanan tersebut belum
disadari sepenuhnya oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan kampaye iklan layanan
masyarakat untuk menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut di atas maka dapat
disimpulkan bahwa yang menjadi pokok permasalahan adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
1. Bagaimana meyakinkan masyarakat tentang bahaya zat pengawet pada makanan?
2. Bagaimana merancang konsep kampanye yang efektif untuk mengkampanyekan bahaya
zat pengawet pada makanan?
3. Bagaimana memilih media yang efektif untuk mengkampanyekan bahaya zat pengawet
pada makanan?
C. Tujuan
Tujuan diadakan perancangan kampanye ini adalah :
1. Meyakinkan masyarakat tentang bahaya zat pengawet pada makanan.
2. Merancang konsep kampanye yang efektif untuk kampanye iklan layanan masyarakat
untuk menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan secara visual maupun
verbal.
3. Memilih media yang efektif untuk target audience kampanye iklan layanan masyarakat
untuk menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan.
D. Target Visual
Target Visual dari perancangan promosi ini adalah :
1. Media Lini Atas
1)
Iklan Surat Kabar
2)
X-banner
3)
Billboard
2. Media Lini Bawah
1) Poster
2) Spanduk
3) Pembatas buku
4) Kaos
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
5) Pin
6) Sticker
7) Tas
8) Mug
9) Kotak makan
10) Gantungan Kunci
E. Target Audience
1. Target Audience
1. Target Audience Primer:
a. Segmentasi Geografis
: Kota Surakarta
b. Segmentasi Demografis :
1) Jenis Kelamin
: Laki-laki dan perempuan
2) Usia
: 20-35 tahun
3) Tingkat pendidikan
: SMU keatas.
4) Status sosial
: Menengah ke atas
c. Segmentasi Psikografis
Masyarakat yang berpikir makanan yang mereka konsumsi setiap hari bebas dari
pengawet makanan berbahaya.
F. Pengumpulan Data
Dalam membantu keefektifan strategi kampanye dan perancangan media
sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka metode pengumpulan data yang akan digunakan oleh
penulis adalah metode Triangulsi Data :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
1. Wawancara
Mencari data dengan mewawancarai narasumber, yaitu Dinas Kesehatan Kota Surakarta
dan masyarakat Kota Surakarta.
2. Dokumentasi
Penulis menggali informasi dari literatur-literatur, baik cetak maupun elektronik, yang
memuat informasi tentang kampanye, periklanan, dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pengawet makanan berbahaya.
3. Observasi/lokasi
Mengamati proses komunikasi yang selama ini sudah dilakukan Dinas Kesehatan Kota
Surakarta untuk menanggulangi dan mencegah pengunaan zat pengawet berbahaya pada
makanan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Kampanye
Ada berbagai sebutan bagi istilah kampanye di seluruh dunia, berdasarkan
Grobier Webster International Directionary orang-orang Perancis menyebutnya
campagne, orang-orang Italia menyebutnya campagna, di Inggris disebut dengan
campain, dan orang-orang Belanda menyebutnya dengan campagne. Kemudian
dalam Bahasa Indonesia menjadi kampanye.(Santoso Sastro Poetra,1983:99)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kampanye dapat diartikan sebagai
gerakan atau tindakan serentak untuk melawan, mengadakan aksi.(Anton M.
Moelino, 1993:383)
Sesuai dengan Kamus Istilah Periklanan Indonesia arti kata kampanye
adalah rencana kegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan dan
dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal yang menunjukan peran satu atau berbagai
media (Nuradi, 1996:28).
Drs. Santoso Sastro Poetra menyimpulkan tentang pengertian kampanye
sebagai berikut Kampanye adalah suatu kegiatan yang memuncak dalam satu
jangka waktu tertentu dalam rangka mempengaruhi sesuatu pihak.(Santoso Sastro
Poetra,1983:100)
Rosady Ruslan dalam bukunya yang berjudul Kiat dan Strategi Kampanye
Public Relations, menyimpulkan bahwa kampanye terdiri dari;
1) aktifitas proses komunikasi kampanye untuk mempengaruhi khalayak
tertentu, 2) terdapat berbagai kegiatan untuk membujuk dan memotivasi khalayak
untuk berpatisipasi, 3) ingin menciptakan efek atau dampak tertentu seperti yang
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
direncanakan, 4) dilaksanakan dengan tema dan narasumber yang jelas, 5) dalam
waktu tertentu atau telah ditetapkan, dilaksanakan secara terorganisasi dan
terencana baik untuk kepentingan kedua belah pihak.
1. Jenis-jenis Kampanye
Banyak jenis kampanye yang telah dilakukan oleh pemerintah, perusahaan
swasta, dan organisasi lainnya, semua itu memilliki tujuan dan sasaran tertentu.
Menurut Carles U. Larson (dalam bukunya:
Persuation, Reception and
Responsibility. 1992.California: Wardsworth Publishing Co) yang dikutip oleh
Rusady Ruslan, membagi jenis-jenis kampanye kegiatan menjual produk,
kandidat dan ide atau gagasan perubahan sosial, yaitu sebagai berikut;
a. Product – Oriented Campaigns
Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan
dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran
produk yang baru.
Misalnya peluncuran provider-seluler Flexi-Telkom,
pergantian nama National ke Panasonic, perubahan logo baru BNI-46 dan
Bank Danamon dan sebagainya
b. Candidate – Oriented Campaigns
Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon (kandidat) untuk
kepentingan kampanye politik (political campaign), dan misalnya kampanye
pemilu, untuk kampanye caleg (calon legislative atau anggota DPR/MPR),
serta kampanye pilpres – capres dan cawapres (pemilihan calon presiden dan
wakil presiden) hingga jabatan public lainnya yang berupaya meraih
dukungan yang sebanyak-banyaknya dari masyarakat melalui kampanye
politik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
c. Ideological or Cause – Oriented Campaigns
Jenis kampanye ini memiliki tujuan bersifat khusus dan berdimensi
perubahan sosial (social change campaign), misalnya kegiatan kampanye
yang bersifat nonkomersial, anti HIV/AIDS, anti narkoba, program keluarga
berencana nasional (KBN), kampanye pelestarian lingkungan alam dan
hidup, dan lain sebagainya. (Rusady Ruslan,2005;25)
Perancangan
Kampanye
Iklan
Layanan
Masyarakat
untuk
Menyosialisasikan Bahaya Zat Pengawet Pada Makanan yang akan dilakukan ini
termasuk dalam jenis kampanye yang ketiga yaitu jenis Ideological Cause –
Oriented campaign karena kampanye yang akan dilakukan sifatnya sosial untuk
masyarakat.
2. Komunikasi Persuasif dalam Kampanye
Komunikasi dalam kampanye Bahaya Zat Pengawet Pada Makanan ini
bersifat informatif yaitu kampanye ini memberikan suatu pengertian, informasi,
atau pengetahuan tentang bahaya mengkonsumsi makanan berpengawet pada
manusia. Menurut Michael Pfau dan Roxanne Parrot “Campaign are incherently
persuasive communication activities” yang artinya dengan demikian aktivitas
kampanye tersebut selalu melekat dengan kegiatan komunikasi persuasif. (Rusady
Ruslan, 2005:26)
Lebih lanjut Rusady Ruslan, memberikan kesimpulan dari pengertian
kampanye melalui komunikasi persuasif “Bahwa tindakan persuasif yang pada
prinsipnya dalam proses komunikasi adalah bertujuan untuk mengubah atau ingin
memperteguhan sikap, pandangan, kepercayaan dan perilaku masyarakat secara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
sukarela sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh komunikatornya”
(Rusady Ruslan, 2005:27)
Dampak komunikasi yang dihasilkan dari proses kampanye adalah sebagai
berikut:
a. Dampak Kognitif : komunikan atau sasaran kampanye menjadi bertambah
pengetahuannya sehingga pola pikirnya berubah ke arah yang positif.
b. Dampak Afektif : komunikan tidak hanya bertambah pengetahuannya
tetapi juga bergerak hatinya atau tumbuh perasaan tertentu untuk bereaksi
secara positif untuk menanggapi pesan komunikasi
yang telah
disampaikan.
c. Dampak Behavioral : setelah komunikan bergerak hatinya, komunikan
mau melakukan suatu tindakan, perilaku, atau kegiatan sebagai tanggapan
dari proses komunikasi yang dilakukan dalam kampanye.
3. Proses Kampanye
Proses pembuatan dan pelaksanaan kampanye tidak berbeda dengan
memasarkan iklan biasa. Sebelum dibuat perlu dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Identifikasi masalah serta pemilihan kelompok sasaran.
b. Kelompok ini dianalisis kebutuhannya, suasana psikologis dan sosiologis
yang melingkupinya, bahasanya, jalan pikirannya, serta simbol-simbol
yang dekat dengannya.
c. Menentukan tujuan khusus kampanye tentang apa yang diharapkan dicapai
dalam kampanye tersebut. Tujuan menyangkut penambahan jumlah yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
dilayani klien sampai mengalami peningkatan kesadaran masyarakat
terhadap adanya organisasi atau program-program khususnya.
d. Menentukan tema kampanye. Tema kampanye adalah topik pokok yang
ingin dituju oleh kampanye. Suatu tema kampanye harus berpusat pada
topik atau dimensi program yang sangat penting bagi target audien.
Penelitian pasar sering digunakan untuk mengidentifikasi topik atau
dimensi ini.
e. Menentukan anggaran kampanye yang diperlukan untuk suatu kampanye
selama satu periode tertentu.
f. Perencanaan media yang meliputi tiga hal:
1) Identifikasi media yang ada dan tersedia.
2) Memilih media yang cocok dan dapat digunakan.
3) Menetukan waktu dan frekuensi penyiaran.
g. Menciptakan pesan-pesan kampanye. Komponen-komponen kampanye
yang meliputi headline, sub headline, body copy, art work, dan tanda atau
logo yang secara bersama-sama menarik dan memelihara perhatian
sasaran.
h. Menilai keberhasilan kampanye tersebut melalui serangkaian evaluasi.
Evaluasi dilakukan sebelum, selama, dan sesudah kampanye dilakukan.
( Rhenald Kasali,1992;206)
B. Tinjauan Iklan
Dalam buku yang berjudul Advertising karya Gene Reichert menulis
bahwa Webster mendefinisikan iklan sebagai setiap bentuk pemberitahuan kepada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
publik yang bertujuan memberi bantuan, secara langsung maupun tidak langsung,
dalam penjualan suatu komoditi, dalam keamanan pekerjaan dan sebagainya.
Kemudian Rosser Reeves, mendefinisikan iklan adalah seni untuk
memberikan pesan penjualan yang khas ke dalam benak kebanyakan orang
dengan kemungkinan biaya yang serendah-rendahnya. (1988;06)
Iklan atau dalam bahasa Inggris advertisment adalah suatu bentuk
komunikasi massa komersial yang dirancang untuk mempromosikan pemasaran
suatu produk atau jasa, maupun pesan dari suatu lembaga atau orang.
Pemanfaatan iklan secara besar-besaran baru muncul sejak abad 20-an. Menurut
Kamus Istilah Periklanan Indonesia arti kata iklan adalah pesan komunikasi di
media yang pemasangannya dilakukan atas pembayaran.(Anton M. Moelino,
1993:383)
Beberapa fungsi periklanan antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan Informasi
Melalui iklan dapat menceritakan lebih banyak tentang informasi dari
suatu produk yang ditawarkan, apapun yang memiliki kegunaan bagi
konsumen. Digunakan untuk memberitahu konsumen tentang penyediaan
produk tertentu dan pada lokasi tertentu pula.
2. Membujuk atau mempengaruhi
Iklan yang bersifat membujuk terutama pada pembeli potensial dengan
selalu mengatakan bahwa produknya adalah lebih baik daripada produk
lain. Iklan ini lebih tepat dipasang pada media televisi atau majalah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
3. Menciptakan Kesan
Dari sebuah Iklan yang dipasang pada media manapun memiliki kesan
tertentu bagi konsumen mengenai apayang diiklankan. Pihak pemasangan
iklan selalu berusaha menampakkan kesan yang sebaik-baiknya.
4. Memuaskan keinginan
Sebelum calon konsumen memutuskan untuk menetapkan pilihan produk,
kadang-kadang mereka ingin diberitahu terlebih dahulu sehingga mereka
mengharapkan pembelian itu memuaskan.
5. Merupakan Alat Komunikasi
Periklanan merupakan suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah
antara penjual dan pembeli. Komunikasi akan menunjukkan cara yang
paling efisien untuk mengadakan pertukaran sehingga dapat memenuhi
keinginan kedua belah pihak.
Sedangkan sesuai dengan isi pesan dari sebuah iklan, iklan terbagi menjadi
dua. Commercial advertisement (iklan niaga) dan public service advertisement
(iklan layanan masyarakat).
Dalam Kamus Istilah Periklanan Indonesia Commercial advertisement
(iklan niaga) diartikan sebagai iklan-iklan yang mempromosikan barang, jasa,
atau tuangan ide untuk sebuah usaha dengan harapan dapat meraih keuntungan.
Public service advertisement (iklan layanan masyarakat) adalah jenis
periklanan yang dilakukan oleh suatu organisasi komersial maupun nonkomersial
(sering juga oleh pemerintah) untuk mencapai tujuan sosial atau sosio-ekonomis
(terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
Dalam buku Irama Visual terbitan Jalasutra Program Studi Disain
Komunikasi Visual FSR ISI Jogjakarta tahun 2007, iklan layanan masyarakat
merupakan iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang dimaksud untuk
membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus
dihadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keserasian dan kehidupan umum.
Menurut Ad Council, suatu dewan periklanan di Amerika Serikat yang
mempelopori
Public service advertisement (iklan Layanan Masyarakat),
menyatakan bahwa iklan layanan masyarakat memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Non komersial
b. Tidak bersifat keagamaan
c. Non politik
d. Berwawasan nasional
e. Diperuntukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima
masyarakat
f. Dapat diiklankan
Memiliki dampak kepentingan tinggi sehingga patut mendapat
dukungan media lokal maupun nasional (Rhenald Kasali, 1992 : 202).
Selain itu iklan layanan masyarakat biasanya didefinisikan sebagai iklan
yang melayani ketertarikan atau keinginan masyarakat. Tujuan dari iklan ini
adalah mendidik dan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap masalah sosial yang
signifikan, di mana menyampaikan pesan moral kepada masyarakat untuk
memberi peringatan, menyadarkan atau bahkan mengubah kebiasaan buruk untuk
menciptakan lingkungan kehidupan yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
C. Tinjauan Komunikasi
Dalam perancangan iklan layanan masyarakat tidak lepas dari apa yang
disebut sebagai komunikasi. Perkataan komunikasi berasal dari bahasa Latin
communicatio, yang menurut Kamus Latin-Indonesia karya Drs. K. Prent C.M.,
DRs. J. Adisubrata, dan W.J.S. Poerwadarminta, berarti pemberitahuan. Perkataan
communicatio tersebut bersumber pada kata communis yang berarti sama. Yang
dimaksudkan dengan sama di sini adalah sama arti atau sama makna. Suatu
pemberitahuan akan membuat seorang menjadi tahu jika terdapat kesamaan arti
antara dia dengan orang yang memberitahu.
Dalam buku Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis menulis
bahwa Bernard Berelson dan Gary A. Stainer dalam karyanya, Human Behavior,
mendefinisikan komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keterampilan, dan sebagainya, dengan mengunakan lambang-lambang, kata-kata,
gambar bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaianlah yang
biasanya dinamakan komunikasi.(Bernard Berelson dan Gary A, 1986;62)
Gerald A. Miller dalam karyanya, berjudul On Definding Comunication:
Another Stab, menyatakan sebagai berikut. Pada pokoknya komunikasi
mengandung situasi keperilakuan sebagai minat sentral, di mana seseorang
sebagai sumber menyampaikan suatu pesan kepada seorang atau sejumlah
penerima yang secara sadar bertujuan mempengaruhi perilakunya. (Gerald A.
Miller, 1966)
Sebenarnya pendapat Miller yang dipublikasikan dalam Journal of
Comunication terbitan tahun 1966 tersebut adalah modifikasi dari pernyataan Carl
I Hovland, yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses di mana seorang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
komunikator menyampaikan perangsang biasanya lambang bahasa untuk
mengubah prilaku orang lain atau komunikan.
Dalam hal ini tampak perlunya pengetahuan komunikator tentang frame of
reference dan field of experience dari komunikannya, agar dapat diadakannya
bidang pertemuan sehingga tercapailah overlapping of interest pada komunikan
dengan komunikator. Inilah persuasi dalam arti semurni-murninya, yaitu dengan
menggunakan informasi tentang situasi phsycologist dan sosiologis serta
kebudayaan dari komunikan untuk mempengaruhinya dan mencapai perwujudan
dari apa yang diinginkan oleh message. Tanpa pengetahuan situasi demikian,
maka pesan dan kegiatan komunikasi akan berhasil sedikit atau sama sekali akan
gagal (Phil Astrid S. Susanto, 1974 : 17).
Sasaran bagi komunikasi dalam periklanan adalah menetapkan apa yang
harus dilakukan oleh program iklan dengan caranya sendiri. Itu biasanya berupa
dampak tertentu pada khalayak yang dipilih menjadi sasaran iklan seperti :
1. Menumbuhkan kesadaran
2. Menimbulkan permintaan
3. Menumbuhkan pendapat yang sesuai
Salah satu proses komunikasi paling popular dalam dunia periklanan
adalah proses komunikasi dengan menggunakan model AIDCA suatu model
proses komunikasi yang dikembangkan pada sekitar dasawarsa 1920-an, yaitu :
1. Perhatian (Attention)
Yaitu suatu iklan dengan segala bentuk kreatifitasnya harus mampu
menarik perhatian bagi khalayak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
2. Minat (Interest)
Setelah mendapatkan perhatian dari calon konsumen, maka bagaimana
agar mereka berminat dan ingin tahu lebih lanjut.
3. Keinginan (Desire)
Iklan tersebut harus dapat menggerakkan keinginan calon konsumen
untuk menggunakan dan menikmati produk yang diinginkan.
4. Rasa Percaya (Conviction)
Untuk menimbulkan rasa percaya pada diri konsumen, maka suatu
iklan dapat didukung oleh suatu kegiatan pembuktian.
5. Tindakan (Action)
Tahap ini merupakan upaya terakhir untuk membujuk calon konsumen
agar sesegera mungkin melakukan tindakan yang diharapkan (Rhenald
Kasali, 1996 : 53).
D. Tinjauan Desain
Desain secara mendasar adalah usaha sadar manusia menampilkan penataan
secara bermakna. Arti menurut kamus Indonesia-Inggris kata design berarti
potongan, model, pola, mode, tujuan dan rencana (John M. Echols,1975;177).
Sedangkan design dalam kamus Webster berarti gagasan awal, rancangan,
perencanaan, pola, susunan, rencana, proyek, hasil yang tepat, produksi, memuat,
mencipta, menyiapkan, menyusun, meningkatkan, pikiran, maksud, dan kejelasan.
Sehingga dapat dilihat bahwa garis pemikiran kamus Webster jauh lebih lengkap
dibandingkan dengan Echols. Desain menurut pandangan dunia modern tidak bisa
lepas dari dunia gagas (ide) manusia, yaitu unsur rasio ( logika, akal, perhitungan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
metode, dan obyektif) dan unsur rasa (kreasi, intuisi, selera, nilai-nilai, dan
keindahan).
Design atau desain, rancangan merupakan elemen visual yang di
kembangkan dengan dalih tertentu dan diolah sesuai dengan pengiklanan dan
pengemasan. Pengertian lainnya desain merupakan usaha deskripsi gagasan
mengenai bentuk , rupa, ukuran, warna, dan tata letak beserta unsur-unsurnya
yang
membentuk
wajah
suatu
benda
(Kamus
Istilah
Periklanan
Indonesia,1996:52).
Dilihat dari pengertiannya kegiatan ini telah dilakukan sejak manusia
purba, artinya manusia purba memerlukan piranti untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, sehingga mereka telah terlibat dalam kegiatan mendesain. Dalam
perkembangannya desain mengalami perubahan definisi dan pengertiannya. Hal
ini dikarenakan pola pikir, filsafat yang terus berkembang di dalam masyarakat.
Diawali dengan pemikiran sistematis dengan landasan pemikiran ilmiah (sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan), lalu diwujudkan dengan gambar, dibuat
modelnya kemudian dievaluasi, setelah dipandang baik baru diproduksi. Dunia
desain terus mengalami perkembangan seperti arsitektur, teknik mesin,
infrastruktur, dan seni rupa. Dalam kesenirupaan bidang desain terbagi lagi
menjadi desain interior, desain grafis, desain tekstil dan desain produk. Seperti
bidang desain yang lain desain komunikasi visual mempunyai patokan atau
prinsip dalam menciptakan desainnya. Prinsip ini digunakan agar desain yang
diciptakan mencapai totalitas estetika, ergonomi, efektifitas dan efisien.
Prinsip dasar desain yang digunakan untuk menciptakan sebuah desain
adalah sebagai berikut ;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
1. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan, yaitu nilai timbang yang sama beratnya. Adalah mendasar
sekali bahwa suatu komposisi desain harus menampilkan keseimbangan
unsur-unsur pembentukannya.
Ada tiga jenis keseimbangan dalam desain:
a. Keseimbangan simetris; keseimbangan ini dicapai dengan membalikan
bentuk dengan batas poros tertentu, seperti manusia, hewan, kapal
terbang, mobil dan lain sebagainya. Komponen desain seakan di
cerminkan pada garis sumbu khayal. Keseimbangan ini memiliki kesan
statis, agung, formal, tenang, tradisional atau kuno bahkan terkadang
terkesan membosankan.
b. Keseimbangan asimetris; keseimbangan ini terwujud dengan pengaturan
bentuk yang berbeda besar, warna, beratnya dalam kedudukan yang
berlawanan. Keseimbangan ini terkesan dinamis, riang, modern,
informal menarik dan berani.
c. Keseimbangan radial, dalam keseimbangan ini arah perhatian akan
terarah pada bagian tengah, kesan yang ditampilkan seperti ada
pancaran dari tengah lingkaran, mudah ditangkap mata karena seakan
diarahkan fokus ke titik pusat lingkaran.
Apapun jenis keseimbangan yang digunakan, desain yang diciptakan
diharapkan menjadi komposisi yang utuh.
2. Irama (Rhythm)
Irama yaitu pengulangan unsur-unsur desain pembentukannya. Irama
dibentuk dengan menempatkan unsur pembentukannya secara berkesinambungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
dan berselang seling, sehingga kesan yang timbul merupakan kesan gerak yang
harmonis dan teratur. Ada beberapa jenis pengulangan dalam irama ini ;
a. Reguler adalah pengulangan komponen grafis dengan jarak dan bentuk
yang sama. Biasa dipakai dalam desain border atau bingkai, ubin lantai,
kertas kado dan motif fashion.
b. Mengalir (flowing) adalah pengulangan bentuk seakan menciptakan
kesan bergerak, dinamis, dan mengalir. Pengulangan ini biasa
digunakan untuk animasi.
c. Progresif / Gradual adalah pegulangan yang terdapat peralihan antar
stepnya, sehingga menimbulkan kesan berproses sedikit demi sedikit.
Dalam animasi disebut morphing. Sebagai contoh gambar kotak
berubah menjadi lingkaran secara bertahap, gradasi warna dan lainnya.
3. Proporsi dan Skala
Proporsi atau sering disebut perbandingan adalah suatu acuan yang
digunakan dalam merancang, meliputi masalah panjang-pendek, besar-kecil,
berat-ringan untuk mencapai suatu kesatuan bentuk yang utuh.
Hal ini berkenaan dengan jenis ukuran huruf yang digunakan untuk
lebarnya desain; makin lebar desain (atau ukuran) makin besar ukuran huruf yang
harus digunakan, dan demikian pula sebaliknya. Suatu komposisi desain yang
memiliki ruang yang sempit (kecil) memerlukan jenis huruf yang lebih kecil pula,
tetapi suatu media yang lebar (besar) memerlukan jenis huruf yang lebih besar.
Jika terjadi perubahan proporsi sering terlihat distorsi. Sedangkan Skala adalah
perubahan ukuran tanpa perubahan perbandingan ukuran panjang, lebar atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
tinggi. Melalui pengaturan proporsi dan skala, suatu desain akan terkesan luas,
jauh, sempit atau dekat.
4. Fokus (pusat perhatian)
Merupakan suatu pandangan yang terarahkan kepada sesuatu titik yang
terpusat, fokus tidak selamanya berada di tengah. Ada beberapa jenis fokus atau
pusat perhatian dalam pembuatan suatu desain:
a. Hirarki
Tidak semua komponen grafis sama pentingnya, audien harus
fokuskan atau diarahkan pada satu titik. Ada beberapa tahap fokus,
mulai dari yang terpenting (dominant), pendukung (sub-dominant)
dan pelengkap (sub-ordinat).
1) Dominant adalah objek yang paling ,menonjol dan paling
menarik.
2) Sub-dominant adalah objek yang mendukung penampilan dari
objek dominant.
3) Sub-ordinat adalah objek yang kurang menonjol bahkan
tertindih oleh objek dominant dan sub-dominant, sebagai
contohnya adalah background.
b. Kontras
Kontras adalah penekanan karena adanya perbedaan drastis atau
konflik pada komponen desain. Sebagai contohnya kontras warna
hitam dan warna putih, kontras garis tebal dan tipis, kontras huruf
yang berukuran besar dan kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
5. Kesatuan
Kesatuan /Unity, yaitu keutuhan suatu komposisi yang terdiri dari berbagai
unsur yang berbeda. Kesatuan dalam komposisi merupakan hal yang penting
dalam desain, tidak ada unsur yang tidak berguna, tidak ada unsur yang saling
mengganggu, tidak kurang dan tidak lebih, saling melengkapi, tidak cacat dan
sempurna.
Semua bagian suatu komposisi desain harus menyatu guna membentuk
keseluruhan desain. Kesatuan bagian komposisi ini dapat dikacaukan oleh suatu
batasan yang mengganggu, terlalu banyak jenis huruf yang berbeda dan
berlawanan, warna yang distribusikan berlawanan dengan sembarangan, unsurunsur yang kurang proporsional, atau komposisi yang semarak dengan bagianbagian yang membingungkan. Untuk mendapatkan desain yang utuh, bisa dipakai
pendekatan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Kedekatan dan penutup (closure)
Objek-objek saling didekatkan
sehingga
membentuk sebuah
kesatuan, yang dapat menjadi daya tarik bagi orang yang melihatnya
b) Kesinambungan (continuity)
Dengan gambar yang berkesinambungan,dan terarah, mata audien
akan bisa diarahkan pada objek tertentu. Dengan perspektif dan garis
bantu yang akan membantu untuk mengarahkan mata menuju objek
lain.
c) Kesamaan (similarity) dan Konsisten (consistency)
Objek dengan bentuk, ukuran, proporsi, warna yang sama cenderung
terlihat sebagai sebuah kesatuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
d) Perataan (alignment)
Seperti dalam tulisan dalam mengetik, sebuah desain juga bisa dibuat
dengan rata kanan, rata kiri, atau rata tengah (center). Hal ini akan
memberi kesan desain yang rapi dan mudah dibaca. (Hendi
Hendratman,2006:37)
Dalam sebuah desain yang paling penting adalah bagaimana desain itu
bisa menarik perhatian dari audien sehingga audien mengerti pesan yang
disampaikan dari desain tersebut. Penerapan prinsip-prinsip desain seperti yang
telah disampikan di atas, dapat membantu dalam membuat sebuah desain yang
menarik. Tetapi dalam perkembangannya sekarang ada suatu pendekatan lain
yang bisa dipakai dalam mendesain yaitu pendekatan ‘melewati batas atau
menabrak batas’. Agar sebuah desain menarik perhatian, sebuah desain sengaja
dibuat bertabrakan, berpotongan pada batas yang ada. (Hendi Hendratman,
2006:38)
E. Tinjauan Media
Dalam Kamus Istilah Periklanan Indonesia menyatakan media iklan adalah
sarana komunikasi massa yang menyediakan beberapa bentuk periklanan.
Misalnya penerbitan pers, televisi, radio, dan media lain. Selain itu juga sarana
lain yang dirancang khusus untuk tujuan periklanan. Misalnya pos langsung
(direct mail), pameran, penempelan poster, katalog, dan publikasi tercetak
lainnya.
Media adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan pengiklan
kepada konsumen dalam bentuk cetak maupun audio visual. Media yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
dipersiapkan melalui proses perencanaan dan pertimbangan media yang dinilai
paling efektif. Pemilihan media mengikuti tiga unsur utama :
1.
Mengidentifikasikan media yang paling baik di dalam pencapaian
khalayak sasaran.
2.
Memanfaatkan keberadaan mereka semaksimal mungkin.
3.
Memastikan agar anggaran yang dialokasikan mendatangkan
keuntungan yang paling besar dan dinilai paling tinggi.
Pemilihan media ini akan bergantung pada produknya dan kebutuhan
iklan. Sehingga untuk media iklan yang paling efektif kita memerlukan media
yang memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: 1) mampu mencapai target
selengkap mungkin,2) mampu menyampaikan pesan sejelas-jelasnya, 3) mampu
menyampaikan pesan secara ekonomis dalam batas-batas anggaran yang
dimungkinkan, 4) mampu berkomunikasi dalam suasana yang cocok antara
produk dan khalayaknya. (AD Farbey, 1997 : 41).
F. Tinjauan Makanan
Masyarakat Indonesia dewasa ini cukup berkembang pesat dalam hampir
semua aspeknya, terutama persaingan dalam hal produk makanan, ternyata
disertai pula dengan banyaknya anggota masyarakat yang masih berada di dalam
kondisi di mana cukup banyak yang belum mengetahui, mengerti, dan memahami
dengan baik makanan yang anak-anak konsumsi setiap hari, karena anak-anak
adalah sumber daya manusia baru yang nantinya akan banyak berpengaruh bagi
Indonesia. Maka sangatlah penting untuk menghindarkan anak-anak dari zat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
adictif
berbahaya dalam makanan termasuk didalamnya adalah pengawet
makanan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia makanan diartikan sebagai segala
sesuatu yang boleh dimakan seperti penganan, lauk pauk, kue. Atau segala bahan
yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau mengganti
jaringan tubuh , memberi tenaga, atau mengatur semua proses dalam tubuh.
Tapi dalam perkembangannya banyak penjual jajanan anak yang
menggunakan zat berbahaya pada makanan yang mereka jual sebagai contoh:
1.
Penggunaan pewarna tekstil untuk mewarnai makanan yang dijual
agar terlihat makin menarik.
2.
Penggunaan pemanis buatan berbahaya.
3.
Penggunaan berbagai bahan pengawet berbahaya pada makanan agar
makanan dapat bertahan lama tanpa mengalami pembusukan
sebelum terjual kepada konsumen.
Menurut pakar gizi dari RS Internasional Bintaro Banten, secara garis
besar zat pengawet dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. GRAS (Generally Recognized as Safe) yang umumnya bersifat alami,
sehingga aman dan tidak berefek racun sama sekali.
2. ADI
(Acceptable Daily Intake), yang selalu ditetapkan batas
penggunaan hariannya
(daily intake) guna melindungi kesehatan
konsumen.
3. Zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi, atau berbahaya
seperti boraks, dan formalin. Formalin, misalnya, bisa menyebabkan
kanker paru-paru serta gangguan pada alat pencernaan dan jantung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Sedangkan penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dapat
menyebabkan
gangguan
pada
otak,
hati,
dan
kulit
(http://kimia.upi.edu/ Mei, 2010).
Beberapa contoh zat pengawet yang yang berbahaya dan tidak boleh
digunakan pada makanan serta akibatnya bagi kesehatan apabila termakan atau
masuk ke dalam tubuh.
1. Formalin
Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau
sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Penggunaan formalin
sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, pembasmi serangga
dan digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis. Formalin tidak boleh digunakan
sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada makanan
dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya
adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan
mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta gejala lainnya.
Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan:
a. Jika terhirup, akan timbul rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan ,
sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit, kulit akan kemerahan, gatal, dan terbakar
c. Jika terkena mata, mata akan terlihat kemerahan, terasa gatal, mata
berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
d. Jika tertelan, akan terasa mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala,
pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit
membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
2. Boraks
Boraks adalah serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut
dalam alkohol. Boraks sering digunakan sebagai pengawet kayu, anti septik kayu
dan pengontrol kecoa. Bahaya boraks terhadap kesehatan karena sifat boraks
dapat diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lendir. Untuk penggunaan
yang berulang-ulang boraks dapat menimbulkan berbagai dampak bagi kesehatan
sebagai berikut:
a. Tanda dan gejala akut yang disebabkan mengkonsumsi boraks adalah
muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP(Susunan
Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis yang disebabkan mengkonsumsi boraks
diantaranya nafsu makan menurun, gangguan pencernaan, gangguan
SSP : bingung dan bodoh, anemia, rambut rontok dan kanker.
Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan
sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Bakso
yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari
kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung
boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang
mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, akan
menimbulkan tekstur yang bagus dan renyah (http://www.disnakkeswanlampung.go.id/ Mei, 2010).
Formalin dan boraks kerap digunakan pada mie, bakso, pempek, yang
pada awalnya sering digunakan sebagai pengawet untuk mayat. Bahan pengawet
lain yang juga sering digunakan antara lain sulfite. Semacam bahan pengawet
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
yang biasa digunakan untuk potongan kentang goreng atau udang beku.
Sedangkan nitrit, umumnya banyak digunakan untuk mengawetkan daging olahan
seperti sosis dan kornet dalam kaleng serta untuk mengawetkan keju.
Selain itu, ada pula benzoat yang banyak digunakan untuk memberikan rasa awet
pada minuman ringan, saus, kecap, sari buah, dan makanan lainnya. Ada pula
propionat yang banyak digunakan sebagai pengawet untuk roti dan keju olahan.
Umumnya, bahan pengawet yang terkandung di dalam makanan ini akan
membunuh atau
menghambat pertumbuhan
mikroba
spesifik dan bisa
menghambat germinasi spora mikroba, yang mengakibatkan terhambatnya
transportasi zat gizi untuk kehidupan sel mikroba serta menghambat kerja enzim
di dalam sel (http://community.um.ac.id/ Mei, 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
IDENTIFIKASI DATA
A. Identifikasi Objek Perancangan
Demi mewujudkan visi Kota Surakarta: Terwujudnya Kota Surakarta
sebagai kota budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan,
pariwisata dan olahraga. Serta mewujudkan misi Kota Surakarta seperti di bawah
ini: (1) Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat
dalam semua bidang pembangunan, serta perekatan kehidupan bermasyarakat
dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada nilai-nilai “Sala Kota
Budaya”. (2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan dalam penguasaaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni guna mewujudkamn inovasi dan integritas masyarakat madani yang
berlandasakan Ketuhanan yang Maha Esa. (3) Mengembangkan seluruh kekuatan
Ekonomi Daerah sebagai pemacu tumbuh dan bertkembangnya ekonomi rakyat
yang berdaya saing tinggi, serta mendayagunakan potensi pariwisata dan
teknologi terapan yang ramah lingkungan. (4) Membudayakan peran dan fungsi
hukum, pelaksanaan Hak Azasi Manusia dan Demokratisasi bagi seluruh elemen
masyarakat utamanya para penyelenggara pemerintahan.
Maka diperlukan adanya struktur organisasi kelembagaan yang lebih
menguasai dan spesifik di setiap bidangnya. Struktur organisasi Pemerintah Kota
Surakarta terdiri dari 4 Badan, 15 Dinas, 8 Kantor, 4 Bagian dan 5 kecamatan.
Salah satunya adalah Dinas kesehatan Kota Surakarta akar instansi kedinasan
yang menangani masalah kesehatan yang ada di Kota Surakarta.
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
1.
Profil Dinas Kesehatan Kota Surakarta
Dinas kesehatan adalah salah satu instansi pemerintah yang khusus
menangani bidang kesehatan. Kantor dinas Kesehatan Surakarta beralamat di
Jalan Jendral Sudirman No.2 Surakarta, Telp (0271) 642020.
Dasar pembentukan Dinas Kesehatan Kota Surakarta:
a.
Peraturan daerah Nomor 6 Tahun 2001 entang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Perangat Daerah Kota Surakarta.
b.
Keputusan Walikota Surakarta Nomor 17 Tahun 2001 Tentang
Pedoman dan Uraiaan Tugas Dinas Kesehatan Surakarta.
2.
Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta
a.
Visi Dinas Kesehatan Kota Surakarta
“Terwujudnya Budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Mutu
Pelayanan menuju SOLO SEHAT 2010”
b.
Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
2. Memberikan kontribusi nyata dalam pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Merata dan terjangkau.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungan
3. Struktur Organisasi
Dinas Kesehatan Kota Surakarta sangatlah memperhatikan struktur
pengorganisasian di berbagai bidang. Struktur organisasi tesebut sangatlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
penting untuk menjalankan suatu organisasi agar dapat berjalan dengan
baik dan lancar. Adapun struktur organisasi beserta tugas-tugas dari Dinas
Kesehatan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
4.
Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta
a.
Tugas pokok Dinas Kesehatan Kota Surakarta adalah:
Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
b.
Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta
1) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan
pelaporan.
2) Pengawasan dan pengendalian kefarmasian, makanan, minuman,
dan obat tradisional.
3) Pencegahan dan pemberantasan penyakit.
4) Peningkatan kesehatan masyarakat dan peran serta masyarakat
5) Peningkatan kesehatan ibu dan gizi keluarga
6) Pengelolaan Unit Pelakasana Teknik Dinas (UPTPD)
5.
Strategi Komunikasi
Dalam berbagai tugas dan fungsi dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta
yang tertulis di atas, salah satunya adalah mengawasi dan mengendalikan
kefarmasian, makanan, minuman, dan obat tradisional. Lalu bagaimana Strategi
pemasaran yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta untuk
mengatasi zat pengawet makan berbahaya yang selama ini beredar di Kota
Surakarta, meliputi beberapa kegiatan.
Sesuai dengan visi Dinas Kesehatan Kota Surakarta “Terwujudnya Budaya
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Mutu Pelayanan menuju SOLO SEHAT
2010”, Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga turut serta menyosilisasikan bahaya
mengkonsumsi makanan berpengawet pada masyarakat kota Surakarta. Dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
kegiatan tersebut Dinas Kesehatan Kota Surakarta telah melakukan berbagai
penanggulangan zat pengawet berbahaya pada makanan, melalui komunikasi yang
dilakukan kepada masyarakat:
a. Penanggulangan Melalui Komunikasi Verbal.
Cara penanggulangan melalui komunikasi verbal ini lebih bersifat
mengarah langsung kepada individu yang terlibat langsung pada produsen
makanan ataupun konsumen makanan di Kota Surakarta. Seperti contoh:
1) Dinas Kesehatan Surakarta pernah memberikan penjelasan kepada
seluruh produsen makanan kecil di Kota Surakarta tentang penggunaan
bahan pengawet makanan yang benar.
2) Dinas Kesehatan Surakarta melakukan penyuluhan langsung kepada
penjual kaki lima pedagang di pasar-pasar tradisional tentang yang
pengawet berbahaya dan pewarna berbahaya pada makanan di Kota
Surakarta serta menarik dari pasaran makanan yang dinilai tidak layak
dikonsumsi.
3) Dinas Kesehatan Surakarta pernah mengadakan siaran baik di radio
maupun stasiun TV lokal di Kota Surakarta tentang bahaya pengawet
berbahaya dan pewarna berbahaya pada makanan.
b. Penanggulangan Melalui Komunikasi Visual.
Cara penanggulangan melalui komunikasi visual ini lebih bersifat
mengarah pada komunikasi yang dilakukan untuk memberikan pendidikan
pada masyarakat luas di Kota Surakarta untuk menghindari makanan
berpengawet berbahaya suatu contoh:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
1) Memasang poster di berbagai instansi kesehatan, pendidikan, dan
public area di Kota Surakarta tentang bahaya makan berpengawet.
2) Memberikan leaflet kepada masyarakat Kota Surakarta tentang bahaya
makan berpengawet.
Selain penanggulangan zat pengawet makanan berbahaya pada makanan
yang dilakukan melalui komunikasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga
melakukan penanggulangan yang bersifat peraturan. Peraturan tersebut ditujukan
kepada setiap produsen makanan yang memproduksi makanan harus menyertakan
kode Depkes RI, sebagai tanda bahwa makanan yang diproduksi sebelum
dipasarkan telah mendapat izin oleh Departement Kesehatan Republik Indonesia
sebagai makanan yang aman untuk dikonsumsi manusia.
Gambar 1 Dokumentasi foto Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang sedang melakukan
penyuluhan tentang bahan pengawet makanan kepada penjual jajanan tahun 2010.
(Sumber: Arsip dokumentasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Gambar 2 Dokumentasi foto Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang sedang melakukan
penyuluhan tentang bahan pengawet makanan kepada penjual jajanan tahun 2010.
(Sumber: Arsip dokumentasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta)
B. Komparasi (Pembanding)
Sebagai pembanding dalam penyelenggaraan kampanye bahaya zat
pengawet pada makanan, penulis memilih Kota Semarang dan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Baik Kota Semarang, Kota Yogyakarta maupun, Kota Surakarta
memiliki kebudayaan, tingkat kemajuan yang hampir sama dan, ketiganya masih
dalam satu lingkup pulau yang sama.
1. Dinas Kesehatan Kota Semarang
Dinas Kesehatan Kota Semarang memiliki visi : Terwujudnya masyarakat
kota metropolitan yang sehat didukung dengan profesionalisme dan kinerja yang
tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan misi yang diemban oleh
seluruh jajaran petugas Dinas Kesehatan Kota Semarang di masing-masing
jenjang administarsi pemerintahan, yaitu :
a. Memberi perlindungan kesehatan.
b. Memberi pelayanan kesehatan paripurna yang terbaik kepada seluruh
lapisan masyarakat agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.
c. Melibatkan peran serta masyarakat melalui upaya di bidang kesehatan
dengan cara efektif dan efisien.
Sesuai dengan visi dan misi Dinas Kesehatan Kota Semarang seperti di
atas. Dinas Kesehatan Kota Semarang juga berfungsi sama seperti Dinas
kesehatan Kota Surakarta yaitu berperan aktif menanggulangi beredarnya
makanan berpengawet berbahaya di pasaran. Dengan cara yang hampir sama pula
dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarata, Dinas Kesehatan Kota semarang juga
melakukan penyuluhan kepada produsen dan penjual makanan di Kota Semarang,
menarik makanan-makanan yang tidak aman untuk dikonsumsi masyarakat dari
pasaran, serta merancang leaflet sebagai sarana pendidikan kepada masyarakat
Kota Semarang. Namun hal yang menjadi kelebihan bagi Dinas Kesehatan Kota
Semarang, Dinas Kesehatan Kota Semarang sudah benar-benar mengaktifkan
sarana web dengan cara memberikan contact email yang dapat digunakan
masyarakat untuk mengajukan pertanyaan kepada Dinas Kesehatan Kota
Semarang apabila memiliki pertanyaan tentang kesehatan maupun pertanyaan
tentang Dinas Kesehatan Kota Semarang sendiri, dan pertanyaan tersebut akan
dijawab oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam jangka waktu 1 hari. Selain
itu Dinas Kesehatan Kota Semarang juga telah memiliki grup dalam facebook
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
yang menjaring lebih banyak orang untuk lebih sadar dengan anjuran-anjuran
tentang kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang. Grup
Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam facebook itu juga melampirkan link web
Dinas Kesehatan Kota Semarang secara tidak langsung Dinas Kesehatan Kota
Semarang telah mempromosikan web-nya melalui grup di Facebook.
Gambar 3 Leafleat yang pernah di buat oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2009.
(Sumber: http://www.disnakkeswan-semarang.go.id/ Mei 2010)
2. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dinas Kesehatan DIY sebagai unsur pelaksana Pemerintahan Daerah di
bidang kesehatan, untuk dapat bekerja dengan baik telah mencanagkan Visi dan
Misi yang dituangkan dalam Rencana strategi adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Visi Dinas Kesehatan DIY adalah mewujudkan institusi yang mendukung
terwujudnya masyarakat sehat.
Adapun misi dari Dinas Kesehatan DIY adalah:
a. Mewujudkan peningkatan pelayanan rumah tangga instansi dan
kualitas sumber daya kesehatan dalam mendukung tugas bidang
kesehatan.
b. Mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Dengan visi dan misi yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan DIY, Dinas
Kesehatan DIY telah berperan aktif menanggulangi zat pengawet makanan
berbahaya yang beredar di kawasan yogyakarta dan sekitarnya. Dengan cara
operasi pasar, menarik makanan yang tidak aman untuk dikonsumsi masyarakat
serta, memberikan penyuluhan pada pedagang dan produsen makanan tentang
bahaya zat pengawet pada makanan.
Namun berdasarkan observasi yang sudah dilakukan penulis, belum
pernah ada kampanye iklan layanan masyarakat yang mengangkat bahaya zat
pengawet pada makanan dalam skala besar di kabupaten manapun kotamadya di
Indonesia. Menurut anggapan penulis, kampanye yang akan dirancang oleh
penulis merupakan suatu inovasi dalam mengkampanyekan bahaya zat pengawet
pada makanan. Kampanye ini nantinya diharapkan juga bisa diikuti oleh kota-kota
lain di Indonesia, sehingga dapat memberikan berbagai pendidikan pada
masyarakat Indonesia tentang bahaya zat pengawet pada makanan. Dengan begitu
masyarakat akan dapat menjaga setiap makanan yang mereka konsumsi serta
dapat menciptakan generasi Indonesia yang lebih unggul dan bermutu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
C. Analisis SWOT
Dalam perancangan kampanye menyosialisasikan bahaya zat pengawet
pada makanan ini diperlukan sebuah langkah yang disebut dengan analisa SWOT.
Analisa ini mempunyai fungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi berbagai hal
secara
sistematis
agar
dapat
merumuskan
strategi
dalam
suatu
instansi/perusahaan/lembaga. Analisa ini didasarkan pada hal-hal yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities). Namun di satu
sisi lain juga dapat meminimalkan segi kelemahan (weakness) dan ancaman
(threats). Keempat faktor tersebut dapat mempengaruhi proses pengambilan
keputusan dan selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan
kebijaksanaan suatu lembaga maupun perusahaan. Berikut ini adalah analisis
SWOT:
1. Kekuatan (strength)
Kampanye menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan di Kota
Surakarta sangat perlu untuk dilakukan karena kampanye ini akan
membantu memperbaiki kualitas kesehatan sebagian besar masyarakat
Indonesia melalui makanan mereka.
2. Kelemahan (weakness)
Kelemahan dari kampanye menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada
makanan adalah belum pernah membuat kampanye yang efektif kepada
masyarakat kota Surakarta. Serta keadaan bangsa Indonesia yang sedang
mengalami berbagai permasalahan salah satu masalah yang terbesar adalah
kemiskinan maka seluruh warga Indonesia seakan menganggap remeh
permasalahan yang timbul karena zat pengawet pada makanan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
3. Kesempatan (opportunity)
Kurangnya perhatian dan penanganan dari pemerintah tentang bahaya zat
pengawet
pada
makanan,
diharapkan
setelah muncul
kampanye
menyosilisasikan bahaya zat pengawet pada makanan di Kota Surakarta
ini. Akan menjadi suatu hal yang baru dan menjadi pusat perhatian bagi
banyak orang di seluruh Indonesia.
4. Ancaman (threat)
Kampanye iklan layanan masyarakat menyosilisasikan bahaya zat
pengawet pada makanan yang akan dilakukan akan kurang mendapat
perhatian
dari
kebanyakan
masyarakat.
Khalayak
akan
lebih
memperhatikan berbagai masalah yang dianggap lebih besar dan penting
yang ada di Indonesia sekarang ini, dari sekedar bahaya zat pengawet pada
makanan. Masyarakat juga akan mengalami kesulitan memilih makanan
yang aman dari zat pengawet berbahaya di pasaran untuk dikonsumsi.
Selain itu, munculnya beberapa produsen makanan yang menginginkan
keuntungan penjualan yang banyak apabila menggunakan pengawet
makanan berbahaya sebab harganya lebih murah.
Jika dibandingkan dengan Kota Semarang sebagai komparasi dalam suatu
tabel sebagai berikut:
SWOT
Kota Surakarta
Keunggulan  Kampanye
(Strength)
Kota Semarang
Daerah Istimewa
Yogyakarta
 Kampanye
 Kampanye
menyosilisasikan
menyosilisasikan bahaya
menyosilisasikan
bahaya zat pengawet
zat pengawet pada makanan
bahaya zat pengawet
pada makanan
mempunyai manfaat
pada
mempunyai manfaat
penting bagi kualitas hidup
mempunyai
penting bagi kualitas
masyarakat Indonesia.
penting bagi kualitas
hidup masyarakat
Indonesia.
 Sebagian
besar
masyarakat telah sadar
perkembangan teknologi.
commit to user
hidup
Indonesia.
makanan
manfaat
masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Kelemahan  Belum pernah membuat
 Rendahnya
kampanye yang efektif
masyarakat
kepada masyarakat.
kesehatan makanan yang
yang efektif kepada
mereka konsumsi.
masyarakat.
(Weakness)
 Rendahnya
kesadaran
masyarakat
tentang
kesehatan
kesadaran  Belum
tentang
makanan
pemerintah
membuat
kampanye
 Rendahnya kesadaran
masyarakat
yang mereka konsumsi.
 Baik
pernah
tentang
kesehatan
makanan
yang
dan
mereka
konsumsi.
masyarakat menganggap
 Baik pemerintah dan
remeh masalah ini.
masyarakat
menganggap
remeh
masalah ini.
Kesempata  Jarangnya
n
(Opportunit
y)
kampanye
tentang
bahaya
zat
 Masyarakat
semarang  Seperti
masyarakat
adalah tipe masyarakat
semarang, masyarakat
pengawet makanan yang
perkotaan
yang
yogyakarta
dilakukan,
berpandangan
lebih
tipe
membuat
kampanye ini menjadi
suatu pusat perhatian.
 Setiap
orang
terbuka.
 Setiap orang akan merasa
akan
merasa penting untuk
penting untuk menjaga
masyarakat
perkotaan
yang
berpandangan
lebih
terbuka.
 Setiap
kesehatannya.
menjaga kesehatannya.
adalah
orang
akan
merasa penting untuk
menjaga
kesehatannya.
Ancaman
 Masyarakat
(Threat)
mengalami
akan
 Masyarakat
kesulitan
mengalami
akan  Masyarakat
kesulitan
akan
mengalami kesulitan
mencari makanan yang
mencari makanan yang
mencari
terbebas
terbebas
yang terbebas dari zat
dari
zat
dari
zat
makanan
pengawet berbahaya di
pengawet berbahaya di
pengawet
pasaran.
pasaran.
di pasaran.
 Produsen makanan yang
menginginkan
keuntungan
banyak
yang
apabila
 Produsen makanan yang  Produsen
menginginkan
yang
keuntungan yang banyak
keuntungan
apabila
banyak
menggunakan
commit to user
berbahaya
makanan
menginginkan
yang
apabila
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
menggunakan pengawet
pengawet
makanan
berbahaya sebab harganya
pengawet
makanan
lebih murah.
berbahaya
sebab
sebab
berbahaya
harganya lebih
makanan
murah.
menggunakan
harganya lebih murah.
D. Positioning
“Positioning dapat diartikan proses atau upaya untuk menempatkan suatu
produk, merek, perusahaan, individu atau apa saja dalam alam pikiran mereka
yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya” (Rhenald Kasali,1997;157).
Dengan kata lain dengan adanya positioning, positioning harus dapat
menempatkan suatu produk/jasa pada pikiran calon konsumen sesuai dengan
keinginan komunikator.
Intisari pemikiran positioning menerima persepsi sebagai realitas dan
kemudian merestrukrisasi persepsi-persepsi tersebut untuk menciptakan posisi
yang diinginkan. Atau akan lebih mudah untuk disebut dari luar ke dalam.
Untuk kampanye menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan di
Kota Surakarta ini diposisikan sebagai: Penyelamatan masyarakat Indonesia
dari zat pengawet berbahaya pada makanan yang tidak mereka sadari.
Sehingga dari kampanye ini masyarakat Indonesia akan menjadi Bangsa yang
sehat dan berkualitas.
E. Unique Selling Preposition (USP)
Kampanye menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan
memiliki keunikan yaitu ketika Indonesia sedang mengalami berbagai masalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
besar yang timbul dan sebagian besar masyarakatnya tidak begitu memperdulikan
kesehatan ataupun apa yang mereka makan setiap hari. Kemudian kampanye ini
muncul memberikan pengetahuan, kesadaran dan mengajak target audience untuk
peduli terhadap apa yang mereka konsumsi dan menghindari makanan yang
mengandung zat pengawet berbahaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
KONSEP KREATIF DAN PERANCANGAN MEDIA
Metode Perancangan
A.
Perencanaan dapat diartikan dengan proses pembuatan dari merancang/mendesain
yaitu menciptakan bentuk, yang mengandung kaidah, rasa nilai artistik, dari wujud
termaksud. Perencanaan untuk Kampanye Iklan Layanan Masyarakat Anti Makanan
Berpengawet Berbahaya di Kota Surakarta akan mencakup berbagai media kampanye
karena kampanye ini belum banyak diadakan secara efektif. Dalam perencanaan Kampanye
Iklan Layanan Masyarakat Anti Makanan Berpengawet Berbahaya di Kota Surakarta ini
harus diperhatikan tentang positioning, target market dan target audience-nya. Perencanaan
kampanye ini dengan memperhitungkan segi jangkauan, frekuensi, serta dampak yang akan
ditimbulkan.
B.
Konsep Kreatif
Konsep kreatif dapat diartikan sebagai terjemahan dari berbagai macam informasi
mengenai tujuan khalayak sasaran, berbagai strategi pemasaran. Konsep kreatif meliputi
gaya desain dan karakteristik visual. Pembuatan desain untuk kampanye ini harus
mempunyai gaya desain yang sesuai dengan khalayak, serta harus bisa benar-benar dapat
mempengaruhi masyarakat untuk bertindak dan mendukung kampanye yang dilakukan
sesuai dengan positioning yang diinginkan, dalam hal ini adalah kampanye Iklan Layanan
Masyarakat Anti Makanan Berpengawet Berbahaya di Kota Surakarta. Kampanye semacam
ini memang belum pernah dilaksanakan, jadi ini merupakan salah satu masalah yang harus
dipecahkan dalam kampanye ini dengan penggunaan gaya desain serta karakteristik visual
commit to dalam
user kampanye ini dibuat sederhana
yang sesuai. Gaya desain yang akan digunakan
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
dengan menonjolkan tema yang diangkat. Warna yang digunakan dalam desain tidak terlalu
banyak namun terlihat selaras serta pemilihan warna yang benar-benar mendukung tema.
Typography yang digunakan adalah jenis typography yang memberi kesan tegas namun
mudah dibaca agar khalayak dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan. Untuk head
line dibuat lebih mencolok dibandingkan dengan sub head line dan body copy. Ilustrasi yang
digunakan adalah berupa perpaduan gambar photografi dan diolah dengan teknik digital
imaging yang digunakan untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Dalam
penyampain pesan pada kampanye Iklan Layanan Masyarakat Anti Makanan Berpengawet
Berbahaya di Kota Surakarta ini menggunakan strategi visual verbal dan strategi visual non
verbal.
1. Strategi Visual Verbal
Dalam strategi visual verbal harus memiliki unsur judul (headline), sub judul (sub
headline tagline), teks (bodycopy), dan slogan. Headline merupakan kekuatan utama dari
iklan yang ingin disampaikan, karena dengan judul (headline) yang menarik maka akan
menarik perhatian para khalayak sehingga pesan yang ingin disampaikan akan lebih
mudah masuk dalam benak khalayak.
Dengan mengangkat headline BAHAN PENGAWET MAKANAN DAPAT
MEMBUNUHMU, Sebagai pesan verbal judul diharapkan dapat memunculkan
ketertarikan pembaca sehingga akan mempermudah untuk memahami pesan serta
mempermudah untuk menerjemahkan bahasa visual yang ditampilkan dalam iklan.
Untuk mendukung judul, maka diperlukan bodycopy yang berguna untuk
menjelaskan judul (headline) sehingga dapat menyampaikan pesan yang sesuai. Dalam
bodycopy, berisi informasi, sindiran, ajakan serta solusi pemecahannya. Ada beberapa
commit
to user
faktor yang mendukung dalam membuat
bodycopy
agar tepat sasaran, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
a. Ungkapan secara langsung dan tidak bertele-tele.
b. Menggunakan kata-kata yang spesifik, berdasarkan fakta, namun penuh
semangat dan mudah diingat.
c. Memberikan saran dan petunjuk bagi pembaca
d. Menggunakan kata-kata yang bisa dipahami oleh target audience
Diharapkan dengan penyusunan bodycopy yang tepat dapat menembak psikososial khalayak yaitu lewat emosinya (aspek afektif), tingkat intelektualnya (aspek
kognitif), serta
kebiasaan serta kemauan untuk bertindak (aspek visional), sehingga
pesan yang disampaikan dapat mencapai positioning yang diinginkan.
2. Strategi Visual non Verbal
Yang termasuk dalam Strategi visual non verbal adalah sebagai berikut:
a. Ilustrasi
Dalam sebuah iklan, ilustrasi berfungsi untuk memperjelas atau menerangkan
pesan yang sekaligus sebagai daya tarik bagi audience. Ilustrasi juga dapat mendukung
pesan agar lebih bisa masuk ke dalam benak khalayak. Perencanaan ilustrasi harus dapat
menarik perhatian, merangsang minat untuk membaca keseluruhan pesan, menjelaskan suatu
pernyataan atau keadaan, menciptakan suasana khas, mendramatisir pesan, mendukung
judul iklan serta keseluruhan sehingga
untuk
berkesan unik
dan mengesankan
pembaca
selalu diingat. Ilustrasi yang digunakan dalam Iklan Layanan Masyarakat Anti
Makanan Berpengawet Berbahaya ini lebih terpengaruh dari gaya modern, yaitu dengan
gambar yang sederhana dan lebih mengutamakan penyampaian pesan yang
ingin
disampaikan namun masih tetap memberi kesan mendramatisir sebuah kejadian sehingga,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
audience akan memperhatikan iklan tersebut kemudian mencermati pesan yang disampaikan
dalam Iklan Layanan Masyarakat Anti Makanan Berpengawet Berbahaya ini. Selain itu,
Ilustrasi dalam Iklan Layanan Masyarakat Anti Makanan Berpengawet Berbahaya ini juga
berfungsi sebagai penjelas sekaligus unsur estetika yang terangkai dalam sebuah layout
desain serta merupakan unsur yang dapat menambah daya tarik pada sebuah tampilan iklan.
Ilustrasi perancangan Iklan Layanan Masyarakat Anti Makanan Berpengawet Berbahaya
lebih menonjolkan segi photografi yang baik serta dipadukan dengan unsur digital imaging
sehingga ilustrasi yang dihasilkan akan sangat sesuai dengan yang diinginkan. Selain dengan
gambar digital imaging iklan Layanan Masyarakat Anti Makanan Berpengawet Berbahaya ini
juga menggunakan cara berkomunikasi pada khalayak dengan menggunakan slogan yang
berdiri sendiri tanpa ilustrasi dalam beberapa media nya. “Lebih enak makanan yang dibuat
dengan cinta dari pada bahan pengawet berbahaya” slogan ini yang digunakan dalam
beberapa media iklan, dengan maksud. Target audience dari kampanye tersebut adalah anak
muda yang sekarang ini kebanyakan dari mereka adalah kelompok masyarakat yang tidak
ingin digurui dalam proses komunikasinya. Maka, slogan yang bersifat santai, tidak
mengurui, namun masih memiliki pesan komunikasi yang yang jelas untuk disampaikan.
Diharapkan dapat berhasil mengkomunikasikan pesan Iklan Layanan Masyarakat Anti
Makanan Berpengawet Berbahaya ini kepada khalayak.
b. Typography
Typography adalah kajian ilmu yang mempelajari macam-macam bentuk dan jenis
huruf. Setiap bentuk dan jenis huruf mencerminkan suatu sikap, pembawaan, atau
karakteristik yang berbeda. Selain sebagai alat baca tulis, dalam dunia desain komunikasi
visual, pemilihan huruf yang tepat dapat mendukung pesan yang ingin disampaikan agar
lebih berarti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
Untuk mendesain teks, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, antara lain
adalah pesan, target sasaran, format, bentuk huruf, dan elemen visual lainnya yang dapat
berupa foto, ilustrasi, grafik, dan lainnya.
Pada headline menggunakan kalimat seruan atau ajakan, yang dimaksudkan untuk
menggugah kesadaran para pembaca agar mereka menyadari bahwa pentingnya menghindari
makanan berpengawet berbahaya. Untuk bagian sub headline berguna untuk memperjelas
dari judul (headline) agar para pembaca tidak salah informasi tentang pesan yang ingin
disampaikan. Untuk headline dan sub headline menggunakan jenis typography yang
mempunyai kesan unik dan dapat menarik perhatian namun terkesan lugas dan tegas.
Sedangkan untuk bodycopy berisi atau menginformasikan pentingnya menghindari makanan
berpengawet berbahaya bagi kesehatan manusia. Sedangkan typography untuk bodycopy
menggunakan jenis huruf yang mampu mengungkapkan hal-hal secara lugas dan tegas, serta
merupakan jenis huruf yang mudah dibaca dan dimengerti. Dalam perancangan desain untuk
kampanye ini dipilih jenis huruf yang dianggap dapat mencerminkan perhatian, ketegasan,
serta pengetahuan untuk mengkampanyekan Iklan Layanan Masyarakat Anti Makanan
Berpengawet Berbahaya di Kota Surakarta ini.
Jenis Tipografi yang dipilih seperti:
a) Arial
Tipografi arial digunakan karena arial sendiri bersifat tegas, jelas dan sesuai
dengan Tipografi yang digunakan dalam logo Dinas Kesehatan. Dengan demikian
dirasa Tipografi arial akan sangat cocok digunakan dalam Iklan Layanan
Masyarakat Anti Makanan Berpengawet Berbahaya di Kota Surakarta ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
b) Lucida Calligraphy
Lucida Calligraphy digunakan sebagai alternatif tipografi dalam Iklan Layanan
Masyarakat Anti Makanan Berpengawet Berbahaya di Kota Surakarta karena,
Lucida Calligraphy memiliki sifat yang kekeluargaan, bersahabat dan sesuai
dengan pesan yang ingin disampaikan dalam kampanye Iklan Layanan
Masyarakat Anti Makanan Berpengawet Berbahaya di Kota Surakarta.
c. Warna
Warna adalah pelengkap dari suatu bentuk serta merupakan salah satu unsur dalam
menambah daya tarik visual. Warna merupakan unsur yang penting karena warna merupakan
bahasa komunikasi tersendiri yang disampaikan melalui penglihatan. Permainan warna dapat
menentukan menarik atau tidaknya suatu iklan. Apalagi bila permainan atau penggunaan
warna dalam suatu iklan dapat menimbulkan kesan unik dan enak dipandang, karena setiap
individu memiliki reaksi yang berbeda terhadap warna.
Warna adalah bahasa visual yang sangat efektif untuk menyampaikan kesan, arti,
melukiskan keadaan dan maksud dari sebuah pesan. Warna merupakan pelengkap dari suatu
bentuk sebagai salah satu unsur dalam menambah daya tarik visual.
Menurut para ahli, peranan warna yang paling utama ialah kemampuannya untuk
mempengaruhi dan merangsang mata manusia sehingga menimbulkan getaran-getaran
elektromagnetik yang dapat membangkitkan emosi pemirsanya.
Warna mempunyai fungsi yang paling penting dan merupakan unsur yang pokok
dalam seni rupa, diantaranya adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
1)
Menarik Perhatian
2)
Memperoleh suasana sesuai dengan pesan yang dibuat
3)
Untuk menambah/menimbulkan suasanan meriah
4)
Membantu membangkitkan perasaan tertentu
Pada proses perancangan Iklan Layanan Masyarakat Anti Makanan Berpengawet
Berbahaya di Kota Surakarta ini. warna yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.
Warna Hijau
Hijau biasanya di gunakan untuk memberikan efek segar, bersih, muda dan sehat. Di
dalam desain, bisa menggunakan warna hijau sebagai aksen karena sifatnya yang
segar dan sesuai dengan karakter warna dari dinas kesehatan. Sehingga cocok
digunakan untuk memperkuat dan mencuri perhatian pada kampanye Iklan Layanan
Masyarakat Bahaya Makanan Berpengawet di Kota Surakarta.
b. Warna Putih
Warna Putih melambangkan perasaan yang dalam. Warna ini mempunyai karakter
tentang kebersihan, ketenangan, kemurnian, dapat menerima segala masukan, perasa,
cerdas dan juga sangat sesuai dengan karakter warna dari Dinas Kesehatan. Sehingga
cocok untuk digunakan dalam kampanye Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Makanan
Berpengawet di Kota Surakarta.
c. Warna Coklat
Warna Coklat melambangkan sesuatu yang lama. Berfungsi memberi kesan lama dan
menyedihkan untuk memperdalam pesan yang ingin disampaikan lewat gambargambar digital imaging dalam
kampanye Iklan Layanan Masyarakat Bahaya
Makanan Berpengawet di Kota Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
C : 86, M : 18, Y : 100, K : 4
C : 0, M : 0, Y : 0, K : 0
C : 29, M : 43, Y : 71, K : 5
d. Layout atau Tata Letak
Layout adalah menyusun atau mengatur bidang-bidang pada desain grafis untuk
memperoleh komposisi yang tepat serta mempunyai daya persuasi yang tinggi. Penempatan
ilustrasi, typografi baik penempatan maupun ukurannya ditentukan oleh layout. Layout,
merupakan fondasi dalam karya desian grafis.
Layout adalah menyusun atau mengatur bidang – bidang dalam sebuah design grafis
untuk memperoleh komposisi tepat, serta sesuai dengan sasaran. Layout adalah fondasi dalam
sebuah desain. Dalam kampanye ini yang digunakan adalah jenis Jumble layout yaitu
komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.Contoh tampilan jumble
layout:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
C.
Media
Pemilihan Media dan Media Placement
adalah
wahana
untuk
menyampaikan
pesan
periklanan.
Untuk
menyampaikan komunikasi dalam suatu kampanye dibutuhkan beberapa media yang
bentuknya bermacam-macam. Dalam hal ini, media periklanan dibagi menjadi dua kelompok
:
1) Media lini atas (above the line media)
Yaitu dengan media elektronik (tv,radio) media cetak (surat kabar, majalah)
dan media luar ruang (papan reklame)
2) Media lini bawah (below the line media)
Dengan kalender agenda, souvenir,dan lain-lain.
Sebelum kita menentukan media yang akan digunakan untuk kampanye ini
terlebih dahulu kita harus mengetahui karakteristik dari khalayak yang akan dituju. Selain itu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
juga perlu dipertimbangkan efektifitas media kampanye yang digunakan agar tepat sasaran,
namun tanpa mengesampingkan faktor biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan kampanye
tersebut. Untuk itulah dalam kampanye ini digunakan media-media kampanye sebagai
berikut:
1. Media Lini Atas
a. Iklan Koran
Target audience surat kabar lebih luas dari pada majalah yang lebih tersegmentasi.
Selain itu surat kabar sirkulasinya lebih cepat yaitu terbit setiap hari, majalah kadang
mingguan, bulanan, dua bulanan atau lebih. Artinya surat kabar bersifat sebagai media
yang lebih massal. Sifat aktualitas berita dalam surat kabar juga lebih tinggi dari pada
media cetak lainnya. Kejadian yang terjadi malam ini mungkin besok paginya sudah
termuat di surat kabar (Surianto Rustan, 2009:134).
Media Placement : Solopos
b. X-Banner
X-Banner menjadi media kampanye yang membantu memperjelas maksud dan tujuan
dari kampanye.
Media Placement :
Di pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan kantor-kantor kedinasan di Kota
Surakarta.
c. Billboard
Billboard merupakan media yang efektif karena ukurannya yang besar dan terdapat di
tepi jalan. Karena billboard bersifat massal, sehingga setiap orang dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
memperhatikan pesan dan informasi yang disampaikan dalam kampanye ini walaupun
dalam jarak yang jauh.
Media Placement :
Tempat- tempat billboard yang strategis di ruas Jalan Slamet Riyadi dan jalan-jalan
masuk Kota Surakarta.
2. Media Lini Bawah
a. Poster
Poster memiliki fungsi sebagai media penyampai informasi, digunakan untuk
mempromosikan sesuatu, propaganda, kampanye sosial, dan lain-lain. Elemennya
sangat bervariasi, namun biasanya ada elemen utama (visual maupun teks), dan
mandatories. Ukuran poster yang besar dengan sendirinya memberi keleluasaan yang
besar kepada desainer dan karena ukuran itu pula poster bisa sangat menarik perhatian
bila didesain dengan strategi kreatif dan komunikasi baik (Surianto Rustan,
2009:108).
Dalam kampanye ini, poster akan dipasang secara di beberapa wilayah di Kota
Surakarta dan ditempatkan di tempat yang tepat serta mempunyai fungsi
menyampaikan pesan bahaya zat pengawet pada makanan kepada target yang
diinginkan.
Media Placement :
Pasar tradisonal, toko-toko makanan, swalayan, sekolah, papan pengumuman
kampung, posyandu, puskesmas, dan terminal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
b. Spanduk
Spanduk biasanya berisi tulisan yang menyampaikan sebuah pesan yang dipasang di
luar ruang atau tempat-tempat strategis. Spanduk merupakan media kampanye yang
efektif karena bersifat massal, sehingga setiap orang akan memperhatikan pesan dan
informasi yang disampaikan.
Media Placement:
Tempat-tempat pemasangan spanduk yang strategis di pasar dan kantor-kantor
pemerintahan.
c. Pembatas Buku
Pembatas buku dapat dijadikan media yang di pergunakan dalam kampanye yang bisa
berfungsi mengingatkan khalayak setiap saat ketika mereka hendak membaca buku.
Karena biasanya pembatas buku akan bertahan lama.
d. Kaos
Kaos dalam kampanye ini sangat efektif karena dapat dilihat dan dibaca oleh siapa
saja, serta akan lebih efektif jika ditunjang dengan desain yang menarik dan unik.
Kaos pada saat aktivasi digunakan oleh orang yang sering bersinggungan dengan
target audience.
e. Pin
Pin digunakan sebagai media kampanye yang efektif, karna penempatannya sangat
fleksibel dan dapat berfungsi juga sebagai aksesoris.
f. Sticker
Sticker adalah media praktis untuk berkampanye karena peletakannya yang bisa di
tempelkan dimana saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
g. Tas
Tas merupakan salah satu media kampanye yang dapat di pakai oleh siapa saja dan
memuat pesan-pesan singkat atau slogan dari suatu kampanye apabila di gunakan
sebagai media promosi.
h. Mug
Mug digunakan sebagai merchandise yang selalu dapat mengingatkan orang sebelum
minum agar lebih teliti lagi untuk mengamati makanannya apakah benar-benar
terbebas dari bahan pengawet makanan berbahaya.
i. Kotak Makan
Kotak makan digunakan sebagai media promosi yang selalu dapat mengingatkan
orang sebelum makan dan orang disekelilingnya agar lebih teliti lagi untuk
mengamati makanannya apakah benar-benar terbebas dari bahan pengawet makanan
berbahaya.
j. Gantungan Kunci
Gantungan Kunci digunakan sebagai media promosi yang sifatnya mengingatkan
setiap orang yang melihat untuk lebih teliti mengkonsumsi makanan.
D. Prediksi Biaya
Aspek terpenting dari kampanye Bahaya Zat Pengawet pada Makanan di Kota Surakarta yang
akan dilaksanakan adalah, prediksi biaya. Prediksi biaya yang akan di keluarkan untuk
kebutuhan kampanye maupun anggaran yang telah di tetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota
Surakarata dan BPOM, agar tidak melebihi kemampuan dana yang dimiliki atau yang telah
dianggarkan, namun tetap mempertimbangkan efektifitas dari kampanye yang akan
dilaksanakan. Anggaran yang telah diprediksi adalah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
No.
1. Iklan Koran
Ukuran
Jumlah
Biaya
4 Kolom
Selama 2 minggu 2 kali
Rp. 2.000.000
tayang per minggu
2. X Banner
60x160 cm
5 buah
Rp.
3. Billboard
6x4 m
3
Rp. 25.000.000
4.Poster
A3
500 lbr
Rp.
5.Spanduk
100x400 cm
5 buah
Rp. 1.250.000
6. Kaos
all size
50 buah
Rp. 1.500.000
58 mm
300 buah
Rp. 1.000.000
8.Sticker
7x7 cm
500 lbr
Rp.
9. Tas
41x34 cm
100 buah
Rp. 1.000.000
10. Mug
18,5cm x 8cm
100 buah
Rp. 1.200.000
11. Pembatas
5 x 15 cm
500 buah
Rp.
15x21 cm
50 buah
Rp. 1.500.000
58 mm
300 buah
Rp. 1.000.000
7.
Pin
400.000
800.000
100.000
400.000
Buku
12. Kotak
Makan
13. Gantungan
Kunci
Jumlah
Rp. 37.150.000
Sumber : 1. CIRCLE 2. EVERGREEN 3. TATV 4. SOLOPOS
Tanggal : 10 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
VISUALISASI KARYA
1. Iklan Surat Kabar
Surat kabar yang dipilih adalah SOLOPOS
Spesifikasi Iklan Surat Kabar :
a. Ukuran
: 200 mm x 170 mm
b. Bahan
: Newsprint Paper
c. Bentuk
: Vertikal
d. Headline
: “Bahan pengawet makanan akan membunuhmu,”
e. Sub Headline
: disaat hidupmu bahagia bersama keluarga
f. Typhography
: Arial
g. Grafis Pengikat
: Logo Dinas Kesehatan, Ilustrasi Gambar
h. Warna
: Separasi CMYK (full color)
i.
Visualisasi Disain : Adobe Photoshop CS2
j.
Realisasi
: Cetak Offset
k. Rubrik
: Ekonomi-Bisnis
l.
: Sabtu dan Minggu selama 2 minggu 6-7 & 13-14 Maret 2010
Waktu Tayang
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
2. X-Banner
Spesifikasi Banner :
a. Ukuran
: 60 x 160 cm
b. Bahan
: MMT
c. Bentuk
: Vertikal
d. Headline
: “Bahan pengawet makanan akan membunuhmu,”
e. Sub Headline
: disaat hidupmu bahagia bersama keluarga
f. Typhography
: Arial
g. Grafis Pengikat
: Logo Dinas Kesehatan, Ilustrasi Gambar
h. Warna
: Separasi CMYK (full color)
i.
Visualisasi Disain : Adobe Photoshop CS2
j.
Realisasi
k. Jumlah
: Cetak Offset
: 5 Buah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
3. Billboard
Spesifikasi Map :
a. Ukuran
: 400 x 600 Cm
b. Bahan
: MMT
c. Bentuk
: Horisontal
a. Headline
: “Bahan pengawet makanan akan membunuhmu,”
d. Sub Headline
: disaat hidupmu bahagia bersama keluarga.
e. Typhography
: Arial
f. Grafis Pengikat
: Logo Dinas Kesehatan, Ilustrasi Gambar
g. Warna
: Separasi CMYK (full color)
h. Visualisasi Disain : Adobe Photoshop CS2
i.
Realisasi
: Cetak Offset
j.
Jumlah
: 3 Buah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
4. Poster
Spesifikasi Poster :
b. Ukuran
: A3 (29,7 cm x 42 cm)
c.
Bahan
: kertas Glossy Art Paper 120 gr
d.
Bentuk
: Vertikal
e.
Headline
: “Bahan pengawet makanan akan membunuhmu,”
f.
Sub Headline
: disaat hidupmu bahagia bersama keluarga
g.
Typhography
: Arial
h. Grafis Pengikat
: Logo Dinas Kesehatan, Ilustrasi Gambar dan dominasi warna
hijau dan putih
i.
Warna
j.
Visualisasi Disain : Adobe Photoshop CS2
k. Realisasi
: Separasi CMYK (full color)
: Cetak Offset
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
5. Spanduk
Spesifikasi spanduk :
1) Ukuran
: 100 cm x 300 cm
2) Bahan
: MMT
3) Bentuk
: Horizontal
4) Headline
: “Bahan pengawet makanan akan membunuhmu,”
5) Sub Headline
: disaat hidupmu bahagia bersama keluarga.
6) Typhografi
: Arial
7) Grafis Pengikat
: Logo Dinas Kesehatan, Ilustrasi Gambar
8) Warna
: Separasi CMYK (full color)
9) Visualisasi Disain
: Adobe Photoshop CS2
10) Realisasi
: Cetak Offset
Jumlah
: 5 Buah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
6. Pembatas Buku
Spesifikasi pembatas buku :
a. Ukuran
: 5 x 15 cm
b. Bahan
: Kertas BC
c. Bentuk
: Vertikal
d. Headline
: “Bahan pengawet makanan akan membunuhmu,”
e. Typhography
: Arial, Lucida Calligraphy
l.
: Logo Dinas Kesehatan, Ilustrasi Gambar dan dominasi warna
Grafis Pengikat
hijau dan putih
f. Warna
: Separasi CMYK (full color)
g. Visualisasi Disain : Adobe Photoshop CS2, Corel Draw X3
h. Realisasi
Jumlah
: Cetak Offset, bolak-balik
: 500 lembarcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
7. T-shirt atau kaos
Spesifikasi Kaos :
a. Ukuran
: All Size.
b. Bahan
: Kain Kaos Katun
c. Bentuk
: Vertikal
d. Headline
: “Lebih enak makanan yang dibuat dengan cinta, daripada
bahan pengawet berbahaya”
e. Typhografi
: Lucida Calligraphy
f. Grafis Pengikat
: Ilustrasi Gambar, Text, dominasi warna
hijau dan putih
g. Visualisasi Disain : Corel Draw X3
h. Realisasi
: Sablon
i.
: 50 Buah
Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
8. Pin
Spesifikasi Pin :
a. Ukuran
: 58 Mm
b. Bahan
: Alumunium
c. Bentuk
: Lingkaran
d. Headline
: “Lebih enak makanan yang dibuat dengan cinta, daripada
bahan pengawet berbahaya”
e. Typhografi
: Lucida Calligraphy
f. Grafis Pengikat
: Ilustrasi Gambar, Text, dominasi warna
hijau dan putih
g. Visualisasi Disain : Corel Draw X3
h. Realisasi
: Sablon
i.
: 300 Buah
Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
9. Sticker
Spesifikasi Sticker :
a. Ukuran
: 9x10 cm
b. Bahan
: GRAFTAK
c. Bentuk
: Vertikal
d. Headline
: “Lebih enak makanan yang dibuat dengan cinta, daripada
bahan pengawet berbahaya”
e. Typhography
: Lucida Calligraphy
f. Grafis Pengikat
: Dominasi warna hijau dan putih
g. Visualisasi Disain : Corel Draw X3
h. Realisasi
: Sablon
i.
: 500 lembar
Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
10. Tas
Spesifikasi Tas :
a. Ukuran
: 41 x 34 cm
b. Bahan
: Kain Blaco
c. Bentuk
: Vertikal
d. Headline
: “Lebih enak makanan yang dibuat dengan cinta, daripada
bahan pengawet berbahaya”
e. Typhografi
: Lucida Calligraphy
f. Grafis Pengikat
: Ilustrasi Gambar, Text, dominasi warna
hijau dan putih
g. Visualisasi Disain : Corel Draw X3
h. Realisasi
: Sablon
i.
: 100 Buah.
Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
11. Mug
Spesifikasi Mug :
a. Ukuran
: 18,5 x 8cm
b. Bahan
: Keramik
c. Bentuk
: Vertikal
j.
: “Lebih enak makanan yang dibuat dengan cinta, daripada
Headline
bahan pengawet berbahaya”
d. Typhografi
: Lucida Calligraphy
k. Grafis Pengikat
: Ilustrasi Gambar, Text, dominasi warna
hijau dan putih
e. Visualisasi Disain : Corel Draw X3
f. Realisasi
: Cetak Offset
g. Jumlah
: 100 buah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
12. Kotak Makan
Spesifikasi Kotak Makan :
a. Ukuran
: 15x21 cm
b. Bahan
: Plastik melamim
c. Bentuk
: Horisontal
l.
: “Lebih enak makanan yang dibuat dengan cinta, daripada
Headline
bahan pengawet berbahaya”
d. Typhografi
: Lucida Calligraphy
m. Grafis Pengikat
: Ilustrasi Gambar, Text, dominasi warna
hijau dan putih
e. Visualisasi Disain : Corel Draw X3
f. Realisasi
: Cetak Offset
g. Jumlah
: 50 buah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
13. Gantungan kunci
Spesifikasi Gantungan Kunci :
a. Ukuran
: 58 Mm
b. Bahan
: Alumunium
c. Bentuk
: Lingkaran
d. Headline
: “Lebih enak makanan yang dibuat dengan cinta, daripada
bahan pengawet berbahaya”
e. Typhografi
: Lucida Calligraphy
f. Grafis Pengikat
: Ilustrasi Gambar, Text, dominasi warna
hijau dan putih
g. Visualisasi Disain : Corel Draw X3
h. Realisasi
: Sablon
i.
: 300 Buah
Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam merancang desain untuk kegiatan kampanye di perlukan sebuah konsep
dan strategi yang tepat tergantung pada target audience yang dituju. Untuk itu di perlukan
rancangan desain yang menarik dan dapat memotivasi masyarakat pada umumnya untuk
ikut mensukseskan gerakan anti makanan berpengawet berbahaya di Kota Surakarta.
Melalui media yang atraktif di harapkan informasi yang akan di sampaikan dalam
kampanye menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan di Kota Surakarta ini
dapat diterima dengan lebih mudah, mengingat minimnya tingkat kepedulian masyarakat
terhadap makanan yang kerap kali mereka konsumsi. Kampanye ini diharapkan mendapat
respon yang berkelanjutan, sehingga sehingga akan banyak masyarakat yang selalu
mengkonsumsi makanan sehat. Kampanye dianggap sukses apabila pemerintah dan
masyarakat ikut berperan serta dalam pelaksanaan program kampanye ini. Sehingga usia
produktif masyarakat dapat meningkat dan dapat membangun Indonesia untuk lebih baik
lagi.
B. Saran
Keberhasilan suatu kampanye akan tercapai apabila semua lapisan masyarakat
mulai mengambil bagian untuk ikut berperan serta dalam kampanye menyosialisasikan
bahaya zat pengawet pada makanan di Kota Surakarta mulai dari sekarang. Selain itu
pemerintah dan lembaga-lembaga yang
terkait
dengan masalah sosial dan kesehatan
commit
to user
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
harus terjun langsung ke masyarakat untuk menyampaikan himbauan dan informasi yang
lebih detail, karena masih banyak masyarakat yang kurang informasi tentang pentingnya
makanan sehat karena alasan susahnya ekonomi. Peran serta masyarakat, bahkan
khususnya target audience yang tertuju sangat di butuhkan keikutsertaannya dalam
kampanye ini. Tanpa dukungan dan peran serta dari semua pihak, kampanye ini tidak
akan membuahkan hasil yang maksimal seperti yang diharapkan.
commit to user
Download