efektivitas website sebagai media komunikasi

advertisement
EFEKTIVITAS WEBSITE SEBAGAI MEDIA
KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPOENG WISATA
BISNIS TEGALWARU, CIAMPEA, BOGOR, JAWA
BARAT
JAZAUL AUFA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR\
BOGOR
2014
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Website
sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru,
Ciampea, Bogor, Jawa Baratadalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teksdan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Jazaul Aufa
NIM I34100113
v
ABSTRAK
JAZAUL AUFA. Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Dibimbing
oleh NINUK PURNANINGSIH.
Media komunikasi pemasaran merupakan saluran yang digunakan untuk
melalukan kegiatan menyampaikan pesan komunikasi pemasaran. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis efektivitas website sebagai media komunikasi
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, unit
agrowisata yang diteliti adalah Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Kecamatan
Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
merupakan wilayah pedesaan yang mengembangkan potensi UKM yang dimiliki
penduduknya untuk meningkatkan ekonomi warganya dengan kegiatan berwisata
mengelilingi dan mengikuti program pelatihan di Desa Tegalwaru. Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh karakteristik pengunjung dan karakteristik
website pada frekuensi pengunjung menggunakan internet dan intensitas
pengunjung terdedah website. Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan
tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh pada aspek kognitif dan
konatif.
Kata kunci: efektivitas, media komunikasi pemasaran, agrowisata.
ABSTRACT
JAZAUL AUFA. Effectiveness of website as a Marketing Communication Media
in Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, West Java. Supervised
by NINUK PURNANINGSIH
Marketing communication media is a channel which used to deliver a marketing
communication message. The objective of this research is to analyze the
effectiveness of a website as a communication media along with all of the factors
which influence it. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea Sub-district,
Bogor Regency, West Java Province becomes an agrotourism unit that being
researched. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru is a village area which developed
agrees with inhabitant small and medium-sized enterprises potentiality. All of
inhabitant small and medium-sized enterprises in Tegalwaruare intended to
increase the economic level of society by providing a tourism and training
program. The result of this research shows that the characteristic of Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru visitor and website have a big impact on determining the
frequency and the intensity of Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru visitor
accessing website through internet. Visitor characteristic, website characteristic,
and visitor exposed level have an impact to cognitive and conative aspect.
Keywords: effectiveness, marketing communication media, agrotourism
vi
vii
EFEKTIVITAS WEBSITE SEBAGAI MEDIA
KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPOENG WISATA
BISNIS TEGALWARU, CIAMPEA, BOGOR, JAWA
BARAT
JAZAUL AUFA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR\
BOGOR
2014
ix
Judul Skripsi : Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa
Barat
Nama
: Jazaul Aufa
NIM
: I34100113
Disetujui oleh
Dr Ir Ninuk Purnaningsih MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :_____________________
Judul Skripsi: Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa
Barat
Jazaul Aufa
Nama
134100113
NIM
Disetujui oleh
Dr Ir Ninuk Purnaningsih MSi Pembimbing Tanggal Lulus
2 7 JAN 2014-:
3
PRAKATA
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi berjudul Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat ini dengan
sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat peneliti
harapkan.
Ibu Ninuk Purnaningsih, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan pikiran untuk memberi kritikan dan saran selama proses penulisan
hingga laporan proposal skripsi ini terselesaikan. Ibunda Aminah Swarnawati dan
Ayahanda Rofiqur Ridlo selaku orang tua tercinta yang telah memberikan doa,
dukungan, kasih sayang, kritikan, dan saran kepada penulis. Mutia, Fifi, Echa,
Jihan, Raissa, Uty, Caca, Debby, Pipiw, Raga, Rani, Lia, Acid, Nisrin, Putri, Ismi,
dan Tata selaku sahabat-sahabat peneliti yang selalu memberikan motivasi,
semangat, kasih sayang, dan menemani penulis dalam proses penulisan proposal
skripsi ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
teman dan sahabat yang telah dukungan dan semangat penulis dalam proses
penulisan laporan ini. Terlebih kepada keluarga besar Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat (terutama Kak Jabbar, Bang Mimi, angkatan 46, 47,
48), teman-teman di luar Bogor, teman-teman main, teman-teman asrama, temanteman kostan, teman-teman tim Advertising and Multimedia HIMASIERA,temanteman TPB,teman-teman IPB, teman-teman KKP, serta teman-teman
seperjuangan program akselerasi yang memberikan segala bentuk semangat yang
positif dan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Bogor, Januari 2014
Jazaul Aufa
4
1
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viiii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Masalah Penelitian
3
Tujuan Penelitian
3
Kegunaan Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
5
Komunikasi Pemasaran
5
Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran
8
Perilaku Konsumen
10
Agrowisata
11
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi
12
Pemasaran Agrowisata
Kerangka Pemikiran
13
Hipotesis Penelitian
14
Definisi Operasional
15
PENDEKATAN LAPANGAN
19
Metode Penelitian
19
Lokasi dan Waktu Penelitian
19
Teknik Pemilihan Responden
19
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
20
Kelemahan Penelitian
20
TeknikPengolahan Data dan Analisis Data
20
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
21
Profil Desa Tegalwaru
21
Sejarah dan Pengembangan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
22
Produk dan Program Pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata
23
Bisnis Tegalwaru
PROFIL PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA BISNIS TEGALWARU
25
Umur
25
Jenis Kelamin
26
Tingkat Pendidikan
26
Tingkat Motivasi
27
Desain Website
28
Kelengkapan Gambar pada Website
29
Kelengkapan Informasi pada Website
30
Attention
31
Interest
32
Desire
33
Action
33
2
TINGKAT KETERDEDAHAN PENGUNJUNG DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA
Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet
Intensitas Pengunjung Terdedah Website
Frekuensi Memperbaharui Informasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedahan Pengunjung
Berdasarkan Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedahan Pengunjung
Berdasarkan Intensitas Pengunjung Terdedah Website
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedahan Pengunjung
Berdasarkan Frekuensi Memperbaharui Informasi
EFEKTIVITAS WEBSITE SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
PEMASARAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran
Berdasarkan Aspek Kognitif
Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran
Berdasarkan Aspek Afektif
Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran
Berdasarkan Aspek Konatif
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media
Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Kognitif
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media
Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Afektif
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media
Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Konatif
PENUTUP
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
35
35
36
37
37
44
49
57
57
58
60
61
68
76
85
85
85
87
88
96
3
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Posisi komunikasi dalam bauran pemasaran
Model hierarki respons
Jumlah Kependudukan Desa Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan Umur
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan jenis kelamin
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan tingkat pendidikan
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan tingkat motivasi
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan desain website
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan kelengkapan gambar pada website
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan kelengkapan informasi pada website
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan unsur pesan attention
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan unsur pesan interest
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan unsur pesan desire
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan action
Jumlah dan persentase frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru menggunakan internet
Jumlah dan persentase intensitas pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru terdedah website
Jumlah dan persentase frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru memperbaharui informasi
Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel
terpengaruh (frekuensi pengunjung menggunakan internet)
Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi frekuensi pengunjung menggunakan internet
Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel
terpengaruh (intensitas pengunjung terdedah website)
Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi intensitas pengunjung terdedah website
Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel
terpengaruh (frekuensi pengunjung memperbaharui informasi)
Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi frekuensi pengunjung memperbaharui informasi
6
7
21
25
26
27
28
29
30
31
31
32
33
34
35
36
37
39
40
45
46
51
52
4
24 Jumlah dan persentase efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran berdasarkan aspek kognitif
25 Jumlah dan persentase efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran berdasarkan aspek afektif
26 Jumlah dan persentase efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran berdasarkan aspek konatif
27 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel
terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek kognitif)
28 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek kognitif
29 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel
terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek afektif)
30 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek afektif
31 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel
terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek konatif)
32 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek konatif
58
59
60
62
63
70
71
77
78
DAFTAR GAMBAR
1
2
Pertumbuhan jumlah internet host
9
Kerangka pemikiran efektivitas website sebagai media komunikasi 14
pemasaran
5
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
Jadwal Penelitian
Daftar Nama Responden
Hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda
Dokumentasi
88
89
91
95
6
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wisata didefinisikan sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara 1. Rekreasi merupakan
salah satu cara penghilang penat dan kebosanan dari segala macam aktivitas
keseharian. Sebagai tujuan dari wisata, rekreasi memiliki keterkaitan dengan
pariwisata. Pariwisata merupakan kegiatan mobilisasi orang dari tempat ia melalui
kegiatan keseharian ke tempat yang dapat memenuhi kebutuhan lain mereka.
Pariwisata memilikiberaneka ragamtujuan mulai dari sekedar beristirahat, melepas
penat pekerjaan atau tugas, mencari suasana baru, bermain, bahkan untuk menjadi
salah satu alternatif mendapatkan wawasan baru.
Dewasa ini, orientasi berwisata orang mulai mengalami pergeseran.
Mayoritas orang sudah mulai berorientasi untuk memenuhi kebutuhan dalam
bentuk menikmati objek-objek spesifik. Mereka tidak lagi mendatangi sebuah
pusat perbelanjaan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, tetapi cenderung
mencari udara segar dengan mengutamakan keindahan alamnya, pengolahan
secara tradisional, interaksi dengan masyarakat lokal, dan sebagainya. Oleh
karena itu, agrowisata cenderung lebih diminati untuk tujuan berwisata.
Agrowisata merupakan suatu sektor usaha pariwisata berbasis lingkungan
dan masyarakat lokal sebagai sarana rekreasi atau kegiatan pariwisata bernilai
tambah dalam perluasan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman di bidang
pertanian. Selain bertujuan untuk meningkatkan potensi-potensi yang ada di
wilayah agrowisata baik SDA maupun SDM, agrowisata juga bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen dengan potensi alam yang dimiliki dan
memberikan pendidikan baru kepada konsumennya.
Perkembangan munculnya agrowisata ternyata tidak diimbangi dengan
peningkatan pengetahuan pengunjung. Pengetahuan mereka terhadap agrowisata
masih kurang sehingga banyak pengunjung yang tidak mengetahui jenis
keragaman agrowisata, fasilitas yang ditawarkan agrowisata, serta lokasi
agriwisata yang tergolong strategis untuk mereka. Pengunjung dapat juga sebagai
konsumen yang tidak hanya memiliki arti membeli, tetapi mendatangi suatu
tempat. Pengunjung cenderung hanya mengetahui dan mendatangi agrowisata
yang sudah terkenal sehingga hanya berpusat di satu tempat. Sumarwan (2011)
menyatakan bahwa pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya
yang terkait dengan produk atau jasa tersebut, dan informasi yang berhubungan
dengan fungsinya sebagai konsumen.
Pengetahuan pengunjung akan berpengaruh terhadap keputusan mereka.
Keputusan pengunjung tersebut dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan
pribadi. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam. Dari
segi psikologis, keputusan pengunjung juga dipengaruhi oleh motivasi, persepsi,
1
Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (BPKP 2009).
2
pembelajaran, dan memori. Keputusan pengunjung tidak hanya meningkatkan
pengetahuan pengunjung akan agrowisata, tetapi juga membuat pengunjung untuk
mendatangi agrowisata bahkan membuatnya mendatangi kembali agrowisata
tersebut.
Terjadinya revolusi teknologi komunikasi, media konvensional tradisional
menjadi media internet secara lambat terus berkembang menyebabkan terjadinya
pergeseran paradigma media yang bersifat global dan sangat fundamental.
Pergeseran itu menyangkut produksi, penyimpanan, dan penyebaran informasi
digital secara global melalui jaringan internet (online). Buktinya, Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengeluarkan data bahwa pada
tahun 2012 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 63 juta
orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini 2. Untuk itu, saat ini kegiatan
komunikasi pemasaran tidak terlepas dari suatu perencanaan media.
Saat ini, para pemasar telah banyak yang memanfaatkan media online
sebagai media komunikasi pemasaran. Dari media online ini diharapkan akan
dapat mempengaruhi keputusan pengunjung dalam membeli barang atau jasa yang
ditawarkan. Hal ini juga sudah mulai banyak ditawarkan untuk berbagai sektor
pariwisata, terutama agrowisata. Website seharusnya memberikan tampilan yang
dapat menarik minat pengunjung sehingga daya tarik pesan akan meningkat pula.
Kepuasan pengunjung dapat terlihat ketika pengunjung yang membuka halaman
website membuat keputusan untuk mendatangi agrowisata tersebut. Untuk itu
dalam halaman website, tampilan profil dan hal-hal yang ditawarkan oleh
agrowisata menjadi fokus utama yang perlu untuk ditampilkan dan diberikan
penekanan sehingga dapat menarik pengunjung.
Komunikasi pemasaran akan dikatakan efektif ketika konsumen
mengalami perubahan di tiga aspek. Tiga aspek meliputi kognitif (perubahan),
afektif (perubahan sikap), dan konatif (perubahan perilaku). Jika dihubungkan
dengan keputusan pengunjung maka komunikasi pemasaran melalui website
berarti telah terdedahnya akan pengunjung oleh media komunikasi pemasaran
(website), kemudian pengunjung sudah mempunyai keinginan untuk mendatangi
agrowisata, dan akhirnya mendatangi agrowisata tersebut. Pesan dari komunikasi
pemasaran dapat dikatakan efektif juga karena telah mencapai tahap akhir dari
konsep AIDA (attention, interest, desire, dan action), yaitu action atau melakukan
tindakan.
Berdasarkan hal-hal yang telah terjadi dewasa ini, dapat dilihat akan
terdapat kemungkinan bahwa komunikasi pemasaran melalui website merupakan
salah satu alternatif untuk memasarkan agrowisata sehingga dapat membentuk
suatu keputusan pengunjung. Oleh karena itu, perlu ditelaah lebih lanjut mengenai
seberapa besar efektivitas website agrowisata sebagai media komunikasi
pemasaran terhadap terbentuknya keputusan pengunjung.
2
Yusuf O. 13 Desember 2012. 2013, pengguna internet Indonesia bisa tembus 82 juta. [Internet].
[dikutip tanggal 12 Juni 2012]. Tekno Kompas. Dapat diunduh dari :
http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.pengguna.
internet.indonesia.bisa.tembus.82.juta
3
Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibangun beberapa masalah
penelitian yang dapat dirumuskan oleh pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimana website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru dalam memasarkan produk dan programprogram pelatihan?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengunjung memilih produk dan
program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru?
3. Bagaimana efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
dalam mempengaruhi pengunjung untuk membeli produk dan
mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian di atas, dapat pula disusun beberapa tujuan
dari penelitian ini, di antaranya adalah untuk:
1. Mengetahui website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru Waru dalam memasarkan produk dan
program-program pelatihan
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengunjung
memilih produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, dan
3. Menganalisis efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
dalam mempengaruhi pengunjung untuk membeli produk dan
mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai website
sebagai media komunikasi pemasaran dalam memasarkan produk dan programprogram pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, serta
melihat efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran dalam
mempengaruhi terbentuknya keputusan konsumen untuk membeli produk dan
mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru. Secara lebih khusus, penelitian ini akan bermanfaat bagi beberapa
pihak, yakni:
1. Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk penelitianpenelitian selanjutnya yang sejenis. Peneliti selanjutnya juga
diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan dari penelitian
ini.
4
2. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk
lebih mengenal produk dan program-program pelatihan yang
ditawarkan oleh Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Selain itu,
masyarakat di sekitar Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru diharapkan
akan terkena dampak yang baik, seperti semakin terkenalnya desa
mereka.
3. Bagi instansi terkait
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan
perbaikan dalam meningkatkan kualitas produk serta komunikasi
pemasaran yang dilakukan sehingga produk dan program-program
pelatihan yang ditawarkan oleh instansi tersebut akan semakin dikenal
masyarakat dan memiliki target pasar yang luas.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Pergeseran paradigma dalam perkembangan pariwisata di Indonesia, ternyata
dapat memunculkan inovasi untuk mengembangkan pariwisata berwawasan
lingkungan, salah satunya adalah agrowisata. Namun, saat ini pengembangan sektor
usaha agrowisata masih belum diimbangi dengan proses komunikasi pemasaran
yang baik dan tepat sasaran. Akibatnya, banyak target pasar yang belum mengetahui
keanekaragaman agrowisata di dalam maupun di luar lingkungannya. Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan salah satu contoh dari keanekaragaman
agrowisata karena memanfaatkan potensi alam maupun manusia di Desa Tegalwaru
yang dikemas untuk menjadi suatu kegiatan wisata dan edukasi. Website digunakan
sebagai alternatif media komunikasi pemasaran. Untuk melihat efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran dalam pengembangan agrowisata, diperlukan
pengertian dan pemahaman mengenai hal-hal berikut ini, yaitu: (1) komunikasi
pemasaran; (2) website sebagai media komunikasi pemasaran; (3) perilaku
konsumen; (4) agrowisata; dan (5) faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
komunikasi pemasaran agrowisata.
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan memperkenalkan barang,
jasa, atau hal-hal lain dari produsen kepada konsumen sehingga terjadi perubahan
pengetahuan, sikap, dan perilaku konsumen. Komunikasi pemasaran merupakan
kegiatan dalam bidang pemasaran yang bertujuan untuk memperkenalkan produk,
meyakinkan, dan mempengaruhi konsumen melakukan pembelian terhadap
produk dan mengingatkan konsumen mengenai produsen dan produknya.
Kegiatan komunikasi pemasaran ditujukan untuk menyampaikan pesan yang akan
menimbulkan dampak dan mencapai kesamaan makna di antara produsen dan
konsumen sesuai dengan makna pesan yang diinginkan oleh produsen.
Tujuan dari pentingnya pemahaman akan komunikasi adalah pesan yang
ingin disampaikan dapat menimbulkan dampak sesuai dengan yang inginkan dan
mencapai kesamaan makna yang diinginkan. Tujuan dari pentingnya pemahaman
akan pemasaran adalah proses mengenali kebutuhan konsumen sehingga dapat
terbentuk suatu hubungan baik antara produsen dan konsumen. Berbeda dengan
komunikasi pemasaran, pemasaran yang lebih menekankan pada kebutuhan
pasarnya.
Kotler dalam Kennedy dan Soemanagara (2006) mendefinisikan
pemasaran sebagai proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan
individu atau mencapai tingkat kepuasan lebih tinggi melalui penciptaan produk
yang berkualitas. Pemasaran adalah proses, kegiatannya dilakukan dalam jangka
waktu yang panjang. Bauran pemasaran biasa dikenal sebagai four of P’s yang
terdiri dari product,price, promotion, dan place.
6
Tabel 1 Posisi komunikasi dalam bauran pemasaran
Four of Ps
Product
Price
Place
Promotion
Four of C’s
Customer Solutions
Costomer Cost
Convenience
Communication
Sumber: Kennedy dan Soemanagara, Marketing Communication: Taktik
dan Strategi, Jakarta 2006, hlm: 4.
Komunikasi pemasaran membutuhkan cara atau strategi menyampaikan
pesan sehingga dicapai dampak dan kesamaan makna yang diinginkan. Strategi
komunikasi pemasaran terdiri dari, yaitu: a) advertising (periklanan);b) sales
promotion (promosi penjualan); c) publicity (publisitas); d) personal selling; dan
e) direct marketing. Berikut adalah penjabaran strategi komunikasi pemasaran
menurut Kusumastuti (2009):
a. Iklan (advertising)
Iklan merupakan model komunikasi yang dapat menjangkau publik secara
luas. Iklan dapat digunakan untuk membangun image jangka panjang dan
juga mempercepat penjualan
b. Penjualan tatap muka (personal selling)
Penjualan tatap muka merupakan penjualan produk dengan cara tatap muka
langsung dengan konsumen. Alat promosi ini paling efektif karena dapat
membuat hubungan interaktif secara dekat sehingga dapat mengenal
konsumen lebih dalam dan lebih baik
c. Promosi penjualan (sales promotion)
Dalam hal komunikasi, promosi penjualan dapat menjadi sarana untuk
menarik perhatian dan memberikan informasi yang akhirnya akan
mengarahkan konsumen pada produk. Melalui promosi penjualan dapat
mengajak konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan
d. Hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity)
Public relation adalah upaya terencana guna mempengaruhi opini publik
melalui karakter dan kinerja yang bertanggung jawab. Dalam hal ini, public
relation dan publisitas dapat menarik perhatian khalayak jika memiliki
kredibilitas tinggi dan hanya sebagai pemberi informasi tanpa melibatkan
unsur penjualan
e. Pemasaran langsung (direct marketing)
Pemasaran langsung dapat menjangkau konsumen yang lebih spesifik.
Karena, dalam hal ini promosi dilakukan langsung kepada konsumen itu
sendiri. Pesan yang disampaikan dapat disesuaikan dengan karakter dan
respon konsumen yang dituju serta dapat diperbaharui secara cepat.
Tahap-tahap komunikasi ditentukan dan strategi pesan disusun untuk
menumbuhkan kesadaran atas keberadaan sebuah produk dan layanan
(awareness), membangkitkan keinginan atas memiliki atau memperoleh produk
(interest), dan mempertahankan loyalitas pelanggan (loyalty). Dengan terjadinya
hal tersebut, dapat dikatakan komunikasi pemasaran sudah berhasil terlaksana.
7
Dalam perilaku konsumen dikenal Tricomponent Attitude Model, yaitu
Cognitive(pengetahuan), Affection (perasaan), dan Conative (kecenderungan
perilaku) (Kennedy dan Soemanagara 2006). Model komunikasi pemasaran
mengasumsikan bahwa khalayak akan melewati tahap kognitif, afektif, dan
perilaku dalam memberikan respons pada proses komunikasi.
Tabel 2 Model hierarki respons
Tahapan
Model AIDA
Tahap
Kognitif
Atensi/Perhatian
Model
Model
Model
Hierarki
InovasiPengaruh
Adopsi
Kesadaran
Kesadaran
Pengetahuan
Model
Komunikasi
Paparan
Penerimaan
Respons
kognitif
Tahap Afektif
Minat
Keinginan
Rasa suka
Minat
Sikap
Preferensi
Evaluasi
Maksud
Percobaan
Perilaku
Keyakinan
Tahap
Perilaku
Tindakan
Pembelian
Adopsi
Sumber: Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran: Edisi Ketiga Belas, Jakarta 2009, hlm: 178
Dampak aspek-aspek pesan dan karakteristik khalayak terhadap perubahan
sikap khalayak dapat dilihat dari attention, interest, desire, dan action (AIDA).
Adapun penjelasan lebih rinci mengenai aspek-aspek dalam konsep AIDA
menurut Rangkuti (2009), yaitu:
a. Attention (Perhatian)
Upaya mendapat perhatian konsumen. Terdapat perubahan yang nyata dari
sikap attention setelah melihat daya tarik pesan, seperti desain, logo, dan
huruf yang jelas. Umumnya, posisi diatas sebelah kanan pada halaman
sebelah kanan akan meraih lebih banyak perhatian. Selain itu, atribut
kreativitas juga dapat dimanfaatkan untuk menarik perhatian, seperti warna,
headline, ilustrasi, pilihan jenis huruf, dan lain sebagainya.
b. Interest (Ketertarikan)
Upaya menarik minat konsumen. Dalam hal interest tidak terdapat perubahan
yang nyata melalui daya tarik pesan karena konsumen lebih tertarik pada
produk bukan hanya sekedar melihat. Rasa tertarik mungkin dapat
dimunculkan dengan menggunakan pewarnaan, gambar, dan iklan yang
menarik. Keaslian penampilan dan penyusunan kalimat juga sangat
berpengaruh pada daya tarik website.
8
c. Desire (Keinginan)
Upaya membangkitkan keinginan. Daya tarik pesan tidak menimbulkan
perubahan yang nyata. Konsumen harus dibuat tertarik dan terdorong untuk
menginginkan barang, jasa, atau hal-hal lain yang ditawarkan. Keinginan
tersebut dapat dimunculkan dengan memberikan informasi mengenai
keuntungan yang akan didapat jika membeli barang, jasa, atau hal-hal lain
yang ditawarkan. Selain itu, keinginan juga timbul karena adanya proses
pertukaran. Apabilakonsumen membeli barang, jasa, atau hal-hal lain yang
ditawarkan, mereka akan memperoleh hal yang sama dengan biaya yang telah
dikeluarkan.
d. Action (Tindakan)
Upaya menyebabkan tindakan. Dalam hal action terlihat jelas nyata
menimbulkan perubahan pada konsumen, yaitu konsumen membeli produk.
Tindakan merupakan hal tersulit untuk ditumbuhkan dalam seorang
konsumen. Pemasar harus pandai dan kreatif dalam membuat inovasi baru
sehingga mendorong sebuah tindakan dilakukan. Selain website yang harus
diubah semenarik mungkin, upaya-upaya kreatif dari pemasar juga sangat
menentukan tindakan yang akan dilakukan oleh konsumen.
Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran
Website atau disingkat Web merupakan suatu alamat situs dalam internet
yang akan menampilkan informasi berupa teks, gambar, animasi, suara, maupun
video yang hanya dapat diakses apabila memiliki koneksi internet dan diakses
melalui browser (Ulum 2012). Media komunikasi pemasaran merupakan saluran
yang digunakan untuk melalukan kegiatan menyampaikan pesan komunikasi
pemasaran. Website sebagai media komunikasi pemasaran diperlukan untuk
mengatasi perkembangan jaman yang membutuhkansaluran komunikasi
pemasaran yang bersifat lebih interaktif dan mudah untuk diakses.
Media massa tradisional lebih menekankan pada model komunikasi “satuuntuk-banyak”, sedangkan media online (internet) lebih menekankan pada model
komunikasi “banyak-untuk-satu” (e-mail ke satu alamat sentral, banyak pengguna
yang berinteraksi dengan satu website) dan “banyak-untuk-banyak (e-mail, milis,
kelompok-kelompok baru) (Severin dan Tankard 2001). Media online atau biasa
kita sebut sebagai Internet merupakan perkembangan media komunikasi yang
menghubungkan seluruh jaringan komputer dunia sehingga dapat membantu
manusia berkomunikasi secara cepat dan mudah. Perkembangan jaman lantas
membuat banyak terjadinya perubahan. Perubahan tidak hanya meliputi aspek
sosial, ekonomi, maupun politik saja, tetapi meliputi pengembangan dunia yang
lebih modern. Perubahan teknologi merupakan salah satu contohnya, baik
teknologi transportasi maupun teknologi komunikasi. Dalam perkembangan
teknologi komunikasi, semua informasi dapat tersedia dengan cepat, kapan, dan di
mana saja. Perkembangan ini membawa komunikasi ke arah yang lebih interaktif.
9
50
40
30
20
10
1-1-99
1-7-98
1-1-98
1-7-97
1-1-97
1-7-96
1-1-96
1-7-95
1-1-95
0
Gambar 1 Pertumbuhan jumlah internet host
Fitur Internet yang paling populer adalah surat elektronik (e-mail) dan
world wide web (www), yaitu sistem situs komputer yang luas dan dapat
dikunjungi oleh siapa saja dengan software browser dan disambungkan dengan
internet. Jumlah pengguna internet mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun.
Salah satu pengukuran mengenai besarnya internet adalah jumlah host computer.
Dalam Kennedy dan Soemanagara (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan
jumlah Internet dengan:
“Satu sumber industri melaporkan bahwa terdapat 83 juta pengguna Web
di Amerika Seikrat pada tahun 1999, naik 26% dari tahun sebelumnya
(Thompson 1999). Penelitian lain menemukan bahwa lebih dari 79.4 juta
orang dewasa atau 38% populasi AS yang berusia 16 tahun ke atas, adalah
pengguna internet pada bulan Maret 1999 (IntelliQuest 1999). Faktor
utama yang berperan dalam pesatnya pertumbuhan Internet adalah potensi
e-commerceatau transaksi jual-beli melalui Internet.”
Komunikasi pemasaran melalui website memiliki beberapa keuntungan
bila dibandingkan dengan komunikasi pemasaran langsung. Hal ini disebabkan
biaya yang dikeluarkan relatif lebih mudah dan terjangkau, tidak terbatas kapan
dan akses informasi, serta pengambilan informasi dapat dilakukan secara cepat.
Kegiatan komunikasi pemasaran melalui website, konsumen akan semakin
terdedah oleh pesan yang ingin disampaikan. Pemunculan iklan-iklan di website
maupun media sosial akan memancing konsumen untuk mencari informasi lebih
lanjut. Kegiatan komunikasi pemasaran dilakukan dengan kreatif untuk lebih
menarik perhatian konsumen karena persaingan antara produsen semakin kuat
tanpa adanya pembagian ruang pada target sasaran.
Kegunaan Web antara lain memperluas jangkauan promosi, sebagai media
tanpa batas karena dapat diakses oleh siapa pun dan kapan pun selama 24 jam
sehari dan 7 hari seminggu, meningkatkan citra yang ingin ditekankan dari suatu
usaha, meningkatkan layanan pelanggan, dan menjadi suatu langkah lebih maju
dalam bersaing dengan para pesaing. Terdapat lima alasan penting Web
dibutuhkan, yaitu faktor kompetisi, faktor mobilitas, faktor eksistensi, faktor
10
kemudahan, dan faktor kredibilitas. Faktor kompetisi ditunjukkan dengan
pengenalan barang, jasa, atau hal-hal lainnya yang menjadi lebih efektif dan
efisien, serta menjadi langkah maju dalam persaingan. Faktor mobilitas
ditunjukkan dengan mobilitas yang dilakukan menjadi tidak melelahkan karena
bukan kita yang menjelajah, tetapi justru kita yang dikunjungi. Faktor eksistensi
ditunjukkan dengan adanya Web sebagai pembuktian bahwa usaha bisnis,
lembaga, atau yang lainnya benar-benar ada. Faktor kemudahan ditunjukkan
pemberian kemudahan kepada konsumen untuk mengakses informasi yang lebih
banyak dan mendalam. Faktor kredibilitas ditunjukkan dengan membangun
reputasi dan kredibilitas untuk menciptakan citra (Ulum 2012).
Unsur-unsur website berupa memperhatikan desain, kejelasan gambargambar, informasi yang disajikan di dalamnya, dan lain-lain. Desain yang efektif
menarik perhatian adalah desain yang dapat memadupadankan komposisi warna
dan tipografi. Komposisi warna dengan warna cerah cenderung akan lebih
menarik perhatian jika dibandingkan dengan warna gelap, hal yang sama dengan
komposisi warna yang tidak monoton. Tipografi dapat dilihat dari ukuran dan
jenis huruf yang digunakan, serta penempatan tulisan yang tepat juga menjadi
suatu penilaian.
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan studi mengenai individu, kelompok, dan
organisasi mengetahui, memilih, membeli, menggunakan, dan menggunakan
kembali barang, jasa, atau hal-hal lainnya untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan
pribadi. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam. Budaya
adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Hampir seluruh
kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial, sering kali dalam bentuk kelas
sosial, divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat,
tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagi nilai. Selain faktor
budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, peran sosial, dan status
memperngaruhi perilaku pembelian. Faktor-faktor tersebut menyebabkan terjadi
perbedaan selera, kebutuhan, dan motivasi dalam melakukan pembelian. Faktor
pribadi berupa usia dan tahap siklus hidup, pekerjaaan dan keadaan ekonomi,
kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai mempengaruhi perilaku
pembelian.
Terdapat empat proses psikologis yang dapat mempengaruhi respons
konsumen secara fundamental, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan
memori. Motivasi mempunyai dua arah dan intensitas. Terdapat tiga teori
motivasi, yaitu teori Freud, teori Maslow, dan teori Herzberg. Teori Freud
mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku seseorang
sebagian besar adalah ketidaksadaran, dan bahwa seorang tidak dapat memahami
secara penuh motivasinya sendiri. Teori Maslow mengasumsikan bahwa
kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang paling menekan sampai yang
tidak menekan, yaitu kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan
sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Teori
Herzberg mengembangkan teori dua faktor yang membedakan ketidakpuasan atau
11
dissatisfier (faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan kepuasan atau
satisfier (faktor yang menyebabkan kepuasan).
Persepsi merupakan proses kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan
masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Dalam
pemasaran, persepsi lebih penting daripada realitas karena persepsi yang
mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Selain itu, pembelajaran mendorong
perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari pengalaman. Memori dibedakan
menjadi dua, yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Memori
jangka panjang (long term memory-LTM-) merupakan penyimpanan informasi
yang lebih permanen dan pada dasarnya tak terbatas. Berbeda dengan memori
jangka pendek (short term memory-STM) merupakan penyimpanan informasi
temporer dan terbatas (Kotler dan Keller 2009).
Agrowisata
Agrowisata merupakan suatu sektor usaha pariwisata berbasis lingkungan
dan masyarakat lokal sebagai sarana rekreasi atau kegiatan pariwisata bernilai
tambah dalam perluasan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman di bidang
pertanian. Mengutip dari Pamulardi (2006), pengertian agrowisata dalam Surat
Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos, dan
Telekomunikasi Nomor: 204/KPTS/HK/050/4/1989 dan Nomor KM.
47/PW.DOW/MPPT/89 Tentang Koordinasi Pengembangan Wisata Agro,
didefinisikan “sebagai suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan
usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan,
perjalanan, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian".
Rekreasi sebagai salah satu cara penghilang penat memiliki keterkaitan
dengan pariwisata. Pariwisata merupakan kegiatan mobilisasi orang dari tempat ia
melalui kegiatan keseharian ke tempat yang dapat memenuhi kebutuhan lain
mereka. Tujuan dari pariwisata beraneka ragam mulai dari sekedar beristirahat,
melepas penat pekerjaan atau tugas, mencari suasana baru, bermain, bahkan untuk
menjadi salah satu alternatif mendapatkan wawasan baru. Pembangunan
pariwisata berwawasan lingkungan yang lebih mengedepankan aspek lingkungan,
pendidikan, dan partisipasi masyarakat lokal menimbulkan kecenderungan
perkembangan agrowisata menjadi kian pesat dibandingkan dengan jenis wisata
lainnya. Berdasarkan hal-hal tersebut, agrowisata sebagai salah satu bentuk dari
pariwisata memberi jaminan di aspek sosial, budaya, dan ekonomi secara
berkelanjutan. Usaha pertanian disesuaikan dengan potensi-potensi desa, seperti
persawahan padi, penggilingan padi, pertanian jagung, pertanian bawang,
pertanian singkong, dan sebagainya. Selain itu, pengembangan agrowisata juga
disesuaikan dengan keinginan usaha dari masyarakat lokal dan dilakukan pula
pelatihan-pelatihan dalam meningkatkan kemampuan SDM lokal.
Penekanan pada partisipasi masyarakat lokal, agrowisata menjadi salah
satu sektor pariwisata dengan upaya pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan
tidak hanya ditujukan kepada masyarakat lokal saja, tetapi juga para pengunjung
agrowisata. Bertambahnya wawasan mengenai produk pertanian dan cara bertani
yang benar merupakan salah satu contoh pemberdayaan pengunjung dari aspek
pendidikan. pengunjung dapat berinteraksi langsung sehingga dapat melihat,
mengetahui, dan mendapat pengalaman intelektual dan budaya setempat. Ruang
12
lingkup agrowisata meliputi pertanian, peternakan, hortikultura, perkebunan, dan
perikanan. Klasifikasi agrowisata terdiri dari empat jenis, yaitu:
1. Agrowisata bisnis, kegiatan wisata dilakukan secara bersama-sama dengan
kegiatan bisnis dalam bidang agro. Agrowisata bisnis ini memang
ditujukan untuk kegiatan bisnis sehingga konsumen akan mendapatkan
kepuasan dan juga akan mendapatkan kebutuhan wisatanya.
2. Agrowisata rekreasi, kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan
berekreasi. Dewasa ini, agrowisata inilah yang cukup berkembang.
Agrowisata ini ditujukan untuk rekreasi dalam obyek wisata agro sehingga
konsumen mendapatkan kepuasan dan menghilangkan penat.
3. Agrowisata budaya, kegiatan wisata yang dilakukan dengan
pengembangan budaya dalam bidang agro. Agrowisata ini ditujukan
adalah untuk menambah pengetahuan mengenai kebudayaan, budaya, dan
kehidupan masyarakat pertanian yang mayoritas masih bersifat alami dan
tradisional.
4. Agrowisata Scientific kegiatan wisata yang dilakukan dengan kegiatan
pendidikan dalam bidang agro. Agrowisata ini ditujukan adalah untuk
menambah dan meningkatkan pengetahuan pada bidang agro.
Dalam komunikasi pemasaran agrowisata, kegiatan dilakukan dengan
penekanan pada penyampaian pesan agar konsumen mengetahui keberadaan
agrowisata yang dipasarkan tanpa adanya usaha mempersuasi untuk membeli,
mengkonsumsi, atau menerapkan, tetapi diharapkan dapat memicu adanya
perubahan lainnya. Dewasa ini, upaya komunikasi pemasaran agrowisata sebagian
besar dilakukan dengan personal selling. Jarang ditemukan komunikasi
pemasaran melalui iklan berupa pamflet, brosur, billboard, serta iklan di radio dan
televisi. Upaya komunikasi pemasaran ini masih kurang efektif karena belum
menjangkau seluruh target konsumen agrowisata. Konsumen masih belum
menyadari keanekaragaman agrowisata baik yang ada di dalam maupun di luar
lingkungannya.
Oleh
karena
itu,
diperlukan
upaya
komunikasi
pemasaranagrowisata dengan terobosan baru untuk memperkenalkan kepada
konsumen mengenai keunggulan dan keunikan yang ditawarkan oleh usaha
agrowisata.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Agrowisata
Efektivitas komunikasi pemasaran agrowisata merupakan gambaran
pengukuran tersampaikannya materi mengenai agrowisata dengan adanya
kesamaan makna dan persepsi di kedua belah pihak sehingga dapat menimbulkan
dampak berupa sikap atau suatu tindakan. Efektivitas merupakan salah satu cara
untuk mengukur dampak yang ditimbulkan dari kegiatan promosi terhadap
khayalak sasarannya. Efektivitas promosi dapat dilihat dari segi keefektivan
komunikasi yang dilancarkan oleh pemasar kepada khalayak sasarannya sehingga
pesan yang ingin disampaikan akan memiliki kesamaan makna di kedua belah
pihak.
13
Kennedy dan Soemanagara (2006) mengemukakan bahwa dalam perilaku
konsumen dikenal Tricomponent Attitude Model, yaitu Cognitive (pengetahuan),
Affection (perasaan), dan Conative (kecenderungan perilaku). Kemudian, menurut
Kusumastuti (2009) terdapat strategi komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk
mencapai tiga tahap perubahan pada konsumen. Tahap pertama adalah tahap
perubahan pengetahuan, yaitu konsumen mengetahui keberadaan sebuah produk,
untuk apa produk dicipitakan dan kepada siapa produk ditujukan. Tahap kedua
adalah tahap perubahan sikap yang ditentukan oleh tiga komponen yaitu kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan konatif (perilaku). Tahap ketiga adalah
perubahan perilaku yang dimaksudkan agar konsumen tidak berpaling kepada
produk lain dan tetap menggunakan produk tersebut.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini menjelaskan adanya pengaruh antarvariabel
penelitian. Keputusan pengunjung dalam penelitian ini memiliki pengaruh dengan
faktor internal dan faktor eksternal dari responden. Faktor internal dari responden
adalah karakteristik pengunjung yang meliputi umur, tingkat pendidikan, tingkat
motivasi dan jenis kelamin. Karakteristik pengunjung ini dapat memberikan
gambaran umum kondisi pengunjung, serta dapat menentukan perilaku dalam
proses keputusan pada saat akan membeli produk dan mendatangi Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru. Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah
karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran. Salah satu media
yang digunakan dalam melaksanakan upaya komunikasi pemasaran Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru adalah media online, lebih spesifiknya adalah website.
Website sebagai media komunikasi pemasaran dapat diukur dengan adanya unsurunsur yang dimiliki oleh website dan unsur pesan yang mencakup konsep pesan
AIDA, yaitu Attention, Interest, Desire, dan Action. Faktor internal dan faktor
eskternal ini diduga memiliki pengaruh terhadap tingkat keterdedahan pengunjung
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Tingkat keterdedahan pengunjung dapat diukur dengan melalui frekuensi
pengunjung menggunakan internet, intensitas pengunjung terdedah website, dan
frekuensi memperbaharui informasi. Tingkat keterdedahan pengunjung diduga
memilih pengaruh terhadap efektivitas komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru. Efektivitas komunikasi pemasaran dapat diukur melalui sejauh
mana tujuan komunikasi pemasaran yang dapat mengubah sikap konsumen. Hal
ini terdiri dari komponen kognitif, afektif, dan konatif. Faktor internal dan faktor
eskternal, juga dapat menentukan keputusan pengunjung untuk bertindak sehingga
diduga memiliki pengaruh terhadap efektivitas komunikasi pemasaran Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru.
14
Karakteristik
Pengunjung
a.
b.
c.
d.
Umur
Jenis Kelamin
Tingkat
Pendidikan
Tingkat
Motivasi
Tingkat Keterdedahan
Pengunjung
a.
Karakteristik Website
sebagai Media
Komunikasi
Pemasaran
- Keterangan:
Unsur-unsur
website (desain,
kelengkapan
gambar,
kelengkapan
informasi)
- Unsur pesan AIDA
b.
c.
Frekuensi pengunjung
menggunakan internet
Intensitas pengunjung
terdedah website
Frekuensi
memperbaharui
informasi
Efektivitas Website
sebagai Media
Komunikasi
Pemasaran
a.
b.
c.
Kognitif
Afektif
Konatif
: Berpengaruh
Gambar 2
Kerangka pemikiran efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran
Hipotesis Penelitian
Hipotesis Penelitian:
Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan
pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media
komunikasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan konatif.
Berdasarkan hipotesis penelitian tersebut, dapat disimpulkan hipotesis uji
statistik penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki pengaruh
terhadap frekuensi menggunakan internet
2. Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki pengaruh
terhadap intensitas terdedah website
3. Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki pengaruh
terhadap frekuensi memperbaharui informasi
4. Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan
pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media
komunikasi berdasarkan aspek kognitif
15
5. Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan
pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media
komunikasi berdasarkan aspek afektif, dan
6. Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan
pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media
komunikasi berdasarkan aspek konatif.
Definisi Operasional
Karakteristik pengunjung merupakan faktor-faktor yang terdapat pada diri
seorang pengunjung dan diduga memiliki pengaruh kepada pengunjung. Beberapa
variabel yang diukur sebagai karakteristik pengunjung, antara lain:umur, tingkat
pendidikan, tingkat motivasi dan jenis kelamin.
a. Umur adalah lama hidup pengunjung pada saat penelitian dilakukan yang
dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam tahun. Jenis data berupa
jenis data ordinal. Data ini disesuaikan dengan data umur pengunjung yang
terdapat di lapangan dan dilakukan pembulatan ke bawah pada variabel umur,
yaitu pembulatan yang mengarah pada umur ketika ulang tahun terakhir
responden. Pembagian kategori dilakukan dengan pengukuran sebaran normal
data yang dibagi: (1) 25% ke bawah untuk kategori 1; (2) 25-75% untuk
kategori ke 2, dan (3) 75% ke atas untuk kategori 3 sehingga didapatkan
kategori, sebagai berikut:
1. Umur Dewasa Awal (19-21 tahun)
2. Umur Dewasa (21-40 tahun)
3. Umur tua (40-45 tahun)
b. Jenis kelamin adalah sifat fisik responden seperti yang tercatat dalam kartu
identitas yang dimiliki oleh responden. Jenis data berupa data nominal. Jenis
kelamin dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Laki-laki
2) Perempuan
c. Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti
pengunjung sampai dengan saat penelitian. Jenis data berupa data ordinal dan
dikategorikan sesuai dengan data yang terdapat di lapangan, sebagai berikut:
1) Rendah (SMA/SMK/MA atau sederajat)
2) Sedang (D1/D2/D3)
3) Tinggi (Sarjana)
d. Motivasiberkunjung adalah suatu hal yang mendorong seseorang untuk
membeli produk dan mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Jenis
data berupa data nominal. Motivasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Sekedar melihat-lihat Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
2) Untuk membeli produk yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru
3) Untuk mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan oleh
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sesuai dengan kebutuhan
4) Untuk membeli produk dan mengikuti program-program pelatihan
yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
16
Selain variabel internal tersebut, terdapat variabel eksternal yang memiliki
pengaruh, yaitu karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran.
Karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran diukur dengan dua
variabel, yaitu dengan tingkat unsur-unsur yang dimiliki oleh website dan unsurunsur pesan AIDA. Unsur-unsur website merupakan unsur-unsur pada website
yang dapat memberikan simultan agar pengguna internet tertarik untuk melihat
dan mencari informasi dari website sehingga pengetahuan dapat meningkat.
Unsur-unsur website terdiri dari desain, kelengkapan gambar, dan kelengkapan
informasi.Berikut akan dijelaskan mengenai variabel dan untuk mengukur unsurunsur website:
a. Desain website merupakan unsur website sebagai bentuk upaya menarik
perhatian konsumen dengan memainkan komposisi warna dan tipografi. Jenis
data berupa data interval. Desain website dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Kurang Baik
= skor 3
2) Cukup
= skor 4-5
3) Baik
= skor 6
b. Kelengkapan gambar merupakan unsur website sebagai bentuk upaya
memberikan gambaran kepada konsumen melalui gambar atau foto. Jenis
pertanyaan kuesioner berupa skala likert dan jenis data berupa data interval.
Desain website dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Tidak Lengkap
= skor 3-5
2) Lengkap
= skor 6-9
3) Sangat Lengkap
= skor 10-12
c. Kelengkapan informasi unsur website sebagai bentuk upaya memberikan
penjelasan mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang terdiri atas
profil, sejarah, nomor narahubung, lokasi, serta penjelasan mengenai produk
dan program-program pelatihan yang ditawarkan secara terperinci. Jenis
pertanyaan kuesioner berupa skala likert dan jenis data berupa data interval.
Desain website dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Tidak Lengkap
= skor 5-9
2) Lengkap
= skor 10-15
3) Sangat Lengkap
= skor 16-20
Unsur pesan AIDA merupakan unsur yang memperhatikan agar pesan
dapat meningkatkan perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan
(desire), dan tindakan (action) dari penerima pesan. Berikut akan dijelaskan
mengenai variabel dan untuk mengukur unsur pesan AIDA:
a. Attention merupakan unsur pesan sebagai upaya untuk mendapatkan
perhatian konsumen. Jenis data berupa data interval. Attention dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1) Rendah
= skor 12-15
2) Sedang
= skor 16-20
3) Tinggi
= skor 21-24
b. Interest merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya menarik minat
konsumen. Jenis data berupa data interval. Interest dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1) Rendah
= skor 3
2) Sedang
= skor 4-5
17
3) Tinggi
= skor 6
c. Desire merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya membangkitkan
keinginan konsumen. Jenis data berupa data interval. Desire dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1) Rendah
= skor 3
2) Sedang
= skor 4-5
3) Tinggi
= skor 6
d. Action merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya menyebabkan tindakan.
Jenis data berupa data interval. Action dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Rendah
= skor 4-5
2) Sedang
= skor 6-7
3) Tinggi
= skor 8
Variabel internal dan eksternal tersebut dapat saling mempengaruhi
dengan tingkat keterdedahan pengunjung yang diukur dengan frekuensi
pengunjung menggunakan internet, intensitas pengunjung terdedah website, dan
frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Berikut akan dijelaskan
mengenai variabel dan untuk mengukur tingkat keterdedahan pengunjung:
a. Frekuensi pengunjung menggunakan internet merupakan seberapa seringnya
pengunjung menggunakan internet. Jenis data berupa data interval. Frekuensi
pengunjung menggunakan internet dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Jarang
= skor 3-4
2) Sering
= skor 5-7
3) Sangat Sering
= skor 8-9
b. Intensitas pengunjung terdedah website merupakan seberapa seringnya
pengunjung membuka, mencari informasi, dan mendapatkan informasi dari
website. Jenis data berupa data interval. Intensitas pengunjung terdedah
websitedapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Jarang
= skor 3-4
2) Sering
= skor 5-7
3) Sangat Sering
= skor 8-9
c. Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi merupakan seberapa sering
pengunjung mengunjungi website sehingga informasi yang terima
pengunjung dapat ditingkatkan dan diberikan suatu yang baru. Jenis data
berupa data interval. Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1) Jarang
= skor 4-6
2) Sering
= skor 7-9
3) Sangat Sering
= skor 10-12
Variabel-variabel di atas diduga memiliki pengaruh dengan website
sebagai media komunikasi yang diukur dengan perubahahan sikap pengunjung
dari aspek kognitif, afektif, dan konatif. Berikut akan dijelaskan mengenai
variabel dan indikator untuk efektivitaswebsite sebagai media komunikasi
terhadap keputusan konsumen:
18
a. Kognitif merupakan pengetahuan dan persepsi pengunjung yang diperoleh
melalui pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai
sumber. Jenis data berupa data interval. Kognitif dapat dikategorikan sebagai
berikut:
1) Rendah
= skor 3-4
2) Sedang
= skor 5-7
3) Tinggi
= skor 8-9
b. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan pengunjung, apakah produk
tersebut disukai atau tidak disukai oleh pengunjung dan apakah produk
tersebut baik atau tidak. Jenis data berupa data interval. Afektif dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1) Rendah
= skor 6-7
2) Sedang
= skor 8-10
3) Tinggi
= skor 11-12
c. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku yang
akan dilakukan oleh seorang pengunjung. Jenis data berupa data interval.
Konatif dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Rendah
= skor 6-7
2) Sedang
= skor 8-10
3) Tinggi
= skor 11-12
19
PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif dan didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis.
Metode kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam dengan
pihak pengelola dan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Penelitian
yang dilakukan merupakan penelitian eksplanatif (explanatory research) dengan
tujuan untuk menerangkan dan menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian.
Fokus penelitian ini adalah analisis pengaruh-pengaruh antara variabel. Dengan
metode eksplanatif, metode kuantitatif yang digunakan adalah penelitian sensus.
Penelitian sensus merupakan penelitian yang mengambil satu kelompok populasi
sebagai sampel secara keseluruhan dan menggunakan kuesioner yang terstruktur
sebagai alat pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan informasi yang
spesifik (Usman dan Akbar 2008).
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru di Desa
Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Teknik pemilihan lokasi
dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan alasan bahwa Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan suatu usaha baru yang mengutamakan
peningkatan pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada
pengunjung dan masyarakat, serta memberikan kesejahteraan dan lapangan kerja
bagi masyarakat di sekitar Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Lokasi dipilih karena akses yang mudah dijangkau oleh peneliti. Sebelum
menentukan lokasi penelitian, peneliti mengunjungi langsung ke lokasi penelitian,
penelusuran kepustakaan hasil penelitian dari beberapa peneliti, artikel dari
internet, serta beberapa narasumber yang memberikan informasi mengenai lokasi
penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2013 sampai dengan Januari
2014. Kegiatan dalam penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi,
kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan
analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan
laporan skripsi.
Teknik Pemilihan Responden
Populasi sampel pada penelitian ini adalah individu-individu yang datang
ke Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru di Desa Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat dan telah mengunjungi website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru sebelumnya. Pengunjung tidak memiliki daftar nama sebelum
melakukan pembelian atau kunjungan sehingga kerangka sampling tidak dapat
dibuat dan sampel responden dari penelitian ini adalah 30 orang sebagai batas
minimal responden pada penelitian sosial. Terdapat syarat-syarat untuk pemilih
responden pada penelitian ini. Pertama, data lengkap tentang unit elementer dalam
populasi tidak diperoleh peneliti. Kedua, responden merupakan individu yang
20
pernah melakukan pembelian atau kunjungan ke Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru dan sebelumnya pernah menerima bentuk komunikasi pemasaran
melalui website. Ketiga, responden merupakan pengunjung yang bersedia mengisi
kuesioner penelitian baik di tempat penelitian maupun melalui e-mail.
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui kuesioner dan
wawancara dengan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Kuesioner
sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban
dari para responden, serta ditujukan untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan tujuan penelitian. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan menunjukkan
website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dengan menggunakan alat bantu,
seperti hasil cetak wujud website atau dengan menggunakan smartphone milik
peneliti agar memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan. Selain
wawancara terstruktur menggunakan kuesioner, pengumpulan data penelitian ini
juga menggunakan wawancara mendalam dengan responden maupun informan
guna menggali informasi lebih mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
baik melalui tatap muka langsung maupun melalui pesawat telepon. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru, serta berbagai literatur yang relevan dengan penelitian
ini terdiri dari: (1) buku; (2) jurnal penelitian; (3) skripsi; dan (4) internet.
Kelemahan Penelitian
Kelemahan dari penelitian ini adalah jadwal kunjungan dan jumlah
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak dapat dipastikan sehingga
tidak memungkinkan membuat kerangka sampling untuk pemilihan responden.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian mengenai efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru sebagai media komunikasi pemasaran merupakan penelitian sensus
dengan tujuan explanatory. Data kuantitatif dan kualilatif berupa data primer yang
terlebih dahulu diolah dan ditabulasikan dengan program Microsoft Excel 2007,
kemudian dianalisis secara eksplanatif.Data kuantitatif disajikan dalam bentuk
tabel frekuensi dan diuji dengan menggunakan Uji Statistik Analisis Regresi
Linier Berganda. Uji Korelasi Regresi Linier Berganda digunakan untuk melihat
pengaruh yang nyata antar variabel dengan data berbentuk interval. Uji statistik
dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Program for Social
Sciences) for Windows versi19.0 agar lebih cepat, tepat, dan hasil pemrosesan data
pun lebih terpercaya.
21
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini adalah Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang
terletak di Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan suatu wilayah pedesaan yang
sebagian besar penduduknya memiliki usaha UKM sebagai mata pencaharian
sehingga Yayasan Kuntum Indonesia (YKI) berinisiatif membuat paket wisata
edukasi berbasis pengembangan masyarakat. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
menggunakan website sebagai media komunikasi pemasaran online yang sesuai
dengan masyarakat global saat ini.
Profil Desa Tegalwaru
Desa Tegalwaru terletak di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Berdasarkan data sekunder yang didapat dari data
profil desa, Desa Tegalwaru memiliki luas wilayah seluas 338.843 hektar yang
berbatasan dengan tiga desa. Di sebelah utara dan timur berbatasan dengan Desa
Bojong, Jengkol. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cinangka. Di
sebelah barat berbatasan dengan Bojong Rangkas-Cicadas.
Tabel 3. Jumlah Kependudukan Desa Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat
Kependudukan Desa Tegalwaru
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia
0-6 tahun
• Laki-laki
• Perempuan
7-18 tahun
• Laki-laki
• Perempuan
18-56 tahun
• Laki-laki
• Perempuan
18-56 tahun yang bekerja
• Laki-laki
• Perempuan
18-56 tahun yang belum atau tidak bekerja
• Laki-laki
• Perempuan
56 tahun ke atas
• Laki-laki
• Perempuan
Jumlah (Orang)
6.165
6.168
865
438
427
6.502
581
5.921
57
35
22
543
258
285
1057
510
547
861
446
415
Sumber: Kemendagri. 20 November 2013. [Internet]. Dapat diunduh
dari:http://prodesker.pdm.kemendagri.go.id
22
Penduduk Desa Tegalwaru memiliki bermacam-macam mata pencaharian,
yaitu buruh tani, dokter swasta, montir, pedagang keliling, pegawai negeri sipil,
pembantu rumah tangga, pengrajin, petani, peternak, polri, TNI, dan pensiunan
dengan jumlah tertinggi penduduk bermatapencaharian sebagai petani yang
berjumlah 397 3. Alat-alat komunikasi yang digunakan oleh penduduk Desa
Tegalwaru terdiri dari ORARI berjumlah 3 buah, TV umum berjumlah 6 buah,
telepon umum berjumlah 1 buah, pesawat telepon berjumlah 3.963, pesawat radio
1.321, dan pemilik antene parabola berjumlah 20 buah. Desa Tegalwaru belum
memiliki data pasti mengenai alat komunikasi yang menggunakan telepon
genggam dan pesawat internet. Namun, menurut salah satu pegawai Kelurahan
Desa Tegalwaru, sekitar 80 persen lebih penduduk sudah menggunakan telepon
genggam dan sekitar 30 persen KK yang telah memiliki pesawat internet di
rumahnya.
Desa Tegalwaru yang terletak di sebelah barat Kabupaten Bogor dengan
penduduk yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan
wirausaha.Secara monografi, Desa Tegalwaru terdiri dari 6 RW dan 38 RT dan
masing-masing RW memiliki spesifikasi usaha masyarakat. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan, RW 01 sebagian besar warga bermatapencaharian
sebagai pengrajin anyaman bambu dan bilik. RW 02 sebagian besar warga
bermatapencaharian sebagai pengrajin pandai besi dan pesanan golok ukir.
Berbeda dengan dua RW sebelumnya, warga RW 03 lebih banyak yang
menggarap lahan mereka dengan tanaman obat, buah dan tanaman hias karena
wilayahnya yang masih luas dan berpotensi untuk menjadi lahan pertanian.
Di wilayah RW 04 terdapat berbagai industri pembuatan selai kelapa dan
pembiakan ikan patin. Dari limbah indusri selai kelapa, berpotensi melahirkan
aneka usaha seperti briket arang, nata de coco, dan hiasan (aksesoris atau pernakpernik).Di RW 05 terdapat industri rumahan berupa pengolahan kecap, cuka, saus
dan minuman orson dengan menggunakan media produksi yang sederhana.
Kemudian terakhir, di RW 06 masyarakat dominan sebagai pedagang dan tukang
bangunan, tetapi di beberapa area terdapat budidaya tanaman DAS yang telah
cukup diakui banyak pihak.
Sejarah dan Pengembangan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan wilayah pedesaan yang
dikembangkan sesuai dengan potensi UKM yang dimiliki penduduk Desa
Tegalwaru untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan kegiatan berwisata
mengelilingi dan mengikuti program pelatihan di Desa Tegalwaru. Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru dibentuk oleh Yayasan Kuntum Indonesia (YKI) yang
bergerak dalam melayani masyarakat pedesaan, terutama dalam membentuk
meningkatkan kapasitas pemberdayaan ekonomi. YKI didirikan pada tanggal 18
Juni 2008 dan berlokasi di Desa Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor. Salah
satu pendiri YKI dan merupakan penduduk asli Desa Tegalwaru, yaitu Ibu Tatiek
Kancaniati mengamati banyak potensi yang dimiliki masyarakat sekitar Desa
Tegalwaru.
3
Sumber: Kemendagri. 20 November 2013. [Internet]. [dikutip tanggal 20 November
2013]. Dapat diunduh dari:http://prodesker.pdm.kemendagri.go.id
23
Berdasarkan pengamatan tersebut, sebagian besar penduduk Desa
Tegalwaru memiliki usaha mikro atau kecil berbasis home industry yang
memproduksi berbagai macam produk yang berbeda, seperti tas, kerupuk,
tanaman obat, peralatan rumah tangga dari anyaman bambu, aneka kerajinan
tangan, serta peternakan domba dan kelinci. Namun, banyaknya usaha-usaha
kreatif yang dimiliki warga tidak diimbangi dengan pengetahuan sehingga
dibutuhkan pembinaan agar sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki dapat
menjadi lebih berkualitas, produktivitas dapat meningkat, dan akses terhadap
informasi pun tidak terbatas. Untuk itu, Ibu Tatiek sebagai seorang social
enterpreneurship mencetus ide terbentuknya Kampoeng Wisata Bisnis Desa
Tegalwaru.
Berawal dari komunikasi pemasaran personal mouth to mouth, Kampoeng
Wisata Bisnis terus berkembang. Melihat potensi pasar yang berada di luar Bogor,
tahun 2011, salah satu mahasiswa yang sedang melakukan penelitian berinisatif
untuk membuatkan website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai alternatif
media komunikasi pemasaran. Menurut pendiri, Ibu Tatiek, setelah adanya
website, pengunjung yang datang untuk membeli maupun berkunjung telah
meningkat dalam 2 tahun terakhir ini. Pengunjung berdatangan dari luar Bogor,
seperti dari Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan sebagainya.
Produk dan Paket Wisata yang Ditawarkan Kampoeng Wisata
BisnisTegalwaru
Terdapat banyak macam produk dan paket wisata yang ditawarkan
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Produk-produk yang ditawarkan antara lain
kerupuk, jamur tiram, tanaman obat (seperti permen Jelly dari lidah buaya dan teh
rosella), tas, handycraft daur ulang kertas, nata de coco, serta ikan patin. Selain
itu, terdapat pula paket-paket wisata yang ditawarkan, antara lain sebagai berikut:
1. Training Enterprenuer
Kegiatan ini memberikan pelatihan binis home industry sehingga pengunjung
akan mendapat gambaran mengenai bisnis yang menyeluruh dalam bentuk
pengajaran dengan presentasi dari ahli dan melakukan simulasi proses
produksi. Untuk menunjang simulasi proses produksi, masing-masing
pengunjung akan memperoleh bahan baku produk yang akan dilatih. Peserta
dapat memilih jenis pelatihan yang diminati. Jenis pelatihan terdiri dari
pelatihan handycraft, pernak-penik terigu, sulam pita, rajutan dan bunga
akrilik, dan motivasi mengenai enterpreneur. Harga satu jenis pelatihan
dimulai dari Rp 20.000-50.000 (tergantung jumlah pengunjung dalam satu
kelompok).
2. Charity Creativity
Kegiatan ini memberikan pelatihan dengan demonstrasi sebagai media
menyampaikan proses produksi suatu produk UMKM. Namun, dalam paket
wisata ini pengunjung hanya mendengarkan presentasi mengenai proses
produksi dan tidak memperoleh bahan baku produk yang akan dilatih.
Kelebihan dari paket wisata ini adalah adanya pengajaran mengenai
bagaimana cara untuk menganalisis ekonomi usaha. Peserta dapat memilih
jenis paket wisata charity creativity yang diminati. Paket terdiri dari paket
wisata charity creativity jamur tiram, olahan tanaman obat, peternakan
24
(seperti peternakan sapi, domba, dan kelinci), usaha kerajinan tas, usaha
kerupuk, keterampilan aneka handycraft, dan pengolahan nata de coco. Harga
satu paket wisata dimulai dari Rp 30.000-60.000 (tergantung jumlah
pengunjung dalam satu kelompok). Paket ini merupkan paket yang paling
diminati oleh banyak pengunjung.
3. Outbond on The Road
Kegiatan ini ditujukan untuk mengembalikan permainan-permainan
tradisional di ruang luar ruangan. Harga setiap jenis dalam paket wisata ini
berbeda-beda. Jenis paket outbond on the road yang dapat dipilih
pengunjung, yaitu:
a) Permainan Gobak sodor, Galasin, Galah, Engrang
b) Menanam tanaman sayuran organik
c) Memancing dan menangkap ikan di kolam
d) Bakar ikan dan ayam panggang
e) Renang di sungai
4. Paket Konsumsi
Paket konsumsi merupakan pilihan paket makanan yang ditawarkan kepada
pengunjung selama melakukan kunjungan. Paket ini merupakan layanan
pendukung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Ada empat pilihan paket
konsumsi, yaitu Snack ala Kampoeng (jagung, ubi, kacang, dan pisang
rebus), paket timbel (ayam atau ikan bakar, sambel, tempe, dan lalapan),
paket minuman (sirup rosella, jahe merah, bajigur, dan jus), serta bakso ikan
RKE.
5. Paket Oleh-Oleh
Paket oleh-oleh merupakan pilihan oleh-oleh khas Kampoeng Wisata Bisnsi
Tegalwaru. Pilihan pake oleh-oleh antara lain kerupuk, jamur tiram, sayuran
organik, susu kambing, yogurt, telur ayam kampung, handycraft Tegalwaru,
golek cepot, dan kelinci lokal.
25
PROFIL PENGUNJUNG
KAMPOENG WISATA BISNIS TEGALWARU
Responden dalam penelitian ini adalah adalah individu-individu yang
datang ke Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru di Desa Tegalwaru, Ciampea,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan telah mengunjungi website Kampoeng Wisata
Tegalwaru sebelumnya. Dalam penelitian ini, terdapat faktor internal dan faktor
eksternal pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai bentuk data
profil pegunjung. Faktor internal merupakan variabel-variabel yang mewakili
karakteristik pengunjung, sedangkan faktor eksternal merupakan variabel-variabel
yang mewakili karakteristik webiste sebagai media komunikasi pemasaran
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Faktor Internal
Pada penelitian ini, faktor internal merupakan karateristik pengunjung
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang meliputi umur, tingkat pendidikan,
tingkat motivasi dan jenis kelamin.
Umur
Umur adalah lama hidup pengunjung pada saat penelitian dilakukan yang
dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam tahun. Pembulatan angka
pada variabel umur dibulatkan ke bawah, yaitu pembulatan yang mengarah pada
umur ketika ulang tahun terakhir responden. Apabila pengunjung memiliki umur
21 tahun 12 bulan maka umur pengunjung akan dianggap beruumr 21 tahun.
Karakteristik pengunjung berdasarkan umur diamati pada penelitian yang
dikelompokkan berdasarkan hasil yang ada di lapang, yaitu Umur Dewasa Awal
(19-21 tahun), Umur Dewasa (21-40 tahun), dan Umur tua (40-45 tahun).
Karakteristik umur pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan umur
Umur
Umur Dewasa Awal (19-21 tahun)
Umur Dewasa (21-40 tahun)
Umur tua (40-45 tahun)
Total
Jumlah
8
14
8
30
Persentase (%)
26.7
46.6
26.7
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4 menunjukkan bahwa umur
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru didominasi oleh pengunjung
berusia 21-40 tahun dengan persentase sebanyak 46.5 persen secara keseluruhan.
Hal ini juga dapat disebabkan oleh sebaran umur pengunjung yang mengunjungi
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru didominasi oleh mahasiswa dan ibu-ibu
muda. Kunjungan dari mahasiswa ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai
26
kemampuan teori dan praktek dalam bidang enterpreneurship (wirausaha), serta
mendapat pencerahan dari motivasi-motivasi dan wisata rohani yang diberikan
dengan mayoritas mengambil paket training enterprenuership. Kunjungan dari
ibu-ibu muda ditujukan agar mendapat kegiatan edukasi sambil berwisata dengan
mayoritas mengambil paket charity creativity, yaitu paket yang hanya
mendengarkan presentasi mengenai suatu UMKM.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah identitas seksual diri masing-masing responden, serta
sifat fisik responden yang tampak dan tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki
oleh responden. Berdasarkan jenis kelamin, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru terbagi menjadi pengunjung laki-laki dan pengunjung perempuan.
Karakterisitik jenis kelamin pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Jumlah
6
24
30
Persentase
20.0
80.0
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5 menunjukkan bahwa data
memiliki kecenderungan pengunjung perempuan lebih banyak jika dibandingkan
dengan pengunjung laki-laki karena perbedaan jumlah terbilang cukup jauh. Hal
ini disebabkan oleh produk maupun program-program pelatihan yang ditawarkan
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru cenderung lebih mengenai pasar perempuan,
seperti produk tas atau pelatihan handycraft. Namun, hal ini tidak menutup
kemungkinan apabila terdapat pengunjung laki-laki yang membeli produk atau
mengikuti pelatihan-pelatihan karena terdapat pula produk dan program pelatihanpelatihan yang ditujukan untuk laki-laki, seperti budidaya ikan, jarum tiram, dan
sebagainya. Selain itu, memang mayoritas adalah ibu-ibu, seperti yang dituturkan
oleh Mbak Rara sebagai pengurus Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru:
“… Kalau pengunjung yang datang ke sini emang kebanyakan ibuibu. Kadang-kadang ada mahasiswa. Mahasiswa kalau dating
rombongan atau mau magang. Terus kalau bapak-bapak itu juga
kadang-kadang banget. Seringnya ibu-ibu sih…”
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah
diikuti pengunjung sampai dengan saat penelitian. Sekolah formal merupakan
sekolah yang sesuai dengan wajib belajar di Indonesia maupun tahapan
selanjutnya, serta memiliki ijazah sebagai bukti telah menyelesaikan studinya.
Berdasarkan tingkat pendidikan, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
terbagi menjadi tiga, yaitu rendah (SMA/SMK/MA atau sederajat), sedang
27
(D1/D2/D3), dan tinggi (Sarjana). Pembagian kategori ini disesuaikan dengan
data yang terdapat di lapangan. Pada saat penelitian dilakukan, peneliti tidak
menemukan responden dnegan pendidikan yang lebih rendah dari SMA/SMK/MA
atau sederajat dan lebih tinggi dari Sarjana. Karakteristik tingkat pendidikan
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan
Rendah
(SMA/SMK/MA atau sederajat)
Sedang
(D1/D2/D3)
Tinggi
(Sarjana)
Total
Jumlah
Persentase
23
76.7
4
13.3
3
10.0
30
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru didominasi oleh
pengunjung dengan tingkat pendidikan rendah, yaitu sebanyak 76.7 persen secara
keseluruhan. Kemudian, pengunjung dengan tingkat pendidikan sedang sebanyak
13 persen dan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 10 persen secara keseluruhan.
Data ini menunjukkan bahwa kecenderungan pengunjung dengan tingkat
pendidikan rendah lebih banyak jika dibandingkan dengan pengunjung dengan
tingkat pendidikan sedang dan tinggi karena perbedaan jumlah diantaranya
terbilang cukup jauh.
Tingkat Motivasi
Tingkat motivasi adalah seberapa kuat motif ataupun tujuan yang dimiliki
oleh pengunjung untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi berkunjung adalah
suatu hal yang mendorong seseorang untuk membeli produk dan mengunjungi
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Berdasarkan tingkat motivasi, pengunjung
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi empat, yaitu untuk sekedar
melihat-lihat, membeli produk yang ditawarkan, mengikuti program-program
pelatihan yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan, serta membeli produk dan
mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru. Karakteristik tingkat motivasi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis
dapat dilihat pada Tabel 7.
28
Tabel 7
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan tingkat motivasi
Tingkat Motivasi
Sekedar melihat-lihat Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru
Untuk membeli produk yang ditawarkan
Untuk mengikuti program-program pelatihan yang
ditawarkan sesuai dengan kebutuhan
Untuk membeli produk dan mengikuti programprogram pelatihan yang ditawarkan
Total
Jumlah
1
Persentase
3.3
1
3.3
20
66.7
8
30
26.7
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 7 menunjukkan bahwa data
memiliki kecenderungan pengunjung yang berkunjung dengan motivasi untuk
mengikuti program-program pelatihan lebih banyak jika dibandingkan dengan
motivasi lainnya dengan persentase sebesar 66.7 persen. Hal ini dapat disebabkan
oleh banyaknya pengunjung yang terdiri dari ibu-ibu muda (ibu-ibu PKK atau
ibu-ibu pengajian) dan mahasiswa yang belum menyelesaikan perkuliahannya.
Kunjungan ibu-ibu muda dilakukan untuk mengisi waktu senggang mereka
ataupun mengasah kemampuan baru yang dapat mereka dapat dari program
pelatihan sehingga bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian mereka.
Kunjungan mahasiswa dilakukan sebagai program kunjungan atau studi banding
dari sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), seperti yang dituturkan oleh salah
satu responden:
“... Kami ke sini sih karena pengen belajar aja tertarik dari cerita
kakak kelas yang pernah ke sini duluan dan akhirnya buka website
buat tau kontak biar bisa ke sini ...” (HN, 20)
Faktor Eksternal
Pada penelitian ini, faktor internal merupakan karateristik pengunjung
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang meliputi unsur-unsur website dan unsur
pesan AIDA. Unsur-unsur website merupakan unsur-unsur pada website yang
dapat memberikan simultan agar pengguna internet tertarik untuk melihat dan
mencari informasi dari website sehingga pengetahuan dapat meningkat. Unsur
website terdiri dari desain website, kelengkapan gambar pada website, dan
kelengkapan informasi pada website. Unsur pesan AIDA merupakan unsur yang
memperhatikan agar pesan dapat meningkatkan perhatian (attention), ketertarikan
(interest), keinginan (desire), dan tindakan (action) dari penerima pesan.
Desain Website
Desain website merupakan unsur website sebagai bentuk upaya menarik
perhatian pengunjung dengan memainkan komposisi warna dan tipografi.
Komposisi warna dengan warna cerah dan tidak monoton cenderung akan lebih
menarik perhatian jika dibandingkan dengan warna gelap. Tipografi dapat dilihat
dari ukuran dan jenis huruf yang digunakan, serta penempatan tulisan yang tepat
juga menjadi suatu penilaian. Berdasarkan desain website, pengunjung Kampoeng
29
Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu kurang baik, cukup, dan baik.
Unsur website berupa desain website Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan desain website
Desain Website
Kurang baik
(skor 3)
Cukup
(skor 4-5)
Baik
(skor 6)
Total
Jumlah
Persentase
1
3.3
23
76.7
6
20.0
30
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 8 menunjukkan bahwa data
memiliki kecenderungan desain website cukup baik lebih banyak jika
dibandingkan dengan desain website kurang baik dan baik karena perbedaan
jumlah terbilang cukup jauh. Hal ini dapat disebabkan oleh website Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru tidak menggunakan komposisi warna dan tipografi yang
tepat. Warna website yang digunakan cenderung monoton, hanya menggunakan
warna biru. Tipografi masih kurang tepat untuk menjelaskan gambar. Ukuran
huruf yang digunakan tetap stabil di setiap halaman sehingga terjadinya bias
persepsi akan lebih besar. Hal ini juga dituturkan oleh salah satu responden:
“... Sebenernya website-nya udah bagus, gambar-gambarnya juga
bagus. Cuma ya warnanya aja sih cuma biru doang websitenya. Jadi
gimana gitu ya. Terus juga gambar-gambarnya masih kurang
banyak deh kayaknya...” (NY, 40)
Kelengkapan Gambar pada Website
Kelengkapan gambar merupakan unsur kelengkapan website sebagai
bentuk upaya memberikan gambaran kepada pengunjung melalui gambar.
Gambar yang dimasukkan ke dalam website harus dapat memberi gambaran
kepada pengunjung mengenai produk dan program-program pelatihan, baik
berupa gambar produk atau program-program pelatihan maupun suasana saat
pelatihan berlangsung. Untuk kelengkapan, denah lokasi dan gambar suasana
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru juga dapat dimasukkan dalam website.
Berdasarkan kelengkapan gambar pada website, pengunjung Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu tidak lengkap, lengkap, dan sangat
lengkap. Unsur website berupa kelengkapan gambar pada website Kampoeng
Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 9.
30
Tabel 9
Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan kelengkapan gambar pada website
Kelengkapan Gambar pada Website
Tidak lengkap
(skor 3)
Lengkap
(skor 4-5)
Sangat lengkap
(skor 6)
Total
Jumlah
Persentase
0
0.0
23
76.7
7
23.3
30
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 9 menunjukkan bahwa data
memiliki kecenderungan kelengkapan gambar pada website dengan kategori
lengkaplebih banyak jika dibandingkan dengan kelengkapan gambar pada website
dengan kategori tidak lengkap dan sangat lengkap karena perbedaan jumlah
diantaranya terbilang cukup jauh. Hal ini dapat dilihat dari kurang banyaknya
gambar-gambar produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada beberapa responden, dapat
disimpulkan bahwa mereka menjadi kurang tertarik untuk membeli produk karena
gambar dan penjelasan mengenai masing-masing produk masih terbilang kurang
sehingga mereka cenderung hanya mengikuti program-program pelatihan saja.
Selain itu, informasi yang kurang dijelaskan dengan gambar adalah lokasi
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Lokasi hanya dicantumkan berupa Desa
Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor saja, tetapi tidak dijelaskan
detail satu tempat dan tidak terdapat denah lokasi sehingga cukup menyulitkan
pengunjung, seperti yang dituturkan oleh salah satu responden:
“... Susah nyari lokasinya. Tadi aja kita sempet nyasar dulu sampe
telpon-telponan sama Mbak Raranya. Harusnya ada denah
lokasinya gitu di websitenya...” (WN, 37).
Kelengkapan Informasi pada Website
Kelengkapan informasi unsur website sebagai bentuk upaya memberikan
penjelasan mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang terdiri atas profil,
sejarah, nomor narahubung, lokasi, serta penjelasan mengenai produk dan
program-program pelatihan yang ditawarkan secara terperinci. Berdasarkan
kelengkapan informasi pada website, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu tidak lengkap, lengkap, dan sangat lengkap.
Unsur website berupa kelengkapan informasi pada website Kampoeng Wisata
Bisnis dapat dilihat pada Tabel 10.
31
Tabel 10 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan kelengkapan informasi pada website
Kelengkapan Informasi pada Website
Tidak lengkap
(skor 3)
Lengkap
(skor 4-5)
Sangat lengkap
(skor 6)
Total
Jumlah
0
Persentase
0.0
22
73.3
8
26.7
30
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 10 menunjukkan bahwa
kelengkapan gambar pada website pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru didominasi oleh kategori lengkap, yaitu sebanyak 73.3 persen secara
keseluruhan. Data ini menunjukkan bahwa kecenderungan kelengkapan gambar
pada website dengan kategori lengkaplebih banyak jika dibandingkan dengan
kelengkapan gambar pada website dengan kategori tidak lengkap dan sangat
lengkap karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh. Hal ini dapat
disebabkan oleh informasi sudah cukup lengkap. Informasi dirasa telah cukup
memberikan informasi mengenai profil, produk, program-program pelatihan,
nomor narahubung, dan media partner Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Namun sayangnya, informasi yang disampaikan masih kurang disusun secara
teratur sehingga pengunjung kurang dapat memenuhi kebutuhan informasi
mereka.
Attention
Attention merupakan unsur pesan sebagai upaya untuk mendapatkan
perhatian pengunjung. Terdapat perubahan yang nyata dari sikap attention setelah
melihat daya tarik pesan, seperti desain dan logo yang menarik. Berdasarkan
unsur pesan attention, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi
menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Unsur pesan attention Kampoeng
Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan unsur pesan attention
Attention
Rendah
(skor 12-15)
Sedang
(skor 16-20)
Tinggi
(skor 21-24)
Total
Jumlah
0
Persentase
0.0
7
23.3
23
76.7
30
100.0
32
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 11 menunjukkan bahwa unsur
pesan attention pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru didominasi oleh
kategori tinggi, yaitu sebanyak 76.7 persen secara keseluruhan. Data ini
menunjukkan bahwa kecenderungan unsur pesan attention dengan kategori tinggi
lebih banyak jika dibandingkan dengan unsur pesan attention dengan kategori
rendah dan sedang karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh. Hal
ini dapat disebabkan oleh pesan dalam website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru dirasa telah mampu membantu membuat pengunjung menyadari
keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, seperti yang dituturkan oleh Ibu
Tatiek sebagai pendiri Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, sebagai berikut:
“… Semenjak adanya website-nya, iya jadi banyak orang
berkunjung ke sini. Tidak hanya dari Jawa saja, dari Pulau
Sumatera juga sudah ada yang berkunjung ke sini. Website cukup
membantu kita memperkenalkan Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru ini…”
Interest
Interest merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya menarik minat
pengunjung. Rasa tertarik mungkin dapat dimunculkan dengan menggunakan
pewarnaan, gambar, dan iklan yang menarik. Berdasarkan unsur pesan interest,
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu
rendah, sedang, dan tinggi. Unsur pesan interest Kampoeng Wisata Bisnis dapat
dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan unsur pesan interest
Interest
Rendah
(skor 3)
Sedang
(skor 4-5)
Tinggi
(skor 6)
Total
Jumlah
0
Persentase
0.0
4
13.3
26
86.7
30
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 12 menunjukkan bahwa data
memiliki kecenderungan unsur pesan interest dengan kategori tinggilebih banyak
jika dibandingkan dengan unsur pesan interest dengan kategori rendah dan sedang
karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh. Hal ini dapat
disebabkan oleh informasi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sudah
menarik minat pengunjung, baik sebelum atau setelah mengunjungi website.
Namun, desain websitebeserta kelengkapan gambar dan informasi yang masih
tergolong cukupmenyebabkan tidak semua pengunjung yang sudah menyadari
keberadaaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru akan memiliki ketertarikan dan
keinginan lebih untuk mengetahui Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
33
Desire
Desire merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya membangkitkan
keinginan pengunjung. Keinginan dapat dimunculkan dengan memberikan
informasi mengenai keuntungan yang akan didapat jika membeli barang, jasa,
atau hal-hal lain yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Berdasarkan unsur pesan desire, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
terbagi menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Unsur pesan desire
Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan unsur pesan desire
Desire
Rendah
(skor 3)
Sedang
(skor 4-5)
Tinggi
(skor 6)
Total
Jumlah
1
Persentase
3.3
15
50.0
14
46.7
30
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 13 menunjukkan bahwa data ini
memiliki kecenderungan unsur pesan desire dengan kategori sedang lebih banyak
jika dibandingkan dengan unsur pesan desire dengan kategori rendah dan tinggi
karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh. Berdasarkan hasil
wawancara mendalam yang dilakukan, pengunjung Kampoeng Wisata Tegalwaru
memang sudah keinginan untuk mengikuti program-program pelatihan yang
ditawarkan, tetapi untuk mendapat banyak pengetahuan atau sekedar memenuhi
kebutuhan informasi mereka, seperti yang dituturkan oleh salah satu responden:
“... Saya sih udah tertarik untuk datang ke sini. Cuma gambar
produk dan informasi dalam website masih kurang update...” (HD,
20).
Action
Action merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya menyebabkan
tindakan. Action terlihat jelas nyata menimbulkan perubahan pada pengunjung,
seperti melakukan pembelian atau kunjungan. Untuk itu, website harus dibuat
semenarik mungkin. Berdasarkan unsur pesan action, pengunjung Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Unsur pesan action Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 14.
34
Tabel 14 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
berdasarkan unsur pesan action
Action
Rendah
(skor 4-5)
Sedang
(skor 6-7)
Tinggi
(skor 8)
Total
Jumlah
1
Persentase
3.3
16
53.3
13
43.4
30
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 14 menunjukkan bahwa unsur
pesan action pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru didominasi oleh
kategori sedang, yaitu sebanyak 53.3 persen secara keseluruhan. Data ini
menunjukkan bahwa kecenderungan unsur pesan action dengan kategori sedang
jika dibandingkan dengan unsur pesan action dengan kategori rendah dan tinggi
karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh. Hal ini disebabkan
oleh tindakan merupakan hal tersulit untuk ditumbuhkan dalam seorang
pengunjung. Meskipun orang telah memiliki unsur desire yang tinggi, belum tentu
pengunjung akan melakukan suatu tindakan. Pesan yang disampaikan berupa
gambar maupun informasi cenderung masih kurang mempersuasi pengunjung
untuk berperilaku. Desain website yang menarik juga dapat mempengaruhi
pengunjung dalam mengambil keputusan untuk melakukan tindakan.
35
TINGKAT KETERDEDAHAN PENGUNJUNG
TERHADAP WEBSITE KAMPOENG WISATA BISNIS
TEGALWARU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Tingkat keterdedahan pengunjung terhadap website Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru adalah intensitas pengunjung dalam menerima bentuk pesan
pelaksanaan komunikasi pemasaran melalui website sebagai media komunikasi
pemasaran. Tingkat keterdedahan pengunjung terhadap website dapat dilihat dari
frekuensi pengunjung menggunakan internet, intensitas pengunjung terdedah
website, dan frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Pengujian faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat keterdedahan pengunjung terhadap website
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru diuji dengan menggunakan Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda dengan memasukkan seluruh variabel pengaruh
dan melihat pengaruhnya terhadap masing-masing aspek.
Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet
Frekuensi pengunjung menggunakan internet merupakan jumlah berapa
kali pengunjung menggunakan internet melalui komputer atau gadget lainnya
yang mendapat akses internet. Frekuensi pengunjung menggunakan internet
dilihat dalam waktu satu bulan terakhir. Frekuensi pengunjung menggunakan
internet digolongkan menjadi tiga kategori berdasarkan hasil yang didapat dari
penelitian, yaitu jarang, sering, dan sangat sering. Hal ini disebabkan oleh
pengunjung yang tidak pernah menggunakan internet tidak bisa dijadikan
responden pada penelitian ini. Frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis
menggunakan internet dapat dilihat dalam Tabel 15.
Tabel 15 Jumlah dan persentase frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru menggunakan internet
Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet
Jarang
(skor 3-4)
Sering
(skor 5-7)
Sangat Sering
(skor 8-9)
Total
Jumlah
7
Persentase (%)
23.3
15
50.0
8
26.7
30
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 15 menunjukkan bahwa frekuensi
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan internet tergolong
sering. Hal ini dapat disebabkan oleh perkembangan teknologi yang memudahkan
seseorang untuk mengakses internet. Saat ini, internet tidak hanya diakses melalui
komputer atau laptop atau netbook, tetapi juga dapat diakses melalui telepon
genggam atau smartphone. Berbagai usia, berbagai tingkat pendidikan, dan
36
berbagai pekerjaan dapat mengakses internet sehingga untuk mendapat informasi
cenderung akan semakin mudah dan cepat.
Intensitas Pengunjung Terdedah Website
Intensitas pengunjung terdedah website merupakan jumlah berapa sering
pengunjung membuka, mencari informasi, dan mendapatkan informasi. Dalam
penelitian ini, pengunjung terdedah oleh website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru. Intensitas keterdedahan dilihat dalam waktu satu bulan terakhir.
Intensitas keterdedahan dapat diukur apabila pengunjung Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru telah mengunjungi website sekurang-kurangnya satu kali. Hal
ini disebabkan oleh pengunjung yang tidak pernah mengunjung website
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak bisa dijadikan responden pada
penelitian ini. Intensitas pengunjung terdedahwebsite Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru digolongkan menjadi tiga kategori berdasarkan hasil yang didapat dari
penelitian, yaitu jarang, sering, dan sangat sering. Intensitas pengunjung terdedah
website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dapat dilihat dalam Tabel 16.
Tabel 16 Jumlah dan persentase intensitas pengunjung terdedah website
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
Intensitas Pengunjung Terdedah Website Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru
Jarang
(skor 3-4)
Sering
(skor 5-7)
Sangat Sering
(skor 8-9)
Total
Jumlah
5
Persentase
(%)
16.6
17
56.7
8
26.7
30
100.0
Berdasarkan
hasil penelitian pada Tabel 16 menunjukkan bahwa
intensitas pengunjung terdedah website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
tergolong sering. Hal ini dapat disebabkan oleh keinginan pengunjung untuk
mencari lebih lanjut informasi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru,
seperti produk atau program-program pelatihan. Selain itu, dapat juga disebabkan
oleh kebutuhan pengunjung akan informasi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru sebelum akhirnya melakukan pembelian atau kunjungan, seperti yang
dilakukan oleh salah satu responden:
“... Saya buka website sekitar 3-4 kali sampe dapet nomer Mbak
Rara dan akhirnya survei ke sini dulu sebelum ke sini lagi sama
rombongan...” (EN, 21)
Terdapat pula responden yang hanya sekali terdedah website karena
responden telah melihat informasi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
melalui televisi, kemudian membuka website bersama-sama dengan kelompoknya
untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Hal ini dituturkan oleh salah satu
responden:
37
“…iya kita pertama kali liat tentang Kampung Bisnis ini sih dari tv.
Terus kita cari di internet dan nemu website-nya. Akhirnya kita buka
bareng-bareng tuh. Satu computer bareng-bareng…” (SW, 42)
Frekuensi Pengunjung Memperbaharui Informasi
Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi merupakan jumlah
berapa kali pengunjung memperbaharui informasi yang terima sehingga
pengunjung dapat ditingkatkan dan diberikan suatu yang baru. Dalam penelitian
ini, pengunjung memperbaharui informasi melalui websiteKampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru. Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi dilihat dalam
waktu satu bulan terakhir. Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi
digolongkan menjadi tiga kategori berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian,
yaitu jarang, sering, dan sangat sering. Frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru memperbaharui informasidapat dilihat dalam Tabel 17.
Tabel 17 Jumlah dan persentase frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru memperbaharui informasi
Frekuensi Pengunjung Memperbaharui Informasi
Jarang
(skor 4-6)
Sering
(skor 7-9)
Sangat Sering
(skor 10-11)
Total
Jumlah
9
Persentase (%)
30.0
14
46.7
7
23.3
30
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 17 menunjukkan bahwa frekuensi
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru memperbaharui informasi
tergolong sering.Hal ini dapat disebabkan oleh keinginan pengunjung untuk
mengetahui informasi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Kebutuhan informasi
untuk memutuskan tindakan membeli produk, mengikuti program-program
pelatihan, atau mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, terutama untuk
pengunjung yang sudah tindakan tersebut. Namun, ternyata keinginan pengunjung
untuk mendapat informasi baru tidak terpenuhi dengan mengunjungi website. Hal
ini disebabkan oleh gambar maupun informasi website yang tidak berperbaharui
secara berkala, seperti yang dituturkan oleh salah satu responden:
“… Ini kunjungan saya yang keempat atau kelima, tapi informasi di
website tidak juga berubah. Sama kayak fasilitas di sini juga tidak
berubah…”
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedadahan Pengunjung
Berdasarkan Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet
Frekuensi pengunjung menggunakan internet merupakan jumlah berapa
kali pengunjung menggunakan internet melalui komputer atau gadget lainnya
yang mendapat akses internet. Variabel ini diukur dengan jumlah berapa kali
38
pengunjung menggunakan internet yang digolongkan menjadi tiga, yaitu jarang,
sering, dan sangat sering. Hal ini disebabkan oleh pengunjung yang tidak pernah
menggunakan internet tidak bisa dijadikan responden pada penelitian ini. Pada
bagian ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi
pengunjung menggunakan internet. Hipotesis pertama dalam penelitian ini:
Hipotesis 1:
Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki
pengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet.
Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung
menggunakan internet dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19 for
windows dan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian dilakukan
dengan memasukkan variabel pengaruh (Karakteristik pengunjung dan
karakteristik website) dan melihat pengaruhnya terhadap frekuensi pengunjung
menggunakan internet. Sebelum pengujian, nilai-nilai yang dimiliki masingmasing variabel telah distandarisasi. Berikut hasil pengujian Regresi Linier
Berganda yang menghasilkan persamaan:
5.730 x 10-16 + 0.070 X1 + 0.174 X2 + 0.078 X3 + 0.674 X4
+ 0.453 X5 - 0.403 X6 + 0.957 X7 - 0.359 X8 - 0.579 X9
+ 0.601 X10 - 0.188 X11
Persamaan 1 Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal
(Karakteristik pengunjung dan karakteristik website)
terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet
Y =
Keterangan:
Y
: Frekuensi pengunjung menggunakan internet
: Umur
X1
: Jenis kelamin
X2
: Tingkat pendidikan
X3
X4
: Tingkat motivasi
: Desain website
X5
: Kelengkapan gambar pada website
X6
: Kelengkapan informasi pada website
X7
: Attention
X8
: Interest
X9
: Desire
X10
: Action
X11
Nilai konstanta adalah 5.730 x 10-16. Artinya, jika nilai karakteristik
pengunjung (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat motivasi) dan
karakteristik website (desain website, kelengkapan gambar pada website,
kelengkapan infromasi pada website, attention, interest, desire, dan action)
bernilai 0 maka nilai skor frekuensi pengunjung menggunakan internet bernilai
5.730 x 10-16. Berdasarkan hasil signifikansi dari hasil Uji Statistik Analisis
Regresi Linier Berganda dapat diketahui signifikansi pengaruh variabel pengaruh
(Karakteristik pengunjung dan karakteristik website) terhadap variabel
terpengaruh (frekuensi pengunjung menggunakan internet). Signifikansi hasil Uji
Statistik Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh faktor internal dan faktor
39
eksternal terhadap tingkat keterdedahan pengunjung berdasarkan frekuensi
pengunjung menggunakan internet dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel
terpengaruh (frekuensi pengunjung menggunakan internet)
Variabel
Usia (X1)
Jenis kelamin (X2)
Tingkat pendidikan (X3)
Tingkat motivasi (X4)
Desain website (X5)
Kelengkapan gambar (X6)
Kelengkapan informasi (X7)
Attention (X8)
Interest (X9)
Desire (X10)
Action (X11)
Sig.
0.765
0.557
0.679
0.034
0.099
0.153
0.015
0.119
0.107
0.176
0.499
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
0.460
0.289
0.710
0.282
0.359
0.335
0.192
0.507
0.209
0.134
0.329
2.174
3.465
1.408
3.542
2.786
2.982
5.199
1.972
4.783
7.447
3.038
Collinearity Statistics digunakan untuk uji asumsi klasik multikolinieritas.
Uji ini digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya multikolinieritas pada
data yang diuji. Multikolinieritas merupakan tidak diperbolehkan terjadinya
korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas.
Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai toleransi > 0.1 dan nilai VIF < 10.
Berdasarkan Tabel 18 pada kolom Collinearity Statistics menunjukkan bahwa
tidak terjadi multikolinieritas pada variabel yang diuji.
Pengujian terhadap model regresi juga diperoleh nilai R square (R2) yang
menunjukkan angka 0.561. Angka tersebut memiliki arti bahwa kontribusi
pengaruh variabel faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung
dan karakteristik website) terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet
adalah sebesar 56.1 persen dan sisanya 43.9 persen merupakan kontribusi dari
variabel lain.
40
Tabel 19 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor
mempengaruhi frekuensi pengunjung menggunakan internet
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Variabel
Usia (X1)
Jenis kelamin (X2)
Tingkat pendidikan (X3)
Tingkat motivasi (X4)
Desain website (X5)
Kelengkapan gambar (X6)
Kelengkapan informasi (X7)
Attention (X8)
Interest (X9)
Desire (X10)
Action (X11)
Pengaruh
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
yang
Arah Pengaruh
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
Positif
Negatif
Umur (X1)
Peubah umur memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung
menggunakan internet sehingga semakin bertambah umur pengunjung maka
frekuensi pengunjung menggunakan internet akan meningkat. Peubah umur tidak
berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internetsecara
signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi umur lebih
besar dari 0.05 sehingga hipotesis 1 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh
kegiatan menggunakan internet dapat dilakukan oleh siapa saja apabila terdapat
keinginan untuk menggunakan dan terdapat akses internet, meskipun terdapat
website-website yang memiliki konten dewasa tidak boleh dikunjungi oleh anakanak di bawah umur. Penggunaan internet tetap harus disesuaikan dengan umur.
Pengunjung mahasiswa sebagai kategori Umur Dewasa mengakui bahwa mereka
menggunakan internet hamper setiap hari melalui telepon genggam, seperti yang
dituturkan oleh salah satu responden:
“… saya hampir tiap hari buka internet pake bb…” (PS, 21)
Jenis Kelamin (X2)
Peubah jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung
menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa
nilai signifikansi jenis kelamin lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 1 ditolak.
Hal ini disebabkan oleh penggunaan internet dibebaskan untuk siapapun, tidak
berfokus terhadap jenis kelaminnya, seluruh jenis kelamin dapat mengakses
internet. Jenis kelamin apapun dapat menggunakan internet meskipun informasi
akan didapat pada situs internet dari lawan jenisnya. WebsiteKampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru dapat dianggap tidak ada isi dalam website yang membedakan
jenis kelamin sehingga tidak akan terlihat data apakah benar jenis kelamin tidak
mempengaruhi seseorang untuk menggunakan internet.
41
Tingkat Pendidikan (X3)
Peubah tingkat pendidikan memiliki nilai positif terhadap frekuensi
pengunjung menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan pengunjung maka frekuensi pengunjung menggunakan internet
akan meningkat. Peubah tingkat pendidikantidak berpengaruh terhadap frekuensi
pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18,
terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat pendidikan lebih besar dari 0.05 sehingga
hipotesis 1 ditolak. Hal ini disebabkan oleh penggunaan internet dibebaskan untuk
siapapun, tidak melihat latar belakang pendidikan yang dimilikinya. Apabila kita
mendapat akses internet, mempunyai keinginan untuk menggunakan internet, dan
mengetahui untuk menggunakan internet maka siapapun boleh menggunakannya.
Tingkat Motivasi (X4)
Peubah tingkat motivasi memiliki nilai positif terhadap frekuensi
pengunjung menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
tingkat motivasi yang dimiliki pengunjung maka frekuensi pengunjung
menggunakan internet akan meningkat. Peubah tingkat motivasi berpengaruh
terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikan.
Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih
kecil dari sama dengan 0.05 sehingga hipotesis 1 diterima. Dapat disimpulkan
bahwa motivasi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang berbedabeda mempengaruhi jumlah frekuensi pengunjung untuk menggunakan internet.
Hal ini dapat disebabkan oleh adanya pengaruh keinginan untuk
memenuhi kebutuhan. Kotler dan Keller (2009) menuliskan Teori Maslow yang
mengasumsikan bahwa kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang paling
menekan sampai yang paling tidak menekan, yaitu kebutuhan psikologis,
kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan
kebutuhan aktulisasi diri. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang akan melakukan
upaya untuk memenuhi kebutuhan dirinya secara terus menerus. Penggunaan
internet saat ini dilakukan atas dasar pemenuhan kebutuhan sosial (melalui media
sosial) atau kebutuhan penghargaan (seperti menjadi seseorang yang
berpengetahuan luas atau penyebarkan penghargaan yang diraihnya atau
penghargaan atas hasil karyanya).
Desain Website (X5)
Peubah desain website memiliki nilai positif terhadap frekuensi
pengunjung menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin menarik
desain website maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan
meningkat. Peubah desain website tidak berpengaruh terhadap frekuensi
pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18,
terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga
hipotesis 1 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh pengunjung cenderung
membuka internet untuk memenuhi kebutuhan informasi maupun kebutuhan
lainnya. Pengunjung tidak memperhatikan bagaimana desain website, tetapi hanya
memperhatikan pada pemenuhan kebutuhannya saja.
42
Kelengkapan Gambar pada Website (X6)
Peubah kelengkapan gambar memiliki nilai negatif terhadap frekuensi
pengunjung menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap
gambar maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan menurun. Peubah
kelengkapan gambar pada website tidak berpengaruh terhadap frekuensi
pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18,
terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih kecil dari 0.05 sehingga
hipotesis 1 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh gambar-gambar atau animasi
gambar cenderung tidak menjadi alasan pengunjung untuk menggunakan internet.
Mereka cenderung lebih berfokus pada pemenuhan kebutuhan mereka saja.
Kelengkapan Informasi pada Website (X7)
Peubah kelengkapan informasi memiliki nilai postif terhadap frekuensi
pengunjung menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap
informasi yang ada dalam website maka frekuensi pengunjung menggunakan
internet akan meningkat. Peubah kelengkapan informasi pada website
berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara
signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat
motivasi lebih kecil dari sama dengan 0.05 sehingga hipotesis 1 diterima. Dapat
disimpulkan bahwa kelengkapan informasi pada website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru mempengaruhi jumlah frekuensi pengunjung untuk menggunakan
internet.
Hal ini dapat disebabkan oleh pengunjung cenderung menggunakan
internet untuk memenuhi kebutuhan informasi sehingga informasi yang mereka
miliki akan semakin banyak dan lengkap. Lengkapnya informasi yang terdapat di
dalam internet membuat pengunjung akan memiliki kecenderungan untuk mencari
informasi melalui internet dibandingkan melakukan pencarian informasi melalui
mouth to mouth ataupun mencari literatur lainnya. Hal ini menunjukkan
perbandingan lurus kelengkapan informasi dengan frekuensi menggunakan
internet, yaitu semakin lengkap informasi yang ada pada internet maka akan
semakin tinggi pula frekuensi pengunjung menggunakan internet. Oleh karena itu,
kelengkapan informasi akan membentuk perilaku pengunjung dalam
menggunakan internet.
Attention (X8)
Peubah attention memiliki nilai negatif terhadap frekuensi pengunjung
menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki
unsur attention yang tinggi maka frekuensi pengunjung menggunakan internet
akan menurun. Peubah attention tidak berpengaruh terhadap frekuensi
pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18,
terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga
hipotesis 1 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung
unsur pengunjung menyadari keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
ternyata tidak mempengaruhi seberapa banyak pengunjung untuk menggunakan
43
internet. Mereka cenderung membuka internet untuk memenuhi kebutuhan
informasi atau kebutuhan lainnya saja.
Interest (X9)
Peubah interest memiliki nilai negatif terhadap frekuensi pengunjung
menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki
unsur interest yang tinggi maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan
menurun. Peubah interest tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung
menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa
nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 1
ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur
ketertarikan atau keinginan pengunjung ternyata tidak mempengaruhi seberapa
banyak pengunjung akan menggunakan internet. Mereka cenderung membuka
internet untuk memenuhi kebutuhan informasi atau kebutuhan lain yang mereka
butuhkan.
Desire (X10)
Peubah desire memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung
menggunakan internet secara signifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
pesan memiliki unsur desire yang tinggi maka frekuensi pengunjung
menggunakan internet akan meningkat. Peubah desire tidak berpengaruh terhadap
frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel
18, terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05
sehingga hipotesis 1 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang
mengandung unsur untuk mendorong pengunjung dalam melakukan suatu
tindakan tidak mempengaruhi pengunjung untuk menggunakan internet. Mereka
menggunakan internet karena adanya motivasi tersendiri untuk memenuhi
kebutuhan informasi sebagai bentuk kepuasan, bukan karena adanya dorongan
untuk melihat pesan tersebut.
Action (X11)
Peubah action memiliki nilai negatif terhadap frekuensi pengunjung
menggunakan internet.Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur
action yang tinggi maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan
menurun. Peubah action tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung
menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa
nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 1
ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk
melakukan tindakan tidak mempengaruhi pengunjung untuk menggunakan
internet.
44
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedadahan Pengunjung
Berdasarkan Intensitas Pengunjung Terdedah Website
Intensitas pengunjung terdedah website merupakan jumlah berapa sering
pengunjung membuka, mencari informasi, dan mendapatkan informasi melalui
website. Intensitas pengunjung terdedah website juga dapat dilihat dari jumlah
berapa sering pengunjung berinisiatif untuk melakukan tindakan tersebut.
Variabel ini diukur dengan jumlah berapa kali pengunjung menggunakan internet
yang digolongkan menjadi tiga, yaitu jarang, sering, dan sangat sering. Hal ini
disebabkan oleh pengunjung yang tidak pernah menggunakan internet tidak bisa
dijadikan responden pada penelitian ini. Pada bagian ini akan dibahas tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas pengunjung terdedah website.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini:
Hipotesis 2:
Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki
pengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website.
Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas pengunjung
terdedah website dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19 for windows
dan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian dilakukan dengan
memasukkan variabel pengaruh (karakteristik pengunjung dan karakteristik
website) dan melihat pengaruhnya terhadap intensitas pengunjung terdedah
website. Hasil pengujian Regresi Linier Berganda menghasilkan persamaan
sebagai berikut:
Y
= 4.618 x 10-17 - 0.551 X1 - 0.148 X2 + 0.103 X3 - 0.340 X4
- 0.054 X5 - 0.239 X6 + 0.221 X7 - 0.039 X8 + 0.396 X9
- 0.701 X10 + 0.562 X11
Persamaan 2 Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal
(karakteristik pengunjung dan karakteristik website)
terhadap intensitas pengunjung terdedah website
Keterangan:
Y
: Intensitas pengunjung terdedah website
: Umur
X1
: Jenis kelamin
X2
X3
: Tingkat pendidikan
: Tingkat motivasi
X4
: Desain website
X5
: Kelengkapan gambar pada website
X6
: Kelengkapan informasi pada website
X7
: Attention
X8
: Interest
X9
: Desire
X10
: Action
X11
Nilai konstanta adalah 4.618 x 10-17. Artinya, jika nilai karakteristik
pengunjung dan karakteristik website bernilai 0 maka nilai skor intensitas
terdedah website bernilai 4.618 x 10-17. Berdasarkan hasil signifikansi dari hasil
Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dapat diketahui signifikansi
45
pengaruh variabel pengaruh (karakteristik pengunjung dan karakteristik website)
terhadap variabel terpengaruh (intensitas terdedah website). Signifikansi hasil Uji
Statistik Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh faktor internal dan faktor
eksternal terhadap tingkat keterdedahan pengunjung berdasarkan intensitas
terdedah website dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel
terpengaruh (intensitas pengunjung terdedah website)
Variabel
Usia (X1)
Jenis kelamin (X2)
Tingkat pendidikan (X3)
Tingkat motivasi (X4)
Desain website (X5)
Kelengkapan gambar (X6)
Kelengkapan informasi (X7)
Attention (X8)
Interest (X9)
Desire (X10)
Action (X11)
Sig.
0.031
0.624
0.592
0.272
0.843
0.397
0.551
0.865
0.271
0.125
0.059
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
0.460
0.289
0.710
0.282
0.359
0.335
0.192
0.507
0.209
0.134
0.329
2.174
3.465
1.408
3.542
2.786
2.982
5.199
1.972
4.783
7.447
3.038
Collinearity Statistics digunakan untuk uji asumsi klasik multikolinieritas.
Uji ini digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya multikolinieritas pada
data yang diuji. Multikolinieritas merupakan tidak diperbolehkan terjadinya
korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas.
Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai toleransi > 0.1 dan nilai VIF < 10.
Berdasarkan Tabel 20 pada kolom Collinearity Statistics menunjukkan bahwa
tidak terjadi multikolinieritas pada variabel yang diuji.
Pengujian terhadap model regresi juga diperoleh nilai R square (R2) yang
menunjukkan angka 0.541. Angka tersebut memiliki arti bahwa kontribusi
pengaruh variabel faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung
dan karakteristik website) terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet
adalah sebesar 54.1 persen dan sisanya 45.9 persen merupakan kontribusi dari
variabel lain.
46
Tabel 21 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor
mempengaruhi intensitas pengunjung terdedah website
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Variabel
Usia (X1)
Jenis kelamin (X2)
Tingkat pendidikan (X3)
Tingkat motivasi (X4)
Desain website (X5)
Kelengkapan gambar (X6)
Kelengkapan informasi (X7)
Attention
Interest
Desire
Action
Pengaruh
Signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
yang
Arah Pengaruh
Negatif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Umur (X1)
Peubah umur memiliki nilai negatif terhadap intensitas pengunjung
terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur
pengunjung maka intensitas pengunjung terdedah website akan menurun. Peubah
umur berpengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara
signifikan.Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi umur lebih kecil dari sama
dengan 0.05 sehingga hipotesis 2 diterima. Dapat disimpulkan bahwa berapapun
umur pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru mempengaruhi intensitas
pengunjung terdedah website.
Hal ini dapat disebabkan oleh umur pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru yang menjadi responden untuk penelitian ini yang berkisar antara 19 –
45 tahun. Ini dapat menyebabkan data yang dihasilkan menunjukkan bahwa usia
tersebut akan memiliki pengaruh terhadap intensitas terdedah website. Hal ini juga
menunjukkan bahwa umur di bawah 19 tahun atau di atas 45 tahun cenderung
tidak memiliki intensitas untuk terdedah website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru.
Jenis Kelamin (X2)
Peubah jenis kelamin tidakberpengaruh terhadap intensitas pengunjung
terdedah website secara signifikan.Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi umur
lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini disebabkan oleh website
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaruditujukan untuk siapapun, tidak berfokus
terhadap jenis kelaminnya. Seluruh jenis kelamin dapat mengaksesnya apabila
mendapat akses internet. Konten yang terdapat di dalam website Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru tidak ada yang membedakan jenis kelamin, meskipun
program-program pelatihan cenderung ditujukan untuk kaum ibu muda. Oleh
karena itu, jenis kelamin apapun dapat mengakses website Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru dan jenis kelamin tidak mempengaruhi pengunjung untuk
terdedah website.
47
Tingkat Pendidikan (X3)
Peubah tingkat pendidikan memiliki nilai positif terhadap intensitas
pengunjung terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan pengunjung maka intensitas pengunjung terdedah website akan
meningkat. Peubah tingkat pendidikan tidakberpengaruh terhadap intensitas
pengunjung terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai
signifikansi umur lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini
disebabkan oleh website Kampoeng Wisata Bisnis ditujukan untuk siapapun, tidak
melihat latar belakang pendidikan yang dimilikinya. Apabila kita mendapat akses
internet, mempunyai keinginan untuk menggunakan internet, dan mengetahui cara
untuk mengunjungi website Kampoeng Wisata BisnisTegalwaru maka siapapun
boleh mengunjunginya.
Tingkat Motivasi (X4)
Peubah tingkat motivasimemiliki nilai negatif terhadap intensitas
pengunjung terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
motivasi pengunjung maka intensitas pengunjung terdedah website akan menurun.
Peubah tingkat motivasi tidak berpengaruh terhadap intensitas pengunjung
terdedah websitesecara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi umur
lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini disebabkan oleh
motivasi pengunjung untuk mengunjungi, membeli produk, atau mengikuti
program-program pelatihan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak lantas
menyebabkan pengunjung menjadi sering untuk mengunjungi website.
Desain Website (X5)
Peubah desain website memiliki nilai negatif terhadap intensitas
pengunjung terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin menarik
desain website maka intensitas pengunjung terdedah website akan menurun.
Peubah desain websitetidak berpengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah
website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi desain website
lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh
desain pada tampilan website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang
menyebabkan pengunjung tertarik untuk mengunjungi website Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru, mereka cenderung akan langsung menghubungi nomor
narahubung untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Kelengkapan Gambar pada Website (X6)
Peubah kelengkapan gambar pada websitememiliki nilai negatif terhadap
intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin lengkap gambar yang ada pada website maka intensitas
pengunjung terdedah website akan menurun. Peubah kelengkapan gambar pada
website diduga memiliki pengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah
website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi kelengkapan
gambar pada website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini
48
dapat disebabkan oleh gambar-gambar atau animasi gambar cenderung tidak
memenuhi kebutuhan pengetahuan pengunjung sehingga intensitas pengunjung
terdedah website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru juga cenderung kecil.
Kelengkapan Informasi pada Website (X7)
Peubah kelengkapan informasi pada website memiliki nilai positif
terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan.Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lengkap informasi yang terdapat dalam website
maka intensitas pengunjung terdedah website akan meningkat. Peubah
kelengkapan informasi pada website diduga memiliki pengaruh terhadap intensitas
pengunjung terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai
signifikansi kelengkapan informasi pada website lebih besar dari 0.05 sehingga
hipotesis 2 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam
website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang banyak dan lengkap
sehingga mereka cenderung langsung menghubungi nomor narahubung untuk
memenuhi kebutuhan informasi. Seperti yang dituturkan oleh salah satu
responden:
“... Saya lebih sering untuk menghubungi Mbak Rara dibanding
membuka website lagi...” (RN, 36)
Attention (X8)
Peubah attention memiliki nilai negatif terhadap intensitas pengunjung
terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur
attention yang tinggi maka intensitas pengunjung terdedah website akan menurun.
Peubah attention tidak berpengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah
website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi unsur attention
lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh
unsur pesan untuk menyadari keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
tidak mempengaruhi pengunjung untuk terus menerus mengunjungi website.
Interest (X9)
Peubah interest memiliki nilai positif terhadap intensitas pengunjung
terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur
interest yang tinggi maka intensitas pengunjung terdedah website akan semakin
tinggi pula.Peubah interest tidak berpengaruh terhadap intensitas pengunjung
terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi unsur
interest lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini dapat
disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur membuat pengunjung
tertarik akan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi
perilaku pengunjung untuk terus mengunjungi website.
49
Desire (X10)
Peubah desire memiliki nilai negatif terhadap intensitas pengunjung
terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur
desire yang tinggi maka intensitas pengunjung terdedah website akan
menurun.Peubah desire tidak berpengaruh terhadap intensitas pengunjung
terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi unsur
desirelebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini dapat disebabkan
oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk mendorong pengunjung dalam
melakukan suatu tindakan tidak mempengaruhi perilaku pengunjung untuk terus
mengunjungi website.
Action (X11)
Peubah action memiliki nilai positif terhadap intensitas pengunjung
terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur
action yang tinggi maka intensitas pengunjung terdedah website akan semakin
tinggi pula. Peubah action tidak berpengaruh terhadap intensitas pengunjung
terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi unsur
action lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini dapat disebabkan
oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk melakukan tindakan tidak
mempengaruhi perilaku pengunjung untuk mengunjungi website kembali.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedadahan Pengunjung
Berdasarkan Frekuensi Pengunjung Memperbaharui Informasi
Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi merupakan jumlah
berapa kali pengunjung memperbaharui informasi yang terima sehingga
pengunjung dapat ditingkatkan dan diberikan suatu yang baru. Dalam penelitian
ini, pengunjung memperbaharui informasi melalui website Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru. Variabel ini diukur dengan jumlah berapa kali pengunjung
menggunakan internet yang digolongkan menjadi tiga, yaitu jarang, sering, dan
sangat sering. Pada bagian ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hipotesis ketiga
dalam penelitian ini:
Hipotesis 3:
Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki
pengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui
informasi.
Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas pengunjung
terdedah website dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19 for windows
dan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian dilakukan dengan
memasukkan variabel pengaruh (karakteristik pengunjung dan karakteristik
website) dan melihat pengaruhnya terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui
informasi. Hasil pengujian Regresi Linier Berganda menghasilkan persamaan
sebagai berikut:
50
Y
= 1.231 x 10-15 - 0.372 X1 - 0.002 X2 + 0.236 X3 + 0.287 X4
+ 0.190 X5 - 0.383 X6 + 0.628 X7 - 0.019 X8 -0.001 X9
- 0.343 X10 + 0.264 X11
Persamaan 3 Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal
(karakteristik pengunjung dan karakteristik website)
terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui
informasi
Keterangan:
Y
: Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi
: Umur
X1
: Jenis kelamin
X2
: Tingkat pendidikan
X3
: Tingkat motivasi
X4
: Desain website
X5
: Kelengkapan gambar pada website
X6
: Kelengkapan informasi pada website
X7
: Attention
X8
: Interest
X9
X10
: Desire
: Action
X11
Nilai konstanta adalah 1.231 x 10-15. Artinya, jika nilai karakteristik
pengunjung dan karakteristik website bernilai 0 maka nilai skor frekuensi
pengunjung memperbaharui informasi bernilai 1.231 x 10-15. Berdasarkan hasil
signifikansi dari hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dapat
diketahui signifikansi pengaruh variabel pengaruh (karakteristik pengunjung dan
karakteristik website) terhadap variabel terpengaruh (frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi). Signifikansi hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier
Berganda pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap tingkat
keterdedahan pengunjung berdasarkan frekuensi pengunjung memperbaharui
informasi dapat dilihat pada Tabel 22.
51
Tabel 22 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel
terpengaruh (frekuensi pengunjung memperbaharui informasi)
Variabel
Usia (X1)
Jenis kelamin (X2)
Tingkat pendidikan (X3)
Tingkat motivasi (X4)
Desain website (X5)
Kelengkapan gambar (X6)
Kelengkapan informasi (X7)
Attention (X8)
Interest (X9)
Desire (X10)
Action (X11)
Sig.
0.090
0.995
0.174
0.292
0.429
0.133
0.066
0.926
0.998
0.382
0.296
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
0.460
0.289
0.710
0.282
0.359
0.335
0.192
0.507
0.209
0.134
0.329
2.174
3.465
1.408
3.542
2.786
2.982
5.199
1.972
4.783
7.447
3.038
Collinearity Statistics digunakan untuk uji asumsi klasik multikolinieritas.
Uji ini digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya multikolinieritas pada
data yang diuji. Multikolinieritas merupakan tidak diperbolehkan terjadinya
korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas.
Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai toleransi > 0,1 dan nilai VIF < 10.
Berdasarkan Tabel 22 pada kolom Collinearity Statistics menunjukkan bahwa
tidak terjadi multikolinieritas pada variabel yang diuji.
Pengujian terhadap model regresi juga diperoleh nilai R square (R2) yang
menunjukkan angka 0,644. Angka tersebut memiliki arti bahwa kontribusi
pengaruh variabel faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung
dan karakteristik website) terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui
informasi adalah sebesar 64,4 persen dan sisanya 35,6 persen merupakan
kontribusi dari variabel lain.
52
Tabel 23 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor
mempengaruhi frekuensi pengunjung memperbaharui informasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Variabel
Usia (X1)
Jenis kelamin (X2)
Tingkat pendidikan (X3)
Tingkat motivasi (X4)
Desain website (X5)
Kelengkapan gambar (X6)
Kelengkapan informasi (X7)
Attention
Interest
Desire
Action
Pengaruh
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
yang
Arah Pengaruh
Negatif
Negatif
Positif
Positif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
Umur (X1)
Peubah umur memiliki nilai negatif terhadap frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya
umur pengunjung maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi akan
menurun. Peubah umur tidakberpengaruh terhadap frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai
signifikansi umur lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini dapat
disebabkan oleh kegiatan memperbaharui informasi dapat dilakukan oleh siapa
saja apabila terdapat keinginan untuk menggunakan dan terdapat akses internet.
Website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ditujukan untuk semua kalangan
umur sehingga tidak ada batasan umur untuk memperbaharui informasi yang
terdapat di dalamnya.
Jenis Kelamin (X2)
Peubah jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai
signifikansi jenis kelamin lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal
ini disebabkan oleh website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ditujukan untuk
siapapun, tidak berfokus terhadap jenis kelaminnya. Seluruh jenis kelamin dapat
memperbaharui informasi apabila mendapat akses internet. Konten yang terdapat
di dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru hampir tidak ada yang
membedakan jenis kelamin, meskipun program-program pelatihan cenderung
ditujukan untuk kaum ibu muda.
Tingkat Pendidikan (X3)
Peubah tingkat pendidikan memiliki nilai positif terhadap frekuensi
pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan pengunjung maka frekuensi pengunjung memperbaharui
informasi akan meningkat. Peubah tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap
frekuensi pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan
53
Tabel 22, nilai signifikansi tingkat pendidikan lebih besar dari 0.05 sehingga
hipotesis 3 ditolak. Hal ini disebabkan oleh website Kampoeng Wisata Bisnis
ditujukan untuk siapapun, tidak melihat latar belakang pendidikan terakhir yang
dimilikinya. Apabila pengunjung mendapat akses internet, mempunyai keinginan
untuk memperbaharui informasi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru,
dan mengetahui cara untuk mengakses website maka pengunjung untuk
mengunjungi website.
Tingkat Motivasi (X4)
Peubah tingkat motivasi memiliki nilai positif terhadap frekuensi
pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat motivasi pengunjung maka frekuensi pengunjung memperbaharui
informasi akan meningkat. Peubah tingkat motivasi tidak berpengaruh terhadap
frekuensi pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan
Tabel 22, nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga
hipotesis 3 ditolak. Hal ini disebabkan oleh motivasi pengunjung untuk
mengunjungi, membeli produk, atau mengikuti program-program pelatihan
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak lantas menyebabkan pengunjung sering
mengunjungi website untuk memperbaharui informasi. Pengunjung dapat
memperoleh informasi tidak hanya melalui website saja, seperti yang dituturkan
oleh salah satu responden:
“…Saya sama kelompok saya tau Wisata Bisnis ini dari televisi,
jadinya buka website biar tau gimana mau ke sini…” (IT, 37)
Desain Website (X5)
Peubah desain website memiliki nilai positif terhadap frekuensi
pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
menarik desain website maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi
akan meningkat. Peubah desain website tidak berpengaruh terhadap frekuensi
pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22,
nilai signifikansi desain website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak.
Hal ini dapat disebabkan oleh desain pada tampilan website Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru masih kurang menyebabkan pengunjung tertarik untuk
mengunjungi website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru kembali. Desain
website cenderung monoton dan tidak diperbaharui secara berkala sehingga
pengunjung cenderung akan tidak memperdulikan desain website apabila
informasi dapat langsung diperoleh melalui website atau langsung mengambil
tindakan untuk menghubungi nomor narahubung.
Kelengkapan Gambar pada Website (X6)
Peubah kelengkapan gambar pada websitememiliki nilai negatif terhadap
frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin lengkap gambar yang terdapat pada website maka frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi akan menurun. Peubah kelengkapan gambar pada
website tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui
54
informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai signifikansi
umurkelengkapan gambar pada website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3
ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh gambar-gambar atau animasi gambar tidak
memenuhi kebutuhan pengetahuan pengunjung seperti pertama kali mengunjungi
websitekarena tidak diperbaharui secara berkala sehingga mereka memiliki
kecenderungan tidak mengunjungi website kembali. Hal ini seperti yang
dituturkan oleh salah satu responden:
“… Sebenernya gambarnya sih udah lengkap, website-nya udah
bagus, tapi tiap kali saya gambarnya itu-itu aja, engga pernah diupdate…” (AR, 21)
Kelengkapan Informasi pada Website (X7)
Peubah kelengkapan informasi pada websitememiliki nilai positif terhadap
frekuensi pengunjung memperbaharui informasi Hal ini menunjukkan bahwa
semakin lengkap informasi yang terdapat pada website maka frekuensi
pengunjung memperbaharui informasi akan meningkat. Peubah kelengkapan
informasi pada website tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai
signifikansi kelengkapan informasi pada websitelebih besar dari 0.05 sehingga
hipotesis 3 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam
website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang banyak dan lengkap.
Informasi masih kurang memenuhi kebutuhan pengetahuan pengunjung karena
tidak diperbaharui secara berkala sehingga mereka memiliki kecenderungan tidak
mengunjungi website kembali atau langsung menghubungi nomor narahubung
untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Attention (X8)
Peubah attention memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki
unsur attention yang tinggi maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi
akan semakin tinggi. Peubah attention tidak berpengaruh terhadap frekuensi
pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22,
nilai signifikansi unsur attention lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak.
Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur agar
pengunjung menyadari keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata
tidak mempengaruhi perilaku pengunjung untuk memperbaharui informasi
melalui website. Karena mereka sudah menyadari keberadaan Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru, mereka cenderung memperbaharui informasi dengan
menghubungi narahubung atau langsung berkunjung ke Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru.
Interest (X9)
Peubah interest memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki
unsur interest maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi akan
55
semakin tinggi. Peubah interest tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai
signifikansi unsur interest lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal
ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur membuat
pengunjung tertarik akan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak
mempengaruhi perilaku pengunjung untuk memperbaharui informasi.
Desire (X10)
Peubah desire memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki
unsur desire yang tinggi maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi
akan semakin tinggi. Peubah desire tidak berpengaruh terhadap frekuensi
pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22,
nilai signifikansi unsur desire lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak.
Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk
mendorong pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dalam melakukan
suatu tindakan tidak mempengaruhi perilaku pengunjung untuk memperbaharui
informasi.
Action (X11)
Peubah action memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki
unsur action yang tinggi maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi
akan semakin tinggi. Peubah action tidak berpengaruh terhadap frekuensi
pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22,
nilai signifikansi unsur action lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak.
Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru melakukan tindakan tidak
mempengaruhi perilaku pengunjung untuk memperbaharui informasi. Website
masih kurang mampu membuat pengunjung untuk melakukan tindakan karena
gambar maupun informasi tidak diperbaharui secara berkala sehingga informasi
yang didapatkan akan sama seperti dengan pertama kali pengunjung mengunjungi
website. Hal ini seperti yang dituturkan oleh salah satu responden:
“… Dari pertama kali saya buka website sih sama kemarin sih
engga ada perubahan. Tampilan website yang dulu aja lebih bagus
dibanding sekarang…” (NY, 40)
56
57
EFEKTIVITAS WEBSITE SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
KOMUNIKASI PEMASARAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Efektivitas komunikasi pemasaran agrowisata merupakan gambaran
pengukuran tersampaikannya materi mengenai agrowisata dengan adanya
kesamaan makna dan persepsi di kedua belah pihak sehingga dapat menimbulkan
dampak berupa sikap atau suatu tindakan. Efektivitas merupakan salah satu cara
untuk mengukur dampak yang ditimbulkan dari kegiatan promosi terhadap
khayalak sasarannya. Efektivitas komunikasi pemasaran adalah keberhasilan
pelaksaan komunikasi pemasaran dalam mencapai tujuan-tujuan komunikasi
pemasaran. Dalam penelitian ini, tersampaikannya materi mengenai Kampoeng
Wisata Bisnis dilaksakan melalui media online, yaitu website Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru.
Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran dapat diketahui
dengan tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Aspek
kognitif merupakan aspek mengenai pengetahuan dan persepsi pengunjung
pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Aspek
afektif merupakan aspek mengenai perasaan dan emosi pengunjung setelah
melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Aspek konatif merupakan
aspek mengenai tindakan yang dilakukan oleh pengunjung setelah melihat website
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru diuji dengan
menggunakan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dengan memasukkan
seluruh variabel pengaruh dan melihat penagruhnya terhadap masing-masing
aspek.
Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan
Aspek Kognitif
Kognitif merupakan pengetahuan dan persepsi pengunjung yang diperoleh
melalui pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai
sumber. Dalam penelitian ini, aspek kognitif dilihat setelah pengunjung
mengunjungi website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Berdasarkan aspek
kognitif, efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu aspek kognitif kategori
rendah, aspek kognitif kategori sedang, dan aspek kognitif kategori tinggi.
Efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai media
komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif dapat dilihat pada Tabel 24.
58
Tabel 24 Jumlah dan persentase efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek
kognitif
Kognitif
Rendah
(skor 3-4)
Sedang
(skor 5-7)
Tinggi
(skor 8-9)
Total
Jumlah
Persentase (%)
3
10.0
19
63.3
8
26.7
30
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 24 menunjukkan bahwa data
memiliki kecenderungan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
berdasarkan aspek kognitif kategori sedang lebih banyak jika dibandingkan
kategori lainnya karena perbedaan jumlah yang terbilang cukup jauh. Hal ini
menunjukkan bahwa pengetahuan dan persepsi (kognitif) cenderung akan
meningkatkan setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Tingkat kognitif pengunjung tergolong sedang karena pengunjung tidak
mengetahui semua hal mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Pengunjung cenderung hanya mengetahui sebagian produk yang ditawarkan
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru atau program-program pelatihan yang
mereka pilih saja. Mereka cenderung tidak mengetahui paket-paket wisata lain,
paket konsumsi, ataupun fasilitas lain yang telah ditawarkan Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru. Pengetahuan tentang program-program pelatihan yang mereka
pilih juga cenderung tidak banyak, seperti pengunjung untuk mengikuti program
pelatihan handycraft, mereka hanya mengetahui apa yang akan dilakukan pada
saat program pelatihan, edukasi yang akan mereka dapat, dan harga program
pelatihan saja, tetapi tidak mengetahui fasilitas-fasilitas yang ditawarkan untuk
program pelatihan tersebut dan program pelatihan lainnya.
Pengetahuan atau persepsi pengunjung tidak didapat melalui website saja,
tetapi juga melalui kerabat maupun media lain. Hal ini seperti yang dituturkan
oleh salah satu responden:
“… Saya sama kelompok saya tau Wisata Bisnis ini dari televisi,
jadinya buka website biar tau gimana mau ke sini…” (IT, 37)
Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan
Aspek Afektif
Afektif menggambarkan perasaan dan emosi pengunjung. Aspek afektif
merupakan aspek mengenai apakah produk tersebut disukai atau tidak disukai
oleh pengunjung, apakah produk tersebut baik atau tidak, apakah ingin
mengunjungi atau tidak, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, aspek afektif
dilihat setelah pengunjung mengunjungi website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru. Berdasarkan aspek afektif, efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga,
yaitu aspek afektif kategori rendah, aspek afektif kategori sedang, dan aspek
59
afektif kategori tinggi. Efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek afektif dapat dilihat pada
Tabel 25.
Tabel 25 Jumlah dan persentase efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek
afektif
Afektif
Rendah
(skor 6-7)
Sedang
(skor 8-10)
Tinggi
(skor 11-12)
Total
Jumlah
Persentase (%)
2
6.7
19
63.3
9
30.0
30
100.0
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 25 menunjukkan bahwa data
memiliki kecenderungan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
berdasarkan aspek afektif kategori sedang lebih banyak jika dibandingkan dengan
kategori lainnya karena perbedaan jumlah yang terbilang cukup jauh. Para
pengunjung tertarik dan menyukai paket-paket wisata, produk-produk, dan
fasilitas yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Hal ini
menunjukkan bahwa perasaan dan emosi (afektif) pengunjung cenderung akan
mengalami perubahan baik suka atau tidak suka setelah melihat website
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, seperti yang diungkapkan oleh salah satu
responden:
“... saya menyukai pada saat mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru, bukan saat membuka website...” (HD, 20)
Produk-produk yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
cenderung memiliki harga yang terjangkau, seperti harga tas wanita berkisar dari
Rp 65.000 hingga Rp 120.000 sehingga menarik bagi pengunjung. Terdapat
banyak juga produk-produk khas, seperti teh rosella, jamur tiram, nata de coco,
dan sebagainya yang menarik pengunjung untuk melakukan pembelian. Beberapa
responden lainnya mengakui bahwa paket-paket wisata yang dapat menambah
pengetahuan, seperti training enterprenuer dan charity creativity, dan paket
wisata yang dapat menawarkan permainan untuk anak-anak outbond on the road
menarik untuk dijadikan salah satu alternatif sarana edukasi dan berlibur karena
selain memberikan hiburan juga dapat memberikan pengehatuan baru ternyata
fasilitas yang diberikan juga dapat memberikan kenyamanan sehingga mereka
menyukai untuk melakukan kunjungan ke Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
60
Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan
Aspek Konatif
Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku
yang akan dilakukan oleh seseorang. Aspek konatif merupakan aspek mengenai
tindakan yang dilakukan oleh pengunjung setelah pengunjung mengunjungi
website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Berdasarkan aspek konatif,
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu aspek konatif kategori rendah, aspek
konatif kategori sedang, dan aspek konatif kategori tinggi. Efektivitas website
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai media komunikasi pemasaran
berdasarkan aspek konatif dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26 Jumlah dan persentase efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek
konatif
Konatif
Rendah
(skor 6-7)
Sedang
(skor 8-10)
Tinggi
(skor 11-12)
Total
Jumlah
Persentase (%)
4
13.4
13
43.3
13
43.3
30
100.0
Berdasarkan
hasil penelitian pada Tabel 26 menunjukkan bahwa
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek
konatif tergolong kategori sedang dan tinggi.Para pengunjung cenderung telah
membeli produk atau mengikuti program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung cenderung
akan melakukan suatu tindakan setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru, seperti yang dituturkan oleh salah satu responden:
“... Engga banyak yang bisa didapet dari websitenya aja. Jadi harus
nanya ke cp-nya langsung...” (WN, 37)
Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung mau untuk melakukan suatu
tindakan, seperti mencari informasi lebih lanjut lagi dengan membuka kembali
website Kampoeng Wisata Bisnis atau menghubungi narahubung, melakukan
pembelian produk yang ditawarkan, dan mengikuti program-program pelatihan
yang ditawarkan. Kemudian, pengunjung memiliki kemungkinan untuk
menyebarkan informasi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru atau
mengajak kerabat untuk melakukan pembelian atau melakukan kunjungan.
61
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media
Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Kognitif
Aspek kognitif merupakan aspek mengenai pengetahuan dan persepsi
pengunjung pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru. Variabel ini diukur dengan melihat tingkat pengetahuan dan persepsi
pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang
digolongkan menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pada bagian ini akan
dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif dengan variabel
pengaruh, yaitu karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat
keterdedahan pengunjung. Hipotesis keempat dalam penelitian ini:
Hipotesis 4:
Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat
keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif.
Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung
menggunakan internet dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19 for
windows dan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian dilakukan
dengan memasukkan variabel pengaruh (karakteristik pengunjung, karakteristik
website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) dan melihat pengaruhnya terhadap
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Sebelum
pengujian, nilai-nilai yang dimiliki masing-masing variabel telah distandarisasi.
Berikut hasil pengujian Regresi Linier Berganda yang menghasilkan persamaan:
4.691 x 10-16 + 0.044 X1 + 0.184 X2 + 0.139 X3 + 0.028 X4
– 0.163 X5 + 0.007 X6 – 0.156 X7 – 0.005 X8 – 0.074 X9
– 0.239 X10 + 0.189 X11 + 0.544 X12 + 0.367 X13 + 0.346 X14
Persamaan 4 Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal
(Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan
tingkat
keterdedahan
pengunjung)
terhadap
efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaranaspek kognitif
Y =
Keterangan:
Y : Efektivitas website aspek
kognitif
X1 : Umur
X2 : Jenis kelamin
X3 : Tingkat pendidikan
X4 : Tingkat motivasi
X5 : Desain website
X6 : Kelengkapan gambar pada
website
X7 : Kelengkapan informasi
pada website
X8
:
Attention
X9
X10
X11
X12
:
:
:
:
X13
:
X14
:
Interest
\Desire
Action
Frekuensi pengunjung menggunakan
Internet
Intensitas pengunjung terdedah
website
Frekuensi pengunjung memperbaharui
informasi
62
Nilai konstanta adalah 4.691 x 10-16. Artinya, jika nilai karakteristik
pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung bernilai 0
maka nilai skor efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
afektif bernilai sebesar 4.691 x 10-16. Berdasarkan hasil signifikansi dari hasil Uji
Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dapat diketahui signifikansi pengaruh
variabel pengaruh (karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat
keterdedahan pengunjung) terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaranaspek kognitif). Signifikansi hasil Uji
Statistik Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh faktor internal dan faktor
eksternal terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek
kognitif dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasrakn hasil Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel
terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaranaspek kognitif)
Variabel
Usia (X1)
Jenis kelamin (X2)
Tingkat pendidikan (X3)
Tingkat motivasi (X4)
Desain website (X5)
Kelengkapan gambar (X6)
Kelengkapan informasi (X7)
Attention (X8)
Interest (X9)
Desire (X10)
Action (X11)
Frekuensi menggunakan internet (X12)
Intensitas terdedah website (X13)
Frekuensi memperbaharui informasi (X14)
Sig.
0.781
0.289
0.228
0.891
0.326
0.968
0.528
0.971
0.740
0.409
0.302
0.002
0.019
0.067
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
0.319
3.132
0.278
3.602
0.638
1.569
0.198
5.054
0.304
3.287
0.282
3.544
0.134
7.489
0.430
2.325
0.164
6.090
0.098
10.190
0.249
4.016
0.351
2.848
0.401
2.494
0.253
3.950
Collinearity Statistics digunakan untuk uji asumsi klasik multikolinieritas.
Uji ini digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya multikolinieritas pada
data yang diuji. Multikolinieritas merupakan tidak diperbolehkan terjadinya
korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas.
Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai toleransi > 0.1 dan nilai VIF < 10.
Berdasarkan Tabel 27 pada kolom Collinearity Statistics menunjukkan bahwa 13
variabel yang diuji tidak terjadi multikolinieritas dan 1 variabel yang diuji terjadi
multikolinieritas, yaitu variabel unsur desire dengan nilai VIF sebesar 10.190. Hal
ini menunjukkan bahwa unsur desire memiliki kolerasi sangat tinggi atau sangat
rendah dengan variabel bebas lainnya.
Pengujian terhadap model regresi juga diperoleh nilai R square (R2) yang
menunjukkan angka 0.883. Angka tersebut memiliki arti bahwa kontribusi
pengaruh variabel faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung,
karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap efektivitas
63
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif adalah sebesar 88.3
persen dan sisanya 11.7 persen merupakan kontribusi dari variabel lain.
Tabel 28
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek kognitif
Variabel
Usia (X1)
Jenis kelamin (X2)
Tingkat pendidikan (X3)
Tingkat motivasi (X4)
Desain website (X5)
Kelengkapan gambar (X6)
Kelengkapan informasi (X7)
Attention (X8)
Interest (X9)
Desire (X10)
Action (X11)
Frekuensi menggunakan internet (X12)
Intensitas terdedah website (X13)
Frekuensi memperbaharui informasi (X14)
Pengaruh
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Arah Pengaruh
Positif
Positif
Positif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
Positif
Positif
Positif
Umur (X1)
Peubah umur memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin bertambahnya umur pengunjung maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek kognitif akan meningkat. Peubah umur tidak
berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi umur
lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa
berapapun umur pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak memiliki
pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
kognitif tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh pengetahuan atau persepsi
mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak terbatas untuk usia tertentu,
tetapi dapat diterima oleh semua umur.
Jenis Kelamin (X2)
Peubah jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan.
Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi jenis kelamin lebih besar dari 0.05
sehingga hipotesis 4 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa apapun jenis kelamin
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak memiliki pengaruh
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif
pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh pengetahuan atau persepsi mengenai
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru cenderung akan sama diterima oleh
pengunjung, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Pengunjung akan
64
mengalami perubahan kognitif yang sama karena website Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru tidak memberikan pembedaan untuk jenis kelamin pada isinya
sehingga jenis kelamin tidak mempengaruhi perubahan pengetahuan atau persepsi
(kognitif) setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Tingkat Pendidikan (X3)
Peubah tingkat pendidikan memiliki nilai positif terhadap efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan meningkat. Peubah
tingkat pendidikan tidakberpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27,
nilai signifikansi tingkat pendidikan lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa apapun tingkat pendidikan yang terakhir
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak mempengaruhi efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif pengunjung. Hal ini
dapat disebabkan oleh tidak ada perbedaan pengetahuan atau persepsi yang terlalu
jauh antara pengunjung dengan terakhir di tingkat SMA, D1/D2/D3, maupun
sarjana setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Tingkat Motivasi (X4)
Peubah tingkat motivasi memiliki nilai positif terhadap efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat motivasi maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek kognitif akan meningkat. Peubah tingkat motivasi
tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai
signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru yang berbeda-beda tidak mempengaruhi efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek kognitif pengunjung. Hal ini dapat
disebabkan oleh motivasi untuk mengunjungi, membeli produk, atau mengikuti
program pelatihan tidak menjadikan pengetahuan pengunjung meningkat setelah
melihat website. Meskipun sudah terdapat motivasi-motivasi dan melihat website
masih ada usaha yang harus pengunjung lakukan, seperti menghubungi
narahubung untuk mengetahui harga, waktu, lokasi jelas Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru, dan sebagainya sehingga pengetahuan baru akan meningkat.
Desain Website (X5)
Peubah desain website memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin menarik desain website maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin rendah. Peubah desain
website tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai
65
signifikansi desain website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa desain website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
tidak mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek kognitif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh desain pada tampilan
website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang teratur dan masing
kurang menyebabkan pengunjung tertarik sehingga mereka cenderung tidak dapat
memahami dan mendapatkan pengetahuan atau informasi yang mereka butuhkan.
Kelengkapan Gambar pada Website (X6)
Peubah kelengkapan gambar pada websitememiliki nilai positif terhadap
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lengkap gambar pada website maka efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin
tinggi.Peubah kelengkapan gambar pada websitetidak berpengaruh terhadap
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara
signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi kelengkapan gambar pada
website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Hal ini dapat
disebabkan oleh gambar-gambar atau animasi gambar cenderung tidak memenuhi
kebutuhan pengetahuan atau informasi mereka. Hal ini juga dapat disebabkan oleh
penataan gambar yang masih kurang teratur maupun penggunaan gambar yang
masih kurang tepat untuk menggambarkan suatu produk atau program pelatihan
yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Kelengkapan Informasi pada Website (X7)
Peubah kelengkapan informasi pada website memiliki nilai positif
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap informasi pada website maka
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan
semakin rendah.Peubah kelengkapan informasi pada website tidak berpengaruh
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif
secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi kelengkapan informasi
pada website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Hal ini dapat
disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru masih kurang banyak dan lengkap sehingga mereka cenderung akan
langsung menghubungi nomor narahubung untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Hal ini juga dapat disebabkan oleh informasi yang diletakkan di bawah gambar
masih kurang menjelaskan apa maksud di balik gambar tersebut sehingga persepsi
atau pengetahuan pengunjung akan gambar tersebut tidak mengalami
peningkatan.
Attention (X8)
Peubah attention memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin pesan memiliki unsur attention yang tinggi maka efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin rendah.
66
Peubah attention tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27,
nilai signifikansi unsur attention lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak.
Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk menarik
perhatian pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak
mempengaruhi perubahan persepsi atau peningkatan pengetahuan pengunjung.
Para pengunjung yang menjadi responden pada penelitian ini menyatakan bahwa
mereka mengetahui keberadaan, produk, dan program-program pelatihan yang
ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak hanya dari website saja,
tetapi juga dari televisi, kerabat, ataupun karena telah mengenal pendiri
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebelumnya.
Interest (X9)
Peubah interest memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin pesan memiliki unsur interest yang tinggi maka efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin rendah.
Peubah interest tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27,
nilai signifikansi unsur interest lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak.
Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur ketertarikan
atau keinginan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak
mempengaruhi terjadinya perubahan persepsi atau peningkatan pengetahuan
pengunjung.
Desire (X10)
Peubah desire memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin pesan memiliki unsur desire yang tinggi maka efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin rendah. Peubah desire
diduga memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai
signifikansi unsur desire lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Hal ini
dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk mendorong
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dalam melakukan suatu tindakan
tidak mempengaruhi terjadinya perubahan persepsi atau peningkatan pengetahuan
pengunjung.
Action (X11)
Peubah action memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin pesan memiliki unsur action yang tinggi maka efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin tinggi. Peubah action
tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai
67
signifikansi unsur actionlebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Hal ini
dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk pengunjung
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru melakukan tindakan tidak mempengaruhi
terjadinya perubahan persepsi atau peningkatan pengetahuan pengunjung.
Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet (X12)
Peubah frekuensi pengunjung menggunakan internet memiliki nilai positif
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak frekuensi pengunjung menggunakan
internet maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
kognitif akan meningkat. Peubah frekuensi pengunjung menggunakan internet
berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi
frekuensi pengunjung menggunakan internet lebih kecil sama dengan 0.05
sehingga hipotesis 4 diterima. Dapat disimpulkan bahwa berapapun jumlah
frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan internet
akan mempengaruhi efektivitas efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek kognitif.
Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan internet baik untuk pencarian
informasi, berkomunikasi dengan teman, maupun menulis kabar ataupun berita
cenderung akan mengubah persepsi seseorang. Hal-hal tersebut juga memiliki
kecenderungan akan meningkatkan pengetahuan seseorang. Untuk itu, terdapat
perbandingan lurus antara penggunaan internet dengan perubahan persepsi dan
peningkatan pengetahuan seseorang. Semakin banyak jumlah penggunaan internet
maka akan semakin terdapat pula perubahan persepsi dan peningkatan
pengetahuan seseorang, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil.
Intensitas Pengunjung Terdedah Website (X13)
Peubah intensitas pengunjung terdedah website memiliki nilai positif
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak intensitas pengunjung terdedah
websitemaka semakin tinggi pula efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek kognitif. Peubah intensitas pengunjung terdedah website
berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi
intensitas pengunjung terdedah website lebih kecil sama dengan 0.05 sehingga
hipotesis 4 diterima. Dapat disimpulkan bahwa berapapun intensitas pengunjung
terdedah website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru akan mempengaruhi
efektivitas efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
kognitif.
Hal ini dapat disebabkan oleh sebelum seseorang merasa tertarik atau
mendorong untuk melakukan suatu tindakan, mereka cenderung akan terus
mencari informasi selengkap-lengkapnya sehingga mereka mendapat apa yang
mereka butuhkan. Internet merupakan salah satu sumber informasi yang lengkap
dan mudah untuk diakses. Untuk itu, sebelum pengunjung mengunjungi
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru mereka terlebih dahulu mengunjungi
68
websitedan mendapatkan informasi. Semakin sering mereka mengunjungi website
maka akan semakin terdapat pula perubahan persepsi dan peningkatan
pengetahuan seseorang, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Seperti yang
dituturkan oleh salah satu responden:
“… Saya sekitar 4-5 kali terus menerus buka website buat dapet
info, walaupun kita akhirnya survey langsung ke tempat dulu
sebelum ke sini…” (WS, 19)
Frekuensi Pengunjung Memperbaharui Informasi (X14)
Peubah frekuensi pengunjung memperbaharui informasimemiliki nilai
positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi maka efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek kognitif akan semakin meningkat. Peubah frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel
27, nilai signifikansi frekuensi pengunjung memperbaharui informasilebih besar
dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Hal ini disebabkan oleh informasi yang
terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang
diperbaharui secara berkala sehingga pengunjung website akan melihat informasi
yang sama seperti waktu pertama kali mereka membukanya. Oleh karena itu,
perubahan persepsi maupun peningkatan pengetahuan hanya terjadi ketika
informasi yang terdapat dalam website telah diperbaharui. Seperti yang dituturkan
oleh salah satu responden:
“… Informasi yang saya buka sama aja kayak pas pertama kali saya
buka, jadi mending langsung nanya ke Mbaknya…” (EN, 21)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media
Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Afektif
Aspek afektif merupakan aspek mengenai perasaan dan emosi pengunjung
setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.Variabel ini diukur
dengan melihat tingkat perasaan dan emosi pengunjung setelah melihat website
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang digolongkan menjadi tiga, yaitu
rendah, sedang, dan tinggi. Pada bagian ini akan dibahas tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
berdasarkan aspek afektif dengan variabel pengaruh, yaitu karakteristik
pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung.
Hipotesis kelima dalam penelitian ini:
Hipotesis 5:
Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat
keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif.
Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung
menggunakan internet dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19 for
windows dan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian dilakukan
69
dengan memasukkan variabel pengaruh (karakteristik pengunjung, karakteristik
website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) dan melihat pengaruhnya terhadap
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Sebelum
pengujian, nilai-nilai yang dimiliki masing-masing variabel telah distandarisasi.
Berikut hasil pengujian Regresi Linier Berganda yang menghasilkan persamaan:
5.237 x 10-16 - 0.047 X1 + 0.348 X2 + 0.193 X3 + 0.126 X4
+ 0.002 X5 - 0.114 X6 - 0.058 X7 - 0.125 X8 + 0.074 X9
- 0.392 X10 + 0.419 X11 + 0.365 X12 + 0.345 X13 + 0.366 X14
Persamaan 5 Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal
(Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan
tingkat
keterdedahan
pengunjung)
terhadap
efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaranaspek afektif
Y =
Y
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
Keterangan:
: Efektivitas website aspek
afektif
: Umur
: Jenis kelamin
: Tingkat pendidikan
: Tingkat motivasi
: Desain website
: Kelengkapan gambar pada
website
: Kelengkapan informasi
pada website
X8
:
Attention
X9
X10
X11
X12
:
:
:
:
X13
:
X14
:
Interest
Desire
Action
Frekuensi pengunjung menggunakan
Internet
Intensitas pengunjung terdedah
website
Frekuensi pengunjung memperbaharui
informasi
Nilai konstanta adalah 5.237 x 10-16. Artinya, jika nilai karakteristik
pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung bernilai 0
maka nilai skor efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
afektif bernilai sebesar 5.237 x 10-16. Berdasarkan hasil signifikansi dari hasil Uji
Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dapat diketahui signifikansi pengaruh
variabel pengaruh (karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat
keterdedahan pengunjung) terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaranaspek afektif). Signifikansi hasil Uji
Statistik Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh faktor internal dan faktor
eksternal terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek
afektif dapat dilihat pada Tabel 29.
70
Tabel 29 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel
terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaranaspek afektif)
Variabel
Usia (X1)
Jenis kelamin (X2)
Tingkat pendidikan (X3)
Tingkat motivasi (X4)
Desain website (X5)
Kelengkapan gambar (X6)
Kelengkapan informasi (X7)
Attention (X8)
Interest (X9)
Desire (X10)
Action (X11)
Frekuensi menggunakan internet (X12)
Intensitas terdedah website (X13)
Frekuensi memperbaharui informasi (X14)
Sig.
0.814
0.117
0.183
0.619
0.991
0.592
0.849
0.469
0.789
0.283
0.078
0.069
0.067
0.116
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
0.319
3.132
0.278
3.602
0.638
1.569
0.198
5.054
0.304
3.287
0.282
3.544
0.134
7.489
0.430
2.325
0.164
6.090
0.098
10.190
0.249
4.016
0.351
2.848
0.401
2.494
0.253
3.950
Collinearity Statistics digunakan untuk uji asumsi klasik multikolinieritas.
Uji ini digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya multikolinieritas pada
data yang diuji. Multikolinieritas merupakan tidak diperbolehkan terjadinya
korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas.
Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai toleransi > 0.1 dan nilai VIF < 10.
Berdasarkan Tabel 29 pada kolom Collinearity Statistics menunjukkan bahwa 13
variabel yang diuji tidak terjadi multikolinieritas dan 1 variabel yang diuji terjadi
multikolinieritas, yaitu variabel unsur desire dengan nilai VIF sebesar 10.190. Hal
ini menunjukkan bahwa unsur desire memiliki kolerasi sangat tinggi atau sangat
rendah dengan variabel bebas lainnya.
Pengujian terhadap model regresi juga diperoleh nilai R square (R2) yang
menunjukkan angka 0.817. Angka tersebut memiliki arti bahwa kontribusi
pengaruh variabel faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung,
karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif adalah sebesar 81.7
persen dan sisanya 18.3 persen merupakan kontribusi dari variabel lain.
71
Tabel 30
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Interprestasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek afektif
Variabel
Usia (X1)
Jenis kelamin (X2)
Tingkat pendidikan (X3)
Tingkat motivasi (X4)
Desain website (X5)
Kelengkapan gambar (X6)
Kelengkapan informasi (X7)
Attention (X8)
Interest (X9)
Desire (X10)
Action (X11)
Frekuensi menggunakan internet (X12)
Intensitas terdedah website (X13)
Frekuensi memperbaharui informasi (X14)
Pengaruh
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Arah Pengaruh
Negatif
Positif
Positif
Positif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Positif
Positif
Positif
Umur (X1)
Peubah umur memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
bertambahnya umur pengunjung maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek afektif akan menurun. Peubah umur tidak
berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan umur lebih
besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa berapapun
umur pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak memiliki pengaruh
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif
tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan perasaan dan emosi mengenai
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak terbatas untuk usia tertentu, tetapi
semua umur dapat mengalami perubahan perasaan dan emosi tersebut.
Jenis Kelamin (X2)
Peubah jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan
Tabel 29, nilai signifikan jenis kelamin lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa apapun jenis kelamin pengunjung Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru tidak memiliki pengaruh terhadap efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif pengunjung. Hal ini dapat
disebabkan oleh perubahan perasaan dan emosi mengenai Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru cenderung akan sama diterima oleh pengunjung, baik untuk
laki-laki maupun perempuan, meskipun sebagian program pelatihan ditujukan
untuk perempuan.
72
Tingkat Pendidikan (X3)
Peubah tingkat pendidikan memiliki nilai positif terhadap efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin meningkat. Peubah tingkat
pendidikan tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29,
nilai signifikan tingkat pendidikan lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa apapun tingkat pendidikan yang terakhir
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak mempengaruhi efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif pengunjung. Hal ini
dapat disebabkan oleh tidak ada perbedaan perasaan dan emosi yang terpaut jauh
antara pengunjung dengan terakhir di tingkat SMA, D1/D2/D3, maupun sarjana
setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Tingkat Motivasi (X4)
Peubah tingkat motivasi memiliki nilai positif terhadap efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat motivasi maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek afektif akan meningkat. Peubah tingkat motivasi
tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan
tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa motivasi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
yang berbeda-beda tidak mempengaruhi efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek afektif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh
motivasi untuk mengunjungi, membeli produk, atau mengikuti program pelatihan
tidak mengakibatkan adanya perubahan perasaan dan emosi setelah melihat
website. Terdapat kemungkinan setelah melihat website pengunjung memiliki rasa
suka atau bahkan rasa tidak suka sehingga dapat meyakinkan motivasi atau
bahkan menghancurkan motivasi yang telah ada sebelumnya.
Desain Website (X5)
Peubah desain website memiliki nilai positif terhadap efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin menarik desain website maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek afektif akan meningkat. Peubah desain website tidak
berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan desain
website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat
disebabkan oleh desain pada tampilan website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru masih kurang teratur dan masih kurang menyebabkan pengunjung
tertarik sehingga mereka cenderung tidak mengalami perubahan perasaan dan
emosi setelah mengunjungi website. Mereka cenderung mengalami perubahan
perasaan dan emosi karena memperhatikan informasi yang ada di dalam website
73
dibanding desain website atau hal lainnya. Seperti yang dituturkan oleh salah satu
responden:
“… Desainnya kurang menarik, monoton. Jadi saya cuma buka
website sekali dua kali buat cari info…” (PS, 21)
Kelengkapan Gambar pada Website (X6)
Peubah kelengkapan gambar pada website memiliki nilai negatif terhadap
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lengkap gambar pada website maka efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan menurun.
Peubah kelengkapan gambar pada website tidak berpengaruh terhadap efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan.
Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan kelengkapan gambar pada website lebih
besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh
gambar-gambar atau animasi gambar cenderung tidak membuat pengunjung
mengalami perubahan perasaan dan emosi setelah mengunjungi website. Gambargambar yang ditampilkan masih kurang memicu untuk terjadinya perubahan
perasaan dan emosi. Gambar yang ditampilkan masih kurang memberikan
gambaran mengenai produk atau program-program pelatihan, serta kurang
lengkap. Misalnya, tidak adanya gambar denah lokasi sedikit akan mengurangi
keinginan pengunjung untuk berkunjung. Mereka tidak diberikan gambaran
mengenai tempat.
Kelengkapan Informasi pada Website (X7)
Peubah kelengkapan informasi pada website memiliki nilai negatif
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkapan informasi pada website maka
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan
semakin rendah. Peubah kelengkapan informasi pada website tidak berpengaruh
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif
secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan kelengkapan informasi
pada websitelebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat
disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru masih kurang banyak dan lengkap sehingga pengunjung cenderung
tidak mengalami perubahan perasaan dan emosi setelah mengunjungi website.
Perubahan perasaan dan emosi dapat dialami oleh pengunjung ketika mendapat
informasi melalui media lain, selain website.
Attention (X8)
Peubah attention memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin pesan memiliki unsur attention yang tinggi maka efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin rendah. Peubah
attention tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29,
74
nilai signifikan unsur attention lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak.
Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur agar
pengunjung menyadari keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata
tidak mempengaruhi perubahan perasaan dan emosi pengunjung. Para pengunjung
yang menjadi responden pada penelitian ini mengetahui keberadaan Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru dengan melihat liputan Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru di salah satu televisi, dari kerabat yang pernah mengunjungi
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebelumnya, ataupun karena telah mengenal
pendiri Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebelumnya. Seperti yang dituturkan
oleh salah satu responden:
“… Kami mengetahui tempat ini karena sebelumnya ada kakak kelas
yang pernah ke sini. Kebetulan mau bikin acara pelatihan UKM
saya, jadi kepikiran buat dating ke sini…” (SR, 19)
Interest (X9)
Peubah interest memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
pesan memiliki unsur interest yang tinggi maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin rendah. Peubah interest tidak
berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan unsur
interest lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat
disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur ketertarikan atau keinginan
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi
terjadinya perubahan perasaan dan emosi pengunjung setelah mengunjungi
website. Pengunjung merasa tertarik ketika mendengar informasi yang kerabat
atau media lain maupun. Selain itu, terdapat pula pengunjung yang menyukai
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru setelah melakukan kunjungan, seperti yang
dituturkan oleh salah satu responden:
“… Saya menyukai Kampoeng Wisata Bisnis ini setelah melakukan
kunjungan, bukan setelah membuka web…” (HD, 20)
Desire (X10)
Peubah desire memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
pesan memiliki unsur desire yang tinggi maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin rendah. Peubah desire tidak
berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan unsur
desire lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat disebabkan
oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk mendorong pengunjung
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dalam melakukan suatu tindakan tidak
mempengaruhi terjadinya perubahan perasaan dan emosi pengunjung.
75
Action (X11)
Peubah action memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi unsur action dalam pesan maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin tinggi pula. Peubah action
tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan
unsur action lebih besar dari 0.05sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat
disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk pengunjung
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru melakukan tindakan tidak mempengaruhi
terjadinya perubahan perasaan dan emosi pengunjung.
Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet (X12)
Peubah frekuensi pengunjung menggunakan internet memiliki nilai positif
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering frekuensi pengunjung menggunakan
internet maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
afektif akan semakin tinggi pula. Peubah frekuensi pengunjung menggunakan
internet tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan
frekuensi pengunjung menggunakan internet lebih besar dari 0.05 sehingga
hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh frekuensi pengunjung
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan internet tidak mempengaruhi
terjadinya perubahan perasaan dan emosi pengunjung.
Intensitas Pengunjung Terdedah Website (X13)
Peubah intensitas pengunjung terdedah website memiliki nilai positif
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas pengunjung terdedah
website maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
afektif akan semakin tinggi. Peubah intensitas terdedah website tidak berpengaruh
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif
secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan intensitas pengunjung
terdedah website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat
disebabkan oleh setelah seseorang mencari informasi yang mereka butuhkan,
seseorang cenderung akan merasa tertarik. Perasaan dan emosi tersebut nantinya
akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Internet merupakan
salah satu sumber informasi yang lengkap dan mudah untuk diakses. Seringnya
seseorang terdedah suatu informasi melalui internet tersebut cenderung akan
membuat seseorang mengalami perubahan perasaan dan emosi. Namun, ternyata
perasaan dan emosi mengalami bukan setelah mengunjungi website, tetapi melalui
media lain.
76
Frekuensi Pengunjung Memperbaharui Informasi (X14)
Peubah frekuensi pengunjung memperbaharui informasi memiliki nilai
positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi maka efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek afektif akan semakin tinggi. Peubah frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel
29, nilai signifikan frekuensi pengunjung memperbaharui informasi lebih besar
dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini disebabkan oleh informasi yang
terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang
diperbaharui secara berkala sehingga pengunjung website akan melihat informasi
yang sama seperti waktu pertama kali mereka membukanya. Oleh karena itu,
perubahan perasaan dan emosi akan lebih memungkinkan terjadi ketika informasi
yang terdapat dalam website telah diperbaharui.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media
Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Konatif
Aspek konatif merupakan aspek mengenai tindakan yang dilakukan oleh
pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.Variabel
ini diukur dengan melihat tindakan pengunjunguntuk melakukan pembelian,
mengunjungi, atau mengajak kerabat setelah melihat website Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru yang digolongkan menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan
tinggi. Pada bagian ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek
konatif dengan variabel pengaruh, yaitu karakteristik pengunjung, karakteristik
website, dan tingkat keterdedahan pengunjung. Hipotesis keenam dalam penelitian
ini:
Hipotesis 6:
Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat
keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif.
Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung
menggunakan internet dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19 for
windows dan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian dilakukan
dengan memasukkan variabel pengaruh (karakteristik pengunjung, karakteristik
website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) dan melihat pengaruhnya terhadap
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek konatif. Sebelum
pengujian, nilai-nilai yang dimiliki masing-masing variabel telah distandarisasi.
Nilai konstanta adalah -5.614 x 10-17. Artinya, jika nilai karakteristik
pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung bernilai 0
maka nilai skor efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
konatif bernilai sebesar -5.614 x 10-17. Berdasarkan hasil signifikansi dari hasil
Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dapat diketahui signifikansi
pengaruh variabel pengaruh (karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan
77
tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap variabel terpengaruh (efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaranaspek konatif). Signifikansi hasil
Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh faktor internal dan faktor
eksternal terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek
konatif dapat dilihat pada Tabel 31.Berikut hasil pengujian Regresi Linier
Berganda yang menghasilkan persamaan:
Y
- 5.614 x 10-17 + 0.191 X1 - 0.112 X2 - 0.091 X3 - 0.013 X4
+ 0.131 X5 + 0.008 X6 - 0.161 X7 - 0.038 X8 - 0.472 X9
+ 0.733 X10 + 0.348 X11 + 0.003 X12 + 0.546 X13 + 0.350 X14
Persamaan 6 Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal
(Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan
tingkat
keterdedahan
pengunjung)
terhadap
efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaranaspek konatif
=
Keterangan:
Y
:
X1
X2
X3
X4
X5
X6
:
:
:
:
:
:
X7
:
Efektivitas website aspek
konatif
Umur
Jenis kelamin
Tingkat pendidikan
Tingkat motivasi
Desain website
Kelengkapan gambar pada
website
Kelengkapan informasi
pada website
X8
:
Attention
X9
X10
X11
X12
:
:
:
:
X13
:
X14
:
Interest
Desire
Action
Frekuensi pengunjung menggunakan
Internet
Intensitas pengunjung terdedah
website
Frekuensi pengunjung memperbaharui
informasi
Tabel 31 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel
terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaranaspek konatif)
Variabel
Usia (X1)
Jenis kelamin (X2)
Tingkat pendidikan (X3)
Tingkat motivasi (X4)
Desain website (X5)
Kelengkapan gambar (X6)
Kelengkapan informasi (X7)
Attention (X8)
Interest (X9)
Desire (X10)
Action (X11)
Frekuensi menggunakan internet (X12)
Intensitas terdedah website (X13)
Frekuensi memperbaharui informasi (X14)
Sig.
0.298
0.565
0.482
0.954
0.482
0.968
0.566
0.808
0.076
0.037
0.103
0.987
0.004
0.099
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
0.319
3.132
0.278
3.602
0.638
1.569
0.198
5.054
0.304
3.287
0.282
3.544
0.134
7.489
0.430
2.325
0.164
6.090
0.098
10.190
0.249
4.016
0.351
2.848
0.401
2.494
0.253
3.950
78
Collinearity Statistics digunakan untuk uji asumsi klasik multikolinieritas.
Uji ini digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya multikolinieritas pada
data yang diuji. Multikolinieritas merupakan tidak diperbolehkan terjadinya
korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas.
Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai toleransi > 0,1 dan nilai VIF < 10.
Berdasarkan Tabel 31 pada kolom Collinearity Statistics menunjukkan bahwa 13
variabel yang diuji tidak terjadi multikolinieritas dan 1 variabel yang diuji terjadi
multikolinieritas, yaitu variabel unsur desire dengan nilai VIF sebesar 10,190. Hal
ini menunjukkan bahwa unsur desire memiliki kolerasi sangat tinggi atau sangat
rendah dengan variabel bebas lainnya.
Pengujian terhadap model regresi juga diperoleh nilai R square (R2) yang
menunjukkan angka 0,849. Angka tersebut memiliki arti bahwa kontribusi
pengaruh variabel faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung,
karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif adalah sebesar 84,9
persen dan sisanya 15,1 persen merupakan kontribusi dari variabel lain.
Tabel 32
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek konatif
Variabel
Usia (X1)
Jenis kelamin (X2)
Tingkat pendidikan (X3)
Tingkat motivasi (X4)
Desain website (X5)
Kelengkapan gambar (X6)
Kelengkapan informasi (X7)
Attention (X8)
Interest (X9)
Desire (X10)
Action (X11)
Frekuensi menggunakan internet (X12)
Intensitas terdedah website (X13)
Frekuensi memperbaharui informasi (X14)
Pengaruh
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Arah Pengaruh
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Umur (X1)
Peubah umur memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
bertambahnya umur pengunjung maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek konatif akan meningkat. Peubah umur tidak
berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi umur
lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh
tindakan yang dilakukan oleh pengunjung setelah melihat website Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru tidak terbatas untuk usia tertentu, tetapi semua umur
dapat mengalami perubahan perasaan dan emosi tersebut.
79
Jenis Kelamin (X2)
Peubah jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan.
Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi jenis kelamin lebih besar dari 0.05
sehingga hipotesis 6 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa apapun jenis kelamin
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak memiliki pengaruh
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif
pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh tindakan yang dilakukan oleh
pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dapat
dilakukan oleh semua pengunjung, baik untuk laki-laki maupun perempuan,
meskipun sebagian program pelatihan ditujukan untuk perempuan.
Tingkat Pendidikan (X3)
Peubah tingkat pendidikan memiliki nilai negatif terhadap efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek konatif akan menurun. Peubah tingkat pendidikan
tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai
signifikansi tingkat pendidikan lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa apapun tingkat pendidikan yang terakhir pengunjung
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak mempengaruhi efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif pengunjung. Hal ini dapat
disebabkan oleh pendidikan terakhir pengunjung, baik tingkat SMA, D1/D2/D3,
maupun sarjana tidak akan mendorong pengunjung untuk melakukan tindakan
setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Tindakan akan
dilakukan atas dasar keinginan dari pengunjung, bukan dibeda-bedakan
berdasarkan pendidikan terakhirnya.
Tingkat Motivasi (X4)
Peubah tingkat motivasi memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tingkat motivasi maka efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek konatif akan semakin menurun. Peubah tingkat motivasi tidak
berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi tingkat
motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Dapat disimpulkan
bahwa motivasi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang berbedabeda tidak mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek konatif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh motivasi
untuk mengunjungi, membeli produk, atau mengikuti program pelatihan tidak
mengakibatkan adanya pengunjung melakukan tindakan setelah melihat website
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
80
Desain Website (X5)
Peubah desain website memiliki nilai positif terhadap efektivitas website
sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa
naiknya semakin menarik desain website maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek konatif akan meningkat. Peubah desain website
tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai
signifikansi desain website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal
ini dapat disebabkan oleh desain pada tampilan website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru masih kurang teratur dan masih kurang menyebabkan pengunjung
terdorong untuk melakukan tindakan sehingga mereka cenderung tidak melakukan
tindakan yang diinginkan sebelumnya setelah melihat website Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru. Mereka cenderung melakukan tindakan karena memperhatikan
informasi yang ada di dalam website dibanding desain website.
Kelengkapan Gambar pada Website (X6)
Peubah kelengkapan gambar pada website memiliki nilai positif terhadap
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lengkap gambar pada website maka efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi.
Peubah kelengkapan gambar pada website tidak berpengaruh terhadap efektivitas
website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan.
Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi kelengkapan gambar pada website lebih
besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh
gambar-gambar atau animasi gambar cenderung tidak membuat pengunjung
melakukan tindakan. Gambar-gambar yang ditampilkan masih kurang memicu
untuk adanya dorongan untuk melakukan tindakan dan bertindak.
Kelengkapan Informasi pada Website (X7)
Peubah kelengkapan informasi pada website memiliki nilai positif
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap informasi pada website maka
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan
semakin tinggi. Peubah kelengkapan informasi pada website tidak berpengaruh
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif
secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi kelengkapan informasi
pada website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini dapat
disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis
Tegalwaru masih kurang banyak dan lengkap sehingga cenderung tidak dapat
memicu pengunjung untuk melakukan tindakan.
Attention (X8)
Peubah attention memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
81
pesan memiliki unsur attention yang tinggi maka efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi. Peubah attention
tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai
signifikansi unsur attention lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal
ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur agar pengunjung
menyadari keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak
mempengaruhi pengunjung untuk melakukan tindakan. Para pengunjung yang
menjadi responden pada penelitian ini merasa ingin mencari tahu lebih lanjut,
mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, atau membeli produk yang
diatwarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru disebabkan oleh hal-hal lain,
seperti melihat liputan di salah satu televisi, kerabat yang mengetahui mengenai
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, ataupun karena telah mengenal pendiri
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
Interest (X9)
Peubah interest memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
pesan memiliki unsur interest yang tinggi maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin rendah. Peubah interest tidak
berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi unsur
interest lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini dapat
disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur ketertarikan atau keinginan
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi
pengunjung melakukan tindakan.
Desire (X10)
Peubah desire memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
pesan memiliki unsur desire yang tinggi maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi. Peubah desire
berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi unsur
desire lebih kecil sama dengan 0.05 sehingga hipotesis 6 diterima. Dapat
disimpulkan bahwa unsur pesan desire mempengaruhi efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek konatif sehingga pengunjung semakin
terdorong untuk melakukan tindakan.
Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan telah mampu mempengaruhi
pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru untuk terdorong melakukan
tindakan. Perubahan tindakan dapat terjadi sebelum atau setelah mengunjungi
website. Sebelum mengunjungi website, dapat terjadiperubahan tindakan untuk
melakukan pencarian informasi lebih lanjut. Setelah itu, pengunjung mencari
informasi melalui website sehingga keinginan yang telah dimiliki sebelumnya
semakin kuat setelah melihat website dan pengunjung semakin terdorong untuk
melakukan tindakan.
82
Action (X11)
Peubah action memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
pesan memiliki unsur action yang tinggi maka efektivitas website sebagai media
komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi. Peubah action tidak
berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran
aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi unsur
action lebih besar daru 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Dapat disimpulkan
bahwa unsur action website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak
mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
konatif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung
unsur untuk pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru melakukan tindakan
tidak mempengaruhi pengunjung melakukan tindakan.
Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet (X12)
Peubah frekuensi pengunjung menggunakan internet memiliki nilai positif
terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi pengunjung menggunakan
internet maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
konatif akan semakin tinggi. Peubah frekuensi pengunjung menggunakan internet
tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai
signifikansi frekuensi pengunjung menggunakan internet lebih besar dari 0.05
sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh frekuensi pengunjung
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan internet tidak mempengaruhi
pengunjung melakukan tindakan. Mereka akan melakukan tindakan apabila
terdapat keinginan dan informasi yang mereka peroleh telah mendorong mereka
melakukan tindakan.
Intensitas Terdedah Website (X13)
Peubah intensitas terdedah website memiliki nilai positif terhadap
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas pengunjung terdedah website maka
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan
semakin tinggi. Peubah intensitas terdedah website berpengaruh terhadap
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara
signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi intensitas terdedah
websitelebih kecil sama dengan 0.05 sehingga hipotesis 6 diterima. Dapat
disimpulkan bahwa intensitas pengunjung terdedah website mempengaruhi
efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif sehingga
nilai positif intensitas terdedah website terbukti.
Hal ini dapat disebabkan oleh setelah seseorang mencari informasi yang
mereka butuhkan, seseorang cenderung akan merasa tertarik. Perasaan dan emosi
tersebut nantinya akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
Tindakan yang dilakukan seperti mencari tahu lebih lanjut, membeli, maupun
83
mengunjungi. Internet merupakan salah satu sumber informasi yang lengkap dan
mudah untuk diakses. Seringnya seseorang terdedah suatu informasi melalui
internet tersebut cenderung akan membuat seseorang melakukan tindakan.
Pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menyatakan bahwa mereka akan
semakin sering membuka website (mencari informasi lebih lanjut) apabila mereka
membutuhkan suatu informasi. Hal ini seperti yang dituturkan oleh salah satu
responden:
“… Saya sekitar 4-5 kali terus menerus buka website buat dapet
info, walaupun kita akhirnya survey langsung ke tempat dulu
sebelum ke sini…” (WS, 19)
Frekuensi Pengunjung Memperbaharui Informasi (X14)
Peubah frekuensi pengunjung memperbaharui informasi memiliki nilai
positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek
konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi maka efektivitas website sebagai media komunikasi
pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi. Peubah frekuensi pengunjung
memperbaharui informasi tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai
media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel
31, nilai signifikansi frekuensi pengunjung memperbaharui informasi lebih besar
dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini disebabkan oleh informasi yang
terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang
diperbaharui secara berkala sehingga pengunjung website akan melihat informasi
yang sama seperti waktu pertama kali mereka membukanya. Oleh karena itu,
ketika informasi yang terdapat dalam website telah diperbaharui maka akan lebih
mudah pengunjung untuk melakukan tindakan.
84
85
PENUTUP
Simpulan
Sesuai dengan hasil-hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya
dapat dibuat beberapa kesimpulan seperti berikut ini:
1. Website telah memiliki desain yang cukup baik, kesediaan gambar dan
informasi yang lengkap, unsur dalam pesan yang cukup sehingga pengunjung
telah menyadari adanya Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, mencari
informasi lebih lanjut, tertarik untuk berkunjung atau melakukan pembelian,
serta melakukan kunjungan dan pembelian. Pengunjung Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru mayoritas tergolong Umur Dewasa (21-45 tahun),
pengunjung berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan lakilaki, pendidikan tergolong rendah, motivasi pengunjung adalah mengikuti
program-program pelatihan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pengunjung Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru adalah karakteristik pengunjung (umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, tingkat motivasi), karakteristik website yang tergolong
cukup baik, dan tingkat keterdedahan pengunjung. yang tergolong sedang.
Tingkat keterdedahan pengunjung terdiri atas frekuensi pengunjung
menggunakan internet tergolong sedang, intensitas pengunjung terdedah
website tergolong sedang, dan frekuensi pengunjung memperbaharui
informasi tergolong sedang.
3. Efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru belum terbukti efektif. Hal ini disebabkan oleh
websitecenderung masih belum interaktif dan konsep website bersifat
minimalis hanya dengan menggunakan satu warna dasar, yaitu biru. Selain
itu, pengunjung mengunjungi website untuk mencari informasi lebih lanjut
mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, bukan mengetahui
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dari website. Pengunjung mengetahui
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dari media lain (seperti televisi, kerabat,
atau karena telah mengenal pendiri Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru
terlebih dahulu).
Saran
Saran yang dapat diberikan sesuai hasil yang didapatkan pada penelitian
ini adalah:
1. Pihak Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru telah berhasil memanfaatkan
media-media komunikasi pemasaran sebagai alat untuk membuat pengunjung
menyadari adanya Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Sebaiknya
pemanfaatam media website lebih ditingkatkan lagi. Tampilan website perlu
diubah agar menjadi lebih menarik. Pemilihan warna diselaraskan dengan
citra Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Konsistensi pemilihan warna juga
diperlukan apabila ingin menggunakan komposisi warna yang beragam.
Tipografi sebaiknya dicari yang dapat menonjolkan ciri khas dari Kampoeng
Wisata Bisnis Tegalwaru. Informasi mengenai lokasi sebaiknya lebih
diperjelas, seperti mencantumkan denah lokasi. Informasi dan gambar
86
mengenai produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan oleh
Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru juga sebaiknya diperjelas dan
diperbaharui secara berkala. Tipografi yang menjelaskan hal-hal tersebut juga
sebaiknya diperhatikan agar pengunjung nyaman saat mengunjungi website.
2. Pihak Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sudah menawarkan paket wisata
yang menarik. Untuk itu, perlu ditingkatkan kembali fasilitas yang ada.
Fasilitas ditingkatkan dengan tujuan agar pengunjung tidak kecewa saat
mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Selain itu, diperlukan
perbaharuan program-program pelatihan atau dibuat jadwal program-program
pelatihan sehingga pengunjung akan merasa lebih tertarik untuk mengunjungi
atau mengunjungi kembali Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.
3. Pihak Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebaiknya mengumpulkan data
jumlah pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru agar
dapat mengevaluasi peningkatan atau penurunan jumlah pengunjung.
87
DAFTAR PUSTAKA
BPKP. 2009. Undang-Undang No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
[Internet]. [dikutip tanggal 16 Juni 2012]. Dapat diunduh dari:
http://www.bpkp.go.id/
Kemendagri. 20 November 2013. [Internet]. [dikutip tanggal 20 November 2013].
Dapat diunduh dari: http://prodesker.pdm.kemendagri.go.id
Kennedy JE dan Soemanagara RD. 2006. Marketing communication: taktik dan
strategi. Jakarta [ID]: PT. BHUANA ILMU POPULER. 216 hal.
Kotler P dan Keller KL. 2009. Manajemen pemasaran. (Alih bahasa dari bahasa
Inggris oleh Sabran B). Edisi 13. Jilid 2. Jakarta [ID]: Erlangga. 412 hal.
[Judul asli: Marketing Management, Thirteenth Edition].
Kusumasuti YI. 2009. Komunikasi bisnis. Bogor [ID]: IPB Press.
Nurdiana N. 2004. Proses pengembangan agrowisata kawasan Gunung Salak
Endah. [Tesis]. [Internet]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. Dapat
diunduh
dari:
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789
/8453/2004nnu.pdf?sequence=4
Pamurladi B. 2006. Pengembangan agrowisata berwawasan lingkungan (Studi
Kasus Desa Wisata Tingkir). [Tesis]. [Internet]. Bogor [ID]: Institut
Pertanian Bogor. Dapat diunduh dari: http://eprints.undip.ac.id/15372/1/
BambangPamulardi.pdf
Rahayu S. Februari 2005. Aplikasi SPSS versi 12.00 dalam riset pemasaran.
Bandung [ID]: ALFABETA. 309 hal.
Rangkuti F. 2009. Strategi promosi yang kreatif dan analisis kasus integrated
marketing communication. Jakarta [ID]: Gramedia Pustaka Utama. 327 hal.
Severin WJ dan Tankrad JW. 2001. Teori komunikasi: sejarah, metode, dan
terapan di dalam media massa. Edisi kelima. Jakarta [ID]: Prenada Media.
448 hal.
Sumarwan U. 2004. Perilaku konsumen: teori dan penerapannya dalam
pemasaran. Bogor [ID]: Ghalia Indonesia. 368 hal.
Ulum AS. 2012. Presentasi umum tentang website. [dikutip tanggal 16 Juni 2013].
Dapat diunduh dari: Dapat diunduh dari: http://www.library.upnvj.ac.id/
pdf/2s1hi/204612086/sk204612086.pdf
Usman Hdan Akbar PS. 2008. Metodologi penelitian sosial. Jakarta[ID]: PT.
Bumi Aksara. 259 hal.
Yusuf O. 13 Desember 2012. 2013, pengguna internet Indonesia bisa tembus 82
juta. [Internet]. [dikutip tanggal 12 Juni 2012]. Tekno Kompas. Dapat
diunduh dari : http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.
pengguna. internet.indonesia.bisa.tembus.82.juta
88
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Kegiatan
Penyusunan
Proposal Skripsi
Kolokium
Perbaikan
Proposal Skripsi
Pengambilan
Data Lapang
Pengolahan dan
Analisis Data
Penulisan Draft
Skripsi
Uji Petik
Sidang Skripsi
Perbaikan
Laporan Skripsi
Mei
Juni
September
3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
Oktober
November
1 2 3 4 1
2
3
Desember
4 1 2
3
Januari
4 1
2 3 4
89
Lampiran 2 Daftar Nama Responden
No.
Nama
1
2
NY
RN
3
WN
4
5
6
WD
PZ
SV
7
8
9
PP
SW
NZ
10
AS
11
IT
12
RW
13
NS
14
LI
15
MY
16
MR
17
WS
18
EV
19
SR
20
PL
21
22
EN
FI
Jenis
Tingkat Pendidikan
Kelamin
40 Perempuan Sarjana
36 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
37 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
44 Perempuan D1/D2/D3
30 Perempuan D1/D2/D3
40 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
42 Perempuan D1/D2/D3
41 Perempuan D1/D2/D3
34 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
38 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
37 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
35 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
39 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
38 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
34 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
40 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
19 Laki-Laki SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
20 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
19 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
20 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
21 Perempuan Sarjana
20 Laki-Laki SMA/SMK/MA atau
Usia
Motivasi Kunjungan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Membeli produk dan
mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Mengikuti program pelatihan
Membeli produk dan
90
23
HD
24
PS
25
WA
26
SP
27
AF
28
NS
29
PA
30
AR
Sedejarat
20 Laki-Laki SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
21 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
20 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
22 Laki-Laki SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
22 Laki-Laki SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
45 Perempuan SMA/SMK/MA atau
Sedejarat
22 Laki-Laki Sarjana
mengikuti program pelatihan
Membeli produk dan
mengikuti program pelatihan
Membeli produk dan
mengikuti program pelatihan
Membeli produk dan
mengikuti program pelatihan
Membeli produk dan
mengikuti program pelatihan
Membeli produk dan
mengikuti program pelatihan
Sekedar melihat-melihat
Membeli produk dan
mengikuti program pelatihan
21 Perempuan SMA/SMK/MA atau Membeli produk
Sedejarat
91
Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda
92
93
94
95
Lampiran 4 Dokumentasi
96
RIWAYAT HIDUP
Jazaul Aufa, putri tunggal dari pasangan Rofiqur Ridlo dan Aminah
Swarnawati. Lahir di Jakarta tanggal 2 November 1993. Tahun 1996, pendidikan
playgrup dan taman kanak-kanak ditempuh penulis di Taman Kanak-kanak Nurul
Iman Kompleks Bukit Nusa Indah, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Tahun 1999-2005, penulis melanjutkan pendidikan dasarnya ke Sekolah Dasar
Islam (SDI) Al-falaah. Tahun 2005-2008, penulis melanjutkan pendidikan
menengah ke Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Tahun 2008,
penulis melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)
70, Bulungan, Jakarta Selatan. Penulis berhasil menyelesaikan pendidikan SMA
dengan program akselerasi selama 2 tahun dari tahun 2008 hingga 2010. Setelah
lulus dari jenjang pendidikan SMA pada tahun 2010, melalui Ujian Tes Mandiri
(UTM), penulis berhasil diterima di Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
dan melanjutkan pendidikan perguruan tingginya di sana.
Selama peneliti menuntut ilmu di Institut Pertanian Bogor penulis aktif
mengikuti berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Penulis aktif menjadi
anggota Himpunan Profesi (HIMPRO) HIMASIERA divisi Advertising and
Multimedia selama 2 tahun. Selain itu, penulis juga tergabung dalam Unit
Kegiatan Mahasiwa (UKM) MAX!! IPB divisi Event Organizer. UKM MAX!!
IPB tergerak dalam bidang seni musik. Disamping itu, penulis juga mempunyai
berbagai pengalaman kepanitiaan, seperti dalam acara Jas Biru KPM, E’SPENT,
MPD Ceria 48, INDEX 2012, HOT, ACRA 2012, dan lain sebagainya.
Download