MANAJEMEN KURIKULUM SMP TERBUKA DI KECAMATAN TENJO-BOGOR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.) Oleh AGUS MULYANA 103018227352 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ....................................................................... 5 BAB II A KAJIAN TEORI ........................................................................... 6 Manajemen Kurikulum ............................................................................. 6 1. Proses Kegiatan Manajemen Kurikulum. ................................................ 8 a). Proses Perencanaan ........................................................................ 8 b). Tahap Pelaksanaan ........................................................................ 9 e). Evaluasi Kurikulum .......................................................................10 B. Manajemen Kurikulum SMP Terbuka ........................................................13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................19 A. Tujuan Penelitian ......................................................................................19 B. Jenis dan Metode Penelitian........................................................................19 C. Populasi dan Sampel...................................................................................19 D. Waktu dan Tempat ....................................................................................20 E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................20 F. Teknik Analisis Data ..................................................................................21 2 BAB IV A. HASIL PENELITIAN ...............................................................25 Gambaran Umum SMP Terbuka di Kec Tenjo ..........................................25 1. Sejarah Berdiri .....................................................................................25 2. Keadaan TKBM ...................................................................................26 3. Peta Wilayah TKBM ............................................................................27 5. Kegiatan Belajar Mengajar Mandiri ......................................................28 6. Keadaan Siswa-siswi Terbuka .............................................................28 7. Stuktur Organigram ..............................................................................29 B. Deskripsi Hasil Penelitian ...........................................................................30 1. Kegiatan Perencanaan Kurikulum.........................................................30 2. Kegiatan Pelaksanaan Kurikulum .........................................................31 3. Kegiatan Evaluasi Kurikulum ...............................................................34 C. Analisis Data Hasil Peneilitan .....................................................................50 BAB V PENUTUP ...................................................................................51 A. Kesimpulan ...............................................................................................52 B. Saran-Saran ...............................................................................................58 E. Daftar Pustaka ...........................................................................................59 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka bumi ini. Selain memiliki ciri-ciri khas fisik juga dilengkapi dengan kemampuan intelegensi dan daya nalar yang tinggi sehingga ia mampu berfikir, berbuat, dan bertindak ke arah perkembanganya sebagai manusia yang utuh. Kampuan itulah yang tak dimiliki oleh makhluk tuhan lainya serta binatang dan tumbuh-tumbuhan. Dalam kaitanya dengan perkembangan individu, manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui suatu proses, yaitu proses menuju suatu kedewasaan, baik kedewasaan fisik maupun rohani. Oleh sebab itu, untuk menuju ke arah perkembangan manusia yang optimal sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya, manusia memerlukan pendidikan sebagai suatu proses dan usaha sadar untuk lebih memanusiakan manusia. Bahkan kita ketahui dan sadari bersama bahwa pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat. 1 Pendidikan sampai hari ini masih dipercaya sebagai sarana yang mampu meningkatkan tarap kehidupan manusia. Pada abad ke 21, kualitas pendidikan Indonesia semakin memprihatinkan dan tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan negaranegara asia lainya bahkan jika dilihat dari indeks sumber daya manusia yang salah satu indikatornya adalah pendidikan dimana posisi indonesia kian tertinggal. Dalam human Development Report 2007/2008 yang dipublikasikan secara serentak didunia, indonesiaberada dibawah singapura yang berada di urutan 25, Berunai (30), malasiya (78), Filipina (90), dan Vietnam (105). Indonesia menempati rengking ke -170 dalam indeks pembangunan manusia yang dibuat 1. Hadiyanto Dkk. Manajemen Berbasis Sekolah. Universitas Terbuka:Jakarta 2007. hal:1.3 4 program pembangunan. Peringkat tersebut salah satu peringkat lebih baik dibandingkan tahun lalu, namun tetap tertinggal lebih baik dibandingkan tahun lalu, namun tetap tertinggal dari Negara-negara tetangga termasuk Vietnam.2 Masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari beberapa indicator. Pertama, nilai ujian nasional (UN) masih jauh dibawah standar yang diharapkan. Kedua, aspek non akademik, banyak kritikan terhadap masalah kedisiplinan, moral, etika dan kreativitas. Ketiga, rendahmya kompetensi dan profesionalisme guru. Keempat, kualitas guru yang masih kurang dan penyebaran guru yang tidak merata. Kelima, kondisi sekolah untuk mengimplementasikan pendidikan masih rendah. Permasalahan yang muncul perlu adanya suatu bahan yang tercantum guna meningkatkan mutu pendidikan. Usaha pemerintah untuk memajukandan meningkatkan mutu pendidikan terus-menerus ditingkatkan, salah satunya adalah penyempurnaan kurikulum. Sejak masa pemerintahan Orde Baru, Departemen Pendidikan telah beberapa kali mengganti kurikulum, mulai dari kurikulum 1975, kemudian diganti dengan kurikulum 1984, kemudian kurikulum 1994 yang selanjutnya diganti lagi dengan kurikulum 2004 atau yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan sejak tahun pelajaran 2006/2007 Depdiknas meluncurkan kurikulum 2006 akrab yang disebut KTSP. Pengembangan kurikulum merupakan salah satu hal terpenting karena kurikulum merupakan bagian dari program pendidikan. Tujuan utama kurikulum adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran begitupun kurikulum tidak hanya memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga mengarah perhatian kemasa depan sehingga kurikulum harus selalu diperbaharui sejalan dengan perubahan sendiri. SMP Terbuka merupakan jenjang pendidikan yang setara dengan tingkat SMP, yang mengutamakan siswanya belajar secara mandiri dengan bimbingan 2. Pembangunan Indonesia Masih Tertinggal, selasa 22 November 2007. Diakes dari http//. www.tempointeraktif.com, pada tanggal 15 desember 2010. 5 terbatas dengan orang lain. SMP Terbuka merupakan salah satu model layanan pendidikan alternatif yang bertujuan membantu menyelesaikan wajib belajar 9 tahun yang sesuai dengan Keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor: 060/U1993 yang telah memberlakukan pendidikan dasar 9 tahun.3 Dalam UUD No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, dimana pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular.4 Kepala Bidang Dikdas Disdik Kabupaten Bogor, Dra. Ukah, menjelaskan, saat ini di Kabupaten Bogor terdapat 42 SMP Terbuka dengan jumlah rombongan belajar (rombel) 265 siswa dan total siswa sebanyak 10.472 orang. Sedangkan SMP Satap, terdapat sebanyak 26 unit, 31 rombel, dan total 1.077 siswa. 5 Pengelolaan SMP Terbuka dengan SMP reguler sangat berbeda pada umumnya karena SMP Terbuka merupakan lembaga pendidikan yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa ada peranan dari SMP reguler atau SMP induknya. Dalam proses kegiatan belajar mengajar pun SMP Terbuka jauh berbeda dengan SMP reguler, misalnya SMP Terbuka tidak harus setiap hari belajar dengan gurunya. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan. SMP terbuka memiliki kurikulum yang sama halnya dengan sekolah lainya yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dilingkungannya. Masih banyak sekolah-sekolah yang belum menerapkan kurikulum dengan baik sehingga tidak terciptanya output yang berkualitas atau mutu yang diharapkan. Salah satu keberhasilan untuk mencapai mutu pendidikan tidak hanya 3 Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya:Bandung. hal: 143 PUSDIKLAT DEPDIKNAS.Manajemen sekolah. Hal 311 5 SMP Terbuka dan seatap alternatif untuk siswa.18 agustus 2009 http//. www.jurnalbogor.com, diakses pada tanggal 20 agustus 2010 4 6 ditunjang oleh kurikulum yang baik atau metode pengajaran yang tepat, akan tetapi didukung oleh sumber daya manusia yang profesional. Kenyataan di lapangan khususnya di SMP Terbuka, kurikulum yang disusun sekolah induk kepada TKB-TKB (Tempat Kegiatan Belajar)6masih jauh dengan apa yang diharapkan. Misalnya Sekolah masih mengabaikan kinerjanya dalam pembuatan program tahunan atau semesteran, masih banyak guru yang tidak membuat program rencana pembelajaran pada setiap KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), ke tidak disiplinan dalam penentuan jadwal pelajaran, pemberiaan modul terhadap siswa tidak disesuaikan dengan kurikulum pembelajaran. Dengan kurangnya Manajemen kurikulum yang ada di SMP terbuka maka proses pembelajaran akan memiliki hambatan sehingga proses pencapaian tujuan pendidikan masih jauh dengan kenyataan. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut diharapkan kurikulum harus disusun secara strategis dan dirumuskan menjadi program-program tertentu. Kurikulum harus relevan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sehingga penyusunan kurikulum harus mempertimbangan berbagai macam aspek seperti perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan peserta didik, perkembangan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja. Bebrapa permasalahan yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar siswa adalah, pertama, guru kurang berinovasi untuk memfasilitasi dan menggunakan sumber belajar nyata (kontekstual) untuk membantu siswa dalam menguasai pelajaran. Kedua, guru kurang memperhatikan pengalaman belajar yang dimiliki siswa dengan pengalaman baru yang sedang dipelajari. Ketiga, kegiatan pembelajaran cenderung masih bersifat pasif karena belajar belum disertai proses internalisasi individualis pada siswa, artinya pembelajaran masih berpusat pada guru. Ke Empat, masih minimnya sumber media bealajar yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Menyikapi pemikiran di atas munculnya permasalahan yang sudah cukup jelas bahwasanya Manajemen Kurikulum sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Apabila proses pengelolaan kurikulum dilaksanakan dengan 7 baik, maka pencapaian system pendidikannya pun akan lebih baik pula. Maka dari itu, dari pernyataan diatas penulis terinspirasi mengambil judul sebagai karya tulis ilmiah dengan judul : “Manajemen Kurikulum SMP Terbuka di Kecamatan Tenjo-Bogor”. B. Identifikasi Masalah Pada identifikasi masalah disini mengenai manajemen kurikulum SMP Terbuka. Sebelum penulis memberikan pembatasan masalah dan perumusan masalah maka terlebih dahulu penulis melakukan identifikasi masalah diantaranya : 1. Pengelolaan Kurikulum SMP Terbuka masih jauh dengan kenyataan. 2. Belum terlaksana penerapan kurikulum di SMP Terbuka 3. Minimnya pengetahuan dalam memahami perkembangan kurikulum. 4. Keterbatasan pengetahuan dalam pembuatan rencana pembelajaran 5. Ketidak disiplinan dalam pelaksanaan jadwal pelajaran, B. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya pemilihan pada masalah yang terkait di SMP terbuka maka penulis membatasi masalah mengenai pengelolaan dan pengembangan kurikulum SMP Terbuka yang berada di SMPN 1 Tenjo (sekolah Induknya). D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah pengelolaan dan pengembangan kurikulum SMP Terbuka yang berada di Kecamatan Tenjo Bogor 8 BAB II KAJIAN TEORI A. MANAJEMEN KURIKULUM Sebelum menjelaskan apa itu Manajemen Kurikulum, terlebih dahulu menerangkan apa definisi dari kurikulum dan manajemen secara bahasa. Istilah kurikulum (curriculum) yang pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Kurikulum dari bahasa yunani, kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dar start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Kemudian, pengertiaan tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang sisiwa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh ijazah.7 Sedangkan Manajemen itu tersendiri mempunyai arti sebagai berikut : Manajemen atau pengelolaan dapat berarti bermacam-macam bergantung kepada siapa yang membicarakanya. Istilah manajemen sendiri berasal dari kata kerja (Bahasa Inggris) “manage” yang dalam bahasa Indonesia “Kelola” yang dapat berarti: Menangani, Mengendalikan, Membuat patuh, Mengurus, Mengatur, Mengubah, Melaksanakan dengan suatu tujuan.8 Berdasarkan definisi Manajemen dan Kurikulum yang telah dipaparkan diatas maka penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa manajemen kurikulum adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk memudahkan guru dalam 7. Hernawan. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Hal 1.3 8 Pusdiklat. Diknas. Manajemen Sekolah. Hal:87 9 melaksanakan KBM yang diawali dari tahap perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi program agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah serta dapat berdaya hasil guna dan berdaya guna. Indikator ke efektifan dan efisien KBM disekolah sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengelola manajemen kurikulum, dengan kata lain, keberhasilan sekolah sangat ditentukan oleh pelaksanaan manajemen kurikulum yang mementukan salah satu dari kegiatan manajemen sekolah. Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Menerut Ahmad Sudrajat ada 3 kegiatan dalam Manajemen Kurikulum diantaranya adalah:9 a). Kegiatan Perencanaan Kurikulum. Kurikulum dapat berjalan dengan baik maka membutuhkan adanya perencanaan yang baik pula. Adapun perencanaan tersebut meliputi : 1. Penyusunan Program Pengajaran. 2. Membuat Program Tahunan dan Program semesteran 3. Penyusuna satuan pelajaran dan rencana pembelajaran b). Kegiatan Pelaksanaan Kurikulum 1. Pengorganisasian 2. Pengkondisian kelas 9 Pengertian Kurikulum _ AKHMAD SUDRAJAT TENTANG PENDIDIKAN.www.ahmadsdrajat.com Diakses pada tanggal 16 Desember 2010 10 3. Mengelola dan menyajikan materi 4. Menggunakan media atau alat bantu alat pelajaran 5. Menggunakan buku penunjang. c). Kegiatan evaluasi kurikulum. 1. Mengadakan Pretest 2. Evaluasi proses 3. Memberikan tes formatif 4. Membuat kisi-kisi soal 5. Menyusun soal Proses Manajemen Kurikulum Dalam manajemen kurikulum terdapat beberapa Proses dalam mengelola kurikulum diantaranya adalah :10 a) Proses Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses memeprsiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang yang diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal. Pedoman-pedoman perencanaan yang merupakan tujuan pendidikan dan sususna bahan pelajaran, pemerintah pusat mengeluarkan pedoman umum yang harus diikuti oleh sekolah untuk menyusun perencanaan yang bersifat operasional disekolah, pedoman tersebut antara lain :11 1. Struktur Program Struktur program adalah susunan bidang perajaran yang harus dijadikan pedoman pelaksanaan kurikulum di suatu jenis dan jenjang sekolah. Struktur program merupakan landasan untuk membuat jadwal pelajaran. 2. Penyusunan Jadwal Pelajaran 10. Pengelolaan Kurikulum, www.puslitjaknov.depdiknas.go.id. Diakses pada tanggal 17 desember 2010 11 Suharsimi Arikunto, dkk. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta. FIP-UNY. Hlm. 133-140. 11 Jadwal pelajaran adalah urut-urutan mata pelajaran sebagai pedoman yang harus di ikuti dalam pelaksanaan pemberian pelajaran. Jadwal pelajaran sangat bermanfaat dalam pembelajaran yang dilakukan oleh setiap institusi pendidikan. 3. Penyusunan Kalender Pendidikan Tujuan penyusunan kalender pendidikan adalah agar pengunaan waktu selama satu tahun terbagi secara merata dan sebaik-baiknya dari peningkatan mutu pendidikan. Hal yang diatur dalam kalender pendidikan adalah penerimaan siswa baru, prosedur pengisian hari pertama sekolah, kegiatan belajar mengajar, kegiatan dalam liburan sekolah, upacara-upacara sekolah, kegiatan ekstrakurikuler. 4. Pembagian Tugas Guru Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian tugas kepada guru : a. Sesuai bidang keahlian guru. b. Sistem guru kelas dan system guru bidang studi c. Formasi, yaitu susunan jatah petugas sesuai dengan banyaknya dan jenis tugas yang dipikul. d. Beban tugas guru menurut ketentuan 24 jam per minggu. e. Terdapat kemungkinan adanya perangkapan tugas mengajar jika jumlah guru kurang. b). Tahap Pelaksanaan Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervisi, dengan tujuan untuk membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan cara itu guru akan merasa didampingi pimpinan, sehingga akan meningkatkan semangat kerjanya. Pelaksanaan kurikulum merupakan interaksi belajar mengajar yang setidaknya melalui tiga tahap yaitu : a. Tahap persiapan pembelajaran, adalah kegiatan yang dialakukan guru sebelum melakukan proses pembelajaran. b. Tahap pelaksanaan pembelajaran, adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan murid mengenai pokok bahasan yang harus di 12 sampaikan. Dalam tahap ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, pelajaran inti, dan evaluasi. c. Tahap penutupan, adalah kegiatan yang dilakukan setelah penyampaian materi. c). Evaluasi Kurikulum. Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Tulisan ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi kurikulum, pentingnya evaluasi kurikulum dan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan evaluasi kurikulum. Dalam evaluasi kurikulum dilakukan melalui evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Kedua evaluasi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilakukan oleh guru setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa. Sedangkan evaluasi sumatif adalah penilikan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, biasanya semester atau caturwulan. 13 B. Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu : (1) pendekatan top-down the administrative model dan (2) the grass root model.12 1. The administrative model; Model ini merupakan model pengembangan kurikulum yang paling lama dan paling banyak digunakan. Gagasan pengembangan kurikulum datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Dengan wewenang administrasinya, membentuk suatu Komisi atau Tim Pengarah pengembangan kurikulum. Anggotanya, terdiri dari pejabat di bawahnya, para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan. Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasanlandasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum. Selanjutnya administrator membentuk Tim Kerja terdiri dari para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, dan guru-guru senior, yang bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih operasional menjabarkan konsep-konsep dan kebijakan dasar yang telah digariskan oleh Tim pengarah, seperti merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional, memilih materi, memilih strategi pembelajaran dan evaluasi, serta menyusun pedomanpedoman pelaksanaan kurikulum bagi guru-guru. Setelah Tim Kerja selesai melaksanakan tugasnya, hasilnya dikaji ulang oleh Tim pengarah serta para ahli lain yang berwenang atau pejabat yang kompeten. Setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan dan dinilai telah cukup baik, administrator pemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut. Karena datangnya dari atas, maka model ini disebut juga model Top-Down. Dalam pelaksanaannya, diperlukan monitoring, pengawasan dan bimbingan. Setelah berjalan beberapa saat perlu dilakukan evaluasi. 12. Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.hal:72 14 2. The grass root model; Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah. Model pengembangan kurikulum yang pertama, digunakan dalam sistem pengelolaan pendidikan/kurikulum yang bersifat sentralisasi, sedangkan model grass roots akan berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi. Dalam model pengembangan yang bersifat grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum. Pengembangan atau penyempurnaan ini dapat berkenaan dengan suatu komponen kurikulum, satu atau beberapa bidang studi ataupun seluruh bidang studi dan seluruh komponen kurikulum. Apabila kondisinya telah memungkinkan, baik dilihat dari kemampuan guru-guru, fasilitas biaya maupun bahan-bahan kepustakaan, pengembangan kurikulum model grass root tampaknya akan lebih baik. Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa guru adalah perencana, pelaksana, dan juga penyempurna dari pengajaran di kelasnya. Dialah yang paling tahu kebutuhan kelasnya, oleh karena itu dialah yang paling kompeten menyusun kurikulum bagi kelasnya. Pengembangan kurikulum yang bersifat grass roots, mungkin hanya berlaku untuk bidang studi tertentu atau sekolah tertentu, tetapi mungkin pula dapat digunakan untuk seluruh bidang studi pada sekolah atau daerah lain. Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistik dengan model grass rootsnya, memungkinkan terjadinya kompetisi dalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan, yang pada gilirannya akan melahirkan manusia-manusia yang lebih mandiri dan kreatif. Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih cenderung dilakukan dengan menggunakan pendekatan the grass-root model. Kendati demikian, agar pengembangan kurikulum dapat berjalan efektif tentunya harus ditopang oleh kesiapan sumber daya, terutama sumber daya manusia yang tersedia di sekolah. 15 D. Manajemen Kurikulum SMP Terbuka Kurikulum SMP Terbuka menggunakan kurikulum yang berlaku bagi SMP pada umumnya. Kurikulum tersebut kemudian dijabarkan menjadi Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM) untuk SMP Terbuka. Pada dasarnya PDKBM ini isinya sama dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) untuk sekolah reguler. PDKBM tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam pengembangan bahan dan media belajar SMP Terbuka. Pendidikan SMP Terbuka merupakan salah satu model layanan pendidikan alternatif jalur sekolah tingkat SMP yang diselenggarakan oleh SMP reguler. Dengan demikian SMP Terbuka bukanlah lembaga pendidikan yang berdiri sendiri melainkan menginduk pada SMP Reguler yang telah ada. Visi yang diemban oleh SMP Terbuka menjadi bagian sistem pendidikan yaitu: ‘Menghasilkan lulusan yang berkualitas, mandiri dan bertanggung jawab serta menjangkau sasaran yang luas’. Misi SMP Terbuka Adalah : ‘menciptakan pendidikan alternatif yang mampu memperluas jangkauan kesempatan belajar kepada masyarakat, ikut mewujudkan masyarakat belajar sepanjang masa, dan mengembangkan sikap kemandirian dalm belajar. 13 Dengan demikian, SMP Terbuka melayani anak tamatan SD/MI terutama berusia 13-15 tahun atau maksimal 18 tahun yang kurang beruntung karena keadaan sosial ekonomi, keterbatasan fasilitas transportasi, kondisi geogerapis atau menghadapi kendala waktu, yang tidak memungkinkan mereka untu mengikuti pelajaran sebagai siswa SMP reguler. 13. Depdiknas. Bahan Sosialisasi SMP Terbuka Dalam Rangka Penuntasan Wajar 9 Tahun. Hal 6 16 3. Komponen SMP Terbuka Pada hakekatnya komponen SMP Terbuka tidak jauh berbeda dengan komponen yang berada di SMP Reguler, yaitu komponen siswa, kurikulum, bahan belajar, saran belajar, ketenagaan, dan evaluasi belajar, secara rinci komponenkomponen tersebut adalah : a). Siswa Siswa SMP Terbuka adalah tamatan SD/MI atau siswa putus sekolah dari SMP/M.Ts. batasan usia maksimal 18 tahun. Siswa SMP Terbuka merupakan bagian dari siswa SMP Reguler menjadi sekolah induknya. b). Bahan Belajar Sumber bahan belajar merupakan segala sesuatu yang digunakan oleh peserta didik dan pendidik dalam proses belajar dan pembelajran. 14 Bahan belajar utama SMP Terbuka adalah bahan cetak berupa modul, yang dirancang secara khusus sehingga dapat dipelajari siswa secara mandiri. Selain modul, di SMP Terbuka juga memanfaatkan bahan belajar penunjang seperti program audio, video/VCD dan media lainnya. d). Kegiatan Pembelajaran Kegiatan belajar pada SMP Terbuka dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kegiatan pembelajaran mandiri dan tutorial tatap muka. Kegiatan belajar mandiri baik secara individual maupun kelompok yang dilakukan di TKB (Tempat Kegiatan Belajar) dengan dibimbing dan dikelola oleh guru pamong. Sedangkan kegiatan belajar tutorial (belajar melalui tatap muka) yang dibimbing oleh guru bina. Jadwal pembelajaran di SMP Terbuka lebih bersifat sebagai panduan sebagai panduan bagi siswa agar mereka dapat mengatur waktu belajarnya secara lebih profesional. Untuk menjamin mutu hasil belajar siswa, sekolah juga bisa mengadakan tutorial secara intensifsetiap menjelang ujian Akhir Semester atau Ujian Akhir Nasional. 14. Winataputra. Teory belajar dan pembelajaran. Hal :1.20 17 e). Sarana Belajar 1. Tempat Kegiatan Belajar Pada prinsifnya siswa SMP Terbuka dapat belajar kapan saja dan dimana saja. Namun memfasilitasi siswa belajar mandiri, dibentuk suatu tempat khusus untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang dinamakan ‘’Tempat Kegiatan Belajar” (TKB). Di TKB ini lah sekelompok siswa berkumpul untuk melakukan kegiatan belajar mandiri dibawah bimbingan guru pamong. Lokasi TKB diusahakan berada didekat tempat tinggal siswa, TKB biasanya memanfaatkan bangunan yang ada dilingkungan setempat seperti: gedung SMP, rumah penduduk, balai desa, Impres, rumah ibadah atau temapt lain yang memungkinkan. 1. Fasilitas Untuk Kegiatan Tutorial (tatap muka) Selain kegiatan belajar di TKB siswa juga diberikan tutorial oleh guru mata pelajaran yang berada disekolah induknya. Untuk menyelenggarakan kegiatan tutorial ini menggunakan fasilitas yang berada disekolah induk seperti LAB bahasa, Komputer, IPA, perpustakaan dan fasilityas olahraga. Jika siswa tidak memungkinkan datang kesekolah induknya maka disediakan guru kunjung. Artinya guru bina yang datang ketempat kegiatan belajar (TKB) yang telah disepakati. 2. Modul dan Media lain Modul cetak merupakan media utama bagi siswa untuk belajar mandiri, modul dirancang menggunakan bahasa yang cukup mudah dimengerti oleh siswa karena modul ini berbeda dengan modul lainnya. Bahan materi modul mengacu pada kurikulum SMP yang berlaku. Modul pembelajaran tersebeut dikembangkan berdaarkan prinsip-prinsip belajar mandiri, konsep-konsep didaktik. Modul SMP Terbuka terdiri dari empat komponen yaitu: a) Petunjuk untuk guru, b) Buku kegiatan siswa, c) kumpulan tes akhir modul, d) kumpulan kunci tes akhir modul. Tujuan utama system modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran disekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimimal. 15 15. E. Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi. PT Remaja Rosdakarya:Bandung. Hal: 43 18 f). Ketenagaan Pada tingkat sekolah ketenagaan SMP Terbuka meliputi : kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru bina, guru pamong, guru pamong khusus, guru BP dan tenaga administrasi. Untuk lebih rinci maka dijelaskan dibawah ini : 1. Kepala sekolah SMP Terbuka adalah kepala sekolah SMP Negeri yang menjadi induk penyelenggaraan SMP Terbuka, karena secara kelembagaan SMP Terbuka bukan merupakan UPT yang berdiri sendiri, maka kepala sekolah SMP Negeri yang menjadi induk sekaligus menjadi kepala sekolah SMP Terbuka. 2. Wakil kepala SMP Terbuka: adalah guru senior pada sekolah induk yang diangkat atau ditunjuk oleh kepala sekolah untuk melaksanakan tugas sebagai pelaksana harian didalam pengelolaan SMP Terbuka.16 3. Guru Bina; adalah guru mata pelajaran disekolah induk yang bertugas membina kegiatan pembelajaran siswa SMP Terbuka. 4. Guru Pamong adalah anggota masyarakat yang memiliki perhatian dan aspirasi yang cukup tinggi dibidang membimbing kegiatan belaajar siswa di TKB. pendidikan, dan bersedia 17 5. Guru Pamong Khusus adalah warga masyarakat disekitar TKB yang memiliki keterampilan tertentu dan berperan sebagai narasumber sesuai keterampilan yang dimliki. Guru pamong khusus biasanya berasal dari: tokoh agama, pengusaha, wiraswasta, seniman, olahragawan atau tokoh masyarakat lain yang memiliki keahlian khusus. 6. Guru Bimbingan dan Konseling yaitu guru BK yang juga bertugas di SMP Reguler. 7. Tenaga Administrasi; SMP Terbuka memanfaatkan satu atau beberapa orang tenaga administrasi dari sekolah induk yang diberi tugas untuk mengelola administrasi SMP Terbuka. 16. Depdikbud. Materi Sajian Orientasi Pengelolaan SLTP Terbuka. Hal: 11 17. Depag RI. Madrasah Tsanawiyah terbuka di Pondok pesantren Alternatif Pelaksanaan WAJAR 9 Tahun. Hal : 17 19 g). Evaluasi Belajar Makna dari Evaluasi adalah memiliki tujuan untuk mengetahui ketentuntasan belajar anak.18 Ada beberapa hal dalam evaluasi belajar yang dilaksanakan di SMP Terbuka meliputi : 1. Tes Mandiri, dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan belajar dalam modul. 2. Tes Akhir Modul, yeitu tes yang dilaksanakan setiap kali siswa menyelesaikan satu modul tertentu dimana setiap nomor modul dilengkapi dengan soal-soal tes akhir modul. 3. Tes Akhir Unit, yaitu tes yang dilaksanakan setelah siswa mempelajari nomer model dalam unit tertentu. 4. Ujian Akhir Semester, yaitu ujian yang diselenggarakan pada setiap akhir semester untuk mengukur hasil belajar siswa selama satu semester. 5. Ujian Akhir Nasional, yaitu ujian yang diselenggarakan bagi siswa kelas III pada akhir tahun pelajaran. Ujian akhir semester yang dilakukan SMP Terbuka dilakukan berbarengan dengan SMP induknya dan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. 4. Layanan Bantuan Siswa. Layanan bantuan siswa di SMP Terbuka oleh guru bina dan guru pamong disekolah induk dan di TKB dengan arahan dari kepala dan wakil kepala SMP Terbuka. Komunikasi dua arah antara siswa dengan guru pamong dapat dilakukan setiap hari pada saat siswa belajar di TKB. Komunikasi dua arah antara guru siswa dengan guru bina dapat dilakukan minimal seminggu sekali yaitu pada saat siswa mengikuti pelajaran tatap muka. Di SMP Terbuka yang telah dilengkapi komunikasi Radio, komunikasi itu dapat dilakukan lebih sering. Seperti yang terjadi dipendidikan terbuka pada umumnya, layanan bantuan sisiwa di SMP terbuka meliputi layanan bantuan akademik dan non akademik. 18. Wardani. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Hal: 3.26 20 a. Layanan Bantuan Akademik. Kegiatan belajar mandiri di TKB dan kegiatan tatap muka merupakan bentuk layanan bantuan akdemik di SMP Terbuka. Kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswa diidentifikasi dan didiskusikan untuk membantu siswa dalam mencari pemecahaan nya. Di TKB kesulitan-kesulitan itu dapat diajukan kepada guru pamong. Kalau guru pamong dapat membantu mencari pemecahanya, kesulitan itu dipecahkan di TKB. Kalau kesulitan itu dapat dipecahkan di TKB, kesulitan itu dapat dicatat untuk dibahas pada waktu program tatap muka bersama guru bina. b. Layanan Bantuan Non-Akademik. Layanan bantuan informasi dan administrasi diberikan oleh sekolah induk yang dilakukan oleh kepala dan wakil kepala sekolah. Serta guru bina dan tata usaha. Informasi ini berkaitan dengan promosi tentang SMP Terbuka, prosedur dan persyaratan pendaftaran calon siswa-siswi SMP Terbuka. Pendaftaran dilakukan disekolah induk dan data kesiswaan didokumentasikan di tata usaha sekolah. . 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah SMP Terbuka yang ada di Kecamatan Tenjo mampu mengelola dan mengembangkan kurikulum sehingga tercapailah tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan B. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penlitian ini menggunakan penggabungan pendekatan kualitatif dan dilengkapi dengan kuantitatif, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif porsentase dengan penghitungan hasil angket dan menganalisis hasil wawancara. C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, (Arikunto, 1998: 115), adapun Sampel adalah sebagian dari populasi. Suharsimi Arikunto menegaskan bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik di ambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah sumbernya lebih besar dari 100 dapat di ambil antara 10% - 15%, atau 20% - 25% atau lebih. (Arikunto, 1998: 115). Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil keseluruhan dari populasi yaitu 20 orang tenaga pendidik dan kependidikan SMP Terbuka yang berada di SMPN 1 Tenjo (sekolah induk) sebagai sampel. 22 D. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Tenjo selaku lembaga yang menyelenggakan SMP Terbuka yang beralamat Jl Raya Tenjo-Jasinga KM 02 Des tenjo Kec Tenjo Kab Bogor. Adapun waktu penelitiannya dilakukan pada bulan 13 Mei 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010. E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh informasi penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang tardiri dari : 1. Interview (Wawancara) Pada Wawancara ini penulis mengadakan komunikasi langsung dan mengajukan pertanyaan kepada kepala sekolah secara lisan dan mendengarkan secara langsung keterangan-ketreangan informasi dari kepala sekolah. 2. Observasi Pada Obserpasi ini, Penulis langsung meninjau kelapangan untuk mengumpulkan data-data atau inmformasi yang sudah ada disekolah. 3. Angket (questionnaire) Angket ialah penyelidikan mengenai suatu masalah yang bnyak menyangkut kepentingan umum dengan cara mengedarkan formulir daftar pertanyaan, disjukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan sebuah jawaban.19 Angket disini adalah berupa daftar pertanyaan dengan jawaban-jawaban alternatif yang berkenaan dengan manajemen kurikulum dan pengelolaan SMP terbuka. Bentuk angket ini dengan pilihan ganda dan responden diminta untuk memilih jawabnya. 19 . Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Mandar Maju:Bandung. hal: 217 23 A. Teknik Analisa Data Untuk mengolah data yang terkumpul, penulis menggunakan teknik data kualitatif dan distribusi frekuensi sebagai berikut : 1. Analisis data hasil wawancara, yaitu data yang diperoleh di lapangan diolah dan dianalisis secara desktiptif kualitatif yang kemudian hasilnya diambil dijadikan kesimpulan. 2. Analisis data hasil angket, yaitu dalam mengolah data hasil angket penulis menggunakan cara sebagai berikut : a. Editing Adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data b. Tabulating Adalah menyusun data kedalam bentuk table, melalui tabulasi data lapangan akan tampak sederhana dan tersusun kedalam suatu table yang baik sehingga mudah dipahami. Data yang ditabulasikan adalah data yang telah dihitung distribusi frekuensinya dengan teknik prosentase yaitu angka prosentase yang diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistic prosentase sebagao berikut : F P = N X 100 % P = Tingkat Porsentase F = Frekuaensi dari Hasil Jawaban N = Jumlah seluruh Obyek penelitian Kriteria Alternatif Jawaban No 1. Alternatif Jawaban Selalu Skor 4 2. Sering 3 3. Kadang-Kadang 2 4. Tidak Pernah 1 24 Setiap quesioner disediakan alternatif jawaban dari setiap pertanyaan diantaranya adalah : SL : Selalu S : Sering KD : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah Tabel 3 Tafsiran persentase No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Persentase % 100 % 90-99 % 60-89 % 51-59 % 50 % 40-49 % 10-39 % 1-9 % 0% Penafsiran Seluruhnya Hampir Seluruhnya Sebagian Besar Lebih dari Setengahnya Setengahnya Hampir Setengahnya Sebagian Kecil Sedikit Kecil Tidak ada Sama Sekali Dari data hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas selanjutnya adalah nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi masing-masing aspek yang diteliti, berdasarkan jawaban responden. Untuk menentukan persentase, maka digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi. b. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus. P NS x 100 % NH 25 Kisi-Kisi Instrument Penelitian Untuk memper mempermudah dalam membuat instrumen penelitian, maka perlu ditentukan kisi-kisi yang berguna sebagai pedoman untuk membuat instrumnen penelitian.dari isntrumen itu maka kita akan mengetahui hasil dari peneilitan. Tabel 01 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No Dimensi Aspek Pengelolaan Kurikulum Manajemen Kurikulum Indikator 1. Menyusun Program Tatap muka. 2. Mensosialisasikan Modul Pelajaran kepada seluruh siswa. 3. Menyusun soal Mid semester dan akhir semester.. 4. Adanya Kegiatan Pengawasan pelaksanaan Kurikulum. 5. Melaksanakan tugas tatap muka yang sesuai dengan jadwal 6. Membuat Prog Rancangan pembelajaran tatap muka 7. Menyampaikan catatan kesulitas belajar siswa pada guru bina. 8. Melaksanakan tes akhir modul 9. Membuat daftar nilai kemajuan siswa dalam belajar 10. Memberikan tugas pada modul pelajaran 11. Membimbing siswa dalam mengerjakan modul pelajaran 12. Adanya pelatihan kepada guru pamong dan guru bina. 13. Memberikan kesempatan kepada Siswa untuk mengikuti program pengembangan diri 26 Pengembangan 1. Kurikulum 2. 3. 4. 5. 6. 7. Memberkan kesempatan siswa untuk menggunakan Fasilitas sekolah di sekolah induk Memberikan kesempatan kepada Siswa untuk mengikuti program pengembangan diri. Menyiapkan sarana penunjang untuk kegiatan tatap muka. Memberikan pelayanan konsultasi dalam pembelajaran Menetapkan tugas guru bina yang sesuai dengan bidangnya. Memberikan motivasi dan bimbingan pada siswa. Memberikan pengawasan kepada siswa di TKBM. (tempat kegiatan belajar mandiri) 27 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Terbuka di Kec Tenjo 1. Sejarah Berdiri SMP Terbuka didirikan pada tahun 1997 dengan sekolah induknya SMP Negeri I Tenjo yang berlokasi Jl raya jasinga tenjo KM 02, Kec Tenjo Ds Tenjo Kab. BOGOR. SMP Terbuka dibangun dengan tujuan membantu siswa-siswi yang tidak bisa menuntaskan wajar 9 tahun dengan alasan keterbatasan biaya, keterbatasan waktu sehingga siswa tidak bisa melanjutkan sekolah tingkat SLTP. Dengan adanya SMP terbuka masyarakat sekitar sangat terbantu. Dengan demikian putra/I nya dapat melanjutkan sekolahnya kejenjang SLTP. Untuk mewujudkan keberhasilan sehingga tercapainya suatu tujuan, SMP Terbuka Tenjo Memiliki Visi dan Misi Sebagai Berikut: a. Visi Sekolah “ SMP Terbuka yang mandiri dan berkualitas, mutu lulusanya sama dengan lulusan SMP Leguler” b. Misi Sekolah “ SMP Terbuka mempunyai misi untuk melayani anak-anak tamatan SD / MI yang berusia 13-15 tahun atau, maksimal 18 tahun yang kurang beruntung karena keadaan sosial ekonomi, keterbatasan fasilitas trasportasi, kondisi geografis atau menghadapi kendala waktu untuk mencari nafkah sendiri atau membantu orang 28 tua bekerja, sehingga tidak memungkinkan mereka untuk mengikuti pelajaran sebagai siswa SMP Reguler. 2. Keadaan TKBM TKBM (Tempat Kegiatan Belajar Mengajar) adalah sebuah sarana yang disediakan oleh lembaga atau masyarakat sekitar yang bertujuan untuk bagi siswa yang tidak bisa datang ke sekolah induk untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. SMP Terbuka yang ada di kec Tenjo Memiliki 6 TKB yang terseber di tujuh desa dimana TKB tersebut bersarana di lembaga-lembaga pendidikan diantaranya SD, MI, dan Majlis Ta’lim, Table 02 Daftar TKB Tenjo No Nama TKB Lokasi TKB Jml 1. TKB. Tegal Pondoh SDN Cilaku 6 1 2 TKB. Singabraja SDN Singabraja 1 1 3 TKB. Bojong SDN Bojong 1 4. TKB. Leuweng Gede SDN Tenjo 1 5. TKB. Babakan MI Batok 1 6. TKB. Harempoi Majlis Taklim 1 29 Peta TKBM SMP Terbuka di Wilayah Kec Tenjo SMP terbuka di Kec tenjo memiliki 6 TKB dan 1 sekolah induk. Keadaan wilayah SMP terbuka dapat dilihat melaului peta wilayah dibawah ini. Keterangan : : TKB M (Tempat Kegiatan Belajar Mandiri) : Sekolah Induk SMPN 1 Tenjo. 30 3. Kegiatan Belajar Mengajar Mandiri Kegiatan belajar pada SMP Terbuka dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kegiatan pembelajaran mandiri dan tutorial tatap muka. Untuk Kegiatan belajar mandiri difasilitasi dengan menggunakan modul, dimana modul tersebut dirancang untuk mempermudah proses belajar mengajar siswa secara mudah. Jumlah modul disesuaikan dengan jumlah matapelajaran. Sedangkan system belajar tutorial tatap muka dilakukan di TKB atau di sekolah induknya. Waktu yang ditetapakan dalam proses belajar mengjar di SMP terbuka tenjo adalah 2 hari disekolah Induk sisanya di TKB atau belajar mandiri. 4. Keadaan Siswa SMP Terbuka Tabel 03 Data Siswa-Siswi SMP Terbuka Tahun Ajaran 2009-2010 KELAS NO TKB 1 Cibogo/Tegal Pondoh 2 Singabraja 3 Harempoy 4 Leuweng Gede 5 Bojong 6 Babakan VII VIII JUMLAH IX JUMLAH L P L P L P L P - 2 4 3 11 12 15 17 13 4 11 9 14 9 38 22 3 3 4 9 3 3 10 15 2 1 3 1 - 4 5 6 11 - - - - 4 4 4 4 8 26 13 - - - - 26 13 44 23 67 22 22 44 32 32 64 98 77 175 32 60 25 39 7 JUMLAH 175 31 STRUKTUR ORGANIGRAM SMP TERBUKA Kepala SMP Induk SMPN 1 Tenjo Drs. Yan Aryanto.M.Pd Tata Usaha Dra. Sukarti Wk. SMP Reguler Drs. Wawan S Guru dan Tenaga Kependidikan Wk. SMP Terbuka Drs. Sokirin Guru Pamong Guru Bina Siswa-Siswi SMP REGULER TERBUKA Keterangan: 1. Kordinasi : 2. Intruksi : 32 B. HASIL PENELITIAN Berdasarkan data dan hasil wawancara yang diperoleh mengenai manajemen kurikulum SMP Terbuka maka penulis akan membahas mengenai proses manajemen Kurikulum diantaranya Proses Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. 1. Kegiatan Perencanaan Kurikulum di SMP Terbuka Perencanaan Merupakan suatu proses memeprsiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang yang diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang ada. Ada beberapa kegiatan dalam perencanaan Kurikulum SMP Terbuka di kecamatan tenjo bogor. diantaranya adalah: a. Penyusunan Jadwal Tatap Muka Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun program tatap muka. Pertama Alokasi waktu, SMP Terbuka di kecamatan tenjo menggunakan pola belajar 5:1 artinya lima hari belajar mandiri dan satu hari tatap muka dengan guru bina. Jumlah jam pelajaran tatap muka dalam 1 semester dengan pola 5:1 adalah sebagai berikut: Semester ganjil: Semester genap: Khusus semester 6 (kelas 3): 18 x 6 jam pelajaran = 108 jam pelajaran 16 x 6 jam pelajaran = 96 jam pelajaran 10 x 6 jam pelajaran = 60 jam pelajaran bila menggunakan pola 5:1 maka jumlah tatap muka untuk tiap kelas adalah 6 jam pelajaran tiap minggu. Untuk lebih jelasnya penulis melampirkan alokasi waktu selama 1 semester. b. Menyusun Rancangan Program Pembelajaran Tatap Muka. Guru bina SMP Terbuka yang ada di sekolah induk (SMPN I TENJO) dituntut untuk melaksanakan tugas administrasi seperti silabus atau RPP. Perlu diperhatiakan bahwa program pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi 33 kesulitan belajar siswa. Dengan demikian ketika menyusun program tersebut haruslah berorientasi pada tujuan belar yang dirumuskan berdasarkan daftar kesulitan belajar siswa. Untuk lebih jelasnya penulis akan memberikan contoh bentuk dari Rancangan Program Pembelajaran Tatap Muka. RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN TATAP MUKA SMP TERBUKA Mata Pelajaran Tempat tatap muka Waktu Tujuan Pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan 1. : …………………… : …………………… : di sekolah induk/TKB ………… : ………………………….. Pokok Bahasan Strategi/Metode Sumber, Alat dan Pokok- Pembelajaran dan media yang pokok Materi digunakan Alokasi waktu Kegiatan Pelaksanaan Kurikulum SMP Terbuka di SMPN 1 Tenjo (selaku sekolah Induknya), Ada kegitan dalam pelaksanaan Kurikulum di SMP Terbuka di Kecamatan Tenjo diantaranya adalah: a. Pola Belajar Mandiri pola belajar mandiri di TKB dilaksanakan 4 atau 5 kali dalam seminggu, untuk SMP terbuka yang ada di kecamatan tenjo yaitu di SMPN 1 Tenjo (sekolah induknya) menggunakan pola 5:1. pola belajar ini berjalan dengan baik karena bahan belajar yang berupa modul dan program kaset atau VCD pelajaran. 34 b. Membuat Daftar Kemajuan Belajar Siswa Untuk mengetahui ketuntasan belajar, siswa/I SMP Terbuka dituntut harus mengerjakan tugas-tugas yang tersedia pada modul pelajaran. Dari tugas-tugas tersebut dapat dilihat hasil kemapuan dalam menguasai pelajaran. Untuk mengetahui kampuan siswa dalam belajar maka guru pamong membuat daftar kemajuan siswa dalam belajar.contoh format penulisan daftar kemajuan siswa: Daftar Kemajuan Belajar Siswa SMP Terbuka TKB Mata Pelajaran Kelas/Semester No : ……………………… : ……………………… : ……………………… : ……………………… Nama Siswa 1 Modul Yang Telah Dipelajari Dengan Tuntas 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 c. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Siswa. Berdasarkan daftar kesuliatan belajar yang telah terkumpul, maka dibuatlah pengelompokan permasalahan. Permasalahan ini dibuat untuk mengidentifikasi topik-topik yang menjadi masalah, jenis kesulitan siswa dalam belajar. Dengan dibuatnya daftar ini maka siswa dapat diketahui mampu atau tidaknya dalam menguasai pelajaran. Dibawah ini format tebel yang digunakan SMP Terbuka di Kecamatan Tenjop yaitu daftar kemajuan siswa dalam belajar. 35 Daftar Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa. TKB Mata Pelajaran Kelas/Semester Kegiatan Tatap Muka Pada tanggal Deskripsi masalah/kesulitan belajar : ……………………… : ……………………… : ……………………… : ……………………. Asal siswa yang mengajukan masalah Terdapat dalam modul/topik Prediksi jenis/penyebab kesulitan Daftar pernyatan diatas sangat membantu siswa SMP Terbuka di kecamatan tenjo untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai modul pelajaran. Apabila siswa-siswi SMP Terbuka memiliki kesulitan pada materi modul pelajaran yang mereka miliki, maka guru pamong membantu memecahkan masalahnya atau mencatat kesulitan tersebut dan langsung diberikan kepada guru bina. Dibawah ini format daftar kesulitan belajar siswa yang digunakan oleh SMP Terbuka di SMPN I Tenjo Kecamatan Tenjo sebagai berikut : 36 IDENTIFIKASI MASALAH TKB Mata Pelajaran Kelas/Semester Kegiatan Tatap Muka Pada Tanggal NO : ……………………… : ……………………… : ……………………… : ……………………. NOMOR MODUL JUDUL URAIAN 3. Kegiatan Evaluasi Kurikulum SMP Terbuka di SMPN 1 Tenjo (selaku sekolah Induknya), Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Pada bagian ini akan dibahas bagaimana cara pelaksanaan evaluasi kurikulum SMP Terbuka di SMPN I Tenjo SMP Terbuka di SMPN I Tenjo memiliki istilah pada alat evaluasi diantaranya: 1. TAM (Tes Akhir Modul) 2. TAU (Tes Akhir Yunit) 3. TAS (Tes Akhir Sekolah) Tes Akhir Modul (TAM) biasanya sudah tersedia pada modul pelajaran, sedangkan yang harus dikembangakan adalah tes akhir yunit dan tes akhir sekolah. Untuk pembuatan tes akhir modul maka guru bina membuat tabel TAM seperti dibawah ini : 37 TES AKHIR MODUL TKB Kegiatan Tatap Muka Pada Tanggal NO Mata Pelajaran : ……………………… : ……………………. Kelas Modul Yang Telah Dipelajari No Modul Judul Materi TAU disusun oleh guru bina yang ada di sekolah induk (SMPN I Tenjo) dengan format sebagai berikut : Format Kisi-Kisi TAU SMP Terbuka di SMPN I Tenjo No Tujuan/Kompetensi yang harus dicapai Indikator Materi Jumlah Pokok soal Bentuk Soal PG Esai Praktik Tingkat Kesuliat Mudah Sdang sulit Format tersebut dibuat oleh masing guru bina yang disesuikan dengan bidang studinya. Untuk kegiatan TAU diselenggarakan disekolah induk adapun alat evaluasinya diberikan langsung dari Dinas Pendidikan kabupaten Bogor. 38 Data mengenai pelaksanaan kegiatan Manajemen Kurikulum SMP Terbuka yang akan dipaparkan melalui penjelasan dari analisis wawancara dan angket yang disebarkan guna mendapatkan imformasi hasil penelitian. Data tersebut akan menjadi bahan perbandingan hasil penelitian kemudian data yang terkumpul penulis susun dalam bentuk table sebagai berikut : Tabel 04 Menyusun Program Tatap Muka NO : Item 1 Alternative Jawaban F % a. Selalu 11 55 % b. Sering 9 45 % c. Kadang-kadang - - d. Tidak Pernah - - 20 100 % Jumlah Menyusun program tatap muka merupakan suatu keharusan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan baik kepala sekolah maupun tenaga administrasi dan kerjasama antara guru pamong dengan guru bina. Pada table diatas menunjukan bahwa yang menjawab selalu 55%, sedangkan yang sering 45 %. Dapat disimpulkan bahwasanya pelaksanaan penyusunan program tatap muka di sekolah induk dilaksanakan dengan baik. Tabel 05 Mensosialisasikan Modul Pelajaran kepada seluruh siswa NO : Item 2 Alternative Jawaban F % a. Selalu 8 40 % b. Sering 9 45 % c. Kadang-kadang 2 10 % d. Tidak Pernah 1 5% 39 Jumlah 20 100 % Modul merupakan alat yang terpenting dalam pembelajaran karena siswa terbuka diajarkan untuk belajar mandiri. Modul dicetak disesuaikan dengan jumlah mata pelajaran dengan gaya bahasa seolah-olah siswa belajar dengan gurunya. Dengan demikian siswa akan mudah menguasai pelajaran-pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Siswa akan kesulitan apabila tidak memiliki modul pelajaran yang disediakan oleh sekolah. Dari hasil table dengan no item 2 menunjukan 40 % yang menjawab selalu, 45 % menjawab sering, 10% menjawab kadang-kadang dan 5 % menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan masih banyak keterbatasan dan kekurangan mengenai penyediaan modul yang diberikan kepada siswa tetapi keterbatasan tersebut masih bisa diatasi dengan cara bergantian dalam menggunakan modul pelajaran. Tabel 06 Menyusun soal Mid semester dan akhir semester. NO : Item 3 Alternative Jawaban F % a. Selalu 11 55 % b. Sering 9 45 % c. Kadang-kadang - - d. Tidak Pernah - - 20 100 % Jumlah Penyusunan soal Mid semester maupun akhir semester merupakan bagian dari komponen kurikulum karena dari sini lah siswa akan terlihat dari kemampuan dalam menguasai atau tidaknya pelajaran. Soal dibuat atas kerjasama antara guru pamong dengan guru bina dan disusun oleh panitia penyusun soal Mid semester maupun akhir semester. Dengan demikian siswa SMP terbuka diwajibkan untuk 40 mengikuti UTS/UAS disekolah induk. Dari table diatas menunjukan yang menjawab selalu 55 % dan menjawab sering 45 %. Dapat disimpulkan dari hasil angket diatas bahwa SMP terbuka yang ada di Kec Tenjo mengenai penyusunan soal Mid semester dan kahir semester sangatlah baik. Tabel 07 Memberikan pelayanan konsultasi dalam pembelajaran NO : Item 4 Alternative Jawaban F % a. Selalu 8 40 % b. Sering 8 40 % c. Kadang-kadang 4 20 % d. Tidak Pernah - - 20 100 % Jumlah Memberikan pelayanan kepada siswa merupakan suatu hal yang baik karena pelayanan yang baik bisa menghasilkan mutu yang baik pula terhadap siswa khususnya dalam pembelajaran. Di SMP Terbuka harus ada pelayanan konsultasi mengenai kesulitan siswa dalam belajar karena siswa terbuka tidak seperti siswa regular yang setiap hari belajar bertatap muka dengan guru bidang studinya. Maka dari itu sekolah induk menyiapkan program pelayanan konsultasi belajar siswa yang disampaikan oleh guru pamong di TKBM. Fakta dari table diatas pada no item no 4 yang menjawab selalu 40 %, sering 40 % dan kadang-kadang 20 %. Dapat disimpulkan dari hasil frekuensi diatas bentuk pelayanan konsultasi masih berjalan maupun belum oftimal. 41 Tabel 08 Memberkan kesempatan siswa untuk menggunakan pasilitas sekolah di sekolah induk NO : Item 5 Alternative Jawaban F % a. Selalu 4 20 % b. Sering 7 35 % c. Kadang-kadang 9 45 % d. Tidak Pernah - - 20 100 % Jumlah Yang dimaksud dengan fasilitas sekolah disini seperti LAB IPA, Perpustakaan, LAB Komputer, sarana olahraga dll. Tidak hanya siswa regular saja yang bisa menggunakan sarana sekolah tetapi Siswa terbuka pun memiliki hak untuk menggunakan fasilitas atau sarana sekolah dalam belajar. Fakta diatas menunjukan 20 % menjawab selalu, sedangakan sering 35 % dan 45 % kadang-kadang. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian pada no item 5 meneganai penggunaan sarana sekolah lebih banyak menjawab kadang-kadang, karena keterbatasan siswa dalam menggunakan fasilitas sekolah disebabkan oleh waktu siswa belajar disekolah induk dalam seminggu 3 kali datang kesekolah induk. Jadi mereka lebih banyak belajar secara teori atau mandiri. Tabel 09 Adanya Kegiatan Pengawasan pelaksanaan Kurikulum NO : Item 6 Alternative Jawaban F % a. Selalu 4 20 % b. Sering 7 35 % c. Kadang-kadang 9 45 % d. Tidak Pernah - - 20 100 % Jumlah 42 Program pengawasan merupakan fungsi dari sebuah manajemen tanpa adanya pengawasan maka pekerjaan belum bisa menghasilkan secara optimal. Bentuk pengawasan ini seperti kunjungan kepala sekolah induk atau guru bina ke TKBM (Tempat Kegiatam Belajar Mandiri) dengan tujuan meninjau dan mencari tau bagaimana keadaan di masing TKBM. Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai pengawasan dari sekolah induk ke TKBM 20 % menyatakan selalu, sedangkan 35 % menjawab sering dan kadang-kadang menjawab 45 %. Ini menunjukan bahwa sekolah induk masih melakukan program pengawasan kunjungan siswa ke TKBM walupun belum optimal Tabel 10 Mengikut sertakan dalam setiap pelatihan kompetensi guru pamong dan guru bina NO : Item 7 Alternative Jawaban F % a. Selalu 2 10 % b. Sering 3 10 % c. Kadang-kadang 15 55 % - - 20 100 % d. Tidak Pernah Jumlah Guru bina dan guru pamong harus mempunyai wawasan atau pengetahuan, bagaimana mereka bisa mengelola dan menjelankan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya apabila mereka tidak dibekali dengan kemampuan atau wawasan maka sulit untuk mengembangkan atu menjalani tugasnya dengan baik. Dari dinas pendidikan Pemerintah daerah memberikan pelayanan berupa pelatihan-pelatihan khusus bagi oaring-orang terlibat dan yang mempunyai peranan dalam mengelola SMP terbuka Khususnya SMP terbuka, karena SMP terbuka tidak seperti SMP yang lainya. Fakta dilapangan berdasarkan penelitian menunjukan menjawab selalu 10 %, sering 15 % dan kadang-kadang 55 %. dari jumlah persentasi pada table no 43 item 7 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelatihan untuk guru bina dan guru pamong masih dilaksanakan walupun jarang-jarang, biasanya dalam 1 tahun 2 x guru pamong dan guru bina mendapatkan pelatihan dari dinas pendidikan daerah. Tabel 11 Memberikan kesempatan kepada Siswa untuk mengikuti program pengembangan diri. NO : Item 8 Alternative Jawaban F % a. Selalu 4 20 % b. Sering 5 25 % c. Kadang-kadang 7 35 % d. Tidak Pernah 4 20 % 20 100 % Jumlah Program pengembang diri biasanya ditawarkan oleh sekolah untuk siswa yang disesuaikan dengan bakat dan keinginanya. Program yang ditawarkan seperti kesenian, keterampilan, olahraga dll. SMP terbuka memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin mengikuti program pengembangan diri yang ditawarkan oleh sekolah induknya. Ini terlihat dari jawaban pada no item 8, menyatakan selalu 20 %, sering 25 %, kadangkadang 35 %, dan tidak pernah 20 %. Dapat disimpulkan dari persentasi diatas, bahwasanya sekolah induk memberikan kebebasan kepada siswa terbuka untuk mengikuti program pengembangan diri tetapi program tersebut dibatasi karena waktu yang mereka miliki disekolah induk sangat terbatas jadi mereka lebih banyak waktu untuk belajar bidang studi. Tabel. 12 Menyiapkan sarana penunjang untuk kegiatan tatap muka NO : Item 9 Alternative Jawaban F % a. Selalu 8 40 % b. Sering 9 45 % 44 c. Kadang-kadang 3 15 % d. Tidak Pernah - - 20 100 % Jumlah Sarana penunjang disini seperti media pembelajaran atau alat peraga. Tidak hanya siswa regular saja yang mendapatkan fasilitas tersebut tapi siswa SMP Terbuka pun layak mendapatkan hal tersebut. Dapat terlihat dari jawaban angket pada item no 9 yang menjawab selalu 40 %, sedangakan sering 45 % dan kadangkadang 15 %. Dapat disimpulkan bahwa guru bina selalu menyiapkan sarana penunjang untuk kegiatan pembelajaran. Tabel 13 Melaksanakan tugas tatap muka yang diseuaikan dengan jadwal NO : Item 10 Alternative Jawaban F % a. Selalu 8 40 % b. Sering 7 35 % c. Kadang-kadang 4 20 % d. Tidak Pernah 1 5 % 20 100 % Jumlah Melaksanakan tugas tatap muka merupakan kewajiban atau tugas guru bina dalam mengajar di SMP terbuka, walapun seminggu hanya 2 atau 3 hari siswa untuk datang ke sekolah induk apa lagi sistem pembelajaran SMP terbuka secara mandiri atau lebih banyak dirumah dari pada disekolah, tetap guru bina harus melaksanakan tugasnya. Pernyataan ini sangat sesuai dengan jawaban dari angket no item 10 yang menerangkan tentang pelaksanaan tugas tatap muka oleh guru bina, bahwasanya yang menjawab selalu 40 %, 35 % menjawab sering, 20 % menjawab kadang-kadang, dan 5 % menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan guru bina SMP terbuka di Kec. Tenjo, sangat baik melaksanakan tugasnya dalam pembelajaran. 45 Tabel 14 Membuat Prog Rancangan pembelajaran tatap muka NO : Item 11 Alternative Jawaban F % a. Selalu 9 45 % b. Sering 11 55 % 20 100 % c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah Jumlah Membuat rancangan program tatap muka seperti silabus atau RPP suatu keharusan yang dimiliki oleh guru bina dalam kegiatan belajar mengajar. Walaupun siswa SMP terbuka tidak seperti siswa regular, tetap guru bina harus memiliki persiapan rancangan pemblajaran (RPP dan silabus). Pada item no 11 yang menjawab selalu 45 % dan 55 % menjawab seering. Dapat disimpulkan bahwasanya guru bina masih membuat program rancangan tatap muka pada setiap kegiatan pembelajaran. Tabel 15 Membimbing siswa dalam mengerjakan modul pelajaran NO : Item 12 Alternative Jawaban F % a. Selalu 6 30 % b. Sering 8 40 % c. Kadang-kadang 5 20 % 20 100 % d. Tidak Pernah Jumlah Pada item no 12, mengenai tentang tugas guru bina dalam mimbimbing siswa dalam mengerjakan tugas pada modul pelajaran dilaksanakan dengan baik, terlihat dari sebuah jawaban angket menunjukan yang menjawab selalu 30 %, 40 % sering, dan 20 % kadang-kadang. 46 Tabel 16 Membuat daftar nilai kemajuan siswa dalam belajar Alternative Jawaban NO : F % a. Selalu 10 50 % b. Sering 7 35 % c. Kadang-kadang 3 15 % 20 100 % Item 13 d. Tidak Pernah Jumlah Pada item no 13 mengenai pembuatan daftar nilai kemajuan siswa dalam belajar menyatakan selalu 50 %, meyatakan sering 35 %, dan menjawab kadangkadang 15 %. Daftar nilai kemajuan siswa dalam belajar dibuat untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam belajar sehingga guru bina menjadi tahu prestasi siswa. Tabel 17 Memberikan tugas pada modul pelajaran NO : Item 14 Alternative Jawaban F % a. Selalu 5 25 % b. Sering 9 45 % c. Kadang-kadang 4 20 % d. Tidak Pernah 2 10 % 20 100 % Jumlah Memberikan tugas pada modul pelajaran suatu keharusan yang diberikan kepada siswa SMP Terbuka oleh guru bina pada setiap tatap muka disekolah induk, tugas modul ini berguna untuk meningkatkan belajar siswa dirumah karena siswa SMP terbuka lebih banyak belajar di rumah ketimbang di sekolah induk atau di TKBM. 47 Pada item no 14, mengenai pemberiaan tugas pada modul pelajaran terlihat yang menjawab selalu 25 %, sedangkan yang menyatakan sering 54 %. 20 % menyatakan kadang-kadang, Begitupun yang menyatakan tidak pernah 10%. Tabel 18 Melaksanakan tes akhir modul NO : Item 15 Alternative Jawaban F % a. Selalu 7 35 % b. Sering 5 25 % c. Kadang-kadang 6 30 % d. Tidak Pernah 2 10 % 20 100 % Jumlah Pelaksanaan tes akhir modul biasanya dilakukan setiap maetri yang ada dimodul habis pembahasanya. Tes ini berfungsi untuk mengetahui apakah siswa menguasai atau tidak dalam materi pelajaran. Maka dari itu, tes akhir modul sangtlah penting. Dapat disimpulkan pada item no 15 cukup baik mengenai pelaksanaan tes akhir modul dengan jawaban selalu 35 %, 25 % selalu, kadang-kadang 30 % dan 10 % tidak pernah. Tabel 19 Menetapkan tugas guru bina yang sesuai dengan bidangnya. NO : Item 16 Alternative Jawaban F % a. Selalu 9 45 % b. Sering 11 55 % 20 100 % c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah Jumlah 48 Pada table dengan no Item 16, dalam menentukan tugas guru bina yang sesuai dengan bidangnya 40 % selalu, menyatakan sering 45 %. Fakta diatas menunjukan bahwa guru bina di SMP Terbuka Kec tenjo memiliki tenaga pendidik yang sesuai dengan kemampuan bidang studi yang diajarkanya. Tabel 20 Memberikan motivasi dan bimbingan pada siswa. NO : Item 17 Alternative Jawaban F % a. Selalu 4 20 % b. Sering 5 25 % c. Kadang-kadang 7 35 % d. Tidak Pernah 4 20 % 20 100 % Jumlah Memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa merupakan hal terpenting dalam proses pembelajaran, terkadang semangat belajar mereka menurun apalagi system belajar mereka mandiri jadi motivasi dan bimbingan pada siswa sangat diperlukan. Dapat disimpulkan pada table item no 17 yang menjawab selalu 40 %, 25 % menjawab sering, kadang-kadang 35 % dan tidak pernah 20 %, ini menunjukan bahwa guru pamong melaksanakan tugasnya dengan baik dalam memberikan motivasi dan bimbingan pada siswa. 49 Tabel 21 Memperhatikan siswa untuk membiasakan menghadiri Tatap muka disekolah induk NO : Item 18 Alternative Jawaban F % a. Selalu 3 15 % b. Sering 7 35 % c. Kadang-kadang 6 30 % d. Tidak Pernah 4 20 % 20 100 % Jumlah Dalam kegiatan pemebalajaran disekolah induk maupun di TKBM harus adanya kerja sama antara guru bina dengan guru pamong. Tugas guru pamong di TKBM salah satunya memperhatikan siswa untuk membiasakan diri tatap muka disekolah induk, apabila ada salah satu siswa yang tidak pernah datang untuk belajar disekolah induk maka guru bina akan tahu bahwa salah satu siswanya tidak pernah masuk dalam kegiatan tatap muka. Dapat disimpulkan pada table item no 18 yang menjawab selalu 40 %, 35 % menjawab sering, kadang-kadang 30 % dan tidak pernah 20 %, ini menunjukan bahwa guru pamong melaksanakan tugasnya cukup baik dalam Memperhatikan siswa untuk membiasakan menghadiri tatap muka disekolah induk. Tabel 22 Menyampaikan catatan kesulitas belajar siswa pada guru bina. NO : Item 19 Alternative Jawaban F % a. Selalu 4 20 % b. Sering 7 35 % c. Kadang-kadang 5 25 % d. Tidak Pernah 4 20 % 20 100 % Jumlah 50 Guru pamong menyampaikan catatan kesulitan siswa dalam belajar kepada guru bina merupakan sesuatu hal yang dapat membantu prestasi dan kemampuan belajar pada anak dalam menguasai pelajaran. Dari catatan ini lah guru bina akan menjadi lebih tahu, mengenai kesulitan anak dalam menguasai pelajaran pada modul. Dapat disimpulkan pada table item no 19 yang menjawab selalu 20 %, 35 % menjawab sering, kadang-kadang 25 % dan tidak pernah 20 %, ini menunjukan bahwa guru pamong melaksanakan tugasnya dalam menyampaikan catatan kesulitas belajar siswa pada guru bina. Tabel 23 Adanya Pengawasan terhadap siswa di TKBM (Tempat Kegitan Belajar Mandiri) NO : Item 20 Alternative Jawaban F % a. Selalu 9 45 % b. Sering 7 35 % c. Kadang-kadang 4 20 % 20 100 % d. Tidak Pernah Jumlah Pada item nomor 20 ke efektipan kinerja guru pamong dalam pengawasan siswa di TKBM dapat dilihat pada 45 % menyatakan selalu, sedangkan 35 % dan menyatakan kadang-kadang 20 %. Pengawasan langsung di TKBM oleh guru pamong merupakan hal terpenting karena dengan adanya pengawasan di TKBM kegiatan pembeljaran bisa menjadi efektif dan efisien 51 Interpretasi Data Angket Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif, maka penulis memberikan interpretasi data dengan menggunakan pedoman interpretasi berikut: 1. Sangat Baik; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 85-100%. 2. Baik; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 70-84%. 3. Cukup; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 55-69%. 4. Perlu Perbaikan; jika nilai yang diperoleh berada pada interval < 54%. 5. Dari hasil penyebaran angket dengan 20 responden diperoleh data mengenai Penerapan Manajemen Kurikulum SMP Terbuka di Kec Tenjo dan SMPN I Tenjo selaku induknya. Tabel 24 Perhitungan Nilai Rata-Rata Angket Skor Nilai Harapan (NH) Nilai Skor (NS) (NS) Kategori Nilai Pengembangan Kurikulum 416 7 x 4 = 28 416/20 = 20,8 74,28% Baik Pengelolaan Kurikulum 743 13 x 4 = 52 743/20 = 37,15 71,44% Baik Dimensi Penelitian Manajemen Kurikulum SMP Terbuka di Kec. Tenjo Bogor 74,28% 71, 44%, 2 72,86% Baik 52 E. Analisis Data Hasil Penelitian. Berdasarkan hasil interprestasi data dari jawaban 20 responden. Menyatakan pelaksanaan pengembangan kurikulum dengan skor (74,28%). Nilai kategori tersebut dapat disimpulkan bahwa SMP Terbuka sudah melaksanakan tugasnya dalam pengembangan kurikulum seperti: memberikan pelayanan konsultasi belajar siswa, Menyediakan sarana atau sumber media pembelajaran di sekolah induk. Begitupun dari hasil wawancara adalah adanya pengawasan dalam setiap proses pelaksanaan kurikulum di TKBM. Dalam peneilitan ini khususnya dalam kategori pengembangan kurikulum belum mencapai sempurna atau nilainya lebih tinggi dari 74,28 % karena masih ada beberapa hal dalam proses pengembangan kurikulum yang belum berjalan dengan sempurna. Seperti siswa sangat terbatas dalam menggunakan sarana-prasarana disekolah induk karena mereka lebih banyak belajar di TKBM. Pada kategori Pengelolaan Kurikulum dengan hasil responden 71,44%. Nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kurikulum di SMP Terbuka sudah terealisasi, ini membuktikan bahwa guru pamong dan guru bina sudah melaksanakan tugasnya dengan baik seperti: melaksanakan dan menyusun program tatap muka baik di TKBM maupun di sekolah induk, adanya program pengembangan diri untuk siswa/I SMP Terbuka. Nilai 71,44 % belum mencapai titik sempurna karena masih banyak kekurangan dalam program pengelolaan kurikulum yang belum terlaksana dengan baik seperti: guru pamong dan guru bina masih mengabaikan dalam pembuatan program pembelajaran, ketidak disiplinan dalam pelaksanaan tatap muka baik disekolah induk maupun di TKBM. 53 Kedua sub Variabel daiatas yang diteliti pada penerapan Manajemen Kurikulum SMP Terbuka dikategorikan berhasil. Hal ini terbukti dengan jumlah total 72,86 % dari kategori pengelolaan kurikulum dan pengembangan kurikulum SMP Terbuka. Nilai tersebut membuktikan bahwa SMP Terbuka sudah mampu meningkatkan kualitas lembaganya dengan mengeloa dan mengembangakan kurikulum. Dengan demikian penerapan manajemen kurikulum sudah bisa terlaksana dengan baik dan sesuai dengan apa yang harapkan sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai salah satunya SMP Terbuka dapat membantu siswa/I untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun. 54 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil angket maupun analisis wawancara bahwa SMP Terbuka yang ada di kecamatan tenjo khususnya di SMPN 1 Tenjo (selaku sekolah induknya) mampu melaksanakan Program Kurikulum yang disesuaikan dengan aturan pemerintah seperti KBK maupun KTSP, ini membuktikan bahwa SMP Terbuka mampu menerapkanya. 2. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum SMP Terbuka dalam mengembangkan kurikulum terlaksana dengan baik dengan jumlah persentase 74,28% Nilai tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian baik angket maupun wawancara. Ini membuktikan bahwa adanya kerjasama antara tenaga pendidik dan kependidikan yang berada di SMP Terbuka dan sudah melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing. Dengan demikian mutu dan kualitas pendidikan, khususnya dalam pelaksanaan manajemen kurikulum dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan tujuan pendidikan nasional. 3. SMP Terbuka mampu mengelola kurikulum. Hal ini terbukti dengan hasil penelitian dengan jumlah skor 71,44%. dimana peraana kepala sekolah, guru bina dan guru pamong dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga proses pengelolaan kurikulum dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan. 55 B. 1. SARAN Kepada guru disarankan untuk memperdalam dan menguasai konsep manajemen kurikulum, 2. Kepada kepala sekolah disarankan untuk memeiliki pengetahuan, perencanaan dan pandangan luas tentang manajemen kurikulum sehingga tujuan pendidikan tercapai sesuai dengan harapan. 3. Kepada peneliti lain disarankan untuk mengadakan penelitian tentang manajemen kurikulum dengan sempel dan objek penelitian yang berbeda. 56 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, Bahan Sosialiasi SMP Terbuka dalam rangka Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Diknas:Jakarta. Depag, Madrasah Tsanawiyah Terbuka di Pondok Pesantern, Alternatif pelaksanaan Wajar 9 tahun. Departemen Agama Republik Indonesia:1998/1999. Depdikbud, Materi Sajian Orientasi Pengelolaan SLTP Tebuka. Provinsi Jabar Diknas , Manajen sekolah. Pusdiklat Sawangan Depok:2005 Diknas. Pengelolaan Kurikulum, www.puslitjaknov.depdiknas.go.id. Diknas. Pengelolaan Kurikulum, www.puslitjaknov.depdiknas.go.id. E.Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Hernawan, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Salatiga Kansius: 1994 Hadiyanto.Manajemen Berbasis Sekolah.Universitas Terbuka:2003 Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju. Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. Narharyanto. Statistik Dasar.Universitas Terbuka:2007 57 Suharimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka cipta.1998. T. Handoko Hani, Manajemen, BPFE, Yogyakarta:1984 Tempo edisi2. Pembangunan Indonesia Masih Tertinggal, selasa 22 november 2007. diakses dari http//.www.tempointeraktif. Uzer Usman, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. PT Remaja Rosdakarya: 2003 Wardani, Pengatantar Pendidikan Luar Biasa.Jakarta:UT.2003. Winata Putra, Kepemimpinan Kepala sekolah Tinjouan Teoritik dan Permasalahnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999. . 58