BAB I PENDAHULUAN - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang semakin berkembang memberikan kemudahan
bagi manusia. Sepeda motor merupakan salah satu dari hasil kemajuan
teknologi di bidang otomotif. Hal ini menuntut setiap keluarga mempunyai
kendaraan bermotor untuk membantu aktivitas mereka sehari-hari seperti
bekerja, kuliah, berdagang, sekolah, dan berbagai aktivitas lain yang
membutuhkan
alat
transportasi.
Dilihat
dari
ukuran,
harga
dan
pengoperasiannya sepeda motor merupakan alat transportasi yang sangat
praktis. Kenyataan seperti ini ditandai dengan bermunculan banyaknya merek
dan harga motor yang cukup bersaing. Persaingan yang sangat tinggi terjadi
hampir pada semua industri, salah satu yang menunjukkan persaingan yang
tinggi yaitu pada industri pembiayaan otomotif. Persaingan yang semakin
tinggi diakibatkan pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM),
sehingga masyarakat lebih memilih untuk menggunakan jasa kredit.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tabel 1.1
perkembangan kendaraan bermotor di indonesia masih dikuasai oleh sepeda
motor pada tahun 2011 total unit sepeda motor sebesar 68,839,341 naik 12,7%,
sedangkan mobil penumpang naik 7,4%, bis naik 0,19%, truk naik 5,7%.
Tabel 1.1 perkembangan jumlah kendaraan bermotor menurut jenis,
tahun 2008-2011
Tahun
Mobil
Bis
Truk
Penumpang
Sepeda
Jumlah
Motor
2008
7,489,852
2,059,187
4,452,343
47,683,681
61,685,063
2009
7,910,407
2,160,973
4,452,343
52,767,093
67,336,664
2010
8,891,041
2,250,109
4,687,789
61,078,188
76,907,127
2011
9,548,866
2,254,406
4,958,738
68,839,341
85,601,351
Sumber : BPS : (www.bps.go.id)
Jumlah Sepeda Motor selalu paling tinggi dibanding jumlah mobil penumpang,
bis, truk.
Keadaan ini menjadi peluang yang sangat besar bagi perusahaan
pembiayaan konsumen (leasing). Kondisi perusahaan pembiayaan konsumen di
indonesia dewasa ini semakin berkembang dan menunjukkan tingkat persaingan.
Semua itu tidak terlepas dari berbagai keberhasilan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi indonesia yang cukup pesat. Melihat kondisi seperti ini,
mendorong pihak perusahaan untuk menarik nasabah sebanyak-banyaknya dengan
meningkatkan kualitas baik dari segi pelayanan, hadiah produk, bunga sampai
dengan pemanfaatan teknologi yang semakin berkembang. Namun, setelah
diperhatikan hal itu bukanlah satu-satunya yang diperlukan oleh konsumen.
Kegiatan pemasaran juga merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam
usahanya untuk mempertahankan eksistensinya untuk tumbuh berkembang dalam
memperoleh laba.
Adapun perusahaan pembiayaan sepeda motor yang memiliki cabang lebih
dari 100 menurut Asosiasi Perusahaan Pembiyaan Indonesia (APPI) dan
pendapatan selama tahun 2011 sebagai berikut :
Tabel 1.2 data laba bersih perusahaan pembiayaan motor 2011
Nama Perusahaan
Kantor Cabang
Laba Bersih 2011
Adira Dinamika Multi Finance
671
1.583.320.000.000
Federal International Finance
529
1.078.770.000.000
BFI Finance
175
425.300.000.000
Indomobil Finance
191
54.000.000.000
Bima Multifinance
205
23.000.000.000
Summit Oto Finance
171
22.000.000.000
Wahana Ottomitra Multiartha
217
2.000.000.000
Sumber : APPI : (www.appi.com)
Pada tabel 1.2 dapat dilihat laba bersih 7 perusahaan pembiayaan motor di
indonesia. PT.Adira Dinamika Multi Finance pada tahun 2011 memiliki laba
bersih hampir menebus 1,6 triliun. Dengan adanya fenomena berkembangnya niat
beli terhadap sepeda motor, perusahaan pembiayaan harus melakukan strategistrategi untuk menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang kepada
perusahaan pembiayaan, tidak terkecuali Adira Finance. Untuk mempertahankan
agar Adira Finance tetap eksis dan berkembang, adira finance berupaya untuk
terus mengembangkan jaringan usaha dengan membuka cabang, kantor
perwakilan, titik pelayanan, dan dealer outlet setiap tahun. Sampai saat ini,
perusahaan telah memiliki 671 cabang yang tersebar di seluruh wilayah indonesia.
Di Bandung terdapat 5 kantor cabang untuk pembiayaan motor yakni : Bandung
1 (Jl. Soekarno Hatta No.380 Bandung), Bandung 2 (Jl. Gatot Subroto No.30
Bandung), Bandung 4 (Jl. Gadobangkong No.94 Padalarang), Bandung 5 (Jl.
Raya Sukamiskin No.118 Bandung), Bandung 7 (Jl. Cemara No.20 PasteurSukajadi Bandung). Namun dengan demikian PT.Adira Finance Cabang Bandung
2 harus juga memperhatikan permasalahan yang terjadi dalam Intern perusahaan
seperti pada saat ini setiap harinya perusahaan dipenuhi oleh para konsumen yang
akan membayar angsuran namun banyak konsumen yang kecewa akibat
lambatnya jasa teller ataupun kurangnya antrian dari teller tersebut dan juga
dalam hal ruang tunggu konsumen yang kurang menampung konsumen oleh
karena itu peneliti bermaksud meneliti tentang People, Physical Evidence,
Process pada PT.Adira Finance Cabang Bandung 2.
Dengan uang muka hanya RP 500.000 konsumen sudah mendapatkan
sepeda motor, bahkan ada leasing yang tidak perlu uang muka sudah mendapatkan
sepeda motor. Namun dengan adanya surat edaran Bank Indonesia No.14/33/Dpbs
tanggal 27 November 2012 perihal penerapan kebijakan produk pembiayaan
kendaraan bermotor bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah
(www.bankindonesia.go.id) yang menyatakan bahwa uang muka paling rendah
20% bagi kendaraan roda dua. hal ini memberatkan para perusahaan pembiayaan
sepeda motor. Adira finance harus melakukan strategi pemasaran agar nasabahnya
tidak berpindah ke perusahaan lain. Misalnya dengan memberikan diskon khusus
apabila mengajukan kredit kepada Adira Finance, pemberian kartu Adira club
member bagi nasabah Adira Finance yang dapat digunakan nasabah untuk
mendapatkan diskon dari sponsor Adira Finance, melakukan promosi bersama
dealer dan melakukan progam khusus dengan memberikan souvenir atau hadiah
langsung agar menarik konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen membutuhkan konsep
pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran (marketing mix). Zeithmal and
Bitner dalam Hurriyati (2005:48) mengemukakan bahwa pemasaran jasa perlu
bauran pemasaran yang diperluas (expanded marketing mix for services) dengan
penambahan unsur non-traditional marketing mix yaitu proses (process), orang
(people), dan bukti fisik (physical evidence).
Konsumen memiliki beraneka ragam kebutuhan dan keinginan yang dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi produk atau jasa tertentu. Tetapi keterbatasan
daya beli dan kesediaan untuk membeli membuat semua kebutuhan dan keinginan
tidak dapat direalisasikan. Oleh karena itu kualitas dari produk dan jasa sangat
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Peningkatan intensitas
kompetisi menuntut perusahaan untuk selalu memperhatikan dinamika kebutuhan,
keinginan dan preferensi pelanggan serta berusaha memenuhinya dengan caracara yang lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaingnya.
Konsumen juga mempunyai keinginan-keinginan tertentu yang diharapkan
akan dipenuhi oleh perusahaan. Hal ini tentu saja mempengaruhi niat beli ulang
konsumen terhadap suatu merek.Dalam pemasaran dan perilaku konsumen,
komponen affektif sering diekspresikan sebagai niat beli ulang konsumen karena
ketertarikan produk dan jasa.Pembelian ulang merupakan tindakan pasca
pembelian yang disebabkan oleh adanya kepusaan yang dirasakan konsumen atas
produk yang telah dibeli atau dikonsumsi sebelumnya. Apabila produk tersebut
telah memenuhi harapan konsumen, maka ia akan membeli kembali produk
tersebut, dan sebaliknya apabila tidak sesuai dengan harapan maka ia akan
bereaksi sebelumnya. Menurut Schiffman & Lanuk (2004:506)
Pembelian ulang biasanya menandakan bahwa produk memenuhi
persetujuan konsumen dan bahwa ia bersedia memakainya lagi dalam
jumlah yang lebih besar.
Menurut Ferdinand (2002:129) salah satu dimensi dari perilaku
pembelian adalah niat membeli ulang. Berdasarkan teori-teori niat membeli ulang
yang ada, beliau menyimpulkan bahwa niat beli ulang dapat dikenali.
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas maka penulis akan meneliti
tentang Pengaruh Marketing Mix Jasa Terhadap Niat Beli Ulang Konsumen
Kepada PT.Adira Finance Cabang Bandung 2”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka yang menjadi pokok
permasalahan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi nasabah atas marketing mix jasa PT.Adira
Finance Cabang Bandung 2?
2. Bagaimana persepsi nasabah atas niat beli ulang pada PT.Adira
Finance Cabang Bandung 2?
3. Bagaimana pengaruhmarketing mix jasa terhadap niat beli ulang
pada PT.Adira Finance Cabang Bandung 2?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tanggapan dari para nasabah tentang marketing
mix jasa pada PT.Adira Finance Cabang Bandung 2.
2. Untuk mengetahui tanggapan dari para nasabah tentang niat beli
ulang pada PT.Adira Finance Cabang Bandung 2.
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh marketing mix jasa terhadap
niat beli ulang kepada PT.Adira Finance Cabang Bandung 2.
1.4
Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Bagi penulis
Sebagai tambahan pengalaman untuk mengembangkan wawasan
serta pemahaman dan perbandingan antara teori-teori yang
diperoleh dalam perkuliahan dan praktek yang sebenarnya,
khususnya dalam ilmu pemasaran mengenai pengaruh marketing
mix jasa terhadap niat beli ulang.
b) Bagi organisasi perusahaan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan dasar sumbangan
pemikiran bagi perusahaan mengenai pengaruh marketing mix jasa
terhadap niat beli ulang kepada PT.Adira Finance.
c) Bagi pihak lain yang berkepentingan
Dapat digunakan sebagai bahan referensi
untuk mengadakan
penelitian selanjutnya, serta untuk menambah pengetahuan,
wawasan serta pemahaman terbatas mengenai judul yang diteliti.
1.5
Kerangka Pemikiran
Kegiatan pemasaran merupakan salah satu hal yang terpenting
disamping kegiatan keuangan, produksi, sumber daya manusia dalam suatu
perusahaan. Bila tidak ditunjang dengan kegiatan pemasaran yang memadai maka
semua akan sia-sia. Oleh karena itu perusahaan dituntut lebih efektif dalam
melakukan aktivitas pemasarannya, karena pemasaran merupakan wahana bagi
perusahaan dalam mengkomunikasikan barang atau jasa kepada konsumen,
sehingga barang atau jasa terssebuh dapat dikenal dan diterima oleh konsumen.
Pemasaran tidak hanya terbatas akan penjualan maupun periklanan
namun
pemasaran
merupakan
sekumpulan
aktivitas
yang
saling
berkesinambungan dalam penyediaan produk yang dapat diterima maupun sesuai
dengan kebutuhan konsumen, bagaimana konsumen dapat mengenal produk
tersebut dan bagaimana produk tersebut sampai ke tangan konsumen.
Marketing mix merupakan strategi pemasaran yang tepat dan dapat
diterabkan perusahaan untuk menarik nasabah sebanyak-banyaknya.Sebagaimana
yang diungkapkan Kotler (2000)marketing mix merupakan kumpulan alatalatyang dapat digunakan pemasar untuk mencapai tujuannya kepada pasar
sasaran.sedangkan Zeithaml and Bitner yang di terjemahkan Hurriyati
(2005:48) mengemukakan bahwa marketing mix jasa yaitu orang (people),
proses(process), bukti fisik (physical evidence).
Karyawan (people or participants)
menurutZeithaml and Bitner
(2000:19)”People is all human actora who pay in service delivery and this
influencethe buyer’s perceptions;namely, the firm’s personnel,the customer and
other customers in the service environment”. Sedangkan menurut Yazid
(2003:19) partisipan atau orang adalah “semua pelaku yang memainkan sebagian
penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli”. Yang termasuk
dalam elemen ini adalah personil perusahaan dan marketing dalam lingkungan
jasa. Sedangkan partisipan adalah setiap orang yang memainkan suatu peran
selama berlangsungnya proses dan konsumsi jasa berlangsung, yang termasuk
dalam partisipan adalah semua karyawan dan konsumen. Pada berbagai situasi,
konsumen harus hadir ditempat jasa diproses, berinteraksi dengan karyawan dan
dengan konsumen lain untuk menghasilkan hasil akhir suatu jasa. Konsekuensinya
adalah, partisipasi
dan
interaksinya
dengan
konsumen
lain
bisa
saja
mempengaruhi apakah jasa yang disampaikan sesuai dengan yang diinginkan
konsumen tersebut (Yazid, 2003:161).
Bukti fisik menurut Zeithaml and Bitner (2000:20) “the environment
in which the service is delivered and where firm , customer interact and any
tangible component that facilitate performance or communication of the service”.
Bukti fisik ini merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang
ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk dalam bukti fisik antara lain bangunan
fisik, peralatan, perlengkapan, logo dan warna. Sedangkan menurut Yazid
(2003:20) bukti fisik adalah dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan
konsumen berinteraksi, serta setiap komponen tangible memfasilitasi penampilan
atau komunikasi jasa tersebut.Karena jasa itu intangible sehingga sulit dievaluasi,
maka bukti fisik memberikan tanda-tanda, misalnya kualitas jasa. Bukti fisik jasa
mencakup semua hal yang tangible seperti brosur, kartu nama, format laporan dan
peralatan. Dalam sejumlah kasus bukti fisik ini mencakup fasilitas fisik dimana
jasa ditawarkan seperti fasilitas kantor cabang sebuah bank.
Proses Zeithaml and Bitner (2000:20) adalah “the actual procedures,
mechanism, and flow of activities by which the service is delivered and operating
system”. Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam
menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumennya, jika dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya.
Sedangkan menurut Yazid (2003:20) ,prosesyaitu semua prosedur aktual,
mekanisme, dan aliran aktivitas dengan bagaimana jasa disampaikan yang
merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.
Marketing mix jasa harus direncanakan dengan cermat agar dapat
berperan efektif dalam menghasilkan niat beli ulang, dengan demikian diharapkan
bahwa marketing mix jasa dapat menghasilkan niat beli ulang kepada PT.Adira
Finance Cabang Bandung 2.
Konsumen juga mempunyai keinginan-keinginan tertentu yang
diharapkan akan dipenuhi oleh perusahaan. Hal ini tentu saja mempengaruhi niat
beli ulang konsumen terhadap suatu merek.Dalam pemasaran dan perilaku
konsumen, komponen affektif sering diekspresikan sebagai niat beli ulang
konsumen karena ketertarikan produk dan jasa.Pembelian ulang merupakan
tindakan pasca pembelian yang disebabkan oleh adanya kepusaan yang dirasakan
konsumen atas produk yang telah dibeli atau dikonsumsi sebelumnya. Apabila
produk tersebut telah memenuhi harapan konsumen, maka ia akan membeli
kembali produk tersebut, dan sebaliknya apabila tidak sesuai dengan harapan
maka ia akan bereaksi sebelumnya. Menurut Schiffman &Kanuk (2004:506)
Pembelian ulang biasanya menandakan bahwa produk memenuhi
persetujuan konsumen dan bahwa ia bersedia memakainya lagi dalam
jumlah yang lebih besar.
Menurut Ferdinand (2002:129) salah satu dimensi dari perilaku
pembelian adalah niat membeli ulang. Berdasarkan teori-teori niat membeli ulang
yang ada, beliau menyimpulkan bahwa niat beli ulang dapat dikenali.Menurut
Macanlay dan Cook (1996:12), ada tiga komponen yang menjadi faktor-faktor
penunjang seseorang melakukan pembelian ulang, yaitu:
1. Kualitas produk dan layanan yang dihasilkan
2. Cara memberikan layanan tersebut
3. Hubungan antar pribadi yang terbentuk melalui layanan tersebut
Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan
konsumen akan terjadi jika dipegang oleh faktor-faktor pelayanan yang positif,
dan diharapkan akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk
yang ditawarkan, sehingga diharapkan kesetiaan konsumen yang akan mendorong
untuk melakukan pembelian ulang.
Hubungan marketing mix jasa dengan niat beli ulang kepada PT.Adira
Finance Cabang Bandung 2 tersebut penulis akan menggambarkan proses bagan
kerangka pemikiran implementasi marketing mix jasa terhadap niat beli ulang
pada gambar 1.1 sebagai berikut:
Gambar 1.1
Bagan Kerangka Pemikiran
People
Process
Niat Beli
Ulang
Physical
Evidence
Dengan mempelajari niat beli ulang konsumen, perusahaan dapat
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang sehingga tercipta
loyalitas konsumen terhadap perusahaan tersebut. Berdasarkan kerangka
pemikiran diatas, maka diambil suatu hipotesis penelitian yang akan diuji dan
dibutuhkan kebenarannya:
Terdapat Pengaruh Marketin Mix Jasa Terhadap Niat Beli Ulang
Kepada PT.Adira Finance.
1.6
Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu proporsi, kondisi atau prinsip yang dianggap
benar, agar bisa ditarik suatu konsekuensi yang logis dan dengan cara ini
kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya dengan mempergunakan data
(fakta) yang ada. Dengan demikian hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
perumusan penelitian yang kebenarannya harus diuji. Adapun hipotesis penelitian
ini yaitu :
H1 : People mempunyai hubungan dengan niat beli ulang kepada
PT.Adira Finance Cabang Bandung 2.
H2 : Process mempunyai hubungan dengan niat beli ulang kepada
PT.Adira Finance Cabang Bandung 2.
H3 : Physical Evidence mempunyai hubungan dengan niat beli ulang
kepada PT.Adira Finance Cabang Bandung 2.
1.7
Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah explanatory, yaitu penelitian yang
mengungkapkan hubungan antara dua atau lebih variabel. Sedangkan metode
yang digunakan adalah metode survey, yaitu metode yang menjelaskan hubungan
antara variabel-variabel tertentu dari sosiologi atau psikologi yang ada dalam
populasi secara menyeluruh (Zulganef dan Lasmanah,2004).
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Data primer
Data yang diusahakan atau didapatkan sendiri misalnya dengan melakukan
wawancara, pengukuran atau penelitian langsung atau observasi di
lapangan.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari tangan kedua atau data yang diperoleh dari
referensi atau instansi lembaga lain.
Adapun dalam pengumpulan data, baik data primer maupun sekunder dilakukan
dengan cara:
1. Studi Pustaka (Library Research)
Yaitu penelitian kepustakaan dengan tujuan untuk memperoleh berbagai
referensi tambahan dan pengetahuan teoritis dengan cara membaca dan
mempelajari literature-literatur, catatan-catatan dan buku-buku yang
berhubungan dengan objek yang penulis teliti untuk memperoleh data
sekunder.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian secara langsung ke tempat penelitian dengan maksud
memperoleh data primer. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis
laksanakan adalah sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati
dan meninjau secara langsung ke perusahaan yang diteliti.
b. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara
Tanya jawab dengan pihak yang berwenang dan berhubungan
dengan objek yang diteliti.
c. Kuesioner, yaitu angket yang disebarkan pada konsumen untuk
mengetahui bagaimana tanggapan konsumen mengenai marketing
mix jasa berpengaruh terhadap niat beli ulang. Selanjutnya penulis
menganalisis hasil data penelitian untuk dibandingkan dengan
kepustakaan.
1.8
Jadwal dan Tempat Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini
penulis mengambil objek penelitian pada PT.Adira Finance yang berlokasi di
Jalan Gatot Subroto No.30 Bandung Provinsi Jawa Barat, Indonesia.Waktu
penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan terselesaikannya penelitian
ini.
Download