iii kerangka pemikiran

advertisement
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan
dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam
penelitian. Selain itu, teori merupakan acuan untuk menjawab permasalahan.
3.1.1 Teori Investasi
Investasi dapat didefinisikan dengan suatu kegiatan mengalokasikan atau
menanamkan sumberdaya saat ini dengan tujuan mendapatkan manfaat di masa yang
akan datang. Untuk memnuhi hal tersebut maka harus diperhatikan aspek-aspek yang
berkaitan dengan investasi yaitu aspek uang merupakan aspek yang ditanam dan
diharapkan manfaatnya dikemudian hari, aspek waktu yang digunakan untuk menilai
kelayakan. Investasi adalah awal dari kegiatan ekonomi di masyarakat. Investasi
dapat dilakukan oleh semua pihak baik oleh masyarakat sebagai kegiatan bisnis dan
pemerintah sebagai penyelenggara kegiatan untuk pelayanan kebutuhan masyarakat
dimana uang menjadi tugas utamanya. Masyarakat melakukan investasi dikarenakan
untuk mememnuhi kebutuhan hidup yaitu barang dan jasa, dan untuk memenuhi
keinginan.
i
Gambar 1. Kurva Investasi
I
Keterangan : i : Suku Bunga
I : Investasi
23
Kurva pada Gambar 1 menggambarkan permintaan investasi yang
menunjukkan berbagai volume atau besarnya investasi yang akan dilakuken pada
berbagai tingkat suku bunga. Kurva permintaan investasi berbentuk berlereng
menurun dari kiri atas ke kanan bawah atau berlereng negatif. Dari pola hubungan
antara investasi dan tingkat suku bunga dapat ditarik kesimpulan bahwa permintaan
investasi merupakan fungsi dari suku bunga dan hubungan antara dua variabel itu
merupakan hubungan negatif. Hal ini mempunyai arti bahwa bila hal-hal lain tetap
(ceteris paribus), pada tingkat suku bunga yang lebih rendah volume investasi akan
lebih besar, sedangkan pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi volume investasi
lebih tinggi.
3.1.2 Defenisi Studi Kelayakan
Menurut Nurmalina et al. (2009) studi kelayak bisnis merupakan penelahaan
atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil
bila dilaksanaknan. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis
telah menuntut perlu adanya penilaian sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut
dapat memberikan manfaat bila bisnis dilakukan.
Menurut Gittingger (1986) proyek merupakan suatu kegiatan yang
mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan
secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan,
pembiayaan dan pelaksanaan dalam satu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan
dan pelaksanaan proyek adalah siklus proyek yang terdiri dari tahap-tahap
identifikasi, persiapan dan analisis penilaian , pelaksanaan dan evaluasi menurut
Noor, Henry (2009).
Proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang mengunakan sumbersumber untuk mendapatkan manfaat dengan harapan akan mendapatkan hasil
menurut Kadariah (1999). Sedangkan menurut Umar (2005) proyek adalah suatu
usaha yang direncanakan sebelumnya dan memerlukan sejumlah pembiayaan serta
penggunaan masukan lain yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu dan
24
dilaksanakan dalam suatu bauran produk yang sudah ada dengan menginvestasikan
sumberdaya yang ada secara independen.
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis
dilaksanakan dengan berhasil menurut Husnan dan Muhammad (2000). Analisis
kelayakan dilakukan untuk melihat apakah suatu bisnis dapat memberikan manfaat
atas investasi yang akan ditanamkan. Menurut Umar (1999) studi kelayakan bisnis
adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu investasi dilaksanakan.
Hasil kelayakan merupakan perkiraan suatu bisnis menghasilkan keuntungan yang
layak bila telah dioperasionalkan. Perkiraan keberhasilkan mungkin dapat ditafsirkan
berbeda-beda sesuai dengan pihak yang menjalankan tujuan bisnis.
Analisis kelayakan penting dilakukan sebagai evaluasi bisnis yang dijalankan
pihak yang membutuhkan studi kelayakan antara lain:
1.
Investor
Investor merupakan pihak yang menanamkan dana atau modal suatu bisnis yang
lebih memperhatikan prospek usaha tersebut ( tingkat keuntungan).
2.
Kreditur
Pihak yang membutuhkan studi kelayakan untuk memperhatikan segi keamanan
dana yang dipinjamkan untuk kegiatan bisnis.
3.
Permerintah
Pihak yang lebih berkepentingan dengan manfaat bagi perekonomian nasional
dan pendapatan pemerintah atas pajak yang diberikan bisnis tersebut.
Hal-hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan bisnis investasi
jika seseorang melihat suatu kesempatan usaha, yaitu apakah kesempatan usaha
tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah kita bisa mendapatkan suatu
tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut. Menurut Husnan (2000)
suatu studi kelayakan menyangkut tiga aspek yaitu :
1.
Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi bisnis itu sendiri atau manfaat finansial.
Artinya apakah bisnis tersebut cukup menguntungkan bila dibandingkan dengan
risiko bisnis.
25
2.
Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi negara tempat bisnis tersebut dilaksanakan,
yang menunjukkan manfaat bisnis tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.
3.
Manfaat sosial bisnis tersebut bagi masyarakat disekitar bisnis.
Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan
mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu tujuan dari
dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah untuk menghindari keberlanjutan
penanaman modal yang cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak
menguntungkan.
3.1.3 Aspek Kelayakan Usaha
Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang
dapat menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha dapat
berjalan dengan baik. Menurut Kadariah (1999) terdapat enam aspek yang dibahas
dalam studi kelayakan, antara lain aspek teknis, aspek manajerial dan administrasi,
aspek organisasi, aspek komersial, dan aspek ekonomis.
Menurut Gittinger (1986) analisis dan persiapan proyek terbagi menjadi enam
aspek yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Keenam aspek tersebut
adalaha :
a.
Aspek Teknis
Aspek teknis berhubungan dengan input proyek ( penyediaan ) dan output
( produksi ) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Aspek teknis terdiri dari
lokasi proyek, besaran skala operasional untuk mencapai kondisi yang ekonomis,
kriteria pemilihan mesin dan equipment , proses produksi serta ketepatan
penggunaan teknologi.
b.
Aspek Komersial
Dalam aspek ini suatu proyek harus dihubungkan dengan permintaan dan
penawaran pasar. Untuk memperoleh hasil pemasaran yang diinginkan,
perusahaan harus menggunakan alat-alat pemasaran yang membentuk suatu
bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar
26
sasaran (Kotler,2002). Aspek komersial pada studi kelayakan mencakup
permintaan, penawaran, harga, program pemasaran yang akan dilaksanakan serta
perkiraan penjualan dari barang atau jasa yang akan diproduksi.
c.
Aspek institutional-organisasi-manajerial
Dalam aspek institusional memerlukan beberapa hal yang harus dipenuhi atau
usaha seperti bentuk badan usaha yang digunakan, akta, sertifikat dan izin yang
diperlukan dalam menjalankan usaha. Aspek organisasi menganalisis mengenai
bentuk organisasi, struktur organisasi, garis wewenang, alur koordinasi dan alur
keputusan. Aspek manajemen memfokuskan pada kondisi internal perusahaan.
Aspek-aspek manajemen yang dilihat pada study kelayakan terdiri dari
manajemen pada masa pembangunan yaitu pelaksanaan proyek, jadwal
penyelesaian proyek, dan pelaksanaan studi masing-masing aspek serta
manajemen pada operasi yaitu deskripsi jabatan, personil kunci dan jumlah
tenaga kerja yang dipergunakan.
d.
Aspek Sosial Lingkungan
Aspek sosial lingkungan terdiri dari pengaruh proyek terhadap penghasilan
negara, devisa negara, peluang kerja dan pengembangan wilayah dimana proyek
dilaksanakan. Dalam aspek ini juga dikaji mengenai dampak negatif terhadap
lingkungan sekitar yang diakibatkan oleh proyek itu sendiri.
e.
Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi mengkaji tentang kontribusi proyek atau usaha yang dijalankan
terhadap perekonomian secara keseluruhan. Aspek ekonomi dalam persiapan dan
analisis proyek membutuhkan pengetahuan mengenai apakah suatu proyek yang
diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan
perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam
menentukan penggunaan sumber-sumber daya yang diperlukan. Dalam aspek ini
sudut pandang yang diambil dalam analisis ekonomi adalah masyarakat secara
keseluruhan.
27
f.
Aspek Finansial
Aspek finansial berkaitan dengan pengaruh secara finansial terhadap proyek yang
sedang dilaksanakan. Hal ini menggambarkan keuntungan atau manfaat yang
diterima perusahaan secara internal dari adanya proyek tersebut.
Secara umum aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis meliputi
aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi dan
budaya, aspek lingkungan dan finasial (Nurmalina et al.2009). Menurut Umar (1999)
aspek-aspek analisis kelayakan terdiri dari aspek teknis, aspek pasar, aspek yuridis,
aspek manajemen, aspek lingkungan dan aspek finansial. Penialain untuk menentukan
kelayakan harus didasarkan kepada seluruh aspek yang akan dinilai, tidak berdiri
sendiri. Jika ada aspek yang kurang layak akan diberikan beberapa saran perbaikan
sehingga memenuhi kriteria yang layak. Namun apabila tidak dapat memenuhi
kriteria tersebut sebaiknya jangan dijalankan menurut Husnan dan Muhammad
(2000). Dimana aspek-aspek analisis kelayakan dibagi menjadi:
a.
Aspek Pasar
Aspek pasar merupakan perkiraan dan peramalan dari pasar potensial. Dalam
melakukan kegiatan pemasaran dibutuhkan strategi pemasaran yang terencana untuk
memasuki pasar yang telah ada dan berkembang. Menurut Kotler (2002), pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Bauran
pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran (marketing
mix) meliputi 4 P yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi
(promotion). Produk adalah penawaran berwujud perusahaan kepada pasar yang
mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. Harga adalah
jumlah uang yang pelanggan bayarkan untuk produk tertentu. Tempat adalah berbagai
bentuk kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh
dan tersedia bagi pelanggan. Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan oleh
28
perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya ke pasar
sasaran.
Hal yang mendasari dari aspek ini adalah seberapa besar orientasi pasar akan
mempengaruhi kemampuan penyerapan produk. Aspek tersebut meliputi permintaan
untuk mengetahui perkembangan permintaan dari setiap periode, penawaran untuk
membuat prediksi jumlah produk yang akan ditawarkan pada pasar. Selain itu
ketetapan harga dibutuhkan berdasarkan kemampuan daya beli pasar dan kualitas
produk yang ditawarkan.
b. Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan
proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun
(Husnan dan Muhammad,2000). Aspek ini mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan
teknis atau operasi antara lain lokasi bisnis, skala operasional atau luas produksi,
proses produksi, layout serta kriteria pemilihan teknologi dan equipment (Nurmalina
et al.2009). Aspek teknis ini lebih menekankan pada apakah secara teknis pilihan
teknologi yang dipakai dapat dilaksanakan secara layak atau tidak. Pada aspek teknis
dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan apa saja yang diperlukan dan
bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan, kapasitas produksi, jenis
teknologi yang dipakai, perlengkapan peralatan dan mesin, lokasi pabrik dan
pengawasan kualitas.
c.
Aspek Manajemen
Menurut Terry (1977) manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari
perencanaan (planning), organisasi (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengendalian (controlling) yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan menggunakan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Manajemen merupakan hal yang paling penting dalam membuat suatu rencana yang
akan dijalankan sehingga hasilnya pun akan maksimal. Dalam membuat suatu
keputusan investasi dibutuhkan gambaran mengenai rencana kegiatan yang akan
dijalankan terkait dengan tenaga kerja yang dibutuhkan dan pembagian kerja yang
29
sesuai. Pada intinya aspek manajemen digunakan untuk mengetahui apakah rencana
yang dibuat sudah terlaksana, terkendali dan berjalan dengan baik.
Aspek
manajemen
mempelajari
tentang
manajemen
dalam
masa
pembangunan bisnsi dan manajemen dalam masa operasi. Pengkajian aspek
manajemen pada dasarnya menilai para pengelola bisnis dan struktur organisasi yang
ada. Bisnis yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang
profesional
mulai
dari
merencanakan,
melaksanakan
sampai
dengan
mengendalikannya agar tidak terjadi penyimpangan. Demikian pula dengan struktur
organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan bisnisnya (Husnan dan
Muhammad,2000).
d. Aspek Hukum
Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan
(dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya) dan mempelajari jaminanjaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa
pinjaman, berbagai akta, seertifikat dan izin. Disamping hal tersebut aspek hukum
dari suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar
kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain.
e.
Aspek Sosial dan lingkungan
Aspek ini menekankan pada seberapa besar penambahan kesempatan kerja
atau pengurangan pengangguran. Aspek ini mempelajari pemerataan kesempatan
kerja dan bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi
bisnis. Aspek sosial memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin
dialami oleh masyarakat sekitar lokasi bisnis. Dalam menyusun analisis kelayakan
usaha diperlukan informasi diluar lingkungan perusahaan untuk mengetahui seberapa
jauh lingkungan luar tersebut memberikan peluang sekaligus ancaman bagi rencana
bisnis. Selain itu aspek ini dapat mengetahui apa saja yang dapat disumbangkan oleh
proyek bisnis bagi lingkungan luar jika bisnis telah direalisasikan. Aspek ini terdiri
dari pengaruh proyek terhadap penghasilan, devisa negara, penciptaan kesempatan
kerja, kualitas hidup masyarakat, kontribusi bisnis dan dampak lingkungan yang
merugikan dari keberadaan bisnis.
30
f.
Aspek Finansial
Dalam mengkaji aspek finansial diperhitungkan berapa jumlah dana yang
dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis.
Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan
manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek menguntungkan selama umur bisnis
berlangsung (Husnan dan Muhammad,2000). Aspek ini bertujuan untuk menilai
biaya-biaya apa saja yang akan dihitung dan berapa besar biaya-biaya yang akan
dikeluarkan, seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika bisnis dijalankan.
Hal-hal yang diteliti dalam aspek ini adalah lama pengembalian investasi yang
ditanamkan, sumber pembiayaan, tingkat suku bunga yang berlaku, biaya kebutuhan
investasi, dan aliran kas ( cashflow ).
3.1.4 Teori Biaya dan Manfaat
Pada analisis usaha, tujuan-tujuan analisis harus disertai dengan defenisis
biaya-biaya dan manfaat. Biaya dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat dan segala sesuatu yang membantu
tujuan (Gittinger,1986). Biaya yang diperlukan dalam suatu usaha atau bisnis
dikategorikan sebagai berikut:
a.
Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaanya bersifat jangka
panjang seperti tanah, bangunan, pabrik dan mesin.
b.
Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang diperlukan
pada saat usaha mulai dilaksanakan seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja.
c.
Biaya lainnya seperti pajak, bunga dan pinjaman.
Penerimaan dan biaya merupakan
variabel-variabel penting untuk
mengetahui kondisi bisnis suatu perusahaan. Dengan diketahuinya penerimaan total
(Total Revenue atau TR) dan total biaya (Total Cost atau TC) yang dikeluarkan.
Manfaat dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan
kontribusi terhadap suatu usaha atau proyek. Manfaat dapat dibedakan menjadi :
31
a.
Manfaat langsung yaitu manfaat yang secara langsung dapat diukur dan
dilaksanakan sebagai akibat dari investasi seperti peningkatan pendapatan dan
kesempatan kerja.
b.
Manfaat yang tidak langsung yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan
tidak langsung dari usaha dan bukan merupakan tujuan utama seperti rekreasi.
Kriteria yang biasa digunakan sebagai dasar persetujuan atau penolakan suatu
proyek atau usaha yang dilaksanakan adalah kriteria investasi. Dasar penialaian
investasi adalah perbandingan antara jumlah nilai yang diterima sebagai manfaat dari
investasi tersebut dengan manfaat-manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai
perbedaanya adalah berupa tambahan manfaat bersih yang akan muncul dari investasi
dengan adanya proyek (Gittinger,1986).
3.1.5 Analisis Kelayakan Investasi
Analisis kelayakan investasi diukur berdasarkan ukuran kriteri-kriteri
investasi. Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan
biaya yang dikeluarkan dalam suatu proyek dengan cara menggunakan perhitungan
berdiskonto dan tidak berdiskonto. Perbedaanya terletak pada konsep Time Value of
Money yang diterapkan pada perhitungan berdiskonto.
3.1.6 Analisis Finansial
Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal pendanaan
dan aliran kas, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bisnis yang dijalankan.
Menurut Husnan dan Suswarsono (2000) merupakan suatu analisis yang
membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis
akan menguntungkan selama umur bisnis yang terdiri dari:
Aspek finansial ini mengkaji beberapa analisis kelayakan finansial yang
digunakan yaitu, Net B/C Ratio, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR) dan Payback Period (PP),Laba rugi dan Analisis Sensitivitas.
32
a.
Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih
(manfaat neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan
selisih antara nilai sekarang arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang arus biaya
menurut Gittinger (1986). Adapun kriteria penilaian untuk NPV adalah sebagai
berikut:
1) Jika NPV > 0, maka usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan.
2) Jika NPV < 0, maka usaha yang dijalankan tidak layak untuk dilaksanakan.
3) Jika NPV = 0, maka usaha yang dijalankan tidak rugi dan tidak untung.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga maksimum yang
dapat dibayar oleh bisnis untuk sumberdaya yang digunakan karena bisnis
membutuhkan dana lagi untuk biaya-biaya operasi dan investasi dan bisnis baru
sampai pada tingkat pulang modal menurut Gittinger (1986). Sedangkan menurut
Umar (2005) metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan
nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas,
dengan mengeluarkan investasi awal. Apabila IRR sama dengan tingkat discount
maka usaha tidak dapat mendapatkan untung atau rugi, tetapi jika IRR < tingkat
discount rate maka usaha tersebut tidak layak diusahakan, sedangkan apabila IRR >
tingkat discount rate maka usaha tersebut layak untuk diusahakan.
c.
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Net benefit cost ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara present
value yang dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang
negatif (Kadariah,1986). Jika Net B/C ratio >1, maka proyek tersebut layak untuk
diusahakan karena setiap pengeluaran sebanyak Rp. 1 maka akan menghasilkan
manfaat sebanyak Rp. 1. Jika Net B/C < 1 maka proyek tersebut tidak layak untuk
diusahakan karena setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih
kecil dari pengeluaran.
33
d. Payback Period (PP)
Payback period (PP) digunakan dengan tujuan untuk menghitung jangka
waktu pengembalian modal investasi yang digunakan untuk membiayai bisnis.
Payback period adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang
ditanamkan dalam bisnis tersebut dapat dikembalikan.
e.
Analisis Laba Rugi
Analisis laba rugi adalah laporan yang berisi tentang total penerimaan
pengeluaran dan kondisi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu
tahun produksi. Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya
mencapai tujuannya selama periode tertentu. Laporan laba rugi mengandung sebuah
informasi yang penting tentang suatu usaha, yaitu laba atau rugi bersih.
1) Penghasilan
Penghasilan perusahaan dapat diperoleh dari penjualan total terhadap produk
yang dihasilkan selama periode yang tertentu. Penjualan merupakan sumber
penghasilan utama bagi perusahaan. Penjualan bersih diperoleh dari penjualan kotor
dikurangi penjualan yang dikembalikan (return).
2) Biaya
Biaya mencakup semua pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan. Secara
garis besar, macam-macam biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya tetap,
biaya variabel, pajak, rugi yang diakibatkan penjualan aktiva tetap dan penyusutan
barang investasi.
3) Laba atau Rugi Bersih
Laba bersih dapat diperoleh dari seluruh penghasilan dikurangi seluruh biaya.
Jika nilai selisih tersebut adalah positif, maka nilai tersebut sebagai keuntungan
perusahaan, sedangkan nilai yang negatif menandakan kerugian perusahaan.
Besarnya laba bersih yang dapat dicapai akan menjadi ukuran sukses bagi
perusahaan.
f.
Analisis Sensitivitas
34
Analisis sensitivitas adalah suatu analisa untuk dapat melihat pengaruhpengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah (Gittinger 1986). Pada
bidang pertanian, bisnis sensitive berubah-ubah akibat empat masalah utama yaitu
perubahan harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan usaha, kenaikan biaya dan
perubahan volume produksi.
Analisis sensitivitas, dicari beberapa nilai pengganti pada komponen biaya
dan manfaat yang terjadi, yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan
investasi atau masih mendapatkan keuntungan normal. Keuntungan normal terjadi
apabila nilai NPV sama dengan nol (NPV=0). NPV sama dengan 0 akan membuat
IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C sama dengan 1 (cateris paribus).
Artinya, sampai tingkat berapa usaha yang akan dijalankan mentoleransi peningkatan
harga atau penurunan input dan penurunan harga atau jumlah output (Gittinger,
1986).
Parameter harga jual produk, jumlah penjualan dan biaya dalam analisis
finansial diasumsikan tetap setiap tahunnya ( cateris paribus ). Namun, dalam
keadaan nyata ketiga parameter dapat berubah-ubah sejalan dengan pertambahan
waktu. Untuk itu, analisis sensitivitas perlu dilakukan untuk melihat sampai berapa
persen penuruan harga atau kenaikan biaya yang terjadi dapat mengakibatkan
perubahan dalam kriteria kelayakan investasi dari layak menjadi tidak layak.
Batas-batas maksimal perubahan parameter ini sangat mempengaruhi dalam
hal layak atau tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Semakin besar persentase yang
diperoleh misalnya persentase kenaikan harga pakan dan DOC maka menunjukkan
bahwa usaha tersebut tidak peka atau tidak sensitif terhadap perubahan parameter
yang terjadi.
3.2
Kerangka Pemikiran Operasional
Meningkatnya segala kebutuhan masyarakat yang diakibatkan perubahan
peningkatan pendapatan membuat masyarakat ingin hidup lebih nyaman. Akan tetapi
peningkatan tersebut tidak sebanding dengan peningkatan penyediaan produk-produk
kebutuhan salah satunya telur ayam ras. Kurangnya pasokan telur pada
usaha
35
peternakan ayam petelur sangat potensial dan diperkirakan akan semakin berkembang
apabila dilakukan pengembangan.
Berdasarkan kondisi pertumbuhan ayam petelur yang cenderung statis
sedangkan kebutuhan telur dalam negeri semakin meningkat setiap tahunnya,
sehingga terjadi ketidakseimbangan antara permintaan telur dengan populasi ayam.
Mengingat pertumbuhan ekonomi sekarang ini dan banyaknya program-program
pemerintah yang menciptakan dunia agribisnis terlibat dalam program pemerintah
tersebut. Program pemerintah yang menunjukkan nilai positif bagi para peternak yang
mau bergerak di bidang peternakan salah satunya peternakan ayam petelur.
Dian Layer Farm merupakan salah satu perusahaan swasta yang ada di daerah
Darmaga yang bergerak dalam bidang agribisnis berkeinginan mengambil langkah
untuk menjalankan program pemerintah sehingga dibukanya peternakan ayam
petelur. Keinginan tersebut berawal dari tingkat permintaan telur dan daging serta
perbaikan gizi oleh masyarakat yang membangkitkan semangat para peternak
khususnya Dian Layer Farm untuk menambah produksi telur ayam.
Usaha peningkatan produksi telur ini berawal pada permintaan yang telah
didapatkan Dian Layer Farm mengalami peningkatan. Dian Layer Farm melakukan
perubahan teknologi dengan cara merubah bentuk kandang batrei yang digunakan
untuk produksi menjadi lebih efisien dan menguntungkan. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada produksi dan harga input juga perlu diperhatikan terhadap manfaat
dan keuntungan yang akan diperoleh. Mengigat besarnya biaya investasi yang akan
dikeluarkan maka diperlukan suatu analisis kelayakan usaha. Analisis kelayakan
usaha ini dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek pasar, aspek
teknis, aspek
manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, aspek hukum serta aspek
finansial yang dibagi menjadi kondisi DLF pada awal dan kondisi DLF pada saat
pengembangan.
Aspek teknis mengkaji lokasi proyek, perkandangan, teknologi yang
digunakan, bagaimana cara melakukan pemeliharaan dan kegiatan produksi. Aspek
pasar mengkaji pasar input, bagaimana pemasaran dari produk output, bagaimana
permintaan pasar, harga output dan proyeksi permintaan output kedepan. Aspek
36
manajemen mengkaji bentukan organisasi dari perusahaan dan struktur di perusahaan.
Aspek hukum mengkaji bentuk usaha, izin dalam menjalankan usaha. Aspek finansial
mengkaji NPV,IRR, Net B/C Rasio, PP, L/R dan sensitivitas. Dari keterangan
tersebut dapat dilihat secara keseluruhan usaha ternak ayam ras petelur apakah layak
atau tidak layak untuk dijalankan. Adapun alur kerangka pemikiran operasionalanya
dapat dilihat pada Gambar 2.
37
Prospek Usaha Dian Layer Farm
Konsumsi Telur Yang Meningkat
Kebutuhan Pasar Yang Belum Terpenuhi
Dian Layer Farm Meningkatan Produksi Telur Ayam Ras
Analisis Kelayakan Usaha
Aspek Non Finansisal
- Aspek teknis
- Aspek pasar
- Aspek manajemen
- Aspek hukum
- Aspek sosial dan
lingkungan
Aspek Finansial
Awal dan Pengembangan
Kriteria Kelayakan Bisnis
NPV,IRR,Net B/C,PP, L/R
dan sensitivitas
Layak
Tidak
Dapat diusahakan
dan dikembangkan
Rekomendasi/
Perbaikan
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Kelayakan Usaha Peningkatan
Produksi Telur Ayam
38
Download