10. Judul Pustaka : Efektifitas Komunikasi Dalam

advertisement
Laporan Studi Pustaka (KPM 403)
ANALISIS HUBUNGAN KINERJA KOMUNIKASI PERUSAHAAN
KEPADA STAKEHOLDER TERHADAP CITRA PERUSAHAAN
Oleh
Efriska Ginasti Mayangsari
I34120172
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
i
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Studi Pustaka yang berjudul “Analisis
Hubungan Kinerja Komunikasi Perusahaan kepada Stakeholder terhadap Citra
Perusahaan” benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah diajukan
sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari pustaka yang diterbitkan atau tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir Laporan Studi Pustaka. Demikian pernyataan ini saya buat dengan
sesungguhnya dan saya bersedia mempertanggungjawabkan pernyataan ini.
Bogor, Januari 2016
Efriska Ginasti M.
I34120172
ii
ABSTRAK
EFRISKA GINASTI MAYANGSARI. Analisis Hubungan Kinerja Komunikasi
Perusahaan kepada Stakeholder terhadap Citra Perusahaan. Dr. Ir. Amiruddin
Saleh, MS.
Pencapaian tujuan organisasi dapat diwujudkan dengan adanya komunikasi yang
efektif di dalam organisasi. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sangatlah
penting dalam suatu kehidupan berorganisasi, bahkan menjadi tuntutan. Komunikasi
efektif dapat memberikan kelancaran pelaksanaan kerja karena adanya kesamaan
pemahaman antara satu individu dengan individu lainnya. Komunikasi juga memiliki
kemanfaatan keluar organisasi yakni menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
terkait dengan operasi organisasi, seperti komunikasi dengan konsumen atau
pelanggan selain itu terhadap stakeholder sekitar perusahaan seperti orang-orang
yang memiliki kepentingan dalam pedesaan sekitar perusahaan, sehingga tujuan
bisnis dapat tercapai. Komunikasi dalam organisasi menjadi titik sentral dalam
menciptakan situasi dan lingkungan yang kondusif, menjalin komunikasi
berkesinambungan dengan stakeholder, meningkatkan kepercayaan publik,
meningkatkan citra baik perusahaan/organisasi bahkan membantu mempromosikan
dan meningkatkan pemasaran suatu produk/jasa.
Kata kunci: komunikasi perusahaan, stakeholder, citra perusahaan
ABSTRACT
EFRISKA GINASTI MAYANGSARI.. Analysis of Performance Relations
Corporate Communications Corporate Image To Stakeholders Against. Under the
guidance of Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS.
Achieving organizational goal only can be realized with the existence of effective
communication flow inside the organizational process. Capacity to communicate and
interact is essential, even now it's serve as a requirement for organization to possess
it. Effective communication can serve as a catalyst to hastening the execution of work
due to the existence of mutual understanding between individuals who involved in the
process. Communication also hold certain degree of expediency as to providing
relation with party who involved with organizational operation, such as
communication with the consumer and other stakeholder in rural area who posses a
vital impact towards achieving business goal. Communication in organization has
become main focus in creating conducive atmosphere, sustainable inter stakeholder
communication process, increasing public trust, improving corporate image, or even
supporting product good and service marketing process.
Keywords: corporate communication, stakeholder, corporate image
iii
ANALISIS HUBUNGAN KINERJA KOMUNIKASI PERUSAHAAN
KEPADA STAKEHOLDER TERHADAP CITRA PERUSAHAAN
Oleh
Efriska Ginasti Mayangsari
I34120172
Laporan Studi Pustaka
Sebagai syarat kelulusan KPM 403
Pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
iv
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Studi Pustaka berjudul “Analsis Hubungan Kinerja Komunikasi Perusahaan kepada
Stakeholder terhadap Citra Perusahaan” ini dengan baik. Laporan Studi Pustaka ini
ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan MK Studi Pustaka (KPM 403) pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Amiruddin
Saleh, MS sebagai pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama
proses penulisan hingga penyelesaian laporan Studi Pustaka ini. Penulis juga
menyampaikan hormat dan terima kasih kepada orang tua tercinta Bapak Suganda
dan Ibu Netty Herawati serta kakak-kakak penulis yang tercinta, Efrina Ginasti
Purnamasari, dan Ganes Febrialdo Cahya Sukma yang senantiasa memberikan
dukungan dan doa kepada penulis. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih
kepada teman-teman SKPM 49 serta Zirzis Rifaldianto, yang telah memberi semangat
dan menemani penulis dalam proses penulisan laporan ini. Semoga laporan Studi
Pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Januari 2016
Efriska Ginasti M.
NIM. I34120172
vi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI..........................................................................................................
vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................
Tujuan Penulisan.........................................................................................
Metode Penulisan........................................................................................
Kegunaan Penulisan....................................................................................
1
2
2
2
RINGKASAN PUSTAKA
1. Membentuk Komunikasi Efektif dalam Dunia Kerja............................
2. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan, Citra
Perusahaan dan Loyalitas Pelanggan.....................................................
3. Pengaruh Citra Perusahaan, Promosi Penjualan dan Kualitas Pelayanan
terhadap Kepuasan Nasabah pada LPD Desa Pakraman Pancer..........
4. Analisis Kinerja Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan
pada Telkomsel Malang Area.................................................................
5. Stakeholders Relations Strategy Acquisition Marger.............................
6. Peranan Komunikasi dalam Suatu Organisasi........................................
7. Penerapan Corporate Social Responsibility terhadap Citra
Perusahaan PT Tirta investama Keboncandi Pada masyarakat Desa
Jeladri......................................................................................................
8. Downward Communication di PT. Commonwealth Life Cabang
Surabaya..................................................................................................
9. Pengaruh Pola Komunikasi terhadap Lingkungan Kerja Non Fisik Pada
Departemen Human Resources PT. VALE Indonesia TBK....................
10. Efektifitas Komunikasi dalam Organisasi..............................................
11. Penggunaan Komunikasi Fatis Dalam Pengelolaan Hubungan
Ditempat Kerja.......................................................................................
ANALISIS DAN SINTESIS
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Komunikasi ......................
Efektifitas Komunikasi.................................................................................
Citra Perusahaan...........................................................................................
Keuntungan Perusahaan...............................................................................
3
4
6
7
9
10
11
13
14
15
16
18
18
20
21
SIMPULAN
Hasil Analisi dan Sintesis............................................................................. 22
Usulan Kerangka Analisis Baru................................................................... 22
Hipotesis Penelitian.................................................................................
23
vii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
LAMPIRAN...........................................................................................................
Riwayat Hidup.......................................................................................................
24
26
30
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya
tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat
membawa pengaruh bagi kehidupan sosial, ekonomi, serta budaya. Dalam perjal
anannya, aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan bersinggungan, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan
perlu mengingat dan memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satunya adalah dengan
membina hubungan baik yang bersifat reciprocal (timbal balik) dengan stakeholderstakeholder lain, baik pemerintah, swasta, maupun dari berbagai tingkatan elemen
masyarakat.
Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan
membutuhkan. Perusahaan selain mengejar keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan
dirinya, juga memerlukan alam untuk sumber daya olahannya dan stakeholders lain
untuk mencapai tujuannya. Dengan menggunakan pendekatan tanggung jawab sosial
perusahaan, perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga
keuntungan secara sosial. Dengan demikian keberlagsungan usaha tersebut dapat
berlangsung dengan baik dan secara tidak langsung akan mencegah konflik yang
merugikan. Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan melalui komunikasi dengan
berbagai stakeholders perusahaan menjadi salah satu cara perusahaan untuk mengatasi
masalah tersebut.
Perusahaan tidak hanya memikirkan kepentingan perusahaan, tetapi juga
kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas. Pihak-pihak tersebut adalah semua
hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, yaitu
pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik, pemerintah dan pemasok bahkan pesaing.
Program-program sosial tersebut dapat berupa bantuan kesehatan, pembangunan saranaprasarana umum, pemberian bantuan secara tunai, pemberian beasiswa dan berbagai
jenis bantuan social lainnya. Peningkatan tanggung jawab sosial terhadap komuniti
lokal, menjadi acuan korporat dan seakan berlomba untuk eksis dan dapat berkompetisi
dengan yang lainnya (Budimanta, 2004).
Tanpa disadari faktanya stakeholder yang berada disekitar perusahaan seperti
pemangku kepentingan atau masyarakat desa sekitar perusahaan menjadi faktor penting
dalam proses bisnis perusahaan, diIndonesia banyak kasus yang terjadi antara
masyarakat sekitar perusahaan dan berdampak terhadap citra perusahaan yang menurun
dan proses terhambatnya produksi sehingga terjadinya kerugian perusaan. Kasus
tersebut pernah di alami perusahaan kelas dunia yaitu PT Krakatau Posco, PT Krakatau
Posco adalah Perusahaan patungan antara PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Indonesia
dan Posco Korea. Konstruksi pembangunan dimulai pada tahun 2011 dan selesai dalam
waktu 36 bulan menjadikan Karakatau Posco sebagai Pabrik Baja Terpadu yang
memiliki Teknologi Blast Furnace pertama di Indonesia. Produksi komersial telah
dimulai pada awal 2014, siap melayani pasar baja Indonesia dan menjadi perusahaan
baja handal dan paling kompetitif di pasar baja regional. Sejak awal pembangunan PT
Krakatau Posco mengalami sedikit hambatan akibat lahan dengan masyarakat sekitar
dan ditahun 2015 PT Krakatau Posco didemo oleh masyarakat karna debu pabrik.
Dalam permasalahan tersebut dibutuhkannya kinerja komunikasi dalam lobby dan
negosiasi yang baik oleh pihak perusahaan dan masyaraakat. Untuk melihat bagaimana
pengaruh kinerja komunikasi mempengaruhi citra, maka penulis melakukan suatu
2
analisis mengenai keefektifan komunikasi perusahaan kepada stakeholder terhadap citra
perusahaan. Maka Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apakah jika
kinerja komunikasi meningkat maka citra perusahaan meningkat dan apakah jika citra
perusahaan meningkat maka keuntungan perushaan meningkat.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Citra dengan sengaja perlu diciptakan
agar bernilai positif (Sukatendel dalam Soemirat, 2003: 113). Hal positif yang dapat
meningktakan citra perusahaan melalui keberhasilan perusahaan dan sejarah atau
riwayat perusahaan serta kasus yang terjadi di PT Krakatau Posco yang membutuhkan
kinerja komunikasi terhadap stakeholder sekitar perusahaan maka tujuan penulisan studi
pustaka ini adalah untuk mengidentifikasi apakah apakah kinerja komunikasi
berpengaruh terhadap citra perusahaan. Citra yang baik berpengaruh yang baik terhadap
keuntungan perusahaan baik keuntungan sosial serta keuntungan laba. Dari pernyataan
tersebut maka penulis akan meneliti apakah citra perusahaan berpengaruh terhadap
tingkat keuntungan.
Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan studi pustaka ini yaitu
meringkas, menganalisis, dan menyimpulkan dengan menggunakan berupa jurnal
penelitian ilmiah, skripsi dan disertasi yang berkaitan dengan tema dari studi pustaka
ini, yaitu Analsisi Hubungan Kinerja Komunikasi Perusahaan kepada Stakeholder
Terhadap Citra Perusahaan. Jurnal penelitian yang telah digunakan berjumlah 10 buah
dan skripsi yang digunakan berjumlah 1 buah. Hasil dari ringkasan tersebut akan
digunakan sebagai landasan teori dan juga konsep mengenai Keefektifan Komunikasi
Perusahaan untuk Mencapai Tujuan Bisnis. Studi pustaka ini terdiri dari Bab I yang
berisi Pendahuluan; Bab II berisikan ikhtisar atau ringkasan dari literatur-literatur yang
berkaitan dengan judul dari studi pustaka; Bab III berisikan analisis dan sintesis
mengenai literatur-literatur yang sudah diringkas dan disesuaikan dengan judul dari
studi pustaka dan permasalahan yang akan diangkat; dan Bab IV berisikan kesimpulan
beserta kerangka pemikiran dan hipotesis masalah dari analisis dan pembahasan
literatur-literatur yang sudah diringkas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
efektifitas komunikasi, komunikasi organisasi, efektifitas komunikasi, citra perusahaan
dan keuntungan perusahaan.
Kegunaan Penulisan
Bagi penulis, penulisan studi pustaka ini diharapkan dapat membantu penulis
dalam menyusun kerangka pemikiran dan juga pertanyaan penelitian yang akan
digunakan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya. Bagi kalangan akademisi, studi
pustaka ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk keperluan studi-studi
terkait. Bagi kalangan umum, studi pustaka ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan khasanah pengetahuan, serta memberi informasi yang bermanfaat bagi kehidupan
keluarga.
3
RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA
1. Judul Pustaka
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume(Edisi)
Hal
Alamat URL/doi
Tanggal Diunduh
Ringkasan
: Membentuk Komunikasi Efektif Dalam dunia Kerja
: 2002
: Jurnal
: Elektronik
: Nel Aryanti
:::: Manajemen dan Bisnis
: Vol 02 No. 01
: 33-40
: http://www.manbisnis2.tripod.com/2_1_4.pdf
: 20 September 2015
:
Tanpa komunikasi organisasi tidak dapat menjalankan fungsinya. Sedemikian
pentingnya komunikasi bagi suatu organisasi sehingga ia merupakan sumber kehidupan
organisasi, yaitu sebagai pengendalian, motivasi, pengungkapan emosional, dan
informasi.
Gagasan perlu ditampilkan secara bernalar (memenuhi kaidah reasoning atau
penalaran) agar dapat dipahami oleh seorang pembaca. Juga teks-teks yang yang dipilih
untuk menyampaikan secara akurat pelbagai makna yang akan dikeluarkan penulis
harus tidak ambigu (bermakna ganda) agar sebuah gagasan tidak disalahpahami seorang
pembaca (Hernowo, 2001). Gagasan adalah modal dalam komunikasi, gagasan yang
disampaikan baik secara lisan maupun tulisan adalah komunikasi yang bermaksud agar
pihak lain memahami dan mengetahui secara pasti apa yang ingin disampaikan. Dari
kutipan diatas bahwa sebuah informasi dalam komunikasi berbentuk tulisan harus
masuk akal bagi orang lain dan tidak bermakna ganda sebagai upaya agar informasi
yang disampaikan melalui tulisan tersebut tidak disalahartikan oleh pembacanya.
Biasa terjadi dalam dunia kerja, pimpinan memberikan suatu bentuk pesan
tertulis baik berupa instruksi kerja maupun sekedar informasi yang sifatnya memberikan
pesan motivasional dalam bekerja, tidak dipahami oleh para karyawan dan bawahan
akibat bahasa yang tertulis dalam informasi yang disampaikan terlalu birokratis, terlalu
intelektuil, atau tidak dapat dipahami melalui nalar seorang karyawan.
Rob Abernathy dan Mark Reardon (2001) mengemukakan bahwa para ahli
neuro-linguistic mengingatkan kita akan keampuhan bahasa untuk mendapatkan
asosiasi mental. Anda dapat memberikan makna lebih dalam dan pemahaman lebih
jernih dari presentasi anda dengan menggunakan bahasa setiap modalitas (visual,
auditori, kinestetik). Senada dengan itu Bobby dePoterter et al. menyatakan bahwa otak
terdiri dari tiga jalan utama atau modalitas, untuk memproses rangsangan yang datang
kepada kita dari dunia di luar diri kita. Ketiga modalitas ini, visual, auditorial, dan
kinestetik, merupakan saluran komunikasi yang membantu memahami isi pesan
(informasi) dari sebuah komunikasi. Modal visual dalam berkomunikasi merupakan
kemampuan untuk menciptakan dengan jelas gambaran apa yang ingin disampaikan
4
dalam sebuah komunikasi. Modal auditorial mengupayakan bagaimana agar pihak
penerima informasi atau lawan komunikasi dapat mendengarkan melalui telinga mereka
dengan cara memberikan penjelasan atau dialog yang penerima mampu mencerna
semua penjelasan tersebut. Terakhir kinestetik sebagai modal komunikasi efektif berupa
gerakan-gerakan fisik yang membuat lawan komunikasi lebih tertarik pada apa yang
disampaikan dan terlebih dapat memahami dengan jelas bagaimana suatu cara harus
diperbuat dengan mencontohkan gerakan-gerakan tertentu.
Bobby dePorter et al. menguraikan lima bentuk komunikasi verbal yang bisa
digunakan baik dalam organisasi dan segala jenis interaksi di antaranya:
• Kontak mata
• Ekspresi wajah
• Nada suara
• Gerak tubuh
• Sosok dan postur tubuh
Analisis
:
Iklim komunikasi yang baik akan menciptakan kepuasan komunikasi, yang
mana selanjutnya dapat menunjang pembentukan, pengembangan, dan penghayatan
nilai-nilai budaya organisasi pada seluruh anggota organisasi. Dengan menguatnya
budaya organisasi maka akan memberikan peluang besar bagi organisasi tersebut untuk
menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan organisasi karena ia dapat
mempertahankan fungsi apadatasinya terhadap persoalan-persoalan eksternal dan fungsi
integrasinya dalam menghadapi permasalasahan-permasalahan internal” (Muluk, 1998).
Komunikasi efektif dipengaruhi oleh saluran komunikasi formal, struktur
organisasi, spesialisasi jabatan, pemilikan informasi, jaringan komunikasi dalam
organisasi. Artinya faktor-faktor tersebut harus diperhatikan dengan bijaksana oleh
pihak manajemen perusahaan agar perilaku karyawan terbentuk dalam sebuah pola
perilaku etis.
Komunikasi efektif juga bisa dicapai dengan memahami model komunikasi non
verbal (bahasa tubuh) seperti kontak mata, ekspresi wajah, nada suara, gerak tubuh,
sosok dan postur tubuh. Dengan pemahaman dan apa yang harus dilakukan pada sebuah
komunikasi non verbal maka diharapkan individu dalam organisasi dapat
berkomunikasi dengan efektif dan pola perilaku etis dapat terbentuk.
2.
Judul Pustaka
: Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Pelanggan, Citra Perusahaan dan Loyalitas Pelanggan
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
: 2013
: Artikel jurnal
: Elektronik
: Selvy Normasari et al
::-
Volume (Edisi)
Hal
: Vol 06 No. 02
: 1-9
: Malang, Universitas Brawijaya
: Jurnal administrasi Bisnis
5
Alamat URL/doi
: http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/
index.php/jab/article/viewFile/286/479
Tanggal Diunduh
Ringkasan
: 21 September 2015
:
Kualitas pelayanan adalah memberikan kesempurnaan pelayanan untuk
tercapainya keinginan atau harapan pelanggan. Parasuraman, et al. (dalam Purnama,
2006: 22) lima dimensi pokok dalam kualitas pelayanan yaitu Bukti Fisik (tangibles),
Keadaan (realiability), Daya Tanggap (responsiveness), Jaminan (assurance), dan
Empati (empathy).
Kepuasan pelanggan merupakan suatu perasaan konsumen sebagai respon
terhadap produk barang atau jasa yang telah dikonsumsi.Secara umum kepuasan dapat
diartikan sebagai suatu perbandingan antara layanan atau hasil yang diterima konsumen
dengan harapan konsumen, layanan atau hasil yang diterima itu paling tidak harus sama
dengan harapan konsumen, atau bahkan melebihinya.
Citra perusahaan menurut Adona (2006: 107) adalah kesan atau impresi mental
atau suatu gambaran dari sebuah perusahaan di mata para khalayaknya yang terbentuk
berdasarkan pengetahuan serta pengalaman mereka sendiri. Citra dengan sengaja perlu
diciptakan agar bernilai positif (Sukatendel dalam Soemirat, 2003: 113). Hal positif
yang dapat meningktakan citra perusahaan melalui keberhasilan perusahaan dan sejarah
atau riwayat perusahaan. Dengan demikian, citra suatu perusahaan merupakan
representasi dari suatu lembaga dengan harapan mampu mendorong citra perusahaan
yang positif.
Loyalitas pelanggan merupakan asset dan memiliki peran penting dalam sebuah
perusahaan. Berdasarkan pengertian tersebut bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud
perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus
menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih. Dengan demikian
kesimpulannya bahwa loyalitas terbentuk karena adanya pengalaman dalam
menggunakan suatu barang atau jasa.
Keterkaitan kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan dan citra perusahaan
menurut pemikiran Hui, Kandampully dan Juwaheer (2009) beserta pemikiran
Lai,Griffin, dan Babin (2009) yang menyatakan bahwa Kualitas pelayanan berpengaruh
positif terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap
citra (image) perusahaan. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap citra
(image) perusahaan. Penelitian tersebut juga didukung oleh hasil penelitian Hart dan
Rosenberger III (2004) beserta penelitian Andreassen dan Lindestad (1998) yang
menyatakan bahwa citra (image) perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan pelanggan. Menurut Schnaars dalam Hasan (2009:67) pelanggan yang puas
dapat memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas
pelanggan.
Analisis
:
Kualitas pelayanan yang baik memiliki arti penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan karena dapat menciptakan kepuasan pelanggan. Menurut Kotler (2004: 42)
6
Kepuasan pelanggan adalah Perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu
produk dan harapan-harapannya. Keberhasilan perusahaan apabila karyawan mampu
memberikan pelayanan yang baiksehingga pelanggan merasa puas dan di mata
pelanggan citramenjadi positif. Hal tersebut dapat menumbuhkan loyalitas pelanggan,
karakteristik pelanggan yang loyal menurut Griffin (2003:31) adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pembelian berulang secara teratur.
2) Membeli antarlini produk dan jasa.
3) Mereferensikan keada orang lain.
4) Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
3.
Judul Pustaka
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Kusumawati
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume(Edisi)
Hal
Alamat URL/doi
: Pengaruh Citra Perusahaan, Promosi Penjualan dan
Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah pada
LPD Desa Pakraman Pancer
: 2013
: Artikel jurnal
: Elektronik
: Selvy Normasari, Srikandi Kumadji, Andriani
::: Bali, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana
: Jurnal Administrasi Bisnis
: Vol 6. No 2
: 2850-2868
: http://download.portalgaruda.org/article.php%3Far
ticle%3D195927%26val%3D989%26title%3DPenga
ruh%2520Citra%2520Perusahaan
Tanggal Diunduh
Ringkasan
: 21 September 2015
:
Citra perusahaan dinilai penting bagi setiap perusahaan karena merupakan
keseluruhan kesan yang terbentuk di benak masyarakat tentang perusahaan. Citra dapat
berhubungan dengan nama bisnis, arsitektur, variasi dari produk, tradisi, ideologi dan
kesan pada kualitas komunikasi yang merupakan interaksi antara konsumen dengan
perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Andreassen et al. dalam
Atmaja (2011) bahwa citra perusahaan merupakan penilaian yang menyeluruh kepada
perusahaan oleh konsumen yang dipercaya memberi pengaruh kepuasan. Perusahaan
diharapkan mengkomunikasikan secara jelas tentang bagaimana perusahaan memenuhi
keinginan dan kebutuhan pasar yang berorientasi pada pelanggan sehingga dapat
mengarahkan masyarakat dalam mencitrakan perusahaan secara positif. Citra
perusahaan akan dapat juga mempengaruhi kepuasan (Sugihartono, 2009). Hal ini
didukung oleh penelitian Qomariah (2012) dan Purnaningsih (2008) menyatakan bahwa
pengaruh citra perusahaan signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Rangkuti dalam Purnaningsih (2008) menyatakan bahwa kualitas layanan
merupakan strategi yang mendasar dalam upaya perusahaan meraih sukses dan
7
berkelanjutan dalam lingkungan persaingan bisnis yang ketat. Kualitas pelayanan akan
dihasilkan oleh proses operasi yang ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: faktor
karyawan, sistem, teknologi, dan keterlibatan pelanggan yang diharapkan memberikan
kontribusi terhadap kualitas pelayanan yang tercipta. Hasil penelitian Aryani dan
Febrina (2010) menyatakan bahwa kualitas yang rendah akan menimbulkan
ketidakpuasan pada pelanggan dan juga berdampak pada orang lain karena calon
pelanggan akan beralih ke pesaing. Ini juga didukung oleh penelitian Mulyono, dkk.
(2010) dan Samosir (2008) menyatakan bahwa pengaruh kualitas pelayanan keandalan,
daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti langsung berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan.
Rangkuti dalam Purnaningsih (2008) menyatakan bahwa tujuan dari kepuasan
adalah untuk membuat agar pelanggan dapat bersikap loyal dengan tidak berpindah
kepada pesaing.
Analisis
:
Citra perusahaan adalah fungsi pengaruh kumulatif dari ketidakpuasan atau
kepuasan nasabah. Citra perusahaan diyakini menjadi faktor penting yang
mempengaruhi evaluasi kepuasan nasabah dengan pelayanan. Citra perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah. Ini sesuai dengan hasil
penelitian terdahulu dari penelitian Salam et al. (2013), Kuo dan Tang (2011), Tumpal
(2012), Ishaq (2012), Hu dan Huang (2011, Malik et al. (2012), Rehma (2012),
Herwinarni dan Gunistiyo (2011). Berdasarkan landasan teori dan pembahasan hasil
penelitian sebelumnya maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut. Kualitas
pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta
ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut Tjiptono
(2008:59), kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Hasil penelitian terdahulu oleh Rahman (2012), Aryani dan Rosinta (2010), Ishaq
(2012), Kuo dan Tang (2011), Yudhy dan Suhendra (2010), Kassim dan Nordin (2011),
Ahmed (2010), Rehma (2012), dan Lo Liang Kheng et al. (2010) menyatakan Kualitas
pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan nasabah.
4.
Judul Pustaka
: Analisis Kinerja Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Pelanggan pada Telkomsel Malang Area
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume(Edisi)
Hal
Alamat URL/doi
: 1999
: Artikel jurnal
: Elektronik
: Sri Hadiati, Sarwi Ruci
::: Universitas Gajayana Malang
: Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan
: Vol 01. No 01
: 56 - 64
: http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article
/view/21
8
Tanggal Diunduh
: 22 September 2015
Ringkasan :
Fungsi, kualitas dan benefits dari suatu produk merupakan fokus perhatian
konsumen. Kebutuhan konsumen yang terus meningkat dan didasari oleh tingkat
kekritisan yang semakin tinggi, cenderung menuntut pelayanan secara pribadi dan ikut
dilibatkan dalam pengembangan suatu produk. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran
untuk tetap memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen dalam segala
perubahan sehingga tidak akan berpaling ke produk substitusi. Dalam jurnal ini
diajarkan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, digunakan Diagram Cartesius,
yang dapat mengetahui tingkat kepentingan pelayanan menurut konsumen dan tingkat
kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
Berikut rumus yang pakai dalam jurnal untuk membuat diagram Cartesius:
Rata-rata ( atau ) =
, dimana :
N = jumlah responden
Rata-rata kedua ( atau ) =
, dimana :
N = jumlah responden
Analisis :
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Diagram Cartesius
yang dapat dipergunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan
kualitas pelayanan yang diterima oleh pelanggan. Dalam melakukan pengukuran
kepuasan pelanggan dan tingkat kepentingan kualitas pelayanan menurut pelanggan,
langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Menentukan Kualitas Pelayanan (Quality Service) Grha Pari Sraya Malang yang
diberikan kepada pelanggan Kualitas pelayanan yang diberikan Grha Pari Sraya
kepada pelanggan antara lain:
- Sikap Customer Service dalam memberikan pelayanan dan informasi kepada
pelanggan baik secara langsung maupun melalui telepon.
- Tanggapan, respon dan jawaban yang diberikan Grha Pari Sraya Malang kepada
pelanggan yang menyampaikan keluhannya secara langsung maupun melalui
telepon/surat.
- Jasa pembayaran, hal ini berkaitan dengan cara dan tempat pelanggan dalam
melakukan pembayaran tagihan. Telkomsel menyampaikan tagihan telepon dengan
cara; pembayaran tunai, auto debet, transfer dana, ATM BCA dan kartu kredit.
- Fasilitas tambahan yang dimiliki oleh kartu Halo, antara lain; Callipso/CLI (calling
line interpersonal), Veronica, Smile, call waiting, call forwarding, Farida, call
baring, SLI, Roaming Nasional dan Roaming Internasional.
- Ketepatan waktu pelayanan yang diberikan kepada pelanggan, antara lain; pembukaan
pemblokiran, aktivasi dan validasi.
9
2. Analisis kinerja Kualitas Pelayanan dan kepuasan pelanggan Dari perhitungan dan
pengolahan data yang diperoleh dari rumus.
5. Judul Pustaka
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume(Edisi)
Hal
Alamat URL/doi
: Stakeholders Relations Strategy Acquisition Marger
: 2013
: Artikel jurnal
: Elektronik
: Desi Dwi Prianti
::: UNISSULA
: Jurnal Makna
: Vol 01. No 01
: 1-5
: http://download.portalgaruda.org/article.php?article
=3755&val=309
Tanggal Diunduh
Ringkasan
: 23 September 2015
:
Rawlins (2006) mengembangkan empat langkah dalam memprioritaskan
stakeholder. Modelnya cocok untuk akuisisi dan kasus merger karena memberikan
perspektif yang komprehensif dalam menganalisis pemangku kepentingan untuk
menemukan yang pemangku kepentingan bahwa perusahaan memiliki untuk mengelola
pertama. Langkah pertama: Mengidentifikasi Stakeholder Perusahaan Untuk
mengidentifikasi para pemangku kepentingan perusahaan dalam akuisisi atau merger,
Model Linkage (Grunig & Hunt 1984) menawarkan pembenaran terbaik karena
membantu untuk mengklasifikasikan pemangku kepentingan berdasarkan hubungan
mereka dengan perusahaan.
Pemegang saham, dewan direksi dan pemerintah adalah memungkinkan
hubungan pemangku kepentingan, yang memiliki beberapa kontrol dan otoritas atas
perusahaan. Kelompok-kelompok ini dapat meyakinkan akuisisi atau Proses merger
berjalan lancar karena mereka memiliki kewenangan hukum untuk perusahaan. Namun,
konsumen dan karyawan, meskipun mereka tidak memiliki otoritas hukum, mereka
sangat penting bagi perusahaan untuk bertahan hidup karena mereka memiliki hubungan
fungsional dengan perusahaan. Media dan kelompok kepentingan khusus juga yang lain
pemangku kepentingan. Mereka telah tersebar hubungan dengan perusahaan. Reputasi
perusahaan dapat membawa yang berbeda kelompok kepentingan khusus memiliki
kepedulian dalam akuisisi perusahaan atau merger. Mereka bisa berharap untuk
mengetahui bagaimana perusahaan akan perubahan setelah akuisisi atau merger.
Sebagai contoh, jika perusahaan Anda dikenal sebagai "perusahaan hijau" maka Anda
ingin melakukan merger dengan perusahaan lain, lingkungan organisasi mungkin
menjadi salah satu pemangku kepentingan Anda, karena mereka mungkin ingin tahu
bagaimana Anda akan perusahaan berubah setelah merger. Langkah kedua:
Memprioritaskan mereka dengan atribut mereka Ada tiga atribut dalam
memprioritaskan saham pemegang; legitimasi, kekuasaan dan urgensi (Cornellisen,
2008). Pemegang saham, dewan direktur diklasifikasikan sebagai pemangku
kepentingan yang dominan karena mereka memiliki legitimasi dan kekuasaan. Selain
10
itu, mereka dapat memperoleh urgensi dalam akuisisi atau merger, jika mereka berpikir
acquis ition atau merger akan risiko investasi mereka. Namun, karyawan baik
perusahaan dan konsumen adalah definitif pemangku kepentingan dan harus
mendapatkan prioritas tertinggi, karena mereka memiliki tiga atribut (Mitchell, 1997).
Mereka memiliki legitimasi dan kekuasaan, karena mereka memiliki hukum, klaim
moral atau diduga yang dapat mempengaruhi perilaku dan akuisisi / merger proses
perusahaan (Rawlins, 2006).
Analisis
:
Prioritas sering diberikan kepada mereka hubungan yang menawarkan peluang
atau ancaman terhadap fungsi Perusahaan (Grunig 1992, dikutip oleh Vos 2005).
Seperti dijelaskan di atas, karyawan dapat membuat kedua ancaman jika mereka merasa
tidak pasti dan takut tentang akuisisi dan peluang jika mereka terlibat dengan akuisisi /
merger. Untuk alasan ini, karyawan Perusahaan menjadi pemangku kepentingan kunci
dalam strategi komunikasi ini. Selain itu, karyawan adalah pemangku kepentingan
utama, tanpa perusahaan partisipasi mereka tidak dapat bertahan hidup (Clarkson,
1995). Oleh karena itu, strategi yang komprehensif yang ditujukan pemangku
kepentingan untuk membangun karyawan Komitmen adalah penting untuk
memungkinkan akuisisi, merger melanjutkan.
6. Judul Pustaka
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume(Edisi)
Hal
Alamat URL/doi
Tanggal Diunduh
Ringkasan
: Peranan Komunikasi dalam Suatu Organisasi
: 2004
: Artikel jurnal
: Elektronik
: Aris Febri Rahmanto
::: Uiversitas Esa Unggul, Jakarta
: Jurnal Komunikologi
: Vol 01. No 02
: 59-75
: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3
0845/4/Chapter%20II.pdf
: 25 September 2015
:
Peran komunikasi dalam organisasi sebagai berikut: 1. komunikasi dalam
perusahaan sebagai titik sentral 2. Dalam setiap proses komunikasi, hubungan
kemanusiaan merupakan proses yang menyangkut kepribadian, sikap dan tingkah laku
yang terjadi pada orang-orang yang terlibat 3. Organisasi melaksanakan komunikasi
persuasif dua arah disemua bidang kegiatan dengan maksud memberikan motivasi kerja,
bertanggung jawab dan produktif 4. Atas dasar pengertian tersebut terlihat bahwa
komunikasi timbal balik dalam suatu organisasi merupakan proses integrasi antar
manusia yang brersifat manusiawi yang menuju perasaan lahir batin. Komunikasi dalam
suatu organisasi selalu merupakan komunikasi timbal balik, demi kepentingan semua
pihak.
Publik eksternal adalah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada
hubungannya dan diharapkan ada hubungannya dengan organisasi tersebut. Kedua :
11
Kegiatan organisasi adalah komunikasi dua arah atau timbal balik. Ini berarti bahwa
dalam penyampaian informasi baik kepada public internal maupun eksternal harus
terjadi umpan balik, dengan demikian organisasi mengetahui opini publik sebagai efek
komunikasi yang dilakukan. Opini publik yang menyenangkan sangat diharapkan demi
kepentingan kedua belah pihak. Jadi kegiatan komunikasi dalam organisasi itu ditujukan
kepada masyarakat yang ada didalam organisasi dan masyarakat di luar organisasi.
Komunikasi Internal diklasifikasikan menjadi komunikasi personal/ pribadi dan
komunikasi kelompok. Komunikasi ini biasanya dilakukan dengan tatap muka
belangsung secara dialogis sehingga bisa berlangsung kontak pribadi.
Analisis
:
Komunikasi efektif harus direncanakan dengan memperhatikan situasi, waktu,
tempat dan pendengarnya. Permasalahan yang sering dihadapi adalah kita menempatkan
manusia seakan-akan seperti benda yang mudah dikumpulkan lalu mudah diberi
penjelasan supaya mereka mengerti sesuatu. Untuk menjaga supaya permasalahan itu
tidak muncul perlu diperhatikan beberapa hal seperti: 1. Bahwa publik kita itu manusia,
jadi mereka tidak pernah bebas dari berbagai pengaruh apa saja 2. Manusia itu
cenderung suka memperhatikan, membaca atau mendengarkan pesan yang dirasakan
sesuai dengan kebutuhan atau sikap mereka 3. Adanya berbagai media massa yang
beragam memberikan efek yang beragam pula bagi publiknya 4. Media massa
memberikan efek dengan variasi yang besar kepada public atau perorangan maupun
kelompok Dengan kemajuan teknologi, interaksi antara anggota-anggota dalam
organisasi dan masyarakat semakin meningkat dan menjangkau bertambah luas. Untuk
membantu supaya komunikasi kita bisa efektif ada beberapa ketentuan yang
memudahkan yaitu: 1. Kemampuan mengamati dan menganalisa persoalan 2.
Kemampuan menarik perhatian 3. Kemampuan mempengaruhi pendapat 4. Kemampuan
menjalin hubungan dan suasana saling mempercayai. Adapun hal-hal yang perlu
dipertanyakan dalam melakukan komunikasi seperti: apa, mengapa, bagaimana, dimana,
siapa, kapan, tujuan dan situasinya, karena dengan menggunakan hal tersebut kita akan
mendapatkan informasi yang sangat jelas dan mengurangi terjadinya kesalahpahaman
dalam berkomunikasi.
7.
Judul Pustaka
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume(Edisi)
Hal
Alamat URL/doi
: Penerapan Corporate Social Responsibility terhadap
Citra Perusahaan PT Tirta investama Keboncandi
Pada masyarakat Desa Jeladri
: 2000
: Artikel jurnal
: Elektronik
: Kholid Murtadlo
::: Fisip UPN “Veteran” Yogyakarta
: Jurnal Sketsa Bisnis
: Vol 01. No 01
: 1-16
:http://jurnal.yudharta.ac.id/wpcontent/uploads
/2015/03/Pengaruh-Penerapan-Corporate-SocialResponbility-Terhadap-Citra-Perusahaan-Pt-Tirta-
12
Tanggal Diunduh
Ringkasan
Investama-Keboncandi-Pada-Masyarakat-DesaJeladri-Winongan-Pasuruan.pdf
: 26 September 2015
:
Peningkatan tanggung jawab social terhadap komuniti lokal, menjadi acuan
korporat dan seakan berlomba untuk eksis dan dapat berkompetisi dengan yang lainnya
(Budimanta, 2004). CSR menekankan bahwa dunia usaha bukan lagi sekedar tanggung
jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu kegiatan ekonomi yang hanya
direfleksikan dalam kondisi keuangan dan menciptakan profit demi kelangsungan usaha
saja, melainkan juga diharapkan untuk memberikan kontribusi positif terhadap aspek
lingkungan dan sosialnya. Fakta telah menunjukan bagaimana resistensi masyarakat
sekitar muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan
faktor sosial dan lingkungan (Wibisono, 2007).
Hal ini dikarenakan masyarakat telah semakin kritis dan mampu melakukan
kontrol sosial terhadap dunia usaha. Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan
informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang
semakin bagus (Good Corporate Governance) semakin memaksa perusahaan untuk
memberikan informasi mengenai aktifitas sosialnya (Marina). Masyarakat perlu
mengetahui berbagai kegiatan sosial perusahaan sebagai realisasi dari program CSR
yang dicanangkan. Pengungkapan informasi tersebut setidaknya memberikan jaminan
kepada masyarakat luas akan keamanan aktifitas yang dijalankannya. Para buruh dan
karyawan pun serta masyarakat setempat akan merasa diperhatikan dan dijamin
kesejahteraan hidupnya. Namun, seiring perkembangan waktu perusahaan dituntut
untuk bertanggung jawab secara sosial atau Community Support.
Perusahaan haruslah juga memperhatikan kondisi masyarakat yang berada
disekitar perusahaan agar masyarakat juga dapat merasakan manfaat dari perusahaan.
Perhatian tersebut dapat berupa pendidikan dan kesehatan, dimana saat biaya
pendidikan semakin mahal dan sulit terjangkau bagi masyarakat ke bawah maka
disitulah peran perhatian atau bantuan perusahaan untuk meringankan beban pendidikan
dengan memberikan tenaga pendidik atau memberikan tunjangan pendidikan secara
berkala, dan pula memberikan bantuan kesehatan yang bisa mengarahkan kepada
masyarakat sekitar untuk bisa hidup dengan pola sehat. Dari dukungan sosial ini,
nantinya dapat berimbas pula terhadap citra perusaan karena bagaimanapun juga
kegiatan sosial yang mendukung kesejahteraan masyarakat sangat menunjang reputasi
di mata masyarakat dengan baik.
Analisis
:
Citra perusahaan sendiri memiliki proses pembentukan yang terdiri dari beberapa
tahapan. Pertama, obyek mengetahui (melihat atau mendengar) upaya yang dilakukan
perusahaan dalam membentuk citra perusahaan. Kedua, memperhatikan upaya
perusahaan tersebut. Ketiga, setelah adanya perhatian obyek mencoba memahami
semua yang ada pada upaya perusahaan. Keempat, terbentuknya citra perusahaan pada
obyek yang kemudian tahap kelima citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan
perilaku obyek sasaran dalam hubungannya dengan perusahaan. Upaya perusahaan
sebagai sumber informasi terbentuknya citra perusahaan memerlukan keberadaan secara
lengkap.
13
8.
Judul Pustaka
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume(Edisi)
Hal
Alamat URL/doi
: Downward Communication di PT. Commonwealth
Life Cabang Surabaya
: 2013
: Artikel jurnal
: Elektronik
: Dewi Suryani Susanto
::: Universitas Kristen Petra Surabaya
: Jurnal E-Komunikasi
: Vol 01. No 02
: 31-43
: http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/ilmu
komunikasi/article/download/905/805
Tanggal Diunduh
Ringkasan
: 23 September 2015
:
Dalam suatu organisasi dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah hal yang
sangat penting yang mana akan mempengaruhi kinerja antara satu bagian organisasi
dengan bagian lain, maupun di dalam sebuah bagian di organisasi (Joann Keyton,
2005), sangat jelas bahwa sebuah organisasi tidak dapat bertahan tanpa adanya
komunikasi. Dalam sebuah organisasi terdapat beberapa arah aliran informasi antara
lain: komunikasi ke bawah (downward communication) yaitu aliran informasi yang
berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain
yang otoritasnya lebih rendah disebut komunikasi ke atas (upward communication)
yaitu informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada
orang yang otoritasnya lebih tinggi Komunikasi ke bawah adalah bentuk aliran
komunikasi yang akan diambil sebagai topik utama dalam penelitian ini. Komunikasi ke
bawah meliputi jenis pesan yang dialirkan dari atasan ke bawahan.
Ternyata informasi yang diberikan mulai dari orang pertama akan semakin
berkurang dan ketika informasi itu sampai kepada orang terakhir, isinya tidak akan
sama dengan apa yang diterima oleh orang pertama tadi. Sama halnya dengan
downward communication atau komunikasi ke bawah, informasi akan bergerak dari
otoritas yang lebih tinggi kepada tingkat otoritas yang lebih rendah dalam sebuah
organisasi. Sebuah survei mengatakan bahwa dari seratus perusahaan yang melakukan
downward communications, diperkirakan sebanyak delapan puluh persen mengalami
kejadian yang sama dengan permainan tersebut, yaitu bahwa informasi menjadi kurang
akurat atau tidak akurat setelah melewati beberapa level (Sulistiowati, 2006). Setiap
perusahaan, dalam melaksanakan kegiatan usahanya harus dievaluasi kinerjanya sebagai
hasil dari implementasi strategi bisnis yang dilakukan( Gusnardi, 2008).
Analisis
:
Subyek penelitian komunikasi ke bawah ini adalah PT.Commonwealth Life Cabang
Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi downward communication di
PT.Commonwealth Life Cabang Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode yang
14
digunakan adalah audit komunikasi dengan menggunakan kuesioner. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan total sampling yaitu sebanyak 15 orang yang berada di divisi
Financial Consultant. Komunikasi ke bawah yang terjadi di PT. Commonwealth Life
Cabang Surabaya ini telah berjalan dengan baik. Maksudnya ialah komunikasi yang
menjadi harapan dan kenyataan riil di perusahaan ini tidak terlalu signifikan
perbedaannya. Hanya saja, jenis informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan
pekerjaan memiliki nilai perbedaan yang signifikan.
9.
Judul Pustaka
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume(Edisi)
Hal
Alamat URL/doi
Tanggal Diunduh
Ringkasan
: Pengaruh Pola Komunikasi terhadap Lingkungan
Kerja Non Fisik Pada Departemen Human Resources
PT. VALE Indonesia TBK
: 2012
: Skripsi
: Elektronik
: Nila Novianti
::: Institut Pertanian Bogor
::: 1-58
: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56199
: 28 September 2015
:
Menurut Mintzberg dalam Stoner, et al. (1996) didefinisikan tentang peran
komunikasi dalam tiga (3) peran manajerial, yaitu: a. Dalam peran antar pribadi,
manajer bertindak sebagai tokoh dan pemimpin dari unit organisasinya, berinteraksi
dengan karyawan, pelanggan, pemasok dan rekan sejawat dalam organisasi. b. Dalam
peran informal, manajer mencari informasi dari rekan sejawat, karyawan dan kontrak
pribadi yang lain, mengenai segala sesuatu yang mungkin memengaruhi pekerjaan dan
tanggung jawabnya c. Dalam peran pengambilan keputusan, manajer
mengimplementasikan proyek baru, menangani gangguan dan mengalokasikan sumber
daya kepada anggota unit dan departemen.
Menurut Nitisemito (2000), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas
yang diembankan. Beberapa indikator-indikator lingkungan kerja (Sedarmayanti, 2001)
yaitu: 1. Penerangan 2. Suhu Udara 3. Suara bising 4. Penggunaan warna 5. Ruang
gerak yang diperlukan 6. Keamanan kerja 7. Hubungan Karyawan
Analisis
:
Multikolinearitas artinya antar peubah independen yang terdapat dalam model regresi
memiliki hubungan linear sempurna, atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya
tinggi, atau bahkan 1). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebasnya. Konsekuensi adanya
15
multikolinearitas adalah koefisien variabel tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat
besar atau tidak terhingga (Priyatno, 2009). Cara untuk uji metode multikolinearitas
adalah : 1) Membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai
determinasi secara serentak (R2). Apabila nilai r2 < R2 maka tidak terjadi
multikolinearitas antar peubah independen. 2) Melihat nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF) pada model regresi. Nilai tolerance > 0,1 atau VIF < 10, maka
tidak terjadi multikolinearitas. b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah
varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Salah
satu cara untuk memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola
Scatterplot. Analisis Scatterplot dapat menyatakan model regresi liniear berganda
terbebas dari heteroskedastisitas, jika tidak ada pola yang jelas 26 seperti titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y (Priyatno, 2009). c. Uji
Normalitas Uji normalitas persamaan regresi dikatakan baik, jika mempunyai data
peubah bebas dan data peubah terikat berdistribusi mendekati normal, atau normal,
sama sekali. Salah satu cara untuk menguji asumsi adalah dengan melihat pada normal
probability plot, jika garis data riil mengikuti garis diagonal, maka data dikatakan
berdistribusi normal (Sunyoto, 2002).
10. Judul Pustaka
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume(Edisi)
Hal
Alamat URL/doi
: Efektifitas Komunikasi Dalam Organisasi
: 2009
: Jurnal
: Elektronik
: Hassa Nurrohim dan Lina Anatan
::: Yogyakarta, Bandung
: Jurnal Manajemen
: Vol 07 / No 04
: 1-58
: http://majour.maranatha.edu/index.php/%EE%80%
80jurnal%EE%80%81%EE%80%80manajemen%
EE%80%81/article/view/216/pdf
Tanggal Diunduh
Ringkasan
: 1 November 2015
:
Persuasion yang efektif melibatkan empat tahap penting yang berbeda-beda.
Pertama, membuktikan kredibilitas. Kredibilitas ini dapat diperoleh dari keahlian dan
hubungan. Seseorang akan memiliki level keahlian yang tinggi jika mereak memiliki
kepastian dan telah membuktikan pengetahuannya. Seorang dengan kridibilitas tinggi
akan dapat dipercaya untuk diperhatikan dan bekerjasama, mereka juga akan secara
konsisten menunjukkan karakter emosional dan integritas yang kuat. Kedua, frame a
common ground. Seorang persuader yang efektif harus bisa cakap dalam
mendeskripsikan posisi mereka sehingga menjelaskan keuntungan mereka. Ketiga,
provide evidence dimana seorang persuader yang efektif harus menggunakan bahasabahasa dalam cara-cara khusus.
Mereka melengkapi data-data numerik dengan contoh-contoh, cerita-cerita,
kiasan, dan analogi untuk memperkuat posisi mereka. Keempat, connect emotionally.
16
Seorang persuader yang baik akan peduli pada keunggulan emosi dan makin responsif
terhadap orang lain dalam beberapa cara. Cara pertama yaitu mereka memperlihatkan
komitmen emosi personal mereka pada posisi dimana mereka didukung. Cara kedua,
perasaan tentang bagaimana kolega menginterpretasikan peristiwa-peristiwa dalam
organisasi dan bagaimana mereka akan menginterpretasikan suatu usulan.
Syarat utama komunikasi yang efektif adalah karakter dan integritas pribadi
yang menyampaikan pesan tersebut. Menurut Covey, untuk membangun komunikasi
yang efektif diperlukan lima dasar penting yaitu usaha untuk benar-benar mengerti
orang lain, kemampuan untuk memenuhi komitmen, kemampuan untuk menjelaskan
harapan, kemauan untuk meminta maaf secara tulus jika melakukan kesaahan, dan
kemampuan memperlihatkan integritas. Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi
empatik yang memiliki makna melakukan komunikasi untuk mengerti dan memahami
karakter dan maksud dan peran orang lain yang menerima pesan (Knutson, et al. 2003).
Analisis :
Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, seorang komunikator harus
mampu mengidentifikasi sasaran yang menjadi penerima pesan, menentukan tujuan
komunikasi, merancang pesan, memilih media, memilih sumber pesan, dan
mengumpulkan umpan balik. Dalam mengidentifikasi sasaran atau penerima pesan
perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya adalah (Xie et al, 2008). Menentukan,
mengenali dan mempelajari siapa yang akan dijadikan sasaran, dalam hal ini siapa
target/segmen konsumennya. Siapa sasaran yang dijadikan target adalah calon
konsumen potensial, pengguna produk/jasa, orang-orang yang membuat keputusan
membeli, dan orang yang mempengaruhi pembelian, apakah individu perorangan,
kelompok, publik khusus atau publik umum.
Hal terakhir yang perlu dilakukan dalam mengembangkan suatu komunikasi yang
efektif adalah mengumpulkan umpan balik yang bertujuan untuk mengevaluasi
keberhasilan penyampaian informasi pada penerima informasi. Pengumpulan umpan
balik dapat dilakukan bisa dilakukan dengan meluncurkan market research (riset pasar)
atau consumer research (riset konsumen).
11. Judul Pustaka
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume(Edisi)
Hal
Alamat URL/doi
: Penggunaan Komunikasi Fatis Dalam Pengelolaan
Hubungan Ditempat Kerja
: 2014
: Jurnal
: Elektronik
: Sari Ramadanty
::: Universitas Bina Nusantara, Jakarta
: Jurnal Ilmu Komunikasi
: Vol 05/ No 01
: 1-118
: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&
esrc=s&source=web&cd=2&ved=0ahUKEwiH2pihL
vJAhVRCo4KHcGvApcQFggmMAE&url=http%3A
%2F%2Fejournal.unri.ac.id%2Findex.php%2FJK
17
MS%2Farticle%2Fdownload%2F2556%2F2511&us
g=AFQjCNHYCEDhl1heyBiks6L0Eg7W_e0V9w&c
ad=rja
Tanggal Diunduh
Ringkasan
: 1 November 2015
:
Menurut Vladimir Zegarac dalam “What is Phatic Communication” Upaya
untuk menimbulkan rasa kesenangan saat berkomunikasi adalah dengan menggunakan
apa yang disebut dengan komunikasi fatis (phatic communication) (2009). Suatu
kondisi dimana komunikasi yang berlangsung tidak bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi yang berarti melainkan hanya untuk menimbulkan kesenangan di antara pihak
yang terlibat didalamnya semata. Menurut Tubbs dan Moss (2009), Komunikasi fatis
sangat berguna untuk mempertahankan kelangsungan hubungan social dalam keadaan
yang baik dan menyenangkan. Hubungan yang baik dan menyenangkan ini sangat
diperlukan bagi seseorang untuk mengembangkan kepribadiannya.
Komunikasi fatis merupakan komuniksi yang sangat berperan dan penting dalam
hubungan yang tercipta di tempat kerja. Komunikasi yang terjalin di tempat kerja sangat
berbeda jika dibandingkan dengan komunikasi sehari-hari. Dalam komunikasi di tempat
kerja, struktur yang mengikat profesi dan posisi atau jabatan seseorang sangat
berpengaruh terhadap bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain. Di tempat
kerja, komunikasi interpersonal yang terjalin lebih kompleks dan dinamis dibandingkan
dengan komunikasi interpersonal di lingkungan sosial seharu-hari. Hal ini berkaitan
dengan hubungan yang terjalin yang sangat berkaitan dengan profesi dan citra seseorang
di tempat kerjanya. Untuk itu komunikasi fatis menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan hubungan di tempat kerja. penggunaan komunikasi fatis adalah untuk
membentuk kesenangan dan menciptakan hubungan yang lebih akrab antara sesama
rekan kerja di tempat kerja. Penggunaan komunikasi fatis erat kaitannya dengan budaya
dan latar belakang seseorang. Basa-basi atau small talk yang dilakukan terkait dengan
kontek budaya yang dimiliki oleh tiap individu.
Analisis :
Penggunaan dan peran komuniasi fatis yang terjadi di tempat kerja. Beberpa
kesimpulan tersebut adalah: 1. Penggunaan komunikasi fatis sangat sering terjadi di
tempat kerja, karena dianggap sebagai pembuka dalam hubungan yang lebuh akrab. 2.
Komunikasi fatis sangat berperan dalam pembentukan hubungan dan menciptakan
hubungan yang erat antar sesame rekan kerja. 3. Konteks budaya seseorang sangat
berperan dalam penggunaan komunikasi fatis, seseorang dengan konteks budaya tinggi
cenderung lebih sering menggunakan komunikasi fatis dalam hubungan komuniksi
interpersonalnya.
18
ANALISIS SINTESIS
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Komunikasi
Ada dua bentuk komunikasi dalam suatu organisasi yaitu komunikasi internal
dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal merujuk pada pertukaran informasi dan
gagasan di dalam organisasi (Bovee & Thill, 2003, p.7), sedangkan komunikasi
eksternal membawa informasi dari dalam ke luar organisasi (Bovee & Thill, 2003,
p.11). Dalam sebuah organisasi terdapat beberapa arah aliran informasi antara lain:
komunikasi ke bawah (downward communication) yaitu aliran informasi yang
berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain
yang otoritasnya lebih rendah disebut, komunikasi keatas (upward communication)
yaitu informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada
orang yang otoritasnya lebih tinggi, komunikasi horisontal (horizontal communication)
yaitu informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama
tingkat otoritasnya, serta komunikasi lintas saluran, yaitu informasi yang bergerak
diantara orang-orang atau jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan maupun bawahan
satu dengan yang lainnya (Pace, 2001, p.183-184). Proses auditing dalam penelitian ini
hanya akan difokuskan pada downward communication.
Peran karyawan dalam berkomunikasi menjadi faktor utama untuk pencapaian
tujuan bisnis kegiatan komunikasi selalu digunakan baik antar karyawan maupun
berkomunikasi kepada stakeholder diluar perusahaan. Oleh karnanya efektifitas
komunikasi sangat dibutuhkan dan efektifitas komunikasi dipengaruhi oleh dua faktor
utama yakni faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal. Faktor internal adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi proses berkomunikasi yang mempunyai hubungan
formal dalam organisasi dan terjadi didalam organisasi sedangkan faktor exsternal
adalah faktor yang mempengaruhi proses berkomunikasi yang terjadi antara pengirim
dan peenrima yang berada diluar organisasi. Faktor internal meliputi aspek SDM
(pemilik manajer, dan karyawan); aspek keuangan, aspek teknis produksi; dan aspek
pemasaran. Sedangkan Faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, aspek sosial
budaya dan ekonomi, serta peranan lembaga terkait seperti Pemerintah, Perguruan
Tinggi, Swasta, dan LSM. (Mc Commick et al,1997).
Efektifitas Komunikasi
Komunikasi dengan orang lain kadang sukses atau efektif mencapai maksud
yang dituju, namun terkadang juga gagal. Adapun makna komunikasi yang efektif
menurut Effendy (2005:11) adalah komunikasi yang berhasil menyampaikan pikiran
dengan menggunakan perasaan yang disadari. Lippman dalam Effendy (2005:11) juga
menjelaskan komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berusaha memilih cara
yang tepat agar gambaran dalam benak dan isi kesadaran dari komunikator dapat
dimengerti, diterima bahkan dilakukan oleh komunikan.
Effendy (2005:130) menjelaskan komunikasi yang efektif harus memenuhi
beberapa syarat ditinjau dari pesan komunikasi, diantaranya:
1. Pesan dapat dimengerti
2. Pada saat keputusan diambil, karyawan percaya bahwa komunikasi yang
dilancarkan cocok dengan tujuan organisasi.
3. Komunikasi cocok dengan kepentingan keperibadian karyawan.
19
4. Secara mental dan fisik, karyawan mampu melaksanakannya.
Menurut Ludlow dan Fanton dalam Ahmad Kurnia, 2011 ada hambatanhambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah:
1. Status Effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya
karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun
perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut
mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2.
Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat
untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan.
3. Perceptual Distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang
sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang
sempit terhadap orang lain.
4. Cultural Diffences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama
dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan
bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda
di tiap suku.
5. Physical Distraction
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses
berlangsungnya komunikasi.
6. Poor Choice of Communication Channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi.
7. No Feed Back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi
tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah
komunikasi satu arah yang sia-sia.
Dimensi komunikasi yang meningkatkan efektivitas komunikasi bertujuan untuk
meningkatkan kesamaan arti antara pesan yang dikirim dengan pesan yang diterima dan
efektifitas dalam komunikasi ini dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut:
1. Persepsi, Persepsi adalah inti komunikasi sedangkan penafsiran (interpretasi)
adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) da lam
proses komunikasi. Hal ini jelas terlihat pada pengertian persepsi yang
disampaikan oleh Wenburg dan Wilmot (1973) yang mengatakan bahwa
persepsi adalah cara organisme memberikan makna. ersepsi dikatakan sebagai
inti komunikasi karena jika persepsi seseorang tidak akurat, maka tidak mungkin
orang tersebut mampu berkomunikasi dengan baik.
2. Keahlian Berkomunikasi, Menurut Kaloh (2006) mengemukakan bahwa
komunikasi merupakan ketrampilan paling penting dalam hidup seseorang.
Seperti hal nya bernafas, komunikasi merupakan sesuatu yang otomatis terjadi,
20
sehingga seseorang tidak tertantang untuk belajar berkomunikasi secara efektif
dan santun.
3. Saluran atau Media Komunikasi Dewi (2006) mengatakan bahwa pemilihan
saluran dan media sangat penting dilakukan dalam perencanaan pesan bisnis
yang berpusat pada penerima. Komunikasi efektif dan tidak efektif dapat
dibedakan melalui pilihan atas saluran dan media komunikasi terdiri atas saluran
dan media komuniasi. Pilihan saluran dan media komunikasi sangat tergantung
pada sifat pesan, waktu, formalitas dan harapan penerima. Salur an ko munika si
terdiri dari salur an ko munikasi lisan (oral communication) dan saluran
komunikasi tertulis (written communication). Masing-masing saluran memiliki
beberapa jenis media. Media yang dimaksud disini adalah alat atau sarana yang
digunakan untuk memindahkan pesan dari pengirim kepada penerima.
Citra Perusahaan
Citra perusahaan menurut Adona (2006: 107) adalah kesan atau impresi mental
atau suatu gambaran dari sebuah perusahaan di mata para khalayaknya yang terbentuk
berdasarkan pengetahuan serta pengalaman mereka sendiri. Citra dengan sengaja perlu
diciptakan agar bernilai positif (Sukatendel dalam Soemirat, 2003: 113). Hal positif
yang dapat meningktakan citra perusahaan melalui keberhasilan perusahaan dan sejarah
atau riwayat perusahaan. Dengan demikian, citra suatu perusahaan merupakan
representasi dari suatu lembaga dengan harapan mampu mendorong.
Berbicara tentang citra perusahaan, tentu saja harus diperjelas siapa
saja stakeholders perusahaan yang dimaksud, karena mereka lah yang akan membentuk
citra suatu perusahaan. Selain itu, apa saja aspek-aspek perusahaan yang menjadi
penilaian para stakeholders tersebut dalam mengkonstruksi citra perusahaan. Berikut
ini akan diperjelas komponen stakeholders yang dimaksud, dan beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi citra perusahaan. Segmentasi masyarakat yang paling dianggap
penting oleh perusahaan adalah kelompok sebagai pemangku kepentingan perusahaan
tersebut (stakeholders). Setiap kelompok stakeholder utama memiliki karakteristik,
kebutuhan dan harapan yang berbeda, dan berkemungkinan mengkonstruksi citra yang
berbeda-beda terhadap perusahaan. Segmentasi masyarakat yang paling dianggap
penting oleh perusahaan adalah kelompok sebagai pemangku kepentingan perusahaan
tersebut (stakeholders). Setiap kelompok stakeholder utama memiliki karakteristik,
kebutuhan dan harapan yang berbeda, dan berkemungkinan mengkonstruksi citra yang
berbeda-beda terhadap perusahaan.
Hampir seluruh perusahaan memiliki identitas yang dapat dideskripsikan secara
visual kepada stakeholders. Identitas visual perusahaan adalah karakteristik perusahaan
yang dipilih secara hati-hati yang ditampilkan kepada publik sebagai upaya untuk
mempengaruhi persepsi publik terhadap perusahaan. Aspek visual identity suatu
perusahaan meliputi nama, logo, slogan, arsitektur, lokasi, dan sebagainya. Aspek ini
berkaitan dengan penampilan perusahaan beserta atribut perusahaan. Perluasan kajian
mengenai
public
relations,
dapat
menguntungkan
perusahaan
dalam
membina/memelihara hubungan dengan stakeholders, terutama apabila perusahaan
sedang mengalami krisis citra atau mendapatkan tuduhan negatif tentang perusahaan
tersebut. Citra Perusahaan terbentuk dari pengalaman pelanggan atau konsumen
terhadap perusahaan, baik buruknya citra ditentukan dari proses ekonomi suatu
perusahaan dengan perusahaan lainnya yang telah berlangsung.
21
Keuntungan Perusahaan
Setiap perusahaan menginginkan laba atau sering disebut juga dengan
keuntungan (profit). Laba diperlukan oleh perusahaan untuk dapat melangsungkan
kehidupan perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas
untuk periode yang bersangkutan. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan atau
penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.
Menurut Juliana dan Sulardi (2003), laba merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama
satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang
maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup perusahaan tersebut. Perusahaan pasti menginginkan adanya peningkatan laba
yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan laba dilihat dari
pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang
diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hubungan antara kinerja keuangan suatu perusahaan dengan pengungkapan
tanggung jawab sosial paling baik diekspresikan dengan pandangan bahwa tanggapan
sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk
membuat suatu
perusahaan memperoleh laba. Manajemen yang sadar dan
memperhatikan masalah sosial juga akan mengajukan kemampuan yang diperlukan
untuk menggerakkan kinerja keuangan perusahaan.
Dalam garis besar keuntungan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu ekonomi
dan sosial, sebagaimana telahdijelaskan di atas ekonomi yaitu laba/ kuntungan. Tanpa
kita sadari keuntungan sosial memberi pengaruh yang cukup besar. Keuntungan sosial
disini dengan maksud hubungan yang baik dengan berbagai stakeholders di luar
perusahaan, banyak kasus di Indonesia terjadi konflik antara perusahaan dan
stakeholder seperti masyarakat sekitar perusahaan dan konflik tersebut memberi
dampak kerugian pada perusahaan, seperti terkendala pada proses produksi atau ganti
rugi.
22
SIMPULAN
Hasil Analisis dan Sintesis
efektifitas komunikasi dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor-faktor
eksternal dan faktor-faktor internal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi proses berkomunikasi yang mempunyai hubungan formal dalam
organisasi dan terjadi didalam organisasi sedangkan faktor exsternal adalah faktor yang
mempengaruhi proses berkomunikasi yang terjadi antara pengirim dan peenrima yang
berada diluar organisasi. Faktor internal meliputi aspek SDM (pemilik manajer, dan
karyawan); aspek keuangan, aspek teknis produksi; dan aspek pemasaran. Sedangkan
Faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi,
serta peranan lembaga terkait seperti Pemerintah, Perguruan Tinggi, Swasta dan LSM.
(Mc Commick et al,1997).
Efektifitas
komunikasi
dapat
menguntungkan
perusahaan
dalam
membina/memelihara hubungan dengan stakeholders, terutama apabila perusahaan
sedang mengalami krisis citra atau mendapatkan tuduhan negatif tentang perusahaan
tersebut. Citra Perusahaan terbentuk dari pengalaman pelanggan atau konsumen
terhadap perusahaan, baik buruknya citra ditentukan dari proses ekonomi suatu
perusahaan dengan perusahaan lainnya yang telah berlangsung.
Citra perusahaan yang baik membuat keuntungan perusahaan meningkat.
Keuntungan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu ekonomi dan social, sebagaimana
telahdijelaskan di atas ekonomi yaitu laba/ kuntungan. Tanpa kita sadari keuntungan
sosial memberi pengaruh yang cukup besar. Keuntungan sosial disini dengan maksud
hubungan yang baik dengan berbagai stakeholders di luar perusahaan, banyak kasus
diIndonesia terjadi konflik antara perusahaan dan stakeholder seperti masyarakat
sekitar perusahaan dan konflik tersebut memberi dampak kerugian pada perusahaan,
seperti terkendala pada proses produksi atau ganti rugi.
Usulan Kerangka Analisis Baru
Faktor internal meliputi aspek SDM (pemilik manajer, dan karyawan); aspek
keuangan, aspek teknis produksi; dan aspek pemasaran. Sedangkan Faktor eksternal
terdiri dari kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, serta peranan
lembaga terkait seperti Pemerintah, Perguruan Tinggi, Swasta, dan LSM. (Mc Commick
et.al,1997). Faktor Internal dan Eksternal tersebut mempengaruhi efektifitas
komunikasi, melalui pemahaman persepsi, Persepsi adalah inti komunikasi sedangkan
penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik
(decoding) da lam proses komunikasi.
Selain persepsi juga keahlian berkomunikasi dari karyawan/public relation
terhadap stakeholders serta saluran komunikasi/media komunikasi seperti iklan, logo,
tagline, dan promosi lainnya. Komunikasi yang efektif menurut Effendy (2005:11)
adalah komunikasi yang berhasil menyampaikan pikiran dengan menggunakan perasaan
yang disadari. Efektifitas komunikasi yang baik mempengaruhi citra perusahaan
menjadi baik. Jika citra perusahaan baik maka mempengaruhi keuntungan baik sosial
23
maupun ekonomi yang meningkat. Adapun kerangka analysis tersebut dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Faktor
internal
Faktor
external
Keterangan :
Efektifitas
komunikasi
X1.1 Persepsi
X1.2 keahlian
berkomunikasi
X1.3 Saluran/
media
komunikasi
Citra
Perusahaan
Keuntungan
X2.1 Identitas
Visual
X2.2 Public
Relation
Y1.1 Sosial
Y1.2
Ekonomi
X3.3
Pengalaman
mempengaruhi
Gambar 1. Kerangka Analisis dari Analisis Hubungan Kinerja Komunikasi Perusahaan
kepada Stakeholder terhadap Citra Perusahaan
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan analisis, sintesis serta kesimpulan yang telah dibuat, maka dapat
dibuat pertanyaan penelitian yang akan dijadikan dasar pada penelitian selanjutnya,
pertanyaan tersebut di antaranya adalah :
1. Apakah kinerja komunikasi berpengaruh terhadap citra perusahaan?
2. Apakah citra perusahaan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan?
24
DAFTAR PUSTAKA
Adona, Fitri. 2006. Citra dan Kekerasan dalam Iklan Perusahaan di Televisi.
Padang(ID): Andalas University Press.
Aryanti, N. 2002. Membentuk komunikasi efektif dalam dunia kerja. Manajemen dan
Bisnis. 2: (1):33-40 [internet]. Diakses 20 September 2015. Dapat diunduh di
: http://www.manbisnis2.tripod.com/2_1_4.pdf
Bovee, L. Thill, V. (2003). Komunikasi Bisnis. Jilid I. Jakarta(ID): PT Indeks.
Budimanta Arif, 2004. Corporate Social Responsibility,. Jawaban bagi Model
Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta(ID): ICSD.
DeLozier, M. Wayne.1975.The Marketing Communications Process.NY(US): McGrawHill
Dewi, Sutrisna. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta(ID): Andi
Diyanthini, N. Seminari, N. 2013. Pengaruh citra perusahaan, promosi penjualan dan
kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah pada LPD desa pakraman
pancer. 6: (2):1-50. [internet]. Diakses 21 September 2015. Dapat diunduh di
:
http://download.portalgaruda.org/article.php%3Farticle%3D195927%26val%
3D989%26title%3DPengaruh%2520Citra%2520Perusahaan
Effendy, O.U. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung (ID): PT Remaja
Rosdakarya.
Febri, A. 2004. Peranan komunikasi dalam suatu organisasi. Jurnal kriminologi.
1:(2).59-75. [internet]. Diakses 25 September 2015. Dapat diunduh di :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30845/4/Chapter%20II.pdf
Hadiati, S. Ruci, S. 1999. Analisis kinerja kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan pada telkomsel malang area. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. 1:(1):56-64. [internet]. Diakses 22 September 2015. Dapat
diunduh di : http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/21
Juliana. Sulardi. 2003. Manfaat rasio keuagan dalam memprediksi perubahan laba pada
perusahaan manufaktur, Jurnal Bisnis dan Manajemen. 3:(2):108-126.
[internet]. Diakses 25 September 2015. Dapat diunduh di: https://www.google
.com/search?q=Manfaat+rasio+keuagan+dalam+memprediksi+perubahan+la
ba+pada+perusahaan+manufaktur&ie=utf-8&oe=utf-8
Kaloh. DR. J. 2006. Pemimpin Antara Keberhasilan dan Kegagalan. Jakarta(ID): Kata
Hasta Pustaka.
Kurnia, A. 2011. Komunikasi Tidak efektif. Bandung(ID): PT Remaja Rosdakarya
McCormick, D., M.N. Kinyanjui and G. Ongile., 1997, Growth and Barriers to Growth
Among Nairobi,s Small and Medium Size Garment Producers. World Dev.,
Vol.25, No.7, pp. 1095-1110.
Murtadlo. 2000. Penerapan Corporate Social Responsibility terhadap citra perusahaan
PT Tirta investama keboncandi pada masyarakat Desa Jeladri. Jurnal Sketsa
Bisnis. 1:(1):1-6. [internet]. Diunduh 26 September 2015. Dapat diunduh di :
http://jurnal.yudharta.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/Pengaruh-PenerapanCorporate-Social
Responbility-Terhadap-Citra-Perusahaan-Pt-TirtaInvestama-Keboncandi
Pada-Masyarakat-Desa-Jeladri-WinonganPasuruan.pdf
Normasari, S, Srikandi, K, Kusumawati, A. 2013. Pengaruh kualitas pelayanan, citra
perusahaan dan loyalitas pelanggan survei pada tamu yang menginap di Hotel
Pelangi Malang. Jurnal Administrasi Bisnis. 6:(2):1-9. [internet]. Diakses 21
25
September 2015. Dapat diunduh di : http://administrasibisnis.student
journal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFile/286/479
Novianti, N. 2012. Pengaruh Pola Komunikasi Terhadap Lingkungan Kerja Non Fisik
Pada Departemen Human Resources PT. VALE Indonesia TBK. [Terhubung
Berkala].
Dapat
diunduh
di
:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56199 (28 September 2015)
Nurrohim, Anatan. 2009. Efektifitas Komunikasi dalam Organisasi. Jurnal Manajemen.
7:(4):1-58. [internet]. Diakses 1 November 2015. Dapat diunduh di :
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1
&ved=0ahUKEwiKpZX897rJAhWQcI4KHRDyBmsQFghuMAk&url=htt
%3A%2F%2Fmajour.maranatha.edu%2Findex.php%2F%25EE%2580
2580jurnal%25EE%2580%2581%25EE%2580%2580manajemen%25E
%2580%2581%2Farticle%2Fview%2F216%2Fpdf&usg=AFQjCNFA0tfS H-i1sETYRmXyuxmHj4Zg&cad=rja
Pace, R. Wayne dan Faules Don F. (2000). Komunikasi organisasi: Strategi
meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung(ID): PT. Remaja Rosdakarya
Offset.
Prianti, D.D. 2013. Stakeholders Relations Strategy Acquisition Marger. Jurnal
Makna. 1:(1):1-5. [internet]. Diakses 23 September 2015. Dapat diunduh di :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=3755&val=309
Ramadanty, S. 2014. Penggunaan komunikasi fatis dalam pengelolaan hubungan
ditempat kerja. Jurnal Ilmu Komunikasi. 5:(1):1-118. [internet]. Diakses 1
November
2015.
Dapat
diunduh
di
:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&
ed=0ahUKEwiH2pihLvJAhVRCo4KHcGvApcQFggmMAE&url=http%3A%
2F%2Fejournal.unri.ac.id%2Findex.php%2FJKMS%2Farticle%2Fdownload
%2F2556%2F2511&usg=AFQjCNHYCEDhl1heyBiks6L0Eg7W_e0V9w&c
ad=rja
Susanto, D. S. 2013. Downward Communication di PT. Commonwealth Life Cabang
Surabaya. Jurnal E-Komunikasi. 1:(2):31-43. [internet]. Diakses 23
September 2015. Dapat diunduh di :
http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/ilmukomunikasi/article/download/
905/805
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianti. 2003. Dasar-dasar Public Relations.
Bandung(ID): PT Remaja Rosdakarya.
Tjiptono,
Fandy. 2008. Service Management
Bandung(ID): CV Alfabeta.
Mewujudkan
Layanan
Prima.
Wenburg, John. R. Dan Wilmot, William. W. 1973. The Personal Commucication
Process. New York(US): John Wiley & Sons.
26
LAMPIRAN
Tabel 1. Matriks Analisis Sintesis
No
Judul
Pengarang
Tahun
Lokasi
Metode
Temuan
1
Membentuk
Nel Aryanti
Komunikasi
Efektif Dalam
Dunia Kerja
2
Pengaruh
Kualitas
Pelayanan,
Citra
Perusahaan dan
Loyalitas
Pelanggan
Survei Pada
tamu yang
Menginap di
Hotel Pelangi
Malang
Normasari, S, 2013
Srikandi, K,
Kusumawati,
A
Hotel Pelangi Explanatory,
penarikan
Malang
sampel
menggunakan
Accidental
Sampling,
Kualitatif
dan
koantitatif
Kualitas
pelayanan
berpengaruh
positif
terhadap citra (image)
perusahaan.
Kepuasan
pelanggan berpengaruh
positif terhadap citra
(image) perusahaan.
3
Pengaruh Citra
Perusahaan,
Promosi
Penjualan dan
Kualitas
Pelayanan
terhadap
Kepuasan
Nasabah pada
LPD Desa
Pakraman
Pancer
Diyanthini, N 2013
dan Seminari,
N.
LPD
Desa Kulitatif,
Pakraman
kuantitatif
Pancer
Kualitas
pelayanan berpusat pada
upaya
pemenuhan
kebutuhan dan keinginan
pelanggan
serta
ketepatan
penyampaiannya untuk
mengimbangi
harapan
pelanggan.
Menurut
Tjiptono
(2008:59),
kualitas pelayanan adalah
tingkat
keunggulan
yang
diharapkan
dan
pengendalian atas tingkat
keunggulan
tersebut
untuk
memenuhi
keinginan
pelanggan.
Hasil
penelitian
terdahulu oleh Aryani
dan
Rosinta
(2010)
menyatakan
Kualitas
pelayanan berpengaruh
2002
Sumatra Utara
Kualitatif
Komunikasi
efektif
dipengaruhi oleh saluran
komunikasi
formal,
struktur
organisasi,
spesialisasi
jabatan,
pemilikan
informasi,
jaringan
komunikasi
dalam organisasi.
27
secara
terhadap
konsumen.
signifikan
kepuasan
4
Analisis
Kinerja
Kualitas
Pelayanan
terhadap
Kepuasan
Pelanggan pada
Telkomsel
Malang Area
Hadiati,
S. 1999
dan Ruci, S,
Telkomsel
Malang Area
Simple
random
sampling
Fungsi, kualitas dan
benefits
dari
suatu
produk merupakan fokus
perhatian
konsumen.
Kebutuhan
konsumen
yang terus meningkat dan
didasari oleh tingkat
kekritisan
yang
semakin
tinggi,
cenderung
menuntut
pelayanan secara pribadi
dan ikut dilibatkan dalam
pengembangan
suatu
produk.
Data
yang
terkumpul
dianalisa
dengan
menggunakan
diagram
cartesius.
Diagram
ini
bisa
digunakan
untuk
mengidentifikasi jasa dan
tingkat
kepuasan
pelanggan atas mutu
layanan perusahaan.
5
Stakeholders
Relations
Strategy
Acquisition
Marger
Desi
Prianti
Acquistion
Kualitatif
Mengidentifikasi
Stakeholder Perusahaan
Untuk mengidentifikasi
para
pemangku
kepentingan perusahaan
dalam
akuisisi
atau
merger
6
Peranan
Komunikasi
dalam Suatu
Organisasi
Aris
Febri 2004
Rahmanto
Jakarta
Kualitatif
Komunikasi efektif harus
direncanakan
dengan
memperhatikan situasi,
waktu,
tempat
dan
pendengarnya.
7
Penerapan
Corporate
Social
Responsibility
terhadap Citra
Perusahaan PT
Tirta investama
Keboncandi
Pada
Kholid
Murtadlo
Perusahaan PT Kulitatif dan gaya kepemimpinan yang
Tirta investama Kuantitatif
efektif
adalah
kepemimpinan
Keboncandi
yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi dari
orang-orang
yang dipimpin. Indikasi
turunnya semangat dan
kegairahan
kerja
Dwi 2013
2000
28
masyarakat
Desa Jeladri
ditunjukka
ndengan
tingginya tingkat absensi
dan
perpindahan
karyawan. Hal itu timbul
sebagai
akibat
dari
kepemimpinan
yang
tidak disenangi.
8
Downward
Communication
di PT.
Commonwealth
Life Cabang
Surabaya
Susanto, D. S
2013
PT.
Kuantitatif
Commonwealth
Life
Cabang
Surabaya
Atasan
sebaiknya
meningkatkan
kualitas
interpersonal
dengan
bawahan,
seperti
meluangkan waktu lebih
banyak kepada bawahan
khususnya
Financial
Consultant
yang
notabene berhubungan
secara langsung dengan
nasabah.
penyampaian
informasi
sebaiknya
dikemas lebih cepat,
singkat
dan
mudah
dibaca.
9
Pengaruh Pola
Nila Novianti
Komunikasi
terhadap
Lingkungan
Kerja Non Fisik
Pada
Departemen
Human
Resources PT.
VALE
Indonesia TBK
2012
PT.
VALE Kualitatif,
Indonesia TBK Kuantitatif
Multikolinearitas artinya
antar peubah independen
yang terdapat dalam
model regresi memiliki
hubungan
linear
sempurna,
atau
mendekati
sempurna
(koefisien
korelasinya
tinggi, atau bahkan 1)
10
Efektifitas
Komunikasi
dalam
Organisasi.
2009
Yogyakarta
Untuk
menciptakan
komunikasi yang efektif,
seorang
komunikator
harus
mampu mengidentifikasi
sasaran yang menjadi
penerima
pesan,
menentukan
tujuan
Efektivitas
komunikasi…. Hasan &
Lina…
8
komunikasi, merancang
pesan, memilih media,
memilih sumber pesan,
Nurrohim,
Anatan..
Kulitatif
29
dan
mengumpulkan umpan
balik.
Dalam
mengidentifikasi sasaran
atau penerima pesan
perlu
diperhatikan
beberapa hal diantaranya
adalah (Xie et al.,2008).
Menentukan,
mengenali
dan
mempelajari siapa yang
akan dijadikan sasaran,
dalam hal ini siapa
target/segmen
konsumennya.
Siapa
sasaran yang dijadikan
target
adalah
calon
konsumen
potensial,
pengguna
produk/jasa,
orang-orang
yang
membuat
keputusan
membeli, dan orang yang
mempengaruhi
pembelian,
apakah
individu
perorangan,
kelompok, publik khusus
atau publik umum.
11
Penggunaan
Ramadanty,
Komunikasi
S.
Fatis Dalam
Pengelolaan
Hubungan
Ditempat Kerja.
2014
Jakarta
Kualitatif
Menurut Tubbs dan
Sylvia Moss (2009),
Komunikasi fatis sangat
berguna
untuk
mempertahankan
kelangsungan hubungan
social dalam keadaan
yang
baik
dan
menyenangkan.
Hubungan yang baik dan
menyenangkan
ini
sangat diperlukan bagi
seseorang
untuk
mengembangkan
kepribadiannya.
30
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayah penulis bernama
Suganda dan Ibu penulis bernama Netty Herawati. Kakak penulis bernama Efrina
Ginasti Purnamasari dan Ganes Febryaldo Cahya Sukma. Penulis lahir di Serang pada
tanggal 19 April 1994. Penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar Negeri
Kedaleman 01 Cilegon pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Cilegon
pada tahun 2009, Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Cilegon pada tahun 2012. Setelah
lulus Sekolah Menengah Atas, penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor
(IPB) melalui jalur ujian Beasiswa Utusan Daerah dan diterima sebagai mahasiswi di
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Angkatan 2012 / 49.
Kegiatan penulis selama menempuh studi di IPB adalah menjadi pengurus Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia (BEM FEMA) tahun 2013-2014
sebagai sekertaris Divisi Komunikasi dan Informasi. Penulis juga tergabung pada
kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian
Bogor (BEM KM IPB) tahun 2014-2015 sebagai staff kementrian Seni dan Budaya.
Penulis aktif menjadi panitia di berbagai kegiatan di IPB, Fakultas, dan Departemen
SKPM.
Download