BAB II KAJIAN PUSTAKA Pemahaman Diri Siswa 1

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pemahaman Diri Siswa
1.
Pengertian Pemahaman Diri
Pemahaman diri banyak diperbincangkan oleh banyak orang
dan setiap orang mengartikan pemahaman diri menurut cara pandang
mereka masing-masing.
Maslow menyebutnya personal meaning yang dimuat Kira
pada yahoo answer menggambarkan bahwa meaning dialami dari
aktualisasi diri, individu yang termotivasi untuk mengetahui alasan
atau maksud dari keberadaan dirinya. Ia juga mengatakan bahwa
setiap individu memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhannya
dari yang sederhana sampai kebutuhan yang kompleks. Aktualisasi
diri adalah pencapaian suatu potensi terbesar dalam diri, menjadi yang
terbaik yang dapat dilakukannya, dan mencapai tujuan hidup dirinya.
Selalin
itu
Baumeister
mengatakan
bahwa
meaning
mengandung beberapa bagian kepercayaan yang saling berhubungan
antara benda, kejadian dan hubungan. Baumeister menekankan bahwa
meaning pada akhirnya memberikan arahan, intensi pada setiap
individu, di mana perilaku menjadi memiliki tujuan , daripada hanya
berperilaku berdasarkan insting atau impuls.
Menurut Reker yang di tulis oleh Maria Antoinete pada blog
http://rumahbelajarpsikologi.com, menjelaskan bahwa orang yang
memahami diri adalah mereka yang memiliki tujuan hidup, memiliki
arah, rasa memiliki kewajiban dan alasan untuk ada (eksis), identitas
diri yang jelas dan kesadaran sosial yang tinggi.
Pemahaman diri adalah suatu cara untuk memahami, menaksir
karakteristik, potensi dan atau masalah (gangguan) yang ada pada
individu atau sekelompok individu (buku ajar-pemahaman individu
teknik.non.html).
Menurut Santrock, Pemahaman diri (self – Understanding)
adalah gambaran kognitif remaja mengenai dirinya, dasar, dan isi dari
konsep diri remaja (http://tizarrahmawan.wordpress.com)
Menurut Hartono (2010: 209) pemahaman diri siswa SMA
adalah pengenalan secara mendalam atas potensi-potensi dirinya yang
mencakup ranah minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap yang
mana pengenalan siswa atas pribadinya sendiri mencakup dua sisi
yaitu pengenalan siswa atas keunggulannya dan pengenalan siswa
atas kekurangannya sendiri. Kekuatan merupakan seperangkat
kemampuan yang dimiliki siswa baik yang bersifat potensial maupun
aktual. Kekuatan siswa menggambarkan keunggulan, kehebatan
pribadi siswa, sedang kekurangan siswa adalah sejumlah keterbatasan
yang dimiliki siswa. Kekurangan siswa menggambarkan ketidak
mampuan siswa yang menjadi hambatan siswa dalam meraih cita-cita.
Dalam modul layanan informasi tentang pemahaman diri
yang disusun oleh tim konselor RSMABI Jawa Tengah pada
workshop penyusunan modul RSMABI Jawa Tengah tanggal 6 s/d 9
Nopember 2009 menggambarkan bahwa pengelan terhadap diri
sendiri merupakan kemampuan seseorang dalam mengeksplorasi
potensi diri sendiri yang terdiri dari potensi fisik dan potensi psikis.
Potensi psikis yaitu kelebihan pada anggota badan, panca indera
beserta kekuatan/ kualitasnya, sedangkan potensi psikis yaitu seluruh
kemampuaqn dan kekuatan yang dimiliki seseorang yang berkaitan
dengan
kemampuan kejiwaan antara lain : intelektual(IQ), bakat,
minat, dan sifat, ciri-ciri kepribadian.
Sumber lain, dalam materi kuliah perencanaaan karier yang
susun di Universitas Negeri Malang (UM) jurusan Bimbingan
Konseling dan Psikologi menyatakan tujuan materi pemahaman diri
adalah membantu siswa mengeksplorasi kemampuan/ bakat, miatnya,
nilai-nilai kepribadian dan kemampuan emosioalnya dalam rangka
memahami diri dalam kaitannya dengan memasuki dunia kerja.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa pemahaman
diri adalah suatu situasi yang dialami individu dimana seseorang
mengenal tentang potensinya baik potensi fisik maupun potensi
psikisya sehingga individu memahami arah dan tujuan hidupnya atau
cita-cita. Potensi fisik yaitu sejumlah kemampuan yang ada pada
anggota badan dan panca indra individu sedangkan potensi psikis
individu mencakup minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap.
Pemahaman yang dimaksudkan disini tidak hanya terbatas pada
pengenalan siswa atas keunggulannya saja tetapi juga mencakup
pengelan siswa atas kekurangan yang ada dalam diri.
2. Tujuan Pemahaman Diri
Pemahaman diri merupakan aspek penting bagi
siswa SMA. Siswa yang memahamai diri lebih memiliki
peluang yang besar dalam meraih cita-cita dari pada
siswa yang belum mengenal dengan baik akan diri
mereka sendiri, karena mereka yang memahami diri
telah memahi kemampun, minat, kepribadian, dan nilai
termasuk kelebihan dan kekurangan yang ada dalam
diri mereka sehingga mereka memiliki arah dan tujuan
hidup yang realistis dimana mereka memilliki cita-cita
yang sesuai dengan potensi diri.
Menurut
Muhamat
Farid
(http://tizarrahmawan.wordpress.com)
ketika
seseorang
mengetahui kondisi dan gambaran tentang dirinya maka dia akan
dapat menjalani hidupnya dengan nyaman dan juga memiliki rasa
percaya diri yang kuat karena sudah memiliki pandangan diri yang
jelas.
Dalam materi kuliah yang disusun di Universitas
Negeri
Malang
dengan
materi
pemahaman
diri
ditujukan
agar siswa
mampu mempersiapkan diri
dalam memasuki dunia kerja, sehingga dapat mencapai
kesuksesan dalam karier.
Pemahaman diri atau disebut knowing yourself
oleh Levinson, Ohler, Caswell dan Kiewra merupakan
aspek penting dalam pengambilan keputusan ( dalam
Hartono, 2010: 61) selanjutnya kemampuan siswa
dalam pengambilan keputusan karier merupakan wujud
nyata dari kematangan perkembangan karier siswa.
Sedangkan kematanngan karier menurut Super ( dalam
Hartono, 2010: 63) memilki enam dimensi, yaitu; (1)
dimensi
membuat
pilihan
karier,
(2)
dimensi
kompetensi khusus tentang mencari informasi karier
dan keterampilan-keterampilan membuat perencanaan
karier,
dimensi
(3)
dimensi
konsistensi
pengenbangan
kebebasan
membuaat
konsep
keputusan
pilihan-pilihan,
diri,
(5)
karier,
(4)
dimensi
dan
(6)
dimensi konsistensi membuat pilihan yang realistis
berdasarkan tujuan pribadi.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa
tujuan pemahaman diri bagi siswa adalah:
a.
Mampu mengeksplorasi potensi diri mereka
yang
mencakup:
minat,
abilitas,
dan
cita-cita
sehingga individu dapat merencanakan karier yang
sesuai dengan potensi diri.
Siswa bisa mempersiapkan diri dengan baik
b.
dalam memasuki dunia kerja. Dengan persiapan
yang matang individu dapat mencapai kesuksesan
dalam berkarier.
c.
Siswa
mencapai
kematangan
dalam
perkembangan karier
d.
Siswa mampu mengambil keputusan karier
secara mandiri
3.
Ciri-ciri Siswa yang Memahami Dirinya
Siswa SMA merupakan usia dimana seseorang
mencapai kematangan kariernya. Kematangan karier
bagi siswa terbukti bila mereka mampu mengambil
keputusan karier secara mandiri, dimana kemandirian
itu tidak pernah terlepas dari pengaruh pemahaman diri
siswa.
Menurut
Bastaman
(dalamhttp://rumahbelajarpsikologi.com) menjelaskan dalam diri
seseorang yang memahami diri terjadi meningkatnya kesadaran atas
buruknya kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk
melakukan perubahan kearah kondisi yang lebih baik.
Almond (dalam http://rumahbelajarpsikologi.com) mereka
yang memahami diri yaitu; (1). Orang yang percaya bahwa hidupnya
bermakna , secara positif pasti meyakini konsep-konsep tertentu,
seperti humanistik, religiusitas, atau idiosyncratic yang berhubungan
dengan makna kehidupan, (2). Konsep meaning yang mereka yakini,
memunculkan kekonsistensian mereka untuk mencapai arah dan
tujuan hidup mereka, (3). Orang yang percaya bahwa hidup mereka
bermakna , entah hidup mereka sudah bermakna atau mereka yang
masih berusaha mencapai tujuan hidupnya, (4). Dalam proses
mencapai tujuan hidup yang mereka buat, dalam diri seseorang , akan
muncul perasaan signifikan pada diri mereka sendiri dan rasa bangga
terhadap kehidupan mereka.
Muhamat Farid, dalam tesisnya yang dimuat pada blog
http://eprints.uny.ac.id
menjelaskan
bahwa
ketika
seseorang
mengetahui kondisi dan gambaran tentang dirinya maka dia akan
dapat menjalani hidupnya dengan nyaman dan juga memiliki rasa
percaya diri yang kuat karena sudah memiliki pandangan diri yang
jelas.
Dalam sumber yang sama dijelaskan juga bahwa percaya
diri
terkait
dengan
(1)
self-concept
yaitu
bagaiman
Anda
menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat
potret
diri
Anda
secara
keseluruhan,
bagaimana
Anda
mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan, (2). Self-esteem:
sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda,
sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau
berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu
yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda, (3). Selfefficacy: sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang
Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan
dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan
general Self-efficacy atau sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda
di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut
dengan specific self-efficacy, (4). Self-confidence; sejauhmana Anda
punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan
sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk
berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan
self-efficacy.
Rahmat
Arif
Gunawan
menjelaskan
http://www.primagamasunterjaya.com
bahwa
dalam
sebuah
blognya
perjuangan
besar yang harus dilalui seseorang dalam kehidupan adalah
memahami diri, dengan memahami seseorang akan mampu mencapi
kesuksesan. Menurutnya pemahaman diri bias dicapai dengan jalan
berfikir positif dan memiliki kebiasaan yang efektif.
Dari uraian-uraian diatas penulis dapat menyimpulkan
siswa yang memahami diri memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
a.Percaya diri
Dalam kamus istilah Bimbingan dan konseling
yang ditulis Thantaway (http://belajarpsikologi.com) percaya
diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang
memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau
melakukan sesuatu tindakan.
Menurut Hakim (http://eprints.uny.ac.id) rasa percaya diri
yaitu suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan
yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa
mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.
Jadi, dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan
diri akan optimis di dalam melakukan semua aktivitasnya, dan
mempunyai tujuan yang realistik, artinya individu tersebut akan
membuat tujuan hidup yang mampu untuk dilakukan, sehingga apa
yang direncanakan akan dilakukan dengan keyakinan akan berhasil
atau akan mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.
Hakim juga mengemukakan cirri individu yang percaya diri
sebagai berikut:
1) Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu;
2) Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai;
3) Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam
berbagai situasi.
4) Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai
situasi;
5) Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang
penampilannya;
6) Memiliki kecerdasan yang cukup;
7) Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup;
8) Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang
kehidupannya, misalnya ketrampilan berbahasa asing;
9) Memiliki kemampuan bersosialisasi;
10) Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik;
11) Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi
kuat dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup;
12) Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah,
misalnya dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam
menghadapi persoalan hidup.
b. Befikir positif, dengan cirri sebagai berikut:
1)
melihat masalah sebagai tantangan
2)
menikmati hidupnya
3)
pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
4)
mengenyahkan pikiran negatif segeraa setelah melintas di
pikiran
5)
mensyukuri apa yang dimilikinya, bukan berkeluh kesah.
6)
tidak mendengarkan gosip dan isu yang tidak tentu
7)
Tidak banyak “excuse”, langsung action.
8)
Menggunakan bahasa positif, optimis.
9)
Menggunakan bahasa tubuh yang positif
10)
peduli pada citra diri sendiri
c. Memiliki kebiasaan yang efektif, dengan cirri
sebagai berikut:
4.
1)
Menjadi proaktif
2)
Merujuk pada tujuan akhir
3)
Mendahulukan yang utama
4)
Berpikir dan bertindak menang-menang
5)
Berusaha mengerti terlebih dahulu baru dimengerti
6)
Mewujudkan sinergi
7)
Melakukan evaluasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Diri Siswa
Pemahaman diri (minat, abilitas, kepribadian,
nilai-nilai dan sikap, kelebihan dan kekurangan) di
pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang turut mempengaruhi pemahaman
diri
ditentukan
Kepribadian
oleh
yang
diri
terbuka
terbuka
dan
berkonstribusi
tertutup.
positif
terhadap pemahaman diri, sedangkan kepribadian yang
tertutup adalah faktor penghambat dalam pemahaman
diri. Faktor eksternal (lingkungan) yang mempengaruhi
pemahaman diri antara lain, lingkungan keluarga,
teman sebaya, dan sekolah.
Menurut Hurlock (http://eprints.uny.ac.id) masa remaja
dikatakan sebagai masa transisi karena belum mempunyai pegangan,
sementara kepribadianya masih menglami suatu perkembangan,
remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisiknya.
Remaja masih labil dan mudah terpengaruh oleh lingkungan
sekitarnya. Remaja sebagai bagian dari generasi penerus yang
menjadi tonggak sebagai individu yang bermakna pada hari kemudian
diharapkan juga memiliki pemahaman tentang diri yang benar, hal
tersebut sangat diperlukan bagi setiap orang dalam menjalani
kehidupannya, sehingga di peroleh suatu gambaran yang jelas tentang
dirinya dan supaya sremaja bias menjalankan apa yang sudah
didapatkannya.
Pada kesempatan ini penulis lebih menekan pada
pengaruh lingkungan sekolah terhadap pemahaman diri
siswa
terletak
pada
peran
kepala
sekolah,
sataf
administrasi, guru mata pelajaran, dan peran konselor
sekolah dalam melaksanakan program bimbingan dan
konseling. Program bimbingan yang dilaksanakan oleh
konselor sekolah mencakup empat bidang antara lain;
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan karier,
dan bimbingan belajar. Untuk mewujudkan tujuan
bimbingan di sekolah, konselor perlu melaksanakan
berbagai
kegiatan
layanan
bantuan
dimana
salah
satunya adalah layanan informasi.
Pemahaman diri siswa SMA di pengaruhi oleh
pelaksanaan
layanan
informasi
dalam
bidang
bimbingan karier, yang mana materi dalam pemberian
informasi kepada siswa mencakup, potensi diri (minat,
abilitas, nilai-nilai dan sikap) serta kekuatan atau
kelebihan dan kekurangan/ kelemahan diri.
Bimbingan Karier
1. Pengerttian Bimbingan Karier di SMA
Menurut Munandir (dalam Hartono, 2010: 24)
bimbingan karier adalah proses membantu siswa dalam
hal
memahami
khususnya
dirinya,
memahami
memahami
lingkungan
lingkungan
dunia
kerja,
menentukan pilihan kerja, dan akhirnya membantunya
dalam mewujudkan keputusan yang diambilnya.
Menurut Hartono, (2010: 24) bimbingan karier
adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor
kepada
siswa
dalam
bentuk
berbagai
aktivitas
bimbingan kelompok atau individual, agar para siswa
mampu mencapai pemahaman diri, pemahaman karier,
dan
mampu
pengambilan
memperoleh
keputusan
mempertahankan
kemandirian
karier,
kariernya
dapat
dalam
dalam
meraih
dan
kehidupan
di
masyarakat.
Dari
uraian
diatas
penulis
menyimpulkan
bimbingan karier adalah suatu proses bantuan yang
diberikan oleh konselor kepada siswa dalam bentuk
bimbingan kelompok atau individu agar siswa dapat
memahami dirinya, memahami karier, mandiri dalam
merencanakan dan menentukan karier hingga dapat
meraih karier dan mempertahankan kariernya dalam
kehidupan di masyarakat.
2. Tujuan Bimbingan Karier di SMA
Pelaksanaan bimbingan karier di SMA bertujuan
agar
siswa
dapat
memahami
dirinya,
memahami
kariernya, dan mandiri dalam merencanakan karier
serta mandiri menentukan pilihan kariernya.
Menurut Hartono, (2010: 26) tujuan bimbingan
karier
di
memahami
SMA
sebagi
dirinya
berikut:
dalam
hal;
(1)
siswa
minat,
dapat
abilitaas,
kepribadian, nilai-nilai dan sikap, serta kelebihan dan
kekurangan-kekurangannya, (2) siswa dapat memahami
dunia kerja seperti berbagai jenis karier dan peluang
untuk mencapainya, (3) siswa dapat mempertemukan
potensi diri dan kesempatan-kesempatan alternatif
pilihan karier yang sesuai dengan potensi dirinya, (4)
siswa dapat memperoleh kemandirian dalam membuat
keputusan karier yang sesuai dengan potensi dirinya
dan mampu mengikuti pendidikan karier dengan baik,
dan (5) siswa dapat mengembangkan sikap positif
terhadap pilihan kariernya, meraih dan mempertahan
kariernya dalam kehidupan masyarakat mendatang.
Peters dan Shetzer (http://konselingindonesia.com, diakses
tanggal, 15 Mei 2010, Pkl. 21: 40 WIB), mengemukakan bahwa
tujuan bimbingan karir adalah membantu siswa dengan cara yang
sistematis dan terlibat dalam perkembangan karir. Guru pembimbing
hendaknya dapat membantu siswa merencanakan karirnya sesuai
dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
Surya (1988:14) menyatakan bahwa tujuan bimbingan karir
adalah membantu individu memperoleh kompetensi yang diperlukan
agar dapat menentukan perjalanan hidupnya dan mengembangkan
karir kearah yang dipilihnya secara optimal.
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan, tujuan bimbingan
karier sebagai berikut: (1) siswa dapat memahami dirinya sendiri yang
mencakup; minat, abilitas, nilai-nilai dan sikap, serta kelebihan dan
kekurangan diri sendiri, (2) siswa dapat memahami tentang dunia
kerja, (3) siswa dapat mencapai kematangan karier yang meliputi:
perencanaan karier, pemilihan karier secara mandiri, dan dapat
mengembangkan karier kearah yang lebih optimal.
3. Fungsi Bimbingan Karier
Menurut James C. Hansen, dan kawan-kawan, ada
empat fungsi utama bimbingan dalam memberikan
bantuan layanan bimbingan yang berkaitan dengan
pilihan pekerjaan, jabatan atau karier yaitu; (1) fungsi
yang berkenaan dengan masalah penempatan. Di sini
petugas bimbingan terlibat dalam kegiatan-kegiatan
yang
berkaitan
keterangan
dengan
adanya
analisis
lowongan
pekerjaan,
pekerjaan,
dan
serta
pembahasan tentang pengenbangan pekerjaan atau
penciptaan pekerjaan baru. Semua ini bermanfaat
sebagai
sumber
informasi
bagi
klien
yang
memerlukannya. (2) berkenaan dengan menyesuaikan
diri terhadap pekerjaan yang sedang dijabat. (3) fungsi
yang berkenan dengan kepuasan kerja dalam menjabat
suatu pekerjaan. Di sini sebelum seseorang memasuki
suatu
pekerjaan
tertentu
terlebih
dahulu
dibahas
mengenai segi positif dan segi negatif dari pekerjaan
kepada klien. Dengan pembahasan ini akan dapat
dipertemukan antara unsur subyektif dan realistik,
sehingga klien dapat memahami faktor-faktor kepuasan
kerja yang dijabat. (4) fungsi yang berkenaan dengan
masalah
pergantian
bimbingan
bertugas
pekerjaan.
Di
menangani
sini
petugas
klien-klien
yang
melepaskan pekerjaan atau jabatan, dan kemudian
mencari pekerjaan atau jabatan sebagai penggantinya,
( dikutip dari Dewa Ketut Sukardi, 1984: 252)
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa
bimbingan karier memiliki fungsi sebagai berikut: (1)
sebagai
sumber
membekali
siswa
informasi
agar
karier
mampu
bagi
siswa,
(2)
menyesuiakan
diri
dengan pilihan karier, (3) memberikan informasi kepada
siswa tentang segi positif dan negatif dari suatu karier,
sehingga siswa mampu mentukan karier yang realistik,
(4) membantu siswa dalam menyelesaikan masalah
masalah-masalah yang berkaitan dengan karier.
4. Prinsip-prinsip Bimbingan Karier di SMA
Menurut Hartono, (2010: 27), prinsip-prinsip
bimbingan karier sebagaiberikut:
1) Prinsip-primsip yang berkenaan dengan sasaran
layanan, yang mencakup: (1) bimbingan karier
melayani semua siswa tanpa memandang umur,
jenis kelamin, suku, bangsa, agama, dan status
sosial ekonomi, (2) bimbingan karier berurusan
dengan sikap dan tingkah laku siswa yang terbentuk
dari aspek kepribadian yang kompleks dan unik,
oleh karena itu bimbingan karier perlu menjangkau
keunikan dan kommpleksitas pribadi siswa, (3)
untuk meningkatkan pelayanan bimbingan karier
sesuai dengan kebutuhan siswa, perlu dipahamai
keunikan
siswa
dengan
berbagai
kekuatan,
kelemhan dan permasalahan kariernya, (4) setiap
aspek pola kepribadian yang kompleks seserorang
siswa, mengandung faktor-faktor yang secara
potensial mengarah kepada sikap dan pola-pola
tingkah laku yang tidak seimbang. Oleh karena itu
pelayanan
bimbingan
karier
harus
mempertimbangkan berbagai aspek kepribadian itu,
dan (5) meskipun beberapa individu memilki
persamaan dalam beberapa hal, perbedaan individu
harus dipahami dalam rangka upaya meamberikan
bimbingan karier kepada mereka.
2) Prinsip-prinsip
yang
berkenaan
dengan
permasalahan yang dialami siswa, meliputi: (1)
bimbingan karier berurusan dengan hal-hal yang
menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik
siswa dalam kaitannya dengan pekerjaan, dan
sebaliknya pengaruh lingkungan pekerjaan terhadap
kondisi mental dan fisik siswa, dan (2) kesenjangan
sosial, ekonomi, dan budaya merupakan faktor
timbulnya masalah siswa yang semuanya menjadi
perhatian bimbingan karier.
3) Prinsi-prinsip yang berkenaan dengan program
layanan, yang mencakup: (1) bimbingan karier
merupakan
bagian
integral
dari
pelayanan
bimbingan dan konseling, oleh karena itu program
bimbingan karier harus selaras dan dipadukan
dengan programnbimbingan dan konseling sekolah
(2) program bimbingan karier harus fleksibel,
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, masyarakat,
dan kondisi sekolah, (3) program bimbingan karier di
sekolah disusun secara berkelanjutan dari jenjang
pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi,
dan (4) pelaksanaan bimbingan karier perlu
dievaluasi (assesment) secara teratur dan terarah.
4) Pelaksanaan yang berkenaan dengan tujuan dan
pelaksanaan
pelayanan,
yang
meliputi:
(1)
bimbingan karier harus diarahkan untuk membantu
siswa yang akhirnya mampu membimbing dirinya
sendiri (self help) dalam menghadapi masalah
karier, (2) dalam proses bimbingan karier keputusan
yang diambil dan dilaksanakan siswa hendaknya
ataas keinginan siswa sendiri, bukan karena
kemauan atau desakan dari konselor atau pihak
lain, (3) permasalahan karier siswa harus ditangani
oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi, (4) kerja sama
knselor, guru-guru lain, dan orang tua sangat
menentukan hasil bimbingan karier, dan (5)
pengembangan program bimbingan karier dilakukan
melalui pemanfaatan hasil evaluasi (assesment)
terhadap siswa yang mendapatkan bimbingan
karier.
5. Layanan Informasi dalam Bimbingan Karier di
SMA
1)Pengertian Layanan Informasi Bimbingan Karier
Layanan informasi di SMA yang dilaksanakan
oleh konselor sekolah dapat dilaksanakan melalui
bimbingan kelompok dan individu. Dengan layanan
informasi akan secara langsung bisa membantu siswa
dalam memahami dirinya tentang potensi yang
dimilikinya, minat, nilai-nilai dan sikap, kekuatan dan
kelemahaman yang ada pada diri mereka sendiri.
Menurut Dewa Ketut (1984: 238). Pemberian
informasi
karier
kepada
para
siswa
di
sekolah
hendaknya mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan
individu
siswa,
sekolah,
dan
dunia
kerja
atau
lapangan kerja yang tersedia, serta dikaitkan dengan
kebutuhan-kebutuhan lain yang berhubungan dengan
perkembangan pribadi, pendidikan, dan sosial dari
individu siswa.
Hartono,
(2010:
32)
menyatakan
bahwa
layanan inforamsi dapat dilaksanakan oleh konselor
sekolah kepada seluruh konseli yang berlangsung di
dalam kelas melalui komunikasi secara langsung,
yang bertujuan agar konseli dapat memperoleh
pemahaman tentang diri yang mencakup: minat,
kemampuan, keterampilan, kepribadian, sikap dan
nilai-nilai) serta kondisi dunia kerja yang mencakup:
perkembangan dunia kerja, iklim kehidupan dunia
kerja, dan cara melamar pekerjaan.
2) Materi Layanan Informasi dalam Bimbingan Karier
Dalam penelitian ini penulis membatasi materi layanan
informasi dalam bimbingan karier yang diberikan kepada siswa
yakni: (a) layanan informasi bimbingan karier dengan topik
mengenal minat; (b) layanan informasi bimbingan karier dengan
topik memahami abilitas; (c) layanan informasi bimbingan karier
dengan topik memahami karakteristik kepribadian; (d) layanan
informasi bimbingan karier dengan topik nilai-nilai dan sikap
karier siswa.
Minat, merupakan perasaan tertarik dari seseorang terhadap
obyek atau kegiatan tertetu. Menurut Hartono (2010:70) minat
adalah suatu sikap ketertarikan individu pada suatu obyek,
aktivitas, perbuatan yang disertai adanya intensitas: perhatian,
perasaan senang, dan keterlibatan perilaku individu pada obyek,
aktivitas atau perbuatan tersebut.
Strong (dalam Hartono, 2010: 70) mengungkapakan empat
elemen minat yaitu: (1). Cognition (kognisi) merupakan atribut
kualitatif minat pertama yang ditandai adanya perhatian atau atensi
subyek pada suatu obyek atau aktivitas, (2). Affection (afeksi)
merupakan atribut kualitatif minat kedua yang ditandai adanya
perasaan senang terhadap suatu kegiatan atau aktivitas tertentu, (3).
Conation (konasi) merupakan atribut kualitatif minat ketiga yang
perwujudannya dalam bentuk adanya suatu kehendak pada aktivitas
atau kegiatan yang diminati, (4). Action (tindakan) merupakan
atribut kualitatif minat yang keempat yang ditandai adanya
perbuatan/ kegiatan pada bidang yang diminati.
Hartono (2010: 72), mengungkapkan ragam minat siswa
mencakup tiga kelompok yaitu: (1). Minat pada kegiatan intra
kurikuler, (2). Minat pada bidang kegiatan ekstra kurikuler, dan (3).
Minat pada kegiatan karier. Dengan demikian sesorang dikatakan
memiliki minat pada suatu aktivitas jika orang tersebut mampu
menunjukkan sikap tertariknya pada suatu aktivitas. Dengan
adanya layanan informasi dalam bimbingan karier diharapkan
siswa mampu mengenal minat mereka sendiri yang pada akhirnya
siswa merasa tertarik untuk mengembangkan minat yang ada dalam
diri mereka dan menunjang dalam merencana dan mengembangkan
karier mereka.
Abilitas,
menurut Maltby, Gage & Berliner (Hartono,
2010: 79) abilitas merupakan kemampuan individu yang mencakup
tiga aspek: Pertama, abilitas sebagai kemampuan untuk memahami
obyek abstrak seperti idea-idea, simbol-simbol, hubunganhubungan, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip, Kedua, abilitas
sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah seperti masalah
belajar, ekonomi, sosial, budaya dan masalah-masalah lain, Ketiga,
abilitas
sebagai
kemampuan
untuk
belajar
seperti
belajar
matematika, belajat tentang bahasa, belajar tentang komputer,
belajar tentang sejarahm dan lain-lain.
Hartono (2010:79), abilitas adalah sejauh mana kemampuan
atau kecerdasan individu dalam melakukan perbuatan atau
aktivitas, perbuatan atau aktivitas tersebut mencakup banyak hal
seperti aktivitas untuk memahami sesuatu hal yang bersifat abstrak
dan konkrit, aktivitas untuk memecahkan masalah (problem
solving), aktivitas belajar, dan aktivitas yang dapat mengahasilkan
produk yang berguna bagi masyarakat.
Kepribadian, kepribadian seseorang tergambar dari apa
yang dia inginkan, dan apa yang di lakukan seseorang dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Hartono, (2010: 89) kepribadian
adalah (1). Sebagai suatu sistem yang terorganisir dari berbagai
sifat-sifat yang unik yang menentukan perwujudan perilaku
seseorang, (2). Kepribadian bersifat dinamis artinya dapat
mengalami perubahan atas hasil interaksi faktor-faktor internal dan
faktor-faktor eksternal, dan (3). Kepribadian menggambarkan
keunikan seseorang.
Holand menguraikan tipe kepribadian sebagai berikut:
a). Tipe realistis, orang yang memiliki tipe kepribadian realistis
memiliki ciri-ciri: suka hal-hal yang praktis, pemalu, tulus,
patuh, berani berterus terang, rajin, materialis, kurang terlibat
dengan orang lain, suka pada sesuatu yang sudah pasti, dan
suka kegiatan di luar ruangan.
b). Tipe intelektual, orang yang memilki tipe kepribadian ini
memiliki
ciri-ciri:
selalu
ingin
tahu,
serius,
orisinil,
berpendirian teguh, selalu disiplin, suka menyelidiki sesuatu,
optimis, berfikir yang kompleks, kurang bergaul dan
menghargai pendekatan ilmiah.
c). Tipe artistik, individu yang memiliki tipe kepribadian artistik
memilki ciri-ciri: suka santai, seederhana, sulit menyesuaikan
diri, perasaan peka, mudah terpengaruh, idialis, imajinatif,
mudah emosional, ekspresionis, dan menghargai seni.
d). Tipe sosisal, individu yang bertipe kepribadian ini memiliki
ciri-ciri: mudah bergaul, mudah menyesuaikan diri, suka
menolong, ramah, mudah memahami orang lain, suka bekerja
sama, peduli sesama, menghargai perbedaan, mudah membuat
keputusan, dan suka membimbing orang lain.
e). Tipe usaha, orang yang bertipe kepribadian ini memiliki ciriciri: percaya diri, irit, rajin, mudah menyesuaikan diri,
enerjik/lincah, suka manipulasi, mampu memimpin, ingin
berkuasa, dan orang yang berambisius.
f). Tipe konvensional, individu yang bertipe kepribadian ini
memiliki ciri-ciri: patuh, setia, suka hal-hal yang praktis,
efisien, berbahasa yang baik, rajin, suka mengabdi, disiplin,
tidak suka hal-hal yang imajinatif, dan suka bekerja keras.
Nilai dan Sikap, nilai dan sikap merupakan dua hal yang
berbeda namun saling berkaitan. Nilai merupakan keyakinan
seseorang menegenai cara bertingkah laku terhadap tujuan akhir
dari individu, sedangkan sikap menurut Hartono (2010:97) sikap
merupakan kecendrungan merespon atau pernyaataan evaluatif
seseorang kepada sesuatu hal. Nilai seseorang memiliki orientasi
seperti; orientasi diri, orientasi keluarga, dan orientasi sosial.
Orientasi diri, menganggap sangat penting pertimbangan
pribadi menjadi prioritas dalam mengambil keputusan atau
tindakan. Individu lebih mengutamakan pandakan pribadi untuk
memilih suatu tindakan seperti dalam memilih olah raga,
pendidikan, keterampilan, atau pekerjaan yang baik bagi dirinya.
Orientasi keluarga, pertimbangan dalam menentukan suatu
tindakan itu baik atau tidak perlu dilakukan atau tidak, lebih
menekankan pada kepentingan keluarga. Individu dengan orientasi
nilai ini lebih memperioritaskan apakah suatu tindakan akan
dilakukan atau tidak lebih mengutamakan apakah tindakan tersebut
menguntungkan atau justru dapat merugikan keluarga.
Orientasi sosial, Pertimbangan individu dalam orientasi
sosial ini menaruh nilai tertinggi pada pandangan orang lain.
Sesuatu akan dilakukan bila dengan tindakan tersebut dapat
membantu orang lain dan ia tidak akan melakukan bila mana
tindakannya dapat merugikan orang lain.
3)Metode Layanan Informasi dalam Bimbingan
Karier
Layanan informasi dapat diselenggarakan melalui berbagai
cara seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi selanjutnya dapat
dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto, film, video,
dan peninjauan tempat-tempat atau objek-objek yang di maksud.
Uraian mengenai metode pemberian informasi bimbingan karier
adalah sebagai berikut:
a)
Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang digunakan untuk
menyampaikan keterangan atau informasi dan termasuk
metode yang paling sederhana. Metode ceramah ini akan bagus
jika didukung dengan alat-alat dan media. Penyajian informasi
ini dapat dilakukan oleh konselor/ guru pembimbing, kepala
sekolah, guru-guru dan dapat juga dengan mendatangkan
narasumber.
b)
Diskusi
Metode diskusi yaitu metode informasi untuk bertukar
informasi, pendapat-pendapat dan unsur-unsur pengalaman
secara teratur dengan maksud-maksud mendapat pengertian
yang lebih jelas dan lebih cermat dengan topik yang dibahas.
Di dalam diskusi siswa didorong untuk mendapatkan sebanyak
mungkin bahan informasi yang akan disajikan dan guru
pembimbing memberikan pengarahan ataupun melengkapi
informasiinformasi yang akan dibahas. Diskusi dapat menarik
perhatian siswa jika dalam diskusi tersebut menampilkan
berbagai contoh dan peragaan.
c)
Karyawisata
Metode karyawisata yaitu metode yang dapat membantu
siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber yang ada
dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan
mereka, dan juga dapat membantu mengembangkan sikap-
sikap terhadap pendidikan, pekerjaan dan berbagai masalah
dalam masyarakat.
d)
Buku Panduan
Metode buku panduan yaitu metode yang dapat digunakan
untuk membantu siswa dalam mendapatkan banyak informasi
yang berguna seperti buku panduan sekolah, pekerjaan, selain
itu juga siswa dapat diajak untuk membuat buku karier yang
merupakan kumpulan berbagai artikel dan keterangan tentang
pekerjaan atau pendidikan dari koran atau media cetak.
e)
Konferensi Karier
Metode konferensi karier yaitu metode yang melibatkan
para narasumber baik dari kepala usaha, jawatan atau dinas
pendidikan untuk menyajikan tentang berbagai aspek program
pendidikan, latihan atau pekerjaan dengan melibatkan siswa
sehingga terjadi suatu tanya jawab dan diskusi. Pola yang
diikuti dalam konferensi karier yaitu menyisihkan waktu
selama satu jam/ lebih di luar hari-hari sekolah setiap semester,
menyediakan waktu sehari penuh/ lebih setiap semester untuk
mengadakan konferensi karier, dan menyediakan jadual
konferensi dengan mengadakan pertemuan sekali setiap
minggu, serta mengadakan pekan bimbingan karier selama satu
minggu terus menerus.
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode ceramah, diskusi dan tugas disertai dengan tanya jawab
sehingga terjadi suatu komunikasi langsung dua arah. Dengan
adanya metode tersebut siswa akan memperoleh kesempatan
yaitu berupa pengalaman dan informasi/ pengetahuan/ wawasan
tentang dirinya sendiri yakni memahami tentang potensi diri,
dan kekuatan dan kelemahan diri sendri.
Hubungan Layanan Informasi dalam Bimbingan Karier
Terhadap Pemahaman Diri Siswa.
Layanan
informasi
bimbingan
karier
adalah
seperangkat kegiatan dalam memberikan informasi karier
kepada siswa sehingga dengan informasi-informasi itu
siswa dapat memahami dirinya sendiri yaitu pengenalan
lebih dalam tentang potensi diri, kekuatan dan kelemahan
dirinya sendiri.
Pelaksanaan layanan informasi secara efektif dengan
materi layanan tentang potensi diri yang mencakup minat,
abilitas,
nilai-nilai
dan
sikap,
serta
kelebihan
dan
kekurangan diri secara signifikan dapat meningkatkan
pemahaman diri siswa SMA. Hal ini terbukti seperti pada
penelitian yang dilaksanakan oleh Nur Khayati (UNNES)
tentang
(Efektivitas Layanan Informasi dalam Bimbingan Karier
terhadap Kesiapan Kerja ditinjau dari Aspek Psikologis pada Siswa kelas
III, Tahun Pelajaran 2005/ 2006), bahwa Minat, pada pemahaman minat,
skor yang dihasilkan dalam pre test adalah 65,6% dengan kriteria sedang,
setelah diberikan layanan informasi bimbingan karier menunjukkan
adanya peningkatan skor sebesar 78,1% yaitu dengan kriteria tinggi berarti
selisih peningkatannya sebesar 12,5%. Nilai, pada pemahaman nilai yang
diyakini memperoleh skor yang dihasilkan dalam pre test adalah 59,1%
dengan kriteria sedang, setelah diberikan layanan informasi bimbingan
karier menunjukkan adanya peningkatan skor sebesar 80,2% yaitu dengan
kriteria tinggi berarti selisih peningkatannya sebesar 21,1%, Sikap, pada
pengembangan sikap skor yang dihasilkan dalam pre test adalah 61,6%
dengan kriteria sedang, setelah diberikan layanan informasi bimbingan
karier menunjukkan adanya peningkatan skor sebesar 81,6% yaitu dengan
kriteria tinggi berarti selisih peningkatannya sebesar 20,0%.
Selain hal diatas yang membuktikan bahwa layanan informasi
bimbingan karier memiliki kaitan yang sangat erat dengan pemahaman diri
siswa, Ahmat Sudrajat juga menerangkan bahwa salah satu tujuan khusus
bimbingan konseling yang terkait dengan aspek karier adalah memiliki
pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan (http://tyanrisdiana.blogspot.com)
Hartono juga membuktikan dalam penelitiannya tentang bimbingan
karier berbantuan komputer untuk siswa SMA yang menerangkan bahwa
aspek pemahaman diri siswa mengalami peningkatan setelah diberi
layanan bimbingan karier berbantuan komputer dimana siswa diberikan
informasi tentang potensi diri melalui jaringan online.
Hal-hal diatas merupakan bukti bahwa terdapat hubungan antara
bimbingan karier dengan pemahaman diri, dimana pemahaman diri itu bisa
diwujudkan melalui layanan informasi dalam bidang bimbingan karier.
Download