wa lt disney concert ha ll

advertisement
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
MA T E RIA LSE BA GA I PE RWUJUDA N KRE A T IVIT A S DA LA M
PE RA NCA NGA N A RSIT E KT UR
O BY E K KA SUS: WA LT DISNE Y CO NCE RT H A LL
ABSTRAK
Material merupakan satu hal yang sangat penting dalam dunia arsitektur. Tanpa material, tidaklah
mungkin suatu arsitektur dapat terwujud. Tapi kehadiran suatu material belumlah cukup tanpa didukung oleh
kemajuan teknologi konstruksi yang semakin canggih. Selain itu, kreativitas perancang juga memiliki peran
yang sangat penting dalam memilih material yang tepat dalam suatu rancangan arsitektur. Dalam merancang
sebuah arsitektur, material penyusunnya bisa saja ditentukan terakhir setelah desain sudah selesai. Tapi bisa
juga justru kehadiran suatu material lah yang kemudian menimbulkan ide bentuk di pikiran seorang arsitek.
Frank Gehry, seorang arsitek aliran postmodern yang telah melahirkan banyak karya yang
spektakuler, trekadang memiliki desain yang kemudian menciptakan suatu material baru, tetapi juga terkadang
memiliki desain yang terinspirasi oleh kehadiran suatu material baru. Sebagai contoh, salah satu karyanya
yang berada di Los Angeles, yaitu Walt Disney Concert Hall, merupakan karya yang desainnya berangkat dari
sifat-sifat material pembentuknya, yang mana materialnya merupakan material baru yang termasuk jenis metal,
yaitu stainless steel.
Kata Kunci: material, metal, stainless steel
PENDAHULUAN
Berkembangnya aliran arsitektur postmodern di abad ini membawa warna yang
baru dan beragam di dunia arsitektur. Keragamannya dapat dilihat dari bentuk arsitektur
secara keseluruhan, teknologi yang mendasari konstruksinya, maupun penemuan materialmaterial baru. Salah satu arsitek yang menganut aliran ini adalah Frank Gehry, seorang
arsitek asal Amerika
yang karya-karyanya
memiliki
keunikan
tersendiri
berupa
kurva-kurva dengan
bentuk lengkung yang
tidak beraturan serta
penggunaan materialmaterial
baru.
Beberapa
karyanya
yang terkenal adalah
Gugenheim Museum
Bilbao,
Experience
Music Project, Vitra
Design Museum, Walt
Disney Concert Hall,
dan lain sebagainya.
Karya yang akan
banyak dibahas di sini
adalah Walt Disney
Concert Hall.
Gambar 1,2,3,4: karya-karya Frank Gehry. Kiri atas: Gugenheim
Museum, Kanan atas: Walt Disney Concert Hall, Kiri bawah: Experience
Music Project, Kanan bawah: Vitra Design Museum
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur
1
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
Gambar 5: Walt Disney Concert
Hall dari sebelah selatan
Walt Disney Concert Hall
merupakan sebuah tempat konser
yang terletak di atas sebuah lahan
seluas 200.000 kaki persegi di
pinggiran kota Los Angeles di antara
Grand dan Hope Street di sebelah
barat dan timurnya, serta First dan
Second Street di sebelah utara dan
selatan (Rolfe, 2001: 66). Bangunan
ini memiliki bentuk yang terdiri dari
susunan kurva-kurva lengkung yang menggunakan stainless steel untuk material
eksteriornya dan hardwood panel untuk material interiornya (wdch.laphil.com). Walt
Disney Concert Hall ini mulai didesain sejak tahun 1987, kemudian mulai dibangun pada
tahun 1999, dan baru selesai di tahun 2003. Jadi total penyelesaian bangunan ini dari proses
desain awal adalah 16 tahun (www.arcspace.com). Waktu yang sangat lama untuk
pengerjaan satu bangunan.
Dengan lamanya waktu berjalan dan penyelesian desain dan konstruksi, maka
banyak sekali perubahan yang terjadi pada desainnya. Perubahan ini dikarenakan keinginan
klien yang berubah, faktor keuangan, faktor politik, bahkan faktor alam. Pada awalnya
proyek ini diperkirakan menghabiskan dana sekitar 70 juta dolar. Kemudian terjadi masalah
yang menyebabkan dana 60 juta dolar menghilang dan terhentinya proyek ini. Selain itu
terjadinya gempa bumi juga menyebabkan proyek ini berhenti. Kemudian faktor politik
mulai mempengaruhi. Pemerintah Los Angeles yang baru menginginkan bangunan ini
diwujudkan dan mereka bersedia menyediakan kekurangan dananya. Keinginan klien pun
mulai banyak berubah, maka desain awal yang sudah fix diganti secara total karena klien
menginginkan wujud yang terlihat seperti Gugenheim Museum, karya Frank Gehry yang
lain (Rolfe, 2001: 68-69).
Walt Disney Concert Hall memiliki berbagai fasilitas utama dan pendukung,
antara lain:
• Auditorium Walt Disney Concert Hall memiliki kapasitas 2.265 tempat duduk yang
didesain oleh Frank Gehry berkolaborasi dengan pakar akustik dari Nagata Acoustic
yaitu Yasuhisa Toyota dan Minoru Nagata. Bangunan ini akan menjadi salah satu
tempat konser yang memiliki akustik yang canggih di dunia dan akan menyediakan
keintiman visual dan aural untuk sebuah pengalaman musikal.
• Dua amphitheater terbuka di luar. Yang pertama merupakan teater untuk anak-anak
dengan kapasitas 300 anak-anak dan 200 orang dewasa. Yang kedua sebuah ruang
pertunjukan yang berkapasitas 120 orang, ruang ini seperti ruang untuk persiapan
konser.
• Fasilitas pendidikan, berupa Roy and Edna Disney/CalArts Theater (REDCAT), sebuah
teater multi guna berkapasitas 250 orang serta galeri seni yang dikelola oleh California
Institute of the Arts, terletak di pojok tenggara Walt Disney Concert Hall di antara
Second dan Hope Street.
• Atrium Reception
• Restaurant
• gift shop
• café
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur
2
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
• office
• Pre-Concert Foyer yang dapat menampung 600 orang untuk aktivitas yang bermacam
seperti Pre-concert events, kuliah, banquets, dan program pendidikan
• Green Room, didesain sebagai tempat berinteraksi antara penonton, artis, conductor,
dan musisi.
• Founders Room
• Terrace bar, bar utama yang menyediakan patron dengan banyak lokasi untuk
menikmati pre-concert.
• Garasi mobil dengan kapasitas 2.200 mobil berada di bawah Hall dengan akses dari
tiga jalan di sekitar
• Fasilitas Backstage untuk musisi yang terdiri dari choral hall, ensemble dan rehearsal
studios, dressing rooms, library dan reading room, ruang yang didesain khusus untuk
penyimpanan alat musik, serta lounge.
• Special suites untuk Music Director dan conductor tamu, serta artist yang akan
menyediakan persiapan konser dan resepsi pribadi.
• Los Angeles Philharmonic Center, yang akan ditempatkan di sebelah utara kompleks
Walt Disney Concert Hall dan terdiri dari office space, board dan conference rooms,
serta reception area.
• Taman kota untuk umum di sekitar Walt Disney Concert Hall memiliki expansive
public gardens, landscape yang penuh warna dan ornamen, walkways, benches, serta
pohon-pohon besar (wdch.laphil.com).
Gambar 6: Denah lantai Walt Disney Concert
Hall, balcony level
Gambar 7: Denah lantai Walt Disney Concert
Hall, main level
Dari gambar 3 dan 4 di atas, dapat dilihat bahwa fasilitas-fasilitas yang ada pada
kompleks bangunan Walt Disney Concert Hall tersebut disusun dan ditampilkan menjadi
sebuah bentuk yang artistik, di mana dalam pencapaian ide bentuknya, Frank Gehry
dipengaruhi oleh keberadaan musik itu sendiri, yang menghasilkan bentuk kurva yang
seolah-olah bergerak dinamis seperti musik. Selain itu, bentuknya juga dipengaruhi oleh
sifat material yang ingin ditampilkan.
Dua kategori besar material memiliki konsekuensi untuk isu-isu umum
arsitektur:
1. Material yang memiliki pengaruh pada sistem struktur dan organisasi fungsional
2. Material yang memiliki pengaruh pada microscale arsitektur, tekstur eksterior dan
interior, serta finishing detail.
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur
3
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
Kategori yang pertama memiliki efek pada karakter umum bangunan, mempengaruhi
organisasi struktur, proporsi, kualitas ritmik (solid vs void) dan berat dari bangunan. Yang
kedua memiliki pengaruh kepada biaya konstruksi.
Seseorang tidak memiliki kesulitan dalam pemilihan kategori pertama material;
latihan dasar, pengalaman pekerjaan di area yang khusus, dan penelitian dasar pada tipe
bangunan khusus bisa menyediakan solusi untuk pemilihan yang optimal. Penggunaan
material memiliki masalah yang lebih besar daripada pemilihannya. Hal ini mempengaruhi
tekstur bangunan secara keseluruhan, permainannya dengan matahari, penampilan
visualnya, di luar dan di dalam. Terlebih lagi, kompatibilitas material-material ini
sebagaimana kompatibilitas dengan material yang lebih berat yang digunakan untuk
struktur, akan mempengaruhi kualitas visual pada bangunan, kondisi cuaca, dan iklim.
Mereka mungkin saja menolong mengurangi penggunaan energi di waktu yang lama, atau
malah menambahnya (Antoniades, 1992: 214). Jadi diperlukan feeling yang kuat bagi
seorang arsitek untuk menentukan pilihan yang tepat pada material yang akan dipakai dalam
desain sebuah arsitektur, sehingga dapat menghasilkan arsitektur yang kuat secara struktur
dan konstruksi, sekaligus memiliki estetika yang dapat menghadirkan suasana. Dalam
tulisan ini akan dibahas mengenai bagaimana material dapat mempengaruhi kreativitas
perancang dan mewujudkannya.
PEMBAHASAN
MATERIAL SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN ARSITEKTUR
Kemajuan teknologi yang cukup pesat
sejak masa Revolusi Industri, menyebabkan
munculnya banyak penemuan-penemuan teknologi
baru, termasuk penemuan material baru. Munculnya
banyak material baru tersebut, menyebabkan semakin
berkembangnya kreativitas para arsitek dalam
merancang sebuah bangunan. Material-material ini
memiliki sifat-sifat yang beragam yang dapat
dieksplor ke dalam sebuah rancangan arsitektur yang
menakjubkan. Munculnya sebuah material baru
dengan sifat yang baru, bisa membuat seorang arsitek
mendapatkan ide-ide baru.
Dalam sejarah, kita menempatkan
material yang tepat pada waktu yang khusus dan
lokasi yang khusus. Waktu, tempat, dan material yang
digunakan, bagaimanapun juga adalah masalah
sumber daya yang tersedia (Brawne, 2003: 131).
Pada jaman pra modern, material yang
tersedia hanya material yang berasal dari alam seperti
tanah liat, batu, dan kayu. Jadi karya-karya arsitektur
yang ada di jaman pra modern memiliki keterbatasan
dalam eksplorasi karena material dan teknologi yang
tersedia juga terbatas. Tapi bahkan dari material yang
kemampuannya terbatas tersebut, telah banyak
dihasilkan karya-karya arsitektur yang spektakuler.
Misalnya; Zigurat di Jaman Mesopotamia, Piramid di
Mesir, Candi di Indonesia, dan lain sebagainya.
Semua karya arsitektur tersebut bukanlah sebuah
karya sederhana. Di masa itu, ketika teknologi masih
Gambar 8,9,10: atas: Zigurat, tengah:
pyramid, bawah: Candi Borobudur
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur
4
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
bisa dikatakan ‘terbelakang’, manusia sudah bisa membangun sebuah bangunan dengan
skala monumental yang hanya terbuat dari tanah liat dan batu yang disusun. Dengan sifatsifat batu yang keras, kaku, dan berat, maka bangunan yang bisa dihasilkan hanyalah
tumpukan-tumpukan batu dan tanah liat.Yang bisa dilakukan untuk menambah estetika dari
susunan batu hanyalah mengukir batu tersebut dengan lukisan-lukisan atau tulisan-tulisan
kuno. Jadi ide bentuk yang muncul dari sifat batu adalah ide untuk menyusun tumpukan
batu menjadi susunan yang teratur, unite, dan estetis, sehingga bentuk yang terjadi adalah
bentuk yang terbatas, dan kebanyakan adalah bentuk geometri yang pasti (divine).
Di Jaman Modern, tepatnya sejak Masa Revolusi Industri, banyak material baru
yang ditemukan, dan yang paling spektakuler di antaranya adalah penemuan metal. Salah
satu jenis metal yang paling sering digunakan adalah baja. Baja, sudah tidak diragukan lagi,
sangat mempengaruhi peradaban saat ini lebih daripada jenis metal yang lain. Rangka baja
untuk bangunan tinggi tumbuh dari percobaan awal dengan kolom dan balok besi, dan telah
menyebabkan munculnya banyak proyek yang ambisius di abad 20. meskipun baja
seringkali ditutupi oleh material lain untuk melindunginya dari musuh-musuhnya, seperi
korosi dan api, sehingga membuatnya tidak terlihat, konstruksi ini tetaplah menimbulkan
efek yang luar biasa pada desain kontemporer.
Sekitar tahun 1870, bangunan hanya bisa
dibangun setinggi 5 atau 6 lantai. Kemudian 10
tahun kemudian, bisa mencapai 8 sampai 10
lantai, tapi dinding di lantai satu masih sangat
tebal sehingga kesannya berat. Kemudian
dilakukan percobaan dengan menggunakan
kolom dari besi, awal mula rangka baja saat ini.
Pada mulanya kolom ini diletakkan di tengah
bata yang mempengaruhi penampilan bangunan,
lalu sekarang kolom dan balok baja bisa berdiri
sendiri. Struktur ini memungkinkan dinding
menjadi semakin tipis, karena dinding bukan
lagi bertindak sebagai struktur (Pickering, 1979:
190). Baja dapat tetap kaku dan kuat dalam
bentangan yang lebar asalkan disusun dengan
struktur dan konstruksi yang tepat. Dengan
material ini, manusia dapat membangun sebuah arsitektur bentang lebar dan bertingkat
tinggi. Karena itu kemudian muncullah ide untuk membuat bangunan bertingkat tinggi (high
rise building). Tetapi meskipun sudah banyak material yang bisa dieksplor di masa modern
ini, gaya bangunan yang trend saat itu adalah gaya bangunan yang sederhana, yaitu gaya
yang meminimalisir penggunaan ornamen, yang terkenal dengan sebutan International
Style.
Baru pada saat aliran postmodern muncul, material-material yang ada bisa lebih
dieksplor sifatnya menjadi arsitektur yang menakjubkan. Baja bisa digunakan sebagai
material dasar untuk struktur kabel, tenda, rangka ruang, kolom, balok, dan sebagainya.
Beton bisa digunakan sebagai material dasar untuk struktur shell. Material-material itu bisa
diekspos dan ditampilkan sifat aslinya (terkenal dengan sebutan aliran high tech
architecture) atau bisa juga disembunyikan. Cara menyembunyikan struktur adalah dengan
mengekspose material yang lain untuk menutupinya dengan cara cladding. Material yang
digunakan untuk cladding adalah material yang tipis dan ringan karena sifatnya hanyalah
menutupi, menyekat, sama sekali tidak bersifat struktural. Contoh material yang bisa
digunakan untuk cladding adalah kaca dan metal.
Gambar 11: Contoh bangunan high-rise
building yang International Style
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur
5
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
Kaca memiliki sifat keras, rapuh, dan transparan. Kaca termasuk produk
keramik, terbuat dari elemen api yang kuat yang juga digunakan pada batu bata, terra cotta,
keramik, dan metal. Kaca memungkinkan sebuah keterbukaan, denah yang fleksibel, serta
telah menawarkan hubungan yang dekat pada kehadiran alam di luar ruangan pada interior
bangunan (Pickering, 1979: 180). Karena sifatnya yang transparan, kaca memungkinkan
penyatuan ruang dalam dan ruang luar. Seseorang bisa merasakan suasana di luar ruangan
meskipun sebenarnya dia berada di dalam ruangan yang disekat oleh kaca.
Jenis-jenis metal baru yang ditemukan untuk kemudian dijadikan sebagai
bahan bangunan antara lain alumunium, chrome nickel steel, monel metal, nickel silver,
titanium, stainless steel, dan lain sebagainya. Material-material tersebut menghadirkan
banyak tekstur dan permukaan yang menarik, dan bisa diarsir dengan berbagai proses
seperti dicetak, digambar, diberi tanda, diberi volume, dan dipalu. Chrome nickel steel
memiliki sifat yang keras, non-corrosive metal, dan bisa bekerja seperti yang lainnya, dilas,
ditandai, dan ditempa, bisa dipoles atau dibiarkan atau bahkan diwarna. Material ini
menghadirkan permukaan yang bersinar. Alumunium merupakan salah satu metal putih yang
ringan, non-corrosive, dan tidak berwarna, serta bisa dibentuk menjadi bermacam-macam
bentuk desain yang diinginkan. Monel metal merupakan campuran antara nickel dan copper
dengan sedikit tambahan dari besi, silica, dan manganese. Material ini juga non-corrosive.
Nickel silver bagus untuk interior, lembut, teksturnya merupakan kombinasi antara marmer
dan kayu (Pickering, 1979: 197). Dua metal yang paling baru yang digunakan adalah
titanium dan stainless steel. Kedua jenis metal ini memiliki sifat yang ringan dan bisa
dibentuk sesuai dengan keinginan perancang, bisa bentuk yang pasti maupun kurva
lengkung yang tidak biasa.
Sifat-sifat dari material yang disebut di atas bisa memberi ide bagi perancang
dalam menciptakan suatu desain arsitektur yang baru dan berbeda. Sebagai contoh, karyakarya arsitektur yang dihasilkan oleh
Frank Gehry selalu menggunakan material
baru dan idenya pun terkadang berangkat
dari sifat material tersebut. Hal ini terjadi
pada salah satu karyanya yaitu Walt
Disney Concert Hall. Seperti yang telah
dijelaskan di atas, bangunan ini
mengalami proses desain yang panjang
dan banyak perubahan yang terjadi. Salah
satunya adalah perubahan material yang
diinginkan oleh klien yang kemudian
menyebabkan Gehry mengganti desainnya
secara keseluruhan.
Pada awalnya, bangunan ini
direncanakan untuk dibangun dengan
menggunakan material utama batu. Lalu
kemudian terjadi perubahan yang salah
satunya
disebabkan
oleh
kondisi
keuangan.
Bila
mereka
tetap
menggunakan batu sebagai material
utamanya, maka ada kemungkinan
dananya tidak cukup sehingga akan
membiarkan batu itu tanpa warna. Lalu
Gambar 12: Desain awal Walt Disney Concert
mereka pun merubah keinginannya.
Hall dengan material utama batu
Mereka melihat karya Frank Gehry yang
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur
6
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
lain, yaitu Gugenheim Museum Bilbao, dan mereka menginginkan bangunan yang semacam
itu dan memutuskan untuk mengganti material yang semula batu menjadi metal (Rolfe,
2001: 75). Dengan peubahan ini, maka Frank Gehry pun merombak total desainnya dan
disesuaikan dengan sifat material yang akan digunakan. Frank Gehry memilih jenis metal
yang berbeda dengan yang digunakan di Gugenheim Museum karena dia tetap ingin
bereksperimen dengan material baru, dan dia juga menginginkan tampilan yang berbeda,
karenanya dia memilih Stainless Steel. Walt Disney Concert Hall menggunakan kulit untuk
membuat volume struktur yang lebih kecil dibandingkan dengan volume struktur pada
Gugenheim Museum, menciptakan perubahan pergerakan di sekitar central Hall di sisi
Grand Avenue dan First Street. Pada kedua sisi yang lain, menjadi lebih lambat dan
sederhana, membuat suatu latar belakang pada bangunan Founder Room yang terpisah,
dibangun dari metal yang lebih ringan daripada bagian Hall, dan amphitheater kecil di
Second Street berakhir di antara kantor dan Hall. Bentuk dari Founder Room sepertinya
diambil dari restaurant kaca yang ada di versi yang pertama (Rolfe, 2001:70).
Seperti yang disebutkan
sebelumnya, salah satu sifat stainless
steel adalah bisa dibentuk sesuai
dengan desain yang diinginkan.
Selain itu, stainless steel juga bisa
memancarkan warna putih yang
bersinar, yang ingin dieksplor oleh
Frank Gehry. Sifat ini tidak dimiliki
oleh Titanium yang merupakan
material utama Gugaenheim Museum.
Metal berbeda dengan batu, sifat
metal jauh lebih ringan dan lebih
mudah dibentuk daripada batu (Rolfe,
2001:70). Setelah mengetahui sifatGambar 13: Desain akhir dari Walt Disney Concert
sifat material yang akan dipakai, Hall dengan material utama Stainless Steel
desain harus dipertimbangkan ulang
karena mereka sekarang bekerja dengan material yang memiliki keringanan yang tidak
dimiliki oleh batu (Rolfe, 2001:74). Kemudian Frank Gehry pun merubah desain awal yang
memiliki bentuk geometri yang pasti menjadi desain dengan bentuk kurva-kurva yang
dilengkungkan dan ditekuk dengan sudut yang berbeda-beda dan tidak simetris. Dia
merubah desainnya seperti ini karena dia tahu sifat material yang akan digunakan
memungkinkan untuk dibentuk seperti ini.
Dari pengalaman Frank Gehry tersebut, maka bisa dilihat bahwa adanya
material dan penemuan material baru akan bisa meningkatkan kreativitas peracang dan
bahkan membuat ide-ide baru bermunculan hanya dengan mengetahui sifat material yang
akan digunakan.
IMAJINASI ARSITEK DALAM KAITANNYA DENGAN PENGGUNAAN MATERIAL
Seorang arsitek, sebagaimana layaknya seniman, pasti mempunyai imajinasi
yang tinggi dalam merancang sebuah arsitektur. Arsitek bisa menggunakan berbagai hal dan
kejadian dalam mendapatkan inspirasi untuk rancangannya. Dengan imajinasi yang tinggi,
desain-desain yang dihasilkan seringkali merupakan desain yang berangkat dari pribadi
arsitek itu sendiri sehingga menghasilkan desain yang abstrak. Kategori bentuk ini, menurut
Antoniades dalam bukunya Poetic of Architecture disebut sebagai kategori bentuk free
form. Antoniades membedakan tiga kategori bentuk-bentuk geometri dari sudut pandang
arsitektur, antara lain divine, free form, dan kombinasi divine-free form. Yang dimaksud
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur
7
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
dengan divine adalah bentuk-bentuk geometri yang sudah pasti seperti lingkaran,
bujursangkar, dan sebagainya. Sedangkan free form merupakan bentuk yang kehadirannya
berdasar kepada keputusan pribadi perancang (kurva dengan asal yang tidak nyata, bentuk
yang tidak dikenal). Kategori bentuk free form memiliki kriteria sebagai berikut:
• Tidak dapat diperkirakan
• sulit untuk dipastikan
• sering sulit untuk digambar, dan terlebih lagi sulit untuk dibangun
• individualistik
Bentuk dari kompleks
bangunan Walt Disney Concert
Hall termasuk kategori bentuk free
form,
di
mana
bentuknya
merupakan hasil dari pikiran
pribadi Frank Gehry sebagai
arsiteknya. Bentuknya berupa
perpaduan dari kurva-kurva yang
tidak dapat diperkirakan ujung
pangkalnya.
Bentuk-bentuk
lengkung saling berpotongan dan
menghasilkan bentuk keseluruhan
yang asimetris. Bentuk utama
bangunan ini adalah bentuk dua
cube yang dikaitkan satu sama lain
sehingga membentuk huruf ‘v’.
Bentuk-bentuk diakumulasikan di
sekitar bentuk ‘v’ ini bersama dengan kulit yang bersatu dengan mereka, diperpanjang dari
struktur utamanya sebagai sebuah vista bila dilihat dari kejauhan. Volume berpotongan
dengan bidang secara rumit bergerak melalui atau menyeberanginya. Metal cladding
menggambarkan gerakan seperti gerakan sebuah rok, yang mana gerakannya dipisahkan
dari tubuhnya. Tekukan, belokan, pemberhentian, dan awalan seolah-olah diperpanjang dari
pusat persegi panjang untuk bergabung dengan jalan (Rolfe, 2001: 79).
Ide bentuk desain yang seperti ini, puluhan tahun yang lalu mungkin hanya akan
berakhir di pikiran arsitek, atau maksimal berakhir di kertas gambar, karena teknik
konstruksi yang ada pada saat itu masih belum memungkinkan untuk menghasilkan bentukbentuk aneh yang tidak biasa, materialnya pun belum ada yang bisa diperlakukan seperti itu.
Karena rancangan yang dihasilkan oleh Frank Gehry memang sangat sulit untuk
diwujudkan. Kesulitannya biasanya terletak pada tidak adanya material yang memadai
untuk suatu desain, atau belum adanya teknik konstruksi yang bisa dilakukan untuk
mewujudkannya. Kesulitan-kesulitan dalam perwujudan desain yang seperti itu membuat
arsitek harus melakukan inovasi-inovasi yang kreatif dengan material yang ada dan teknik
konstruksi yang baru.
Dalam hal mengalami arsitektur, kita memiliki keterbatasan gambar, simulasi
komputer, dan model terskala, kemudian arsitektur harus dibangun untuk bisa dialami
sepenuhnya. Hal ini berarti bahwa kita harus kreatif dalam menentukan material yang
cocok. Ketika mempertimbangkan suatu rancangan, kita harus memperhatikan pemilihan
material yang akan digunakan untuk konstruksi. Hal ini sangat penting terutama material
yang berpengaruh pada penampilan bangunan. Karena akan menghasilkan perbedaan yang
signifikan bila seseorang memilih menggunakan batu bata atau stainless stell panel untuk
material dinding (Brawne, 2003: 125). Fakta bahwa pemikiran arsitektural harus melibatkan
seleksi material, tidak dipungkiri bahwa pemilihan harus memperhatikan waktu yang tepat
Gambar 14: Bentuk Walt Disney Concert Hall, bentuk
utama menyerupai huruf ‘v’ dan kurva yang lain
mengitarinya
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur
8
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
dan tempat yang tepat (Brawne, 2003: 128). Jadi harus diperhatikan apakah material yang
dipilih sesuai dengan lingkungan di mana suatu arsitektur akan dibangun, disesuaikan
dengan kondisi cuaca, iklim, serta budaya setempat. Sedangkan waktu yang tepat adalah
ketika teknologi konstruksi sudah mampu membangun apa yang ada di dalam pikiran sang
arsitek.
Memang kreativitas dalam memilih material yang tepat dan berani dalam
menciptakan teknik konstruksi yang baru harus dimiliki oleh seorang arsitek, jika tidak
maka desain tidak akan berkembang. Pada bangunan Walt Disney Concert Hall, telah
dipilih material-material yang tepat yang bisa mewujudkan imajinasi Frank Gehry menjadi
nyata. Material yang dipilih antara lain baja untuk struktur rangka utamanya, stainless steel
dan kaca untuk penutupnya, serta hardwood panel untuk interiornya. Dalam memilih
material yang tepat untuk suatu desain, harus diketahui dulu sifat-sifat material tersebut, dan
fungsinya pada bangunan itu untuk apa. Pada Walt Disney Concert Hall, ditentukan baja
sebagai rangka utama, karena baja merupakan material yang kuat dan cocok untuk struktur
yang diinginkan. Stainless steel ditentukan sebagai cladding, karena dia bisa mengikuti
lekukan-lekukan yang dibentuk oleh susunan rangka baja tersebut, kaca juga dipilih karena
sifatnya yang transparan sehingga dapat memasukkan cahaya dari luar ke dalam ruangan.
Sedangkan kayu dipilih untuk penutup interior auditorium untuk penyelesaian akustik.
Dengan pemilihan material dan teknik konstruksi yang tepat, maka desain arsitektur yang
tadinya hanya imajinasi arsitek, dapat diwujudkan menjadi sebuah bangunan yang nyata.
Gambar 15: Eksterior: Perpaduan
penggunaan material metal dan
kaca pada Walt Disney Concert
Hall
Gambar 16: Interior: Penggunaan
hardwood panel pada ruang
auditorium Walt Disney Concert Hall
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur
9
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
MEWUJUDKAN DESAIN MENJADI BANGUNAN YANG NYATA
Mewujudkan sebuah rancangan arsitektur jauh lebih sulit daripada hanya
menggambarnya di atas kertas. Karena dalam mewujudkannya menjadi bangunan yang
nyata diperlukan banyak pihak yang terlibat, selain itu dibutuhkan perhitungan yang tepat
untuk kekuatan konstruksinya supaya bangunan yang dibangun menjadi bangunan yang
kuat.
Denah, potongan, dan
ketinggian memiliki tingkatan
presisi dalam hal pembangunan
sebuah arsitektur yang sulit
diproduksi
sebelum
material
diperhatikan. Ketika seseorang
menggambar garis lurus pada
denah dan garis vertikal pada
potongan, maka akan menghasilkan
dinding yang lurus. Jika seseorang
menggambar sebuah kurva, maka
akan dibangun sebuah kurva.
Membuat gambar rancangan seperti Gambar 17: Potongan auditorium Walt Disney Concert
gambar
konstruksi
lebih Hall
membingungkan daripada menolong (Brawne, 2003: 126). Secara umum dirasakan bahwa
kemungkinan teknikal adalah terbatas dan bahwa masalah-masalah baru dikembangkan oleh
industri dan teknik, bisa diselesaikan oleh organisasi yang obyektif dan teknologi yang
mutakhir (Leupen, 1997: 109).
Cerita pembuatan desain Walt Disney Concert Hall menyerukan sebuah teknik
konstruksi yang luar biasa. Karena belum ada software arsitektur atau program blueprint
yang bisa digunakan untuk mewujudkan bentuk bangunan yang mengalir ini. Gehry
menggunakan program komputer dari Perancis yang disebut CATIA yang dikembangkan
Gambar 18,19,20: Konstruksi Walt
Disney Concert Hall
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur 10
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
untuk industri aerospace dan otomotif. Computer Aided Three Dimensional Interactive
Application memungkinkan tim Gehry untuk mngumpulkan data dan mensurveinya di
lapangan. Tidak mengejutkan, presisi sangat penting. Satu sambungan meskipun cuma
setengah inci meleset dari tempatnya, bisa menyebabkan hancurnya keseluruhan proses
konstruksi. Ini merupakan salah satu teknik struktur canggih di dunia, kekurangannya akan
sudut yang tepat dan kualitas sculptural secara keseluruhan membuatnya menjadi
‘bangunan Frank yang paling menantang’. Semua anatominya tidak biasa, ini adalah stuktur
yang sangat rumit karena bentuk kurva dan sambungan-sambungannya yang rumit. Tujuan
estetikanya dengan dinding eksterior, semua isu akustik, tidak ada yang typical, tidak ada
yang seperti itu di bangunan yang konvensional (wdch.laphil.com).
Struktur dipengaruhi oleh hukum yang tidak dapat dibantah, yaitu hukum
gravitasi. Hukum Hooke pada hubungan tegangan di dalam keterbatasan elastis material,
distribusi bending momen pada balok, atau kekuatan material. Tes secara matematis bisa
diaplikasikan pada konfigurasi struktur untuk diuji coba apakah ini akan gagal atau kuat
membawa beban. Sebelum tes ini dilaksanakan, bagaimanapun juga, bentuk dan material
harus sudah dipilih (Brawne, 2003: 137). Pengetahuan yang ada sekarang menjadi lebih
signifikan jika dilakukan perhitungan dan spesifikasi (Brawne, 2003: 140). Struktur telah
memainkan peran yang sangat penting dalam teori arsitektur sebagai bagian logika (Brawne,
2003: 142). Dengan perhitungan struktur dan konstruksi yang tepat, maka sebuah rancangan
arstektur baru bisa diwujudkan. Di sinilah pentingnya seorang arsitek mengetahui sifat,
karakter, dan kekuatan sebuah material.
PERAN MATERIAL DALAM MENENTUKAN ESTETIKA SEBUAH ARSITEKTUR
Estetika sebuah arsitektur dapat dilihat dari keseluruhan bentuk desain arsitektur,
kesatuan desainnya, harmonisasi desain, dan kedinamisan desain. Salah satu hal yang
mempengaruhi itu semua adalah tampilan material dan kesatuannya dengan bentuk secara
keseluruhan. Di sini diperlukan suatu kejujuran material, suatu tampilan material yang apa
adanya sesuai dengan sifat-sifat, warna, dan karakternya.
Material dan penggunaannya mengekspresikan karakter, sikap, dan kecintaan
pada alam. Melalui penggunaan dan pemilihan material, kita bisa bercerita banyak tentang
disiplin, kesabaran, kebijaksanaan, tingkatan yang luas tentang nilai seorang pencipta.
Penggunaan material yang tepat akan membuat perbedaan antara bangunan yang asli dan
sebuah ‘set design’. Material bukan hanya memiliki dimensi dan ketebalan, tapi juga
kekuatan dan ‘suara’ (Antoniades, 1992: 211).
Arsitektur yang menganut aliran postmodern, menurut Antoniades, seringkali
melakukan penipuan dalam penggunaan materialnya. Misalnya, material yang sebenarnya
beton, dicat dengan warna dan tekstur kayu sehingga seolah-olah material yang digunakan
adalah kayu. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk rancangan Frank Gehry, Walt Disney
Concert Hall ini, dinding eksteriornya yang menggunakan Stainless Steel, tampak benarbenar tampilan metal dengan warna, tekstur, dan karakter metal yang asli. Begitu pula
dengan interior auditoriumnya. Tampilan kayu yang tampak melapisi keseluruhan ruangan
memang benar-benar terbuat dari kayu, tepatnya adalah hardwood panel. Jadi estetika yang
ditampilkan pada bangunan ini selain dari bentuknya yang tidak biasa, juga dari tampilan
kejujuran materialnya.
Kondisi utama dari arsitektur yang rasional bisa disadari dengan merespon
sebenar-benarnya pada permintaan yang dibuat oleh bangunan pada kegunaan dan
konstruksi. Dalam arsitektur, ada dua jalan menuju kebenaran. Harus benar pada program
dan benar pada metode konstruksi. Benar pada program adalah mengisi kondisi dengan
kebutuhan, dan benar pada metode konstruksi adalah menggunakan material berdasarkan
kualitas dan properti (Leupen, 1997: 106)
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur 11
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
Pada pekerjaan Gehry ini, ide
Gambar 21: Sifat metal yang tampak pada
dinding eksterior Walt Disney Concert Hall
Gambar 22: Sifat kayu tampak pada interior
dari ornamen telah digantikan dengan kulit
itu sendiri, sehingga emphasis dari bangunan tersebut juga dipindahkan dari dalam ke luar,
sebuah ide struktur. Sangat memungkinkan untuk melihat sejarah arsitektur dari abad 19
sampai sekarang di mana ornamen digantikan oleh transparansi, yang mana kemudian
dibelokkan menjadi kekosongan. Pertama, ada kulit yang membumbui tapi juga
menyembunyikan, kemudian mengeliminasi persembunyian dan mengeksteriorkan interior,
eksterior hanyalah sebuah ekspresi dan bagian pada interior. Dan sekarang sebuah arsitektur
memiliki hubungan yang lain dengan interior, bukan membumbui maupun memantulkan,
tapi dia berdiri terpisah. Transparansi juga merupakan jenis dari permukaan, lengkungan di
atas struktur yang tidak transparan sebagai sebuah bidang, atau memecahnya dengan
momen volume yang rumit. Interaksi antara transparansi dan tidak transparan adalah hal
yang pokok untuk realisasi Walt Disney Concert Hall sebagai sebuah arsitektur yang
volume, massa, dan strukturnya menjadi diidentikkan dengan arsitektur permukaan (Rolfe,
2001: 83).
Gehry menggunakan metal dan kaca
untuk mengaktifkan desain melalui apa yang
bisa dilakukan oleh permukaan material pada
dirinya sendiri, menutupi bangunan dalam
sebuah kulit yang menyetir desain. Permukaan
yang tidak transparan sekarang lebih dekat
kepada properti kaca daripada sebelumnya, dan
Gehry selalu menghadirkan kaca sebagai suatu
kontradiksi: memantulkan dan transparan,
sebuah permukaan yang melempar cahaya
kembali dan yang membuat seseorang bisa
melihat ke dalam. Transparansi menjadi
landasan untuk jarak yang rumit di dalam dari
luar, memungkinkan bangunan untuk mencapai
ruang yang diinginkan, untuk menangkap
cahaya dari luar, dan yang paling penting,
memungkinkan bentuknya menjadi permukaan
yang bercahaya dari interpenetrasi persepsi dan Gambar 23: Perpaduan permukaan yang
ide. Ini merupakan ectoplasmic transparan, di transparan dan tidak transparan
mana,
transparansi
tidak
menyebabkan
permukaan menghilang, atau bagian dalam menjadi bagian luar, tapi lebih kepada membuka
gap di antara dua ide (Rolfe, 2001: 86).
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur 12
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
Gehry telah membalik transparansi modern, yaitu sebuah produk eliminasi
ornamen. Dia menggunakan kaca untuk membuka bangunan ke luar, tapi dalam
melakukannya tidak menyarankan sebuah bagian yang tidak diinterupsi dari yang ada di
dalam ke yang ada di luar. Gehry telah mengembalikan tampak bangunan kepada status
kulit yang menyembunyikan bagian dalam, di mana modernisme telah mengeliminasi kulit
sejauh mungkin (Rolfe, 2001: 88).
Pintu masuk ke Hall terbuat oleh kurva, secara horizontal memiliki orientasi
pergerakan di sekitar dan membawa bentuk lengkung, secara vertikal memiliki orientasi
yang sama. Semua menggambarkan bentuk yang tidak diulang di manapun. Bagian dari luar
ke dalam adalah dari dua macam kecepatan dan pergerakan, di mana derajat kurva
menentukan kualitas kecepatan, dan sudut serta perpecahan membuat pergerakan berhenti
dan mulai kembali di suatu tempat di sekitar itu, atau overlap satu sama lain, menuju bentuk
yang asimetris. Arsitekturnya terbuat dari perpotongan antara pergerakan yang tidak
berhenti bergerak. Kurva membawa kepada sudut yang benar di luar bangunan, pergerakan
yang lebih cepat memberi kelambatan ketika dia berada di bawah kanopi, seseorang melihat
vertikal dan horisontal yang sebenarnya (Folfe, 2001: 91-92). Jika seseorang mencapai pintu
masuk, kemudian dia akan dibawa di antara pergerakan kurva di dalam. Persepsi pergerakan
dihubungkan dengan pengaruh metal, pemantulan, dan sifat ringan (juga tipis dan tidak
dapat dimasuki, sebuah permukaan). Cone yang terbalik di sebelah kanan tangga merupakan
bentuk yang paling sederhana, tapi juga merupakan lekukan yang paling dramatis.
Gambar 24,25,26: Tangga menuju
entrance
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur 13
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
Mengikuti jalan menuju ke tangga, tapi kemudian dibelokkan darinya, dan naik bersudut.
Pintu masuk menunjukkan pembagian bangunan, metal merupakan jenis struktur yang lain,
di mana ada horizontal dan vertikal. Singularitas memberi simetri dan pengulangan (dan
warna lebih menyerap daripada memantulkan) (Rolfe, 2001: 94-95).
Kurva dinding eksterior Walt Disney
Concert Hall ini dibungkus oleh stainless steel
panel. Orientasi bangunannya, digabung dengan
dinding eksterior yang lengkung dan menekuk,
menghadirkan suatu komposisi sculptural yang
melingkupi
keseluruhan
bangunan,
menghadirkan tampak yang lebih dari satu dan
bisa dilihat dari lingkungan sekitar. Tangga
masuk utama dan halaman yang berbentuk oval
akan membentuk pintu masuk utama ke
bangunan. Panel kaca yang menjulang tinggi
akan menciptakan pintu masuk yang spektakuler
menuju ke lobby utama. Bentuk auditorium
Concert Hall yang berupa ‘kotak sepatu’
tradisional memiliki plafond yang terbuat dari
kurva kayu dapat menimbulkan karakteristik
akustik, serta menampilkan desain arsitektural
yang fleksibel. Penonton akan mengelilingi
panggung orkestra untuk sebuah interaktif yang
unik dan keintiman pengalaman musical dan pipe
organ akan berada di posisi tengah antara blok Gambar 27: tangga masuk utama dan
panel kaca yang menjulang tinggi pada
tempat duduk di belakang panggung.
entrance
Desain yang lain dari auditorium
utama ini melibatkan dinding dan plafond hardwood yang dibuat oleh Douglas Fir, kayu
yang sama yang sering dipakai di bagian belakang cello dan biola. Jendela dan skylight
setinggi 36 kaki memungkinkan cahaya alami menerangi konser di siang hari. Atrium
Gambar 28: hardwood panel dan panel kaca
yang besar di auditorium Walt Disney Concert
Hall
Gambar 29: Sifat metal Stainless steel yang
tampak pada dinding eksterior Walt Disney
Concert Hall
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur 14
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
Reception Hall terdiri dari panel kaca yang besar yang membuka ke arah Grand Avenue,
menyediakan tampak yang aktif dan jalan masuk ke bangunan (wdch.laphil.com).
Metal cladding merupakan sosok yang estetis dalam konteks metal yang lebih
besar yang terbuat dari perpotongan antara Hall dan sekitarnya. Metal memiliki sifat-sifat
yang metalik: bersinar, bercahaya, ringan, keras, dan tipis.Warna merupakan ultimatum
ekspresi dari self-supporting, dan selalu memberi karakteristik bentuk pada benda di mana
dia diaplikasikan, mencuri bentuk akhirnya. Gehry ingin membuat bangunan di luar itu
semua, dan jika warna bukanlah apa-apa hanya sebuah kekuatan titik awal sebuah arsitektur,
dia tidak perlu membuat perbedaan apakah warnanya asli dari material yang ada atau warna
yang dioleskan di atasnya. Warna, kurang diperhatikan di bangunan Walt Disney Concert
Hall ini bila dibandingkan dengan kecerahan. Dengan metal, Gehry memiliki material yang
mengantarkan cahaya padanya seperti kaca, tapi bedanya, mengirimnya kembali lebih
banyak. Di Walt Disney Concert Hall, metal digunakan dalam konteks susunan bentuk
terdiri dari discontinuity dan continuity. Ide continuity didirikan oleh metal, dan ditegakkan
oleh penggunaan kurva dan tekukan dan menyelimuti sekitar pojok (Rolfe, 2001: 90-91).
Jadi dalam menciptakan estetika ke dalam rancangannya, Gehry mengeksplor
penggunaan material baru ke dalam bentuk yang unik dan memanfaatkan semaksimal
mungkin sifat-sifat dari material tersebut ke dalam eksplorasi bentuknya. Sehingga Gehry
mampu menciptakan sesuatu yang spektakuler dengan perpaduan bentuk dan material serta
teknik konstruksi yang digunakan.
Gambar 30: Perspektif mata burung Walt
Disney Concert Hall
Gambar 31: Tampak atas model Walt
Disney Concert Hall
KESIMPULAN
Dalam mencari ide untuk sebuah desain, seorang perancang bisa menggunakan
material sebagai sumber ide rancangannya. Dengan berangkat dari pengetahuan material,
maka arsitek akan lebih dimudahkan dalam konstruksinya nanti, karena pada saat
perancangan sudah terpikirkan bagaimana dan dengan apa mewujudkan ide rancangan ini.
Tapi merancang dengan pendekatan material juga memiliki kekurangan. Arsitek
akan terpaku pada teknik konstruksi daripada kepada penyelesaian arsitektural. Dalam
merancang, harus ada keseimbangan dalam memikirkan masalah konstruksi dan
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur 15
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Perancangan Eksploratif
Ernaning Setiyowati 3206 204 001
penyelesaian arsitektural yang mementingkan estetika, sehingga ada keseimbangan antara
estetika dan kekuatan struktur.
Kreativitas Frank Gehry dalam menggunakan material baru semaksimal
mungkin dalam eksplorasi bentuk, patut dicontoh oleh arsitek yang lain, terutama arsitekarsitek muda. Inovasi-inovasi baru perlu dilakukan untuk penemuan material dan teknik
konstruksi yang baru, sehingga ide-ide luar biasa yang ada di pikiran arsitek-arsitek muda
tidak hanya berakhir di kertas gambar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Antoniades, Anthony C. 1992. Poetics of Architecture. New York: Van Nostrand
Reinhold
2. Brawne, Michael. 2003. Architectural Thought The Design Process and the
Expectant Eye. Oxford: Architectural Press
3. http://www.arcspace.com
4. http://wdch.laphil.com
5. Leupen, Bernard. 1997. Design and Analysis. Rotterdam: OIO Publishers
6. Pickering, Ernest. 1979. Architectural Design. New York: John Wiley & Sons, Inc.
7. Rolfe, Jeremy Gilbert. 2001. Frank Gehry The City of Music. Amsterdam: Overseas
Publishers Association
Material Sebagai Perwujudan Kreativitas dalam Perancangan Arsitektur 16
Walt Disney Concert Hall
PDF Creator: PDF4U Pro DEMO Version. If you want to remove this line, please purchase the full version
Download