program studi manajemen pendidikan jurusan kependidikan islam

advertisement
MANAJEMEN KURIKULUM SMP TERBUKA
DI KECAMATAN TENJO-BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.)
Oleh
AGUS MULYANA
103018227352
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
BAB II
A
KAJIAN TEORI ........................................................................... 6
Manajemen Kurikulum ............................................................................. 6
1. Proses Kegiatan Manajemen Kurikulum. ................................................ 8
a). Proses Perencanaan ........................................................................ 8
b). Tahap Pelaksanaan ........................................................................ 9
e). Evaluasi Kurikulum .......................................................................10
B. Manajemen Kurikulum SMP Terbuka ........................................................13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN .............................................19
A.
Tujuan Penelitian ......................................................................................19
B.
Jenis dan Metode Penelitian........................................................................19
C.
Populasi dan Sampel...................................................................................19
D.
Waktu dan Tempat ....................................................................................20
E.
Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................20
F.
Teknik Analisis Data ..................................................................................21
2
BAB IV
A.
HASIL PENELITIAN ...............................................................25
Gambaran Umum SMP Terbuka di Kec Tenjo ..........................................25
1. Sejarah Berdiri .....................................................................................25
2. Keadaan TKBM ...................................................................................26
3. Peta Wilayah TKBM ............................................................................27
5. Kegiatan Belajar Mengajar Mandiri ......................................................28
6. Keadaan Siswa-siswi Terbuka .............................................................28
7. Stuktur Organigram ..............................................................................29
B.
Deskripsi Hasil Penelitian ...........................................................................30
1. Kegiatan Perencanaan Kurikulum.........................................................30
2. Kegiatan Pelaksanaan Kurikulum .........................................................31
3. Kegiatan Evaluasi Kurikulum ...............................................................34
C. Analisis Data Hasil Peneilitan .....................................................................50
BAB V
PENUTUP ...................................................................................51
A.
Kesimpulan ...............................................................................................52
B.
Saran-Saran ...............................................................................................58
E.
Daftar Pustaka ...........................................................................................59
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di
muka bumi ini. Selain memiliki ciri-ciri khas fisik juga dilengkapi dengan
kemampuan intelegensi dan daya nalar yang tinggi sehingga ia mampu berfikir,
berbuat, dan bertindak ke arah perkembanganya sebagai manusia yang utuh.
Kampuan itulah yang tak dimiliki oleh makhluk tuhan lainya serta binatang dan
tumbuh-tumbuhan. Dalam kaitanya dengan perkembangan individu, manusia
dapat tumbuh dan berkembang melalui suatu proses, yaitu proses menuju suatu
kedewasaan, baik kedewasaan fisik maupun rohani. Oleh sebab itu, untuk menuju
ke arah perkembangan manusia yang optimal sesuai dengan potensi dan
kemampuan yang dimilikinya, manusia memerlukan pendidikan sebagai suatu
proses dan usaha sadar untuk lebih memanusiakan manusia. Bahkan kita ketahui
dan sadari bersama bahwa pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan manusia
menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera baik sebagai individu maupun
secara kolektif sebagai warga masyarakat. 1 Pendidikan sampai hari ini masih
dipercaya sebagai sarana yang mampu meningkatkan tarap kehidupan manusia.
Pada abad ke 21, kualitas pendidikan Indonesia semakin memprihatinkan
dan tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan negaranegara asia lainya bahkan jika dilihat dari indeks sumber daya manusia yang salah
satu indikatornya adalah pendidikan dimana posisi indonesia kian tertinggal.
Dalam human Development Report 2007/2008 yang dipublikasikan secara
serentak didunia, indonesiaberada dibawah singapura yang berada di urutan 25,
Berunai (30), malasiya (78), Filipina (90), dan Vietnam (105). Indonesia
menempati rengking ke -170 dalam indeks pembangunan manusia yang dibuat
1. Hadiyanto Dkk. Manajemen Berbasis Sekolah. Universitas Terbuka:Jakarta 2007. hal:1.3
4
program pembangunan. Peringkat tersebut salah satu peringkat lebih baik
dibandingkan tahun lalu, namun tetap tertinggal lebih baik dibandingkan tahun
lalu, namun tetap tertinggal dari Negara-negara tetangga termasuk Vietnam.2
Masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari beberapa
indicator. Pertama, nilai ujian nasional (UN) masih jauh dibawah standar yang
diharapkan. Kedua, aspek non akademik, banyak kritikan terhadap masalah
kedisiplinan, moral, etika dan kreativitas. Ketiga, rendahmya kompetensi dan
profesionalisme guru. Keempat, kualitas guru yang masih kurang dan penyebaran
guru yang tidak merata. Kelima, kondisi sekolah untuk mengimplementasikan
pendidikan masih rendah.
Permasalahan yang muncul perlu adanya suatu bahan yang tercantum guna
meningkatkan mutu pendidikan. Usaha pemerintah untuk memajukandan
meningkatkan mutu pendidikan terus-menerus ditingkatkan, salah satunya adalah
penyempurnaan kurikulum.
Sejak masa pemerintahan Orde Baru, Departemen Pendidikan telah
beberapa kali mengganti kurikulum, mulai dari kurikulum 1975, kemudian diganti
dengan kurikulum 1984, kemudian kurikulum 1994 yang selanjutnya diganti lagi
dengan kurikulum 2004 atau yang disebut dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) dan sejak tahun pelajaran 2006/2007 Depdiknas meluncurkan
kurikulum 2006 akrab yang disebut KTSP.
Pengembangan kurikulum merupakan salah satu hal terpenting karena
kurikulum merupakan bagian dari program pendidikan. Tujuan utama kurikulum
adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan bukan semata-mata hanya
menghasilkan suatu bahan pelajaran begitupun kurikulum tidak hanya
memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga
mengarah perhatian kemasa depan sehingga kurikulum harus selalu diperbaharui
sejalan dengan perubahan sendiri.
SMP Terbuka merupakan jenjang pendidikan yang setara dengan tingkat
SMP, yang mengutamakan siswanya belajar secara mandiri dengan bimbingan
2. Pembangunan Indonesia Masih Tertinggal, selasa 22 November 2007. Diakes dari http//.
www.tempointeraktif.com, pada tanggal 15 desember 2010.
5
terbatas dengan orang lain. SMP Terbuka merupakan salah satu model layanan
pendidikan alternatif yang bertujuan membantu menyelesaikan wajib belajar 9
tahun yang sesuai dengan Keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor: 060/U1993 yang telah memberlakukan pendidikan
dasar 9 tahun.3 Dalam UUD No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional, dimana pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan
kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap
muka atau regular.4
Kepala Bidang Dikdas Disdik Kabupaten Bogor, Dra. Ukah, menjelaskan,
saat ini di Kabupaten Bogor terdapat 42 SMP Terbuka dengan jumlah rombongan
belajar (rombel) 265 siswa dan total siswa sebanyak 10.472 orang. Sedangkan
SMP Satap, terdapat sebanyak 26 unit, 31 rombel, dan total 1.077 siswa. 5
Pengelolaan SMP Terbuka dengan SMP reguler sangat berbeda pada
umumnya karena SMP Terbuka merupakan lembaga pendidikan yang tidak bisa
berdiri sendiri tanpa ada peranan dari SMP reguler atau SMP induknya. Dalam
proses kegiatan belajar mengajar pun SMP Terbuka jauh berbeda dengan SMP
reguler, misalnya SMP Terbuka tidak harus setiap hari belajar dengan gurunya.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan. SMP
terbuka memiliki kurikulum yang sama halnya dengan sekolah lainya yang
disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dilingkungannya.
Masih banyak sekolah-sekolah yang belum menerapkan kurikulum dengan
baik sehingga tidak terciptanya output yang berkualitas atau mutu yang
diharapkan. Salah satu keberhasilan untuk mencapai mutu pendidikan tidak hanya
3
Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya:Bandung. hal: 143
PUSDIKLAT DEPDIKNAS.Manajemen sekolah. Hal 311
5 SMP Terbuka dan seatap alternatif untuk siswa.18 agustus 2009 http//. www.jurnalbogor.com,
diakses pada tanggal 20 agustus 2010
4
6
ditunjang oleh kurikulum yang baik atau metode pengajaran yang tepat, akan
tetapi didukung oleh sumber daya manusia yang profesional.
Kenyataan di lapangan khususnya di SMP
Terbuka, kurikulum yang
disusun sekolah induk kepada TKB-TKB (Tempat Kegiatan Belajar)6masih jauh
dengan apa yang diharapkan. Misalnya Sekolah masih mengabaikan kinerjanya
dalam pembuatan program tahunan atau semesteran, masih banyak guru yang
tidak membuat program rencana pembelajaran pada setiap KBM (Kegiatan
Belajar Mengajar), ke tidak disiplinan dalam penentuan jadwal pelajaran,
pemberiaan modul terhadap siswa tidak disesuaikan dengan kurikulum
pembelajaran. Dengan kurangnya Manajemen kurikulum yang ada di SMP
terbuka maka proses pembelajaran akan memiliki hambatan sehingga proses
pencapaian tujuan pendidikan masih jauh dengan kenyataan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut diharapkan kurikulum harus
disusun secara strategis dan dirumuskan menjadi program-program tertentu.
Kurikulum harus relevan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sehingga
penyusunan kurikulum harus mempertimbangan berbagai macam aspek seperti
perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan peserta didik, perkembangan
kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.
Bebrapa permasalahan yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar
siswa adalah, pertama, guru kurang berinovasi untuk memfasilitasi dan
menggunakan sumber belajar nyata (kontekstual) untuk membantu siswa dalam
menguasai pelajaran. Kedua, guru kurang memperhatikan pengalaman belajar
yang dimiliki siswa dengan pengalaman baru yang sedang dipelajari. Ketiga,
kegiatan pembelajaran cenderung masih bersifat pasif karena belajar belum
disertai proses internalisasi individualis pada siswa, artinya pembelajaran masih
berpusat pada guru. Ke Empat, masih minimnya sumber media bealajar yang
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Menyikapi pemikiran di atas munculnya permasalahan yang sudah cukup
jelas bahwasanya Manajemen Kurikulum sangat diperlukan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Apabila proses pengelolaan kurikulum dilaksanakan dengan
7
baik, maka pencapaian system pendidikannya pun akan lebih baik pula. Maka dari
itu, dari pernyataan diatas penulis terinspirasi mengambil judul sebagai karya tulis
ilmiah dengan judul : “Manajemen Kurikulum SMP Terbuka di Kecamatan
Tenjo-Bogor”.
B. Identifikasi Masalah
Pada identifikasi masalah disini mengenai manajemen kurikulum SMP
Terbuka. Sebelum penulis memberikan pembatasan masalah dan perumusan
masalah
maka terlebih dahulu penulis melakukan identifikasi masalah
diantaranya :
1. Pengelolaan Kurikulum SMP Terbuka masih jauh dengan kenyataan.
2. Belum terlaksana penerapan kurikulum di SMP Terbuka
3. Minimnya pengetahuan dalam memahami perkembangan kurikulum.
4. Keterbatasan pengetahuan dalam pembuatan rencana pembelajaran
5. Ketidak disiplinan dalam pelaksanaan jadwal pelajaran,
B. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya pemilihan pada masalah yang terkait di SMP terbuka
maka penulis membatasi masalah mengenai pengelolaan dan pengembangan
kurikulum SMP Terbuka yang berada di SMPN 1 Tenjo (sekolah Induknya).
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah maka masalah yang diangkat dalam
penelitian ini adalah pengelolaan dan pengembangan kurikulum SMP Terbuka
yang berada di Kecamatan Tenjo Bogor
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
MANAJEMEN KURIKULUM
Sebelum menjelaskan apa itu Manajemen Kurikulum, terlebih dahulu
menerangkan apa definisi dari kurikulum dan manajemen secara bahasa.
Istilah kurikulum (curriculum) yang pada awalnya digunakan
dalam dunia olahraga. Kurikulum dari bahasa yunani, kata curir (pelari)
dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai
suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dar start
sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Kemudian,
pengertiaan tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang sisiwa dari awal sampai
akhir program pelajaran untuk memperoleh ijazah.7
Sedangkan Manajemen itu tersendiri mempunyai arti sebagai berikut :
Manajemen atau pengelolaan dapat berarti bermacam-macam
bergantung kepada siapa yang membicarakanya. Istilah manajemen sendiri
berasal dari kata kerja (Bahasa Inggris) “manage” yang dalam bahasa
Indonesia “Kelola” yang dapat berarti: Menangani, Mengendalikan,
Membuat patuh, Mengurus, Mengatur, Mengubah, Melaksanakan dengan
suatu tujuan.8
Berdasarkan definisi Manajemen dan Kurikulum yang telah dipaparkan
diatas maka penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa manajemen kurikulum
adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk memudahkan guru dalam
7. Hernawan. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Hal 1.3
8 Pusdiklat. Diknas. Manajemen Sekolah. Hal:87
9
melaksanakan KBM yang diawali dari tahap perencanaan dan diakhiri dengan
evaluasi program agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah serta dapat berdaya
hasil guna dan berdaya guna. Indikator ke efektifan dan efisien KBM disekolah
sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengelola manajemen
kurikulum, dengan kata lain, keberhasilan sekolah sangat ditentukan oleh
pelaksanaan manajemen kurikulum yang mementukan salah satu dari kegiatan
manajemen sekolah.
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk
memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha
meningkatkan kualitas interaksi belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri
mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit
adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang
diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu.
Menerut Ahmad Sudrajat ada 3 kegiatan dalam Manajemen Kurikulum
diantaranya adalah:9
a). Kegiatan Perencanaan Kurikulum.
Kurikulum dapat berjalan dengan baik maka membutuhkan adanya
perencanaan yang baik pula. Adapun perencanaan tersebut meliputi :
1. Penyusunan Program Pengajaran.
2. Membuat Program Tahunan dan Program semesteran
3. Penyusuna satuan pelajaran dan rencana pembelajaran
b).
Kegiatan Pelaksanaan Kurikulum
1. Pengorganisasian
2. Pengkondisian kelas
9 Pengertian Kurikulum _ AKHMAD SUDRAJAT TENTANG
PENDIDIKAN.www.ahmadsdrajat.com Diakses pada tanggal 16 Desember 2010
10
3. Mengelola dan menyajikan materi
4. Menggunakan media atau alat bantu alat pelajaran
5. Menggunakan buku penunjang.
c). Kegiatan evaluasi kurikulum.
1. Mengadakan Pretest
2. Evaluasi proses
3. Memberikan tes formatif
4. Membuat kisi-kisi soal
5. Menyusun soal
Proses Manajemen Kurikulum
Dalam manajemen kurikulum terdapat beberapa Proses dalam mengelola
kurikulum diantaranya adalah :10
a) Proses Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses memeprsiapkan serangkaian keputusan
untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang yang diarahkan kepada
tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal.
Pedoman-pedoman perencanaan yang merupakan tujuan pendidikan dan
sususna bahan pelajaran, pemerintah pusat mengeluarkan pedoman umum yang
harus diikuti oleh sekolah untuk menyusun perencanaan yang bersifat operasional
disekolah, pedoman tersebut antara lain :11
1. Struktur Program
Struktur program adalah susunan bidang perajaran yang harus dijadikan
pedoman pelaksanaan kurikulum di suatu jenis dan jenjang sekolah. Struktur
program merupakan landasan untuk membuat jadwal pelajaran.
2. Penyusunan Jadwal Pelajaran
10. Pengelolaan Kurikulum, www.puslitjaknov.depdiknas.go.id. Diakses pada tanggal 17
desember 2010
11 Suharsimi Arikunto, dkk. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta. FIP-UNY. Hlm. 133-140.
11
Jadwal pelajaran adalah urut-urutan mata pelajaran sebagai pedoman yang
harus di ikuti dalam pelaksanaan pemberian pelajaran. Jadwal pelajaran sangat
bermanfaat dalam pembelajaran yang dilakukan oleh setiap institusi pendidikan.
3. Penyusunan Kalender Pendidikan
Tujuan penyusunan kalender pendidikan adalah agar pengunaan waktu
selama satu tahun terbagi secara merata dan sebaik-baiknya dari peningkatan
mutu pendidikan. Hal yang diatur dalam kalender pendidikan adalah penerimaan
siswa baru, prosedur pengisian hari pertama sekolah, kegiatan belajar mengajar,
kegiatan
dalam
liburan
sekolah,
upacara-upacara
sekolah,
kegiatan
ekstrakurikuler.
4. Pembagian Tugas Guru
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian tugas kepada guru :
a. Sesuai bidang keahlian guru.
b. Sistem guru kelas dan system guru bidang studi
c. Formasi, yaitu susunan jatah petugas sesuai dengan banyaknya dan
jenis tugas yang dipikul.
d. Beban tugas guru menurut ketentuan 24 jam per minggu.
e. Terdapat kemungkinan adanya perangkapan tugas mengajar jika
jumlah guru kurang.
b). Tahap Pelaksanaan
Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervisi, dengan tujuan
untuk membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi.
Dengan cara itu guru akan merasa didampingi pimpinan, sehingga akan
meningkatkan semangat kerjanya.
Pelaksanaan kurikulum merupakan interaksi belajar mengajar yang
setidaknya melalui tiga tahap yaitu :
a.
Tahap persiapan pembelajaran, adalah kegiatan yang dialakukan guru
sebelum melakukan proses pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan pembelajaran, adalah kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan murid mengenai pokok bahasan yang harus di
12
sampaikan. Dalam tahap ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu
pendahuluan, pelajaran inti, dan evaluasi.
c. Tahap penutupan, adalah kegiatan yang dilakukan setelah penyampaian
materi.
c). Evaluasi Kurikulum.
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari
tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring
dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi
kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Tulisan ini akan
membahas mengenai pengertian evaluasi kurikulum, pentingnya evaluasi
kurikulum dan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan evaluasi kurikulum.
Dalam evaluasi kurikulum dilakukan melalui evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif. Kedua evaluasi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Evaluasi formatif adalah penilaian
yang dilakukan oleh guru setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa.
Sedangkan evaluasi sumatif adalah penilikan yang dilakukan dalam jangka waktu
tertentu, biasanya semester atau caturwulan.
13
B. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu :
(1) pendekatan top-down the administrative model dan (2) the grass root model.12
1. The administrative model;
Model ini merupakan model pengembangan kurikulum yang paling lama
dan paling banyak digunakan. Gagasan pengembangan kurikulum datang dari
para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Dengan
wewenang administrasinya, membentuk suatu Komisi atau Tim Pengarah
pengembangan kurikulum. Anggotanya, terdiri dari pejabat di bawahnya, para ahli
pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari dunia kerja dan
perusahaan. Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasanlandasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum.
Selanjutnya administrator membentuk Tim Kerja terdiri dari para ahli pendidikan,
ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, dan guru-guru senior,
yang bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih operasional
menjabarkan konsep-konsep dan kebijakan dasar yang telah digariskan oleh Tim
pengarah, seperti merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional, memilih
materi, memilih strategi pembelajaran dan evaluasi, serta menyusun pedomanpedoman pelaksanaan kurikulum bagi guru-guru. Setelah Tim Kerja selesai
melaksanakan tugasnya, hasilnya dikaji ulang oleh Tim pengarah serta para ahli
lain yang berwenang atau pejabat yang kompeten.
Setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan dan dinilai telah cukup
baik, administrator pemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut.
Karena datangnya dari atas, maka model ini disebut juga model Top-Down.
Dalam pelaksanaannya, diperlukan monitoring, pengawasan dan bimbingan.
Setelah berjalan beberapa saat perlu dilakukan evaluasi.
12. Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan
Praktek. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.hal:72
14
2. The grass root model;
Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Inisiatif
dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah,
yaitu guru-guru atau sekolah. Model pengembangan kurikulum yang pertama,
digunakan dalam sistem pengelolaan pendidikan/kurikulum yang bersifat
sentralisasi, sedangkan model grass roots akan berkembang dalam sistem
pendidikan yang bersifat desentralisasi. Dalam model pengembangan yang
bersifat grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu
sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum. Pengembangan atau
penyempurnaan ini dapat berkenaan dengan suatu komponen kurikulum, satu atau
beberapa bidang studi ataupun seluruh bidang studi dan seluruh komponen
kurikulum. Apabila
kondisinya telah memungkinkan, baik dilihat dari
kemampuan guru-guru, fasilitas biaya maupun bahan-bahan kepustakaan,
pengembangan kurikulum model grass root tampaknya akan lebih baik.
Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa guru adalah perencana,
pelaksana, dan juga penyempurna dari pengajaran di kelasnya. Dialah yang paling
tahu kebutuhan kelasnya, oleh karena itu dialah yang paling kompeten menyusun
kurikulum bagi kelasnya.
Pengembangan kurikulum yang bersifat grass roots, mungkin hanya
berlaku untuk bidang studi tertentu atau sekolah tertentu, tetapi mungkin pula
dapat digunakan untuk seluruh bidang studi pada sekolah atau daerah lain.
Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistik dengan model grass
rootsnya, memungkinkan terjadinya kompetisi dalam meningkatkan mutu dan
sistem pendidikan, yang pada gilirannya akan melahirkan manusia-manusia yang
lebih mandiri dan kreatif.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
tampaknya lebih cenderung dilakukan dengan menggunakan pendekatan the
grass-root model. Kendati demikian, agar pengembangan kurikulum dapat
berjalan efektif tentunya harus ditopang oleh kesiapan sumber daya, terutama
sumber daya manusia yang tersedia di sekolah.
15
D.
Manajemen Kurikulum SMP Terbuka
Kurikulum SMP Terbuka menggunakan kurikulum yang berlaku bagi SMP
pada umumnya. Kurikulum tersebut kemudian dijabarkan menjadi Pola Dasar
Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM) untuk SMP Terbuka. Pada dasarnya
PDKBM ini isinya sama dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
untuk sekolah reguler. PDKBM tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan bahan dan media belajar SMP Terbuka.
Pendidikan SMP Terbuka merupakan salah satu model layanan pendidikan
alternatif jalur sekolah tingkat SMP yang diselenggarakan oleh SMP reguler.
Dengan demikian SMP Terbuka bukanlah lembaga pendidikan yang berdiri
sendiri melainkan menginduk pada SMP Reguler yang telah ada.
Visi yang diemban oleh SMP Terbuka menjadi bagian sistem pendidikan
yaitu: ‘Menghasilkan lulusan yang berkualitas, mandiri dan bertanggung
jawab serta menjangkau sasaran yang luas’. Misi SMP Terbuka Adalah :
‘menciptakan pendidikan alternatif yang mampu memperluas jangkauan
kesempatan belajar kepada masyarakat, ikut mewujudkan masyarakat
belajar sepanjang masa, dan mengembangkan sikap kemandirian dalm
belajar. 13
Dengan demikian, SMP Terbuka melayani anak tamatan SD/MI terutama
berusia 13-15 tahun atau maksimal 18 tahun yang kurang beruntung karena
keadaan sosial ekonomi, keterbatasan fasilitas transportasi, kondisi geogerapis
atau menghadapi kendala waktu, yang tidak memungkinkan mereka untu
mengikuti pelajaran sebagai siswa SMP reguler.
13. Depdiknas. Bahan Sosialisasi SMP Terbuka Dalam Rangka Penuntasan Wajar 9 Tahun. Hal
6
16
3. Komponen SMP Terbuka
Pada hakekatnya komponen SMP Terbuka tidak jauh berbeda dengan
komponen yang berada di SMP Reguler, yaitu komponen siswa, kurikulum, bahan
belajar, saran belajar, ketenagaan, dan evaluasi belajar, secara rinci komponenkomponen tersebut adalah :
a). Siswa
Siswa SMP Terbuka adalah tamatan SD/MI atau siswa putus sekolah dari
SMP/M.Ts. batasan usia maksimal 18 tahun. Siswa SMP Terbuka merupakan
bagian dari siswa SMP Reguler menjadi sekolah induknya.
b). Bahan Belajar
Sumber bahan belajar merupakan segala sesuatu yang digunakan oleh peserta
didik dan pendidik dalam proses belajar dan pembelajran. 14 Bahan belajar utama
SMP Terbuka adalah bahan cetak berupa modul, yang dirancang secara khusus
sehingga dapat dipelajari siswa secara mandiri. Selain modul, di SMP Terbuka
juga memanfaatkan bahan belajar penunjang seperti program audio, video/VCD
dan media lainnya.
d). Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan belajar pada SMP Terbuka dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu kegiatan pembelajaran mandiri dan tutorial tatap muka. Kegiatan belajar
mandiri baik secara individual maupun kelompok yang dilakukan di TKB
(Tempat Kegiatan Belajar) dengan dibimbing dan dikelola oleh guru pamong.
Sedangkan kegiatan belajar tutorial (belajar melalui tatap muka) yang dibimbing
oleh guru bina. Jadwal pembelajaran di SMP Terbuka lebih bersifat sebagai
panduan sebagai panduan bagi siswa agar mereka dapat mengatur waktu
belajarnya secara lebih profesional. Untuk menjamin mutu hasil belajar siswa,
sekolah juga bisa mengadakan tutorial secara intensifsetiap menjelang ujian Akhir
Semester atau Ujian Akhir Nasional.
14. Winataputra. Teory belajar dan pembelajaran. Hal :1.20
17
e).
Sarana Belajar
1.
Tempat Kegiatan Belajar
Pada prinsifnya siswa SMP Terbuka dapat belajar kapan saja dan dimana saja.
Namun memfasilitasi siswa belajar mandiri, dibentuk suatu tempat khusus untuk
melakukan kegiatan pembelajaran yang dinamakan ‘’Tempat Kegiatan Belajar”
(TKB). Di TKB ini lah sekelompok siswa berkumpul untuk melakukan kegiatan
belajar mandiri dibawah bimbingan guru pamong. Lokasi TKB diusahakan berada
didekat tempat tinggal siswa, TKB biasanya memanfaatkan bangunan yang ada
dilingkungan setempat seperti: gedung SMP, rumah penduduk, balai desa, Impres,
rumah ibadah atau temapt lain yang memungkinkan.
1. Fasilitas Untuk Kegiatan Tutorial (tatap muka)
Selain kegiatan belajar di TKB siswa juga diberikan tutorial oleh guru mata
pelajaran yang berada disekolah induknya. Untuk menyelenggarakan kegiatan
tutorial ini menggunakan fasilitas yang berada disekolah induk seperti LAB
bahasa, Komputer, IPA, perpustakaan dan fasilityas olahraga. Jika siswa tidak
memungkinkan datang kesekolah induknya maka disediakan guru kunjung.
Artinya guru bina yang datang ketempat kegiatan belajar (TKB) yang telah
disepakati.
2. Modul dan Media lain
Modul cetak merupakan media utama bagi siswa untuk belajar mandiri, modul
dirancang menggunakan bahasa yang cukup mudah dimengerti oleh siswa karena
modul ini berbeda dengan modul lainnya. Bahan materi modul mengacu pada
kurikulum SMP yang berlaku. Modul pembelajaran tersebeut dikembangkan
berdaarkan prinsip-prinsip belajar mandiri, konsep-konsep didaktik. Modul SMP
Terbuka terdiri dari empat komponen yaitu: a) Petunjuk untuk guru, b) Buku
kegiatan siswa, c) kumpulan tes akhir modul, d) kumpulan kunci tes akhir modul.
Tujuan utama system modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran disekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna
mencapai tujuan secara optimimal. 15
15.
E. Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi. PT Remaja Rosdakarya:Bandung. Hal: 43
18
f). Ketenagaan
Pada tingkat sekolah ketenagaan SMP Terbuka meliputi : kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, guru bina, guru pamong, guru pamong khusus, guru BP dan
tenaga administrasi. Untuk lebih rinci maka dijelaskan dibawah ini :
1. Kepala sekolah SMP Terbuka adalah kepala sekolah SMP Negeri yang
menjadi induk penyelenggaraan SMP Terbuka, karena secara kelembagaan
SMP Terbuka bukan merupakan UPT yang berdiri sendiri, maka kepala
sekolah SMP Negeri yang menjadi induk sekaligus menjadi kepala
sekolah SMP Terbuka.
2. Wakil kepala SMP Terbuka: adalah guru senior pada sekolah induk yang
diangkat atau ditunjuk oleh kepala sekolah untuk melaksanakan tugas
sebagai pelaksana harian didalam pengelolaan SMP Terbuka.16
3. Guru Bina; adalah guru mata pelajaran disekolah induk yang bertugas
membina kegiatan pembelajaran siswa SMP Terbuka.
4. Guru Pamong adalah anggota masyarakat yang memiliki perhatian dan
aspirasi
yang
cukup
tinggi
dibidang
membimbing kegiatan belaajar siswa di TKB.
pendidikan,
dan
bersedia
17
5. Guru Pamong Khusus adalah warga masyarakat disekitar TKB yang
memiliki keterampilan tertentu dan berperan sebagai narasumber sesuai
keterampilan yang dimliki. Guru pamong khusus biasanya berasal dari:
tokoh agama, pengusaha, wiraswasta, seniman, olahragawan atau tokoh
masyarakat lain yang memiliki keahlian khusus.
6. Guru Bimbingan dan Konseling yaitu guru BK yang juga bertugas di SMP
Reguler.
7. Tenaga Administrasi; SMP Terbuka memanfaatkan satu atau beberapa
orang tenaga administrasi dari sekolah induk yang diberi tugas untuk
mengelola administrasi SMP Terbuka.
16. Depdikbud. Materi Sajian Orientasi Pengelolaan SLTP Terbuka. Hal: 11
17. Depag RI. Madrasah Tsanawiyah terbuka di Pondok pesantren Alternatif Pelaksanaan
WAJAR 9 Tahun. Hal : 17
19
g). Evaluasi Belajar
Makna dari Evaluasi adalah memiliki tujuan untuk mengetahui
ketentuntasan belajar anak.18 Ada beberapa hal dalam evaluasi belajar yang
dilaksanakan di SMP Terbuka meliputi :
1. Tes Mandiri, dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan belajar dalam modul.
2. Tes Akhir Modul, yeitu tes yang dilaksanakan setiap kali siswa
menyelesaikan satu modul tertentu dimana setiap nomor modul dilengkapi
dengan soal-soal tes akhir modul.
3. Tes Akhir Unit, yaitu tes yang dilaksanakan setelah siswa mempelajari
nomer model dalam unit tertentu.
4. Ujian Akhir Semester, yaitu ujian yang diselenggarakan pada setiap akhir
semester untuk mengukur hasil belajar siswa selama satu semester.
5. Ujian Akhir Nasional, yaitu ujian yang diselenggarakan bagi siswa kelas
III pada akhir tahun pelajaran. Ujian akhir semester yang dilakukan SMP
Terbuka dilakukan berbarengan dengan SMP induknya dan disesuaikan
dengan peraturan yang berlaku.
4.
Layanan Bantuan Siswa.
Layanan bantuan siswa di SMP Terbuka oleh guru bina dan guru pamong
disekolah induk dan di TKB dengan arahan dari kepala dan wakil kepala SMP
Terbuka. Komunikasi dua arah antara siswa dengan guru pamong dapat dilakukan
setiap hari pada saat siswa belajar di TKB. Komunikasi dua arah antara guru
siswa dengan guru bina dapat dilakukan minimal seminggu sekali yaitu pada saat
siswa mengikuti pelajaran tatap muka. Di SMP Terbuka yang telah dilengkapi
komunikasi Radio, komunikasi itu dapat dilakukan lebih sering. Seperti yang
terjadi dipendidikan terbuka pada umumnya, layanan bantuan sisiwa di SMP
terbuka meliputi layanan bantuan akademik dan non akademik.
18.
Wardani. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Hal: 3.26
20
a.
Layanan Bantuan Akademik.
Kegiatan belajar mandiri di TKB dan kegiatan tatap muka merupakan bentuk
layanan bantuan akdemik di SMP Terbuka. Kesulitan-kesulitan belajar yang
dihadapi siswa diidentifikasi dan didiskusikan untuk membantu siswa dalam
mencari pemecahaan nya. Di TKB kesulitan-kesulitan itu dapat diajukan kepada
guru pamong. Kalau guru pamong dapat membantu mencari pemecahanya,
kesulitan itu dipecahkan di TKB. Kalau kesulitan itu dapat dipecahkan di TKB,
kesulitan itu dapat dicatat untuk dibahas pada waktu program tatap muka bersama
guru bina.
b. Layanan Bantuan Non-Akademik.
Layanan bantuan informasi dan administrasi diberikan oleh sekolah induk
yang dilakukan oleh kepala dan wakil kepala sekolah. Serta guru bina dan tata
usaha. Informasi ini berkaitan dengan promosi tentang SMP Terbuka, prosedur
dan persyaratan pendaftaran calon siswa-siswi SMP Terbuka. Pendaftaran
dilakukan disekolah induk dan data kesiswaan didokumentasikan di tata usaha
sekolah.
.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah SMP Terbuka yang
ada di Kecamatan Tenjo mampu mengelola dan mengembangkan kurikulum
sehingga tercapailah tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan
B. Jenis dan Metode Penelitian
Jenis penlitian ini menggunakan penggabungan pendekatan kualitatif dan
dilengkapi dengan kuantitatif, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif porsentase dengan penghitungan hasil angket dan menganalisis
hasil wawancara.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, (Arikunto, 1998: 115),
adapun Sampel adalah sebagian dari populasi. Suharsimi Arikunto menegaskan
bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik di ambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah
sumbernya lebih besar dari 100 dapat di ambil antara 10% - 15%, atau 20% - 25%
atau lebih. (Arikunto, 1998: 115). Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis
mengambil keseluruhan dari populasi yaitu 20 orang tenaga pendidik dan
kependidikan SMP Terbuka yang berada di SMPN 1 Tenjo (sekolah induk)
sebagai sampel.
22
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Tenjo selaku lembaga yang
menyelenggakan SMP Terbuka yang beralamat Jl Raya Tenjo-Jasinga KM 02 Des
tenjo Kec Tenjo Kab Bogor. Adapun waktu penelitiannya dilakukan pada bulan
13 Mei 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi penulis menggunakan teknik pengumpulan
data yang tardiri dari :
1. Interview (Wawancara)
Pada Wawancara ini penulis mengadakan komunikasi langsung dan
mengajukan pertanyaan kepada kepala sekolah secara lisan dan
mendengarkan secara langsung keterangan-ketreangan informasi dari
kepala sekolah.
2. Observasi
Pada Obserpasi ini, Penulis langsung meninjau kelapangan untuk
mengumpulkan data-data atau inmformasi yang sudah ada disekolah.
3. Angket (questionnaire)
Angket ialah penyelidikan mengenai suatu masalah yang bnyak
menyangkut kepentingan umum dengan cara mengedarkan formulir daftar
pertanyaan, disjukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk
mendapatkan sebuah jawaban.19 Angket disini adalah berupa daftar
pertanyaan dengan jawaban-jawaban alternatif yang berkenaan dengan
manajemen kurikulum dan pengelolaan SMP terbuka. Bentuk angket ini
dengan pilihan ganda dan responden diminta untuk memilih jawabnya.
19 . Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Mandar Maju:Bandung. hal: 217
23
A. Teknik Analisa Data
Untuk mengolah data yang terkumpul, penulis menggunakan teknik data
kualitatif dan distribusi frekuensi sebagai berikut :
1. Analisis data hasil wawancara, yaitu data yang diperoleh di
lapangan diolah dan dianalisis secara desktiptif kualitatif yang
kemudian hasilnya diambil dijadikan kesimpulan.
2. Analisis data hasil angket, yaitu dalam mengolah data hasil angket
penulis menggunakan cara sebagai berikut :
a. Editing
Adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para
pengumpul data
b. Tabulating
Adalah menyusun data kedalam bentuk table, melalui tabulasi data
lapangan akan tampak sederhana dan tersusun kedalam suatu table yang baik
sehingga mudah dipahami. Data yang ditabulasikan adalah data yang telah
dihitung distribusi frekuensinya dengan teknik prosentase yaitu angka prosentase
yang diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikalikan
100% dengan rumus statistic prosentase sebagao berikut :
F
P
=
N
X
100 %
P = Tingkat Porsentase
F = Frekuaensi dari Hasil Jawaban
N = Jumlah seluruh Obyek penelitian
Kriteria Alternatif Jawaban
No
1.
Alternatif Jawaban
Selalu
Skor
4
2.
Sering
3
3.
Kadang-Kadang
2
4.
Tidak Pernah
1
24
Setiap quesioner disediakan alternatif jawaban dari setiap pertanyaan
diantaranya adalah :
SL
: Selalu
S
: Sering
KD
: Kadang-kadang
TP
: Tidak Pernah
Tabel 3
Tafsiran persentase
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Persentase %
100 %
90-99 %
60-89 %
51-59 %
50 %
40-49 %
10-39 %
1-9 %
0%
Penafsiran
Seluruhnya
Hampir Seluruhnya
Sebagian Besar
Lebih dari Setengahnya
Setengahnya
Hampir Setengahnya
Sebagian Kecil
Sedikit Kecil
Tidak ada Sama Sekali
Dari data hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas
selanjutnya adalah nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi masing-masing aspek yang diteliti, berdasarkan jawaban responden.
Untuk menentukan persentase, maka digunakan perhitungan sederhana dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan
jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.
b. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya
yang diperoleh dari hasil penelitian.
c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus.
P
NS
x 100 %
NH
25
Kisi-Kisi Instrument Penelitian
Untuk memper mempermudah dalam membuat instrumen penelitian, maka
perlu ditentukan kisi-kisi yang berguna sebagai pedoman untuk membuat
instrumnen penelitian.dari isntrumen itu maka kita akan mengetahui hasil dari
peneilitan.
Tabel 01
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
No
Dimensi
Aspek
Pengelolaan
Kurikulum
Manajemen
Kurikulum
Indikator
1.
Menyusun Program Tatap
muka.
2.
Mensosialisasikan Modul
Pelajaran kepada seluruh siswa.
3.
Menyusun soal Mid semester
dan akhir semester..
4.
Adanya Kegiatan
Pengawasan pelaksanaan
Kurikulum.
5.
Melaksanakan tugas tatap
muka yang sesuai dengan jadwal
6.
Membuat Prog Rancangan
pembelajaran tatap muka
7.
Menyampaikan catatan
kesulitas belajar siswa pada guru
bina.
8.
Melaksanakan tes akhir
modul
9.
Membuat daftar nilai
kemajuan siswa dalam belajar
10.
Memberikan tugas pada
modul pelajaran
11.
Membimbing siswa dalam
mengerjakan modul pelajaran
12. Adanya pelatihan kepada
guru pamong dan guru bina.
13.
Memberikan kesempatan
kepada Siswa untuk mengikuti
program pengembangan diri
26
Pengembangan 1.
Kurikulum
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Memberkan kesempatan
siswa untuk menggunakan
Fasilitas sekolah di sekolah
induk
Memberikan kesempatan
kepada Siswa untuk mengikuti
program pengembangan diri.
Menyiapkan sarana
penunjang untuk kegiatan tatap
muka. Memberikan
pelayanan konsultasi dalam
pembelajaran
Menetapkan tugas guru bina
yang sesuai dengan bidangnya.
Memberikan motivasi dan
bimbingan pada siswa.
Memberikan pengawasan
kepada siswa di TKBM. (tempat
kegiatan belajar mandiri)
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum SMP Terbuka di Kec Tenjo
1. Sejarah Berdiri
SMP Terbuka didirikan pada tahun 1997 dengan sekolah induknya SMP
Negeri I Tenjo yang berlokasi Jl raya jasinga tenjo KM 02, Kec Tenjo Ds Tenjo
Kab. BOGOR. SMP Terbuka dibangun dengan tujuan membantu siswa-siswi
yang tidak bisa menuntaskan wajar 9 tahun dengan alasan keterbatasan biaya,
keterbatasan waktu sehingga siswa tidak bisa melanjutkan sekolah tingkat SLTP.
Dengan adanya SMP terbuka masyarakat sekitar sangat terbantu. Dengan
demikian putra/I nya dapat melanjutkan sekolahnya kejenjang SLTP.
Untuk mewujudkan keberhasilan sehingga tercapainya suatu tujuan, SMP
Terbuka Tenjo Memiliki Visi dan Misi Sebagai Berikut:
a. Visi Sekolah
“ SMP Terbuka yang mandiri dan berkualitas, mutu lulusanya sama dengan
lulusan SMP Leguler”
b. Misi Sekolah
“
SMP Terbuka mempunyai misi untuk melayani anak-anak tamatan SD / MI
yang berusia 13-15 tahun atau, maksimal 18 tahun yang kurang beruntung karena
keadaan sosial ekonomi, keterbatasan fasilitas trasportasi, kondisi geografis atau
menghadapi kendala waktu untuk mencari nafkah sendiri atau membantu orang
28
tua bekerja, sehingga tidak memungkinkan mereka untuk mengikuti pelajaran
sebagai siswa SMP Reguler.
2. Keadaan TKBM
TKBM (Tempat Kegiatan Belajar Mengajar) adalah sebuah sarana yang
disediakan oleh lembaga atau masyarakat sekitar yang bertujuan untuk bagi siswa
yang tidak bisa datang ke sekolah induk untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. SMP Terbuka yang ada di kec Tenjo Memiliki 6 TKB yang terseber di
tujuh desa dimana TKB tersebut bersarana di lembaga-lembaga pendidikan
diantaranya SD, MI, dan Majlis Ta’lim,
Table 02
Daftar TKB Tenjo
No
Nama TKB
Lokasi TKB
Jml
1.
TKB. Tegal Pondoh
SDN Cilaku 6
1
2
TKB. Singabraja
SDN Singabraja 1
1
3
TKB. Bojong
SDN Bojong
1
4.
TKB. Leuweng Gede
SDN Tenjo
1
5.
TKB. Babakan
MI Batok
1
6.
TKB. Harempoi
Majlis Taklim
1
29
Peta TKBM SMP Terbuka di
Wilayah Kec Tenjo
SMP terbuka di Kec tenjo memiliki 6 TKB dan 1 sekolah induk. Keadaan
wilayah SMP terbuka dapat dilihat melaului peta wilayah dibawah ini.
Keterangan
:
: TKB M (Tempat Kegiatan Belajar Mandiri)
: Sekolah Induk SMPN 1 Tenjo.
30
3. Kegiatan Belajar Mengajar Mandiri
Kegiatan belajar pada SMP Terbuka dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu kegiatan pembelajaran mandiri dan tutorial tatap muka. Untuk Kegiatan
belajar mandiri difasilitasi dengan menggunakan modul, dimana modul tersebut
dirancang untuk mempermudah proses belajar mengajar siswa secara mudah.
Jumlah modul disesuaikan dengan jumlah matapelajaran. Sedangkan system
belajar tutorial tatap muka dilakukan di TKB atau di sekolah induknya. Waktu
yang ditetapakan dalam proses belajar mengjar di SMP terbuka tenjo adalah 2 hari
disekolah Induk sisanya di TKB atau belajar mandiri.
4. Keadaan Siswa SMP Terbuka
Tabel 03
Data Siswa-Siswi SMP Terbuka
Tahun Ajaran 2009-2010
KELAS
NO
TKB
1
Cibogo/Tegal
Pondoh
2
Singabraja
3
Harempoy
4
Leuweng Gede
5
Bojong
6
Babakan
VII
VIII
JUMLAH
IX
JUMLAH
L
P
L
P
L
P
L
P
-
2
4
3
11
12
15
17
13
4
11
9
14
9
38
22
3
3
4
9
3
3
10
15
2
1
3
1
-
4
5
6
11
-
-
-
-
4
4
4
4
8
26
13
-
-
-
-
26
13
44
23
67
22
22
44
32
32
64
98
77
175
32
60
25
39
7
JUMLAH
175
31
STRUKTUR ORGANIGRAM
SMP TERBUKA
Kepala SMP Induk
SMPN 1 Tenjo
Drs. Yan Aryanto.M.Pd
Tata Usaha
Dra. Sukarti
Wk. SMP Reguler
Drs. Wawan S
Guru dan Tenaga
Kependidikan
Wk. SMP Terbuka
Drs. Sokirin
Guru Pamong
Guru Bina
Siswa-Siswi SMP
REGULER
TERBUKA
Keterangan:
1. Kordinasi :
2. Intruksi
:
32
B. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan data dan hasil wawancara yang diperoleh mengenai
manajemen kurikulum SMP Terbuka maka penulis akan membahas mengenai
proses manajemen Kurikulum diantaranya Proses Perencanaan, Pelaksanaan dan
Evaluasi.
1.
Kegiatan Perencanaan Kurikulum di SMP Terbuka
Perencanaan Merupakan suatu proses memeprsiapkan serangkaian
keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang yang diarahkan
kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang ada. Ada beberapa kegiatan
dalam perencanaan Kurikulum SMP Terbuka di kecamatan tenjo bogor.
diantaranya adalah:
a. Penyusunan Jadwal Tatap Muka
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun program tatap
muka. Pertama Alokasi waktu, SMP Terbuka di kecamatan tenjo menggunakan
pola belajar 5:1 artinya lima hari belajar mandiri dan satu hari tatap muka dengan
guru bina. Jumlah jam pelajaran tatap muka dalam 1 semester dengan pola 5:1
adalah sebagai berikut:
Semester ganjil:
Semester genap:
Khusus semester 6 (kelas 3):
18 x 6 jam pelajaran = 108 jam pelajaran
16 x 6 jam pelajaran = 96 jam pelajaran
10 x 6 jam pelajaran = 60 jam pelajaran
bila menggunakan pola 5:1 maka jumlah tatap muka untuk tiap kelas adalah 6
jam pelajaran tiap minggu. Untuk lebih jelasnya penulis melampirkan alokasi
waktu selama 1 semester.
b. Menyusun Rancangan Program Pembelajaran Tatap Muka.
Guru bina SMP Terbuka yang ada di sekolah induk (SMPN I TENJO) dituntut
untuk melaksanakan tugas administrasi seperti silabus atau RPP.
Perlu
diperhatiakan bahwa program pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi
33
kesulitan belajar siswa. Dengan demikian ketika menyusun program tersebut
haruslah berorientasi pada tujuan belar yang dirumuskan berdasarkan daftar
kesulitan belajar siswa. Untuk lebih jelasnya penulis akan memberikan contoh
bentuk dari Rancangan Program Pembelajaran Tatap Muka.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN TATAP MUKA
SMP TERBUKA
Mata Pelajaran
Tempat tatap muka
Waktu
Tujuan
Pembelajaran dan
kompetensi yang
diharapkan
1.
: ……………………
: ……………………
: di sekolah induk/TKB …………
: …………………………..
Pokok Bahasan Strategi/Metode Sumber, Alat
dan
Pokok- Pembelajaran
dan media yang
pokok Materi
digunakan
Alokasi
waktu
Kegiatan Pelaksanaan Kurikulum SMP Terbuka di SMPN 1 Tenjo
(selaku sekolah Induknya),
Ada kegitan dalam pelaksanaan Kurikulum di SMP Terbuka di Kecamatan
Tenjo diantaranya adalah:
a.
Pola Belajar Mandiri
pola belajar mandiri di TKB dilaksanakan 4 atau 5 kali dalam seminggu,
untuk SMP terbuka yang ada di kecamatan tenjo yaitu di SMPN 1 Tenjo (sekolah
induknya) menggunakan pola 5:1. pola belajar ini berjalan dengan baik karena
bahan belajar yang berupa modul dan program kaset atau VCD pelajaran.
34
b. Membuat Daftar Kemajuan Belajar Siswa
Untuk mengetahui ketuntasan belajar, siswa/I SMP Terbuka dituntut harus
mengerjakan tugas-tugas yang tersedia pada modul pelajaran. Dari tugas-tugas
tersebut dapat dilihat hasil kemapuan dalam menguasai pelajaran. Untuk
mengetahui kampuan siswa dalam belajar maka guru pamong membuat daftar
kemajuan siswa dalam belajar.contoh format penulisan daftar kemajuan siswa:
Daftar Kemajuan Belajar Siswa
SMP Terbuka
TKB
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
No
: ………………………
: ………………………
: ………………………
: ………………………
Nama Siswa
1
Modul Yang Telah Dipelajari Dengan Tuntas
2 3 4 5 6 7 8
9
10 11 12
c. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Siswa.
Berdasarkan daftar kesuliatan belajar yang telah terkumpul, maka
dibuatlah pengelompokan permasalahan. Permasalahan ini dibuat untuk
mengidentifikasi topik-topik yang menjadi masalah, jenis kesulitan siswa dalam
belajar. Dengan dibuatnya daftar ini maka siswa dapat diketahui mampu atau
tidaknya dalam menguasai pelajaran. Dibawah ini format tebel yang digunakan
SMP Terbuka di Kecamatan Tenjop yaitu daftar kemajuan siswa dalam belajar.
35
Daftar Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa.
TKB
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Kegiatan Tatap Muka
Pada tanggal
Deskripsi
masalah/kesulitan
belajar
: ………………………
: ………………………
: ………………………
: …………………….
Asal siswa yang
mengajukan
masalah
Terdapat dalam
modul/topik
Prediksi
jenis/penyebab
kesulitan
Daftar pernyatan diatas sangat membantu siswa SMP Terbuka di kecamatan
tenjo untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai modul pelajaran.
Apabila siswa-siswi SMP Terbuka memiliki kesulitan pada materi modul
pelajaran yang mereka miliki, maka guru pamong membantu memecahkan
masalahnya atau mencatat kesulitan tersebut dan langsung diberikan kepada guru
bina. Dibawah ini format daftar kesulitan belajar siswa yang digunakan oleh SMP
Terbuka di SMPN I Tenjo Kecamatan Tenjo sebagai berikut :
36
IDENTIFIKASI MASALAH
TKB
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Kegiatan Tatap Muka
Pada Tanggal
NO
: ………………………
: ………………………
: ………………………
: …………………….
NOMOR MODUL
JUDUL
URAIAN
3. Kegiatan Evaluasi Kurikulum SMP Terbuka di SMPN 1 Tenjo
(selaku sekolah Induknya),
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari
tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring
dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi
kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Pada bagian ini
akan dibahas bagaimana cara pelaksanaan evaluasi kurikulum SMP Terbuka di
SMPN I Tenjo
SMP Terbuka di SMPN I Tenjo memiliki istilah pada alat evaluasi
diantaranya:
1. TAM (Tes Akhir Modul)
2. TAU (Tes Akhir Yunit)
3. TAS (Tes Akhir Sekolah)
Tes Akhir Modul (TAM) biasanya sudah tersedia pada modul pelajaran,
sedangkan yang harus dikembangakan adalah tes akhir yunit dan tes akhir
sekolah. Untuk pembuatan tes akhir modul maka guru bina membuat tabel TAM
seperti dibawah ini :
37
TES AKHIR MODUL
TKB
Kegiatan Tatap Muka
Pada Tanggal
NO
Mata Pelajaran
: ………………………
: …………………….
Kelas
Modul Yang Telah
Dipelajari
No Modul
Judul
Materi
TAU disusun oleh guru bina yang ada di sekolah induk (SMPN I Tenjo) dengan
format sebagai berikut :
Format Kisi-Kisi TAU
SMP Terbuka di SMPN I Tenjo
No
Tujuan/Kompetensi
yang harus dicapai
Indikator
Materi
Jumlah
Pokok
soal
Bentuk Soal
PG
Esai
Praktik
Tingkat Kesuliat
Mudah
Sdang
sulit
Format tersebut dibuat oleh masing guru bina yang disesuikan dengan bidang
studinya. Untuk kegiatan TAU diselenggarakan disekolah induk adapun alat
evaluasinya diberikan langsung dari Dinas Pendidikan kabupaten Bogor.
38
Data mengenai pelaksanaan kegiatan Manajemen Kurikulum SMP
Terbuka yang akan dipaparkan melalui penjelasan dari analisis wawancara dan
angket yang disebarkan guna mendapatkan imformasi hasil penelitian. Data
tersebut akan menjadi bahan perbandingan hasil penelitian kemudian data yang
terkumpul penulis susun dalam bentuk table sebagai berikut :
Tabel 04
Menyusun Program Tatap Muka
NO : Item
1
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
11
55 %
b. Sering
9
45 %
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
-
-
20
100 %
Jumlah
Menyusun program tatap muka merupakan suatu keharusan yang dilakukan
oleh tenaga kependidikan baik kepala sekolah maupun tenaga administrasi dan
kerjasama antara guru pamong dengan guru bina. Pada table diatas menunjukan
bahwa yang menjawab selalu 55%, sedangkan yang sering 45 %. Dapat
disimpulkan bahwasanya pelaksanaan penyusunan program tatap muka di sekolah
induk dilaksanakan dengan baik.
Tabel 05
Mensosialisasikan Modul Pelajaran kepada seluruh siswa
NO : Item
2
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
8
40 %
b. Sering
9
45 %
c. Kadang-kadang
2
10 %
d. Tidak Pernah
1
5%
39
Jumlah
20
100 %
Modul merupakan alat yang terpenting dalam pembelajaran karena siswa
terbuka diajarkan untuk belajar mandiri. Modul dicetak disesuaikan dengan
jumlah mata pelajaran dengan gaya bahasa seolah-olah siswa belajar dengan
gurunya. Dengan demikian siswa akan mudah menguasai pelajaran-pelajaran yang
diajarkan oleh gurunya. Siswa akan kesulitan apabila tidak memiliki modul
pelajaran yang disediakan oleh sekolah.
Dari hasil table dengan no item 2 menunjukan 40 % yang menjawab selalu,
45 % menjawab sering, 10% menjawab kadang-kadang dan 5 % menjawab tidak
pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan masih banyak keterbatasan dan
kekurangan mengenai penyediaan modul yang diberikan kepada siswa tetapi
keterbatasan tersebut masih bisa diatasi dengan cara bergantian dalam
menggunakan modul pelajaran.
Tabel 06
Menyusun soal Mid semester dan akhir semester.
NO : Item
3
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
11
55 %
b. Sering
9
45 %
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
-
-
20
100 %
Jumlah
Penyusunan soal Mid semester maupun akhir semester merupakan bagian
dari komponen kurikulum karena dari sini lah siswa akan terlihat dari kemampuan
dalam menguasai atau tidaknya pelajaran. Soal dibuat atas kerjasama antara guru
pamong dengan guru bina dan disusun oleh panitia penyusun soal Mid semester
maupun akhir semester. Dengan demikian siswa SMP terbuka diwajibkan untuk
40
mengikuti UTS/UAS disekolah induk. Dari table diatas menunjukan yang
menjawab selalu 55 % dan menjawab sering 45 %.
Dapat disimpulkan dari hasil angket diatas bahwa SMP terbuka yang ada
di Kec Tenjo mengenai penyusunan soal Mid semester dan kahir semester
sangatlah baik.
Tabel 07
Memberikan pelayanan konsultasi dalam pembelajaran
NO : Item
4
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
8
40 %
b. Sering
8
40 %
c. Kadang-kadang
4
20 %
d. Tidak Pernah
-
-
20
100 %
Jumlah
Memberikan pelayanan kepada siswa merupakan suatu hal yang baik
karena pelayanan yang baik bisa menghasilkan mutu yang baik pula terhadap
siswa khususnya dalam pembelajaran. Di SMP Terbuka harus ada pelayanan
konsultasi mengenai kesulitan siswa dalam belajar karena siswa terbuka tidak
seperti siswa regular yang setiap hari belajar bertatap muka dengan guru bidang
studinya. Maka dari itu sekolah induk menyiapkan program pelayanan konsultasi
belajar siswa yang disampaikan oleh guru pamong di TKBM.
Fakta dari table diatas pada no item no 4 yang menjawab selalu 40 %,
sering 40 % dan kadang-kadang 20 %. Dapat disimpulkan dari hasil frekuensi
diatas bentuk pelayanan konsultasi masih berjalan maupun belum oftimal.
41
Tabel 08
Memberkan kesempatan siswa untuk menggunakan pasilitas sekolah
di sekolah induk
NO : Item
5
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
4
20 %
b. Sering
7
35 %
c. Kadang-kadang
9
45 %
d. Tidak Pernah
-
-
20
100 %
Jumlah
Yang dimaksud dengan fasilitas sekolah disini seperti LAB IPA,
Perpustakaan, LAB Komputer, sarana olahraga dll. Tidak hanya siswa regular saja
yang bisa menggunakan sarana sekolah tetapi Siswa terbuka pun memiliki hak
untuk menggunakan fasilitas atau sarana sekolah dalam belajar.
Fakta diatas menunjukan 20 % menjawab selalu, sedangakan sering 35 %
dan 45 % kadang-kadang. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian pada no item 5
meneganai penggunaan sarana sekolah lebih banyak menjawab kadang-kadang,
karena keterbatasan siswa dalam menggunakan fasilitas sekolah disebabkan oleh
waktu siswa belajar disekolah induk dalam seminggu 3 kali datang kesekolah
induk. Jadi mereka lebih banyak belajar secara teori atau mandiri.
Tabel 09
Adanya Kegiatan Pengawasan pelaksanaan Kurikulum
NO : Item
6
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
4
20 %
b. Sering
7
35 %
c. Kadang-kadang
9
45 %
d. Tidak Pernah
-
-
20
100 %
Jumlah
42
Program pengawasan merupakan fungsi dari sebuah manajemen tanpa
adanya pengawasan maka pekerjaan belum bisa menghasilkan secara optimal.
Bentuk pengawasan ini seperti kunjungan kepala sekolah induk atau guru bina ke
TKBM (Tempat Kegiatam Belajar Mandiri) dengan tujuan meninjau dan mencari
tau bagaimana keadaan di masing TKBM.
Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai pengawasan dari sekolah induk
ke TKBM 20 % menyatakan selalu, sedangkan 35 % menjawab sering dan
kadang-kadang menjawab 45 %. Ini menunjukan bahwa sekolah induk masih
melakukan program pengawasan kunjungan siswa ke TKBM walupun belum
optimal
Tabel 10
Mengikut sertakan dalam setiap pelatihan kompetensi
guru pamong dan guru bina
NO : Item
7
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
2
10 %
b. Sering
3
10 %
c. Kadang-kadang
15
55 %
-
-
20
100 %
d. Tidak Pernah
Jumlah
Guru bina dan guru pamong harus mempunyai wawasan atau pengetahuan,
bagaimana mereka bisa mengelola dan menjelankan tugas sesuai dengan tanggung
jawabnya apabila mereka tidak dibekali dengan kemampuan atau wawasan maka
sulit untuk mengembangkan atu menjalani tugasnya dengan baik. Dari dinas
pendidikan Pemerintah daerah memberikan pelayanan berupa pelatihan-pelatihan
khusus bagi oaring-orang terlibat dan yang mempunyai peranan dalam mengelola
SMP terbuka Khususnya SMP terbuka, karena SMP terbuka tidak seperti SMP
yang lainya.
Fakta dilapangan berdasarkan penelitian menunjukan menjawab selalu 10
%, sering 15 % dan kadang-kadang 55 %. dari jumlah persentasi pada table no
43
item 7 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelatihan untuk guru bina dan guru
pamong masih dilaksanakan walupun jarang-jarang, biasanya dalam 1 tahun 2 x
guru pamong dan guru bina mendapatkan pelatihan dari dinas pendidikan daerah.
Tabel 11
Memberikan kesempatan kepada Siswa untuk mengikuti
program pengembangan diri.
NO : Item
8
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
4
20 %
b. Sering
5
25 %
c. Kadang-kadang
7
35 %
d. Tidak Pernah
4
20 %
20
100 %
Jumlah
Program pengembang diri biasanya ditawarkan oleh sekolah untuk siswa
yang disesuaikan dengan bakat dan keinginanya. Program yang ditawarkan seperti
kesenian, keterampilan, olahraga dll.
SMP terbuka memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin mengikuti
program pengembangan diri yang ditawarkan oleh sekolah induknya. Ini terlihat
dari jawaban pada no item 8, menyatakan selalu 20 %, sering 25 %, kadangkadang 35 %, dan tidak pernah 20 %. Dapat disimpulkan dari persentasi diatas,
bahwasanya sekolah induk memberikan kebebasan kepada siswa terbuka untuk
mengikuti program pengembangan diri tetapi program tersebut dibatasi karena
waktu yang mereka miliki disekolah induk sangat terbatas jadi mereka lebih
banyak waktu untuk belajar bidang studi.
Tabel. 12
Menyiapkan sarana penunjang untuk kegiatan tatap muka
NO : Item
9
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
8
40 %
b. Sering
9
45 %
44
c. Kadang-kadang
3
15 %
d. Tidak Pernah
-
-
20
100 %
Jumlah
Sarana penunjang disini seperti media pembelajaran atau alat peraga. Tidak
hanya siswa regular saja yang mendapatkan fasilitas tersebut tapi siswa SMP
Terbuka pun layak mendapatkan hal tersebut. Dapat terlihat dari jawaban angket
pada item no 9 yang menjawab selalu 40 %, sedangakan sering 45 % dan kadangkadang 15 %. Dapat disimpulkan bahwa guru bina selalu menyiapkan sarana
penunjang untuk kegiatan pembelajaran.
Tabel 13
Melaksanakan tugas tatap muka yang diseuaikan dengan jadwal
NO : Item
10
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
8
40 %
b. Sering
7
35 %
c. Kadang-kadang
4
20 %
d. Tidak Pernah
1
5 %
20
100 %
Jumlah
Melaksanakan tugas tatap muka merupakan kewajiban atau tugas guru bina
dalam mengajar di SMP terbuka, walapun seminggu hanya 2 atau 3 hari siswa
untuk datang ke sekolah induk apa lagi sistem pembelajaran SMP terbuka secara
mandiri atau lebih banyak dirumah dari pada disekolah, tetap guru bina harus
melaksanakan tugasnya. Pernyataan ini sangat sesuai dengan jawaban dari angket
no item 10 yang menerangkan tentang pelaksanaan tugas tatap muka oleh guru
bina, bahwasanya yang menjawab selalu 40 %, 35 % menjawab sering, 20 %
menjawab kadang-kadang, dan 5 % menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan
guru bina SMP terbuka di Kec. Tenjo, sangat baik melaksanakan tugasnya dalam
pembelajaran.
45
Tabel 14
Membuat Prog Rancangan pembelajaran tatap muka
NO : Item
11
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
9
45 %
b. Sering
11
55 %
20
100 %
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Jumlah
Membuat rancangan program tatap muka seperti silabus atau RPP suatu
keharusan yang dimiliki oleh guru bina dalam kegiatan belajar mengajar.
Walaupun siswa SMP terbuka tidak seperti siswa regular, tetap guru bina harus
memiliki persiapan rancangan pemblajaran (RPP dan silabus). Pada item no 11
yang menjawab selalu 45 % dan 55 % menjawab seering. Dapat disimpulkan
bahwasanya guru bina masih membuat program rancangan tatap muka pada setiap
kegiatan pembelajaran.
Tabel 15
Membimbing siswa dalam mengerjakan modul pelajaran
NO : Item
12
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
6
30 %
b. Sering
8
40 %
c. Kadang-kadang
5
20 %
20
100 %
d. Tidak Pernah
Jumlah
Pada item no 12, mengenai tentang tugas guru bina dalam mimbimbing siswa
dalam mengerjakan tugas pada modul pelajaran dilaksanakan dengan baik, terlihat
dari sebuah jawaban angket menunjukan yang menjawab selalu 30 %, 40 %
sering, dan 20 % kadang-kadang.
46
Tabel 16
Membuat daftar nilai kemajuan siswa dalam belajar
Alternative Jawaban
NO :
F
%
a. Selalu
10
50 %
b. Sering
7
35 %
c. Kadang-kadang
3
15 %
20
100 %
Item
13
d. Tidak Pernah
Jumlah
Pada item no 13 mengenai pembuatan daftar nilai kemajuan siswa dalam
belajar menyatakan selalu 50 %, meyatakan sering 35 %, dan menjawab kadangkadang 15 %.
Daftar nilai kemajuan siswa dalam belajar dibuat untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan siswa dalam belajar sehingga guru bina menjadi tahu prestasi
siswa.
Tabel 17
Memberikan tugas pada modul pelajaran
NO : Item
14
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
5
25 %
b. Sering
9
45 %
c. Kadang-kadang
4
20 %
d. Tidak Pernah
2
10 %
20
100 %
Jumlah
Memberikan tugas pada modul pelajaran suatu keharusan yang diberikan
kepada siswa SMP Terbuka oleh guru bina pada setiap tatap muka disekolah
induk, tugas modul ini berguna untuk meningkatkan belajar siswa dirumah karena
siswa SMP terbuka lebih banyak belajar di rumah ketimbang di sekolah induk
atau di TKBM.
47
Pada item no 14, mengenai pemberiaan tugas pada modul pelajaran terlihat
yang menjawab selalu 25 %, sedangkan yang menyatakan sering 54 %. 20 %
menyatakan kadang-kadang, Begitupun yang menyatakan tidak pernah 10%.
Tabel 18
Melaksanakan tes akhir modul
NO : Item
15
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
7
35 %
b. Sering
5
25 %
c. Kadang-kadang
6
30 %
d. Tidak Pernah
2
10 %
20
100 %
Jumlah
Pelaksanaan tes akhir modul biasanya dilakukan setiap maetri yang ada
dimodul habis pembahasanya. Tes ini berfungsi untuk mengetahui apakah siswa
menguasai atau tidak dalam materi pelajaran. Maka dari itu, tes akhir modul
sangtlah penting.
Dapat disimpulkan pada item no 15 cukup baik mengenai pelaksanaan tes
akhir modul dengan jawaban selalu 35 %, 25 % selalu, kadang-kadang 30 % dan
10 % tidak pernah.
Tabel 19
Menetapkan tugas guru bina yang sesuai dengan bidangnya.
NO : Item
16
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
9
45 %
b. Sering
11
55 %
20
100 %
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Jumlah
48
Pada table dengan no Item 16, dalam menentukan tugas guru bina yang sesuai
dengan bidangnya 40 % selalu, menyatakan sering 45 %.
Fakta diatas menunjukan bahwa guru bina di SMP Terbuka Kec tenjo
memiliki tenaga pendidik yang sesuai dengan kemampuan bidang studi yang
diajarkanya.
Tabel 20
Memberikan motivasi dan bimbingan pada siswa.
NO : Item
17
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
4
20 %
b. Sering
5
25 %
c. Kadang-kadang
7
35 %
d. Tidak Pernah
4
20 %
20
100 %
Jumlah
Memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa merupakan hal
terpenting dalam proses pembelajaran, terkadang semangat belajar mereka
menurun apalagi system belajar mereka mandiri jadi motivasi dan bimbingan pada
siswa sangat diperlukan.
Dapat disimpulkan pada table item no 17 yang menjawab selalu 40 %, 25
% menjawab sering, kadang-kadang 35 % dan tidak pernah 20 %, ini menunjukan
bahwa guru pamong melaksanakan tugasnya dengan baik dalam memberikan
motivasi dan bimbingan pada siswa.
49
Tabel 21
Memperhatikan siswa untuk membiasakan menghadiri
Tatap muka disekolah induk
NO : Item
18
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
3
15 %
b. Sering
7
35 %
c. Kadang-kadang
6
30 %
d. Tidak Pernah
4
20 %
20
100 %
Jumlah
Dalam kegiatan pemebalajaran disekolah induk maupun di TKBM harus
adanya kerja sama antara guru bina dengan guru pamong. Tugas guru pamong di
TKBM salah satunya memperhatikan siswa untuk membiasakan diri tatap muka
disekolah induk, apabila ada salah satu siswa yang tidak pernah datang untuk
belajar disekolah induk maka guru bina akan tahu bahwa salah satu siswanya
tidak pernah masuk dalam kegiatan tatap muka.
Dapat disimpulkan pada table item no 18 yang menjawab selalu 40 %, 35
% menjawab sering, kadang-kadang 30 % dan tidak pernah 20 %, ini menunjukan
bahwa guru pamong melaksanakan tugasnya cukup baik dalam Memperhatikan
siswa untuk membiasakan menghadiri tatap muka disekolah induk.
Tabel 22
Menyampaikan catatan kesulitas belajar siswa pada guru bina.
NO : Item
19
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
4
20 %
b. Sering
7
35 %
c. Kadang-kadang
5
25 %
d. Tidak Pernah
4
20 %
20
100 %
Jumlah
50
Guru pamong menyampaikan catatan kesulitan siswa dalam belajar kepada
guru bina merupakan sesuatu hal yang dapat membantu prestasi dan kemampuan
belajar pada anak dalam menguasai pelajaran. Dari catatan ini lah guru bina akan
menjadi lebih tahu, mengenai kesulitan anak dalam menguasai pelajaran pada
modul.
Dapat disimpulkan pada table item no 19 yang menjawab selalu 20 %, 35 %
menjawab sering, kadang-kadang 25 % dan tidak pernah 20 %, ini menunjukan
bahwa guru pamong melaksanakan tugasnya dalam menyampaikan catatan
kesulitas belajar siswa pada guru bina.
Tabel 23
Adanya Pengawasan terhadap siswa di
TKBM (Tempat Kegitan Belajar Mandiri)
NO : Item
20
Alternative Jawaban
F
%
a. Selalu
9
45 %
b. Sering
7
35 %
c. Kadang-kadang
4
20 %
20
100 %
d. Tidak Pernah
Jumlah
Pada item nomor 20 ke efektipan kinerja guru pamong dalam pengawasan
siswa di TKBM dapat dilihat pada 45 % menyatakan selalu, sedangkan 35 % dan
menyatakan kadang-kadang 20 %. Pengawasan langsung di TKBM oleh guru
pamong merupakan hal terpenting karena dengan adanya pengawasan di TKBM
kegiatan pembeljaran bisa menjadi efektif dan efisien
51
Interpretasi Data Angket
Berdasarkan
hasil perhitungan
statistik deskriptif,
maka
penulis
memberikan interpretasi data dengan menggunakan pedoman interpretasi berikut:
1. Sangat Baik; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 85-100%.
2. Baik; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 70-84%.
3. Cukup; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 55-69%.
4. Perlu Perbaikan; jika nilai yang diperoleh berada pada interval < 54%.
5. Dari hasil penyebaran angket dengan 20 responden diperoleh data mengenai
Penerapan Manajemen Kurikulum SMP Terbuka di Kec Tenjo dan SMPN I
Tenjo selaku induknya.
Tabel 24
Perhitungan Nilai Rata-Rata Angket
Skor
Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
(NS)
Kategori
Nilai
Pengembangan
Kurikulum
416
7 x 4 = 28
416/20 = 20,8
74,28%
Baik
Pengelolaan
Kurikulum
743
13 x 4 = 52
743/20 = 37,15
71,44%
Baik
Dimensi Penelitian
Manajemen
Kurikulum SMP
Terbuka di Kec.
Tenjo Bogor
74,28%  71, 44%,

2
72,86%
Baik
52
E. Analisis Data Hasil Penelitian.
Berdasarkan hasil interprestasi data dari jawaban 20 responden. Menyatakan
pelaksanaan pengembangan kurikulum dengan skor (74,28%). Nilai kategori
tersebut dapat disimpulkan bahwa SMP Terbuka sudah melaksanakan tugasnya
dalam pengembangan kurikulum seperti: memberikan pelayanan konsultasi
belajar siswa, Menyediakan sarana atau sumber media pembelajaran di sekolah
induk. Begitupun dari hasil wawancara adalah adanya pengawasan dalam setiap
proses pelaksanaan kurikulum di TKBM. Dalam peneilitan ini khususnya dalam
kategori pengembangan kurikulum belum mencapai sempurna atau nilainya lebih
tinggi dari 74,28 % karena masih ada beberapa hal dalam proses pengembangan
kurikulum yang belum berjalan dengan sempurna. Seperti siswa sangat terbatas
dalam menggunakan sarana-prasarana disekolah induk karena mereka lebih
banyak belajar di TKBM.
Pada kategori Pengelolaan Kurikulum dengan hasil responden 71,44%.
Nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kurikulum di SMP Terbuka
sudah terealisasi, ini membuktikan bahwa guru pamong dan guru bina sudah
melaksanakan tugasnya dengan baik seperti: melaksanakan dan menyusun
program tatap muka baik di TKBM maupun di sekolah induk, adanya program
pengembangan diri untuk siswa/I SMP Terbuka. Nilai 71,44 % belum mencapai
titik sempurna karena masih banyak kekurangan dalam program pengelolaan
kurikulum yang belum terlaksana dengan baik seperti: guru pamong dan guru
bina masih mengabaikan
dalam pembuatan program pembelajaran, ketidak
disiplinan dalam pelaksanaan tatap muka baik disekolah induk maupun di TKBM.
53
Kedua sub Variabel daiatas yang diteliti pada penerapan Manajemen
Kurikulum SMP Terbuka dikategorikan berhasil. Hal ini terbukti dengan jumlah
total 72,86 % dari kategori pengelolaan kurikulum dan pengembangan kurikulum
SMP Terbuka. Nilai tersebut membuktikan bahwa SMP Terbuka sudah mampu
meningkatkan kualitas lembaganya dengan mengeloa dan mengembangakan
kurikulum. Dengan demikian penerapan manajemen kurikulum sudah bisa
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan apa yang harapkan sehingga tujuan
pendidikan nasional dapat tercapai salah satunya SMP Terbuka dapat membantu
siswa/I untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun.
54
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil angket maupun analisis wawancara bahwa SMP
Terbuka yang ada di kecamatan tenjo khususnya di SMPN 1 Tenjo
(selaku
sekolah induknya)
mampu
melaksanakan Program
Kurikulum yang disesuaikan dengan aturan pemerintah seperti
KBK maupun KTSP, ini membuktikan bahwa SMP Terbuka
mampu menerapkanya.
2. Pelaksanaan
Manajemen
Kurikulum
SMP
Terbuka
dalam
mengembangkan kurikulum terlaksana dengan baik dengan jumlah
persentase 74,28% Nilai tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian
baik angket maupun wawancara. Ini membuktikan bahwa adanya
kerjasama antara tenaga pendidik dan kependidikan yang berada di
SMP Terbuka dan sudah melaksanakan tugasnya yang sesuai
dengan tanggung jawabnya masing-masing. Dengan demikian
mutu dan kualitas pendidikan, khususnya dalam pelaksanaan
manajemen kurikulum dapat terlaksana sesuai dengan apa yang
diharapkan tujuan pendidikan nasional.
3. SMP Terbuka mampu mengelola kurikulum. Hal ini terbukti
dengan hasil penelitian dengan jumlah skor 71,44%. dimana
peraana kepala sekolah, guru bina dan guru pamong dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga proses pengelolaan
kurikulum dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.
55
B.
1.
SARAN
Kepada guru disarankan untuk memperdalam dan menguasai konsep
manajemen kurikulum,
2.
Kepada kepala sekolah disarankan untuk memeiliki pengetahuan,
perencanaan dan pandangan luas tentang manajemen kurikulum
sehingga tujuan pendidikan tercapai sesuai dengan harapan.
3.
Kepada peneliti lain disarankan untuk mengadakan penelitian tentang
manajemen kurikulum dengan sempel dan objek penelitian yang
berbeda.
56
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, Bahan Sosialiasi SMP Terbuka dalam rangka Penuntasan Wajib
Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Diknas:Jakarta.
Depag, Madrasah Tsanawiyah Terbuka di Pondok Pesantern, Alternatif
pelaksanaan Wajar 9 tahun. Departemen Agama Republik Indonesia:1998/1999.
Depdikbud, Materi Sajian Orientasi Pengelolaan SLTP Tebuka. Provinsi Jabar
Diknas , Manajen sekolah. Pusdiklat Sawangan Depok:2005
Diknas. Pengelolaan Kurikulum, www.puslitjaknov.depdiknas.go.id.
Diknas. Pengelolaan Kurikulum, www.puslitjaknov.depdiknas.go.id.
E.Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hernawan, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Salatiga Kansius: 1994
Hadiyanto.Manajemen Berbasis Sekolah.Universitas Terbuka:2003
Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju.
Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek.
Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
Narharyanto. Statistik Dasar.Universitas Terbuka:2007
57
Suharimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT
Rineka cipta.1998.
T. Handoko Hani, Manajemen, BPFE, Yogyakarta:1984
Tempo edisi2. Pembangunan Indonesia Masih Tertinggal, selasa 22 november
2007. diakses dari http//.www.tempointeraktif.
Uzer Usman, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. PT Remaja Rosdakarya: 2003
Wardani, Pengatantar Pendidikan Luar Biasa.Jakarta:UT.2003.
Winata
Putra,
Kepemimpinan
Kepala
sekolah
Tinjouan
Teoritik
dan
Permasalahnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999.
.
58
Download