9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penanaman Kedisiplinan Siswa

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penanaman Kedisiplinan Siswa Melalui Pembelajaran Pkn
1. Penanaman Kedisiplinan Siswa
a. Pengertian penanaman Kedisiplinan siswa
Menurut Prijodarminto dalam (Maulana, Fajrin 2012: 5),
penanaman adalah proses, cara, perbuatan menanam, menanami atau
menanamkan.Sedangkan Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat
mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok.(Maulana, Fajrin
2012:5).
Disiplin merujuk pada intruksi sistematis yang diberikan kepada
murid (disciple). Untuk mendisiplinkan berarti menginstruksikan orang
untuk mengikuti tatanan tertentu melalui aturan-aturan tetentu. Biasanya
kata “disiplin” berkonotasi negatif. Ini karena untuk melangsungkan
tatanan dilakukan melalui hukuman. Dalam arti lain, disiplin berarti suatu
ilmu tertentu yang diberikan kepada murid.
Mustari, Muhammad (2014:35-36) Menurut bahasa,bahwa disiplin
adalah tata tertib (di sekolah,kemiliteran dan sebagainya); ketaatan
(kepatuhan) kepada peraturan tata tertib dan sebagainya.
Disiplin diartikan bukan hanya sekedar pemberian hukuman atau
paksaan agar setiap orang melaksanakan peraturan atau kehendak
kelompok orang-orang tertentu yang disebut pimpinan.Hadari Nawawi
dalam(Purwantoro, Anas 2008 : 9)
9
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
Dari beberapa pengertian tentang disiplin tersebut diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa disiplin adalah suatu unsur moralitas seseorang
yang menekankan pada peraturan dan tata tertib dalam prinsip-prinsip
keteraturan, pemberian perintah,larangan, pujian dan hukuman dengan
otoritas atau paksaan untuk mencapai kondisi yang baik.Fungsi
kedisiplinan di sekolah disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap
siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan
tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa
sukses dalam belajar. Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu
siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di
rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan
dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.
Dari pengertian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penanaman
disiplin adalah suatu proses menanamkan penyesuaian antara sikap dan
tingkah laku seseorang atau menumbuhkan sikap dan tingkah laku
seseorang agar dapat mematuhi peraturan yang berlaku atau peraturan
yang sudah ada.
b. Fungsi Kedisiplinan Siswa di Sekolah
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin
menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib
kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam
belajar.
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
J.wantah, Maria (2005 : 150) menyatakan fungsi kedisiplinan di
sekolah adalah sebagai berikut:
1) Menata Kehidupan Bersama
Manusia adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat,
kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang berbeda-beda.
Sebagai makhluk sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan
orang lain. Dalam hubungan tersebut diperlukan norma, nilai
peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan kegiatannya dapat
berjalan lancar dan baik.Jadi fungsi disiplin adalah mengatur tata
kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam
masyarakat.
2) Membangun Kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi
oleh faktor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan
masyarakat dan lingkungan sekolah.Disiplin yang diterapkan di
masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi
pertumbuhan
berdisiplin
kepribadian
baik,
sangat
yang
baik.Jadi
berpengaruh
lingkungan
terhadap
yang
kepribadian
seseorang.
3) Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak
terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk
melalui suatu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui
latihan.
4) Pemaksaan
Disiplin
dapat
terjadi
karena
dorongan
kesadaran
diri.Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan
kuat.Disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan
tekanan dari luar.Dikatakan terpaksa karena melakukannya bukan
berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa takut dan
ancaman sanksi disiplin.Jadi disiplin berfungsi sebagai pemaksaan
kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku
di lingkungan itu.
5) Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus
dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi/hukuman bagi yang
melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat
penting karena dapat memberi dorongan dan kekutan bagi siswa
untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman atau
sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.
6) Mencipta Lingkungan Kondusif
Sekolah merupakan ruang lingkup pendidikan (Wawasan
Wiyatamandala).
Dalam
pendidikan
ada
proses
mendidik,
mengajar dan melatih. Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan
perlu menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik.
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman,
tenang, tertib dan teratur, saling menghargai, dan hubungan
pergaulan yang baik, hal itu dicapai dengan merancang peraturan
sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta
peraturan-peraturan
lain
yang
dianggap
perlu.
Kemudian
diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen.
Apabila kondisi ini terwujud, sekolah akan menjadi lingkungan
kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Di tempat seperti itu,
potensi dan hasil siswa akan mencapai hasil optimal. Untuk sekolah,
disiplin itu sangat perlu dalam proses belajar mengajar, alasannya yaitu:
disiplin dapat membantu kegiatan belajar, dapat menimbulkan rasa senang
untuk belajar dan meningkatkan hubungan sosial. Apabila peraturan
sekolah tanpa tata tertib, akan muncul perilaku yang tidak tertib, tidak
teratur, tidak terkontrol, perilaku liar, yang pada gilirannya mengganggu
kegiatan pembelajaran. Suasana kondusif yang dibutuhkan dalam
pembelajaran
menjadi
terganggu.Dalam
hal
ini,
penerapan
dan
pelaksanaan peraturan sekolah, menolong para siswa agar dilatih dan
dibiasakan hidup teratur, bertanggung jawab dan dewasa.
Disiplin sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan dengan
baik, konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan
perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara konkret
dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal positif yaitu melakukan
hal-hal yang lurus dan benar, dan menjauhi hal-hal yang negatif.
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
c. Unsur-unsur Disiplin Siswa
Menurut Kurtinez & Greif, 1978 (J.wantah, Maria 2005 :150 )
menyatakan bahwa unsur-unsur disiplin meliputi:
1.
2.
3.
4.
peraturan sebagai pedoman perilaku.
konsistensi dalam peraturan.
hukuman untuk pelanggaran.
penghargaan untuk perilaku yang baik.
Disiplin itu lahir, dan berkembang dari sikap seseorang di dalam
sistem nilai budaya yang telah ada di dalam masyarakat. Terdapat unsur
pokok yang membentuk disiplin, pertama sikap yang telah ada pada diri
manusia dan sistem nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Sikap atau
attitude merupakan unsur yang hidup di dalam jiwa manusia yang harus
mampu bereaksi terhadap lingkungannya, dapat berupa tingkah laku atau
pemikiran. Sedangkan sistem nilai budaya merupakan bagian dari budaya
yang berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman dan penunutun bagi
kelakuan manusia.
Perpaduan antara sikap dengan sistem nilai budaya yang menjadi
pengarah dan pedoman tadi mewujudkan sikap mental berupa perbuatan
atau tingkah laku. Unsur tersebut membentuk suatu pola kepribadian yang
menunjukkan perilaku disiplin atau tidak disiplin.
d.
Penanggulangan Disiplin
Disiplin sekolah menjadi prasyarat terbentuknya lingkungan
pendidikan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Oleh
karena itu, kepala sekolah, guru dan orang tua perlu terlibat dan
bertanggung jawab membangun disiplin siswa dan disiplin sekolah.
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
Dengan keterlibatan dan tanggung jawab itu, diharapkan para siswa
berhasil dibina dan dibentuk menjadi individu-individu unggul dan sukses.
Keunggulan dan kesuksesan itu terwujud sebab sekolah berhasil
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan dan proses
pendidikan. Siswa terpacu untuk mengoptimalkan potensi dan hasil
dirinya.
Penanggulangan masalah disiplin yang terjadi di sekolah menurut
Singgih Gunarsa (dalam Tu’u 2004: 57) dapat dilakukan melalui tahapan
preventif, represif dan kuratif. Mendorong siswa melaksanakan tata tertib
sekolah. Memberi persuasi bahwa tata tertib itu baik untuk perkembangan
dan keberhasilan sekolah.
Disiplin individu yang baik menunjang peningkatan hasil belajar
dan perkembangan perilaku yang positif. Langkah represif sudah
berurusan dengan siswa yang telah melanggar tata tertib sekolah. Siswasiswa ini ditolong agar tidak melanggar lebih jauh lagi, dengan jalan
nasehat, peringatan atau sanksi disiplin. Langkah kuratif merupakan upaya
pembinaan dan pendampingan siswa yang melanggar tata tertib dan sudah
diberi sanksi disiplin. Upaya tersebut merupakan langkah pemulihan,
memperbaiki, meluruskan, menyembuhkan perilaku yang salah dan tidak
baik.
e. Macam- macam Disiplin
1.
Disiplin diri
Disiplin diri (disiplin pribadi atau swadisiplin), yaitu apabila
peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan itu hanya berlaku bagi
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
diri seseorang. Misalnya, disiplin belajar, disiplin bekerja, dan disiplin
beribadah.
2.
Disiplin sosial(Masyarakat sekitar)
Disiplin sosial adalah apabila ketentuan-ketentuan atau peraturan-
peraturan itu harus dipatuhi oleh orang banyak atau masyarakat.
Misalnya, disiplin lalu lintas, dan disiplin menghadiri rapat.
3.
Disiplin nasional (Pemerintah atau Negara)
Disiplin nasional adalah apabila peraturan-peraturan atau
ketentuan-ketentuan itu merupakan tata laku bangsa atau norma
kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dipatuhi oleh seluruh
rakyat. Misalnya, disiplin membayar pajak dan disiplin mengikuti
upacara bendera. Menurut Asy Mas’udi, dalam (Irwansyah, Yudhi
2014:39).
f.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Menurut Bakwin & Bakwin (1972) dalam( J.Wantah, Maria 2005
:141) terjadinya perubahan dalam sikap sosial terhadap terhadap disiplin
adalah karena beberapa alasan berikut :
1.
Hilangnya pengaruh agama formal
2.
Popularitas psikoanalisis dengan penekanan pada pengaruh buruk
frustasi dan penekanan emosi.
3.
Meningkatnya perhatian terhadap perkembangan emosional dan
bukan terhadap perkembangan spritual.
4.
Doktrin – doktrin palsu yang mengatakan bahwa kesalahan dalam
pendidikan anak berbekas secara permanen pada jiwa anak.
5.
Hilangnya kepercayaan diri pada orang tua yang menyebabkan
wibawa merosot.
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
6.
Tidak sudinya orang tua mendisiplinkan anak mereka, karena
takut kalau-kalau disiplin mengacaukan hubungan baiknya
dengan anak-anak, apalagi yang sudah makin besar.
g. Pentingnya Kedisiplinan
Dalam menanamkan kedisiplinan pada siswa, guru sebagai
pendidik harus bertanggungjawab untuk mengarahkan apa yang baik,
menjadi tauladan, sabar dan penuh pengertian. Guru harus mampu
menumbuhkan dalam peserta didik, terutama disiplin diri. Untuk
kepentingan tersebut guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai
berikut :
1. Membantu mengembangkan pola perilaku dalam dirinya.
2. Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya.
3. Menggunakan pelaksanaan aturan sekolah sebagai alat
untukmenegakkan disiplin.(Puwantoro, Anas 2008 : 10)
Dengan disiplin, anak didik bersedia untuk tunduk dan mengikuti
peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan semacam
ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima dalam rangka
memelihara kepentingan bersama atau memelihara tugas-tugas
sekolah. Hanya dengan menghormati aturan sekolah anak belajar
menghomati aturan-aturan umum lainnya, belajar mengembangkan
kebiasaan mengekang dan mengendalikan diri semata-mata karena ia
harus mengekang dan mengendalikan diri. Jadi, inilah fungsi yang
sebenarnya dari disiplin. Ia bukan sekedar prosedur sederhana yang
dimaksudkan untuk membuat anak bekerja dengan merangsang
kemauannya untuk mentaati instruksi, dan menghemat tenaga guru.
Disiplin perlu dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah
untuk dapat :
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
a. Meresapkan pengetahuan dan pengertian social secaramendalam
dalam dirinya.
b. Mengerti dengan segera menurut untuk menjalankan apa
yangmenjadi kewajibannya dan secara langsung mengerti
laranganlaranganyang harus ditinggalkan.
c. Mengerti dan dapat membedakan tingkah laku yang baik
dantingkah laku yang buruk
d. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpaadanya
peringatan dari orang lain.
e. Mendidik KedisiplinanLatihan untuk mendisiplinkan diri
sebetulnya harusdilakukan secara terus menerus kepada anak didik.
(Purwantoro, Anas 2008: 10 -11)
h. Mendidik Kedisiplinan
Latihan untuk mendisiplinkan diri sebetulnya harusdilakukan
secara terus menerus kepada anak didik. Upaya inibenar-benar
merupakan suatu cara yang efektif agar anak mudahmengerti arti
penting kedisiplinan dalam hidup. Anak diajaridengan konsekuensi
logis dan konsekuensi alami dariperbuatannya. Berbagai umpan
balik layak diberikan kepada sianak, baik secara lisan maupun
tindakan. (Purwantoro, Anas 2008 :11- 12)
Menurut Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso dalam
(Purwantoro, Anas 2008 : 12-13),
Prestasi anak di sekolah selain dipengaruhi oleh kemampuan
kognitif juga dipengaruhi oleh kemampuan menyesuaikan diri
dengan sekolah. Anak yang agresif, tidak disiplin, suka
menyerang dan sukar diatur biasanya memiliki prestasi belajar
yang kurang baik. Salah satu fenomena yang sekarang sedang
berkembang kita hadapi adalah menipisnya disiplin moral di
kalangan generasi muda.
i.
Menanamkan Kedisiplinan Kepada Anak Didik
Ada beberapa langkah untuk mengembangkan disiplin
yangbaik kepada siswa :
1. Perencanaan. Ini meliputi membuat aturan dan prosedur
danmenentukan konsekuensi untuk aturan yang dilanggar.
2. Mengajar siswa bagaimana mengikuti aturan
3. Salah satu cara yang terbaik adalah mencegah masalah
darisemua kejadian. Hal ini menuntut guru untuk
dapatmempertahankan disiplin dan komunikasi yang baik.
4. Merespon secara tepat dan konstruktif ketika masalah
timbul.(Puwantoro, Anas 2008 :13).
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
j. Indikator Disiplin Guru pada Siswa
Tugas guru dalam mengajar secara umum dapat di
kelompokan menjadi tiga bagian. Tiga bagian itu adalah tugas
sebelum mengajar, tugas pada saat mengajar dan tugas setelah
mengajar.
Tugas
guru
sebelum
mengajar
adalah
bagaimana
merencanakan suatu sistem yang baik, tugas guru pada saat mengajar
adalah bagaimana menciptakan suatu sistem pengajaran yang sesuai
dengan yang direncanakan. Sedangkan tugas guru setelah mengajar
adalah bagaimana menentukan keberhasilan pengajaran yang telah
dilakukannya.
Berdasarkan uraian di atas tugas guru merupakan salah satu
indikator disiplin guru. Disiplin sangat penting bagi guru, karena itu
harus ditanamkan terus menerus kepada guru. Dengan penanaman
yang terus menerus maka disiplin akan menjadi kebiasaan bagi guru.
Adapun indikator-indikator disiplin guru lainnya yaitu :
1. Guru datang tepat waktu
2.
Mengecek kehadiran siswa
3.
Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
4. Mengkondisikan kelas yang kondusif
5. Melatih siswa untuk patuh pada aturan-aturan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
6. Memberi kesempatan siswa untuk berlatih disiplin.
7. Melakukan komunikasi afektif untuk terciptanya ketertiban
dikelas.
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
8. Membuat aturan berperilaku baik dikelas.
9. Evaluasi afektif pembelajaran.
10. Membuat penilaian afektif tentang disiplin selama proses
pembelajaran.
11. Melaksanakan tugas yang sesuai aturan.
12. Keluar kelas dengan tertib pada waktunya.(Irwansyah, Yudhi
2014 :43-44)
Disiplin baik yang dimiliki guru sangat penting dalam kelancaran
prosesbelajar mengajar guru dengan siswa di sekolah. Karena sikap
disiplin yang dimilikioleh guru tentu akan membawa kepada
keberhasilan dan kemajuan sekolah. Olehkarena itu sikap disiplin yang
dimiliki guru harus benar-benar diterapkan denganbaik, tidak hanya di
dalam kelas tetapi juga di sekolah. Adapun sikap disiplin(indikator) yang
baik yang dimiliki guru seperti yang telah disebutkan di atas.
Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkanbahwa sikap disiplin guru itu sangat penting dalam proses
kegiatan di sekolah danharus dikembangkan baik di kelas maupun diluar
kelas (sekolah).
B. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan( PKn)
1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
a.
Definisi Pembelajaran
Istilah “Pembelajaran” sama dengan “Instruction” atau “Pengajaran”.
Dimyati dan Mudjiono dalam Lestari (2010 : 33) berpendapat bahwa
Pembelajaran adalah prosesyang di selenggarakan oleh guru
untuk membenarkan siswa dalam belajar bagaiaman belajar
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
memperolehdan memproses pengetahuan, ketrampilan dan
sikap.
MenurutE Mulyasa dalam Lestari (2010 : 33)
“Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antar
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik”.
Adapun Dasim Budimasyah dalam Lestari (2010 : 33)
berpendapat bahwa
“Pembelajaran
dapat
terjadi
sebagai
perubahan
dalam
kemampuan, sikap atau perilaku siswa yang relative permanen
sebagai akibat dari pengalaman.”
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau
proses membelajarkan subjek atau pembelajar yang di rencanakan
atau di desain, di laksanakan, dan di evaluasi secara sistematis agar
subjek didik atau pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran secara efektif dan efesien.
Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertama
pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri
dari sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan
pembelajaran,
materi
pembelajaran,
media
pembelajaran,
pembelajaran
strategi,
atau
dan
alat
metode
peraga,
pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut
(remidial dan pengayaan).Kedua Pembelajaran dipandang sebagai
suatu proses,maka pembelajaran merupan serangkain upaya atau
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut
meliputi :
1) Persiapan, dimulai dari merencanakan program pengajaran
berupa tahunan, semester dan penyusun persiapan mengajar
(lesson plan) tersebut penyiapan perangkat kelengkapnnya
antara lai alat peraga dan alat-alat evaluasi. Persiapan
pembelajaran ini juga mencakup kegiatan guru untuk
membaca buku-bukuatau media cetak lainya.
2) Melaksankan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada
persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Pada tahap
pelaksanaan pembelajaran ini, struktur dan situasi
pembelajaran di wujudkanguru akan banyak di pengaruhi
oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode
pembelajaran yang telah di pilih dan di rancang
penerapanya, serta filosofi kerja dan komitmen guru,
persepsi, dan sikapnya terhadap siswa.
3) Menindaklanjuti pembelajran yang telah di kelolanya.
Kegiatan pacsapembelajaran ini dapat berbentuk enrichment
(pengayaan) dapat pula berupa pemberian layanan remidial
teaching bagi siswa yang berkesulitan belajar. (Komalasari,
Kokom 2013 : 3- 4)
2. Pengertian Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan (Pkn) merupakan usaha untuk
membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasr
berkenaan dengan hubungan antarwarganegara dengan negara serta
pendidikan pendahulauan bela negara menjadi warga negara ang
dapat di andalkan oleh bangsa dan negara (penjelasan Pasal 39
Undang-undang No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan
Nasional). (Taniredja, Tukiran dkk 2013 : 1-2)
Pendidikan Kewarganegaraan menurut Zamroni dalam (Taniredja,
(Tukiran dkk 2013 : 2) adalah
Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga
masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui
aktifitas menanamankan kesadaran kepada generasi baru bahwa
demokrasi adalah bentuk kehidupan masayarakat yang paling
menjamin hak-hak warga masyarakat. Demokrasi adalah suatu
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
learning process yang tidak dapat begitu saja meniru dan
,mentranformasikam nilai-nilai demokratis. Selain itu, pendidikan
kewarganegaraanadalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan di mana seseorang mempelajari orientasi, sikap,
perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political
knowledge, awarenes, attitude, political afficacy dan political
participation, serta kemampuan mengambil keputusan plotik
secara rasional dan menguntungkn bagi diriya juga bagi
masyarakat dan bangsa.
Pendidikan
Kewarganegaraan
membahas
tentang
kewarganegaraaan, moral, norma, hukum, budi pekerti dan
sebagainya. Pendidikan kewarganegaraan memabntu siswa untuk
membentuk pola pikir dan pola sikap sebagai warga negara atau
selaras denan nilai-nilai kemanusiaan. Termasuk dalam
pembentukan watak atau karakter
karena pendidikan
kewarganegraan mmencakup nilai-nilai hidup yang khas dan
masyarakat sekitar. (Fadil, Yudhi Fauzi2013 : 13)
Berdasarkan uraian di atas,bahwa Pendidikan kewarganegaraan itu
sangat penting bagi kehidupan karena didalamnya terdapat unsur-unsur
pemebelajaran yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kelak sebagai
warga negara yang baik.
Pembelajaran Pendidikan kewarganegraan adalah suatu cara atau
menyampaikan materi pelajaran Pendidikan kewarganegaraan. (Lestari,
2010: 33 ). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan
yang penting
dalam penanaman disiplin kepada peserta didik karena
dengan kedisiplinan tercipta sikap dan tingkah laku sebagai proses
pembentukan karakter yang milki oleh peserta didik.
3. Hakikat pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata
pelajaran yang menfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari
segi agama, sosio-kultrul, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang di manfaaatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan mengalami perkembangan sejarah
yang sangat panjang yang di mulai dar Civic Education, Pendidikan
Moral
Pancasila,
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan,
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana
untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang
berakar pada budaya bangsa indonesia yang diharapkan dan dapat di
wujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa sebagai
individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Landasan Pkn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional indonesia, tanggap pada tuntutan
perubahan zaman.
4. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan merupakan fokus
utama perubahan perilaku dalam proses penguasaan komponen yang
dikembangkan dalam proses pembelajaran untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang telah dicanangkan. Oleh, karena itu
keterkaitan antara SKL, KI, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran
sangatlah penting untuk memastikan bahwa RPP tersebut dapat
memanfasilitasi guru untuk mewujudkan pembelajarandan belajar
otentik serta pada gilirannya dapat ditakar dengan menggunakan
penilaian otentik.(Permendikbud nomor 58)
Pasal 4 Keputusan Ditjen Dikti RI Pasal 3 No 267/DIKTI/2000
tentang penyempurnaan Garis Besar Proses Pembelajaran Mata Kuliah
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
Pengembangan Kepribadian (MKPK) menyebutkan bahwa Pkn di
perguruan tinggi bertujuan untuk :
a. Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban
secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai warga
negara terdidik dalam kehidupannya selaku warga negar Republik
Indonesia yang bertanggung jawab.
b. Menguasai penegetahuan dan pemahaman tentang beragam
masalah dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
yang hendak di atasi dengan penerapam pemikiran yang
berlandasan Pancasila, wawasan Nusantara dan ketahanan
nasional secara kritis dan bertanggung jawab.
c. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
kejuangan serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban
bagi nusadan bangsa. (Taniredja Tukiran 2013 : 3 )
5. Komponen-Komponen Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
a. Tujuan Pembelajaran Pkn
Tujuan pembelajaran adalah target atau hal-hal yang harus dicapai
dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran biasanya berkaitan
dengan dimensi kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan pembelajaran
bisa jika pembelajar atau peserta didik mampu
menguasai dimensi
kognitif dan afektif dengan baik, serta cekatan dan terampil dalam aspek
psikomotornya.
Tujuan pembelajaran akan tercapai jika pembelajar atau peserta didik
mampu mengekspresikan dan menampilkan bakat serat potensinya
secara optimal. Denagn demikian, ruang untuk menjadi manusia
paripurna (insal kamil) pun terbuka lebar.(Rahyubi 2013 : 234)
b. Media Pembelajaran Pkn
Kata ” media “ berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata “medium”, secara harfiah berarti “perantara atau
pengantar”.Dengan demikian, media pembelajara merupakan
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. (Djamarah
dan Zain, 2010 : 120)
1) Definisi Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan perantara atau pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima. Media sebagai alat komunkasi
merupakan segala sesuatu yang membawa informasi (pesan)
dari sumber informasi kepada penerima informasi. Oleh sebab
itu media pembelajaran merupakan segala wujud yang tepat
dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, kemampuan peserta didik sehingga dapat
mendorong terjadinya proses pembelajaran ketingkat lebih
efektif dan efesien.( Permendikbud nomor 58 )
2) Jenis media menurut karakteristiknya sebagai berikut :
a. Media asli dan media tiruan
b. Media Grafis
c. Media bentuk papan
d. Media yang disyaratkan
e. Media dengar
f. Media cetak (Permendikbud nomer 58)
Jenis dan bentuk media yang ditemukan oleh Djamarah dan
Zain (2010 : 124-126) anatar lain dilihat dari Jenisnnya, media
dibagi kedalam :
1) Media Auditif
Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan
kemampun
bersuara
saja.
Misalnya
radio,
cassette
recorder,piringan hitam.
2) Media Visual
Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan
indera penglihatan. Media Visual ini ada yang menampilkan
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
gambar diam sepertifilm strip (film rangka), slides (film
bingkai)foto, gambar, lukisan dan cetakan.
3) Media Audiovisual
Media Audiovisual adalah media yang mempunyai
unsursauara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai
kemampuan lebih baik, karena meiputi kedua jenis media
pertama dan kedua.
c. Strategi dan Metode Pembelajaran
1.
Strategi Pembelajaran
Istilah ” strategi” pertama kali hanya dikalangan militer khususnya
strategi perang. Dalam sebuah peperangan atau pertempuran, terdapat
seseorang (komandan) yang bertugas mengatur strategi untuk
memenangakan
dengan
peperanagan. Biasanya, sebuah strategi disusun
mempertimbangkan
medan
perang,
kekutan
pasukan,
perlengkapan perang dan sebagainya.
Dalam konteks pendidikan, strategi digunakan untuk mengatur
siasat agar dapat mencapai tujuan dengan baik.Strategi dalam
pendidikan mengarah kepada hal yang lebih spesifik, yakni
khusus pada pembelajaran. Konsekuensinya, strategi dalam
konteks pendidikan dimaknai berbeda dengan strategi dalam
konteks pembelajaran.(Suyadi, 2013 : 13)
Menurut Kemp (1995) dalam (Suyadi, 2013 : 13) menjelaskan
“Bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru serta peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. “
Menurut Kemp, Kozma dalam Sanjaya (2007) menjelaskan
bahwa :
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
strategi pembelajaran adalah sebagai kegiatan yang dilakukan
guru untuk memfasilitasi (guru sebaga fasilitator) peserta didik
agar tujuan pembelajaran tercapai. Dihubungkan dengan
belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
umum kegiatan guru anak didik dalam mewujudkan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di
gariskan.(Djamarah, Zain 2010 : 5)
2.
Metode Pembelajaran
a. Definisi Metode Pembelajaran
Menurut Pupuh Fathurrahman dalam (Suyadi, 2013 : 15)
metode adalah cara. Dalam pengertian umum, metode dapat
diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang di tempuh guru
untuk mencapai tujuan pemebelajaran.
“Metode pembelajaran adalah suatu model dan cara yang
dapat dilakukan untuk menggelar aktifitas belajar mengajar
agar berjalan dengan baik.”(Rahyubi, 2012 : 236)
b. Macam-macam Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Menurut Sagala dalam (Taniredja, Tukiran 2014 : 45)
Metode ceramah adalah bentuk interaksi melalui
penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta
didik. Dalam pelaksaan ceramah untuk menjelaskan
urainnya guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti
gambar dan audio isual lainnya. Ceramah juga sebagai
kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata yang
sering mengaburkan dan kadang-kadang di tafsirkan
salah.
2. Metode Diskusi
Menurut Hasibun dan Moedjono dalam (Taniredja, Tukiran
2012: 23)
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para
siswa
(kelompok-kelompok)
untuk
mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai
alternative pemecahan atas suatu masalah.
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
3. Metode Bermain Peran atau Simulasi
Menurut Sagala dalam (Taniredja, Tukiran 2013 : 39)
metode simulasi adalah metode mengajar yang
mendramakan suatu situasi sosial yang mengandung
suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan
suatu masalah yang muncul dari situasi sosial.
4. Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan
suatu kegiatan baik secara langsing maupun menggunakan
media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang di sajikan.
5. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan
terjadinya
komunikasi
langsung
yang
bersifat ywo way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab
atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini
terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara
guru dengan siswa.
(http://ainamulyana.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-
metode-pembelaaran-dan.html)
6. Metode Karya Wisata
Metode karyawisata (Field-trip), karyawisata di sini
berarti kunjungan di luar kelas.Jadi karyawisata di atas
tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
memerlukan waktu yang lama.Karyawisata dalam waktu
yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.
(http://ainamulyana.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-
metode-pembelaaran-dan.html)
7.
Metode Penugasan
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di
mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar.
(http://ainamulyana.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-
metode-pembelaaran-dan.html)
d. Kompetensi Guru
Kinerja guru mempunyai spesifikasi/kriteria tertentu. Kinerja guru
dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru
dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu: a)
kompetensi pedagogik, b) kepribadian, 3) sosial, dan 4)
profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam
kinerja guru. (Irwansyah, Yudhi 2014 : 6)
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus
dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari
berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual.
2) Kompetensi Kepribadian
Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu
perasaanbangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk
mempersiapkan generasikualitas masa depan bangsa. Walaupun
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
berat tantangan dan rintanganyang dihadapi dalam pelaksanaan
tugasnya harus tetap tegar dalam melaksakantugas sebagai seorang
guru.
3) Kompetensi Sosial
Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan
yang perlu dicontohdan merupkan suritauladan dalam kehidupanya
sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan
masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang
efektif.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang harus
dimiliki guru dalamperencanaan dan pelaksanaan proses
pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan
kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran,untuk
itu
guru
dituntut
mampu
menyampaikan bahan pelajaran.(Irwansyah, Yudhi 2014 :711)
e. Konsep Peranan Guru
Guru merupakan satu di antara pembentuk-pembentuk utama
calon warga masyarakat. Peranan Guru tidak hanya terbatas
sebagai pengajar (transfer knowledge) penyampai ilmu
pengetahuan , tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang,
dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi
kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. (Rahyubi 2012 : 235)
f. Peran Guru Sebagai Agen Pembelajaran
1) Guru sebagai sumber belajar
Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan
penguasaan materi pelajaran dengan baik dan benar. Guru yang
profesional manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik,
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi anak
didiknya.
2) Guru Sebagai pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru
berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru
dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar
seluruh siswa.
3) Guru Sebagai fasilitator
Dalam konteks pendidikan, guru merupakan fasilitator dalam
proses pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya
sumber ilmu, karena perkembangan sains dan teknologi
memungkinkan peserta didik memperoleh ilmu dari berbagai
sumber seperti internet, televisi, gambar. Audio, dan
sebagainya. Semua sumber belajar tersebut berimplikasi pada
perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajara
mengajar dari guru sebagai fasilitator. Fungsi guru sebagai
fasilitator lebih memungkinkan peserta didik untuk membentuk
karakternya sebagai generasi yang “melek media”. (Suyadi,
2013 : 17-18)
4) Guru sebagai motivator
Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu
aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang
berprestasi bukan disebabkan oleh kurangnya kemampuan. Tetapi
disebabkan oleh kurangnya motivasi untuk belajar. Oleh karena itu
untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru ituntut kreatif
untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
(http://belajaraktif1.blogspot.co.id/2011/01/kompetensi-dasarguru-sebagai-agen.html)
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
5) Guru sebagai evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau
informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil akhir pembelajaran (berupa
nilai atau angka-angka) tetapi juga dilakukan terhadap proses, kinerja, dan
skill siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang bertujuan untuk
menilai keberhasilan siswa memegang peranan penting. Sebab melalui
evaluasi guru dapat menentukan apakah siswa yang diajarkannya sudah
memiliki kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga mereka layak
diberikan program pembelajaran baru atau malah sebaliknya siswa belum
bisa mencapai standar minimal, sehingga mereka perlu diberikan remedial.
g. Siswa atau Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan subyek belajar yang
memegang peranan penting atas ilmu pengetahuan yang harus di
kuasainya. Konsekuensinya, peserta didik tidak lagi selalu bertanya
kepada guru setiap menemui persoalan, melainkan harus belajar
keras dar berbagai sumber dan strategi untuk menguasai standar
kompetensi dalam pembelajaran. (Suyadi, 2013 : 18)
Siswa atau peserta didik adalah seseorang yang mengikuti suatu
program pendidikan disekoalh atau lembaga pendidikan dibawah
bimbingan seorang atau beberapa guru, pelatih, dan instruktur.
Siswa jangan selalu dianggapsebagai objek belajar yang tidak tahu
apa- apa, melainkan subyek pendidikan yang punya pengetahuan,
kelebihan dan potensi tertentu. Siswa memiliki latar belakang,
minat dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. (Rahyubi,
2012 : 235)
h. Materi Pembelajaran
Materi merupakan slah satu faktor tertentu penentu ketertiban
siswa. Jika materi pembelajaran yang di berikan menarik
kemungkinan keterlibatan siswa akan tinggi. Sebalikny jika materi
pembelajaran tidak menarik, keterlibatan siswa akan rendah atau
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
bahkan ia akan menarik diri dari proses pembelajaran motorik yang
di gelar. (Rahyubi, 2012 : 243)
Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu
siswa mencapai kompetensi dasar dan standar kompetensi. Materi
Pembelajaran mengacu pada kurikulum persekolahan yang
berlaku. Materi pembelajaran termuat dalam kurikulum merupakan
materi esensial dalam suatu ilmu yang harus dimilki oleh siswa.
(Komalasari, Kokom 2013 : 28)
Berdasarkan uraian di atas bahwa materi pembelajaran merupaka
suatu komponen yang harus adadalam pembelajaran dan di butuhkan
untuk pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus
dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang di
tetapkan.
i. Sumber Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Winataputra dan Ardiwinata dalam (Djamarah dan Zain
2010 : 48) sumber belajar adalah
“sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tempat dimana bahan
ajar pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang”.
Sumber belajar dapat juga di artikan sebagai tempat atau
lingkungan sekitar, benda dan orang yang mengandung informasi dapat di
gunakan sebagai wahana peserta didik untuk melakukan proses perubahan
tingkah laku.
Roestiyah (Djamarah dan Zain, 2010 48-49) mengatakan bahwa
sumber-sumber belajar itu adalah :
a. Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat)
b. Buku atau perpustakan
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
c. Media Massa (majalah, surat kabar, radio, televisi dan lain-lain)
d. Dalam lingkungan
e. Alat pengajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape,
papan tulis, kapur, spidol dan lain-lain)
f. Museum (Tempat penyimpanan benda- benda kuno)
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi siswa maupun guru
apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang
memungkinkan seseorang dapat memanfaatkan sumber belajar.
j. Evaluasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Wand dan Brown dalam (Djamarah dan Zain, : 2010 : 50)
bahwa :
Evaluasi adalah sutau proses untuk menentukan nilai dari suat.”
Berkaitan dengan evaluasi pembelajaran, evaluasi dilkukan pada
kegiatan akhir dalam bentuk refleksi dan praktek pembelajaran.
Dalam evaluasi pembelajaran guru sebaiknya
mengadakan
berbagai macam penilaian. Mulai dari ulangan harian, ulangan
tengah semester dan ulnagan akhir semester.
Bloom (1971) mendefinisikan evaluasi, sebagaimana kita lihat,
adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan
apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa. Sejalan
dengan itu, Stufflebeam (1971), mengatakan bahwa evaluasi merupakan
proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk menilai alternatif keputusan.
(http://www.eurekapendidikan.com/2014/10/pengertian-danPeranan-evaluasi-pembelajaran.html
Evaluasi adalah suatu proses untuk merencanakan, memperoleh,
dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
beberapa alternatif dalam mengambil keputusan
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa evaluation adalah penilaian.Dari kata evaluation
inilah diperoleh kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai.
Pasaribu dan Simanjuntak (Djamrah dan Zain, 2010 : 50-51 )
menegaskan bahwa tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi yaitu :
1) Tujuan umum dari evaluasi
(a) Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemjuan
murid dalam mencapai tujuan yang di harapkan.
(b)Memungkinkan pendidik atau guru menilai aktifitas atau
pengalaman yang di dapat.
(c) Menilai metode mengajar yang di pergunakan.
2) Tujuan khusus dari evaluasi adalah :
(a) Merangsang kegiatan siswa.
(b) Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan.
(c) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan dan bakat yang bersangkutan.
C. Kerangka Berfikir
Peneliti
berusaha
dan
berfikir
melalui
pembelajaran
Pendidikan
Kewaganegaraan (Pkn) dapat menananka kedisiplinan siswa. Penanaman
kedisiplinan dilaksanakan
dengan baik melalui, perencanaan yang matang,
penggorganisasian yang baik, pelaksanaan yang efektif sesuai rencana, adanya
evaluasi kelebihan dan kelemahannya dianalisis maka pelaksanaan tersebut dapat
menanamkan kedisilinan di SMK Karya Teknologi Jatilawang Kabupaten
Banyumas.
Pelaksanaan Penanaman kedisiplinan siswa harus di mulai dalam
lingkungan keluarga karena kelurga merupakan lingkungan pendidikan yang
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
pertama dan utama di dalam kehidupan manusia. Baik buruknya kedisiplinan
siswa tergantung pada hasil atau tidaknya pendidikan yang diperoleh di sekolah.
Pelaksanaan Penanaman kedisiplinan siswa tersebut tentunya bergantung
pada kemampuan sekolah dalam implementasi Pendidikan Kewarganegaraan
(Pkn) yang banyak di temui kendala-kendala.
Pendidikan di artikan tidak hanya sebagai formaltransfer of knowledge
namun bagaimana membentuk pribadi-pribadi manusia yang memilki sikap dan
tingkah laku yng baik terutama didlam proses pembelajaran. Pada komponen
sekolah yang berperan dalam mewujudkan penanaman kedisiplinan siswa tersebut
salah satunya melalui komponen Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn). Guru
mengontrol tingkah laku siswa didalam proses pembelajaran melalui peraturan
yang di terapkan dalam pembelajaran tersebut.
Kerangka Berfikir
Survey awal
Penanaman
Kedisiplinan Siswa
Melalui Pembelajaran
Pkn
Penelitian
Analisis data
dillakukan dengan
cara analisis
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
Observasi,
Wawancara, dan
Dokumentasi
Proses
Pembelajaran
Gambar 2.1 Kerangka berfikir
D. Kajian Penelitian yang relevan
Terdapat beberapa penelitian tentang kedisiplian di perguruan tinggi. Di
dalam pengupasan penelitian ini terdapat berbagai penelitian mengenai
kedisiplinan yaitu di antaranya mengenai sikap dan moral kedisiplinan,
nilai-nilai kedisipinan dan penelitian yang berhubungan dengan tata tertib.
Berikut di antara beberapa penelitian yang relevan dan sejenis tentang
pengulasan kedisiplinan yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian dengan judul “Disiplin belajar dalam mengikuti pelajaran
Pendidikan Kewarganeraan (Studi kasus di SMP N 21 Malang)” yang
di tulis oleh Pramono Wiji pada Tahun 2010. Penelitian yang
mengunakan pendekatan kualitatif ini memaparkan gambaran tentang
kedisiplianan siswa dalam mengikuti mata pelajaran Pkn. Hasil
penelitia yang di dapat bahwa dalam penanaman nilai kedisiplinan
para guru dengan memberikan imbalan, motivasi, pujian dan
memberiakan contoh yang mencerminkan tindakan disiplin, serta
dengan cara meningatkan terus siswa juga mulaidi jaakn untuk
melakukan hal-hal kecil penuh tanggung jawab. Dalam penanaman
nilai kedisiplinan para guru perlu mendapat dukungan dan kerja sama
dari semua pihak bauk kepala sekolah, guru, karyawan serta orang tua,
dan dalam penanamannya pun sangata di harapkan dari mereka teladan
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
yang baik agar tercapai apa yang di harapkan oleh siswa. Nilai
kedisiplinan sangat penting bagi masa depan anak sehingga perlu di
tanamakan sejak dini.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani tahun 2014 berjudul Peran
Pembelajaran PPKn Dalam Membentuk Karakter Siswa SebagaiWarga
Negara Yang Baik Di SMK Negeri 3 Purwokerto. Jikadihubungkan
dengan penelitian ini, maka kesimpulanya:
Pembelajaran PPKn berperan dalam membentuk karakter siswa,
pembelajaran digunakan guru PPKn baik berupa materi, media
metode, sumber dan evaluasi mendukung untuk membentuk karakter
siswa sebagai warga negara yang baik.
Penanaman Kedisiplinan Siswa…, Desi Agustiani, FKIP, UMP, 2016
Download