PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING DAN SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS VIII SMPN DI MALANG Khairina Novi Amalia1, Susriyati Mahanal2, dan Siti Imroatul Maslikah3 Universitas Negeri Malang Jalan Semarang, 5 Malang 65145 Email: [email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dan siklus belajar 5E terhadap minat belajar dan hasil belajar kognitif IPA siswa kelas VIII. Penelitian ini merupakan penelitian eksperiment semu dengan Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Malang. Sampel penelitian yaitu kelas VIII-A (kelas kontrol menggunakan model pembelajaran siklus belajar 5E ) dan VIII-B (kelas eskperimen menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing) melalui uji kesetaraan kemampuan awal.. Hasil menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dan siklus belajar 5E terhadap minat belajar (P=0.000), (2) tidak pengaruh model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dan siklus belajar 5E terhadap hasil belajar kognitif IPA siswa kelas VIII (P=0,504). Kata Kunci: Minat Belajar, Hasil Belajar Kognitif, Model Pembelajaran Snowball Throwing, Model Pembelajaran Siklus Belajar 5E. ABSTRACT: The aim of this research was to reveal the influence of Snowball Throwing learning model to science study interest and cognitive study result of 8th year class students. This was quasy experimental design with Nonequivalent Control Group Design. The population was of 8th year class students in Junior High School 15 Malang. The sample was VIII-A class (control class with 5E learning cycle model) and VIII-B (experiment class with Snowball Throwing learning model). The result showed that (1) there was influence of Snowball Throwing and 5E learning cycle model to the study interest (P=0.000), (2) there was not influence of Snowball Throwing and 5E learning cycle model to science cognitive study result. Keywords: Study Interest, Cognitive Study Result, Snowball Throwing learning model, 5E Learning Cycle Model. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif-mencari. Siswa yang aktif dan inisiatif akan mendukung pembelajaran tersebut. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi tetapi berperan sebagai fasilitator di dalam pembelajaran, apalagi pada kurikulum yang sedang berlaku di Indonesia saat ini, yaitu Kurikulum 2013. Paham yang berhubungan dengan pembelajaran Kurikulum 2013 adalah konstruktivisme. Sani (2013) mengatakan bahwa konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun oleh manusia secara sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Individu menghubungkan dan mengasimilasikan pengetahuan, kecakapan, pengalaman baru sehingga terjadi perubahan atau perkembangan. Pembelajaran konstruktivisme menekankan pada proses belajar, bukan mengajar. Siswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman yang nyata. Model pembelajaran yang sering digunakan salah satu guru IPA di kelas VIII SMP Negeri 15 adalah siklus belajar 5E. Penerapan model pembelajaran ini oleh guru di sekolah masih ditemukan beberapa permasalahan, yaitu mengenai minat belajar dan hasil belajar kognitif siswa. Guru masih sering menemukan beberapa rendahnya keaktifan siswa, kemauan siswa untuk menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, dan keinginan untuk bertanya, padahal seharusnya bisa terpenuhi sebagai indikator adanya minat belajar. Siswa juga beberapa yang bersedia mengumpulkan tugas tepat waktu, berpendapat tanpa disuruh, dan beberapa ada yang senang datang ke kelas terlambat saat jam pelajaran IPA. Ketiga fakta ini seharusnya terpenuhi karena merupakan indikator minat belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif dan minat belajar siswa masih rendah. Permasalahan yang lain juga ditemukan ketika guru memberikan tes berupa ulangan harian. Siswa belum mencapai ketuntasan saat diadakan tes atau ulangan harian pada tahun ajaran 2014/2015 semester ganjil. Beberapa siswa harus mengikuti remidial untuk memperbaiki skor ulangan harian mereka. Permasalahan lain juga terjadi di beberapa sekolah, yaitu di SMP Negeri 16 Malang kelas VII dari hasil observasi Amelia (2013) dengan permasalahan yaitu ketika guru bertanya hanya sedikit siswa yang menjawab akibatnya mereka tidak memiliki pengetahuan awal yang cukup di dalam kelas. Nursanti (2012) juga menemukan masalah di SMP Negeri 18 Malang menunjukkan siswa selama pembelajaran berlangsung konsentrasinya mudah terpecah dikarenakan siswa cepat merasa bosan, ditunjukkan dengan adanya beberapa siswa mengobrol sendiri ketika guru menerangkan, bercanda dengan teman sebangkunya. Siswa juga bermasalah di pemahaman materi. Ruhmawati (2013) menemukan masalah di SMP Negeri 4 Malang menunjukkan rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat tidak bersemangat dan merasa bosan pada saat proses pembelajaran dan kualitas kemampuan kognitif siswa masih rendah. Adanya permasalahan mengenai kurangnya minat belajar dan hasil belajar kognitif siswa pada matapelajaran IPA, diperlukan model pembelajaran yang diharapkan bisa memperbaiki permasalahan tersebut. Snowball throwing merupakan salah konstruktivisme satu dengan model pembelajaran penampilan yang kooperatif berbeda. dengan Snowball paham Throwing merupakan model pembelajaran yang menggunakan 3 pendekatan, yaitu konstruktivisme, proses inkuiri, dan bertanya. Shoimin (2014) mengatakan bahwa Snowball Throwing merupakan pengembangan dari model pembelajaran kooperatif dengan metode diskusi. Model pembelajaran ini dikemas sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lebih menyenangkan. Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing diharapkan mampu menggugah minat belajar siswa karena membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Rasyid dan Side (2011) melakukan penelitian terkait model pembelajaran Snowball Throwing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, 81,88% siswa menjawab pertanyaan sesuai indikator dan 79,34% siswa yang berdiskusi dalam kelompok dan membuat pertanyaan. Awal dan Yusriana (2014) yang menunjukkan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia di kelas VIII SMP Negeri 4 Minas tahun pelajaran 2013/2014. Maiderawati, dkk. (2013) juga melakukan penelitian mengenal model pembelajaran Snowball Throwing menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing diawali pretest berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Padang Tahun Pelajaran 2012/2013. Model pembelajaran yang seirng dilakukan oleh guru adalah siklus belajar 5E. Shoimin (2014) mengatakan bahwa learning cycle patut dikedepankan karena sesuai dengan teori belajar Piaget yang berbasis konstruktivisme. Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek kognitif yang meliputi struktur, isi, dan fungsi. Ciri khas dari model pembelajaran ini adalah setiap siswa secara individu belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru kemudian hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab secara bersama-sama atas keseluruhan jawaban. Penelitian sebelumnya juga dilakukan terhadap model pembelajaran siklus belajar 5E. Penelitian mengenai siklus belajar 5E dilakukan oleh Sari, dkk., (2013) dinyatakan bahwa penerapan siklus belajar 5E dengan penilaian portofolio (1) dapat meningkatkan kualitas proses belajar pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kartasura, dan (2) dapat meningkatkan kualitas hasil belajar pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kartasura. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Tuna dan Kacar (2013) dinyatakan bahwaskor perolehan akademis dari pengetahuan tentang trigonometri dengan siklus belajar 5E lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.Verdiani, dkk., (2007) juga melakukan penelitian serupa dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran siklus belajar 5E, siswa mengalami peningkatan ketuntasan belaajr pada kompetensi pemahaman konsep pada siklus I yaitu 21%, siklus II 36,8%, dan siklus III 50%. Persentase ketuntasan belajar pada kompetensi kerja ilmiah pada siklus I sebesar 23,7%, siklus II 44,7%, dan pada siklus III mengalami penurunan sebesar 36,8%. Hasil penelitian sebelumnya tentang penerapan model Snowball Throwing dan siklus belajar 5E dalam pembelajaran dinyatakan bahwa kedua model pembelajaran ini mampu meningkatkan minat belajar dan hasil belajar kognitif siswa, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengungkap pengaruh hasil belajar kognitif dan minat belajar melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dan siklus belajar 5E. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu atau quasy experimental design dengan rancangan penelitian yaitu Nonequivalent Control Group Design. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 15 Malang pada bulan Maret hingga Mei semester genap tahun ajaran 2014/2015. Desain eksperimen dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rancangan Nonequivalent Control Group Design Perlakuan Pre-test Treatment Post-test Snowball Throwing 𝑂1 𝑋1 𝑂2 Siklus belajar 5E 𝑂1 𝑋2 𝑂2 Keterangan: 𝑂1 : Pre-test yang diberikan kepada kelas kontrol dan eksperimen 𝑂2 : Post-test yang diberikan kepada kelas kontrol dan eksperimen 𝑋1 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing 𝑋2 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran siklus belajar 5E (Arifin, 2014). Subyek di dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Malang. Subyek utama penelitian ini adalah kelas VIII-A dan kelas VIII-B dipilih secara acak didahului dengan uji kesetaraan kemampuan awal menggunakan uji t (Independent Sample T-Test). Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel bebas berupa model pembelajaran, yaitu model pembelajaran Snowball Throwing dan siklus belajar 5E. Variabel terikat berupa minat belajar siswa dan hasil belajar kognitif. Variabel kontrol berupa materi yang digunakan dalam pembelajaran, soal untuk pre-test dan post-test, angket minat belajar siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket minat belajar, soal tes, daan lembar observasi keterlaksanaan sintaks. Minat belajar disusun ke dalam beberapa pernyataan menggunakan skala Likert dengan rentang skor 1-4 (). Soal tes hasil belajar kognitif berupa soal pilihan ganda dan uraian. Instrumen untuk mengukur variabel terikat dilakukan ujicoba terlebih dahulu kemudian analisis butir. Angket minat belajar dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Soal tes dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya beda, dan kesukaran butir soal. Uji validitas menggunakan SPSS 16.0 for Windows dengan Uji Product Moment Pearson dan uji reliabilitas menggunakan SPSS 16.0 for Windows dengan teknik Croanboach Alpha. Pemberian angket minat belajar dan tes diberikan sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (post-test) di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data minat belajar dan hasil belajar kognitif siswaselanjutnya dianalisis menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Data dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu melalui uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya uji hipotesis menggunakan uji ANAKOVA. Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut. Jika nilai signifikansi 𝛼 < 0,05, maka 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻1 diterima, artinya hasil belajar kognitif siswa dari kedua kelompok tidak sama atau berbeda sehingga dikatakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif. Jika nilai signifikansi 𝛼 > 0,05, maka 𝐻𝑜 diterima dan 𝐻1 ditolak, artinya hasil belajar kognitif siswa dari kedua kelompok sama sehingga dikatakan pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing tidak berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif (Widhiarso, 2011). HASIL Minat Belajar Data hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu diadakan uji prasyarat data sebelum data dianalisis. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis atau tidak. Data yang dianalisis adalah minat belajar dan hasil belajar kognitif. Data minat belajar terlebih dahulu ditentukan skornya kemudian kemudian data dimasukkan ke tabel untuk melihat ada tidaknya peningkatan. Peningkatan minat belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Peningkatan Minat Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Kontrol Eksperimen Pre-test 69,45 64,33 Post-test 71,20 78,83 Selisih 1,75 14,50 Peningkatan (%) 2,51 22,54 Tabel 2 menunjukkan bahwa selisih pre-test dan post-test sebesar 1,75 dengan peningkatan minat belajar sebesar 2,51% sedangkan kelas eksperimen mempunyai selisih pre-test dan post-test sebesar 14,50 dengan peningkatan sebesar 22,54%. Data minat belajar selanjutnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi pre-test minat belajar sebesar 0,549 dan nilai signifikansi post-test minat belajar sebesar 0,572. Nilai signifikansi pre-test dan post-test minat belajar bernilai lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data minat belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Hasil uji homogenitas minat belajar siswa menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,963. Nilai signifikansi dengan Sig. (0.963) > 0,05 dapat disimpulkan bahwa minat belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau identik. Data minat belajar selanjutnya dianalisis menggunakan uji ANAKOVA. Ringkasan hasil uji ANAKOVA minat belajar dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji ANAKOVA Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing terhadap Minat Belajar Siswa Source Corrected Model Intercept XMINAT KELAS Error Total Corrected Total Type III Sum of Squares 1379,672(a) 3905,201 508,258 1172,108 4049,977 344183,311 5429,649 df 2 1 1 1 57 60 59 Mean Square 689,836 3905,201 508,258 1172,108 71,052 F 9,709 54,962 7,153 16,496 Sig. ,000 ,000 ,010 ,000 Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa Sig. (0,000) < 0,05, dengan demikian hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima, artinya ada pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing terhadap minat belajar siswa. Uji lanjut selanjutnya dilakukan untuk melihat rerata terkoreksi. Rerata terkoreksi minat belajar dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rerata Terkoreksi Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol LAKU XMINAT YMINAT SELISIH MINATCOR 1=control 69,45 71,20 1,75 70,42 2=eksperimen 64,33 78,83 14,50 79,56 Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelas eksperimen mempunyai rata-rata minat belajar siswa yang lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata minat belajar siswa di kelas kontrol. Selisih rerata terkoreksi kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 9,14 atau 12,98%, sehingga dapat dikatakan ada perbedaan minat belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil Belajar Kognitif Data hasil belajar kognitif sama halnya dengan minat belajar terlebih dahulu ditentukan skornya kemudian kemudian data dimasukkan ke tabel untuk melihat ada tidaknya peningkatan. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Ringkasan Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kontrol Selisih Rata-Rata Pre-test 48,39 46,59 1,8 Rata-Rata Post-test 75,61 73,93 1,68 Peningkatan (%) 58,70 56,27 2,43 Tabel 5 menunjukkan bahwa kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 58,70% sedangkan kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 56,27% dengan selisih sebesar 2,43%. Data hasil belajar kognitif selanjutnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi pre-test hasil belajar kognitif sebesar 0,383 dan nilai signifikansi post-test minat belajar sebesar 0,248. Nilai signifikansi pre-test dan post-test minat belajar bernilai lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data minat belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Hasil uji homogenitas minat belajar siswa menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,181. Nilai signifikansi dengan Sig. (0.181) > 0,05 dapat disimpulkan bahwa minat belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau identik. Data minat belajar selanjutnya dianalisis menggunakan uji ANAKOVA. Ringkasan hasil uji ANAKOVA minat belajar dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji ANAKOVA Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Source Corrected Model Intercept XKOG KELAS Error Total Corrected Total Type III Sum of Squares 268,927(a) 4075,201 226,544 19,273 2432,673 338404,000 2701,600 df Mean Square F Sig. 2 1 1 1 57 60 59 134,464 4075,201 226,544 19,273 42,678 3,151 95,486 5,308 0,452 ,050 ,000 ,025 ,504 Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,504. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa Sig. (0,000) > 0,05, dengan demikian hipotesis nol diterima dan hipotesis penelitian ditolak, artinya tidak ada pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar kognitif siswa. Rerata terkoreksi kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rerata Terkoreksi Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol LAKU XKOG YKOG SELISIH KOGCOR 1=kontrol 46,59 73,93 27,34 74,21 2=eksperimen 48,39 75,61 27,23 75,35 Tabel 7 menunjukkan bahwa rerata terkoreksi hasil belajar kognitif kelas kontrol sebesar 74,21 sedangkan kelas eksperimen sebesar 75,35. Selisih rerata terkoreksi kedua kelas sangat kecil yaitu sebesar 1,14 atau 1,54% sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol. PEMBAHASAN Minat Belajar Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi Sig. (0,000) < 0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing terhadap minat belajar siswa kelas VIII SMA Negeri di kota Malang. Hasil uji ANAKOVA menunjukkan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing berpengaruh terhadap minat belajar siswa dengan selisih rerata terkoreksi sebesar 9,14 atau 12,98%. Model pembelajaran Snowball Throwing memberikan fasilitas bagi siswa untuk bisa berperan aktif. Siswa tidak lagi malu mengangkat tangan untuk bertanya. Materi dan hal-hal lain yang belum dipahami oleh siswa bisa ditanyakan siswa tanpa harus malu. Model pembelajaran Snowball Throwing memberikan kesempatan bagi siswa untuk bisa berinteraksi dengan siswa lainnya. Siswa bisa berinteraksi untuk bertanya, berpendapat, dan berdiskusi. Model pembelajaran ini juga mewadahi siswa untuk bisa berperan aktif di dalam pembelajaran. Sudaryono, dkk., (2013) menambahkan bahwa siswa memiliki minat belajar dapat diketahui dengan adanya kesukaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Model pembelajaran pada penelitian ini adalah model pembelajaran siklus belajar 5E di kelas kontrol dan model pembelajaran Snowball Throwing di kelas eksperimen. Kedua model pembelajaran ini mewadahi siswa untuk bisa berminat dalam pembelajaran. Shoimin (2014) mengatakan bahwa model pembelajaran siklus belajar 5E dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa dilibatkan secara aktif di dalam pembelajaran. Snowball Throwing membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, siswa diberikan kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada siwa lain, dan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Penelitian tentang model pembelajaran Snowball Throwing pernah dilakukan oleh Ambarsari (2014) menunjukkan bahwa siswa yang diberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing menunjukkan adanya peningkatan pada aktivitas berdiskusi, berpendapat, bertanya, menjawab pertanyaan, dan membuat kesimpulan. Putri, dkk., (2011) menambahkan bahwa melalui pembelajaran Snowball Throwing ada peningkatan pada sikap komunikatif siswa, yaitu dalam hal menjawab pertanyaan guru, menceritakan kejadian, berpendapat, bersikap terbuka dalam menerima pendapat, dan adanya ketertarikan. Penelitian sebelumnya juga dilakukan pada penerapan model pembelajaran siklus belajar 5E, salah satunya adalah penelitian Utami, dkk., (2013), menunjukkan bahwa terjadi peningkatan, antara lain: (1) minat belajar siswa meningkat dari siklus I menuju siklus II. Aspek rasa ingin tahu siswa menunjukkan bahwa terdapat peningkatan persentase dari siklus I menuju siklus II; (2) meningkatkan kualitas hasil belajar siswa yaitu prestasi belajar kognitif siswa meningkat dari siklus I pada siklus II. Wulandari, dkk., (2013) menambahkan bahwa aktivitas seluruh siswa kelas X.6 dan X.7 mencapai kriteria aktif dan sangat aktif, dengan hasil belajar siswa mencapai skor > 80., disimpulkan bahwa pembelajaran model siklus belajar dapat mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Klirong pada materi jamur. Hasil Belajar Kognitif Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,504. Nilai signifikansi Sig. (0,000) > 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri di kota Malang dengan selisih rerata terkoreksi kedua kelas sangat kecil yaitu sebesar 1,14 atau 1,54%. Hasil ini tidak sependapat dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Maiderawati, dkk. (2013) yang menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing diawali pre-test berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Padang Tahun Pelajaran 2012/2013. Syah (2014) mengatakan bahwa secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal yang meliputi keadaan dan kondisi jasmani rohani siswa, faktor eksternal yang meliputi kondisi lingkungan di sekitar siswa, dan faktor pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Mata pelajaran IPA kelas eksperimen ada di jam terakhir. Pelaksanaan pre-test dan post-test ada di jam-jam terakhir, keadaan ini tentunya bisa mempengaruhi konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal dan belajar. Faktor pendekatan belajar bisa berupa metode pembelajaran yang digunakan. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa ada pertemuan di kelas eksperimen yang sintaks pembelajarannya belum terlaksana dengan persentase sebesar 100%. Kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar kognitif. Hasil ini selain karena faktor-faktor belajar yang sudah disebutkan sebelumnya, disebabkan oleh karakteristik dari model pembelajaran Snowball Throwing dan siklus belajar 5E. Kedua model ini merupakan model pembelajaran dengan paham konstruktivisme dan tidak diujikan dengan pembelajaran konvensional. Model pembelajaran Snowball Throwing dan siklus belajar 5E menunjukkan peningkatan pada hasil belajar kognitif dan tidak menunjukkan perbedaan menunjukkan bahwa signifikan. model Awal pembelajaran dan Yusriana Snowball (2014) yang Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia di kelas VIII SMP Negeri 4 Minas tahun pelajaran 2013/2014. Hendikawati dkk., (2012) menambahkan bahwa penerapan Snowball Throwing berbantuan LKS efektif terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliori pada materi lingkaran. Penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran siklus belajar 5E oleh Verdiani, dkk., (2007) juga melakukan penelitian serupa dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran siklus belajar 5E, siswa mengalami peningkatan ketuntasan belaajr pada kompetensi pemahaman konsep pada siklus I yaitu 21%, siklus II 36,8%, dan siklus III 50%. Sayuti, dkk., (2012) menambahkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran siklus belajar 5E dengan hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai ulangan harian siswa pada siklus I yaitu 64,11% (tuntas) dan 35,89% (tidak tuntas), pada siklus II menjadi 84,61% (tuntas) dan 15,39% (tidak tuntas). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Ada perbedaan minat belajar siswa kelas VIII SMPN di Malang yang diajar menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan siklus belajar 5E. Nilai probabilitas model pembelajaran dari hasil uji ANAKOVA kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Selisih rerata terkoreksi kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 9,14 atau 12,98%. 2. Tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif siswa kelas VIII SMPN di Malang yang diajar menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan siklus belajar 5E. Saran Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan, ada beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut. 1. Guru dapat menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan minat belajar siswa sedangkan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif IPA dapat menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan siklus belajar 5E. 2. Waktu pelaksanaan pembelajaran kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sebaiknya tidak berbeda jauh sehingga tidak ikut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar kognitif. DAFTAR RUJUKAN Ambarsari, D., Pramudyanti, dan Yolida, B. 2014 Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Materi. Jurnal Bioterdidik, (Online), 2 (1), (http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JBT/article/view/2717), diakses tanggal 6 Juni 2015Amelia, Y. R. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FMIPA UM Awal, R. dan Yusriana. 2014. Penggunaan Model Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Manusia di Kelas VIII SMP N 4 Minas. Lectura, (Online), 1 (2), (http://unilak.ac.id/media/file/96229412825897532291246.pdf), diakses tanggal 6 Juni 2015 Arifin, Z. 2014. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Hendikawati, P., Purbowo, G. A., dan Mashuri 2012. Keefektifan Pembelajaran Snowball Throwing Berbantuan Lembar Kegiatan Siswa. Unnes Journal of Mathematics Education, (Online), 1 (1), (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/view/256/298), diakses tanggal 15 Januari 2015 Maiderawati, Gusmaweti, dan Deswati, L. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Diawali Pretest terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Padang Tahun Pelajaran 2012/2013. (Online), 1 (4), (http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal=JFKIP&page=article&op =view&path%5B%5D=708&path%5B%5D=544), diakses tanggal 6 Juni 2015 Nursanti, R. 2012. Pengaruh Pembelajaran Quantum Teaching dengan Teknik Mind Mapping terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 18 Malang pada Materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FMIPA UM Putri, A.M., Khanafiah, S., dan Susanto, H. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan Snowball Throwing untuk Mengembangkan Karakter Komunikatif dan Rasa Ingin Tahu Siswa SMP. UNNES Physics Education Journal, (Online), 3 (1), (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej/article/view/3110), diakses tanggal 6 Juni 2015 Ruhmawati, I. 2013. Pengaruh Penggunaan LKS Kontekstual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Fotosintesis Kelas VIII SMP Negeri 4 Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FMIPA UM Rasyid, M. dan Side, S. 2011. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN I Bajeng Kab. Gowa (Studi pada Materi Pokok Senyawa Hidrokarbon). Jurnal Chemica, (Online), 12 (2), (http://ojs.unm.ac.id/index.php/chemica/article/view/503/pdf), diakses tanggal 15 Januari 2015 Sani, R. A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Sari, S. D. C., dan Mulyani, B., dan Utami, B. 2013. Penerapan Siklus Belajar 5E (Learning Cycle 5E) dengan Penilaian Portofolio untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia, (Online), 2 (1), (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=107575&val=4061), diakses tanggal 15 Januari 2015 Sayuti, I., Rosmaini, S., dan Andahyani, S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 5 Pekanbaru, (Online), Jurnal Pendidikan, 3 (1), (http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JP/article/view/1006), diakses tanggal 2 Juli 2015 Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Sudaryono, Margono.G., dan Rahayu, W. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu Syah, M. 2014. Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tuna, A., dan Kacar, A. 2013. The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching Trigonometry on Students’ Academic Achievement and The Permanence of Their Knowledge. International Journal on New Trends in Education and Their Implications, (Online), 4 (1), (http://www.ijonte.org/FileUpload/ks63207/File/07.tuna.pdf), diakses tanggal 15 Januari 2015 Utami, B., Hastuti, B., Yamtinah, S., Padmini, S., dan Arroyan, F. 2013. Penerapan Siklus Belajar 5E Disertai LKS untuk Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia. Jurnal Cakrawala Pendidikan, (Online), 32 (2), (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=102571&val=445), diakses tanggal 25 Oktober 2014 Verdiani, R., Aryulina, D., dan Sahono, B. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar 5E untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Biologi Siswa Kelas VII-E SMPN 11 Kota Bengkulu, (Online), (repository.unib.ac.id), diakses tanggal 2 Juli 1015 Widhiarso, W. 2011. Aplikasi Analisis Kovarian dalam Penelitian Eksperimen, (Online) (http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/Analisis%20Kovarian%20Untuk%2 0Eksperimen.pdf), diakses tanggal 31 Januari 2015 Wulandari, B., Kartijono, N. E., dan Martin, E. P. 2013. Penerapan Pembelajaran Model Siklus Belajar pada Materi Jamur di SMA.Unnes Journal of Biology Eduacation,(Online), 2 (3), (http://lib.unnes.ac.id/18958/), diakses tanggal 31 Januari 2015