EFEKTIVITAS WEBSITE SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPOENG WISATA BISNIS TEGALWARU, CIAMPEA, BOGOR, JAWA BARAT JAZAUL AUFA DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR\ BOGOR 2014 iii PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Baratadalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teksdan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2014 Jazaul Aufa NIM I34100113 v ABSTRAK JAZAUL AUFA. Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh NINUK PURNANINGSIH. Media komunikasi pemasaran merupakan saluran yang digunakan untuk melalukan kegiatan menyampaikan pesan komunikasi pemasaran. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas website sebagai media komunikasi beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, unit agrowisata yang diteliti adalah Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan wilayah pedesaan yang mengembangkan potensi UKM yang dimiliki penduduknya untuk meningkatkan ekonomi warganya dengan kegiatan berwisata mengelilingi dan mengikuti program pelatihan di Desa Tegalwaru. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh karakteristik pengunjung dan karakteristik website pada frekuensi pengunjung menggunakan internet dan intensitas pengunjung terdedah website. Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh pada aspek kognitif dan konatif. Kata kunci: efektivitas, media komunikasi pemasaran, agrowisata. ABSTRACT JAZAUL AUFA. Effectiveness of website as a Marketing Communication Media in Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, West Java. Supervised by NINUK PURNANINGSIH Marketing communication media is a channel which used to deliver a marketing communication message. The objective of this research is to analyze the effectiveness of a website as a communication media along with all of the factors which influence it. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea Sub-district, Bogor Regency, West Java Province becomes an agrotourism unit that being researched. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru is a village area which developed agrees with inhabitant small and medium-sized enterprises potentiality. All of inhabitant small and medium-sized enterprises in Tegalwaruare intended to increase the economic level of society by providing a tourism and training program. The result of this research shows that the characteristic of Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru visitor and website have a big impact on determining the frequency and the intensity of Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru visitor accessing website through internet. Visitor characteristic, website characteristic, and visitor exposed level have an impact to cognitive and conative aspect. Keywords: effectiveness, marketing communication media, agrotourism vi vii EFEKTIVITAS WEBSITE SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPOENG WISATA BISNIS TEGALWARU, CIAMPEA, BOGOR, JAWA BARAT JAZAUL AUFA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR\ BOGOR 2014 ix Judul Skripsi : Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat Nama : Jazaul Aufa NIM : I34100113 Disetujui oleh Dr Ir Ninuk Purnaningsih MSi Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Siti Amanah MSc Ketua Departemen Tanggal Lulus :_____________________ Judul Skripsi: Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat Jazaul Aufa Nama 134100113 NIM Disetujui oleh Dr Ir Ninuk Purnaningsih MSi Pembimbing Tanggal Lulus 2 7 JAN 2014-: 3 PRAKATA Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat ini dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Ibu Ninuk Purnaningsih, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberi kritikan dan saran selama proses penulisan hingga laporan proposal skripsi ini terselesaikan. Ibunda Aminah Swarnawati dan Ayahanda Rofiqur Ridlo selaku orang tua tercinta yang telah memberikan doa, dukungan, kasih sayang, kritikan, dan saran kepada penulis. Mutia, Fifi, Echa, Jihan, Raissa, Uty, Caca, Debby, Pipiw, Raga, Rani, Lia, Acid, Nisrin, Putri, Ismi, dan Tata selaku sahabat-sahabat peneliti yang selalu memberikan motivasi, semangat, kasih sayang, dan menemani penulis dalam proses penulisan proposal skripsi ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua teman dan sahabat yang telah dukungan dan semangat penulis dalam proses penulisan laporan ini. Terlebih kepada keluarga besar Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (terutama Kak Jabbar, Bang Mimi, angkatan 46, 47, 48), teman-teman di luar Bogor, teman-teman main, teman-teman asrama, temanteman kostan, teman-teman tim Advertising and Multimedia HIMASIERA,temanteman TPB,teman-teman IPB, teman-teman KKP, serta teman-teman seperjuangan program akselerasi yang memberikan segala bentuk semangat yang positif dan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Bogor, Januari 2014 Jazaul Aufa 4 1 DAFTAR ISI halaman DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viiii DAFTAR LAMPIRAN ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Masalah Penelitian 3 Tujuan Penelitian 3 Kegunaan Penelitian 3 TINJAUAN PUSTAKA 5 Komunikasi Pemasaran 5 Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran 8 Perilaku Konsumen 10 Agrowisata 11 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi 12 Pemasaran Agrowisata Kerangka Pemikiran 13 Hipotesis Penelitian 14 Definisi Operasional 15 PENDEKATAN LAPANGAN 19 Metode Penelitian 19 Lokasi dan Waktu Penelitian 19 Teknik Pemilihan Responden 19 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 20 Kelemahan Penelitian 20 TeknikPengolahan Data dan Analisis Data 20 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21 Profil Desa Tegalwaru 21 Sejarah dan Pengembangan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru 22 Produk dan Program Pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata 23 Bisnis Tegalwaru PROFIL PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA BISNIS TEGALWARU 25 Umur 25 Jenis Kelamin 26 Tingkat Pendidikan 26 Tingkat Motivasi 27 Desain Website 28 Kelengkapan Gambar pada Website 29 Kelengkapan Informasi pada Website 30 Attention 31 Interest 32 Desire 33 Action 33 2 TINGKAT KETERDEDAHAN PENGUNJUNG DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet Intensitas Pengunjung Terdedah Website Frekuensi Memperbaharui Informasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedahan Pengunjung Berdasarkan Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedahan Pengunjung Berdasarkan Intensitas Pengunjung Terdedah Website Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedahan Pengunjung Berdasarkan Frekuensi Memperbaharui Informasi EFEKTIVITAS WEBSITE SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PEMASARAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Kognitif Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Afektif Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Konatif Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Kognitif Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Afektif Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Konatif PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP 35 35 36 37 37 44 49 57 57 58 60 61 68 76 85 85 85 87 88 96 3 DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Posisi komunikasi dalam bauran pemasaran Model hierarki respons Jumlah Kependudukan Desa Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan Umur Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan jenis kelamin Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan tingkat pendidikan Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan tingkat motivasi Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan desain website Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan kelengkapan gambar pada website Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan kelengkapan informasi pada website Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan unsur pesan attention Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan unsur pesan interest Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan unsur pesan desire Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan action Jumlah dan persentase frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan internet Jumlah dan persentase intensitas pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terdedah website Jumlah dan persentase frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru memperbaharui informasi Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (frekuensi pengunjung menggunakan internet) Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung menggunakan internet Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (intensitas pengunjung terdedah website) Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas pengunjung terdedah website Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (frekuensi pengunjung memperbaharui informasi) Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung memperbaharui informasi 6 7 21 25 26 27 28 29 30 31 31 32 33 34 35 36 37 39 40 45 46 51 52 4 24 Jumlah dan persentase efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif 25 Jumlah dan persentase efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek afektif 26 Jumlah dan persentase efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek konatif 27 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif) 28 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif 29 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif) 30 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif 31 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif) 32 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif 58 59 60 62 63 70 71 77 78 DAFTAR GAMBAR 1 2 Pertumbuhan jumlah internet host 9 Kerangka pemikiran efektivitas website sebagai media komunikasi 14 pemasaran 5 DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 Jadwal Penelitian Daftar Nama Responden Hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda Dokumentasi 88 89 91 95 6 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Wisata didefinisikan sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara 1. Rekreasi merupakan salah satu cara penghilang penat dan kebosanan dari segala macam aktivitas keseharian. Sebagai tujuan dari wisata, rekreasi memiliki keterkaitan dengan pariwisata. Pariwisata merupakan kegiatan mobilisasi orang dari tempat ia melalui kegiatan keseharian ke tempat yang dapat memenuhi kebutuhan lain mereka. Pariwisata memilikiberaneka ragamtujuan mulai dari sekedar beristirahat, melepas penat pekerjaan atau tugas, mencari suasana baru, bermain, bahkan untuk menjadi salah satu alternatif mendapatkan wawasan baru. Dewasa ini, orientasi berwisata orang mulai mengalami pergeseran. Mayoritas orang sudah mulai berorientasi untuk memenuhi kebutuhan dalam bentuk menikmati objek-objek spesifik. Mereka tidak lagi mendatangi sebuah pusat perbelanjaan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, tetapi cenderung mencari udara segar dengan mengutamakan keindahan alamnya, pengolahan secara tradisional, interaksi dengan masyarakat lokal, dan sebagainya. Oleh karena itu, agrowisata cenderung lebih diminati untuk tujuan berwisata. Agrowisata merupakan suatu sektor usaha pariwisata berbasis lingkungan dan masyarakat lokal sebagai sarana rekreasi atau kegiatan pariwisata bernilai tambah dalam perluasan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman di bidang pertanian. Selain bertujuan untuk meningkatkan potensi-potensi yang ada di wilayah agrowisata baik SDA maupun SDM, agrowisata juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan potensi alam yang dimiliki dan memberikan pendidikan baru kepada konsumennya. Perkembangan munculnya agrowisata ternyata tidak diimbangi dengan peningkatan pengetahuan pengunjung. Pengetahuan mereka terhadap agrowisata masih kurang sehingga banyak pengunjung yang tidak mengetahui jenis keragaman agrowisata, fasilitas yang ditawarkan agrowisata, serta lokasi agriwisata yang tergolong strategis untuk mereka. Pengunjung dapat juga sebagai konsumen yang tidak hanya memiliki arti membeli, tetapi mendatangi suatu tempat. Pengunjung cenderung hanya mengetahui dan mendatangi agrowisata yang sudah terkenal sehingga hanya berpusat di satu tempat. Sumarwan (2011) menyatakan bahwa pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk atau jasa tersebut, dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan pengunjung akan berpengaruh terhadap keputusan mereka. Keputusan pengunjung tersebut dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam. Dari segi psikologis, keputusan pengunjung juga dipengaruhi oleh motivasi, persepsi, 1 Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (BPKP 2009). 2 pembelajaran, dan memori. Keputusan pengunjung tidak hanya meningkatkan pengetahuan pengunjung akan agrowisata, tetapi juga membuat pengunjung untuk mendatangi agrowisata bahkan membuatnya mendatangi kembali agrowisata tersebut. Terjadinya revolusi teknologi komunikasi, media konvensional tradisional menjadi media internet secara lambat terus berkembang menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma media yang bersifat global dan sangat fundamental. Pergeseran itu menyangkut produksi, penyimpanan, dan penyebaran informasi digital secara global melalui jaringan internet (online). Buktinya, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengeluarkan data bahwa pada tahun 2012 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini 2. Untuk itu, saat ini kegiatan komunikasi pemasaran tidak terlepas dari suatu perencanaan media. Saat ini, para pemasar telah banyak yang memanfaatkan media online sebagai media komunikasi pemasaran. Dari media online ini diharapkan akan dapat mempengaruhi keputusan pengunjung dalam membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Hal ini juga sudah mulai banyak ditawarkan untuk berbagai sektor pariwisata, terutama agrowisata. Website seharusnya memberikan tampilan yang dapat menarik minat pengunjung sehingga daya tarik pesan akan meningkat pula. Kepuasan pengunjung dapat terlihat ketika pengunjung yang membuka halaman website membuat keputusan untuk mendatangi agrowisata tersebut. Untuk itu dalam halaman website, tampilan profil dan hal-hal yang ditawarkan oleh agrowisata menjadi fokus utama yang perlu untuk ditampilkan dan diberikan penekanan sehingga dapat menarik pengunjung. Komunikasi pemasaran akan dikatakan efektif ketika konsumen mengalami perubahan di tiga aspek. Tiga aspek meliputi kognitif (perubahan), afektif (perubahan sikap), dan konatif (perubahan perilaku). Jika dihubungkan dengan keputusan pengunjung maka komunikasi pemasaran melalui website berarti telah terdedahnya akan pengunjung oleh media komunikasi pemasaran (website), kemudian pengunjung sudah mempunyai keinginan untuk mendatangi agrowisata, dan akhirnya mendatangi agrowisata tersebut. Pesan dari komunikasi pemasaran dapat dikatakan efektif juga karena telah mencapai tahap akhir dari konsep AIDA (attention, interest, desire, dan action), yaitu action atau melakukan tindakan. Berdasarkan hal-hal yang telah terjadi dewasa ini, dapat dilihat akan terdapat kemungkinan bahwa komunikasi pemasaran melalui website merupakan salah satu alternatif untuk memasarkan agrowisata sehingga dapat membentuk suatu keputusan pengunjung. Oleh karena itu, perlu ditelaah lebih lanjut mengenai seberapa besar efektivitas website agrowisata sebagai media komunikasi pemasaran terhadap terbentuknya keputusan pengunjung. 2 Yusuf O. 13 Desember 2012. 2013, pengguna internet Indonesia bisa tembus 82 juta. [Internet]. [dikutip tanggal 12 Juni 2012]. Tekno Kompas. Dapat diunduh dari : http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.pengguna. internet.indonesia.bisa.tembus.82.juta 3 Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibangun beberapa masalah penelitian yang dapat dirumuskan oleh pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimana website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dalam memasarkan produk dan programprogram pelatihan? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengunjung memilih produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru? 3. Bagaimana efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi pengunjung untuk membeli produk dan mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru? Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian di atas, dapat pula disusun beberapa tujuan dari penelitian ini, di antaranya adalah untuk: 1. Mengetahui website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru Waru dalam memasarkan produk dan program-program pelatihan 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengunjung memilih produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, dan 3. Menganalisis efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi pengunjung untuk membeli produk dan mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai website sebagai media komunikasi pemasaran dalam memasarkan produk dan programprogram pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, serta melihat efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi terbentuknya keputusan konsumen untuk membeli produk dan mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Secara lebih khusus, penelitian ini akan bermanfaat bagi beberapa pihak, yakni: 1. Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk penelitianpenelitian selanjutnya yang sejenis. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan dari penelitian ini. 4 2. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih mengenal produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan oleh Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Selain itu, masyarakat di sekitar Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru diharapkan akan terkena dampak yang baik, seperti semakin terkenalnya desa mereka. 3. Bagi instansi terkait Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan perbaikan dalam meningkatkan kualitas produk serta komunikasi pemasaran yang dilakukan sehingga produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan oleh instansi tersebut akan semakin dikenal masyarakat dan memiliki target pasar yang luas. 5 TINJAUAN PUSTAKA Pergeseran paradigma dalam perkembangan pariwisata di Indonesia, ternyata dapat memunculkan inovasi untuk mengembangkan pariwisata berwawasan lingkungan, salah satunya adalah agrowisata. Namun, saat ini pengembangan sektor usaha agrowisata masih belum diimbangi dengan proses komunikasi pemasaran yang baik dan tepat sasaran. Akibatnya, banyak target pasar yang belum mengetahui keanekaragaman agrowisata di dalam maupun di luar lingkungannya. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan salah satu contoh dari keanekaragaman agrowisata karena memanfaatkan potensi alam maupun manusia di Desa Tegalwaru yang dikemas untuk menjadi suatu kegiatan wisata dan edukasi. Website digunakan sebagai alternatif media komunikasi pemasaran. Untuk melihat efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran dalam pengembangan agrowisata, diperlukan pengertian dan pemahaman mengenai hal-hal berikut ini, yaitu: (1) komunikasi pemasaran; (2) website sebagai media komunikasi pemasaran; (3) perilaku konsumen; (4) agrowisata; dan (5) faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran agrowisata. Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan memperkenalkan barang, jasa, atau hal-hal lain dari produsen kepada konsumen sehingga terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku konsumen. Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan dalam bidang pemasaran yang bertujuan untuk memperkenalkan produk, meyakinkan, dan mempengaruhi konsumen melakukan pembelian terhadap produk dan mengingatkan konsumen mengenai produsen dan produknya. Kegiatan komunikasi pemasaran ditujukan untuk menyampaikan pesan yang akan menimbulkan dampak dan mencapai kesamaan makna di antara produsen dan konsumen sesuai dengan makna pesan yang diinginkan oleh produsen. Tujuan dari pentingnya pemahaman akan komunikasi adalah pesan yang ingin disampaikan dapat menimbulkan dampak sesuai dengan yang inginkan dan mencapai kesamaan makna yang diinginkan. Tujuan dari pentingnya pemahaman akan pemasaran adalah proses mengenali kebutuhan konsumen sehingga dapat terbentuk suatu hubungan baik antara produsen dan konsumen. Berbeda dengan komunikasi pemasaran, pemasaran yang lebih menekankan pada kebutuhan pasarnya. Kotler dalam Kennedy dan Soemanagara (2006) mendefinisikan pemasaran sebagai proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau mencapai tingkat kepuasan lebih tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas. Pemasaran adalah proses, kegiatannya dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Bauran pemasaran biasa dikenal sebagai four of P’s yang terdiri dari product,price, promotion, dan place. 6 Tabel 1 Posisi komunikasi dalam bauran pemasaran Four of Ps Product Price Place Promotion Four of C’s Customer Solutions Costomer Cost Convenience Communication Sumber: Kennedy dan Soemanagara, Marketing Communication: Taktik dan Strategi, Jakarta 2006, hlm: 4. Komunikasi pemasaran membutuhkan cara atau strategi menyampaikan pesan sehingga dicapai dampak dan kesamaan makna yang diinginkan. Strategi komunikasi pemasaran terdiri dari, yaitu: a) advertising (periklanan);b) sales promotion (promosi penjualan); c) publicity (publisitas); d) personal selling; dan e) direct marketing. Berikut adalah penjabaran strategi komunikasi pemasaran menurut Kusumastuti (2009): a. Iklan (advertising) Iklan merupakan model komunikasi yang dapat menjangkau publik secara luas. Iklan dapat digunakan untuk membangun image jangka panjang dan juga mempercepat penjualan b. Penjualan tatap muka (personal selling) Penjualan tatap muka merupakan penjualan produk dengan cara tatap muka langsung dengan konsumen. Alat promosi ini paling efektif karena dapat membuat hubungan interaktif secara dekat sehingga dapat mengenal konsumen lebih dalam dan lebih baik c. Promosi penjualan (sales promotion) Dalam hal komunikasi, promosi penjualan dapat menjadi sarana untuk menarik perhatian dan memberikan informasi yang akhirnya akan mengarahkan konsumen pada produk. Melalui promosi penjualan dapat mengajak konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan d. Hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity) Public relation adalah upaya terencana guna mempengaruhi opini publik melalui karakter dan kinerja yang bertanggung jawab. Dalam hal ini, public relation dan publisitas dapat menarik perhatian khalayak jika memiliki kredibilitas tinggi dan hanya sebagai pemberi informasi tanpa melibatkan unsur penjualan e. Pemasaran langsung (direct marketing) Pemasaran langsung dapat menjangkau konsumen yang lebih spesifik. Karena, dalam hal ini promosi dilakukan langsung kepada konsumen itu sendiri. Pesan yang disampaikan dapat disesuaikan dengan karakter dan respon konsumen yang dituju serta dapat diperbaharui secara cepat. Tahap-tahap komunikasi ditentukan dan strategi pesan disusun untuk menumbuhkan kesadaran atas keberadaan sebuah produk dan layanan (awareness), membangkitkan keinginan atas memiliki atau memperoleh produk (interest), dan mempertahankan loyalitas pelanggan (loyalty). Dengan terjadinya hal tersebut, dapat dikatakan komunikasi pemasaran sudah berhasil terlaksana. 7 Dalam perilaku konsumen dikenal Tricomponent Attitude Model, yaitu Cognitive(pengetahuan), Affection (perasaan), dan Conative (kecenderungan perilaku) (Kennedy dan Soemanagara 2006). Model komunikasi pemasaran mengasumsikan bahwa khalayak akan melewati tahap kognitif, afektif, dan perilaku dalam memberikan respons pada proses komunikasi. Tabel 2 Model hierarki respons Tahapan Model AIDA Tahap Kognitif Atensi/Perhatian Model Model Model Hierarki InovasiPengaruh Adopsi Kesadaran Kesadaran Pengetahuan Model Komunikasi Paparan Penerimaan Respons kognitif Tahap Afektif Minat Keinginan Rasa suka Minat Sikap Preferensi Evaluasi Maksud Percobaan Perilaku Keyakinan Tahap Perilaku Tindakan Pembelian Adopsi Sumber: Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran: Edisi Ketiga Belas, Jakarta 2009, hlm: 178 Dampak aspek-aspek pesan dan karakteristik khalayak terhadap perubahan sikap khalayak dapat dilihat dari attention, interest, desire, dan action (AIDA). Adapun penjelasan lebih rinci mengenai aspek-aspek dalam konsep AIDA menurut Rangkuti (2009), yaitu: a. Attention (Perhatian) Upaya mendapat perhatian konsumen. Terdapat perubahan yang nyata dari sikap attention setelah melihat daya tarik pesan, seperti desain, logo, dan huruf yang jelas. Umumnya, posisi diatas sebelah kanan pada halaman sebelah kanan akan meraih lebih banyak perhatian. Selain itu, atribut kreativitas juga dapat dimanfaatkan untuk menarik perhatian, seperti warna, headline, ilustrasi, pilihan jenis huruf, dan lain sebagainya. b. Interest (Ketertarikan) Upaya menarik minat konsumen. Dalam hal interest tidak terdapat perubahan yang nyata melalui daya tarik pesan karena konsumen lebih tertarik pada produk bukan hanya sekedar melihat. Rasa tertarik mungkin dapat dimunculkan dengan menggunakan pewarnaan, gambar, dan iklan yang menarik. Keaslian penampilan dan penyusunan kalimat juga sangat berpengaruh pada daya tarik website. 8 c. Desire (Keinginan) Upaya membangkitkan keinginan. Daya tarik pesan tidak menimbulkan perubahan yang nyata. Konsumen harus dibuat tertarik dan terdorong untuk menginginkan barang, jasa, atau hal-hal lain yang ditawarkan. Keinginan tersebut dapat dimunculkan dengan memberikan informasi mengenai keuntungan yang akan didapat jika membeli barang, jasa, atau hal-hal lain yang ditawarkan. Selain itu, keinginan juga timbul karena adanya proses pertukaran. Apabilakonsumen membeli barang, jasa, atau hal-hal lain yang ditawarkan, mereka akan memperoleh hal yang sama dengan biaya yang telah dikeluarkan. d. Action (Tindakan) Upaya menyebabkan tindakan. Dalam hal action terlihat jelas nyata menimbulkan perubahan pada konsumen, yaitu konsumen membeli produk. Tindakan merupakan hal tersulit untuk ditumbuhkan dalam seorang konsumen. Pemasar harus pandai dan kreatif dalam membuat inovasi baru sehingga mendorong sebuah tindakan dilakukan. Selain website yang harus diubah semenarik mungkin, upaya-upaya kreatif dari pemasar juga sangat menentukan tindakan yang akan dilakukan oleh konsumen. Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Website atau disingkat Web merupakan suatu alamat situs dalam internet yang akan menampilkan informasi berupa teks, gambar, animasi, suara, maupun video yang hanya dapat diakses apabila memiliki koneksi internet dan diakses melalui browser (Ulum 2012). Media komunikasi pemasaran merupakan saluran yang digunakan untuk melalukan kegiatan menyampaikan pesan komunikasi pemasaran. Website sebagai media komunikasi pemasaran diperlukan untuk mengatasi perkembangan jaman yang membutuhkansaluran komunikasi pemasaran yang bersifat lebih interaktif dan mudah untuk diakses. Media massa tradisional lebih menekankan pada model komunikasi “satuuntuk-banyak”, sedangkan media online (internet) lebih menekankan pada model komunikasi “banyak-untuk-satu” (e-mail ke satu alamat sentral, banyak pengguna yang berinteraksi dengan satu website) dan “banyak-untuk-banyak (e-mail, milis, kelompok-kelompok baru) (Severin dan Tankard 2001). Media online atau biasa kita sebut sebagai Internet merupakan perkembangan media komunikasi yang menghubungkan seluruh jaringan komputer dunia sehingga dapat membantu manusia berkomunikasi secara cepat dan mudah. Perkembangan jaman lantas membuat banyak terjadinya perubahan. Perubahan tidak hanya meliputi aspek sosial, ekonomi, maupun politik saja, tetapi meliputi pengembangan dunia yang lebih modern. Perubahan teknologi merupakan salah satu contohnya, baik teknologi transportasi maupun teknologi komunikasi. Dalam perkembangan teknologi komunikasi, semua informasi dapat tersedia dengan cepat, kapan, dan di mana saja. Perkembangan ini membawa komunikasi ke arah yang lebih interaktif. 9 50 40 30 20 10 1-1-99 1-7-98 1-1-98 1-7-97 1-1-97 1-7-96 1-1-96 1-7-95 1-1-95 0 Gambar 1 Pertumbuhan jumlah internet host Fitur Internet yang paling populer adalah surat elektronik (e-mail) dan world wide web (www), yaitu sistem situs komputer yang luas dan dapat dikunjungi oleh siapa saja dengan software browser dan disambungkan dengan internet. Jumlah pengguna internet mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Salah satu pengukuran mengenai besarnya internet adalah jumlah host computer. Dalam Kennedy dan Soemanagara (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan jumlah Internet dengan: “Satu sumber industri melaporkan bahwa terdapat 83 juta pengguna Web di Amerika Seikrat pada tahun 1999, naik 26% dari tahun sebelumnya (Thompson 1999). Penelitian lain menemukan bahwa lebih dari 79.4 juta orang dewasa atau 38% populasi AS yang berusia 16 tahun ke atas, adalah pengguna internet pada bulan Maret 1999 (IntelliQuest 1999). Faktor utama yang berperan dalam pesatnya pertumbuhan Internet adalah potensi e-commerceatau transaksi jual-beli melalui Internet.” Komunikasi pemasaran melalui website memiliki beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan komunikasi pemasaran langsung. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan relatif lebih mudah dan terjangkau, tidak terbatas kapan dan akses informasi, serta pengambilan informasi dapat dilakukan secara cepat. Kegiatan komunikasi pemasaran melalui website, konsumen akan semakin terdedah oleh pesan yang ingin disampaikan. Pemunculan iklan-iklan di website maupun media sosial akan memancing konsumen untuk mencari informasi lebih lanjut. Kegiatan komunikasi pemasaran dilakukan dengan kreatif untuk lebih menarik perhatian konsumen karena persaingan antara produsen semakin kuat tanpa adanya pembagian ruang pada target sasaran. Kegunaan Web antara lain memperluas jangkauan promosi, sebagai media tanpa batas karena dapat diakses oleh siapa pun dan kapan pun selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, meningkatkan citra yang ingin ditekankan dari suatu usaha, meningkatkan layanan pelanggan, dan menjadi suatu langkah lebih maju dalam bersaing dengan para pesaing. Terdapat lima alasan penting Web dibutuhkan, yaitu faktor kompetisi, faktor mobilitas, faktor eksistensi, faktor 10 kemudahan, dan faktor kredibilitas. Faktor kompetisi ditunjukkan dengan pengenalan barang, jasa, atau hal-hal lainnya yang menjadi lebih efektif dan efisien, serta menjadi langkah maju dalam persaingan. Faktor mobilitas ditunjukkan dengan mobilitas yang dilakukan menjadi tidak melelahkan karena bukan kita yang menjelajah, tetapi justru kita yang dikunjungi. Faktor eksistensi ditunjukkan dengan adanya Web sebagai pembuktian bahwa usaha bisnis, lembaga, atau yang lainnya benar-benar ada. Faktor kemudahan ditunjukkan pemberian kemudahan kepada konsumen untuk mengakses informasi yang lebih banyak dan mendalam. Faktor kredibilitas ditunjukkan dengan membangun reputasi dan kredibilitas untuk menciptakan citra (Ulum 2012). Unsur-unsur website berupa memperhatikan desain, kejelasan gambargambar, informasi yang disajikan di dalamnya, dan lain-lain. Desain yang efektif menarik perhatian adalah desain yang dapat memadupadankan komposisi warna dan tipografi. Komposisi warna dengan warna cerah cenderung akan lebih menarik perhatian jika dibandingkan dengan warna gelap, hal yang sama dengan komposisi warna yang tidak monoton. Tipografi dapat dilihat dari ukuran dan jenis huruf yang digunakan, serta penempatan tulisan yang tepat juga menjadi suatu penilaian. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan studi mengenai individu, kelompok, dan organisasi mengetahui, memilih, membeli, menggunakan, dan menggunakan kembali barang, jasa, atau hal-hal lainnya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial, sering kali dalam bentuk kelas sosial, divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagi nilai. Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, peran sosial, dan status memperngaruhi perilaku pembelian. Faktor-faktor tersebut menyebabkan terjadi perbedaan selera, kebutuhan, dan motivasi dalam melakukan pembelian. Faktor pribadi berupa usia dan tahap siklus hidup, pekerjaaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai mempengaruhi perilaku pembelian. Terdapat empat proses psikologis yang dapat mempengaruhi respons konsumen secara fundamental, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori. Motivasi mempunyai dua arah dan intensitas. Terdapat tiga teori motivasi, yaitu teori Freud, teori Maslow, dan teori Herzberg. Teori Freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku seseorang sebagian besar adalah ketidaksadaran, dan bahwa seorang tidak dapat memahami secara penuh motivasinya sendiri. Teori Maslow mengasumsikan bahwa kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang paling menekan sampai yang tidak menekan, yaitu kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Teori Herzberg mengembangkan teori dua faktor yang membedakan ketidakpuasan atau 11 dissatisfier (faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan kepuasan atau satisfier (faktor yang menyebabkan kepuasan). Persepsi merupakan proses kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Dalam pemasaran, persepsi lebih penting daripada realitas karena persepsi yang mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Selain itu, pembelajaran mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari pengalaman. Memori dibedakan menjadi dua, yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Memori jangka panjang (long term memory-LTM-) merupakan penyimpanan informasi yang lebih permanen dan pada dasarnya tak terbatas. Berbeda dengan memori jangka pendek (short term memory-STM) merupakan penyimpanan informasi temporer dan terbatas (Kotler dan Keller 2009). Agrowisata Agrowisata merupakan suatu sektor usaha pariwisata berbasis lingkungan dan masyarakat lokal sebagai sarana rekreasi atau kegiatan pariwisata bernilai tambah dalam perluasan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman di bidang pertanian. Mengutip dari Pamulardi (2006), pengertian agrowisata dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor: 204/KPTS/HK/050/4/1989 dan Nomor KM. 47/PW.DOW/MPPT/89 Tentang Koordinasi Pengembangan Wisata Agro, didefinisikan “sebagai suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, perjalanan, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian". Rekreasi sebagai salah satu cara penghilang penat memiliki keterkaitan dengan pariwisata. Pariwisata merupakan kegiatan mobilisasi orang dari tempat ia melalui kegiatan keseharian ke tempat yang dapat memenuhi kebutuhan lain mereka. Tujuan dari pariwisata beraneka ragam mulai dari sekedar beristirahat, melepas penat pekerjaan atau tugas, mencari suasana baru, bermain, bahkan untuk menjadi salah satu alternatif mendapatkan wawasan baru. Pembangunan pariwisata berwawasan lingkungan yang lebih mengedepankan aspek lingkungan, pendidikan, dan partisipasi masyarakat lokal menimbulkan kecenderungan perkembangan agrowisata menjadi kian pesat dibandingkan dengan jenis wisata lainnya. Berdasarkan hal-hal tersebut, agrowisata sebagai salah satu bentuk dari pariwisata memberi jaminan di aspek sosial, budaya, dan ekonomi secara berkelanjutan. Usaha pertanian disesuaikan dengan potensi-potensi desa, seperti persawahan padi, penggilingan padi, pertanian jagung, pertanian bawang, pertanian singkong, dan sebagainya. Selain itu, pengembangan agrowisata juga disesuaikan dengan keinginan usaha dari masyarakat lokal dan dilakukan pula pelatihan-pelatihan dalam meningkatkan kemampuan SDM lokal. Penekanan pada partisipasi masyarakat lokal, agrowisata menjadi salah satu sektor pariwisata dengan upaya pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan tidak hanya ditujukan kepada masyarakat lokal saja, tetapi juga para pengunjung agrowisata. Bertambahnya wawasan mengenai produk pertanian dan cara bertani yang benar merupakan salah satu contoh pemberdayaan pengunjung dari aspek pendidikan. pengunjung dapat berinteraksi langsung sehingga dapat melihat, mengetahui, dan mendapat pengalaman intelektual dan budaya setempat. Ruang 12 lingkup agrowisata meliputi pertanian, peternakan, hortikultura, perkebunan, dan perikanan. Klasifikasi agrowisata terdiri dari empat jenis, yaitu: 1. Agrowisata bisnis, kegiatan wisata dilakukan secara bersama-sama dengan kegiatan bisnis dalam bidang agro. Agrowisata bisnis ini memang ditujukan untuk kegiatan bisnis sehingga konsumen akan mendapatkan kepuasan dan juga akan mendapatkan kebutuhan wisatanya. 2. Agrowisata rekreasi, kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan berekreasi. Dewasa ini, agrowisata inilah yang cukup berkembang. Agrowisata ini ditujukan untuk rekreasi dalam obyek wisata agro sehingga konsumen mendapatkan kepuasan dan menghilangkan penat. 3. Agrowisata budaya, kegiatan wisata yang dilakukan dengan pengembangan budaya dalam bidang agro. Agrowisata ini ditujukan adalah untuk menambah pengetahuan mengenai kebudayaan, budaya, dan kehidupan masyarakat pertanian yang mayoritas masih bersifat alami dan tradisional. 4. Agrowisata Scientific kegiatan wisata yang dilakukan dengan kegiatan pendidikan dalam bidang agro. Agrowisata ini ditujukan adalah untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan pada bidang agro. Dalam komunikasi pemasaran agrowisata, kegiatan dilakukan dengan penekanan pada penyampaian pesan agar konsumen mengetahui keberadaan agrowisata yang dipasarkan tanpa adanya usaha mempersuasi untuk membeli, mengkonsumsi, atau menerapkan, tetapi diharapkan dapat memicu adanya perubahan lainnya. Dewasa ini, upaya komunikasi pemasaran agrowisata sebagian besar dilakukan dengan personal selling. Jarang ditemukan komunikasi pemasaran melalui iklan berupa pamflet, brosur, billboard, serta iklan di radio dan televisi. Upaya komunikasi pemasaran ini masih kurang efektif karena belum menjangkau seluruh target konsumen agrowisata. Konsumen masih belum menyadari keanekaragaman agrowisata baik yang ada di dalam maupun di luar lingkungannya. Oleh karena itu, diperlukan upaya komunikasi pemasaranagrowisata dengan terobosan baru untuk memperkenalkan kepada konsumen mengenai keunggulan dan keunikan yang ditawarkan oleh usaha agrowisata. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Pemasaran Agrowisata Efektivitas komunikasi pemasaran agrowisata merupakan gambaran pengukuran tersampaikannya materi mengenai agrowisata dengan adanya kesamaan makna dan persepsi di kedua belah pihak sehingga dapat menimbulkan dampak berupa sikap atau suatu tindakan. Efektivitas merupakan salah satu cara untuk mengukur dampak yang ditimbulkan dari kegiatan promosi terhadap khayalak sasarannya. Efektivitas promosi dapat dilihat dari segi keefektivan komunikasi yang dilancarkan oleh pemasar kepada khalayak sasarannya sehingga pesan yang ingin disampaikan akan memiliki kesamaan makna di kedua belah pihak. 13 Kennedy dan Soemanagara (2006) mengemukakan bahwa dalam perilaku konsumen dikenal Tricomponent Attitude Model, yaitu Cognitive (pengetahuan), Affection (perasaan), dan Conative (kecenderungan perilaku). Kemudian, menurut Kusumastuti (2009) terdapat strategi komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan pada konsumen. Tahap pertama adalah tahap perubahan pengetahuan, yaitu konsumen mengetahui keberadaan sebuah produk, untuk apa produk dicipitakan dan kepada siapa produk ditujukan. Tahap kedua adalah tahap perubahan sikap yang ditentukan oleh tiga komponen yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan konatif (perilaku). Tahap ketiga adalah perubahan perilaku yang dimaksudkan agar konsumen tidak berpaling kepada produk lain dan tetap menggunakan produk tersebut. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran ini menjelaskan adanya pengaruh antarvariabel penelitian. Keputusan pengunjung dalam penelitian ini memiliki pengaruh dengan faktor internal dan faktor eksternal dari responden. Faktor internal dari responden adalah karakteristik pengunjung yang meliputi umur, tingkat pendidikan, tingkat motivasi dan jenis kelamin. Karakteristik pengunjung ini dapat memberikan gambaran umum kondisi pengunjung, serta dapat menentukan perilaku dalam proses keputusan pada saat akan membeli produk dan mendatangi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran. Salah satu media yang digunakan dalam melaksanakan upaya komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru adalah media online, lebih spesifiknya adalah website. Website sebagai media komunikasi pemasaran dapat diukur dengan adanya unsurunsur yang dimiliki oleh website dan unsur pesan yang mencakup konsep pesan AIDA, yaitu Attention, Interest, Desire, dan Action. Faktor internal dan faktor eskternal ini diduga memiliki pengaruh terhadap tingkat keterdedahan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Tingkat keterdedahan pengunjung dapat diukur dengan melalui frekuensi pengunjung menggunakan internet, intensitas pengunjung terdedah website, dan frekuensi memperbaharui informasi. Tingkat keterdedahan pengunjung diduga memilih pengaruh terhadap efektivitas komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Efektivitas komunikasi pemasaran dapat diukur melalui sejauh mana tujuan komunikasi pemasaran yang dapat mengubah sikap konsumen. Hal ini terdiri dari komponen kognitif, afektif, dan konatif. Faktor internal dan faktor eskternal, juga dapat menentukan keputusan pengunjung untuk bertindak sehingga diduga memiliki pengaruh terhadap efektivitas komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. 14 Karakteristik Pengunjung a. b. c. d. Umur Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Tingkat Motivasi Tingkat Keterdedahan Pengunjung a. Karakteristik Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran - Keterangan: Unsur-unsur website (desain, kelengkapan gambar, kelengkapan informasi) - Unsur pesan AIDA b. c. Frekuensi pengunjung menggunakan internet Intensitas pengunjung terdedah website Frekuensi memperbaharui informasi Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran a. b. c. Kognitif Afektif Konatif : Berpengaruh Gambar 2 Kerangka pemikiran efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran Hipotesis Penelitian Hipotesis Penelitian: Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan konatif. Berdasarkan hipotesis penelitian tersebut, dapat disimpulkan hipotesis uji statistik penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki pengaruh terhadap frekuensi menggunakan internet 2. Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki pengaruh terhadap intensitas terdedah website 3. Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki pengaruh terhadap frekuensi memperbaharui informasi 4. Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi berdasarkan aspek kognitif 15 5. Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi berdasarkan aspek afektif, dan 6. Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi berdasarkan aspek konatif. Definisi Operasional Karakteristik pengunjung merupakan faktor-faktor yang terdapat pada diri seorang pengunjung dan diduga memiliki pengaruh kepada pengunjung. Beberapa variabel yang diukur sebagai karakteristik pengunjung, antara lain:umur, tingkat pendidikan, tingkat motivasi dan jenis kelamin. a. Umur adalah lama hidup pengunjung pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam tahun. Jenis data berupa jenis data ordinal. Data ini disesuaikan dengan data umur pengunjung yang terdapat di lapangan dan dilakukan pembulatan ke bawah pada variabel umur, yaitu pembulatan yang mengarah pada umur ketika ulang tahun terakhir responden. Pembagian kategori dilakukan dengan pengukuran sebaran normal data yang dibagi: (1) 25% ke bawah untuk kategori 1; (2) 25-75% untuk kategori ke 2, dan (3) 75% ke atas untuk kategori 3 sehingga didapatkan kategori, sebagai berikut: 1. Umur Dewasa Awal (19-21 tahun) 2. Umur Dewasa (21-40 tahun) 3. Umur tua (40-45 tahun) b. Jenis kelamin adalah sifat fisik responden seperti yang tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki oleh responden. Jenis data berupa data nominal. Jenis kelamin dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Laki-laki 2) Perempuan c. Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti pengunjung sampai dengan saat penelitian. Jenis data berupa data ordinal dan dikategorikan sesuai dengan data yang terdapat di lapangan, sebagai berikut: 1) Rendah (SMA/SMK/MA atau sederajat) 2) Sedang (D1/D2/D3) 3) Tinggi (Sarjana) d. Motivasiberkunjung adalah suatu hal yang mendorong seseorang untuk membeli produk dan mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Jenis data berupa data nominal. Motivasi dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Sekedar melihat-lihat Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru 2) Untuk membeli produk yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru 3) Untuk mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan oleh Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sesuai dengan kebutuhan 4) Untuk membeli produk dan mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru 16 Selain variabel internal tersebut, terdapat variabel eksternal yang memiliki pengaruh, yaitu karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran. Karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran diukur dengan dua variabel, yaitu dengan tingkat unsur-unsur yang dimiliki oleh website dan unsurunsur pesan AIDA. Unsur-unsur website merupakan unsur-unsur pada website yang dapat memberikan simultan agar pengguna internet tertarik untuk melihat dan mencari informasi dari website sehingga pengetahuan dapat meningkat. Unsur-unsur website terdiri dari desain, kelengkapan gambar, dan kelengkapan informasi.Berikut akan dijelaskan mengenai variabel dan untuk mengukur unsurunsur website: a. Desain website merupakan unsur website sebagai bentuk upaya menarik perhatian konsumen dengan memainkan komposisi warna dan tipografi. Jenis data berupa data interval. Desain website dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Kurang Baik = skor 3 2) Cukup = skor 4-5 3) Baik = skor 6 b. Kelengkapan gambar merupakan unsur website sebagai bentuk upaya memberikan gambaran kepada konsumen melalui gambar atau foto. Jenis pertanyaan kuesioner berupa skala likert dan jenis data berupa data interval. Desain website dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Tidak Lengkap = skor 3-5 2) Lengkap = skor 6-9 3) Sangat Lengkap = skor 10-12 c. Kelengkapan informasi unsur website sebagai bentuk upaya memberikan penjelasan mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang terdiri atas profil, sejarah, nomor narahubung, lokasi, serta penjelasan mengenai produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan secara terperinci. Jenis pertanyaan kuesioner berupa skala likert dan jenis data berupa data interval. Desain website dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Tidak Lengkap = skor 5-9 2) Lengkap = skor 10-15 3) Sangat Lengkap = skor 16-20 Unsur pesan AIDA merupakan unsur yang memperhatikan agar pesan dapat meningkatkan perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire), dan tindakan (action) dari penerima pesan. Berikut akan dijelaskan mengenai variabel dan untuk mengukur unsur pesan AIDA: a. Attention merupakan unsur pesan sebagai upaya untuk mendapatkan perhatian konsumen. Jenis data berupa data interval. Attention dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Rendah = skor 12-15 2) Sedang = skor 16-20 3) Tinggi = skor 21-24 b. Interest merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya menarik minat konsumen. Jenis data berupa data interval. Interest dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Rendah = skor 3 2) Sedang = skor 4-5 17 3) Tinggi = skor 6 c. Desire merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya membangkitkan keinginan konsumen. Jenis data berupa data interval. Desire dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Rendah = skor 3 2) Sedang = skor 4-5 3) Tinggi = skor 6 d. Action merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya menyebabkan tindakan. Jenis data berupa data interval. Action dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Rendah = skor 4-5 2) Sedang = skor 6-7 3) Tinggi = skor 8 Variabel internal dan eksternal tersebut dapat saling mempengaruhi dengan tingkat keterdedahan pengunjung yang diukur dengan frekuensi pengunjung menggunakan internet, intensitas pengunjung terdedah website, dan frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Berikut akan dijelaskan mengenai variabel dan untuk mengukur tingkat keterdedahan pengunjung: a. Frekuensi pengunjung menggunakan internet merupakan seberapa seringnya pengunjung menggunakan internet. Jenis data berupa data interval. Frekuensi pengunjung menggunakan internet dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Jarang = skor 3-4 2) Sering = skor 5-7 3) Sangat Sering = skor 8-9 b. Intensitas pengunjung terdedah website merupakan seberapa seringnya pengunjung membuka, mencari informasi, dan mendapatkan informasi dari website. Jenis data berupa data interval. Intensitas pengunjung terdedah websitedapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Jarang = skor 3-4 2) Sering = skor 5-7 3) Sangat Sering = skor 8-9 c. Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi merupakan seberapa sering pengunjung mengunjungi website sehingga informasi yang terima pengunjung dapat ditingkatkan dan diberikan suatu yang baru. Jenis data berupa data interval. Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Jarang = skor 4-6 2) Sering = skor 7-9 3) Sangat Sering = skor 10-12 Variabel-variabel di atas diduga memiliki pengaruh dengan website sebagai media komunikasi yang diukur dengan perubahahan sikap pengunjung dari aspek kognitif, afektif, dan konatif. Berikut akan dijelaskan mengenai variabel dan indikator untuk efektivitaswebsite sebagai media komunikasi terhadap keputusan konsumen: 18 a. Kognitif merupakan pengetahuan dan persepsi pengunjung yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai sumber. Jenis data berupa data interval. Kognitif dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Rendah = skor 3-4 2) Sedang = skor 5-7 3) Tinggi = skor 8-9 b. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan pengunjung, apakah produk tersebut disukai atau tidak disukai oleh pengunjung dan apakah produk tersebut baik atau tidak. Jenis data berupa data interval. Afektif dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Rendah = skor 6-7 2) Sedang = skor 8-10 3) Tinggi = skor 11-12 c. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku yang akan dilakukan oleh seorang pengunjung. Jenis data berupa data interval. Konatif dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Rendah = skor 6-7 2) Sedang = skor 8-10 3) Tinggi = skor 11-12 19 PENDEKATAN LAPANG Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dan didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Metode kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam dengan pihak pengelola dan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksplanatif (explanatory research) dengan tujuan untuk menerangkan dan menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian. Fokus penelitian ini adalah analisis pengaruh-pengaruh antara variabel. Dengan metode eksplanatif, metode kuantitatif yang digunakan adalah penelitian sensus. Penelitian sensus merupakan penelitian yang mengambil satu kelompok populasi sebagai sampel secara keseluruhan dan menggunakan kuesioner yang terstruktur sebagai alat pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan informasi yang spesifik (Usman dan Akbar 2008). Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru di Desa Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Teknik pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan alasan bahwa Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan suatu usaha baru yang mengutamakan peningkatan pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada pengunjung dan masyarakat, serta memberikan kesejahteraan dan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Lokasi dipilih karena akses yang mudah dijangkau oleh peneliti. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti mengunjungi langsung ke lokasi penelitian, penelusuran kepustakaan hasil penelitian dari beberapa peneliti, artikel dari internet, serta beberapa narasumber yang memberikan informasi mengenai lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2013 sampai dengan Januari 2014. Kegiatan dalam penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi. Teknik Pemilihan Responden Populasi sampel pada penelitian ini adalah individu-individu yang datang ke Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru di Desa Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan telah mengunjungi website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebelumnya. Pengunjung tidak memiliki daftar nama sebelum melakukan pembelian atau kunjungan sehingga kerangka sampling tidak dapat dibuat dan sampel responden dari penelitian ini adalah 30 orang sebagai batas minimal responden pada penelitian sosial. Terdapat syarat-syarat untuk pemilih responden pada penelitian ini. Pertama, data lengkap tentang unit elementer dalam populasi tidak diperoleh peneliti. Kedua, responden merupakan individu yang 20 pernah melakukan pembelian atau kunjungan ke Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dan sebelumnya pernah menerima bentuk komunikasi pemasaran melalui website. Ketiga, responden merupakan pengunjung yang bersedia mengisi kuesioner penelitian baik di tempat penelitian maupun melalui e-mail. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara dengan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Kuesioner sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden, serta ditujukan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan menunjukkan website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dengan menggunakan alat bantu, seperti hasil cetak wujud website atau dengan menggunakan smartphone milik peneliti agar memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan. Selain wawancara terstruktur menggunakan kuesioner, pengumpulan data penelitian ini juga menggunakan wawancara mendalam dengan responden maupun informan guna menggali informasi lebih mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru baik melalui tatap muka langsung maupun melalui pesawat telepon. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, serta berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini terdiri dari: (1) buku; (2) jurnal penelitian; (3) skripsi; dan (4) internet. Kelemahan Penelitian Kelemahan dari penelitian ini adalah jadwal kunjungan dan jumlah pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak dapat dipastikan sehingga tidak memungkinkan membuat kerangka sampling untuk pemilihan responden. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penelitian mengenai efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai media komunikasi pemasaran merupakan penelitian sensus dengan tujuan explanatory. Data kuantitatif dan kualilatif berupa data primer yang terlebih dahulu diolah dan ditabulasikan dengan program Microsoft Excel 2007, kemudian dianalisis secara eksplanatif.Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan diuji dengan menggunakan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Uji Korelasi Regresi Linier Berganda digunakan untuk melihat pengaruh yang nyata antar variabel dengan data berbentuk interval. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Program for Social Sciences) for Windows versi19.0 agar lebih cepat, tepat, dan hasil pemrosesan data pun lebih terpercaya. 21 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang terletak di Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan suatu wilayah pedesaan yang sebagian besar penduduknya memiliki usaha UKM sebagai mata pencaharian sehingga Yayasan Kuntum Indonesia (YKI) berinisiatif membuat paket wisata edukasi berbasis pengembangan masyarakat. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan website sebagai media komunikasi pemasaran online yang sesuai dengan masyarakat global saat ini. Profil Desa Tegalwaru Desa Tegalwaru terletak di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Berdasarkan data sekunder yang didapat dari data profil desa, Desa Tegalwaru memiliki luas wilayah seluas 338.843 hektar yang berbatasan dengan tiga desa. Di sebelah utara dan timur berbatasan dengan Desa Bojong, Jengkol. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cinangka. Di sebelah barat berbatasan dengan Bojong Rangkas-Cicadas. Tabel 3. Jumlah Kependudukan Desa Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat Kependudukan Desa Tegalwaru Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia 0-6 tahun • Laki-laki • Perempuan 7-18 tahun • Laki-laki • Perempuan 18-56 tahun • Laki-laki • Perempuan 18-56 tahun yang bekerja • Laki-laki • Perempuan 18-56 tahun yang belum atau tidak bekerja • Laki-laki • Perempuan 56 tahun ke atas • Laki-laki • Perempuan Jumlah (Orang) 6.165 6.168 865 438 427 6.502 581 5.921 57 35 22 543 258 285 1057 510 547 861 446 415 Sumber: Kemendagri. 20 November 2013. [Internet]. Dapat diunduh dari:http://prodesker.pdm.kemendagri.go.id 22 Penduduk Desa Tegalwaru memiliki bermacam-macam mata pencaharian, yaitu buruh tani, dokter swasta, montir, pedagang keliling, pegawai negeri sipil, pembantu rumah tangga, pengrajin, petani, peternak, polri, TNI, dan pensiunan dengan jumlah tertinggi penduduk bermatapencaharian sebagai petani yang berjumlah 397 3. Alat-alat komunikasi yang digunakan oleh penduduk Desa Tegalwaru terdiri dari ORARI berjumlah 3 buah, TV umum berjumlah 6 buah, telepon umum berjumlah 1 buah, pesawat telepon berjumlah 3.963, pesawat radio 1.321, dan pemilik antene parabola berjumlah 20 buah. Desa Tegalwaru belum memiliki data pasti mengenai alat komunikasi yang menggunakan telepon genggam dan pesawat internet. Namun, menurut salah satu pegawai Kelurahan Desa Tegalwaru, sekitar 80 persen lebih penduduk sudah menggunakan telepon genggam dan sekitar 30 persen KK yang telah memiliki pesawat internet di rumahnya. Desa Tegalwaru yang terletak di sebelah barat Kabupaten Bogor dengan penduduk yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan wirausaha.Secara monografi, Desa Tegalwaru terdiri dari 6 RW dan 38 RT dan masing-masing RW memiliki spesifikasi usaha masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, RW 01 sebagian besar warga bermatapencaharian sebagai pengrajin anyaman bambu dan bilik. RW 02 sebagian besar warga bermatapencaharian sebagai pengrajin pandai besi dan pesanan golok ukir. Berbeda dengan dua RW sebelumnya, warga RW 03 lebih banyak yang menggarap lahan mereka dengan tanaman obat, buah dan tanaman hias karena wilayahnya yang masih luas dan berpotensi untuk menjadi lahan pertanian. Di wilayah RW 04 terdapat berbagai industri pembuatan selai kelapa dan pembiakan ikan patin. Dari limbah indusri selai kelapa, berpotensi melahirkan aneka usaha seperti briket arang, nata de coco, dan hiasan (aksesoris atau pernakpernik).Di RW 05 terdapat industri rumahan berupa pengolahan kecap, cuka, saus dan minuman orson dengan menggunakan media produksi yang sederhana. Kemudian terakhir, di RW 06 masyarakat dominan sebagai pedagang dan tukang bangunan, tetapi di beberapa area terdapat budidaya tanaman DAS yang telah cukup diakui banyak pihak. Sejarah dan Pengembangan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan wilayah pedesaan yang dikembangkan sesuai dengan potensi UKM yang dimiliki penduduk Desa Tegalwaru untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan kegiatan berwisata mengelilingi dan mengikuti program pelatihan di Desa Tegalwaru. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dibentuk oleh Yayasan Kuntum Indonesia (YKI) yang bergerak dalam melayani masyarakat pedesaan, terutama dalam membentuk meningkatkan kapasitas pemberdayaan ekonomi. YKI didirikan pada tanggal 18 Juni 2008 dan berlokasi di Desa Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor. Salah satu pendiri YKI dan merupakan penduduk asli Desa Tegalwaru, yaitu Ibu Tatiek Kancaniati mengamati banyak potensi yang dimiliki masyarakat sekitar Desa Tegalwaru. 3 Sumber: Kemendagri. 20 November 2013. [Internet]. [dikutip tanggal 20 November 2013]. Dapat diunduh dari:http://prodesker.pdm.kemendagri.go.id 23 Berdasarkan pengamatan tersebut, sebagian besar penduduk Desa Tegalwaru memiliki usaha mikro atau kecil berbasis home industry yang memproduksi berbagai macam produk yang berbeda, seperti tas, kerupuk, tanaman obat, peralatan rumah tangga dari anyaman bambu, aneka kerajinan tangan, serta peternakan domba dan kelinci. Namun, banyaknya usaha-usaha kreatif yang dimiliki warga tidak diimbangi dengan pengetahuan sehingga dibutuhkan pembinaan agar sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki dapat menjadi lebih berkualitas, produktivitas dapat meningkat, dan akses terhadap informasi pun tidak terbatas. Untuk itu, Ibu Tatiek sebagai seorang social enterpreneurship mencetus ide terbentuknya Kampoeng Wisata Bisnis Desa Tegalwaru. Berawal dari komunikasi pemasaran personal mouth to mouth, Kampoeng Wisata Bisnis terus berkembang. Melihat potensi pasar yang berada di luar Bogor, tahun 2011, salah satu mahasiswa yang sedang melakukan penelitian berinisatif untuk membuatkan website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai alternatif media komunikasi pemasaran. Menurut pendiri, Ibu Tatiek, setelah adanya website, pengunjung yang datang untuk membeli maupun berkunjung telah meningkat dalam 2 tahun terakhir ini. Pengunjung berdatangan dari luar Bogor, seperti dari Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan sebagainya. Produk dan Paket Wisata yang Ditawarkan Kampoeng Wisata BisnisTegalwaru Terdapat banyak macam produk dan paket wisata yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Produk-produk yang ditawarkan antara lain kerupuk, jamur tiram, tanaman obat (seperti permen Jelly dari lidah buaya dan teh rosella), tas, handycraft daur ulang kertas, nata de coco, serta ikan patin. Selain itu, terdapat pula paket-paket wisata yang ditawarkan, antara lain sebagai berikut: 1. Training Enterprenuer Kegiatan ini memberikan pelatihan binis home industry sehingga pengunjung akan mendapat gambaran mengenai bisnis yang menyeluruh dalam bentuk pengajaran dengan presentasi dari ahli dan melakukan simulasi proses produksi. Untuk menunjang simulasi proses produksi, masing-masing pengunjung akan memperoleh bahan baku produk yang akan dilatih. Peserta dapat memilih jenis pelatihan yang diminati. Jenis pelatihan terdiri dari pelatihan handycraft, pernak-penik terigu, sulam pita, rajutan dan bunga akrilik, dan motivasi mengenai enterpreneur. Harga satu jenis pelatihan dimulai dari Rp 20.000-50.000 (tergantung jumlah pengunjung dalam satu kelompok). 2. Charity Creativity Kegiatan ini memberikan pelatihan dengan demonstrasi sebagai media menyampaikan proses produksi suatu produk UMKM. Namun, dalam paket wisata ini pengunjung hanya mendengarkan presentasi mengenai proses produksi dan tidak memperoleh bahan baku produk yang akan dilatih. Kelebihan dari paket wisata ini adalah adanya pengajaran mengenai bagaimana cara untuk menganalisis ekonomi usaha. Peserta dapat memilih jenis paket wisata charity creativity yang diminati. Paket terdiri dari paket wisata charity creativity jamur tiram, olahan tanaman obat, peternakan 24 (seperti peternakan sapi, domba, dan kelinci), usaha kerajinan tas, usaha kerupuk, keterampilan aneka handycraft, dan pengolahan nata de coco. Harga satu paket wisata dimulai dari Rp 30.000-60.000 (tergantung jumlah pengunjung dalam satu kelompok). Paket ini merupkan paket yang paling diminati oleh banyak pengunjung. 3. Outbond on The Road Kegiatan ini ditujukan untuk mengembalikan permainan-permainan tradisional di ruang luar ruangan. Harga setiap jenis dalam paket wisata ini berbeda-beda. Jenis paket outbond on the road yang dapat dipilih pengunjung, yaitu: a) Permainan Gobak sodor, Galasin, Galah, Engrang b) Menanam tanaman sayuran organik c) Memancing dan menangkap ikan di kolam d) Bakar ikan dan ayam panggang e) Renang di sungai 4. Paket Konsumsi Paket konsumsi merupakan pilihan paket makanan yang ditawarkan kepada pengunjung selama melakukan kunjungan. Paket ini merupakan layanan pendukung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Ada empat pilihan paket konsumsi, yaitu Snack ala Kampoeng (jagung, ubi, kacang, dan pisang rebus), paket timbel (ayam atau ikan bakar, sambel, tempe, dan lalapan), paket minuman (sirup rosella, jahe merah, bajigur, dan jus), serta bakso ikan RKE. 5. Paket Oleh-Oleh Paket oleh-oleh merupakan pilihan oleh-oleh khas Kampoeng Wisata Bisnsi Tegalwaru. Pilihan pake oleh-oleh antara lain kerupuk, jamur tiram, sayuran organik, susu kambing, yogurt, telur ayam kampung, handycraft Tegalwaru, golek cepot, dan kelinci lokal. 25 PROFIL PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA BISNIS TEGALWARU Responden dalam penelitian ini adalah adalah individu-individu yang datang ke Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru di Desa Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan telah mengunjungi website Kampoeng Wisata Tegalwaru sebelumnya. Dalam penelitian ini, terdapat faktor internal dan faktor eksternal pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai bentuk data profil pegunjung. Faktor internal merupakan variabel-variabel yang mewakili karakteristik pengunjung, sedangkan faktor eksternal merupakan variabel-variabel yang mewakili karakteristik webiste sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Faktor Internal Pada penelitian ini, faktor internal merupakan karateristik pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang meliputi umur, tingkat pendidikan, tingkat motivasi dan jenis kelamin. Umur Umur adalah lama hidup pengunjung pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam tahun. Pembulatan angka pada variabel umur dibulatkan ke bawah, yaitu pembulatan yang mengarah pada umur ketika ulang tahun terakhir responden. Apabila pengunjung memiliki umur 21 tahun 12 bulan maka umur pengunjung akan dianggap beruumr 21 tahun. Karakteristik pengunjung berdasarkan umur diamati pada penelitian yang dikelompokkan berdasarkan hasil yang ada di lapang, yaitu Umur Dewasa Awal (19-21 tahun), Umur Dewasa (21-40 tahun), dan Umur tua (40-45 tahun). Karakteristik umur pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan umur Umur Umur Dewasa Awal (19-21 tahun) Umur Dewasa (21-40 tahun) Umur tua (40-45 tahun) Total Jumlah 8 14 8 30 Persentase (%) 26.7 46.6 26.7 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4 menunjukkan bahwa umur pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru didominasi oleh pengunjung berusia 21-40 tahun dengan persentase sebanyak 46.5 persen secara keseluruhan. Hal ini juga dapat disebabkan oleh sebaran umur pengunjung yang mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru didominasi oleh mahasiswa dan ibu-ibu muda. Kunjungan dari mahasiswa ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai 26 kemampuan teori dan praktek dalam bidang enterpreneurship (wirausaha), serta mendapat pencerahan dari motivasi-motivasi dan wisata rohani yang diberikan dengan mayoritas mengambil paket training enterprenuership. Kunjungan dari ibu-ibu muda ditujukan agar mendapat kegiatan edukasi sambil berwisata dengan mayoritas mengambil paket charity creativity, yaitu paket yang hanya mendengarkan presentasi mengenai suatu UMKM. Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah identitas seksual diri masing-masing responden, serta sifat fisik responden yang tampak dan tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki oleh responden. Berdasarkan jenis kelamin, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi pengunjung laki-laki dan pengunjung perempuan. Karakterisitik jenis kelamin pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Jumlah 6 24 30 Persentase 20.0 80.0 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5 menunjukkan bahwa data memiliki kecenderungan pengunjung perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan pengunjung laki-laki karena perbedaan jumlah terbilang cukup jauh. Hal ini disebabkan oleh produk maupun program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru cenderung lebih mengenai pasar perempuan, seperti produk tas atau pelatihan handycraft. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan apabila terdapat pengunjung laki-laki yang membeli produk atau mengikuti pelatihan-pelatihan karena terdapat pula produk dan program pelatihanpelatihan yang ditujukan untuk laki-laki, seperti budidaya ikan, jarum tiram, dan sebagainya. Selain itu, memang mayoritas adalah ibu-ibu, seperti yang dituturkan oleh Mbak Rara sebagai pengurus Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru: “… Kalau pengunjung yang datang ke sini emang kebanyakan ibuibu. Kadang-kadang ada mahasiswa. Mahasiswa kalau dating rombongan atau mau magang. Terus kalau bapak-bapak itu juga kadang-kadang banget. Seringnya ibu-ibu sih…” Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti pengunjung sampai dengan saat penelitian. Sekolah formal merupakan sekolah yang sesuai dengan wajib belajar di Indonesia maupun tahapan selanjutnya, serta memiliki ijazah sebagai bukti telah menyelesaikan studinya. Berdasarkan tingkat pendidikan, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu rendah (SMA/SMK/MA atau sederajat), sedang 27 (D1/D2/D3), dan tinggi (Sarjana). Pembagian kategori ini disesuaikan dengan data yang terdapat di lapangan. Pada saat penelitian dilakukan, peneliti tidak menemukan responden dnegan pendidikan yang lebih rendah dari SMA/SMK/MA atau sederajat dan lebih tinggi dari Sarjana. Karakteristik tingkat pendidikan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan Rendah (SMA/SMK/MA atau sederajat) Sedang (D1/D2/D3) Tinggi (Sarjana) Total Jumlah Persentase 23 76.7 4 13.3 3 10.0 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru didominasi oleh pengunjung dengan tingkat pendidikan rendah, yaitu sebanyak 76.7 persen secara keseluruhan. Kemudian, pengunjung dengan tingkat pendidikan sedang sebanyak 13 persen dan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 10 persen secara keseluruhan. Data ini menunjukkan bahwa kecenderungan pengunjung dengan tingkat pendidikan rendah lebih banyak jika dibandingkan dengan pengunjung dengan tingkat pendidikan sedang dan tinggi karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh. Tingkat Motivasi Tingkat motivasi adalah seberapa kuat motif ataupun tujuan yang dimiliki oleh pengunjung untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi berkunjung adalah suatu hal yang mendorong seseorang untuk membeli produk dan mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Berdasarkan tingkat motivasi, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi empat, yaitu untuk sekedar melihat-lihat, membeli produk yang ditawarkan, mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan, serta membeli produk dan mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Karakteristik tingkat motivasi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 7. 28 Tabel 7 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan tingkat motivasi Tingkat Motivasi Sekedar melihat-lihat Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru Untuk membeli produk yang ditawarkan Untuk mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan Untuk membeli produk dan mengikuti programprogram pelatihan yang ditawarkan Total Jumlah 1 Persentase 3.3 1 3.3 20 66.7 8 30 26.7 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 7 menunjukkan bahwa data memiliki kecenderungan pengunjung yang berkunjung dengan motivasi untuk mengikuti program-program pelatihan lebih banyak jika dibandingkan dengan motivasi lainnya dengan persentase sebesar 66.7 persen. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya pengunjung yang terdiri dari ibu-ibu muda (ibu-ibu PKK atau ibu-ibu pengajian) dan mahasiswa yang belum menyelesaikan perkuliahannya. Kunjungan ibu-ibu muda dilakukan untuk mengisi waktu senggang mereka ataupun mengasah kemampuan baru yang dapat mereka dapat dari program pelatihan sehingga bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian mereka. Kunjungan mahasiswa dilakukan sebagai program kunjungan atau studi banding dari sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “... Kami ke sini sih karena pengen belajar aja tertarik dari cerita kakak kelas yang pernah ke sini duluan dan akhirnya buka website buat tau kontak biar bisa ke sini ...” (HN, 20) Faktor Eksternal Pada penelitian ini, faktor internal merupakan karateristik pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang meliputi unsur-unsur website dan unsur pesan AIDA. Unsur-unsur website merupakan unsur-unsur pada website yang dapat memberikan simultan agar pengguna internet tertarik untuk melihat dan mencari informasi dari website sehingga pengetahuan dapat meningkat. Unsur website terdiri dari desain website, kelengkapan gambar pada website, dan kelengkapan informasi pada website. Unsur pesan AIDA merupakan unsur yang memperhatikan agar pesan dapat meningkatkan perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire), dan tindakan (action) dari penerima pesan. Desain Website Desain website merupakan unsur website sebagai bentuk upaya menarik perhatian pengunjung dengan memainkan komposisi warna dan tipografi. Komposisi warna dengan warna cerah dan tidak monoton cenderung akan lebih menarik perhatian jika dibandingkan dengan warna gelap. Tipografi dapat dilihat dari ukuran dan jenis huruf yang digunakan, serta penempatan tulisan yang tepat juga menjadi suatu penilaian. Berdasarkan desain website, pengunjung Kampoeng 29 Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu kurang baik, cukup, dan baik. Unsur website berupa desain website Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan desain website Desain Website Kurang baik (skor 3) Cukup (skor 4-5) Baik (skor 6) Total Jumlah Persentase 1 3.3 23 76.7 6 20.0 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 8 menunjukkan bahwa data memiliki kecenderungan desain website cukup baik lebih banyak jika dibandingkan dengan desain website kurang baik dan baik karena perbedaan jumlah terbilang cukup jauh. Hal ini dapat disebabkan oleh website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak menggunakan komposisi warna dan tipografi yang tepat. Warna website yang digunakan cenderung monoton, hanya menggunakan warna biru. Tipografi masih kurang tepat untuk menjelaskan gambar. Ukuran huruf yang digunakan tetap stabil di setiap halaman sehingga terjadinya bias persepsi akan lebih besar. Hal ini juga dituturkan oleh salah satu responden: “... Sebenernya website-nya udah bagus, gambar-gambarnya juga bagus. Cuma ya warnanya aja sih cuma biru doang websitenya. Jadi gimana gitu ya. Terus juga gambar-gambarnya masih kurang banyak deh kayaknya...” (NY, 40) Kelengkapan Gambar pada Website Kelengkapan gambar merupakan unsur kelengkapan website sebagai bentuk upaya memberikan gambaran kepada pengunjung melalui gambar. Gambar yang dimasukkan ke dalam website harus dapat memberi gambaran kepada pengunjung mengenai produk dan program-program pelatihan, baik berupa gambar produk atau program-program pelatihan maupun suasana saat pelatihan berlangsung. Untuk kelengkapan, denah lokasi dan gambar suasana Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru juga dapat dimasukkan dalam website. Berdasarkan kelengkapan gambar pada website, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu tidak lengkap, lengkap, dan sangat lengkap. Unsur website berupa kelengkapan gambar pada website Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 9. 30 Tabel 9 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan kelengkapan gambar pada website Kelengkapan Gambar pada Website Tidak lengkap (skor 3) Lengkap (skor 4-5) Sangat lengkap (skor 6) Total Jumlah Persentase 0 0.0 23 76.7 7 23.3 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 9 menunjukkan bahwa data memiliki kecenderungan kelengkapan gambar pada website dengan kategori lengkaplebih banyak jika dibandingkan dengan kelengkapan gambar pada website dengan kategori tidak lengkap dan sangat lengkap karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh. Hal ini dapat dilihat dari kurang banyaknya gambar-gambar produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan. Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada beberapa responden, dapat disimpulkan bahwa mereka menjadi kurang tertarik untuk membeli produk karena gambar dan penjelasan mengenai masing-masing produk masih terbilang kurang sehingga mereka cenderung hanya mengikuti program-program pelatihan saja. Selain itu, informasi yang kurang dijelaskan dengan gambar adalah lokasi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Lokasi hanya dicantumkan berupa Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor saja, tetapi tidak dijelaskan detail satu tempat dan tidak terdapat denah lokasi sehingga cukup menyulitkan pengunjung, seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “... Susah nyari lokasinya. Tadi aja kita sempet nyasar dulu sampe telpon-telponan sama Mbak Raranya. Harusnya ada denah lokasinya gitu di websitenya...” (WN, 37). Kelengkapan Informasi pada Website Kelengkapan informasi unsur website sebagai bentuk upaya memberikan penjelasan mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang terdiri atas profil, sejarah, nomor narahubung, lokasi, serta penjelasan mengenai produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan secara terperinci. Berdasarkan kelengkapan informasi pada website, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu tidak lengkap, lengkap, dan sangat lengkap. Unsur website berupa kelengkapan informasi pada website Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 10. 31 Tabel 10 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan kelengkapan informasi pada website Kelengkapan Informasi pada Website Tidak lengkap (skor 3) Lengkap (skor 4-5) Sangat lengkap (skor 6) Total Jumlah 0 Persentase 0.0 22 73.3 8 26.7 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 10 menunjukkan bahwa kelengkapan gambar pada website pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru didominasi oleh kategori lengkap, yaitu sebanyak 73.3 persen secara keseluruhan. Data ini menunjukkan bahwa kecenderungan kelengkapan gambar pada website dengan kategori lengkaplebih banyak jika dibandingkan dengan kelengkapan gambar pada website dengan kategori tidak lengkap dan sangat lengkap karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh. Hal ini dapat disebabkan oleh informasi sudah cukup lengkap. Informasi dirasa telah cukup memberikan informasi mengenai profil, produk, program-program pelatihan, nomor narahubung, dan media partner Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Namun sayangnya, informasi yang disampaikan masih kurang disusun secara teratur sehingga pengunjung kurang dapat memenuhi kebutuhan informasi mereka. Attention Attention merupakan unsur pesan sebagai upaya untuk mendapatkan perhatian pengunjung. Terdapat perubahan yang nyata dari sikap attention setelah melihat daya tarik pesan, seperti desain dan logo yang menarik. Berdasarkan unsur pesan attention, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Unsur pesan attention Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan unsur pesan attention Attention Rendah (skor 12-15) Sedang (skor 16-20) Tinggi (skor 21-24) Total Jumlah 0 Persentase 0.0 7 23.3 23 76.7 30 100.0 32 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 11 menunjukkan bahwa unsur pesan attention pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru didominasi oleh kategori tinggi, yaitu sebanyak 76.7 persen secara keseluruhan. Data ini menunjukkan bahwa kecenderungan unsur pesan attention dengan kategori tinggi lebih banyak jika dibandingkan dengan unsur pesan attention dengan kategori rendah dan sedang karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh. Hal ini dapat disebabkan oleh pesan dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dirasa telah mampu membantu membuat pengunjung menyadari keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, seperti yang dituturkan oleh Ibu Tatiek sebagai pendiri Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, sebagai berikut: “… Semenjak adanya website-nya, iya jadi banyak orang berkunjung ke sini. Tidak hanya dari Jawa saja, dari Pulau Sumatera juga sudah ada yang berkunjung ke sini. Website cukup membantu kita memperkenalkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ini…” Interest Interest merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya menarik minat pengunjung. Rasa tertarik mungkin dapat dimunculkan dengan menggunakan pewarnaan, gambar, dan iklan yang menarik. Berdasarkan unsur pesan interest, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Unsur pesan interest Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan unsur pesan interest Interest Rendah (skor 3) Sedang (skor 4-5) Tinggi (skor 6) Total Jumlah 0 Persentase 0.0 4 13.3 26 86.7 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 12 menunjukkan bahwa data memiliki kecenderungan unsur pesan interest dengan kategori tinggilebih banyak jika dibandingkan dengan unsur pesan interest dengan kategori rendah dan sedang karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh. Hal ini dapat disebabkan oleh informasi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sudah menarik minat pengunjung, baik sebelum atau setelah mengunjungi website. Namun, desain websitebeserta kelengkapan gambar dan informasi yang masih tergolong cukupmenyebabkan tidak semua pengunjung yang sudah menyadari keberadaaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru akan memiliki ketertarikan dan keinginan lebih untuk mengetahui Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. 33 Desire Desire merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya membangkitkan keinginan pengunjung. Keinginan dapat dimunculkan dengan memberikan informasi mengenai keuntungan yang akan didapat jika membeli barang, jasa, atau hal-hal lain yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Berdasarkan unsur pesan desire, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Unsur pesan desire Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan unsur pesan desire Desire Rendah (skor 3) Sedang (skor 4-5) Tinggi (skor 6) Total Jumlah 1 Persentase 3.3 15 50.0 14 46.7 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 13 menunjukkan bahwa data ini memiliki kecenderungan unsur pesan desire dengan kategori sedang lebih banyak jika dibandingkan dengan unsur pesan desire dengan kategori rendah dan tinggi karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh. Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan, pengunjung Kampoeng Wisata Tegalwaru memang sudah keinginan untuk mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan, tetapi untuk mendapat banyak pengetahuan atau sekedar memenuhi kebutuhan informasi mereka, seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “... Saya sih udah tertarik untuk datang ke sini. Cuma gambar produk dan informasi dalam website masih kurang update...” (HD, 20). Action Action merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya menyebabkan tindakan. Action terlihat jelas nyata menimbulkan perubahan pada pengunjung, seperti melakukan pembelian atau kunjungan. Untuk itu, website harus dibuat semenarik mungkin. Berdasarkan unsur pesan action, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Unsur pesan action Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 14. 34 Tabel 14 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan unsur pesan action Action Rendah (skor 4-5) Sedang (skor 6-7) Tinggi (skor 8) Total Jumlah 1 Persentase 3.3 16 53.3 13 43.4 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 14 menunjukkan bahwa unsur pesan action pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru didominasi oleh kategori sedang, yaitu sebanyak 53.3 persen secara keseluruhan. Data ini menunjukkan bahwa kecenderungan unsur pesan action dengan kategori sedang jika dibandingkan dengan unsur pesan action dengan kategori rendah dan tinggi karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh. Hal ini disebabkan oleh tindakan merupakan hal tersulit untuk ditumbuhkan dalam seorang pengunjung. Meskipun orang telah memiliki unsur desire yang tinggi, belum tentu pengunjung akan melakukan suatu tindakan. Pesan yang disampaikan berupa gambar maupun informasi cenderung masih kurang mempersuasi pengunjung untuk berperilaku. Desain website yang menarik juga dapat mempengaruhi pengunjung dalam mengambil keputusan untuk melakukan tindakan. 35 TINGKAT KETERDEDAHAN PENGUNJUNG TERHADAP WEBSITE KAMPOENG WISATA BISNIS TEGALWARU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Tingkat keterdedahan pengunjung terhadap website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru adalah intensitas pengunjung dalam menerima bentuk pesan pelaksanaan komunikasi pemasaran melalui website sebagai media komunikasi pemasaran. Tingkat keterdedahan pengunjung terhadap website dapat dilihat dari frekuensi pengunjung menggunakan internet, intensitas pengunjung terdedah website, dan frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Pengujian faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat keterdedahan pengunjung terhadap website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru diuji dengan menggunakan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dengan memasukkan seluruh variabel pengaruh dan melihat pengaruhnya terhadap masing-masing aspek. Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet Frekuensi pengunjung menggunakan internet merupakan jumlah berapa kali pengunjung menggunakan internet melalui komputer atau gadget lainnya yang mendapat akses internet. Frekuensi pengunjung menggunakan internet dilihat dalam waktu satu bulan terakhir. Frekuensi pengunjung menggunakan internet digolongkan menjadi tiga kategori berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian, yaitu jarang, sering, dan sangat sering. Hal ini disebabkan oleh pengunjung yang tidak pernah menggunakan internet tidak bisa dijadikan responden pada penelitian ini. Frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis menggunakan internet dapat dilihat dalam Tabel 15. Tabel 15 Jumlah dan persentase frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan internet Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet Jarang (skor 3-4) Sering (skor 5-7) Sangat Sering (skor 8-9) Total Jumlah 7 Persentase (%) 23.3 15 50.0 8 26.7 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 15 menunjukkan bahwa frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan internet tergolong sering. Hal ini dapat disebabkan oleh perkembangan teknologi yang memudahkan seseorang untuk mengakses internet. Saat ini, internet tidak hanya diakses melalui komputer atau laptop atau netbook, tetapi juga dapat diakses melalui telepon genggam atau smartphone. Berbagai usia, berbagai tingkat pendidikan, dan 36 berbagai pekerjaan dapat mengakses internet sehingga untuk mendapat informasi cenderung akan semakin mudah dan cepat. Intensitas Pengunjung Terdedah Website Intensitas pengunjung terdedah website merupakan jumlah berapa sering pengunjung membuka, mencari informasi, dan mendapatkan informasi. Dalam penelitian ini, pengunjung terdedah oleh website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Intensitas keterdedahan dilihat dalam waktu satu bulan terakhir. Intensitas keterdedahan dapat diukur apabila pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru telah mengunjungi website sekurang-kurangnya satu kali. Hal ini disebabkan oleh pengunjung yang tidak pernah mengunjung website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak bisa dijadikan responden pada penelitian ini. Intensitas pengunjung terdedahwebsite Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru digolongkan menjadi tiga kategori berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian, yaitu jarang, sering, dan sangat sering. Intensitas pengunjung terdedah website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dapat dilihat dalam Tabel 16. Tabel 16 Jumlah dan persentase intensitas pengunjung terdedah website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru Intensitas Pengunjung Terdedah Website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru Jarang (skor 3-4) Sering (skor 5-7) Sangat Sering (skor 8-9) Total Jumlah 5 Persentase (%) 16.6 17 56.7 8 26.7 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 16 menunjukkan bahwa intensitas pengunjung terdedah website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tergolong sering. Hal ini dapat disebabkan oleh keinginan pengunjung untuk mencari lebih lanjut informasi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, seperti produk atau program-program pelatihan. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh kebutuhan pengunjung akan informasi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebelum akhirnya melakukan pembelian atau kunjungan, seperti yang dilakukan oleh salah satu responden: “... Saya buka website sekitar 3-4 kali sampe dapet nomer Mbak Rara dan akhirnya survei ke sini dulu sebelum ke sini lagi sama rombongan...” (EN, 21) Terdapat pula responden yang hanya sekali terdedah website karena responden telah melihat informasi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru melalui televisi, kemudian membuka website bersama-sama dengan kelompoknya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Hal ini dituturkan oleh salah satu responden: 37 “…iya kita pertama kali liat tentang Kampung Bisnis ini sih dari tv. Terus kita cari di internet dan nemu website-nya. Akhirnya kita buka bareng-bareng tuh. Satu computer bareng-bareng…” (SW, 42) Frekuensi Pengunjung Memperbaharui Informasi Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi merupakan jumlah berapa kali pengunjung memperbaharui informasi yang terima sehingga pengunjung dapat ditingkatkan dan diberikan suatu yang baru. Dalam penelitian ini, pengunjung memperbaharui informasi melalui websiteKampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi dilihat dalam waktu satu bulan terakhir. Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi digolongkan menjadi tiga kategori berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian, yaitu jarang, sering, dan sangat sering. Frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru memperbaharui informasidapat dilihat dalam Tabel 17. Tabel 17 Jumlah dan persentase frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru memperbaharui informasi Frekuensi Pengunjung Memperbaharui Informasi Jarang (skor 4-6) Sering (skor 7-9) Sangat Sering (skor 10-11) Total Jumlah 9 Persentase (%) 30.0 14 46.7 7 23.3 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 17 menunjukkan bahwa frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru memperbaharui informasi tergolong sering.Hal ini dapat disebabkan oleh keinginan pengunjung untuk mengetahui informasi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Kebutuhan informasi untuk memutuskan tindakan membeli produk, mengikuti program-program pelatihan, atau mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, terutama untuk pengunjung yang sudah tindakan tersebut. Namun, ternyata keinginan pengunjung untuk mendapat informasi baru tidak terpenuhi dengan mengunjungi website. Hal ini disebabkan oleh gambar maupun informasi website yang tidak berperbaharui secara berkala, seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “… Ini kunjungan saya yang keempat atau kelima, tapi informasi di website tidak juga berubah. Sama kayak fasilitas di sini juga tidak berubah…” Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedadahan Pengunjung Berdasarkan Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet Frekuensi pengunjung menggunakan internet merupakan jumlah berapa kali pengunjung menggunakan internet melalui komputer atau gadget lainnya yang mendapat akses internet. Variabel ini diukur dengan jumlah berapa kali 38 pengunjung menggunakan internet yang digolongkan menjadi tiga, yaitu jarang, sering, dan sangat sering. Hal ini disebabkan oleh pengunjung yang tidak pernah menggunakan internet tidak bisa dijadikan responden pada penelitian ini. Pada bagian ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung menggunakan internet. Hipotesis pertama dalam penelitian ini: Hipotesis 1: Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki pengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet. Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung menggunakan internet dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19 for windows dan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian dilakukan dengan memasukkan variabel pengaruh (Karakteristik pengunjung dan karakteristik website) dan melihat pengaruhnya terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet. Sebelum pengujian, nilai-nilai yang dimiliki masingmasing variabel telah distandarisasi. Berikut hasil pengujian Regresi Linier Berganda yang menghasilkan persamaan: 5.730 x 10-16 + 0.070 X1 + 0.174 X2 + 0.078 X3 + 0.674 X4 + 0.453 X5 - 0.403 X6 + 0.957 X7 - 0.359 X8 - 0.579 X9 + 0.601 X10 - 0.188 X11 Persamaan 1 Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal (Karakteristik pengunjung dan karakteristik website) terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet Y = Keterangan: Y : Frekuensi pengunjung menggunakan internet : Umur X1 : Jenis kelamin X2 : Tingkat pendidikan X3 X4 : Tingkat motivasi : Desain website X5 : Kelengkapan gambar pada website X6 : Kelengkapan informasi pada website X7 : Attention X8 : Interest X9 : Desire X10 : Action X11 Nilai konstanta adalah 5.730 x 10-16. Artinya, jika nilai karakteristik pengunjung (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat motivasi) dan karakteristik website (desain website, kelengkapan gambar pada website, kelengkapan infromasi pada website, attention, interest, desire, dan action) bernilai 0 maka nilai skor frekuensi pengunjung menggunakan internet bernilai 5.730 x 10-16. Berdasarkan hasil signifikansi dari hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dapat diketahui signifikansi pengaruh variabel pengaruh (Karakteristik pengunjung dan karakteristik website) terhadap variabel terpengaruh (frekuensi pengunjung menggunakan internet). Signifikansi hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh faktor internal dan faktor 39 eksternal terhadap tingkat keterdedahan pengunjung berdasarkan frekuensi pengunjung menggunakan internet dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (frekuensi pengunjung menggunakan internet) Variabel Usia (X1) Jenis kelamin (X2) Tingkat pendidikan (X3) Tingkat motivasi (X4) Desain website (X5) Kelengkapan gambar (X6) Kelengkapan informasi (X7) Attention (X8) Interest (X9) Desire (X10) Action (X11) Sig. 0.765 0.557 0.679 0.034 0.099 0.153 0.015 0.119 0.107 0.176 0.499 Collinearity Statistics Tolerance VIF 0.460 0.289 0.710 0.282 0.359 0.335 0.192 0.507 0.209 0.134 0.329 2.174 3.465 1.408 3.542 2.786 2.982 5.199 1.972 4.783 7.447 3.038 Collinearity Statistics digunakan untuk uji asumsi klasik multikolinieritas. Uji ini digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya multikolinieritas pada data yang diuji. Multikolinieritas merupakan tidak diperbolehkan terjadinya korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai toleransi > 0.1 dan nilai VIF < 10. Berdasarkan Tabel 18 pada kolom Collinearity Statistics menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada variabel yang diuji. Pengujian terhadap model regresi juga diperoleh nilai R square (R2) yang menunjukkan angka 0.561. Angka tersebut memiliki arti bahwa kontribusi pengaruh variabel faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung dan karakteristik website) terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet adalah sebesar 56.1 persen dan sisanya 43.9 persen merupakan kontribusi dari variabel lain. 40 Tabel 19 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor mempengaruhi frekuensi pengunjung menggunakan internet No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Variabel Usia (X1) Jenis kelamin (X2) Tingkat pendidikan (X3) Tingkat motivasi (X4) Desain website (X5) Kelengkapan gambar (X6) Kelengkapan informasi (X7) Attention (X8) Interest (X9) Desire (X10) Action (X11) Pengaruh Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan yang Arah Pengaruh Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Negatif Umur (X1) Peubah umur memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet sehingga semakin bertambah umur pengunjung maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan meningkat. Peubah umur tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internetsecara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi umur lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 1 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh kegiatan menggunakan internet dapat dilakukan oleh siapa saja apabila terdapat keinginan untuk menggunakan dan terdapat akses internet, meskipun terdapat website-website yang memiliki konten dewasa tidak boleh dikunjungi oleh anakanak di bawah umur. Penggunaan internet tetap harus disesuaikan dengan umur. Pengunjung mahasiswa sebagai kategori Umur Dewasa mengakui bahwa mereka menggunakan internet hamper setiap hari melalui telepon genggam, seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “… saya hampir tiap hari buka internet pake bb…” (PS, 21) Jenis Kelamin (X2) Peubah jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi jenis kelamin lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 1 ditolak. Hal ini disebabkan oleh penggunaan internet dibebaskan untuk siapapun, tidak berfokus terhadap jenis kelaminnya, seluruh jenis kelamin dapat mengakses internet. Jenis kelamin apapun dapat menggunakan internet meskipun informasi akan didapat pada situs internet dari lawan jenisnya. WebsiteKampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dapat dianggap tidak ada isi dalam website yang membedakan jenis kelamin sehingga tidak akan terlihat data apakah benar jenis kelamin tidak mempengaruhi seseorang untuk menggunakan internet. 41 Tingkat Pendidikan (X3) Peubah tingkat pendidikan memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pengunjung maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan meningkat. Peubah tingkat pendidikantidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat pendidikan lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 1 ditolak. Hal ini disebabkan oleh penggunaan internet dibebaskan untuk siapapun, tidak melihat latar belakang pendidikan yang dimilikinya. Apabila kita mendapat akses internet, mempunyai keinginan untuk menggunakan internet, dan mengetahui untuk menggunakan internet maka siapapun boleh menggunakannya. Tingkat Motivasi (X4) Peubah tingkat motivasi memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi yang dimiliki pengunjung maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan meningkat. Peubah tingkat motivasi berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih kecil dari sama dengan 0.05 sehingga hipotesis 1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa motivasi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang berbedabeda mempengaruhi jumlah frekuensi pengunjung untuk menggunakan internet. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya pengaruh keinginan untuk memenuhi kebutuhan. Kotler dan Keller (2009) menuliskan Teori Maslow yang mengasumsikan bahwa kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang paling menekan sampai yang paling tidak menekan, yaitu kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktulisasi diri. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang akan melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan dirinya secara terus menerus. Penggunaan internet saat ini dilakukan atas dasar pemenuhan kebutuhan sosial (melalui media sosial) atau kebutuhan penghargaan (seperti menjadi seseorang yang berpengetahuan luas atau penyebarkan penghargaan yang diraihnya atau penghargaan atas hasil karyanya). Desain Website (X5) Peubah desain website memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin menarik desain website maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan meningkat. Peubah desain website tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 1 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh pengunjung cenderung membuka internet untuk memenuhi kebutuhan informasi maupun kebutuhan lainnya. Pengunjung tidak memperhatikan bagaimana desain website, tetapi hanya memperhatikan pada pemenuhan kebutuhannya saja. 42 Kelengkapan Gambar pada Website (X6) Peubah kelengkapan gambar memiliki nilai negatif terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap gambar maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan menurun. Peubah kelengkapan gambar pada website tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih kecil dari 0.05 sehingga hipotesis 1 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh gambar-gambar atau animasi gambar cenderung tidak menjadi alasan pengunjung untuk menggunakan internet. Mereka cenderung lebih berfokus pada pemenuhan kebutuhan mereka saja. Kelengkapan Informasi pada Website (X7) Peubah kelengkapan informasi memiliki nilai postif terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap informasi yang ada dalam website maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan meningkat. Peubah kelengkapan informasi pada website berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih kecil dari sama dengan 0.05 sehingga hipotesis 1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa kelengkapan informasi pada website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru mempengaruhi jumlah frekuensi pengunjung untuk menggunakan internet. Hal ini dapat disebabkan oleh pengunjung cenderung menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi sehingga informasi yang mereka miliki akan semakin banyak dan lengkap. Lengkapnya informasi yang terdapat di dalam internet membuat pengunjung akan memiliki kecenderungan untuk mencari informasi melalui internet dibandingkan melakukan pencarian informasi melalui mouth to mouth ataupun mencari literatur lainnya. Hal ini menunjukkan perbandingan lurus kelengkapan informasi dengan frekuensi menggunakan internet, yaitu semakin lengkap informasi yang ada pada internet maka akan semakin tinggi pula frekuensi pengunjung menggunakan internet. Oleh karena itu, kelengkapan informasi akan membentuk perilaku pengunjung dalam menggunakan internet. Attention (X8) Peubah attention memiliki nilai negatif terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur attention yang tinggi maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan menurun. Peubah attention tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 1 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur pengunjung menyadari keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi seberapa banyak pengunjung untuk menggunakan 43 internet. Mereka cenderung membuka internet untuk memenuhi kebutuhan informasi atau kebutuhan lainnya saja. Interest (X9) Peubah interest memiliki nilai negatif terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur interest yang tinggi maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan menurun. Peubah interest tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 1 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur ketertarikan atau keinginan pengunjung ternyata tidak mempengaruhi seberapa banyak pengunjung akan menggunakan internet. Mereka cenderung membuka internet untuk memenuhi kebutuhan informasi atau kebutuhan lain yang mereka butuhkan. Desire (X10) Peubah desire memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur desire yang tinggi maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan meningkat. Peubah desire tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 1 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk mendorong pengunjung dalam melakukan suatu tindakan tidak mempengaruhi pengunjung untuk menggunakan internet. Mereka menggunakan internet karena adanya motivasi tersendiri untuk memenuhi kebutuhan informasi sebagai bentuk kepuasan, bukan karena adanya dorongan untuk melihat pesan tersebut. Action (X11) Peubah action memiliki nilai negatif terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet.Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur action yang tinggi maka frekuensi pengunjung menggunakan internet akan menurun. Peubah action tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet secara signifikan. Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 1 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk melakukan tindakan tidak mempengaruhi pengunjung untuk menggunakan internet. 44 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedadahan Pengunjung Berdasarkan Intensitas Pengunjung Terdedah Website Intensitas pengunjung terdedah website merupakan jumlah berapa sering pengunjung membuka, mencari informasi, dan mendapatkan informasi melalui website. Intensitas pengunjung terdedah website juga dapat dilihat dari jumlah berapa sering pengunjung berinisiatif untuk melakukan tindakan tersebut. Variabel ini diukur dengan jumlah berapa kali pengunjung menggunakan internet yang digolongkan menjadi tiga, yaitu jarang, sering, dan sangat sering. Hal ini disebabkan oleh pengunjung yang tidak pernah menggunakan internet tidak bisa dijadikan responden pada penelitian ini. Pada bagian ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas pengunjung terdedah website. Hipotesis kedua dalam penelitian ini: Hipotesis 2: Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki pengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website. Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas pengunjung terdedah website dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19 for windows dan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian dilakukan dengan memasukkan variabel pengaruh (karakteristik pengunjung dan karakteristik website) dan melihat pengaruhnya terhadap intensitas pengunjung terdedah website. Hasil pengujian Regresi Linier Berganda menghasilkan persamaan sebagai berikut: Y = 4.618 x 10-17 - 0.551 X1 - 0.148 X2 + 0.103 X3 - 0.340 X4 - 0.054 X5 - 0.239 X6 + 0.221 X7 - 0.039 X8 + 0.396 X9 - 0.701 X10 + 0.562 X11 Persamaan 2 Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung dan karakteristik website) terhadap intensitas pengunjung terdedah website Keterangan: Y : Intensitas pengunjung terdedah website : Umur X1 : Jenis kelamin X2 X3 : Tingkat pendidikan : Tingkat motivasi X4 : Desain website X5 : Kelengkapan gambar pada website X6 : Kelengkapan informasi pada website X7 : Attention X8 : Interest X9 : Desire X10 : Action X11 Nilai konstanta adalah 4.618 x 10-17. Artinya, jika nilai karakteristik pengunjung dan karakteristik website bernilai 0 maka nilai skor intensitas terdedah website bernilai 4.618 x 10-17. Berdasarkan hasil signifikansi dari hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dapat diketahui signifikansi 45 pengaruh variabel pengaruh (karakteristik pengunjung dan karakteristik website) terhadap variabel terpengaruh (intensitas terdedah website). Signifikansi hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap tingkat keterdedahan pengunjung berdasarkan intensitas terdedah website dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (intensitas pengunjung terdedah website) Variabel Usia (X1) Jenis kelamin (X2) Tingkat pendidikan (X3) Tingkat motivasi (X4) Desain website (X5) Kelengkapan gambar (X6) Kelengkapan informasi (X7) Attention (X8) Interest (X9) Desire (X10) Action (X11) Sig. 0.031 0.624 0.592 0.272 0.843 0.397 0.551 0.865 0.271 0.125 0.059 Collinearity Statistics Tolerance VIF 0.460 0.289 0.710 0.282 0.359 0.335 0.192 0.507 0.209 0.134 0.329 2.174 3.465 1.408 3.542 2.786 2.982 5.199 1.972 4.783 7.447 3.038 Collinearity Statistics digunakan untuk uji asumsi klasik multikolinieritas. Uji ini digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya multikolinieritas pada data yang diuji. Multikolinieritas merupakan tidak diperbolehkan terjadinya korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai toleransi > 0.1 dan nilai VIF < 10. Berdasarkan Tabel 20 pada kolom Collinearity Statistics menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada variabel yang diuji. Pengujian terhadap model regresi juga diperoleh nilai R square (R2) yang menunjukkan angka 0.541. Angka tersebut memiliki arti bahwa kontribusi pengaruh variabel faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung dan karakteristik website) terhadap frekuensi pengunjung menggunakan internet adalah sebesar 54.1 persen dan sisanya 45.9 persen merupakan kontribusi dari variabel lain. 46 Tabel 21 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor mempengaruhi intensitas pengunjung terdedah website No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Variabel Usia (X1) Jenis kelamin (X2) Tingkat pendidikan (X3) Tingkat motivasi (X4) Desain website (X5) Kelengkapan gambar (X6) Kelengkapan informasi (X7) Attention Interest Desire Action Pengaruh Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan yang Arah Pengaruh Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Umur (X1) Peubah umur memiliki nilai negatif terhadap intensitas pengunjung terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur pengunjung maka intensitas pengunjung terdedah website akan menurun. Peubah umur berpengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan.Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi umur lebih kecil dari sama dengan 0.05 sehingga hipotesis 2 diterima. Dapat disimpulkan bahwa berapapun umur pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru mempengaruhi intensitas pengunjung terdedah website. Hal ini dapat disebabkan oleh umur pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang menjadi responden untuk penelitian ini yang berkisar antara 19 – 45 tahun. Ini dapat menyebabkan data yang dihasilkan menunjukkan bahwa usia tersebut akan memiliki pengaruh terhadap intensitas terdedah website. Hal ini juga menunjukkan bahwa umur di bawah 19 tahun atau di atas 45 tahun cenderung tidak memiliki intensitas untuk terdedah website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Jenis Kelamin (X2) Peubah jenis kelamin tidakberpengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan.Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi umur lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini disebabkan oleh website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaruditujukan untuk siapapun, tidak berfokus terhadap jenis kelaminnya. Seluruh jenis kelamin dapat mengaksesnya apabila mendapat akses internet. Konten yang terdapat di dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak ada yang membedakan jenis kelamin, meskipun program-program pelatihan cenderung ditujukan untuk kaum ibu muda. Oleh karena itu, jenis kelamin apapun dapat mengakses website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dan jenis kelamin tidak mempengaruhi pengunjung untuk terdedah website. 47 Tingkat Pendidikan (X3) Peubah tingkat pendidikan memiliki nilai positif terhadap intensitas pengunjung terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pengunjung maka intensitas pengunjung terdedah website akan meningkat. Peubah tingkat pendidikan tidakberpengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi umur lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini disebabkan oleh website Kampoeng Wisata Bisnis ditujukan untuk siapapun, tidak melihat latar belakang pendidikan yang dimilikinya. Apabila kita mendapat akses internet, mempunyai keinginan untuk menggunakan internet, dan mengetahui cara untuk mengunjungi website Kampoeng Wisata BisnisTegalwaru maka siapapun boleh mengunjunginya. Tingkat Motivasi (X4) Peubah tingkat motivasimemiliki nilai negatif terhadap intensitas pengunjung terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi pengunjung maka intensitas pengunjung terdedah website akan menurun. Peubah tingkat motivasi tidak berpengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah websitesecara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi umur lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini disebabkan oleh motivasi pengunjung untuk mengunjungi, membeli produk, atau mengikuti program-program pelatihan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak lantas menyebabkan pengunjung menjadi sering untuk mengunjungi website. Desain Website (X5) Peubah desain website memiliki nilai negatif terhadap intensitas pengunjung terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin menarik desain website maka intensitas pengunjung terdedah website akan menurun. Peubah desain websitetidak berpengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi desain website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh desain pada tampilan website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang menyebabkan pengunjung tertarik untuk mengunjungi website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, mereka cenderung akan langsung menghubungi nomor narahubung untuk memenuhi kebutuhan informasi. Kelengkapan Gambar pada Website (X6) Peubah kelengkapan gambar pada websitememiliki nilai negatif terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap gambar yang ada pada website maka intensitas pengunjung terdedah website akan menurun. Peubah kelengkapan gambar pada website diduga memiliki pengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi kelengkapan gambar pada website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini 48 dapat disebabkan oleh gambar-gambar atau animasi gambar cenderung tidak memenuhi kebutuhan pengetahuan pengunjung sehingga intensitas pengunjung terdedah website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru juga cenderung kecil. Kelengkapan Informasi pada Website (X7) Peubah kelengkapan informasi pada website memiliki nilai positif terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan.Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap informasi yang terdapat dalam website maka intensitas pengunjung terdedah website akan meningkat. Peubah kelengkapan informasi pada website diduga memiliki pengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi kelengkapan informasi pada website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang banyak dan lengkap sehingga mereka cenderung langsung menghubungi nomor narahubung untuk memenuhi kebutuhan informasi. Seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “... Saya lebih sering untuk menghubungi Mbak Rara dibanding membuka website lagi...” (RN, 36) Attention (X8) Peubah attention memiliki nilai negatif terhadap intensitas pengunjung terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur attention yang tinggi maka intensitas pengunjung terdedah website akan menurun. Peubah attention tidak berpengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi unsur attention lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan untuk menyadari keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak mempengaruhi pengunjung untuk terus menerus mengunjungi website. Interest (X9) Peubah interest memiliki nilai positif terhadap intensitas pengunjung terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur interest yang tinggi maka intensitas pengunjung terdedah website akan semakin tinggi pula.Peubah interest tidak berpengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi unsur interest lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur membuat pengunjung tertarik akan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi perilaku pengunjung untuk terus mengunjungi website. 49 Desire (X10) Peubah desire memiliki nilai negatif terhadap intensitas pengunjung terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur desire yang tinggi maka intensitas pengunjung terdedah website akan menurun.Peubah desire tidak berpengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi unsur desirelebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk mendorong pengunjung dalam melakukan suatu tindakan tidak mempengaruhi perilaku pengunjung untuk terus mengunjungi website. Action (X11) Peubah action memiliki nilai positif terhadap intensitas pengunjung terdedah website. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur action yang tinggi maka intensitas pengunjung terdedah website akan semakin tinggi pula. Peubah action tidak berpengaruh terhadap intensitas pengunjung terdedah website secara signifikan. Berdasarkan Tabel 20, nilai signifikansi unsur action lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 2 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk melakukan tindakan tidak mempengaruhi perilaku pengunjung untuk mengunjungi website kembali. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedadahan Pengunjung Berdasarkan Frekuensi Pengunjung Memperbaharui Informasi Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi merupakan jumlah berapa kali pengunjung memperbaharui informasi yang terima sehingga pengunjung dapat ditingkatkan dan diberikan suatu yang baru. Dalam penelitian ini, pengunjung memperbaharui informasi melalui website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Variabel ini diukur dengan jumlah berapa kali pengunjung menggunakan internet yang digolongkan menjadi tiga, yaitu jarang, sering, dan sangat sering. Pada bagian ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini: Hipotesis 3: Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki pengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas pengunjung terdedah website dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19 for windows dan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian dilakukan dengan memasukkan variabel pengaruh (karakteristik pengunjung dan karakteristik website) dan melihat pengaruhnya terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hasil pengujian Regresi Linier Berganda menghasilkan persamaan sebagai berikut: 50 Y = 1.231 x 10-15 - 0.372 X1 - 0.002 X2 + 0.236 X3 + 0.287 X4 + 0.190 X5 - 0.383 X6 + 0.628 X7 - 0.019 X8 -0.001 X9 - 0.343 X10 + 0.264 X11 Persamaan 3 Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung dan karakteristik website) terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi Keterangan: Y : Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi : Umur X1 : Jenis kelamin X2 : Tingkat pendidikan X3 : Tingkat motivasi X4 : Desain website X5 : Kelengkapan gambar pada website X6 : Kelengkapan informasi pada website X7 : Attention X8 : Interest X9 X10 : Desire : Action X11 Nilai konstanta adalah 1.231 x 10-15. Artinya, jika nilai karakteristik pengunjung dan karakteristik website bernilai 0 maka nilai skor frekuensi pengunjung memperbaharui informasi bernilai 1.231 x 10-15. Berdasarkan hasil signifikansi dari hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dapat diketahui signifikansi pengaruh variabel pengaruh (karakteristik pengunjung dan karakteristik website) terhadap variabel terpengaruh (frekuensi pengunjung memperbaharui informasi). Signifikansi hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap tingkat keterdedahan pengunjung berdasarkan frekuensi pengunjung memperbaharui informasi dapat dilihat pada Tabel 22. 51 Tabel 22 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (frekuensi pengunjung memperbaharui informasi) Variabel Usia (X1) Jenis kelamin (X2) Tingkat pendidikan (X3) Tingkat motivasi (X4) Desain website (X5) Kelengkapan gambar (X6) Kelengkapan informasi (X7) Attention (X8) Interest (X9) Desire (X10) Action (X11) Sig. 0.090 0.995 0.174 0.292 0.429 0.133 0.066 0.926 0.998 0.382 0.296 Collinearity Statistics Tolerance VIF 0.460 0.289 0.710 0.282 0.359 0.335 0.192 0.507 0.209 0.134 0.329 2.174 3.465 1.408 3.542 2.786 2.982 5.199 1.972 4.783 7.447 3.038 Collinearity Statistics digunakan untuk uji asumsi klasik multikolinieritas. Uji ini digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya multikolinieritas pada data yang diuji. Multikolinieritas merupakan tidak diperbolehkan terjadinya korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai toleransi > 0,1 dan nilai VIF < 10. Berdasarkan Tabel 22 pada kolom Collinearity Statistics menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada variabel yang diuji. Pengujian terhadap model regresi juga diperoleh nilai R square (R2) yang menunjukkan angka 0,644. Angka tersebut memiliki arti bahwa kontribusi pengaruh variabel faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung dan karakteristik website) terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi adalah sebesar 64,4 persen dan sisanya 35,6 persen merupakan kontribusi dari variabel lain. 52 Tabel 23 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor mempengaruhi frekuensi pengunjung memperbaharui informasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Variabel Usia (X1) Jenis kelamin (X2) Tingkat pendidikan (X3) Tingkat motivasi (X4) Desain website (X5) Kelengkapan gambar (X6) Kelengkapan informasi (X7) Attention Interest Desire Action Pengaruh Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan yang Arah Pengaruh Negatif Negatif Positif Positif Positif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif Positif Umur (X1) Peubah umur memiliki nilai negatif terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur pengunjung maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi akan menurun. Peubah umur tidakberpengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai signifikansi umur lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh kegiatan memperbaharui informasi dapat dilakukan oleh siapa saja apabila terdapat keinginan untuk menggunakan dan terdapat akses internet. Website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ditujukan untuk semua kalangan umur sehingga tidak ada batasan umur untuk memperbaharui informasi yang terdapat di dalamnya. Jenis Kelamin (X2) Peubah jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai signifikansi jenis kelamin lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini disebabkan oleh website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ditujukan untuk siapapun, tidak berfokus terhadap jenis kelaminnya. Seluruh jenis kelamin dapat memperbaharui informasi apabila mendapat akses internet. Konten yang terdapat di dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru hampir tidak ada yang membedakan jenis kelamin, meskipun program-program pelatihan cenderung ditujukan untuk kaum ibu muda. Tingkat Pendidikan (X3) Peubah tingkat pendidikan memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pengunjung maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi akan meningkat. Peubah tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan 53 Tabel 22, nilai signifikansi tingkat pendidikan lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini disebabkan oleh website Kampoeng Wisata Bisnis ditujukan untuk siapapun, tidak melihat latar belakang pendidikan terakhir yang dimilikinya. Apabila pengunjung mendapat akses internet, mempunyai keinginan untuk memperbaharui informasi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, dan mengetahui cara untuk mengakses website maka pengunjung untuk mengunjungi website. Tingkat Motivasi (X4) Peubah tingkat motivasi memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi pengunjung maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi akan meningkat. Peubah tingkat motivasi tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini disebabkan oleh motivasi pengunjung untuk mengunjungi, membeli produk, atau mengikuti program-program pelatihan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak lantas menyebabkan pengunjung sering mengunjungi website untuk memperbaharui informasi. Pengunjung dapat memperoleh informasi tidak hanya melalui website saja, seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “…Saya sama kelompok saya tau Wisata Bisnis ini dari televisi, jadinya buka website biar tau gimana mau ke sini…” (IT, 37) Desain Website (X5) Peubah desain website memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin menarik desain website maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi akan meningkat. Peubah desain website tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai signifikansi desain website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh desain pada tampilan website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang menyebabkan pengunjung tertarik untuk mengunjungi website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru kembali. Desain website cenderung monoton dan tidak diperbaharui secara berkala sehingga pengunjung cenderung akan tidak memperdulikan desain website apabila informasi dapat langsung diperoleh melalui website atau langsung mengambil tindakan untuk menghubungi nomor narahubung. Kelengkapan Gambar pada Website (X6) Peubah kelengkapan gambar pada websitememiliki nilai negatif terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap gambar yang terdapat pada website maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi akan menurun. Peubah kelengkapan gambar pada website tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui 54 informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai signifikansi umurkelengkapan gambar pada website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh gambar-gambar atau animasi gambar tidak memenuhi kebutuhan pengetahuan pengunjung seperti pertama kali mengunjungi websitekarena tidak diperbaharui secara berkala sehingga mereka memiliki kecenderungan tidak mengunjungi website kembali. Hal ini seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “… Sebenernya gambarnya sih udah lengkap, website-nya udah bagus, tapi tiap kali saya gambarnya itu-itu aja, engga pernah diupdate…” (AR, 21) Kelengkapan Informasi pada Website (X7) Peubah kelengkapan informasi pada websitememiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap informasi yang terdapat pada website maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi akan meningkat. Peubah kelengkapan informasi pada website tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai signifikansi kelengkapan informasi pada websitelebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang banyak dan lengkap. Informasi masih kurang memenuhi kebutuhan pengetahuan pengunjung karena tidak diperbaharui secara berkala sehingga mereka memiliki kecenderungan tidak mengunjungi website kembali atau langsung menghubungi nomor narahubung untuk memenuhi kebutuhan informasi. Attention (X8) Peubah attention memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur attention yang tinggi maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi akan semakin tinggi. Peubah attention tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai signifikansi unsur attention lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur agar pengunjung menyadari keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi perilaku pengunjung untuk memperbaharui informasi melalui website. Karena mereka sudah menyadari keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, mereka cenderung memperbaharui informasi dengan menghubungi narahubung atau langsung berkunjung ke Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Interest (X9) Peubah interest memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur interest maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi akan 55 semakin tinggi. Peubah interest tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai signifikansi unsur interest lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur membuat pengunjung tertarik akan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi perilaku pengunjung untuk memperbaharui informasi. Desire (X10) Peubah desire memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur desire yang tinggi maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi akan semakin tinggi. Peubah desire tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai signifikansi unsur desire lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk mendorong pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dalam melakukan suatu tindakan tidak mempengaruhi perilaku pengunjung untuk memperbaharui informasi. Action (X11) Peubah action memiliki nilai positif terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur action yang tinggi maka frekuensi pengunjung memperbaharui informasi akan semakin tinggi. Peubah action tidak berpengaruh terhadap frekuensi pengunjung memperbaharui informasi secara signifikan. Berdasarkan Tabel 22, nilai signifikansi unsur action lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru melakukan tindakan tidak mempengaruhi perilaku pengunjung untuk memperbaharui informasi. Website masih kurang mampu membuat pengunjung untuk melakukan tindakan karena gambar maupun informasi tidak diperbaharui secara berkala sehingga informasi yang didapatkan akan sama seperti dengan pertama kali pengunjung mengunjungi website. Hal ini seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “… Dari pertama kali saya buka website sih sama kemarin sih engga ada perubahan. Tampilan website yang dulu aja lebih bagus dibanding sekarang…” (NY, 40) 56 57 EFEKTIVITAS WEBSITE SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI KOMUNIKASI PEMASARAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Efektivitas komunikasi pemasaran agrowisata merupakan gambaran pengukuran tersampaikannya materi mengenai agrowisata dengan adanya kesamaan makna dan persepsi di kedua belah pihak sehingga dapat menimbulkan dampak berupa sikap atau suatu tindakan. Efektivitas merupakan salah satu cara untuk mengukur dampak yang ditimbulkan dari kegiatan promosi terhadap khayalak sasarannya. Efektivitas komunikasi pemasaran adalah keberhasilan pelaksaan komunikasi pemasaran dalam mencapai tujuan-tujuan komunikasi pemasaran. Dalam penelitian ini, tersampaikannya materi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis dilaksakan melalui media online, yaitu website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran dapat diketahui dengan tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Aspek kognitif merupakan aspek mengenai pengetahuan dan persepsi pengunjung pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Aspek afektif merupakan aspek mengenai perasaan dan emosi pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Aspek konatif merupakan aspek mengenai tindakan yang dilakukan oleh pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru diuji dengan menggunakan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dengan memasukkan seluruh variabel pengaruh dan melihat penagruhnya terhadap masing-masing aspek. Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Kognitif Kognitif merupakan pengetahuan dan persepsi pengunjung yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai sumber. Dalam penelitian ini, aspek kognitif dilihat setelah pengunjung mengunjungi website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Berdasarkan aspek kognitif, efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu aspek kognitif kategori rendah, aspek kognitif kategori sedang, dan aspek kognitif kategori tinggi. Efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif dapat dilihat pada Tabel 24. 58 Tabel 24 Jumlah dan persentase efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif Kognitif Rendah (skor 3-4) Sedang (skor 5-7) Tinggi (skor 8-9) Total Jumlah Persentase (%) 3 10.0 19 63.3 8 26.7 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 24 menunjukkan bahwa data memiliki kecenderungan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif kategori sedang lebih banyak jika dibandingkan kategori lainnya karena perbedaan jumlah yang terbilang cukup jauh. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan persepsi (kognitif) cenderung akan meningkatkan setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Tingkat kognitif pengunjung tergolong sedang karena pengunjung tidak mengetahui semua hal mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Pengunjung cenderung hanya mengetahui sebagian produk yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru atau program-program pelatihan yang mereka pilih saja. Mereka cenderung tidak mengetahui paket-paket wisata lain, paket konsumsi, ataupun fasilitas lain yang telah ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Pengetahuan tentang program-program pelatihan yang mereka pilih juga cenderung tidak banyak, seperti pengunjung untuk mengikuti program pelatihan handycraft, mereka hanya mengetahui apa yang akan dilakukan pada saat program pelatihan, edukasi yang akan mereka dapat, dan harga program pelatihan saja, tetapi tidak mengetahui fasilitas-fasilitas yang ditawarkan untuk program pelatihan tersebut dan program pelatihan lainnya. Pengetahuan atau persepsi pengunjung tidak didapat melalui website saja, tetapi juga melalui kerabat maupun media lain. Hal ini seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “… Saya sama kelompok saya tau Wisata Bisnis ini dari televisi, jadinya buka website biar tau gimana mau ke sini…” (IT, 37) Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Afektif Afektif menggambarkan perasaan dan emosi pengunjung. Aspek afektif merupakan aspek mengenai apakah produk tersebut disukai atau tidak disukai oleh pengunjung, apakah produk tersebut baik atau tidak, apakah ingin mengunjungi atau tidak, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, aspek afektif dilihat setelah pengunjung mengunjungi website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Berdasarkan aspek afektif, efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu aspek afektif kategori rendah, aspek afektif kategori sedang, dan aspek 59 afektif kategori tinggi. Efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek afektif dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25 Jumlah dan persentase efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek afektif Afektif Rendah (skor 6-7) Sedang (skor 8-10) Tinggi (skor 11-12) Total Jumlah Persentase (%) 2 6.7 19 63.3 9 30.0 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 25 menunjukkan bahwa data memiliki kecenderungan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek afektif kategori sedang lebih banyak jika dibandingkan dengan kategori lainnya karena perbedaan jumlah yang terbilang cukup jauh. Para pengunjung tertarik dan menyukai paket-paket wisata, produk-produk, dan fasilitas yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Hal ini menunjukkan bahwa perasaan dan emosi (afektif) pengunjung cenderung akan mengalami perubahan baik suka atau tidak suka setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden: “... saya menyukai pada saat mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, bukan saat membuka website...” (HD, 20) Produk-produk yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru cenderung memiliki harga yang terjangkau, seperti harga tas wanita berkisar dari Rp 65.000 hingga Rp 120.000 sehingga menarik bagi pengunjung. Terdapat banyak juga produk-produk khas, seperti teh rosella, jamur tiram, nata de coco, dan sebagainya yang menarik pengunjung untuk melakukan pembelian. Beberapa responden lainnya mengakui bahwa paket-paket wisata yang dapat menambah pengetahuan, seperti training enterprenuer dan charity creativity, dan paket wisata yang dapat menawarkan permainan untuk anak-anak outbond on the road menarik untuk dijadikan salah satu alternatif sarana edukasi dan berlibur karena selain memberikan hiburan juga dapat memberikan pengehatuan baru ternyata fasilitas yang diberikan juga dapat memberikan kenyamanan sehingga mereka menyukai untuk melakukan kunjungan ke Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. 60 Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Konatif Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku yang akan dilakukan oleh seseorang. Aspek konatif merupakan aspek mengenai tindakan yang dilakukan oleh pengunjung setelah pengunjung mengunjungi website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Berdasarkan aspek konatif, efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi tiga, yaitu aspek konatif kategori rendah, aspek konatif kategori sedang, dan aspek konatif kategori tinggi. Efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek konatif dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26 Jumlah dan persentase efektivitas website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek konatif Konatif Rendah (skor 6-7) Sedang (skor 8-10) Tinggi (skor 11-12) Total Jumlah Persentase (%) 4 13.4 13 43.3 13 43.3 30 100.0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 26 menunjukkan bahwa efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek konatif tergolong kategori sedang dan tinggi.Para pengunjung cenderung telah membeli produk atau mengikuti program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung cenderung akan melakukan suatu tindakan setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “... Engga banyak yang bisa didapet dari websitenya aja. Jadi harus nanya ke cp-nya langsung...” (WN, 37) Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung mau untuk melakukan suatu tindakan, seperti mencari informasi lebih lanjut lagi dengan membuka kembali website Kampoeng Wisata Bisnis atau menghubungi narahubung, melakukan pembelian produk yang ditawarkan, dan mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan. Kemudian, pengunjung memiliki kemungkinan untuk menyebarkan informasi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru atau mengajak kerabat untuk melakukan pembelian atau melakukan kunjungan. 61 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Kognitif Aspek kognitif merupakan aspek mengenai pengetahuan dan persepsi pengunjung pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Variabel ini diukur dengan melihat tingkat pengetahuan dan persepsi pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang digolongkan menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pada bagian ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif dengan variabel pengaruh, yaitu karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung. Hipotesis keempat dalam penelitian ini: Hipotesis 4: Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung menggunakan internet dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19 for windows dan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian dilakukan dengan memasukkan variabel pengaruh (karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) dan melihat pengaruhnya terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Sebelum pengujian, nilai-nilai yang dimiliki masing-masing variabel telah distandarisasi. Berikut hasil pengujian Regresi Linier Berganda yang menghasilkan persamaan: 4.691 x 10-16 + 0.044 X1 + 0.184 X2 + 0.139 X3 + 0.028 X4 – 0.163 X5 + 0.007 X6 – 0.156 X7 – 0.005 X8 – 0.074 X9 – 0.239 X10 + 0.189 X11 + 0.544 X12 + 0.367 X13 + 0.346 X14 Persamaan 4 Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal (Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek kognitif Y = Keterangan: Y : Efektivitas website aspek kognitif X1 : Umur X2 : Jenis kelamin X3 : Tingkat pendidikan X4 : Tingkat motivasi X5 : Desain website X6 : Kelengkapan gambar pada website X7 : Kelengkapan informasi pada website X8 : Attention X9 X10 X11 X12 : : : : X13 : X14 : Interest \Desire Action Frekuensi pengunjung menggunakan Internet Intensitas pengunjung terdedah website Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi 62 Nilai konstanta adalah 4.691 x 10-16. Artinya, jika nilai karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung bernilai 0 maka nilai skor efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif bernilai sebesar 4.691 x 10-16. Berdasarkan hasil signifikansi dari hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dapat diketahui signifikansi pengaruh variabel pengaruh (karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek kognitif). Signifikansi hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek kognitif dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasrakn hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek kognitif) Variabel Usia (X1) Jenis kelamin (X2) Tingkat pendidikan (X3) Tingkat motivasi (X4) Desain website (X5) Kelengkapan gambar (X6) Kelengkapan informasi (X7) Attention (X8) Interest (X9) Desire (X10) Action (X11) Frekuensi menggunakan internet (X12) Intensitas terdedah website (X13) Frekuensi memperbaharui informasi (X14) Sig. 0.781 0.289 0.228 0.891 0.326 0.968 0.528 0.971 0.740 0.409 0.302 0.002 0.019 0.067 Collinearity Statistics Tolerance VIF 0.319 3.132 0.278 3.602 0.638 1.569 0.198 5.054 0.304 3.287 0.282 3.544 0.134 7.489 0.430 2.325 0.164 6.090 0.098 10.190 0.249 4.016 0.351 2.848 0.401 2.494 0.253 3.950 Collinearity Statistics digunakan untuk uji asumsi klasik multikolinieritas. Uji ini digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya multikolinieritas pada data yang diuji. Multikolinieritas merupakan tidak diperbolehkan terjadinya korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai toleransi > 0.1 dan nilai VIF < 10. Berdasarkan Tabel 27 pada kolom Collinearity Statistics menunjukkan bahwa 13 variabel yang diuji tidak terjadi multikolinieritas dan 1 variabel yang diuji terjadi multikolinieritas, yaitu variabel unsur desire dengan nilai VIF sebesar 10.190. Hal ini menunjukkan bahwa unsur desire memiliki kolerasi sangat tinggi atau sangat rendah dengan variabel bebas lainnya. Pengujian terhadap model regresi juga diperoleh nilai R square (R2) yang menunjukkan angka 0.883. Angka tersebut memiliki arti bahwa kontribusi pengaruh variabel faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap efektivitas 63 website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif adalah sebesar 88.3 persen dan sisanya 11.7 persen merupakan kontribusi dari variabel lain. Tabel 28 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif Variabel Usia (X1) Jenis kelamin (X2) Tingkat pendidikan (X3) Tingkat motivasi (X4) Desain website (X5) Kelengkapan gambar (X6) Kelengkapan informasi (X7) Attention (X8) Interest (X9) Desire (X10) Action (X11) Frekuensi menggunakan internet (X12) Intensitas terdedah website (X13) Frekuensi memperbaharui informasi (X14) Pengaruh Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Signifikan Tidak signifikan Arah Pengaruh Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif Umur (X1) Peubah umur memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur pengunjung maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan meningkat. Peubah umur tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi umur lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa berapapun umur pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh pengetahuan atau persepsi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak terbatas untuk usia tertentu, tetapi dapat diterima oleh semua umur. Jenis Kelamin (X2) Peubah jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi jenis kelamin lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa apapun jenis kelamin pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh pengetahuan atau persepsi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru cenderung akan sama diterima oleh pengunjung, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Pengunjung akan 64 mengalami perubahan kognitif yang sama karena website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak memberikan pembedaan untuk jenis kelamin pada isinya sehingga jenis kelamin tidak mempengaruhi perubahan pengetahuan atau persepsi (kognitif) setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Tingkat Pendidikan (X3) Peubah tingkat pendidikan memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan meningkat. Peubah tingkat pendidikan tidakberpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi tingkat pendidikan lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa apapun tingkat pendidikan yang terakhir pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak ada perbedaan pengetahuan atau persepsi yang terlalu jauh antara pengunjung dengan terakhir di tingkat SMA, D1/D2/D3, maupun sarjana setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Tingkat Motivasi (X4) Peubah tingkat motivasi memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan meningkat. Peubah tingkat motivasi tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa motivasi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang berbeda-beda tidak mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh motivasi untuk mengunjungi, membeli produk, atau mengikuti program pelatihan tidak menjadikan pengetahuan pengunjung meningkat setelah melihat website. Meskipun sudah terdapat motivasi-motivasi dan melihat website masih ada usaha yang harus pengunjung lakukan, seperti menghubungi narahubung untuk mengetahui harga, waktu, lokasi jelas Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, dan sebagainya sehingga pengetahuan baru akan meningkat. Desain Website (X5) Peubah desain website memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin menarik desain website maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin rendah. Peubah desain website tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai 65 signifikansi desain website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa desain website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh desain pada tampilan website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang teratur dan masing kurang menyebabkan pengunjung tertarik sehingga mereka cenderung tidak dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan atau informasi yang mereka butuhkan. Kelengkapan Gambar pada Website (X6) Peubah kelengkapan gambar pada websitememiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap gambar pada website maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin tinggi.Peubah kelengkapan gambar pada websitetidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi kelengkapan gambar pada website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh gambar-gambar atau animasi gambar cenderung tidak memenuhi kebutuhan pengetahuan atau informasi mereka. Hal ini juga dapat disebabkan oleh penataan gambar yang masih kurang teratur maupun penggunaan gambar yang masih kurang tepat untuk menggambarkan suatu produk atau program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Kelengkapan Informasi pada Website (X7) Peubah kelengkapan informasi pada website memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap informasi pada website maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin rendah.Peubah kelengkapan informasi pada website tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi kelengkapan informasi pada website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang banyak dan lengkap sehingga mereka cenderung akan langsung menghubungi nomor narahubung untuk memenuhi kebutuhan informasi. Hal ini juga dapat disebabkan oleh informasi yang diletakkan di bawah gambar masih kurang menjelaskan apa maksud di balik gambar tersebut sehingga persepsi atau pengetahuan pengunjung akan gambar tersebut tidak mengalami peningkatan. Attention (X8) Peubah attention memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur attention yang tinggi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin rendah. 66 Peubah attention tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi unsur attention lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk menarik perhatian pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi perubahan persepsi atau peningkatan pengetahuan pengunjung. Para pengunjung yang menjadi responden pada penelitian ini menyatakan bahwa mereka mengetahui keberadaan, produk, dan program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak hanya dari website saja, tetapi juga dari televisi, kerabat, ataupun karena telah mengenal pendiri Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebelumnya. Interest (X9) Peubah interest memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur interest yang tinggi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin rendah. Peubah interest tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi unsur interest lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur ketertarikan atau keinginan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi terjadinya perubahan persepsi atau peningkatan pengetahuan pengunjung. Desire (X10) Peubah desire memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur desire yang tinggi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin rendah. Peubah desire diduga memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi unsur desire lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk mendorong pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dalam melakukan suatu tindakan tidak mempengaruhi terjadinya perubahan persepsi atau peningkatan pengetahuan pengunjung. Action (X11) Peubah action memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur action yang tinggi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin tinggi. Peubah action tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai 67 signifikansi unsur actionlebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru melakukan tindakan tidak mempengaruhi terjadinya perubahan persepsi atau peningkatan pengetahuan pengunjung. Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet (X12) Peubah frekuensi pengunjung menggunakan internet memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak frekuensi pengunjung menggunakan internet maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan meningkat. Peubah frekuensi pengunjung menggunakan internet berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi frekuensi pengunjung menggunakan internet lebih kecil sama dengan 0.05 sehingga hipotesis 4 diterima. Dapat disimpulkan bahwa berapapun jumlah frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan internet akan mempengaruhi efektivitas efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan internet baik untuk pencarian informasi, berkomunikasi dengan teman, maupun menulis kabar ataupun berita cenderung akan mengubah persepsi seseorang. Hal-hal tersebut juga memiliki kecenderungan akan meningkatkan pengetahuan seseorang. Untuk itu, terdapat perbandingan lurus antara penggunaan internet dengan perubahan persepsi dan peningkatan pengetahuan seseorang. Semakin banyak jumlah penggunaan internet maka akan semakin terdapat pula perubahan persepsi dan peningkatan pengetahuan seseorang, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Intensitas Pengunjung Terdedah Website (X13) Peubah intensitas pengunjung terdedah website memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak intensitas pengunjung terdedah websitemaka semakin tinggi pula efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Peubah intensitas pengunjung terdedah website berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi intensitas pengunjung terdedah website lebih kecil sama dengan 0.05 sehingga hipotesis 4 diterima. Dapat disimpulkan bahwa berapapun intensitas pengunjung terdedah website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru akan mempengaruhi efektivitas efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini dapat disebabkan oleh sebelum seseorang merasa tertarik atau mendorong untuk melakukan suatu tindakan, mereka cenderung akan terus mencari informasi selengkap-lengkapnya sehingga mereka mendapat apa yang mereka butuhkan. Internet merupakan salah satu sumber informasi yang lengkap dan mudah untuk diakses. Untuk itu, sebelum pengunjung mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru mereka terlebih dahulu mengunjungi 68 websitedan mendapatkan informasi. Semakin sering mereka mengunjungi website maka akan semakin terdapat pula perubahan persepsi dan peningkatan pengetahuan seseorang, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “… Saya sekitar 4-5 kali terus menerus buka website buat dapet info, walaupun kita akhirnya survey langsung ke tempat dulu sebelum ke sini…” (WS, 19) Frekuensi Pengunjung Memperbaharui Informasi (X14) Peubah frekuensi pengunjung memperbaharui informasimemiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak frekuensi pengunjung memperbaharui informasi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif akan semakin meningkat. Peubah frekuensi pengunjung memperbaharui informasi tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 27, nilai signifikansi frekuensi pengunjung memperbaharui informasilebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 4 ditolak. Hal ini disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang diperbaharui secara berkala sehingga pengunjung website akan melihat informasi yang sama seperti waktu pertama kali mereka membukanya. Oleh karena itu, perubahan persepsi maupun peningkatan pengetahuan hanya terjadi ketika informasi yang terdapat dalam website telah diperbaharui. Seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “… Informasi yang saya buka sama aja kayak pas pertama kali saya buka, jadi mending langsung nanya ke Mbaknya…” (EN, 21) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Afektif Aspek afektif merupakan aspek mengenai perasaan dan emosi pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.Variabel ini diukur dengan melihat tingkat perasaan dan emosi pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang digolongkan menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pada bagian ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek afektif dengan variabel pengaruh, yaitu karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung. Hipotesis kelima dalam penelitian ini: Hipotesis 5: Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung menggunakan internet dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19 for windows dan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian dilakukan 69 dengan memasukkan variabel pengaruh (karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) dan melihat pengaruhnya terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Sebelum pengujian, nilai-nilai yang dimiliki masing-masing variabel telah distandarisasi. Berikut hasil pengujian Regresi Linier Berganda yang menghasilkan persamaan: 5.237 x 10-16 - 0.047 X1 + 0.348 X2 + 0.193 X3 + 0.126 X4 + 0.002 X5 - 0.114 X6 - 0.058 X7 - 0.125 X8 + 0.074 X9 - 0.392 X10 + 0.419 X11 + 0.365 X12 + 0.345 X13 + 0.366 X14 Persamaan 5 Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal (Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek afektif Y = Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Keterangan: : Efektivitas website aspek afektif : Umur : Jenis kelamin : Tingkat pendidikan : Tingkat motivasi : Desain website : Kelengkapan gambar pada website : Kelengkapan informasi pada website X8 : Attention X9 X10 X11 X12 : : : : X13 : X14 : Interest Desire Action Frekuensi pengunjung menggunakan Internet Intensitas pengunjung terdedah website Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi Nilai konstanta adalah 5.237 x 10-16. Artinya, jika nilai karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung bernilai 0 maka nilai skor efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif bernilai sebesar 5.237 x 10-16. Berdasarkan hasil signifikansi dari hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dapat diketahui signifikansi pengaruh variabel pengaruh (karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek afektif). Signifikansi hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek afektif dapat dilihat pada Tabel 29. 70 Tabel 29 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek afektif) Variabel Usia (X1) Jenis kelamin (X2) Tingkat pendidikan (X3) Tingkat motivasi (X4) Desain website (X5) Kelengkapan gambar (X6) Kelengkapan informasi (X7) Attention (X8) Interest (X9) Desire (X10) Action (X11) Frekuensi menggunakan internet (X12) Intensitas terdedah website (X13) Frekuensi memperbaharui informasi (X14) Sig. 0.814 0.117 0.183 0.619 0.991 0.592 0.849 0.469 0.789 0.283 0.078 0.069 0.067 0.116 Collinearity Statistics Tolerance VIF 0.319 3.132 0.278 3.602 0.638 1.569 0.198 5.054 0.304 3.287 0.282 3.544 0.134 7.489 0.430 2.325 0.164 6.090 0.098 10.190 0.249 4.016 0.351 2.848 0.401 2.494 0.253 3.950 Collinearity Statistics digunakan untuk uji asumsi klasik multikolinieritas. Uji ini digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya multikolinieritas pada data yang diuji. Multikolinieritas merupakan tidak diperbolehkan terjadinya korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai toleransi > 0.1 dan nilai VIF < 10. Berdasarkan Tabel 29 pada kolom Collinearity Statistics menunjukkan bahwa 13 variabel yang diuji tidak terjadi multikolinieritas dan 1 variabel yang diuji terjadi multikolinieritas, yaitu variabel unsur desire dengan nilai VIF sebesar 10.190. Hal ini menunjukkan bahwa unsur desire memiliki kolerasi sangat tinggi atau sangat rendah dengan variabel bebas lainnya. Pengujian terhadap model regresi juga diperoleh nilai R square (R2) yang menunjukkan angka 0.817. Angka tersebut memiliki arti bahwa kontribusi pengaruh variabel faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif adalah sebesar 81.7 persen dan sisanya 18.3 persen merupakan kontribusi dari variabel lain. 71 Tabel 30 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Interprestasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif Variabel Usia (X1) Jenis kelamin (X2) Tingkat pendidikan (X3) Tingkat motivasi (X4) Desain website (X5) Kelengkapan gambar (X6) Kelengkapan informasi (X7) Attention (X8) Interest (X9) Desire (X10) Action (X11) Frekuensi menggunakan internet (X12) Intensitas terdedah website (X13) Frekuensi memperbaharui informasi (X14) Pengaruh Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Arah Pengaruh Negatif Positif Positif Positif Positif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Umur (X1) Peubah umur memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur pengunjung maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan menurun. Peubah umur tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan umur lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa berapapun umur pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan perasaan dan emosi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak terbatas untuk usia tertentu, tetapi semua umur dapat mengalami perubahan perasaan dan emosi tersebut. Jenis Kelamin (X2) Peubah jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan jenis kelamin lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa apapun jenis kelamin pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan perasaan dan emosi mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru cenderung akan sama diterima oleh pengunjung, baik untuk laki-laki maupun perempuan, meskipun sebagian program pelatihan ditujukan untuk perempuan. 72 Tingkat Pendidikan (X3) Peubah tingkat pendidikan memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin meningkat. Peubah tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan tingkat pendidikan lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa apapun tingkat pendidikan yang terakhir pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak ada perbedaan perasaan dan emosi yang terpaut jauh antara pengunjung dengan terakhir di tingkat SMA, D1/D2/D3, maupun sarjana setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Tingkat Motivasi (X4) Peubah tingkat motivasi memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan meningkat. Peubah tingkat motivasi tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa motivasi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang berbeda-beda tidak mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh motivasi untuk mengunjungi, membeli produk, atau mengikuti program pelatihan tidak mengakibatkan adanya perubahan perasaan dan emosi setelah melihat website. Terdapat kemungkinan setelah melihat website pengunjung memiliki rasa suka atau bahkan rasa tidak suka sehingga dapat meyakinkan motivasi atau bahkan menghancurkan motivasi yang telah ada sebelumnya. Desain Website (X5) Peubah desain website memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin menarik desain website maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan meningkat. Peubah desain website tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan desain website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh desain pada tampilan website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang teratur dan masih kurang menyebabkan pengunjung tertarik sehingga mereka cenderung tidak mengalami perubahan perasaan dan emosi setelah mengunjungi website. Mereka cenderung mengalami perubahan perasaan dan emosi karena memperhatikan informasi yang ada di dalam website 73 dibanding desain website atau hal lainnya. Seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “… Desainnya kurang menarik, monoton. Jadi saya cuma buka website sekali dua kali buat cari info…” (PS, 21) Kelengkapan Gambar pada Website (X6) Peubah kelengkapan gambar pada website memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap gambar pada website maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan menurun. Peubah kelengkapan gambar pada website tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan kelengkapan gambar pada website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh gambar-gambar atau animasi gambar cenderung tidak membuat pengunjung mengalami perubahan perasaan dan emosi setelah mengunjungi website. Gambargambar yang ditampilkan masih kurang memicu untuk terjadinya perubahan perasaan dan emosi. Gambar yang ditampilkan masih kurang memberikan gambaran mengenai produk atau program-program pelatihan, serta kurang lengkap. Misalnya, tidak adanya gambar denah lokasi sedikit akan mengurangi keinginan pengunjung untuk berkunjung. Mereka tidak diberikan gambaran mengenai tempat. Kelengkapan Informasi pada Website (X7) Peubah kelengkapan informasi pada website memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkapan informasi pada website maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin rendah. Peubah kelengkapan informasi pada website tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan kelengkapan informasi pada websitelebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang banyak dan lengkap sehingga pengunjung cenderung tidak mengalami perubahan perasaan dan emosi setelah mengunjungi website. Perubahan perasaan dan emosi dapat dialami oleh pengunjung ketika mendapat informasi melalui media lain, selain website. Attention (X8) Peubah attention memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur attention yang tinggi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin rendah. Peubah attention tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, 74 nilai signifikan unsur attention lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur agar pengunjung menyadari keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi perubahan perasaan dan emosi pengunjung. Para pengunjung yang menjadi responden pada penelitian ini mengetahui keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dengan melihat liputan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru di salah satu televisi, dari kerabat yang pernah mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebelumnya, ataupun karena telah mengenal pendiri Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebelumnya. Seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “… Kami mengetahui tempat ini karena sebelumnya ada kakak kelas yang pernah ke sini. Kebetulan mau bikin acara pelatihan UKM saya, jadi kepikiran buat dating ke sini…” (SR, 19) Interest (X9) Peubah interest memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur interest yang tinggi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin rendah. Peubah interest tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan unsur interest lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur ketertarikan atau keinginan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi terjadinya perubahan perasaan dan emosi pengunjung setelah mengunjungi website. Pengunjung merasa tertarik ketika mendengar informasi yang kerabat atau media lain maupun. Selain itu, terdapat pula pengunjung yang menyukai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru setelah melakukan kunjungan, seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “… Saya menyukai Kampoeng Wisata Bisnis ini setelah melakukan kunjungan, bukan setelah membuka web…” (HD, 20) Desire (X10) Peubah desire memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur desire yang tinggi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin rendah. Peubah desire tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan unsur desire lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk mendorong pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dalam melakukan suatu tindakan tidak mempengaruhi terjadinya perubahan perasaan dan emosi pengunjung. 75 Action (X11) Peubah action memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi unsur action dalam pesan maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin tinggi pula. Peubah action tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan unsur action lebih besar dari 0.05sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru melakukan tindakan tidak mempengaruhi terjadinya perubahan perasaan dan emosi pengunjung. Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet (X12) Peubah frekuensi pengunjung menggunakan internet memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering frekuensi pengunjung menggunakan internet maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin tinggi pula. Peubah frekuensi pengunjung menggunakan internet tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan frekuensi pengunjung menggunakan internet lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan internet tidak mempengaruhi terjadinya perubahan perasaan dan emosi pengunjung. Intensitas Pengunjung Terdedah Website (X13) Peubah intensitas pengunjung terdedah website memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas pengunjung terdedah website maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin tinggi. Peubah intensitas terdedah website tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan intensitas pengunjung terdedah website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh setelah seseorang mencari informasi yang mereka butuhkan, seseorang cenderung akan merasa tertarik. Perasaan dan emosi tersebut nantinya akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Internet merupakan salah satu sumber informasi yang lengkap dan mudah untuk diakses. Seringnya seseorang terdedah suatu informasi melalui internet tersebut cenderung akan membuat seseorang mengalami perubahan perasaan dan emosi. Namun, ternyata perasaan dan emosi mengalami bukan setelah mengunjungi website, tetapi melalui media lain. 76 Frekuensi Pengunjung Memperbaharui Informasi (X14) Peubah frekuensi pengunjung memperbaharui informasi memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi pengunjung memperbaharui informasi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif akan semakin tinggi. Peubah frekuensi pengunjung memperbaharui informasi tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 29, nilai signifikan frekuensi pengunjung memperbaharui informasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 5 ditolak. Hal ini disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang diperbaharui secara berkala sehingga pengunjung website akan melihat informasi yang sama seperti waktu pertama kali mereka membukanya. Oleh karena itu, perubahan perasaan dan emosi akan lebih memungkinkan terjadi ketika informasi yang terdapat dalam website telah diperbaharui. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Konatif Aspek konatif merupakan aspek mengenai tindakan yang dilakukan oleh pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.Variabel ini diukur dengan melihat tindakan pengunjunguntuk melakukan pembelian, mengunjungi, atau mengajak kerabat setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang digolongkan menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pada bagian ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek konatif dengan variabel pengaruh, yaitu karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung. Hipotesis keenam dalam penelitian ini: Hipotesis 6: Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung menggunakan internet dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19 for windows dan Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian dilakukan dengan memasukkan variabel pengaruh (karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) dan melihat pengaruhnya terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek konatif. Sebelum pengujian, nilai-nilai yang dimiliki masing-masing variabel telah distandarisasi. Nilai konstanta adalah -5.614 x 10-17. Artinya, jika nilai karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung bernilai 0 maka nilai skor efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif bernilai sebesar -5.614 x 10-17. Berdasarkan hasil signifikansi dari hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda dapat diketahui signifikansi pengaruh variabel pengaruh (karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan 77 tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek konatif). Signifikansi hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek konatif dapat dilihat pada Tabel 31.Berikut hasil pengujian Regresi Linier Berganda yang menghasilkan persamaan: Y - 5.614 x 10-17 + 0.191 X1 - 0.112 X2 - 0.091 X3 - 0.013 X4 + 0.131 X5 + 0.008 X6 - 0.161 X7 - 0.038 X8 - 0.472 X9 + 0.733 X10 + 0.348 X11 + 0.003 X12 + 0.546 X13 + 0.350 X14 Persamaan 6 Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal (Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek konatif = Keterangan: Y : X1 X2 X3 X4 X5 X6 : : : : : : X7 : Efektivitas website aspek konatif Umur Jenis kelamin Tingkat pendidikan Tingkat motivasi Desain website Kelengkapan gambar pada website Kelengkapan informasi pada website X8 : Attention X9 X10 X11 X12 : : : : X13 : X14 : Interest Desire Action Frekuensi pengunjung menggunakan Internet Intensitas pengunjung terdedah website Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi Tabel 31 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaranaspek konatif) Variabel Usia (X1) Jenis kelamin (X2) Tingkat pendidikan (X3) Tingkat motivasi (X4) Desain website (X5) Kelengkapan gambar (X6) Kelengkapan informasi (X7) Attention (X8) Interest (X9) Desire (X10) Action (X11) Frekuensi menggunakan internet (X12) Intensitas terdedah website (X13) Frekuensi memperbaharui informasi (X14) Sig. 0.298 0.565 0.482 0.954 0.482 0.968 0.566 0.808 0.076 0.037 0.103 0.987 0.004 0.099 Collinearity Statistics Tolerance VIF 0.319 3.132 0.278 3.602 0.638 1.569 0.198 5.054 0.304 3.287 0.282 3.544 0.134 7.489 0.430 2.325 0.164 6.090 0.098 10.190 0.249 4.016 0.351 2.848 0.401 2.494 0.253 3.950 78 Collinearity Statistics digunakan untuk uji asumsi klasik multikolinieritas. Uji ini digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya multikolinieritas pada data yang diuji. Multikolinieritas merupakan tidak diperbolehkan terjadinya korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai toleransi > 0,1 dan nilai VIF < 10. Berdasarkan Tabel 31 pada kolom Collinearity Statistics menunjukkan bahwa 13 variabel yang diuji tidak terjadi multikolinieritas dan 1 variabel yang diuji terjadi multikolinieritas, yaitu variabel unsur desire dengan nilai VIF sebesar 10,190. Hal ini menunjukkan bahwa unsur desire memiliki kolerasi sangat tinggi atau sangat rendah dengan variabel bebas lainnya. Pengujian terhadap model regresi juga diperoleh nilai R square (R2) yang menunjukkan angka 0,849. Angka tersebut memiliki arti bahwa kontribusi pengaruh variabel faktor internal dan faktor eksternal (karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung) terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif adalah sebesar 84,9 persen dan sisanya 15,1 persen merupakan kontribusi dari variabel lain. Tabel 32 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif Variabel Usia (X1) Jenis kelamin (X2) Tingkat pendidikan (X3) Tingkat motivasi (X4) Desain website (X5) Kelengkapan gambar (X6) Kelengkapan informasi (X7) Attention (X8) Interest (X9) Desire (X10) Action (X11) Frekuensi menggunakan internet (X12) Intensitas terdedah website (X13) Frekuensi memperbaharui informasi (X14) Pengaruh Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Arah Pengaruh Positif Negatif Negatif Negatif Positif Positif Negatif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Umur (X1) Peubah umur memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur pengunjung maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan meningkat. Peubah umur tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi umur lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh tindakan yang dilakukan oleh pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak terbatas untuk usia tertentu, tetapi semua umur dapat mengalami perubahan perasaan dan emosi tersebut. 79 Jenis Kelamin (X2) Peubah jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi jenis kelamin lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa apapun jenis kelamin pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh tindakan yang dilakukan oleh pengunjung setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dapat dilakukan oleh semua pengunjung, baik untuk laki-laki maupun perempuan, meskipun sebagian program pelatihan ditujukan untuk perempuan. Tingkat Pendidikan (X3) Peubah tingkat pendidikan memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan menurun. Peubah tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi tingkat pendidikan lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa apapun tingkat pendidikan yang terakhir pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh pendidikan terakhir pengunjung, baik tingkat SMA, D1/D2/D3, maupun sarjana tidak akan mendorong pengunjung untuk melakukan tindakan setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Tindakan akan dilakukan atas dasar keinginan dari pengunjung, bukan dibeda-bedakan berdasarkan pendidikan terakhirnya. Tingkat Motivasi (X4) Peubah tingkat motivasi memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tingkat motivasi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin menurun. Peubah tingkat motivasi tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi tingkat motivasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa motivasi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang berbedabeda tidak mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh motivasi untuk mengunjungi, membeli produk, atau mengikuti program pelatihan tidak mengakibatkan adanya pengunjung melakukan tindakan setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. 80 Desain Website (X5) Peubah desain website memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa naiknya semakin menarik desain website maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan meningkat. Peubah desain website tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi desain website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh desain pada tampilan website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang teratur dan masih kurang menyebabkan pengunjung terdorong untuk melakukan tindakan sehingga mereka cenderung tidak melakukan tindakan yang diinginkan sebelumnya setelah melihat website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Mereka cenderung melakukan tindakan karena memperhatikan informasi yang ada di dalam website dibanding desain website. Kelengkapan Gambar pada Website (X6) Peubah kelengkapan gambar pada website memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap gambar pada website maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi. Peubah kelengkapan gambar pada website tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi kelengkapan gambar pada website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh gambar-gambar atau animasi gambar cenderung tidak membuat pengunjung melakukan tindakan. Gambar-gambar yang ditampilkan masih kurang memicu untuk adanya dorongan untuk melakukan tindakan dan bertindak. Kelengkapan Informasi pada Website (X7) Peubah kelengkapan informasi pada website memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lengkap informasi pada website maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi. Peubah kelengkapan informasi pada website tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi kelengkapan informasi pada website lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang banyak dan lengkap sehingga cenderung tidak dapat memicu pengunjung untuk melakukan tindakan. Attention (X8) Peubah attention memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin 81 pesan memiliki unsur attention yang tinggi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi. Peubah attention tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi unsur attention lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur agar pengunjung menyadari keberadaan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi pengunjung untuk melakukan tindakan. Para pengunjung yang menjadi responden pada penelitian ini merasa ingin mencari tahu lebih lanjut, mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, atau membeli produk yang diatwarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru disebabkan oleh hal-hal lain, seperti melihat liputan di salah satu televisi, kerabat yang mengetahui mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, ataupun karena telah mengenal pendiri Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Interest (X9) Peubah interest memiliki nilai negatif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur interest yang tinggi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin rendah. Peubah interest tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi unsur interest lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur ketertarikan atau keinginan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru ternyata tidak mempengaruhi pengunjung melakukan tindakan. Desire (X10) Peubah desire memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur desire yang tinggi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi. Peubah desire berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi unsur desire lebih kecil sama dengan 0.05 sehingga hipotesis 6 diterima. Dapat disimpulkan bahwa unsur pesan desire mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif sehingga pengunjung semakin terdorong untuk melakukan tindakan. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan telah mampu mempengaruhi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru untuk terdorong melakukan tindakan. Perubahan tindakan dapat terjadi sebelum atau setelah mengunjungi website. Sebelum mengunjungi website, dapat terjadiperubahan tindakan untuk melakukan pencarian informasi lebih lanjut. Setelah itu, pengunjung mencari informasi melalui website sehingga keinginan yang telah dimiliki sebelumnya semakin kuat setelah melihat website dan pengunjung semakin terdorong untuk melakukan tindakan. 82 Action (X11) Peubah action memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pesan memiliki unsur action yang tinggi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi. Peubah action tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi unsur action lebih besar daru 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa unsur action website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh unsur pesan yang mengandung unsur untuk pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru melakukan tindakan tidak mempengaruhi pengunjung melakukan tindakan. Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet (X12) Peubah frekuensi pengunjung menggunakan internet memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi pengunjung menggunakan internet maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi. Peubah frekuensi pengunjung menggunakan internet tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi frekuensi pengunjung menggunakan internet lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan internet tidak mempengaruhi pengunjung melakukan tindakan. Mereka akan melakukan tindakan apabila terdapat keinginan dan informasi yang mereka peroleh telah mendorong mereka melakukan tindakan. Intensitas Terdedah Website (X13) Peubah intensitas terdedah website memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas pengunjung terdedah website maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi. Peubah intensitas terdedah website berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi intensitas terdedah websitelebih kecil sama dengan 0.05 sehingga hipotesis 6 diterima. Dapat disimpulkan bahwa intensitas pengunjung terdedah website mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif sehingga nilai positif intensitas terdedah website terbukti. Hal ini dapat disebabkan oleh setelah seseorang mencari informasi yang mereka butuhkan, seseorang cenderung akan merasa tertarik. Perasaan dan emosi tersebut nantinya akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Tindakan yang dilakukan seperti mencari tahu lebih lanjut, membeli, maupun 83 mengunjungi. Internet merupakan salah satu sumber informasi yang lengkap dan mudah untuk diakses. Seringnya seseorang terdedah suatu informasi melalui internet tersebut cenderung akan membuat seseorang melakukan tindakan. Pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menyatakan bahwa mereka akan semakin sering membuka website (mencari informasi lebih lanjut) apabila mereka membutuhkan suatu informasi. Hal ini seperti yang dituturkan oleh salah satu responden: “… Saya sekitar 4-5 kali terus menerus buka website buat dapet info, walaupun kita akhirnya survey langsung ke tempat dulu sebelum ke sini…” (WS, 19) Frekuensi Pengunjung Memperbaharui Informasi (X14) Peubah frekuensi pengunjung memperbaharui informasi memiliki nilai positif terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi pengunjung memperbaharui informasi maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif akan semakin tinggi. Peubah frekuensi pengunjung memperbaharui informasi tidak berpengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif secara signifikan. Berdasarkan Tabel 31, nilai signifikansi frekuensi pengunjung memperbaharui informasi lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal ini disebabkan oleh informasi yang terdapat dalam website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru masih kurang diperbaharui secara berkala sehingga pengunjung website akan melihat informasi yang sama seperti waktu pertama kali mereka membukanya. Oleh karena itu, ketika informasi yang terdapat dalam website telah diperbaharui maka akan lebih mudah pengunjung untuk melakukan tindakan. 84 85 PENUTUP Simpulan Sesuai dengan hasil-hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya dapat dibuat beberapa kesimpulan seperti berikut ini: 1. Website telah memiliki desain yang cukup baik, kesediaan gambar dan informasi yang lengkap, unsur dalam pesan yang cukup sehingga pengunjung telah menyadari adanya Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, mencari informasi lebih lanjut, tertarik untuk berkunjung atau melakukan pembelian, serta melakukan kunjungan dan pembelian. Pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru mayoritas tergolong Umur Dewasa (21-45 tahun), pengunjung berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan lakilaki, pendidikan tergolong rendah, motivasi pengunjung adalah mengikuti program-program pelatihan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru adalah karakteristik pengunjung (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat motivasi), karakteristik website yang tergolong cukup baik, dan tingkat keterdedahan pengunjung. yang tergolong sedang. Tingkat keterdedahan pengunjung terdiri atas frekuensi pengunjung menggunakan internet tergolong sedang, intensitas pengunjung terdedah website tergolong sedang, dan frekuensi pengunjung memperbaharui informasi tergolong sedang. 3. Efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru belum terbukti efektif. Hal ini disebabkan oleh websitecenderung masih belum interaktif dan konsep website bersifat minimalis hanya dengan menggunakan satu warna dasar, yaitu biru. Selain itu, pengunjung mengunjungi website untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, bukan mengetahui Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dari website. Pengunjung mengetahui Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dari media lain (seperti televisi, kerabat, atau karena telah mengenal pendiri Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terlebih dahulu). Saran Saran yang dapat diberikan sesuai hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah: 1. Pihak Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru telah berhasil memanfaatkan media-media komunikasi pemasaran sebagai alat untuk membuat pengunjung menyadari adanya Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Sebaiknya pemanfaatam media website lebih ditingkatkan lagi. Tampilan website perlu diubah agar menjadi lebih menarik. Pemilihan warna diselaraskan dengan citra Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Konsistensi pemilihan warna juga diperlukan apabila ingin menggunakan komposisi warna yang beragam. Tipografi sebaiknya dicari yang dapat menonjolkan ciri khas dari Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Informasi mengenai lokasi sebaiknya lebih diperjelas, seperti mencantumkan denah lokasi. Informasi dan gambar 86 mengenai produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan oleh Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru juga sebaiknya diperjelas dan diperbaharui secara berkala. Tipografi yang menjelaskan hal-hal tersebut juga sebaiknya diperhatikan agar pengunjung nyaman saat mengunjungi website. 2. Pihak Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sudah menawarkan paket wisata yang menarik. Untuk itu, perlu ditingkatkan kembali fasilitas yang ada. Fasilitas ditingkatkan dengan tujuan agar pengunjung tidak kecewa saat mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Selain itu, diperlukan perbaharuan program-program pelatihan atau dibuat jadwal program-program pelatihan sehingga pengunjung akan merasa lebih tertarik untuk mengunjungi atau mengunjungi kembali Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. 3. Pihak Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebaiknya mengumpulkan data jumlah pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru agar dapat mengevaluasi peningkatan atau penurunan jumlah pengunjung. 87 DAFTAR PUSTAKA BPKP. 2009. Undang-Undang No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan. [Internet]. [dikutip tanggal 16 Juni 2012]. Dapat diunduh dari: http://www.bpkp.go.id/ Kemendagri. 20 November 2013. [Internet]. [dikutip tanggal 20 November 2013]. Dapat diunduh dari: http://prodesker.pdm.kemendagri.go.id Kennedy JE dan Soemanagara RD. 2006. Marketing communication: taktik dan strategi. Jakarta [ID]: PT. BHUANA ILMU POPULER. 216 hal. Kotler P dan Keller KL. 2009. Manajemen pemasaran. (Alih bahasa dari bahasa Inggris oleh Sabran B). Edisi 13. Jilid 2. Jakarta [ID]: Erlangga. 412 hal. [Judul asli: Marketing Management, Thirteenth Edition]. Kusumasuti YI. 2009. Komunikasi bisnis. Bogor [ID]: IPB Press. Nurdiana N. 2004. Proses pengembangan agrowisata kawasan Gunung Salak Endah. [Tesis]. [Internet]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789 /8453/2004nnu.pdf?sequence=4 Pamurladi B. 2006. Pengembangan agrowisata berwawasan lingkungan (Studi Kasus Desa Wisata Tingkir). [Tesis]. [Internet]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. Dapat diunduh dari: http://eprints.undip.ac.id/15372/1/ BambangPamulardi.pdf Rahayu S. Februari 2005. Aplikasi SPSS versi 12.00 dalam riset pemasaran. Bandung [ID]: ALFABETA. 309 hal. Rangkuti F. 2009. Strategi promosi yang kreatif dan analisis kasus integrated marketing communication. Jakarta [ID]: Gramedia Pustaka Utama. 327 hal. Severin WJ dan Tankrad JW. 2001. Teori komunikasi: sejarah, metode, dan terapan di dalam media massa. Edisi kelima. Jakarta [ID]: Prenada Media. 448 hal. Sumarwan U. 2004. Perilaku konsumen: teori dan penerapannya dalam pemasaran. Bogor [ID]: Ghalia Indonesia. 368 hal. Ulum AS. 2012. Presentasi umum tentang website. [dikutip tanggal 16 Juni 2013]. Dapat diunduh dari: Dapat diunduh dari: http://www.library.upnvj.ac.id/ pdf/2s1hi/204612086/sk204612086.pdf Usman Hdan Akbar PS. 2008. Metodologi penelitian sosial. Jakarta[ID]: PT. Bumi Aksara. 259 hal. Yusuf O. 13 Desember 2012. 2013, pengguna internet Indonesia bisa tembus 82 juta. [Internet]. [dikutip tanggal 12 Juni 2012]. Tekno Kompas. Dapat diunduh dari : http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013. pengguna. internet.indonesia.bisa.tembus.82.juta 88 LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penelitian Kegiatan Penyusunan Proposal Skripsi Kolokium Perbaikan Proposal Skripsi Pengambilan Data Lapang Pengolahan dan Analisis Data Penulisan Draft Skripsi Uji Petik Sidang Skripsi Perbaikan Laporan Skripsi Mei Juni September 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 Desember 4 1 2 3 Januari 4 1 2 3 4 89 Lampiran 2 Daftar Nama Responden No. Nama 1 2 NY RN 3 WN 4 5 6 WD PZ SV 7 8 9 PP SW NZ 10 AS 11 IT 12 RW 13 NS 14 LI 15 MY 16 MR 17 WS 18 EV 19 SR 20 PL 21 22 EN FI Jenis Tingkat Pendidikan Kelamin 40 Perempuan Sarjana 36 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 37 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 44 Perempuan D1/D2/D3 30 Perempuan D1/D2/D3 40 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 42 Perempuan D1/D2/D3 41 Perempuan D1/D2/D3 34 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 38 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 37 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 35 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 39 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 38 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 34 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 40 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 19 Laki-Laki SMA/SMK/MA atau Sedejarat 20 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 19 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 20 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 21 Perempuan Sarjana 20 Laki-Laki SMA/SMK/MA atau Usia Motivasi Kunjungan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Membeli produk dan mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Mengikuti program pelatihan Membeli produk dan 90 23 HD 24 PS 25 WA 26 SP 27 AF 28 NS 29 PA 30 AR Sedejarat 20 Laki-Laki SMA/SMK/MA atau Sedejarat 21 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 20 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 22 Laki-Laki SMA/SMK/MA atau Sedejarat 22 Laki-Laki SMA/SMK/MA atau Sedejarat 45 Perempuan SMA/SMK/MA atau Sedejarat 22 Laki-Laki Sarjana mengikuti program pelatihan Membeli produk dan mengikuti program pelatihan Membeli produk dan mengikuti program pelatihan Membeli produk dan mengikuti program pelatihan Membeli produk dan mengikuti program pelatihan Membeli produk dan mengikuti program pelatihan Sekedar melihat-melihat Membeli produk dan mengikuti program pelatihan 21 Perempuan SMA/SMK/MA atau Membeli produk Sedejarat 91 Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda 92 93 94 95 Lampiran 4 Dokumentasi 96 RIWAYAT HIDUP Jazaul Aufa, putri tunggal dari pasangan Rofiqur Ridlo dan Aminah Swarnawati. Lahir di Jakarta tanggal 2 November 1993. Tahun 1996, pendidikan playgrup dan taman kanak-kanak ditempuh penulis di Taman Kanak-kanak Nurul Iman Kompleks Bukit Nusa Indah, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Tahun 1999-2005, penulis melanjutkan pendidikan dasarnya ke Sekolah Dasar Islam (SDI) Al-falaah. Tahun 2005-2008, penulis melanjutkan pendidikan menengah ke Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 70, Bulungan, Jakarta Selatan. Penulis berhasil menyelesaikan pendidikan SMA dengan program akselerasi selama 2 tahun dari tahun 2008 hingga 2010. Setelah lulus dari jenjang pendidikan SMA pada tahun 2010, melalui Ujian Tes Mandiri (UTM), penulis berhasil diterima di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor dan melanjutkan pendidikan perguruan tingginya di sana. Selama peneliti menuntut ilmu di Institut Pertanian Bogor penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Penulis aktif menjadi anggota Himpunan Profesi (HIMPRO) HIMASIERA divisi Advertising and Multimedia selama 2 tahun. Selain itu, penulis juga tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiwa (UKM) MAX!! IPB divisi Event Organizer. UKM MAX!! IPB tergerak dalam bidang seni musik. Disamping itu, penulis juga mempunyai berbagai pengalaman kepanitiaan, seperti dalam acara Jas Biru KPM, E’SPENT, MPD Ceria 48, INDEX 2012, HOT, ACRA 2012, dan lain sebagainya.