BAB II URAIAN TEORITIS 1. Komunikasi Massa Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Dengan demmikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan pada waktu yang serempak. Pengertian komunikasi massa merujuk, kepada pendapat Tan dan Wright, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikasi secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Defenisi komunikasi yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yaitu komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is massages communicated though a mass medium to a large number of people) (Ardianto,2004;3). Definisi komunikasi massa yang lebih rinci disampaikan oleh ahli komunikasi lain, Gebner, yaitu komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dari lembaga dan arus pesan yang bekesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto:2004:4) Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederik disebutkan komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan diproduksi secara massa/tidak sedikitnya itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Luas di sini berarti lebih besar dari pada sekadar kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, Universitas Sumatera Utara sedangkan anonim berarti individu yang menerima pesan cenderung asing satu sama lain, dan heterogen pesan dikirimkan kepada orang-orang dari berbagai macam status, pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogeny (Nurudin,2003:12). Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern (media cetak dan elektronik) dalam penyampaian informasi yang ditunjukan kepada sejumlah khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak. Menurut Wright (Severin, 2005:4), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi massa yang mempunyai 3 ciri, yaitu: 1. Komunikasi yang diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar. 1.1 Ciri-Ciri Komunikasi Massa Melalui defenisi-defenisi komunikasi massa tersebut, kita dapat mengetahui ciriciri komunikasi massa. Menurut Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi massa (2003:199-32), ciri-ciri dari komunikasi massa adalah: 1. Komunikasi dalam komunikasi massa melembaga Komunikasi dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan prang. Artinya, gabungan dari berbagai unsur dan bekerja sama satu sama lain dalam suatu lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sistem ini adalah Universitas Sumatera Utara sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengelola, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lembaga menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengelola pesan itu menjadi sumber informasi. Dengan demikian, Komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri sebagai berikut: (1) kumpulan individu, (2) Dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, (3) Pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan atau bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, (4) Apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapat laba secara ekinomis. 2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen Komunikan dalam kominikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, komunikasi terdiri dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan yang beragam, dan memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda pula. Pesan-pesan komunikasi massa tidak ditunjukkan kepada satu orang atau kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesan yang dikemukakan pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. Ketika melihat televisi misalnya, karena televisi ditunjukkan untuk dinikmati oleh orang banyak, pesan nya harus bersifat umum. Misalnya dalam pemilihan katakatanya, sebisanya menggunakan kata populer bukan kata-kata ilmiah, Sebab, kata ilmiah merupakan monopoli kelompok tertentu. Universitas Sumatera Utara 3. Komunikasinya berlangsung satu arah Pada media massa, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak boleh memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan) Kalaupun bisa sifatnya tertunda. 4. Komunikasi massa meninbulkan keserempakan Salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya adalah adanya keserempakan dalam proses penyebaran pesan nya. Serempak berrarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersama. 5. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan peralatan tekniss. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektonik (mekanik atau elektronik). 6. Kominikasi massa dikontrol oleh gatekeeper Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi / atau palang pintub / penjaga gawang, adalah orang yang sngat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menbawah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper ini berfungsi juga untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menabah data, dan mengurangi pesa-pesanya. Intinya Gatekeeper merupakan pihak yang menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Semangkin kompleks sistem mediayang dimiliki, semangkin banyak pula (pemalang pintu atau penepis informasi) ynag dilakukan. Bahkan bisa dikatakan, gatekeeper sangat menentukan berkwalitas atau tidak nya informasi yang akan disebarkan. Baik buruknya dampak Universitas Sumatera Utara pesan yang disebarkan pun tergantung pada fungsi penapisann informasi atau pemalangan pintu ini. 1.2 Fungsi Komunikasi Massa Disamping memiliki ciri-ciri khusus, komunikasi massa juga mempunyai fungsi bagi masyarakat. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Dominick (Ardianto:1617) adalah sebagai berikut: a. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk (1) pengawasan peringatan; (2) pengawasan intrumental. Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dapat serta merta menjadi ancaman. Sebuah surat kabar secara berkala memuat bahaya polusi udara dan pengangguran. Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan dan ancaman serius bagi masyarakat yang dibuat oleh media, banyak pulamorang yang tidak mengetahui tentang ancaman tersebut. Sedangkan pengertian pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. b. Interpretation (Penafsiran) Fungsi penafsiran hampir sama dengan fungsi penawaran. Media massa hanya tidak hanya memasok faktan dan data, tatapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisai atau iindustri media memilih dan memutuskan perisyiwa-peristiwa yang di muat atau ditayangkan. Universitas Sumatera Utara Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan mebahasnya lebih lanjut dalam kominikasi atarapribadi atau kelompok. c. Lingkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk lingkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. d. Trnsmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi penyebaran nilai-nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mencacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan niali kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat ditonton, didengar atau dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. Dengan perkataan lain, media mewakili kta dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. e. Entertainment (Hiburan) Penyiaran drama, tarian, kesenian, sastra, musik, olahraga, permainan, melalui isyarat-isyarat, lambang-lambang, suara dan gambar, bertujuan untuk menciptakan kesenangan yang bersifat hiburan. Melalui bermacam program acara yang ditayang televisi, khalayak memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Fungsi menhibur dari komunikasi massa tidak lain tujuanya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat berita-berita ringan atau melihat tayangan-tayangan hiburann di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali. Universitas Sumatera Utara 1.3 Efek Media Massa Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial kearah suatau tujuan ynag telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi massa dilaksanakan melalui media massa. Menurut Steven M. Chaffe (Ardianto:49) efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang tejadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, behavioral. a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. 1. Efek ekonomi Kehadiran media massa ditengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jas media massa. Keberadaan televisi baik televisi pemerintah maupun televisi swasta dapat memberi lapangan pekerjaan kepada sarjana ilmu komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru rias dan profesi lainnya. 2. efek sosial Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh dari kehadiran televisi dapat meningkatkan status dari pemiliknya. Universitas Sumatera Utara 3. Penjadwalan kegiatan sehari-hari Terjadinya kegiatan penjadwalan kegiatan sehai-hari, misalnya sebelum pergi kekantor masyarakat kota akan lebih dahulu siaran berita di televisi. 4. efek hilangnya perasaan tidak nyaman Orang menggunakan media massa untuk memuaskan psikologisnya dengan tujuan menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa, dan sebagainya. 5. Efek menumbuhkan peraan tertentu. Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tersebut. b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak 1. Efek Kognitif Efek kognetif adalah akibat yang timbul pad diri komunikasi yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari infomasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realita yang ditampilkan oleh media adalah relita yang sudah diseleksi. Televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh lainnya. • Efek Propesional Kognitif Efek profesional kognitif adalah bagaimana media masssa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang Universitas Sumatera Utara bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek profesional kognitif 2. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberikan khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan iba, terharu, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan dari media massa adalah sebagai berikut : • Suasana Emosional Respon individu terhadap sabuah film atau sinetron televisi akan dipengaruhi oleh situasi emosional individu. • Skema Kognitif Skema kognitif merupakan naska yang ada di dalam pikiran individu yang menjelaskan alur peristiwa. • Suasana Terpaan Suasana terpaan adalah perasan individu setelah setelah menerima terpaan informasi dari media massa. • Predisposisi Individual Predisposisi lndividual mengacu kepad karakteristik individu. Individu yang melankolis cenderung menghadapi tragedi lebih emosional dari pada orang yang periang. Orang yang periang yang memiliki sifat terbuka cenderung akan lebih senang bila meliat adegan-adegan lucu dari pada orang yang melankolis. Universitas Sumatera Utara • Faktor Identifikasi Menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, pendengar akan menentukan dirinya di posisi tokoh. 3. Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk tindakan atau kegiatan. 2. Tenologi Informasi 2.1 Teknologi Informasi Everentt M. Rogers mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi dimasyarakat, di kenal empat era komunikasi, yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media kumunikasi interaktif. Dalam era terakhir, yakni era media komunikasi interaktif dikenal media komputer, vidio, teks, teleconferencing, TV kabel, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan Rogers itulah, maka masyarakat percaya bahwa perkembangan media berkembang dimulai dari era media tulis dan cetak (Bungin, 2005:111). Teknologi komunikasi berubah dengan begitu cepat sehingga banyak orang bicara tentang “revolusi teknologo” atau “ledakan informasi”. Beberapa teknologi baru yang sedang dalam proses pengembangan atau yang ada sekarang adalah videotape recordr, vidio cassette, Tv kabel, surat kabar online, akses pelayanan informasi komputer dengan komputer pribadi dirumah, internet dan Word Wide Web, serta CDROM. Banyak teknologi ini mempunyai dampak drgmatis yaitu memberikan pengguna control yang jauh lebih banyak pada proses telekomunikasi dan informasi yang diterimah (Severin, 2005:305). Universitas Sumatera Utara Perkembangan teknologi informasi sangat mempengaruhi ternologi komunikasi. Dari teknoloogi informasi dan teknologi komunikasi inilah muncul istilah PIK (Perkembangan Informasi dan Komunikasi). Perpaduan keduanya semangkin berkembang dengan adanya internet. Internet mengubah cara orang berkomunikasi. Teknologi komunikasi dan informatika sebagai satu produk dan proses telah beekembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan manusia dalam berbagai bentuk aplikasi. Teknologi informasi mencakup sistem-sistem komunikasi seperti satelit siaran langsung, kabel interaktif dua arah, penyiaran bertenaga rendah (low-power broadcasting), komputer (termaksuk personal-computer dan dan komputer genggam yang baru), televisi (termsuk vidio disk dan vidio tape cassette), dan tentu juga internet yang semangkin berkembang dewasa ini. Teknologi yang dimaksudkan adalah cara-cara mengumpulkan, menyimpan, mengolah, atau menelusuri informasi (Nasution, 1990:5). Teknologi informasi dewasa ini semangkin berkembang pesat. Perkembangan ini tentu juga berdampak terhadap setiap sisi kehidupan manusia. Begitu juga dalam bidang pemasaran dan promosi. Semangkin berkembang teknologi informasi, maka strategi pemasaran pun mengalami perubahan-perubahan yang cukup drastis.Televisi telah membawa perubahan besar dalam dunia pemasaran. Kini teknologi informasi dipadukan dengan teknologo komputer telah turut mengubah peta strategi pemasaran. Penggabungan teknologi infoemasi, teknologi komunikasi dan teknologi komputer telah melahirkan tenologi internet. Teknologi internet ini telah menyadarkan banyak orang tentang adanya media atau sarana baru untuk merancang strategi pemasaran (Kotler dan Armstrong, Kotler dan Susanto, 2001:137). Kemajuan teknologi informasi ini selanjutnya tidak hanya dirasakan oleh dunia pendidikan dan militer, tetapi lebih jauh kemudian juga menambah semua bidang Universitas Sumatera Utara kehidupan. Disadari kemudian, Perkembangan teknologi internet telah mengubah pola hidup masyarakat, yaitu interaksi bisnis, ekonomi, sosial dan budaya,. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, peruusahaan, dan efisiensi operasional perusahaan, terutama perannya sebagai sarana komunikasi serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainnya. Internet merupakan contoh yang paling sukses dari usaha investasi yang tak pernah henti dan komitmen untuk melakukan riset berikut perkembengan infratuktur teknologi informasi. 3. Komunikasi Pariwisata 3.1 Komunikasi Pariwisata Komunikasi sangat diperlukan dalam penyampaian promosi kepariwisataan. Menurut Marpaung & Herman (2002 : 45) Komunikasi adalah proses pengoperan lambang – lambang berarti diantara individu. Untuk memahami komunikasi secara lebih jelas, sering digunakan paradigma, Laswell. Dalam karyanya “The Structure and Function of Communication in society”, Laswell mengajukan suatu paradigma, yaitu who, say what, to whom, in which channel, dan with what effect. Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Secara etimologis, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta. a. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar b. Wisata berarti perjalanan, bepergian Jadi, kata pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.Untuk memperjelasnya, maka dapat disimpulkan definisi pariwisata adalah sebagai berikut (Yoeti, 1982:109): “Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan Universitas Sumatera Utara dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam” Soekadijo (1996 : 13) juga mencoba mengungkapkan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan daerah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainnya (dalam Pendit, 1990:31). Sedangkan yang dimaksud dengan wisatawan oleh G. A Schmoll (dalam Yoeti, 1982:127) adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik dengan pelayanan yang diberikan oleh suatu Daerah Tujuan Wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang. Dalam Instruksi Presiden RI No.9 Tahun 1969 tertulis dalam Bab I Pasal 1, bahwa wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu Adapun ciri-ciri tentang seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan adalah : a) Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam b) Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu c) Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang dikunjunginya. Universitas Sumatera Utara 4. Teori S-O-R ( Stimulus Organism Response) 4.1 Pengertian S-O-R ( Stimulus Organism Response) Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh psikologi, Stimulus Response Theory atau S-R Theory. Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misalnya jika orang tersnyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asusmsi teori ini pun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besaryang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula, yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula. 4.2 Proses S-O-R ( Stimulus Organism Response ) Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari: a) Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organism dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak, berarti stimulus itu tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme, berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. Universitas Sumatera Utara b) Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. c) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap). d) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut. (perubahan perilaku). Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting. Universitas Sumatera Utara